hidrologi kuliah ii

Upload: vazar-shodiq

Post on 12-Apr-2018

263 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 Hidrologi Kuliah II

    1/25

    2. HUJAN

    Semua bentuk air yang jatuh ke permukaanbumi (dari atmosfir) (PRECIPITATION,

    RAINFALL, RAIN, STORM, SNOWFALL, DEW)

    Proses: Uap air aerosol kondensasi berat sendiri butiran akibat gravitasi lebih

    besar dari tegangan permukaan

    jatuhsebagai HUJAN (sampai permukaan bumiatau sebagian besar menguap kembali).

  • 7/21/2019 Hidrologi Kuliah II

    2/25

    Sumber: Chow et al, 1988

  • 7/21/2019 Hidrologi Kuliah II

    3/25

    Jenis Hujan

    (berdasar gaya angkat)

    1. Hujan KONVEKTIF (intensitas tinggi, waktusingkat, daerah tidak luas),

    2. Hujan OROGRAFIK (tergantung luasan barierdan uap air tersedia),

    3. Hujan SIKLONIK (intensitas sedang, mencakup

    daerah luas, waktu lama).

  • 7/21/2019 Hidrologi Kuliah II

    4/25

    Sumber: Bayong Tjasyono, 2004

    Hujan Orografik dan Daerah Bayangan Hujan

    Hujan Konvergensi (a) dan Hujan Frontal (b)

  • 7/21/2019 Hidrologi Kuliah II

    5/25

    Jenis hujan menurut

    intensitasnya

    1. Hujan ringan: rintik-rintik sampai 2,5 mm/jam,

    2. Hujan sedang: 2,5 mm/jam sampai 7.5mm/jam,

    3. Hujan lebat: lebih besar dari 7,5 mm/jam

  • 7/21/2019 Hidrologi Kuliah II

    6/25

    Penakar Hujan (raingauge)

    1. Penakar Biasa (symons, USNWS) dicatatpada waktu (pukul) tertentu, biasanya pk 7.00

    pagi (setiap hari),

    hujan 24 jam.2. Penakar Otomatis (tipping bucket, float,

    weighting) direkam setiap saat tersambungdengan kertas perekam durasi hujan dapat

    dipilih.

  • 7/21/2019 Hidrologi Kuliah II

    7/25

    Sumber: Handoko, 1995 Pengukur Hujan Otomatis

    Pengukur Hujan Laboratorium

  • 7/21/2019 Hidrologi Kuliah II

    8/25

    Sumber: Suyono S dan K Takeda, 1983

    Alat Ukur Hujan Otomatis Jenis Sifon

    Alat Ukur Hujan Tertanam

  • 7/21/2019 Hidrologi Kuliah II

    9/25

    Sumber: Suyono S dan K Takeda, 1983

  • 7/21/2019 Hidrologi Kuliah II

    10/25

    Sumber: Balai SDA POO DIY, 2006

  • 7/21/2019 Hidrologi Kuliah II

    11/25

    Record of Automatic Rain-gauge

    Sumber: Balai SDA POO DIY, 2006

  • 7/21/2019 Hidrologi Kuliah II

    12/25

  • 7/21/2019 Hidrologi Kuliah II

    13/25

    Kerapatan jaringan stasiun

    hujan (WMO)1. Daerah dataran (mediteran dan tropikal): ideal - 1

    (satu) stasiun untuk luasan 600-900 km2, dapatditerima 1 (satu) stasiun untuk 900-3000 km2,

    2. Daerah pegunungan (mediteran dan tropikal):ideal 1 (satu) stasiun untuk 100-250 km2, dapatditerima 1 (satu) stasiun untuk 250-1000 km2,

    3. Daerah kering (gurun) dan sekitar kutub: 1 (satu)untuk luasan 1500-10000 km2.

  • 7/21/2019 Hidrologi Kuliah II

    14/25

    Karakter HUJAN(depth, duration, intensity,

    distributions)

    Kedalaman hujan (rainfall depth, h) tebal hujanpersatuan wilayah tangkapan,

    Durasi hujan (rainfall durations, d) lama hujan

    Intensitas hujan (intencity, i)= kedalaman hujan

    persatuan waktu (i = h/d),

    Sebaran (distribution): cakupan hujan terhadapdaerah, sebaran berbentuk ellips, puncak hujan

    terpusat pada pusat ellips.

