li blok 14 a

28
Diabetes Melitus dan Lipolisis A. Diabetes Me li tus Diabetes Melitus I. Pengertian Diabetes mellitus Dia bet es mel lit us (DM) didefe nis ika n sebagai suatu peny aki t ata u gang gua n metabolisme yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabo lisme karbohidr at, lipi d dan prote in sebaga i akibat insufis iensi fungsi insulin. Insuf isie nsi insul in dapat disebabkan oleh ganggua n atau defenisi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas atau disebabkan kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin. II. Jenis-jenis diabetes r ga ni sasi !ese hat an Duni a ("#) mengkl asi fikasi kan bent uk dia bet es mel it us  berdasarkan pera$atan dan simtoma% &. Diabetes ti pe &, ya ng mel ip ut i si mt oma ketoasidosis  hingga rus akny a sel beta  di dalam pankreas yang disebabkan atau menyebabkan autoimunitas, dan bersifat idiopatik . Diabetes melitus dengan patogenesis jelas, seperti fibrosis sistik atau defisiensi mitokondria, tidak termasuk pada penggolongan ini. '. Dia bet es tip e ', yang diaki bat kan oleh def isi ensi sekres i insuli n, seringkali dis ert ai dengan sindrom resistansi insulin . Di abetes ge st as io nal, ya ng me li puti  gestational impaired glucose tolerance , I * dan gestational diabetes mellitus , DM. dan menurut tahap klinis tanpa pertimbangan patogenesis, dibuat menjadi% +.  Insulin requiring for survival  diabetes, seperti pada kasus defisiensi peptida-. .  Insulin requiring for control  dia bet es. ada tahap ini , sekresi insulin endogen us tidak /uku p unt uk men/apa i gej ala normogli/emia, ji ka ti dak di sert ai dengan tambaha n hormon dari luar tubuh. 0.  Not insulin requiri ng  diabetes. !ela s empat pada ta hap kl inis se rupa dengan kl as if ikasi IDDM (  bahasa Inggris% ins uli n-depe nden t dia bete s mel lit us ), sedan g tahap keli ma dan keen am merupakan anggota klasifikasi 1IDDM (  bahasa Inggris% non insulin-dependent diabetes mellitus)

Upload: bimaindra

Post on 17-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LI blok 14 A

7/23/2019 LI blok 14 A

http://slidepdf.com/reader/full/li-blok-14-a 1/28

Diabetes Melitus dan Lipolisis

A. Diabetes Melitus

Diabetes Melitus

I. Pengertian Diabetes mellitus

Diabetes mellitus (DM) didefenisikan sebagai suatu penyakit atau gangguanmetabolisme yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan

metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin.

Insufisiensi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defenisi produksi insulin oleh

sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas atau disebabkan kurang responsifnya sel-sel

tubuh terhadap insulin.

II. Jenis-jenis diabetes

rganisasi !esehatan Dunia ("#) mengklasifikasikan bentuk diabetes melitus

 berdasarkan pera$atan dan simtoma%&. Diabetes tipe &, yang meliputi simtoma ketoasidosis hingga rusaknya sel beta di

dalam pankreas yang disebabkan atau menyebabkan autoimunitas, dan bersifat idiopatik .

Diabetes melitus dengan patogenesis jelas, seperti fibrosis sistik atau

defisiensi mitokondria, tidak termasuk pada penggolongan ini.'. Diabetes tipe ', yang diakibatkan oleh defisiensi sekresi insulin, seringkali disertai

dengan sindrom resistansi insulin

. Diabetes gestasional, yang meliputi gestational impaired glucose tolerance, I*

dan gestational diabetes mellitus, DM.

dan menurut tahap klinis tanpa pertimbangan patogenesis, dibuat menjadi%+.  Insulin requiring for survival  diabetes, seperti pada kasus defisiensi peptida-.

.  Insulin requiring for control  diabetes. ada tahap ini, sekresi insulin endogenus tidak 

/ukup untuk men/apai gejala normogli/emia, jika tidak disertai dengan tambahan

hormon dari luar tubuh.

0.  Not insulin requiring  diabetes.

!elas empat pada tahap klinis serupa dengan klasifikasi IDDM ( bahasa

Inggris% insulin-dependent diabetes mellitus), sedang tahap kelima dan keenam

merupakan anggota klasifikasi 1IDDM ( bahasa Inggris% non insulin-dependent diabetes

mellitus)

Page 2: LI blok 14 A

7/23/2019 LI blok 14 A

http://slidepdf.com/reader/full/li-blok-14-a 2/28

III. Etiologi

&. Diabetes Mellitus tergantung insulin (DM*I)

a. 2aktor geneti/

enderita diabetes tidak me$arisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi me$arisi suatu

 presdisposisi atau ke/enderungan geneti/ kearah terjadinya diabetes tipe I.

!e/enderungan geneti/ ini ditentukan pada indi3idu yang memililiki tipe antigen #LA

(#uman Leu/o/yte Antigen) tertentu. #LA merupakan kumpulan gen yang bertanggung

 ja$ab atas antigen tranplantasi dan proses imun lainnya.

 b. 2aktor imunologi

ada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini merupakan respon

abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan /ara bereaksi

terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.

/. 2aktor lingkungan

2aktor eksternal yang dapat memi/u destruksi sel 4 pan/reas, sebagai /ontoh hasil

 penyelidikan menyatakan bah$a 3irus atau toksin tertentu dapat memi/u proses autuimun

yang dapat menimbulkan destuksi sel 4 pan/reas.

Page 3: LI blok 14 A

7/23/2019 LI blok 14 A

http://slidepdf.com/reader/full/li-blok-14-a 3/28

'. Diabetes Mellitus tak tergantung insulin (DM**I)

5e/ara pasti penyebab dari DM tipe II ini belum diketahui, faktor geneti/

diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. DM**I

ditandai dengan kelainan dalam sekresi insulin maupun dalam kerja insulin.ada a$alnya

tampak terdapat resistensi dari sel-sel sasaran terhadap kerja insulin.Insulin mula-mula

mengikat dirinya kepada reseptor-reseptor permukaan sel tertentu, kemudian terjadi

reaksi intraselluler yang meningkatkantransport glukosa menembus membran sel. ada

 pasien dengan DM**I terdapat kelainan dalam pengikatan insulin dengan reseptor.

