bab i ii iii thalasemia kita ma.docx

Upload: anonymous-pvh71s42

Post on 13-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    1/50

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Thalassemia adalah kelainan bawaan dari sintesis hemoglobin. Presentasi

    klinisnya bervariasi dari asimtomatik sampai berat hingga mengancam jiwa.

    Dahulu dinamakan sebagai Mediterannian anemia, diusulkan oleh Whipple,

    namun kurang tepat karena sebenarnya kondisi ini dapat ditemukan di mana saja

    di seluruh dunia..

    Thalassemia juga merupakan sindroma kelainan dara herediter yang paling

    sering terjadi didunia, sangat umum dijumpai pada daerah endemis malaria.

    Heterogenitas molecular penyakit tersebut baik carrier thalassemia-a maupuncarrier thalassemia ! sangat bervariasi dan berkaitan erat dengan pengelompokan

    populasi sehingga dapat dijadikan petanda genetic populasi tertentu. Penyebab

    anemia yang terdapat pada penderita thalassemia bersi"at primer dan sekunder.

    Penyakit thalassemia ini tersebar luas didaerah #editerania, Timur

    Tengah, $ndia sampai %sia Tenggara termasuk $ndonesia, daerah ini dikenal

    sebagai kawasan thalassemia dikarenakan letak geogra"is dan iklim yang tropis.

    &ecara umum thalassemia terdiri dari thalassemia mayor, minor, intermedia.

    'ejala yang ditimbulkan pada thalassemia bervariasi terutama in"eksi dan gagal

    jantung merupakan penyumbang kematian paling besar bagi penderita

    thalassemia, sehingga membutuhkan penaganan dan diagnosa yang tepat salah

    satunya dengan dilakukan skrining premarital dengan menggunakan pedigree.

    %tau bisa juga dilakukan pemeriksaan terhadap setiap wanita hamil berdasar ras,

    melalui ukuran eritrosit, kadar Hb %( )meningkat pada thalassemia-!*. +ila

    kadarnya normal, pasien dikirim ke pusat yang bisa menganalisis rantai .

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    1

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    2/50

    2.1 Defenisi

    Thalasemia merupakan sindrom kelainan yang diwariskan )inherited* dan

    masuk kedalam kelompok hemoglobinopati, yakni kelainan yang disebabkan

    oleh gangguan sintesis hemoglobin akibat mutasi di dalam atau dekat gen

    globin. Penurunan kecepatan sintesis atau kemampuan produksi satu atau

    lebih rantai globin a atau b, ataupun rantai globin lainnya, dapat menimbulkan

    de"isiensi produksi sebagian parsial atau menyeluruh komplit rantai globin

    tersebut. %kibatnya, terjadi thalassemia yang jenisnya sesuai dengan rantai

    globin yang terganggu produksinya.

    2.2 Ei!e"i#l#gi

    Di seluruh dunia, juta orang memiliki presentasi klinis dari thalassemia.

    /akta ini mendukung thalassemia sebagai salah satu penyakit turunan yang

    terbanyak0 menyerang hampir semua golongan etnik dan terdapat pada hampir

    seluruh negara di dunia.

    WH1 memperkirakan ada 2.333-4.333 bayi thalassemia-a lahir setiaptahun didunia. 5ika mereka bisa mencapai usia dewasa ,diperkirakan ada

    sekitar 463.333 penderita thalassemia-a di %sia Tenggara. +eberapa tipe

    thalassemia lebih umum terdapat pada area tertentu di dunia. Thalassemia-!

    lebih sering ditemukan di negara-negara #editeraniam seperti 7unani, $tali,

    dan &panyol. +anyak pulau-pulau #editerania seperti 8iprus, &ardinia, dan

    #alta, memiliki insidens thalassemia-! mayor yang tinggi secara signi"ikan.

    Thalassemia-! juga umum ditemukan di %"rika 9tara, $ndia, Timur Tengah,

    dan :ropa Timur. &ebaliknya, thalassemia- lebih sering ditemukan di %sia

    Tenggara, $ndia, Timur Tengah, dan %"rika. $ndonesia merupakan daerah

    endemis malaria sehingga hal ini berkaitan erat akan terjadinya thalassemia a

    dan ! dalam proses mikroevolusi .

    2.$ Eti#l#gi

    Thalassemia terjadi akibat adanya perubahan pada gen globin pada

    kromosom manusia. 'en globin adalah bagian dari sekelompok gen yang terletak

    2

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    3/50

    pada kromosom . +entuk dari pada gen beta globin ini diatur locus control

    region. +erbagai mutasi pada gen atau pada unsur unsur dasar gen menyebabkan

    cacat pada inisiasi atau pengakhiran transkripsi, pembelahan ;

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    4/50

    @ebih dari (3 mutasi pada gen H++ telah ditemukan menyebabkan talasemia

    beta. &ebagian besar mutasi melibatkan perubahan dalam satu blok bangunan

    D

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    5/50

    'ambar ( diatas menunjukkan bahwa kedua orangtua merupakan

    carier/trait. #aka anaknya (E normal, 3E carier/trait, (E mewarisi (

    gen yang termutasi )thalasemia mayor*.

    A. Pato"isiologi thalassemia al"a

    %l"a-globin adalah sebuah komponen )subunit* dari protein yang lebih besar

    yang disebut hemoglobin, yang merupakan protein dalam sel darah merah yang

    membawa oksigen ke sel dan jaringan di seluruh tubuh. Hemoglobin terdiri dari

    empat subunit dua subunit al"a-globin dan dua subunit jenis lain globin.H+% )Hemoglobin, al"a * adalah gen yang memberikan instruksi untuk

    membuat protein yang disebut alpha-globin. Protein ini juga diproduksi dari gen

    yang hampir identik yang disebut H+%( )Hemoglobin, al"a (*. =edua gen globin

    alpha-terletak dekat bersama-sama dalam sebuah wilayah kromosom 4 yang

    dikenal sebagai lokus globin al"a.

    5

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    6/50

    'ambar 2 kromosom 4 atau lokus globin al"a

    H+% dan H+%( terletak di kromosom 4lengan pendek di posisi 2.2.

    H+% terletak di gen pasangan basa ((4.4B6 ke ((B.F sedangkan H+% (

    terletak di pasangan basa (((.6C ke ((2.B36 .

    Pada manusia normal terdapat C kopi gen alpha-globin yang terdapat masing-

    masing ( pada kromosom 4. 'en-gen ini membuat komponen globin alpha pada

    hemoglobin orang dewasa normal, yang disebut hemoglobin %. dan juga

    merupakan komponen dari hemoglobin pada janin dan orang dewasa lainnya,

    yang disebut hemoglobin %(. #utasi yang terjadi pada gen alpha globin adalah

    delesi.

