bab ii anastesi epi dgn spine

Upload: dhiyah-harahap

Post on 04-Feb-2018

249 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 Bab II Anastesi Epi Dgn Spine

    1/22

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Anestesi spinal adalah suatu cara untuk menimbulkan atau menghasilkan hilangnya

    sensasi dan blok motorik dengan jalan memasukkan obat anestesi lokal kedalam ruang

    subarakhnoid. Blok yang dihasilkan tidak permanen dari cabang-cabang saraf anterior,

    posterior, serabut saraf posterior dan bagian dari medula spinalis akibat hilangnya aktivitas

    otonom, sensoris dan motoris.1,2 Fungsi saraf yang hilang meliputi sensoris temperatur, nyeri,

    fungsi otonom adalah rasa raba, tekan dan fungsi motorik serta propioseptik. asing-masing

    dihantarkan oleh serabut saraf yang berbeda dengan perbedaan resistensi terhadap pengaruh

    obat anestesi lokal. Blok saraf dimulai dari kaudal kearah kranial dan blok akan hilang dari

    arah sebaliknya yaitu dari kranial ke kaudal.

    Anestesi spinal mempunyai beberapa kelebihan dibanding anestesi inhalasi, antara

    lain kedalaman anestesi cepat tercapai, cara sederhana, peralatan yang diperlukan minimal,

    tidak ada polusi dalam ruang operasi. eskipun begitu risiko dan komplikasi anestesi spinal

    tidak kalah berbahayanya dibanding anestesi umum, bahkan kadang-kadang lebih berat.

    !omplikasi anestesi spinal dapat digolongkan menjadi komplikasi yang terjadi segera danlanjut. !ita harus mengetahui komplikasi anestesi spinal sebelum melakukan anestesi spinal,

    sehingga bisa mengantisipasi dan mempersiapkan obat atau melakukan tindakan serta

    mempersiapkan alat-alat untuk mengantisipasi komplikasi yang terjadi.

    Anestesi epidural atau anestesi ekstradural, peridural adalah salah satu tehnik anestesi

    regional dengan menyuntikkan obat anestesi lokal kedalam ruang epidural. "ujuannya untuk

    memblok serabut saraf spinalis dalam ruang epidural yang keluar dari dura menuju foramen

    intervertebralis. #bat anestesi lokal akan menggenangi ruang epidural daerah torakal, lumbal

    atau kaudal tergantung ketinggian blok yang ingin dicapai.2 Anestesi epidural cepat

    berkembang pada praktek anestesi, karena banyak memberi manfaat pada pasien. $apat

    untuk pembedahan daerah perut bagian ba%ah, ekstremitas ba%ah, analgesi persalinan serta

    untuk mengatasi nyeri pasca bedah.

    1

  • 7/21/2019 Bab II Anastesi Epi Dgn Spine

    2/22

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2. 1 ANASTESI SPINAL

    A. $&F'(')'

    Anestesi spinal atau blok subarachnoid adalah salah satu teknik regional anestesi

    dengan cara menyuntikkan obat anestetik lokal secara langsung ke dalam cairan serebrospinal

    di dalam ruang subaraknoid pada regio lumbal di ba%ah lumbal 2 dan pada regio sakralis di

    atas vertebra sakralis 1 untuk menimbulkan efek anastesia. Anestesi regional *+A dan

    anestesi umum *A adalah teknik anestesi yang umumnya digunakan untuk operasi caesar

    *), keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan. 'ni penting untuk menjelaskan apa jenis

    anestesi yang lebih mujarab. Anestesi regional dibandingkan dengan anestesi umum untuk

    operasi caesar. #perasi caesar dilakukan ketika seorang bayi dilahirkan melalui sayatan di

    perut ibu dan dinding rahim. /al ini membutuhkan anestesi yang efektif, biasanya dengan

    regional *epidural atau tulang belakang atau anestesi umum. $engan dua jenis anestesi

    regional, ibu terjaga untuk kelahiran tetapi mati rasa dari pinggang ke ba%ah.

    $engan anestesi umum, ibu tidak sadar untuk kelahiran dengan anestesi

    mempengaruhi seluruh tubuhnya. )erta sebagai perempuan memiliki pandangan mengenai

    apakah mereka mungkin ingin terjaga atau tertidur untuk kelahiran caesar, penting untuk

    mengetahui keseimbangan manfaat dan efek samping dari berbagai jenis anestesi. "injauan

    pustaka ini berusaha untuk menilai perbedaan dari anastesi spinal dengan anastesi epidural.

