penyakit infeksi yang menyertai ibu dalam masa kehamilan dan nifas

Upload: fanny

Post on 26-Feb-2018

247 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 penyakit infeksi yang menyertai ibu dalam masa kehamilan dan nifas

    1/30

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangSecara fisiologik system imun pada ibu hamil menurun, kemungkinan sebagai

    akibat dan toleransi system imun pada ibu terhadap bayi yang merupakan jaringan

    semi-ologenik, meskipun tidak memberikan pengaruh secara klinik. Bayi intrauterine

    baru membentuk system imun pada umur kehamilan sekitar 12 minggu, kemudian

    meningkat dan pada kehamilan 26 minggu hampir sama dengan system imun pada ibu

    hamil itu sendiri. Pada masa perinatal bai mendapat antibody yang dimiliki oleh ibu,

    tetapi setelah 2 bulan anti bodi akan menurun. Secara anatomik dan fisiologik ibu

    hamil juga mengalami perubahan, misalnya pada ginjal dan saluran kencing sehingga

    mempermudah terjadinya infeksi. Beberapa infeksi akut mempunyai risiko infeksi

    silang kepada siapa pun yang berhubungan dengan ibu, termasuk keluarganya, staf,

    serta ibu lain dan bayi mereka.

    Secara gender perempuan memiliki resiko tinggi terhadap penyakit yang

    berkaitan dengan kehamilan dan persalinan, juga terhadap penyakit kronik dan

    infeksi. Selama masa kehamilan, perempuan mengalami berbagai perubahan, yang

    secara aalmiah sebenarnya diperlukan untuk kelangsungan hidup janin dalam

    kandungannya. amun, ternyata berbagai perubahan tersebut dapat mengubah

    kerentanan dan juga mempermudah terjadinya infeksi selama kehamilan.

    1.2 Tujuan

    1.1. !ujuan "mum

    #dapun tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan makalah ini adalah

    mengetahui dan mengerti penyakit infeksi yang menyertai ibu dalam masa kehamilan

    dan nifas.

    1.2.2. !ujuan $husus

    1. #gar mahasis%a dapat mengerti dan memahami tentang penyakit &epatitis

    yang menyertai ibu dalam masa kehamilan

    2. #gar mahasis%a dapat mengerti dan memahami tentang penyakit &'( ) #'*S

    yang menyertai ibu dalam masa kehamilan dan nifas.

    +. #gar mahasis%a dapat mengerti dan memahami tentang penyakit !yfus

    #bdominalis yang menyertai ibu dalam masa kehamilan dan nifas.

  • 7/25/2019 penyakit infeksi yang menyertai ibu dalam masa kehamilan dan nifas

    2/30

    1.3 Metode Penulisan

    etode penyusunan yang dilakukan dalam penulisan makalah ini

    menggunakan metode penelitian kepustakaan dengan cara mengumpulkan, memilih,

    dan mempelajari sejumlah literatur dari berbagai sumber yang mengandung materi

    yang berhubungan dengan penyusunan makalah ini seperti buku-buku literatur.

    1.4 iste!atika Penulisan

    #dapun sistematika penulisan makalah ini adalah

    BAB " PENDAHULUAN

    1.1 atar Belakang

    1.2 !ujuan

    1.+ etode Penulisan

    1./ Sistematika Penulisan

    BAB "" T"N#AUAN TE$%"

    2.1 Penyakit &epatitis

    2.2 Penyakit &'( )#'*S

    2.+ Penyakit !ypus #bdominalis

    BAB """ PENUTUP

    +.1 $esimpulan

    +.2 Saran

    BAB ""

    T"N#AUAN TE$%"

  • 7/25/2019 penyakit infeksi yang menyertai ibu dalam masa kehamilan dan nifas

    3/30

    2.1 Pen&akit He'atitis

    2.1.1 Pengertian He'atitis

    &epatitis 0irus adalah istilah yang dipakai untuk infeksi 0irus, dengan hati

    merupakan organ sasaran dominan Shulman, 1/3.

    4alaupun mortalitas penyakit hepatitis rendah, faktor morbiditas yang luas,

    dan ekonomi yang kurang memiliki kaitan dengan penyakit ini, hepatitis 0irus adalah

    penyakit infeksi yang penyebarannya luas Price, 2553.

    !elah ditemukan 6 atau 7 kategori 0irus yang menjadi agen penyebab 0irus

    hepatitis # (3, 0irus hepatitis B &B(3, 0irus hepatitis 8 &8(3, 0irus hepatitis *

    &*(3, hepatitis 9 &9(3, hepatitis : &:(3, dan hepetitis ; &;(3 Price, 2553.

    4alaupun 0irus-0irus ini dapat dibedakan melalui penanda antigeniknya,

    namun menimbulkan penyakit yang serupa secara klinis dan berkisar dari infeksi

    subklinis asimtomatik, yang anikterik, hingga hepatitis yang menimbulkan ikterus

  • 7/25/2019 penyakit infeksi yang menyertai ibu dalam masa kehamilan dan nifas

    4/30

    hiperbilirubinemia ringan dan bilirubinaria. "rin secara makroskopik ber%arna seperti teh tua

    dan apabila dikocok akan memeperlihatkan busa ber%arna kuning kehijauan.

    Bentuk hepatitis akut yang ikterik paling sering ditemukan pada klinis, biasanya

    perjalanan jinak dan akan sembuh dalam %aktu kira-kira = miggu. &ampir semua hepatitis

    fulminan mempunyai prognosis jelek. $ematian terjadi biasanya dalam 7-15 hari sejak mulai

    sakit. Pada %aktu yang singkat terdapat gangguan neurologi, fetor hepatik, dan muntah-

    muntah yang persisten. !erdapat deman dan ikterus yang menghebat dalam %aktu singkat.

    Pada pemeriksaan terdapat hati yang mengecil, pura-pura, dan perdarahan saluran cerna.

    23 &epatitis $ronik

    &epatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan. ;ejala &epatitis ini muncul bertahap.

    *engan harapan kesembuhan yang tidak sebagus hepatitis akut. #da 2 bentuk hepatitis

    kronik, yaitu

    1. &epatitis $ronik Persisten.

    2. &epatitis $ronik #kut.

    Sangat penting untuk membedakan 2 bentuk tersebut, sebab untuk yang pertama

    mempunyai prognosis yang baik dan akan sembuh sempurna. *iagnosis hanya dapat di

    pastikan dengan pemeriksaan biopsy atau gambaran P#. hepatitis kronik aktif umumnya

    berakhir menjadi serosis hepatis.

    Penatalaksanaannya >bat yang di nilai bermanfaat untuk pengibatan hepatitis kronik adalah

    interferon ':3. >bat ini adalah salah satu protein seluler stabil dalam asam dan di produksi

    oleh sel tubuh kita akibat rangsangan 0irud atau akibat induksi beberapa mikroorganisme,

    asam nukleat, anti gen, dan polimer sintetik. 'nterferon mempunyai efek anti0irus,

    immunodulasi, dan antiproliferatif.

