obat2 jantung

Upload: rey-dudutz

Post on 10-Feb-2018

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 obat2 jantung

    1/44

    1. Anti Hipertensi

    Definisi

    Antihipertensi adalah obat obatan yang digunakan untuk

    mengobati hipertensi. Antihipertensi juga diberikan pada individu yang

    memiliki resiko tinggi untuk terjadinya penyakit kardiovaskular dan

    mereka yang beresiko terkena stroke maupun miokard infark. Pemberian

    obat bukan berarti menjauhkan individu dari modifikasi gaya hidup yang

    sehat seperti mengurangi berat badan, mengurangi konsumsi garam dan

    alkohol, berhenti merokok, mengurangi stress dan berolahraga.

    Pemberian obat perlu dilakukan segera pada pasien dengan tekanan

    darah sistolik 140/90 mmHg. Pasien dengan kondisi stroke atau miokard

    infark ataupun ditemukan bukti adanya kerusakan organ tubuh yang

    parah (seperti mikroalbuminuria, hipertrofi ventrikel kiri) juga

    membutuhkan penanganan segera dengan antihipertensi.

    Tujuan

    Pada dasarnya pengobatan dengan antihipertensi itu penting agar pasien

    dapat mencapai tekanan darah yang dianjurkan. Level tekanan darah

    yang diharapkan pada pasien hipertensi yang tidak disertai komplikasi

    adalah 140/90 mmHg atau lebih rendah bila memungkinkan, sedangkan

    pada pasien mengalami insiden kerusakan organ akhir atau kondisi

    seperti diabetes, level tekanan darah yang diharapkan adalah 130/90

    mmHg, dan pada pasien proteinuria (>1 g / hari) diharapkan tekanan

    darah di bawah 150/75 mmHg. Adapun tujuan pemberian antihipertensi

    yakni :

    1. Mengurangi insiden gagal jantung dan mencegah manifestasi yangmuncul akibat gagal jantung.

    2. Mencegah hipertensi yang akan tumbuh menjadi komplikasi yang

    lebih parah dan mencegah komplikasi yang lebih parah lagi bila

    sudah ada.

    3. Mengurangi insiden serangan serebrovaskular dan akutnya pada

    pasien yang sudah terkena serangan serebrovaskular.

  • 7/22/2019 obat2 jantung

    2/44

    4. Mengurangi mortalitas fetal dan perinatal yang diasosiasikan

    dengan hipertensi maternal.

    Klasifikasi

    Dikenal lima kelompok obat lini pertama (first line drug) yang digunakan

    untuk pengobatan awal hipertensi yaitu : diuretik, penyekat reseptor beta

    adrenergik (-blocker), penghambat angiotensin converting enzyme

    (ACE-inhibitor), penghambat reseptor angiotensin (Angiotensin-receptor

    blocker, ARB), dan antagonis kalsium.

    a. Diuretik

    Mekanisme kerja : Diuretik menurunkan tekanan darah dengan

    menghancurkan garam yang tersimpan di alam tubuh. Pengaruhnya ada

    dua tahap yaitu: (1) Pengurangan dari volume darah total dan curah

    jantung; yang menyebabkan meningkatnya resistensi pembuluh darah

    perifer; (2) Ketika curah jantung kembali ke ambang normal, resistensi

    pembuluh darah perifer juga berkurang. Contoh antihipertensi dari

    golongan ini adalah Bumetanide, Furosemide, Hydrochlorothiazide,

    Triamterene, Amiloride, Chlorothiazide, Chlorthaldion.b. Penyekat Reseptor Beta Adrenergik (-Blocker)

    Berbagai mekanisme penurunan tekanan darah akibat pemberian -

    blocker dapat dikaitkan dengan hambatan reseptor 1, antara lain: (1)

    penurunan frekuensi denyut jantung dan kontraktilitas miokard sehingga

    menurunkan curah jantung; (2) hambatan sekresi renin di sel

    jukstaglomeruler ginjal dengan akibat penurunan Angiotensin II; (3) efek

    sentral yang mempengaruhi aktivitas saraf simpatis, perubahan padasensitivitas baroresptor, perubahan neuron adrenergik perifer dan

    peningkatan biosentesis prostasiklin. Contoh antihipertensi dari golongan

    ini adalah Propanolol, Metoprolol, Atenolol, Betaxolol, Bisoprolol, Pindolol,

    Acebutolol, Penbutolol, Labetalol.

    c. Penghambat Angiotensin Converting Enzyme (ACE-Inhibitor)

    Kaptopril merupakan ACE-inhibitor yang pertama banyak digunakan di

    klinik untuk pengobatan hipertensi dan gagal jantung. Mekanisme kerja:

  • 7/22/2019 obat2 jantung

    3/44

    secara langsung menghambat pembentukan Angiotensin II dan pada saat

    yang bersamaan meningkatkan jumlah bradikinin. Hasilnya berupa

    vasokonstriksi yang berkurang, berkurangnya natrium dan retensi air, dan

    meningkatkan vasodilatasi (melalui bradikinin). Contoh antihipertensi dari

    golongan ini adalah Kaptopril, Enalapril, Benazepril, Fosinopril, Moexipril,

    Quianapril, Lisinopril.

    d. Penghambat Reseptor Angiotensin

    Mekanisme kerja: inhibitor kompetitif dari resptor Angiotensin II (tipe 1).

    Pengaruhnya lebih spesifik pada Angiotensin II dan mengurangi atau

    sama sekali tidak ada produksi ataupun metabolisme bradikinin. Contoh

    antihipertensi dari golongan ini adalah Losartan, Valsartan, Candesartan,

    Irbesartan, Telmisartan, Eprosartan, Zolosartan.

    e. Antagonis Kalsium

    Mekanisme kerja: antagonis kalsium menghambat influks kalsium pada sel

    otot polos pembuluh darah dan miokard. Di pembuluh darah, antagonis

    kalsium terutama menimbulkan relaksasi arteriol, sedangkan vena kurang

    dipengaruhi. Penurunan resistensi perifer ini sering diikuti efek takikardia

    dan vasokonstriksi, terutama bila menggunakan golongan obat dihidropirin(Nifedipine). Sedangkan Diltiazem dan Veparamil tidak menimbulkan

    takikardia karena efek kronotropik negatif langsung pada jantung. Contoh

    antihipertensi dari golongan ini adalah Amlodipine, Diltiazem, Verapamil,

    Nifedipine.

    Efek Samping

    Antihipertensi dari golongan diuretik, ACE-inhibitor dan beberapa -

    Blocker dapat menyebabkan reaksi likenoid. ACE-inhibitor jugadiasosiasikan dengan kehilangan sensasi pada lidah dan rasa terbakar

    pada mulut. ACEinhibitor dan penghambat reseptor angiotensin II pernah

    diimpliksikan bahwa keduanya menyebabkan angioedema pada rongga

    mulut pada sekelompok 1% dari pasien yang mengonsumsinya. Meskipun

    oedema pada lidah, uvula, dan palatum lunak yang paling sering terjadi,

    tetapi oedema larynx adalah yang paling serius karena berpotensi

    menghambat jalan nafas. Efek samping obatobatan antihipertensi pada

  • 7/22/2019 obat2 jantung

    4/44

    rongga mulut adalah xerostomia, reaksi likenoid, pertumbuhan gingiva

    yang berlebih, pendarahan yang parah, penyembuhan luka yang tertunda.

    Sedangkan efek samping yang sistemik yang paling sering dilaporkan

    adalah konstipasi, batuk, pusing, mengantuk, letih, frekuensi berkemih

    yang meningkat, berkuranya konsentrasi, disfungsi seksual dan rasa tidak

    enak pada perut.

  • 7/22/2019 obat2 jantung

    5/44

    2. Anti Arithmia

    Aritmia adalah Kelainan dalam kecepatan, irama, tempat

    asal dari impuls/gangguan konduksi yang menyebabkan perubahan

    dalam urutan normal aktivasi atrium sampai ventrikel dan dapat

    diketahui dari gambaran EKG

    Mekanisme kerja obat anti artimia

    1. Decrease automaticity of cardiac tissues from the SA node

    2. Alter the rate of conduction of electrical impulses

    3. Alter the refractory period of cardiac muscle between

    consecutive contractions

    Dibagi menjadi 4 grup:

    a. Grup 1 : Sodium channel Blocker

    Golongan 1 a (moderat) : kuinidin (duraquin, cardioquin) ,

    procainamid (procan), disopiramid

    Golongan 1 b (lemah) : lidocain, meksiletin, fenitoin

    Golongan 1 c : flekainid, propafenon

    b. Grup 2 : Beta adrenergic channel blocker

    Contoh :

    propanolol (inderol)

    Atenolol ( tenormin)

    c. Grup 3 : Potassium channel blocker

    Contoh :

    Amiodarone (cordarone)

    Bretilium

    Sotalol

    d. Grup 4 : kalsium channel blocker

    Diltiazem (Cardizem)

    Verapamil (Calan)

    Obat-obat antiaritmia dapat dibagi berdasarkan penggunaan

    kliniknya :

    a. obat-obat untuk aritmia supraventrikel (misal verapamil).

    b. Obat-obat untuk aritmia supraventrike,

  • 7/22/2019 obat2 jantung

    6/44

    c. aritmia ventrikel (misal disopiramid),

    d. dan obat-obat untuk aritmia ventrikel (misal lidokain).

    a. Aritmia supraventrikel

    Adenosin biasanya obat terpilih untuk menghentikan

    takikardia supraventrikel paroksismal. Karena masa kerjanya

    pendek sekali (waktu paruhnya hanya 8-10 detik, tapi memanjang

    juka diberikan bersama dipiradamol), kebanyakan efek sampingnya

    berlangsung singkat. Berbeda dengan verapamil, adenosin dapat

    digunakan setelah beta-bloker. Pada asma, lebih baik dipilih

    verapamil daripada beta-bloker.

    Glikosida jantung oral merupakan obat terpilih untuk

    memperlambat respon ventrikel pada kasus fibrilasi dan flutter

    atrium. Digoksin intravena, yang diinfus pelan-pelan, kadang-

    kadang dibutuhkan bila kecepatan ventrikel perlu dikendalikan

    dengan cepat.