    Delesi gen tidak ada dampak pada kesehatan, tetapi orang tersebut

    mewarisi gen thalasemia, atau disebut juga Thalassaemia 8arierGTrait

    Delesi ( gen hanya berpengaruh sedikit pada kelinan "ungsi darah

    Delesi 2 gen anemia berat, disebut juga Hemoglobin H )Hbh* disease

    Delesi C gen berakibat "atal pada bayi karena alpha globin tidak

    dihasilkan sama sekali

    6

    http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&ie=UTF-8&sl=en&tl=id&u=http://ghr.nlm.nih.gov/chromosome%3D16&prev=_t&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhi0RuPmvJhPgubBhGx2Cj94kjrNHghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&ie=UTF-8&sl=en&tl=id&u=http://ghr.nlm.nih.gov/chromosome%3D16&prev=_t&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhi0RuPmvJhPgubBhGx2Cj94kjrNHg
  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    7/50

    'ambar C diatas menunjukkan bahwa kedua orang tua yang pada gen nya

    terdapat masing-masing ( gen yang sudah termutasi. #aka anaknya (E normal,

    (E carrier, (E ( gen delesi, (E menderita hemoglobin H disease.

    Per'e!aan antara thalasse"ia alfa !an 'eta

    Thalassemia al"a Thalassemia beta

    #utasi Delesi gen umum terjadi Delesi gen jarang terjadi

    &i"at-si"at globin yang

    berlebihan

    Tetramer yang larut

    Pembentukan

    hemikrom lambat

    +and C. tak

    teroksidasi

    Terikat pada band 2

    Tetramer yang larut

    Pembentukan

    hemikrom cepat

    +and C. teroksidasi

    $nteraksi kurang pada

    band 2

    &el darah merah Hidrasi berlebihan

    =aku

    #embran hiperstabil

    P3 menurun

    Dehidrasi

    =aku

    #embran tak stabil

    P3 menurun

    %nemia Terutama hemolitik Terutama disetropoetik

    Perubahan tulang 5arang 9mum

    +esi berlebih 5arang 9mum

    Tabel . Perbedaan Thalassemia %l"a dan +eta

    2.( Klasifikasi Thalasse"ia

    &aat ini dikenal sejumlah besar sindrom thalasemia0 masing-masing

    melibatkan penurunan produksi satu atau lebih rantai globin, yang membentuk

    bermacam-macam jenis Hb yang ditemukan pada sel darah merah. 5enis yang

    paling penting dalam praktek klinis adalah sindrom yang mempengaruhi baik atau

    sintesis rantai maupun !.

    . Thalasemia +eta

    Disebabkan karena penurunan sintesis rantai beta. Dapat dibagi

    berdasarkan tingkat keparahannya, yaitu talasemia mayor, intermedia, dan karier.

    Pada kasus talasemia mayor Hb sama sekali tidak diproduksi. #ungkin saja pada

    awal kelahirannya, anak-anak talasemia mayor tampak normal tetapi penderita

    akan mengalami anemia berat mulai usia 2-6 bulan. 5ika tidak diobati, bentuk

    tulang wajah berubah dan warna kulit menjadi hitam.

    7

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    8/50

    &elama hidupnya penderita akan tergantung pada trans"usi darah. $ni

    dapat berakibat "atal, karena e"ek sampingan trans"usi darah terus menerus yang

    berupa kelebihan at besi )/e*I2J. &alah satu ciri "isik dari penderita talasemia

    adalah kelainan tulang yang berupa tulang pipi masuk ke dalam dan batang

    hidung menonjol )disebut gacies cooley*, penonjolan dahi dan jarak kedua mata

    menjadi lebih jauh, serta tulang menjadi lemah dan keropos.

    . Thalasemia beta mayor

    #erupakan jenis yang paling parah. Penderita thalasemia jenis ini harus

    melakukan trans"usi terus-menerus sejak didiagnosis, meskipun sejak bayi.

    9mumnya bayi yang lahir akan sering sakit selama -( tahun pertama

    kehidupannya. Pertumbuhan dan perkembangannya juga mengalami

    keterlambatan akibat sirkulasi at gii yang kurang lancar.

    b. Thalasemia beta minor

    #enyebabkan penderitanya mengalami anemia ringan dan ketidaknormalan

    sel darah minor. 9ntuk thalasemia ini penderita tidak perlu melakukan trans"usi

    darah.

    c. Thalasemia beta intermedia

    Pada thalasemia jenis ini trans"usi bisa dilakukan sewaktu-waktu tergantung

    dari seberapa parahnya kebutuhan untuk menambah darah.

    (. Thalasemia %l"a

    Pada talasemia al"a, terjadi penurunan sintesis dari rantai al"a

    globulin. Dan kelainan ini berkaitan dengan delesi pada kromosom 4. %kibat dari

    kurangnya sintesis rantai al"a, maka akan banyak terdapat rantai beta dan gamma

    yang tidak berpasangan dengan rantai al"a. #aka dapat terbentuk tetramer dari

    rantai beta yang disebut HbH dan tetramer dari rantai gamma yang disebut Hb

    +arts. Talasemia al"a sendiri memiliki beberapa jenis, diantaranya

    . Thalasemia al"a mayor

    Terjadi bila seseorang tak memiliki gen perintah produksi protein globin.

    =ondisi ini dapat membuat janin menderita anemia parah, penyakit jantung, dan

    8

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    9/50

    penimbunan cairan tubuh. 9ntuk thalasemia jenis ini, bayi harus melakukan

    trans"usi sejak dalam kandungan dan setelah anak dilahirkan agar tetap sehat.

    b. Thalasemia al"a minor+iasanya tidak menyebabkan gangguan kesehatan berarti, tetapi bila berbakat

    anemia ringan, kelainan gen ini memiliki kemungkinan besar untuk diturunkan

    pada anaknya. Penderita thalasemia jenis ini pun tidak memerlukan trans"usi.

    Darah merupakan sumber kehidupan yang memiliki banyak man"aat bagi

    tubuh.

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    10/50

    #erupakan tipe thalassemia subklinik yang paling umum, biasanya ditemukan

    secara kebetulan diantara populasi, seringnya pada etnik %"ro-%merika. &eperti

    telah dijelaskan sebelumnya, terdapat ( gen yang terletak pada kromosom 4.

    Pada tipe silent carrier, salah satu gen pada kromosom 4 menghilang,

    menyisakan hanya 2 dari C gen tersebut. Penderita sehat secara hematologis,

    hanya ditemukan adanya jumlah eritrosit )sel darah merah* yang rendah dalam

    beberapa pemeriksaan.

    Pada tipe ini, diagnosis tidak dapat dipastikan dengan pemeriksaan

    elektro"oresis Hb, sehingga harus dilakukan tes lain yang lebih canggih. +isa juga

    dicari akan adanya kelainan hematologi pada anggota keluarga ) misalnya

    orangtua* untuk mendukung diagnosis. Pemeriksaan darah lengkap pada salah

    satu orangtua yang menunjukkan adanya hipokromia dan mikrositosis tanpa

    penyebab yang jelas merupakan bukti yang cukup kuat menuju diagnosis

    thalasemia.

