infeksi intrauterin

Upload: rismaya-novitasari

Post on 12-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 INFEKSI INTRAUTERIN

    1/8

    INFEKSI INTRAUTERIN

    DEFINISI

    Infeksi intrauterin atau korioamnionitis merupakan infeksi secara klinis padacairan amnion, selaput korioamnion dan atau uterus yang timbul segera sebelum atau

    pada saat persalinan yang disebabkan oleh bakteri1,2. Penelitian membuktikan bahwa

    insiden dari infeksi intrauterin adalah 0,5-2 dari semua persalinan, dan dihubungkan

    dengan 20-!0 kasus sepsis neonatal dini dan pneumonia1,". Pada kehamilan cukup

    bulan, insiden ter#adi pada sekitar 5 kehamilan!. Infeksi ini berhubungan dengan

    ketuban pecah dini dan persalinan lama. $ekitar 25 infeksi intrauterin disebabkan

    oleh ketuban pecah dini. %akin lama #arak antara ketuban pecah dengan persalinan,

    makin tinggi pula risiko morbiditas dan mortalitas ibu dan #anin&,'.

    ETIOLOGI

    (rganisme penyebab dari korioamnionitis seringkali multipel. )ibbs, dkk

    *1+'2 mengidentifikasikan mikroorganisme yang ditemukan dalam cairan amnion

    pasien dengan korioamnionitis yaitu akteroides $p *25, )ardnerella aginalis

    *2!, grup / streptokokus *12, streptokokus aerob #enis lain *1", .coli *10,

    dan gram negatif lain *10. ampir semua bakteri dalam penelitian tersebut

    merupakan bakteri yang ditemukan pada sediaan apus wanita dengan aginosis

    bakterial. $ehingga banyak penelitian menghubungkan ke#adian korioamnionitis

    dengan aginosis bakterial+.

    PATOFISIOLOGI

    orioamnionitis ter#adi akibat infeksi asenden mikroorganisme dari seriks

    dan agina setelah ter#adinya ketuban pecah dan persalinan',10. $elain itu dapat pula

    akibat infeksi transplasental yang merupakan penyebaran hematogen dan bakteremia

    maternal dan induksi bakteri pada cairan amnion akibat iatrogenik pada pemeriksaan

    amniosintesis, pasca transfusi intrauterin dan kordosintesis. 3aktor risiko ter#adinya

    korioamnionitis adalah waktu antara ketuban pecah dan persalinan, penggunaan

    monitor fetal internal, #umlah pemeriksaan dalam selama persalinan, nulipara, dan

    adanya bakterial aginosis.

  • 7/23/2019 INFEKSI INTRAUTERIN

    2/8

    )ambar 1. 4empat potensial infeksi bakteri di uterus11.

    orioamnionitis ter#adi paling sering saat persalinan sesudah pecahnya selaput

    ketuban. alaupun sangat #arang, korioamnionitis dapat #uga ter#adi pada keadaan

    dimana selaput ketuban masih intak12.

    $ebanyak " dari neonatus yang lahir dari ibu dengan korioamnionitis dengan

    pecahnya selaput ketuban 6 2! #am sebelum persalinan, akan menderita bakteremia.

    ila pecahnya selaput ketuban ter#adi 72! #am maka sebanyak 1& neonatus akan

    mengalami bakteremia11.

    Pada keadaan selaput ketuban yang masih intak, korioamnionitis sangat #arang

    ter#adi. al ini mungkin disebabkan oleh infeksi Listeria monosytogenes, yangmerupakan batang gram positif anaerob, yang menginfeksi #anin secara hematogen

    *infeksi transplasental dan dapat menyebabkan kematian #anin. )e#ala pada ibu dapat

    asimtomatis atau hanya berupa demam ringan dan #arang menyebabkan sepsis pada

    ibu. $treptokokus grup 8 #uga dapat menyebakan infeksi #anin dan rongga amnion

    pada selaput ketuban yang masih intak11.

