bab ii case trauma

Upload: yana-aurora-prathita

Post on 26-Feb-2018

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Bab II Case Trauma

    1/28

    BAB I

    TINJAUAN PUSTAKA

    1.1 Definisi Trauma Kapitis

    Trauma kapitis adalah trauma mekanik terhadap kepala baik secara langsung

    ataupun tidak langsung yang menyebabkan gangguan fungsi neurologi yaitu gangguan

    fisik, kognitif, fungsi psikososial baik temporer maupun permanen.

    1.2 Anatomi

    Berdasarkan ATLS (200!, anatomi yang bersangkutan antara lain "

    #. $ulit $epala (Scalp!

    $ulit kepala terdiri dari % lapisan yang disebut sebagai S&AL' yaitu "

    a. Skin atau kulit

    b. Connective Tissue atau aringan penyambung

    c.Aponeurosis ataugalea aponeurotika

    d.Loose areolar tissue atau aringan penunang longgar

    e.Perikranium.

    )aringan penunang longgar memisahkan galea aponeurotika dari perikranium

    dan merupakan tempat tertimbunnya darah (hematoma subgaleal!.

    $ulit kepala memiliki banyak pembuluh darah sehingga bila teradi perdarahanakibat laserasi kulit kepala akan menyebabkan banyak kehilangan darah, terutama pada

    bayi dan anak*anak.

    2. Tulang Tengkorak

    Tulang tengkorak terdiri dari kubah (kal+aria! dan basis kranii. $al+aria

    khususnya di bagian temporal adalah tipis, namun disini dilapisi oleh otot temporal.

    #

  • 7/25/2019 Bab II Case Trauma

    2/28

    Basis kranii berbentuk tidak rata sehinga dapat melukai bagian dasar otak saat bergerak

    akibat proses akselerasi dan deselerasi. ongga tengkorak dasar dibagi atas - fosa yaitu "

    fosa anterior, fosa media, dan fosa posterior. osa anterior adalah tempat lobus frontalis,

    fosa media adalah tempat lobus temporalis, dan fosa posterior adalah ruang bagian

    ba/ah batang otak dan serebelum.

    -. eningen

    Selaput meningen menutupi seluruh permukaan otak dan terdiri dari - lapisan

    yaitu " duramater, araknoid dan piamater. 1uramater adalah selaput yang keras, terdiri

    atas aringan ikat fibrosa yang melekat erat pada permukaan dalam dari kranium. $arena

    tidak melekat pada selaput araknoid di ba/ahnya, maka terdapat suatu ruang potensial

    (ruang subdural! yang terletak antara duramater dan araknoid, dimana sering diumpai

    perdarahan subdural.

    'ada cedera otak, pembuluh*pembuluh +ena yang beralan pada permukaan otak

    menuu sinus sagitalis superior di garis tengah atau disebut Bridging Veins, dapat

    mengalami robekan dan menyebabkan perdarahan subdural. Sinus sagitalis superior

    mengalirkan darah +ena ke sinus transversus dansinus sigmoideus. Laserasi dari sinus*

    sinus ini dapat mengakibatkan perdarahan hebat.

    Arteri*arteri meningea terletak antara duramater dan permukaan dalam dari

    kranium (ruang epidural!. Adanya fraktur dari tulang kepala dapat menyebabkan laserasi

    pada arteri*arteri ini dan dapat menyebabkan perdarahan epidural. ang paling sering

    mengalami cedera adalah arteri meningea media yang terletak pada fosa temporalis (fosa

    media!.

    1iba/ah duramater terdapat lapisan kedua dari meningen, yang tipis dan tembuspandang disebut lapisan araknoid. Lapisan ketiga adalah piamater yang melekat erat

    pada permukaan korteks serebri. &airan serebrospinal bersirkulasi dalam ruang sub

    araknoid.

    2

  • 7/25/2019 Bab II Case Trauma

    3/28

    3ambar #. 'otongan elintang

    Anatomi $epala

    . 4tak

    4tak manusia terdiri dari serebrum, serebelum, dan batang otak. Serebrum terdiri

    atas hemisfer kanan dan kiri yang dipisahkan oleh falks serebri yaitu lipatan duramater

    dari sisi inferior sinus sagitalis superior. 'ada hemisfer serebri kiri terdapat pusat bicara

    manusia. 5emisfer otak yang mengandung pusat bicara sering disebut sebagai hemisfer

    dominan.

    Lobus frontal berkaitan dengan fungsi emosi, fiungsi motorik, dan pada sisi

    dominan mengandung pusat ekspresi bicara. Lobus parietal berhubungan dengan fungsi

    sensorik dan orientasi ruang. Lobus temporal mengatur fungsi memori. Lobus oksipital

    bertanggung a/ab dalam proses penglihatan.

    Batang otak terdiri dari mesensefalon (mid brain!, pons, dan medula oblongata.

    esensefalon dan pons bagian atas berisi sistem akti+asi retikular yang berfungsi dalam

    kesadaran dan ke/aspadaan. 'ada medula oblongata terdapat pusat kardiorespiratorik,

    yang terus memanang sampai medulla spinalis diba/ahnya. Lesi yang kecil saa padabatang otak sudah dapat menyebabkan defisit neurologis yang berat.

    Serebelum bertanggung a/ab dalam fungsi koordinasi dan keseimbangan,

    terletak dalam fosa posterior, berhubungan dengan medula spinalis, batang otak, dan

    uga kedua hemisfer serebri.

    -

  • 7/25/2019 Bab II Case Trauma

    4/28

    3ambar 2. Anatomi 4tak

    %. &airan serebrospinal

    &airan serebrospinal (&SS! dihasilkan olehpleksus khoroideus dengan kecepatan

    produksi sebanyak 20 ml6am. &SS mengalir dari +entrikel lateral melalui foramen

    monro menuu +entrikel 777 kemudian melalui aquaductus slvii menuu +entrikel 78.

    Selanutnya &SS keluar dari sistem +entrikel dan masuk ke dalam ruang subaraknoid

    yang berada di seluruh permukaan otak dan medula spinalis. &SS akan direabsorbsi ke

    dalam sirkulasi +ena melalui +ili araknoid.