    Ada beberapa keuntungan yang disukai pada anestesi umum, misalnya mual dan muntah

    kurang. Ada juga beberapa kentungan yang disukai pada regional anestesi, misalnya

    kehilangan darah kurang dan kurang menggigil. !arena ada cukup bukti tentang manfaat danefek samping, perempuan yang paling mungkin untuk memilih anestesi untuk operasi caesar,

    tergantung pada apakah mereka ingin terjaga atau tertidur selama kelahiran. #perasi caesar

    mengacu pada prosedur dimana bayi dilahirkan melalui sayatan pada dinding perut dan rahim

    ibu. /al ini sering menyelamatkan nya%a dan bertujuan untuk menjaga kesehatan dari ibu

    dan bayinya. eskipun operasi telah menjadi sangat aman selama bertahun- tahun, masih

    berhubungan dengan ibu yang lebih besar mortalitas dan morbiditas *Enkin 2000; Aula

    1999.

    2

  • 7/21/2019 Bab II Anastesi Epi Dgn Spine

    3/22

  • 7/21/2019 Bab II Anastesi Epi Dgn Spine

    4/22

    ;. (yeri punggung kronis.

    $. "&!('! A(A)"&)' )'(A3

    osisi duduk atau tidur lateral dekubitus dengan tusukan pada garis tengah ialah posisi

    yang paling sering dikerjakan. Biasanya dikerjakan di atas meja operasi tanpa dipindah lagi

    dan hanya diperlukan sedikit perubahan posisi pasien. erubahan posisi berlebihan dalam 40

    menit pertama akan menyebabkankan menyebarnya obat.

    1. )etelah dimonitor, tidurkan pasien misalnya dalam posisi dekubitus lateral. Beri bantal

    kepala, selain enak untuk pasien juga supaya tulang belakang stabil. Buat pasien

    membungkuk maksimal agar prosesus spinosus mudah teraba. osisi lain ialah duduk.

    2. erpotongan antara garis yang menghubungkan kedua garis !rista iliaka dengan tulang

    punggung ialah 35 atau 35-36. "entukan temapt tusukan misalnya 32-34, 34-35 atau

    35-36. "usukan pada 31-32 atau diatasnya berisiko trauma terhadap medulla spinalis.

    4. )terilkan tempat penusukan dengan betadin atau alcohol.

    5. Beri anestetik lokal pada tempat tusukan, misalnya dengan lidokain 1-2< 2-4 ml.

    6. ara tusukan medial atau paramedian. =ntuk jarum spinal besar 22 , 24 atau 26

    dapat langsung digunakan. )edangkan untuk yang kecil 28 atau 2> , dianjurkan

    menggunakan penuntun jarum *intoducer, yaitu jarum suntik biasa semprit 10 cc.

    "usukan introduser sedalam kira-kira 2 cm agak sedikit kea rah sefal, kemudian

    masukkan jarum spinal berikut mendrinnya ke dalam lubang jarum tersebut. ika

    menggunakan jarum tajam *?uincke-Babcock irisan jarum *bevel harus sejajar dengan

    serat duramater, yaitu pada posisi tidur miring bevel mengarah ke atas atau keba%ah,

    untuk menghindari kebocoran likuor yang dapat berakibat timbulnya nyeri kepala pasca-

    spinal. )etelah resistensi menghilang, mandarin jarum spinal dicabut dan keluar likuor,

    pasang semprit berisi obat dan obat dapat dimasukkan pelan-pelan *0,6 ml:detik diselingi

    aspirasi sedikit, hanya untuk menyakinkan posisi jarum tetap baik. !alau yakin ujung

    4

  • 7/21/2019 Bab II Anastesi Epi Dgn Spine

    5/22

    jarum spinal pada posisi yang benar dan likuor tidak keluar, putar arah jarum >0obiasanya

    likuor keluar. =ntuk analgesia spinal kontinyu dapat dimasukkan kateter.

    7. osisi duduk sering dikerjakan untuk bedah perineal misalnya bedah hemoroid *%asir

    dengan anestetik hiperbarik. arak kulit-ligamentum flavum de%asa @ 7 cm.

