belajar film

Upload: dede-andrie-soeparman

Post on 24-Feb-2018

244 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Belajar Film

    1/52

    Sebelum masuk ke proses pengambilan gambar, terlebih dahulu harus mempersiapkan segala

    sesuatunya. Yang pertama adalah membuat script breakdown, yaitu menguraikan tiap adegan dalam

    skenario menjadi daftar yang berisi sejumlah informasi tentang segala hal yang dibutuhkan untuk

    pengambilan gambar.

    Proses ini dilakukan agar bisa mengetahui rincian kebutuhan shooting termasuk biaya yang

    dibutuhkan serta pengaturan pada jadwal shooting.

    Untuk membuat script breakdownyang dibutuhkan adalah script breakdown sheetyang berisi

    informasi tentang adegan yang ada pada film tersebut. Segala keperluan shooting untuk tiap adegan

    diuraikan dalam satu lembar breakdown sheet. Lembaran tersebut memuat informasi sebagai berikut :

  • 7/25/2019 Belajar Film

    2/52

    Script Breakdown Sheet

    bisa didownload disini

    Date :

    Bagian ini dicantumkan tanggal saat script breakdown sheetdiisi

    Script Version Date :

    Waktu yang dicantumkan adalah tanggal versi skenario yang dipakai untuk menyiapkan shooting.

  • 7/25/2019 Belajar Film

    3/52

    Production Company :

    Bagian yang mencantumkan nama dan nomor telepon dari production house yang memproduksi film

    tersebut.

    Breakdown Page No. :

    Nomor halaman dari lembar breakdownyang dibuat. Butir ini membantu mengontrol apakah telah

    menyelesaikan pengerjaan adegan demi adegan secara berurutan. Biasanya nomor halaman ini sama

    dengan nomor adegan.

    Kecuali jika untuk satu adegan membutuhkan lebih dari satu lembar breakdown.

    Title/No of Episodes :

    Pada bagian ini dituliskan judul film yang diproduksi. Jika film tersebut merupakan suatu serial perlu

    dicantumkan juga nomor episodenya.

    Page Count :

    Bagian uraian tentang panjang atau porsi dari adegan dalam skenario. Biasakan membagi tiap

    halaman skenario menjadi 8 bagian. Jika adegan yang diuraikan hanya mempunyai panjang 2/8

    halaman maka ditulis angka 2/8. Page Count sangat tergantung dari format penulisan skenario yang

    berdasarkan tingkat kerumitan sebuah adegan.

    Sebuah skenario yang ditulis dengan format berbeda menghasilkan Page Countyang berbeda pula.

    Adegan sepanjang 2/8 halaman mungkin memerlukan waktu lebih lama dibanding dengan adegan lain

    dengan Page Countlebih besar jika melibatkan banyak orang atau ruangan yang sangat besar dengan

    pergerakan orang serta kamera yang rumit.

    Page Countbukan sebuah ukuran mutlak untuk mengetahui seberapa lama sebuah adegan di shoot.

    Namun Page Countmembantu dalam mengukur porsi dari masing-masing adegan dalam sebuah film.

    Location or Set :

    Dicantumkan lokasi sesuai dengan skenario, ini diperlukan untuk memudahkan identifikasi antara

    satu adegan dengan adegan lainnya. Yan gperlu diingat bisa saja lokasi shooting berubah sama sekali

    dengan apa yang direncanakan dalam skenario.

    Scene No. :

    Nomor adegan sesuai dengan yang tercantum dalam skenario.

    Int/Ext :

    Bagian ini menandakan dimana suatu adegan terjadi.Int.adalah untuk interior yang berarti dilakukan

    didalam suatu ruangan, sementaraExt.adalah untuk exterior yang artinya adegan diambil di luar

    ruangan.

  • 7/25/2019 Belajar Film

    4/52

    Day/Night :

    Bagian ini menandakan waktu adegan untuk siang hari (day) dan malam hari (night)

    Description :

    Penggambaran kejadian spesifik yang ada dalam adegan untuk mempermudah ingatan, dengan cara

    ini akan tidak membuang waktu dengan membolak balik skenario untuk mengingat apa yang terjadi

    dalam adegan.

    Cast :

    Pada bagian ini untuk menuliskan semua pemeran yang melakukan dialog (speaking parts) termasuk

    peran pendukung, semuanya diurutkan berdasar pentingnya peran.

    Nomor ini tidak boleh berubah-ubah dikarenakan agar masing-masing porsi dalam peran berdasar

    skenario dapat diketahui dengan mudah.

    Wardrobe :

    Bagian khusus untuk mencatat kostum yang akan dikenakan oleh pemeran. Catatan ini diperlukan

    apabila ada kostum khusus dipakai oleh pemeran yang penyediaannya memerlukan biaya dan waktu

    khusus.

    Extras/Atmosphere :

    Bagian untuk mencantumkan jumlah orang-orang (crowd) yang dibutuhkan untuk mendukung

    suasana dalam sebuah adegan. Pencatatan ini termasuk juga jika crowdserupa terdapat pada adegan

    lainnya sehingga bisa dikelompokkan secara berkelanjutan (continuity)

    Make Up/Hair Do :

    Pencatatan khusus tentang tata rias dan tata rambut (hair do) untuk tiap peran dan crowd.

    Extras/Silent Bits :

    Yang termasuk dalam pencatatan ini adalah para pemeran tidak melakukan dialog yang tidak

    tergabung dalam crowd. Misalnya seorang tukang koran bersepeda yang kemudian melemparkan

    koran ke rumah pelanggannya.

    Yang perlu dicatat adalah usia, penampilan fisik, tinggi badan, perawakan tubuh, dan lain sebagainya.

    Stunts/Stand Ins :

    Pencatatan untuk beberapa adegan yang memerlukan peran pengganti adegan berbahaya (stunt) atau

    pemeran pengganti dengan mempertahankan wajah pemeran utama (stand in). Penggunaan stunts dan

    stand in harus diperhitungkan dengan cerman agar mempermudahkan pelaksanaan shooting. Tentang

  • 7/25/2019 Belajar Film

    5/52

    kostum dan aksesoris misalnya, harus ditambah karena stunts dan stand in ini mengenakan tata busana

    yang serupa dengan yang dipakai oleh pemeran sesungguhnya.

    Vehicles/Animals :

    Pencatatan yang diperlukan apabila ada kendaraan yang nantinya tampak dalam gambar (frame),

    catatan tersebut meliputi segala informasi tentang kendaraan yang dupakai termasuk tahun, warna,

    jumlah, dan posisi kendaraan. Apabila dalam film itu membutuhkan hewan harus dipastikan tentang

    dibutuhkan atau tidak seorang pelatih/pawang hewan.

    Props, Set Dressing, Greenery :

    Ketiga hal tersebut merupakan bagian dari departemen artistik. Propsadalah benda-benda yang

    dipakai oleh cast dan extras, set dressingmerupakan tata lokasi (set) yang diatur dan dihias oleh set

    dresser, dangreeneryadalah tanaman yang dipinjam, disewa, atau dibeli karena bukan bagian dari

    lokasi.

    Sound Effects/Music :

    Pencatatan kebutuhan untuk efek suara tertentu serta musik yang akan dipakai.

    Security/Teachers :

    Terkadang dibutuhkan tenaga keamanan untuk kelancaran shooting pada adegan atau lokasi tertentu.

    Teachersperlu dicatat juga pada bagian ini jika diperlukan pengajar untuk para pemeran disela-sela

    waktu shooting. yang meliputi melatih dialog (dialog coaches) atau melatih pemeran agar dapat

    melakukan serangkaian gerakan bela diri (fighting instructor)

    Special Effects :

    Pencantuman segala kebutuhan efek khusus seperti ledakan, penghancuran, pembakaran, tata rias

    khusus, dan lain sebagainya.

    Estimated No. of Set Ups :

    Pencatatan untuk memperkirakan sudut pengambilan gambar suatu adegan serta menentukan set up

    yang dibutuhkan.

    Estimated Production Time :

    Pencatatan tentang perkiraan waktu yang diperlukan untuk menyiapkan set up dan perekaman gambar

    pada setiap set up. Termasuk pencatatan total waktu untuk semua set up.

  • 7/25/2019 Belajar Film

    6/52

    Special Equipment :

    Pencatatan kebutuhan peralatan khusus untuk shooting, misalnya steadycam, under water camera, car

    mounting, atau lensa tele.

    Production Notes :

    Pencatatan yang memuat semua keperluan yang belum disebutkan di bagian-bagian sebelumnya yang

    membutuhkan waktu, tenaga, dan biaya khusus.

    Misalnya dalam hal mempersiapkan efek ledakan yang butuh waktu sekitar 3 jam.

    Script Breakdown

    bisa didownload disini

  • 7/25/2019 Belajar Film

    7/52

    Jika dalam skenario film yang dibuat mempunyai 100 scene maka akan memiliki 100 lembar script

    breakdown sheet. Selanjutnya pindahkan informasi yang telah dicantumkan pada lembaran-lembaran

    script breakdown sheetke dalamscript breakdown.

    Jumlah kolom informasi yang tertera pada script breakdown tidak sebanyak yang terdapat padascript

    breakdown sheet, karena itu untuk pencatatan informasi lainnya ada pada kolom notes.

    Script breakdowndiperbanyak kemudian dibagikan ke seluruh departemen agar semua tim bisa

    mengerti dengan baik apa yang harus dipersiapkan serta dikerjakan dalam produksi film tersebut.

    Pembagian kerja di setiap departemen mengacu pada segala hal yang tertera dalam script breakdown

    TAHAPAN PRODUKSI

    Pertama tama, kita bahas yang PRA PRODUKSI dulu ya (nanti akan di pisah per post)

    Apa apa aja sih yang kita butuhkan untuk persiapan pra produksi?

    Dan siapa aja yang berperan didalamnya?

    Hanya sekedar berbagi untuk menjawab pertanyaan2 tadi.........

    TAHAP PRA PRODUKSI

    ANALISIS IDE CERITA.

    Sebelum membuat cerita film, kita harus menentukan tujuan pembuatan film. Hanya sebagai hiburan,

    mengangkat fenomena, pembelajaran/pendidikan, dokumenter, ataukah menyampaikan pesan moral

    tertentu. Hal ini sangat perlu agar pembuatan film lebih terfokus, terarah dan sesuai. Jika tujuan telah

    ditentukan maka semua detail cerita dan pembuatan film akan terlihat dan lebih mudah. Jika perlu

    diadakan observasi dan pengumpulan data dan faktanya. Bisa dengan membaca buku, artikel atau

    bertanya langsung kepada sumbernya.

    Ide film dapat diperoleh dari berbagai macam sumber antara lain:

    Pengalaman pribadi penulis yang menghebohkan.

    Percakapan atau aktifitas sehari-hari yang menarik untuk difilmkan.

    Cerita rakyat atau dongeng.

    Biografi seorang terkenal atau berjasa.

    Adaptasi dari cerita di komik, cerpen, atau novel.

    Dari kajian musik, dll

  • 7/25/2019 Belajar Film

    8/52

    MENYIAPKAN NASKAH

    Jika penulis naskah sulit mengarang suatu cerita, maka dapat mengambil cerita dari cerpen, novel

    ataupun film yang sudah ada dengan diberi adaptasi yang lain. Setelah naskah disusun maka perlu

    diadakan Breakdown naskah. Breakdown naskah dilakukan untuk mempelajari rincian cerita yang

    akan dibuat film.

    MENYUSUN JADWAL DAN BUDGETING

    Jadwal atau working schedule disusun secara rinci dan detail, kapan, siapa saja , biaya dan peralatan

    apa saja yang diperlukan, dimana serta batas waktunya. Termasuk jadwal pengambilan gambar juga,

    scene dan shot keberapa yang harus diambil kapan dan dimana serta artisnya siapa. Lokasi sangat

    menentukan jadwal pengambilan gambar.

    Hal-hal yang perlu diperhatikan saat menyusun alokasi biaya:

    Penggandaan naskah skenario film untuk kru dan pemain.

    Penyediaan kaset video.

    Penyediaan CD blank sejumlah yang diinginkan.

    Penyediaan property, kostum, make-up.

    Honor untuk pemain, konsumsi.

    Akomodasi dan transportasi.

    Menyewa alat jika tidak tersedia.

    HUNTING LOKASI

    Memilih dan mencari lokasi/setting pengambilan gambar sesuai naskah. Untuk pengambilan gambar

    di tempat umum biasanya memerlukan surat ijin tertentu. Akan sangat mengganggu jalannya shooting

    jika tiba-tiba diusir dipertengahan pengambilan gambar karena tidak memiliki ijin (dan saya

    mengalaminya.. hehe).

