bab 1 2 3 seminar desy

27
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya kota-kota besar merupakan pusat kegiatan, baik industri, ekonomi dan pemerintahan. Populasi penduduk kota yang besar dan cenderung meningkat mengakibatkan meningkatnya jumlah kebutuhan fisik pendukung, baik kebutuhan primer maupun sekunder. Untuk memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat tersebut maka pemasalahan yang timbul juga semakin banyak. Salah satu  permasalahan kota yang sering dihadapi dengan meningkatnya kebutuhan  penduduknya adalah semakin tingginya aktivitas kendaraan angkutan barang untuk mensupply barang dari titik produksi atau distributor ke pusat perbelanjaan atau sebaliknya. Setiap pergerakan kendaraan pasti dimulai dan diakhiri oleh keadaan berhenti tetap, yang disebut dengan dengan parkir. Termasuk dalam hal ini adalah kendaraan angkutan barang. Kendaraan angkutan barang mempunyai karakteristik utama yaitu memiliki dimensi yang besar, akibat dimensi yang besar ini manuver pergerakannya umumnya lebih lambat dan membutuhkan ruang yang lebih besar untuk bergerak maupun parkir. Selain itu angkutan barang juga memerlukan waktu untuk aktivitas loading dan unloading barang serta proses pengantaran (good conveyance) dengan tenaga manusia untuk sampai ke tempat tujuan akhir barang tersebut (misalnya toko). Dengan demikian khusus terkait dengan pusat perbelanjaan, keberadaan angkutan  barang menjadi sangat mempen garuhi kapasitas ruang parkir. Semakin besar aktivitas angkutan barang, baik yang meninggalkan atau menuju pusat kegiatan, maka semakin  besar pula kebutuhan ruang parkir. Kondisi semacam ini sesungguhnya membutuhkan ruang parkir yang memadai, namun persediaan ruang parkir di kawasan pusat kota biasanya sangat terbatas. Permasalahan parkir merupakan masalah umum dijumpai di kota-kota besar akibat keterbatasan lahan. Dalam usaha menangani masalah tersebut, tidak hanya diperlukan pengadaan lahan parkir yang cukup, namun juga diperlukan manajemen Universitas Indonesia

Upload: ibrahimdarussalam

Post on 09-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 1 2 3 Seminar Desy

7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy

http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 1/27

1

BAB I 

PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang

Pada umumnya kota-kota besar merupakan pusat kegiatan, baik industri,

ekonomi dan pemerintahan. Populasi penduduk kota yang besar dan cenderung

meningkat mengakibatkan meningkatnya jumlah kebutuhan fisik pendukung, baik

kebutuhan primer maupun sekunder. Untuk memenuhi kebutuhan yang semakin

meningkat tersebut maka pemasalahan yang timbul juga semakin banyak. Salah satu

 permasalahan kota yang sering dihadapi dengan meningkatnya kebutuhan

 penduduknya adalah semakin tingginya aktivitas kendaraan angkutan barang untukmensupply barang dari titik produksi atau distributor ke pusat perbelanjaan atau

sebaliknya.

Setiap pergerakan kendaraan pasti dimulai dan diakhiri oleh keadaan berhenti

tetap, yang disebut dengan dengan parkir. Termasuk dalam hal ini adalah kendaraan

angkutan barang. Kendaraan angkutan barang mempunyai karakteristik utama yaitu

memiliki dimensi yang besar, akibat dimensi yang besar ini manuver pergerakannya

umumnya lebih lambat dan membutuhkan ruang yang lebih besar untuk bergerak

maupun parkir. Selain itu angkutan barang juga memerlukan waktu untuk aktivitas

loading dan unloading barang serta proses pengantaran (good conveyance) dengan

tenaga manusia untuk sampai ke tempat tujuan akhir barang tersebut (misalnya toko).

Dengan demikian khusus terkait dengan pusat perbelanjaan, keberadaan angkutan

 barang menjadi sangat mempengaruhi kapasitas ruang parkir. Semakin besar aktivitas

angkutan barang, baik yang meninggalkan atau menuju pusat kegiatan, maka semakin

 besar pula kebutuhan ruang parkir. Kondisi semacam ini sesungguhnya

membutuhkan ruang parkir yang memadai, namun persediaan ruang parkir di

kawasan pusat kota biasanya sangat terbatas.

Permasalahan parkir merupakan masalah umum dijumpai di kota-kota besar

akibat keterbatasan lahan. Dalam usaha menangani masalah tersebut, tidak hanya

diperlukan pengadaan lahan parkir yang cukup, namun juga diperlukan manajemen

Universitas Indonesia

Page 2: Bab 1 2 3 Seminar Desy

7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy

http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 2/27

2

 parkir yang baik, dimana kebutuhan akan lahan parkir ( demand ) dan prasarana yang

disediakan ( supply ) haruslah seimbang dan disesuaikan dengan karakteristik

 pengguna parkir, termasuk karakteristik angkutan barang.

Pasar Jatinegara sebagai salah satu pusat perbelanjaan grosir yang berada DKI

Jakarta tidak terlepas dari masalah parkir. Sebagai pusat perbelanjaan grosir, jenis

angkutan yang cukup mendominasi lahan parkir Pasar Jatinegara adalah jenis

kendaraan angkutan barang. Akibat meningkatnya aktivitas perekonomian di Pasar

Jatinegara mengakibatkan peningkatan jumlah kendaraan angkutan barang. Hal ini

menimbulkan masalah serius akibat ketidaksesuaian ketersedian lahan parkir

dibandingkan dengan jumlah kendaraan angkutan barang yang ada. Kondisi ini

diperparah oleh adanya larangan parkir on-street pada hari kerja sejak tanggal 17 juni2013 sehingga kapasitas parkir semakin berkurang. Berbeda dengan upaya

mengendalikan perjalanan orang (person trip) yang dapat dilakukan dengan

mengalihkan mereka pada moda angkutan umum, pada perjalanan terkait barang

tidak dapat dihindarkan keberadaan angkutan barang di pusat kota, dalam hal ini

 pusat perbelanjaan, karena angkutan barang merupakan induk dalam logistik barang..