  • 7/21/2019 Hidrologi Kuliah II

    15/25

    Empirical Formula for Rainfall

    Intensity

    Talbot (1881) =

    Sherman (1905) =

    Ishiguro =

    Mononobe =

    bt

    ai =

    bt

    ai

    +=

    m

    tRi )24(2424=

  • 7/21/2019 Hidrologi Kuliah II

    16/25

    Hujan Kawasan (arealrainfall)

    Hujan yang tercatat pada stasiun hujan hujan titik (point rainfall)

    Hujan yang dipakai dalam analisis adalah hujan rerata kawasan/tangkapan(areal rainffal)

    Methoda mengalihkan hujan titik ke hujan kawasan: arithmetic mean,thiessen mean, isohyetal mean

  • 7/21/2019 Hidrologi Kuliah II

    17/25

    Persamaan hujan kawasan:

    Arithmetic mean:

    Thiessen mean :

    Isohyetal mean:

    =

    =

    n

    i

    iR

    nR

    1

    1

    ==

    n

    iii

    RwR

    1

    =

    =n

    i

    risisi RwR

    1

    2

    21 isis

    ris

    RRR

    +

    =

    T

    iis

    iisA

    Aw =

  • 7/21/2019 Hidrologi Kuliah II

    18/25

    Arithmetic method of areal rainfall computation

    Sumber: Chow et al, 1988

  • 7/21/2019 Hidrologi Kuliah II

    19/25

    Thiessen method of areal rainfall computation

    Sumber: Chow et al, 1988

  • 7/21/2019 Hidrologi Kuliah II

    20/25

    Isohyetal method of areal rainfall computation

    Sumber: Chow et al, 1988

  • 7/21/2019 Hidrologi Kuliah II

    21/25

    Persiapan data hujan

    Sebelum data hujan dipakai dalam analisis perlu dicek terlebih dahulu kelengkapan data yangmeliputi: kontinuitas dan konsistensi data.

    Kontinuitas mengisi data-data yang hilang(tidak lengkap) pada stasiun tertentu, normalratio method

    Konsistensi melihat kepanggahan data dariwaktu ke-waktu dengan tes kecenderungan double-mass curve

  • 7/21/2019 Hidrologi Kuliah II

    22/25

    1. normal ratio method

    2. double-mass curve

    Sumber:

    Subramanya, 1986

  • 7/21/2019 Hidrologi Kuliah II

    23/25

    Latihan-1.

    Lima buah stasiun hujan terletak pada koordinat A(0;0), B(5;-4),C(9;3), D(6;10), dan E(2;6), pada sebuah Daerah TangkapanAliran Sungai (CA) yang berbentuk lingkaran dengan pusat

    pada koordinat (4;3) dan garis tengah 14 (satuan dalam km).Pada masing-masing stasiun hujan didapat catatan hujanharian (R24) berturutan sebesar 15, 6, 35, 60, dan 25 mm.

    Hitung intensitas hujan kawasan pada durasi 15 menit, biladipakai cara Mononobe, m=0,47, hujan harian kawasan

    dihitung dengan cara thiessen, gambarkan pula isohyet padaCA tersebut.

  • 7/21/2019 Hidrologi Kuliah II

    24/25

    Penyelesaian:

    Sta Ri(mm) Ai(km2) wi Ri.wi

    A 15 34.5 0.22 3.36

    B 6 21.5 0.14 0.84C 35 38.3 0.25 8.70

    D 60 16.5 0.11 6.43

    E 25 43.2 0.28 7.01

    = 154 1 26.34

    i15= 9.38 m/jam

    Poligon Thiessen

  • 7/21/2019 Hidrologi Kuliah II

    25/25

    Isohyet