    Trait thalassemia-

    Trait ini dikarakterisasi dengan anemia ringan dan jumlah sel darah merah

    yang rendah. =ondisi ini disebabkan oleh hilangnya ( gen pada satu kromosom

    4 atau satu gen pada masing-masing kromosom. =elainan ini sering ditemukan

    di %sia Tenggara, subbenua $ndia, dan Timur Tengah. Pada bayi baru lahir yang

    terkena, sejumlah kecil Hb +arts )>C* dapat ditemukan pada elektro"oresis Hb.

    @ewat umur satu bulan, Hb +arts tidak terlihat lagi, dan kadar Hb % (dan Hb/

    secara khas normal

    10

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    11/50

    'ambar . Thalassemia alpha menurut hukum #endel

    Penyakit Hb H

    =elainan disebabkan oleh hilangnya 2 gen globin , merepresentasikan

    thalassemia- intermedia, dengan anemia sedang sampai berat, splenomegali,

    ikterus, dan jumlah sel darah merah yang abnormal. Pada sediaan apus darah tepi

    yang diwarnai dengan pewarnaan supravital akan tampak sel-sel darah merah

    yang diinklusi oleh rantai tetramer ! )Hb H* yang tidak stabil dan terpresipitasi di

    dalam eritrosit, sehingga menampilkan gambaran golf ball. +adan inklusi ini

    dinamakan sebagaiHeinz bodies.

    'ambar 4. Pewarnaan supravital pada sapuan apus darah tepi Penyakit Hb

    H yang menunjukkan Hein-+odies

    Thalassemia- mayor

    11

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    12/50

    +entuk thalassemia yang paling berat, disebabkan oleh delesi semua gen

    globin-, disertai dengan tidak ada sintesis rantai sama sekali. =arena Hb /, Hb

    %, dan Hb %(semuanya mengandung rantai , maka tidak satupun dari Hb ini

    terbentuk. Hb +arts )>C* mendominasi pada bayi yang menderita, dan karena >C

    memiliki a"initas oksigen yang tinggi, maka bayi-bayi itu mengalami hipoksia

    berat. :ritrositnya juga mengandung sejumlah kecil Hb embrional normal )Hb

    Portland L N(>(*, yang ber"ungsi sebagai pengangkut oksigen. =ebanyakan dari

    bayi-bayi ini lahir mati, dan kebanyakan dari bayi yang lahir hidup meninggal

    dalam waktu beberapa jam. +ayi ini sangat hidropik, dengan gagal jantung

    kongesti" dan edema anasarka berat. 7ang dapat hidup dengan manajemen

    neonatus agresi" juga nantinya akan sangat bergantung dengan trans"usi.

    (. Thalassemia-!

    &ama dengan thalassemia-, dikenal beberapa bentuk klinis dari

    thalassemia-!0 antara lain

    Silent carrier thalassemia-!

    Penderita tipe ini biasanya asimtomatik, hanya ditemukan nilai eritrosit yang

    rendah. #utasi yang terjadi sangat ringan, dan merepresentasikan suatu

    thalassemia-!A.

    +entuk silent carrierthalassemia-! tidak menimbulkan kelainan yang dapat

    diidenti"ikasi pada individu heteroigot, tetapi gen untuk keadaan ini, jika

    diwariskan bersama-sama dengan gen untuk thalassemia-!O, menghasilkan

    sindrom thalassemia intermedia.

    12

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    13/50

    'ambar B. Thalassemia beta menurut Hukum #endel

    Trait thalassemia-!

    Penderita mengalami anemia ringan, nilai eritrosit abnormal, dan

    elektro"oresis Hb abnormal dimana didapatkan peningkatan jumlah Hb %(, Hb

    /, atau keduanya. $ndividu dengan ciri )trait* thalassemia sering didiagnosis

    salah sebagai anemia de"isiensi besi dan mungkin diberi terapi yang tidak

    tepat dengan preparat besi selama waktu yang panjang. @ebih dari F3E

    individu dengan trait thalassemia-! mempunyai peningkatan Hb-%( yang

    berarti )2,CE-BE*. =ira-kira 3E individu ini juga mempunyai sedikit

    kenaikan Hb/, sekitar (-4E. Pada sekelompok kecil kasus, yang benar-benar

    khas, dijumpai Hb %( normal dengan kadar Hb/ berkisar dari E sampai

    E, yang mewakili thalassemia tipe ?!.

    Thalassemia-! yang terkait dengan variasi struktural rantai !

    Presentasi klinisnya bervariasi dari seringan thalassemia media hingga

    seberat thalassemia-! mayor. :kspresi gen homoigot thalassemia )!A*

    menghasilkan sindrom mirip anemia 8ooley yang tidak terlalu berat )thalassemia

    13

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    14/50

    intermedia*. De"ormitas skelet dan hepatosplenomegali timbul pada penderita ini,

    tetapi kadar Hb mereka biasanya bertahan pada 4-6 grGd@ tanpa trans"usi.

    =ebanyakan bentuk thalassemia-! heteroigot terkait dengan anemia ringan.

    =adar Hb khas sekitar (-2 grGd@ lebih rendah dari nilai normal menurut umur.

    :ritrosit adalah mikrositik hipokromik dengan poikilositosis, ovalositosis, dan

    seringkali bintik-bintik baso"il. &el target mungkin juga ditemukan tapi biasanya

    tidak mencolok dan tidak spesi"ik untuk thalassemia. #8 rendah, kira-kira 4

    "@, dan #8H juga rendah )Q(4 pg*. Penurunan ringan pada ketahanan hidup

    eritrosit juga dapat diperlihatkan, tetapi tanda hemolisis biasanya tidak ada. =adar

    besi serum normal atau meningkat.

    Thalassemia-!O homoigot )%nemia 8ooley, Thalassemia #ayor*

    #erupakan anemia hemolitik kronis yang progresi" selama 4 bulan kedua

    kehidupan. Trans"usi darah yang reguler diperlukan pada penderita ini untuk

    mencegah kelemahan yang amat sangat dan gagal jantung yang disebabkan oleh

    anemia. Tanpa trans"usi, 63E penderita meninggal pada tahun pertama

    kehidupan. Pada kasus yang tidak diterapi atau pada penderita yang jarang

    menerima trans"usi pada waktu anemia berat, terjadi hipertro"i jaringan

    eritropoetik disumsum tulang maupun di luar sumsum tulang. Tulang-tulang

    menjadi tipis dan "raktur patologis mungkin terjadi. :kspansi masi" sumsum

    tulang di wajah dan tengkorak menghasilkan bentuk wajah yang khas.