    9. Tentorium

    Tentorium serebelli membagi rongga tengkorak menadi ruang supra tentorial

    (terdiri atas fossa kranii anterior dan fossa kranii media! dan ruang infratentorial (berisi

    fosa kranii posterior!.

    :. 8askularisasi 4tak

    4tak disuplai oleh dua arteri carotis interna dan dua arteri +ertebralis. $eempat

    arteri ini beranastomosis pada permukaan inferior otak dan membentuk sirkulus ;illisi.

    8ena*+ena otak tidak mempunyai aringan otot didalam dindingnya yang sangat tipis dan

  • 7/25/2019 Bab II Case Trauma

    5/28

    tidak mempunyai katup. 8ena tersebut keluar dari otak dan bermuara ke dalam sinus

    +enosus cranialis.

    1.3 Fisiologi

    ekanisme fisiologis yang berperan antara lain "

    #. Tekanan 7ntra $ranial

    Biasanya ruang intrakranial ditempati oleh aringan otak, darah, dan cairan

    serebrospinal. Setiap bagian menempati suatu +olume tertentu yang menghasilkan suatu

    tekanan intra kranial normal sebesar %0 sampai 200 mm524 atau sampai #% mm5g.

    1alam keadaan normal, tekanan intra kranial (T7$! dipengaruhi oleh akti+itas sehari*hari

    dan dapat meningkat sementara /aktu sampai tingkat yang auh lebih tinggi dari normal.

    uang intra kranial adalah suatu ruangan kaku yang terisi penuh sesuai

    kapasitasnya dengan unsur yang tidak dapat ditekan, yaitu " otak ( #00 g!, cairan

    serebrospinal ( sekitar :% ml!, dan darah (sekitar :% ml!. 'eningkatan +olume pada salah

    satu dari ketiga unsur utama ini mengakibatkan desakan ruang yang ditempati oleh unsur

    lainnya dan menaikkan tekanan intra kranial.

    2. 5ipotesa!onro"#ellie

    Teori ini menyatakan bah/a tulang tengkorak tidak dapat meluas sehingga bila

    salah satu dari ketiga komponennya membesar, dua komponen lainnya harus

    mengkompensasi dengan mengurangi +olumenya (bila T7$ masih konstan!. ekanisme

    kompensasi intra kranial ini terbatas, tetapi terhentinya fungsi neural dapat menadi

    parah bila mekanisme ini gagal. $ompensasi terdiri dari meningkatnya aliran cairan

    serebrospinal ke dalam kanalis spinalis dan adaptasi otak terhadap peningkatan tekanantanpa meningkatkan T7$. ekanisme kompensasi yang berpotensi mengakibatkan

    kematian adalah penurunan aliran darah ke otak dan pergeseran otak ke arah ba/ah

    ( herniasi ! bila T7$ makin meningkat. 1ua mekanisme terakhir dapat berakibat

    langsung pada fungsi saraf. Apabila peningkatan T7$ berat dan menetap, mekanisme

    kompensasi tidak efektif dan peningkatan tekanan dapat menyebabkan kematian

    neuronal.

    %

  • 7/25/2019 Bab II Case Trauma

    6/28

    1. Patofisiologi !e"era Kepala

    1ipandang dari sudut /aktu dan berat ringannya cedera otak yang teradi, proses

    cedera otak dibagi"

    1. Proses primer

    7ni adalah kerusakan otak tahap pertama yang diakibatkan oleh benturan6proses

    mekanik yang membentur kepala. 1eraat kerusakan tergantung pada kuatnya benturan

    dan arahnya, kondisi kepala yang bergerak6diam, percepatan dan perlambatan gerak

    kepala. 'roses primer mengakibatkan fraktur tengkorak, perdarahan segera dalam rongga

    tengkorak6otak, robekan dan regangan serabut saraf dan kematian langsung neuron pada

    daerah yang terkena.

    2. Proses se#un"er

    erupakan tahap lanutan dari kerusakan otak primer dan timbul karena

    kerusakan primer membuka alan untuk kerusakan berantai karena berubahnya struktur

    anatomi maupun fungsional dari otak misalnya meluasnya perdarahan, edema otak,

    kerusakan neuron berlanut, iskemia fokal6global otak, keang, hipertermi. 7nsult

    sekunder pada otak berakhir dengan kerusakan otak iskemik yang dapat melalui

    beberapa proses"

    a. Kerusa#an ota# $erlan%ut &progressi'e in%ur()

    Teradi kerusakan berlanut yang progresif terlihat pada daerah otak yang

    rusak dan sekitarnya serta terdiri dari - proses"

    o 'roses kerusakan biokimia yang menghancurkan sel*sel dan sistokeletonnya.$erusakan ini dapat berakibat"

    *

  • 7/25/2019 Bab II Case Trauma

    7/28

    o $erusakan pada mikrosirkulasi seperti +asoparisis, disfungsi membran kapiler

    disusul dengan edema +asogenik. 'ada mikrosirkulasi regional ini tampak pula

    sludging dari sel*sel darah merah dan trombosit. 'ada keadaan ini sa/ar darah

    otak menadi rusak.

    o 'erluasan dari daerah hematoma dan perdarahan petekial otak yang kemudian

    membengkak akibat proses kompresi lokal dari hematoma dan multipetekial. 7ni

    menyebabkan kompresi dan bendungan pada pembuluh di sekitarnya yang pada

    akhirnya menyebabkan peninggian tekanan intrakranial

    Telah diketahui bah/a trauma otak primer menyebabkan depolarisasi neuronal

    yang luas yang disertai dengan meningkatnya kalsium intraseluler dan meningkatnya

    kadar neurotransmitter eksitatorik. 'eningkatan dan kebocoran neurotransmitter

    eksitatorik akan merangsang teradinya delayed neuronal death. Selain itu kerusakan

    dalam hemostasis ionik mengakibatkan meningkatnya kadar kalsium (ca! intraseluler

    serta ion natrium. 7nfluks ca ke dalam sel disertai rusaknya sitoskeleton karena en=im

    fosfolipase dan merangsang terlepasnya radikal bebas yang memperburuk dan merusak

    integritas membran sel yang masih hidup.

