laporan yosita kimia dasar

Upload: yosi-sita

Post on 10-Feb-2018

284 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 laporan yosita kimia dasar

    1/41

    Kimia Dasar Page 1

    PERCOBAAN I

    PENENTUAN BERAT MOLEKUL

    I.1 TUJUAN PERCOBAAN :

    Dapat menentukan berat molekul zat cair yang mudah menguap melalui

    penerapan hukum gas ideal

    I.2 PERINCIAN KERJA

    a) Penentuan volume labub) Penentuan berat molekul 1,1,1 Tri Chloro Etana

    I.3 ALAT YANG DIPAKAI :

    1. Labu2. Kenanga air yang dilengkapi termostat3. Pemanas air berbentuk spiral4. Klem dan steatit5. Neraca analitik6. Buret 50 ml7. Gelas kimia 1000 ml8. Termometer

    I.4 BAHAN YANG DIGUNAKAN :

    1. 1,1,1 Tri Chloro Etana2. Air3. Alumunium Foil

    I.5 DASAR TEORI :

    Halogen berasal dari bahasa Yunani yang berarti pembentuk

    garam.Dinamai demikian karena unsur-unsur tersebut bereaksi dengan logam

    membentuk garam.Unsure-unsur halogen mempunyai 7 elektron valensi pada

  • 7/22/2019 laporan yosita kimia dasar

    2/41

    Kimia Dasar Page 2

    subkulit ns2 np

    5.Konfigurasi elektron yang demikian membuat unsur-unsur

    halogen bersifat sangat reaktif.Halogen cenderung menyerap 1 elektron

    membentuk ion bermuatan negatif satu.

    Dalam bentuk unsur, halogen (X) terdapat sebagai molekul diatomik

    (X2).Molekul X2 mengalami disosiasi menjadi atom-atomnya. X2(g) 2 X(g).

    Pada suhu kamar, fluorin dan klorin berupa gas, bromin berupa zat cair yang

    mudah menguap, sedangkan iodin berupa zat padat yang mudah

    menyublim.Halogen mempunyai warna dan aroma tertentu.Fluorin berwarna

    kuning muda, Klorin berwarna hijau muda, Bromin berwarna merah tua, Iodin

    padat berwarna hitam, sedangkan uap Iodin berwarna ungu.Semua halogen

    berbau rangsang dan menusuk, serta bersifat racun. Kata Klorin, Iodin, dan

    Bromin berasal dari bahasa Yunani yang artinya berturut-turut adalah hijau, violet

    (ungu), dan bau pesing (amis). Larutan halogen juga berwarna.Larutan Klorin

    berwarna hijau muda, larutan Bromin berwarna coklat merah, dan larutan Iodin

    berwarna coklat.Dalam pelarut tak beroksigen, seperti Tetraklorida (CCl4) atau

    Kloroform, Iodin berwarna ungu.

    Dalam kereaktifannya kimia fluor sampai iod, sebagaimana ditunjukkan oleh

    kecenderungan dalam kekuatan mengoksidasinya. Molekul fluor yang

    beratom dua (diatomik) itu, F2, merupakan zat pengoksidasi yang lebih kuat

    daripada unsur lain yang manapun dalam keadaan normalnya.

    Secara umum, fluorin bereaksi dengan unsur dan senyawa lain dengan

    cara mengoksidasiya. Atom ini menggantikan halogen lain yang kurang reakstif

    dari senyawa-senyawanya, seperti halnya klorin menggantikan bromine dan

    iodine, yaitu unsur yang terletak di bawahnya dan bromine menggantikan iodine.

    Flourin jauh lebih reaktif daripada klorin, bromine, dan iodine. Dalam

    membentuk suatu senyawa, 1 atom flourin dapat menggunakan secara bersama-

    sama elektron-elektron dalam 1 ikatan kovalen tunggal atau mendapat 1 elektron

    membentuk ion fluoride (F-). Diantara halogen-halogen lain energi ionisasi F

  • 7/22/2019 laporan yosita kimia dasar

    3/41

    Kimia Dasar Page 3

    paling besar. Selain posisi F sebagai unsur yang paling elektronegatif, data

    afinitas elektron menunjukkan bahwa F(g)(membentuk anion gas) kurang mudah

    daripada Cl(g)dan hanya sedikit lebih mudah daripada Br(g).

    Dengan menentukan kekuatan oksidasi relative dari unsur-unsur golongan

    halogen, maka akan diperoleh suatu pengertian mengenai kecenderungan unsur-

    unsur untuk dihubungkan dengan berubahnya ukuran atom dan ukuran ion.

    Semua halogen adalah non logam dengan rumus X2, dimana X

    melambangkan unsur halogen karena kereaktifannya yang besar halogen tidak

    pernah ditemukan dalam bentuk unsur bebasnya di alam.

    Sebelumnya telah dijelaskan bahwa Unsur-unsur halogen bersifat relatif

    reaktif.Dimana Unsur-unsur halogen terdiri dari astatin, brom, chlor, fluor, dan

    iod.Kita tidak melakukan analisa untuk astatin dan fluor, karena astatin bersifat

    radioaktif dan fluor terlalu reaktif.Atom-atom halogen cenderung menarik

    elektron dan membentuk anion X (Cl , Br , dan lain-lainnya). Karena sifat

    tersebut halogen merupakan oksidator yaitu zat yang cenderung mengoksidasi zat

    lain. Jika larutan yang berisi halogen X2(Cl2, Br2, I2) dicampur dengan

    larutan yang berisi ion halida Y (Cl , Br , I ), maka dapat terjadi reaksi :

    X2 (larutan)+ 2Y (larutan ) 2X (larutan)+ Y2 (laruta)

    Reaksi tersebut dapat berlangsung bila X merupakan oksidator yang

    lebih baik dari Y. Bila Y merupakan oksidator yang lebih baik dari X, maka

    reaksi diatas tidak akan terjadi. Reaksi akan bersifat spontan dengan arah yang

    berlawanan. Dalam percobaan ini kita akan mencampurkan larutan halogen

    dengan larutan ion halida untuk menentukan daya oksidasi dari unsur-unsur

    halogen. Daya oksidasi bervariasi dari satu unsur ke unsur halogen lainnya di

    dalam sistem periodik. Didalam air dan khususnya didalam pelarut organik,

    halogen mempunyai warna yang khas. Ion-ion halida tidak berwarna didalam

    air dan tidak larut dalam pelarut organik. Brom didalam 1,1,1 TCE berwarna

    orange (coklat), sedangkan Cl2 dan I2dalam pelarut tersebut mempunyai warna

  • 7/22/2019 laporan yosita kimia dasar

    4/41

    Kimia Dasar Page 4

    lain. Brom lebih larut dalam TCE dibandingkan dalam air, sehingga bila kita

    mengocok larutan air brom dengan TCE, maka brom akan pindah ke pelarut TCE

    dan menghasilkan warna orange. Kemudian kedalam campuran tersebut

    ditambahkan larutan yang berisi ion halida, misalnya Cl , lalu dikocok dengan

    baik. Bila Br2merupakan pengoksidasi yang lebih baik dari Cl2, maka brom akan

    mengambil elektron dari ion Cl dan berubah menjadi Br dengan reaksi :

    Br2 (larutan)+ 2Cl (larutan) 2Br (larutan)+ Cl2 (larutan)

    Bila reaksi diatas terjadi, maka warna dari lapisan TCE akan berubah, karena Br2

    digunakan dan terbentuk Cl2. Warna lapisan TCE akan berubah dari coklat

    kewarna larutan Cl2dalam TCE. Bila reaksi tidak berlangsung, maka warna TCE

    akan tetap coklat. Kita harus belajar membedakan halogen dengan ion halida,

    karena kedua zat ini tidak sama walaupun namanya hampir mirip.

    Halogen merupakan molekul dan zat pengoksidasi serta mempunyai bau.