2aktor risiko yang berhubungan dengan proses terjadinya DM tipe II, diantaranya adalah%

&) 6sia ( resistensi insulin /enderung meningkat pada usia di atas 0 tahun)

') besitas

) 7i$ayat keluarga

+) !elompok etnik 

IV. Tanda-tanda dan gejala

&) Diabetes *ipe I

• hiperglikemia berpuasa

• glukosuria, diuresis osmotik, poliuria, polidipsia, polifagia

•  keletihan dan kelemahan

ketoasidosis diabetik (mual, nyeri abdomen, muntah, hiper3entilasi,nafas bau buah, ada

 perubahan tingkat kesadaran, koma, kematian)

') Diabetes *ipe II

Page 4: LI blok 14 A

7/23/2019 LI blok 14 A

http://slidepdf.com/reader/full/li-blok-14-a 4/28

• lambat (selama tahunan), intoleransi glukosa progresif  

gejala seringkali ringan men/akup keletihan, mudah tersinggung,8 poliuria,

 polidipsia, luka pada kulit yang sembuhnya lama, infeksi 3aginal, penglihatan kabur 

• komplikaasi jangka panjang (retinopati, neuropati, penyakit 3askular perifer)

Dari sudut pasien DM sendiri, hal yang sering menyebabkan pasien datang berobat

ke dokter dan kemudian didiagnosa sebagai DM ialah keluhan% !elainan kulit % gatal, bisul-bisul

!elainan ginekologis % keputihan

!esemutan, rasa baal

!elemahan tubuh

Luka atau bisul yang tidak sembuh-sembuh

Infeksi saluran kemih

V. Patogenesis

Page 5: LI blok 14 A

7/23/2019 LI blok 14 A

http://slidepdf.com/reader/full/li-blok-14-a 5/28

a. Diabetes mellitus tipe 1

ada saat diabetes mellitus tergantung insulin mun/ul, sebagian besar sel pankreas

sudah rusak. roses perusakan ini hampir pasti karena proses autoimun, meskipun

rin/iannya masih samar. Ikhtisar sementara urutan patogenetiknya adalah% pertama, harus

ada kerentanan genetik terhadap penyakit ini. !edua, keadaan lingkungan seperti infeksi

3irus diyakini merupakan satu mekanisme pemi/u, tetapi agen noninfeksius juga dapat

terlibat. *ahap ketiga adalah insulitis, sel yang menginfiltrasi sel pulau adalah

Page 6: LI blok 14 A

7/23/2019 LI blok 14 A

http://slidepdf.com/reader/full/li-blok-14-a 6/28

monosit9makrofag dan limfosit * terakti3asi. *ahap keempat adalah perubahan sel beta

sehingga dikenal sebagai sel asing. *ahap kelima adalah perkembangan respon imun.

!arena sel pulau sekarang dianggap sebagai sel asing, terbentuk antibodi sitotoksik dan

 bekerja sama dengan mekanisme imun seluler. #asil akhirnya adalah perusakan sel beta

dan penampakan diabetes.

b. Diabetes Melitus Tipe 2

asien DM tipe ' mem punyai dua defek fisiologik % sekresi insulin abnormal dan resistensi terhadap kerja

insulin pada jaringan sasaran (target). Abnormalitas yang utama tidak diketahui. 5e/ara

deskriptif, tiga fase dapat dikenali pada urutan klinis yang biasa. ertama, glukosa plasma

tetap normal $alaupun terlihat resistensi insulin karena kadar insulin meningkat. ada

fase kedua, resistensi insulin /enderung memburuk sehingga meskipun konsentrasi

insulin meningkat, tampak intoleransi glukosa dalam bentuk hiperglikemia setelah

Page 7: LI blok 14 A

7/23/2019 LI blok 14 A

http://slidepdf.com/reader/full/li-blok-14-a 7/28

makan. ada fase ketiga, resistensi insulin tidak berubah, tetapi sekresi insulin menurun,

menyebabkan hiperglikemia puasa dan diabetes yang nyata.

VI. Manifestasi lini! 

:erdasarkan keluhan klinik, biasanya pasien Diabetes Melitus akan mengeluhkan

apa yang disebut + % polifagi dengan penurunan berat badan, olidipsi dengan poliuri,

 juga keluhan tambahan lain seperti sering kesemutan, rasa baal dan gatal di kulit .

!riteria diagnostik %

• ejala klasik DM ditambah ula Darah 5e$aktu ;'<< mg9dl. ula darah se$aktu

merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memerhatikan $aktu makan

terakhir, atau !adar ula Darah uasa ; &'0 mg9dl. uasa diartikan pasien tidak 

mendapat kalori tambahan sedikit nya = jam, atau !adar gula darah ' jam pada **

;'<< mg9dl. ** dilakukan dengan standard "#, menggunakan beban glukosa

yang setara dengan > gram glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air.

• ejala tidak klasik ditambah hasil pemeriksaan gula darah abnormal minimal '?.

VII.ompli!asi

  Pen"ulit a!ut

1. etoasidosis diabeti!

!AD adalah suatu keadaan dimana terdapat defisiensi insulin absolut atau relatif 

dan peningkatan hormon kontra regulator (glukagon, katekolamin, kortisol dan hormon

 pertumbuhan). !eadaan tersebut menyebabkan produksi glukosa hati meningkat dan

 penggunaan glukosa oleh sel tubuh menurun dengan hasil akhir hiperglikemia.

:erkurangnya insulin mengakibatkan akti3itas kreb /y/le menurun, asetil !o-A dan !o-

A bebas akan meningkat dan asetoasetil asid yang tidak dapat diteruskan dalam kreb

/y/le tersebut juga meningkat. :ahan-bahan energi dari lemak yang kemudian di oksidasi

untuk menjadi sumber energi akibat sinyaling sel yang kekurangan glukosa akan

mengakibatkan end produk berupa benda keton yang bersifat asam. Disamping itu

glukoneogenesis dari protein dengan asam amino yang mempunyai ketogeni/ effe/t

menambah beratnya !AD. !riteria diagnosis !AD adalah D5 @ '< mg9dl, p# >,,

# rendah, anion gap tinggi dan keton serum (B). :iasanya didahului gejala berupa

anore?ia, nausea, muntah, sakit perut, sakit dada dan menjadi tanda khas adalah

 pernapasan kussmaul dan berbau aseton.

2. oma #iperosmolar $on etoti! 