    $. Insult ota# se#un"er $erlan%ut &"ela(e" se*on"ar( $arin in%ur()

    'enyebab dari proses inibisa intrakranial atau sistemik"

    o Intra#ranial

    $arena peninggian tekanan intrakranial (T7$! yang meningkat secara

    berangsur*angsur dimana suatu saat mencapai titik toleransi maksimal dari otak

    sehingga perfusi otak tidak cukup lagi untuk mempertahankan integritas neuron

    disusul oleh hipoksia6hipoksemia otak dengan kematian akibat herniasi, kenaikanT7$ ini dapat uga akibat hematom berlanut misalnya pada hematoma epidural.

    Sebab T7$ lainnya adalah keang yang dapat menyebabkan asidosis dan

    +asospasme6+asoparalisis karena oksigen tidak mencukupi

    o Sistemi#

    'erubahan sistemik akansangat mempengaruhi T7$. 5ipotensi dapat

    menyebabkan penurunan tekanan perfusi otak berlanut dengan iskemia global.

    :

  • 7/25/2019 Bab II Case Trauma

    8/28

    'enyebab gangguan sistemik ini disebut oleh 1earden (#>>%! sebagai nine deadly

    5s yaitu hipotensi , hipokapnia, hiperglikemia, hiperkapnia, hiperpireksia,

    hipoksemia, hipoglikemia, hiponatremia dan hipoproteinemia.

    Trauma yang mengenai kepala, dapat diredam oleh rambut dan kulit

    kepala. Selanutnya bagian yang terberat dari benturan diteruskan ke tengkorak,

    yang cukup mempunyai elastisitas hingga dapat mendatar, bila kepala terbentur

    pada obek yang tumpul atau datar. Bila pendataran tengkorak melebihi toleransi

    elastisitas, tulang akan patah6retak. 5al ini dapat menyebabkan fraktur linear

    yang sederhana, meluas dari pusat pukulan sampai ke basis. Benturan yang lebih

    hebat dapat menyebabkan fraktur stellata dan bila lebih hebat lagi dapat

    menyebabkan depresi fraktur.

    Tipe*tipe dari fraktur tidak hanya tergantung dari kecepatan pukulannya,

    tetapi yang lebih penting ditentukan oleh besar permukaan obek yang mengenai

    tengkorak. 4bek yang runcing dapat menyebabkan perforasi pada tengkorak

    sedangkan obek yang lebih besar dgnkecepatan yang sama menyebabkn depresi

    fraktur. )arang fraktur teradi pada la/an dari tempat benturan. Tengkorak

    bergerak lebih cepat dari otak bila terkena benturan. eskipun otak mengalami

    contusio pada tempat ba/ah benturan, tetapi kerusakan lebih berat teradi pada

    permukaan tengkorak yang kasar, pada tonolan*tonolan tulang, crista galli, pada

    sayap sphenoid mayor dan ospetrosus, seperti sering terlihat pada contusio pada

    fossa anterior (frontal basal! dan fossa media (temporal basal!. 'ada benturan

    didaerah frontal, otak bergerak dari anterior ke posterior, sedangkan benturan

    pada daerah ocipital menyebabkan otak bergerak sepanang sumbu a?is,

    sedangkan lateral impact menyebabkan otak bergerak dari satu sisi ke sisi lain.

    3ambar*-" Tanda panah menunukkan

    tempat dan arah pukulan. (dikutip dari

    Adams!

    @

  • 7/25/2019 Bab II Case Trauma

    9/28

    enurut 3urian, ciri khas biomekanik dari coup contra coup dan contusio adalah

    sebagai berikut"

    #. &oup contusio disebabkan oleh efek langsung dari tulang yang membentur

    2. &ontra coup contusio disebabkan oleh gerakan otak terhadap permukaan

    tulang yang tidak rata

    -. Bila kepala relatif diam, benturan langsung menyebabkan coup lesi tanpa

    contra coup efek

    . Bila kepala bebas bergerak, benturan pada kepala menyebabkan lesi contra

    coup tanpa lesi coup.

    1.+ Jenis Trauma

    Luka pada kulit dan tulang dapat menunukkan lokasi (area! dimana teradi

    trauma (Sastrodiningrat, 200>!. &edera yang tampak pada kepala bagian luar terdiri dari

    dua, yaitu secara garis besar adalah trauma kepala tertutup dan terbuka. Trauma kepala

    tertutup merupakan fragmen*fragmen tengkorak yang masih intak atau utuh pada kepala

    setelah luka. The Brain and Spinal Cord $rgani%ation 200>, mengatakan trauma kepalatertutup adalah apabila suatu pukulan yang kuat pada kepala secara tiba*tiba sehingga

    menyebabkan aringan otak menekan tengkorak.

    Trauma kepala terbuka adalah yaitu luka tampak luka telah menembus sampai

    kepada dura mater. (Anderson, 5eitger, and acleod, 2009!. $emungkinan kecederaan

    atau trauma adalah seperti berikut

    a! raktur

    enurut American Accreditation &ealth Care Commission, terdapat enis

    fraktur yaitusimple fracture, linear or hairline fracture, depressed fracture, compound

    fracture' 'engertian dari setiap fraktur adalah sebagai berikut"

    Simple " retak pada tengkorak tanpa kecederaan pada kulit

    Linear or hairline" retak pada kranial yang berbentuk garis halus tanpa depresi,

    distorsi dan splinteringC.

    (epressed" retak pada kranial dengan depresi ke arah otak.

    >

  • 7/25/2019 Bab II Case Trauma

    10/28

    Compound " retak atau kehilangan kulit dansplinteringpada tengkorak. Selain retak

    terdapat uga hematoma subdural.

    Terdapat enis fraktur berdasarkan lokasi anatomis yaitu teradinya retak atau

    kelainan pada bagian kranium. raktur basis kranii retak pada basis kranium. 5al ini

    memerlukan gaya yang lebih kuat dari fraktur linear pada kranium. 7nsidensi kasus ini

    sangat sedikit dan hanya pada D pasien yang mengalami trauma kepala berat. Terdapat

    tanda*tanda yang menunukkan fraktur basis kranii yaitu rhinorrhea (cairan

    serobrospinal keluar dari rongga hidung! dan geala raccoon)s ee (penumpukan darah

    pada orbital mata!. Tulang pada foramen magnum bisa retak sehingga menyebabkan

    kerusakan saraf dan pembuluh darah. raktur basis kranii bisa teradi pada fossa anterior,

    media dan posterior.

    raktur ma?silofasial adalah retak atau kelainan pada tulang ma?ilofasial yang

    merupakan tulang yang kedua terbesar setelah tulang mandibula. raktur pada bagian ini

    boleh menyebabkan kelainan pada sinus ma?ilaris.

    b! Luka memar (kontosio!

