trauma dentomaksilofasial (1)
TRANSCRIPT
7/24/2019 Trauma Dentomaksilofasial (1)
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-dentomaksilofasial-1 1/17
BAB I
PENDAHULUAN
Trauma dentomaksilofasial adalah Trauma fisik yang dapat mengenai jaringan keras
dan jaringan lunak wajah. Trauma wajah dapat menimbulkan gangguan jalan nafas karena
perdarahan yang banyak akibat jaringan lunak wajah yang cenderung banyak pembuluh darah
atau sumbatan oleh benda asing atau jaringan yang terlepas yang melibatkan daerah gigi,
rahang bawah, rahang atas dan wajah. Angka kejadian trauma dentomaksilofasial meningkat
seiring perkembangan zaman, dimana penggunaan alat transportasi beroda sering digunakan
tanpa diimbangi dengan kesadaran masyarakat dalam penggunaan alat perlindungan diri
seperti helm ataupun sarung tangan.
Angka kejadian trauma dentomaksilofasial Sering terjadi pada orang dewasa secara
umum dibawah usia 50 tahun dan angka terbesae biasanya terjadi pada pria dengan batas usia
!"#0 tahun. $engan penyebab yang beragam dari mulai penyebab tersering pada orang
dewasa yaitu kecelakaan lalu lintas, kekerasan rumah tangga, tawuran antar dua kelompok
samapi penyebab teering pada anak"anak yang diakibatkan oleh jatuh dari sepeda,
kecelakaan, kegiatan olah raga.
%acam"macam trauma dentomaksilofasial adalah dibagi menjadi tiga bagian yaitu
satu per tiga bagian atas kepala, satu pertiga bagian tengah kepala, satu per tiga bagian bawah
kepala yang meliputi jaringan lunak dan jaringan keras. åan lunak biasanya terjadi
konkusio, luka robek jaringan lunak, hematoma dan lain"lain. åan keras biasanya terjadi
pada tulang maksila, mandibula, etmoid, tulang bagian depan kepala atau frontal, dan
termasuk gigi.
Trauma dental terbagi menjadi tiga bagian yaitu a'ulsi, luksasi, fraktur. Trauma dental
biaanya diiringi dengan trauma tulang al'eolar dan juga tulang rahang atas dan rahang bawah
serta bisa menjadi bagian trauma dental yang termasuk kedaruratan trauma dental.
(enanganan dari trauma dentomaksilofasial sangan penting terutama
mempertahankan tanda 'ital dan menghindari komplikasi komplikasi yang mungkin terjadi
pada trauma dentomaksilofasial juga jejas yang ditemukan ditempat lain yang menjadi fokus
utama lain serta terapi lanjutan yang berisi terapi utama dan pendukung.
(erjalanan akhir dari trauma dentomaksilofasial berujung pada prognosis yang baik
jika dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional dan multidisiplin ilmu seperti dokter gigi,
dokter umum, spesialis gigi ataupun umum, perawat bahkan orang awampun dalam
penanganan awal pada trauma dentomaksilofasial.
7/24/2019 Trauma Dentomaksilofasial (1)
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-dentomaksilofasial-1 2/17
TRAUMA DENTOMAKSILOFASIAL
Anatomi
Definisi
Trauma fisik yang dapat mengenai jaringan keras dan jaringan lunak wajah. Trauma
wajah dapat menimbulkan gangguan jalan nafas karena perdarahan yang banyak akibat
jaringan lunak wajah yang cenderung banyak pembuluh darah atau sumbatan oleh benda
asing atau jaringan yang terlepas.
Etiologi
(enyebab trauma maksilofasial ber'ariasi, mencakup kecelakaan lalu lintas,
kekerasan fisik,terjatuh, olah raga dan akibat senjata api.
7/24/2019 Trauma Dentomaksilofasial (1)
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-dentomaksilofasial-1 3/17
Epidemiologi
Sering terjadi pada orang dewasa secara umum dibawah usia 50 tahun dan angka
terbesae biasanya terjadi pada pria dengan batas usia !"#0 tahun.
Klasifiasi
!. Trauma jaringan lunak wajah
)uka adalah kerusakan anatomi, diskontinuitas suatu jaringan oleh karena trauma dari
luar. $apat diklasifikasikan berdasarkan *
+. erdasarkan jenis luka dan penyebab.
