obat2 jantung
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 obat2 jantung
1/44
1. Anti Hipertensi
Definisi
Antihipertensi adalah obat obatan yang digunakan untuk
mengobati hipertensi. Antihipertensi juga diberikan pada individu yang
memiliki resiko tinggi untuk terjadinya penyakit kardiovaskular dan
mereka yang beresiko terkena stroke maupun miokard infark. Pemberian
obat bukan berarti menjauhkan individu dari modifikasi gaya hidup yang
sehat seperti mengurangi berat badan, mengurangi konsumsi garam dan
alkohol, berhenti merokok, mengurangi stress dan berolahraga.
Pemberian obat perlu dilakukan segera pada pasien dengan tekanan
darah sistolik 140/90 mmHg. Pasien dengan kondisi stroke atau miokard
infark ataupun ditemukan bukti adanya kerusakan organ tubuh yang
parah (seperti mikroalbuminuria, hipertrofi ventrikel kiri) juga
membutuhkan penanganan segera dengan antihipertensi.
Tujuan
Pada dasarnya pengobatan dengan antihipertensi itu penting agar pasien
dapat mencapai tekanan darah yang dianjurkan. Level tekanan darah
yang diharapkan pada pasien hipertensi yang tidak disertai komplikasi
adalah 140/90 mmHg atau lebih rendah bila memungkinkan, sedangkan
pada pasien mengalami insiden kerusakan organ akhir atau kondisi
seperti diabetes, level tekanan darah yang diharapkan adalah 130/90
mmHg, dan pada pasien proteinuria (>1 g / hari) diharapkan tekanan
darah di bawah 150/75 mmHg. Adapun tujuan pemberian antihipertensi
yakni :
1. Mengurangi insiden gagal jantung dan mencegah manifestasi yangmuncul akibat gagal jantung.
2. Mencegah hipertensi yang akan tumbuh menjadi komplikasi yang
lebih parah dan mencegah komplikasi yang lebih parah lagi bila
sudah ada.
3. Mengurangi insiden serangan serebrovaskular dan akutnya pada
pasien yang sudah terkena serangan serebrovaskular.
-
7/22/2019 obat2 jantung
2/44
4. Mengurangi mortalitas fetal dan perinatal yang diasosiasikan
dengan hipertensi maternal.
Klasifikasi
Dikenal lima kelompok obat lini pertama (first line drug) yang digunakan
untuk pengobatan awal hipertensi yaitu : diuretik, penyekat reseptor beta
adrenergik (-blocker), penghambat angiotensin converting enzyme
(ACE-inhibitor), penghambat reseptor angiotensin (Angiotensin-receptor
blocker, ARB), dan antagonis kalsium.
a. Diuretik
Mekanisme kerja : Diuretik menurunkan tekanan darah dengan
menghancurkan garam yang tersimpan di alam tubuh. Pengaruhnya ada
dua tahap yaitu: (1) Pengurangan dari volume darah total dan curah
jantung; yang menyebabkan meningkatnya resistensi pembuluh darah
perifer; (2) Ketika curah jantung kembali ke ambang normal, resistensi
pembuluh darah perifer juga berkurang. Contoh antihipertensi dari
golongan ini adalah Bumetanide, Furosemide, Hydrochlorothiazide,
Triamterene, Amiloride, Chlorothiazide, Chlorthaldion.b. Penyekat Reseptor Beta Adrenergik (-Blocker)
Berbagai mekanisme penurunan tekanan darah akibat pemberian -
blocker dapat dikaitkan dengan hambatan reseptor 1, antara lain: (1)
penurunan frekuensi denyut jantung dan kontraktilitas miokard sehingga
menurunkan curah jantung; (2) hambatan sekresi renin di sel
jukstaglomeruler ginjal dengan akibat penurunan Angiotensin II; (3) efek
sentral yang mempengaruhi aktivitas saraf simpatis, perubahan padasensitivitas baroresptor, perubahan neuron adrenergik perifer dan
peningkatan biosentesis prostasiklin. Contoh antihipertensi dari golongan
ini adalah Propanolol, Metoprolol, Atenolol, Betaxolol, Bisoprolol, Pindolol,
Acebutolol, Penbutolol, Labetalol.
c. Penghambat Angiotensin Converting Enzyme (ACE-Inhibitor)
Kaptopril merupakan ACE-inhibitor yang pertama banyak digunakan di
klinik untuk pengobatan hipertensi dan gagal jantung. Mekanisme kerja:
-
7/22/2019 obat2 jantung
3/44
secara langsung menghambat pembentukan Angiotensin II dan pada saat
yang bersamaan meningkatkan jumlah bradikinin. Hasilnya berupa
vasokonstriksi yang berkurang, berkurangnya natrium dan retensi air, dan
meningkatkan vasodilatasi (melalui bradikinin). Contoh antihipertensi dari
golongan ini adalah Kaptopril, Enalapril, Benazepril, Fosinopril, Moexipril,
Quianapril, Lisinopril.
d. Penghambat Reseptor Angiotensin
Mekanisme kerja: inhibitor kompetitif dari resptor Angiotensin II (tipe 1).
Pengaruhnya lebih spesifik pada Angiotensin II dan mengurangi atau
sama sekali tidak ada produksi ataupun metabolisme bradikinin. Contoh
antihipertensi dari golongan ini adalah Losartan, Valsartan, Candesartan,
Irbesartan, Telmisartan, Eprosartan, Zolosartan.
e. Antagonis Kalsium
Mekanisme kerja: antagonis kalsium menghambat influks kalsium pada sel
otot polos pembuluh darah dan miokard. Di pembuluh darah, antagonis
kalsium terutama menimbulkan relaksasi arteriol, sedangkan vena kurang
dipengaruhi. Penurunan resistensi perifer ini sering diikuti efek takikardia
dan vasokonstriksi, terutama bila menggunakan golongan obat dihidropirin(Nifedipine). Sedangkan Diltiazem dan Veparamil tidak menimbulkan
takikardia karena efek kronotropik negatif langsung pada jantung. Contoh
antihipertensi dari golongan ini adalah Amlodipine, Diltiazem, Verapamil,
Nifedipine.
Efek Samping
Antihipertensi dari golongan diuretik, ACE-inhibitor dan beberapa -
Blocker dapat menyebabkan reaksi likenoid. ACE-inhibitor jugadiasosiasikan dengan kehilangan sensasi pada lidah dan rasa terbakar
pada mulut. ACEinhibitor dan penghambat reseptor angiotensin II pernah
diimpliksikan bahwa keduanya menyebabkan angioedema pada rongga
mulut pada sekelompok 1% dari pasien yang mengonsumsinya. Meskipun
oedema pada lidah, uvula, dan palatum lunak yang paling sering terjadi,
tetapi oedema larynx adalah yang paling serius karena berpotensi
menghambat jalan nafas. Efek samping obatobatan antihipertensi pada
-
7/22/2019 obat2 jantung
4/44
rongga mulut adalah xerostomia, reaksi likenoid, pertumbuhan gingiva
yang berlebih, pendarahan yang parah, penyembuhan luka yang tertunda.
Sedangkan efek samping yang sistemik yang paling sering dilaporkan
adalah konstipasi, batuk, pusing, mengantuk, letih, frekuensi berkemih
yang meningkat, berkuranya konsentrasi, disfungsi seksual dan rasa tidak
enak pada perut.
-
7/22/2019 obat2 jantung
5/44
2. Anti Arithmia
Aritmia adalah Kelainan dalam kecepatan, irama, tempat
asal dari impuls/gangguan konduksi yang menyebabkan perubahan
dalam urutan normal aktivasi atrium sampai ventrikel dan dapat
diketahui dari gambaran EKG
Mekanisme kerja obat anti artimia
1. Decrease automaticity of cardiac tissues from the SA node
2. Alter the rate of conduction of electrical impulses
3. Alter the refractory period of cardiac muscle between
consecutive contractions
Dibagi menjadi 4 grup:
a. Grup 1 : Sodium channel Blocker
Golongan 1 a (moderat) : kuinidin (duraquin, cardioquin) ,
procainamid (procan), disopiramid
Golongan 1 b (lemah) : lidocain, meksiletin, fenitoin
Golongan 1 c : flekainid, propafenon
b. Grup 2 : Beta adrenergic channel blocker
Contoh :
propanolol (inderol)
Atenolol ( tenormin)
c. Grup 3 : Potassium channel blocker
Contoh :
Amiodarone (cordarone)
Bretilium
Sotalol
d. Grup 4 : kalsium channel blocker
Diltiazem (Cardizem)
Verapamil (Calan)
Obat-obat antiaritmia dapat dibagi berdasarkan penggunaan
kliniknya :
a. obat-obat untuk aritmia supraventrikel (misal verapamil).
b. Obat-obat untuk aritmia supraventrike,
-
7/22/2019 obat2 jantung
6/44
c. aritmia ventrikel (misal disopiramid),
d. dan obat-obat untuk aritmia ventrikel (misal lidokain).
a. Aritmia supraventrikel
Adenosin biasanya obat terpilih untuk menghentikan
takikardia supraventrikel paroksismal. Karena masa kerjanya
pendek sekali (waktu paruhnya hanya 8-10 detik, tapi memanjang
juka diberikan bersama dipiradamol), kebanyakan efek sampingnya
berlangsung singkat. Berbeda dengan verapamil, adenosin dapat
digunakan setelah beta-bloker. Pada asma, lebih baik dipilih
verapamil daripada beta-bloker.
Glikosida jantung oral merupakan obat terpilih untuk
memperlambat respon ventrikel pada kasus fibrilasi dan flutter
atrium. Digoksin intravena, yang diinfus pelan-pelan, kadang-
kadang dibutuhkan bila kecepatan ventrikel perlu dikendalikan
dengan cepat.