Dengan demikian maka perlu dilakukan penelitian mengenai karakteristik dan

kebutuhan parkir angkutan barang, khususnya di wilayah pusat perbelanjaan

termasuk kegiatan pengantar barang (good conveyance) sehingga diharapkan dapat

dilakukan manajemen parkir yang lebih efektif, yang tidak hanya memperhatikan

keberadaan kendaraan pengangkut orang tetapi juga kendaraan angkutan barang.

1.2.  Rumusan Masalah

Akibat meningkatnya aktivitas perekonomian di Pasar Jatinegara maka terjadi

 peningkatan jumlah kendaraan angkutan barang. Hal ini menimbulkan masalah serius

akibat ketidaksesuaian ketersedian lahan parkir dibandingkan dengan jumlah

kendaraan angkutan barang yang ada. Disisi lain, kendaraan angkutan barang

memiliki karakteristik yang berbeda dengan kendaraan lainnya. Akibat dimensi,

manuver maupun kebutuhan proses loading dan unloading serta pengantaran barang

Universitas Indonesia

Page 3: Bab 1 2 3 Seminar Desy

7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy

http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 3/27

3

dari angkutan barang mengakibatkan kebutuhan ruang parkirnya menjadi khusus.

Oleh karena itu diperlukan manajemen parkir yang memperhatikan secara khusus

keberadaan angkutan barang sehingga diharapkan lalu litas angkutan barang tersebut

menjadi lebih lancar dan perekonomian meningkat. Berdasarkan hal ini, maka dapat

dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut :

1.  Bagaimanakah karakteristik parkir angkutan barang di Pasar Jatinegara sebelum

dan sesudah diberlakukannya larangan parkir on-street?

2.  Bagaimana karakteristik pengantar barang (good conveyance) di Pasar jatinegra?

3.  Bagaimana efektifitas pengaturan ruang parkir khususnya terhadap kendaraan

angkutan barang di Pasar Jatinegara?

1.3.  Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk :

1.  Menganalisis karakteristik parkir kendaraan angkutan barang di Pasar Jatinegara

sebelum dan sesudah diberlakukannya larangan parkir on-street.

2.  Menganalisis karakteristik pengantar barang di Pasar Jatinegara.

3.  Menganalisis efektifitas pengaturan ruang parkir, khususnya terhadap kendaraan

angkutan barang di Pasar Jatinegara.

1.4.  Batasan Masalah

Dari permasalahan yang telah disebutkan di atas, maka batasan permasalahan

dalam penelitian ini adalah : jenis kendaraan yang disebut sehingga angkutan barang

adalah semua jenis kendaraan yang digunakan untuk mengangkut barang untuk

kebutuhan komersial. 

Universitas Indonesia

Page 4: Bab 1 2 3 Seminar Desy

7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy

http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 4/27

4

1.5.  Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini akan menggunakan metode penulisan sebagai berikut :

1.  BAB I PENDAHULUAN

Berisikan tentang latar belakang penilitian ini dibuat, tujuan penelitian, rumusan

masalah, dan sistematika penulisan.

2.  BAB II STUDI PUSTAKA

Berisi uraian-uraian dasar teori yang mendukung analisi permasalahan yang akan

dilakukan.

3.  BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Berisi tentang metode yang digunakan dalam melaksanakan penelitian

4.  BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

Berisi informasi mengenai tata cara dan pengumpulan data dari obyek penelitian

dan pengolahan terhadap data tersebut

5.  BAB V PENUTUP

Berisikan tentang kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan pada bab-bab

sebelumnya dan saran mengenai temuan-temuan penting untuk dijadikan masukan

yang diperoleh dari penelitian ini.

Universitas Indonesia

Page 5: Bab 1 2 3 Seminar Desy

7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy

http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 5/27

5

BAB II

STUDI PUSTAKA

2.1.  Pengertian Dasar Parkir

Parkir adalah keadaan tidak bergerak dari suatu kendaraan yang bersifat 

sementara (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1996).  Selain pengertian di atas

 beberapa ahli memberikan definisinya tentang  parkir, yaitu : 

1.  Parkir adalah memangkalkan / menempatkan dengan memberhentikan kendaraan

angkutan orang/barang (bermotor/tidak bermotor) pada suatu tempat parkir dalam

 jangka waktu tertentu (Tamin, 2008). 

2.  Semua kendaraan tidak mungkin bergerak terus, pada suatu saat ia harus berhenti

untuk sementara waktu (menurunkan muatan) atau berhenti cukup lama yang

disebut parkir (Warpani,1992). 