    &. A(A)"&)' 3#!A3 =("=! A(A3&)'A )'(A3

    Berat jenis cairan serebrospinalis *)) pada suhu 48 ialah 1.004-1.00;. Anestetik

    lokal dengan berat jenis sama dengan )) disebut isobarik. Anestetik local dengan berat jenis

    lebih besar dari )) disebut hiperbarik.Anestetik local dengan berat jenis lebih kecil dari

    )) disebut hipobarik.Anestetik lokal yang sering digunakan adalah jenis hiperbarik

    diperoleh dengan mencampur anestetik local dengan dekstrosa.=ntuk jenis hipobarik

    biasanya digunakan tetrakain diperoleh dengan mencampur dengan air injeksi.

    F. &(&BA+A( A(A)"&"'! 3#!A3 "&+A("=(

    a. Faktor utama

    1. Berat jenis anestetika local *barisitas

    2. osisi pasien *kecuali isobarik

    4. $osis dan volum anestetik local *kecuali isobarik

    b. Faktor tambahan

    1. !etinggian suntikan2. !ecepatan suntikan:barbotase

    4. =kuran jarum

    5. !eadaan fisik pasien

    6. "ekanan intraabdominal

    . !#3'!A)' "'($A!A( A(A)"&)' )'(A3

    a. Hi!otensi berat

    Akibat blok simpatis, terjadi Cenous poolin!D. ada de%asa dicegah dengan

    memberikan infuse cairan elektrolit 1000 ml atau koloid 600 ml sebelum tindakan.

    b. Bra"ikar"i

    $apat terjadi tanpa disertai hipotensi atau hipoksia, terjadi akibat blok sampai "-2.

    5

  • 7/21/2019 Bab II Anastesi Epi Dgn Spine

    6/22

    #. Hi!o$entilasi

    Akibat paralisis saraf frenikus atau hipoperfusi pusat kendali napas.

    ". Trau%a !e%bulu& "ara&

    e. Trau%a sara

    . Mual'%unta&

    g. (angguan !en"engaran&. Blok s!inal tinggi) atau s!inal total

    /. &('3A'A( A)A A(A)"&)'

    ulih dari anestesi umum atau regional secara rutin dikelola di kamar pulih atau unit

    pera%atan pasca anestesi. 'dealnya dapat bangun dari anestesia secara bertahap, tanpa

    keluhan dan mulus. !enyataannya sering dijumpai hal - hal yang tidak menyenangkan akibat

    stress pasca operasi atau pasca anestesia yang berupa gangguan napas, gangguan

    kardiovaskular, gelisah, kesakitan, mual - muntah, menggigil dan kadang - kadang

    perdarahan. )elama di unit pera%atan pasca anestesi pasien dilakukan monitoring terhadap

    "roma!e score, berupa kemampuan gerakan pasien pasca sadar dari anastesi regional.

    Apabila Bromage score E 2, maka pasien boleh dipindahkan.

    !riteria nilai 9

    a. erakan penuh dari tungkai, 0

    b. "idak dapat menekuk lutut tetapi dapat mengangkat kaki, 1

    c. "idak mampu fleksi lutut atau tidak dapat mengangkat tungkai ba%ah tetapi masih dapat

    menekuk lutut, 2

    d. "idak mampu fleksi pergelangan kaki, 4

    !eterangan 9

    asien dapat dipindahkan ke bangsal atau pera%atan pasca anestesi jika score E 2.

    2.2 ANASTESI EPIDURAL

    A. DE*INISI

    Anastesi epidural adalah salah satu tehnik dari anatesi regional. "eknik ini dilakukan

    dengan memasukkan obat anestesi lokal pada ruang epidural sehingga dapat menghilangkan

    sensasi nyeri dengan cara memblok transmisi sinyal yang datang dari saraf perifer menuju

    medula spinalis. +uang epidural pertama kali di jelaskan oleh orning pada tahun 1>01, dan

    pada tahun 1>21 teknik ini anestesi epidural untuk pertama kalinya digunakan pada manusia,

    yaitu oleh Fiedel ages. ada tahun 1>56, "ouhy memperkenalkan jarum yang sampai saat ini

    masih digunakaan untuk anastesi epidural. erkembangan dari alat, obat, dan teknik membuat

    anestesi epidural banyak digunakan pada pembedahan, obstetrik, dan managemen nyeri.