    Hanya sedikit larut dalam air dan sangat larut dalam TCE dengan warna

    yang berbeda. Ion halida hanya terdapat dalam bentuk larutan dalam air, tidak

    berwarna dan tidak berbau dan kebanyakan merupakan zat pengoksidasi. Ion

    halida tidak larut dalam TCE.

    Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada

    macamnya zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat

    terlarut (konsentrasi zat terlarut).

    Untuk penurunan titik beku persamaannya dapat dinyatakan sebagai: Apabila

    suatu pelarut ditambah dengan sedikit zat terlarut, maka akan didapat suatu

    larutan yang mengalami:

    1. Penurunan tekanan uap jenuh2. Kenaikan titik didih3. Penurunan titik beku4. Tekanan osmosis

  • 7/22/2019 laporan yosita kimia dasar

    5/41

    Kimia Dasar Page 5

    Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat

    Larutan itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama

    dengan jumlah partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya

    sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan

    larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion.Dengan demikian sifat

    koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat

    koligatif larutan elektrolit. Pada setiap suhu, zat cair selalu mempunyai tekanan

    tertentu.Tekanan ini adalah tekanan uap jenuhnya pada suhu tertentu.Penambahan

    suatu zat ke dalam zat cair menyebabkan penurunan tekanan uapnya.Hal ini

    disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut,

    sehingga kecepatan penguapan berkurang.

    Gambaran penurunan tekanan uap

    Menurut Roult : P = P0.Xp

    keterangan:

    P : tekanan uap jenuh larutan

    P0 : tekanan uap jenuh pelarut murni

    Xp

    : fraksi mol pelarut

    Penurunan Titik Beku

    Jika suatu zat yang tidak mudah menguap dilarutkan dalam pelarut, maka

    akan terjadi penurunan tekanan uap, yang akhirnya pada temperatur tertentu

    tekanan uap zat pelarut dalam larutan akan lebih rendah dari keadaan murninya.

    Besarnya tekanan uap tergantung dari banyaknya zat yang dilarutkan.Semakin

    besar penambahan zat terlarut maka makin besar pula penurunan tekanan

    uapnya.Perubahan tekanan mengakibatkan adanya gangguan kesetimbangan

    dinamis dari larutan tersebut.

    Salah satu penerapan hukum gas ideal didalam percobaan adalah menentukan

    berat molekul gas dan uap. Untuk menentukan berat molekul untuk gas atau uap,

  • 7/22/2019 laporan yosita kimia dasar

    6/41

    Kimia Dasar Page 6

    perlu diketahui. Berat gas tersebut pada suhu dan tekanan yang diketahui. Bila gas

    tersebut memenuhi persamaan gas ideal, maka berlaku :

    PV = nRT ...................................(1)

    P adalah tekanan atmosfer,

    V adalah volume dalam liter,

    T adalah suhu dalam Kelvin,

    n adalah jumlah mol gas,

    R adalah tetapan ( 0,0821 LAtm/MolK )

    Jumlah mol n sama dengan berat (g) dibagi dengan berat molekul (BM)

    BM

    Gramn

    Dengan mensubtitusikan ke dalam persamaan (1), maka diperoleh :

    TRxBM

    gramVP

    TRxVP

    gramBM ....................................(2)

    Percobaan yang dilakukan disini mencakup juga penentuan berat molekul zatcair yang mudah menguap. Sejumlah zatcair dimasukkan ke dalam labu.

    Kemudian labu dimasukkan ke dalam air yang mendidih, sehingga zat cair akan

    menguap sempurna, mencorong udara yang berada dalam labu, sehingga

    seluruh isi labu terisis uap pada tekanan barometer dan suhu pada titik air. Bila

    labu didinginkan dan uap mengembun, maka dapat ditentukan berat dari uap,

    sehingga BM dapat dihitung Gas mempunyai sifat bahwa molekul-molekulnya

    sangat berjauhan satu sama lain sehingga hampir tidak ada gaya tarik menarik

    atau tolak menolak diantara molekul-molekulnya sehingga gas akan

    mengembang dan mengisi seluruh ruang yang ditempatinya, bagaimana pun

    besar dan bentuknya. Untuk memudahkan mempelajari sifat-sifat gas ini baiklah

    dibayangkan adanya suatu gas ideal yang mempunyai sifat-sifat :

  • 7/22/2019 laporan yosita kimia dasar

    7/41

    Kimia Dasar Page 7

    1. Tidak ada gaya tarik menarik di antara molekul-molekulnya.2. Volume dari molekul-molekul gas sendiri diabaikan.3. Tidak ada perubahan energi dalam (internal energy = E) pada

    pengembangan.

    Sifat-sifat ini dimiliki oleh gas inert (He, Ne, Ar dan lain-lain) dan uap Hg

    dalam keadaan yang sangat encer. Gas yang umumnya terdapat di alam (gas

    sejati) misalnya: N2, O2, CO2, NH3dan lain-lain sifat-sifatnya agak menyimpang

    dari gas ideal. Bila gas ideal sifat-sifatnya dapat dinyatakan dengan persamaan

    yang sederhana ialah pV = n R T, maka sifat-sifat gas sejati hanya dapatdinyatakan dengan persamaan, yang lebih kompleks lebih-lebih pada tekanan

    yang tinggi dan temperatur yang rendah. Bila diinginkan penentuan berat

    molekul suatu gas secara teliti maka hukum-hukum gas ideal dipergunakan pada

    tekanan yang rendah. Tetapi akan terjadi kesukaran ialah bila tekanan rendah

    maka suatu berat tertentu dari gas akan mempunyai volume yang sangat

    besar.Untuk suatu berat tertentu bila tekanan berkurang volume bertambah dan

    berat per liter berkurang. Kerapatan yang didefinisikan dengan W/V berkurang

    tetapi perbandingan kerapatan dan tekanan d/p atau W/pV akan tetap, sebab

    berat total W tetap dan bila gas dianggap gas ideal pV juga tetap sesuai dengan

    persamaan berikut :

    p V = R T.(3)

    M = R T = (d/p)oR T.(4)

    Suatu aliran dari udara kering yang bersih dilewatkan cairan yangdiukur

    tekanan uapnya.Ketelitian dari pengukuran ini tergantung pada kejenuhan udara

    tersebut.Untuk menjamin kejenuhan ini maka udara dilewatkan cairan tersebut

    secara seri. Bila V adalah volume dari w gram cairan tersebut dalam keadaan

    uap, M berat mol cairan dan tekanan uap dari cairan tersebut pada temperatur T

    maka tekanan uap dapat dihitung dengan hukum gas ideal :

    p = R T..(5)

  • 7/22/2019 laporan yosita kimia dasar

    8/41

    Kimia Dasar Page 8

    Hukum gabungan gas: untuk suatu sampel gas menyetakan bahwa

    perbandingan pV/T adalah konstan.Sebetulnya untuk gas-gas real (nyata) seperti

    metana (CH3) dan oksigen dilakukan pengukuran secara cermat, ternyata hal ini

    tidak benar betul. Gas hipotesis yang dianggap akan mengikuti hukum gabungan

    gas pada berbagai suhu dan tekanan hukum gabungan gas pada berbagai suhu

    dan tekanan disebut gas ideal.

    Gas nyata akan menyimpang dari sifat gas ideal.Pada tekanan yang relatif

    rendah termasuk pada tekanan atmosfer serta suhuyang tinggi, semua gas akan

    menempati keadaan ideal sehingga hukum gas gabungan dapat dipakai untuk

    segala macam gas yang digunakan

    Persamaan gas ideal bersama-sama dengan massa jenis gas dapat

    digunakan untuk menentukan berat molekul senyawa volatil. Dalam hal ini

    menyarankan konsep gas ideal, yakni gas yang akan mempunyai sifat sederhana

    yang sama dibawah kondisi yang sama

    Hukum penggabungan volume: persamaan gas ideal, atau yang lebih

    spesifik ialah hipotesis avogardo, terutama berguna untuk memecahkan jenis

    hitungan yang didasarkan pada persamaan reaksi yang telah diberi koefisien. Ini

    berlaku jika baik pereaksi maupun hasil reaksi semuanya dalam bentuk gas, atau

    paling tidak gas yang terlibat dalam perhitungan pertama. Perhatikan reaksi ini:

    2NO (g) + O2 (g)2NO2((g)

    2 mol NO(g) + 1 mol O2(g)2 mol NO2(g)

    Teori Kinematika Molekul Gas

    Hokum-hukum gas sederhana adalah pernyataan empiris dari tingkah laku

    gas-gas yang diamati.Hokum-hukum ini secara rasional tepat untuk kebanyakan

    gas, pada keadan suhu dantekanan normal.Sebaaimana yang tela dinyatakan

    suatu perilaku melalui serankaian pengamatan atau percobaan.Teori ilmiah

    adalah suatu penjelasan dari suatu hokum atau kelompok hukum.