    Luka memar adalah apabila teradi kerusakan aringan subkutan dimana

    pembuluh darah (kapiler! pecah sehingga darah meresap ke aringan sekitarnya, kulit

    tidak rusak, menadi bengkak dan ber/arna merah kebiruan. Luka memar pada otak

    teradi apabila otak menekan tengkorak. Biasanya teradi pada uung otak seperti pada

    frontal, temporal dan oksipital. $ontusio yang besar dapat terlihat di CT"Scan atau 7

    (!agnetic *esonance +maging! seperti luka besar. 'ada kontusio dapat terlihat suatu

    daerah yang mengalami pembengkakan yang di sebut edema. )ika pembengkakan cukup

    besar dapat mengubah tingkat kesadaran.

    c! Laserasi (luka robek atau koyak!

    Luka laserasi adalah luka robek tetapi disebabkan oleh benda tumpul atau

    runcing. 1engan kata lain, pada luka yang disebabkan oleh benda bermata taam dimana

    lukanya akan tampak rata dan teratur. Luka robek adalah apabila teradi kerusakan

    seluruh tebal kulit dan aringan ba/ah kulit. Luka ini biasanya teradi pada kulit yang

    #0

  • 7/25/2019 Bab II Case Trauma

    11/28

    ada tulang diba/ahnya pada proses penyembuhan dan biasanya pada penyembuhan

    dapat menimbulkan aringan parut.

    d! Abrasi

    Luka abrasi yaitu luka yang tidak begitu dalam, hanya superfisial. Luka ini bisa

    mengenai sebagian atau seluruh kulit. Luka ini tidak sampai pada aringan subkutis tetapi

    akan terasa sangat nyeri karena banyak uung*uung saraf yang rusak.

    e! A+ulsi

    Luka a+ulsi yaitu apabila kulit dan aringan ba/ah kulit terkelupas,tetapi

    sebagian masih berhubungan dengan tulang kranial. 1engan kata lain intak kulit pada

    kranial terlepas setelah kecederaan.

    1.+.1 Trauma ,urni atau ,ultipel

    enurut Barell, 5eruti, Abargel dan Ei+ (#>>>!, sebanyak #9% korban mengalami

    trauma kepala, sedangkan #:>% korban mengalami trauma yang multipel dalam

    penelitian di 7srael. $ecederaan multipel berkaitan dengan keparahan dan ia adalah asas

    dalam mendiagnosa gambaran keseluruhan kecederaan. 1engan merekam seluruh

    kecederaan yang dialami oleh korban, ia dapat membantu dalam mengidentifikasi

    kecederaan yang sering mengikut penyebab trauma pada korban.

    a. Trauma ,urni

    Trauma urni adalah apabila korban didiagnosa dengan satu kecederaan pada

    salah satu regio atau bagian anatomis yang mayor.

    $. Trauma ,ultipel

    Trauma multipel atau politrauma adalah apabila terdapat 2 atau lebih kecederaan

    secara fisikal pada regio atau organ tertentu, dimana salah satunya bisa menyebabkan

    kematian dan memberi impak pada fisikal, kognitif, psikologik atau kelainan psikososial

    dan disabilitas fungsional. Trauma kepala paling banyak dicatat pada pasien politrauma

    dengan kombinasi dari kondisi yang cacat seperti amputasi, kelainan pendengaran dan

    ##

  • 7/25/2019 Bab II Case Trauma

    12/28

    penglihatan, post"traumatic stress sndrome dan kondisi kelainan i/a yang lain

    (Veterans &ealth Administration Transmittal Sheet!.

    #. Trauma ser+ikal, batang otak dan tulang belakang

    Trauma yang diakibatkan kecelakaan lalu lintas, atuh dari tempat yang tinggi

    serta pada akti+itas olahraga yang berbahaya boleh menyebabkan cedera pada beberapa

    bagian ini. Antara kemungkinan kecederaan yang bisa timbul adalah seperti berikut"

    F $erusakan pada tulang ser+ikal *&: cedera pada &- bisa menyebabkan pasien apnu.

    &edera dari &*&9 bisa menyebabkan pasien kuadriplegi, paralisis hipotonus tungkai

    atas dan ba/ah serta syok batang otak.

    F raktur 5angman teradi apabila terdapat fraktur hiperekstensi yang bilateral pada

    tapak tulang ser+ikal &2.

    F Tulang belakang torak dan lumbar bisa diakibatkan oleh cedera kompresi dan cedera

    dislokasi.

    F Spondilosis ser+ikal uga dapat teradi.

    F &edera ekstensi yaitu cedera hiplashC teradi apabila berlaku ekstensi pada tulang

    ser+ikal.

    2. Trauma toraks

    Trauma toraks bisa terbagi kepada dua yaitu cedera dinding toraks dan cedera

    paru.

    a! &edera dinding torak seperti berikut"

    F 'atah tulang rusuk.

    F &edera pada sternum atau steering -heelC.

    F.lail chest'F $pen /sucking) pneumothora0'

    1.- Per"araan Intra#ranial

    1.-.1. Per"araan /pi"ural

    'erdarahan epidural adalah antara tulang kranial dan dura mater. 3eala

    perdarahan epidural yang klasik atau temporal berupa kesadaran yang semakin menurun,

    disertai oleh anisokoria pada mata ke sisi dan mungkin teradi hemiparese kontralateral.

    #2

  • 7/25/2019 Bab II Case Trauma

    13/28

    F 'erdarahan epidural di daerah frontal dan parietal atas tidak memberikan geala khas

    selain penurunan kesadaran (biasanya somnolen! yang membaik setelah beberapa hari.

    1.-.2. Per"araan Su$"ural

    'erdarahan subdural adalah perdarahan antara dura mater dan araknoid, yang biasanya

    meliputi perdarahan +ena. Terbagi atas - bagian iaitu"

    a! 'erdarahan subdural akut

    F 3eala klinis berupa sakit kepala, perasaan mengantuk, dan kebingungan, respon yang

    lambat, serta gelisah.

