anastesi dan ekstraksi
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 Anastesi Dan Ekstraksi
1/22
Anastesi dan EkstraksiEkstraksi gigi adalah proses pencabutan gigi dari dalam
soket dari tulangalveolar. Ekstraksi gigi dapat dilakukan dengan
dua teknik yaitu teknik sederhana dan teknik pembedahan.Teknik sederhana dilakukan dengan melepaskan gigi
dariperlekatan jaringan lunak menggunakan elevator kemudian
menggoyangkan danmengeluarkan gigi di dalam soket dari
tulang alveolar menggunakan tang ekstraksi (Howe, 199!
Indikasi Pencabutan Gigi
a "aries yang parah
#lasan paling umum dan yang dapat diterima secaraluas untuk pencabutan gigi adalah karies yang tidak dapat
dihilangkan.
b $ekrosis pulpa
%ebagai dasar pemikiran, yang ke&dua ini berkaitan erat
dengan pencabutan gigi adalah adanya nekrosis pulpa atau
pulpa irreversibel yang tidak diindikasikan untuk perawatan
endodontik.
c 'enyakit periodontal yang parah
#lasan umum untuk pencabutan gigi adalah adanya
penyakit periodontal yang parah. ika periodontitis dewasa
yang parah telah ada selama beberapa waktu, maka akan
nampak kehilangan tulang yang berlebihan dan mobilitas gigi
yang irreversibel. )alam situasi seperti ini, gigi yang
mengalami mobilitas yang tinggi harus dicabut.
d #lasan orthodontik
'asien yang akan menjalani perawatan ortodonsi sering
membutuhkan pencabutan gigi untuk memberikan ruang
untuk keselarasan gigi.
e *igi yang mengalami malposisi
*igi yang mengalami malposisi dapat diindikasikan
untuk pencabutan dalam situasi yang parah.
+ *igi yang retak
-
7/24/2019 Anastesi Dan Ekstraksi
2/22
-
ndikasi ini jelas untuk dilakukan pencabutan gigi karena
gigi yang telah retak. 'encabutan gigi yang retak bisa sangat
sakit dan rumit dengan tekhnik yang lebih konservati+. /ahkan
prosedur restorati+ endodontik dan kompleks tidak dapat
mengurangi rasa sakit akibat gigi yang retak tersebut.
('eterson, 0!
g *igi impaksi
*igi yang impaksi harus dipertimbangkan untuk
dilakukan pencabutan. ika terdapat sebagian gigi yang
impaksi maka oklusi +ungsional tidak akan optimal karena
ruang yang tidak memadai, maka harus dilakukan bedah
pengangkatan gigi impaksi tersebut.
h *igi yang terkait dengan lesi patologis
*igi yang terkait dengan lesi patologis mungkin
memerlukan pencabutan. )alam beberapa situasi, gigi dapat
dipertahankan dan terapi terapi endodontik dapat dilakukan.
$amun, jika mempertahankan gigi dengan operasi lengkap
pengangkatan lesi, gigi tersebut harus dicabut. ('eterson,
0!
i *igi yang mengalami +raktur rahang
'asien yang mempertahankan +raktur mandibula atau
proses alveolar kadang&kadang harus merelakan giginya
untuk dicabut. )alam sebagian besar kondisi gigi yang terlibat
dalam garis +raktur dapat dipertahankan, tetapi jika gigi
terluka maka pencabutan mungkin diperlukan untuk
mencegah in+eksi.
j Estetik
Terkadang pasien memerlukan pencabutan gigi untuk
alasan estetik. 2ontoh kondisi seperti ini adalah yang
berwarna karena tetracycline atau 3uorosis, atau mungkin
malposisi yang berlebihan sangat menonjol.
Kontraindikasi Pencabutan Gigi
a "ontaindikasi sistemik
"elainan jantung
-
7/24/2019 Anastesi Dan Ekstraksi
3/22
4
"elainan darah. 'asien yang mengidap kelainan darah
seperti leukemia, haemoragic purpura, hemophilia dan
anemia
)iabetes melitus tidak terkontrol sangat mempengaruhi
penyembuhan luka.
'asien dengan penyakit ginjal (nephritis! pada kasus ini
bila dilakukan ekstraksi gigi akan menyebabkan
keadaan akut
'enyakit hepar (hepatitis!.
'asien dengan penyakit syphilis, karena pada saat itu
daya tahan terutama tubuh sangat rendah sehingga
mudah terjadi in+eksi dan penyembuhan akan memakan
waktu yang lama.
#lergi pada anastesi local 5ahang yang baru saja telah diradiasi, pada keadaan ini
suplai darah menurun sehingga rasa sakit hebat dan
bisa +atal.
To6ic goiter
"ehamilan. pada trimester ke&dua karena obat&obatan
pada saat itu mempunyai e+ek rendah terhadap janin.
'sychosis dan neurosis pasien yang mempunyai mental
yang tidak stabil karena dapat berpengaruh pada saat
dilakukan ekstraksi gigi Terapi dengan antikoagulan.
b "ontraindikasi lokal
5adang akut. "eradangan akut dengan cellulitis, terlebih
dahulu keradangannya harus dikontrol untuk mencegah
penyebaran yang lebih luas. adi tidak boleh langsung
dicabut.
n+eksi akut. 'ericoronitis akut, penyakit ini sering terjadi
pada saat 7 5/ erupsi terlebih dahulu
7alignancy oral. #danya keganasan (kanker, tumor dll!,
dikhawatirkan pencabutan akan menyebabkan
pertumbuhan lebih cepat dari keganasan itu. %ehingga
luka bekas ekstraksi gigi sulit sembuh. adi
keganasannya harus diatasi terlebih dahulu.