    2.) M#rtalitas !an M#r'i!itas

    Thalassemia- mayor adalah penyakit yang mematikan, dan semua janin

    yang terkena akan lahir dalam keadaan hydrops fetalis akibat anemia berat.

    +eberapa laporan pernah mendeskripsikan adanya neonatus dengan thalassemia-mayor yang bertahan setelah mendapat trans"usi intrauterin. Penderita seperti ini

    membutuhkan perawatan medis yang ekstensi" setelahnya, termasuk trans"usi

    darah teratur dan terapi khelasi, sama dengan penderita thalassemia-! mayor.

    Terdapat juga laporan kasus yang lebih jarang mengenai neonatus dengan

    thalassemia- mayor yang lahir tanpa hydrops fetalis yang bertahan tanpa

    trans"usi intrauterin. Pada kasus ini, tingginya level Hb Portland, yang merupakan

    14

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    15/50

    Hb "ungsional embrionik, diperkirakan sebagai penyebab kondisi klinis yang

    jarang tersebut.

    Pada pasien dengan berbagai tipe thalassemia-!, mortalitas dan morbiditas

    bervariasi sesuai tingkat keparahan dan kualitas perawatan. Thalassemia-! mayor

    yang berat akan berakibat "atal bila tidak diterapi. 'agal jantung akibat anemia

    berat atau iron overload adalah penyebab tersering kematian pada penderita.

    Penyakit hati, in"eksi "ulminan, atau komplikasi lainnya yang dicetuskan oleh

    penyakit ini atau terapinya termasuk merupakan penyebab mortalitas dan

    morbiditas pada bentuk thalassemia yang berat. #ortalitas dan morbiditas tidak

    terbatas hanya pada penderita yang tidak diterapi0 mereka yang mendapat terapi

    yang dirancang dengan baik tetap berisiko mengalami bermacam-macamkomplikasi. =erusakan organ akibat iron overload, in"eksi berat yang kronis yang

    dicetuskan trans"usi darah, atau komplikasi dari terapi khelasi, seperti katarak,

    tuli, atau in"eksi, merupakan komplikasi yang potensial.

    9sia

    #eskipun thalassemia merupakan penyakit turunan )genetik*, usia saat

    timbulnya gejala bervariasi secara signi"ikan. Dalam talasemia, kelainan klinis

    pada pasien dengan kasus-kasus yang parah dan temuan hematologik pada

    pembawa )carrier* tampak jelas pada saat lahir. Ditemukannya hipokromia dan

    mikrositosis yang tidak jelas penyebabnya pada neonatus, digambarkan di bawah

    ini, sangat mendukung diagnosis.

    'ambar 6. &apuan apus darah tepi Penyakit Hb H pada neonatus

    dan

    penggabungannya ke Hb /etal dapat menutupi gejala untuk sementara.

    15

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    16/50

    +entuk thalassemia ringan sering ditemukan secara kebetulan pada

    berbagai usia. +anyak pasien dengan kondisi thalassemia-! homoigot yang jelas

    )yaitu, hipokromasia, mikrositosis, elektro"oresis negati" untuk Hb %, bukti bahwa

    kedua orang tua terpengaruh* mungkin tidak menunjukkan gejala atau anemia

    yang signi"ikan selama beberapa tahun. Hampir semua pasien dengan kondisi

    tersebut dikategorikan sebagai thalassemia-! intermedia. &ituasi ini biasanya

    terjadi jika pasien mengalami mutasi yang lebih ringan.

    'ambar F. De"ormitas tulang pada thalassemia beta mayor )FaciesCooley*

    Pucat, hemosiderosis, dan ikterus sama-sama memberi kesan coklat

    kekuningan. @impa dan hati membesar karena hematopoesis ekstrameduler dan

    hemosiderosis. Pada penderita yang lebih tua, limpa mungkin sedemikian

    besarnya sehingga menimbulkan ketidaknyamanan mekanis dan hipersplenisme

    sekunder.

    16

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    17/50

    'ambar 3. &plenomegali pada thalassemia

    Pertumbuhan terganggu pada anak yang lebih tua pubertas terlambat atau

    tidak terjadi karena kelainan endokrin sekunder. Diabetes mellitus yang

    disebabkan oleh siderosis pankreas mungkin terjadi. =omplikasi jantung,

    termasuk aritmia dan gagal jantung kongesti" kronis yang disebabkan oleh

    siderosis miokardium sering merupakan kejadian terminal. =elainan mor"ologi

    eritrosit pada penderita thalassemia-!O homoigot yang tidak ditrans"usi adalah

    ekstrem. Disamping hipokromia dan mikrositosis berat, banyak ditemukan

    poikilosit yang ter"ragmentasi, aneh )sel biarre* dan sel target. &ejumlah besar

    eritrosit yang berinti ada di darah tepi, terutama setelah splenektomi. $nklusi

    intraeritrositik, yang merupakan presipitasi kelebihan rantai , juga terlihat pasca

    splenektomi. =adar Hb turun secara cepat menjadi Q grGd@ kecuali mendapat

    trans"usi. =adar serum besi tinggi dengan saturasi kapasitas pengikat besi )iron

    binding capacity*.

    2.* Sta!i+" Thalasse"ia

    Terdapat suatu sistem pembagian stadium thalassemia berdasarkan jumlah

    kumulati" trans"usi darah yang diberikan pada penderita untuk menentukan

    tingkat gejala yang melibatkan kardiovaskuler dan untuk memutuskan kapan

    untuk memulai terapi khelasi pada pasien dengan thalassemia-! mayor atau

    intermedia. Pada sistem ini, pasien dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu

    17

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    18/50

    &tadium $

    #erupakan mereka yang mendapat trans"usi kurang dari 33 unitPacked Red

    Cells)P;8*. Penderita biasanya asimtomatik, pada echokardiogram ):8'* hanyaditemukan sedikit penebalan pada dinding ventrikel kiri, dan elektrokardiogram

    ):='* dalam (C jam normal.

    &tadium $$

    #erupakan mereka yang mendapat trans"usi antara 33-C33 unit P;8 dan

    memiliki keluhan lemah-lesu. Pada :8' ditemukan penebalan dan dilatasi pada

    dinding ventrikel kiri. Dapat ditemukan pulsasi atrial dan ventrikular abnormal

    pada :=' dalam (C jam

    &tadium $$$

    'ejala berkisar dari palpitasi hingga gagal jantung kongesti", menurunnya

    "raksi ejeksi pada :8'. Pada :=' dalam (C jam ditemukan pulsasi prematur dari

    atrial dan ventrikular.