    F $eadaan kritis terlihat dengan adanya perlambatan reaksi ipsilateral pupil.

    F 'erdarahan subdural akut sering dihubungkan dengan cedera otak besar dan cedera

    batang otak.

    b! 'erdarahan subdural subakut

    F 'erdarahan subdural subakut, biasanya teradi : sampai #0 hari setelah cedera dan

    dihubungkan dengan kontusio serebri yang agak berat.

    F Tekanan serebral yang terus*menerus menyebabkan penurunan tingkat kesadaran.

    c! 'erdarahan subdural kronis

    Teradi karena luka ringan.

    ulanya perdarahan kecil memasuki ruang subdural.

    Beberapa minggu kemudian menumpuk di sekitar membran +askuler dan secara

    pelan*pelan ia meluas.

    3eala mungkin tidak teradi dalam beberapa minggu atau beberapa bulan.

    'ada proses yang lama akan teradi penurunan reaksi pupil dan motorik.

    1.-.3. Per"araan Su$ara#noi"

    'erdarahan subaraknoid adalah perdarahan antara rongga otak dan lapisan otak yaitu

    yang dikenal sebagai ruang subaraknoid.

    #-

  • 7/25/2019 Bab II Case Trauma

    14/28

    1.-.. Per"araan Intra'entri#ular

    'erdarahan intra+entrikular merupakan penumpukan darah pada +entrikel otak.

    'erdarahan intra+entrikular selalu timbul apabila teradi perdarahan intraserebral.

    1.-.+ Per"araan Intrasere$ral

    'erdarahan intraserebral merupakan penumpukan darah pada aringan otak. 1i mana

    teradi penumpukan darah pada sebelah otak yang seaar dengan hentaman, ini dikenali

    sebagai counter coup phenomenon'

    1.0 e%ala Klinis Trauma Kepala

    enurut eissner (200>!, geala klinis trauma kepala adalah seperti berikut"

    1.0.1. Tan"atan"a #linis (ang "apat mem$antu men"iagnosa a"ala

    a. Battle sign (/arna biru atau ekhimosis dibelakang telinga di atas os mastoid!

    b. 5emotipanum (perdarahan di daerah menbran timpani telinga!

    c. 'eriorbital ecchymosis (mata /arna hitam tanpa trauma langsung!

    d. hinorrhoe (cairan serobrospinal keluar dari hidung!

    e. 4torrhoe (cairan serobrospinal keluar dari telinga!

    1.0.2. Tan"atan"a atau ge%ala #linis untu# (ang trauma #epala ringan4

    a. 'asien tertidur atau kesadaran yang menurun selama beberapa saat kemudian

    sembuh.

    b. Sakit kepala yang menetap atau berkepanangan.

    c. ual atau dan muntah.

    d. 3angguan tidur dan nafsu makan yang menurun.

    e. 'erubahan keperibadian diri.f. Letargik.

    1.0.3. Tan"atan"a atau ge%ala #linis untu# (ang trauma #epala $erat4

    a. Simptom atau tanda*tanda cardinal yang menunukkan peningkatan di otak

    menurun atau meningkat.

    b. 'erubahan ukuran pupil (anisokoria!.

    c. Triad &ushing (denyut antung menurun, hipertensi, depresi pernafasan!.

    #

  • 7/25/2019 Bab II Case Trauma

    15/28

    d. Apabila meningkatnya tekanan intrakranial, terdapat pergerakan atau posisi

    abnormal ekstrimitas.

    1.5 Penatala#sanaan !e"era Kepala A#ut

    'enatalaksanaan penderita cedera kepala ditentukan atas dasar beratnya cedera

    dan dilakukan menurut urutan prioritas. ang ideal dilaksanakan oleh suatu tim yang

    terdiri dari paramedis terlatih, dokter ahli saraf, bedah asraf, radiologi, anestesi dan

    rehabilitasi medik.

    'asien dengan cedera kepala harus ditangani dan dipantau terus seak tempat

    kecelakaan, selama peralanan dari tempat keadian sampai rumah sakit, diruang ga/at

    darurat, kamar radiologi, sampai ke ruang operasi, ruang pera/atan atau 7&G, sebab

    se/aktu*/aktu bisa memburuk akibat aspirasi, hipotensi, keang dan sebagainya. acam

    dan urutan prioritas tindakan cedera kepala ditentukan atas dalamnya penurunan

    kesadaran pada saat diperiksa"

    A. Pasien "alam #ea"aan sa"ar &!S61+)

    Pasien (ang sa"ar pa"a saat "iperi#sa $isa "i$agi "alam 2 %enis

    #. Simple head inury (S57!

    'asien mengalami cedera kepala tanpa diikuti gangguan kesadaran, dari

    anamnesa maupun geala serebral lain. 'asien ini hanya dilakukan pera/atan

    luka. 'emeriksaan radiologik hanya atas indikasi. $eluarga dilibatkan untuk

    mengobser+asi kesadaran.

    2. $esadaran terganggu sesaat

    'asien mengalami penurunan kesadaran sesaat setelah cedera kepala dan pada

    saat diperiksa sudah sadar kembali. 'emeriksaan radiologik dibuat danpenatalaksanaan selanutnya seperti S57.

    B. Pasien "engan #esa"aran menurun

    1. !e"era #epala ringan 7 minor ea" in%ur( &!S6131+)

    $esadaran disoriented atau not obey command, tanpa disertai defisit fokal

    serebral. Setelah pemeriksaan fisik dilakukan pera/atanluka, dibuat foto kepala.

    &T Scan kepala, ika curiga adanya hematom intrakranial, misalnya ada ri/ayat

    #%

  • 7/25/2019 Bab II Case Trauma

    16/28

    lucid inter+al, pada follo/ up kesadaran semakinmenurun atau timbul lateralisasi.

    4bser+asi kesadaran, pupil, geala fokal serebral disamping tanda*tanda +ital.