Page 8: LI blok 14 A

7/23/2019 LI blok 14 A

http://slidepdf.com/reader/full/li-blok-14-a 8/28

Ditandai dengan penurunan kesadaran dengan gula darah lebih besar dari 0<< mg

C tanpa ketosis yang berartidan osmolaritas plasma melebihi < mosm. !eadaan ini

 jarang mengenai anak-anak, usia muda atau diabetes tipe non insulin dependen karena

 pada keadaan ini pasien akan jatuh kedalam kondisi !AD, sedang pada DM tipe '

dimana kadar insulin darah nya masih /ukup untuk men/egah lipolisis tetapi tidak dapat

men/egah keadaan hiperglikemia sehingga tidak timbul hiperketonemia

%. #ipogli!emia

Ditandai dengan menurunnya kadar glukosa darah 0< mgC tanpa gejala klinis

atau D5 =< mgC dengan gejala klinis. Dimulai dari stadium parasimpatik% lapar,

mual, tekanan darah turun. 5tadium gangguan otak ringan % lemah lesu, sulit bi/ara

gangguan kognitif sementara. 5tadium simpatik, gejala adrenergik yaitukeringat dingin

 pada muka, bibir dan gemetar dada berdebar-debar. 5tadium gangguan otak berat, gejala

neuroglikopenik % pusing, gelisah, penurunan kesadaran dengan atau tanpa kejang.

  Pen"ulit mena&un

1. Mi!roangiopati

*erjadi pada kapiler arteriol karena disfungsi endotel dan trombosis

' (etinopati Diabeti! 

retinopati diabetik nonproliferatif , karena hiperpermeabilitas dan inkompetens 3asa.

!apiler membentuk kantung-kantung ke/il menonjol seperti titik-titik mikroaneurisma

dan 3ena retina mengalami dilatasi dan berkelok-kelok. :ahayanya dapat terjadi perdarahan disetiap lapisan retina. 7usaknya sa$ar retina darah bagian dalam pada

endotel retina menyebabkan kebo/oran /airan dan konstituen plasma ke dalam retina dan

sekitarnya menyebabkan edema yang membuat gangguan pandang.  Pada retinopati

diabetik prolferatif   terjadi iskemia retina yang progresif yang merangsang

neo3askularisasi yang menyebabkan kebo/oran protein-protein serum dalam jumlah

 besar. 1eo3askularisasi yang rapuh ini berproliferasi ke bagian dalam korpus 3itreum

yang bila tekanan meninggi saat berkontraksi maka bisa terjadi perdarahan masif yang

 berakibat penurunan penglihatan mendadak. Dianjurkan penyandang diabetes

memeriksakan matanya tahun sekali sebelum timbulnya gejala dan setiap tahun bila

sudah mulai ada kerusakan mikro untuk men/egah kebutaan. 2aktor utama adalah gula

darah yang terkontrol memperlambat progresi3itas kerusakan retina.

' $efropati Diabeti! 

Page 9: LI blok 14 A

7/23/2019 LI blok 14 A

http://slidepdf.com/reader/full/li-blok-14-a 9/28

Ditandai dengan albuminura menetap @ << mg9'+ jam atau @ '<< ig9menit pada minimal

'? pemeriksaan dalam $aktu -0 bulan. :erlanjut menjadi proteinuria akibat hiperfiltrasi

 patogenik kerusakan ginjal pada tingkat glomerulus. Akibat glikasi nonenimatik dan

AE, ad3an/ed gli/ation produ/t yang ire3ersible dan menyebabkan hipertrofi sel dan

kemoatraktan mononuklear serta inhibisi sintesis nitri/ o?ide sebagai 3asadilator, terjadi

 peningkatan tekanan intraglomerulus dan bila terjadi terus menerus dan inflamasi kronik,

nefritis yang re3ersible akan berubah menjadi nefropati dimana terjadi keruakan menetap

dan berkembang menjadi /hroni/ kidney disease.

' $europati diabeti! 

Fang tersering dan paling penting adalah neuropati perifer, berupa hilangnya sensasi

distal. :erisiko tinggi untuk terjadinya ulkus kaki dan amputasi. ejala yang sering

dirasakan kaki terasa terbakar dan bergetar sendiri dan lebih terasa sakit di malam hari.

5etelah diangnosis DM ditegakkan, pada setiap pasien perlu dilakukan skrining untuk 

mendeteksi adanya polineuropati distal dengan pemeriksaan neurologi sederhana, dengan

monofilamen &< gram, dilakukan sedikitnya setiap tahun.

2. Ma!roangiopati

' Pembulu& dara& jantung atau !oroner dan ota! 

!e$aspadaan kemungkinan terjadinya G! dan stroke harus ditingkatkan terutama untuk 

mereka yang mempunyai resiko tinggi seperti ri$ayata keluarga G! atau DM

' Pembulu& dara& tepi

enyakit arteri perifer sering terjadi pada penyandang diabetes, biasanya terjadi dengan

gejala tipikal intermiten atau klaudikasio, meskipun sering anpa gejala. *erkadang ulkus iskemik 

kaki merupakan kelainan yang pertama mun/ul.

VIII. Penatala!sanaan

*ujuan pengobaan men/egah komplikasi akut dan kronik, meningkatkan kualitas hidup

dengan menormalkan !D, dan dikatakan penderita DM terkontrol sehingga sama dengan

orang normal. ilar penatalaksanaan Diabetes mellitus dimulai dari %&. Edukasi

emberdayaan penyandang diabetes memerlukan partisipasi aktif pasien, keluarga dan

masyarakat.'. *erapi gii medis

*erapi gii medik merupakan ssalah satu dari terapi non farmakologik yang sangat

direkomendasikan bagi penyandang diabetes. *erapi ini pada prinsipnya melakukan

Page 10: LI blok 14 A

7/23/2019 LI blok 14 A

http://slidepdf.com/reader/full/li-blok-14-a 10/28

 pengaturan pola makan yang didasarkan pada status gii diabetes dan melakukan

modifikasi diet berdasarkan kebutuhan indi3idual.*ujuan terapi gii ini adalah untuk men/apai dan mempertahankan %

1. adar glu!osa dara& "ang mende!ati normal

a) lukosa darah berkisar antaara H<-&< mg9dl

 b) lukosa darah ' jam post prandial &=< mg9dl/) !adar #bA&/ >C

2. Te!anan dara& )1%*+,*

%. Profil lipid

a) !olesterol LDL &<< mg9dl

 b) !olesterol #DL @+< mg9dl

/) *rigliserida &< mg9dl

. /erat badan senormal mung!in0 /MI 1, 20

:eberapa faktor yang harus diperhatikan sebelum melakukan perubahan pola makan

diabetes antara lain, tinggi badan, berat badan, status gii,, status kesehatan, akti3itas fisik 

dan faktor usia. 5elain itu ada beberapa faktor fisiologi seperti masa kehamilan, masa

 pertumbuhan, gangguan pen/ernaan pada usia tua, dan lainnya. ada keadaan infeksi

 berat dimana terjadi proses katabolisme yang tinggi perlu dipertimbangkan pemberian

nutrisi khusus. Masalah lain yang tidak kalah pentingnya adalah masalah status ekonomi,

lingkungan kebiasaan dan tradisi dalam lingkungan yang bersangkutan serta kemampuan

 petugas kesehatan yang ada.