    Verapamil biasanya efektif untuk takikardia ventrikel. Dosis

    intravena awal dapat diikuti dengan dosis oral, hipotensi dapat

    terjadi dengan dosis yang lebih besar. Adenosin

    Verapamil, kodenya 7-208

    Glikosida jantung, kodenya 7-211

    b. Aritmia Supraventrikel dan Ventrikel

    Obat-obat untuk aritmia supraventrikel dan ventrikel misalnya

    amiodaron,

    beta-bloker, disopiramid, flekainid, prokainamid, propafenon, danklinidin.

    Amiodaron

    Beta-bloker, kodenya 7-208

    Disopiramid, kodenya 7-208

    Flekainid

    Prokainamid, kodenya 7-204

    Propafenon, kodenya 7-208

  • 7/22/2019 obat2 jantung

    7/44

    Kinidin

    c. Aritmia Ventrikel

    Bretilium hanya digunakan sebagai obat antiaritmia pada

    resusutasi.

    Obat ini diberikan itramaskuler dan intravena tapi dapat

    menyebabkan

    hipotensi berat, terutama setelah pemberian intravena (mual dan

    muntah

    dapat terjadi).

    Lidokain (lignokain) ralatif aman bila diberikan sebagai

    injeksi intravena lambat dan harus menjadi pilihan utama dalam

    keadaan darurat.

    Meksiletin diberikan sebagai injeksi intravena lambat bila

    lidokain tidak efektif, obat ini memiliki kerja yang serupa.

    Morasilin adalah obat untuk profilaksis dan pengobatan

    aritmia ventrikel yang serius dan mengancam jiwa.

    Fenitoin dulu dipakai untuk aritmia ventrikel, dengan injeksi

    intravena lambat terutama yang disebabkan oleh glikosida jantung,tapi penggunaan ini sekarang sudah ditinggalkan.

    Tokainid dulu digunakan untuk takiaritmia ventrikel yang

    mengancam jiwa dan disertai dengan gangguan berat fungsi

    ventrikel kiri pada pasien yang tidak responsif dengan terapi lain

    atau yang terapi lain merupakan kontraindikasi, sekarang obat ini

    tidak lagi tersedia.

    Bretilium, kodenya 7-250 Lidokain, kodenya 6-851

    Meksiletin, kodenya 7-208

    Morasilin

    Fenitoin, kodenya 6-610

    Tokainid

  • 7/22/2019 obat2 jantung

    8/44

    Dosis

  • 7/22/2019 obat2 jantung

    9/44

    Efek Samping

    Implikasi keperawatan

    1. Monitor nadi apikal selama 1 menit sebelum pemberian

    2. Catat kecepatan dan irama denyut jantung

    3. Pasien dalam posisi supine saat diberikan dosis obat dalam

    bentuk IV untuk mencegah hipotensi

    4. Jika pasien akan diberikan lidocaine, tocainide, procainamide,

    tanyakan riwayat alergi untuk anestesi lokal.

    5. Jika obat menyebabkan gangguan pada GI berikan obat setelah

    makan

    6. Kaji tanda-tanda vital setelah pemberian obat

    7. Kaji tanda-tanda toksisistas obat

    Dizziness, HA, dyspnea, chest pain, edema, hypotension,

    bradycardia, etc.

    Know the specific medication you are givinglook it up!!!!

  • 7/22/2019 obat2 jantung

    10/44

    3. Anti Angina

    Anti Angina adalah obat untuk angina pectoris

    (ketidakseimbangan antara permintaan dan penyediaan oksigen pada

    salah satu bagian jantung.

    Cara kerja Anti Angina adalah :

    1. Menurunkan kebutuhan jantung akan oksigen dengan jalan

    menurunkan kerjanya. (penyekat reseptor beta)

    2. Melebarkan pembuluh darah koroner memperlancar aliran

    darah (vasodilator)

    3. Kombinasi keduanya

    A.Nitrat

    Nitrat meningkatkan pemberian D2 miokard dengan dialatasi arteri

    epikardial tanpa mempengaruhi, resistensi arteriol arteri intramiokard.

    Dilatasi terjadi pada arteri yang normal maupun yang abnormal juga pada

    pembuluh darah kolateral sehingga memperbaiki aliran darah pada

    daerah isomik. Toleransi sering timbul pada pemberian oral atau bentuk

    lain dari nitrat long-acting termasuk pemberian topikal atau transdermal.

    Toleransi adalah suatu keadaan yang memerlukan peningkatan dosisnitrat untuk merangsang efek hemodinamik atau anti-angina. Nitrat yang

    short-acting seperti gliseril trinitrat kemampuannya terbatas dan harus

    dipergunakan lebih sering. Sublingual dan jenis semprot oral reaksinya

    lebih cepat sedangkan jenis buccal mencegah angina lebih dari 5 am

    tanpa timbul toleransi. Contoh nitrat yang sering dipakai adalah

    nitroglycerin.

    Nitroglycerin (IV)Nitroglycerin atau Glyceryl Trinitrate adalah sebuah vasodilator yang

    mudah menguap,yang mengurangi angina pectoris dengan cara

    merangsang guanylate cyclase dan merendahkan klalsium sitosolik.

    Nitroglycerin digunakan untuk pengobatan angina pectoris dan hipertensi.

    Untuk menghasilkan hipotensi yang terkontrol selama pembedahan dan

    untuk mengobati gagal jantung.

    Indikasi : Gagal jantung dan Angina

  • 7/22/2019 obat2 jantung

    11/44

    Kontraindikasi : Hipotensi Akut, Hipovolemia dan Anemia

    Efek : Menghasilkan hipotensi yang terkontrol selama pembedahan dan

    untuk mengobati gagal jantung

    Efek Samping : Pemberian IV (khususnya jika diberikan dengan terlalu

    cepat) bisa menyebabkan efek CV (Hipotensi akut,kegelisahan

    retosternal,bergejolak,takikardi). Efek GI (mual,muntah, sakit pada bagian

    perut). Efek pada CNS (Sakit kepala,kepeningan,ketakutan,kegelisahan,

    kejang otot, syncope). Efek lainnya (Diaphoresis). Pemberian yang

    diperpanjang dihubungkan dengan methemoglobinemia.

    Mekanisme Kerja Obat :

    Kandungan nitrat dalam Nitroglyceryn menyebabkan pelebaran pada

    dinding pembuluh darah, merangsang guanylate,cyclase dan

    merendahkan kalsium sitosolik. Nitroglycerin menghilangkan angina

    dengan mengurangi permintaan otot jantung untuk oksigen. Nitroglycerin

    juga menghilangkan spasme dari arteri-arteri koroner dan dapat

    mendistribusikan lagi aliran darah arteri koroner ke area-area yang paling

    memerlukan.

    Dosis :

    Pemberian dosis : 5-10 mcg/menit IV melalui infuse setelah

    dilusi

    Ditambah 5 mcg/menit IV setiap 3-5 menit sampai beberapa

    respon terlihat

    Jika tidak ada respon dengan 20 mcg/menit : boleh

    tingkatkan dosis sebesar 10 mcg/menit dan sesudahnya jika

    diperlukan. Tambahkan sebesar 20 mcg/menit bisa diberikan Dosis umum : 10-200 mcg/menit

    Instruksi Khusus :

    Jauhi dari pasien dengan hipotensi akut, anemia, gagal jantung

    dalam kaitan dengan adanya gangguan atau meningkatnya

    tekanan yang berhubungan dengan trauma atau perdarahan

    Gunakan dengan hati hati ketika ada penurunan SBP (systolic

    Blood Pressure) kurang dari 110 mmhg pada pasien penderita

  • 7/22/2019 obat2 jantung

    12/44

    normotensive, dan penurunan yang berarti pada tekanan arterial

    lebih dari 25% pada pasien penderita hipertensi

    Gunakan dengan hati hati pada pasien dengan disfungsi hati atau

    ginjal akut, hipotiroidisme, malnutrisi dan hipotermia

    Pengawasan HR dan BP yang ketat diperlukan selama infuse IV

    Jangan berikan pada pasien yang mengkonsumsi inhibitor

    phospodiesterase dalam waktu 24 jam terakhir

    Perlengkapan plastic yang digunakan untuk pemberian obat bisa

    menyerap GTN dan pemberian dosis perlu disesuaikan dengan hal

    ini.

    Toleransi terhadap nitrat biasanya berkembang dengan

    penggunaan jangka panjang dan pemberian dosis bebas nitrat

    dalam jarak waktu yang cukup itu diperlukan.

    B.Beta- Bloker

    Beta Bloker tetap merupakan pengobatan utama karena pada

    sebagian besar penderita akan mengurangi keluhan angina. Kerjanya

    mengurangi denyut jantung, kontasi miokard, tekanan arterial dan

    pemakaian O2. Beta Bloker lebih jarang dipilih diantara jenis obat lain

    walaupun dosis pemberian hanya sekali sehari. Efek samping jarang

    ditemukan akan tetapi tidak boleh diberikan pada penderita dengan

    riwayat bronkospasme, bradikardi dan gagal jantung.

    Obat-obatan ini menurunkan beban kerja jantung. Bisa juga

    digunakan untuk mengurangi nyeri dada atau ketidaknyamanan dan juga

    mencegah serangan jantung tambahan. Beta bloker juga bisa digunakan

    untuk memperbaiki aritmia.

    Terdapat dua jenis yaitu cardioselective (metoprolol, atenolol, dan

    acebutol) dan non-cardioselective(propanolol, pindolol, dan nadolol)

    C.Ca-antagonis

    Kerjanya mengurangi beban jantung dan menghilangkan spasma

    koroner, Nifedipin dapat mengurangi frekuensi serangan anti-angina,

    memperkuat efek nitrat oral dan memperbaiki toleransi exercise.