    Dalam hunting lokasi perlu diperhatikan berbagai resiko seperti akomodasi, transportasi, keamanan

    saat shooting, tersedianya sumber listrik, dll. Setting yang telah ditentukan skenario harus betul-betul

    layak dan tidak menyulitkan pada saat produksi. Jika biaya produksi kecil, maka tidak perlu tempat

    yang jauh dan memakan banyak biaya.

    MENYIAPKAN KOSTUM DAN PROPERTY.

    Memilih dan mencari pakaian yang akan dikenakan tokoh cerita beserta propertinya. Kostum dapat

    diperoleh dengan mendatangkan desainer khusus ataupun cukup membeli atau menyewa namun

    disesuaikan dengan cerita skenario. Kelengkapan produksi menjadi tanggung jawab tim property dan

    artistik.

  • 7/25/2019 Belajar Film

    9/52

    MENYIAPKAN PERALATAN

    Untuk mendapatkan hasil film/video yang baik maka diperlukan peralatan yang lengkap dan

    berkualitas. Peralatan yang diperlukan (dalam film minimalis) :

    Clipboard.

    Proyektor.

    Lampu.

    Kabel Roll.

    TV Monitor.

    Kamera video S-VHS atau Handycam.

    Pita/Tape.

    Mikrophone clip-on wireless.

    Tripod Kamera.

    Tripod Lampu.

    CASTING PEMAIN

    Memilih dan mencari pemain yang memerankan tokoh dalam cerita film. Dapat dipilih langsung

    ataupun dicasting terlebih dahulu. Casting dapat diumumkan secara luas atau cukup diberitahu lewat

    rekan-rekan saja. Pemilihan pemain selain diperhatikan dari segi kemampuannya juga dari segi

    budget/pembiayaan yang dimiliki.

    To be continue..... Tahapan produksi 2

    dapat mengurangi bobot fakta. Kecuali pada dokumenter propaganda, dimana sensasi menjadi menu

    utama untuk memanipulasi fakta.

    Dapat saja terjadi bahwa tema dan subjek yang akan anda garap akan di produksi pula oleh

    pihak lain atau mungkin pernah disiarkan stasiun televisi. Maka logis hal ini akan menimbulkan

    keraguan untuk terus dengan rencana semula serta tema yang sudah diputuskan itu atau

    membatalkannya?. Untuk menganalisa dan menetapkan tema dan subjek yang akan digarap, ada

    baiknya tidak selalu melihat tema dan subjek yang di pilih itu dari sudut pandangan publik. Tetapi

  • 7/25/2019 Belajar Film

    10/52

    justru konfrontasikan pengaruh pribadi anda terhadap subjek dan tema yang merupakan ide anda itu.

    Dengan demikian anda akan lebih berani menciptakan ide kreatif dengan arah dan pendekatan gaya

    yang lebih segar.

    Untuk menetapkan apakah anda akan jalan terus atau membatalkannya, dibawah ini ada beberapa

    pertanyaan yang perlu di jawab, sebelum melangkah pada keputusan akhir.

    1.Apakah anda sudah memahami serta menguasai tema dan subjek tersebut secara mantap ?.

    Tetapi bukan pemahaman yang kaku atau dogmatis.

    2. Apakah anda memiliki ikatan emosi kuat dengan subjek tersebut ?, meskipun sebenarnya ada

    subjek lain, yang secara praktis lebih mudah digarap.

    3. Apakah antara ide, tema, dan subjek memiliki kecocokan ?.

    4. Apakah ada usaha dan motivasi kuat untuk lebih lanjut mendalami subjek yang telah kita

    amati itu ?.

    5. Apakah subjek memiliki arti penting yang mendasari pokok pemikiran ide anda ?.

    6. Hal-hal apakah yang luar biasa menariknya dari tema dan subjek tersebut?.

    7. Dimana hal-hal khusus, unik serta berkesan dari subjek tersebut ?.

    8. Bagaimana pendalaman serta pembatasan yang dapat difokuskan, agar film menjadi menarik

    dan berkesan ?.

    9. Apa yang akan dan dapat di presentasikan dari dokumenter ini, melalui gaya pendekatan yang

    segar dan baru ?.

    Untuk memantapkan semua pertanyaan di atas ini, perlu dilakukan riset yang mendalam terhadap

    subjek yang akan di garap pengalaman hidupnya. Adalah sangat berguna apabila anda melakukan

    kunjungan beberapa kali ke lokasi subjek, ini merupakan suatu proses pendekatan terhadap subjek

    serta lingkungannya. Melakukan kunjungan beberapakali kepada subjek dan lingkungannya sangat

    membantu dalam memberikan rasa percaya bagi subjek, berkaitan dengan kisah pengalaman hidupnya

    yang akan di rekam. Disamping itu anda dapat memperhitungkan walaupun masih secara kasar,

    mengenai jumlah anggaran biaya yang diperlukan bagi produksi nanti. Sekaligus memperkirakan

    lamanya jadwal dan sistim kerja yang harus diterapkan nanti, ketika melakukan shooting.

    Riset

    Pengertian riset adalah mengumpulkan data/informasi dengan melakukan observasi mendalam

    terhadap subjek dan lingkungannya, sesuai tema yang akan di ketengahkan di dalam film.

    Pelaksanaan riset ada yang di lakukan oleh tim riset khusus dan adapula yang dilakukan sendiri oleh

  • 7/25/2019 Belajar Film

    11/52

    penulis naskah merangkap sutradara. Selain penulis dan sutradara harus terjun langsung ke lapangan,

    juga perlu melakukan kerja sama dalam mengumpulkan informasi dengan pakar disiplin ilmu lain.

    Apabila anda sudah menentukan gaya dan bentuk penuturan apa yang dianggap sesuai dengan isi dan

    tema film yang akan digarap, maka ini mempermudah pelaksanaan selanjutnya di dalam riset.

    Ketika mulai melakukan riset ada baiknya prioritaskan lebih dulu pada hal-hal yang praktis. Perlu di

    ingat bahwa film hanya dapat dibuat berdasarkan dari apa yang dapat di rekam oleh kamera. Oleh

    karena itu saat anda melaksanakan riset, harus selalu memperhatikan dan memikirkan aspek-aspek

    yang ada untuk kepentingan gambar visual. Seorang dokumentaris atau sineas dituntut memiliki visi

    visual (kepekaan visualisasi), ini bisa berasal dari bakat alam (talenta) yang dibentuk melalui

    pendidikan sinematografi.

    Jalinan kerja sama antara Tim Riset, Penulis dan Sutradara, harus serasi serta saling

    mengisi, karena komunikasi di antara mereka akan terus berlangsung hingga menuju tahap

    penyelesaian penulisan naskah (script). Diantara mereka juga harus saling membatasi diri pada profesi

    masing- masing, tanpa harus mencampuri hal-hal yang bukan tugas atau urusannya.

    Dengan melakukan riset pendahuluan (preliminary research) dapat membantu mendapat

    gambaran untuk mengembangkan ide yang ada menjadi lebih mantap. Hal ini di lakukan melalui

    analisa visi visual di barengi dengan orientasi kritis. Ide untuk film dokumenter di dapat dari apa yang

    didengar dan dilihat, bukan berdasarkan imajinasi. Akan tetapi untuk mendapatkan ide bagus tidak

    cukup hanya dari mendengar dan melihat saja, karena tidak semua peristiwa penting dapat dijadikan

    tema film dokumenter. Ide bagus masih membutuhkan orientasi lebih jauh lagi terhadap semua

    informasi yang telah didapat. Kemudian berdasarkan visi kreatif dikembangkan hingga mencapai

    kematangan konsep yang menarik. Banyak ide pada awalnya tampak menarik tetapi setelah dilakukan

    orientasi lebih jauh dan mendalam lagi, terasa bahwa hanya pada awalnya saja menarik tetapi

    selanjutnya terasa hambar dan membosankan. Demikian pula dengan subjek yang akan kita seleksi,

    harus dilakukan secara teliti dengan melakukan pengamatan dan pendekatan yang baik. Kemampuan

    kreatifitas tinggi di imbangi dengan kepekaan analisa visual, merupakan salah satu titik tolak

    membuat karya dokumenter yang memukau.

    Untuk menjawab permasalahan ini maka sangat perlu dilakukan riset, meskipun tak dapatdipungkiri bahwa motivasi untuk melakukan riset di Indonesia sangat minimal. Padahal untuk

    menciptakan suatu karya seni maupun ilmu pengetahuan yang memiliki bobot visi dan misi,

    melakukan riset adalah mutlak.

  • 7/25/2019 Belajar Film

    12/52

    Melakukan riset berarti melakukan pengumpulan data/informasi yang diperlukan untuk

    penulisan naskah. Riset untuk dokumenter dilakukan terhadap sumber data dan informasi, yang

    umumnya dalam beberapa macam atau bentuk data:

    1.data tulisan (buku, majalah, surat kabar, surat, selebaran, dsb.)

    2.data visual (foto,film,video, lukisan, poster, patung, ukiran, dsb.)

    3.data suara (bunyi-bunyian, musik, lagu, dsb.).

    4.data mengenaisubjek, nara sumber,informan.

    5.data lokasi (tempat kejadian/peristiwa).

    lebih dahulu apakah masih layak pakai atau tidak. Materi visual yang bisa didapatkan, merupakan

    faktor penting atau faktor kemudi bagi penulisan dokumenter.

    Sering pula terjadi informasi yang terkumpul dari riset terlalu banyak, sehingga penulis

    kesulitan untuk menyeleksi informasi mana yang tepat untuk tema. Hal utama yang menjadi titik tolak

    seleksi informasi ialah, penulis dapat mengawalinya dengan mengamati hal utama dari peristiwa,

    sehingga mampu melukiskan konflik-konflik yang ingin diungkapkannya. Kemudian setelah itu

    penulis dapat menganalisanya lebih jauh, untuk mengkongkritkan akurasi informasi yang ada, serta

    yang masih dibutuhkan. Suatu hal yang menjadi kenyataan bahwa tidak ada penulisan skenario yang

    sempurna, setiap penulis memiliki gaya pendekatan kreatif yang berbeda.

    Naskah awal untuk dokumenter biasa dibuat dalam bentuk Treatment, tetapi ada pula yang

    dalam bentuk skenario kasar. Maksudnya kasar disini adalah isi naskah tidak menampilkan detil aspek

    filmis seperti tipe shot, isi dialog wawancara, posisi kamera (camera angle) dan lain-lainya. Pembaca

    draft naskah cukup diberi informasi mengenai apa isi dan susunan penuturan di dalam film

    dokumenter tersebut. Bagi penulis sendiri untuk menyerahkan ide cerita ke sponsor sebelum

    perjanjian atau kontrak kerja di sahkan, lebih baik dalam bentuk draft. Karena penanganan terhadap

    pelaku tindakan hukum terhadap pembajakan hak cipta di Indonesia belum mampu memberi

    jaminannya secara menyeluruh, oleh karena itu tak ada ruginya anda melakukan antisipasi.

  • 7/25/2019 Belajar Film

    13/52

    Treatment

    Penulisan treatment untuk produksi dokumenter memiliki fungsi penting. Fungsi treatment tak hanya

    menuliskan tentang urutan adegan (scene) dan shot saja, tetapi harus ditulis secara kongrit

    keseluruhan isi yang berkaitan dengan judul dan tema, sehingga merupakan The Treatment of The

    Story.

    Umumnya ketika memulai melakukanshooting, sutradara cukup mengacu pada treatment

    karena selain penulisan skenario memakan waktu lama, juga dianggap oleh sebagian dokumentaris

    dapat mengekang kebebasan. Karena seorang sutradara dan penata kamera selalu harus siap dan peka

    selalu ketika mengikuti adegan demi adegan yang berlangsung dalam peristiwa tersebut, bahkan

    kadang adegan tak terduga(spontan) dapat saja terjadi saat perekaman gambar (shooting). Skenario

    baru ditulis pada saat memasuki tahap proses paska produksi untuk kepentingan editor, itupun sudah

    dalam bentuk naskah editing (editing script). Akan tetapi pada beberapa bentuk penuturan

    dokumenter, skenario sangat dibutuhkan sebagai cetak biru yang lengkap diatas kertas.

    Pada beberapa dokumenter memang diperlukan naskah seperti dokumenter sejarah,

    dokumenter pendidikan dan instruksional, dokumenter film kompilasi dengan menggunakan sejumlah

    footage. Bentuk penuturan potret/biografi umumnya juga mengandalkan skenario. Dokumenter

    sejarah umumnya dituturkan secara kronologis, sehingga kreatifitas editor diperlukan untuk

    menginterpretasikan rancangan kronologi penuturan yang sudah di susun penulis naskah beserta

    sutradara. Mungkin pada dokumenter yang tidak memerlukan sisipan footage film, treatment kadang

    dibuat secara step out-line saja. Dimana susunan adegan dan pengambilannya ditulis pada out-line.