    "ehnik injeksi tunggal maupun pemakaian kateter dapat digunakan sebagai anastesi tunggal,

    6

  • 7/21/2019 Bab II Anastesi Epi Dgn Spine

    7/22

    adjuvant analgesik pada anastesi umum, ataupun analgesik post-operatif yang bisa

    mencangkup daerah ekstermitas, thoraks, abdomen, maupun pelvis.

    B. ANAT+MI DAN *ISI+L+(IS

    ANAT+MI

    "ulang belakang manusia terdiri dari tulang vertebral dan intervertebralis

    fibrocartilagonous disk, terdiri dari, 8 ruas vertebra servikalis, 12 ruas vertebra thorakal, dan

    6 ruas vertebra lumbal, sakrum adalah fusi dari 6 vertebra sakral dan ada kecil rudimenter

    coccygeal.

    "ulang belakang secara keseluruhan memberikan dukungan struktural untuk tubuh

    dan perlindungan bagi sumsum tulang belakang dan saraf, dan memungkinkan tingkat

    mobilitas dalam beberapa bidang spasial.

    +uang epidural adalah ruang antara duramater, ligamentum dan eriosteum dari kanalis

    vertebra yang membantasi dari foramen magnum hingga membran sacrococygeus. +uang

    epidural merupakan ruang potensial bertekanan negatif dengan komponen terdiri dari

    jaringan lemak, saluran limfatik, dan pembuluh darah tanpa ada cairan bebas dalam ruang

    epidural.

    $iameter ruang epidural memiliki perbedaan pada tiap segmennya, menurut beberapa

    literatur ukuran dari tiap segmen sesuai tabel 1.

    3uas ruang epidural "ebal duramater

    )ervikal

    "horakal atas

    "horakal ba%ah

    3umbal

    1- 1,6 mm

    2,6- 4 mm

    5 6 mm

    6 7 mm

    1,6 2 mm

    1 mm

    1 mm

    0,44 0,;; mm

    "abel1. $iameter ruang dan tebal duramater tiap segmen*4

    "ekanan negatif tiap segmen juga memiliki perbedaan, tekanan negatif dari ruang

    epidural juga digunakan untuk menentukan apakah jarum epidural telah memasuki ruangan

    epidural.

    "ekanan negatif ruang epidural

    )ervikal

    "horakal

    3umbal atas

    3umbal ba%ah

    5cm h2o

    1 4 cm h2o

    1 cm h2o

    0,6 cm h2o

    7

  • 7/21/2019 Bab II Anastesi Epi Dgn Spine

    8/22

    "abel2. (ilai tekanan negatif ruangan epidural*2

    *ISI+L+(IS

    1. Bloka"e neural.

    Anestesi lokal yang ditempatkan didaerah epidural bereaksi secara langsung pada

    akar nervus spinalis yang terdapat dibagian lateral dari ruang epidural. Akar nervus tersebut

    dibungkus dengan lapisan dural dan anestesi local mencapai cairan serebrospinal dengan

    menyerap pada dura. onset blok lebih lama dibandingkan dengan anestesi spinal, dan

    intensitas blok sensoris dan motorik rendah.

    2. ,ar"io$askuler.

    /ipotensi akibat dari blokade simpatik mirip seperti yang digambarkan pada anestesi

    spinal. $osis yang besar dari anestesi lokal yang digunakan dapat diabsorbsi secara

    sistemik, mengakibatkan terjadinya depresi miokard. &pinefrin yang ditambahkan pada

    anestesi lokal dapat diabsorbsi dan akan memberikan efek sistemik seperti takikardi dan

    hipertensi.

    -. Anestesia e!i"ural %engurangi tera"in/a tro%bosis $ena "an e%bolis%e

    !ul%oner !a"a !e%be"a&an orto!e"i.

    !emungkinan hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan perfusi keanggota gerak

    bagian ba%ah. )elain itu terdapat kecenderungan terjadinya penurunan koagulasi, penurunan

    agregasi platelet, dan perbaikan fungsi fibrinolitik selama anestesi epidural.

    0. Peruba&an isiologis lain seru!a "engan /ang "i&asilkan ole& anestesi s!inal.

    . INDI,ASI DAN ,+NTRAINDI,ASI

    ada umumnya indikasi epidural anestesi sama dengan anestesi spinal. )ebagai

    keuntungan anastesi epidural adalah anestesi dapat diberikan secara kontinyu setelah

    penempatan kateter epidural, oleh karena itu tehnik ini cocok untuk pembedahan yang lama

    dan analgesia setelah pembedahan.