    2. !e"era #epala se"ang &!S6812)

    'asien dalamkategori ini bisa mengalami gangguan kardiopulmoner, oleh

    karena itu urutan tindakannya sebagai berikut"

    a. 'eriksa dan atasi gangguan alan nafas, pernafasan dan sirkulasi

    b. 'eriksa singkat atas kesadaran, pupil, tanda fokal serebral dan cedera organ

    lain. iksasi leher dan patah tulang ekstrimitas

    c. oto kepala dan bila perlu bagiann tubuh lain

    d. &T Scan kepala bila curiga adanya hematom intrakranial

    e. 4bser+asi fungsi +ital, kesadaran, pupil, defisit fokal serebral

    3. !e"era #epala $erat &!S635)

    'enderita ini biasanya disertai oleh cedera yang multiple, oleh karena itu

    disamping kelainan serebral uga disertai kelainan sistemik.

    Urutan tin"a#an menurut prioritas a"ala se$agai $eri#ut

    a. 9esusitasi %antung paru &air:a(; $reating; *ir*ulation6AB!)

    'asien dengan cedera kepala berat ini sering teradi hipoksia, hipotensi dan

    hiperkapnia akibat gangguan kardiopulmoner. 4leh karena itu tindakan pertama

    adalah"

    o Jalan nafas &Air :a()

    )alan nafas dibebaskan dari lidah yang turun ke belakang dengan posisi kepala

    ekstensi,kalau perlu dipasang pipa orofaring atau pipa endotrakheal, bersihkan

    sisa muntahan, darah, lendir atau gigi palsu. 7si lambung dikosongkan melalui

    pipa nasograstrik untuk menghindarkan aspirasi muntahano Pernafasan &Breating)

    3angguan pernafasan dapat disebabkan oleh kelainan sentral atau perifer.

    $elainan sentral adalah depresi pernafasan pada lesi medula oblongata,

    pernafasan cheyne stokes, ataksik dan central neurogenik hyper+entilation.

    'enyebab perifer adalah aspirasi, trauma dada, edema paru, 17&, emboli paru,

    infeksi. Akibat dari gangguan pernafasan dapat teradi hipoksia dan hiperkapnia.

    #9

  • 7/25/2019 Bab II Case Trauma

    17/28

    Tindakan dengan pemberian oksigen kemudian cari danatasi faktor penyebab dan

    kalau perlu memakai +entilator.

    o Sir#ulasi &!ir*ulation)

    5ipotensi menimbulkan iskemik yang dapat mengakibatkan kerusakan sekunder.

    )arang hipotensi disebabkan oleh kelainan intrakranial, kebanyakan oleh faktor

    ekstrakranial yakni berupa hipo+olemi akibat perdarahan luar atau ruptur alat

    dalam, trauma dada disertai tamponade antung atau peumotoraks dan syok

    septik. Tindakannya adalah menghentikan sumber perdarahan, perbaikan fungsi

    antung dan mengganti darah yang hilang dengan plasma, hydro?yethyl starch

    atau darah

    $. Pemeri#saan fisi#

    Setelah AB&, dilakukan pemeriksaan fisik singkat meliputi kesadaran,

    pupil, defisit fokal serebral dan cedera ekstra kranial. 5asil pemeriksaan fisik

    pertama ini dicatat sebagai data dasar dan ditindaklanuti, setiap perburukan dari

    salah satu komponen diatas bis adiartikan sebagai adanya kerusakan sekunder

    dan harus segera dicari dan menanggulangi penyebabnya.

    *. Pemeri#saan ra"iologi

    1ibuat foto kepala dan leher, sedangkan foto anggota gerak, dada dan

    abdomen dibuat atas indikasi. &T scan kepala dilakukan bila ada fraktur tulang

    tengkorak atau bila secara klinis diduga ada hematom intrakranial

    ". Te#anan tinggi intra#ranial &TTIK)'eninggian T7$ teradi akibat edema serebri, +asodilatasi, hematom

    intrakranial atau hidrosefalus. Gntuk mengukur turun naiknya T7$ bsebaiknya

    dipasang monitor T7$. T7$ yang normal adalah berkisar 0*#% mm5g, diatas 20

    mm5g sudah harus diturunkan dengan urutan sebagai berikut"

    1.

  • 7/25/2019 Bab II Case Trauma

    18/28

    +asokontriksi yang diikuti berkurangnya aliran darah serebral. 5iper+entilasi

    dengan p&42 sekitar -0 mm5g dipertahankan selama @*:2 am, lalu dicoba

    dilepas dgn mengurangi hiper+entilasi, bila T7$ naik lagi hiper+entilasi

    diteruskan lagi selama 2*@ am. Bila T7$ tidak menurun dengan hiper+entilasi

    periksa gas darah dan lakukan &T scan ulang untuk menyingkirkan hematom

    2. Drainase

    Tindakan ini dilakukan bil ahiper+entilasi tidak berhasil. Gntuk angka

    pendek dilakukan drainase +entrikular, sedangkan untuk angka panang dipasang

    +entrikulo peritoneal shunt, misalnya bila teradi hidrosefalus.

    3. Terapi "iureti#

    o Diureti# osmoti# &manitol 2=>)

    &airan ini menurunkan T7$ dengan menarik air dari aringan otak normal melalui

    sa/ar otak yang masih utuh kedalam ruang intra+askuler. Bila tidak teradi

    diuresis pemberiannya harus dihentikan.

    &ara pemberiannya "

    Bolus 0,%*# gram6kgBB dalam 20 menit dilanutkan 0,2%*0,% gram6kgBB, setiap

    9 am selama 2*@ am. onitor osmolalitas tidak melebihi -#0 m4Sm

    o ?oop "iureti# &Furosemi")

    rosemid dapat menurunkan T7$ melalui efek menghambat pembentukan cairan

    cerebrospinal dan menarik cairan interstitial pada edema sebri. 'emberiannya

    bersamaan manitol mempunyai efek sinergik dan memperpanang efek osmotik

    serum oleh manitol. 1osis 0 mg6hari6i+

    . Terapi $ar$iturat &Feno$ar$ital)Terapi ini diberikan pada kasus*ksus yang tidak responsif terhadap semua enis

    terapi yang tersebut diatas.

    &ara pemberiannya"

    Bolus #0 mg6kgBB6i+ selama 0,% am dilanutkan 2*- mg6kgBB6am selama -

    am, lalu pertahankan pada kadar serum -* mgD, dengan dosis sekitar #

    mg6$gBB6am. Setelah T7$ terkontrol, 20 mm5g selama 2*@ am, dosis

    diturunkan bertahap selama - hari.