    (rganisme penyebab infeksi menyebar pertama kali ke dalam ruang korio

    desidua, dan pada beberapa kasus dapat melintas melalui membran korioamnion yang

    masih utuh dan masuk ke dalam cairan amnion, sehingga menyebabkan infeksi pada

    #anin12.

    1

  • 7/23/2019 INFEKSI INTRAUTERIN

    3/8

    $etiap kehamilan dengan korioamnionitis merupakan faktor risiko penyebab

    prematuritas dan ketuban pecah dini. anyak penelitian yang menghubungkan antara

    korioamnionitis dengan persalinan prematur. 4eori yang paling banyak dipergunakan

    saat ini adalah teori inasi bakteri dari ruang koriodesidua, yang memulai ter#adinya

    proses persalinan preterm. al ini dikarenakan pelepasan endotoksin dan eksotoksinoleh bakteri akan mengakitiasi desidua dan membran fetus untuk memproduksi

    beberapa sitokin, yang diantaranya tumor nekrosis factor-*493- :, interleukin-1:,

    interleukin-1/, interleukin-;, interleukin-', dan granulosite coloni stimulating factor

    *)

  • 7/23/2019 INFEKSI INTRAUTERIN

    4/8

    1. ?emam *suhu intrapartum 7 100.!@ 3 atau 7 "&,'@

  • 7/23/2019 INFEKSI INTRAUTERIN

    5/8

    ?ari pemeriksaan-pemeriksaan diatas tidak satupun yang cukup sensitif dan

    spesifik digunakan secara tersendiri terlepas dari ge#ala dan tanda klinis untuk

    mendiagnosis korioamnionitis.

    4elah disebutkan sebelumnya bahwa ter#adinya korioamnionitis berhubungan

    dengan ketuban pecah dini. Entuk mendiagnosa adanya ketuban pecah dapatdilakukan pemeriksaan inspekulo *untuk melihat adanya genangan atau rembesan

    cairan amnion, nitraFin tes, tes daun pakis, tes eaporasi, E$), fluoresen

    intraamnonitik, tes diamin oksidase, fibronektin #anin dan pemeriksaan 83P pada

    sekret agina'.

    PENATALAKSANAAN

    orioamnionitis diterapi antimikroba dan #anin dilahirkan tanpa memandang

    usia gestasi. 8ntibiotika yang diberikan adalah antibiotika intraena berspektrum luas.

    Entuk sebagian besar kasus, cukup digunakan antibiotika tunggal. 4erdapat penelitian

    yang membuktikan bahwa pemberian antibiotika intrapartum dibandingkan dengan

    postpartum akan menurunkan ke#adian sepsis G pneumonia neonatal dan morbiditas

    postpartum ibu. $tandar baku #enis pemberian antibiotika untuk korioamnionitis akut

    belum ada, banyak studi melakukan ealuasi terhadap pemberian antibiotika. 4erdapat

    studi yang merekomendasikan pemberian ampisilin *2 g setiap ; #am ditambah

    dengan gentamisin *1,0-1,5mgBkg setiap ' #am1!. 8mpisilin diberikan sebagai pilihan

    pertama karena dapat melintasi plasenta dengan cepat *6"0 menit dalam konsentrasi

    tinggi *rasio darah maternalBdarah umbilicus 0,&1. =egimen intraena yang

    direkomendasikan termasuk cefoAitin *!H2gr, cefotetan *2A2gr, piperasilin atau

    meFlocilin *!A"-!gr, ampisilin sulbaktam *!A"gr, tikarsilinBklaulanat *!A"gr. Padakasus yang lebih berat misalnya pada sepsis dapat diberikan terapi kombinasi yang

    terdiri dari penisilin atau ampisilin, aminoglikosida dan agen anaerob seperti

    klindamisin *"A+00gr. iteratur lain mengan#urkan pemberian gentamisin

    5mgBkgBhari dosis tunggal10. Pada korioamnionitis lama pemberian antibiotika

    belum ada standar baku. Pemberian antibiotika intraena dapat dilan#utkan hingga !'-

    &2 #am bebas demam, kemudian dilan#utkan dengan antibiotika oral. epustakaan lain

    menyarankan pemberian terapi parenteral hingga 1-2 hari postpartum, tanpa tambahan

    antibiotika oral sesudahnya1!.