    2., Malaria

    Pada tahun FCF, Haldane menyatakan adanya suatu keuntungan selekti" untuk

    bertahan hidup pada individu dengan trait thalassemia pada daerah endemik

    malaria. Hardane berpendapat bahwa penyakit sel darah merah letal seperti pada

    thalassemia, anemia sel sabit, dan de"isiensi '4PD terdapat hampir secara

    eksklusi" pada daerah tropis dan subtropis. $nsidens dari mutasi genetik ini pada

    populas tertentu mere"leksikan adanya keseimbangan antara kematian dini pada

    penderita homoigot dengan peningkatan kesehatan pada penderita heteroigot.

    #ekanisme proteksi terhadap malaria pada penderita trait thalassemia belum jelas.

    &el Hb / telah didemonstrasikan dapat menghambat pertumbuhan parasit malaria,

    dan, berdasarkan tingginya level Hb / tersebut pada bayi dengan trait thalassemia-

    !, malaria serebral "atal yang diketahui dapat menyebabkan kematian pada bayi

    tersebut dapat dicegah. &el darah merah pada penderita Penyakit Hb H juga

    memiliki semacam e"ek supresi" terhadap pertumbuhan parasit.

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    19/50

    2.1- Terai

    Penderita trait thalassemia tidak memerlukan terapi ataupun perawatan

    lanjut setelah diagnosis awal dibuat. Terapi preparat besi sebaiknya tidak

    diberikan kecuali memang dipastikan terdapat de"isiensi besi dan harus segera

    dihentikan apabila nilai Hb yang potensial pada penderita tersebut telah tercapai.

    Diperlukan konseling pada semua penderita dengan kelainan genetik, khususnya

    mereka yang memiliki anggota keluarga yang berisiko untuk terkena penyakit

    thalassemia berat.

    Penderita thalassemia berat membutuhkan terapi medis, dan regimen

    trans"usi darah merupakan terapi awal untuk memperpanjang masa hidup.

    Trans"usi darah harus dimulai pada usia dini ketika anak mulai mengalami gejala

    dan setelah periode pengamatan awal untuk menilai apakah anak dapat

    mempertahankan nilai Hb dalam batas normal tanpa trans"usi.

    a. Trans"usi Darah

    Trans"usi darah bertujuan untuk mempertahankan nilai Hb tetap pada level F-F.

    grGd@ sepanjang waktu. Pada pasien yang membutuhkan trans"usi darah reguler,

    maka dibutuhkan suatu studi lengkap untuk keperluan pretrans"usi. Pemeriksaan

    tersebut meliputi "enotip sel darah merah, vaksinasi hepatitis + )bila perlu*, dan

    pemeriksaan hepatitis. Darah yang akan ditrans"usikan harus rendah leukosit0 3-

    m@Gkg P;8 dengan kecepatan m@GkgGjam setiap 2- minggu biasanya

    merupakan regimen yang adekuat untuk mempertahankan nilai Hb yang

    diinginkan. Pertimbangkan pemberikan asetamino"en dan di"enhidramin sebelum

    trans"usi untuk mencegah demam dan reaksi alergi.

    =omplikasi Trans"usi Darah

    =omplikasi utama dari trans"usi adalah yang berkaitan dengan transmisi

    bahan in"eksius ataupun terjadinya iron overload. Penderita thalassemia mayor

    biasanya lebih mudah untuk terkena in"eksi dibanding anak normal, bahkan tanpa

    diberikan trans"usi. +eberapa tahun lalu, (E pasien yang menerima trans"usi

    terekspose virus hepatitis +. &aat ini, dengan adanya imunisasi, insidens tersebut

    sudah jauh berkurang. irus Hepatitis 8 )H8* merupakan penyebab utama

    19

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    20/50

    hepatitis pada remaja usia di atas tahun dengan thalassemia. $n"eksi oleh

    organisme opurtunistik dapat menyebabkan demam dan enteriris pada penderita

    dengan iron overload, khususnya mereka yang mendapat terapi khelasi dengan

    De"eroksamin )D/1*. Demam yang tidak jelas penyebabnya, sebaiknya diterapi

    dengan 'entamisin dan Trimetoprim-&ul"ametoksaol.

    b Terapi =helasi )Pengikat +esi!

    %pabila diberikan sebagai kombinasi dengan trans"usi, terapi khelasi dapat

    menunda onset dari kelainan jantung dan, pada beberapa pasien, bahkan dapat

    mencegah kelainan jantung tersebut.Chelating agent yang biasa dipakai adalah

    D/1 yang merupakan kompleks hidroksilamin dengan a"initas tinggi terhadap

    besi. ;ute pemberiannya sangat penting untuk mencapai tujuan terapi, yaitu untuk

    mencapai keseimbangan besi negati" )lebih banyak diekskresi dibanding yang

    diserap*. =arena D/1 tidak diserap di usus, maka rute pemberiannya harus

    melalui parenteral )intravena, intramuskular, atau subkutan*. Dosis total yang

    diberikan adalah 23-C3mgGkgGhari diin"uskan selama 6-( jam saat pasien tidur

    selama hariGminggu.

    c Transplantasi &el &tem Hematopoetik )T&&H*

    T&&H merupakan satu-satunya yang terapi kurati" untuk thalassemia yang

    saat ini diketahui. Prognosis yang buruk pasca T&&H berhubungan dengan adanya

    hepatomegali, "ibrosis portal, dan terapi khelasi yang ine"ekti" sebelum

    transplantasi dilakukan. Prognosis bagi penderita yang memiliki ketiga

    karakteristik ini adalah FE, sedangkan pada penderita yang tidak memiliki

    ketiganya adalah F3E.

    #eskipun trans"usi darah tidak diperlukan setelah transplantasi sukses

    dilakukan, individu tertentu perlu terus mendapat terapi khelasi untuk

    menghilangkan at besi yang berlebihan. Waktu yang optimal untuk memulai

    20

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    21/50

    pengobatan tersebut adalah setahun setelah T&&H. Prognosis jangka panjang

    pasca transplantasi , termasuk "ertilitas, tidak diketahui. +iaya jangka panjang

    terapi standar diketahui lebih tinggi dari pada biaya transplantasi. =emungkinan

    kanker setelah T&&H juga harus dipertimbangkan.

    d. Terapi +edah

    &plenektomi merupakan prosedur pembedahan utama yang digunakan

    pada pasien dengan thalassemia. @impa diketahui mengandung sejumlah besar

    besi nontoksik )yaitu, "ungsi penyimpanan*. @impa juga meningkatkan perusakan

    sel darah merah dan distribusi besi. /akta-"akta ini harus selalu dipertimbangkan

    sebelum memutuskan melakukan splenektomi.. @impa ber"ungsi sebagai

    penyimpanan untuk besi nontoksik, sehingga melindungi seluruh tubuh dari besi

    tersebut. Pengangkatan limpa yang terlalu dini dapat membahayakan.