. *erapi Insulin

Ada berbagai jenis sediaan insulin eksogen yang tersedia, yang terutama berbeda dalam hal

mula kerja (onset) dan masa kerjanya (duration). 5ediaan insulin untuk terapi dapat

digolongkan menjadi + kelompok, yaitu%

a. Insulin masa !erja sing!at 34&ort-a5ting Insulin60 disebut juga insulin reguler.

Fang termasuk disini adalah insulin reguler (rystal in/ Insulin9I). 5aat ini dikenal

' ma/am insulin I, yaitu dalam bentuk asam dan netral. reparat yang ada antara

lain% A/trapid, Jelosulin, 5emilente. Insulin jenis ini diberikan < menit sebelum

makan, men/apai pun/ak setelah &- ma/am dan efeknya dapat bertahan sampai = jam.

b. Insulin masa !erja sedang 3Intermediate-a5ting6

:entuknya terlihat keruh karena berbentuk hablur-hablur ke/il, dibuat dengan

menambahkan bahan yang dapat memperlama kerja obat dengan /ara memperlambat

 penyerapan insulin kedalam darah. Fang dipakai saat ini adalah 1etral rotamine

#egedorn (1#), Monotard, Insulatard. Genis ini a$al kerjanya adalah &,-', jam.

Page 11: LI blok 14 A

7/23/2019 LI blok 14 A

http://slidepdf.com/reader/full/li-blok-14-a 11/28

un/aknya ter/apai dalam +-& janm dan efeknya dapat bertahan sampai dengan '+

 jam.

5. Insulin masa !erja sedang dengan mula !erja 5epat

Faitu insulin yang mengandung insulin kerja /epat dan insulin kerja sedang. Insulin ini

mempunyai onset /epat dan durasi sedang ('+ jam). reparatnya% Mi?tard < 9 +<.d. Insulin masa !erja panjang 3Long-a5ting insulin6

Merupakan /ampuran dari insulin dan protamine, diabsorsi dengan lambat dari tempat

 penyuntikan sehingga efek yang dirasakan /ukup lama, yaitu sekitar '+K 0 jam.

reparat% rotamine in/ Insulin ( I ), 6ltratard.

Diabetes Melitus

I7. Pengertian Diabetes mellitus

Diabetes mellitus (DM) didefenisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan

metabolisme yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan

metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin.Insufisiensi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defenisi produksi insulin oleh

sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas atau disebabkan kurang responsifnya sel-sel

tubuh terhadap insulin.

7. Jenis-jenis diabetes

rganisasi !esehatan Dunia ("#) mengklasifikasikan bentuk diabetes melitus

 berdasarkan pera$atan dan simtoma%

>. Diabetes tipe &, yang meliputi simtoma ketoasidosis hingga rusaknya sel beta di

dalam pankreas yang disebabkan atau menyebabkan autoimunitas, dan bersifat idiopatik .

Diabetes melitus dengan patogenesis jelas, seperti fibrosis sistik atau

defisiensi mitokondria, tidak termasuk pada penggolongan ini.

=. Diabetes tipe ', yang diakibatkan oleh defisiensi sekresi insulin, seringkali disertai

dengan sindrom resistansi insulin

H. Diabetes gestasional, yang meliputi gestational impaired glucose tolerance, I*

dan gestational diabetes mellitus, DM.

dan menurut tahap klinis tanpa pertimbangan patogenesis, dibuat menjadi%

&<. Insulin requiring for survival  diabetes, seperti pada kasus defisiensi peptida-.

&&. Insulin requiring for control  diabetes. ada tahap ini, sekresi insulin endogenus tidak 

/ukup untuk men/apai gejala normogli/emia, jika tidak disertai dengan tambahan

hormon dari luar tubuh.&'. Not insulin requiring  diabetes.

!elas empat pada tahap klinis serupa dengan klasifikasi IDDM ( bahasa

Inggris% insulin-dependent diabetes mellitus), sedang tahap kelima dan keenam

Page 12: LI blok 14 A

7/23/2019 LI blok 14 A

http://slidepdf.com/reader/full/li-blok-14-a 12/28

merupakan anggota klasifikasi 1IDDM ( bahasa Inggris% non insulin-dependent diabetes

mellitus)

7I. Etiologi

&. Diabetes Mellitus tergantung insulin (DM*I)

a. 2aktor geneti/

enderita diabetes tidak me$arisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi me$arisi suatu

 presdisposisi atau ke/enderungan geneti/ kearah terjadinya diabetes tipe I.

!e/enderungan geneti/ ini ditentukan pada indi3idu yang memililiki tipe antigen #LA

(#uman Leu/o/yte Antigen) tertentu. #LA merupakan kumpulan gen yang bertanggung

 ja$ab atas antigen tranplantasi dan proses imun lainnya.

 b. 2aktor imunologi

ada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini merupakan respon

abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan /ara bereaksi

terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.

/. 2aktor lingkungan

Page 13: LI blok 14 A

7/23/2019 LI blok 14 A

http://slidepdf.com/reader/full/li-blok-14-a 13/28

2aktor eksternal yang dapat memi/u destruksi sel 4 pan/reas, sebagai /ontoh hasil

 penyelidikan menyatakan bah$a 3irus atau toksin tertentu dapat memi/u proses autuimun

yang dapat menimbulkan destuksi sel 4 pan/reas.