    Merupakan pilihan obat tambahan yang bermanfaat terutama bila

  • 7/22/2019 obat2 jantung

    13/44

    dikombinasi dengan beta-bloker sangat efektif karena dapat mengurangi

    efek samping beta bloker. Efek anti angina lebih baik pada pemberian

    nifedipin ditambah dengan separuh dosis beta-bloker daripada pemberian

    beta-bloker saja.

    Jadi pada permulaan pengobatan angina dapat diberikan beta-

    bloker di samping sublingual gliseril trinitrat dan baru pada tingkat lanjut

    dapat ditambahkan nifedipin. Atau kemungkinan lain sebagai pengganti

    beta-bloker dapat diberi dilti azem suatu jenis ca-antagonis yang tidak

    merangsang tahikardi. Bila dengan pengobatan ini masih ada keluhan

    angina maka penderita harus direncanakan untuk terapi bedah koroner.

    Pengobatan pada angina tidak stabil prinsipnya sama tetapi penderita

    harus dirawat di rumah sakit. Biasanya keluhan akan berkurang bila ca-

    antagonis ditambah pada beta-bloker akan tetapi dosis harus disesuaikan

    untuk mencegah hipertensi. Sebagian penderita sengan pengobatan ini

    akan stabil tetapi bila keluhan menetap perlu dilakukan test exercise dan

    arteriografi koroner. Sebagian penderita lainnya dengan risiko tinggi harus

    diberi nitrat i.v dan nifedipin harus dihentikan bila tekanan darah turun.

    Biasanya kelompok ini harus segera dilakukan arteriografi koroner untukkemudian dilakukan bedah pintas koroner atau angioplasti.

    D.Antipletelet, trombolitik dan antikoagulan

    Segi lain dari pengobatan angina adalah pemberian antipletelet dan

    antikoagulan. Cairns dkk 1985 melakukan penelitian terhadap penderita

    angina tak stabil selama lebih dari 2 tahun, ternyata aspirin dapat

    menurunkan mortalitas dan insidens infark miokard yang tidak fatal pada

    penderita angina tidak stabil. Pemberian heparin i.v juga efeknya samadan sering diberikan daripada aspirin untuk jangka pendek dengan tujuan

    menstabilkan keadaan penderita sebelum arteriografi.

    Obat-obatan trombolitik ini ditujukan untuk memperbaiki kembali

    airan darah pembuluh darah koroner, sehingga referfusi dapat mencegah

    kerusakan miokard lebih lanjut. Obat-obatan ini digunakan untuk

    melarutkan bekuan darah yang menyumbat arteri koroner. Waktu paling

    efektive pemberiannya adalah 1 jam stelah timbul gejal pertama dan tidak

  • 7/22/2019 obat2 jantung

    14/44

    boleh lebih dari 12 am pasca serangan. Selain itu tidak boleh diberikan

    pada pasien diatas 75 tahun Contoh obatnya adalah streptokinase

    Terdapat obat-obatan pada angina pektoris tak stabil secara praktis dapat

    disimpulkan sebagai berikut:

    Heparin i.v dan aspirin dapat dianjurkan sebagai pengobatan rutin

    selama fase akut maupun sesudahnya

    Pada penderita yang keadaannya cenderung tidak stabil dan belum

    mendapat pengobatan, beta-bloker merupakan pilihan utama bila tidak

    ada kontra indikasi. Tidak ada pemberian kombinasi beta-bloker

    dengan ca-antagonis diberikan sekaligus pada permulaan pengobatan

    Pada penderita yang tetap tidak stabil dengan pemberian beta-bloker

    dapat ditambah dengan nifedipin.

    Pengobatan tunggal dengan nifedipin tidak dianjurkan.

  • 7/22/2019 obat2 jantung

    15/44

    4. Morfin

    Morfin adalah komponen utama dari opium/candu yang diperoleh

    tumbuhan Papaver Somniferum. Secara kimia, marfin adalah sealkaloid

    yang termasuk derivate fenantren. Dalam Farmakologi morfin merupakan

    obat yang berkhasiat untuk menghilangkan rasa (analgetik narkotik).

    Selagi pemakaian morfin di bawah pengawasan yarlg ketat, tidak akan

    terjadi akibat sampingan yang bahaya. Tetapi, sudah umum diketahui

    telah terjadi penyalah gunaan morfin yang sangat luas di dunia saat ini,

    yang berakibat timbulnya efek samping yang serius yang disebabkan

    karena keracunan morfin.

    Keracunan morfin dapat terjadi secara akut dan secara kronis.

    Keracunan akut biasanya terjadi akibat percobaan bunuh diri atau dosis

    yang berlebihan. Keracunan kronis terjadi akibat pemakaian berulang-

    ulang dan inilah yang sering terjadi. Adiksi (kecanduan) atau "morfinisme"

    tidak lain dari pada suatu keadaan keracunan kronis. Adiksi morfin

    ditandai dengan adanya habituasi, ketergantungan fisik dan toleransi.

    Gejalanya antara lain merasa sakit, iratabilitas, tremor, lakrimasi,

    berkeringat, menguap, bersin-bersin, anoreksia, midriasis, deman,pernafasan cepat, muntah-muntah, kolik, diare dan pada akhirnya

    penderita mengalami dehidrasi,ketosis, asidosis, kolaps kardiovaskuler

    yang bisa berakhir dengan kematian.

    Morfin dapat diabsorpsi oleh usus, tetapi efek analgetik yang tinggi

    diperoleh melalui parentral. Dari satu dosis morfin, sebanyak 10 % tidak

    diketahui nasibnya, sebagian mengalami konyugasi dengan asam

    glukoronat di hepar dan sebagian dikeluarkan dalam bentuk bebas.Ekskresi martin terutama melalui ginjal. Urine mengandung bentuk

    bebas dan bentuk konyugasi. Berdasarkan hal ini, dapat dilakukan

    identifikasi morfin dalam urine dari penderita yang diduga keracunan

    morfin. Di bawah ini diterangkan salah satu cara untuk mengidentifikasi

    morfin dalam urine.

    Indikasi : Nyeri

  • 7/22/2019 obat2 jantung

    16/44

    Kontra indikasi:

    1. Depresi pernafasan akut

    2. Alkoholisme akut

    3. Peninggian tekanan otak atau cedera kepala

    Efek samping:

    1. Mual, muntah

    2. Adiksi pada OD menimbulkan keracunan dan dapat menyebabkan

    kematian

    Sediaan:

    Morfin HCl {generik} (sirup 5mg/5ml), (tablet 10 mg, 30 mg, 60 mg),

    (injeksi 10 mg/ml, 20 mg/ml)

  • 7/22/2019 obat2 jantung

    17/44

    5. Diuretik

    a. Diuretika golongan tiazid

    Tiazid merupakan diuretika dengan potensi sedang, yang bekerja

    dengan cara menghambat reabsorpsi natrium pada bagian awal

    tubulus distal. Mula kerja diuretika golongan ini setelah pemberian

    peroral lebih kurang 1-2 jam, sedangkan masa kerjanya 12-24 jam.

    Lazimnya tiazid diberikan pada pagi hari agar diuretika tidak

    mengganggu tidur pasien.

    Bendrofluazid

    Klortalidon (hygroton)

    Hidroklortiazid (Diuril)

    Indapamid

    Metolazon

    Xipamid

    Quinethazone (hydromomox)

    Hydrochlorothiazide

    Kerja utama

    Penurunan volume darah, aliran darah ginjal, dan curah

    jantung

    Kehilangan cairan ekstra sel

    Keseimbangan natrium negatif (akibat natriuresis),

    hipokalemia ringan

    Berpengaruh langsung terhadap otot polos pembuluh

    darah

    Kelebihan

    Efekttif diberikan peroral

    Efektif untuk pemberian jangka panjang

    Efek samping ringan

    Membantu kerja obat anti hipertensi lainnya

    Melawan efek retensi natrium obat anti hipertensi lainnya

    Kontraindikasi

    Gout

  • 7/22/2019 obat2 jantung

    18/44

    Sensitif terhadap obat turunan sulfonamid

    Gangguan fungsi ginjal berat

    Efek samp ing

    Mulut kering, haus, kelemahan, pusing, latargi, nyeri otot, takikardi,

    gannguan GI.

    b. Diuretika kuat (loop deuretic)

    Diuretika kuat digunakan dalam pengobatan edema paru akibat

    gagal jantung kiri. Pemberian intravena mengurangi sesak nafas

    dan prabeban lebih cepat dari mula kerja diuresisnya. Diuretika ini

    juga digunakan pada pasien gagal jantung yang telah berlangsung

    lama.

    Frusemid (lasix)

    Bumetanid

    Torasemid

    Kerja utama

    Volume menurun

    Menghambat reabsorpsi natrium dan air dalam ginjal

    Antagonis terhadap aldosterone

    Kelebihan

    Kerja cepat

    Kuat

    Hanya digunakan apabila tiazide tidak berhasil

    Kontraindikasi(sama dengan tiazide)

    Efek samp ing Kehilangan cairan terjadi sangat cepat

    Kehilangan elektrolit

    Haus, mual, muntah, kulit kemerahan, hipotensi postural

    Rasa manis, rasa terbakar di mulut dan lambung

    c. Diuretika hemat kalium

  • 7/22/2019 obat2 jantung

    19/44

    Amilorid dan triamteren merupakan diuretika yang lemah.

    Keduanya menyebabkan retensi kalium dan karenanya digunakan

    sebagai alternatif yang lebih efektif daripada memberikan suplemen

    kalium pada pangguna tiazid atau diuretika kuat. Suplemen kalium

    tidak boleh diberikan bersama diuretika hemat kalium. Juga penting

    untuk diingat bahwa pemberian diuretka hemat kalium pada

    seorang pasien yang menerima suatu penghambat ACE dapat

    menyebabkan hiperkalemia yang berat.