    #@

  • 7/25/2019 Bab II Case Trauma

    19/28

    +. Streroi"

    Berguna untuk mengurangi edema serebri pada tumor otak. Akan tetapi

    menfaatnya pada cedera kepala tidak terbukti, oleh karena itu sekarang tidak

    digunakan lagi pada kasus cedera kepala

    -. Posisi Ti"ur

    'enderita cedera kepala berat dimana T7$ tinggi posisi tidurnya ditinggikan

    bagian kepala sekitar 20*-0, dengan kepala dan dada pada satu bidang, angan

    posisi fleksi atau leterofleksi, supaya pembuluh +ena daerah leher tidak terepit

    sehingga drainase +ena otak menadi lancar.

    e. Keseim$angan *airan ele#trolit

    'ada saat a/al pemasukan cairan dikurangi untuk mencegah bertambahnya

    edema serebri dengan umlah cairan #%00*2000 ml6hari diberikan perenteral, sebaiknya

    dengan cairan koloid seperti hydro?yethyl starch, pada a/alnya dapat dipakai cairan

    kristaloid seperti Ha&l 0,>D atau ringer laktat, angan diberikan cairan yang

    mengandung glukosa oleh

    karena teradi keadaan hiperglikemia menambah edema serebri.

    $eseimbangan cairan tercapai bila tekanan darah stabil normal, yang akan

    takikardia kembali normal dan +olume urin normal I-0 ml6am. Setelah -* hari dapat

    dimulai makanan peroral melalui pipa nasogastrik. 'ada keadaan tertentu dimana teradi

    gangguan keseimbangan cairan eletrolit, pemasukan cairan harus disesuaikan, misalnya

    pada pemberian obat diuretik, diabetes insipidus, syndrome of inappropriate anti diuretic

    hormon (S7A15!. 1alam keadaan ini perlu dipantau kadar eletrolit, gula darah, ureum,

    kreatinin dan osmolalitas darah.

    f. Nutrisi

    'ada cedera kepala berat teradi hipermetabolisme sebanyak 2*2,% kali normal

    dan akan mengakibatkan katabolisme protein. 'roses ini teradi antara lain oleh karena

    meningkatnya kadar epinefrin dan norepinefrin dalam darah danakan bertambah bila ada

    demam. Setekah -* hari dengan cairan perenterai pemberian cairan nutrisi peroral

    melalui pipa nasograstrik bisa dimulai, sebanyak 2000*-000 kalori6hari

    #>

  • 7/25/2019 Bab II Case Trauma

    20/28

    g. /pilepsi7#e%ang

    D dengan tetesan J0 mg6am. Setiap 9 am dibuat

    larutan baru oleh karena tidak stabil. Bila setelah 00 mg tidak berhasil, ganti obat lain

    misalnya enitoin.

    &ara pemberian enitoin, bolus #@ mg6$gB6i+ pelan*pelan paling cepat %0 mg6menit.

    1ilanutkan dengan 200*%00 mg6hari6i+ atau oral. 'rofilaksis" diberikan pada pasien

    cedera kepala berat dengan resiko keang tinggi, seperti pada fraktur impresi, hematom

    intrakranial dan penderita dengan amnesia post traumatik panang

    . Kompli#asi sistemati#

    o 7nfeksi" profilaksis antibiotik diberikan bila ada resiko tinggi infeksi seperti" pada

    fraktur tulang terbuka, luka luar dan fraktur basis kranii

    o 1emam" kenaikan suhu tubuh meningkatkan metabolisme otak dan menambah

    kerusakan sekunder, sehingga memperburuk prognosa. 4leh karena itu setiap kenaikan

    suhu harus diatasi dengan menghilangkan penyebabnya, disamping tindakan

    menurunkan suhu dengan kompres

    o 3astrointestinal" pada penderita sering ditemukan gastritis erosi dan lesi

    gastroduodenal lain, #0*#D diantaranya akan berdarah. $eadan ini dapat dicegahdengan pemberian antasida atau bersamaan dengan 52 reseptor bloker.

    o $elainan hematologi" kelainan bisa berupa anemia, trombosiopenia, hipo hiperagregasi

    trombosit, hiperkoagilasi, 17&. $elainan tersebut /alaupun ada yang bersifat sementara

    perlu cepat ditanggulangi agar tidak memperparah kondisi pasien.

    20

  • 7/25/2019 Bab II Case Trauma

    21/28

    BAB II

    ?AP@9AN KASUS

    ID/NTITAS PASI/N

    Hama " Tn.

    )enis $elamin " Laki*laki

    Gmur " 2: tahun

    Suku Bangsa " inangkabau

    Alamat " Selayo

    'ekeraan " 'engantar barang

    Ho. 0>2#2@

    ANA,N/SIS

    Seorang pasien laki*laki usia 2: tahun datang ke poliklinik Heurologi SG1

    Solok pada tanggal #- September 20# dengan"

    Keluan Utama

    Lupa ingatan seak # hari yang lalu

    9i:a(at Pen(a#it Se#arang

    'asien post kecelakaan lalu lintas satu hari yang lalu. A/alnya pasien sedang

    mengendarai sepeda motor, mekanisme kecelakaan tidak diketahui oleh pasien dan

    keluarga. 'asien diketahui memakai helm dan helm tetap terpasang setelah keadian.

    'asien tidak sadar dan langsung diba/a ke 731 S uara Bodi, sadar kembali - am

    setelah keadian. 'asien tidak dapat mengingat keadian kecelakaan tersebut. Tidak

    ada muntah selama di 731 S uara Bodi. $eluar darah dari hidung, mulut dan

    telinga tidak ada. Hyeri kepala ada, terasa dibagian kepala kanan belakang. 'usingberputar tidak ada.

    9i:a(at Pen(a#it Daulu

    * Tidak pernah mengalami cedera kepala sebelumnya

    9i:a(at Pen(a#it Keluarga

    * Tidak ada anggota keluarga yang menderita sakit seperti ini.