*igi yang masih dapat dirawat8dipertahankan dengan
perawatan konservasi, endodontik dan sebagainya
('ederson, 199!
-
7/24/2019 Anastesi Dan Ekstraksi
4/22
9
Komplikasi pasca ekstraksi
1. 7acam&macam komplikasia. "omplikasi local
"omplikasi lokal saat pencabutan gigi.
"omplikasi lokal setelah pencabutan gigi.b. "omplikasi sistemik.
0. enis komplikasi yang dapat terjadia. "egagalan dari
'emberian anastetikum.
7encabut gigi dengan tang atau elevator.b. :raktur dari
7ahkota gigi yang akan dicabut.
#kar gigi yang akan dicabut
Tulang alveolar.
Tuberositas ma6illa.
*igi sebelahnya8gigi antagonis.
7andibula.c. )islokasi dari
*igi sebelahnya.
%endi temporo mandibula.d. /erpindah akar gigi
7asuk ke jaringan lunak
7asuk ke dalam sinus ma6illaris.e. 'erdarahan berlebihan
%elama pencabutan gigi.
%etelah pencabutan gigi selesai.+. "erusakan dari
*usi
/ibir.
%ara+ alveolaris in+erior8cabangnya.
%ara+ lingualis.
;idah dan dasar mulut.
g. 5asa sakit pasca pencabutan gigi karena "erusakan dari jaringan keras dan jaringan
lunak
)ry socket .
-
7/24/2019 Anastesi Dan Ekstraksi
5/22
1
Trismus.
Terjadinya =stula oro antral.
%inkop.
Terhentinya respirasi.
Terhentinya jantung.
"eadaan darurat akibat anastesi.
Anastesi
#nastesi (pembiusan! bersal dari bahasa yunani. #n >
tidak, tanpa dan aesthtesos > persepsi, kemampuan merasa.
%ecara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit
ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya
yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh (;atie+, dkk, 01!.
Anastesi Lokal
#nastesi lokal atau anastesi regional merupakan
penggunaan obat analgesik lokal untuk menghambat hantaran
sara+ sensorik, sehingga impuls nyeri dari suatu bagian tubuh
diblokir untuk sementara (reversible!. :ungsi motorik dapat
terpengaruh sebagian atau seluruhnya dan dalam keadaan
penderita tetap sadar. Tujuan anastesi adalah untuk menghalau,
atau menghilangkan rasa sakit dibagian tertentu, daripada harus
melakukan pembiusan total.
Syarat-syarat Anastesi lokal yang baik
a. Tidak mengiritasi jaringanb. Toksisitas sistemisnya kecilc. Tidak merusak jaringan sara+ secara permanend. E+ekti+ melalui penggunaan suntikan atau topikal pada
mukosae. 7ulai kerjanya harus sesingkat mungkin dan bertahan
untuk jangka waktu yang cukup lama.+. ;arut dan stabil dalam air serta stabil pada pemanasan.g. Tidak menimbulkan alergi ("arakata, 199!.
Berdasarkan area yang teranestesi, anestesi lokal dapat dibedakan
menjadi :
1. Nerve Block
Larutan anestesi lokal disuntikkan pada atau disekitar batang saraf utama,
sehingga mampu menganestesi daerah yang luas yang mendapat inervasi dari
-
7/24/2019 Anastesi Dan Ekstraksi
6/22
11
percabangan saraf utama tersebut. Teknik ini sering digunakan di rongga mulut
khususnya di rahang bawah. Kerugian dari teknik ini adalah bahwa biasanya
pembuluh darah letaknya berdekatan dengan batang saraf, maka kemungkinan
teradi penetrasi pembuluh darah cukup besar. !ontoh " inferior alveolar nerve
block.
#. $ield Block
Larutan anestesi lokal disuntikkan pada atau disekitar cabang saraf
terminal dengan tuuan untuk memblokir semua persarafan sebelah distal dari
tempat ineksi cairan anestesi. %fek anestesi meliputi darah yang terbatas &tidak
seluas pada teknik nerve block' contoh " ineksi di sekitar apeks akar gigi rahang
atas.
(. Lokal infiltrasi
Larutan anestesi lokal dituntikkan di sekitar uung)uung saraf terminal
sehingga efek anestesi hanya terbatas pada tempat difusi cairan anestesi tepat pada
area yang akan dilakukan instrumentasi. Teknik ini terbatas hanya untuk anestesi
aringan lunak.
*. Topikal anesthesia
Teknik ini dilakukan dengan cara mengoleskan larutan anestesi padapermukaan mukosa atau kulit dengan tuuan untuk meniadakan stimulasi pada
uung)uung saraf bebas &free nerve endings'. +nestesi topikal dapat digunakan
pada tempat yang akan diineksi untuk mengurangi rasa sakit akibat insersi arum.
Beberapa cara pemberian anastesi lokal, khusus dibidang kedokteran
gigi yaitu :
1. Anestesi Topical
+nestesi topical digunakan hanya untuk menghilangkan rasa sakit di
permukaan saa karena hanya mengenai uung)uung serabut)serabut saraf dan
berlaku untuk beberapa menit saa. +nestesi topikal uga dapat digunakan pada
tempat yang akan diineksi untuk mengurangi rasa sakit akibat insersi arum.