Verapamil biasanya efektif untuk takikardia ventrikel. Dosis
intravena awal dapat diikuti dengan dosis oral, hipotensi dapat
terjadi dengan dosis yang lebih besar. Adenosin
Verapamil, kodenya 7-208
Glikosida jantung, kodenya 7-211
b. Aritmia Supraventrikel dan Ventrikel
Obat-obat untuk aritmia supraventrikel dan ventrikel misalnya
amiodaron,
beta-bloker, disopiramid, flekainid, prokainamid, propafenon, danklinidin.
Amiodaron
Beta-bloker, kodenya 7-208
Disopiramid, kodenya 7-208
Flekainid
Prokainamid, kodenya 7-204
Propafenon, kodenya 7-208
-
7/22/2019 obat2 jantung
7/44
Kinidin
c. Aritmia Ventrikel
Bretilium hanya digunakan sebagai obat antiaritmia pada
resusutasi.
Obat ini diberikan itramaskuler dan intravena tapi dapat
menyebabkan
hipotensi berat, terutama setelah pemberian intravena (mual dan
muntah
dapat terjadi).
Lidokain (lignokain) ralatif aman bila diberikan sebagai
injeksi intravena lambat dan harus menjadi pilihan utama dalam
keadaan darurat.
Meksiletin diberikan sebagai injeksi intravena lambat bila
lidokain tidak efektif, obat ini memiliki kerja yang serupa.
Morasilin adalah obat untuk profilaksis dan pengobatan
aritmia ventrikel yang serius dan mengancam jiwa.
Fenitoin dulu dipakai untuk aritmia ventrikel, dengan injeksi
intravena lambat terutama yang disebabkan oleh glikosida jantung,tapi penggunaan ini sekarang sudah ditinggalkan.
Tokainid dulu digunakan untuk takiaritmia ventrikel yang
mengancam jiwa dan disertai dengan gangguan berat fungsi
ventrikel kiri pada pasien yang tidak responsif dengan terapi lain
atau yang terapi lain merupakan kontraindikasi, sekarang obat ini
tidak lagi tersedia.
Bretilium, kodenya 7-250 Lidokain, kodenya 6-851
Meksiletin, kodenya 7-208
Morasilin
Fenitoin, kodenya 6-610
Tokainid
-
7/22/2019 obat2 jantung
8/44
Dosis
-
7/22/2019 obat2 jantung
9/44
Efek Samping
Implikasi keperawatan
1. Monitor nadi apikal selama 1 menit sebelum pemberian
2. Catat kecepatan dan irama denyut jantung
3. Pasien dalam posisi supine saat diberikan dosis obat dalam
bentuk IV untuk mencegah hipotensi
4. Jika pasien akan diberikan lidocaine, tocainide, procainamide,
tanyakan riwayat alergi untuk anestesi lokal.
5. Jika obat menyebabkan gangguan pada GI berikan obat setelah
makan
6. Kaji tanda-tanda vital setelah pemberian obat
7. Kaji tanda-tanda toksisistas obat
Dizziness, HA, dyspnea, chest pain, edema, hypotension,
bradycardia, etc.
Know the specific medication you are givinglook it up!!!!
-
7/22/2019 obat2 jantung
10/44
3. Anti Angina
Anti Angina adalah obat untuk angina pectoris
(ketidakseimbangan antara permintaan dan penyediaan oksigen pada
salah satu bagian jantung.
Cara kerja Anti Angina adalah :
1. Menurunkan kebutuhan jantung akan oksigen dengan jalan
menurunkan kerjanya. (penyekat reseptor beta)
2. Melebarkan pembuluh darah koroner memperlancar aliran
darah (vasodilator)
3. Kombinasi keduanya
A.Nitrat
Nitrat meningkatkan pemberian D2 miokard dengan dialatasi arteri
epikardial tanpa mempengaruhi, resistensi arteriol arteri intramiokard.
Dilatasi terjadi pada arteri yang normal maupun yang abnormal juga pada
pembuluh darah kolateral sehingga memperbaiki aliran darah pada
daerah isomik. Toleransi sering timbul pada pemberian oral atau bentuk
lain dari nitrat long-acting termasuk pemberian topikal atau transdermal.
Toleransi adalah suatu keadaan yang memerlukan peningkatan dosisnitrat untuk merangsang efek hemodinamik atau anti-angina. Nitrat yang
short-acting seperti gliseril trinitrat kemampuannya terbatas dan harus
dipergunakan lebih sering. Sublingual dan jenis semprot oral reaksinya
lebih cepat sedangkan jenis buccal mencegah angina lebih dari 5 am
tanpa timbul toleransi. Contoh nitrat yang sering dipakai adalah
nitroglycerin.
Nitroglycerin (IV)Nitroglycerin atau Glyceryl Trinitrate adalah sebuah vasodilator yang
mudah menguap,yang mengurangi angina pectoris dengan cara
merangsang guanylate cyclase dan merendahkan klalsium sitosolik.
Nitroglycerin digunakan untuk pengobatan angina pectoris dan hipertensi.
Untuk menghasilkan hipotensi yang terkontrol selama pembedahan dan
untuk mengobati gagal jantung.
Indikasi : Gagal jantung dan Angina
-
7/22/2019 obat2 jantung
11/44
Kontraindikasi : Hipotensi Akut, Hipovolemia dan Anemia
Efek : Menghasilkan hipotensi yang terkontrol selama pembedahan dan
untuk mengobati gagal jantung
Efek Samping : Pemberian IV (khususnya jika diberikan dengan terlalu
cepat) bisa menyebabkan efek CV (Hipotensi akut,kegelisahan
retosternal,bergejolak,takikardi). Efek GI (mual,muntah, sakit pada bagian
perut). Efek pada CNS (Sakit kepala,kepeningan,ketakutan,kegelisahan,
kejang otot, syncope). Efek lainnya (Diaphoresis). Pemberian yang
diperpanjang dihubungkan dengan methemoglobinemia.
Mekanisme Kerja Obat :
Kandungan nitrat dalam Nitroglyceryn menyebabkan pelebaran pada
dinding pembuluh darah, merangsang guanylate,cyclase dan
merendahkan kalsium sitosolik. Nitroglycerin menghilangkan angina
dengan mengurangi permintaan otot jantung untuk oksigen. Nitroglycerin
juga menghilangkan spasme dari arteri-arteri koroner dan dapat
mendistribusikan lagi aliran darah arteri koroner ke area-area yang paling
memerlukan.
Dosis :
Pemberian dosis : 5-10 mcg/menit IV melalui infuse setelah
dilusi
Ditambah 5 mcg/menit IV setiap 3-5 menit sampai beberapa
respon terlihat
Jika tidak ada respon dengan 20 mcg/menit : boleh
tingkatkan dosis sebesar 10 mcg/menit dan sesudahnya jika
diperlukan. Tambahkan sebesar 20 mcg/menit bisa diberikan Dosis umum : 10-200 mcg/menit
Instruksi Khusus :
Jauhi dari pasien dengan hipotensi akut, anemia, gagal jantung
dalam kaitan dengan adanya gangguan atau meningkatnya
tekanan yang berhubungan dengan trauma atau perdarahan
Gunakan dengan hati hati ketika ada penurunan SBP (systolic
Blood Pressure) kurang dari 110 mmhg pada pasien penderita
-
7/22/2019 obat2 jantung
12/44
normotensive, dan penurunan yang berarti pada tekanan arterial
lebih dari 25% pada pasien penderita hipertensi
Gunakan dengan hati hati pada pasien dengan disfungsi hati atau
ginjal akut, hipotiroidisme, malnutrisi dan hipotermia
Pengawasan HR dan BP yang ketat diperlukan selama infuse IV
Jangan berikan pada pasien yang mengkonsumsi inhibitor
phospodiesterase dalam waktu 24 jam terakhir
Perlengkapan plastic yang digunakan untuk pemberian obat bisa
menyerap GTN dan pemberian dosis perlu disesuaikan dengan hal
ini.
Toleransi terhadap nitrat biasanya berkembang dengan
penggunaan jangka panjang dan pemberian dosis bebas nitrat
dalam jarak waktu yang cukup itu diperlukan.
B.Beta- Bloker
Beta Bloker tetap merupakan pengobatan utama karena pada
sebagian besar penderita akan mengurangi keluhan angina. Kerjanya
mengurangi denyut jantung, kontasi miokard, tekanan arterial dan
pemakaian O2. Beta Bloker lebih jarang dipilih diantara jenis obat lain
walaupun dosis pemberian hanya sekali sehari. Efek samping jarang
ditemukan akan tetapi tidak boleh diberikan pada penderita dengan
riwayat bronkospasme, bradikardi dan gagal jantung.
Obat-obatan ini menurunkan beban kerja jantung. Bisa juga
digunakan untuk mengurangi nyeri dada atau ketidaknyamanan dan juga
mencegah serangan jantung tambahan. Beta bloker juga bisa digunakan
untuk memperbaiki aritmia.
Terdapat dua jenis yaitu cardioselective (metoprolol, atenolol, dan
acebutol) dan non-cardioselective(propanolol, pindolol, dan nadolol)
C.Ca-antagonis
Kerjanya mengurangi beban jantung dan menghilangkan spasma
koroner, Nifedipin dapat mengurangi frekuensi serangan anti-angina,
memperkuat efek nitrat oral dan memperbaiki toleransi exercise.
Merupakan pilihan obat tambahan yang bermanfaat terutama bila
-
7/22/2019 obat2 jantung
13/44
dikombinasi dengan beta-bloker sangat efektif karena dapat mengurangi
efek samping beta bloker. Efek anti angina lebih baik pada pemberian
nifedipin ditambah dengan separuh dosis beta-bloker daripada pemberian
beta-bloker saja.