'. Diabetes Mellitus tak tergantung insulin (DM**I)

5e/ara pasti penyebab dari DM tipe II ini belum diketahui, faktor geneti/

diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. DM**I

ditandai dengan kelainan dalam sekresi insulin maupun dalam kerja insulin.ada a$alnya

tampak terdapat resistensi dari sel-sel sasaran terhadap kerja insulin.Insulin mula-mula

mengikat dirinya kepada reseptor-reseptor permukaan sel tertentu, kemudian terjadi

reaksi intraselluler yang meningkatkantransport glukosa menembus membran sel. ada

 pasien dengan DM**I terdapat kelainan dalam pengikatan insulin dengan reseptor.

2aktor risiko yang berhubungan dengan proses terjadinya DM tipe II, diantaranya adalah%

&) 6sia ( resistensi insulin /enderung meningkat pada usia di atas 0 tahun)

') besitas

) 7i$ayat keluarga

+) !elompok etnik 

7II. Tanda-tanda dan gejala

&) Diabetes *ipe I

• hiperglikemia berpuasa

• glukosuria, diuresis osmotik, poliuria, polidipsia, polifagia

•  keletihan dan kelemahan

ketoasidosis diabetik (mual, nyeri abdomen, muntah, hiper3entilasi,nafas bau buah, ada

 perubahan tingkat kesadaran, koma, kematian)

Page 14: LI blok 14 A

7/23/2019 LI blok 14 A

http://slidepdf.com/reader/full/li-blok-14-a 14/28

') Diabetes *ipe II

• lambat (selama tahunan), intoleransi glukosa progresif  

gejala seringkali ringan men/akup keletihan, mudah tersinggung,8 poliuria,

 polidipsia, luka pada kulit yang sembuhnya lama, infeksi 3aginal, penglihatan kabur • komplikaasi jangka panjang (retinopati, neuropati, penyakit 3askular perifer)

Dari sudut pasien DM sendiri, hal yang sering menyebabkan pasien datang berobat

ke dokter dan kemudian didiagnosa sebagai DM ialah keluhan% !elainan kulit % gatal, bisul-bisul

!elainan ginekologis % keputihan

!esemutan, rasa baal

!elemahan tubuh

Luka atau bisul yang tidak sembuh-sembuh

Infeksi saluran kemih

7III. Patogenesis

Page 15: LI blok 14 A

7/23/2019 LI blok 14 A

http://slidepdf.com/reader/full/li-blok-14-a 15/28

5. Diabetes mellitus tipe 1

ada saat diabetes mellitus tergantung insulin mun/ul, sebagian besar sel pankreas

sudah rusak. roses perusakan ini hampir pasti karena proses autoimun, meskipun

rin/iannya masih samar. Ikhtisar sementara urutan patogenetiknya adalah% pertama, harus

ada kerentanan genetik terhadap penyakit ini. !edua, keadaan lingkungan seperti infeksi

3irus diyakini merupakan satu mekanisme pemi/u, tetapi agen noninfeksius juga dapat

terlibat. *ahap ketiga adalah insulitis, sel yang menginfiltrasi sel pulau adalah

Page 16: LI blok 14 A

7/23/2019 LI blok 14 A

http://slidepdf.com/reader/full/li-blok-14-a 16/28

monosit9makrofag dan limfosit * terakti3asi. *ahap keempat adalah perubahan sel beta

sehingga dikenal sebagai sel asing. *ahap kelima adalah perkembangan respon imun.

!arena sel pulau sekarang dianggap sebagai sel asing, terbentuk antibodi sitotoksik dan

 bekerja sama dengan mekanisme imun seluler. #asil akhirnya adalah perusakan sel beta

dan penampakan diabetes.

d. Diabetes Melitus Tipe 2

asien DM tipe ' mem punyai dua defek fisiologik % sekresi insulin abnormal dan resistensi terhadap kerja

insulin pada jaringan sasaran (target). Abnormalitas yang utama tidak diketahui. 5e/ara

deskriptif, tiga fase dapat dikenali pada urutan klinis yang biasa. ertama, glukosa plasma

tetap normal $alaupun terlihat resistensi insulin karena kadar insulin meningkat. ada

fase kedua, resistensi insulin /enderung memburuk sehingga meskipun konsentrasi

insulin meningkat, tampak intoleransi glukosa dalam bentuk hiperglikemia setelah

Page 17: LI blok 14 A

7/23/2019 LI blok 14 A

http://slidepdf.com/reader/full/li-blok-14-a 17/28

makan. ada fase ketiga, resistensi insulin tidak berubah, tetapi sekresi insulin menurun,

menyebabkan hiperglikemia puasa dan diabetes yang nyata.

7IV. Manifestasi lini!  

:erdasarkan keluhan klinik, biasanya pasien Diabetes Melitus akan mengeluhkan

apa yang disebut + % polifagi dengan penurunan berat badan, olidipsi dengan poliuri,

 juga keluhan tambahan lain seperti sering kesemutan, rasa baal dan gatal di kulit .

!riteria diagnostik %

• ejala klasik DM ditambah ula Darah 5e$aktu ;'<< mg9dl. ula darah se$aktu

merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memerhatikan $aktu makan

terakhir, atau !adar ula Darah uasa ; &'0 mg9dl. uasa diartikan pasien tidak 

mendapat kalori tambahan sedikit nya = jam, atau !adar gula darah ' jam pada **

;'<< mg9dl. ** dilakukan dengan standard "#, menggunakan beban glukosa

yang setara dengan > gram glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air.

• ejala tidak klasik ditambah hasil pemeriksaan gula darah abnormal minimal '?.

7V. ompli!asi

  Pen"ulit a!ut

. etoasidosis diabeti!

!AD adalah suatu keadaan dimana terdapat defisiensi insulin absolut atau relatif 

dan peningkatan hormon kontra regulator (glukagon, katekolamin, kortisol dan hormon

 pertumbuhan). !eadaan tersebut menyebabkan produksi glukosa hati meningkat dan

 penggunaan glukosa oleh sel tubuh menurun dengan hasil akhir hiperglikemia.

:erkurangnya insulin mengakibatkan akti3itas kreb /y/le menurun, asetil !o-A dan !o-

A bebas akan meningkat dan asetoasetil asid yang tidak dapat diteruskan dalam kreb

/y/le tersebut juga meningkat. :ahan-bahan energi dari lemak yang kemudian di oksidasi

untuk menjadi sumber energi akibat sinyaling sel yang kekurangan glukosa akan

mengakibatkan end produk berupa benda keton yang bersifat asam. Disamping itu

glukoneogenesis dari protein dengan asam amino yang mempunyai ketogeni/ effe/t

menambah beratnya !AD. !riteria diagnosis !AD adalah D5 @ '< mg9dl, p# >,,

# rendah, anion gap tinggi dan keton serum (B). :iasanya didahului gejala berupa

anore?ia, nausea, muntah, sakit perut, sakit dada dan menjadi tanda khas adalah

 pernapasan kussmaul dan berbau aseton.