2.2.  Parkir Dalam Sistem Transportasi

Pada dasarnya sistem transportasi terbagi atas 3 elemen utama yaitu 

kendaraan, prasarana lintasan dan terminal. Lalu-lintas berjalan menuju suatu tempat  

tujuan dan setelah mencapai tempat tersebut kendaraan membutuhkan suatu tempat 

 pemberhentian. Tempat pemberhentian tersebut kemudian disebut sebagai ruang 

 parkir. Agar sistem transportasi kendaraan menjadi lebih efisien maka pada tempat-

tempat  yang dianggap dapat membangkitkan pergerakan perjalanan harus 

menyediakan fasilitas pelayanan yang memadai. Bertambahnya jumlah penduduk dan

kepemilikan  kendaraan akan meningkatkan permintaaan terhadap jalan untuk

menampung  kegiatan lalu lintas. Penyediaan tempat-tempat parkir di pinggir jalan

 pada lokasi  jalan tertentu baik di badan jalan maupun dengan menggunakan sebagian

dari perkerasan jalan mengakibatkan turunnya kapasitas jalan, terhambatnya arus lalu 

lintas dan penggunaan jalan menjadi tidak efektif (Pusdiklat Direktorat Jendral 

Perhubungan Darat, 1995). Penyediaan fasilitas parkir juga dapat berfungsi sebagai

salah satu alat  pengendali lalu lintas. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka pada

Universitas Indonesia

Page 6: Bab 1 2 3 Seminar Desy

7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy

http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 6/27

6

kawasan-kawasan  tertentu dapat disediakan fasilitas parkir untuk umum yang

diusahakan  sebagai suatu kegiatan usaha yang berdiri sendiri dengan memungut

 bayaran. Fasilitas tersebut dapat berupa gedung parkir dan taman parkir. Penyediaan

fasilitas  parkir ini dapat pula merupakan penunjang kegiatan ataupun bagian yang

tidak   terpisahkan dari kegiatan pokok misalnya gedung pertokoan ataupun

 perkantoran.

2.3.  Jenis Parkir

Sarana parkir merupakan bagian dari sistem transportasi dalam perjalanan

mencapai tujuan karena kendaraan yang digunakan memerlukan parkir. Sarana parkir

ini pada dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi (Direktorat Jendral PerhubunganDarat, 1998) :

1.  Parkir di jalan (on-street parking)

Parkir on-street adalah jenis parkir yang penempatannya di sepanjang tepi badan

 jalan dengan ataupun tidak melebarkan badan jalan itu sendiri bagi fasilitas parkir.

Parkir jenis ini sangat menguntungkan bagi pengunjung yang menginginkan parkir

dekat dengan tempat tujuan. Tempat parkir seperti ini dapat ditemui di kawasan

 pemukiman berkepadatan cukup tinggi serta pada kawasan pusat perdagangan dan

 perkantoran yang umumnya tidak siap untuk menampung pertambahan dan

 perkembangan jumlah kendaraan yang parkir. Kerugian parkir jenis ini dapat

mengurangi kapasitas jalur lalu lintas yaitu badan jalan yang digunakan sebagai

tempat parkir. Parkir ini terdiri dari (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998) :

a.  Parkir di daerah perumahan

 b.  Parkir di pusat kota, tidak dikontrol (uncontrolled)

c.  Parkir di pusat kota, terkontrol (controlled)

2.  Parkir di luar jalan (off street parking)

Untuk menghindari terjadinya hambatan akibat parkir kendaraan di badan jalan

 parkir di luar badan jalan / off-street parking menjadi pilihan yang terbaik. Terdapat

dua jenis parkir di luar badan jalan, yaitu :

Universitas Indonesia

Page 7: Bab 1 2 3 Seminar Desy

7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy

http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 7/27

7

a.  Pelataran parkir

Pelataran parkir di daerah pusat kota sebenarnya merupakan suatu bentuk yang

tidak ekonomis. Karena itu di pusat kota umumnya jarang terdapat peralatan parkir

yang dibangun oleh gedung-gedung yang berkepentingan, dimana masalah

keuntungan ekonomi dari parkir bukan lagi merupakan suatu hal yang penting.

 b.  Gedung parkir bertingkat

Saat ini bentuk yang banyak dipakai adalah gedung parkir bertingkat, dengan

 jumlah lantai yang optimal 5, serta kapasitas sekitar 500 sampai 700 mobil. Terdapat

dua alternatif biaya parkir yang akan diterima oleh pemakai kendaraan, tergantung

 pada pihak pengelola parkir, yaitu pihak pemerintah setempat menerapkan biaya

nominal atau pemerintah setempat menyerahkan pada pihak operator komersial yang

menggunakan biaya struktural. Biasanya pemerintah lokal mengatasi defisit parkir di

luar badan jalan tadi dengan Dana Pajak (Rate Fund) atau dari surplus parkir meter.

Berbeda dengan pihak swasta yang terlibat dalam properti, pihak swasta yang terlibat

dalam bisnis perparkiran ini tidak menerima subsidi dari pemerintah sehingga tidak

ada cara lain untuk tetap dapat berbisnis di bidang ini dan mendapatkan profit. Hal

inilah yang perlu mendapatkan pengawasan dari pemerintah dalam pelaksanaannya,

sebab penerapan tarif oleh pengelola yang tujuannya adalah untuk mendapatkankeuntungan akan menerapkan tarif yang lebih tinggi dari tarif yang seharusnya. Hal

ini tentu akan merugikan masyarakat sebagai pengguna jasa parkir dan mengurangi

kenyamanan dalam penggunaannya

.

Beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan berkaitan dengan parkir di luar jalan

ini, yaitu :

1.  Penyediaan petak parkir yang optimal,

2.  Peningkatan efisiensi pengendara pada saat keluar-masuk ruang parkir,

3.  Menciptakan suasana yang aman dan nyaman, dan

4.  Menata pintu masuk dan keluar fasilitas parkir dengan jalur pejalan kaki atau arus

lalu lintas setempat agar nyaman dan aman.

Universitas Indonesia

Page 8: Bab 1 2 3 Seminar Desy

7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy

http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 8/27

8

2.4.  Posisi Parkir

Posisi parkir kendaraan baik on street parking maupun off street parking akan

sangat menentukan dalam besar kecilnya ruang parkir yang dibutuhkan dan

 pengefektifannya. Menurut posisi parkir kendaraan dibedakan menjadi beberapa tipe,

yaitu (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998) :

a.  Parkir secara paralel/bersudut 180° terhadap sisi jalan atau dinding bangunan.