    Amilorid hidroklorida,

    Antagonis aldosteron,

    Sprironolakton (aldactone),

    Kerja utama

    Inhibisi kompetitif aldosteron

    Kelebihan

    Sprinonolactone efektif untuk menangani hipertensi yang menyertai

    aldosteronisme primer

    Kontraindikasi

    Penyakit ginjal, azotemia, penyakit hepar berat

    Efek samp ing

    Pusing, letargi, sakit kepala

    d. Diuretika merkuri

    Meskipun efektif, diuretika merkuri sekarang hampir tidak pernah

    digunakan karena efek nefrotoksisitasnya. Mersalil harus diberikan

    lewat injeksi intramuskuler. Penggunaan intravena dapatmenyebabkan hipotensi berat dan kematian mendadak. Obat ini

    sudah absolete dan telah diganti dengan loop diuretic yang jauh

    lebih aman.

    Mersalil,

    e. Diuretika osmotik

  • 7/22/2019 obat2 jantung

    20/44

    Diuretika golongan ini jarang digunakan pada gagal jantung karena

    mungkin meningkatkan volume darah secara akut.

    Manitol,

    f. Diuretika penghambat enzim karbonik anhidrase

    Diuretika penghambat enzim karbonik anhidrase (asetazolamid)

    merupakan diuretika yang lemah dan jarang digunakan

    berdasarkan efek diuretikanya. Obat ini digunakan untuk profilaksis

    mountain sickness tetapi tidak menggantikan aklimatisasi.

    Asetazolamid,

    Dorzolamid

    g. Kombinasi diuretika

    Disamping penambahan satu golongan diuretika pada diuretika

    yang lain, kekhawatiran terjadinya hipokalemia atau ketidakpatuhan

    pasien meningkatkan penggunaan kombinasi dengan diuretika

    hemat kalium. Bila digunakan untuk hipertensi, perhatian khusus

    harus dicurahkan pada dosis tiazidnya, dimana dosis yang lebihrendah lebih dianjurkan.

  • 7/22/2019 obat2 jantung

    21/44

    6. Obat Gagal Jantung

    Tujuan utama pengobatan gagal jantung adalah:

    1. Mengurangi beban jantung (istirahat, menurunkan berat badan,

    menghilangkan penyebab, pambatasan asupan garam,dll).

    2. Meningkatkan kontraktilitas miokardial dengan glikosida jantung

    3. Menekan preload dan afterload

    4. Antiaritmia untuk memperbaiki frekuensi dan kelainan irama jantung

    Obat-obat yang digunakan untuk pengobatan gagal jantung, dibedakan

    atas 3 golongan, yaitu

    1. Obat-obat inotropik :

    a) Glikosida jantung : digitalis, digoksin, digitoksin, quabain,

    strophantin K

    b) Agonis adrenergik : dobutamin

    c) Inhibitor fosfodiesterase : milrinon, amrinon

    2. Diuretika : furosemid, hidroklorotiazid, metolazon, bumetanid

    3. Vasodilator : kaptropil, hidralazin, isosorbid, natrium nitroprusid,

    lisinopril

    Penjelasan mengenai obat-obat tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :Glikosida Jantung

    Glikosida jantung memiliki gugus gula khas pada strukturnya. Oleh

    penduduk Afrika dan Amerika Selatan, glikosida jantung banyak

    digunakan untuk racun panah. Efek farmakologi terutama terhadap

    jantung. Glikosida jantung ditemukan pada beberapa keluarga tumbuhan :

    Apocynaceae, Liliaceae, Moraceae dan Ranunculaceae. Sumber glikosida

    jantung yang utama dalam perdagangan adalah dari genus Digitalis danStrophantus. Genus ini juga merupakan sumber saponin. Contohnya

    senyawa digitonin (aglikon: digitoksigenin) dari Digitalis purpurea.

    Semua glikosida jantung mempunyai efek :

    a) Meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung (kerja inotropik positif)

    b) Memperlambat frekuensi denyut jantung (kerja kronotropik negatif)

    c) Menekan hantaran rangsang (kerja dramatropik negatif)

    d) Menurunkan nilai ambang rangsang.

  • 7/22/2019 obat2 jantung

    22/44

    Mekanisme kerja :

    Glikosida jantung bekerja menghambat enzim Natrium-kalium ATPase

    pada reseptor di membran sel, khusunya di miokardium, pertukaran ion-

    ion Na+ K+ diubah menjadi pertukaran ion-ion Na+ Ca++, meningkatkan

    influks Ca menjadi protein kontraktil Ca-dependen pada sel otot jantung.

    Farmakokinetik :

    Bioavailabilitas preparat oral sangat bervariasi, sehingga perlu memonitor

    kadarnya dalam serum. Adsorbsinya dihambat oleh adanya makanan

    dalam saluran cerna. Derajat adsorbsi lanatosid C adalah 50%, tepung

    dan tincture digitalis 20%, digoksin 50%, digitoksin 100%. Jadi, pada

    digitoksin seluruhnya diadsorbsi masuk ke dalam darah, sama seperti

    pada pemberian IV. Ekskresi berbeda-beda menurut jenis masing-masing.

    Indikasi klinik glikosida digitalis untuk lemah jantung kongestif dan untuk

    depresi nodus AV.

    Diuretika

    Diuretika adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih

    (diuresis) melalui kerja langsung terhadap ginjal. Obat-obat lainnya yang

    menstimulasi diuresis dengan mempengaruhi ginjal secara tak langsung

    tidak termasuk dalam definisi ini, misalnya zat-zat yang memperkuat

    kontraksi jantung (digoksin,teofilin), memperbesar volume darah

    (dekstran) atau merintangi sekresi hormone antidiuretik ADH (air, alkohol).

    Ginjal memegang peranan penting dalam patogenesis gagal jantung,

    sebab pengurangan volume cairan ekstrasel dengan diuretika akan

    menurunkan preload, mengurangi bendungan paru dan edema di perifer,

    karena itu dewasa ini diuretika sering dipakai sebagai obat pertama padagagal jantung bendungan ringan dengan denyut jantung yang normal.

    Golongan tiazid adalah obat terpilih untuk gagal jantung.

    Mekanisme Kerja Diuretika

    Kebanyakan diuretika bekerja dengan mengurangi reabsorpsi natrium,

    sehingga pengeluarannya lewat kemih demikian juga dari air diperbanyak.

    Obat-obat ini bekerja khusus terhadap tubuli, tetapi juga di tempat lain,

    yakni di :

  • 7/22/2019 obat2 jantung

    23/44

    a) tubuli proksimal. Ultrafiltrat mengandung sejumlah besar garam yang

    di sini direabsorpsi secara aktif untuk lebih kurang 70%, antara lain ion

    Na+ dan air, begitu pula glukosa dan ureum. Karena reabsorpsi

    berlangsung secara proporsional, maka susunan filtrat tidak berubah dan

    tetap isotonis terhadap plasma. Diuretika osmotis (manitol, sorbiotol)

    bekerja dengan merintangi reabsorpsi air dan juga natrium.

    b) lengkungan Henle. Di bagian menaik Henles loop ini ca 25%dari

    semua ion Cl- yang telah difiltrasi direabsorpsi secara aktif, disusul dengan

    reabsorpsi pasif dari Na+ dan K+, tetapi tanpa air hingga filtrat menjadi

    hipotonis. Diuretika lengkungan seperti furosemida, bumetanida dan

    etakrinat bekerja terutama dengan merintangi transport Cl- dan demikian

    reabsorpsi Na+. Pengeluaran K+ dan air juga diperbanyak.

    c) tubuli distal. Na+ direabsorpsi secara aktif pula tanpa air hingga filtrat

    menjadi lebih cair dan lebih hipotonis. Senyawa thiazida dan klortalidon

    bekerja di tempat ini dengan memperbanyak ekskresi Na+ dan Cl- sebesar

    5-10%. Kemudian ion Na+ ditukarkan dengan ion K+ atau NH4+. Proses ini

    dikendalikan oleh hormone anak ginjal aldosteron. Antagonis aldosteron

    (spironolakton) dan zat-zat penghemat kalium (amilorida, triamteren)bertitik kerja di sini dengan mengakibatkan ekskresi Na+ (kurang dari 5%)

    dan retensi K+.

    d) saluran pengumpul. Hormon antidiuretika ADH (vasopresin) dari

    hipofise bertitik kerja di sini dengan jalan mempengaruhi permeabilitas

    bagi air dari sel-sel saluran ini.

    Penggolongan

    Pada umumnya diuretika dibagi dalam beberapa kelompok, yakni : Diuretika lengkungan : furosemida, bumetanida dan etakrinat.

    Obat-obat ini berkhasiat kuat dan pesat tetapi agak singkat (4-6 jam).

    Banyak digunakan pada keadaan akut, misalnya pada udema otak dan

    paru-paru. memperlihatkan kurva dosis-efek curam, artinya bila dosis

    dinaikkan efeknya (diuresis) senantiasa berubah.

    Derivat thiazida : hidroklorothiazida, klortalidon, mefrusida,

    indapamida, xipamida (Diurexan) dan klopamida.

  • 7/22/2019 obat2 jantung

    24/44

    Efeknya lebih lemah dan lambat, juga lebih lama (6-48 jam) dan

    terutama digunakan pada terapi pemeliharaan hipertensi dan kelemahan

    jantung (decompensatio cordis). Obat-obat ini memiliki kurva dosis-efek

    datar, artinya bila dosis optimal dinaikkan lagi, efeknya (diuresis,

    penurunan tekanan darah) tidak bertambah.

    Diuretika penghemat kalium : antagonis aldosteron (spironolakton,

    kanrenoat), amilorida dan triamteren.

    Efek obat-obat ini hanya lemah dan khusus digunakan terkombinasi

    dengan diuretika lainnya guna menghemat ekskresi kalium. Aldosteron

    menstimulasi reabsorpsi Na dan ekskresi K, proses ini dihambat secara

    kompetitif oleh antagonis aldosteron. Amilorida dan triamteren dalam

    keadaan normal hanya lemah efek sekresinya mengenai Na dan K, tetapi

    pada penggunaan diuretika lengkungan dan thiazida yang mengekskresi

    kalium dengan kuat, zat-zat penghemat kalium ini menghambat ekskresi K

    dengan kuat pula. Mungkin juga ekskresi dari magnesium.

    Diuretika osmotis : manitol dan sorbitol.