    2.1.3 #enis)#enis He'atitis

    2.1.3.1 He'atitis A

    (irus hepatitis # &(#3 ditularkan melalui fekal-oral)makanan dan minuman

    yang terkontaminasi. Secara kasar, penyakit ini terjadi pada 11555 ibu hamil di

    seluruh dunia. emang sangat sedikit bila dibandingkan dengan 1555 orang ibu

    hamil, tetapi tetap saja perlu di%aspadai. $ematian terjadi kurang dari 1? dari pasien

    dengan hepatitis # akut. Biasanya perjalanan penyakit berlangsung 2-+ minggu. !idak

    terdapat bentuk kronis menderita sakit yang berkepanjangan3 dari hepatitis # dan

    penyembuhan tergantung pada imunitas untuk mencegah terjadinya reinfeksi.

    ;ejala

  • 7/25/2019 penyakit infeksi yang menyertai ibu dalam masa kehamilan dan nifas

    5/30

    Setelah 2-6 minggu terpapar, timbul flu-like syndrome, yaitu cepat lelah,

    demam, anoreksia tidak nafsu makan3, artralgia nyeri pada sendi3 dan sakit kepala.

    Saat ini merupakan saat yang paling menular. $emudian diikuti ikterus kuning3 yang

    terlihat paling mudah pada sklera bagian putih mata3 dan kulit, air seni ber%arna

    gelap, B#B buang air besar3 cair dan nyeri pada perut kanan atas. Pada penyakit

    yang berat, didapatkan mulut yang berbau khas. Penyakit ini bersifat self-limited

    dapat sembuh sendiri3.

    !erapi)pengobatan

    &anya perlu diberi terapi simptomatis obat-obatan yang hanya untuk

    mengurangi keluhan3, seperti mencegah dehidrasi, istirahat yang cukup, danpemberian nutrisi yang adekuat. Biasanya akan sembuh dalam 1-2 bulan. #tau pada

    %anita hamil yang telah terpapar infeksi dapat diberikan imunisasi, yaitu

    imunoglobulin dengan dosis 5,52 mg)kgBB3. !erapi ini hanya efektif jika diberikan

    dalam %aktu 2 minggu. (aksinasi hepatitis # dapat diberikan bersamaan dengan

    imunoglobulin. *engan 0aksinasi akan melindungi kadar antibodi dalam 15-1/ hari.

    !elah dilaporkan bah%a efekti0itas 0aksinasi lebih dari 5?.

    Bila antibodi 'g suatu protein tubuh yang muncul pada saat tubuh terpapar

    infeksi kuman, yang berguna untuk pertahanan tubuh3 ada pada ibu saat trimester

    ketiga, pengobatan pada bayi baru tidak perlu diberikan. Bagaimanapun, jika antigen

    suatu @at yang menstimulasi pembentukan antibodi3 hepatitis # terdapat pada kotoran

    pada saat kelahiran bayi atau ketika penyakit terjadi 2-+ minggu terakhir

    kehamilan)sebelum melahirkan, bayi yang baru lahir harus mendapatkan terapi

    immunoglobulin karena bisa tertular dari ibu dan 0aksinasi hepatitis # harus diberikan

    pada umur 1 tahun.

    $ehamilan dengan hepatitis #

    $ehamilan dengan hepatitis # tidak menyebabkan peningkatan angka

    kematian ibu karena tidak ada bukti yang menyatakan bah%a hepatitis # merupakan

    agen teratogenik)keganasan dan risiko dari transmisi 0ertikal dari ibu ke janin3 sangat

    rendah. Aika bayi baru lahir terpapar, infeksi biasanya ringan dan mereka akan

    mempunyai kekebalan seumur hidup. &al yang perlu diperhatikan adalah sangat

  • 7/25/2019 penyakit infeksi yang menyertai ibu dalam masa kehamilan dan nifas

    6/30

    penting untuk mengisolasi %anita hamil yang terinfeksi untuk menghindari penularan

    ke orang lain.

    2.1.3.2 He'atitis B

    (irus hepatitis B &B(3 ditularkan melalui hubungan seksual, penggunaan

    obat jarum suntik yang terkontaminasi, akupuntur, tato dan transfusi darah. Penyakit

    ini dapat terjadi dalam bentuk akut, subklinis dan kronik. ;ejala hepatitis B amat

    ber0ariasi, dari tanpa gejala sampai gejala yang berat, seperti muntah darah dan koma.

    &epatitis B akut mempuyai gejala klinis yang hampir sama dengan hepatitis # akut.

    &B( ditemukan pada darah, cairan semen, air liur, air susu ibu, dan cairan ketuban.

    'nfeksi hepatitis B yang didapatkan pada masa menjelang kelahiran dan balitabiasanya asimptomatik tanpa gejala3 dan dapat menjadi kronik pada 5? kasus.

    Sekitar +5? infeksi hepatitis B pada orang de%asa adalah simptomatik jelas

    gejalanya3 dimana kurang dari 1? kasus dapat menjadi gagal hati akut dan mati dan

    ? kasus lainnya akan sembuh dengan antibodi ada untuk seumur hidup.

    Pengaruh hepatitis B terhadap janin

  • 7/25/2019 penyakit infeksi yang menyertai ibu dalam masa kehamilan dan nifas

    7/30

    kongenital lahir cacat3, lahir mati, abortus, atau malnutrisi intrauterin. !etapi,

    hepatitis akut dapat menyebabkan peningkatan insidens prematuritas.

    Penanganan

    1. #ntepartum)sebelum melahirkan

    endapat kombinasi antibodi pasif immunoglobulin3 dan imunisasi aktif

    0aksin hepatitis B

    !idak minum alkohol

    enghindari obat-obatan yang hepatotoksik seperti asetaminofen yang dapat

    memperburuk kerusakan hati

    !idak mendonor darah, bagian tubuh dan jaringan

    !idak menggunakan alat pribadi yang dapat berdarah dengan orang lain

    misalnya sikat gigi dan pisau cukur

    enginformasikan pada *okter #nak, $andungan $ebidanan dan pera%at

    bah%a mereka carrier hepatitis B

    emastikan bah%a bayi mereka mendapat 0aksin hepatitis B %aktu lahir,

    umur 1 bulan, dan 6 bulan

    $ontrol sedikitnya setahun sekali ke dokter pribadi

    endiskusikan resiko penularan dengan pasangan mereka dan mendiskusikan

    pentingnya konseling dan pemeriksaan

    2. Persalinan

    4alaupun persalinan secara seksio sesarea)sesar sudah dianjurkan untuk

    menurunkan transmisi &B( dari ibu ke anak, akan tetapi jenis persalinan ini tidak

    berarti dapat menghentikan transmisi &B(. !etapi seksio sesarea sangat disarankan

    oleh 8enters for *isease 8ontrol 8*83 dan #merican 8ollege of >bstetricians and

    ;inyecologists #8>;3.