  • 7/22/2019 laporan yosita kimia dasar

    9/41

    Kimia Dasar Page 9

    Hukum adalah suatu pernyataan dari apa yang akan terjadi, sedankan teori

    mencoba untuk menjelaskan mengapa hal ini terjadi. Teori ilmiah berdasarkan

    pada model atau konsep dari berbagai gejala yang dapat dideduksi secara logis.

    Teori yang baru yang telah diterima untuk menjelaskan perilaku gas

    dikembangkan pada pertengahan abad ke 19, yaitu teori kinetika molekul gas,

    yang berdasarkan modl berikut:

    1. Gas terdiri dari partikel- partikel sangat kecil yan disebut molekul (atau padakasus tertentu atom)

    2. Molekl gas umumnya dipisahkan dalam jarak yang cukup jauh. Sebagaihasilnya mereka hanya memiliki bagian / fraksi yang sangat kecil dari

    volume total gas. Pada kenyataannya, molekul dianggap sebagai titik massa.

    3. Dianggap tidak terdapat gaya- gaya antar molekul.4. Moleul-molekul bergerak secara konstan dan acak didalam volume gas.

    Sebagai hasil dari gerakan sering terjadi tumbukan diantara molekul itu

    sendiri dan dengan dinding wadahnya.

    5. Tumbukan diantara molekul bersifat elastic.I.6 PROSEDUR KERJA :

    1. Mentukan volume labua) Dimasukkan air ke dalam labu dengan menggunakan buret 50 ml sampai

    batas leher labu,

    b) Dicatat banyaknya volume air yang keluar dari buret,c) Volume Air = Volume Labu.d) Labu dikeringkan untuk digunakan pada percobaan menentukan berat

    molekul 1,1,1 Tri Chloro Etana.2. Penentuan Berat Molekul 1,1,1 Tri Chloro Etana volume labu

    a) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, sebelum digunakanalumunium foilnya pastikan tidak bocor..

  • 7/22/2019 laporan yosita kimia dasar

    10/41

    Kimia Dasar Page 10

    b) Labu ditutup dengan menggunakan alumunium foil, lalu ditusuk dengantermometer dan ditutup pinggiran termometer tersebut dengan

    menggunakan label. Kemudianlubangi aluuinium tarsebut dengan

    menggunakan jarum.

    c) Ditimbanglah labu tersebut,lalu dicatat bobotnya.d) Bukalah penutup labu tersebut berserta termometernya, lalu ditempatkan

    ditempat yang bersih dan kering agar tidak mempengaruhi pada zat yang

    akan digunakan.

    e) Diisi labu dengan 4 ml 1,1,1 trikloroetana,f) Lalu ditimbanglah labu yang berisi zat tersebut dan dicatat bobotnya.g) Ditutup labu tersebut dengan penutupnya tadi, lalu pasang klem dileher

    labu tersebut untuk pegangan pada saat pemanasan.

    h) Dipanaskan labu yang berisi zat tersebut sampai habis dan amatilahperubahan suhunya.

    i) Setelah habis zatnya, di angkat labunya dan dinginkan denganmenggunakan air yang ada dalam baskom,

    j) Setelah dingin dan uap terbentuk, ditimbanglah dan kondestatnya dicatat.

    I.7 DATA PENGAMATAN :

    Hasil Percobaan I

    Berat labu 186,09 gram

    Berat labu + Kondensat 188,93 gram

  • 7/22/2019 laporan yosita kimia dasar

    11/41

    Kimia Dasar Page 11

    I.8 PERHITUNGAN :

    1. Tekanan uapa

    =0,981 atm

    2. Volume uap dalam Liter1 L = 1.000 ml = volume labu

    = 600 ml

    3. Suhu uap dalam Kelvinok = 87

    oC+ 273

    oK

    = 360oK

    4. Berat UapBerat uap = Berat labu + Kondensat Berat labu

    = 188,93gr 186,09 gr

    = 2,84 gram

    5. Berat MolekulTRx

    VP

    gramBM =

    - atm

    2 atmmol

    = 142,60 gr/mol

    Suhu didih air 100C

    Tekanan barometer 746 mm Hg

    Volume labu 600 ml

    Suhu uap 87C

    Berat zat cair 5,01 gram

  • 7/22/2019 laporan yosita kimia dasar

    12/41

    Kimia Dasar Page 12

    6. Secara teori :TCE = C2H3Cl3

    C = 12.2 = 24

    H = 1.3 = 3

    Cl = 35,5.3 = 106,5

    Jadi BM adalah 24+3+106,5 = 133,5 gram/mol

    7. % Kesalahan% kesalahan =

    =

    = 6,381 %

    I.9 PEMBAHASAN :

    Menentukan berat molekul senyawa volatile berdasarkan massa jenis

    gas dengan menggunakan persamaan gas ideal adalah salah satu alternatif lain

    dari metode penentuan massa jenis gas dengan alat Viktor Meyer. Persamaan gas

    ideal bersama-sama dengan massa jenis gas dapat digunakan untuk menentukan

    berat molekul senyawa volatile. Senyawa volatile merupakan senyawa yang

    mudah menguap, apalagi bila dipanaskan pada suhu di atas titik didih.Senyawa

    volatile yang digunakan pada percobaan ini adalah larutan Trikoridaetana

    (C3H3Cl3).

    Percobaan yang dilakukan diatas mencakup juga penentuan berat molekul zat

    cair yang mudah menguap. Dimana dalam percobaan ini juga memiliki langkah-

    langkah kerja serta perlakuan yaitu sebagai berikut:

  • 7/22/2019 laporan yosita kimia dasar

    13/41

    Kimia Dasar Page 13

    1. Sebelum kita memanaskan labu ukur kita harus menutup dengan alumuniumofil dan dilubangi dengan termometer dan pinggiran termometer ditutup lagi.

    Jika kita tidak menutupnya, uap pada saat kita memanas akan keluar semua.

    2. Untuk menentukan berat molekul untuk gas atau uap, perlu diketahui. Beratgas tersebut pada suhu dan tekanan yang diketahui. Bila gas tersebut

    memenuhi persamaan gas ideal

    Percobaan yang dilakukan disini mencakup juga penentuan berat molekul zat

    cair yang mudah menguap.Sejumlah zat cair dimasukkan ke dalam

    labu.Kemudian labu dimasukkan ke dalam air mendidih, sehingga seluruh labu

    terisi uap pada tekanan barometer dan suhu pada titik didih air.Bila labu

    didinginkan dan uap mengembun, maka dapat ditentukan berat dari uap,

    sehingga BM dapat dihitung. Lalu hasilnya dapat dibandingkan dengan BM

    secara teori dan kemungkinan besar akan terjadi penyimpanan berupa presentasi

    kesalahan cukup tinggi.

    Hal ini dapat disebabkan oleh 3 faktor, yaitu :

    1. Faktor alatAlat yang digunakan tidak bersih, berdebu dan pada saat pencucian tidak

    dibilas dengan aquadest sehingga zat/larutan sebelumnya masih tinggi

    dalam alat.Neraca yang digunakan ketelitiannya kurang maksimal. Kondisi

    neraca juga kurang baik ( berkarat ) sehingga mempengaruhi penimbangan.