-ksoriasi *)uka sayat, luka robek, luka bacok, luka bakar, luka tembak.
++. erdasarkan ada atau tidaknya kehilangan jaringan.
+++. $ikaitkan dengan unit estetik.
%enguntungkan atau tidak menguntungkan, dikaitkan dengan garis )anger.
. Trauma jaringan keras wajah
Terminologinya trauma *
+.$ibedakan berdasarkan lokasi anatomi dan estetika
a. Single * fraktur frontal, nasal, zigomatikus, mailla, mandibulla, gigi danal'eolus.
b. %ultiple * fraktur kompleks zigoma, fronto nasal dan fraktur kompleks
mandibular.
++. Tipe fraktur
a. /raktur simple
• fraktur sederhana, linier yang menutup misalnya kondilus, koronoideus,
korpus dan mandibula yang tidak bergigi.
• /raktur tidak mencapai bagian luat tulang atau rongga mulut. Termasukgreenstick fraktur yaitu keadaan retak tulang, terutama pada anak dan jarang
terjadi.
b. /raktur kompoun
• /raktur lebih luas dan terbuka atau berhubungan dengan jaringan lunak.
• iasanya pada fraktur korpus mandibula yang mendukung gigi, dan hamper
selalu tipe fraktur kompoun meluas dari membrane periodontal ke rongga
mulut, bahkan beberapa luka yang parah dapat meluas dengan sobekan pada
kulit.
7/24/2019 Trauma Dentomaksilofasial (1)
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-dentomaksilofasial-1 4/17
c. /raktur komunisi
• enturan langsung terhadap mandibula dengan objek yang tajam seperti
peluru yang mengakibatkan tulang menjadi bagian"bagian yang kecil atau
remuk.
• isa terbatas atau meluas , jadi sifatnya juga seperti fraktur kompoun dengan
kerusakan dan jaringan lunak.
d. /raktur patologis
• eadaan tulang yang lemah oleh karena adanya penyakit 1 penyakit tulang,
seperti ostemomyelitis, tumor ganas, kista yang besar dan penyakit tulang
sistemis sehingga dapat menyebabkan fraktur spontan.
+++. (erluasan tulang yang terlibat
a. omplit, fraktur mencakupt seluruh tulang
b. Tidak komplit, seperti pada greenstick, hair line dan kropresi 2lekuk3
+4. onfigurasi 2garis fraktur3
a. Trans'ersal, bisa horizontal atau 'ertical
b. bli6ue 2miring3
c. Spiral 2berputar3
d. omunisi 2remuk3
4. 7ubungan dengan fragmen
a. $isplacement, disini fragmen fraktur terjadi perpindahan tempat
b. 8ndisplacement, bisa terjadi berupa*
• Angulasi9 bersudut
• $istraksi
• ontraksi
• :otasi9berputar
• +mpaksi9tertanam
4+. (ada mandibula, berdasarkan lokasi anatomi fraktur dapat mengenai daerah *
• $ento al'eolar
• (rosesus koronoideus
• (rosesus kondoloideus
• Angulus mandubula
7/24/2019 Trauma Dentomaksilofasial (1)
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-dentomaksilofasial-1 5/17
• :amus mandibula
• orpus mandibula
• %idline9simfisis menti
• )ateral ke midline dalam region insisi'um
4++. husus pada maksila fraktur dapat dibedakan *
a. /raktur blow"out 2fraktur tulang dasar orbita3
b. /raktur le fort +, le fort ++ dan le fort +++
c. /raktur segmental mandibular
!e"ala Klinis
a. $isrupsi atau krepitasi di supraorbital rim
b. -mpisema Subkutan
c. (aresthesia di supraorbital dan syaraf supratrochlear
d. )aserasi, lebam atau hematoma di dahi
Patofisiologi
ehadiran energi kinetik dalam benda bergerak adalah fungsi dari massa dikalikan
dengan kuadrat kecepatannya. (enyebaran energi kinetik saat deselerasi menghasilkan
kekuatan yang mengakibatkan cedera. erdampak tinggi dan rendah"dampak kekuatandidefinisikan sebagai besar atau lebih kecil dari 50 kali gaya gra'itasi. +ni berdampak
parameter pada cedera yang dihasilkan karena jumlah gaya yang dibutuhkan untuk
menyebabkan kerusakan pada tulang wajah berbeda regional. Tepi supraorbital, mandibula
2simfisis dan sudut3, dan tulang frontal memerlukan kekuatan tinggi"dampak yang akan
rusak. Sebuah dampak rendah"force adalah semua yang diperlukan untuk merusak zygoma
dan tulang hidung.