    Akan tetapi pada prinsipnya minimal anda membuat treatment yang baik agar rekan kerja anda pun

    dapat memahami apa ide anda dan apa yang diinginkan dari film tersebut.

    Di dalam treatment harus di jelaskan mengenai apa yang akan divisualkan atau

    direpresentasikan dalam dokumenter tersebut. Penempatan narasi dan komentar, khususnya pada

    adegan dimana visual tidak mampu menyampaikan informasi yang dibutuhkan penonton, harus

    diinformasikan di dalam treatment, meskipun isi narasi tak perlu ditulis secara kongkrit. Apabila ada

    wawancara maka dalam treatment perlu pula dijelaskan, meskipun isi wawancara tidak perlu ditulis

    secara menyeluruh, dengan memberikan catatan pada bagian isi wawancara yang utama. Selain itu

    sebuah treatment juga sudah memberikan alur cerita jelas, serta atmosfir bagi penataan suara yang

    diperlukan.

    Berikut ini diketengahkan contoh sebuah Treatment yang merupakan bentuk umum di

    dalam dokumenter. Ini bukan bentuk baku karena ada pula tretament yang ditulis lebih sederhana lagi

  • 7/25/2019 Belajar Film

    14/52

    sehingga seperti sebuah catatan, di pihak lain ada pula treatment yang penjabarannya lebih luas dari

    pada contoh dibawah ini. Segala bentuk treatment di tulis sesuai dengan kemauan dan kebutuhan dari

    si pembuat itu sendiri. Akan lebih menarik bila isi treatment dilengkapi pula dengan sejumlah gamabr

    visual hasil riset.

    Publikasi:

    Yayasan Komunikatif

    www.komunikatif.org

  • 7/25/2019 Belajar Film

    15/52

    Memahami Perencanaan Skenario (Scenario Planning)

    Submitted by krisnaon Tue, 07/14/2009 - 03:54.

    Strategy

    Oleh: Letkol Laut (K) dr.Wiweka, Kadiskes Lantamal XI - Merauke, Anggota Dewan Penasehat

    Harian TANDEF

    Saya tertarik untuk mengulas sedikit tentang scenario planning, karena dengan memahami dan

    membuat suatu skenario, kita dapat dengan mudah untuk membuat suatu strategi yang jitu. Awalnya,

    scenario planningmemang digunakan oleh militer, akan tetapi di dalam perkembangannya, ilmu inidipakai dalam segala bidang. Seandainya ilmu ini betul-betul diterapkan di Indonesia, saya

    berkeyakinan bahwa kita akan menjadi negara yang kuat, karena kita dapat mencegah terjadinya

    skenario buruk dengan strategi-strategi yang jitu.

    Dasar-Dasar Perencanaan Skenario

    Menurut Peter Schwartz, skenario adalah:A tool [for] ordering ones perception about alternative

    future environments in which ones decision might be played out right. Jadi, kurang lebihnya skenario

    adalah sebuah gambaran yang konsisten tentang berbagai kemungkinan (keadaan) yang dapat terjadidi masa yang akan datang. Jika kita melihat definisi di atas, maka dapat dijabarkan bahwa:

    skenario bukanlah sebuahforecasting(ramalan) dalam pengertian bahwa skenario bukanlah sebuah

    proyeksi masa depan dari data yang ada pada masa kini.

    Skenario juga bukan merupakan sebuah visi (vision) atau kondisi masa depan yang diinginkan (a

    desired future).

    Jadi, skenario adalah jawaban dari pertanyaan "Apa yang dapat terjadi?", atau "Apa yang akan terjadi

    jika..?". Hal tersebut dikarenakan dalam skenario dimasukkan unsur resiko, jadi berbeda dengan

    forecasting(ramalan) dan visionyang tidak memasukkan unsur resiko.

    Berikut adalah tabel perbandingan antara Skenario, Forecastdan Vision:

  • 7/25/2019 Belajar Film

    16/52

    Sedangkan pengertian Scenario Planningmenurut Schwartz adalah sebagai berikut: Scenario

    planning is an effective strategic planning tool for medium to long term planning under uncertain

    conditions.

    Sedangkan menurut Mintzberg, Scenario Planning is future planning in an era when traditional

    strategic planning is obsolete.

    Dari definisi tersebut, dapat diketahui bahwa fungsi dari Scenario Planningadalah untuk membantu

    membuat dan mempertajam suatu strategi.

    Bagaimana kita dapat membuat suatu skenario? Berikut adalah langkah-langkah dalam membangun

    sebuah skenario:

    1.Identify Focal Issue (Focal Concern) or Decision, dimana kita harus mengidentifikasi isu utama

    atau masalah utama yang akan menjadi fokus untuk dijawab atau untuk diambil keputusannya.

    2.Identify Key Forces. Di dalam langkah kedua ini, kita harus mengidentifikasi faktor-faktor kunci

    yang diperkirakan akan mempengaruhi focal issue di masa yang akan datang.

    3.Identify Driving Forces (change drivers). Di dalam langkah ini, kita harus mampu mengidentifikasi

    kekuatan-kekuatan yang dapat mendorong perubahan-perubahan yang berkaitan dengan key forcesdi

  • 7/25/2019 Belajar Film

    17/52

    atas. Secara umum, dalam konteks ilmu sosial dan ilmu politik, driving forcesyang sering sekali

    teridentifikasi adalah faktor sosial, faktor politik dan faktor ekonomi.

    4. Identifikasi Ketidakpastian (Identify Uncertainty). Di dalam langkah ini, kita harus mencoba

    mengidentifikasi ketidakpastian dari berbagai hal yang erat kaitannya dengan ketiga driving forcesdi

    atas (sosial, politik dan ekonomi).

    5. Selecting the Scenario Logic. Di dalam tahap ini, kita harus menyusun logika skenario melalui

    suatu penelitian kualitatif terutama melalui wawancara mendalam atau dengan melakukan Focus

    Group Discussionuntuk mendapatkan suatu skenario dengan alternatif-alternatifnya secara logis.

    6. Fleshing Out the Scenario. Tahap ini merupakan tahap penguatan scenario. Pada tahap ini, perumus

    skenario dapat menambahkan berbagai data sekunder dan trennya untuk memperkuat berbagai

    pendapat dari narasumber dan para ahli yang sudah didapat dan ditulis pada tahap sebelumnya.

    Skenario yang telah terbentuk dengan berbagai alternatifnya ini kemudian digunakan untuk

    menggambarkan tantangan bagi suatu organisasi (Negara, Militer, Perusahaan, dll). Gambaran dari

    tantangan tersebutlah bersama-sama dengan penilaian terhadap kondisi organisasi yang ada dipakai

    untuk menetapkan suatu strategi (scenario planning) apa yang akan dibuat bagi kepentingan

    organisasi untuk tetap bertahan (exist), atau untuk dapat mencapai tujuan yang ditetapkan.

    Dengan kata lain, jika skenario telah selesai dideskripsikan dan tantangan telah dirumuskan, maka

    langkah berikutnya adalah merumuskan strategi (scenario planning) yang harus dibangun dan

    dijalankan agar skenario buruk yang mungkin terjadi dapat dihindari.

    Contoh Skenario: Skenario RAND tentang Indonesia 2003

    Berikut ini adalah contoh skenario tentang Indonesia di masa yang akan datang yang dibuat oleh

    RAND Corporation (Research and Development) pada tahun 2003 yang memperlihatkan sejumlah

    skenario yang mungkin muncul di Indonesia.

    Sedikitnya terdapat 6 skenario yang dapat dibuat oleh RAND Corporation tersebut, masing-masing

    adalah:Democratic Consolidation, Muddling Through, Return to Authoritarian Rule, Radical Islamic

    Influence Or Control, Radical Decentralization (Federalism), Disintegration. Kesemua skenario ini

    dipergunakan oleh perusahaan-perusahaan internasional dalam menentukan strategi investasi

    bisnisnya di Indonesia agar mereka survive.

  • 7/25/2019 Belajar Film

    18/52

    1. Scenario Democratic Consolidation

    Skenario ini menurut RAND merupakan skenario terbaik bagi Indonesia. Dapat terjadi jika Indonesia

    terus mengembangkan demokrasi yang bersifat sekuler; membuat sejumlah kemajuan yang signifikan

    pada sejumlah masalah ekonomi yang bersifat sangat krusial dan terus mengembangkan otonomi

    daerah yang memuaskan daerah tanpa kehilangan kontrol pemerintah pusat terhadap kebijakan

    ekonomi makro. Dalam hubungan sipil-militer terdapat kontrol sipil terhadap militer melalui menteri

    pertahanan dan parlemen. Jika pertumbuhan ekonomi dapat lebih baik dan berbagai sumber daya

    tersedia, maka berbagai pengeluaran militer dapat dibiayai dari APBN dan bukan dari sumber-sumber

    off-budget. Dalam waktu dekat sulit mengharapkan militer sepenuhnya keluar dari kegiatan

    ekonominya, namun pengelolaan bisnis militer dapat dilakukan secara lebih transparan.

    2. Scenario Muddling Through

    Skenario kedua ini dibangun dari berbagai tren yang ada dimana Indonesia terus melangkah dalam

    jalur demokrasi, namun gagal dalam menuai kemajuan yang signifikan secara ekonomi, politik dan

    reformasi militer.

    3. Scenario Return to Authoritarian Rule

    Skenario ini muncul jika scenario muddling throughmemburuk dimana secara ekonomi, politik dan

    sosial tidak terjadi kemajuan yang signifikan di Indonesia sehingga kekuatan lama yang otoriter dapat

    masuk lagi.

    4. Scenario Radical Islamic Influence Or Control

    Menurut RAND, Pengambilalihan pengaruh politik yang didasarkan oleh pemikiran kelompok Islam

    radikal di Indonesia merupakan sebuah skenario yang mungkin terjadi, namun merupakan skenario

    dengan tingkat kemungkinan kecil. Tren radikalisme terlihat pada sejumlah kelompok kecil, namun

    sebagian besar (mayoritas) umat Islam di Indonesia justru mempunyai sikap moderat dan tidak

    mendukung radikalisme.

    5. Scenario Radical Decentralization

    Dalam skenario ini, digambarkan adanya tekanan dari daerah yang mengakibatkan Pemerintah Pusat

    menjadi lemah dan dapat mengakibatkan otonomi khusus yang diberikan kepada Aceh dan Papua

    direplikasikan ke seluruh daerah lainnya di Indonesia. Pada akhirnya dapat saja kekuasaan Pemerintah

    Pusat menjadi sangat terbatas hanya pada 5 bidang kewenangan saja. Negara Indonesia seperti ini

    akan menjadi Negara yang lemah, tidak stabil.

  • 7/25/2019 Belajar Film

    19/52

    6. Scenario Disintegration

    Skenario ini merupakan skenario terburuk bagi Indonesia. Skenario ini dapat terjadi jika Pemerintah

    Indonesia semakin lama semakin lemah dan muncul kondisi keos. (chaotic conditions). Pemerintah

    daerah pun merasa tidak ada gunanya lagi mempunyai hubungan yang baik dengan Pemerintah Pusat

    di Jakarta. Skenario ini juga dapat terjadi jika terjadi perpecahan dalam tubuh militer. Hal ini sangat

    mudah menjalar ke dalam masyarakat sipil yang juga mempunyai potensi perpecahan. Disintegrasi

    dapat terjadi bila ada kekacauan berskala besar. Ini merupakan skenario yang harus kita antisipasi &

    cegah sejak dini. Setiap gejala-gejalanya harus kita tanggulangi sejak sekarang, secara cepat dan

    bijak.

    Dari uraian dan contoh di atas, mungkin dapat kita terapkan dalam membangun skenario Pertahanan

    Indonesia di masa depan sehingga kita betul-betul dapat membuat suatu strategi yang handal agar

    skenario terburuk dapat terhindari dan skenario terbaik untuk pertahanan negara dapat terwujudkan.

    10 Tips Membuat Film Pendek - Thread Not Solved Yet

    Membuat film kita lebih OK!.

    Berikut ini adalah beberapa hal penting yang harus kita perhatikan dalam membuat film pendek.Dengan mengikuti langkah-langkah yang akan diuraikan ini, maka kita dapat mengurangi beberapa

    hal yang tidak seharusnya kita lakukan. Meskipun begitu, ini merupakan saran-saran saja, dan dapat

    dikembangkan berdasarkan keahlian dan pengalaman. Take a look..