    In"ikasi ,&usus

    A. Pe%be"a&an sen"i !anggul "an lutut.

    $ibandingkan dengan anestesi umum, anestesi epidural untuk pembedahan pangguldan lutut dapat mengurangi insidens trombosis vena. enyebab kematian pasien yang

    8

  • 7/21/2019 Bab II Anastesi Epi Dgn Spine

    9/22

    menjalani pembedahan sendi yang total adalah emboli paru. 3agi pula kehilangan darah

    selama pembedahan sendi panggul lebih kecil pada pemakaian tehnik anestesi epidural.

    B. Re$askularisasi ektre%itas ba3a&.

    enelitian menunjukkan bah%a anestesia epidural pada pasien dengan penyakit

    pembuluh darah periper , aliran darah kedistal selama rekonstruksi pembuluh darah anggota

    gerak bagian ba%ah adalah baik dan penyumbatan cangkokan pembuluh darah setelah

    operasi adalah kecil dibandingkan dengan anestesi umum.

    . Persalinan.

    asien-pasien obsterik yang takut nyeri melahirkan dapat ditangani dengan anastesi

    epidural dan memperoleh bayi dengan ri%ayat biokemia yang baik dari pada bayi dilahirkan

    pada ibu yang diberikan opioid atau anetestetik lainnya secara intravena.

    D. Penanganan n/eri !ost'o!erasi.

    Anestesi lokal konsentrasi rendah dan opoid atau kombinasi obat ini dengan analgesik

    lain sangat memuaskan pada kontrol nyeri post-operasi. Analgesia post-operasi ini

    memudahkan am"ulator#dini dan kerja sama yang baik dengan fisioterapi.

    ,+NTRA INDI,ASI 456

    Absolut

    asien tidak setuju

    'nfeksi lokal pada daerah kulit yang akan ditusuk.

    )epsis generalisata *sepertisepticemia$ "acteremia.

    coa!ulopath#.

    Alergi terhadap suatu jenis anestetik lokal.

    eningkatan tekanan intrakranial.

    Relati

    /ipovolemia

    enyakit ))

    (yeri punggung kronik.

    asien yang mendapat obat penghambat platelet, termasuk aspirin, dripiridamol, dan

    ()A'$

    D. PR+SEDUR ANESTESI EPIDURAL

    9

  • 7/21/2019 Bab II Anastesi Epi Dgn Spine

    10/22

    A. Persia!an !eralatan "an 7aru% e!i"ural.

    )eperti pada anestesi umum, obat-obatan serta mesin anestesi disiapkan sebelum

    penderita masuk ruangan, begitu pula dengan monitor standar. ersiapan termasuk

    vasopressor untuk mencegah hipotensi, oksigen suplemen melalui nasal kanula atau masker

    untuk mengatasi depresi pernapasan akibat sedatif atau anestetik.

    ada umumnya jarum weissatau tuoh#ukuran 18 yang digunakan untuk ideintifikasi

    ruang epidural. arum ini mempunyai stylet dan ujungnya tumpul dengan lubang pada sisi

    lateral dan mempunyai dinding tipis yang dapat dilalui kateter ukuran 20. arum ukuran 22

    sering digunakan untuk tehnik dosis tunggal.

    B. Menentukan !osisi !asien

    asien dapat diposisikan pada posisi duduk, posisi lateral atau posisi prone dengan

    pertimbangan yang sama dengan anestesi spinal.

    . I"entiikasi Ruang e!i"ural.

    +uang epidural teridentifikasi setelah ujung jarum mele%ati ligamentum flavum dan

    menimbulkan tekanan negatif pada ruang epidural. etode untuk identifikasi ini dibagi

    dalam dua tehnik 9 loss of resistencedan han!in! drop%8&.