(atah Tulang /rontal *
ini terjadi akibat dari pukulan berat pada dahi. agian anterior dan9atau posterior
sinus frontal mungkin terlibat. ;angguan lakrimasi mungkin dapat terjadi jika dinding
posterior sinus frontal retak. $uktus nasofrontal sering terganggu.
/raktur $asar rbital *
<edera dasar orbital dapat menyebabkan suatu fraktur yang terisolasi atau
dapat disertai dengan fraktur dinding medial. etika kekuatan menyerang pinggiran
orbital, tekanan intraorbital meningkat dengan transmisi ini kekuatan dan
merusak bagian"bagian terlemah dari dasar dan dinding medial orbita. 7erniasi dari
isi orbit ke dalam sinus maksilaris adalah mungkin. +nsiden cedera
okular cukup tinggi, namun jarang menyebabkan kematian.
7/24/2019 Trauma Dentomaksilofasial (1)
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-dentomaksilofasial-1 6/17
(atah Tulang 7idung*
+ni adalah hasil dari kekuatan diakibatkan oleh trauma langsung.
/raktur =asoethmoidal 2noes3*
Akibat perpanjangan kekuatan trauma dari hidung ke tulang ethmoid dan
dapat mengakibatkan kerusakan pada canthus medial, aparatus lacrimalis, atau saluran
nasofrontal.
(atah tulang lengkung zygomatic*
Sebuah pukulan langsung ke lengkung zygomatic dapat mengakibatkan fraktur
terisolasi melibatkan jahitan zygomaticotemporal.
(atah Tulang >ygomaticomaillary kompleks 2>%<s3*
+ni menyebabkan patah tulang dari trauma langsung. ;aris fraktur jahitan
memperpanjang melalui zygomaticotemporal, zygomaticofrontal, dan
zygomaticomaillary dan artikulasi dengan tulang sphenoid. ;aris fraktur biasanya
memperpanjang melalui foramen infraorbital dan lantai orbit. <edera mata serentak
yang umum.
(atah tulang rahang atas * ini dikelompokkan sebagai )e /ort +, ++, atau +++.
• /raktur )e /ort + adalah fraktur rahang horizontal di aspek inferior rahang atas danmemisahkan proses al'eolar dan langit"langit keras dari seluruh rahang atas.
/raktur meluas melalui sepertiga bagian bawah septum dan termasuk sinus
maksilaris dinding lateralis memperluas ke tulang palatina dan piring
pterygoideus.
• /raktur )e /ort ++ adalah fraktur piramida mulai dari tulang hidung dan
memperluas melalui tulang lacrimalis? ke bawah melalui jahitan
zygomaticomaillary? terus posterior dan lateral melalui rahang atas, bawah
zygoma itu, dan ke dalam piring pterygoideus.
• /raktur )e /ort +++ atau dysjunction kraniofasial adalah pemisahan dari semuatulang wajah dari dasar tengkorak dengan fraktur simultan dari zygoma, rahang,
dan tulang hidung. ;aris fraktur meluas melalui tulang ethmoid posterolaterally,
orbit, dan jahitan pterygomaillary ke fosa sphenopalatina.
/raktur mandibula* +ni dapat terjadi di beberapa lokasi sekunder dengan bentuk 8"
rahang dan leher condylar lemah. /raktur sering terjadi bilateral di lokasi terpisah dari
lokasi trauma langsung.
(atah tulang al'eolar* +ni dapat terjadi dalam isolasi dari kekuatan rendah energi
langsung atau dapat hasil dari perpanjangan garis fraktur melalui bagian al'eolar
rahang atas atau rahang bawah.
