laporan akhir praktikum farmakologi (antelmintik).docx
TRANSCRIPT
-
7/21/2019 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMAKOLOGI (antelmintik).docx
1/10
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMAKOLOGI
PERCOBAAN 6
UJI EFEKTIVITAS ANTELMINTIK
Dosen Pembimbing Praktikum: Fadli, S.Farm, Apt
Hari/tanggal praktikum : Senin, 29 Desember 201
Disusun ole!:
"#$%&P%" ' / (%$%)(A) A
1. Dedi Febriandi *1+911-
2. D!ea ik *1+91'-
+. #nda! )opaparadila *1+91-
. &ega uniati *1+9'-
'. 3essi D4isanti *1+900'-
LABORATORIUM FARMAKOLOGI
AKADEMI FARMASI YARSI PONTIANAK
2014/2015
-
7/21/2019 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMAKOLOGI (antelmintik).docx
2/10
I. PENDAHULUAN
A. 5u6uan Per7obaan
1. &a!asis4a di!arapkan dapat melakukan eksperimen seder!ana untuk mengu6i
akti8itas antelmintik suatu ba!an u6i se7ara in8itro
2. &a!asis4a di!arapkan dapat men6elaskan perbedaan paralisis dan lasid ang
ter6adi pada 7a7ing setela! diberikan antelmintik
. Dasar 5eori
Antelmintik merupakan obat untuk mengurangi atau membunu! 7a7ing dalamtubu! manusia dan !e4an. Dalam istila! ini termasuk semua at ang beker6a lokal
meng!alau 7a7ing dari saluran 7erna maupun obat;obat sistemik ang membasmi
7a7ing dari lar8ana ang meng!inggapi organ dan 6aringan tubu!. *56a, 200-
%bat;obat ang tidak diresorpsi lebi! diutamakan untuk 7a7ing didalam
rongga usus agar kadar setempat setinggi mungkin, lagi pula karena kebanakan
antelmintika 6uga bersiat toksik pada tuan ruma!. Sebalikna, ter!adap 7a7ing ang
dapat menembus dinding usus dan men6alar ke 6aringan dan organ lain, misalna
7a7ing gelang, !endakna digunakan obat sistemik ang 6ustru diresorpsi baik
kedalam dara! !ingga bisa me7apai 6aringan. *56a, 200-
"ebanakan obat7a7ing eekti ter!adap satu ma7am 7a7ing, se!ingga
diperlukan diagnosis tepatsebelum menggunakan obat tertentu. "ebanakan
obat 7a7ing diberikan se7araoral, pada saat makan atau sesuda! makan. eberapa
obat 7a7ing perlu diberikan bersamaan dengan pen7a!ar. %bat 7a7ing baru umumna
lebi! aman dan eekti disbanding dengan ang lama, eekti untuk beberapa ma7am
7a7ing, rasana tidak mengganggu, pemberianna tidak memerlukan pen7a!ar dan
beberapa dapat diberikan se7ara oral sebagai dosis tunggal. *Departemen
Farmakologi dan 5erapeutik, 200-
-
7/21/2019 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMAKOLOGI (antelmintik).docx
3/10
%bat pili!an utama untuk anti 7a7ing adala! pirantel pamoat atau
mebendazole, sedangkan untuk pili!an keduana adala! levamizole, piperazine
ataupun albendazole. *"atung, 2002-
Pirantel pamoat sangat eekti ter!adap As7aris, %
-
7/21/2019 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMAKOLOGI (antelmintik).docx
4/10
II. BAHAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN
A. Alat
=a4an petri berukuran besar
atang pengaduk ka7a
(elas piala 1$
Pinset
Sarung tangan
5!ermometer
>n7ubator
. a!an
Ascaris suum (Nypa fruticans?urmb-
Pirantel palmoat
)a=l 0,9@ b/8
Air suling
Air dengan su!u '0=
-
7/21/2019 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMAKOLOGI (antelmintik).docx
5/10
III. PROSEDUR KERJA
1. Sebelum pembuatan, 7a7ing !arus diaktikan terlebi! da!ulu pada su!u +=
2. Siapkan larutan u6i *pirantel palmoat dan larutan u6i dari ba!an alam- serta
7ontrol *)a=l 0,9@- dengan konsentrasi masing;masing '@, 20@ dan 0,9@+. 5uangkan larutan u6i masing;masing kedalam 7a4an petri dengan pola
sebagai berikut:
=a4an petri 1 : Pirantel palmoat
=a4an petri 2 : $arutan u6i dari ba!an alam
=a4an petri + : )a=l 0,9@
. 5empatkan 7a4an petri ang tela! berisi larutan u6ii kedalam in7ubator pada
su!u +=
'. "edalam masing;masing 7a4an petri, letakkan 1*satu- pasang As7aris suum
ang masi! akti. =atat 4aktuna. $akukan pengamatan:
Amati pergerakan 7aing dan posisi kepala 7a7ing segera setela!