8. oma #iperosmolar $on etoti! 

Page 18: LI blok 14 A

7/23/2019 LI blok 14 A

http://slidepdf.com/reader/full/li-blok-14-a 18/28

Ditandai dengan penurunan kesadaran dengan gula darah lebih besar dari 0<< mg

C tanpa ketosis yang berartidan osmolaritas plasma melebihi < mosm. !eadaan ini

 jarang mengenai anak-anak, usia muda atau diabetes tipe non insulin dependen karena

 pada keadaan ini pasien akan jatuh kedalam kondisi !AD, sedang pada DM tipe '

dimana kadar insulin darah nya masih /ukup untuk men/egah lipolisis tetapi tidak dapat

men/egah keadaan hiperglikemia sehingga tidak timbul hiperketonemia

9. #ipogli!emia

Ditandai dengan menurunnya kadar glukosa darah 0< mgC tanpa gejala klinis

atau D5 =< mgC dengan gejala klinis. Dimulai dari stadium parasimpatik% lapar,

mual, tekanan darah turun. 5tadium gangguan otak ringan % lemah lesu, sulit bi/ara

gangguan kognitif sementara. 5tadium simpatik, gejala adrenergik yaitukeringat dingin

 pada muka, bibir dan gemetar dada berdebar-debar. 5tadium gangguan otak berat, gejala

neuroglikopenik % pusing, gelisah, penurunan kesadaran dengan atau tanpa kejang.

  Pen"ulit mena&un

%. Mi!roangiopati

*erjadi pada kapiler arteriol karena disfungsi endotel dan trombosis

' (etinopati Diabeti! 

retinopati diabetik nonproliferatif , karena hiperpermeabilitas dan inkompetens 3asa.

!apiler membentuk kantung-kantung ke/il menonjol seperti titik-titik mikroaneurisma

dan 3ena retina mengalami dilatasi dan berkelok-kelok. :ahayanya dapat terjadi perdarahan disetiap lapisan retina. 7usaknya sa$ar retina darah bagian dalam pada

endotel retina menyebabkan kebo/oran /airan dan konstituen plasma ke dalam retina dan

sekitarnya menyebabkan edema yang membuat gangguan pandang.  Pada retinopati

diabetik prolferatif   terjadi iskemia retina yang progresif yang merangsang

neo3askularisasi yang menyebabkan kebo/oran protein-protein serum dalam jumlah

 besar. 1eo3askularisasi yang rapuh ini berproliferasi ke bagian dalam korpus 3itreum

yang bila tekanan meninggi saat berkontraksi maka bisa terjadi perdarahan masif yang

 berakibat penurunan penglihatan mendadak. Dianjurkan penyandang diabetes

memeriksakan matanya tahun sekali sebelum timbulnya gejala dan setiap tahun bila

sudah mulai ada kerusakan mikro untuk men/egah kebutaan. 2aktor utama adalah gula

darah yang terkontrol memperlambat progresi3itas kerusakan retina.

' $efropati Diabeti! 

Page 19: LI blok 14 A

7/23/2019 LI blok 14 A

http://slidepdf.com/reader/full/li-blok-14-a 19/28

Ditandai dengan albuminura menetap @ << mg9'+ jam atau @ '<< ig9menit pada minimal

'? pemeriksaan dalam $aktu -0 bulan. :erlanjut menjadi proteinuria akibat hiperfiltrasi

 patogenik kerusakan ginjal pada tingkat glomerulus. Akibat glikasi nonenimatik dan

AE, ad3an/ed gli/ation produ/t yang ire3ersible dan menyebabkan hipertrofi sel dan

kemoatraktan mononuklear serta inhibisi sintesis nitri/ o?ide sebagai 3asadilator, terjadi

 peningkatan tekanan intraglomerulus dan bila terjadi terus menerus dan inflamasi kronik,

nefritis yang re3ersible akan berubah menjadi nefropati dimana terjadi keruakan menetap

dan berkembang menjadi /hroni/ kidney disease.

' $europati diabeti! 

Fang tersering dan paling penting adalah neuropati perifer, berupa hilangnya sensasi

distal. :erisiko tinggi untuk terjadinya ulkus kaki dan amputasi. ejala yang sering

dirasakan kaki terasa terbakar dan bergetar sendiri dan lebih terasa sakit di malam hari.

5etelah diangnosis DM ditegakkan, pada setiap pasien perlu dilakukan skrining untuk 

mendeteksi adanya polineuropati distal dengan pemeriksaan neurologi sederhana, dengan

monofilamen &< gram, dilakukan sedikitnya setiap tahun.

. Ma!roangiopati

' Pembulu& dara& jantung atau !oroner dan ota! 

!e$aspadaan kemungkinan terjadinya G! dan stroke harus ditingkatkan terutama untuk 

mereka yang mempunyai resiko tinggi seperti ri$ayata keluarga G! atau DM

' Pembulu& dara& tepi

enyakit arteri perifer sering terjadi pada penyandang diabetes, biasanya terjadi dengan

gejala tipikal intermiten atau klaudikasio, meskipun sering anpa gejala. *erkadang ulkus iskemik 

kaki merupakan kelainan yang pertama mun/ul.

7VI. Penatala!sanaan

*ujuan pengobaan men/egah komplikasi akut dan kronik, meningkatkan kualitas hidup

dengan menormalkan !D, dan dikatakan penderita DM terkontrol sehingga sama dengan

orang normal. ilar penatalaksanaan Diabetes mellitus dimulai dari %+. Edukasi

emberdayaan penyandang diabetes memerlukan partisipasi aktif pasien, keluarga dan

masyarakat.. *erapi gii medis

*erapi gii medik merupakan ssalah satu dari terapi non farmakologik yang sangat

direkomendasikan bagi penyandang diabetes. *erapi ini pada prinsipnya melakukan

Page 20: LI blok 14 A

7/23/2019 LI blok 14 A

http://slidepdf.com/reader/full/li-blok-14-a 20/28

 pengaturan pola makan yang didasarkan pada status gii diabetes dan melakukan

modifikasi diet berdasarkan kebutuhan indi3idual.*ujuan terapi gii ini adalah untuk men/apai dan mempertahankan %

