makalah kmb gga
TRANSCRIPT
7/22/2019 MAKALAH KMB GGA
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kmb-gga 1/20
i
KEPERAWATAN MEDICAL BEDAH
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS GAGAL
GINJAL AKUT
Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Tugas Dari M.A Keperawatan Medial Bedah
TA 2012-2013
DISUSUN OLEH :
TINGKAT IIA
1. Asti Rahmasari P07120112001
2. Ade Fikrian Hidayat P07120112002
3. Afri Mukhrifah P07120112003
4. Amira Aulia P07120112004
5. Angga Tri Santoso P07120112005
6. Baiq Alfira Rachmania P07120112006
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN MATARAN
MATARAM
2013
7/22/2019 MAKALAH KMB GGA
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kmb-gga 2/20
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan pembuatan
makalah ini. Pada makalah ini kami akan membahas tentang “Gagal Ginjal Akut”
Kami menyadari dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca agar makalah
ini bisa lebih sempurna.
Kami berterima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah
ini sehingga makalah ini bisa tersusun dengan baik.
Mataram,03 Oktober 2013
Penyusun,
7/22/2019 MAKALAH KMB GGA
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kmb-gga 3/20
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................ 1
BAB II ISI
2.1 Konsep Dasar Penyakit
a. Definisi ......................................................................................... 3
b. Anatomi Fisiologi ........................................................................ 3
c. Etiologi ......................................................................................... 4
d. Patofisiologi ................................................................................. 5
e. Komplikasi ................................................................................... 7
f. Manifestasi Klinis ........................................................................ 8
g. Pencegahan .................................................................................. 8
h. Pemeriksaan Penunjang ............................................................... 9
i. Penatalaksanaan ........................................................................... 10
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian .................................................................................... 11
b. Diagnosa....................................................................................... 11
c. Intervensi ...................................................................................... 12
d. Evaluasi ........................................................................................ 15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 16
3.2 Saran................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
7/22/2019 MAKALAH KMB GGA
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kmb-gga 4/20
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gagal ginjal atau Acute renal failure (ARF) dapat diartikan sebagai penurunan
cepat/tiba-tiba atau parah pada fungsi filtrasi ginjal. Kondisi ini biasanya ditandai oleh
peningkatan konsentrasi kreatinin serum atau azotemia (peningkatan konsentrasi BUN
[Blood Urea Nitrogen] ). Akan tetapi biasanya segera setelah cedera ginjal terjadi,
tingkat konsentrasi BUN kembali normal, sehingga yang menjadi patokan adanya
kerusakan ginjal adalah penurunan produksi urin.
Angka kematian di AS akibat gagal ginjal akut berkisar antara 20-90%. Kematian
di dalam RS 40-50% dan di ICU sebesar 70-89%. Kenaikan 0,3 mg/dL kreatinin serum
merupakan prognostik penting yang signifikan.
Peningkatan kadar kreatinin juga bisa disebabkan oleh obat-obatan (misalnya
cimetidin dan trimehoprim) yang menghambat sekresi tubular ginjal. Peningkatan
tingkat BUN juga dapat terjadi tanpa disertai kerusakan ginjal, seperti pada perdarahan
mukosa atau saluran pencernaan, penggunaan steroid, pemasukan protein. Oleh karena
itu diperlukan pengkajian yang hati-hati dalam menentukan apakah seseorang terkena
kerusakan ginjal atau tidak
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah
ini adalah sebagai berikut :
1. Apa definisi dari Gagal Ginjal Akut ?
2. Bagaimana patofisiologi dari Gagal Ginjal Akut ?
3. Apa saja penyebab dari Gagal Ginjal Akut?
4. Apa tanda dan gejala dari Gagal Ginjal Akut?
5. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien Gagal Ginjal Akut?
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun yang menjadi tujuan penulisan dari makalah
ini ialah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui definisi dari Gagal Ginjal Akut
2. Untuk mengetahui patofisiologi Gagal Ginjal Akut
7/22/2019 MAKALAH KMB GGA
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kmb-gga 5/20
2
3. Untuk mengetahui apa saja penyebab dari Gagal Ginjal Akut
4. Untuk mengetahui apa tanda dan gejala dari Gagal Ginjal Akut Untuk mengetahui
Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan Gagal Ginjal Akut
7/22/2019 MAKALAH KMB GGA
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kmb-gga 6/20
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KONSEP DASAR PENYAKIT
A. Definisi
Gagal ginjal akut ( GGA ) adalah suatu keadaan fisiologik dan klinik yang
ditandai dengan pengurangan tiba-tiba glomerular filtration rate (GFR) dan
perubahan kemampuan fungsional ginjal untuk mempertahankan eksresi air yang
cukup untuk keseimbangan dalam tubuh. Atau sindroma klinis akibat kerusakan
metabolik atau patologik pada ginjal yang ditandai dengan penurunan fungsi yang
nyata dan cepat serta terjadinya azotemia. (Davidson 1984).