    1. Apakah film Anda layak ditonton

    Sebelum semuanya dimulai, maka selayaknya kita bertanya: apakah semua orang pasti menonton film

    yang akan kita buat ?. Jawabnya, No!. Artinya tidak semua orangpastiakan menonton film kita.

    Sebelum menulis skenarionya, mari tanyakan kepada diri sendiri terlebih dahulu; mengapa orang

    harus menonton film yang akan kita buat.

    2. Jangan mulai produksi tanpa adanya budget

    Film, meskipun sederhana sangat membutuhkan biaya!. Besar biaya memang tidak terbatas, bisa besar

    bisa kecil. Dengan membuat prakiraan biaya (budget), maka kita akan lebih tahu apa yang harus kita

    lakukan dengan uang yang dimiliki. Produksi tanpa budget menyebabkan rencana-rencana tidak bisa

    diprediksi. Apalagi jika uang yang tersedia tidak mencukupi, bisa-bisa film yang sedang dikerjakan

    tidak selesai-selesai.

  • 7/25/2019 Belajar Film

    20/52

    3. Minta persetujuan pihak-pihak yang terlibat

    Sebelum shooting dilakukan, ada baiknya meminta persetujuan tertulis dari pihak-pihak yang terlibat

    di dalam film, seperti aktor/aktris, music director, artwork, sponsor, atau siapa saja yang ingin

    berkontribusi. Bereskan dulu semua ini!. Karena kalau memintanya saat shooting dimulai, maka

    kemangkiran-kemangkirandari pihak-pihak tersebut akan terasa sulit dimintakan pertanggung

    jawabannya. Maka, do it Now!.

    4. Buatlah film pendek memang pendek!

    Penulis naskah dan/atau sutradara harus bisa memenuhi standar yang menyatakan bahwa sebuah film

    adalah film pendek. Bertele-tele dalam penyajiannya akan membuat penonton bosan. Jika itu film

    pendek..maka harus pendek. Meskipun sulit, tapi memang harus begitu. Standar film pendek adalah

    maksimal berdurasi 30 menit!.

    5. Jika memakai aktor yang tidak professional, maka lakukan casting

    Tidak lepas kemungkinan film pendek dibintangi oleh aktor/aktris yang tidak professional (amatir).

    Ini sih wajar-wajar saja. Apalagi mereka (mungkin) tidak dibayar. Tapi untuk memilih karakter-

    karakter pemain yang sesuai, wajib melakukan pemilihan peran (casting). Jangan memilih orang

    sembarangan apalagi casting baru akan lakukan beberapa saat menjelang shooting. Berbahaya!.

    6. Tata suara sebaik-baiknya

    Tata suara yang buruk pada kebanyakan film pendek (meskipun memiliki konsep cerita menarik)

    menyebabkan tidak nyaman ditonton. Gunakan perangkat pendukung tata suara seperti boom mike

    untuk mendapatkan hasil yang baik. Kalau gak punya, beli atau pinjam aja

    7. Yakin OK saat shooting, jangan mengandalkan post-production

    Saat ini semua film kebanyakan dikerjakan dengan kamera digital. Maka tidak sulit untuk memeriksa

    apakah semua hasil shooting sudah memenuhi sarat atau belum dengan melakukanplayback. Periksa

    semua! frame dialog, tata suara, pencahayaan atau apa saja. Apakah sudah sesuai dengan kualitas

    yang diinginkan ?. Sangat penting; periksa setelah shooting, bukan pada saat paska produksi.

    8. Hindari pemakaian zoom saat shooting

    Kameraman yang baik adalah yang bisa mengurangi zooming. Kecuali bisa dilakukan dengan sebaik

    mungkin. Mendapatkan gambar lebih dekat ke objek sangat baik menggunakan dolly, camera glider,

    atau lakukan cut and shoot!.

    9. Hindari pemakaian efek yang tidak perlu

    Sebuah film pendek banyak mengandalkan efek-efek seperti; memulai film dengan alarm hitungan

    mundur (ringing alarm clock), transisi yang berlebihan seperti dissolves/wipe, dan credit titles yang

    panjang. Pikirkan dengan baik, apakah hal-hal ini perlu ditampilkan atau tidak. Pilihan yang sangat

    bijak jika semua itu tidak terlalu berlebihan.

  • 7/25/2019 Belajar Film

    21/52

    10. Hindari shooting malam di luar ruang

    Suasana gelap adalah musuh utama kamera (camcorder). Pengambilan gambar diluar ruang pada

    malam hari sangat membutuhkan cahaya. Apabila tidak menggunakan lighting yang cukup maka

    hasilnya akan jelek sekali. Meskipun dapat melakukan color correctionpada saat editing, tapi sudah

    pasti dapat menyebabkan noise dan kualitas gambar menjadi drop. Paling baik adalah merubah

    skenario menjadi suasana siang hari. Tidak akan mengganggu cerita toh?.

    (Dari berbagai sumber)

    FADE IN:

    1. INT. KAMAR JOKO - MALAM - JOKO

    SUARA JAM BERDENTING SATU KALI. Kamar yang berantakan. Monitor komputer diatas mejamenyala. Lampu duduk di sudut meja menerangi ruangan dengan warna kuning redup. Seekor kecoa

    menyusuri lantai, melewati tas ransel, gitar, celana panjang, baju, sejadah, dan menyelinap ke

    belakang CPU. JOKO, 23, laki-laki muda berambut panjang dengan kaos hitam dan celana pendek

    merah motif bunga Hawaii sedang berbaring di atas kasur, melihat ke arah telepon genggam yang

    sedang dipegangnya. Ibu jari gemetar diatas tombol bergambar gagang telepon berwarna hijau. Joko

    menelan ludah.

  • 7/25/2019 Belajar Film

    22/52

    2. INT. KAMAR MIRA- MALAM - MIRA

    SUARA PINTU TERBUKA. Cahaya dari luar menerobos masuk kedalam kamar. SUARA TOMBOL

    LAMPU DINYALAKAN, kamar menjadi terang. Tempat tidur dengan bed cover biru dengan motif

    bintang-bintang. Kosmetik-kosmetik dan foto sepasang pria dan wanita berada diatas meja rias.

    MIRA, 25, perempuan cantik mengenakan blouse dan rok motif bunga berimpel menghambur masuk

    dan menaruh snel jas di kursi rias, mengambil telepon genggam dari saku snel jas dan meletakkannya

    di atas laci sebelah tempat tidur. Ia membantingkan diri ke tempat tidur dan menutup kedua matanya

    dengan lengannya. Ia menghela nafas panjang.

    INTERCUT ANTARA JOKO DAN MIRA

    Joko menaruh telepon genggam diatas meja sebelah tempat tidur, berguling, dan menutup seluruh

    tubuh dengan selimut.

    Mira menyelimuti diri dengan bed cover.

    Kepala Joko menyembul dari dalam selimut. Ia melirik ke arah telepon genggam.

    Mira memejamkan mata. Tiba-tiba TELEPON GENGGAM BERDERING. Mira terperanjat, bangun

    dan mengambil telepon genggam. Nama "Joko" berkedip-kedip. Mira bertaut alis. Ia menjawab

    telepon itu.

    Joko menempelkan telepon genggam di telinganya. Ia berdeham.

    JOKO

    Halo?

    MIRA

    Halo.

    JOKO

  • 7/25/2019 Belajar Film

    23/52

    (tersenyum)

    Hai.

    MIRA

    (melihat ke arah jam dinding)

    Gue perlu istirahat.

    Joko diam.

    MIRA (CONT'D)

    Ada apa?

    dst dst...

    at 10:12

  • 7/25/2019 Belajar Film

    24/52

    Menjual skenario

    Judul di atas adalah pertanyaan yang sering gue terima di dalam blog ini (walaupun kata "canggih" itu

    dari gue sendiri sekedar melebih-lebihkan), dan sepertinya jawaban yang jelas sudah ada pada posting

    sebelumnya. Bisa cek dengan mengklik di sini.

    Perlu diketahui bahwa menjual cerita kepada orang yang sama sekali tidak kita kenal itu memiliki

    kemungkinan yang kecil untuk berhasil. Sulit untuk tampil di antara seribu penulis lainnya yang juga

    berusaha tampil, bukan? Gue yakin banyak di antara kita yang bisa bikin cerita lebih keren daripada

    sinetron-sinetron kacangan di layar televisi, tapi karena pembuat skenario kacangan itu sudah dikenal

    baik oleh produser dan sudah menjadi "langganan" karena ia memiliki faktor "rela membodohi

    masyarakat", "mau dibayar murah", dan lain-lain, maka ia akan dipanggil lagi dan lagi untuk

    membuat cerita.

    Jadi di situlah titik terangnya. Secara perlahan-lahan kita harus membangun koneksi ke arah yang kita

    inginkan, dan kita harus membuat diri sendiri dikelilingi oleh orang-orang yang dapat menghargai

    karya tulis kita. Dengan cara itulah tulisan-tulisan kita dapat dikenal dan dengan sendirinya akan

    datang pekerjaan "menulis skenario" kepada kita. Jika ada teman yang terobsesi jadi sutradara, rajin-

    rajinlah bergaul dengannya. Mungkin akan tiba saatnya anda diminta untuk membuat skenario

    (walaupun dengan honor pas-pasan atau bahkan kurang). Simpan skenario masterpiece anda untuk

    orang yang tepat. Lakukanlah secara bertahap. Mau naik ke lantai 4 kan harus lewat lantai 1, 2 dan 3

    dulu.

    Dan pada akhirnya kembali lagi gue harus mengingatkan. Seperti sudah gue pajang gede-gede di

    disclaimer, bahwa menulis (terutama menulis skenario film dan televisi) itu adalah bisnis yang serius.

    Jangan dijadiin ajang nyari duit aja dong ach. Kalo cuma nyari duit jadi pedagang juga bisa, kan?

    Semudah logika beli satu jual dua. Menulis skenario tidak semudah jual mimpi/air mata dapat rating.

    Cuma mereka yang tak bertanggung jawab yang menyebut hal itu mudah dan kemudian tidur nyenyak

    di malam hari.

    at 00:465 commentsLinks to this post

    Labels:bagaimana menjual skenario

  • 7/25/2019 Belajar Film

    25/52

    Sabtu, 19 Juli 2008

    Mengirim Naskah Skenario ke Production House

    Tahap-tahap "penjualan" skenario yang udah dibuat sebenarnya hampir sama dengan naskah novel.

    Kita mengirimkan skenario ke Production House (PH), diproses, dan kalo diterima ya siap-siapdihubungi. Langkah-langkahnya:

    1. Siapkan print-out SKENARIO yang disertai dengan SINOPSIS GLOBAL, DAFTAR

    KARAKTER, JENIS CERITA, DURASI (WAKTU), dan SEGMEN PENONTON. Nilai

    lebih cerita yang kita punya dari film-film atau sinetron yang sudah ada juga harus

    dicantumin dong. Siapin juga BIODATA SINGKAT, ALAMAT dan NOMOR TELEPON

    yang bisa dihubungi. Kalo ada yang udah pernah ngirim skenario ke PH lain dan udah pernah

    tayang, cantumin di biodata judul karya, tanggal tayang bioskop, atau di stasiun televisi mana

    pernah ditayangin. Kalo ada data rating,penghargaan, atau prestasi tertentu juga cantumin

    sekalian. Jelas ini nilai lebih di mata produser.

    2.

    Kalo dikirim lewat pos, pastikan kolom isian buat pengirim dan penerima benar, supaya kalo

    terjadi sesuatu dengan naskah yang udah dibuat bisa dilacak.

    3. Kalo ada yang menyerahkan naskah langsung ke PH, minta tanda bukti penyerahan naskah

    dan tanyakan kepada siapa kita harus mengurusfollow upnaskah dan berapa lama akan

    dikabari. Biasanya lebih kurang 3-6 bulan. Makin besar PH yang dituju, makin lama pula

    waktu untuk menerima kabar.

    4.

    Buat yang baru mau nyoba ngirim, gue ga saranin lewat e-mail, karena kemungkinan

    dibacanya kecil banget.

    5. Jika sudah tiga bulan naskah dikirim dan belum ada kabar, tanya. Ada yang udah tiga bulan

    naskah masih belum disentuh, karena PH urusannya bukan cuma nyortir naskah.

    6.