Posisi parkir ini untuk on street parking mempunyai keuntungan yaitu reduksi

lebar badan jalan tidak terlalu besar sehingga tidak terlalu mengganggu gerakan lalu

lintas, akan tetapi panjang yang terpakai akan lebih besar akibatnya hanya mampu

menampung sedikit kendaraan.

Gambar 2. 1. Parkir secara paralel atau bersudut 180°

 b.  Parkir tegak lurus atau bersudut 90° terhadap sisi jalan atau dinding bangunan.

Posisi parkir ini untuk on street parking mempunyai keuntungan yaitu ruang

 parkir dapat ditempati lebih banyak, akan tetapi reduksi terhadap badan jalan lebih

 besar dibandingkan dengan cara parkir sejajar sisi jalan.

Gambar 2. 2. Parkir tegak lurus atau bersudut 90°

Universitas Indonesia

Page 9: Bab 1 2 3 Seminar Desy

7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy

http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 9/27

9

c.  Parkir bersudut 30°, 45°, dan 60° terhadap sisi jalan atau dinding bangunan.

Pada on street parking, cara parkir seperti ini dapat menjadi salah satu jalan

tengah yang diambil untuk memperkecil reduksi lebar badan jalan. Sedangkan pada

off street parking bermanfaat untuk mencari efisiensi penggunaan ruang parkir.

Gambar 2. 3. Parkir Menyudut dengan Sudut 30°

Gambar 2. 4. Parkir Menyudut dengan Sudut 45°

Gambar 2. 5. Parkir Menyudut dengan Sudut 60°

Universitas Indonesia

Page 10: Bab 1 2 3 Seminar Desy

7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy

http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 10/27

10

2.5.  Status Parkir

Menurut statusnya parkir dapat dikelompokkan menjadi (Direktorat Jendral

Perhubungan Darat, 1998) : 

1.  Parkir umum 

Parkir umum adalah perparkiran yang menggunakan tanah-tanah, jalan-jalan atau

lapangan-lapangan yang dimiliki/dikuasai dan pengelolaannya diselenggarakan oleh

Pemerintah Daerah.

2.  Parkir khusus

Parkir khusus adalah perparkiran yang menggunakan tanah-tanah yang dikuasai

dan pengelolaannya diselenggarakan oleh pihak ketiga.

3. 

Parkir daruratParkir darurat adalah perparkiran di tempat-tempat umum, baik menggunakan

tanah, jalan atau lapangan milik atau penguasaan Pemerintah Daerah atau swasta

karena kegiatan insidentil.

4.  Taman parkir

Taman parkir adalah suatu areal bangunan perparkiran yang dilengkapi fasilitas

sarana perparkiran yang pengelolaannya diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.

5.  Gedung parkir

Gedung parkir adalah bangunan yang dimanfaatkan untuk tempat parkir

kendaraan yang penyelenggaraannya oleh Pemerintah Daerah atau pihak yang

mendapat ijin dari Pemerintah Daerah.

2.6.  Parkir Menurut Jenis Tujuan Parkir

Menurut jenis tujuan parkir dapat digolongkan menjadi (Direktorat Jendral

Perhubungan Darat, 1998) :

1.  Parkir penumpang, yaitu parkir untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.

2.  Parkir barang, yaitu parkir untuk bongkar muat barang.

Keduanya sengaja dipisahkan agar parkir penumpang dan barang tidak saling

mengganggu.

Universitas Indonesia

Page 11: Bab 1 2 3 Seminar Desy

7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy

http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 11/27

11

2.7.  Teori Perancangan

2.7.1.  Dimensi Ruang

Suatu “Satuan Ruang Parkir” (SRP) adalah tempat untuk satu kendaraan.Pada

tempat dimana parkir dikendalikan, maka tempat parkir harus diberi marka pada

 permukaan jalan. Dimensi ruang parkir menurut Dirjen Perhubungan Darat

dipengaruhi oleh: 

1.  Lebar total kendaraan 

2.  Panjang total kendaraa 

3.  Jarak bebas 

4.  Jarak bebas arah lateral 

Penentuan “Satuan Ruang Parkir” (SRP) dibagi atas tiga jenis kendaraanseperti terlihat pada tabel 2.1.

Tabel 2. 1 Penentuan Satuan Ruang Parkir

No Jenis kendaraan Satuan Ruang Parkir

1. Mobil penumpang untuk golongan I 2.30 x 5.00

2. Mobil penumpang untuk golongan II 2.50 x 5.00

3. Mobil penumpang untuk golongan III 3.00 x 5.00

4. Bus / Truck 3.40 x 12.50

5. Motor 0.75 x 2.00

Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan, 1996

•  Golongan I : karyawan / pekerja kantor, tamu/pengunjung pusat

kegiatan perkantoran, perdagangan, pemerintahan, universitas.

Universitas Indonesia

Page 12: Bab 1 2 3 Seminar Desy

7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy

http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 12/27

12

•  Golongan II : pengunjung tempat olah raga, pusat hiburan/rekreasi,

hotel, pusat perdagangan eceran/swalayan, rumah sakit, bioskop.

•  Golongan III : orang cacat

2.7.2.  Kebutuhan Ruang Gerak

Kebutuhan ruang gerak kendaraan parkir dipengaruhi oleh:

1.  Sudut parkir

2.  Lebar ruang parkir

3.  Ruang parkir efektif

4.  Ruang maneuver

5.  Lebar pengurangan manuver (2,5 m)

Standar kebutuhan gerak yang disarankan oleh Direktorat Jendral

Perhubungan Darat dapat dilihat pada tabel 2.2.