Gagal ginjal akut adalah penurunan laju filtrasi glomerulus secara tiba-tiba,
sering kali dengan oliguri, peningkatan kadar urea dan kreatinin darah, serta asidosis
metabolic dan hiperkalemia. ( D. Thomson 1992 : 91 )
Gagal ginjal akut adalah suatu penyakit dimana ginjal secara tiba-tiba
kehilangan kemampuan untuk mensekresikan sisa metabolism yaitu tidak mampu
mengangkut sampah metabolik tubuh atau melakukan fungsi regulernya. Suatu
bahan yang biasanya dieliminasi di urine menumpuk dalam cairan tubuh akibat
gangguan ekskresi renal dan menyebabkan gangguan fungsi endokrin dan
metabolik, cairan, elektrolit, serta asam dan basa.
B. Anatomi Fisiologi
Ginjal adalah organ ekskresi yang berperan
penting dalam mempertahankan keseimbangan
internal dengan jalan menjaga komposisi cairan
tubuh/ekstraselular. Ginjal merupakan dua buah
organ berbentuk seperti kacang polong, berwarna
merah kebiruan. Ginjal terletak pada dinding
posterior abdomen, terutama di daerah lumbal
disebelah kanan dan kiri tulang belakang,
dibungkus oleh lapisan lemak yang tebal di
belakang peritoneum atau di luar rongga peritoneum.
Ketinggian ginjal dapat diperkirakan dari belakang di mulai dari ketinggian
vertebra torakalis sampai vertebra lumbalis ketiga. Ginjal kanan sedikit lebih rendah
7/22/2019 MAKALAH KMB GGA
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kmb-gga 7/20
4
dari ginjal kiri karena letak hati yang menduduki ruang lebih banyak di sebelah
kanan. Masing-masing ginjal memiliki panjang 11,25 cm, lebar 5-7 cm dan tebal2,5
cm. Berat ginjal pada pria dewasa 150-170 gram dan wanita dewasa 115-155 gram.
Ginjal ditutupi oleh kapsul tunikafibrosa
yang kuat, apabila kapsul di buka terlihat
permukaan ginjal yang licin dengan warna
merah tua. Ginjal terdiri dari bagian dalam,
medula, dan bagian luar, korteks. Bagian
dalam (interna) medula.Substansia medularis
terdiri dari pyramid renalis yang jumlahnya
antara 8-16 buah yang mempunyai basis
sepanjang ginjal, sedangkan apeksnya
menghadap ke sinus renalis. Mengandung
bagian tubulus yang lurus, ansahenle, vasa rekta dan duktuskoli gensterminal.
Bagianluar (eksternal) korteks. Subtansia kortekalis berwarna coklat merah,
konsistensi lunak dan bergranula. Substansia ini tepat dibawah tunika fibrosa,
melengkung sepanjang basis piramid yang berdekatan dengan sinus renalis, dan
bagian dalam di antara pyramid dinamakan kolumnarenalis. Mengandung
glomerulus, tubulus proksimal dan distal yang berkelok-kelok dan duktus koligens.
Struktur halus ginjal terdiri atas banyak nefron yang merupakan satuan
fungsional ginjal. Kedua ginjal bersama-sama mengandung kira-kira 2.400.000
nefron. Setiap nefron bisa membentuk urin sendiri. Karena itu fungsi dari satu
nefron dapat menerangkan fungsi dari ginjal.