penempatan 7a7ing kedalam larutan u6i se7ara terus menerus selama
menit pertama kemudian pada +0B, 'B, 0B dan seterusna dengan
inter8al 1' menit. Pengamatan dilakukan selama 2 6am
andingkan pergerakan 7a7ing dalam larutan u6i *pirantel palmoat dan
larutan u6i dari ba!an alam- dengan 7a7ing 7ontrol *dalam )a=l 0,9@-
Cntuk meli!at apaka! 7a7ing ang tidak bergerak tersebut suda! mati
atau !anak paralisis, usik 7a7ing tersebut dengan batang pengaduk
ika 7a7ing diam, segera pinda!kan ke dalam air panas '0= dan
amati pergerakanna
Apabila dengan mengusik, 7a7ing tetap diam, berarti 7a7ing tersebut
mati. 5etapi 6ika bergerak, berarti 7a7ing tersebut mengalami paralisis
ika 7a7ing mengalami paralisis, natakanla! apaka! paralisis ang
ter6asi merupakan paralisis spasti7 atau la77id dengan meli!at postur
tubu! 7a7ing tersebut
=atat pengamatan dalam bentuk table. )atakan data pengamatan
pada setiap inter8al 4aktu dengan: ) *normal-, P *paralisis- dan &
*mati-
-
7/21/2019 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMAKOLOGI (antelmintik).docx
6/10
IV. HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN
A. $arutan Sto7k Pirantel Pamoat
erat tablet: 1,02g
Ditimbang: 0,0'/100m$"onsentrasi ang dibuat: '@
=&=: 2@
Auades: ad 100m$
. >nusa sto7kSto7k dibuat 100@ sebanak 20m$ dengan berat daun pepaa 20g. $alu dilakukan
pengen7eran 10@, 20@, +0@, 0@, '0@, 0@, 0@ dan 0@
=. 5abel Pengamatan
"elompok/$arutan ?aktu pengamatan *menit-0;1' 1';+0 +0;' ';0
>>> *Pirantel Palmoat '@- F F F &
E *)a=l 0,9@- ) ) ) )
> *>nusa 10@- ) ) ) )
>> *>nusa 20@- ) ) ) )
>E *>nusa +0@- ) ) ) )
E> *>nusa 0@- ) F F F
E>> *>nusa '0@- ) ) F F
E>>> *>nusa 0@- ) &*>- &*>>- F
> *>nusa 0@- ) F F S
*>nusa 0@- F S & &
"eterangan:
&: &ati
): )ormal
F: Flasid
S: Spastik
-
7/21/2019 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMAKOLOGI (antelmintik).docx
7/10
V. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, ang men6adi ba!an amatan pengamat adala!
akti8itas pirantel pamoat 6uga inusa daun pepaa sebagai obat antelmintik ang
beker6a dalam mempengaru!i sistem sara dari 7a7ing ang akan diamati eekna.
Pada prosedur a4al, 7a7ing ang digunakanna !arusla! berupa 7a7ing pita
babi *Ascaris suum- 6antan dan betina atau Ascaridia galli, namun karena
keterbatasan sumber daa, maka diganti ole! 7a7ing nipa! *Nypa fruticans?urmb-.
Pada a4al praktikum, 7a7ing diaktikan terlebi! dulu pada su!u +o=, karena
7a7ing !idup didalam tubu! manusia dengan keadaan sistem bersu!u +o=. Setela!
7a7ing akti, maka ang perlu dilakukan adala! meniapkan sediaan u6i, aitu berupa
pirantel pamoat, inusa Carica papaya dengan berbagai konsentrasi 6uga sediaan
kontrol berupa )a=l isiologis, selain itu disiapkan air panas bersu!u '0 o= sebagai
sarana u6i penentuan siat paralisis ang akan ter6adi karena akti8itas obat antelmintik
ang diberikan.
=a7ing ang suda! akti diletakan pada 7a4an petri ang berbeda untuk tiap
larutan u6i, 7a4an petri ang pertama untuk larutan u6i pirantel palmoat '@ sebanak
10m$, 7a4an petri ang kedua untuk larutan )a=l isiologis 0,9@ sebanak 10
m$ dan 7a4an petri ketiga untuk larutan inusa daun papaa dengan masing;masing
konsentrasi ang tela! ditetapkan. 5iap 7a4an petri berisikan + ekor 7a7ing.
Pengamatan dilakukan selama 4aktu 0 menit dengan 6arak pengamatan, 1' menit
sekali.