7/24/2019 Trauma Dentomaksilofasial (1)
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-dentomaksilofasial-1 7/17
/raktur (anfacial* +ni biasanya sekunder mekanisme kecepatan tinggi mengakibatkan
cedera pada wajah atas, midface, dan wajah yang lebih rendah.
Tanda dan !e"ala
;angguan atau krepitus dari rims supraorbital
-mfisema subkutan
(arestesia dari supraorbital dan saraf supratrochlear
)aserasi, memar, atau hematoma ke dahi
Diagnosis
:iwayat anamnesis*
Tanyakan riwayat kejadian trauma@
Apakah ada saksi mata@
Apakah ada gangguan pendengaran, kehilangan keseimbangan9'ertigo, tinnitus@
Apakah ada gangguan penglihatan seperti mata sulit digerakkan@
Apakah ada keluar cairan dari telinga, hidung seperti darah 9 <S/@
Apakah ada gangguan nafas melalui hidung@
Apakah ada baal atau kesemutan@
Apakah tidak ada rasa sakit ketika menggigit@
Apakah ada rasa sakit ketika menggerakan rahang@
(emeriksaan /isik*
ajah*
+nspeksi wajah 2simetris9asimetris3
+nspeksi luka terbuka apakah terdapat benda asing9tidak
(alpasi*
Supraorbital dan infraorbital rim
>ygomatic"frontal suture
>ygomatic arches
7idung*
+nspeksi hidung 2simetris9asimetris, telecanthus, pelebaran nasal bridge9tidak3
+nspeksi nasal septum 2septal hematoma, darah9<S/3
7/24/2019 Trauma Dentomaksilofasial (1)
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-dentomaksilofasial-1 8/17
(alpasi hidung 2krepitasi, deformitas dan subcutaneous air3
(alpasi di zygoma, mailla, frontal dan temporal bone
;igi *
+nspeksi gigi 2maloklusi, perdarah dan step"off3
(emeriksaan +ntraoral*
(emeriksaan tiap gigi
(eriksa apakah ada laserasi
Stress the mandible
Tongue blade test
(alpasi mandibular 2tenderness, swelling dan step"off3
/ractures of /acial Skeleton*
!3 8pper third
$iatas eyebrows meliputi frontal sinus dan supraorbital ridge
3 %iddle third
$iatas mulut, )e /ort !, ++, +++
)e /ort !
/raktur horizontal maillary di bagian inferior mailla yang memisahkan
al'eolar process yang terdapat maillary teeth dan hard palate dari sisi rahang atas.
)e /ort ++
/raktur piramida mulai dari nasal bone sampai melewati ethmoid dan lacrimal
bone, turun ke bagian zygomaticomaillary suture sampai ke bagian posterior dan
lateral dari mailla di bawah zygoma dan masuk ke pterygoid plates.
)e /ort +++
/raktur yang memisahkan semua tulang wajah dari cranial base dengan
zygoma, mailla dan nasal bone.
#3 )ower third
%andible
+maging
8pper /ace
Aial dan <oronal <T scan
7/24/2019 Trauma Dentomaksilofasial (1)
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-dentomaksilofasial-1 9/17
%iddle /ace
Aial dan <oronal <T scan
)ower /ace
(anoramic radiograph
Diagnosis Banding
/rontal sinus9bone fractures
=aso"-thmoidal"rbital 2=-3 fracture
$etached canthus
>ygomatic arch fracture
>ygomaticomaillary comple 2>%<3 fracture
%aillary fracture
Al'eolar fracture
%andibular fracture
(anfacial fracture
Kompliasi
:obeknya duramater.
)aserasi otak.
(tosis.
7ematoma pada mata.
-pistaksis poaterior.
$ll.
Managemen dan Te#api
(erawatan sebelum rumah sakit 2A<)S3
jalan nafas 9 airway*
◦ $iberikan oksigen dan menjaga patensi jalan nafas. %enjaga imobilisasi <
spine setiap.
◦ ersihkan mulut dari benda asing ataupun debris, dan sedot darah jika terdapat
gumpalan atau perdarahan.
intubasi dilakukan jika terdapat indikasi.