C. Etiologi
1. Pre renal (semua factor yang menyebabkan peredaran darah ke ginjal berkurang)
a) Hipoperfusi : Kondisi pra renal adalah masalah aliran darah akibat
hipoperfusi ginjal dan turunnya laju filtrasi glumerulus.
b) Hipovolemia : perdarahan hebat, diare, muntah, diurisis, peritonitis
c) Hipotensia : shock, AMI luas, anestesia.
d) Dimana aliran darah akibat hipoperfusi ginjal dan turunnya laju filtrasi
glomerulus.
e) Penurunan volume vaskuler
f) Kehilangan darah/plasma : perdarahan luka bakar
7/22/2019 MAKALAH KMB GGA
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kmb-gga 8/20
5
g) Kenaikan kapasitas kapiler : Sepsis, Blokade ganglion, Reaksi anafilaksis
h) Penurunan curah jantung/kegagalan pompa jantung : Renjatan
kardiogenik,Payah jantung kongestif, Dysritmia, Emboli paru, Infark
jantung.
2. Renal (intra renal): kerusakan struktur & fungsi ginjal. Terujadi kerusakan di
glomerulus atau tubulus sehingga faal ginjal langsung terganggu.
a) Hipoperfusi berkepanjangan.
b) Nekrosis tubular akut
c) Hipotensi : pasca bedah
d) Hipovolemik dan infeksi : luka bakar.
e) Hipotensi akibat trauma berat
f) Infeksi, nefrotoksis, penyakit parenkim ginjal (pielonefritis akut,
glomerulonefritis akut)
g) Akibat dari kerusakan struktur glomerulus atau tubulus distal.
h) Kondisi seperti terbakar,udema akibat benturan dan infeksi dan agen
nefrotik dapat menyebabkan nekrosi tubulus akut (ATN)
i) Berhentinya fungsi renal.
j) Reaksi transfusi yang parah juga gagal intra renal.hemoglobin dilepaskan
melalui mekanisme hemolisis melewati membran glomerulus dan
terkonsentrasi ditubulus distal menjadi faktor terbentuknya hemoglobin.
k) Faktor penyebab adalah : pemakaian obat-obat anti inflamasi, non steroid
terutama pada pasien lansia.
3. Post renal (obstruktif).
a. Endapan asam urat, kristal sulfat.
b. Obstruksi : batu KK, hipertrofiprostat, cancer kolon, cancer servik & uterus.
c. Pembedahan ureter.
d. Obstruksi uretra ; striktura uretra
D. Patofisiologi
Gagal ginjal akut adalah hilangnya fungsi ginjal secara mendadak dan hampir
lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi tubular dan glomerular. Hal
ini dimanifestasikan dengan anuria, oliguria, atau folume urine normal. Anuria
7/22/2019 MAKALAH KMB GGA
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kmb-gga 9/20
6
(kurang dari 50 ml urin per hari) dan normal haluaran urin tidak seperti oliguria.
Oliguria (urin kurang dari 400 ml per hari) adalah situasi klinis yang umum
dijumpai pada gagal ginjal akut.
Dismping volume urin yang diekskresikan, pasien gagal ginjal akut mengalami
peningkatan kadar nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin serum dan retensi
produk sampah metabolik lain yang normalnya dieksresikan oleh ginjal.
Penyebab. Tiga kategori utama kondisi penyeba gagal ginjal akut adalah :
1. Prarenal (hipoperfusi ginjal)
2. Intrarenal (kerusakan aktual jaringan ginjal)
3. Pascarenal (obstruksi aliran urine)
Kondisi prarenal adalah masalah aliran darah akibat hipoperfusi ginjal dan
turunnya laju filtrasi glomerulus. Kondisi klinis yang umum adalah status penipisan
volume (hemoragi atau kehilangan cairan melalui saluran gastrointestinal),
vasodilatasi (sepsis atau anafilaktis), dan gangguan fungsi jantung (infark miokard,
gagal jantung kongestif, atau syok kardiogenik).
Penyebab intrarenal gagal ginjal akut adalah akibat dari kerusakan truktur
glomerulus atau tubulus ginjal. Kondisi seperti rasa terbakar, cedera akibat
benturan, dan infeksi serta agen nefrotoksik dapat menyebabkan nefrosis tubulus
akut (ATN) dan berhentinya fungsi renal. Cedera dari terbakar dan benturan
menyebabkan pembebasan hemoglobin dan miglobin (protein yang dilepaskan dari
otot ketika terjadi cedera), sehingga terjadi toksik renal, iskemia, atau keduanya.
Reaksi transfusi yang parah juga menyebabkan intrarenal, hemoglobin dilepaska
melaluui mekanisme hemolisis melewati membran glomerulus dan terkonsentrasi di
tubulus ginjal menjadi faktor pencetus terbentuknya hemoglobin. Faktor penyebab
lain adalah pemakaian obat-obat antiimplamasi nonstreroid (NSAID), terutama
pada pasie lansia. Medikasi ini mengganggu prostaglandin yang secara normal
melindungi aliran darah renal, menyebabkan iskemia ginjal.