    1. Loss of resistence.

    "ehnik ini adalah cara yang umum dipakai untuk identifikasi ruang epidural. ara ini

    dengan mengarahkan jarum mele%ati kulit masuk kedalam ligamentum interspinosus,

    dimana dibuktikan oleh adanya tahanan. ada saat ini intraduser dikeluarkan dan jarum

    dihubungkan dengan spoit yang diisi dengan udara atau (acl 0,>

  • 7/21/2019 Bab II Anastesi Epi Dgn Spine

    11/22

    jarum berada dalam ligamentum fluger tidak bisa ditekan dan dipantulkan kembali, tetapi

    ketika jarum masuk ruang epidural terasa kehilangan tahanan dan fluger mudah ditekan dan

    tidak dipantulkan kembali. ara yang kedua lebih cepat dan lebih praktis tetapi memerlukan

    pengalaman sebelumnya untuk menghindari penempatan jarum epidural pada lokasi yang

    salah.

    Apakah suntikan dengan (acl 0,> < atau udara yang dipakai pada loss of resistence

    tehnik tergantung pada pilihan praktisi. Ada beberapa laporan gelembung udara

    menyebabkan inkomplet atau blok tidak sempurna betapapun ini terjadi hanya dengan

    udara dalam jumlah yang banyak.

    ambar2. osisi tangan pada jarum epidural*5

    2. Hanging Drop.

    $engan tehnik ini jarum ditempatkan pada ligamentum intrspinosus , pangkal jarum

    diisi dengan cairan (acl 0,> < sampai tetesan menggantung dari pangkal jarum. )elama

    jarum mele%ati struktur ligamen tetesan tidak bergerakG akan tetapi %aktu ujung jarum

    mele%ati ligamentum flavum dan masuk dalam ruang epidural, tetesan cairan ini terisap

    masuk oleh karena adanya tekanan negatif dari ruang epidural. ika jarum menjadi

    tersumbat, atau tetesan cairan tidak akan terisap masuk maka jarum telah mele%ati ruang

    epidural yang ditandai dengan cairan serebrospinal pada pungsi dural. )ebagai konsekuensi

    tehnik han!in! dropbiasanya digunakan hanya oleh praktisi yang berpengalaman .

    11

  • 7/21/2019 Bab II Anastesi Epi Dgn Spine

    12/22

    ambar4. ara memasukkan jarum kedalam ruang epidural*;

    D. Pili&an tingkat blok.

    Anestesi epidural dapat dilakukan pada salah satu dari empat segmen dari tulang

    belakang *servikal, thorakal, lumbar, sacral. Anestesi epidural pada segmen sacralis biasanya

    disebut sebagai anestesia kaudal.

    1. Anestesi e!i"ural lu%bal.

    a. Midline approach.

    asien diposisikan, dipersiapkan dan ditutup kain steril dan diidentifikasi interspace

    35-6 sejajar !rista iliaka. 'nterspace dipilih dengan palpasi apakah level 34-5 atau 35-6.

    arum ukuran 26 digunakan untuk anestesi lokal dengan infiltrasi dari suferfisial sampai

    kedalam ligamentum interspinosa dan supraspinosa. arum ukuran 1; dibuat tusukan kulit

    untuk dapat dilalui jarum epidural. arum epidural dimasukkan terus pada tusukan kulit dan

    dilanjutkan kearah sedikit kecephalad untuk memperkirakan lokasi ruang interlaminar dan

    sebagai dasar adalah pada perocesus spinosus superior. )etelah jarum masuk pada struktur

    ligamentum , spoit dihubungkan dengan jarum dan tahanan diidentifikasi. oin utama disini

    bah%a adanya perasaan jarum masuk pada struktur ligamentum. Apabila perasaan kurangjelas adalah akibat tahanan pada otot paraspinosus atau lapisan lemak mengakibatkan injeksi

    local anestesi kedalam ruang lain dari pada ruang epidural dan terjadi gagal blok. Apabila ini

    terjadi penempatan jarum pada ligamentum diperbaiki, kemudian jarum dilanjutkan masuk

    keruang epidural dan loss of resistensidiidentifikasi dengan /ati-hati.

    ambar5. anestesi epidural lumbal9 pendekatan median*5

    b. Paramedian approach

    12

  • 7/21/2019 Bab II Anastesi Epi Dgn Spine

    13/22

    Biasanya dipilih pada kasus dimana operasi atau penyakit sendi degeneratif

    sebelumnya ada kontra indikasi dengan median approach. "ehnik ini lebih mudah bagi

    pemula, karena saat jarum bergerak kedalam ligamen dan perubahan tahanan tidak terjadi,

    maka jarum masuk ke otot paraspinosus dan tahanan hanya dirasakan bila jarum sampai pada

    ligamentum flavum.