7/24/2019 Trauma Dentomaksilofasial (1)
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-dentomaksilofasial-1 10/17
◦ (ertimbangan intubasi sedasi sadar jika terdapat distorsi dari mandibula dan
maksila.
◦ (ertimbangan intubasi nasotrakeal jika terdapat edema masif pada orofaring.
◦
(ertimbangkan intubasi orotrakeal jika terdapat midface atau trauma mukaatas.
◦ &ika tidak bisa untuk intubasi secara nasotrakeal dan endotrakeal, maka
crikotiroidektomi adalah prosedur selanjutnya.
reathing 9 pernafasan*
◦ (eriksa suara nafas.
◦ (eriksa penempatan tabung.
<irculation 9 Sirkulasi*
◦ Tidak boleh mencabut benda asing yang tertusuk yang dapat membuat
kerusakan atau perdarahan yang lebih buruk.
◦ %engontrol pendarahan dengan direct pressure.
◦ $apatkan akses intra'ena di kedua sisi.
$isability9disabilitas*
◦ (eriksa kesadaran pasien dengan glasgow coma scale.
◦ $ilakukan pemeriksaan neurologis singkat.
◦ <atat adanya perubahan mental status.
-posure*
◦ (aparkan pasien dengan lingkungan akan tetapi jaga pasien agar tetap hangat.
7ilangkan pakaian dan aksesories.
◦ umpulkan kembali semua jaringan keras dan lunak yang lepas, dan
pindahkan pada gauze basah tanpa es dan manipulasi manual yang sangat
kecil.
(erawatan di rumah sakit
%anagemen umum*
◦ erikan aksigen dan cairan kristaloid isotonik.
◦ erikan (:< jika pasien mengalami pendarahan secara massi'e.
◦ erikan pencegahan profilaksis jika terdapat indikasi.
Antibiotik*
7/24/2019 Trauma Dentomaksilofasial (1)
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-dentomaksilofasial-1 11/17
◦ 8ntuk laserasi muka, gunakan sefalozin 2anceph, kefzol3.
◦ 8ntuk luka terbuka pada rongga mulut, gunakan clindamycin atau penicillin.
◦ 8ntuk fraktur yang berkaitan dengan sinus, gunakan use amoicillin.
◦ 8ntuk fraktur dengan robekan durameter atau kebocoran <S/, gunakan
'ancomycin dan cephalosporin generasi ketiga.
%anagemen nyeri*
◦ ;unakan obat"obatan oral untuk jejas minor dan obat"obatan parenteral jika
pasien tidak dapat mengkonsumsi obat secara oral.
◦ 8ntuk anti"inflamasi gunakan ibuprofen, naproen, atau ketolorac 2toradol3.
◦ 8ntuk kontrol sentral gnakan narkotik seperti kodein, oycodon, hydrocodon,
morfin3.
Terapi spesifik
%aillofacial trauma
◦ /rontal sinus bone fracture.
pasien dengan fraktur tulang yang terdepresi atau melibatkan dinding tulang
posterior.
a. osultasi -=T dan nedah saraf.
b. :awat dirumah sakit.
c. Antibiotik jalur intra 'ena.
d. Tetanus.
e. (asien dengan fraktur dinding anterior yang terisolasi, fraktur yang tidak berubah
dapat di terapi dengan rawat jalan setelah konsultasi dengan bedah saraf.
◦ =aso"ethmoidal"orbital fracture.
a. Terapi* konsultasi %aillofacial.
b. Antibioti@
◦ =asal fracture.
Terapi*
a. <ontrol epistais.
b. $rain septal hematomas.
c. :ujuk pasien ke T7T sebagai pasien rawat jalan.
◦ rbital blowout fracture.
7/24/2019 Trauma Dentomaksilofasial (1)
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-dentomaksilofasial-1 12/17
low out fractures tanpa jejas mata tidak di sarankan untuk di rawat
inap.
a. onsultasi ahli maksilofasial dan oftalmologis.
b. Tetanus
c. $econgestants untuk # hari.
d. Antibiotik profilaksis.
e. 7indari 'alsa'a dan tiupan lewat hidung.
(asien dengan jejas mata yang serius harus di masukkan ke
penanganan oftalmologis untuk penanganan lebih lanjut.
◦ >ygoma fracture*
Arch fracture 2most common3.