Jadi pada permulaan pengobatan angina dapat diberikan beta-
bloker di samping sublingual gliseril trinitrat dan baru pada tingkat lanjut
dapat ditambahkan nifedipin. Atau kemungkinan lain sebagai pengganti
beta-bloker dapat diberi dilti azem suatu jenis ca-antagonis yang tidak
merangsang tahikardi. Bila dengan pengobatan ini masih ada keluhan
angina maka penderita harus direncanakan untuk terapi bedah koroner.
Pengobatan pada angina tidak stabil prinsipnya sama tetapi penderita
harus dirawat di rumah sakit. Biasanya keluhan akan berkurang bila ca-
antagonis ditambah pada beta-bloker akan tetapi dosis harus disesuaikan
untuk mencegah hipertensi. Sebagian penderita sengan pengobatan ini
akan stabil tetapi bila keluhan menetap perlu dilakukan test exercise dan
arteriografi koroner. Sebagian penderita lainnya dengan risiko tinggi harus
diberi nitrat i.v dan nifedipin harus dihentikan bila tekanan darah turun.
Biasanya kelompok ini harus segera dilakukan arteriografi koroner untukkemudian dilakukan bedah pintas koroner atau angioplasti.
D.Antipletelet, trombolitik dan antikoagulan
Segi lain dari pengobatan angina adalah pemberian antipletelet dan
antikoagulan. Cairns dkk 1985 melakukan penelitian terhadap penderita
angina tak stabil selama lebih dari 2 tahun, ternyata aspirin dapat
menurunkan mortalitas dan insidens infark miokard yang tidak fatal pada
penderita angina tidak stabil. Pemberian heparin i.v juga efeknya samadan sering diberikan daripada aspirin untuk jangka pendek dengan tujuan
menstabilkan keadaan penderita sebelum arteriografi.
Obat-obatan trombolitik ini ditujukan untuk memperbaiki kembali
airan darah pembuluh darah koroner, sehingga referfusi dapat mencegah
kerusakan miokard lebih lanjut. Obat-obatan ini digunakan untuk
melarutkan bekuan darah yang menyumbat arteri koroner. Waktu paling
efektive pemberiannya adalah 1 jam stelah timbul gejal pertama dan tidak
-
7/22/2019 obat2 jantung
14/44
boleh lebih dari 12 am pasca serangan. Selain itu tidak boleh diberikan
pada pasien diatas 75 tahun Contoh obatnya adalah streptokinase
Terdapat obat-obatan pada angina pektoris tak stabil secara praktis dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Heparin i.v dan aspirin dapat dianjurkan sebagai pengobatan rutin
selama fase akut maupun sesudahnya
Pada penderita yang keadaannya cenderung tidak stabil dan belum
mendapat pengobatan, beta-bloker merupakan pilihan utama bila tidak
ada kontra indikasi. Tidak ada pemberian kombinasi beta-bloker
dengan ca-antagonis diberikan sekaligus pada permulaan pengobatan
Pada penderita yang tetap tidak stabil dengan pemberian beta-bloker
dapat ditambah dengan nifedipin.
Pengobatan tunggal dengan nifedipin tidak dianjurkan.
-
7/22/2019 obat2 jantung
15/44
4. Morfin
Morfin adalah komponen utama dari opium/candu yang diperoleh
tumbuhan Papaver Somniferum. Secara kimia, marfin adalah sealkaloid
yang termasuk derivate fenantren. Dalam Farmakologi morfin merupakan
obat yang berkhasiat untuk menghilangkan rasa (analgetik narkotik).
Selagi pemakaian morfin di bawah pengawasan yarlg ketat, tidak akan
terjadi akibat sampingan yang bahaya. Tetapi, sudah umum diketahui
telah terjadi penyalah gunaan morfin yang sangat luas di dunia saat ini,
yang berakibat timbulnya efek samping yang serius yang disebabkan
karena keracunan morfin.
Keracunan morfin dapat terjadi secara akut dan secara kronis.
Keracunan akut biasanya terjadi akibat percobaan bunuh diri atau dosis
yang berlebihan. Keracunan kronis terjadi akibat pemakaian berulang-
ulang dan inilah yang sering terjadi. Adiksi (kecanduan) atau "morfinisme"
tidak lain dari pada suatu keadaan keracunan kronis. Adiksi morfin
ditandai dengan adanya habituasi, ketergantungan fisik dan toleransi.
Gejalanya antara lain merasa sakit, iratabilitas, tremor, lakrimasi,
berkeringat, menguap, bersin-bersin, anoreksia, midriasis, deman,pernafasan cepat, muntah-muntah, kolik, diare dan pada akhirnya
penderita mengalami dehidrasi,ketosis, asidosis, kolaps kardiovaskuler
yang bisa berakhir dengan kematian.
Morfin dapat diabsorpsi oleh usus, tetapi efek analgetik yang tinggi
diperoleh melalui parentral. Dari satu dosis morfin, sebanyak 10 % tidak
diketahui nasibnya, sebagian mengalami konyugasi dengan asam
glukoronat di hepar dan sebagian dikeluarkan dalam bentuk bebas.Ekskresi martin terutama melalui ginjal. Urine mengandung bentuk
bebas dan bentuk konyugasi. Berdasarkan hal ini, dapat dilakukan
identifikasi morfin dalam urine dari penderita yang diduga keracunan
morfin. Di bawah ini diterangkan salah satu cara untuk mengidentifikasi
morfin dalam urine.
Indikasi : Nyeri
-
7/22/2019 obat2 jantung
16/44
Kontra indikasi:
1. Depresi pernafasan akut
2. Alkoholisme akut
3. Peninggian tekanan otak atau cedera kepala
Efek samping:
1. Mual, muntah
2. Adiksi pada OD menimbulkan keracunan dan dapat menyebabkan
kematian
Sediaan:
Morfin HCl {generik} (sirup 5mg/5ml), (tablet 10 mg, 30 mg, 60 mg),
(injeksi 10 mg/ml, 20 mg/ml)
-
7/22/2019 obat2 jantung
17/44
5. Diuretik
a. Diuretika golongan tiazid
Tiazid merupakan diuretika dengan potensi sedang, yang bekerja
dengan cara menghambat reabsorpsi natrium pada bagian awal
tubulus distal. Mula kerja diuretika golongan ini setelah pemberian
peroral lebih kurang 1-2 jam, sedangkan masa kerjanya 12-24 jam.
Lazimnya tiazid diberikan pada pagi hari agar diuretika tidak
mengganggu tidur pasien.
Bendrofluazid
Klortalidon (hygroton)
Hidroklortiazid (Diuril)
Indapamid
Metolazon
Xipamid
Quinethazone (hydromomox)
Hydrochlorothiazide
Kerja utama
Penurunan volume darah, aliran darah ginjal, dan curah
jantung
Kehilangan cairan ekstra sel
Keseimbangan natrium negatif (akibat natriuresis),
hipokalemia ringan
Berpengaruh langsung terhadap otot polos pembuluh
darah
Kelebihan
Efekttif diberikan peroral
Efektif untuk pemberian jangka panjang
Efek samping ringan
Membantu kerja obat anti hipertensi lainnya
Melawan efek retensi natrium obat anti hipertensi lainnya
Kontraindikasi
Gout
-
7/22/2019 obat2 jantung
18/44
Sensitif terhadap obat turunan sulfonamid
Gangguan fungsi ginjal berat
Efek samp ing
Mulut kering, haus, kelemahan, pusing, latargi, nyeri otot, takikardi,
gannguan GI.
b. Diuretika kuat (loop deuretic)
Diuretika kuat digunakan dalam pengobatan edema paru akibat
gagal jantung kiri. Pemberian intravena mengurangi sesak nafas
dan prabeban lebih cepat dari mula kerja diuresisnya. Diuretika ini
juga digunakan pada pasien gagal jantung yang telah berlangsung
lama.
Frusemid (lasix)
Bumetanid
Torasemid
Kerja utama
Volume menurun
Menghambat reabsorpsi natrium dan air dalam ginjal
Antagonis terhadap aldosterone
Kelebihan
Kerja cepat
Kuat
Hanya digunakan apabila tiazide tidak berhasil
Kontraindikasi(sama dengan tiazide)
Efek samp ing Kehilangan cairan terjadi sangat cepat
Kehilangan elektrolit
Haus, mual, muntah, kulit kemerahan, hipotensi postural
Rasa manis, rasa terbakar di mulut dan lambung
c. Diuretika hemat kalium
-
7/22/2019 obat2 jantung
19/44
Amilorid dan triamteren merupakan diuretika yang lemah.
Keduanya menyebabkan retensi kalium dan karenanya digunakan
sebagai alternatif yang lebih efektif daripada memberikan suplemen
kalium pada pangguna tiazid atau diuretika kuat. Suplemen kalium
tidak boleh diberikan bersama diuretika hemat kalium. Juga penting
untuk diingat bahwa pemberian diuretka hemat kalium pada
seorang pasien yang menerima suatu penghambat ACE dapat
menyebabkan hiperkalemia yang berat.
Amilorid hidroklorida,
Antagonis aldosteron,
Sprironolakton (aldactone),
Kerja utama
Inhibisi kompetitif aldosteron
Kelebihan
Sprinonolactone efektif untuk menangani hipertensi yang menyertai
aldosteronisme primer
Kontraindikasi
Penyakit ginjal, azotemia, penyakit hepar berat
Efek samp ing
Pusing, letargi, sakit kepala
d. Diuretika merkuri
Meskipun efektif, diuretika merkuri sekarang hampir tidak pernah
digunakan karena efek nefrotoksisitasnya. Mersalil harus diberikan
lewat injeksi intramuskuler. Penggunaan intravena dapatmenyebabkan hipotensi berat dan kematian mendadak. Obat ini
sudah absolete dan telah diganti dengan loop diuretic yang jauh
lebih aman.