    &ebaliknya, splenektomi dibenarkan apabila limpa menjadi hiperakti",

    menyebabkan penghancuran sel darah merah yang berlebihan dan dengan

    demikian meningkatkan kebutuhan trans"usi darah, menghasilkan lebih banyak

    akumulasi besi. &plenektomi dapat berman"aat pada pasien yang membutuhkan

    lebih dari (33-(3 m@ G kg P;8 per tahun untuk mempertahankan tingkat Hb 3

    gr G d@ karena dapat menurunkan kebutuhan sel darah merah sampai 23E.

    21

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    22/50

    'ambar . &plenektomi

    ;isiko yang terkait dengan splenektomi minimal, dan banyak prosedur

    sekarang dilakukan dengan laparoskopi. +iasanya, prosedur ditunda bila

    memungkinkan sampai anak berusia C- tahun atau lebih. Pengobatan agresi"

    dengan antibiotik harus selalu diberikan untuk setiap keluhan demam sambil

    menunggu hasil kultur. Dosis rendah %spirinR setiap hari juga berman"aat jika

    platelet meningkat menjadi lebih dari 433.333 G S@ pasca splenektomi.

    e. Diet

    Pasien dianjurkan menjalani diet normal, dengan suplemen sebagai berikut

    asam "olat, asam askorbat dosis rendah, dan al"a-toko"erol. &ebaiknya at besi

    tidak diberikan, dan makanan yang kaya akan at besi juga dihindari. =opi dan teh

    diketahui dapat membantu mengurangi penyerapan at besi di usus.

    2.11 Pr#gn#sis

    Prognosis bergantung pada tipe dan tingkat keparahan dari thalassemia.

    &eperti dijelaskan sebelumnya, kondisi klinis penderita thalassemia sangat

    bervariasi dari ringan bahkan asimtomatik hingga berat dan mengancam jiwa.

    2.12 K#"likasi

    Pada thalassemia komplikasi sering terjadi namun pada thalassemia

    intermedia tidak lebih sering dari komplikasi mayor. &indrom neuropati juga

    mungkin terjadi dengan kelemahan otot-otot proksimal. Terutama ekstermitas

    bawah akibat iskemia serebal dapat timbul episode kelainan neurologic "okal

    ringan, gangguan pendegaran mungkin pula terjadi pada anemia hemolitik ataudiseritropoitik lain ada peningkatan kecendrungan untuk terbentuknya batu

    pigmen dalam empedu.

    22

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    23/50

    BAB III

    LAP/AN KASUS

    $.1 I!entitas Pasien

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    24/50

    Tanggal #asuk 3F %gustus (3 )pukul 3F (F W$+*

    Tanggal Pemeriksaan C %gustus (3 )pukul (.33 W$+*

    $.2 Ana"nesis

    2.(. =eluhan utama

    Perut membesar sejak kurang lebih tahun yang lalu.

    2.(.( ;iwayat penyakit sekarang

    Pasien datang dengan keluhan perut membesar sejak kurang lebih tahun

    yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Perut membesar secara perlaha-lahan dan

    kadang - kadang pasien mengeluhkan nyeri pada perut sehingga membuat

    pasien merasa tidak nyaman. &esak na"as tidak ada. #ata pasien tampak kuning

    namun tidak kabur yang dirasakan sejak hari ini. Pasien tidak mengeluhkan

    mual maupun muntah riwayat muntah hitam tidak ada. Pasien tampak pucat dan

    lemas sejak hari disertai dengan demam sejak hari yang lalu. Pasien

    merasakan demam tinggi namun hilang dengan minum obat penurun panas,

    demam tidak dipengaruhi cuaca. =emudian pasien mengeluhkan kaki bengkak

    dan sulit digerakan sejak sejak hari yang lalu. +uang %ir +esar tidak ada

    keluhan dengan "rekuensi C- Ghari riwayat +uang air besar berdarah, hitam atau

    seperti ter disangkal, +uang air kecil berwarna kuning pekat seperti teh dengan

    "rekuensi -4 kali riwayat kencing keluar pasir atau batu dan darah disangal.

    Pasien merupakan rujukan dari ahli penyakit dalam dengan diagnosa anemia

    berat et.dd . Thalasemia, ( keganasan, menurut pasien pada tahun yang lalu ia

    dirawat dan mendapatkan trans"use 6 kantong disalah satu rumah sakit daerah

    dikotanya.

    2.(.2 ;iwayat penyakit dahulu

    Pasien pernah dirawat tahun yang lalu di ;&9D Datuh +euruh

    Takengon %ceh Tengah selama bulan. ;iwayat penyakit hipertensi tidak ada.

    ;iwayat Diabetes #ellitus tidak ada. ;iwayat %lergi tidak ada.

    2.(.C ;iwayat penyakit keluarga

    24

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    25/50

    Tidak ada keluarga pasien yang memiliki keluhan yang sama seperti pasien.

    ;iwayat penyakit hipertensi tidak ada, riwayat diabetes mellitus dan alergi

    disangkal.

    2.(. ;iwayat pemakaian obat

    Pasien tidak memilki riwayat mengkonsumsi obat.

    2.(.4 ;iwayat kebiasaan sosial

    Pasien merupakan seorang perokok dengan menghabiskan C- bungkus

    rokok per hari. Pasien merupakan seorang penikmat kopi sehari mampu

    menghabiskan 2- gelas kopi. Pasien menyangkal tidak pernah menggunakan

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    26/50

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    27/50

    $nspeksi &imetris, tidak ada jejas didada, pergerakan dinding dada kanan

    dan kiri simetris saat diam dan saat bernapas, tidak adanya

    penggunaan otot bantu napas, tidak ada retraksi suprakalvikular,

    tidak ada pelebaran sela iga dan sela iga yang tertinggal sewaktu

    bernapas.

    Palpasi &imetris saat dada diam dan bernapas, stem "remitus sama antara

    dada kanan dan kiri, nyeri tekan )-*, krepitasi )-*.

    Perkusi &onor untuk seluruh lapangan paru

    %uskultasi esikuler )AGA*, ronkhi )-G-*, wheing )-G-*

    5antung

    $nspeksi $ktus cordis tidak terlihat

    Palpasi $ctus cordis teraba di $8& linea midclavicula sinistra

    Perkusi +atas atas $8& $$$ linea midclavicula sinistra

    +atas kanan $8& $ linea parasternal detra

    +atas kiri $8& linea midklavikula sinistra.

    %uskultasi +unyi jantung K bunyi jantung (, reguler, bising atau gallop &2.

    %bdomen

    $nspeksi +entuk tidak tampak simetris, tampak adanya pembesaran perut.

    Dinding perut ikterus )-*, sikatrik )-*, striae alba )-*, kaput

    medusa )-*, spider navi )-*, pelebaran vena )-*, dram stei"ung )-*,

    darm countur )-*, pulsasi pada dinding perut )-*, ascites )A*.

    %uskultasi Peristaltik usus )A*, 2- kaliGmenit, bising pembuluh darah tidak

    ada.