Pascarenal yang menyebabkan gagak ginjal akut biasanya akibat dari
obstruksi di bagian distal ginjal. Tekanan di tubulus ginjal meningkat; akhirnya laju
filtrasi glomerulus meningkat.
Meskipun patogenesis pasti dari gagal ginjal akut dan oliguria belum
dikerahui, namun terdapat masalah mendasar yang menjadi penyebab. Beberapa
faktor mungkin reversibel jika diidentifikasi dan ditangani dengan tepat sebelum
fungsi ginjal terganggu.
7/22/2019 MAKALAH KMB GGA
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kmb-gga 10/20
7
Beberapa kondisi yang menyebabkan pengurangan aliran darah renal dan
gangguan fungsi ginjal : hipovelemia, hipotensi, penurunan curah jantung dan gagal
jantung kongestif, obstruksi ginjal atau traktus urinarius bawah akibat tumor,
bekuan darah atau ginjal, obstruksi vena atau arteri bilateral ginjal. Jika kondisi itu
ditangani dan diperbaiki sebelum ginjal rusak secara permanen, peningkatan BUN,
oliguria dan tanda-tanda lain yang berhubungan dengan gagal ginjal akut dapat
dikurangi.
Menurut Smeltzer (2002) terdapat empat tahapan klinik dan gagal ginjal akut,
yaitu periode awal, periode oligunia, periode diuresis, dan periode perbaikan.
1) Periode awal dengan awitan awal dan diakhiri dengan terjadinya oliguria.
2) Periode oliguria (volume urine kurang dari 400 ml/24 jam) disertai dengan
peningkatan konsentrasi serum dan substansi yang biasanya diekskresikan oleh
ginjal (urea, kreatinin, asam urat, serta kation intraseluler-kalium dan
magnesium). Jumlah urine minimal yang diperlukan untuk membersihkan
produk sampah normal tubuh adalah 400 ml. Pada tahap ini gejala uremik untuk
pertama kalinya muncul dan kondisi yang mengancam jiwa seperti hiperkalemia
terjadi.
3) Periode diuresis, pasien menunjukkan peningkatan jumlah urine secara
bertahap, disertai tanda perbaikan filtrasi glomerulus. Meskipun urine output
mencapai kadar normal atau meningkat, fungsi renal masih dianggap normal.
Pasien harus dipantau dengan ketat akan adanya dehidrasi selama tahap ini, jika
terjadi dehidrasi, tanda uremik biasanya meningkat.
4) Periode penyembuhan merupakan tanda perbaikan fungsi ginjal dan
berlangsung selama 3-12 bulan. Nilai laboratorium akan kembali normal.
Meskipun terdapat reduksi laju filtrasi glomerulus permanen sekitar 1 % sampai
3 %, tetapi hal ini secara klinik tidak signifikan.
E. Komplikasi
1. Jantung : edema paru, aritmia, efusi pericardium
2. Gangguan elektrolit : hyperkalemia, hiponatremia, asidosis
3. Neurlogi : iritabilitasneuromuskuler, flap, tremor, koma, gangguankesadaran,
kejang
4. Gastrointestinal : nausea, muntah, gastritis, ulkus, peptikum, perdarahaan
gastrointestinal
7/22/2019 MAKALAH KMB GGA
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kmb-gga 11/20
8
5. Hematologi : anemia, diathesis hemoragik
6. Infeksi : pneumonia, septikemis, infeksi nosocomial
F. Manifestasi Klinis
1) Perubahan haluaran urine, haluaran urine sedikit, dapat mengandung darah.
2) Peningkatan BUN dan kadar kreatinin. Terdapat peningkatan yang tetap dalam
BUN, dan laju peningkatannya bergantung pada tingkat katabolisme
(pemecahan protein), perfusi renal dan masukan protein. Serum kreatinin
meningkat pada kerusakan glomerulus. Kadar kreatini serum bermanfaat dalam
pemantauan fungsi ginjal dan perkembangan penyakit.
3) Anemia. Menyertai gagal ginjal akut merupakan kondisi yang tidak dapat
dielakkan sebagai akibat dari penurunan produksi eritropoetin, lesi
gastrointestinal uremik, penurunan usia sel darah merah, dan kehilangan darah,
biasanya dari saluran GI. Adanya bentuk eritropoetin (epogen) yang sekarang
tersedia, menyebabkan anemia tidak lagi menjadi masalah utama dibanding
sbelumnya.