Mersalil,
e. Diuretika osmotik
-
7/22/2019 obat2 jantung
20/44
Diuretika golongan ini jarang digunakan pada gagal jantung karena
mungkin meningkatkan volume darah secara akut.
Manitol,
f. Diuretika penghambat enzim karbonik anhidrase
Diuretika penghambat enzim karbonik anhidrase (asetazolamid)
merupakan diuretika yang lemah dan jarang digunakan
berdasarkan efek diuretikanya. Obat ini digunakan untuk profilaksis
mountain sickness tetapi tidak menggantikan aklimatisasi.
Asetazolamid,
Dorzolamid
g. Kombinasi diuretika
Disamping penambahan satu golongan diuretika pada diuretika
yang lain, kekhawatiran terjadinya hipokalemia atau ketidakpatuhan
pasien meningkatkan penggunaan kombinasi dengan diuretika
hemat kalium. Bila digunakan untuk hipertensi, perhatian khusus
harus dicurahkan pada dosis tiazidnya, dimana dosis yang lebihrendah lebih dianjurkan.
-
7/22/2019 obat2 jantung
21/44
6. Obat Gagal Jantung
Tujuan utama pengobatan gagal jantung adalah:
1. Mengurangi beban jantung (istirahat, menurunkan berat badan,
menghilangkan penyebab, pambatasan asupan garam,dll).
2. Meningkatkan kontraktilitas miokardial dengan glikosida jantung
3. Menekan preload dan afterload
4. Antiaritmia untuk memperbaiki frekuensi dan kelainan irama jantung
Obat-obat yang digunakan untuk pengobatan gagal jantung, dibedakan
atas 3 golongan, yaitu
1. Obat-obat inotropik :
a) Glikosida jantung : digitalis, digoksin, digitoksin, quabain,
strophantin K
b) Agonis adrenergik : dobutamin
c) Inhibitor fosfodiesterase : milrinon, amrinon
2. Diuretika : furosemid, hidroklorotiazid, metolazon, bumetanid
3. Vasodilator : kaptropil, hidralazin, isosorbid, natrium nitroprusid,
lisinopril
Penjelasan mengenai obat-obat tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :Glikosida Jantung
Glikosida jantung memiliki gugus gula khas pada strukturnya. Oleh
penduduk Afrika dan Amerika Selatan, glikosida jantung banyak
digunakan untuk racun panah. Efek farmakologi terutama terhadap
jantung. Glikosida jantung ditemukan pada beberapa keluarga tumbuhan :
Apocynaceae, Liliaceae, Moraceae dan Ranunculaceae. Sumber glikosida
jantung yang utama dalam perdagangan adalah dari genus Digitalis danStrophantus. Genus ini juga merupakan sumber saponin. Contohnya
senyawa digitonin (aglikon: digitoksigenin) dari Digitalis purpurea.
Semua glikosida jantung mempunyai efek :
a) Meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung (kerja inotropik positif)
b) Memperlambat frekuensi denyut jantung (kerja kronotropik negatif)
c) Menekan hantaran rangsang (kerja dramatropik negatif)
d) Menurunkan nilai ambang rangsang.
-
7/22/2019 obat2 jantung
22/44
Mekanisme kerja :
Glikosida jantung bekerja menghambat enzim Natrium-kalium ATPase
pada reseptor di membran sel, khusunya di miokardium, pertukaran ion-
ion Na+ K+ diubah menjadi pertukaran ion-ion Na+ Ca++, meningkatkan
influks Ca menjadi protein kontraktil Ca-dependen pada sel otot jantung.
Farmakokinetik :
Bioavailabilitas preparat oral sangat bervariasi, sehingga perlu memonitor
kadarnya dalam serum. Adsorbsinya dihambat oleh adanya makanan
dalam saluran cerna. Derajat adsorbsi lanatosid C adalah 50%, tepung
dan tincture digitalis 20%, digoksin 50%, digitoksin 100%. Jadi, pada
digitoksin seluruhnya diadsorbsi masuk ke dalam darah, sama seperti
pada pemberian IV. Ekskresi berbeda-beda menurut jenis masing-masing.
Indikasi klinik glikosida digitalis untuk lemah jantung kongestif dan untuk
depresi nodus AV.
Diuretika
Diuretika adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih
(diuresis) melalui kerja langsung terhadap ginjal. Obat-obat lainnya yang
menstimulasi diuresis dengan mempengaruhi ginjal secara tak langsung
tidak termasuk dalam definisi ini, misalnya zat-zat yang memperkuat
kontraksi jantung (digoksin,teofilin), memperbesar volume darah
(dekstran) atau merintangi sekresi hormone antidiuretik ADH (air, alkohol).
Ginjal memegang peranan penting dalam patogenesis gagal jantung,
sebab pengurangan volume cairan ekstrasel dengan diuretika akan
menurunkan preload, mengurangi bendungan paru dan edema di perifer,
karena itu dewasa ini diuretika sering dipakai sebagai obat pertama padagagal jantung bendungan ringan dengan denyut jantung yang normal.
Golongan tiazid adalah obat terpilih untuk gagal jantung.
Mekanisme Kerja Diuretika
Kebanyakan diuretika bekerja dengan mengurangi reabsorpsi natrium,
sehingga pengeluarannya lewat kemih demikian juga dari air diperbanyak.
Obat-obat ini bekerja khusus terhadap tubuli, tetapi juga di tempat lain,
yakni di :
-
7/22/2019 obat2 jantung
23/44
a) tubuli proksimal. Ultrafiltrat mengandung sejumlah besar garam yang
di sini direabsorpsi secara aktif untuk lebih kurang 70%, antara lain ion
Na+ dan air, begitu pula glukosa dan ureum. Karena reabsorpsi
berlangsung secara proporsional, maka susunan filtrat tidak berubah dan
tetap isotonis terhadap plasma. Diuretika osmotis (manitol, sorbiotol)
bekerja dengan merintangi reabsorpsi air dan juga natrium.
b) lengkungan Henle. Di bagian menaik Henles loop ini ca 25%dari
semua ion Cl- yang telah difiltrasi direabsorpsi secara aktif, disusul dengan
reabsorpsi pasif dari Na+ dan K+, tetapi tanpa air hingga filtrat menjadi
hipotonis. Diuretika lengkungan seperti furosemida, bumetanida dan
etakrinat bekerja terutama dengan merintangi transport Cl- dan demikian
reabsorpsi Na+. Pengeluaran K+ dan air juga diperbanyak.
c) tubuli distal. Na+ direabsorpsi secara aktif pula tanpa air hingga filtrat
menjadi lebih cair dan lebih hipotonis. Senyawa thiazida dan klortalidon
bekerja di tempat ini dengan memperbanyak ekskresi Na+ dan Cl- sebesar
5-10%. Kemudian ion Na+ ditukarkan dengan ion K+ atau NH4+. Proses ini
dikendalikan oleh hormone anak ginjal aldosteron. Antagonis aldosteron
(spironolakton) dan zat-zat penghemat kalium (amilorida, triamteren)bertitik kerja di sini dengan mengakibatkan ekskresi Na+ (kurang dari 5%)
dan retensi K+.
d) saluran pengumpul. Hormon antidiuretika ADH (vasopresin) dari
hipofise bertitik kerja di sini dengan jalan mempengaruhi permeabilitas
bagi air dari sel-sel saluran ini.
Penggolongan
Pada umumnya diuretika dibagi dalam beberapa kelompok, yakni : Diuretika lengkungan : furosemida, bumetanida dan etakrinat.
Obat-obat ini berkhasiat kuat dan pesat tetapi agak singkat (4-6 jam).
Banyak digunakan pada keadaan akut, misalnya pada udema otak dan
paru-paru. memperlihatkan kurva dosis-efek curam, artinya bila dosis
dinaikkan efeknya (diuresis) senantiasa berubah.
Derivat thiazida : hidroklorothiazida, klortalidon, mefrusida,
indapamida, xipamida (Diurexan) dan klopamida.
-
7/22/2019 obat2 jantung
24/44
Efeknya lebih lemah dan lambat, juga lebih lama (6-48 jam) dan
terutama digunakan pada terapi pemeliharaan hipertensi dan kelemahan
jantung (decompensatio cordis). Obat-obat ini memiliki kurva dosis-efek
datar, artinya bila dosis optimal dinaikkan lagi, efeknya (diuresis,
penurunan tekanan darah) tidak bertambah.
Diuretika penghemat kalium : antagonis aldosteron (spironolakton,
kanrenoat), amilorida dan triamteren.
Efek obat-obat ini hanya lemah dan khusus digunakan terkombinasi
dengan diuretika lainnya guna menghemat ekskresi kalium. Aldosteron
menstimulasi reabsorpsi Na dan ekskresi K, proses ini dihambat secara
kompetitif oleh antagonis aldosteron. Amilorida dan triamteren dalam
keadaan normal hanya lemah efek sekresinya mengenai Na dan K, tetapi
pada penggunaan diuretika lengkungan dan thiazida yang mengekskresi
kalium dengan kuat, zat-zat penghemat kalium ini menghambat ekskresi K
dengan kuat pula. Mungkin juga ekskresi dari magnesium.
Diuretika osmotis : manitol dan sorbitol.