    Palpasi &oepel, hepar teraba 6 cm +%8, 3 cm Procecus Uypoideus,

    permukaan rata dan tepi tumpul, konsistensi padat dan imobile,

    spleen teraba di scu""ner 4.

    Perkusi Timpani )A*, shi"ting dullness )A*, nyeri ketok costovertebrae

    tidak ada.

    :kstremitas

    &uperior :dema )-G-*, pucat )AGA*, ikterik )-G-*

    27

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    28/50

    $n"erior :dema )AGA*, pucat )AGA*, ikterik )-G-*

    $.% Pe"eriksaan en+n0ang

    2.C. @aboratorium ;&9DV%

    Pemeriksaan

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    29/50

    %lbumin

    'D&

    C3G(-6 E

    (,64

    6(

    2GB

    KIMIA KLINIK tanggal 1-3-*32-1&4

    Hati dan empedu

    +ilirubin total

    +ilirubin direct

    )tanggal (-6

    (3*

    %&TG&'1T

    %@TG&'PT

    /os"atase %lkali

    Protein total

    > - 'T

    3,2 ,( mgGd@

    Q3,( mgGd@

    Q2 9G@

    QC 9G@

    C( F6 9G@

    4,C 6,2 gGd@

    Q 9G@

    (,((

    .C3

    B3

    24

    (2C

    B,

    (3B

    Elektr#lit 1-3-*32-1&4

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    30/50

    Trombosit

    IMMUNSE/LI 123-*32-1&4

    /erritin B3-C2ngGm@ (3(2,F3

    2.C.( @aboratorium $PD ;&9DV%

    9rin rutin )3F %gustus (3*

    Protein urin A2)timbul kekeruhan yang jelas disertai

    endapan protein berkeping*

    ;eduksi urin negati"

    9robilinogen negati"

    +ilirubin negati"

    30

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    31/50

    2.C.2 /oto Thoraks )3F %gustus (3*

    8or jantung membesar kekanan dan kekiri

    Paru corakan bronkovaskular kedua paru meningkat

    tidak tampak in"iltrat di paru kanan dan kiri

    =esimpulan =ardiomegali dd G e"usi pericard, =ardiomiopati

    disertai kongesti" paru.

    2.C.C 9ltrasonograpy )3 %gustus (3*

    9&' 'injal

    31

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    32/50

    =esimpulan 'injal kanan dan kiri tidak tampak kelainan

    9ltrasonograpy 'allbledder

    =esimpulan Tidak tampak metastase hepar dan para aorta,hepatosplenomegali, cholecystitis.

    9ltrasonograpy Pancreas

    32

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    33/50

    =esimpulan ukuran normal tidak tampak massa

    H:#1'@1+$< :@:=T;1PH1;:&$&

    33

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    34/50

    $.& Diagn#sa Ban!ing

    34

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    35/50

    . %nemia +erat e.c dd .Thalasemia

    (.=eganasan

    (. Hepatosplenomegali e.c dd .8ronic #yeloid @eukemia

    2.@im"oma #aligna

    C.&erosis Hepatis

    $.( Diagn#sa Ker0a

    . %nemia +erat e.c dd .Thalasemia

    (.=eganasan

    (.Hepatosplenomegali e.c dd .8ronic #yeloid @eukemia

    2.@im"oma #aligna

    C.&erosis Hepatis

    $.) Penatalaksanaan

    +ed rest

    Diet mb

    Drip Plasbumin ( E 33 cc perhari

    Domperidom 23 mg

    %lparaolam 3,( mg

    @ansopraole (23 mg

    Tran"usi P;8 sampai dengan Hb X 3 mgGdl

    $.) Planning

    #DT

    35

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    36/50

    9&' %bdomen

    /eses rutin

    ;eticulosit

    /eritin serum

    DD;

    Hb elektro"orese 'lobulin

    $.) Pen6egahan

    Program pencegahan berdasarkan penapisan pembawa si"at thalassemia dan

    diagnosis prenatal telah dapat menurunkan secara bermakna kejadian thalassemia

    mayor pada anak-anak. Penapisan pembawa si"at thalassemia-! lebih ber"ungsi

    dengan penilaian indeks sel darah merah. #enurut WH1 menyarankan dua tahap

    strategi dalam pencegahan thalassemia. Tahap pertama melibatkan pasangan yang

    beresiko tinggi berupa pasangan yang memiliki anak dengan thalassemia. Tahap

    kedua berupa penyaringan langsung kepada penduduk akan resiko dan

    menyediakan diagnosis prenatal hal ini akan menurunkan jumlah bayi mengidap

    thalassemia.

    $.* K#"likasi

    &erosis Hepatis

    Diabetes meliitus

    Penyakit jantung.

    $., Pr#gn#sis

    - Yuo ad vitam dubia ad bonam

    - Yuo ad "uctionam dubia ad malam

    - Yuo ad sanactionam dubia ad malam

    36

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    37/50

    $., 5#ll#7 U Harian

    37

    Hari, Tanggal &ubjective, 1bjective, %ssessment Planning

    #inggu 3F

    %gustus

    (3

    )2.23 W$+*

    & pucat )A*

    Teraba benjolan diperut

    1

    kesadaran compos mentis

    Tekanan darah 3GB3 mmHg

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    38/50

    Hari, Tanggal &ubjective, 1bjective, %ssessment Planning

    &enin, 3

    %gustus (3

    )3B.33 W$+*

    & pucat )A*, mata kuning )A*,

    riwayat trans"usi darah 6 kantong (

    tahun yang lalu.