Treatment*
a.onsultasi bedah maksilofasial.
b. ompres es dan analgesia.
c.-le'asi terbuka.
Tripod fracture 2more serious3.
fraktur yang tidak berubah tanpa keterlibatan mata*
a. ompres es dan analgesia.
b. perasi yang ditunda sampai 5"B hari berikutnya.
c. $econgestants.
d. Antibiotik spektrum luas.
e. Tetanus
fraktur dengan perubahan letak tripod biasanya di kirimkan untuk reduksi terbuka dan fiksasi internal.
◦ %aillary fracture*
a. )ancarkan jalan nafas.
b. ontrol pendarahan.
c. -le'asi kepala C0"D0 derajat.
d. onsultasi ke bedah maksilofasial.
e. (ertimbangkan antibiotik.
f. Admission.
◦ %andibular fracture.
7/24/2019 Trauma Dentomaksilofasial (1)
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-dentomaksilofasial-1 13/17
/raktur tidak berpindah*
• Analgesik
• $iet makanan lembut
• :ujuk bedah mulut dalam !" hari
/raktur yang berpindah temapt, fraktur terbuka, dan fraktur yang brhubungan
dengan trauma gigi.
• onsultasi segera bedah mulut.
Semua fraktur harus di terapi dengan antibiotik dan profilaksis tetanus.
◦ %andibular dislocation.
Treatment*
• bat relaan otot.
• Analgesik.
• :eduksi tertutup di ruang -:.
◦ (anfacial fracture.
• +ntubasi trakeostomi atau submandibula. +ntubasi nasoendotrakeal
adalah kontraindikasi penyakit ini.
• Tulang fasial di reposisi dimulai di baian kranium. Setelah stabil
dengan fiksasi intermaksilar, tulang fasial di betulkan dengan reduksi
terbuka dan fiksasi internal.
T#a$ma !igi
Terapi untuk trauma gigi tergantung kepada jenis traumanya yaitu*
◦ /raktur.
◦ A'ulsi.
◦ )uksasi.
7/24/2019 Trauma Dentomaksilofasial (1)
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-dentomaksilofasial-1 14/17
Terapi umum*
◦ Tetanus booster dan antibiotik 2risiko terkena infeksi3.
◦ :ujuk dan /ollow up untuk tindakan lanjutan dari trauma kepada dokter gigi
dan ahli bedah mulut dan maksilofasial.
:ekomendasi dari American Academy of (ediatrics has released guidelines for
nondentists on the pre'ention, diagnosis, and treatment of dental trauma adalah*
◦ Sebelum memulai terapi, riwayat medis dan riwayat gigi harus ditanyakan.
◦ agian otot muka, bibir, dan mulut harus di periksa secara keseluruan untuk
lesi jaringan lunak.
◦ agian yang terkena trauma harus di periksa apakah adanya fraktur, posisi gigiyang abnormal, mobilitas gigi, dan pemeriksaan neurologis.
◦ (asien harus ditanya apakah sensitif terhadap panas atau dingin.
◦ (encitraan harus dilakukan baik dengan radiografi sampai <T"scan untuk
melihat gigi yang rusak.
◦ linisi harus mengetahui klasifikasi trauma gigi dan perawatan kedaruratan
untuk konkusio, subluksasi, lateral luksasi, ekstrusif luksasi, intrusif luksasi,
a'ulsi, infraksi, fraktur mahkota hanya enamel, fraktur mahkota enamel dan
dentin, fraktur mahkota dengan pulpa yang terekspos, fraktur akar, dan fraktur al'eolar.
7/24/2019 Trauma Dentomaksilofasial (1)
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-dentomaksilofasial-1 15/17
◦ linisi harus memberitahu untuk memakan makanan yang lembut dan lembek
dan menghindari menyedot jadi untuk !0 hari setelah trauma dan awas
terhadap potensi untuk tanda dari resorpsi akar, ankilosis, atau nekrosis pulpa.
◦ linisi harus mengetahui perbedaan untuk gigi susu dan gigi permanen.