Tabel 2. 2. Kebutuhan Ruang Gerak Kendaraan

Sudut parkir

(0⁰)

Lebar Ruang Parkir

(m)

Ruang Parkir Efektif

(m)

Ruang Manuver

(m)

0 2,3 2,3 3,0

30 2,5 4,5 2,9

45 2,5 5,1 3,7

60 2,5 5,3 4,6

90 2,5 5,0 5,8

Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan, 1996

Universitas Indonesia

Page 13: Bab 1 2 3 Seminar Desy

7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy

http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 13/27

13

2.7.3.  Standar Kebutuhan Ruang Parkir

Standar kebutuhan ruang parkir akan berbeda-beda untuk tiap jenis tempat

kegiatan. Hal ini disebabkan antara lain karena perbedaan tipe pelayanan, tarip yang

dikenakan, ketersediaan ruang parkir, tingkat kepemilikan kendaraan bermotor, dan

tingkat pendapatan masyarakat. Dari hasil studi Direktorat Jendral Perhubungan

Darat, standar kebutuhan ruang parkir untuk pusat perdagangan dapat disajikan dalam

tabel 2.3.

Tabel 2. 3. Kebutuhan SRP di pusat perdagangan

Luas Area Total (100 m²) 10 20 50 100 500 1000 1500 2000

Kebutuhan SRP 59 67 88 125 415 777 1140 1502

Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan, 1996

2.7.4.  Faktor-Faktor Penentu Perencana Parkir

Agar parkir dapat digunakan sesuai dengan fungsinya, maka dalam sebuah

 pengadaan sarana parkir diperlukan perencanaan dan perancangan yang baik.

Perancangan parkir ini harus memperhatikan perencanaan dan perancangan suatu

kota agar tidak saling mengganggu. Faktor-faktor penentu yang sangat

mempengaruhi perancangan parkir adalah sebagai berikut:

1.  Tingkat Motorisasi

Tingkat motorisasi adalah pengelompokan kelas menurut tinggi rendahnya angka

kepadatan mobil, yaitu banyaknya mobil penumpang yang terdapat pada setiap 100

 penduduk. Untuk setiap kota tingkat motorisasi berbeda-beda tergantung dari tingkat

kemakmuran penduduknya. Tingkat motorisasi dikelompokkan menjadi (Joseph de

Chaira & Lee Koppelman,1975) :

a.  Kelas 1 (daerah pinggiran kota)

Universitas Indonesia

Page 14: Bab 1 2 3 Seminar Desy

7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy

http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 14/27

14

Mempunyai tingkat motorisasi 0 - 10 mobil per 100 penduduk.

 b.  Kelas 2 (daerah kota bagian luar)

Mempunyai tingkat motorisasi 10 - 20 mobil per 100 penduduk.

c.  Kelas 3 (daerah kota bagian dalam)

Mempunyai tingkat motorisasi 20 - 30 mobil per 100 penduduk.

d.  Kelas 4 (daerah pusat kota)

Mempunyai tingkat motorisasi lebih dari 30 mobil per 100 penduduk.

2.  Faktor Lokasi dan Fungsi Kota

Faktor lokasi sangat berpengaruh sebagai penentu jenis dan cara parkir. Suatu

kawasan kota yang difungsikan sebagai pusat kegiatan kota akan membutuhkansarana parkir yang lebih besar daripada kawasan-kawasan lainnya,misalnya kawasan

 perumahan. Kawasan kota dengan lalu lintas yang padat akan membutuhkan

 pemecahan tersendiri dibanding dengan jenis dan cara parkir di Kawasan kota dengan

lalu lintas kurang padat. Di kawasan pusat kegiatan pada kenyataannya kebutuhan

akan sarana parkir di luar jalan (off street parking) cukup besar, meski pada

umumnya memiliki lahan yang terbatas. Nilai tanah yang tinggi dan daya tampung

yang sedikit membuat pelataran parkir menjadi tidak ekonomis. Oleh karenanya di

kawasan pusat kegiatan kota penggunaan sarana parkir yang sesuai adalah dengan

 bangunan parkir yang bertingkat.

2.8.  Metode Analisis Kebutuhan Parkir

Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk menentukan kebutuhan

 parkir (Tamin, 2008), antara lain :

a.  Metode berdasarkan kepemilikan kendaraan

Metode ini mengasumsikan adanya hubungan antara luas lahan parkir dengan

 jumlah kendaraan yang tercatat di pusat kota. Semakin meningkat jumlah penduduk,

maka kebutuhan lahan parkir akan semakin meningkat karena kepemilikan kendaraan

meningkat.

 b.  Metode berdasarkan luas lantai bangunan

Universitas Indonesia

Page 15: Bab 1 2 3 Seminar Desy

7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy

http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 15/27

15

Metode ini mengasumsikan bahwa kebutuhan lahan parkir sangat terkait dengan

 jumlah kegiatan tersebut dilakukan, seperti : pusat perbelanjaan, pertokoan dan lain

sebagainya.

c.  Metode berdasarkan selisih terbesar kedatangan dan keberangkatan

Kebutuhan parkir didapat dengan menghitung akumulasi terbesar pada selang

waktu pengamatan. Akumulasi parkir adalah jumlah kendaraan parkir pada suatu

tempat pada selang waktu tertentu. Dimana jumlah kendaraan parkir tidak akan

 pernah sama pada suatu tempat dengan tempat lainnya dari waktu ke waktu.

2.9.  Karakteristik Parkir

Karakteristik parkir dimaksudkan sebagai sifat – sifat dasar yang memberikan penilaian terhadap pelayanan parkir dan permasalahan parkir yang terjadi pada daerah

studi. Berdasarkan karakteristik parkir, akan dapat diketahui kondisi perparkiran yang

terjadi pada daerah studi seperti mencakup volume parkir, akumulasi parkir, lama

waktu parkir, pergantian parkir, penyediaan ruang parkir, kapasitas parkir, dan indeks

 parkir.