Teknik ini dilakukan dengan cara mengoleskan larutan anestesi pada permukaan
mukosa atau kulit dengan tuuan untuk meniadakan stimulasi pada uung)uung
saraf bebas &free nerve endings).
a. ecara $isis
-
7/24/2019 Anastesi Dan Ekstraksi
7/22
10
Topikal anestesi secara fisis adalah mendapatkan anestesi dengan
pembekuan. Bahan anestesi yang digunakan adalah khoretil yang
berwuud -at cair, mempunyai titik didih sangat rendah dan cepat
menguap. aktu menguap -at ini berasal dari panas sel)sel aringan dan
syaraf)syaraf di sekitarnya, sehingga menyebabkan sel)sel syaraf tersebut
membeku. +kibatnya syaraf tidak dapat lagi menerima rangsangan sakit
sehingga rasa sakit tidak diteruskan ke pusat &sentrum' dari permukaan.
/asil dari anestesi ini tidak dalam, hanya kira)kira 0 mm dan cepat hilang.
ndikasi topikal anestesi secara fisis antara lain "
2encabut gigi permanen yang amat goyah
nsisi abses
2encabut gigi susu yang sudah goyah
2. Anestesi Infiltrasi
nfiltrasi anestesi diperoleh dengan memberikan suntikkan di bawah mukosa
pada uung)uung saraf terminal sehingga efek anestesi hanya terbatas pada
tempat difusi cairan anestesi tepat pada area yang akan dilakukan instrumentasi.
Berdasarkan tempat insersi arum, teknik ineksi anestesi lokal dapat
dibedakan menadi "
a. oft tissue anestesi
Submucosal injection
stilah ini diterapkan bila larutan didepositkan tepat di balik
membran mukosa. alupun cenderung tidak menimbulkan anastesi pada
pulpa gigi suntikan ini sering digunakan untuk menganastesi saraf bukalpanang sebelum pencabutan molar bawah atau operasi aringan lunak
&/owe, 133*'.
4arum diinsersikan dan cairan anestesi dideponir ke dalam aringan
di bawah mukosa sehingga larutan anestesi mengadakan difusi pada
tempat tersebut.
5eep infiltrasi anestesi &Pleksus anesthesi'
5eep infiltrasi anestesi hanya dapat dilakukan bila tulang kompakta
atau seluruh struktur kompakta bagian bukal dan labial tipis. +nestesi pun
-
7/24/2019 Anastesi Dan Ekstraksi
8/22
1
tidak dapat dilakukan bila adanya peradangan karena anesthetikum tidak
dapat merembes mencapai urat syaraf yang lebih dalam, sebab diblokir
oleh cairan yang terdapat di radang.
2enurut cara penyuntikannya, 5eep infiltrasi anestesi dibagi menadi
*, antara lain "
Paraperiosteal injection
4arum diinsersikan sampai mendekati atau menyentuh
periosteum, dan setelah diineksikan larutan anestesi mengadakan
difusi menembus periosteum dan porositas tulang alveolar.
Interseptal injection
Teknik ini merupakan modifikasi dari teknik intraosseous,
dilakukan untuk mempermudah pelaksanaan ineksi intraosseous
dimana arum disuntikkan ke dalam tulang alveolar bagian
interseptal diantara kedua gigi yang akan dianestesi. Teknik
inikadang)kadang digunakan bila anestesi yang menyeluruh sulit
diperoleh atau bila dipasang gigi geligi tiruan imediat serta bila
tekhnik supraperiosteal tidak mungkin digunakan. Tekhnik ini hanya
dapat digunakan setelah diperoleh anestesi superficial.
Intraperiodontal injection
4arum diinsersikan pada sulkus gingival dengen bevel
mengarah menauhi gigi. 4arum kemudian didorong ke membrane
periodontal bersudut (67 terhadap sumbu panang gigi. 4arum
ditahan dengan ari untuk mencegah pembengkokan dan didorong ke
penetrasi maksimal sehingga terletak antara akar)akar gigi dan tulang
interkrestal. 4arum diineksikan langsung pada periodontal membran
dari akar gigi yang bersangkutan.
-
7/24/2019 Anastesi Dan Ekstraksi
9/22
1?
8ambar 1.(Intraperiodontal injection
Pappilary Injection
Teknik ini sebenarnya termasuk teknik submukosa yang
dilakukan pada papila interdental yang melekat dengan periosteum.
Teknik ini diindikasikan terutama padagingivectomy,yang
memerlukan baik efek anestesi maupun efek hemostatis dari obat
anestesi.
b. Bony tissue anestesi &Intraosseous injection)
neksi dilakukan ke dalam struktur tulang, setelah terlebih dahulu
dibuat suatu alan masuk dengan bantuan bur. untikan ini larutan
didepositkan pada tulang medularis. etelah suntikan supraperiosteal
diberikan dengan cara biasa, dibuat insisi kecil melalui mukoperiosteum
pada daerah suntikan yang sudah ditentukan untuk mendapat alan masuk
bur dan reamer kecil pada perawatan endodontic. 5ewasa ini, tekhnik
suntikan ini sudah sangat arang digunakan.
+lat dan bahan yang digunakan untuk anestesi infiltrasi pada gigi sulung saat
pencabutan antara lain "
a. yringe
yringe adalah peralatan anestesi lokal yang paling sering digunakan pada
praktek gigi. Terdiri dari kotak logam dan plugger yang disatukan melalui
mekanisme hinge spring.
b. !artridge
-
7/24/2019 Anastesi Dan Ekstraksi
10/22
1@
Biasanya terbuat dari kaca bebas alkali dan pirogen untuk mengindari pecah
dan kontaminasi dari larutan. ebagaian besar cartridge mengandung #,# ml
atau 1,9 ml larutan anestesi lokal. !artridge dengan kedua ukuran tersebut
dapat dipasang pada syringe standart namun umumnya larutan anestesi sebesar
1,9 ml sudah cukup untuk prosedur perawatan gigi rutin.
c. 4arum
:emilihan arum harus disesuaikan dengan kedalaman anastesi yang akan
dilakukan. 4arum suntik pada kedokteran gigi tersedia dalam ( ukuran &sesuai
standar +merican 5ental +ssociation ; +5+' < panang &(# mm', pendek
mm, dan superpendek &16 mm'.