Obat-obat ini hanya direabsorpsi sedikit oleh tubuli, hingga reabsorpsi air
juga terbatas. Efeknya adalah diuresis osmotis dengan ekskresi air tinggidan relative sedikit ekskresi Na. Terutama manitol, hanya jarang
digunakan sebagai infuse intravena untuk menurunkan cairan dan
tekanan intraokuler, juga untuk menurunkan volume CCS (cairan
cerebrospinal) dan tekanan intracranial (dalam tengkorak).
Perintang-karbonanhidrase : asetazolamida.
Zat ini merintangi enzim karboanhidrase di tubuli proksimal, sehingga
di samping karbonat juga Na dan K diekskresikan lebih banyak,bersamaan dengan air. hasiat diuretiknya hanya lemah, setelah beberapa
hari terjadi tachyfylaxie maka perlu digunakan secara selang-seling
(intermittens).
Penggunaan
Diuretika digunakan pada semua keadaan di mana dikehendaki
peningkatan pengeluaran air, khususnya pada hipertensi dan gagal
jantung.
-
7/22/2019 obat2 jantung
25/44
a) Hipertensi,
Guna mengurangi volume darah seluruhnya hingga tekanan darah
(tensi) menurun. Khususnya derivat thiazida digunakn untuk indikasi ini.
Diuretika lengkungan pada jangka panjang ternyata lebih ringan efek
antihipertensifnya, maka hanya digunakan bila ada kontraindikasi untuk
thiazida, seperti pada insufiensi ginjal. Mekanisme kerjanya diperkirakan
berdasarkan penurunan daya tahan pembuluh perifer. Dosis yang
diperlukan untuk efek antihipertensi adalah jauh lebih rendah daripada
dosis diuretic. Thiazida memperkuat efek obat-obat hipertensi beta-
blockers dan ACE-inhibitors, sehingga sering dikombinasi dengannya.
Penghentian pemberian thiazida pada lansia tidak boleh secara
mendadak, karena risiko timbulnya gejala kelemahan jantung dan
peningkatan tensi.
b) Gagal jantung (decompensatio cordis)
Yang bercirikan peredaran darah tak sempurna lagi dan terdapat cairan
berlebihan di jaringan, akibatnya air tertimbun dan terjadi udema, misalnya
dalam paru-paru (udema paru). Begitu pula pada sindrom nefrotis, yang
bercirikan udema tersebar akibat proteinuria hebat karena permeabilitasdipertinggi dari membran gromeruli, atau pada busung perut (ascites)
dengan air tertumpuk di rongga perut akibat cirrosis hati (hati mengeras).
Untuk indikasi ini terutama digunakan diuretika lengkungan, dalam
keadaan parah akut secara intravena (asthma cardiale, udema paru).
Thiazida dapat memperbaiki efeknya pada pasien dengan insufisiensi
ginjal. Selain itu, thiazida juga digunakan dalam situasi di mana diuresis
pesat bisa mengakibtkan kesulitan, seperti pada hipertrofi prostat.Efek Samping
Efek-efek samping utama yang dapat diakibatkan diuretika adalah :
1. Hipokaliemia, yakni kekurangan kalium dalam darah. Semua
diuretika dengan titik kerja di bagian muka tubuli distal
memperbesar ekskresi ion K+ dan H+ karena ditukarkan dengan ion
Na+. Akibatnya adalah kadar kalium plasma dapat turun di bawah
3,5 mmol/liter. Keadaan ini terutama dapat terjadi pada
-
7/22/2019 obat2 jantung
26/44
penanganan gagal jantung dengan dosis tinggi furosemida atau
bumetanida, mungkin bersama thiazida. Gejala kekurangan kalium
ini berupa kelemahan otot, kejang-kejang, obstipasi, anoreksia,
kadang-kadang juga aritmia jantung, tetapi gejala ini tidak selalu
menjadi nyata.
2. Hiperurikemia akibat retensi asam urat (uric acid) dapat terjadi pada
semua diuretiak, kecuali amilorida. Menurut dugaan, hal ini
disebabkan oleh adanya persaingan antara diuretikum dengan
asam urat mengenai transpornya di tubuli, terutama klortalidon
memberikan risiko lebih tinggi untuk retensi asam urat dan
serangan encok pada pasien yang peka.
3. Hiperglikemia, dapat terjadi pada pasien diabetes, terutama pada
dosis tinggi akibat dikuranginya metabolisme glukosa berhubung
sekresi insulin ditekan. Terutama thiazida terkenal menyebabkan
efek ini (efek antidiabetika oral diperlemah olehnya).
4. Hiperlipidemia ringan dapat terjadi dengan peningkatan kadar
kolesterol total (juga LDL dan VLDL) dan trigliserida. Kadar
kolesterol-HDL yang dianggap sebagai factor pelindung untuk PJPjustru diturunkan, terutama oleh klortalidon. Pengecualian adalah
indapamida yang praktis tidak meningkatkan kadar lipida tersebut.
Arti klinis dari efek samping ini pada penggunaan jangka panjang
belum jelas.
5. Hiponatriemia. Akibat diuresis yang terlalu pesat dan kuat oleh
diuretika lengkungan, kadar Na plasma dapat menurun keras
dengan akibat hiponatriemia. Gejalanya berupa gelisah, kejangotot, haus, letargi (selalu mengantuk), juga kolaps. Terutama lansia
peka untuk dehidrasi, maka sebaiknya diberikan dosis pemakaian
rendah yang berangsur-angsur dinaikkan, atau obat diberikan
secara berkala, misalnya 3-4 kali seminggu. Terutama pada
furosemida dan etakrinat dapat terjadi alkalosis (berlebihan alkali
dalam darah).
-
7/22/2019 obat2 jantung
27/44
6. Lain-lain: ganguan lambung-usus (mual, muntah, diare), rasa letih,
nyeri kepala, pusing dan jarang reaksi alergis kulit. Ototoksisitas
dapat terjadi pada penggunaan furosemida/bumetanida dalam
dosis tinggi.
Resorpsinya lengkap, bersifat sangat lipofil dan terikat kuat pada eritrosit.
Vasodilator
Vasodilator didefinisikan sebagai zat-zat yang berkhasiat melebarkan
pembuluh secara langsung. Zat-zat dengan khasiat vasodilatasi tak
langsung tidak termasuk definisi ini, misalnya obat-obat hipertensi yang
menimbulkan vasodilatasi melalui blockade saraf-saraf perifer, aktivasi
saraf-saraf otak atau mekanisme lainnya, seperti alfa dan beta blockers,
penghambat ACE dan antagonis kalsium. Vasodilator berperan penting
dalam mengatasi gagal jantung berat, lebih-lebih karena hipertensi,
penyakit jantung iskemik dan aorta insufisiensi. Vasodilator akan
memperbaiki keseimbangan kardiovaskuler. Contohnya natrium
nitroprusid, nitrogliserin, hidralazin, kaptropil.
Berdasarkan penggunaannya dapat dibedakan tiga kelompok vasodilator,
yaitu :a) Obat-obat hipertensi: (di)hidralazin dan minoksidil.
b) vasodilator koroner (obat angina pectoris): nitrat dan nitrit.
c) vasodilator perifer (obat gangguan sirkulasi): buflomedil,
pentoxifilin, ekstrak Ginko biloba, siklandelat, isoksuprin dan
turunan nikotinat.
Penggolongan Vasodilator
Vasodilator dapat digolongkan secara kimiawi dan menurut titik kerjanya,yaitu:
a) alfa-blockers: prazosin, buflomedil dan kodergokrin.
Zat-zat ini merintangi reseptor alfa-adrenergik dengan efek
memperlemah daya vasokonstriksi noradrenalin terhadap arteriole.
b) beta-adrenergika: isoxuprin.
-
7/22/2019 obat2 jantung
28/44
c) Zat ini menstimulasi reseptor beta-adrenergik di arteriole dengan
efek vasodilatasi di bronchia dan otot, tetapi terutama di bagian
yang tidak sakit.
d) Antagonis Ca: nifedipin dan nimodipin, bensiklan, flunarizin dan
sinarizin.
Obat-obat ini memblok saluran Ca (calcium channels) di sel
otot jantung dan otot-otot pembuluh, sehingga menghindarkan
kontraksi dengan efek vasodilatasi di arteriole. Dinding vena tidak
dipengaruhi karena jauh kurang sensitif.
e) Derivat nikotinat: nikotinilalkohol, xantinol-, inositol-, metal-, dan
tokoferol-nikotinat.
Asam nikotinat dan derivat-derivatnya terutama mendilatasi
pembuluh kulit di muka, leher dan otot lengan, sedangkan
penyaluran darah ke bagian bawah tubuh justru berkurang. Maka
itu, zat ini kurang berguna terhadap gangguan sirkulasi di betis atau
kaki (claudicatio), lebih efektif pada vasospasme di kulit (S.
Raynaud).
f) obat-obat lainnya: iloprost, pentoksifilin, ekstrak Gingko biloba dansiklandelat (Cycloslasmol).
Efek Samping
Semua vasodilator menimbulkan bebrapa efek samping yang bertalian
dengan vasodilatasi, yakni:
Turunnya tekanan darah (hipotensi) dengan pusing dan nyeri
kepala berdenyut-denyut. efek hipotensif dari obat-obat hipertensi
dapat diperkuat. Tachycardia reflektoris (frekuensi jantung naik akibat aksi balasan)
dengan gejala debar jantung (palpitasi), peraaan panas di muka
(flushing) dan gatal-gatal.