    Alamat PH bisa dicari di internet. Nih beberapa alamat:

    KALYANA SHIRA FILM: Jl. Bunga Mawar No. 9 Cipete, Jakarta Selatan 12410; Telp 021

    7503223, 021 7503225

    MULTIVISION PLUS: Jl. KH. Hasyim Ashari Kav 125 B Blok C2 No 30-34; Kompleks

    Perkantoran Roxy Mas; Telp 021 6335050 hunting; Jakarta 10150

    MILES PRODUCTION: Jl. Pangeran Antasari No. 17 Cipete, Jakarta Selatan 12410; Telp

    021 7500503, 021 7500739

    MD PRODUCTION: Jl. Tanah Abang III/23A; Telp 021 3451777; Jakarta 10160

    RAPI FILM: Jl. Cikini No 7; Telp 021 3857175; Jakarta Pusat

    SALTO PRODUCTION: Jl. Sultan Syahrir No. 1C, Menteng, Jakarta Pusat; Telp 021

    31925115

  • 7/25/2019 Belajar Film

    26/52

    SINEMART: Jl. Raya Kebayoran Lama No. 17 D; Telp 021 5309228; Jakarta Selatan

    SORAYA INTERCINE FILM: Jl. Wahid Hasyim 3 Menteng; Telp 021 39837555; Jakarta

    10340

    7. Sabar.

    Kita bisa aja ngirim satu cerita yang sama ke beberapa PH sekaligus, tapi selain dibilang kurang etis,

    repot juga kalo skenario super-keren kita punya itu tiba-tiba difollow up tiga PH sekaligus. Repot

    kan? Repot lah.

    Kita nggak mesti kenal Raam atau Manoj supaya skenario kita lolos dan difollow up. Selama skenario

    kita keren (di mata mereka), maka kemungkinannya akan selalu besar. But I gotta say this as in my

    other posts: jangan membodohi masyarakat dengan cerita yang nggak ada otaknya. Jangan jual diri

    pada ketololan.

  • 7/25/2019 Belajar Film

    27/52

    Istilah dalam ShooTing

    Januari 8, 2008 oleh Bayu

    Dalam dunia movie, perintah dan istilah sudah baku dan ditetapkan. Istilah istilah itu kebanyakan

    menggunakan bahasa inggris. Jadi jika anda menyutradarai suatu movie di Belanda, Nigeria bahkan

    China sekalipun anda tak akan kesulitan karena semua istilah dalam dunia movie ini berlaku diseluruh

    negara.

    Oleh karena itu penting sekali mengetahui sekaligus memahami istilah istilah dalam dunia perfilman

    ini. Adapun beberapa istilah itu, antara lain:

    Akting : Sebuah proses pemahaman dan penciptaan tentang perilaku dan karakter pribadi dari

    seseorang yang diperankan.

    Audio Visual : Sebutan bagi perangkat yang menggunakkan unsur suara dan gambar.

    Art Director : Sebutan bagi pengarah seni artistik dari sebuah produksi.

    Asisten Produser : Seseorang yang membantu produser dalam menjalankan tugasnya.

    Audio Mixing : Proses penyatuan dan penyelarasan suara dari berbagai macam jenis dan bentuk

    suara.

    Angle : Sudut pengambilan gambar.

    Animator : Sebutan bagi seseorang yang beprofesi sebagai pembuat animasi.

    Audio Effect : Efek suara.

    Ambience : Suara natural dari objek gambar.

    Broadcaster : Sebutan bagi seseorang yang bekerja dalam industri penyiaran.

    Background : Latar belakang.

  • 7/25/2019 Belajar Film

    28/52

    Blocking : Penempatan objek yang sesuai dengan kebutuhan gambar.

    Bridging scene : Adegan perantara diantara adegan adegan lainnya.

    Back Light : Penempatan lampu dasar dari sudut belakang objek.

    Breakdown Shoot : Penentuan gambar yang sesuai dengan naskah atau urutan acara.

    Bumper In : Penanda bahwa program acara TV dimulai kembali setelah iklan komersial.

    Bumper Out : Penanda bahwa program acara TV akan berhenti sejenak karena iklan komersial.

    Credit Title : Urutan nama tim produksi dan pendukung acara.

    Chroma Key : Sebuah metode elektronis yang melakukan penggabungan antara gambar video yang

    satu dengan gambar video lainnya dimana dalam prosesnya digunakan teknik Key Colour yang dapat

    diubah sesuai kebutuhan foreground dan background.

    Cutting on Beat : Teknik pemotongan gambar berdasar tempo.

    Clip Hanger : Sebutan bagi adegan atau gambar yang akan mengundang rasa ingin tahu penonton

    tentang kelanjutan acara, namun harus ditunda karena ada jeda iklan komersial.

    Cut : Pemotongan gambar.

    Cutting : Proses pemotongan gambar.

    Camera Blocking : Penempatan posisi kamera yang sesuai dengan kebutuhan gambar.

    Clear Com : Sebutan bagi penggunaan head-set audio yang dihubungkan dengan ruang master

    control.

    Channel : Saluran.

    Crazy Shot : Gambar yang direkam melalui kamera yang tidak beraturan.

    Compotition : Komposisi.

    Continuity : Kesinambungan.

    Cross Blocking : Penempatan posisi objek secara silang sesuai dengan kebutuhan gambar.

  • 7/25/2019 Belajar Film

    29/52

    Crane : Katrol khusus untuk kamera dan penata kamera yang dapat bergerak keatas dan kebawah.

    Clip On : Mikrofon khusus yang dipasang pada objek tanpa terlihat.

    Casting : Proses pemilihan pemain lakon sesuai dengan karakter dan peran yang akan diberikan.

    Close Up : Pengambilan gambar dari jarak dekat.

    Desain Compugrafis : Rancangan grafis yang digambar melalui tekhnologi komputer.

    Durasi : Waktu yang diberikan atau dijalankan.

    Dimmer : Digunakan untuk mengontrol naik turunnya intensitas cahaya.

    Disc Jokey : Sebutan bagi pembawa acara musik yang menayangkan video Klip.

    Dissolve : Tekhnik penumpukan gambar pada editing maupun syuting multi kamera.

    Depth of Field : Area dimana seluruh objek yang diterima oleh lensa dan kamera muncul dengan

    fokus yang tepat. Biasanya hal ini dipengaruhi oleh jarak antara objek dan kamera, focal length dari

    lensa dan f-stop.

    Dialogue : Percakapan yang muncul dalam adegan.

    Dramatic Emotion : Emosi gambar secara dramatis.

    Editing : Proses pemotongan gambar.

    Ending Title : Urutan nama yang dicantumkan pada akhir movie.

    Engineering : Sebutan bagi pengerjaan dan pembagian kerja dalam masalah teknis penyiaran.

    Establish Shot : Gambar yang natural dan wajar.

    Extreme Close Up : Pengambilan gambar dari jarak sangat dekat.

    Focus : Penyelarasan gambar secara detail, tajam, dan jernih hingga mendekati objek aslinya.

    Final Editing : Proses pemotongan gambar secara menyeluruh.

    Floor Director : Seseorang yang bertanggung jawab membantu mengkomunikasikan keinginan

    sutradara, dari master kontrol ke studio produksi.

  • 7/25/2019 Belajar Film

    30/52

    Filter Camera : Filter yang digunakan untuk kamera.

    Footage : Gambar gambar yang tersedia dan dapat digunakan.

    Hunting Location : Proses pencarian dan penggunaan lokasi terbaik untuk syuting.

    Headset : Digunakan untuk dapat mendengarkan suara sutradara.

    Hand held : Tekhnik penggunaan kamera dengan tangan tanpa tripod.

    Image : Simbol yang sesuai objek.

    Jumping Shot : Proses pengambilan gambar secara tidak berurutan.

    Jimmy Jib : Katrol kamera otomatis yang digerakkan dengan remote.

    Job Description : Deskripsi tentang jenis pekerjaan.

    Jeda Komersial : Saat penayangan iklan komersial diantara acara televisi.

    Job Title : Penamaan jabatan pada pekerjaan.

    Konservatif : Serba teratur, tertib, dan apa adanya.

    Kreator : Sebutan bagi seseorang yang menciptakan karya kreatif.

    Lighting : Penataan cahaya.

    Lighting Effect : Efek dari penataan cahaya.

    Lensa Wide : Digunakan untuk memperbesar sudut pandang pengambilan gambar dari kamera.

    Lensa Super Wide : Digunakan untuk sangat memperbesar sudut pandang pengambilan gambar dari

    kamera.

    Long Shot : Gambar yang direkam dari jarak yang jauh. Biasanya digunakan dengan cara

    pengambilan gambar dari sudut panjang dan lebar.

    Master Control : Perangkat teknis utama penyiaran untuk mengontrol proses distribusi audio dan

    video dari berbagai input pada produksi untuk siaran live show maupun recorded.

    Magazine Show :Rancangan acara dengan format majalah.

  • 7/25/2019 Belajar Film

    31/52

    Main Object : Target pada objek utama.

    Medium Close Up : Pengambilan gambar dari jarak cukup dekat.

    Medium Shot : Gambar yang diambil dari jarak sedang.

    Medium Long Shot : Pengambilan gambar dari jarak yang panjang dan jauh.

    Monitor : Digunakan untuk memantau gambar.

    Master Video : Video utama berisikan rekaman acara televisi yang siap untuk ditayangkan maupun

    disimpan.

    Multi Camera : Sistem dari tata produksi audio visual yang syuting secara bersamaan dengan

    menggunakan sejumlah kamera.

    Middle Close Up : Pengambilan gambar dari jarak sedang.

    Master Shot : Gambar pilihan utama dari sebuah adegan yang kemudian dijadikan referensi atau

    rujukan saat melakukan editing.

    Noise : Gangguan pada sirkulasi signal audio maupun video yang mengganggu program acara.

    News Director : Direktur pemberitaan yang bertanggung jawab atas seluruh isi pemberitaan yang

    disiarkan secara aktual berdasarkan fakta.

    Off Line : Proses editing awal untuk memilih gambar terbaik dengan time code dari berbagai stock

    shot sesuai dengan kebutuhan adegan. Hasil dari gambar tersebut ditransformasikan dalam bentuk

    workprint dengan EDL (edit decision List).

    On Line : Proses akhir editing untuk menyempurnakan, mempercantik dan memperindah gambar

    setelah melalui proses off line.

    Operet : Istilah populer untuk acara yang menggabungkan antara unsur fiksi, nonfiksi dan musik ke

    dalam suatu alur cerita.

    Opera Musikal : Format acara yang menggabungkan unsur drama dengan musik.

    Opening Scene : Adegan yang dirancang khusus untuk membuka acara atau cerita. Biasanya adegan

    ini dikemas kreatif dan menarik untuk mendpatkan perhatian penonton.

  • 7/25/2019 Belajar Film

    32/52

    Opening Shot : Komposisi sudut pengambilan gambar pada awal adegan atau acara yang dirancang

    khusus untuk menarik perhatian penonton.

    OB Van : Outside Broadcasting Van, mobil khusus yang membawa perangkat tekhnis penyiaran

    audio dan video untuk memproduksi program diluar studio. Dapat juga digunakan untuk master

    control bagi siaran langsung.

    Power Pack : Tempat khusu berbentuk boks yang berguna untuk pembagian arus daya listrik.

    Panning : Pergerakkan horizontal kamera dari kiri kekanan maupun sebaliknya.

    Property : Berbagai aksesori.

    Program Directing : Penyutradaraan program televisi.

    Programming : Tekhnik penyusunan program acara televisi yang ditayangkan secara berurutan.

    Praproduksi : Berbagai kegiatan persiapan sebelum pelaksanaan produksi dimulai.

    Paskaproduksi : Proses penyelesaian akhir dari produksi.Biasanya istilah ini digunakan pada proses

    editing.

    Produser : Pimpinan produksi yang bertanggung jawab kepada seluruh kegiatan pengkoordinasian

    pelaksanaan praproduksi, produksi sampai paskaproduksi.

    Rating : Perhitungan secara statistikal untuk mengukur tingkat popularitas program acara televisi

    terhadap penonton.

    Rundown : Susunan isi dan alur cerita dari program acara televisi yang dibatasi oleh durasi, jeda

    komersial, segmentasi, dan bahasa naskah.

    Run Through : Latihan akhir bagi seluruh pendukung acara televisi yang disesuaikan dengan urutan

    acara sesuai dalam rundown.

    Reportase : Sebuah laporan perjalanan atau liputan lapangan yang digunakan untuk mendukung data

    data aktual dan faktual.

    Retake : Pengulangan pengambilan adegan gambar.

    Shot : Ambil Gambar.

  • 7/25/2019 Belajar Film

    33/52

    Simply Shot : Gambar yang diambil dari sudut yang mudah.

    Skill : Keahlian.

    Set Up : Proses persiapan akhir sebelum produksi televisi dimulai dari set artistik, performer hingga

    masalah tekhnis siaran.