    2. Faktor BahanBahan yang digunakan kemungkinan terkontaminasi dengan zat lain.

    Mungkin saja pada saat pembuatan larutannya, pipet yang digunakan tidak

    dicuci dengan bersih atau terkontaminasi dengan larutan lainnya.

    3. Faktor manusiaKemungkinan praktikan tidak teliti pada saat memipet dan menimbanglarutan

  • 7/22/2019 laporan yosita kimia dasar

    14/41

    Kimia Dasar Page 14

    I.10 KESIMPULAN :

    Dari data pengamatan yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa berat

    molekul untuk 1,1,1 Tri Chloro Etana adalah = 142,60 gr/mol dan berat

    kesalahan adalah 6,381 %

    I.11 SARAN :

    Dalam melakukan praktek di laboratorium, hendaknya praktikan

    memperhatikan beberapa hal, di antaranya :

    1. KebersihanYaitu kebersihan alat yang akan digunakan. Jangan lupa membilasnya

    dengan aquadest setelah dicuci.

    2. KetelitianKetelitian pada saat menimbang, memipet larutan, menghimpitkan larutan

    dan sebagainya.

    a. Tanggal pembuatanSetiap preaksi yang digunakan hendaknya tanggalnya diperhatikan, sebab

    kemungkinan besar kesalahan pada praktek terjadi oleh bahan yang telah

    kadarluarsa.

    b. Pada saat praktikum berlanjut kita harus memperhatikan keadaan suhupada saat penguapan.

    c. Pada saat praktikum berlanjut, kita harus teliti pada saat kerja agar kitamendapatkan berat molekul ideal.

    1.12 PERTANYAAN :

    A. Seorang siswa menimbang labu dan memperoleh beratnya 55,441 gr, iamemasukkan kedalam labu sebanyak 5 ml suatu zat cair yang tidakdiketahui, lalu memanaskan labu dalam penangas air pada suhu 100C.

    Setelah zat cair menguap, labu dikeluarkan dari penangas dan ditutup. Labu

    kemudian didinginkan sampai uap zat cair mengembun. Tutup dibuka,

  • 7/22/2019 laporan yosita kimia dasar

    15/41

    Kimia Dasar Page 15

    kemudian labu ditimbang dan diperoleh berat 56,039 gram. Volume labu =

    215,8 ml. Tekanan barometer = 752 mmHg.

    1. Berapakah tekanan dari uap didalam labu dalam satuan atm ?Jawaban : 1 Atm = 760 mmHg , jadi

    Atm9895,0

    mmHg760

    Atm1mmHg752Atm

    2. Berapakah suhu uap dalam Kelvin ?Jawaban : 273K = 1C

    K373

    C1K273C100K

    3. Berapakah volume labu dalam Liter ?Jawaban : 1L = 1.000 ml

    L2158,0

    ml000.1

    L1xml8,215L

    4. Berapakah berat uap yang ada dalam labu ?Jawaban :

    Berat uap dalam labu = ( Berat Labu + Sampel ) ( Berat Labu )

    = 56,039 gr 55,441 gr

    = 0,598 gram

    5. Berapakah berat 1 mol uap ?Jawaban : Berat 1 mol = 0,598 gram/mol

    6. Berapakah berat molekul zat cair yang tidak diketahui ?Jawaban :

  • 7/22/2019 laporan yosita kimia dasar

    16/41

    Kimia Dasar Page 16

    TRxVP

    gramBM

    3730821,0x0,21589895,0

    0,598BM

    BM = 85,76 gr/mol

    B. Bagaimanakah pengaruh kesalahan-kesalahan berikut terhadap hasilpercobaan ? diberikan alasan !

    1. Tidak semua zat cair menguap ketika labu dikeluarkan dari penangas air.Jawaban :

    Maka akan terjadi kesalahan pada berat zat yang menguap,dimana akan berpengaruh pada penghitungan berat molekul

    2. Labu tidak benar-benar dikeringkan ketika anda akan menimbangkondensat di dalam labu tersebut.

    Jawaban :

    Maka akan terjadi pertambahan bobot pada labu sehingga akan

    mempengaruhi hasil perhitungan beratnya.

    3. Labu dibiarkan terbuka ketika sedang didinginkan.Jawaban :

    Akan terjadi pengurangan berat disebabkan adanya uap yang keluar dari

    dalam labu sehingga mengurangi bobot labu tersebut.

    4. Labu dikeluarkan dari penangas air sebelum mencapai suhu didih air.Jawaban :

    Maka akan terjadi penambahan berat disebabkan karena seluruh air

    belum berubah menjadi uap sehingga akan menambah beratnya.

    I.13 DAFTAR PUSTAKA :

    Emil j. Slowinsky, Wayne wolsey, William L. Masterton, Chemical principle

    in the laboratory with qualitatives analisis, Japan, Holt-saunders Int.ed.

    http://gudanginspiras.blogspot.com/2011/10/berat-molekul.html

    http://gudanginspiras.blogspot.com/2011/10/berat-molekul.htmlhttp://gudanginspiras.blogspot.com/2011/10/berat-molekul.htmlhttp://gudanginspiras.blogspot.com/2011/10/berat-molekul.html
  • 7/22/2019 laporan yosita kimia dasar

    17/41

    Kimia Dasar Page 17

    http://kimiadyan.blogspot.com/2011/11/penentuan-berat-molekul.html

    Abigel Todingbua, M.SI.Dra.2007.PenuntunPratikum Kimia Dasar.

    Politeknik negerui ujung Pandang. Makas

    Petrucci, Ralph H- suminar,kimia dasarprinsip terapan modern edisi

    keempatjilid ke 1,ERLANGGA, Jakarta,1

    http://kimiadyan.blogspot.com/2011/11/penentuan-berat-molekul.htmlhttp://kimiadyan.blogspot.com/2011/11/penentuan-berat-molekul.htmlhttp://kimiadyan.blogspot.com/2011/11/penentuan-berat-molekul.html
  • 7/22/2019 laporan yosita kimia dasar

    18/41

    Kimia Dasar Page 18

    PERCOBAAN II

    PENENTUAN TEKANAN DAN VOLUME GAS

    II.1 TUJUAN :

    a. Setelah melakukan percobaan, dapat menerangkan kelakuan gas pada volumekonstan dengan kondisi tekanan dan temperatur yang berbeda.

    b. Dapat mengerti prinsip kerja Hg-U manometer dan termometer gas.c. Dapat membedakan antara skala Celcius dan skala Kelvin, dan

    memperkirakan temperatur nol absolut.

    II.2 PERINCIAN KERJA :

    a. Menyelidiki kelakuan gas pada berbagai kondisi tekanan, temperatur(Hukum gas).

    b. Menggunakan HgU manometer.c. Menentukan koefisisen ekspansi untuk udara.d. Menentukan/memperkirakan temperatur titik nol absolut.e. Menggunakan termometer digital dan termokopel.

    II.3 ALAT YANG DIGUNAKAN :

    1. Gelas kimia 5.000 ml 1 Buah2. Labu leher bulat 1.000 ml 1 Buah3. Termometer 3 Buah4. Manometer HgU 1 Buah5. Pipa kaca dan pengaduk 1+1 Buah6. Sumbat labu leher bulat 1 Buah7. Klem + Selang 2+3 Buah8. Heater Spiral 1 Buah

  • 7/22/2019 laporan yosita kimia dasar

    19/41

    Kimia Dasar Page 19

    II.4 BAHAN YANG DIGUNAKAN :

    Air demineral

    II.5 DASAR TEORI :

    GAS

    Benda- benda biasa umumnya berbentuk sebaga padatan, cairan, atau gas.

    Pengamatan ini hamper tidak memerlukan perhatian, kita dapat memahami

    secara intuisi. Meskipun demikian, kita perlu berusaha untuk menerangkan sifat-

    sifat fisiknya, atau keadaan zat secara lebih terinci.