Gangguan lambung-usus, seperti mual dan muntah-muntah. Guna
mengurangi efek yang tak diinginkan ini, vasodilator sebaiknya
diminum pada waktu atau sesudah makan. Obat kardiovaskuler
-
7/22/2019 obat2 jantung
29/44
atau yang lebih dikenal dengan obat jantung terbagi dari 5 kategori
besar yaitu :
1. Obat gagal jantung
2. Obat jantung untuk aritmia/antiaritmia
3. Obat jantung untuk hipertensi/antihipertensi
4. Obat jantung untuk angina/antingina
Sering kali obat jantung perlu dikombinasi dengan obat-obat lain yang
mengobati gejala lainnya.Misalnya untuk mengurangi penimbunan cairan,
bisa diberikan obat diuretik untuk menambah pembentukan air kemih dan
membuang natrium dan air dari tubuh melalui ginjal.
Mengurangi cairan akan menurunkan jumlah darah yang masuk ke
jantung sehingga mengurangi beban kerja jantung. Pemberian diuretik
sering disertai dengan pemberian tambahan kalium, karena diuretik
tertentu menyebabkan hilangnya kalium dari tubuh; atau bisa digunakan
diuretik hemat kalium.
1. Obat gagal jantung
Obat gagal jantung jenis Digoxin meningkatkan kekuatan setiap denyut
jantung dan memperlambat denyut jantung yang terlalu cepat.2. Obat jantung jenis antiaritmia
Ketidakteraturan irama jantung (aritmia, dimana denyut jantung terlalu
cepat, terlalu lambat atau tidak teratur), bisa diatasi dengan obat jantung
jenis antiaritmia.
3. Obat jantung jenis antihipertensi
Sering digunakan obat jantung jenis antihipertensi yang melebarkan
pembuluh darah (vasodilator), yang bisa melebarkan arteri, vena ataukeduanya. Pelebar arteri akan melebarkan arteri dan menurunkan tekanan
darah, yang selanjutnya akan mengurangi beban kerja jantung.Pelebar
vena akan melebarkan vena dan menyediakan ruang yang lebih untuk
darah yang telah terkumpul dan tidak mampu memasuki bagian kanan
jantung.Hal ini akan mengurangi penyumbatan dan mengurangi beban
jantung.Obat jantung jenis antihipertensi yang paling banyak digunakan
adalah ACE-inhibitor (angiotensin converting enzyme inhibitor).Obat ini
http://medicastore.com/apotik_online/obat_jantung/antiangina.htmhttp://medicastore.com/apotik_online/obat_jantung/antiangina.htm -
7/22/2019 obat2 jantung
30/44
tidak hanya meringankan gejala tetapi juga memperpanjang harapan
hidup penderita. ACE-inhibitor melebarkan arteri dan vena; sedangkan
obat terdahulu hanya melebarkan vena saja atau arteri saja (misalnya
nitroglycerin hanya melebarkan vena, hydralazine hanya melebarkan
arteri).
4. Obat jantung jenis antiangina
Obat jantung untuk mengatasi angina pektoris (merupakan nyeri dada
sementara atau suatu perasaan tertekan, yang terjadi jika otot jantung
mengalami kekurangan oksigen) ada beberapa yang sering dipakai yaitu:
o Obat jantung jenis beta blocker
o Obat jantung golongan Nitrat misalnya nitroglycerin
o Obat jantung jenis Antagonis kalsium
o Obat jantung jenis antiplatelet misalnya Aspirin
Untuk pemilihan obat jantung yang tepat ada baiknya anda harus
periksakan diri dan konsultasi ke dokter spesialis jantung.
Obat hipolidemik
Obat-obatan Hipolipidemik adalah obat yang biasanya digunakan
untuk menurunkan kadar lipid plasma dan bertujuan menurunkan berbagairisiko pada kasus aterosklerosis yang ditandai dengan penebalan atau
hilangnya elastisitas pembuluh arteri atau biasa disebut ateriosklerosis.
Predisposisi atau faktor pencetus penyakit aterosklerosis ini dapat
berupa hipertensi, perokok, diabetes, stress, kurang gerak dan lemak.
Oleh karena itu Ilmu Farmakologi memandang prinsip pengobatan
penyakit arterosklerosis ini sebagai suatu penyakit yang kompleks atau
multi penyebab, sehingga pengobatan atau pemberian obat-obatan dalamkasus aterosklerosis harus senantiasa dilakukan secara bersamaan
dengan faktor pencetus (predisposisi) masing-masing gejala penyakit
tersebut.
Kategori obat Sub kategori obat Nama generik obat
Obat jantung,
pembuluh darah dan
darah
Beta bloker Carvedilol
Metaprolol
Bisoprolol
-
7/22/2019 obat2 jantung
31/44
ACE Inhibitor
Antagonis Angiotensin II
Obat Jantung
Antihipertensi Golongan
lain
Obat Anti angina
Obat vasodilator perifer
& aktivator serebral
Captopril
Enalapril
Lisinopril
Ramipril
Losartan
Valsartan
Candesartan
Irbesartan
Milrinone
Digoxsin
Dopamin
Dobutamine
Amrinone
Sodium
Nitroprusside
Nitroglycerin
Isosorbid dinitrat
NesiritideFurosemide
Torsemide
Bumetadine
Hydroclorotiazide
Metolazone
Spironolactone
Amirolide
-
7/22/2019 obat2 jantung
32/44
Antikoagula,antiplatelet
dan fibrinolotik
Antagonis Kalsium
Ephineprin
Nonephineprin
Warfarin
Verapamil
Amlodipine
Penatalaksanaan
Gagal jantung dengan disfungsi sistolik
Pada umumnya obat-obatan yang efektif mengatasi gagal jantung
menunjukkan manfaat untuk mengatasi disfungsi sistolik. Gangguan
fungsi sistolik ventrikel kiri hampir selalu disertai adanya aktivitas sistem
neuro-endokrin, karena itu salah satu obat pilihan utama adalah ACE
Inhibitor.
ACE Inhibitor, disamping dapat mengatasi gangguan neurohumoral pada
gagal jantung, dapat juga memperbaiki toleransi kerja fisik yang tampak
jelas sesudah 3-6 bulan pengobatan. Dari golongan ACE-I, Kaptopril
merupakan obat pilihan karena tidak menyebabkan hipotensi
berkepanjangan dan tidak terlalu banyak mengganggu faal ginjal pada
kasus gagal jantung. Kontraindikasinya adalah disfungsi ginjal berat dan
bila ada stenosis bilateral arteri renalis.Diuretika, bertujuan mengatasi retensi cairan sehingga mengurangi beban
volume sirkulasi yang menghambat kerja jantung. Yang paling banyak
dipakai untuk terapi gagal jantung kongestif dari golongan ini adalah
Furosemid. Pada usia lanjut seringkali sudah ada penurunan faal ginjal
dimana furosemid kurang efektif dan pada keadaan ini dapat ditambahkan
metolazone. Pada pemberian diuretika harus diawasi kadar kalium darah
-
7/22/2019 obat2 jantung
33/44
karena diuresis akibat furosemid selalu disertai keluarnya kalium. Pada
keadaan hipokalsemia mudah terjadi gangguan irama jantung.
Obat-obatan inotropik, seperti digoksin diberikan pada kasus gagal
jantung untuk memperbaiki kontraksi ventrikel. Dosis digoksin juga harus
disesuaikan dengn besarnya clearance kreatinin pasien. Obat-obat
inotropik positif lainnya adalah dopamine (5-10 Ugr/kg/min) yang dipakai
bila tekanan darah kurang dari 90 mmHg. Bila tekanan darah sudah
diatas 90 mmHg dapat ditambahkan dobutamin (5-20 Ugr/kg/min). Bila
tekanan darah sudah diatas 110 mmHg, dosis dopamin dan dobutamin
diturunkan bertahap sampai dihentikan.
Spironolakton, dipakai sebagai terapi gagal jantung kongestif dengan
fraksi ejeksi yang rendah, bila walau sudah diterapi dengan diuretik, ACE-I
dan digoksin tidak menunjukkan perbaikan. Dosis 25 mg/hari dan ini
terbukti menurunkan angka mortalitas gagal jantung sebanyak 25%.
Gagal jantung dengan disfungsi diastolik
Pada usia lanjut lebih sering terdapat gagal jantung dengan disfungsi
diastolik. Untuk mengatasi gagal jantung diastolik dapat dengan cara:
Memperbaiki sirkulasi koroner dalam mengatasi iskemia miokard (padakasus PJK)
Pengendalian tekanan darah pada hipertensi untuk mencegah hipertrofi
miokard ventrikel kiri dalam jangka panjang.
Pengobatan agresif terhadap penyakit komorbid terutama yang
memperberat beban sirkulasi darah, seperti anemia, gangguan faal ginjal
dan beberapa penyakit metabolik seperti Diabetes Mellitus.
Upaya memperbaiki gangguan irama jantung agar terpelihara fungsisistolik atrium dalam rangka pengisian diastolik ventrikel.
Obat-obat yang digunakan antara lain:
1. Antagonis kalsium, untuk memperbaiki relaksasi miokard dan
menimbulkan vasodilatasi koroner.
2. Beta bloker, untuk mengatasi takikardia dan memperbaiki pengisian
ventrikel.
-
7/22/2019 obat2 jantung
34/44
3. Diuretika, untuk gagal jantung disertai udem paru akibat disfungsi
diastolik. Bila tanda udem paru sudah hilang, maka pemberian
diuretika harus hati-hati agar jangan sampai terjadi hipovolemia
dimana pengisian ventrikel berkurang sehingga curah jantung dan
tekanan darah menurun.
Pemberian antagonis kalsium dan beta bloker harus diperhatikan karena
keduanya dapat menurunkan kontraktilitas miokard sehingga
memperberat kegagalan jantung.
1. INOTROPIK
a. Glikosida Jantung
Glikosida jantung mempunyai efek inotropik positif, yaitu
memperkuat kontraksi otot jantung sehingga meningkatkan curah jantung.