4arum suntik yang pendek yang digunakan untuk anestesi infiltrasi biasanyamempunyai panang # atau #,0 cm. 4arum yang digunakan harus dapat
melakukan penetrasi dengan kedalaman yang diperlukan sebelum seluruh
arum dimasukan ke dalam aringan. Tindakan pengamanan ini akan membuat
arum tidak masuk ke aringan, sehingga bila teradi fraktur pada hub,
potongan arum dapat ditarik keluar dengan tang atau sonde.
Anestesi Blok
a Field Blok
Larutan anestesi lokal disuntikkan pada atau disekitar cabang saraf terminal
dengan tuuan untuk memblokir semua persarafan sebelah distal dari tempat
ineksi cairan anestesi. %fek anestesi meliputi darah yang terbatas &tidak seluas
pada teknik nerve block' contoh " ineksi di sekitar apeks akar gigi rahang atas.
b Nerve blok
Larutan anestesi lokal disuntikkan pada atau disekitar batang saraf utama,
sehingga mampu menganestesi daerah yang luas yang mendapat inervasi dari
percabangan saraf utama tersebut. Teknik ini sering digunakan di rongga mulut
khususnya di rahang bawah. Kerugian dari teknik ini adalah bahwa biasanya
pembuluh darah letaknya berdekatan dengan batang saraf, maka kemungkinan
teradi penetrasi pembuluh darah cukup besar. !ontoh " inferior alveolar nerve
block.
Teknik)teknik anastesi blok pada maksila "
a. neksi =igomatik
-
7/24/2019 Anastesi Dan Ekstraksi
11/22
1
5asar pemikiran" N.alveolaris superior posterior bisa di blok
sebelum masuk ke maksila di atas molar ketiga.
Titik suntikan terletak pada lipatan mukosa tertinggi diatas akar
distobukal molar kedua atas. +rahkan arum ke atas dan ke dalam dengan
kedalaman kurang lebih #6 mm. uung arum harus tetap menempel pada
periosteum untuk menghindari masuknya arum ke dalam ple>us venosus
pterygoideus.
:erlu diingat bahwa ineksi -igomatik ini biasanya tidak dapat
menganestesi akar mesiobukal molar pertama atas. Karen itu, apabila gigi
tersebut perlu dianestesi untuk prosedur operatif atau ekstraksi, harus
dilakukan ineksi supraperiosteal yaitu di atas premolar kedua. ?ntuk
ekstraksi satu atau semua gigi molar, lakukanlah ineksi n.palatinus maor.
b. neksi nfraorbital
5asar pemikiran" ineksi ini diindikasikan apabila suatu inflamasi
atau infeksi merupakan kontraindikasi untuk ineksi supraperiosteal,
misalnya pada operasi untuk membuka antrum, atau ekstrasi beberapa gigi
sekaligus. Beberapa operator lebih menyukai teknik ini daripada ineksi
supraperiosteal untuk alveolektomi, pngangkatan gigi impaksi atau kista.
Biasanya tidak diindikasikan untuk dentistry operatif.
+nestetikum dideponir ke dalam canalis infraorbitalis dengan
maksud agar cabang)cabang n.infraorbitalis berikut ini teranestesi, yaitu"
n. +leveolaris superior medius dan anterior.
:ertama)tama tentukan letak foramen infraorbitale dengan cara
palpasi. $oramen ini terletak tepat dibawah crista infraorbitalis pada garis
vertikal yang menghubungkan pupil mata apabila pasien memandang lurus
ke depan. Tarik pipi, posisi ari yang mempalpasi angna dirubah dan
tusukkan arum dari seberang gigi premolar ke dua, kira)kira 0 mm ke luardari permukaan bukal. +rahkan arum seaar dengan aksis panang gigi
premolar kedua sampai arum dirasakan masuk kedalam foramen
infraorbitale di bawah ari yang mempalpasi foramen ini. Kurang lebih #
cc anestetikum dideponir perlahan)lahan.
Beberapa operator menyukai pendekatan dari arah garis median,
dalam hal ini, bagian yang di tusuk adalah pada titik refleksi tertinggi dari
membran mukosa antara incisivus sentral dan lateral. 5engan cara ini,
arum tidak perlu melalui otot)otot waah.
-
7/24/2019 Anastesi Dan Ekstraksi
12/22
1-
?ntuk memperkecil resiko masuknya arum ke dalam orbita, klinisi
pemula sebaiknya mengukur dulu arak dariforamen infraorbitale ke uung
tonol bukal gigi premolar ke dua atas. Kemudian ukuran ini dipindahkan
ke arum. +pabila ditransfer pada siringe arak tersebut sampai pada titik
perbatasan antara bagian yang runcing dengan bagian yang bergigi. :ada
waktu arum diinsersikan seaar dengan aksis gigi premolar kedua,
uungnya akan terletak tepat pada foramen infraorbitale ika garis batas
tepat setinggi uung bukal bonol gigi premolar kedua. 4ika foramen diraba
perlahan, pulsasi pembuluh darah kadang bisa dirasakan.
c. neksi N. Nasopalatinus
Titik suntikan terletak sepanang papilla incisivus yang berlokasi
pada garis tengah rahang, di posterior gigi insicivus sentral. ?ung arumdiarahkan ke atas pada garis tengah menuu canalis palatina anterior.