4) Hiperkalemia. Pasien yang mengalami penurunan laju filtrasi glomerulus tidak
mampu mengekresikan kalium. Katabolisme protein menghasilkan pelepasan
kalium seluler ke dalam cairan tubuh, menybabkan hiperkalemia berat.
Hiperkalemia menyebabkan disritmia dan henti jantung.
5) Asidosis metabolic. Pasien oliguri akut tidak dapat mengeliminasi muatan
metabolik seperti substansi jenis asam yang dibentuk oleh proses metabolik
normal. Selain itu mekanisme buffer ginjal normal turun. Hal ini ditunjukkan
dengan adanya penurunan kandungan karbon dioksida darah. Sehingga asidosis
metabolik progresif menyertai gagal ginjal.
6) Edema
7) Mual muntah .
8) Nyeri pinggang hebat (kolik)
9) Kelainan Urin : protein darah/eritrosit , sel darah putih/Leukosit,bakteri.
G. Pencegahan : Menghindari Gagal Ginjal Akut
1. Meningkatkan keadekuatan hidrasi pada pasien yang beresiko mengalami
dehidrasi.
a. Pasien bedah : sebelum, selama, dan setelah operasi
7/22/2019 MAKALAH KMB GGA
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kmb-gga 12/20
9
b. Pasien yang menjdalani pemeriksaan diagnostik intensif dan memerlukan
pembatasan cairan dan agens kontras (mis : barium enema, pielogram
intravena), terutama pasien lansia yang gagal ginjalnya tidak dapat pulih
dengan semburna
c. Pasien dengan gangguan neoplastik atau gangguan metabolisme (mis :
gout) dan mereka yang menerima kemoterapi.
2. Mencegah dan menangani syok dengan tepat menggunakan terapi penggantian
darah dan cairan.
3. Pantau tekanan vena sentral dan arterial pada pasien yang sakit dengan ketat,
serta haluaran urine tiap jam untuk mendeteksi awitan gagal ginjal sedini
mungkin.
4. Lakukan penatalaksanaan hipotensi dengan tepat
5. Kaji fungsi renal secara continue (haluaran urin, nilai laboratorium) jika
diperlukan.
6. Sellau berhati-hati untuk memastikan bahwa darah yang sesuai diberikan
kepada pasien yang tepat untuk menghindari reaksi tranfusi yang berat, yang
dapat mencetuskan komplikasi renal
7. Cegah dan tangani infeksi dengan tepat, infeksi dapat menyebabkan kerusakan
renal progresif
8. Berikan perhatian khusus terhadap luka, terbakar dan penyebab sepsis lain
9. Berikan perawatan yang cermat terhadap kateter untuk mencegah infeksi dari
traktus urinarius. Angkat kateter sedini mungkin
10. Pantau dengan ketat seluruh medikasi yang dimetabolisme atau diekskresi oleh
ginjal dalam hal dosis, durasi, dan kadar darah untuk mencegah efek toksik.
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Urine : Volume, Warna, Sedimen, Berat jenis, Kreatinin, Protein.
2. Arteriogram ginjal
3. Biopsi ginjal
4. Darah : BUN/kreatinin, Hitung darah lengkap, Sel darah merah, Natrium
serum, Kalium, Magnesium fosfat, Protein, Osmolaritas serum.
5. KUB Foto : Menunjukkan ukuran ginjal/ureter/kandung kemih dan adanya
obstruksi .
6. Pielografi retrograde
7/22/2019 MAKALAH KMB GGA
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kmb-gga 13/20
10
7. Sistouretrogram berkemih
8. Ultrasono ginjal
9. Endoskopi ginjal nefroskopi
10. EKG
I. Penatalaksanaan Medis
1. Penatalaksanaan secara umum adalah:
Kelainan dan tatalaksana penyebab.
a) Kelainan praginjal. Dilakukan klinis meliputi faktor pencetus keseimbangan
cairan, dan status dehidrasi. Kemudian diperiksa konsentrasi natriumurin,
volume darah dikoreksi, diberikan diuretik, dipertimbngkan pemberian
inotropik dan dopamin.
b) Kelainan pasca ginjal. Dilakukan pengkajian klinis meliputi apakah kandung
kemih penuh, ada pembesaan prostat, gangguan miksi atau nyeri pinggang.