Efek inotropik positif terjadi melalui peningkatan konsentrasi ion Ca
sitoplasma yang memacu kontraksi otot jantung.
Glikosida jantung alamiah dapat diperoleh dari berbagai tanaman, yaitu:
Folia digitalis purpurea menghasilkan digitoksin, gitoksin, dan
gitalin.
Folia digitalis lanata menghasilkan lanatosid A (hidrolisisnya
menghasilkan digitoksin) lanatosid B (hidrolisisnya menghasilkan
gitoksin) dan lanatosid C (hidrolisisnya menghasilkan digoksin)
Strofantus gratus menghasilkan glikosid ouabain dan Strofantus
kombe menghasilkan glikosid strofantin.
Urginea maritime (ganggang laut) menghasilkan skilaren, yakni zat
aktif yang memacu kerja jantung.
Farmakodinamik, semua glikosida jantung mempunyai
farmakodinamika yang sama, dan hanya berbeda dalam
farmakokinetiknya, Glikosida jantung mempunyai efek:
Meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung (kerja inotropik
positif).
Memperlambat frekuensi denyut jantung (kerja kronotropik
negatif).
-
7/22/2019 obat2 jantung
35/44
Menekan hantaran rangsang (kerja dromotropik negatif).
Menurunkan nilai ambang rangsang. Hal ini akan
mempermudah timbulnya rangsangan heterotropik, yang
kemudian menyebabkan ekstrasistol.
Mekanisme Kerja, glikosida jantung bekerja menghambat enzim
Natrium-Kalium ATP-ase pada reseptor di membran sel. Kemudian di
miokardium, khususnya pertukaran ion-ion Na+- K+, diubah menjadi
pertukaran ion-ion Na+ - Ca++ meningkatkan influx Ca++ menjadi protein
kontraktil tergantung-Ca2+ pada sel otot jantung. Pada nodus AV,
glikosida bekerja memperpanjang periode refrakter dan menurunkan
kecepatan impuls supraventrikel yang ditransmisikan ke ventrikel.
Mekanisme efek ini kurang dimengerti, tetapi tampaknya melibatkan
peningkatan aktivitas vagal dan pengurangan sensitivitas nodus AV
terhadap impuls simpatik; kedua hal ini menyebabkan penekanan
konduksi yang melewati nodus.
Farmakokinetik, Bioavailabilitas sediaan oral sangat bervariasi
sehingga perlu memantau kadarnya dalam serum. Absorbsinya dihambat
oleh adanya makanan dalam saluran cerna, perlambatan pengosongan
lambung, malabsorbsi, dan antibiotika. Ekskresi digitalis berbeda menurut
jenisnya masing-masing. Ekskresi terutama melalui ginjal dalam bentuk
utuh dan sebagian dalam bentuk yang telah diubah. Sediaan yang paling
lambat diekskresikan adalah digitoksin dan yang paling cepat adalah
ouabain.
Digitalis, dalam darah digitalis berikatan dengan albumin plasma. Ikatan iniberbeda untuk tiap sediaan digitalis. Metabolismenya terutama terjadi
dalam hepar, sehingga pada penderita payah jantung dengan fungsi
hepar terganggu kemungkinan terjadinya intoksikasi digitalis lebih besar.
Digoksin, obat ini terikat dengan protein plasma sebanyak 25%;
sebagian besar ekskresi melalui urine dalam bentuk utuh. Pada keadaan
gagal ginjal dosisnya harus diturunkan. Waktu paruh sekitar 1,6 hari (40
jam). Digitoksin, sebanyak 90% digitoksin diikat oleh protein plasma.
-
7/22/2019 obat2 jantung
36/44
Senyawa ini dimetabolisasi oleh enzim mikrosom hati (salah satu hasil
metabolismenya adalah digoksin). Digitoksin mengalami sirkulasi
enterohepatik yang nyata, dan waktu paruhnya 4-7 hari. Metabolit hepatik
diekskresikan dalam urine. Oubain, walaupun kerjanya cepat, obat ini
jarang digunakan di klinik.
Indikasi Klinik Glikosida Digitalis, diindikasikan untuk
(1) lemah jantung kongestif, dan
(2) depresi nodus AV.
Tujuan pemberian glikosida pada depresi nodus AV ialah untuk
mengontrol respons ventrikel terhadap takikardi supraventrikel paroksimal,
flutter atrial atau fibrilasi atrial.
Efek Samping
Gejala saluran cerna, hilangnya nafsu makan dan mual/muntah
merupakan gejala paling dini yang timbul pada keracunan digitalis.
Efek pada jantung, antara lain ekstrasistol, fibrilasi atrium, fibrilasi
ventrikel (gangguan pembentukan rangsangan), serta dapat terjadi
blok SA dan blok AV.
Susunan saraf, sakit kepala, trigeminal neuralgia, capai/lemah,
disorientasi, afasia, delirium, konvulsi dan halusinasi.
Gangguan penglihatan, kromatopsia (buta warna sebagian atau
seluruhnya); penglihatan kabur, diplopia dan skotomata (adanya
daerah buta/sebagian buta dalam visus). Kromatopsia yang sering
terjadi adalah warna hijau dan kuning (xantopsia).
Gejala lain:
(1) pada laki-laki ada kalanya terjadi ginaekomastia
(menyerupai efek estrogen),
(2) kelainan kulit dapat berupa urtikaria (jarang sekali),
(3) eosinofilia yang nyata dalam darah, dan
(4) koagulasi darah, belum ada data-data yang jelas dari
klinik.
-
7/22/2019 obat2 jantung
37/44
Interaksi Obat
Hipokalemia dan hipomagnesemia merupakan predisposisi untuk
intoksikasi digitalis.
Kalsium dan digitalis mempunyai efek yang sama pada miokard. Efek
inotropik digitalis yang positif kemungkinan besar melalui efek Kalsium.
Barbiturat, rifampisin, fenilbutazon, dan fenitoin menginduksi enzim
mikrosomal hati sehingga meningkatkan metabolisme digitoksin
(metabolitnya digoksin).
Diuretik (potassium loosing diuretic), klortalidon, etakrinik, furosemid,
dan golongan diuretik tiazid saling memperkuat efek glikosida jantung.
Obat simpatomimetik memudahkan terjadinya ectopic pacemaker.
Neomisin mengganggu absorbsi digitalis.
Verapamil, nifedipin, amiodaron, kuinidin, tetrasiklin, diazepam,
eritromisin, dan hipotiroid dapat meningkatkan efek digoksin. Antasid,
prednisone, rifampisin, dan hipertiroid dapat menurunkan efek digoksin.
b. Dobutamin
Dobutamin adalah suatu agonis -adrenergik yang bekerja sebagai
inotropik positif pada jantung. Dalam dosis sedang, dopamine
meningkatkan kontraktilitas miokard tanpa meningkatkan frekuensi denyut
jantung, sedangkan dosis yang lebih tinggi meningkatkan tekanan darah
dan frekuensi denyut jantung. Hal ini agaknya menunjukkan kerja yang
relatif selektif pada otot ventrikel. Jadi, secara relatif, dobutamin lebih
menonjol dalam hal meningkatkan kontraktilitas otot jantung daripada
meningkatkan kontraktilitas otot jantung daripada meningkatkan frekuensi
denyut janyung sehingga obat tersebut menghasilkan inotropik positif.
Secara kimia, dobutamin mirip dengan dopamin, tetapi mempunyai
gugus aromatik sebagai pengganti gugus amino. Katekolamin sintetik ini
terutama bekerja pada 1-adrenoreseptor, sedikit memenuhi 2-reseptor
dan serta tidak memengaruhi reseptor dopamin. Selain itu, dobutamin
juga menambah otomatisitas sinus pada manusia;aksi ini tidak menonjol,
seperti pada isoproterenol. Efek yang kontras dengan dopamin, dopamin
-
7/22/2019 obat2 jantung
38/44
tidak mempunyai efek reseptor dopaminergik dalam pembuluh darah ginjal
sehingga tidak menyebabkan vasodilatasi ginjal.
Efek Samping :
Takikardia dan hipertensi, dalam hal ini dosis diturunkan.
Mual, sakit kepala, palpitasi, nyeri angina, sesak nafas, dan aritmia
ventrikel kadang-kadang terjadi.
Fibrilasi atrium. Pada penderits dengan penyakit jantung koroner
tanpa gagal jantung, dopamin dapat menyebabkan iskemik
miokard.
Toksisitas, karena efek elektrofisiologi yang disebabkan oleh dobutamin
tidak jauh berbeda dengan isoproterenol dan dopamin, aritmia kordis
dapat terjadi. Dobutamin menambah konduksi AV dan dibarengi dengan
fibrilasi atrial. 5 10% pasien memakai dobutamin, irama jantung dan
tekanan sistoliknya meningkat. Efek tersebut segera berkurang bila dosis
diturunkan.
c. Inhibitor Fosfodiesterase
Obat yang termasuk dalam golongan ini adalah amrinon dan milrinon
sebagai inhibitor fosfodiesterase yang memacu peningkatan konsentrasi
siklik-AMP intrasel, dan meningkatkan kontraktilitas otot jantung atau
bersifat inotropik positif. Akhir-akhir ini, hasil uji klinis menunjukkan bahwa
obat-obat ini tidak dapat menurunkan angka kematian mendadak dan
tidak dapat memperpanjang masa hidup penderita gagal jantung
bendungan.
2. DIURETIK
Ginjal memegang peranan penting dalam pathogenesis gagal
jantung sebab pengurangan volume cairan ekstrasel dengan diuretik akan
menurunkan preload, mengurangi bendungan paru, dan edema di perifer.