alaupun anestesi topikal bisa digunakan untuk membantu mengurangi
rasa sakit pada daerah titik suntikan, anestesi ini mutlak harus digunakan
untuk ineksi nasopalatinus. 5i anurkan uga untuk melakukan anestesi
permulaan pada arigan yang akan dilalui arum.
neksi ini menganestesi mukoperosteum sepertiga anterior palatum
yaitu dari kaninus satu ke kaninus yang lain. 2eskipun demikian bila
diperlukan anestesi daerah kaninus, ineksi ini biasanya lebih dapat
diandalkan daripada ineksi palatuna sebagian pada daerah kuspid dengan
maksud menganestesi setiap cabang n.palatinus maor yang bersitumpang.
d. neksi Nervus :alatinus 2aor
nervasi aringan lunak duapertiga posterior palatum berasal dari n.
:alatinus maor &n. :alatinus anterior' dan n. :alatinus medius. N.
:alatinus maor keluar dari palatum durum melalui foramen palatina maor
dan beralan ke depan kurang lbih di pertengahan antara crista alveolaris
dan linea media &garis tengah rahang'. 2enginervasi mukoperiosteumpalatum sampai ke daerah caninus serta beranastomosis dengan cabang)
cabang n. Nasopalatinus. ?ntuk ekstraksi atau prosedur operasi perlu
dilakukan anestesi n.palatinus maor.
Tentukan titik tengah garis kayal yang ditarik antara tepi gingiva
molar ketiga atas di sepanang akar palatalnya terhadap garis tengah
rahang. neksikan anestetikum sedikit mesial dari titik tersebut dari sisi
kontralateral.
-
7/24/2019 Anastesi Dan Ekstraksi
13/22
14
Karena hanya bagian n.palatinus maor yang keluar dari foramen
palatinum maus &foramen palatinum posterior' yang akan dianestesi,
arum tidak perlu diteruskan sampai masuk ke foramen. neksi ke foramen
atau deponir anestetikum dalam umlah besar pada orifisium foramen akan
menyebabkan teranestesinya n.palatinus medius sehingga palatum molle
menadi keras. Keadaan ini akan menyebabkan timbulnyagagging
neksi ini menganestesi mukoperosteum palatum dari tuber
ma>illae sampai ke regio kaninus dan dari garis tengah ke crista gingiva
pada sisi bersangkutan.
a. neksi ebagian Nervus :alatinus
N. palatinus maor bisa diblok pada sembarang titik diperalanannya dari foramen palatinum maor ke arah depan. 4adi, anestesi
mukoperiosteum palatum didapatkan dari titik ineksi ke depan, ke regio
kaninus.
neksi ini biasanya hanya untuk ekstraksi gigi atau pembedahan.
neksi ini digunakan bersama dengan ineksi supraperiosteal atau
-igomatik.
Kadang)kadang bila ineksi upraperiosteal dan -igomatik
digunakan untuk prosedur dentistry operatif pada regio premolar ataumolar atas, gigi tersebut masih tetap terasa sakit. 5isini, anestesi bila
dilengkapi dengan mendeponir sedikit anestetikum di dekat gigi tersebut
sepanang peralanan n.palatinus maor.
Teknik)teknik anastesi blok pada mandibula "
a. neksi 2entalisNervus mentalis merupakan cabang dari N.+lveolaris nferior yang berupa
cabang sensoris yang beralan keluar melalui foramen mentale untuk
menginervasi kulit dagu, kulit dan membrana mukosa labium oris inferior.
Teknik +nestesi Blok N.2entalis" Tentukan letak apeks gigi)gigi premolar
bawah.
-
7/24/2019 Anastesi Dan Ekstraksi
14/22
19
*ambar 1.4 njeksi 7entalis
Tariklah pipi ke arah bukal dari gigi premolar. 2asukkan arum ke dalam
membrana mukosa di antara kedua gigi premolar kurang lebih 16 mm
eksternal dari permukaan bukal mandibula. :osisi syringe membentuk sudut
*0 deraat terhadap permukaan bukal mandibula, mengarah ke apeks akar
premolar kedua. Tusukkan arum tersebut sampai menyentuh tulang. Kurang
lebih @ cc anestetikum dideponir, ditunggu sebentar kemudian uung arum
digerakkan tanpa menarik arum keluar, sampai terasa masuk ke dalam
foramen, dan deponirkan kembali @ cc anestetikum dengan hati)hati.
elama pencarian foramen dengan arum, agalah agar arum tetapmembentuk sudut *0o terhadap permukaan bukal mandibula untuk
menghindari melesetnya arum ke balik periosteum dan untuk memperbesar
kemungkinan masuknya arum ke foramen.neksi ini dapat menganestesi gigi
premolar dan kaninus untuk prosedur operatif. ?ntuk menganestesi gigi
insisivus, serabut saraf yang bersitumpang dari sisi yang lain uga harus di
blok. ?ntuk ekstraksi harus dilakukan ineksi lingual.
b. neksi N. Bucalis
Teknik neksi N.Buccalis" Nervus buccal tidak dapat dianestesi dengan
menggunakan teknik anaestesi blok nervus alveolaris inferior. Nervus buccalmenginervasi aringan dan buccal periosteum sampai ke molar, adi ika
aringan halus tersebut diberikan perawatan, maka harus dilakukan ineksi
nervus buccal. neksi tambahan tidak perlu dilakukan ketika melakukan
pengobatan untuk satu gigi. 4arum panang dengan ukuran #0 gauge
digunakan &karena ineksi ini biasanya dilakukan bersamaan dengan ineksi
blok nervus alveolaris inferior, adi arum yang sama dapat digunakan setelah
anestetikum terisi'.