    +. Bayi baru lahir

  • 7/25/2019 penyakit infeksi yang menyertai ibu dalam masa kehamilan dan nifas

    8/30

    Bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi termasuk carrier3 harus di terapi

    dengan kombinasi dari antibodi pasif immunoglobulin3 dan aktif imunisasi dengan

    0aksin hepatitis B.

    /. enyusui

    *engan imunoprofilaksis hepatitis yang sesuai, menyusui tidak

    memperlihatkan resiko tambahan untuk penularan dari carrier 0irus hepatitis B. Aadi,

    para ibu yang menderita hepatitis B dapat menyusui tanpa takut menularkan ke sang

    buah hatinya.

    2.1.3.3. He'atitis *

    (irus hepatitis 8 &8(3 dulu dikenal dengan hepatitis non-# non-B yang

    ditularkan melalui darah obat suntik, tranfusi darah, pada saat persalinan3. Penularan

    seksual &8( kelihatannya tidak begitu besar seperti 0irus hepatitis B. Penularan

    antara pasangan seksual dengan infeksi kronik &8( tanpa faktor resiko lainnya kira-

    kira hanya sebesar ?.

    Seseorang yang terinfeksi akut mempunyai gejala berupa kehilangan nafsu

    makan, mual, muntah, demam, nyeri perut dan ikterus. 65-75? pasien dengan infeksi

    &8( akut bersifat asimptomatik)tidak menunjukkan gejala.

    #ngka transmisi 0ertikal dari ibu ke janin3 dilaporkan berkisar 5 +6?,

    dengan rata-rata -6 ?.

  • 7/25/2019 penyakit infeksi yang menyertai ibu dalam masa kehamilan dan nifas

    9/30

    lahir mati, abortus, atau malnutrisi intrauterin. Bagaimanapun, hepatitis akut

    meningkatkan insidens prematuritas. $ehamilan itu sendiri tidak dipengaruhi oleh

    efek buruk &8( kronis.

    Penanganan

    1. Prakonsepsi)sebelum mengandung

    'dealnya penanganan prenatal)sebelum melahirkan harus dimulai pada

    konsultasi prekonsepsi dengan dokter diskusi tentang ri%ayat medik sekarang

    diagnosa, perjalanan penyakit, adanya komplikasiC ri%ayat medis dahulu kondisi

    hatiC ri%ayat obstetrik)persalinan dahulu transfusi, perdarahanC ri%ayat obat resep

    obat yang hepatoksik racun bagi hati3, terapi interferon dan riba0irin riba0irin

    bersifat teratogenikC sehingga seorang ibu tidak boleh hamil selama dilakukan

    pengobatan3, obat bebas seperti asetaminofen, penyalahgunaan obat di mana pernah

    menggunakan suntikan obatC ri%ayat alkoholC tes fungsi hatiC pemberian imunisasi

    dan kekebalanC ri%ayat asal penyakit, implikasi pada kehamilan, konsekuensi pada

    janin, resiko penularan 0ertikal, pemeriksaan fisik dan terapinya3. !erapi kombinasi

    harus lengkap diberikan untuk sekurang-kurangnya 6 bulan sebelum hamil.

    2. Prenatal)sebelum melahirkan

    4anita yang positif &8(nya harus berkonsultasi dengan dokternya segera selama

    masa kehamilan untuk penanganan prenatal yang luas. Pemeriksaan a%al yang

    meliputi kesehatan fisik umum dan fungsi hati akan menentukan pendekatan dari tim

    multidisiplin. #%al kehamilan juga merupakan %aktu terbaik untuk mengetahui

    perkembangan lanjut melalui

    Pemeriksaan umum dan pemeriksaan lanjut untuk mencari faktor risiko pada

    kunjungan a%al dan berkala. Aumlah kunjungan harus ditentukan berdasarkan

    kondisi umum dan obstetrik pasien. Pasien tidak boleh mengkonsumsi

    alkohol. ebih baik tidak menggunakan obat yang berpotensial hepatotoksik

    atau memerlukan metabolisme hati selama hamil.

  • 7/25/2019 penyakit infeksi yang menyertai ibu dalam masa kehamilan dan nifas

    10/30

    Pemeriksaan fungsi hati yaitu pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui

    kadar aminotransferase, albumin, bilirubin, #nti &Bs, #nti total atau 'g;,

    &8(

  • 7/25/2019 penyakit infeksi yang menyertai ibu dalam masa kehamilan dan nifas

    11/30

    Semua bayi dari ibu dengan &8( pasti positif untuk anti &8( %aktu lahir.

    Bayi yang tidak terinfeksi biasanya hilang antibodinya se%aktu umur 12-1

    bulan. akin tinggi kadar ibu, makin lama menghilang.

    Sebagai tambahan imunisasi rutin, imunisasi hepatitis harus diberikan pada

    masa postnatal)setelah melahirkan.

    2.1.3.4 He'atitis D

    (irus hepatitis * &*(3 dapat diisolasi dari inti hepatitis B. 'nfeksi 0irus

    hepatitis * terjadi saat infeksi hepatitis B, oleh karena 0irus hepatitis * tidak mampu

    menciptakan kapsul permukaannya dan menggunakan kelebihan &Bs#g untuk

    membentuk kaspulnya.

    ;ejala biasanya timbul mendadak, dengan tanda dan gejala yang mirip dengan

    hepatitis B gejalanya dapat parah dan selalu dikaitkan bersamaan dengan infeksi

    0irus hepatitis B3. &epatitis * mungkin dapat sembuh dengan sendirinya atau dapat

    berkembang menjadi hepatitis kronis. Penderita anak-anak mungkin menunjukkan

    gejala klinis yang berat dan selalu berlanjut menjadi hepatitis kronis aktif.

    *iperkirakan cara penularannya mempunyai kesamaan dengan &B(, yaitu

    oleh karena terpapar dengan darah yang terinfeksi dan cairan tubuh, jarum yang

    terkontaminasi, dan penularan melalui hubungan seksual.

    Pencegahan

    "paya pencegahannya sama dengan untuk hepatitis B. Bagi orang-orangdengan &B( kronis, maka upaya pencegahan yang paling efektif adalah hanya

    dengan menjauhkan diri dari sumber potensial &*(. (aksin hepatitis B tidak dapat

    melindungi seseorang dengan &B( kronis untuk terkena infeksi &*(. Penelitian di

    !ai%an menunjukkan bah%a upaya yang dilakukan dengan cara mengurangi

    pemajanan seksual dan penggunaan jarum suntik menurunkan insisden infeksi &*(.

    2.3.1.+ He'atitis E

  • 7/25/2019 penyakit infeksi yang menyertai ibu dalam masa kehamilan dan nifas

    12/30

    (irus hepatitis 9 &9(3 ditularkan melalui jalur oral-fekal makanan dan

    minuman yang terkontaminasi3 dengan air minum yang tercemar tinja merupakan

    media penularan yang paling sering terjadi. *ari berbagai penelitian yang dilakukan

    saat ini menunjukkan bah%a hepatitis 9 kemungkinan merupakan infeksi

    @oonotic)berasal dari binatang yang secara kebetulan menyebar dengan manusia

    secara cepat.