    2#

  • 7/25/2019 Bab II Case Trauma

    22/28

    P/,/9IKSAAN FISIK

    Pemeri#saan Umum

    $eadaan umum " sakit sedang

    $esadaran " 3&S #% (

  • 7/25/2019 Bab II Case Trauma

    23/28

    T54A$

    * 'aru " 7nspeksi " simetris kiri dan kanan

    'alpasi " fremitus normal kanan sama dengan kiri

    'erkusi " sonor

    Auskultasi " +esikuler normal, ronkhi (*!, /hee=ing (*!

    * )antung " 7nspeksi " iktus tidak terlihat

    'alpasi " iktus teraba # ari medial L&S 7& 8

    'erkusi " batas*batas antung dalam batas normal

    Auskultasi " irama teratur, murni, bising (*!

    * Abdomen " 7nspeksi " tidak membuncit

    'alpasi " hepar dan lien tidak teraba

    'erkusi " timpani

    Auskultasi " Bising usus (! Hormal

    * &orpus 8ertebrae " 7nspeksi " 'enonolan (*!

    'alpasi " Hyeri tekan (*!

    'erkusi " Hyeri ketok (*!

    Status Neurologis

    #. $esadaran " komposmentis kooperatif, 3&S #%

  • 7/25/2019 Bab II Case Trauma

    24/28

    * H 777, 78, 87 " pupil isokor, bulat, diameter - mm, bola mata dapat digerakkan

    ke segala arah

    * H 8 " bisa membuka mulut, menggerakkan rahang ke kiri dan ke kanan

    * H 877 " bisa menutup mata, mengangkat alis " simetris, plica nasolabialis kanan

    dan kiri simetris dan pengecapan 26- lidah depan normal.

    * H 8777 " fungsi pendengaran baik, nistagmus tidak ada

    * H 7M, M " arcus faring simetris, u+ula di tengah, refleks muntah (!, perasa #6-

    belakang lidah baik.

    * H M7 " bisa mengangkat bahu dan bisa melihat kiri dan kanan

    * H M77" kedudukan lidah dalam dan diulurkan simetris6di tengah, tremor (*!.

    %. otorik

    Anggota gerak kanan "

    $ekuatan " %6%6%

    %6%6%

    Tonus " eutonus

    Trofi " eutrofi

    Anggota gerak kiri "

    $ekuatan " %6%6%

    %6%6%

    Tonus " eutonus

    Trofi " eutrofi

    2

  • 7/25/2019 Bab II Case Trauma

    25/28

    9 $oordinasi

    * &ara beralan " tidak ada kelainan

    * omberg test " tidak ada kelainan

    * Ata?ia " tidak ada

    * ebound phenomen " bisa dilakukan

    * Test tumit lutut " bisa dilakukan

    * 1isarthria " tidak ada

    * 1isgrafia " tidak ada

    * Supinasi pronasi " dalam batas normal

    * Tes ari hidung " dalam batas normal

    * Tes hidung ari " dalam batas normal

    : Sensorik

    *

  • 7/25/2019 Bab II Case Trauma

    26/28

    9en*ana

    * Brain &T Scan

    Prognosis

    * Nuo ad +itam " dubia ad bonam

    * Nuo ad fungtionam " dubia ad bonam

    * Nuo ad sanationum " dubia ad bonam

  • 7/25/2019 Bab II Case Trauma

    27/28

    BAB III

    DISKUSI

    Telah diperiksa seorang pasien laki*laki berumur 2: tahun pada tanggal #- September

    20# di poliklinik Heurologi SG1 Solok. 1iagnosis ditegakkan berdasarkan anamesis dan

    pemeriksaan fisik.

    1ari anamesis didapatkan pasien dengan keluhan utama lupa ingatan seak # hari yang

    lalu. 'asien kecelakaan lalu lintas seak satu hari yang lalu. 'asien post kecelakaan lalu lintas

    satu hari yang lalu. A/alnya pasien sedang mengendarai sepeda motor, mekanisme

    kecelakaan tidak diketahui oleh pasien dan keluarga. 'asien diketahui memakai helm dan

    helm tetap terpasang setelah keadian. 'asien tidak sadar dan langsung diba/a ke 731 S

    uara Bodi, sadar kembali - am setelah keadian. 'asien tidak dapat mengingat keadan

    kecelakaan tersebut. Tidak ada muntah selama di 731 S uara Bodi. $eluar darah dari

    hidung, mulut dan telinga tidak ada. Hyeri kepala ada, terasa dibagian kepala kanan belakang.

    'using berputar tidak ada.

    1ari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien sakit sedang, kesadaran

    komposmentis koperatif dengan 3&S #% (

  • 7/25/2019 Bab II Case Trauma

    28/28

    DAFTA9 PUSTAKA

    Ari/ibo/o 5aryo et all, 200@, Art of Therap1 Sub +lmu Bedah. ogyakarta"'ustaka

    &endekia 'ress of ogyakarta.

    Bernath 1a+id, 200>, 5ead 7nury, ///.e*medicine.com.

    Boies A., 2002, Buku Aar 'enyakit T5T" %"#*:

    3raham 17. Heuropathology of brain inury in neurology and trauma. 'hiladelphia " ;B

    Sounders, #>>9" %-*>0

    )enneth B. management of head inury. 'hiladelphia A 1a+is, #>@#

    )udson )A. anagement of se+ere and multiple trauma, in T< 4h(ed!. Sydney " Butter/orth,

    #>>0" 22*29

    $elly 1. 3eneral principles of head inury management. He/ ork" c3ra/ 5ill, #>>9

    arshall SB. Heuroscience and critical care, pathophysiology and management. 'hiladelphia"

    ;B Sounders, #>>0" #9>*2#-

    artin HA et al. &haracteri=ation of cerebral hemodynamic phase follo/ing se+er head

    trauma" hypoperfusion, hyperemia and +asospasm. ). neurosurgey, #>>:(@:!" >*#>

    eilly '. 'athophysiology and management of se+ere close inury. London" &hapman O 5all

    edical, #>>:

    obertson et al. 4?ygen utili=ation and cardio+asculer function in head patients.

    Heurosurgery

    #>>9 (#%!"-0:*-#

    Teasdale 3. 'athological and clinical e+idence of ischemic brain damage in brain trauma.London " &hapman O 5all edical, #>>%"2#*2>

    Thomson ;A.Se+ere head inury, in T