/raktur $entis
lasifikasi fraktur gigi berdasarkan sistem klasifikasi ellis, yaitu*
!. -llis kelas +* melibatkan superfisial enamel, tidak sakit dan tidak membutuhkan
terapi emergensi. /ollow up ke bagian dokter gigi untuk menyusun rencana terapi
gigi kosmetik.
. -llis kelas ++* melibatkan enamel dan dentin dan sensitif terhadap temperatur,
udara dan palpasi. ;aris fraktur berwarna kekuningan, tereksposnya dentin
dengan rongga mulut dapat meningkatkan risiko infeksi. Trapi emergensi
dibutuhkan untuk mencegah penyebaran infeksi. $entin harus di tutup dengansemen gigi, dan dirujuk ke dokter gigi dalam C jam.
#. -llis kelas +++* melibatkan enamel, dentin, dan pulpa. $an adalah termasuk
kegawat daruratan gigi. Sangat sakit. $apat menjadiinfeksi dan membentuk abses,
sehingga harus diberikan semen gigi, dan juga harus di follow up ke dokter gigi.
/raktur akar
$isarankan untuk ekstraksi segmen korona. &ia fraktur melibatkan tidak lebih dari satu per
tiga akar gigi, dokter gigi bisa melakukan root kanal dan menyelamatkan gigi.
A'ulsi gigi
!. A'ulsi gigi terjadi ketika gigi terlepas secara keseluruhan dari tempatnya, gigi dewasa
harus di reimplantasi kembali secepat mungkin. &ika gigi tidak bisa di reimplantasi, maka
disimpan di larutan proteksi seperti hankEs balanced salt solution 27SS3, susu, atau salin
untuk membantu menjaga, hidrasi, dan menutrisi sel periodontal ligamen di akar,
sehingga membantu proses reimplantasi kembali di lain waktu.
. ;ambaran radiografi dilakukan untuk melihat adanya fraktur yang
menyertai pada bagian maksila dan mandibula. splinting dilakukan pada gigi yang
mengalami a'ulsi yang dilakukan oleh dokter gigi ataupun ahli bedah maksilofasial.
#. (ada treatment untuk anak dengan a'ulsi gigi, bahwa sangat penting untuk
diingat bahwa gigi primer tidak di reimplantasi, karena gigi desidua akan menyebabkan
kerusakan pada gigi permanent.
)uksasi
)uksasi adalah jejas perubahan tempat pada gigi dari tempat asalnya atau socket,
terdapat 5 tipe luksasi, yaitu*
onkusio* jejas ringan pada ligamen periodontal, dengan gambaran klinis nyeri tekan
tetapi tidak ada pergerakan dari gigi. Terapi* makanan yang lembut, =SA+$ dan rjuk
ke dokter gigi.
7/24/2019 Trauma Dentomaksilofasial (1)
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-dentomaksilofasial-1 16/17
Subluksasi* jejas ligamen periodontal yang lebih signifikan, dengan gejala klinis nyeri
tekan dan pergerakan pada gigi dengan perdarahan gingi'a. Terapi* makanan yang
lembut, =SA+$ dan rjuk ke dokter gigi.
-kstrusi* perpindaham gigi parsial dari socketnya. :estorasi oleh semirigid splint oleh
dokter gigi. Temporary splint dan dressing serta reposisi gigi dilakukan pada saatsebelum bertemu dengan dokter gigi.
)ateral luksasi* perubahan tempat ke arah sudut lateral dari gigi. $engan
memungkinkan adanya fraktur dari tulang al'eolar. :eposisi dan splinting.
+ntrusio* impaksi gigi terhadap socketnya pada tulang al'eolar, dan juga adanya
fraktur 2 perdarahan dan persyarafan rusak juga akibat intrusio3. :eposisi gigi oleh
dokter gigi rujuk dalam C jam.
/raktur tulang al'eolar dapat terjadi pada luksasi, terapi yang diberikan adalah
analgesik dan antibiotik serta rujuk ke bedah mulut dan maksilofasialnuntuk
pemasangan semirigid splint.
P#ognosis dan O$t%ome
:edukai terbuka dan fiksasi internal pada fraktur muka meningkatkan kepuasan pada
penampilan wajah dan merestorasi oklusi dan fungsi.
7/24/2019 Trauma Dentomaksilofasial (1)
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-dentomaksilofasial-1 17/17