    &9( endemik dibeberapa bagian negara berkembang yang sanitasinya kurang

    baik dan bersifat self-limited dapat sembuh sendiri3. ;ejala klinis penyakit ini mirip

    dengan hepatitis #, tidak ditemukan bentuk kronis. 'nfeksi akut umumnya lebih

    ringan dari infeksi akut &B( dan ditandai dengan peningkatan kadar

    aminotransferase. 4anita hamil yang terinfeksi akut khususnya pada trimester ketiga

    mempunyai resiko 1? gagal hati fulminan dan angka kematian ?. !erapi untuk

    pasien yang terinfeksi &9( hanya bersifat suportif.

    *iagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis, gambaran epidemiologis, dan

    menyingkirkan faktor penyebab yang lain dari hepatitis. Pemeriksaan serologis

    sedang dikembangkan saat ini untuk mendeteksi antibodi &9(, tetapi belum tersedia

    secara komersial. eskipun demikian, beberapa jenis tes diagnostik tersedia di

    berbagai laboratorium riset antara lain en@yme immunoassay dan 4estern blot assay,

    tes P8

  • 7/25/2019 penyakit infeksi yang menyertai ibu dalam masa kehamilan dan nifas

    13/30

    Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan. Saat ini para pakar belum sepakat

    hepatitis : merupakan penyakit hepatitis yang terpisah.

    2.1.3.- He'atitis

    (irus hepatitis ; &;(3 lebih sering ditemukan pada pasien yang terinfeksi

    hepatitis B atau 8 atau dengan ri%ayat penyalahgunaan obat intra0ena. !idak terdapat

    status carrier kronik. Penularannya dapat secara 0ertikal. 'nfeksi gabungan &;(

    terdapat pada ? dengan infeksi &B( kronik dan 15 ? dengan infeksi &8( kronik.

    Bagaimanapun juga, apakah &;( benar patogen pada manusia belum jelas.

    2.1.4 Pengaru( He'atitis

    &epatitis pada janin

    *ilaporkan,bah%a 'bu hamil yang mengalami hepatitis 0irus B, dengangejala

    yang jelas, /=? dari bayinya terjangkit hepatitis, sedang pada 'bu-lbu hamil yang

    hanya sebagai carrier &epatitis (irus B antigen, hanya ? dari bayinya mengalami

    0irusB antigenemia. eskipun hepatitis 0irus, belum jelas pengaruhnya

    terhadapkelangsungan kehamilan, namun dilaporkan bah%a kelahiranprematur terjadi

    pada 66? kehamilan yang disertai hepatitis0irus B. #danya icterus pada 'bu hamil

    tidak akan menimbulkan kern-icterus pada janin. $em icterus terjadi akibat adanya

    unconjugated bilirubin yang mele%ati placenta dari 'bu-'bu hamil yang mengalami

    hemolitik jaundice. +3.Bila penularan hepatitis 0irus pada janin terjadi pada

    %aktupersalinan maka gejala-gejalanya baru akan nampak dua sampai tiga bulan

    kemudian. Sampai sekarang belum dapat dibuktikan, bah%a hepatitis0irus pada 'bu

    hamil dapat menimbulkan kelainan kongenitalpada janinnya. Pada pemeriksaan

    placenta, dari kehamilan yang disertai hepatitis 0irus, tidak dijumpai perubahan-

    perubahan yang menyolok, hanya ditemukan bercak-bercak bilirubin. Bila terjadi

    penularan 0irus B in utero, maka keadaan ini tidakmemberikan kekebalan pada janin

    dengan kehamilan berikutnya.

    Pengaruh dalam kehamilan

  • 7/25/2019 penyakit infeksi yang menyertai ibu dalam masa kehamilan dan nifas

    14/30

    1. !erjadi abortus, partus prematurus, dan kematian janin dalam kandungan.

    2. #pakah 0irus ibu masuk ke dalam tubuh janin belum dapat dipastikan.

    Pengaruh dalam persalinan dan nifas.

    1. Penghentian kehamilan tidak mengubah jalannya penyakit baik dengan

    jalan abortus buatan, maupun dengan induksi peralinan.

    2. Bila tidak ada indikasi penyelesaian persalinan, kelahiran per 0aginam

    dia%asi dengan baik.

    +. $ala '' boleh diperpendek dengan ekstrasi 0akum atau forseps bila janin

    hidup dan embriotomi bila mati.

    /. Bahaya yang paling mengancam ibu adalah pada saat persalinan, karena

    sering terjadi perdarahan yang hebat dan sulit dikontrol atau

    hipofibrinogenemia.

    2.1.+ Penatalaksanaan

    1. 'stirahat, diberi nutrisi dan cairan yang cukup, bila perlu '(

    2. 'solasi cairan lambung dalam atau cairan badan lainnya dan ingatkan

    tentang pentingnya janin dipisahkan dengan ibunya

    +. Periksa &bs#g

    /. $ontrol kadar bilirubun, serum glutamic oksaloasetik transaminaseS;>!3, serum glutamic piru0ic transaminase S;P!3, factor pembekuan

    darah, karena kemungkinan telah ada disseminated intra0askular

    coagulapathy *'83

    . 8egah penggunaan obat-obat yang bersifat hepatotoksik

    6. Pada ibu yang &bs#g positif perlu diperiksa &bs#g anak karena

    kemungkinanterjadi penularan melalui darah tali pusat

    7. !indakan operasi seperti S8 akan memperburuk prognosis ibu

    =. Pada bayi yang baru dilahirkan dalam 2D2/ jam diberi suntikan anti

    hepatitis serum

    2.2 H"/ 0 A"D

    *i #merika serikat, &'( adalah penyakit yang telah secara tidak proporsional

    menyerang %anita yang miskin, yang tinggal di pedesaan, dan pada orang kulit

  • 7/25/2019 penyakit infeksi yang menyertai ibu dalam masa kehamilan dan nifas

    15/30

    ber%arna. 'ni semua merupakan penanda kondisi sosial yang beresiko lebih besar

    dalam masyarakat kita. !etapi mereka yang terinfeksi serius telah lebih jauh terstigma

    oleh persepsi a%al bah%a &'( adalah penyakit pria homo seksual dan penyalah guna

    obat.karena penularan &'( secara heteroseksual meningkatkan proporsi %anita yang

    terinfeksi, data di #merika Serikat hamper me%akili statistik untuk seluruh dunia.

    *alam mempertimbangkan konseling, penapisan, dan program penanganan untuk

    %anita, harus selalu di pertimbangkan penularan hetero seksual dan perinatal yang

    tidak terdeteksi secara kenegaraan dan budaya. 'ni bukan penyakit yang dapat di

    abaikan karena Epenyakit ini tidak terjadi di siniE. Sebenarnya penyakit tersebut dapat

    terjadi.

