infeksi intrauterin
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 INFEKSI INTRAUTERIN
1/8
INFEKSI INTRAUTERIN
DEFINISI
Infeksi intrauterin atau korioamnionitis merupakan infeksi secara klinis padacairan amnion, selaput korioamnion dan atau uterus yang timbul segera sebelum atau
pada saat persalinan yang disebabkan oleh bakteri1,2. Penelitian membuktikan bahwa
insiden dari infeksi intrauterin adalah 0,5-2 dari semua persalinan, dan dihubungkan
dengan 20-!0 kasus sepsis neonatal dini dan pneumonia1,". Pada kehamilan cukup
bulan, insiden ter#adi pada sekitar 5 kehamilan!. Infeksi ini berhubungan dengan
ketuban pecah dini dan persalinan lama. $ekitar 25 infeksi intrauterin disebabkan
oleh ketuban pecah dini. %akin lama #arak antara ketuban pecah dengan persalinan,
makin tinggi pula risiko morbiditas dan mortalitas ibu dan #anin&,'.
ETIOLOGI
(rganisme penyebab dari korioamnionitis seringkali multipel. )ibbs, dkk
*1+'2 mengidentifikasikan mikroorganisme yang ditemukan dalam cairan amnion
pasien dengan korioamnionitis yaitu akteroides $p *25, )ardnerella aginalis
*2!, grup / streptokokus *12, streptokokus aerob #enis lain *1", .coli *10,
dan gram negatif lain *10. ampir semua bakteri dalam penelitian tersebut
merupakan bakteri yang ditemukan pada sediaan apus wanita dengan aginosis
bakterial. $ehingga banyak penelitian menghubungkan ke#adian korioamnionitis
dengan aginosis bakterial+.
PATOFISIOLOGI
orioamnionitis ter#adi akibat infeksi asenden mikroorganisme dari seriks
dan agina setelah ter#adinya ketuban pecah dan persalinan',10. $elain itu dapat pula
akibat infeksi transplasental yang merupakan penyebaran hematogen dan bakteremia
maternal dan induksi bakteri pada cairan amnion akibat iatrogenik pada pemeriksaan
amniosintesis, pasca transfusi intrauterin dan kordosintesis. 3aktor risiko ter#adinya
korioamnionitis adalah waktu antara ketuban pecah dan persalinan, penggunaan
monitor fetal internal, #umlah pemeriksaan dalam selama persalinan, nulipara, dan
adanya bakterial aginosis.
-
7/23/2019 INFEKSI INTRAUTERIN
2/8
)ambar 1. 4empat potensial infeksi bakteri di uterus11.
orioamnionitis ter#adi paling sering saat persalinan sesudah pecahnya selaput
ketuban. alaupun sangat #arang, korioamnionitis dapat #uga ter#adi pada keadaan
dimana selaput ketuban masih intak12.
$ebanyak " dari neonatus yang lahir dari ibu dengan korioamnionitis dengan
pecahnya selaput ketuban 6 2! #am sebelum persalinan, akan menderita bakteremia.
ila pecahnya selaput ketuban ter#adi 72! #am maka sebanyak 1& neonatus akan
mengalami bakteremia11.
Pada keadaan selaput ketuban yang masih intak, korioamnionitis sangat #arang
ter#adi. al ini mungkin disebabkan oleh infeksi Listeria monosytogenes, yangmerupakan batang gram positif anaerob, yang menginfeksi #anin secara hematogen
*infeksi transplasental dan dapat menyebabkan kematian #anin. )e#ala pada ibu dapat
asimtomatis atau hanya berupa demam ringan dan #arang menyebabkan sepsis pada
ibu. $treptokokus grup 8 #uga dapat menyebakan infeksi #anin dan rongga amnion
pada selaput ketuban yang masih intak11.
(rganisme penyebab infeksi menyebar pertama kali ke dalam ruang korio
desidua, dan pada beberapa kasus dapat melintas melalui membran korioamnion yang
masih utuh dan masuk ke dalam cairan amnion, sehingga menyebabkan infeksi pada
#anin12.
1
-
7/23/2019 INFEKSI INTRAUTERIN
3/8
$etiap kehamilan dengan korioamnionitis merupakan faktor risiko penyebab
prematuritas dan ketuban pecah dini. anyak penelitian yang menghubungkan antara
korioamnionitis dengan persalinan prematur. 4eori yang paling banyak dipergunakan
saat ini adalah teori inasi bakteri dari ruang koriodesidua, yang memulai ter#adinya
proses persalinan preterm. al ini dikarenakan pelepasan endotoksin dan eksotoksinoleh bakteri akan mengakitiasi desidua dan membran fetus untuk memproduksi
beberapa sitokin, yang diantaranya tumor nekrosis factor-*493- :, interleukin-1:,
interleukin-1/, interleukin-;, interleukin-', dan granulosite coloni stimulating factor
*)
-
7/23/2019 INFEKSI INTRAUTERIN
4/8
1. ?emam *suhu intrapartum 7 100.!@ 3 atau 7 "&,'@
-
7/23/2019 INFEKSI INTRAUTERIN
5/8
?ari pemeriksaan-pemeriksaan diatas tidak satupun yang cukup sensitif dan
spesifik digunakan secara tersendiri terlepas dari ge#ala dan tanda klinis untuk
mendiagnosis korioamnionitis.
4elah disebutkan sebelumnya bahwa ter#adinya korioamnionitis berhubungan
dengan ketuban pecah dini. Entuk mendiagnosa adanya ketuban pecah dapatdilakukan pemeriksaan inspekulo *untuk melihat adanya genangan atau rembesan
cairan amnion, nitraFin tes, tes daun pakis, tes eaporasi, E$), fluoresen
intraamnonitik, tes diamin oksidase, fibronektin #anin dan pemeriksaan 83P pada
sekret agina'.