    Obat-obat ini hanya direabsorpsi sedikit oleh tubuli, hingga reabsorpsi air

    juga terbatas. Efeknya adalah diuresis osmotis dengan ekskresi air tinggidan relative sedikit ekskresi Na. Terutama manitol, hanya jarang

    digunakan sebagai infuse intravena untuk menurunkan cairan dan

    tekanan intraokuler, juga untuk menurunkan volume CCS (cairan

    cerebrospinal) dan tekanan intracranial (dalam tengkorak).

    Perintang-karbonanhidrase : asetazolamida.

    Zat ini merintangi enzim karboanhidrase di tubuli proksimal, sehingga

    di samping karbonat juga Na dan K diekskresikan lebih banyak,bersamaan dengan air. hasiat diuretiknya hanya lemah, setelah beberapa

    hari terjadi tachyfylaxie maka perlu digunakan secara selang-seling

    (intermittens).

    Penggunaan

    Diuretika digunakan pada semua keadaan di mana dikehendaki

    peningkatan pengeluaran air, khususnya pada hipertensi dan gagal

    jantung.

  • 7/22/2019 obat2 jantung

    25/44

    a) Hipertensi,

    Guna mengurangi volume darah seluruhnya hingga tekanan darah

    (tensi) menurun. Khususnya derivat thiazida digunakn untuk indikasi ini.

    Diuretika lengkungan pada jangka panjang ternyata lebih ringan efek

    antihipertensifnya, maka hanya digunakan bila ada kontraindikasi untuk

    thiazida, seperti pada insufiensi ginjal. Mekanisme kerjanya diperkirakan

    berdasarkan penurunan daya tahan pembuluh perifer. Dosis yang

    diperlukan untuk efek antihipertensi adalah jauh lebih rendah daripada

    dosis diuretic. Thiazida memperkuat efek obat-obat hipertensi beta-

    blockers dan ACE-inhibitors, sehingga sering dikombinasi dengannya.

    Penghentian pemberian thiazida pada lansia tidak boleh secara

    mendadak, karena risiko timbulnya gejala kelemahan jantung dan

    peningkatan tensi.

    b) Gagal jantung (decompensatio cordis)

    Yang bercirikan peredaran darah tak sempurna lagi dan terdapat cairan

    berlebihan di jaringan, akibatnya air tertimbun dan terjadi udema, misalnya

    dalam paru-paru (udema paru). Begitu pula pada sindrom nefrotis, yang

    bercirikan udema tersebar akibat proteinuria hebat karena permeabilitasdipertinggi dari membran gromeruli, atau pada busung perut (ascites)

    dengan air tertumpuk di rongga perut akibat cirrosis hati (hati mengeras).

    Untuk indikasi ini terutama digunakan diuretika lengkungan, dalam

    keadaan parah akut secara intravena (asthma cardiale, udema paru).

    Thiazida dapat memperbaiki efeknya pada pasien dengan insufisiensi

    ginjal. Selain itu, thiazida juga digunakan dalam situasi di mana diuresis

    pesat bisa mengakibtkan kesulitan, seperti pada hipertrofi prostat.Efek Samping

    Efek-efek samping utama yang dapat diakibatkan diuretika adalah :

    1. Hipokaliemia, yakni kekurangan kalium dalam darah. Semua

    diuretika dengan titik kerja di bagian muka tubuli distal

    memperbesar ekskresi ion K+ dan H+ karena ditukarkan dengan ion

    Na+. Akibatnya adalah kadar kalium plasma dapat turun di bawah

    3,5 mmol/liter. Keadaan ini terutama dapat terjadi pada

  • 7/22/2019 obat2 jantung

    26/44

    penanganan gagal jantung dengan dosis tinggi furosemida atau

    bumetanida, mungkin bersama thiazida. Gejala kekurangan kalium

    ini berupa kelemahan otot, kejang-kejang, obstipasi, anoreksia,

    kadang-kadang juga aritmia jantung, tetapi gejala ini tidak selalu

    menjadi nyata.

    2. Hiperurikemia akibat retensi asam urat (uric acid) dapat terjadi pada

    semua diuretiak, kecuali amilorida. Menurut dugaan, hal ini

    disebabkan oleh adanya persaingan antara diuretikum dengan

    asam urat mengenai transpornya di tubuli, terutama klortalidon

    memberikan risiko lebih tinggi untuk retensi asam urat dan

    serangan encok pada pasien yang peka.

    3. Hiperglikemia, dapat terjadi pada pasien diabetes, terutama pada

    dosis tinggi akibat dikuranginya metabolisme glukosa berhubung

    sekresi insulin ditekan. Terutama thiazida terkenal menyebabkan

    efek ini (efek antidiabetika oral diperlemah olehnya).

    4. Hiperlipidemia ringan dapat terjadi dengan peningkatan kadar

    kolesterol total (juga LDL dan VLDL) dan trigliserida. Kadar

    kolesterol-HDL yang dianggap sebagai factor pelindung untuk PJPjustru diturunkan, terutama oleh klortalidon. Pengecualian adalah

    indapamida yang praktis tidak meningkatkan kadar lipida tersebut.

    Arti klinis dari efek samping ini pada penggunaan jangka panjang

    belum jelas.

    5. Hiponatriemia. Akibat diuresis yang terlalu pesat dan kuat oleh

    diuretika lengkungan, kadar Na plasma dapat menurun keras

    dengan akibat hiponatriemia. Gejalanya berupa gelisah, kejangotot, haus, letargi (selalu mengantuk), juga kolaps. Terutama lansia

    peka untuk dehidrasi, maka sebaiknya diberikan dosis pemakaian

    rendah yang berangsur-angsur dinaikkan, atau obat diberikan

    secara berkala, misalnya 3-4 kali seminggu. Terutama pada

    furosemida dan etakrinat dapat terjadi alkalosis (berlebihan alkali

    dalam darah).

  • 7/22/2019 obat2 jantung

    27/44

    6. Lain-lain: ganguan lambung-usus (mual, muntah, diare), rasa letih,

    nyeri kepala, pusing dan jarang reaksi alergis kulit. Ototoksisitas

    dapat terjadi pada penggunaan furosemida/bumetanida dalam

    dosis tinggi.

    Resorpsinya lengkap, bersifat sangat lipofil dan terikat kuat pada eritrosit.

    Vasodilator

    Vasodilator didefinisikan sebagai zat-zat yang berkhasiat melebarkan

    pembuluh secara langsung. Zat-zat dengan khasiat vasodilatasi tak

    langsung tidak termasuk definisi ini, misalnya obat-obat hipertensi yang

    menimbulkan vasodilatasi melalui blockade saraf-saraf perifer, aktivasi

    saraf-saraf otak atau mekanisme lainnya, seperti alfa dan beta blockers,

    penghambat ACE dan antagonis kalsium. Vasodilator berperan penting

    dalam mengatasi gagal jantung berat, lebih-lebih karena hipertensi,

    penyakit jantung iskemik dan aorta insufisiensi. Vasodilator akan

    memperbaiki keseimbangan kardiovaskuler. Contohnya natrium

    nitroprusid, nitrogliserin, hidralazin, kaptropil.

    Berdasarkan penggunaannya dapat dibedakan tiga kelompok vasodilator,

    yaitu :a) Obat-obat hipertensi: (di)hidralazin dan minoksidil.

    b) vasodilator koroner (obat angina pectoris): nitrat dan nitrit.

    c) vasodilator perifer (obat gangguan sirkulasi): buflomedil,

    pentoxifilin, ekstrak Ginko biloba, siklandelat, isoksuprin dan

    turunan nikotinat.

    Penggolongan Vasodilator

    Vasodilator dapat digolongkan secara kimiawi dan menurut titik kerjanya,yaitu:

    a) alfa-blockers: prazosin, buflomedil dan kodergokrin.

    Zat-zat ini merintangi reseptor alfa-adrenergik dengan efek

    memperlemah daya vasokonstriksi noradrenalin terhadap arteriole.

    b) beta-adrenergika: isoxuprin.

  • 7/22/2019 obat2 jantung

    28/44

    c) Zat ini menstimulasi reseptor beta-adrenergik di arteriole dengan

    efek vasodilatasi di bronchia dan otot, tetapi terutama di bagian

    yang tidak sakit.

    d) Antagonis Ca: nifedipin dan nimodipin, bensiklan, flunarizin dan

    sinarizin.

    Obat-obat ini memblok saluran Ca (calcium channels) di sel

    otot jantung dan otot-otot pembuluh, sehingga menghindarkan

    kontraksi dengan efek vasodilatasi di arteriole. Dinding vena tidak

    dipengaruhi karena jauh kurang sensitif.

    e) Derivat nikotinat: nikotinilalkohol, xantinol-, inositol-, metal-, dan

    tokoferol-nikotinat.

    Asam nikotinat dan derivat-derivatnya terutama mendilatasi

    pembuluh kulit di muka, leher dan otot lengan, sedangkan

    penyaluran darah ke bagian bawah tubuh justru berkurang. Maka

    itu, zat ini kurang berguna terhadap gangguan sirkulasi di betis atau

    kaki (claudicatio), lebih efektif pada vasospasme di kulit (S.

    Raynaud).

    f) obat-obat lainnya: iloprost, pentoksifilin, ekstrak Gingko biloba dansiklandelat (Cycloslasmol).

    Efek Samping

    Semua vasodilator menimbulkan bebrapa efek samping yang bertalian

    dengan vasodilatasi, yakni:

    Turunnya tekanan darah (hipotensi) dengan pusing dan nyeri

    kepala berdenyut-denyut. efek hipotensif dari obat-obat hipertensi

    dapat diperkuat. Tachycardia reflektoris (frekuensi jantung naik akibat aksi balasan)

    dengan gejala debar jantung (palpitasi), peraaan panas di muka

    (flushing) dan gatal-gatal.