    Stand By : Komando akhir yang menunjukkan bahwa seluruh komponen produksi telah siap untuk

    melaksanakan syuting.

    Single Camera : Sistem dari tata cara produksi audio visual yang hanya menggunakan satu kamera.

    Script Format : Format penulisan naskah acara baik untuk fiksi maupun nonfiksi.

    Script Marking : Penandaan pada naskah untuk menjadi catatan pada sutradara maupun pendukung

    produksi lainnya.

    Stock Shot : Berbagai bentuk gambar yang diciptakan untuk dijadikan pilihan pada saat gambar

    gambar tersebut memasuki proses editing.

    Suspense : Istilah yang digunakan untuk menunjukkan adegan adegan yang menegangkan dan

    mengundang rasa was was bagi penonton.

    Sound : Penataan suara.

    Sound Effect : Efek suara yang diciptakan atau digunakan untuk mendukung suasana dari adegan.

    Steady Shot : Gambar sempurna dan tidak terlalu banyak bergerak, yang dapat dinikmati dengan

    posisi diam.

    Switcher : Istilah populer bagi perangkat tekhnis untuk memindah-mindahkan pemilihan gambar dari

    berbagai stock shot maupun input kamera. Alat ini digunakan untuk syuting multi kamera.

    Switcherman : Seseorang yang bertugas melaksanakan proses pemindahan gambar sesuai dengan

    komando sutradara.

    Studio : Lokasi khusus tempat pelaksanaan kerja produksi berlangsung. Dapat untuk melaksanakan

    syuting (shooting studio) maupun untuk editing (post production studio).

    Selling Point : Berbagai komponen yang mempunyai nilai jual untuk mendapatkan perhatian

    penonton maupun sponsor.

  • 7/25/2019 Belajar Film

    34/52

    Sound Mixer : Mixer pengendali dari berbagai input suara yang dipilah melalui sejumlah jalur

    (track).

    Slow Motion : Pergerakkan gambar yang diperlambat sesuai dengan kebutuhan alur cerita.

    Technical Director : Pengarah / Direktur tehnik.

    Trend Setter : Gaya hidup ataupun budaya pop yang menjadi acuan dan ukuran sesuai dengan masa

    atau zaman.

    Take : Istilah yang digunakan untuk dan pada saat pengambilan gambar berlangsung. Dapat juga

    digunakan sebagai catatan pada naskah.

    Two Shot : Istilah komando sutradara yang seringkali digunakan untuk mengarahkan kamera kepada

    dua objek yang dituju.

    Three Shot : Istilah komando sutradara yang seringkali digunakan untuk mengarahkan kamera

    kepada tiga objek yang dituju.

    Trik : Tata cara kreatif untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

    Team builder : Seseorang yang mampu membangun sebuah kerjasama antara anggota team dengan

    baik untuk mencapai tujuan.

    Theme Song : Lagu khusus yang diciptakan atau dipakai sebagai pendukungikatan emosi dari

    program acara kepada penonton.

    VTR : Video Tape Recording.

    Very Long Shot : Gambar yang diambil sangat jauh.

    Voice Over (VO) : Suara dari announcer atau penyiar untuk mendukung isi cerita namun tidak

    tampak dilayar televisi.

    Video Klip : Video musik.

    Video Jockey : Julukan bagi presenter acara musik televisi yang menayangkan berbagai video klip.

    Vision Mixer : Sebutan lain untuk istilah populer switcher.

  • 7/25/2019 Belajar Film

    35/52

    Wireless Camera : Kamera yang menggunakan transmisi signal untuk mengirimkan hasil gambar

    tanpa menggunakan kabel.

    White Balance : Prosedur untuk mengkoreksi warna gambar dari kamera dengan mengubah

    sensitivitas CCD ke dalam spektrum cahaya. Umumnya prosedur ini menggunakan cahaya putih

    sebagai dasar.

    Webisode : Istilah episode televisi yang ditayangkan melalui video web streaming internet.

    Wardrobe : Berbagai aksesori pendukung kostum bagi peran peran tertentu.

    Kerangka Skenario

    Ditulis oleh Edi Cahyono - Ditayangkan pada 17 Oktober 2009

    Ketika Sinopsis dipindahkan ke bentuk skenario, maka terjadi perubahan media yang digunakan untuk

    menyampaikan informasi. Dari media kata-kata ke media film. Umpamanya, informasi yang

    dijabarkan empat kata tertulis dibawah ini:

    Seorang gadis pulang larut malam.

    Menjadi gambaran visual, sebagai berikut:

    Seorang gadis berjalan malam hari, agak kedinginan, lengang. Terdengar salak anjing dikejauhan, menambah tinggi suasana kesunyian dan sedikit Seram.

    Pemindahan itu memerlukan tambahan imajinasi filmis. Penulis harus membayangkan film adegan

    itu. Maka itu ia menambahkan:gadis itu agak kedinginan, dan tambahansalak anjinguntuk

    membentuk dramatik.

  • 7/25/2019 Belajar Film

    36/52

    Maka itu dianjurkan sekali agar skenario tidak langsung digarap setelah membuat sinopsis. Tapi harus

    melalui tahap-tahap perencanaan dan pembuatan kerangkanya dulu. Untuk memasuki tahap itu,

    pertama-tama penulis harus mempertanyakan bahan kerangka tersebut secara garis besar:

    a. Bagaimana Cerita akan dituturkan dalam filmnya nanti.

    Yakni sesuai dengan tuntutan penuturan dalam tiga babak. I. Pembukaan, II. Pengambangan,

    III.Penyelesaian. Maka timbul tuntutan untuk membuat 1. Pembukaan yang kuat untuk menggaet

    perhatian penonton, 2. pengembangan urutan cerita yang kuat, 3. Klimaks yang mencekam. Maka

    mungkin harus mengubah urutan cerita, mengurangi atau mengubah.

    b. Bagaimana cara menggambarkan adegan-adegan yang efektif dan menarik secara filmik.

    Adegan-adegan sudah harus dibayangkan oleh si penulis sebagai tayangan film. Umpamanya, apa

    yang dalam sinopsis ditulis sebagai adegan pesta ulang tahun di kafe yang nyaman harus

    dibayangkan bagaimana pesta tersebut dalam adegan film. Bagaimana kesan nyaman itu harus

    digambarkan? Bagaimana menyajikan suasana pesta yang kecil namun hidup? Apa ada musik? Apa

    sentuhan khusus yang harus ditambahkan agar adegan tambah hidup? Informasi apa yang bisa

    dirangkum dalam adegan itu.

    c. Bagaimana penataan dramatiknya.

    Secara garis besar mulai membayangkan dimana tangga dramatiknya mulai naik, dimana Point of

    attact-nya, lalu bagaimana klimaksnya?

    Karena banyaknya perubahan dalam urutan penuturan maupun cara penyampaian informasi, maka

    sebelum melangkah ke pembuatan skenario perlu dikonsep dulu secara seksama.

    Tahapan pembuatan kerangka:

    1.

    Outline atau storyline

    2.

    Treatment.

    Outline/Storyline

    Treatment

  • 7/25/2019 Belajar Film

    37/52

    Treatment

    Ditulis oleh Edi Cahyono - Ditayangkan pada 17 Oktober 2009

    Naskah yang disebut treatment ini lebih berkembang daripada step-outline. Sudah lengkap dengan

    action pokok pelaku. Boleh dikatakan ini adalah kerangka lengkap skenario. Hanya tinggal

    menambah pemanis disana-sini dan dialog, maka sudah menjadi skenario.

    Pada penulisan treatment harus pakai nomor. Yakni nomor kelompok adegan atau adegan-adegan

    disuatu tempat. Maka itu tiap nomor disertakan keterangan tempat maupun waktu. Uraian treatment

    berisi:

    1.

    Menggambarkan kerangka skenario lengkap tapi padat.

    2. Penuturan sudah mengacu pada urutan Tiga babak dan penataan dramatik.

    3.

    Uraiannya harus ringkas, komunikatif dan efektif, supaya tidak terlalu tebal.

    4.

    Nama orang dan tempat sudah fix, sebagaimana yang akan tampil dalam skenario.

    Dengan pembuatan treatment, kita sudah bisa melakukan pemendekan atau pengembangan uraian

    sesuai dengan tuntutan cerita dan tuntutan penataan dramatik. Karena dengan dialognya yang panjang

    lebar dan sudah susah payah kita ciptakan, sulit melakukan perubahan dan juga kita merasa enggan.

    Pada saat menulis treatment kita dengan leluasa merencanakan aksi pelaku yang membuat adegan

    menjadi betul-betul hidup, realistik dan menunjang kebutuhan cerita/dramatik.

    Contoh Treatment:

    JALAN SEPANJANG KENANGAN

    By Eddie Cahyono & Bagus Sumartono

    OPENING TEASE INT. KAMAR SLAMET-SULASTRI. NIGHT

    Slamet dan Sulastri sedang tiduran. Slamet tidak bisa tidur. Susi sedang membaca majalah. Slamet

    bangun dari tidur dan bertanya apa susi tidak pengen karena sudah satu minggu tidak melakukan

    hubungan intim. Susi malah pengen jalan-jalan dan malam ini pengen dibelikan gudeg. Dengan malas

    slamet bangun dari tempat tidur.

  • 7/25/2019 Belajar Film

    38/52

    ACT.1 NGIDAM? NGIDAM??? NGIDAM!!!

    EXT. EVERYWHERE. DAY

    Pengenalan Susi oleh Slamet bahwa susi sedang ngidam.

    EXT. JALANAN 1. DAY

    Slamet mengayuh becak. Susi duduk didepan meminta untuk turun. Susi berjalan menuju kios

    kemudian beli majalah dan permen. Susi duduk diikuti Slamet. Susi membaca majalah dan

    dugaannya ternyata benar bahwa dia harus berjalan-jalan ke Mall, Malioboro, Kraton, dan Alun-alun

    Selatan untuk mengenang masa-masa pacaran mereka.

    EXT. EVERYWHERE. DAY

    Susi mengenalkan Slamet suaminya, seorang pegawai negeri.

    EXT. JALANAN 2. DAY

    Ban samping becak bocor. Susi ngomel karena Slamet tidak percaya saat Susi mengingatkan untuk

    hati-hati. Slamet memegang-bannya yang bocor. Melihat yang dilakukan Slamet, makin sewot dan

    bilang pada slamet bahwa sudah tau bannya bocor tapi masih dipegang-pegang aja. Susi menyuruh

    slamet untuk menambal ban.

    EXT. TAMBAL BAN. DAY

    Dengan sigap seorang tukang tambal ban berkepala botak, melepas ban luar. Slamet duduk sambil

    minum, disebelahnya Susi tampak memperhatikan Tukang tambal ban. Tukang tambal ban tampak

    melihat Susi memperhatikan dirinya. Mereka tampak saling berpandangan. Susi berbisik pada Slamet

    yang sedang minum. Slamet memuntahkan minuman karena kaget. Slamet mendekati Tukang tambal

    ban. Susi melihat Tukang tambal ban tampak menggeleng. Slamet melihat Susi kemudian

    menggeleng. Susi tampak kecewa. Slamet berbicara lagi dengan Tukang tambal ban. Sekarang Slamet

    yang kelihatan dongkol sementara Tukang tambal ban cengar-cengir. Tukang tambal ban dan Slamet

    menoleh dengan kearah Susi. Akhirnya, sementara tukang tambal ban dielus-elus kepalanya oleh Susi

    sambil makan permen lolipop, Slamet menambal ban.

    EXT. DEPAN MALL AMBARUKMO. DAY

    Slamet menghentikan becaknya didepan Mall. Susi bertanya kenapa tidak masuk? Slamet tampak

    ragu-ragu. Susi menegaskan bukankah dulu Slamet suka mengantar kesini untuk jalan-jalan? Slamet

    mengiyakan tetapi apa yang pernah mereka lalukan adalah suatu pemborosan. Susi tampak ngambek.

    EXT. SAMPING MALL AMBARUKMO. DAY

    Slamet dan Susi duduk di becak. Slamet tampak mengagumi mall yang besar. Susi masih ngambek

  • 7/25/2019 Belajar Film

    39/52

    dan beralasan bahwa di ke mall karena ingin beli es teller. Slamet menggoda Susi, sebenarnya yang

    diinginkan Susi es teller atau mau ketemu Supervisor es teller. Mendengar Supervisor es teller Susi

    marah kepada Slamet.

    ACT 2. SABAR YA MET!

    EXT. EVERYWHERE. DAY

    Pernyataan Susi tentang ngidam, yang membuatnya jadi sensitif setelah Slamet menyinggung masalah

    Supervisor es teller.