Dicoba memasang kateter urin, selain untuk mengetahui adanya obstruksi
juga untuk pengawasan akurat dari urin dan mengambil bahan pemeriksaan.
Bila perlu dilakukan USG ginjal.
c) Kelainan ginjal. Dilakukan pengkajian klinis, urinalinasi, mikroskopik urin,
dan pertimbangkan kemungkinan biopsi ginjal, arteriografi, atau tes lainnya.
2. Penatalaksanaan gagal ginjal
a) Mencapai & mempertahankan keseimbangan natrium dan air. Masukan
natrium dibatasi hingga 60 mmol/hari dan cairan cukup 500 ml/hari di luar
kekurangan hari sebelumnya atau 30 mmol/jam di luar jumlah urin yang
dikeluarkan jam sebelumnya. Namun keseimbangan harus tetap diawasi.
b) Memberikan nutrisi yang cukup. Bisa melalui suplemen tinggi kalori atau
hiperalimentaasi intravena. Glukosa dan insulin intravena, penambahan
kalium, pemberian kalsium intravena pada kedaruratan jantung dan dialisis.
c) Mencegah dan memperbaiki infeksi, terutama ditujukan terhadap infeksi
saluran napas dan nosokomial. Demam harus segera harus dideteksi dan
diterapi. Kateter harus segera dilepas bila diagnosis obstruksi kandung
kemih dapat disingkirkan.
d) Mencegah dan memperbaiki perdarahan saluran cerna. Feses diperiksa untuk
adanya perdarahan dan dapat dilakukan endoskopi. Dapat pula dideteksi dari
kenaikan rasio ureum/kreatinin, disertai penurunan hemoglobin. Biasanya
7/22/2019 MAKALAH KMB GGA
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kmb-gga 14/20
11
antagonis histamin H (misalnya ranitidin) diberikan pada pasien sebagai
profilaksis.
e) Dialisis dini atau hemofiltrasi sebaiknya tidak ditunda sampai ureum tinggi,
hiperkalemia, atau terjadi kelebihan cairan. Ureum tidak boleh melebihi 30-
40 mmol/L. Secara umum continous haemofiltration dan dialisis peritoneal
paling baik dipakai di ruang intensif, sedangkan hemodialisis intermitten
dengan kateter subklavia ditujukan untuk pasien lain dan sebagai tambahan
untuk pasien katabolik yang tidak adekuat dengan dialisis
peritoneal/hemofiltrasi.
2.2 KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1) Data Biografi Pasien
2) Data Dasar Pengkajian Pasien (Pola Prilaku mencakup Respirasi, Nutrisi,
Sirkulasi, Eliminasi dll)
3) Riwayat Penyebab ARF
4) Pemeriksaan fisik termasuk tekanan darah, suhu, HR, nadi dan berat badan
5) Kaji kelebihan cairan
6) Monitor hasil Laboratorium
B. DIAGNOSA
1) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan disfungsi ginjal, menurunnya
filtrasi glomerulus, retensi cairan dan sodium
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia,
menurunnya intake karena pembatasan
3) Aktivitas intoleran berhubungan dengan kelemahan/kelelahan
4) Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit, pengobatan dan
prognosis
5) Tidak efektif pola nafas berhubungan dengan edema pulmonal
6) Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive dan overload cairan
7/22/2019 MAKALAH KMB GGA
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kmb-gga 15/20
12
C. INTERVENSI
1) Dx 1 : Peningkatan volume cairan tubuh bd penurunan fungsi ginjal
I ntervensi :
a) Kaji keadaan udema
Rasional : Edema menunjukan perpindahan cairan krena peningkatan
permebilitas sehingga mudah ditensi oleh akumulasi cxairan walaupun
minimal, sehingga berat badan dapat meningkat 4,5 kg
b) Kontrol intake dan out put per 24 jam (Catat pemasukan dan pengeluaran
adekuat)
Rasional : Untuk mengetahui fungsi ginjal, kebutuhan penggantian cairan
dan penurunan kelebihan resiko cairan.
c) Timbang berat badan tiap hari
Rasional : Penimbangan berat badan setiap hari membantu menentukan
keseimbangan dan masukan cairan yang tepat. Peningkatan berat badan
lebih dari 0.5 kg/hari ada retensi cairan
d) Kaji kulit, wajah atau daerah edema. Evaluasi derajad edema
Rasional
e) Auskultasi paru dan jantung
Rasional : kelebihan cairan dapat menimbulkan edema paru dan GJK
dibuktikan oleh terjadinya bunyi nafas tambahan, bunyi jantung
ekstra/tambahan.
f) Beritahu keluarga agar klien dapat membatasi minum
Rasional : Manajemen cairan diukur untuk menggantikan pengeluaran dari
semua sember ditambah perkiraan yang tidak nampak. Pasien dengan
kelebihan cairan yang tidak responsif terhadap pembatasan caiaran dan
diuretic membutuhkan dialysis.
g) Penatalaksanaan pemberian obat anti diuretik.