*ambar 1.9 neksi N. Bucalis
4arum disuntikan pada membran mukosa bagian disto bucal sampai pada
molar terakhir dengan bevel menghadap ke arah tulang setelah aringan telah
-
7/24/2019 Anastesi Dan Ekstraksi
15/22
0
diolesi dengan antiseptik. 4ika aringan tertarik kencang, pasien lebih merasa
nyaman. 2asukkan arum # atau * mm secara perlahan)lahan dan lakukan
aspirasi.* etelah melakukan aspirasi dan hasilnya negatif, maka depositkan
anestetikum sebanyak # cc secara perlahan)lahan.
2asukkan arum pada lipatan mukosa pada suatu titik tepat di depan gigi
molar pertama. :erlahan)lahan tusukkan arum seaar dengan corpus
mandibulae, dengan bevel mengarah ke bawah, ke suatu titik seauh molar
ketiga, anestetikum dideponir perlahan)lahan seperti pada waktu
memasukkan arum melalui aringan.
:asien harus berada dalam posisi semisupine. Aperator yang
menggunakan tangan kanan berada dalam posisi searah dengan arum am
delapan sedangkan operator yang kidal berada pada posisi searah dengan
arum am empat.neksi ini menganestesi aringan bukal pada area molar
bawah. Bersama dengan ineksi lingual, ika diindikasikan, dapat melengkapi
blok n.alveolaris inferior untuk ekstraksi semua gigi pada sisi yang diineksi.
n eksi ini tidak selalu diindikasikan dalam pembuatan preparasi kavitas
kecuali ika kavitas bukal dibuat sampai di bawah tepi gingival.
a. neksi N. Lingualis5asar pemikiran" karena aringan lunak pada permukaan lingual
mandibula tidak teranestesi dengan ineksi foramen mentale dan uga oleh
ineksi mandibular, maka ika gigi premolar dan gigi anterior akan dicabut,diperlukan deposisi anestetikum pada aspek lingual yaitu n. Lingualis.
N. lingualis terletak di anterior n. +lveolaris inferior antara m.
:terygoideus medialis dan ramus mandibula. N. Lingualis beralan ke depan
dan berhubungan erat dengan akar molar ketiga, masuk ke dasar mulut,
melinta antara m. 2ylohyoideus dan m. /yoglossus untuk mensuplai
duapertiga anterior lidah. !abang)cabang n. Lingualis menginervasi dasar
mulut, dan mukoperiosteum lingual dan dari mandibula.
Teknik" suntikan arum pada mukoperiosteuml lingual setinggi setengah
panang akar gigi yang dianestesi. Karena posisi gigi insisivus, sulit untukmencapai daerah ini dengan arum yang lurus. ?ntuk mengatasi masalah ini,
bisa digunakan hubC yang bengkok atau arum yang dibengkokan dengan
cara menekannya antara ibu ari dan ari lain. 5eposisikan sedikit anestesi
perlahan)lahan ke dalam mukoperiosteum. 4angna menggunakan penekanan.
+nestesi biasanya timbul terlalu cepat.
Macam-macam Obat Anastesi Lokal
-
7/24/2019 Anastesi Dan Ekstraksi
16/22
01
/ahan anestesi lokal merupakan salah satu bahan yang
paling sering digunakan dalam kedokteran gigi, bahkan menjadi
bahan yang mutlak digunakan dalam praktek dokter gigi sehari&
hari. /ahan anestesi lokal digunakan untuk menghilangkan rasa
sakit yang timbul akibat prosedur kedokteran gigi yang
dilakukan. /ahan anestesi lokal terbagi atas dua golongan yaitu
ester dan amida. enis bahan anestesi yang termasuk dalam
golonganesterdiantaranya yaitu kokain, prokain, 0&kloroprokain,
tetrakain dan benAokain sedangkan yang termasuk dalam
golongan amidadiantaranya yaitu lidokain, mepivakain,
bupivakain, prilokain, etidokain dan artikain (*aBen, 09!.
*olongan Ester
1 'rokain
'rokain adalah ester aminobenAoat untuk in=ltrasi,
blok, spinal, epidural, merupakan obat standart untuk
perbandingan potensi dan toksisitas terhadap jenis obat&
obat anestetik local lain. Cntuk in=ltrasi larutan ,0@&,@D,
/lok 7sara+ 1&0D, )osis 1@ mg8kg // dan lama kerja &
menit.'rokain disintesis dan diperkenalkan dengan
nama dagang novokain. %ebagai anestetik lokal, prokain
pernah digunakan untuk anestesi in=ltrasi, anestesi bloksara+, anestesi spinal, anestesi epidural, dan anestesi
kaudal. $amun karena potensinya rendah, mula kerja
lambat, serta masa kerja pendek maka penggunaannya
sekarang hanya terbatas pada anestesi in=ltrasi dan
kadang& kadang untuk anestesi blok sara+. )i dalam tubuh
prokain akan dihidrolisis menjadi '#/# yang dapat
menghambat kerja sul+onamik (7alamed %:, 199-!
:emberian prokain dengan anestesi infiltrasi ma>imum dosis *66
mg dengan durasi (6)06, dosis 966 mg, durasi (6)*0,:emberian dengan
anestesi epidural dosis (66)366, durasi (6)36, onset 0)10 mnt,:emberian
dengan anestesi spinal " preparatic 16D, durasi (6)*0 menit (7alamed
%:, 199-!