    EXT. TOKO BUNGA. DAY

    Slamet membujuk Susi agar tidak marah lagi dengan membelikan Susi bunga. Awalnya Susi tidak

    mau tapi kemudian menerima bunga pemberian Slamet. Sementara itu HP Slamet berbunyi.

    EXT. EVERYWHERE. DAY

    Pernyataan Slamet tentang kesabaran seorang suami. Slamet juga merasa beruntung bisa mendapatkan

    Susi, karena sebelum Susi menikah dengannya, Susi tunangan dengan seorang Supervisor es teller.

    EXT. JALAN MENUJU MALIOBORO. DAY

    Slamet menggenjot becaknya, kemudian berhenti dan menuntun becaknya, akhirnya berhenti. Slamet

    minum karena kehausan. Sementara Susi masih duduk di dalam becak.

    EXT. JALAN MALIOBORO. DAY

    Slamet mengayuh becaknya.

    EXT. KRATON NGAYOGYAKARTA. DAY

    Slamet dan Susi sedang bayar tiket masuk. Hp Slamet berbunyi. Slamet mematikan HP-nya. Susi

    bertanya kepada Slamet tetapi Slamet tidak menjawab tapi malah menyuruh masuk. Susi tidak senang

    karena pertanyaannya tidak dijawab.

    INT. KRATON NGAYOGYAKARTA. DAY

    Slamet melihat Jam di HP-nya. Slamet memanggil Susi dengan lirih. Susi tampak menyembah foto

    raja Mataram. Slamet memanggil lagi. Slamet mengajak Susi, habis dari Kraton mereka ke Pasar

    Ngasem karena Slamet harus beli kroto, makanan burung. Susi tampak kesal karena yang dipirkan

    Slamet hanya burung saja. Tiba-tiba Hp Slamet berbunyi. Slamet hanya melihat Hp-nya. Susi merebut

    Hp Slamet. Susi terkejut karena yang telpon adalah Pak Lurah, bosnya Slamet. Slamet tampak

    bingung.

  • 7/25/2019 Belajar Film

    40/52

    EXT. JALAN KELUAR KRATON NGAYOGYAKARTA. DAY

    Susi berjalan sambil ngomel. Slamet mengikuti dari belakang. Susi khawatir kalo Slamet dipecat. Susi

    menanyakan kenapa Slamet tidak ijin dulu, kenapa harus bolos? Slamet membela diri karena

    permintaan Susi harus dituruti dan semua serba mendadak.

    EXT. PARKIRAN KRATON NGAYOGYAKARTA. DAY

    Susi berjalan masih ngomel, diikuti Slamet dari belakang. Susi berharap kalo ada apa-apa Slamet bisa

    jujur. Susi ingat dulu Slamet waktu pacaran tidak ada yang disembunyikan. Slamet hanya

    mendengarkan Susi.

    ACT 3. JUJUR MET! SUS???

    EXT. EVERYWHERE. DAY

    Pernyataan Susi tentang hubungan suami-isteri harus ada keterbukaan.

    EXT. WARUNG MAKAN. DAY

    Susi dan Slamet sedang makan Bakso. Slamet memperatikan Susi makannya tidak berselera. Susi

    memesan es teller. Slamet heran karena minuman Susi tadi belum dihabiskan tetapi Susi sudah pesan

    lagi. Slamet menyuruh Minuman tadi agar dihabiskan terlebih dahulu. Susi tetap ngotot pengen es

    teller. Slamet menanyakan alasannya. Susi yang sensitif menuduh Slamet mau mempermasalahkan

    Supervisor es teller. Slamet yang semula tidak bermaksud mempermasalahkan justru terpancing.

    Akhirnya mereka berdua memutuskan pergi ke rumah Supervisor es teller untuk membuktikan bahwa

    Susi tidak ada hubungan apa-apa dengan Supervisor es teller.

    EXT. EVERYWHERE. DAY

    Pernyataan Slamet tentang kejujuran pasangan suami isteri. Menyuruh orang jujur memang gampang

    tapi menyuruh jujur sama diri sendiri?

    EXT. JALAN MENUJU RUMAH SUPERVISOR. DAY

    Slamet mengayuh becaknya.

    EXT. JALAN DEPAN RUMAH SUPERVISOR. DAY

    Slamet masih mengayuh becak ketika Susi minta berhenti. Slamet bertanya kenapa harus berhenti?

    Apakah Susi takut? Susi menjawab dengan ketus bahwa dia tidak takut. Becak berhenti di depan

    rumah Supervisor. Slamet justru tampak ragu-ragu. Slamet meminta Susi menghentikan langkahnya.

    Susi balik bertanya kenapa? Ahirnya Susi memasuki halaman Rumah Supervisor diikuti Slamet. Susi

    mengtuk pintu tetapi tidak ada jawaban. Susi mengetuk pintu masih tiadak ada jawaban. Slamet

    menjadi tidak Sabar dan menyurh untuk pergi saja. Susi justru bertanya kenapa? Apakah Slamet

  • 7/25/2019 Belajar Film

    41/52

    takut? Seteleh mengetuk pintu lagi dan tidak ada jawaban Susi pergi menuju becak diikuti Slamet.

    Slamet kemudian bertanya apakah bisa pergi ke pasar burung sekarang? Susi tidak menjawab. Slamet

    menegaskan bahwa dia harus beli makanan burung karena hanya dia yang mungurus burungnya. Susi

    hanya bisa menjawab, Terserah!!!

    EXT. PARKIRAN NGASEM. DAY

    Slamet memarkir becaknya kemudian mengangkat bagian belakang becak agar Susi bisa turun.

    Karena Susi tidak kunjung turun Slamet menyurh Susi untuk turun, tetapi Susi tidak mau karena dia

    tidak mau ikut. Slamet tampak menahan emosi kemudian berjalan ke depan. Slamet mempertanyakan

    Susi kenapa sekarang menjadi rewel padahal dulu waktu pacaran Susi tidak pernah rewel. Susi

    membantah ucapan Slamet begitu juga Slamet mempertahankan pendapatnya. Slamet mengatakan

    bahwa dia menikahi Susi karena Susi tidak pernah rewel ato neko-neko. Slamet juga bilang dulu Susi

    juga sering nganterin beli makanan burung kenapa sekarang tidak mau? Akhirnya Slamet

    mempertanyakan alasan Susi menikahi dirinya, kenapa tiba-tiba Susi mau dengan dirinya. Apa karenaputus dengan tunangan Si Supervisor Susi terpasa mau dengan dirinya. Setelah puas meluapkan

    emosinya Slamet meninggalkan Susi sendiri.

    ACT 4. KENANGLAH!

    EXT. NGASEM. DAY

    Slamet membeli makanan burung. Slamet memandang sepasang burung yang sedang berbermain dan

    tampak rukun. Seorang penjual menngagetkan Slamet. Penjual i tu menyerahkan kantong kertas dan

    menerima uang dari Slamet. Slamet memandang sepasang burung itu kemudian berjalan menjauh.

    EXT. PARKIRAN NGASEM. DAY

    Slamet celingak-clinguk mencari Susi. Slamet bertanya pada seorang tukang parkir apakah melihat

    seorang wanita hamil. Tukang parkir menjawab kalo wanita itu pergi ke arah sana. Slamet tampak

    panik kemudian bergegas menaiki becaknya.

    EXT. JALAN MENUJU ALUN-ALUN. DAY

    Slamet celingukan dengan gelisah mencri Susi sambil mengayuh becaknya.

    EXT. ALUN-ALUN SELATAN. DAY

    Slamet masih celingukan sampai akhirnya, pandangan Slamet tertuju pada seorang wanita yang

    sedang berjalan menju tengah Alun-alun.

    EXT. DEKAT RINGIN KURUNG. DAY

    Susi berjalan pelan. Matanya tertutu menuju dua buah ringin kurung. Susi masih terus berjalan sampai

  • 7/25/2019 Belajar Film

    42/52

    akhirnya Susi kaget ketika tangannya menyentuh sesorang. Susi membuka kain matanya dan kaget

    melihat Slamet. Slamet merasa bersalah pada Susi. Susi terisak melihat Slamet. Mereka hanya saling

    berpandangan.

    EXT. DEKAT RINGIN KURUNG. NIGHT

    Susi dan Slamet duduk di becak mereka merasa bersyukur.

    CLOSING

    EXT. PLENGKUNG GADING. NIGHT

    Susi dan Slamet melintas di plengkung Gading. Susi mengajak Slamet kapan-kapan jalan-jalan lagi.

    Slamet mau asal Susi berjanji tidak akan bertengkar lagi, tapi Susi dengan manja menjawab, Mboh

    aku ra janji!!! Wah Kamu kok ngono Suss!!!

  • 7/25/2019 Belajar Film

    43/52

    Outline/Storyline

    Ditulis oleh Edi Cahyono - Ditayangkan pada 17 Oktober 2009

    Berikut ini adalah contoh Outline atau Storyline menurut penuturan dalam tiga babak.

    JALAN SEPANJANG KENANGAN

    By Eddie Cahyono & Bagus Sumartono

    OPENING TEASE

    Adegan dibuka dengan Slamet dan Sulastri sedang tiduran. Slamet pengen bercinta tetapi Susi

    menanggapi yang lain. Susi pengen nostalgia mengenang masa pacaran demi si jabang bayi.

    ACT.1

    1. Pengenalan siapa Slamet dan Susi. Mereka melakukan perjalanan mengenang masa pacaran

    dengan menggunakan becak. Saat dalam perjalanan susi meminta slamet menghentikan

    becaknya untuk membeli permen dan majalah. Susi membaca majalah dan dugaannyaternyata benar, menurut ramalan mereka harus berjalan-jalan ke Mall, Malioboro, Kraton, dan

    Alun-alun Selatan untuk mengenang masa-masa pacaran mereka. Dan di dalam perjalananpun

    mereka harus waspada.

    2. Ternyata dalam perjalanan ban becak slamet bocor. Susi marah karena sudah diperingatkan

    agar waspada. Akhirnya mereka menambal ban dan bertemu seorang tukang tambal ban

    berkepala gundul. Susi yang sedang ngidam meminta Slamet agar tukang tambal ban mau

    dielus-elus kepalanya.

    3.

    Perjalanan berikutnya mereka harus ke Mall. Saat di Mall, Slamet mempermasalahkan

    kesukaan Susi berbelanja. Slamet merasa mereka harus berhemat. Susi sebal karena

    keinginannya tidak terpenuhi. Susi mengatakan bahwa dia hanya pengen minum es teller.

    Slamet menggoda Susi, pengen es teller atau mau ketemu supervisor es teller. Mendengar

    nama Supervisor es teller Susi marah dan mengatakan bahwa mereka sudah sepakat untuk

    tidak menyebut nama itu.

  • 7/25/2019 Belajar Film

    44/52

    ACT 2.

    1.

    Susi semakin sebal dengan slamet gara-gara Slamet menyebut nama supervisor Es teller. Dulu

    Supervisor es teller adalah tunangan Susi. Sementara itu slamet harus meredakan kemarahan

    susi dengan membelikannya bunga. Slamet merasa kesabarannya sebagai suami diuji.

    2. Slamet dan Susi melanjutakan perjalanan mereka menuju kraton. Saat di kraton, Susi sedang

    minta restu pada Sri Sultan 9. Slamet malah mengganggu Susi dan meminta agar mereka

    nanti mampir ke sebuah pasar burung. Saat itu Hp Slamet berbunyi. Susi menanyakan siapa

    yang menelpon karena dia merasa penasaran. Saat Susi tau siapa yang menelpon Susi menjadi

    marah.

    3. Susi marah karena slamet tidak jujur kepadanya kenapa dia harus bolos. Kenapa dia tidak

    minta ijin sama Pak Lurah. Slamet membela diri karena permintaan Susi harus dituruti dan

    semua serba mendadak. Susi tetap tidak suka.

    ACT 3.

    1. Susi lebih suka dengan kejujuran Slamet. Dulu waktu pacaran Slamet selalu terbuka padanya.

    Saat mereka istirahat makan terjadi perdebatan karena Susi pesan es teller. Slamet

    mengatakan bahwa es tidak baik untuk keselamatan bayi. Susi justru malah menuduh Slamet

    mempermasalahkan Supervisor es teller. Slamet yang semula tidak bermaksud

    mempermasalahkan justru terpancing. Akhirnya mereka berdua memutuskan pergi ke rumah

    Supervisor es teller untuk membuktikan bahwa Susi tidak ada hubungan apa-apa dengan

    Supervisor es teller.

    2.