    Pilihan cara persalinan pada kasus korioamnionitis sebaiknya peraginam.

    Jika persalinan tidak timbul spontan, maka dilakukan induksi persalinan, baik dengan

    medikamentosa atau mekanik15. Persalinan perabdominam meningkatkan risiko

    demam postpartum akibat infeksi *endometritis pada ibu. ndometritis dapat ter#adi

    pada "0 pasien dengan persalinan perabdominam, dibandingkan risiko pada

    persalinan peraginam hanya 10. %orbiditas ibu meningkat 5A lipat pada persalinan

    perabdominam #ika dibandingkan dengan persalinan peraginam'. 9amun persalinan

    perabdominam dapat dipertimbangkan bila persalinan diperkirakan belum selesai

    dalam interal 12 #am setelah diagnosis ditegakkan. al ini didasarkan dari suatu

    penelitian yang mengemukakan tidak terdapatnya perbedaan peningkatan infeksi

    neonatus #ika #arak antara diagnosis korioamnionitis dan persalinan 6 12 #am, namunpeningkatan ke#adian infeksi neonatus setelah interal 12 #am belum dapat dipastikan.

    !

  • 7/23/2019 INFEKSI INTRAUTERIN

    6/8

    Pada suatu penelitian persalinan perabdominam berhubungan dengan meningkatnya

    ke#adian atonia uteri, perawatan ibu di I

  • 7/23/2019 INFEKSI INTRAUTERIN

    7/8

    KESIMPULAN

    orioamnionitis merupakan penyebab terpenting ter#adinya peningkatan

    morbiditas maternal dan mortalitas perinatal seperti sepsis, respiratory distress,

    ke#ang, perdarahan intraentrikular dan berat lahir rendah pada bayi dan sepsis,endometritis pasca persalinan dan infeksi luka pada ibu, selain itu korioamnionitis

    merupakan faktor penyebab utama dari persalinan preterm.

    Pilihan persalinan pada kasus korioamnionitis masih kontroersial. Persalinan

    perabdominam pada korioamnionitis dapat menyebabkan morbiditas ibu meningkat

    5A lipat #ika dibandingkan dengan persalinan peraginam. Persalinan peraginam

    lebih baik dilakukan dengan syarat persalinan dapat dicapai sebelum 12 #am setelah

    diagnosis korioamnionitis ditegakkan.

    ;

  • 7/23/2019 INFEKSI INTRAUTERIN

    8/8

    DAFTAR PUSTAKA

    1. 9ewton, dward =. Layasan ina Pustaka

    $arwono Prawirohard#oK 2001> 255-'

    ". )oldstein, Mimmer, tan M, et al. Intraamniotic Infection in 4he Dery arly

    Phase of 4he $econd 4rimester. 8m J (bstet )ynecol. (ctober 1++0K 12;1-

    12;"

    !. 8leAander J%, eeno J. 2&!-'

    5. uleihel %, )olan , allak %, et al. Intrauterine infectionBInflammation

    ?uring Pregnancy and (ffspring rain ?amage> Possible %echanisms

    Inoled. =eproductie iology and ndocrinology. iomed BBwww.rbe#.com

    ;. igh =isk

    Pregnancy and ?eliery, 2nded. $t ouis> %osby Lear ookK 1++"> 100-11"

    +. )ibbs =$, $weet =, ?ufP. %aternal and 3etal Infectious ?isorder.

    %aternal-3etal %edicine 5th

    ed. Philadelphia> $aunders, 200!> p &!1-++10. )raett 9), $ampson J. (ther Infectious $aunders 51"-5

    11. )oldenberg =, auth J 1&+> 12;1-;

    &

    http://www.rbej.com/http://www.rbej.com/