Rasional : Obat anti diuretic dapat melebarkan lumen tubular dari debris,
menurunkan hiperkalemia dan meningkatkan volume urine adekuat.
Misalnya : Furosemide.
h) Kolaborasi pemeriksaan laboratorium fungsi ginjal.
Rasional : Hasil dari pemeriksaan fungsi ginjal dapat memberikan gambaran
sejauh mana terjadi kegagalan ginjal.
7/22/2019 MAKALAH KMB GGA
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kmb-gga 16/20
13
2) Dx 2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, menurunnya intake karena pembatasan.
I ntervensi :
a) Observasi status klien dan keefektifan diet/Pemasukan diet.
Rasional : Membantu dalam mengidentifikasi dan kebutuhan diet, kondisi
fisik umum, gejala uremik dan pembatasan diet mempengaruhi asupan
makanan.
b) Berikan dorongan hygiene oral yang baik sebelum dan setelah makan.
Rasional : Higiene oral yang tepat mencegah bau mulut dan rasa tidak enak
akibat mikroorganisme, membantu mencegah stomatitis.
c) Berikan makanan TKRGR / TKRP
Rasional : Lemak dan protein tidak digunakan sebagai sumber protein
utama, sehingga tidak terjadi penumpukan yang bersifat asam, serta diet
rendah garam memungkinkan retensi air kedalam intra vaskuler.
d) Berikan makanan dalam porsi kecil tetapi sering.
Rasional : Meminimalkan anoreksia, mual sehubungan dengan status
uremik/menurunya peristaltic
e) Berikan pasien/ keluarga daftar makanan dan cairan yang diizinkan serta
dorong terlibat dalam pilihan menu.
Rasional : memberikan pasien tindakan control dalam pembatasan diet.
Biasanya makanan dari rumah dapat meningkatkan nafsu makan.
f) Timbang berat badan setiap hari
Rasional : Pasien puasa akan secara normal kehilangan 0,2-0,5 kg/hari.
Perubahan 0,5 kg dapat menunjukkan keseimbangan cairan.
g) Kolaborasi pemberian obat anti emetic.
Rasional :Antiemetik dapat menghilangkan mual dan muntah dan dapat meningkatkan
pemasukan oral.
3) Dx 3 : Aktivity intolerans b/d kelemahan/kelelahan.
I ntervensi:
a) Kaji kebutuhan pasien dalam beraktifitas dan penuhi kebutuhan ADL
Rasional : Memberi panduan dalam penentuan pemberian bantuan dalam
pemenuhan ADL.
7/22/2019 MAKALAH KMB GGA
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kmb-gga 17/20
14
b) Kaji tingkat kelelahan.
Rasional : Menentukan derajat dan efek ketidakmampun.
c) Identifikasi factor stess/psikologis yang dapat memperberat.
Rasional : Mempunyai efek akumulasi (sepanjang factor psykologis) yang
dapat diturunkan bila ada masalah dan takut untuk diketahui.
d) Ciptakan lingkungan tengan dan periode istirahat tanpa gangguan.
Rasional : Menghemat energi untuk aktifitas perawatan diri yang diperlukan.
e) Bantu aktifitas perawatan diri yang diperlukan.
Rasional : Memungkinkan berlanjutnya aktifitas yang dibutuhkan
memberika rasa aman bagi klien.
f) Kolaborasi pemeriksaan laboratorium darah.
Rasional : Ketidak seimbangan Ca, Mg, K, dan Na, dapat menggangu fungsi
neuromuscular yang memerlukan peningkatan penggunaan energi Ht dan Hb
yang menurun adalah menunjukan salah satu indikasi teerjadinya gangguan
eritopoetin.
4) Dx 4 : Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit,
pengobatan dan prognosis.
I ntervensi :
a) Kaji ulang proses penyakit, prognosis dan factor pencetus bila diketahui.