    2.2.1 %ia&at ala!i 'en&akit H"/

    Human immunodeficiency virus adalah retro0irus

  • 7/25/2019 penyakit infeksi yang menyertai ibu dalam masa kehamilan dan nifas

    16/30

    daripada pria pada semua tahap perkembangan penyakit. *iagnosis #'*S adalah

    berdasarkan temuan klinis spesifik.

    2.2.2. *ara Penularann&a

    &'( masuk tubuh manusia terutama melalui darah, semen dan secret 0agina,

    serta transmisi dari ibu ke anak. !iga cara penularan &'( adalah sbb

    1. &ubungan seksual, baik secara 0aginal, oral, maupun anal dengan dengan

    seorang pengidap. 'ni adalah cara yang paling umum terjadi, meliputi =5-5?

    total kasus sedunia.

    2. $ontak langsung dengan darah, produk darah, atau jarum suntik. !ransfusi

    darah)produk darah yang tercemar mempunyai risiko sampaiF5?, ditemukan

    +-? total kasus sedunia.

    +. !ransmisi secara 0artikal dari ibu hamil pengidap &'( kepada bayinya melalui

    plasenta.

  • 7/25/2019 penyakit infeksi yang menyertai ibu dalam masa kehamilan dan nifas

    17/30

    penurunan jumlah menjadi 5-155)mm+)tahun sehingga bila tanpa pengobatan rata-

    rata masa infeksi &'( sampai menjadi #'*S adalah =-15 tahun, di mana jumlah 8*/

    akan mencapai kurang dari 255)mm+.

    #ngka penularan antar-pasangan heteroseksual dipengaruhi oleh tingkat

    infeksi0itas pada pasangan yang terkena, penggunaan pelindung lateks seperti

    kondom, dan infeksi yang terjadi bersama penyakit hubungan seksual lain.

    Penularan dari pria ke pasangan %anita secara ber%arna lebih banyak daripada

    sebaliknya. Perkiraan penularan dengan satu kali hubungan seksual tanpa pelindung

    berkisar dari )15.555 sampai )1555. Beberapa faktor yang mempengaruhi

    keberadaan 0irus pada ser0iks, dan lalu meningkatkan resiko %anita positif &'( yang

    menularkan pasangannya, termasuk kehamilan, ektopik ser0ikal, kontrasepsi

    hormonal, infeksi 0agina, penyakit menular seksual, dan perkembangan penyakit

    seperti yang ditunjukan oleh muatan 0irus tinggi atau hitung 8*/ yang menurun.

    #da beberapa isu konseling yang meningkat ketika %anita atau pria yang

    terinfeksi aktif secara seksual dan menanyakan tentang penularan heteroseksual,

    termasuk konseling tentang penggunaan kontrasepsi ditambah pelindung efektif,

    kemungkinan keinginan pasangan memiliki anak, apakah pasangan yang tidakterinfeksi mengetahui status pasangannya, dan tingkat infeksi0itas pasangan yang

    terkena. Bidan memiliki ke%ajiban untuk memberi informasi yang tidak biasa kepada

    semua pasien, dan perlu mencari komunitas atau sumber daya lain yang dibutuhkan

    untuk memenuhi informasi dan kebutuhan pera%atan %anita. Bagian tanggung ja%ab

    itu adalah untuk mendidik %anita dalam pengungkapan status penyakit mereka pada

    pasangannya, atau untuk memberi sumber lain dalam melaksanakan tanggung ja%ab

    itu.

    Penularan melalui pajanan terhadap darah dan cairan tubuh penularan seksual

    eksklusif3 sangat dihubungkan dengan penyalahgunaan @at intra0ena. amun,

    menyadari bah%a setiap lesi kulit yang terbuka adalah jalan masuk bagi jenis

    penularan ini merupakan hal sangat penting. Petugas kesehatan, termasuk bidan,

    beresiko terpajan kapanpun ke%aspadaan uni0ersal tidak diikuti. Sebagian besar

    klinisi tidak mau menangani orang yang mereka tau terinfeksi &'(. !etapi banyak

    %anita dengan &'( tidak sadar bah%a mereka beresiko terinfeksi. $e%aspadaan

  • 7/25/2019 penyakit infeksi yang menyertai ibu dalam masa kehamilan dan nifas

    18/30

    uni0ersal berarti tidak mencoba berdasarkan kepercayaan yang salah bah%a seseorang

    dapat EmengatakanE siapa yang beresiko.

    Setiap orang yang mengalami cedera jarum atau percikan sebaiknya

    memeriksakan diri kepada pekerja unit kesehatan mereka atau dokter pribadi

    mengenai penatalaksanaanya. !idak semua pajanan member tingkat resiko yang sama,

    dan %aktu terbaik untuk mengatasi pajanan tersebut adalah segera. Penularan

    perinatal dibahas dalam bagian tentang kehamilan dan &'(.

    2.2.3 Pe!erikssaan 'enunjang

    *iagnosi laboratorium dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu

    1. 8ara langsung, yaitu isolasi 0irus dari sample. "mumnya dengan menggunakan

    microskop electron dan deteksi antigen 0irus. Salah satu cara deteksi antigen 0irus

    adalah dengan Polymerase 8hain

  • 7/25/2019 penyakit infeksi yang menyertai ibu dalam masa kehamilan dan nifas

    19/30

    kepada anak mother-to-child transmission, !8!3 tanpa menyusui sebanyak 2?.

    Sekitar sampai 15? adalah anteparum, dan sampai 25? intrapartum. enyusui

    menambah resiko absolute penularan sampai 1?. Penatalaksanaan biasanya seperti

    tertulis disini untuk menunda a%itan terapi anti retro0irus pada orang de%asa sampai

    hitung 8*/ menurun sampai +5 sel)mm+ atau kurang, tetapi untuk pencegahan

    !8! ditujukan untuk mempertahankan muatan 0irus yang tidak terdeteksi tanpa

    memperhatikan hitung 8*/.

  • 7/25/2019 penyakit infeksi yang menyertai ibu dalam masa kehamilan dan nifas

    20/30

    pertama, %anita yang didiagnosis baru, dan mereka yang sedang tidak diobati,

    sebaiknya menunggu sampai organogenesis lengkap sebelum memulai terapi.

    Pertimbangan dalam meresepkan obat selama kehamilan termasuk kebutuhan obat

    %anita itu sendiri dan kemampuan untuk mematuhi program yang kompleks, terapi

    sebelumnya, dan potensial untuk berkembangnya resistensi. enyeimbangkan

    pencegahan jangka pendek !8! dengan terapi seumur hidup ibu adalah diluar

    lingkup praktik kebidanan dasar.

    4alaupun semua obat &'( yang saat ini dipasarkan oleh :*# diklasifikasikan

    sebagi kelas B atau 8, data efek pada janin dan neonatal secara luas berasal dari resep

    obat pragmatik bagi kebutuhan ibu itu sendiri dan pengurangan muatan 0irus.

    Hido0udin tetap satu-satunya obat yang digunakan untuk periode lama untuk

    menyatakan bah%a asil untuk anak-anak yang tidak terinfeksi mengindikasikan tidak

    ada masalah jangka panjang.