8. adar glu!osa dara& "ang mende!ati normal

d) lukosa darah berkisar antaara H<-&< mg9dl

e) lukosa darah ' jam post prandial &=< mg9dlf) !adar #bA&/ >C

9. Te!anan dara& )1%*+,*

:. Profil lipid

d) !olesterol LDL &<< mg9dl

e) !olesterol #DL @+< mg9dl

f) *rigliserida &< mg9dl

,. /erat badan senormal mung!in0 /MI 1, 20

:eberapa faktor yang harus diperhatikan sebelum melakukan perubahan pola makan

diabetes antara lain, tinggi badan, berat badan, status gii,, status kesehatan, akti3itas fisik 

dan faktor usia. 5elain itu ada beberapa faktor fisiologi seperti masa kehamilan, masa

 pertumbuhan, gangguan pen/ernaan pada usia tua, dan lainnya. ada keadaan infeksi

 berat dimana terjadi proses katabolisme yang tinggi perlu dipertimbangkan pemberian

nutrisi khusus. Masalah lain yang tidak kalah pentingnya adalah masalah status ekonomi,

lingkungan kebiasaan dan tradisi dalam lingkungan yang bersangkutan serta kemampuan

 petugas kesehatan yang ada.

0. *erapi Insulin

Ada berbagai jenis sediaan insulin eksogen yang tersedia, yang terutama berbeda dalam hal

mula kerja (onset) dan masa kerjanya (duration). 5ediaan insulin untuk terapi dapat

digolongkan menjadi + kelompok, yaitu%

e. Insulin masa !erja sing!at 34&ort-a5ting Insulin60 disebut juga insulin reguler.

Fang termasuk disini adalah insulin reguler (rystal in/ Insulin9I). 5aat ini dikenal

' ma/am insulin I, yaitu dalam bentuk asam dan netral. reparat yang ada antara

lain% A/trapid, Jelosulin, 5emilente. Insulin jenis ini diberikan < menit sebelum

makan, men/apai pun/ak setelah &- ma/am dan efeknya dapat bertahan sampai = jam.

f. Insulin masa !erja sedang 3Intermediate-a5ting6

:entuknya terlihat keruh karena berbentuk hablur-hablur ke/il, dibuat dengan

menambahkan bahan yang dapat memperlama kerja obat dengan /ara memperlambat

 penyerapan insulin kedalam darah. Fang dipakai saat ini adalah 1etral rotamine

#egedorn (1#), Monotard, Insulatard. Genis ini a$al kerjanya adalah &,-', jam.

Page 21: LI blok 14 A

7/23/2019 LI blok 14 A

http://slidepdf.com/reader/full/li-blok-14-a 21/28

un/aknya ter/apai dalam +-& janm dan efeknya dapat bertahan sampai dengan '+

 jam.

g. Insulin masa !erja sedang dengan mula !erja 5epat

Faitu insulin yang mengandung insulin kerja /epat dan insulin kerja sedang. Insulin ini

mempunyai onset /epat dan durasi sedang ('+ jam). reparatnya% Mi?tard < 9 +<.&. Insulin masa !erja panjang 3Long-a5ting insulin6

Merupakan /ampuran dari insulin dan protamine, diabsorsi dengan lambat dari tempat

 penyuntikan sehingga efek yang dirasakan /ukup lama, yaitu sekitar '+K 0 jam.

reparat% rotamine in/ Insulin ( I ), 6ltratard.

:. Lipolisis

Gika se$aktu-$aktu tak tersedia sumber energi dari karbohidrat barulah asam lemak 

dioksidasi, baik asam lemak dari diet maupun jika harus meme/ah /adangan trigliserida jaringan.

roses peme/ahan trigliserida ini dinamakan lipolisis.

roses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan asetil !oA.

5elanjutnya sebagaimana asetil !oA dari hasil metabolisme karbohidrat dan protein, asetil !oA

dari jalur inipun akan masuk ke dalam siklus asam sitrat sehingga dihasilkan energi. Di sisi lain,

 jika kebutuhan energi sudah men/ukupi, asetil !oA dapat mengalami lipogenesis menjadi asam

lemak dan selanjutnya dapat disimpan sebagai trigliserida.

:eberapa lipid non gliserida disintesis dari asetil !oA. Asetil !oA mengalamikolesterogenesis menjadi kolesterol. 5elanjutnya kolesterol mengalami steroidogenesis

membentuk steroid. Asetil !oA sebagai hasil oksidasi asam lemak juga berpotensi menghasilkan

 badan-badan keton (aseto asetat, hidroksi butirat dan aseton). roses ini dinamakan ketogenesis.

:adan-badan keton dapat menyebabkan gangguan keseimbangan asam-basa yang dinamakan

asidosis metabolik. !eadaan ini dapat menyebabkan kematian.

Page 22: LI blok 14 A

7/23/2019 LI blok 14 A

http://slidepdf.com/reader/full/li-blok-14-a 22/28

Kolesterol

Aseto asetat

hidroksi butirat Aseton

Steroid

Steroidogenesis

Kolesterogenesis

Ketogenesis

Diet

Lipid

Karbohidrat

Protein

Asam lemak

 Trigliserida

Asetil-KoA

Esterifkasi Lipolisis

Lipogenesis Oksidasi beta

Siklus asam sitrat

ATP

CO2

2O

! ATP

 Ikhtisar metabolisme lipid 

Metabolisme gliserol

liserol sebagai hasil hidrolisis lipid (trigliserida) dapat menjadi sumber energi. liserol ini

selanjutnya masuk ke dalam jalur metabolisme karbohidrat yaitu glikolisis. ada tahap a$al,

gliserol mendapatkan & gugus fosfat dari A* membentuk gliserol -fosfat. 5elanjutnya senya$a

ini masuk ke dalam rantai respirasi membentuk dihidroksi aseton fosfat, suatu produk antara

dalam jalur glikolisis.

 Reaksi-reaksi kimia dalam metabolisme gliserol 

;!sidasi asam lema! 3o!sidasi beta6

Gliserol

Page 23: LI blok 14 A

7/23/2019 LI blok 14 A

http://slidepdf.com/reader/full/li-blok-14-a 23/28

6ntuk memperoleh energi, asam lemak dapat dioksidasi dalam proses yang dinamakan

oksidasi beta. 5ebelum dikatabolisir dalam oksidasi beta, asam lemak harus diaktifkan terlebih

dahulu menjadi asil-!oA. Dengan adanya A* dan !oenim A, asam lemak diaktifkan dengan

dikatalisir oleh enim asil-!oA sintetase (*iokinase).