Oleh karena itu, dewasa ini diuretik sering dipakai sebagai obat pertama
pada gagal jantung bendungan ringan dengan denyut jantung yang
-
7/22/2019 obat2 jantung
39/44
normal. Pada fungsi ginjal yang normal, golongan tiazid adalah obat
pilihan untuk gagal jantung.
Obat golongan ini meningkatkan ekskresi Na+ dan Cl- melalui
urine. Secara sekunder terjdi pengeluaran K+ akan membahayakan
penderita yang juga mendapat digitalis sebab bila terjadi hipokalemia,
jantung akan lebih rentan terhadap digitalis sehingga mudah terjadi
keracunan digitalis. Dalam hal ini, perlu pemeriksaan elektrolit secara
berkala. Pasien juga harus diberikan sediaan yang mengandung Kalium
(KCl) atau banyak makan buah-buahan.
Selain itu, dapat pula diberikan diuretik hemat kalium, seperti
aldosteron antagonis (spironolakton), triamteren, dan amilorid. Dibanding
dengan furosemid, efek diuretik hemat kalium kurang kuat.
Cara kerja diuretik adalah penghambatan secara kompetitif.
Hiperaldosterinisme terjadi karena peningkatan ekskresi aldosteron oleh
korteks bertambah. Hal ini disebabkan oleh sekresi glikokortikoid yang
meningkat.
Peningkatan sekresi glikokortikoid tersebut terjadi karena
pembedahan, rasa takut, stress, trauma fisik, perdarahan, asupan kaliummeningkat, asupan natrium menurun, bendungan vena kava inferior,
sirosis hepatitis, nefrosis, dan gagal jantung.
4. VASODILATOR
Vasodilator berperan penting dalam mengatasi gagl jantung berat,
terutama yang disebabkan oleh hipertensi, penyakit jantung iskemik,
insufisiensi mitral, dan insufiensi aorta.
Vasodiltor akan memperbaiki keseimbangan kardiovaskular. Padagagal jantung bendungan, gangguan fungsi kontraksi jantung diperberat
oleh peningkatan kompensasi pada preload dan afterload. Preload adalah
volume darah yang mengisi ventrikel selama diastole. Afterload adalah
tekanan yang harus diatasi jantung pada saat memompa darah ke sistem
arterial. Peningkatan preload menyebabkan pengisian jantung berlebihan.
Peningkatan afterload menyebabkan jantung bekerja lebih kuat memompa
darah ke sistem arterial. Pemberian vasodilator berguna untuk
-
7/22/2019 obat2 jantung
40/44
mengurangi preload dan afterload yang berlebihan. Dilatasi pembuluh
darah vena menyebabkan berkurangnya preload jantung dengan
meningkatkan kapasitas vena; vasodilator arterial menurunkan resistensi
arteriol sistemik dan menurunkan afterload.
Pemilihan vasodilator untuk penderita gagal jantung dilakukan
berdasarkan gejala gagal jantung dan parameter yang ada. Pada
penderita yang tekanan pengisiannya (filling pressure) tinggi sehingga
sesak nafas yang menonjol, vasodilator akan membantu mengurangi
gejala. Sebaliknya, penderita dengan curah jantung rendah yang ditandai
dengan kelelahan umum (fatique) akan tertolong dengan arteriole dilator.
Namun, pada penderita gagal jantung kronis yang kurang responsif
terhadap pengobatan, biasanya kedua faktor di atas berperan sehingga
diperlukan vasodilator yang sekaligus bekerja pada arteriol dan vena.
Vasodilator parenteral misalnya natrium nitroprusid atau
nitrogliserin i.v, digunakan untuk mengobati gagal jantung kronis dan
eksaserbasi akut yang berat. Inhibitor ACE dan vasodilator oral jangka
panjang, ditujukan untuk gagal jantung kronik yang berat refrakter.
Nitrogliserin yang digunakan untuk angina pektoris dapat pula digunakanuntuk mengurangi preload sehingga akan mengurangi edema paru.
a. Natrium Nitroprusid
Karena berefek arteriodilator dan vasodilator, obat ini mengurangi
tekanan pengisian dan meningkatkan curah jantung pada penderita gagal
jantung dengan gangguan pompa yang berat
Obat ini lebih efektif dan lebih cepat kerjanya. Isi sekuncup yangditimbulkan dapat mengimbangi turunnya resistensi perifer sehingga
tekanan darah biasanya tidak banyak berubah. Kombinasi dengan zat
inotropik, misalnya dobutamin akan meningkatkan efektivitasnya, terutama
pada penderita dengan komplikasi hipotensi. Dosis yang biasa diberikan
adalah 15-20 g/menit pada orang dewasa dan 0,1-8 g/kg BB/menit
pada anak-anak.
-
7/22/2019 obat2 jantung
41/44
b. Nitrogliserin
Indikasi utama obat ini ialah untuk angina pectoris, tetapi karena
dapat mengurangi preload, obat ini bermanfaat untuk menurunkan
tekanan pengisian ventrikel kiri dan mengurangi edema paru akut.
c. Hidralazin
Merupakan arteriodilator. Dalam penggunaan jangka panjang pada
gagal jantung bendungan akan memperbaiki hemodinamik walaupun
efeknya terhadap kebertahanan hidup masih belum jelas. Refleks takikardi
yang sering timbul pada penderita hipertensi jarang terjadi pada
pengobatan gagal jantung.
Cara kerja, hidralazin merelaksasi otot polos arteriol secara
langsung dan vasodilatasi yang terjadi dapat menimbulkan reaksi
kompensasi yang kuat berupa peningkatan denyut dan kontraktilitas
jantung, serta peningkatan renin plasma dan retensi cairan yang akan
melawan efek hipotensi obat. Penurunan tekanan diastolik lebih besar
daripada tekanan sistolik. Absorbsinya melalui saluran cerna dan hampirsempurna.
Efek samping, dapat berupa :
1. Retensi natrium dan air. Untuk mengatasinya, berikan diuretic.
2. Sakit kepala dan takikardi, dapat diatasi dengan menurunkan dosis.
3. Iskemik otot jantung, gangguan saluran cerna, kulit dan muka
memerah, nyeri otot, nyeri sendi, pembesaran limfa, edema, dan
toksik hepar. Semuanya dapat pulih kembali bila obat dihentikan.
d. Inhibitor ACE (kaptopril, enalapril)
Kaptopril adalah suatu medilator yang bekerja menghambat enzim
konversi angiotensin (angitensin Converting Enzyme, ACE). Inhibitor ACE
merupakan obat pilihan untuk gagal jantung bendungan, dan lebih baik
daripada vasodilator lain. Efek farmakologi inhibitor ACE adalah pada
sistem renin-angiotensin, yaitu menghambat perubahan angiotensin I
-
7/22/2019 obat2 jantung
42/44
inaktif menjadi angiotensin II yang aktif. Inhibitor ACE ini sangat spesifik.
Obat ini tidak berinteraksi secara langsung dengan komponen lain dari
sistem renin-angiotensin termasuk reseptor peptide. Angiotensin II
merupakan vasokonstriktor kuat dan merupakan salah satu perangsang
kuat terhadap kelenjar adrenal untuk sekresi aldosteron yang merangsang
reabsorbsi Na+ dan Cl- dalam ginjal. Karena sistem arteriolar mengalami
dilatasi, inhibitor ACE akan mengurangi afterload dan jantung curah
meningkat (inotropik positif). Inhibitor ACE bukan hanya menyebabkan
dilatasi arteriol sehingga mengurangi afterload melainkan juga
menyebabkan venodilatasi sehingga mengurangi retensi cairan dan
mengurangi preload. Frekuensi jantung umumnya berkurang, inhibitor
ACE ini juga mengurangi tahanan pembuluh darah paru dan tahanan atrial
kiri dan ventrikel kiri (preload). Aliran darah otak dan jantung tidak berubah
walaupun tekanan darah menurun. Pada pemberian oral, absorbsinya
cepat.
Bioavailabilitas rata-rata 60% dan berkurang karena makanan.
Obat diberikan 1 jam sebelum makan. Konsentrasi puncak dalam plasma
dicapai dalam 1 jam dan waktu paruhnya kira-kira 2 jam. Kurang lebih95% obat ini dikeluarkan melalui urine. 50% sebagai kaptopril dan sisanya
sebagai metabolit. Ekskresi obat ini lambat pada pasien ginjal.
Efek samping
1. Hipotensi, terutama bila diberikan bersama dengan diuretik. Berikan
dosis awal sekecil mungkin, lalu lanjutkan sesuai kebutuhan.
2. Insufisiensi ginjal pada pasien stenosis ginjal bilateral. Hal ini
disebabkan oleh pengurangan angiotensin II yang diperlukan dalamkeadaan tersebut untuk mengonstriksi pembuluh arterial eferens
glomerulus sehingga filtrasi memadai.
3. Kulit memerah, indra pengecap terganggu/hilang sama sekali,
vertigo, sakit kepala, dan berbagai gejala saluran cerna, proteinemia,
dan batuk kering mengendap.
4. Kaptopril tidak dianjurkan untuk wanita hamil.
-
7/22/2019 obat2 jantung
43/44
Indikasi, pasien gagal ventrikel kiri (semua tingkat), termasuk infark
miokard. Saat infark miokard terjadi, pengobatan harus dimulai sendiri,
mungkin setelah infark miokard.
-
7/22/2019 obat2 jantung
44/44
Referensi
Smeltzer, S., C., Brenda, G., B. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-
Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta: EGC
Sanjoyo, R. 2005. Biomedik Farmakologii Sistem Kardiovaskuler.
Universitas Gajah Mada