    Studi pada %anita yang mengkonsumsi antiretro0iral selama kehamilan,

    dibandingkan dengan %anita &'( positif yang tidak sedang dalam pengobatan, telah

    menunjukan tidak ada peningkatan dalam kehilangan janin, kelahiran prematur, atau

    berat badan lahir rendah. amun, kejadian berat bermakna telah terjadi yang dapat

    mempengaruhi hasil kehamilan indi0idu, seperti insufisiensi mitokondria dan asidosis

    laktat. *engan hanya mengetahui kategori :*# tidak cukup untuk menjamin

    penggunaan yang aman. 90afiren@ Susti0a3 diketahui menghasilkan pengaruh

    teratogenik pada primata dan karenanya tidak digunakan selama kehamilan %alaupun

    kategorinya 8. pendaftaran kehamilan antiretro0iral mempertahankan penyimpanan

    data hasil janin secara berkelanjutan.

    $elas-$elas >bat &'(

    ucleoside)ucleotide

  • 7/25/2019 penyakit infeksi yang menyertai ibu dalam masa kehamilan dan nifas

    21/30

    ama >bat ;enerik, Singkatan

    erk3

    $ategori :*# *osis

    e0irapin, (P (iramune3 8 255 mg po 2D sehari

    *ela0irdin, *( rescriptor3 8 /55 mg po 2D sehari

    9fa0iren, 9:( Susti0a3 8I 655 mg po 2D setiap malam

    Protease 'nhibitor P'3

    ama >bat ;enerik, Singkatan

    erk3

    $ategori :*# *osis

    SaJuina0ir, SK(, hgc 'n0erase3 B /55 mg po 2D sehari dengan

    SaJuina0ir, SK(, sgc

    :orto0ase3

    B 1255 mg po +D sehari

    'ndana0ir, '*( 8riDi0an3 8 =55 mg po +D setiap = jam

    elfina0ir, :( (iracept3 B 75 mg po +D sehari #!#" 125 mg po 2D

    sehari

    #mprena0ir, #P( #genarase3 8 1255 mg po +D sehari kapsul3 #!#" 1/55

    mg po larutan oral3

    opina0ir)$aletra3

    8 /55mg P( L 155 mg

    ama >bat ;enerik,

    Singkatan erk3

    $ategori

    :*#

    *osis

    Hido0udin, #H!

  • 7/25/2019 penyakit infeksi yang menyertai ibu dalam masa kehamilan dan nifas

    22/30

    !idak digunakan pada %anita hamil karena studi menunjukan teratogenesitas.

    2.4.- %ute Mela(irkan dan %esiko Penularan

    Beberapa studi telah menunjukan penurunan resiko penularan ketika kelahiran

    dengan seksiocesaria, cukup bulan sebelum a%itan persalinan, dan bersentuhan

    dengan membran amnion. Penurunan ini dapat melibihi 5 persen, dan faktor lain

    seperti muatan 0irus atau terapi antiretro0iral. Bila %anita hanya mendapatkan

    program @ido0udin dan telah menjalani pelahiaran sesar secara profilaktik, angka

    penularan ditemukan serendah 2 persen, dibandingkan dengan angka yang dicapai

    dengan #

    jelas seberapa tambahan penurunan dapat dicapai dengan kelahiran sesar pada %anita

    yang tidak terdeteksi muatan 0irusnya #

    dapat terjadi sea%al mungkin pada trimester pertama. >leh karena itu, kelahiran

    0aginal merupakan pilihan yang masuk akal bagi %anita ini. Auga diketahui semakin

    lama membran ruptur, semakin besar resiko penularan pada %aktu melahirkan. "ntuk

    alasan ini, %anita dengan muatan 0irus lebih dari 1555 sebaiknya selalu dilakukan

    sesar, dan %anita yang mengikuti konseling berkenaan dengan resiko dan keuntungan

    melahirkan per0agina dibandingkan sesar untuk ibu dan janin, permintaan pelahiran

    secara sesaria sebaiknya diakomodasi.

    2.2. Pen5ega(an untuk Penolong Persalinann&a

    *alam persalinan, S8 bukan merupakan indikasi untuk menurunkan risiko infeksi

    pada bayi yang dilahirkan. Penularan kepada penolong persalinan dapat terjadi

    dengan rate 5-1? pertahun eDposure. >leh karena itu dianjurkan untuk melaksanakan

    upaya pencegahan terhadap penularan infeksi bagi petugas kamar bersalin sebagai

    berikut

    1. ;unakan pakaian, sarung tangan dan masker yang kedap air dalam menolong

    persalinan.

    2. ;unakan sarung tangan saat menolong bayi

    +. 8ucilah tangan setelah selesai menolong penderita #'*S

    /. ;unakan pelindung mata kacamata3

  • 7/25/2019 penyakit infeksi yang menyertai ibu dalam masa kehamilan dan nifas

    23/30

    . Peganglah plasenta dengan sarung tangan dan beri label sebagai barang

    infeksius

    6. Aangan menggunakan penghisap lendir bayi melalui mulut

    7. Bila dicurigai adanya kontaminasi, lakukan konseling dan periksa antibody

    terhadap &'( serta dapatkan #H! sebagai profilaksis

    2.2.6 Peraatan 'ada Pas5a'ersalinan

    Pera%atan pascapersalinan perlu diperhatikan yaitu kemungkinan penularan

    melalui pembalut %anita, lochea, luka episiotomi ataupun luka S8. "ntuk pera%atan

    bayi, sebaiknya dilakukan oleh dokter anak yang khusus untuk menangani kasus ini.

    Pera%atan ibu dan bayi tidak perlu dipisah, harus diusahakan agar pada bayi tidakdilakukan tindakan yang membuat perlukaan bila tidak perlu betul, misalnya jangan

    lakukan sirkumsisi. Pera%atan tali pusat harus dijalankan dengan cermat. 'munisasi

    yang menggunakan 0irus hidup sebaiknya ditunda sampai terbukti bah%a bayi

    tersebut tidak menderita 0irus &'(. #ntibodi yang didapatkan pasif dari ibu akan

    dapat bertahan sampai 1 bulan. Aadi diperlukan pemeriksaan ulang berkala untuk

    menentukan adanya perubahan ke arah negatif atau tidak. 'nfeksi pada bayi mungkin

    baru tampak pada usia 12-1= bulan.

    2.3 T&'us Ado!inalis

    2.3.1 Pengertian T&'us Ado!inalis

    !ypus #bdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai

    saluran

    pencernaan dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna,

    gangguan kesadaran, dan lebih banyak menyerang pada anak usia 12 1+ tahun 75? -

    =5? 3, pada usia +5 - /5 tahun 15? - 25? 3 dan diatas usia pada anak 12-1+ tahun

    sebanyak ?-15? 3. ansjoer, #rif 13.

    !ypus #bdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai

    saluran

    pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu, gangguan pencernaan

  • 7/25/2019 penyakit infeksi yang menyertai ibu dalam masa kehamilan dan nifas

    24/30

    dan

    gangguan kesadaran :$"'. 13.