    Keadaan gas adalah keadaan yang paling sederhana untuk dipahami dari

    ketiga bentuk tadi.

    1.Sifat- sifat gas

    Gas bisa dicirikan dengan berbagai cara. Semua gas akan memuai

    memenuhi ruangan dan akan menyerupai bentuk ruang tempatnya berada.

    Semua zatyang bersifat gas dapat berbaur dengan sesamanya dan aka

    bercampur dalam segala perbandingan, karena itu semua campuran gas adalah

    larutan yang homogeny.Gas tidak kasat mata dalam arti bahwa tidak ada

    partikel- partikel gas yang dapat dilihat. Beberapa gas berwarna, seperti

    misalnya: gas klor ( kuning kehijau- hijauan), brom ( merah kecoklat-

    coklatan), dan iod ( ungu ), beberapa diantaranya mudah meledak seprti

    misalnya hydrogen; dan beberapa diantaranya secara kimiawi bersifat lembab

    (inert), seperti misalnya helium dan neon.

    2. Tekanan gasPengamatan bahwa balon mengembung bila diisi udarah.Udarah adalah

    sesuatu hal yang sudah kita ketahui, tetapi apakah yang menyebabkan balon

    tersebut tetap mengembung? Suatu hipotesis yang masuk akal adalah bahwa

    molekul-molekul gas bergerak konstan, bertumbukan satu sama lain dan juga

    dengan dinding wadah. Untuk mengukur besarnya gaya yang ditimbulkan

  • 7/22/2019 laporan yosita kimia dasar

    20/41

    Kimia Dasar Page 20

    oleh molekul-molekul gas bukan suatu hal yang sederhana, tetapi tekanan gas

    dapat diukur dengan cara yang lebih mudah. Tekanan adalah gaya yang

    berkerja per satuan luas, karenanya, tekanan adala besarnya gaya dibagi

    dengan luas total tempat gaya tersebut bekerja.

    3. Hukum-hukum gas:Hukum Boyle

    Penemuan bahwa tekanan udara dapat diukur dalam bentuk tinggi kolom

    cairan, segera mendorong pengkajian yang cermat mengenai perubahan

    volume contoh-contoh gas dengan berubahnya tekanan.Perilaku yang

    dibuktikan oleh eksperimen yang serupa bersifat khas dari semua gas. Pada

    temperatur konstan apa saja, makin besar tekanan suatu contoh gas, makin

    kecil volumenya. Karena semua gas bertindak seperti ini disebut suatuhukum

    alam.Pertama kali diperagakan kira-kira dalam tahun 1660 oleh Robert Boyle,

    hukum ini dikenal dengan hukum Boyle.Jika temperatur tetap konstan,

    volume suatu massa tertentu berbanding terbalik dengan tekanan. Secaramatematis dapat ditulis :

    P

    IV

    Dengan menggunakan data dari contoh khusus nampak bahwa perkalian

    tekanan dan volume adalah konstan:

    1.480 mm x 50 ml = 74.000 mm.ml

    740 mm x 100 ml = 74.000 mm.ml

    Artinya : v = Konstan jika dinyatakan secara matematis dengan cara lain.

  • 7/22/2019 laporan yosita kimia dasar

    21/41

    Kimia Dasar Page 21

    1

    2

    2

    12221

    P

    P

    V

    VatauVPVP () Lambang V1

    dan P1merujuk ke volume dan tekanan awal, V2 dan P2merujuk ke volume

    dan tekanan pada kondisi baru atau yang telah diubah.

    Memecahkan masalah-masalah Hukum Gas

    Banyak diantara masalah yang berkaitan dengan hukum gas yang

    dapat dipecahkan dengan cara sistematis yang sama. Pertama, harus dipahami

    bahwa untuk memeriksa dengan lengkap suatu contoh gas, empat besaran

    harus diketahui : Banyaknya materi yang ada (Dinyatakan dalam massa atau

    banyaknya mol), Volume, Tekanan dan Temperatur. Kedua, seringkali

    ternyata menolong untuk mendaftar satu perangkat kondisi yang memberikan

    gas itu dalam keadaan aslinya dan seperangkat lain yang memerikan gas itu

    dalam keadaan yang telah berubah. Biasanya problem itu dapat dirumuskan

    sebagai problem dimana suatu besaran anu dalam keadaan berubah harus

    dicari.Katakan terdapat gas dengan massa tertentu m, menghuni volume asli

    V1, pada tekanan tertentu P1, dan gas itu diubah ke tekanan P2. problemnya

    ialah menghitung volume V2dalam keadaan terubahkan. Informasi tambahanialah bahwa temperatur awal dan akhir sama, sebesar T. Tentu saja diandaikan

    (Biasanya tidak disebut) bahwa tak ada kebocoran dalam alat, sehingga massa

    gas juga konstan. Dapatlah informasi ini ditata dalam tabel berikut:

    M V P T

    Asli K V1 (diketahui) P1 (diketahui) k

    Diubah K V2 (?) P2 (diketahui) K

    Untuk berubah menyatakan bahwa suatu variabel tidak, ditulis lambang

    k, yang menunjukkan suatu tetapan (konstanta). Mentabelkan informasi itu

    akan memperjelas bahwa hanya tekanan dan volume berubah, dan karena itu

    hukum Boyle dapat diterapkan.

  • 7/22/2019 laporan yosita kimia dasar

    22/41

    Kimia Dasar Page 22

    Pengaruh Temperatur

    Jika kuantitas tertentu gas dikurung pada tekanan konstan dalam sebuah

    bejana, volume gas akan berubah dengan temperatur. Gas terkurung diatas

    cairan dalam suatu silinder berskala yang diselubungi suatu selubung lewat

    mana dapat dialirkan suatu cairan pada temperatur tertentu.bila temperatur

    dinaikkan, volume gas bertambah, bila diturunkan volume berkurang. Dengan

    menaik turunkan labu pengatur permukaan cairan, permukaan dalam labu ;

    dengan cara ini tekanan gas yang terkurung dapat dijaga agar konstan dan

    sama dengan tekanan udara luar (tekanan gas dapat juga dibuat konstan

    dibawah atau diatas tekanan udara luar, dengan meletakkan labu itu pada

    posisi yang benar).

    Katakan suatu silinder mengandung 100 ml udara kering pada 0C. Tabel 4-1

    mencantumkan volume udara itu pada pelbagai temperatur lain. Untuk

    mengurung udara dibawah38,87C, haruslah digunakan cairan lain

    pengganti merkurium, karena merkurium membeku pada dan dibawah

    temperatur itu ; juga diatas 100C penguapan merkurium mulai menambah

    volume gas yang terkurung.

    Tabel 4.1 Perubahan volume udara dengan berubahnya temperatur,

    pada tekanan konstan.

    Temperatur, C Volume, ml

    273

    200

    150

    100

    50

    0

    200

    173

    155

    137

    128

    100

  • 7/22/2019 laporan yosita kimia dasar

    23/41

    Kimia Dasar Page 23

    - 50

    - 100

    - 150

    82

    63

    45

    Data dari tabel dialurkan pada grafik pada gambar 4.3.Dalam jangka

    temperatur yang luas, terdapat hubungan garis lurus antara perubahan

    temperatur dan perubahan volume. Pada temperatur yang sangat rendah, udara

    akan mencair. Volume mengecil secara mendadak bila terbentuk cairan.

    Hubungan garis lurus antara temperatur dan volume menunjukkan bahwa

    perubahandalam volume gas berbanding lurus denganperubahantemperatur,

    artinya :

    V T

    Kesebandingan ini pertama-tama dijumpai oleh ilmuan Perancis, Jacque

    Charleskira-kira dalam tahun 1787 dan dinyatakan dalam rumus umum oleh

    J.L . Gay-Lussac dalam tahun 1802.