0 "okain
Hanya dijumpai dalam bentuk topical semprot ?D
untuk mukosa jalan napas atas.;ama kerja 0& menit.
2ontoh :entanil. :armakodinamik "okain atau
benAoilmetilekgonin didapat dari daun erythro6ylon coca.
-
7/24/2019 Anastesi Dan Ekstraksi
17/22
00
E+ek kokain yang paling penting yaitu menghambat
hantaran sara+, bila digunakan secara lokal. E+ek sistemik
yang paling mencolok yaitu rangsangan susunan sara+
pusat. E+ek anestetik lokal E+ek lokal kokain yang
terpenting yaitu kemampuannya untuk memblokade
konduksi sara+. #tas dasar e+ek ini, pada suatu masa kokain
pernah digunakan secara luas untuk tindakan di bidang
o+talmologi, tetapi kokain ini dapat menyebabkan
terkelupasnya epitel kornea. 7aka penggunaan kokain
sekarang sangat dibatasi untuk pemakaian topikal,
khususnya untuk anestesi saluran na+as atas. "okain sering
menyebabkan keracunan akut. )iperkirakan besarnya dosis
+atal adalah 1,0 gram. %ekarang ini, kokain dalam bentuk
larutan kokain hidroklorida digunakan terutama sebagai
anestetik topikal, dapat diabsorbsi dari segala tempat,
termasuk selaput lendir. 'ada pemberian oral kokain tidak
e+ekti+ karena di dalam usus sebagian besar mengalami
hidrolisis (7alamed %:, 199-!
Tetrakain
Tetrakain adalah derivat asam para&aminobenAoat.
'ada pemberian intravena, Aat ini 1 kali lebih akti+ dan
lebih toksik daripada prokain.
-
7/24/2019 Anastesi Dan Ekstraksi
18/22
0
1 ;idokain
;idokain (ylocaine8;ignocaine! adalah obat anestesi
lokal kuat yang digunakan secara luas dengan pemberian
topikal dan suntikan. ;idokain disintesa sebagai anestesilokal amida oleh ;o+gren pada tahun 19?. a menimbulkan
hambatan hantaran yang lebih cepat, lebih kuat, lebih
lama dan lebih ekstensi+ daripada yang ditimbulkan oleh
prokain. Tidak seperti prokain, lidokain lebih e+ekti+
digunakan secara topikal dan merupakan obat anti
disritmik jantung dengan e+ekti=tas yang tinggi. Cntuk
alasan ini, lidokain merupakan standar pembanding semua
obat anestesi lokal yang lain (7alamed %:, 199-!
ebagai obat anestesi lokal lidokain dapat diberikan dosis ()*
mgEkgBB. 5osis maksimalnya *,0 mgEkgBB dan tidak boleh diulang
dalam waktu # am. Lidokain menyebabkan penurunan tekanan
intrakranial &tergantung dosis' yang disebabkan oleh efek sekunder
peningkatan resistensi vaskuler otak dan penurunan aliran darah otak
(Malamed %:, 199-!.
Mepi!akain
#nestetik lokal golongan amida ini si+at
+armakologiknya mirip lidokain. 7epivakain ini digunakan
untuk anestesia in=ltrasi, blokade sara+ regional dan
anestesia spinal. %ediaan untuk suntikan berupa larutan 1 F
1,@ dan 0D. 7epivakain lebih toksik terhadap neonatus dan
karenanya tidak digunakan untuk anestesia obstetrik. 'ada
orang dewasa indeks terapinya lebih tinggi daripada
lidokain. 7ula kerjanya hampir sama dengan lidokain,
tetapi lama kerjanya lebih panjang sekitar 0D. 7epivakain
tidak e+ekti+ sebagai anestetik topikal.5osis maksimum
konsentrasi sekitar 1D ) # D (7alamed %:, 199-!
/upivakain
%truktur mirip dengan lidokain, kecuali gugus yang
mengandung amin dan butyl piperidin. 7erupakan
anestetik lokal yang mempunyai masa kerja yang panjang,
dengan e+ek blockade terhadap sensorik lebih besar
daripada motorik. "arena e+ek ini bupivakain lebih popular
digunakan untuk memperpanjang analgesia selama
persalinan dan masa pascapembedahan. %uatu penelitian
-
7/24/2019 Anastesi Dan Ekstraksi
19/22
0?
menunjukan bahwa bupivakain dapat mengurangi dosis
penggunaan mor=n dalam mengontrol nyeri pada
pascapembedahan 2aesar. 'ada dosis e+ekti+ yang
sebanding, bupivakain lebih kardiotoksik daripada lidokain.
;idokain dan bupivakain, keduanya menghambat saluran
$aGjantung (cardiac Na+ channels)selama sistolik.
$amun bupivakain terdisosiasi jauh lebih lambat
daripada lidokain selama diastolic, sehingga ada +raksi
yang cukup besar tetap terhambat pada akhir diastolik.
7ani+estasi klinik berupa aritma ventrikuler yang berat dan
depresi miokard. "eadaan ini dapat terjadi pada pemberian
bupivakain dosis besar. Toksisitas jantung yang disebabkan
oleh bupivakain sulit diatasi dan bertambah berat dengan
adanya asidosis, hiperkarbia, dan hipoksemia.5opivakain
juga merupakan anestetik lokal yang mempunyai masa
kerja panjang, ddengan toksisitas terhadap jantung lebih
rendah daripada bupivakain pada dosis e+ekti+ yang
sebanding, namun sedikit kurang kuat dalam menimbulkan
anestesia dibandingkan bupivakain.;arutan bupivakain
hidroklorida tersedia dalam konsentrasi ,0@D untuk
anestesia in=ltrasi dan ,@D untuk suntikan paravertebral.