    !ypus #bdominalis adalah suatu penyakit infeksi pada usus halus dengan

    gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan

    dengan atau tanpa gangguan kesadaran.

  • 7/25/2019 penyakit infeksi yang menyertai ibu dalam masa kehamilan dan nifas

    25/30

    ileum terminalis yang mengalami hipertrofi. *i tempat ini komplikasi perdarahan dan

    perforasi intestinal dapat terjadi. $uman Salmonella !ypi kemudian menembus ke

    lamina propia, masuk aliran limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial, yang juga

    mengalami hipertrofi. Setelah mele%ati kelenjar-kelenjar limfe ini salmonella typi

    masuk ke aliran darah melalui duktus thoracicus. $uman salmonella typi lain

    mencapai hati melalui sirkulasi portal dari usus. Salmonella typi bersarang di plaJue

    peyeri, limpa, hati dan bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial. Semula disangka

    demam dan gejala-gejala toksemia pada demam tifoid disebabkan oleh endotoksemia.

    !api kemudian berdasarkan penelitian ekperimental disimpulkan bah%a endotoksemia

    bukan merupakan penyebab utama demam dan gejala-gejala toksemia pada demam

    tifoid. 9ndotoksin salmonella typi berperan pada patogenesis demam tifoid, karena

    membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada jaringan tempat salmonella typi

    berkembang biak. *emam pada tifoid disebabkan karena salmonella typi dan

    endotoksinnya merangsang sintesis dan penglepasan @at pirogen oleh @at leukosit

    pada jaringan yang meradang.

    asa tunas demam tifoid berlangsung 15-1/ hari. ;ejala-gejala yang timbul

    amat ber0ariasi. Perbedaaan ini tidak saja antara berbagai bagian dunia, tetapi juga di

    daerah yang sama dari %aktu ke %aktu. Selain itu gambaran penyakit ber0ariasi daripenyakit ringan yang tidak terdiagnosis, sampai gambaran penyakit yang khas dengan

    komplikasi dan kematian hal ini menyebabkan bah%a seorang ahli yang sudah sangat

    berpengalamanpun dapat mengalami kesulitan membuat diagnosis klinis demam

    tifoid.

    *alam minggu pertama penyakit keluhan gejala serupa dengan penyakit

    infeksi akut pada umumnya , yaitu demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia,

    mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak di perut, batuk dan epistaksis.

    Pada pemeriksaan fisis hanya didapatkan suhu badan meningkat. dalam minggu kedua

    gejala-gejala menjadi lebih jelas dengan demam, bradikardia relatif, lidah yang khas

    kotor di tengah, tepi daan ujung merah dan tremor3, hepatomegali, splenomegali,

    meteroismus, gangguan mental berupa somnolen, stupor, koma, delirium atau

    psikosis, roseolae jarang ditemukan pada orang 'ndonesia.

    2.3.4 Tanda dan ejala T&'(oid

  • 7/25/2019 penyakit infeksi yang menyertai ibu dalam masa kehamilan dan nifas

    26/30

    Penyakit ini bisa menyerang saat bakteri tersebut masuk melalui makanan atau

    minuman, sehingga terjadi infeksi saluran pencernaan yaitu usus halus. $emudian

    mengikuti peredaran darah, bakteri ini mencapai hati dan limpa sehingga berkembang

    biak disana yang menyebabkan rasa nyeri saat diraba.

    ;ejala klinik demam tifoid pada anak biasanya memberikan gambaran klinis

    yang ringan bahkan dapat tanpa gejala asimtomatik3. Secara garis besar, tanda dan

    gejala yang ditimbulkan antara lain

    13 *emam lebih dari seminggu. Siang hari biasanya terlihat segar namun

    menjelang malamnya demam tinggi.

    23 idah kotor. Bagian tengah ber%arna putih dan pinggirnya merah. Biasanya

    anak akan merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam

    atau pedas.

    +3 ual Berat sampai muntah. Bakteri Salmonella typhi berkembang biak di

    hatidan limpa, #kibatnya terjadi pembengkakan dan akhirnya menekan

    lambung sehingga terjadi rasa mual. *ikarenakan mual yang berlebihan,

    akhirnya makanan tak bisa masuk secara sempurna dan biasanya keluar lagi

    le%at mulut.

    /3 *iare atau encret. Sifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan

    gangguan penyerapan cairan yang akhirnya terjadi diare, namun dalam

    beberapa kasus justru terjadi konstipasi sulit buang air besar3.

    3 emas, pusing, dan sakit perut. *emam yang tinggi menimbulkan rasa lemas,

    pusing. !erjadinya pembengkakan hati dan limpa menimbulkan rasa sakit di

    perut.

    63 Pingsan, !ak sadarkan diri. Penderita umumnya lebih merasakan nyaman

    dengan berbaring tanpa banyak pergerakan, namun dengan kondisi yang parah

    seringkali terjadi gangguan kesadaran.

    inggu ' infeksi akut demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, mual, diare3.

    inggu '' ;ejala lebih jelas demam, bradikardia relatif, lidah kotor, nafsu

    makan menurun, hepatomegali, ggn kesadaran3.

    inggu ''' *alam minggu ''' suhu badan berangsur-angsur dan normal

    kembali pada akhir minggu '''.

    inggu '( Suhu kembali normal proses penyakit bisa sembuh atau tidak

    sembuh malah sampai terjadi perforasi.

    2.3.+ Diagnosa Pen&akit De!a! Ti7oid

  • 7/25/2019 penyakit infeksi yang menyertai ibu dalam masa kehamilan dan nifas

    27/30

    "ntuk ke akuratan dalam penegakan diagnosa penyakit, dokter akan

    melakukan beberapa pemeriksaan laboratorium diantaranya pemeriksaan darah tepi,

    pemeriksaan 4idal dan biakan empedu.

    Pemeriksaan darah tepi merupakan pemeriksaan sederhana yang mudah

    dilakukan di laboratorium sederhana untuk membuat diagnosa cepat. #kan ada

    gambaran jumlah darah putih yang berkurang lekopenia3, jumlah limfosis yang

    meningkat dan eosinofilia.

    Pemeriksaan 4idal adalah pemeriksaan darah untuk menemukan @at anti

    terhadap kuman tifus. 4idal positif kalau titer > 1)255 atau lebih dan atau

    menunjukkan kenaikan progresif.

    *iagnosa demam !ifoid pasti positif bila dilakukan biakan empedu dengan

    ditemukannya kuman Salmonella typhosa dalam darah %aktu minggu pertama dan

    kemudian sering ditemukan dalam urine dan faeces.

    Sampel darah yang positif dibuat untuk menegakkan diagnosa pasti. Sample

    urine dan feces dua kali berturut-turut digunakan untuk menentukan bah%a penderita

    telah benar-benar sembuh dan bukan pemba%a kuman carrier3.