    0

    100

    200

    - 273 - 200 - 100 0 100 200

    Ekstrapolasi putus-putus

    menunjukkan bagaimana gas

    itu diharapkan berperilaku

    seandainya dapat didinginkan

    terus tanpa mencair

    Volume berkurang secara mendadak ke

    suatu harga kurang dari 1 mm karena

    gas berubah menjadi cairan

    CTemperatur

    Gambar 4.3 suatu grafik daripada data dalam tabel 4-1 yang

    menunjukkan bahwa pada tekanan konstan, perubahan volume suatu

    gas berbanding lurus dengan perubahan temperatur

    Volumeml

  • 7/22/2019 laporan yosita kimia dasar

    24/41

    Kimia Dasar Page 24

    Skala Mutlak Temperatu.

    Ekstrapolasi garis lurus dalam Gambar 4.3 mendorong ke gagasan

    bahwa seandainya temperatur cukup direndahkan volume yang dihuni

    oleh udara itu akan menjadi nol. Meskipun sukar dibayangkan bahwa

    materi dapat bervolume nol temperatur yang berkaitan dengan volume

    nol pada grafik itu sangat penting artinya.

    Temperatur ini, yang menurut perhitungan adalah 273,15 dibawah

    0Celcius, disebut nol mutlak. Meskipun ekstrapolasi sederhana seperti

    yang ditunjukkan dalam gambar 4.3 menyatakan bahwa temperatur nol

    mutlak itu ada, baru dalam tahun 1848 Lord Kelvin secara meyakinkan

    memperagakan berlakunya skala temperatur mutlak.

    Pada skala Kelvin itu, nol mutlak diberi harga 0K. suatu perubahan

    1K sama besarnya dengan perubahan 1C, sehingga titik beku air, yang

    273,15 derajat diatas nol mutlak, mempunyai harga sebesar 273,15K

    pada skala Kelvin. Mengubah0C ke K, 273 (lebih tepat 273,15) harus

    ditambahkan ke temperatur Celcius.

    Tak terdapat temperatur tertinggi yang dapat dihitung karena tak

    dikenal k temperatur. Temperatur didalam matahari diperkirakan setinggi

    30.000.000 K ; temperatur yang dicapai dalam ledakan bom data atas

    teoritis untuhidrogen diperkirakan 100.000.000 K.

    Hukum Charles

    Dalam gambar 4.3 grafik garis lurus temperatur suatu gas versus

    volumenya menunjukkan bahwa perubahan dalam besaran besaran iniberbanding lurus satu sama lain. Namun, angka banding langsung antara

    volume dan temperatur tak diperoleh jika temperatur yang digunakan

    diambil dari skala Celsius atau Fahrenheit.Bilangan dalam skala-skala ini

    hanyalah harga relatif.Baik 0C maupun 0F tidak menyatakan ketiadaan

  • 7/22/2019 laporan yosita kimia dasar

    25/41

    Kimia Dasar Page 25

    temperatur, karena pada masing-masing skala ini masih dapat dibaca

    temperatur dibawah nol.

    Karena hanya dalam skala mutlak nol berarti tak ada temperatur, rujukan

    apa saja ke angka banding langsung antara volume dan temperatur

    haruslah menyebut bahwa digunakan harga-harga mutlak. Pernyataan

    hubungan ini dikenal sebagai hukum Charles.Jika tekanan tak berubah,

    volume gas dengan massa tertentu, berbanding lurus dengan temperatur

    mutlak.Secara matematis,

    V T

    Dengan menggunakan data dari tabel dan mengubah ke temperatur

    mutlak, nampak bahwa koefisien volume dibagi oleh temperatur mutlak

    suatu konstanta :

    ml/K0,366K273150

    ml155

    ml/K0,366K2730

    ml100

    ml/K0,368K27350-

    ml82

    Artinya, V/T = suatu konstanta, atau :

    . (2)

    Hubungan antara Tekanan dan Temperatur

    Terutama dinegeri subtropis, setelah diukur pada pagi hari yang dingin,tekanan udara dalam ban ditengah hari dimusim panas dapat naik secara

    menyolok setelah mobil dikendarai beberapa jam. Sementara itu volume

    ban praktis tidak bertambah. Hubungan antara tekanan dan temperatur

    2

    1

    2

    1

    2

    2

    1

    1

    T

    T

    V

    Vatau

    T

    V

    T

    V

  • 7/22/2019 laporan yosita kimia dasar

    26/41

    Kimia Dasar Page 26

    pada volume konstan tidak lazim dirujuk ke nama penemunya, agaknya

    karena hubungan ini dikenal secara bertahap oleh beberapa penyelidik.

    Kadang-kadang diberi nama menurut nama Joseph Gay-Lussac dan

    kadang-kadang menurut nama Guillaume Amontons, yang

    menghubungkan tekanan gas ke temperaturnya dan membuat suatu

    termometer gas atas dasar ini dalam tahun 1703. sumbangan kedua

    ilmuan ini akan kita hargai dengan menyebut hubungan itu hukum Gay

    Lussacdan Amontons. Tekanan gas dengan massa tertentu berbanding

    lurus dengan temperatur mutlak, bila volume tidak berubah.Dinyatakan

    secara matematis

    P T

    Atau P/T = suatu konstanta. Pernyataan yang setara adalah

    . ()A

    Aplikasi hukum-hukum gas pada percobaan

    Percobaan kali ini akan diselidiki hubungan antara tekanan dan

    temperatur gas pada volume konstan. Selanjutnya akan digunakan

    hubungan antara tekanan dan temperatur untuk membuat kurva antara

    tekanan vs temperatur. Dari hukum Charles dapat diketahui bahwa jika

    sejumlah volume gas dijaga agar tekanannya konstan, maka volume gas

    akan berbanding lurus dengan temperatur absolut.

    Dapat dilihat pula bahwa dari ekstrapolasi terhadap garis lurus

    akan diperoleh harga volume nol, pada temperatur 273C atau 0K.

    Tetapi karena volume pada tekanan konstan dan tekanan pada volume

    konstan adalah berbanding lurus terhadap temperatur (hukum Gay

    Lussac) volume pada grafik 4.3 (sumbuY) dapat diganti dengan

    tekanan, sehingga diperoleh grafik yang sejenis (tekanan vs temperatur)

    2

    1

    2

    1

    2

    2

    1

    1

    T

    T

    P

    Patau

    T

    P

    T

    P

  • 7/22/2019 laporan yosita kimia dasar

    27/41

    Kimia Dasar Page 27

    jika kita lakukan ekstrapolasi terhadap garis lurus maka akan diperoleh

    harga tekanan nol, pada temperatur273C atau 0K.

    Untuk membuat grafik tekanan vs temperatur paling sedikit

    dibutuhkan 3 titik yang diukur pada volume konstan.Isi labu gelas

    dengan udara dan dihubungkan dengan pipa karet vakum (vacum

    rubber hose). Setelah labu gelas didinginkan hingga 0C, tekanan

    udara dalam labu akan turun. Hal ini dapat diukur dengan Hg U

    manometer p antara nol mmHg dan kenaikan tinggi kolom pada sisi

    kiri sesuai dengan penurunan tekanan. Dengan demikian diperoleh :

    P0= PatmP

    T0= 0C atau 273K

    P0 adalah tekanan pada 0C atau 273K, ini adalah titik pertama

    pada grafik antara tekanan vs temperatur. Jika temperatur dalam labu

    yang berisi udara dinaikkan 1C atau 1K tekanan akan bertambah

    sebanding dengan kenaikan temperatur (pers 3 Hukum Gay Lussac).

    P0= P1 P1 = Tekanan pada T1

    T0 T1 T1= 1C atau 274K

    Dengan demikian dapat kita tulis :

    273

    CatauKt273P

    T

    TPP

    0

    00

    101

    =

    273

    CatauKt1Po

    0

    Atau dalam bentuk yang lebih umum

    Pt = Po( + t)..(4)

    Perbedaan temperatur dalam C atau K

    Pt = Tekanan pada temperatur t

  • 7/22/2019 laporan yosita kimia dasar

    28/41

    Kimia Dasar Page 28

    t = Temperatur dalam C

    = 1/273 K-1

    (koefisien ekspansi untuk gas ideal)

    Persamaan (4) adalah bentuk persamaan dari grafik, tekanan vs

    temperatur yang ada, yang percobaan ini divariasikan untuk

    temperatur 0100C. Jika P0(tekanan pada 0C) diketahui, tekanan

    Pt ada temperatur (C) yang lain dapat dihitung.