2.9.1.  Volume Parkir

Volume parkir adalah jumlah keseluruhan kendaraan yang menggunakan

fasilitas parkir. Biasanya volume parkir dihitung dalam kendaraan yang parkir dalam

satu hari (Abubakar, 1998). Data volume parkir diperlukan untuk mengetahui

intensitas penggunaan ruang parkir yang ada di lokasi penelitian. Selain itu juga

untuk mengetahui hubungan-hubungan antara jenis kegiatan yang mana banyak

membutuhkan ruang parkir.

2.9.2.  Akumulasi Parkir

Akumulasi parkir adalah jumlah total dari kendaraan yang parkir selama

 periode tertentu (Hobbs, 1974). Akumulasi ini dapat dijadikan sebagai ukuran

kebutuhan ruang parkir di lokasi penelitian. Informasi ini sangat dibutuhkan untuk

mengetahui jumlah kendaraan yang sedang berada pada suatu lahan parkir pada

selang waktu tertentu. Informasi ini dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan

Universitas Indonesia

Page 16: Bab 1 2 3 Seminar Desy

7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy

http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 16/27

16

kendaraan yang telah menggunakan lahan parkir ditambah dengan kendaraaan yang

masuk serta dikurangi dengan kendaraan yang keluar.

2.9.3.  Rata-rata Lamanya (Durasi) Parkir

Rata-rata lama waktu parkir adalah rata-rata lama waktu yang dipakai setiap

kendaraan untuk berhenti pada ruang parkir. Rata-rata lamanya parkir dinyatakan

dalam jam/kendaraan. Suatu ruang parkir akan mampu melayani lebih banyak

kendaraan jika waktu parkirnya singkat, dibandingkan dengan ruang parkir yang

digunakan oleh kendaraan dalam waktu yang lama. Dari rata-rata lamanya parkir

maka akan diketahui waktu yang akan dipakai pemarkir untuk memarkir kendaraan

 pada petak parkir. Sedangkan untuk mengetahui rata–rata lamanya parkir dari seluruhkendaraan selama waktu survei dapat diketahui dari rumus berikut (Oppenlender,

1976) :

D =

Dimana :

D : Rata – rata lama parkir/durasi (jam/kend).

 Nx : Jumlah kendaraan yang parkir selama interval waktu survei (kend.).

X : Jumlah dari interval.

I : Interval waktu survei (jam).

 Nt : Jumlah total kendaraan selama waktu survei.

2.9.4.  Kapasitas Parkir

Kapasitas ruang parkir merupakan kemampuan maksimum ruang tersebut

dalam menampung kendaraan, dalam hal ini adalah volume kendaraan pemakai

fasilitas parkir tersebut. Kendaraan pemakai fasilitas parkir ditinjau dari prosesnya

yaitu datang, berdiam diri (parkir) dan pergi meninggalkan fasilitas parkir. Rumus

yang digunakan untuk menyatakan kapasitas parkir adalah (Abubakar, 1998).:

Universitas Indonesia

Page 17: Bab 1 2 3 Seminar Desy

7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy

http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 17/27

17

Dimana :

KP : Kapasitas Parkir (kend/jam)S : Jumlah petak parkir yang tersedia di lokasi penelitian

D : Rata-rata lamanya parkir (jam/kend)

2.9.5.  Indeks Parkir (IP)

Indeks parkir adalah perbandingan antara akumulasi parkir dengan kapasitas

 parkir. Nilai indeks parkir ini dapat menunjukkan seberapa besar kapasitas parkir

yang telah terisi. Besarnya indeks parkir yang tertinggi diperoleh dari perbandingan

antara akumulasi parkir dengan kapasitas parkir. Besaran indeks parkir ini akan

menunjukkan apakah kawasan parkir tersebut bermasalah atau tidak (Warpani, 1998).

Rumus yang dapat digunakan unutuk menghitung indeks parkir adalah :

Dimana:

1.  IP < 1 artinya bahwa fasilitas parkir tidak bermasalah, dimana

kebutuhan parkir tidak melebihi daya tampung/ kapasitas normal.2.  IP = 1 artinya bahwa kebutuhan parkir seimbang dengan daya

tampung/kapasitas normal.

3.  IP > 1 artinya bahwa fasilitas parkir bermasalah, dimana kebutuhan

 parkir melebihi daya tampung/kapasitas normal.

2.9.6.  Pergantian Parkir (Parking Turnover)

Pergantian parkir atau Parking Turnover menunjukkan tingkat penggunaan

ruang parkir yang diperoleh dengan membagi volume parkir dengan jumlah ruang

 parkir untuk periode waktu tertentu (Oppenlender, 1976). Rumus yang digunakan

untuk menyatakan pergantian parkir adalah sebagai berikut:

Universitas Indonesia

Page 18: Bab 1 2 3 Seminar Desy

7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy

http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 18/27

18

Dimana :

TR : Angka pergantian parkir (kend/SRP/jam) Nt : Jumlah total kendaraan selama waktu survei (kend)

S : Jumlah petak parkir yang tersedia di lokasi penelitian

Ts : Lama periode analisis/waktu survey (jam)

2.9.7.  Penyediaan Parkir (Parking Supply)

Penyediaan parkir (parking supply) atau kemampuan penyediaan parkir

adalah batas ukuran banyaknya kendaraan yang dapat ditampung selama periode

waktu tertentu (selama waktu survei). Rumus yang digunakan untuk menyatakan

 penyediaan parkir adalah sebagai berikut (Oppenlender, 1976) :

Dimana :

Ps : Daya tampung kendaraan yang dapat diparkir (kendaraan)S : Jumlah petak parkir yang tersedia di lokasi penelitian

Ts : Lama periode analisis/waktu survai (jam)

D : Waktu rata – rata lama parkir (jam/kend)

f : Faktor pengurangan akibat pergantian parkir, nilai antara 0,85 s/d 0,95.