    Gangguan lambung-usus, seperti mual dan muntah-muntah. Guna

    mengurangi efek yang tak diinginkan ini, vasodilator sebaiknya

    diminum pada waktu atau sesudah makan. Obat kardiovaskuler

  • 7/22/2019 obat2 jantung

    29/44

    atau yang lebih dikenal dengan obat jantung terbagi dari 5 kategori

    besar yaitu :

    1. Obat gagal jantung

    2. Obat jantung untuk aritmia/antiaritmia

    3. Obat jantung untuk hipertensi/antihipertensi

    4. Obat jantung untuk angina/antingina

    Sering kali obat jantung perlu dikombinasi dengan obat-obat lain yang

    mengobati gejala lainnya.Misalnya untuk mengurangi penimbunan cairan,

    bisa diberikan obat diuretik untuk menambah pembentukan air kemih dan

    membuang natrium dan air dari tubuh melalui ginjal.

    Mengurangi cairan akan menurunkan jumlah darah yang masuk ke

    jantung sehingga mengurangi beban kerja jantung. Pemberian diuretik

    sering disertai dengan pemberian tambahan kalium, karena diuretik

    tertentu menyebabkan hilangnya kalium dari tubuh; atau bisa digunakan

    diuretik hemat kalium.

    1. Obat gagal jantung

    Obat gagal jantung jenis Digoxin meningkatkan kekuatan setiap denyut

    jantung dan memperlambat denyut jantung yang terlalu cepat.2. Obat jantung jenis antiaritmia

    Ketidakteraturan irama jantung (aritmia, dimana denyut jantung terlalu

    cepat, terlalu lambat atau tidak teratur), bisa diatasi dengan obat jantung

    jenis antiaritmia.

    3. Obat jantung jenis antihipertensi

    Sering digunakan obat jantung jenis antihipertensi yang melebarkan

    pembuluh darah (vasodilator), yang bisa melebarkan arteri, vena ataukeduanya. Pelebar arteri akan melebarkan arteri dan menurunkan tekanan

    darah, yang selanjutnya akan mengurangi beban kerja jantung.Pelebar

    vena akan melebarkan vena dan menyediakan ruang yang lebih untuk

    darah yang telah terkumpul dan tidak mampu memasuki bagian kanan

    jantung.Hal ini akan mengurangi penyumbatan dan mengurangi beban

    jantung.Obat jantung jenis antihipertensi yang paling banyak digunakan

    adalah ACE-inhibitor (angiotensin converting enzyme inhibitor).Obat ini

    http://medicastore.com/apotik_online/obat_jantung/antiangina.htmhttp://medicastore.com/apotik_online/obat_jantung/antiangina.htm
  • 7/22/2019 obat2 jantung

    30/44

    tidak hanya meringankan gejala tetapi juga memperpanjang harapan

    hidup penderita. ACE-inhibitor melebarkan arteri dan vena; sedangkan

    obat terdahulu hanya melebarkan vena saja atau arteri saja (misalnya

    nitroglycerin hanya melebarkan vena, hydralazine hanya melebarkan

    arteri).

    4. Obat jantung jenis antiangina

    Obat jantung untuk mengatasi angina pektoris (merupakan nyeri dada

    sementara atau suatu perasaan tertekan, yang terjadi jika otot jantung

    mengalami kekurangan oksigen) ada beberapa yang sering dipakai yaitu:

    o Obat jantung jenis beta blocker

    o Obat jantung golongan Nitrat misalnya nitroglycerin

    o Obat jantung jenis Antagonis kalsium

    o Obat jantung jenis antiplatelet misalnya Aspirin

    Untuk pemilihan obat jantung yang tepat ada baiknya anda harus

    periksakan diri dan konsultasi ke dokter spesialis jantung.

    Obat hipolidemik

    Obat-obatan Hipolipidemik adalah obat yang biasanya digunakan

    untuk menurunkan kadar lipid plasma dan bertujuan menurunkan berbagairisiko pada kasus aterosklerosis yang ditandai dengan penebalan atau

    hilangnya elastisitas pembuluh arteri atau biasa disebut ateriosklerosis.

    Predisposisi atau faktor pencetus penyakit aterosklerosis ini dapat

    berupa hipertensi, perokok, diabetes, stress, kurang gerak dan lemak.

    Oleh karena itu Ilmu Farmakologi memandang prinsip pengobatan

    penyakit arterosklerosis ini sebagai suatu penyakit yang kompleks atau

    multi penyebab, sehingga pengobatan atau pemberian obat-obatan dalamkasus aterosklerosis harus senantiasa dilakukan secara bersamaan

    dengan faktor pencetus (predisposisi) masing-masing gejala penyakit

    tersebut.

    Kategori obat Sub kategori obat Nama generik obat

    Obat jantung,

    pembuluh darah dan

    darah

    Beta bloker Carvedilol

    Metaprolol

    Bisoprolol

  • 7/22/2019 obat2 jantung

    31/44

    ACE Inhibitor

    Antagonis Angiotensin II

    Obat Jantung

    Antihipertensi Golongan

    lain

    Obat Anti angina

    Obat vasodilator perifer

    & aktivator serebral

    Captopril

    Enalapril

    Lisinopril

    Ramipril

    Losartan

    Valsartan

    Candesartan

    Irbesartan

    Milrinone

    Digoxsin

    Dopamin

    Dobutamine

    Amrinone

    Sodium

    Nitroprusside

    Nitroglycerin

    Isosorbid dinitrat

    NesiritideFurosemide

    Torsemide

    Bumetadine

    Hydroclorotiazide

    Metolazone

    Spironolactone

    Amirolide

  • 7/22/2019 obat2 jantung

    32/44

    Antikoagula,antiplatelet

    dan fibrinolotik

    Antagonis Kalsium

    Ephineprin

    Nonephineprin

    Warfarin

    Verapamil

    Amlodipine

    Penatalaksanaan

    Gagal jantung dengan disfungsi sistolik

    Pada umumnya obat-obatan yang efektif mengatasi gagal jantung

    menunjukkan manfaat untuk mengatasi disfungsi sistolik. Gangguan

    fungsi sistolik ventrikel kiri hampir selalu disertai adanya aktivitas sistem

    neuro-endokrin, karena itu salah satu obat pilihan utama adalah ACE

    Inhibitor.

    ACE Inhibitor, disamping dapat mengatasi gangguan neurohumoral pada

    gagal jantung, dapat juga memperbaiki toleransi kerja fisik yang tampak

    jelas sesudah 3-6 bulan pengobatan. Dari golongan ACE-I, Kaptopril

    merupakan obat pilihan karena tidak menyebabkan hipotensi

    berkepanjangan dan tidak terlalu banyak mengganggu faal ginjal pada

    kasus gagal jantung. Kontraindikasinya adalah disfungsi ginjal berat dan

    bila ada stenosis bilateral arteri renalis.Diuretika, bertujuan mengatasi retensi cairan sehingga mengurangi beban

    volume sirkulasi yang menghambat kerja jantung. Yang paling banyak

    dipakai untuk terapi gagal jantung kongestif dari golongan ini adalah

    Furosemid. Pada usia lanjut seringkali sudah ada penurunan faal ginjal

    dimana furosemid kurang efektif dan pada keadaan ini dapat ditambahkan

    metolazone. Pada pemberian diuretika harus diawasi kadar kalium darah

  • 7/22/2019 obat2 jantung

    33/44

    karena diuresis akibat furosemid selalu disertai keluarnya kalium. Pada

    keadaan hipokalsemia mudah terjadi gangguan irama jantung.

    Obat-obatan inotropik, seperti digoksin diberikan pada kasus gagal

    jantung untuk memperbaiki kontraksi ventrikel. Dosis digoksin juga harus

    disesuaikan dengn besarnya clearance kreatinin pasien. Obat-obat

    inotropik positif lainnya adalah dopamine (5-10 Ugr/kg/min) yang dipakai

    bila tekanan darah kurang dari 90 mmHg. Bila tekanan darah sudah

    diatas 90 mmHg dapat ditambahkan dobutamin (5-20 Ugr/kg/min). Bila

    tekanan darah sudah diatas 110 mmHg, dosis dopamin dan dobutamin

    diturunkan bertahap sampai dihentikan.

    Spironolakton, dipakai sebagai terapi gagal jantung kongestif dengan

    fraksi ejeksi yang rendah, bila walau sudah diterapi dengan diuretik, ACE-I

    dan digoksin tidak menunjukkan perbaikan. Dosis 25 mg/hari dan ini

    terbukti menurunkan angka mortalitas gagal jantung sebanyak 25%.

    Gagal jantung dengan disfungsi diastolik

    Pada usia lanjut lebih sering terdapat gagal jantung dengan disfungsi

    diastolik. Untuk mengatasi gagal jantung diastolik dapat dengan cara:

    Memperbaiki sirkulasi koroner dalam mengatasi iskemia miokard (padakasus PJK)

    Pengendalian tekanan darah pada hipertensi untuk mencegah hipertrofi

    miokard ventrikel kiri dalam jangka panjang.

    Pengobatan agresif terhadap penyakit komorbid terutama yang

    memperberat beban sirkulasi darah, seperti anemia, gangguan faal ginjal

    dan beberapa penyakit metabolik seperti Diabetes Mellitus.

    Upaya memperbaiki gangguan irama jantung agar terpelihara fungsisistolik atrium dalam rangka pengisian diastolik ventrikel.

    Obat-obat yang digunakan antara lain:

    1. Antagonis kalsium, untuk memperbaiki relaksasi miokard dan

    menimbulkan vasodilatasi koroner.

    2. Beta bloker, untuk mengatasi takikardia dan memperbaiki pengisian

    ventrikel.

  • 7/22/2019 obat2 jantung

    34/44

    3. Diuretika, untuk gagal jantung disertai udem paru akibat disfungsi

    diastolik. Bila tanda udem paru sudah hilang, maka pemberian

    diuretika harus hati-hati agar jangan sampai terjadi hipovolemia

    dimana pengisian ventrikel berkurang sehingga curah jantung dan

    tekanan darah menurun.

    Pemberian antagonis kalsium dan beta bloker harus diperhatikan karena

    keduanya dapat menurunkan kontraktilitas miokard sehingga

    memperberat kegagalan jantung.