    1

    kesadaran compos mentis

    Tekanan darah 3G43 mmHg

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    39/50

    &elasa,

    %gustus (3

    )3B.33 W$+*

    & pucat )A*

    1

    kesadaran compos mentis

    Tekanan darah 3G43 mmHg

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    40/50

    ;abu,(

    %gustus (3

    & pucat )A*

    1

    kesadaran compos mentis

    Tekanan darah 33 G43 mmHg

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    41/50

    =amis, 2

    %gustus

    (3

    )3B.33 W$+*

    & pucat )A*

    1

    kesadaran compos mentis

    Tekanan darah 3G63 mmHg

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    42/50

    Hari, Tanggal &ubjective, 1bjective, %ssessment Planning

    5umMat, C

    %gustus (3)3B.33 W$+*

    & pucat )A*

    1

    kesadaran compos mentis

    Tekanan darah 3G63 mmHg

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    43/50

    sabtu,

    %gustus (3

    )3B.33 W$+*

    & pucat )A*

    $kterik )A*

    1

    kesadaran compos mentis

    Tekanan darah 33G43 mmHg

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    44/50

    #inggu, 4

    %gustus (3

    )3B.33 W$+*

    & pucat )A*

    $kterik )A*

    1

    kesadaran compos mentis

    Tekanan darah 33GB3 mmHg

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    45/50

    Hari, Tanggal &ubjective, 1bjective, %ssessment Planning

    &enin , B

    %gustus (3

    & pucat

    1

    kesadaran compos mentis

    Tekanan darah 33G43 mmHg

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    46/50

    Hari, Tanggal &ubjective, 1bjective, %ssessment Planning

    &elasa, 6

    %gustus (3

    & lemas

    1

    kesadaran compos mentis

    Tekanan darah 3G63 mmHg

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    47/50

    BAB I8

    PEMBAHASAN

    Thalassemia merupakan penyakit genetik yang ditandai dengan de"isiensi

    hemoglobin dalam eritrosit. Pada pasien ini dapat ditemui penurunan hemoglobin

    dan adanya anemia. %nemia merupakan penurunan "ungsional jumlah masaa

    eritrosit sehingga tidak dapat memenuhi "ungsinya untuk membawa oksigen

    dalam jumlah yang cukup ke jaringan peri"er. Pada dasarnya orang yang

    menderita thalassemia dapat mengalami anemia ringan maupun berat. Hal ini

    dikarenakan rendahnya jumlah sel darah merah atau tidak cukupnya hemoglobin

    di dalam tubuh penderita. &ederhananya, thalassemia terjadi karena tubuh tidak

    dapat memperoduksi rantai protein hemoglobin yang cukup. Hal ini menyebabkan

    sel darah merah gagal terbentuk dengan baik dan tidak dapat membawa oksigen

    yang cukup. 'en memiliki peran dalam mensintesis rantai protein hemoglobin.

    5ika gen gen ini hilang atau diubah atau terganggu maka thalassemia akan terjadi.

    9sia yang rentan terjadi pada thalassemia adalah 6-4B tahun. Hal tersebut

    sejalan dengan usia pasien saat ini dimana pasien datang dengan gejala klinis yang

    jelas, namun membutuhkan pendekatan diagnostic agar memudahkan dalam

    perawatanya.

    Pada pemeriksaan "isik pasien tampak pucat dan dijumpai adanya

    hepatosplenomegali. Hal ini disebabkan oleh karena limpa adalah organ yang

    membantu tubuh untuk bertahan terhadap in"eksi. Pada orang dengan thalassemia

    lim"anya berkerja sangat keras, sehingga limpa menjadi besar dari biasanya.

    Pucat, hemosiderosis, dan ikterus sama-sama memberi kesan coklat kekuningan.

    @impa dan hati membesar karena hematopoesis ekstrameduler dan hemosiderosis.

    Pada penderita yang lebih tua, limpa mungkin sedemikian besarnya sehingga

    menimbulkan ketidaknyamanan mekanis dan hipersplenisme sekunder.

    %danya keluhan berupa kaki yang bengkak dan sulit digerakan,

    disebabkan oleh adanya pro"i"erasi eritroid yang terus menurus dalam sumsum

    tulang yang ine"ekti", sehingga terjadi ekspansi sumsum tulang. Hal ini kemudian

    menyebabkan de"ormitas skeletal dan berbagai gangguan pertumbuhan serta

    metabolism. %nemia kemudian akan ditimbulkan lagi dengan adanya hemodilusi

    47

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    48/50

    akibat adanya hubungan langsung darah akibat sumsum tulang yang berekspansi

    dan juga oleh adanya splenomegaly.

    Pada limpa yang membesar makin banyak sel darah merah yang

    terjebak , untuk kemudian akan dihancurkan oleh system "agosit. Hyperplasia

    sumsum tulang kemudian akan meningkatkan absorpsi dan buatan besi. Trans"use

    yang diberikan secara teratur juga menambah muatan besi. Hal ini akan

    menyebabkan penimbunan besi yang progersi" di jaringan berbagai organ, yang

    akan diikuti kerusakan organ dan diakiri dengan kematian. +ila terdapat

    perubahan warna kulit hal tersebut dikarenakan adanya hemosiderosis karena

    peningkatan endapan melanin dikatalisasi oleh endapan besi yang meningkat.

    Pada pemeriksaan Hemoglobin elektrhoporesis ditemukan Hb% yang

    menurun, pada dasarnya nilai normal Hb%)F4E*, terdiri atas ( rantai pasang

    rantai globin al"a dan beta, pada pasien ini telah terjadi pelepasan beta. &ementara

    itu Hb/ merupakan predominasi, terdiri atas ( pasang rantai globin al"a dan

    gamma. Pada saat bayi Hb/ biasanya tinggi kemudian saat dewasa akan terjadi

    penurunan.

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    49/50

    BAB 8

    KESIMPULAN

    Thalassemia adalah gangguan pembuatan hemoglobin yang diturunkan.

    Thalassemia ditemukan tersebar di seluruh ras di #editerania, Timur Tengah,

    $ndia sampai %sia Tenggara. Thalassemia memiliki dua tipe utama berdasarkan

    rantai globin yang hilang pada hemoglobin individu yaitu Thalassemia- dan

    thalassemia-!, yang nantinya akan dibagi lagi menjadi beberapa subtipe

    berdasarkan derajat mutasi )secara genetik* ataupun berat ringannya gejala.

    Thalassemia diturunkan berdasarkan hukum #endel, resesi" atau ko-dominan.

    Heteroigot biasanya tanpa gejala, sedangkan homoigot atau gabungan

    heteroigot gejalanya lebih berat dari thalassemia dan !. Terapi thalassemia

    antara lain adalah terapi trans"usi, terapi pengikat besi )khelasi*, splenektomi, dan

    transplantasi sumsum tulang. #asing-masing terapi memiliki kriteria dan e"ek

    samping tertentu sehingga perlu dipertimbangkan secara seksama. =onseling

    mengenai thalassemia sangat diperlukan untuk skrining dan pemahaman terhadap

    penderita. &ampai saat ini, penderita thalassemia yang berat biasanya tidak dapat

    bertahan hingga mencapai usia dewasa normal meskipun kemungkinan ini tidak

    tertutup sama sekali.

    49

  • 7/23/2019 BAB I II III Thalasemia Kita ma.docx

    50/50

    DA5TA/ PUSTAKA

    . #ansjoer, %, dkk. =apita selekta kedokteran jilid $. 5akarta #edia

    %esculapius, (33.

    (. #iranie, H. $nternoid. 7ogyakarta Tosca :nterprise, (33.

    2. $khwan ;inaldi, dkk. +uku %jar $lmu Penyakit Dalam. :disi $, jilid $$.

    5akarta Pusat Penerbitan Departemen $lmu Penyakit Dalam /=9$.(33B.

    C. &lyvia %. Price, @orraine #.Wilson. Pato"isiologi =onsep =linis Proses-

    Proses Penyakit. :disi 4, olume (. 5akarta :'8. (334.

    . Hay WW, @evin #5. 8urrent Diagnosis and Treatment in Pediatrics. 6th

    :dition.