2.9.8.  Kebutuhan Ruang Parkir

Kebutuhan Ruang Parkir adalah jumlah tempat yang dibutuhkan untuk

menampung kendaraan yang membutuhkan parkir berdasarkan fasilitas dan fungsi

dari sebuah tata guna lahan. Untuk mengetahui kebutuhan parkir pada suatu kawasan

yang di studi, terlebih dahulu perlu diketahui tujuan dari pemarkir (Abubakar, 1998).

Universitas Indonesia

Page 19: Bab 1 2 3 Seminar Desy

7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy

http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 19/27

19

Rumus yang dipakai untuk menghitung kebutuhan ruang parkir adalah sebagai

 berikut :

Dimana :

S : Jumlah petak parkir yang diperlukan saat ini

 Nt: Jumlah total kendaraan selama waktu survei (kend)

D : Waktu rata – rata lamanya parkir (jam/kend)

T : Lamanya survei (jam)

f : Faktor pengurangan akibat pergantian  parkir. Nilai f adaah antara 0,85 s/d

0,95. 

2.10.  Pengendalian Parkir

Salah satu kebijakan parkir adalah menerapkan pembatasan kegiatan parkir.

Pembatasan kegiatan parkir dilakukan terhadap parkir di pinggir jalan yang

diterapkan terutama di jalan-jalan utama dan pusat-pusat kota. Kebijakan ini akan

sangat efektif untuk meningkatkan tingkat pelayanan jaringan jalan atau untuk

menyeimbangkan antara permintaan dan pembayaran kembali atas investasi

keuangan untuk pembangunan prasarana dan perawatan fasilitas yang ada.

(Direktorat Jenderal Perhubungan Darat: 1995).

Sejauh ini, aspek yang dibahas dari pengendalian parkir adalah dengan

orientasi komersil. Sedangkan tujuan dari pengendalian parkir itu sendiri adalah

(Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1998;146) :

1.  Mencegah terjadinya hambatan arus kendaraan.

2.  Mengurangi kecelakaan.

3.  Membuat penggunaan tempat parkir menjadi lebih efektif.

4.  Memelihara benda sejarah, sekiranya berada di suatu kota dengan nilai sejarah

yang tinggi.

Universitas Indonesia

Page 20: Bab 1 2 3 Seminar Desy

7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy

http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 20/27

20

5.  Bertindak sebagai mekanisme pembatas terhadap penggunaan jalan di daerah

yang padat.

Saat ini pengendalian parkir merupakan satu-satunya metode untuk

membatasi pergerakan kendaraan yang dapat dilakukan oleh seorang perencana

sistem transportasi secara komperehensif dan terintegrasi. Dulu, pengendalian parkir

diterapkan terutama untuk mengurangi hambatan kendaraan dan untuk

memungkinkan jalan menjadi lebih baik dalam memenuhi permintaan lalu lintas,

dengan mengganti parkir di badan jalan (on-street parking) menjadi parkir di luar

 badan jalan (off-street parking). Pengendalian parkir telah dimanfaatkan untuk

mempengaruhi demand terhadap transportasi kota yang terjadi, mencegah oranguntuk melakukan perjalanan dengan menggunakan mobil dan mengalihkannya ke

 penggunaan transportasi publik. Namun untuk jenis kendaraan angkutan barang sulit

dapat diterapkan, karena angkutan barang merupakan masalah penting dalam logistik

 barang.

Universitas Indonesia

Page 21: Bab 1 2 3 Seminar Desy

7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy

http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 21/27

21

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1.  Metode Penelitian

Berikut ini adalah diagram alir tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini

(Gambar 1)

Universitas Indonesia

Page 22: Bab 1 2 3 Seminar Desy

7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy

http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 22/27

22

Gambar 3. 1 Diagram alir penelitian

Mulai

Identifikasi Masalah

Perumusan Masalah

Pilot survey

Survey Utama Pengumpulan Data Primer

•  Mobil masuk dan keluar tempat

parkir•  Pencatatan durasi parkir

•  Kuisoner terhadap pengantarbarang dan penjaga toko

Analisa Data

•  Volume Parkir

•  Akumulasi Parkir

•  Rata-rata lama Parkir•  Kapasitas Parkir

•  Indeks Parkir

•  Pergantian Parkir

•  Penyedian Parkir

•  Loading dan Unloading

•  Kebutuhan ruang Parkir

Studi Pustaka

Survey Utama Pengumpulan Data Sekunder

•  Peta dan Layout lokasi parkir

•  Kapasitas parkir yang tersedia

Pengolahan Data

Kesimpulan dan Saran

Analisa terhadap good conveyance, order

management, dan upaya perbaikan parkir

Selesai

Universitas Indonesia

Page 23: Bab 1 2 3 Seminar Desy

7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy

http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 23/27

23

3.2.  Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah ini bertujuan untuk mengetahui apa masalah yang terjadi

di lapangan, yang selanjutnya akan di teruskan dengan perumusan masalah. 

3.3.  Perumusan Masalah 

Maksud dilakukannya perumusan masalah adalah untuk mengetahui masalah

yang terjadi. Seperti bagaimana Karakteristik parkir sebelum dan sesudah Regulasi.

Bagaimana Karakteristik pengantar barang (good conveyance), order management

dan Efektifitas pengaturan ruang parkir Lokasi penelitian ini dipusatkan di Pasar

Jatinegara yang meliputi parkir di luar badan jalan (off street parking).