    Jika garis lurus pada grafik tekanan vs temperatur diekstrapolasi

    hingga Pt = C, maka dari persamaan (4) dapat dilihat temperatur yang

    sesuai adalah sekitar 273C, atau 0K.

    Koefisien ekspansi11 00366,0

    15273

    1

    KK (4)

    Hanya berlaku untuk gas ideal.

    Tapi pada kenyataannya tidak terdapat gas ideal. Semua gas akan

    mencair pada kondisi temperatur dan tekanan tertentu. dengan

    demikian grafik vs tekanan untuk gas nyata hanya beralaku untuk

    range tertentu, tetapi dalam range ini untuk kebanyakan gas nyata

    hampir sama, seperti dapat dilihat pada tabel :Koefisien ekspansi

    -untuk beberapa gas :

    Udara 0,003674 K-1

    H2 0,003663 K-1

    He 0,003660 K-1

    CO2 0,003726 K-1

    Untuk tujuan-tujuan praktis dapat kita asumksikan bahwa pada

    temperatur dan tekanan lingkungan, H2, helium dan udara berkelakuan

    mendekat gas ideal sebab jauh dari titik cairnya (embunnya). Pada

    percobaan ini udara ditentukan dengan persamaan (4) :

    Pt1= Po ( + t1) atau Po = Pt ( + t1)

    Pt2= Po (+ t2) atau Po = Pt ( + t2)

  • 7/22/2019 laporan yosita kimia dasar

    29/41

    Kimia Dasar Page 29

    Dari dua persamaan diatas diperoleh :

    1221

    12

    tPtP

    PtPt

    Prinsip Termometer gas

    Pada termometer gas penentuan temperatur didasarkan pada

    prinsip alat ukur te kanan dengan hukum Gay Lussac.Dengan

    dapat digerakkannya tabung sebelah kanan, maka permukaan Hg pada

    kaki sebelah kiri dapat diatur pada ketinggian hL dengan menyentuh

    jarum), oleh sebab itu volume gas dalam labu dapat dibuat konstan

    untuk setiap pengukuran temperatur. Perbedaan tekanan yang

    diakibatkan kenaikan temperatur sebanding dengan perbedaan tinggi

    permukaan h = hrhL(mmHg).

    Adanya perbedaan temperatur t1dan t2akan mengakibatkan perbedaan

    tinggi permukaan Hg, h1dan h2.dari hubungan tekanan h1dan h2serta

    dari tekanan barometer b kita peroleh tekanan dalam labu A.

    P1= b + h1 P2= b + h2

    Sesuai dengan persamaan (4) maka :

    P2= P1( + t) jika P1= Tekanan pada 0C (camp. Aires)

    II.6 PROSEDUR PENGERJAAN

    A. Percobaan IMenghitung perbedaan tekana udara dalam labu dan tekanan udara

    diluar labu atau tekanan ruangan adalah sebagai berikut:

    1. Ditmpatkan labu pada sandaran dan dipasang selang, lalu dihubngkandengan Hg-U manometer dan sebagian dihubungkan dengan pompaudarah untuk mengatur tekanan udara dalam labu.

    2. Dicatat temperature dan tekanan ruangan serta diatur agar Hg-Umanometer pada posisi 0 mmHg.

  • 7/22/2019 laporan yosita kimia dasar

    30/41

    Kimia Dasar Page 30

    3. Dinaikkan tekanan dalam labu sedikit demi sedikit sambil diamati dandicatat tekanan udara dari labu dan tekanan udara dari luar atau

    ruangan,

    4. Lakukan langkah tersebut minimal 6-7 kali agar mendapatkan tekanankonstan

    B. Percobaan IIMenghitung pada udara pada labu dengan suhu adalah sebagai berikut:

    1. Disiapkan water bath dan dimasukkan air setengah penuh, laludipanaskan sampai mendidih.

    2. Dimasukkan labu yang telah disambung dengan Hg-U manometer,setelah itu panaskan labu tersebut sehingga mencapai suhu konstan.

    3. Setelah itu dicatat suhu sesungguhnya, jika suhu sudah konstan dandicatat juga tekanan yang ada pada Hg-U manometer antara tekanan

    suhu labu dan tekanan suhu luar atau ruangan.

    4. Setelah mendapat suhu yang konstan, keluarkan labu tersebut dari waterbath dan jauhkan agar kita bias mencatat suhu setelah pemanasan.

    5. Catat penurunan suhu, misalnya suhu konstan dikurangi lima dan sambildicatat tekanan yang terjadi pada hg-U manometer, jika kita

    mendapatkan penurunan suhu yang kita inginkan.

    6. Lakukan langkah tersebut sampai titik penurunan konstan.

  • 7/22/2019 laporan yosita kimia dasar

    31/41

    Kimia Dasar Page 31

    II.7 DATA PENGAMATAN:

    A. Percobaan ISuhu Tekanan udara

    pada labu

    Tekanan udara diluar atau

    ruangan

    29 C 34,5 cm 71,5 cm

    36,4 cm 74,2 cm

    39,9 cm 77 cm

    46,6 cm 80,6 cm

    52 cm 90,2 cm

    57 cm 95, cm

    B. Percobaan IISuhu Tekanan udara pada

    labu

    tekanan udara pada

    ruangan

    73oC 19,5 cm 58,5 cm

    68oC 22,5 cm 60,3 cm

    63 C 24,4 cm 62,3 cm

    58oC 26 cm 63,7 cm

  • 7/22/2019 laporan yosita kimia dasar

    32/41

    Kimia Dasar Page 32

    53oC 27,4 cm 65,2 cm

    48oC 28,5 cm 66,3 cm

    43oC 29,4 cm 67 cm

    38oC 30 cm 67,7 cm

    33oC 30,5 cm 68,5 cm

    Keliling selimut bola : 41 cm Keliling silinder 1 : 13,5 cm Keliling silinder 2 : 10,1 cm Tinggi silinder 1 : 4,8 cm Tinggi silinder 2 : 2 cm Diameter selang : 8 mm = 0,8 cm

    II.8 PERHITUNGAN :

    1.Volume bola = 4r3=

    (

    )