    Akhirnya mereka pergi ke tempat supervisor es teller. Susi marah kepada slamet karena tidak

    percaya padanya. Saat sampai ditempat supevisor mereka tidak mendapati supervisor

    dirumahnya. Saat itu slamet malah mengajak Susi agar mau mampir ke pasar burung. Susi

    marah mengetahui Slamet malah mengurusi burungnya.

    3. Sampai di Pasar burung Susi tidak mau menemani Slamet. Slamet kesabarannya Habis.

    Slamet mempertanyakan Susi kenapa sekarang menjadi rewel padahal dulu waktu pacaran

    Susi tidak pernah rewel. Slamet juga bilang dulu Susi juga sering nganterin beli makanan

    burung kenapa sekarang tidak mau? Akhirnya Slamet mempertanyakan alasan Susi menikahi

    dirinya, kenapa tiba-tiba Susi mau dengan dirinya. Apa karena putus dengan tunangan Si

    Supervisor Susi terpaksa mau dengan dirinya.

  • 7/25/2019 Belajar Film

    45/52

    ACT 4.

    1.

    Slamet membeli makanan burung. Slamet memandang sepasang burung yang sedang bermain

    dan tampak rukun. Slamet menjadi teringat Susi. Setelah selesai membeli makan burung.

    Slamet berjalan menuju becaknya, Slamet kaget melihat susi tidak ada. Akhirnya dia

    mengayuh becaknya mencari Susi. Akhirnya Slamet menemukan susi sedang berjalan menuju

    ringin kembar di Alun-alun selatan. Susi sedang melakukan masangin.

    2.

    Slamet bertemu susi. Susi menangis melihat Slamet. Slamet dengan rasa bersalah memandang

    susi. Mereka hanya saling berpandangan. Dan seolah-olah sudah saling memafkan.

    3.

    Akhirnya mereka duduk di becak dan merasa bersyukur.

    CLOSING

    Susi dan Slamet melintas di plengkung Gading. Susi mengajak Slamet kapan-kapan jalan-jalan lagi.

    Slamet mau asal Susi berjanji tidak akan bertengkar lagi, tapi Susi dengan manja menjawab, Mboh

    aku ra janji!!! Wah Kamu kok ngono Suss!!!

    http://filmpelajar.com/tutorial/penokohan

    Basic Story

    Ditulis oleh Edi Cahyono - Ditayangkan pada 17 Oktober 2009

    Basic story. Bagaimana membuat atau membangun sebuah rumah yang bagus dan indah? Apakah

    langsung membangun seperti yang ada dalam bayangan kita? Tentu saja tidak. Yang pertama

    dilakukan adalah membuat sketsa atau coretan gambar rumah akan berbentuk seperti apa. Itulah yang

    harus dilakukan untuk membuat sebuah basic story.

    Jika ide cerita atau tema hanya ditulis dengan satu kalimat yang kuat, maka dalam basic story ide

    tersebut dikembangkan kedalam basic story, yang isinya tidak lebih dari satu halaman folio dengan

    spasi satu setengah dan font times new roman ukuran 12. Biasanya basic story berkisar setengah

    halaman saja. Isi dari basic story itu ada keterangan tempat dan waktu, keterangan tokoh-tokoh yang

    muncul dalam cerita, problem-problem utama, serta penyelesaian. Jangan malu-malu untuk menulis

    akhir dari cerita yang dibuat, jangan disimpan-simpan sendiri atau untuk membuat surprise orang.

    Tidak ada orang yang bisa anda kejutkan dalam proses penulisan skenario.

  • 7/25/2019 Belajar Film

    46/52

    1. Tokoh utama dan tokoh-toko penting.

    Pertanyaan pertama yang dilontarkan adalah Siapa karakter utama / tokoh utama / protagonisnya -

    seseorang / sesuatu (bisa benda, hewan atau tumbuhan) yang menjadi pusat atau jantung dari

    film? Tokoh utama harus jelas! Karena tokoh utama adalah obyek yang diceritakan, maka sejak awal

    sudah harus dinilai apakah obyek penting itu menarik atau tidak.

    Apa yang tokoh utama inginkan?

    2. Alur cerita utama/Plot utama dan problem utama.

    Yakni uraian lebih jelas dari plot utama. Yang sudah bisa membayangkan apa yang menjadi problem

    utama, bagaimana kekuatan dramatik cerita, serta keindahannya sebagai cerita.

    Dalam film Bedjo van Derlaak, Kisah seorang tentara Indonesia yang terpisah dari regunya kemudian

    bertemu seorang tentara belanda, yang pada saat bersamaan harus membantu seorang perempuan

    hamil untuk melahirkan. Terlihat bahwa problem utama memiliki resiko yang fatal. Disatu sisi tentara

    Indonesia ingin membunuh tentara belanda, di sisi lain dia harus membantu seorang perempuan yangakan melahirkan.

    3. Klimaks dan penyelesaian

    Dengan tercantumnya klimaks dan penyelesaian dalam Basic story, maka akan bisa dinilai apakah

    langkah Action yang tertera dalam basic story memang cukup kuat untuk sampai pada klimaks?

    Apakah informasi yang diberikan cukup memberi penyelesaian yang dimaksud?

    Premise

    Ditulis oleh Edi Cahyono - Ditayangkan pada 17 Oktober 2009

    Apa itu Premise?

    Premise adalah pokok pemikiran, kesimpulan filosofis, pesan atau pesan moral. Beberapa

    filmmaker/sineas keberatan menggunakan istilah pesan/pesan moral karena mereka tidak maumenggurui penonton, mereka lebih menyukai dengan istilah isi cerita.

    Premise harus ditetapkan oleh penulis sejak mulai mengkonsep sebuah cerita karena sebetulnya yang

    pokok mau disampaikan oleh penulis adalah Premise.

    Dalam buku The Art of Dramatic Writing (1977), Lajos Egri mengatakan:

  • 7/25/2019 Belajar Film

    47/52

    Semua mempunyai tujuan dan pesan. Setiap detik dalam kehidupan kita adalah sebuah pesan, sadar

    atau tidak. Pesan mungkin bisa sangat sederhana seperti halnya bernapas atau sebuah keputusan

    emosional yang sulit, tetapi selalu ada. Sebuah film yang bagus harus mempunyai formula pesan.

    Tidak ada ide atau gagasan atau sebuah situasi, tidaklah cukup untuk membawa kesimpulan yang

    masuk akal tanpa sebuah pesan yang jelas.

    Sebuah pesan yang bagus berasal dari emosi -cinta, kebencian, cemburu, takut, keberanian, nafsu,

    dll dan mengelilingi karakter, konflik, dan penyelesaian. Coba jabarkan sebuah cerita menjadi

    sebuah premise. Sampaikan dalam kalimat yang singkat dan padat. Jika masih kesulitan berarti

    seorang penulis belum paham apa yang mau disampaikan dalam cerita.

    (Kejahatan) membawa (kekalahan) tetapi

    (Kebaikan) membawa (kesuksesan).

    Contoh: Film Die Hard

    (Ketamakan dan keserakahan) membawa (kerusakan dan kematian) tetapi (Pengorbanan/Cinta)

    membawa (kehidupan dan kegembiraan).

    Contoh: Film Bedjo van Derlaak

    Peperangan/kekerasan hanya akan membawa kematian/kerusakan, tetapi dengan

    perdamaian/kerjasama akan membawa kehidupan/keselamatan.

    Isi cerita adalah bagian film yang amat penting, karena faktor ini menentukan untuk mengetahui bobot

    suatu film, disamping mutu keindahan penyajian secara filmik. Artinya film dianggap bermutu

    apabila:

    a. Bobot isi cerita, pesan, kesimpulan filosofis, dan

    b. Indah penyajian filmnya.

    Kalau bobot isi cerita bagus tapi penyajiannya jelek makan penonton akan bilang: film ini sebetulnya

    bagus, tetapi enggak enak dilihat. Atau sebaliknya, Film ini enak dilihat, tetapi nggak jelas mau

    ngomong apa.

  • 7/25/2019 Belajar Film

    48/52

    Bahan dari:

    H.Misbach Yusa Biran. Teknik Menulis Skenario Film Cerita. Jakarta, PT Dunia Pustaka Jaya, 2006

    http://www.moralpremise.com/download/TMP-MMIntro.pdf

    http://www.fathom.com/course/21701762/sessions.html

    Sinopsis

    Ditulis oleh Edi Cahyono - Ditayangkan pada 17 Oktober 2009

    Kalau film yang akan digarap berdasarkan dari gagasan yang dimulai dengan penentuan tema, maka

    Sinopsis merupakan pengembangan dari Dasar Cerita. Sinopsis kurang lebih adalah ringkasan cerita

    yang berisi:

    1.

    Garis besar jalan cerita.

    2.

    Tokoh protagonis.

    3.

    Tokoh antagonis.

    4.

    Tokoh penting yang menunjang plot utama/jalan cerita utama.

    5. Terdapat problem utama dan problem-problem penting yang berpengaruh pada jalan cerita.

    6. Motif utama dan motif-motif pembantu Action yang penting.

    7. Klimaks dan penyelesaian

    8.

    Kesimpulan.

    Penjelasan dari poin-poin di atas adalah sebagai berikut:

    1. Garis besar jalan cerita.

    Meski cerita diuraikan secara ringkas, namun harus memperlihatkan alur cerita yang jelas.

    2. Tokoh protagonis dan Tokoh antagonis.

    Tokoh protagonis harus dijelaskan siapakah dia? Apa keinginannya? Apa kejelekannya?

    Kelebihannya? Bagaimana membuat simpati padanya?

    Tokoh Antagonis harus dijelaskan siapa dia? Kenapa dia harus menghambat tokoh

    protagonis? Apa alasannya? Apa kemampuannya untuk membuat penonton antipati?

    3. Tokoh penting yang menunjang plot utama/jalan cerita utama.

    Tokoh-tokoh yang penting untuk menunjang plot utama atau alur utama. Teman Protagonis atau

    Antagonis. Penggambaran tokoh ini sudah harus jelas ketika tokoh ini membuat bagian penting dalam

    bergulirnya sebuah cerita.

  • 7/25/2019 Belajar Film

    49/52

    4. Problem Utama

    Harus terlihat problem utama yang melahirkan alur utama cerita. Problem utama itulah yang membuat

    sasaran perjuangan protagonis sampai akhir.

    5. Motif utama

    Penilaian atas motif utama sejalan dengan problem utama, yakni apakah motif utama mendorong

    protagonis melahirkan cerita memang sesuai dengan problem utama yang melahirkannya.

    6. Klimaks dan Penyelesaian

    Pencapaian klimaks merupakan hal yang amat penting untuk dinilai karena klimaks adalah puncak

    dari tangga dramatik. Jika diandaikan klimaks harus berada tepi tebing yang curam dan sangat

    berbahaya. Alur cerita harus membawa protagonis ke arah tebing yang berbahaya!

    7. Kesimpulan

    Apa yang ingin disampaikan dalam cerita harus bisa disimpulkan dalam sinopsis. Jika dalam sinopsis

    belum bisa disimpulkan maka perlu ada tambahan informasi yang jelas.

    Contoh sinopsis:

    Sinopsis Bedjo Van Derlaak

    Bedjo adalah seorang tentara Indonesia yang ikut bergerilya saat Belanda melakukan agresi yang

    kedua pada tahun 1949. Ditengah-tengah perjalanan, mereka diserang oleh sepasukan tentara

    Belanda. Pertempuran pun tak terelakkan. Bedjo, salah satu tentara dari pasukan Indonesia terpisahdari pasukan. Kemudian Bedjo menemukan sebuah rumah di tengah hutan yang di dalamnya terdapat

    Maryam seorang perempuan yang akan melahirkan dan seorang tentara Belanda bernama Hendrik

    Van Derlaak yang selalu berpindah tugas. Bedjo menyerang Hendrik karena mengira, Hendrik akan

    memperkosa Maryam. Tetapi Bedjo kaget saat melihat Maryam yang sedang hamil. Mendapat

    kesempatan menyerang, Hendrik berbalik menghajar Bedjo. Bedjo sadar bahwa Hendrik ternyata

    hendak menolong Maryam. Ketidaktahuan Bedjo tentang perempuan hamil membuat dia serba salah.

    Akhirnya Bedjo menuruti yang diperintahkan Hendrik untuk membantu kelahiran Maryam. Kedua

    tentara tersebut terjebak di dalam suasana yang sulit. Saat menunggu detik-detik Maryam melahirkan

    mereka bertiga berkeluh kesah. Bedjo yang bercerai gara-gara sering meninggalkan isterinya

    berjuang. Maryam seorang isteri pejuang yang dituduh selingkuh karena hamil setelah ditinggal

    pergi suaminya be