    1. INOTROPIK

    a. Glikosida Jantung

    Glikosida jantung mempunyai efek inotropik positif, yaitu

    memperkuat kontraksi otot jantung sehingga meningkatkan curah jantung.

    Efek inotropik positif terjadi melalui peningkatan konsentrasi ion Ca

    sitoplasma yang memacu kontraksi otot jantung.

    Glikosida jantung alamiah dapat diperoleh dari berbagai tanaman, yaitu:

    Folia digitalis purpurea menghasilkan digitoksin, gitoksin, dan

    gitalin.

    Folia digitalis lanata menghasilkan lanatosid A (hidrolisisnya

    menghasilkan digitoksin) lanatosid B (hidrolisisnya menghasilkan

    gitoksin) dan lanatosid C (hidrolisisnya menghasilkan digoksin)

    Strofantus gratus menghasilkan glikosid ouabain dan Strofantus

    kombe menghasilkan glikosid strofantin.

    Urginea maritime (ganggang laut) menghasilkan skilaren, yakni zat

    aktif yang memacu kerja jantung.

    Farmakodinamik, semua glikosida jantung mempunyai

    farmakodinamika yang sama, dan hanya berbeda dalam

    farmakokinetiknya, Glikosida jantung mempunyai efek:

    Meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung (kerja inotropik

    positif).

    Memperlambat frekuensi denyut jantung (kerja kronotropik

    negatif).

  • 7/22/2019 obat2 jantung

    35/44

    Menekan hantaran rangsang (kerja dromotropik negatif).

    Menurunkan nilai ambang rangsang. Hal ini akan

    mempermudah timbulnya rangsangan heterotropik, yang

    kemudian menyebabkan ekstrasistol.

    Mekanisme Kerja, glikosida jantung bekerja menghambat enzim

    Natrium-Kalium ATP-ase pada reseptor di membran sel. Kemudian di

    miokardium, khususnya pertukaran ion-ion Na+- K+, diubah menjadi

    pertukaran ion-ion Na+ - Ca++ meningkatkan influx Ca++ menjadi protein

    kontraktil tergantung-Ca2+ pada sel otot jantung. Pada nodus AV,

    glikosida bekerja memperpanjang periode refrakter dan menurunkan

    kecepatan impuls supraventrikel yang ditransmisikan ke ventrikel.

    Mekanisme efek ini kurang dimengerti, tetapi tampaknya melibatkan

    peningkatan aktivitas vagal dan pengurangan sensitivitas nodus AV

    terhadap impuls simpatik; kedua hal ini menyebabkan penekanan

    konduksi yang melewati nodus.

    Farmakokinetik, Bioavailabilitas sediaan oral sangat bervariasi

    sehingga perlu memantau kadarnya dalam serum. Absorbsinya dihambat

    oleh adanya makanan dalam saluran cerna, perlambatan pengosongan

    lambung, malabsorbsi, dan antibiotika. Ekskresi digitalis berbeda menurut

    jenisnya masing-masing. Ekskresi terutama melalui ginjal dalam bentuk

    utuh dan sebagian dalam bentuk yang telah diubah. Sediaan yang paling

    lambat diekskresikan adalah digitoksin dan yang paling cepat adalah

    ouabain.

    Digitalis, dalam darah digitalis berikatan dengan albumin plasma. Ikatan iniberbeda untuk tiap sediaan digitalis. Metabolismenya terutama terjadi

    dalam hepar, sehingga pada penderita payah jantung dengan fungsi

    hepar terganggu kemungkinan terjadinya intoksikasi digitalis lebih besar.

    Digoksin, obat ini terikat dengan protein plasma sebanyak 25%;

    sebagian besar ekskresi melalui urine dalam bentuk utuh. Pada keadaan

    gagal ginjal dosisnya harus diturunkan. Waktu paruh sekitar 1,6 hari (40

    jam). Digitoksin, sebanyak 90% digitoksin diikat oleh protein plasma.

  • 7/22/2019 obat2 jantung

    36/44

    Senyawa ini dimetabolisasi oleh enzim mikrosom hati (salah satu hasil

    metabolismenya adalah digoksin). Digitoksin mengalami sirkulasi

    enterohepatik yang nyata, dan waktu paruhnya 4-7 hari. Metabolit hepatik

    diekskresikan dalam urine. Oubain, walaupun kerjanya cepat, obat ini

    jarang digunakan di klinik.

    Indikasi Klinik Glikosida Digitalis, diindikasikan untuk

    (1) lemah jantung kongestif, dan

    (2) depresi nodus AV.

    Tujuan pemberian glikosida pada depresi nodus AV ialah untuk

    mengontrol respons ventrikel terhadap takikardi supraventrikel paroksimal,

    flutter atrial atau fibrilasi atrial.

    Efek Samping

    Gejala saluran cerna, hilangnya nafsu makan dan mual/muntah

    merupakan gejala paling dini yang timbul pada keracunan digitalis.

    Efek pada jantung, antara lain ekstrasistol, fibrilasi atrium, fibrilasi

    ventrikel (gangguan pembentukan rangsangan), serta dapat terjadi

    blok SA dan blok AV.

    Susunan saraf, sakit kepala, trigeminal neuralgia, capai/lemah,

    disorientasi, afasia, delirium, konvulsi dan halusinasi.

    Gangguan penglihatan, kromatopsia (buta warna sebagian atau

    seluruhnya); penglihatan kabur, diplopia dan skotomata (adanya

    daerah buta/sebagian buta dalam visus). Kromatopsia yang sering

    terjadi adalah warna hijau dan kuning (xantopsia).

    Gejala lain:

    (1) pada laki-laki ada kalanya terjadi ginaekomastia

    (menyerupai efek estrogen),

    (2) kelainan kulit dapat berupa urtikaria (jarang sekali),

    (3) eosinofilia yang nyata dalam darah, dan

    (4) koagulasi darah, belum ada data-data yang jelas dari

    klinik.

  • 7/22/2019 obat2 jantung

    37/44

    Interaksi Obat

    Hipokalemia dan hipomagnesemia merupakan predisposisi untuk

    intoksikasi digitalis.

    Kalsium dan digitalis mempunyai efek yang sama pada miokard. Efek

    inotropik digitalis yang positif kemungkinan besar melalui efek Kalsium.

    Barbiturat, rifampisin, fenilbutazon, dan fenitoin menginduksi enzim

    mikrosomal hati sehingga meningkatkan metabolisme digitoksin

    (metabolitnya digoksin).

    Diuretik (potassium loosing diuretic), klortalidon, etakrinik, furosemid,

    dan golongan diuretik tiazid saling memperkuat efek glikosida jantung.

    Obat simpatomimetik memudahkan terjadinya ectopic pacemaker.

    Neomisin mengganggu absorbsi digitalis.

    Verapamil, nifedipin, amiodaron, kuinidin, tetrasiklin, diazepam,

    eritromisin, dan hipotiroid dapat meningkatkan efek digoksin. Antasid,

    prednisone, rifampisin, dan hipertiroid dapat menurunkan efek digoksin.

    b. Dobutamin

    Dobutamin adalah suatu agonis -adrenergik yang bekerja sebagai

    inotropik positif pada jantung. Dalam dosis sedang, dopamine

    meningkatkan kontraktilitas miokard tanpa meningkatkan frekuensi denyut

    jantung, sedangkan dosis yang lebih tinggi meningkatkan tekanan darah

    dan frekuensi denyut jantung. Hal ini agaknya menunjukkan kerja yang

    relatif selektif pada otot ventrikel. Jadi, secara relatif, dobutamin lebih

    menonjol dalam hal meningkatkan kontraktilitas otot jantung daripada

    meningkatkan kontraktilitas otot jantung daripada meningkatkan frekuensi

    denyut janyung sehingga obat tersebut menghasilkan inotropik positif.

    Secara kimia, dobutamin mirip dengan dopamin, tetapi mempunyai

    gugus aromatik sebagai pengganti gugus amino. Katekolamin sintetik ini

    terutama bekerja pada 1-adrenoreseptor, sedikit memenuhi 2-reseptor

    dan serta tidak memengaruhi reseptor dopamin. Selain itu, dobutamin

    juga menambah otomatisitas sinus pada manusia;aksi ini tidak menonjol,

    seperti pada isoproterenol. Efek yang kontras dengan dopamin, dopamin

  • 7/22/2019 obat2 jantung

    38/44

    tidak mempunyai efek reseptor dopaminergik dalam pembuluh darah ginjal

    sehingga tidak menyebabkan vasodilatasi ginjal.

    Efek Samping :

    Takikardia dan hipertensi, dalam hal ini dosis diturunkan.

    Mual, sakit kepala, palpitasi, nyeri angina, sesak nafas, dan aritmia

    ventrikel kadang-kadang terjadi.

    Fibrilasi atrium. Pada penderits dengan penyakit jantung koroner

    tanpa gagal jantung, dopamin dapat menyebabkan iskemik

    miokard.

    Toksisitas, karena efek elektrofisiologi yang disebabkan oleh dobutamin

    tidak jauh berbeda dengan isoproterenol dan dopamin, aritmia kordis

    dapat terjadi. Dobutamin menambah konduksi AV dan dibarengi dengan

    fibrilasi atrial. 5 10% pasien memakai dobutamin, irama jantung dan

    tekanan sistoliknya meningkat. Efek tersebut segera berkurang bila dosis

    diturunkan.

    c. Inhibitor Fosfodiesterase

    Obat yang termasuk dalam golongan ini adalah amrinon dan milrinon

    sebagai inhibitor fosfodiesterase yang memacu peningkatan konsentrasi

    siklik-AMP intrasel, dan meningkatkan kontraktilitas otot jantung atau

    bersifat inotropik positif. Akhir-akhir ini, hasil uji klinis menunjukkan bahwa

    obat-obat ini tidak dapat menurunkan angka kematian mendadak dan

    tidak dapat memperpanjang masa hidup penderita gagal jantung

    bendungan.

    2. DIURETIK

    Ginjal memegang peranan penting dalam pathogenesis gagal

    jantung sebab pengurangan volume cairan ekstrasel dengan diuretik akan

    menurunkan preload, mengurangi bendungan paru, dan edema di perifer.