3.4.  Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk mengetahui landasan teori yang ada, sehingga

diharapkan penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.

3.5.  Pengumpulan Data

Data-data yang dicari dalam penelitian ini didapat secara langsung di

lapangan melalui kegiatan survei yang meliputi:

3.5.1.  Pengumpulan Data Pendahuluan

Sebelum penelitian dilakukan diawali dengan survey awal (observasi), dimana

survey tersebut bertujuan untuk mengetahui kondisi dilapangan dan memudahkan

dalam menyusun strategi untuk penempatan survey dan pengumpulan data.

Pengumpulan data pendahuluan dilakukan sebelum survey primer, dengan

maksud untuk :

•  Mengecek lokasi survei

Universitas Indonesia

Page 24: Bab 1 2 3 Seminar Desy

7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy

http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 24/27

24

•  Mempersiapkan metode survey yang akan di terapkan

•  Mempersiakan isi dan format formulir survey

•  Mempersiapkan tim survei

Sehingga akhirnya dapat disusun rencana pelaksana survei yang meliputi :

•  Waktu pelaksanaan survei

•  Jumlah tenaga survey yang dikerahkan

•  Estimasi biaya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan survei

3.5.2.  Pengumpulan Data Primer

Pengumpulan data primer untuk studi ini bertujuan untuk mendapatkan data

lapangan yang diperlukan untuk analisa selanjutnya. Pengumpulan data primer

dilakukan pada hari tertentu, yaitu pada hari dengan aktivitas tinggi di Perbelanjaan

Jatinegara

Adapun data-data primer yang diperlukan seperti jumlah mobil masuk dan

keluar di area parkir off-street Pusat Perbelanjaan Jatinegara, Patroli survey, Kuisoner

 pengantar barang, dan Kuisoner penjaga toko. 

3.5.3.  Pengumpulan Data Sekunder

Adapun data-data sekunder sepeti :

•  Peta dan lay out Pusat Perbelanjaan Pasar Jatinegara

•  Kapasitas parkir yang tersedia

3.6.  Waktu Pengambilan Data

Dari pengamatan di lapangan sebelumnya dan wawancara yang dilakukan

dengan pihak berwenang, maka survey akan dilaksanakan pada hari dengan aktivitas

tinggi sebelum regulasi dan sesudah regulasi.

Universitas Indonesia

Page 25: Bab 1 2 3 Seminar Desy

7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy

http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 25/27

25

3.7.  Analisa Data Parkir

Setelah tahapan pengumpulan data selesai, kemudian data tersebut diolah.

Maka data jumlah kendaraan yang masuk dan keluar area parkir dicatat dengan

interval per 30 menit, dari hasil survey parkir diperoleh data sebagai berikut:

3.7.1.  Akumulasi Parkir

Akumulasi parkir diperoleh dengan cara menjumlahkan kendaraan yang

sedang parkir dengan kendaraan yang masuk dikurangi dengan jumlah kendaraan

yang keluar. Kemudian dibuat tabel akumulasi per 30 menit.

3.7.2.  Rata-rata Parkir

Dilakukan dengan patrol survey, dengan interval per 30 menit. Durasi parkir

atau lamanya kendaraan parkir diperoleh dengan menghitung selisih waktu setiap

kendaraan keluar dengan waktu kendaraan masuk. Kemudian di buat table durasi

 parkir per 30 menit.

3.7.3.  Waktu pergantian ( Parking Turn Over )

Waktu pergantian diperoleh dari jumlah kendaraan yang telah memanfaatkanlahan parkir pada selang waktu tertentu dibagi dengan ruang parkir yang tersedia

3.7.4.  Kapasitas Parkir

Kapasitas ruang parkir merupakan kemampuan maksimum ruang tersebut

dalam menampung kendaraan. Kapasitas parkir gedung parkir bertingkat di Pasar

Jatinegara dibagi dalam beberapa periode waktu sesuai dengan durasi survey

.

3.7.5.  Loading dan Unloading

Loading dan Unloading merupakan waktu yang diperlukan untuk

mengantarkan barang ke tempat tujuan. Survey ini dilakukan dengan cara mencatat

Universitas Indonesia

Page 26: Bab 1 2 3 Seminar Desy

7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy

http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 26/27

26

nomor plat kendaraan angkutan kendaraan barang, saat kendaraan tersebut melakukan

loading dan unloading .

Universitas Indonesia

Page 27: Bab 1 2 3 Seminar Desy

7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy

http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 27/27

27

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, I, dkk. (1998). Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas

Parkir. Jakarta: Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas dan Angkutan Kota Direktorat

Jenderal Perhubungan.Departemen Perhubungan Direktur Jenderal Perhubungan Darat. (1996). Pedoman

Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir. Jakarta.

Direktorat Jenderal Bina Marga Direktorat Bina Jala Kota. (1997).  Manual Kapasitas

 Jalan Indonesia. Jakarta.

Suthanaya, Putu Alit. (2010). Analisis Karakteristik dan Kebutuhan Ruang Parkir

Pada Pusat Perbelanjaan Di Kabupaten Badung. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil,14, 10-

19.

Suwardi. (2007). Analisis Studi Karakteristik Parkir (Studi Kasus R.S. Dr. Muwardi,

Swalayan Matahari Purwosari, Kampus UMS di Surakarta). Jurnal Teknik Sipil, 5,

26-31.

Tamin, Ofyar Z. (1999). Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Bandung :

Penerbit ITB.

Wikrama, A.A.J. (2010). Analisis Karakteristik dan Kebutuhan Parkir di Pasar

Kreneng. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil,14, 158-170.

Universitas Indonesia