Rasional : memberikan dasar pengetahuan dimana pasien dapat membuat
pilihan informasi
b) Berikan penjelasan yang akurat tentang penyakit.
Rasional : Klien dapat belajar tentang penyakitnya serta penanganannya,
dalam rangka memahami dan menerima diagnosis serta konsekuensi
mediknya.
c) Bantu klien untuk mengidentifikasi cara memahami berbagai perubahan
akibat penyakitnya.
Rasional : Klien dapat memahami bahwa kehidupannya tidak harus
mengalami perubahan berarti akibat penyakit yang diderita.
d) Biarkan klien dan keluarga mengekspresikan perasaan mereka.
Rasional :Mengurangi beban pikiran sehingga dapat menurunkan rasa cemas
dan dapat membina kbersamaan sehingga perawat lebih mudah untuk
melaksanakan intervensi berikutnya.
7/22/2019 MAKALAH KMB GGA
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kmb-gga 18/20
15
e) Memanfaatkan waktu kunjangan yang fleksibel, yang memungkinkan
kehadiran kelurga.
Rasional : Mengurangi tingkat kecemasan dengan menghadirkandukungan
keluarga.
f) Dorong pasien/keluarga untuk mengobservasi karakteristik urin dan jumlah
atau frekuensi pengeluaran
Rasional : pasien turut serta aktif dalam mengawasi penyakit. Perubahan
volume/karakteristik urin dapat menunjukkan gangguan fungsi
ginjal/kebutuhan dialysis
g) Kaji ulang pemasukkan/pembatasan. Ingatkan pasien untuk membagi cairan
selama sehari dan termasuk semua caira (contoh es) pada jumlah cairan
sehari.
Rasional : terantung pada penyebab GGA, pasien dapat memerlukan atau
pembatasan atau peningkatan cairan
D. EVALUASI
Kriteria evaluasi yang diharapkan meliputi :
3. Menunjukkan haluan urin tepat dengan berat jenis/hasil mendekati normal,
berat badan stabil, TTV dalam batas normal, tidak ada udem
4. Klien dapat berpartisipasi aktif dalam upaya penyembuhan klien
5. Menunjukkan pemasukkan dan pengeluaran yang mendekati seimbang,
elektrolit dalam batas normal
6. Tidak mengalami tanda/gejala infeksi
7/22/2019 MAKALAH KMB GGA
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kmb-gga 19/20
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gagal ginjal akut ( GGA ) adalah suatu keadaan fisiologik dan klinik yang
ditandai dengan pengurangan tiba-tiba glomerular filtration rate (GFR) dan perubahan
kemampuan fungsional ginjal untuk mempertahankan eksresi air yang cukup untuk
keseimbangan dalam tubuh. Atau sindroma klinis akibat kerusakan metabolik atau
patologik pada ginjal yang ditandai dengan penurunan fungsi yang nyata dan cepat serta
terjadinya azotemia.
Peningkatan kadar kreatinin juga bisa disebabkan oleh obat-obatan (misalnya
cimetidin dan trimehoprim) yang menghambat sekresi tubular ginjal. Peningkatan
tingkat BUN juga dapat terjadi tanpa disertai kerusakan ginjal, seperti pada perdarahan
mukosa atau saluran pencernaan, penggunaan steroid, pemasukan protein. Oleh karena
itu diperlukan pengkajian yang hati-hati dalam menentukan apakah seseorang terkena
kerusakan ginjal atau tidak.
3.2 Saran
1. Berikan penjelasan yang jelas kepada pasien tentang penyakitnya dan untuk
mencegah terjangkitnya penyakit gagal ginjal dan mempercepat penyembuhan.
2. Penatalaksanaan yang efektif dan efisien pada pasien untuk mendapatkan hasil yang
maksimal dan mencegah terjadinya komplikasi.
7/22/2019 MAKALAH KMB GGA
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kmb-gga 20/20
17
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C, 1997. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Panyakit , Edisi 3, Jakarta: EGC
Boughman, Diane. 2000. Keperawatan Medical Bedah. Edisi 1. Jakarta : EGC
An. 2012. Laporan Pendahuluan Gagal Ginjal Akut, Pada http://thelostamasta.blogspot.com.
Diakses tanggal 2 Oktober 2013.
Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta : EGC
Nanda International. 2009. Diagnosis Keperawatan: Defenisi dan klassifikasi, Jakarata: EGC