Pada larutan u6i Pirantel palmoat '@, 7a7ing mengalami paralisis lasid aitu
keadaan 7a7ing ang melema! pada menit ke 0;' dan mati pada menit ke ';0.
Pirantel palmoat memiliki siat laksan ang 7ukup kuat dan mekanisme ker6ana
melumpu!kan 7a7ing dengan 7ara mendepolarisasi sena4a peng!ambat
neuromuskuler dan mengeluarkanna dari dalam tubu! ang mengakibatkan paralisis
spastik pada 7a7ing.Pada larutan u6i menggunakan )a=l 0,9@ isiologis sebagai 7ontrol negati,
7a7ing tidak mengalami reaksi apapun *normal-. Hal ini dikarenakan )a=l merupaka
larutan pengisotonis tubu! ang sesuai dengan keadaan didalam tubu! dimana 7a7ing
akan tetap !idup didalam kondisi normal seperti itu.
-
7/21/2019 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMAKOLOGI (antelmintik).docx
8/10
Pada larutan u6i inusa daun pepaa dengan konsentrasi 10@, 20@ dan +0@
7a7ing tidak menimbulkan reaksi apapun *normal-. Hal ini dikarenakan 7a7ing nipa!
*Nypa fruticans?urmb- memiliki isik ang lebi! besar dan memiliki sstem
perta!anan tubu! ang lebi! kuat dari pada Ascaridia gilli ang bukan termasuk
7a7ing ang bersiat parasit dan !idup didalam tubu! manusia.
Pada larutan u6i inusa daun papaa 0@, 7a7ing tidak mengalami reaksi
apapun *normal- pada menit ke 0;1'. 5etapi pada menit ke 1';0 7a7ing mengalami
paralisis lasid *lema!- ang disebabkan ole! konsentrasi inusa ang meningkat.Pada larutan u6i inusa daun papaa '0@, 7a7ing tidak mengalami
reaksi *normal- pada menit ke 0;+0, dan mengalami lasid *keadaan tubu!
lema!- pada menit ke +0;0. Hal ini berbanding terbalik dengan larutan u6i
inusa 0@. Se7ara teori, kenaikan dosis dapat mempengaru!i adsorbsi at
akti. Hal ini bisa dikarenakan ukuran tubu! 7a7ing ang lebi! besar atau daa
ta!an tubu! 7a7ing ang berbeda.
Pada larutan u6i inusa daun papaa 0@, 7a7ing tidak mengalami
reaksi apapun *normal- pada menit ke 0;1'. )amun, pada menit ke 1';' 2
ekor 7a7ing mati dan satu ekor sisa 7a7ing lainna mengalami lasid. &enurut
literature, 7a7ing ang mati !arusna mengalami lasid atau spasti7 terlebi!
da!ulu. )amun pada table pengamatan tidak dinatakan ba!4a 7a7ing
mengalami lasid maupun spasti7.Pada larutan u6i inusa daun papaa 0@, 7a7ing tidak mengalami
reaksi apapun pada menit ke 0;1', namun pada menit ke 1';' 7a7ing
mengalami lasid dan pada menit ke ';0 7a7ing mengalami spasti7. Hal ini
dikarenakan konsentrasi inusa semakin bertamba!.
Pada larutan u6i inusa 0@, 7a7ing mengalami lasid pada menit ke 0;
1' dan spasti7 pada menit ke 1';+0. $alu pada menit ke +0 7a7ing suda! mati.
Hal ini dikarenakan peningkatan konsentrasi inusa se!ingga sstem sara
pusat 7a7ing terganggu.
-
7/21/2019 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMAKOLOGI (antelmintik).docx
9/10
VI. KESIMPULAN
Dari praktikum, dapat disimpulkan ba!4a:
1. Antelmintik merupakan obat untuk mengurangi atau membunu!
7a7ing dalam tubu! manusia dan !e4an
2. Semakin tinggi konsentrasi suatu larutan, semakin tinggi kemampuan
at akti tersebut beker6a
+. "emampuan inusa daun papaa tidak 6au! lebi! kuat dari pirantel
palmoat
-
7/21/2019 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMAKOLOGI (antelmintik).docx
10/10
VII. DAFTAR PUSTAKA
Departemen Farmakologi dan 5erapeutik Fakultas "edokteran. 200.Farmakologi
dan TerapiUniversitas ndonesia.
"atung, . (. *2002-. Farmakologi Dasar dan "linik, edisi >>. akarta, Salemba&edika.
56a, 5an Hoan, a!ard6a, "irana, 2002, %bat G %bat Penting, P5. #le< &edia
"omputindo, akarta
56a, 5an Hoan dan "irana a!ard6a. 200. !bat"!bat #enting. P5 #le< &edia
"omputindo: akarta