    3

    = 1163,85 cm3

    2. Volume Silinder I = r2t= (

    )2.4,8

    = 69,61 cm3

    3. Volume Silinder II = r2t= (

    )2.2

    = 16,23 cm3

    4. Volume Labu = Vbola+Vsilinder1+Vsilinder2= 1163,85 + 69,61 + 16,23

    = 1249,69 cm3

  • 7/22/2019 laporan yosita kimia dasar

    33/41

    Kimia Dasar Page 33

    = 1249,69 ml

    = 1,249 liter

    A. Percobaan I1. P1 = Pudara

    = 734 mmHg x

    atm

    = 0,9776 atm

    2. P2 = Pudara - = (7438) x

    atm

    = 0, 967 atm

    3. P3 = Pudara - = (7431) x

    atm

    = 0, 976 atm

    4. P4 = Pudara - = (74330) x

    atm

    = 0, 938 atm

    5. P5 = Pudara - = (74312) x

    atm

    = 0, 962 atm

    6. P6 = Pudara - = (74310 ) x

    atm

    = 0, 964 atm

    7. V2 =

  • 7/22/2019 laporan yosita kimia dasar

    34/41

    Kimia Dasar Page 34

    =

    = 1,262 liter

    8. V3 =

    =

    = 1,250 liter

    9. V4 =

    =

    = 1,3 liter

    10.V5 =

    =

    = 1,268 liter

    11.V6 =

    =

    = 1,265 liter

    B. Percobaan II1. P1= Pudara

    = 0,9776 atm

    2. T1= Suhu Kamar= 29+ 273 o K = 302 o K

    Data oK

  • 7/22/2019 laporan yosita kimia dasar

    35/41

    Kimia Dasar Page 35

    1 0,0132 atm 306

    2 0,0092 atm 311

    3 0,0078 atm 316

    4 0,0105 atm 321

    5 0, 0105 atm 326

    6 0,0092 atm 331

    7 0,0118 atm 336

    8 0,0105 atm 341

    9 0,0263 atm 346

    3. P2 =

    =

    = 0,9905 atm

    4. P3 =

    =

    = 1,0067 atm

    5. P4 =

    =

    = 1,0229 atm

    6. P5 =

    =

    = 1,0391atm

  • 7/22/2019 laporan yosita kimia dasar

    36/41

    Kimia Dasar Page 36

    7. P6 =

    =

    = 1,0553 atm

    8. P7 =

    =

    = 1,0715 atm

    9. P8 =

    =1,08770k

    10.P9 =

    =

    = 1,1038 atm

    11.P10 =

    =

    = 1,1200 atm

    Tekanan yang sebenarnya = P0

    12.P02 = P2- = 0,99050,0132 atm

    = 0,9773 atm

  • 7/22/2019 laporan yosita kimia dasar

    37/41

    Kimia Dasar Page 37

    13.P03 = P3- = 1,00670,0092 atm

    = 0,9975 atm

    14.P04 = P4- = 1,02290,0078 atm

    = 1,0151 atm

    15.P05 = P5- = 1,03910,0105 atm

    = 1,0286 atm

    16.P06 = P6- = 1,05530,0105 atm

    = 1,0448 atm

    17.P07 = P7- = 1,07150,0092 atm

    = 1,0623 atm

    18.P08 = P8- = 1,08760,0118 atm= 1,0758 atm

    19.P09 = P9- = 1,10380,0105 atm

    = 1,0933 atm

    20.P010 = P10- = 1,12000,0263 atm

    = 1,0937 atm

  • 7/22/2019 laporan yosita kimia dasar

    38/41

    Kimia Dasar Page 38

    Grafik

    Hubungan tekanan dan volume pada temperatur konstan

    Hubungan tekanan dengan temperatur pada volume konstan

    II.9 PEMBAHASAN :Percobaan ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara tekanan dan

    temperatur gas pada volume konstan.Hubungan ini dapat dilihat dari gambar

    grafik.Dilihat dari grafik tampak jelas masih terdapat kesalahan dalam

    percobaan.

    0.91

    0.92

    0.93

    0.94

    0.95

    0.96

    0.97

    0.98

    1,262 1,250 1,3 1,268 1,265

    Tekanan(atm)

    Volume (liter)

    Series 1

    0.9

    0.92

    0.94

    0.96

    0.98

    1

    1.02

    1.04

    1.06

    1.08

    1.1

    1.12

    306 311 316 321 326 331 336 341 346

    Tekanan(atm

    )

    Temperatur (Kelvin)

    Series 1

  • 7/22/2019 laporan yosita kimia dasar

    39/41

    Kimia Dasar Page 39

    Koefisien ekspansi untuk gas ideal yaitu 0,00366 K-1

    , namun dalam

    kenyataannya dalam percobaan kami memperoleh beda yang sangat jauh. Ini

    mungkin diakibatkan karena semua gas akan mencair pada tekanan dan

    temperatur tertentu. Sesuai dengan hukum gay lussac dan Amontons tentang

    hubungan tekanan dan temperatur diperoleh bahwa tekanan udara di dalam labu

    bulat berbanding lurus dengan temperatur mutlak bila volumenya tidak berubah.

    Artinya semakin besar tekanan di dalam labu maka temperatur di dalam labu pun

    akan meningkat jika volumenya tetap.

    Pada temperatur di bawah suhu ruang dalam artian 0oC diperoleh Hg-U

    manometer bergerak ke arah labu sehingga volume udara di dalam labu mengecil

    dan sebaliknya pada temperatur di atas suhu ruang dalam artian setelah air

    dipanaskan dari 30C sampai 60C volume udara dalam labu bertambah

    sehingga cairan Hg-U manometer bergerak ke arah berlawanan

    II.10 KESIMPULAN :

    a) Tekanan pada suhu 330C adalah 0,9773 atmb) Tekanan pada suhu 380C adalah 0,9975 atmc) Tekanan pada suhu 430C adalah 1,0151 atmd) Tekanan pada suhu 480C adalah 1,0286 atme) Tekanan pada suhu 530C adalah 1,0448 atmf) Tekanan pada suhu 580C adalah 1,0623 atmg) Tekanan pada suhu 630C adalah 1,0758 atmh) Tekanan pada suhu 680C adalah 1,0933 atmi) Tekanan pada suhu 730C adalah 1,0937 atm

    II.12 SARAN

    Dalam melakukan praktek di laboratorium, hendaknya praktikan

    memperhatikan beberapa hal, di antaranya :

    a. Kebersihan

  • 7/22/2019 laporan yosita kimia dasar

    40/41

    Kimia Dasar Page 40

    Yaitu kebersihan alat yang akan digunakan. Jangan lupa membilasnya

    dengan aquadest setelah dicuci.

    b. KetelitianKetelitian pada saat menentukan tekan dan mengukur tekanan

    II.13 JAWABAN PERTANYAAN :

    1. Pada thermometer gas, pada kaki sebelah kiri Hg dapat digerak-gerakkan

    untuk menjaga agar permukaan Hg pada kaki kiri konstan (volume yang

    tetap dalam labu A mengikuti hukum Gay Lussac). Pada percobaan ini

    tabung HgU manometer adalah tetap. Apa akibatnya. Berikan pernyataan

    dan buat perkiraan untuk menunjukan kemungkinan perbedaan besarnya

    tekanan di dalam labu.

    Jawaban :

    a. Akan berakibat volume gas didalam labu akan dapat kita buat konstanuntuk setiap pengukuran temperatur.

    b. Kita dapat memperkirakan besarnya beda tekanan yang terjadi didalamlabu karena tekan gas dengan cara memperhatikannya pada tabung Hg

    U manometer besarnya skala yang ditunjukan oleh kedua sisi Hg,

    dengan jalan mengukur jauhnya setiap sisi dan hal ini dijadikan

    besarnya beda tekanan yang terjadi didalam labu.

    2. Yang mana dari 2 temperatur tetap (fix points) dalam skala Celcius dan

    bagaimana cara mengukurnya ?

    Jawaban :

    Yaitu 0C, diukur dengan menggunakan thermometer raksa, dengan

    melihat skalanya pada thermometer yang terdapat didalam labu bulat

    dan ditunggu selama 2 menit hingga suhu konstan.

    3.Bagaimana hubungan antara skala Celcius dan Kelvin !

    Jawaban:

  • 7/22/2019 laporan yosita kimia dasar

    41/41

    Skala celcius jika dihubungkan dengan skala Kelvin maka harga

    temperatur 0C akan setara dengan 273K (tetapi sebenarnya yang

    tepat adalah 273,15K), dan jika celcius ingin dikompersikan

    kedalam Kelvin maka cukup tinggal menambahkan besarnya xC

    dengan 273K

    4. Apa defenisi titik nol absolut !

    Jawaban :

    Titiknol absolut adalah temperature yang berkaitan dengan volume nol

    yang menurut perhitungan adalah 273,17 derajat dibawah 0C

    5. Bagaimana caranya mengkalibrasi (secara kasar) thermometer gas, jika tidak

    terdapat thermometer yang tepat ; sedang yang ada hanya barometer.

    Jawaban :

    Untuk pertanyaan ini tidak terjawab, karena berhubung tidak

    dipraktekkan

    II.14 DAFTAR PUSTAKA :

    Sienko M.J, Experimental Chemistry, MC Graw-Hill, Singapore, 1985.

    Petrucci, Ralph H- suminar,kimia dasarprinsip terapan modern edisi

    keempatjilid ke 1,ERLANGGA, Jakarta,1987.