 Aktivasi asam lemak menjadi asil KoA

Asam lemak bebas pada umumnya berupa asam-asam lemak rantai panjang. Asam lemak 

rantai panjang ini akan dapat masuk ke dalam mitokondria dengan bantuan senya$a karnitin,

dengan rumus (#) 1B-#'-#(#)-#'--.

Page 24: LI blok 14 A

7/23/2019 LI blok 14 A

http://slidepdf.com/reader/full/li-blok-14-a 24/28

Page 25: LI blok 14 A

7/23/2019 LI blok 14 A

http://slidepdf.com/reader/full/li-blok-14-a 25/28

Asil-KoA

Asil-KoA sintetase

"Tiokinase#

Karnitin palmitoil trans$erase %

Asil-KoA

KoA

Karnitin

Asil karnitin

 Mekanisme transportasi asam lemak trans membran mitokondria melalui mekanisme

 pengangkutan karnitin

Langkah-langkah masuknya asil !oA ke dalam mitokondria dijelaskan sebagai berikut%

Asam lemak bebas (22A) diaktifkan menjadi asil-!oA dengan dikatalisir oleh enim

tiokinase.

5etelah menjadi bentuk aktif, asil-!oA dikon3ersikan oleh enim karnitin palmitoil

transferase I yang terdapat pada membran eksterna mitokondria menjadi asil karnitin. 5etelah

menjadi asil karnitin, barulah senya$a tersebut bisa menembus membran interna mitokondria.

ada membran interna mitokondria terdapat enim karnitin asil karnitin translokase yang

 bertindak sebagai pengangkut asil karnitin ke dalam dan karnitin keluar.

Asil karnitin yang masuk ke dalam mitokondria selanjutnya bereaksi dengan !oA dengan

dikatalisir oleh enim karnitin palmitoiltransferase II yang ada di membran interna mitokondria

menjadi Asil !oa dan karnitin dibebaskan.

Asil !oA yang sudah berada dalam mitokondria ini selanjutnya masuk dalam proses oksidasi

 beta.

Dalam oksidasi beta, asam lemak masuk ke dalam rangkaian siklus dengan tahapan proses

dan pada setiap proses, diangkat ' atom dengan hasil akhir berupa asetil !oA. 5elanjutnya

asetil !oA masuk ke dalam siklus asam sitrat. Dalam proses oksidasi ini, karbon 4 asam lemak 

dioksidasi menjadi keton.

ksidasi karbon ! menjadi keton

eterangan

Page 26: LI blok 14 A

7/23/2019 LI blok 14 A

http://slidepdf.com/reader/full/li-blok-14-a 26/28

<re!uensi o!sidasi = adala& 3> jumla& atom ?6-1

Jumla& asetil o@ "ang di&asil!an adala& 3> jumla& atom ?6

ksidasi asam lemak dengan "# atom $% Perhatikan bah&a setiap proses pemutusan ' atom

$ adalah proses oksidasi ! dan setiap ' atom $ (ang diputuskan adalah asetil KoA%

 Aktivasi asam lemak) oksidasi beta dan siklus asam sitrat 

*elah dijelaskan bah$a asam lemak dapat dioksidasi jika diaktifkan terlebih dahulu menjadi

asil-!oA. roses akti3asi ini membutuhkan energi sebesar '. 3-2P6

5etelah berada di dalam mitokondria, asil-!oA akan mengalami tahap-tahap perubahan

sebagai berikut%

Asil-!oA diubah menjadi delta'-trans-enoil-!oA. ada tahap ini terjadi rantai respirasi

dengan menghasilkan energi ' 3A2P6

delta'

-trans-enoil-!oA diubah menjadi L(B)--hidroksi-asil-!oAL(B)--hidroksi-asil-!oA diubah menjadi -!etoasil-!oA. ada tahap ini terjadi rantai

respirasi dengan menghasilkan energi 3A%P6

5elanjutnya terbentuklah asetil !oA yang mengandung ' atom dan asil-!oA yang telah

kehilangan ' atom .

Page 27: LI blok 14 A

7/23/2019 LI blok 14 A

http://slidepdf.com/reader/full/li-blok-14-a 27/28

Dalam satu oksidasi beta dihasilkan energi ' dan sehingga total energi satu kali oksidasi

 beta adalah . !arena pada umumnya asam lemak memiliki banyak atom , maka asil-!oA

yang masih ada akan mengalami oksidasi beta kembali dan kehilangan lagi ' atom karena

membentuk asetil !oA. Demikian seterusnya hingga hasil yang terakhir adalah ' asetil-!oA.

Asetil-!oA yang dihasilkan oleh oksidasi beta ini selanjutnya akan masuk siklus asam sitrat.

Peng&itungan energi &asil metabolisme lipid

Dari uraian di atas kita bisa menghitung energi yang dihasilkan oleh oksidasi beta suatu asam

lemak. Misalnya tersedia sebuah asam lemak dengan &< atom , maka kita memerlukan energi '

A* untuk akti3asi, dan energi yang di hasilkan oleh oksidasi beta adalah &< dibagi ' dikurangi

&, yaitu + kali oksidasi beta, berarti hasilnya adalah + ? '< A*. !arena asam lemak memiliki

&< atom , maka asetil-!oA yang terbentuk adalah buah.

5etiap asetil-!oA akan masuk ke dalam siklus !rebs yang masing-masing akan

menghasilkan &' A*, sehingga totalnya adalah N &' A* 0< A*. Dengan demikian sebuah

asam lemak dengan &< atom , akan dimetabolisir dengan hasil -' A* (untuk akti3asi) B '<

A* (hasil oksidasi beta) B 0< A* (hasil siklus !rebs) >= A*.

5ebagian dari asetil-!oA akan berubah menjadi asetoasetat, selanjutnya asetoasetat berubah

menjadi hidroksi butirat dan aseton. Aseto asetat, hidroksi butirat dan aseton dikenal sebagai

 badan-badan keton. roses perubahan asetil-!oA menjadi benda-benda keton dinamakan

ketogenesis.

Page 28: LI blok 14 A

7/23/2019 LI blok 14 A

http://slidepdf.com/reader/full/li-blok-14-a 28/28

 Proses ketogenesis

 *intasan ketogenesis di hati