Tanpa epine+rin, dosis maksimum untuk anestesia in=ltrasi
adalah sekitar 0 mg8"g// (7alamed %:, 199-!ecara kimia dan farmakologis mirip lidokain. Toksisitas setaraf
dengan tetrakain. ?ntuk infiltrasi dan blok saraf perifer dipakai larutan
6,#0)6,F0D. 5osis maksimal #66mg. 5uration ()9 am. Konsentrasi
efektif minimal 6,1#0D. 2ula kera lebih lambat dibanding lidokain.
etelah suntikan kaudal, epidural atau infiltrasi, kadar plasma puncak
dicapai dalam *0 menit. Kemudian menurun perlahan)lahan dalam ()9
am. ?ntuk anesthesia spinal 6,0D volum antara #)* ml iso atau
hiperbarik. ?ntuk blok sensorik epidural 6,(F0D dan pembedahan 6,F0D
(7alamed %:, 199-!
? 'rilokainalaupun merupakan devirat toluidin, agen anestesi
lokal tipe amida ini pada dasarnya mempunyai +ormula
kimiawi dan +armakologi yang mirip dengan lignokain dan
mepivakain. #nestetik lokal golongan amida ini e+ek
+armakologiknya mirip lidokain, tetapi mula kerja dan masa
kerjanya lebih lama daripada lidokain. 'rilokain juga
menimbulkan kantuk seperti lidokain. %i+at toksik yang unik
ialah prilokain dapat menimbulkan methemoglobinemia,
-
7/24/2019 Anastesi Dan Ekstraksi
20/22
0@
hal ini disebabkan oleh kedua metabolit prilokain yaitu
orto&toluidin dan nitroso& toluidin (7alamed %:, 199-!alaupun methemoglobinemia ini mudah diatasi
dengan pemberian biru&metilen intravena dengan dosis 1&0
mg8kg// larutan 1 D dalam waktu @ menitF namun e+ek
terapeutiknya hanya berlangsung sebentar, sebab biru
metilen sudah mengalami bersihan, sebelum semua
methemoglobin sempat diubah menjadi Hb (7alamed %:,
199-!#nestetik ini digunakan untuk berbagai macam
anestesia disuntikan dengan sediaan berkadar 1,F 0, dan
,D. 'rilokain umumnya dipasarkan dalam bentuk garam
hidroklorida dengan nama dagang Citanest dan dapat
digunakan untuk mendapat anestesi in=ltrasi dan regional.$amun prilokain biasanya tidak dapat digunakan untuk
mendapat e+ek anestesi topikal.'rilokain biasanya
menimbulkan aksi yang lebih cepat daripada lignokain
namun anastesi yang ditimbulkannya tidaklah terlalu
dalam. 'rilokain juga kurang mempunyai e+ek vasodilator
bila dibanding dengan lignokain dan biasanya
termetabolisme dengan lebih cepat.
-
7/24/2019 Anastesi Dan Ekstraksi
21/22
0
*ambar 1.1@ :ersyarafan 8igi
$ervus sensoris pada rahang dan gigi berasal dari cabang
nervus cranial ke I atau yang lebih dikenal dengan nervus
trigeminus pada maksila dan mandibula. 'ersyara+an pada
daerah oro+acial, selain sara+ trigeminnal meliputi sara+ cranial
lainnya, seperti sara+ cranial ke&I, ke&, ke& ($elson, 01!
a# $er!us maksila2abang nervus maksila nervus trigeminus mempersyara=
gigi&gigi pada maksila , palatum, dan gingiva maksila.
%elanjutnya cabang maksila akan bercabang lagi menjadi nervus
alveolaris superior. $ervus alveolaris superior ini kemudian
bercabang lagi menjadi tiga yaitu nervus alveolaris superior
anterior mensyara= gingiva dan gigi anterior. $ervus alveorlaris
superior media mensyara= gingiva, ', dan 71 mesial. $ervus
alveolaris superior posterior mensyara= gingiva, 71 distal, 70,
serta 7 ($elson, 01!
b# $er!us Mandibula
2abang awal yang menuju ke mandibula adalah nervus
alveolaris in+erior. $ervus alveolaris inverior terus berjalan
menuju rongga pada mandibula di bawah gigi molar sampai ke
tingkat +oramen mental. 2abang pada gigi ini tidaklah
merupakan sebuah cabang besar, tapi merupakan dua atau tiga
cabang yang lebih besar yang membentuk ple6us dimana
cabang pada in+erior ini memasuki tiap akar gigi. %elain cabang
tersebut, ada juga cabang lain yang berkontribusi pada
-
7/24/2019 Anastesi Dan Ekstraksi
22/22
0-
pesrayaran mandibula. $ervus buccal, meskipun distribusi
utamanya pada persyara+annya pada mukosa pipi, syara+ ini juga
memiliki cabang yang biasanya didistribusikan ke area kecil pada
gingiva buccal di area molar pertama. $amun, dalam beberapa
kasus, distribusi ini memanjang dari caninus sampai molar
ketiga. $ervus lingualis, karena terletak di dasar mulut, dan
memiliki cabang mukosa pada beberapa area mukosa lidah dan
gingiva. $ervus mylohyoid, terkadang dapat melanjutkan
perjalanannya pada permukaan bawah otot mylohyoid dan
memasuki mandibula melalui +oramen kecil pada kedua sisi
midline. 'ada beberapa individu, nervus ini berkontribusi pada
persara+an dari insisivus sentral dan ligament periodontal
($elson, 01!