    Sedangkan untuk memastikan apakah penyakit yang diderita pasien adalah

    penyakit lain maka perlu ada diagnosa banding. Bila terdapat demam lebih dari lima

    hari, dokter akan memikirkan kemungkinan selain demam tifoid yaitu penyakit

    infeksi lain seperti Paratifoid #, B dan 8, demam berdarah *engue fe0er3, influen@a,

    malaria, !B8 !uberculosis3, dan infeksi paru Pneumonia3.

    "ji 4idal merupakan suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi

    aglutinin3. #glutinin yang spesifik terhadap salmonella thypi terdapat dalam serum

    klien dengan typhoid juga terdapat pada orang yang pernah di0aksinasikan. #ntigen

    yang digunakan pada uji %idal adalah suspensi salmonella yang sudah dimatikan dan

    diolah di laboratorium. !ujuan dari uji %idal ini adalah untuk menentukan adanya

    aglutinin dalam serum klien yang disangka menderita typhoid. #kibat infeksi oleh

    salmonella thypi, klien membuat antibodi atau aglutinin yaitu

    1. #glutinin >, yang dibuat karena rangsangan antigen > berasal dari tubuh

    kuman3.

  • 7/25/2019 penyakit infeksi yang menyertai ibu dalam masa kehamilan dan nifas

    28/30

    2. #glutinin &, yang dibuat karena rangsangan antigen & berasal dari flagel

    kuman3.

    +. #glutinin (i, yang dibuat karena rangsangan antigen (i berasal dari simpai

    kuman3.

    *ari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin > dan & yang ditentukan

    titernya untuk diagnosa, makin tinggi titernya makin besar klien menderita typhoid.

    2.3.- Peraatan dan Pengoatan Pen&akit De!a! Ti7oid

    Pera%atan dan pengobatan terhadap penderita penyakit demam !ifoid atau

    types bertujuan menghentikan in0asi kuman, memperpendek perjalanan penyakit,

    mencegah terjadinya komplikasi, serta mencegah agar tak kambuh kembali.

    Pengobatan penyakit tifus dilakukan dengan jalan mengisolasi penderita dan

    melakukan desinfeksi pakaian, faeces dan urine untuk mencegah penularan. Pasien

    harus berbaring di tempat tidur selama tiga hari hingga panas turun, kemudian baru

    boleh duduk, berdiri dan berjalan.

    Selain obat-obatan yang diberikan untuk mengurangi gejala yang timbul

    seperti demam dan rasa pusing Paracetamol3, "ntuk anak dengan demam tifoid maka

    pilihan antibiotika yang utama adalah kloramfenikol selama 15 hari dan diharapkan

    terjadi pemberantasan)eradikasi kuman serta %aktu pera%atan dipersingkat. amun

    beberapa dokter ada yang memilih obat antibiotika lain seperti ampicillin,

    trimethoprim-sulfamethoDa@ole, kotrimoksa@ol, sefalosporin, dan ciprofloDacin sesuai

    kondisi pasien. *emam berlebihan menyebabkan penderita harus dira%at dan

    diberikan cairan 'nfus.

    2.4. Pengoatan de!a! ti7oid 'ada iu (a!il

    !idak semua antibiotik dapat digunakan untuk pengobatan tifoid pada %anita

    hamil. $loramfenikol tidak boleh diberikan pada trimester ketiga kehamilan, karena

    dapat menyebabkan partus prematur, kematian fetus intrauteri, dan sindrom ;ray

    pada neonatus. *emikian pula dengan tiamfenikol yang mempunyai efek teratogenik

    terhadap fetus. amun kehamilan lebih lanjut, tiamfenikol dapat diberikan. Selain itu,

    kotrimoksa@ole dan flourokuinolon juga tidak boleh diberikan.

  • 7/25/2019 penyakit infeksi yang menyertai ibu dalam masa kehamilan dan nifas

    29/30

    #ntibiotik yang aman bagi kehamilan adalah golongan penisilin amfisilin,

    amoksisilin3, dan sefalosporin generasi ketiga kecuali pasien yang hipersensitif

    terhadap obat tersebut.

    2.4.6 Pen5ega(an Pen&akit De!a! Ti7oid

    Pencegahan penyakit demam !ifoid bisa dilakukan dengan cara perbaikan

    higiene dan sanitasi lingkungan serta penyuluhan kesehatan. 'munisasi dengan

    menggunakan 0aksin oral dan 0aksin suntikan antigen (i Polysaccharida capular3

    telah banyak digunakan. Saat ini pencegahan terhadap kuman Salmonella sudah bisa

    dilakukan dengan 0aksinasi bernama chotipa cholera-tifoid-paratifoid3 atau tipa

    tifoid-paratifoid3. "ntuk anak usia 2 tahun yang masih rentan, bisa juga di0aksinasi.

    BAB """

    PENUTUP

    3.1 esi!'ulan

    &epatitis infeksiosa disebabkan oleh 0irus dan merupakan penyakit hati yang

    paling sering dijumpai dalam kehamilan. Pada trimester ' dapat terjadi keguguran,

    akan tetapi jarang dijumpai kelainan congenital anomaly pada janin3. Sedangkan

    pada trimester '' dan ''' sering terjadi premature. !idak dianjurka untuk melakukan

    terminasi kehamilan dengan induksi atau S8, karena akan mempertinggi risiko pada

    ibu. Pada hepatitis B janin kemungkinan dapat tertular melalui plasenta, %aktu lahir,

    atau masa neonatusC %alaupun masih masih kontro0ersi penularan melalui air susu.

    Human immunodeficiency virus adalah retro0irus

  • 7/25/2019 penyakit infeksi yang menyertai ibu dalam masa kehamilan dan nifas

    30/30

    !yphoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman

    salmonella thypi dan salmonella para thypi #,B,8. sinonim dari penyakit ini adalah

    !yphoid dan paratyphoid abdominalis, Syaifullah oer, 1= 3.

    3.2 aran

    1. Bagi ahasis%a

    Bagi mahasis%a kebidanan diharapkan dapat memahami materi ini dengan

    baik, agar saat turun ke lapangan tidak terjadi kesalahan dalam memberikan

    pelayanan penyakit infeksi.

    2. Bagi 'nstitusi

    $ami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari

    lembaga institusi mengenai materi yang kami sajikan. $ami juga berharap denganadanya masukan dari lembaga institusi ini bisa memacu kami untuk lebih baik

    kedepannya.

    DA,TA% PUTAA

    8hapma, (icky. 2556. Asuhan %e&idanan Persalinan dan %ehamilan.

    Aakarta 9;8.

    (arney, &elen.dkk. 2556.Buku A'ar Asuhan %e&idanan edisi (. Aakarta. 9;8.

    Bari Saifudin, #bdul, dkk. 2556.Buku Acuan )asional Pelayanan %esehatanMaternal dan )eonatal. Aakarta MBP-SP.

    Pra%irohardjo, Sareono. 255=.Ilmu %e&idanan edisi keempat, Aakarta BP-SP.

    ansjoer, #rief, dkk. 2555.%apita !elekta %edokteran edisi * 'ilid +. Aakarta

    edia #esculapius.