    Oleh karena itu, dewasa ini diuretik sering dipakai sebagai obat pertama

    pada gagal jantung bendungan ringan dengan denyut jantung yang

  • 7/22/2019 obat2 jantung

    39/44

    normal. Pada fungsi ginjal yang normal, golongan tiazid adalah obat

    pilihan untuk gagal jantung.

    Obat golongan ini meningkatkan ekskresi Na+ dan Cl- melalui

    urine. Secara sekunder terjdi pengeluaran K+ akan membahayakan

    penderita yang juga mendapat digitalis sebab bila terjadi hipokalemia,

    jantung akan lebih rentan terhadap digitalis sehingga mudah terjadi

    keracunan digitalis. Dalam hal ini, perlu pemeriksaan elektrolit secara

    berkala. Pasien juga harus diberikan sediaan yang mengandung Kalium

    (KCl) atau banyak makan buah-buahan.

    Selain itu, dapat pula diberikan diuretik hemat kalium, seperti

    aldosteron antagonis (spironolakton), triamteren, dan amilorid. Dibanding

    dengan furosemid, efek diuretik hemat kalium kurang kuat.

    Cara kerja diuretik adalah penghambatan secara kompetitif.

    Hiperaldosterinisme terjadi karena peningkatan ekskresi aldosteron oleh

    korteks bertambah. Hal ini disebabkan oleh sekresi glikokortikoid yang

    meningkat.

    Peningkatan sekresi glikokortikoid tersebut terjadi karena

    pembedahan, rasa takut, stress, trauma fisik, perdarahan, asupan kaliummeningkat, asupan natrium menurun, bendungan vena kava inferior,

    sirosis hepatitis, nefrosis, dan gagal jantung.

    4. VASODILATOR

    Vasodilator berperan penting dalam mengatasi gagl jantung berat,

    terutama yang disebabkan oleh hipertensi, penyakit jantung iskemik,

    insufisiensi mitral, dan insufiensi aorta.

    Vasodiltor akan memperbaiki keseimbangan kardiovaskular. Padagagal jantung bendungan, gangguan fungsi kontraksi jantung diperberat

    oleh peningkatan kompensasi pada preload dan afterload. Preload adalah

    volume darah yang mengisi ventrikel selama diastole. Afterload adalah

    tekanan yang harus diatasi jantung pada saat memompa darah ke sistem

    arterial. Peningkatan preload menyebabkan pengisian jantung berlebihan.

    Peningkatan afterload menyebabkan jantung bekerja lebih kuat memompa

    darah ke sistem arterial. Pemberian vasodilator berguna untuk

  • 7/22/2019 obat2 jantung

    40/44

    mengurangi preload dan afterload yang berlebihan. Dilatasi pembuluh

    darah vena menyebabkan berkurangnya preload jantung dengan

    meningkatkan kapasitas vena; vasodilator arterial menurunkan resistensi

    arteriol sistemik dan menurunkan afterload.

    Pemilihan vasodilator untuk penderita gagal jantung dilakukan

    berdasarkan gejala gagal jantung dan parameter yang ada. Pada

    penderita yang tekanan pengisiannya (filling pressure) tinggi sehingga

    sesak nafas yang menonjol, vasodilator akan membantu mengurangi

    gejala. Sebaliknya, penderita dengan curah jantung rendah yang ditandai

    dengan kelelahan umum (fatique) akan tertolong dengan arteriole dilator.

    Namun, pada penderita gagal jantung kronis yang kurang responsif

    terhadap pengobatan, biasanya kedua faktor di atas berperan sehingga

    diperlukan vasodilator yang sekaligus bekerja pada arteriol dan vena.

    Vasodilator parenteral misalnya natrium nitroprusid atau

    nitrogliserin i.v, digunakan untuk mengobati gagal jantung kronis dan

    eksaserbasi akut yang berat. Inhibitor ACE dan vasodilator oral jangka

    panjang, ditujukan untuk gagal jantung kronik yang berat refrakter.

    Nitrogliserin yang digunakan untuk angina pektoris dapat pula digunakanuntuk mengurangi preload sehingga akan mengurangi edema paru.

    a. Natrium Nitroprusid

    Karena berefek arteriodilator dan vasodilator, obat ini mengurangi

    tekanan pengisian dan meningkatkan curah jantung pada penderita gagal

    jantung dengan gangguan pompa yang berat

    Obat ini lebih efektif dan lebih cepat kerjanya. Isi sekuncup yangditimbulkan dapat mengimbangi turunnya resistensi perifer sehingga

    tekanan darah biasanya tidak banyak berubah. Kombinasi dengan zat

    inotropik, misalnya dobutamin akan meningkatkan efektivitasnya, terutama

    pada penderita dengan komplikasi hipotensi. Dosis yang biasa diberikan

    adalah 15-20 g/menit pada orang dewasa dan 0,1-8 g/kg BB/menit

    pada anak-anak.

  • 7/22/2019 obat2 jantung

    41/44

    b. Nitrogliserin

    Indikasi utama obat ini ialah untuk angina pectoris, tetapi karena

    dapat mengurangi preload, obat ini bermanfaat untuk menurunkan

    tekanan pengisian ventrikel kiri dan mengurangi edema paru akut.

    c. Hidralazin

    Merupakan arteriodilator. Dalam penggunaan jangka panjang pada

    gagal jantung bendungan akan memperbaiki hemodinamik walaupun

    efeknya terhadap kebertahanan hidup masih belum jelas. Refleks takikardi

    yang sering timbul pada penderita hipertensi jarang terjadi pada

    pengobatan gagal jantung.

    Cara kerja, hidralazin merelaksasi otot polos arteriol secara

    langsung dan vasodilatasi yang terjadi dapat menimbulkan reaksi

    kompensasi yang kuat berupa peningkatan denyut dan kontraktilitas

    jantung, serta peningkatan renin plasma dan retensi cairan yang akan

    melawan efek hipotensi obat. Penurunan tekanan diastolik lebih besar

    daripada tekanan sistolik. Absorbsinya melalui saluran cerna dan hampirsempurna.

    Efek samping, dapat berupa :

    1. Retensi natrium dan air. Untuk mengatasinya, berikan diuretic.

    2. Sakit kepala dan takikardi, dapat diatasi dengan menurunkan dosis.

    3. Iskemik otot jantung, gangguan saluran cerna, kulit dan muka

    memerah, nyeri otot, nyeri sendi, pembesaran limfa, edema, dan

    toksik hepar. Semuanya dapat pulih kembali bila obat dihentikan.

    d. Inhibitor ACE (kaptopril, enalapril)

    Kaptopril adalah suatu medilator yang bekerja menghambat enzim

    konversi angiotensin (angitensin Converting Enzyme, ACE). Inhibitor ACE

    merupakan obat pilihan untuk gagal jantung bendungan, dan lebih baik

    daripada vasodilator lain. Efek farmakologi inhibitor ACE adalah pada

    sistem renin-angiotensin, yaitu menghambat perubahan angiotensin I

  • 7/22/2019 obat2 jantung

    42/44

    inaktif menjadi angiotensin II yang aktif. Inhibitor ACE ini sangat spesifik.

    Obat ini tidak berinteraksi secara langsung dengan komponen lain dari

    sistem renin-angiotensin termasuk reseptor peptide. Angiotensin II

    merupakan vasokonstriktor kuat dan merupakan salah satu perangsang

    kuat terhadap kelenjar adrenal untuk sekresi aldosteron yang merangsang

    reabsorbsi Na+ dan Cl- dalam ginjal. Karena sistem arteriolar mengalami

    dilatasi, inhibitor ACE akan mengurangi afterload dan jantung curah

    meningkat (inotropik positif). Inhibitor ACE bukan hanya menyebabkan

    dilatasi arteriol sehingga mengurangi afterload melainkan juga

    menyebabkan venodilatasi sehingga mengurangi retensi cairan dan

    mengurangi preload. Frekuensi jantung umumnya berkurang, inhibitor

    ACE ini juga mengurangi tahanan pembuluh darah paru dan tahanan atrial

    kiri dan ventrikel kiri (preload). Aliran darah otak dan jantung tidak berubah

    walaupun tekanan darah menurun. Pada pemberian oral, absorbsinya

    cepat.

    Bioavailabilitas rata-rata 60% dan berkurang karena makanan.

    Obat diberikan 1 jam sebelum makan. Konsentrasi puncak dalam plasma

    dicapai dalam 1 jam dan waktu paruhnya kira-kira 2 jam. Kurang lebih95% obat ini dikeluarkan melalui urine. 50% sebagai kaptopril dan sisanya

    sebagai metabolit. Ekskresi obat ini lambat pada pasien ginjal.

    Efek samping

    1. Hipotensi, terutama bila diberikan bersama dengan diuretik. Berikan

    dosis awal sekecil mungkin, lalu lanjutkan sesuai kebutuhan.

    2. Insufisiensi ginjal pada pasien stenosis ginjal bilateral. Hal ini

    disebabkan oleh pengurangan angiotensin II yang diperlukan dalamkeadaan tersebut untuk mengonstriksi pembuluh arterial eferens

    glomerulus sehingga filtrasi memadai.

    3. Kulit memerah, indra pengecap terganggu/hilang sama sekali,

    vertigo, sakit kepala, dan berbagai gejala saluran cerna, proteinemia,

    dan batuk kering mengendap.

    4. Kaptopril tidak dianjurkan untuk wanita hamil.

  • 7/22/2019 obat2 jantung

    43/44

    Indikasi, pasien gagal ventrikel kiri (semua tingkat), termasuk infark

    miokard. Saat infark miokard terjadi, pengobatan harus dimulai sendiri,

    mungkin setelah infark miokard.

  • 7/22/2019 obat2 jantung

    44/44

    Referensi

    Smeltzer, S., C., Brenda, G., B. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-

    Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta: EGC

    Sanjoyo, R. 2005. Biomedik Farmakologii Sistem Kardiovaskuler.

    Universitas Gajah Mada