    asien diposisikan, dipersiapkan dan ditutupi kain streril seperti pada midline

    approach. arum ditusukkan kira-kira 2-5 cm kelateral garis tengah pada bagian ba%ah

    processus spinosus superior. "usukan kulit dibuat dan jarum epidural langsung diarahkan

    seperti pada median approach dan kemudian jarum dilanjutkan kearah midline. )etelah

    strukur dermal ditembusi spoit dihubungkan dengan jarum dan selanjutnya jarum masuk

    masa otot spinosus akan terasa tahanan minimal dan kemudian sampai ada peningkatan

    tahanan yang tiba-tiba ketika jarum sampai pada ligamentum flavum. ika jarum telah

    mele%ati ligamentum flavum dan setelah loss of resistenceteridentifikasi maka jarum telah

    masuk kedalam ruang epidural*>.

    ambar6. Anestesi epidural lumbal 9 pendekatan paramedian*>

    2. Anastesi e!i"ural t&orakal.

    Anastesi epidural anastesi adalah tehnik yang lebih sulit dari pada lumbar epidural

    anestesi, dan kemungkinan untuk trauma pada medulla spinalis adalah besar. #3eh karena

    itu, yang penting bah%a praktisi sepenuhnya familiar dengan lumbar epidural anestesi

    sebelum mencoba anastesi epidural thorakal.

    a. Midline approach.

    'nterspase lebih sering diidentifikasi dengan pasien pada posisi duduk. ada segmen

    atas thorakal, sudu processus spinosus lebih miring dan curam kearah kepala. arum

    dimasukkan mele%ati jarak yang relatif pendek mencapai ligamentum supraspinous dan

    13

  • 7/21/2019 Bab II Anastesi Epi Dgn Spine

    14/22

    interspinous, dan ligamentum flavum diidentifikasi biasanya tidak lebih dari 4-5 cm diba%ah

    kulit. !ehilangan tahanan yang tiba-tiba adalah tanda masuk dalam ruang epidural. )emua

    tehnik epidural anestesi diatas regio lumbal kemungkinan kontak langsung dengan medulla

    spinalis harus dipertimbangkan selama mengidentifikasi ruang epidural. ika didapatkan

    nyeri yang membakar kemungkinan bah%a jarum epidural kontak langsung dengan medulla

    spinalis harus dipertimbangkan dan jarum harus dengan segera dipindahkan. !ontak

    berulang dengan tulang dan tidak didapatkan ligamentum atau ruang epidural adalah indikasi

    untuk merubah pada pendekatanparamedian.

    ambar7. Anastesi &pidural thorakal 9 pendekatan median*; .

    b. Paramedian approach.

    ada pendekatan paramedian , interspase diidentifikasi dan jarum ditusukkan kira-kira

    2 cm kelateral garis tengah pada pinggir kaudal prosesus spinosus superior. ada tehnik ini

    jarum ditempatkan hampir tegak lurus pada kulit dengan sudut minimal 10-16 derajat kearah

    midline dan dilanjutkan sampai lamina atau pedikle dari tulang belakang disentuh. arum

    ditarik kebelakang dan ditujukan kembali agak kecephalad. ika tehnik ini sempurna ujung

    jarum akan kontak dengan ligamentum flavum. )poit dihubungkan dengan jarum, dan pakai

    tehnik loss of resistence atau han!in! dropuntuk mengidentifikasi ruang epidural. )ama

    dengan paramedian approach pada regio lumbar, jarum harus dilanjutkan sebelum

    ligamentum flavum dile%ati dan ruang epidural didapatkan.

    14

  • 7/21/2019 Bab II Anastesi Epi Dgn Spine

    15/22

    ambar8. Anestesi epidural thorakal 9 pendekatan paramedian*;.

    -. Anastesi E!i"ural ser$ikal.

    "ehnik ini khusus dilakukan dengan pasien pada posisi duduk dan leher difleksikan.

    arum epidural dimasukkan pada midline khususnya pada interspase 6-7 atau 7-8 dan

    ditusukkan secara relatif datar kedalam ruang epidural dengan memakai tehnik loss of

    resistence dan lebih sering dengan han!in! drop.

    ambar;. Anestesia epidural servikal 9 pendekatan median*>

    E. Pene%!atan kateter.

    !ateter epidural digunakan untuk injeksi ulang anestesi local pada operasi yang lama

    dan pemberian analgesia post operasi*>.