PENATALAKSANAAN
orioamnionitis diterapi antimikroba dan #anin dilahirkan tanpa memandang
usia gestasi. 8ntibiotika yang diberikan adalah antibiotika intraena berspektrum luas.
Entuk sebagian besar kasus, cukup digunakan antibiotika tunggal. 4erdapat penelitian
yang membuktikan bahwa pemberian antibiotika intrapartum dibandingkan dengan
postpartum akan menurunkan ke#adian sepsis G pneumonia neonatal dan morbiditas
postpartum ibu. $tandar baku #enis pemberian antibiotika untuk korioamnionitis akut
belum ada, banyak studi melakukan ealuasi terhadap pemberian antibiotika. 4erdapat
studi yang merekomendasikan pemberian ampisilin *2 g setiap ; #am ditambah
dengan gentamisin *1,0-1,5mgBkg setiap ' #am1!. 8mpisilin diberikan sebagai pilihan
pertama karena dapat melintasi plasenta dengan cepat *6"0 menit dalam konsentrasi
tinggi *rasio darah maternalBdarah umbilicus 0,&1. =egimen intraena yang
direkomendasikan termasuk cefoAitin *!H2gr, cefotetan *2A2gr, piperasilin atau
meFlocilin *!A"-!gr, ampisilin sulbaktam *!A"gr, tikarsilinBklaulanat *!A"gr. Padakasus yang lebih berat misalnya pada sepsis dapat diberikan terapi kombinasi yang
terdiri dari penisilin atau ampisilin, aminoglikosida dan agen anaerob seperti
klindamisin *"A+00gr. iteratur lain mengan#urkan pemberian gentamisin
5mgBkgBhari dosis tunggal10. Pada korioamnionitis lama pemberian antibiotika
belum ada standar baku. Pemberian antibiotika intraena dapat dilan#utkan hingga !'-
&2 #am bebas demam, kemudian dilan#utkan dengan antibiotika oral. epustakaan lain
menyarankan pemberian terapi parenteral hingga 1-2 hari postpartum, tanpa tambahan
antibiotika oral sesudahnya1!.
Pilihan cara persalinan pada kasus korioamnionitis sebaiknya peraginam.
Jika persalinan tidak timbul spontan, maka dilakukan induksi persalinan, baik dengan
medikamentosa atau mekanik15. Persalinan perabdominam meningkatkan risiko
demam postpartum akibat infeksi *endometritis pada ibu. ndometritis dapat ter#adi
pada "0 pasien dengan persalinan perabdominam, dibandingkan risiko pada
persalinan peraginam hanya 10. %orbiditas ibu meningkat 5A lipat pada persalinan
perabdominam #ika dibandingkan dengan persalinan peraginam'. 9amun persalinan
perabdominam dapat dipertimbangkan bila persalinan diperkirakan belum selesai
dalam interal 12 #am setelah diagnosis ditegakkan. al ini didasarkan dari suatu
penelitian yang mengemukakan tidak terdapatnya perbedaan peningkatan infeksi
neonatus #ika #arak antara diagnosis korioamnionitis dan persalinan 6 12 #am, namunpeningkatan ke#adian infeksi neonatus setelah interal 12 #am belum dapat dipastikan.
!
-
7/23/2019 INFEKSI INTRAUTERIN
6/8
Pada suatu penelitian persalinan perabdominam berhubungan dengan meningkatnya
ke#adian atonia uteri, perawatan ibu di I
-
7/23/2019 INFEKSI INTRAUTERIN
7/8
KESIMPULAN
orioamnionitis merupakan penyebab terpenting ter#adinya peningkatan
morbiditas maternal dan mortalitas perinatal seperti sepsis, respiratory distress,
ke#ang, perdarahan intraentrikular dan berat lahir rendah pada bayi dan sepsis,endometritis pasca persalinan dan infeksi luka pada ibu, selain itu korioamnionitis
merupakan faktor penyebab utama dari persalinan preterm.
Pilihan persalinan pada kasus korioamnionitis masih kontroersial. Persalinan
perabdominam pada korioamnionitis dapat menyebabkan morbiditas ibu meningkat
5A lipat #ika dibandingkan dengan persalinan peraginam. Persalinan peraginam
lebih baik dilakukan dengan syarat persalinan dapat dicapai sebelum 12 #am setelah
diagnosis korioamnionitis ditegakkan.
;
-
7/23/2019 INFEKSI INTRAUTERIN
8/8
DAFTAR PUSTAKA
1. 9ewton, dward =. Layasan ina Pustaka
$arwono Prawirohard#oK 2001> 255-'
". )oldstein, Mimmer, tan M, et al. Intraamniotic Infection in 4he Dery arly
Phase of 4he $econd 4rimester. 8m J (bstet )ynecol. (ctober 1++0K 12;1-
12;"
!. 8leAander J%, eeno J. 2&!-'
5. uleihel %, )olan , allak %, et al. Intrauterine infectionBInflammation
?uring Pregnancy and (ffspring rain ?amage> Possible %echanisms
Inoled. =eproductie iology and ndocrinology. iomed BBwww.rbe#.com
;. igh =isk
Pregnancy and ?eliery, 2nded. $t ouis> %osby Lear ookK 1++"> 100-11"
+. )ibbs =$, $weet =, ?ufP. %aternal and 3etal Infectious ?isorder.
%aternal-3etal %edicine 5th
ed. Philadelphia> $aunders, 200!> p &!1-++10. )raett 9), $ampson J. (ther Infectious $aunders 51"-5
11. )oldenberg =, auth J 1&+> 12;1-;
&
http://www.rbej.com/http://www.rbej.com/