    *1. !ateter radiopaH ukuran 20 disusupkan melalui jarum epidural, ketika bevel

    diposisikan kearah cephalad. ika kateter berisi stylet ka%at, harus ditarik kembali1-2 cm

    untuk menurunkan insiden parestesia dan pungsi dural atau vena.

    *2. !ateter dimasukkan 2-6 cm ke dalam ruang epidural. asien dapat mengalami

    parasthesia yang tiba-tiba dan biasanya terjadi dalam %aktu yang singkat. ika kateter

    tertahan, kateter harus direposisikan. ika kateter harus ditarik kembali, maka kateter dan

    jarum dikeluarkan bersama-sama.

    *4. arak dari permukaan belakang pasien diberi tanda pada pengukuran kateter.

    15

  • 7/21/2019 Bab II Anastesi Epi Dgn Spine

    16/22

    *5. arum ditarik kembali secara hati-hati melalui kateter dan jarak dari bagian

    belakang pasien yang diberi tanda pada kateter diukur lagi. ika kateter telah masuk, kateter

    ditarik kembali 2-4 cm dari ruang epidural.

    *6. Bila kateter sudah sesuai kemudian dihubungkan dengan spoit. Aspirasi dapat

    dilakukan untuk mengecek adanya darah atau cairan serebrospinal, dan kemudian kateter

    diplester dengan kuat pada bagian belakang pasien dengan ukuran yang besar, bersih dan

    diperkuat dengan pembalutan.

    *. +bat'obatan untuk anestesi e!i"ural4186

    Anestetik lokal.

    ilihan obat anestetik lokal untuk anestesi epidural ditentukan oleh lamanya prosedur

    operasi dan intensitas blok motoris yang dikehendaki. kloroprokain adalah kerja singkat,

    mevipakain adalah kerja sedang, buvipakain dan etidokain adalah kerja lama. Buvipakain

    konsentrasi rendah tidak cocok digunakan pada prosedur yang membutuhkan blok motoris

    untuk setiap blok sensorik dibandingkan dengan obat lainnya. Ada pun obat yang sering di

    pakai di indonesia yaitu prokain, lidokain, bupivakain.

    #bat !onsentrasi 3ama onset digabungkanepinefrin

    hloroprokain

    3idokain

    epivakain

    Bupivakain

    &tidokain

    2 4 >7 9

    674-6;2.4. )no% . )pinal Anestesia. anual of Anestesia. "okyo 9 'gaku )hoin 3td, 1>;0 9 178->1.

    5. $avidson /. A ractice of Anaesthesia. 6thed. )ingapore 9 Asian &conomy ed,

    1>;6 9 ;68-814.

    6. +ushman B, $anvies (/, ashman 3ee. )ynopsis of Anaesthesia. 12 thed. #Lford 9

    Butter%orth /eineman, 1>>> 9 162-84.

    7. aiser ++. )pinal, &pidural, and audal Anesthesia. 'n 9 3ongnecker $&, urpy F3.

    'ntroduction to Anesthesia. >th ed. hiladelphia 9 M.B )aunders ompany, 1>>8 9 217-

    218.

    8. ritchley 3, on%ay F. /ypotension during subarachnoid anaesthesia 9 /aemodynamic

    effects of colloid and metamirol. British ournal of Anaesthesia 1>>7 G 87 9 845-847.

    ;. oir $$, "hoburn . +egional Analgesia in #bstetrics. #bstetrics anaesthesia and

    Analgesia. 4th ed. 3ondon 9 Baillirere "indall, 1>;7 9 216-28.

    >. ollins J. rinciples of Anaesthesiology, 4th ed. hiladelphia 9 3ea and Febiger, 1>>4 9

    1650-64, 7>;-814.

    10. reen (, Brull ). hysiology #f )pinal Anaesthesia. 5 thed. Baltimore 9 Milliams N

    Milkins, 1>>4 9 ;6-187.

    11. )tevens +A. (euraLial Blocks. 'n 9 Bro%n $3, Factor $A. +egional Anesthesia and

    Analgesia. 1sted. hiladelphia 9 M.B. )aunders ompany, 1>>7 9 41>.

    21

  • 7/21/2019 Bab II Anastesi Epi Dgn Spine

    22/22

    22