patofisiologi af pada gagal jantung
TRANSCRIPT
7/23/2019 patofisiologi AF pada gagal jantung
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-af-pada-gagal-jantung 1/15
I. PENDAHULUAN
Fibrilasi atrium dan gagal jantung kongestif adalah termasuk keadaan yang
berhubungan dengan tingkat kematian yang signifikan. Kedua keadaan ini memiliki faktor
resiko yang mirip, dan berhubungan. Banyak bukti yang telah terkumpul mengenai hubungan
fibrilasi atrium dan gagal jantung kongestif.
Fibrilasi atrium adalah aritmia yang paling sering ada dalam praktik klinis, juga paling
sering menjadi penyebab individu untuk menjalani perawatan di RS dan dapat menyebabkan
kematian1. ebih dari !," juta individu di #S yang menderita Fibrilasi atrium !. Fibrilasi
atrium dapat terjadi pada !$% laki&laki usia '() tahun dan !"% pada wanita. Fibrilasi atrium
dapat meningkatkan resiko stroke, dementia, dan kematian.
*agal jantung kongestif memiliki prevalensi yang mirip dimana terjadi pada + jutaindividu di #S". Setelah usia () tahun, resiko gagal jantung kongestif adalah lebih dari !)%.
*agal jantung kongestif -/ 00&0 ditemukan ")% pada pasien fibrilasi atrium,
dan fibrilasi atrium ditemukan ")&()% pada pasien gagal jantung, tergantung pada penyebab
yang mendasari dan beratnya gagal jantung. *agal jantung dapat menjadi konsekuensi dari
fibrilasi atrium dan dapat menyebabkan aritmia karena tekanan atrial yang meningkat dan
volume overload, kelainan katup sekunder, atau stimulasi neurohormonal kronik (.
Kejadian fibrilasi atrium disebabkan oleh berbagai keadaan, salah satunya adalah pada
pasien dengan gagal jantung kongestif dimana terjadi pembesaran ruang&ruang jantung,
termasuk atrium tempat permulaan terjadinya konduksi aliran listrik jantung 2nodus S/3
4ada studi epidemiologi, prevalensi fibrilasi atrium besar pada pasien dengan gagal
jantung kongestif dengan menurunnya fungsi kontraksi atrial sehingga menurunkan 5urah
jantung, pada pasien dengan disfungsi sistolik ventrikel kiri+.
II. GAGAL JANTUNG
II.1 DEFINISI
*agal jantung 2eart Failure3 adalah sindrom klinis yang terjadi pada pasien, diakibatkan
kelainan genetik atau didapat, berupa kelainan jantung struktural dan6atau fungsional, yangmenyebabkan gejala klinis 2sesak nafas dan kelelahan3 dan tanda klinis 2edema dan ronki
1
7/23/2019 patofisiologi AF pada gagal jantung
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-af-pada-gagal-jantung 2/15
basah3, sehingga meningkatkan frekuensi perawatan di rumah sakit, serta menurunkan
kualitas dan harapan hidup.$
II. 2 EPIDEMIOLOGI
*agal jantung adalah masalah yang berkembang luas di seluruh dunia, dengan lebih
dari !) juta orang mengalami sindrom klinis ini. 4revalensi keseluruhan gagal jantung dalam
populasi orang dewasa di negara maju adalah !%. 4revalensi gagal jantung meningkat seiring
usia, dan mempengaruhi $&1)% orang&orang dengan usia diatas $+ tahun. 7eskipun insiden
gagal jantung lebih rendah pada wanita dibanding pria, namun setidaknya setengah dari
seluruh kasus gagal jantung adalah wanita, karena harapan hidup mereka yang lebih tinggi.
Resiko berkembangnya gagal jantung pada usia () tahun adalah 18+. $9iantara pasien gagal
jantung -/ kelas 00, 000, 0, masing&masing memiliki tingkat mortalitas sebesar :.1%,
1+.)%, dan !;.)%.$
II.3 ETIOLOGI$
Tabel 2.3. Etiologi Gagal Jantung
Penuunan !a"#i e$e"#i %&'()*
Coronary artery disease Non-ischemic dilated cardiomyopathy
0nfark miokarda Kelainan genetik6familial
0skemia miokarda Kelainan infiltratif a
Chronic pressure overload Toxic/drug-induced damage
ipertensi Kelainan metabolik a
4enyakit katub obstruktif a
irusChronic volume overload 4enyakit <hagas
4enyakit regurgitasi katub Kelainan frekuensi dan ritme jantung
Shunting intrakardiak 2kiri ke kanan3 Bradiaritmia kronik
Shunting ekstrakardiak =akiaritmia kronik
Fa"#i e$e"#i no+al %, '(-()*
ipertrofi patologis Restri5tive 5ardiomyopathy
4rimer 2kardiomiopati hipertrofi3 Kelainaninfiltratif 2amyloidosis, sar5oidosis3
Sekunder 2hipertensi3 Kelainan penyimpanan 2hemokromatosis3
#sia Fibrosis
Kelainan endomiokardial
Pulmonary heart disease
Kor pulmonal
Pulmonary vascular disease
High-output states
Kelainan metabolik Excessive blood-flowrequirements
=irotoksikosis Shunting arteriovenous sistemik
Kelainan nutrisional 2beri&beri3 /nemia kronik a<atatan8 mengindikasikan kondisi yang juga dapat menyebabkan gagal jantung dengan fraksi
ejeksi normal.
2
7/23/2019 patofisiologi AF pada gagal jantung
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-af-pada-gagal-jantung 3/15
II. ' /LASIFI/ASI$
• Gagal $antung #i#toli"
• Gagal $antung 0ia#toli
/la#i!i"a#ibe0a#a"an AAHA 0anN4HA 5
II. MANIFESTASI /LINIS$
3
7/23/2019 patofisiologi AF pada gagal jantung
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-af-pada-gagal-jantung 4/15
II. 6 PATOFISIOLOGI GAGAL JANTUNG6
*agal jantung merupakan kelainan multisitem dimana terjadi gangguan pada jantung,
otot skelet dan fungsi ginjal, stimulasi sistem saraf simpatis serta perubahan neurohormonalyang kompleks. 4ada disfungsi sistolik terjadi gangguan pada ventrikel kiri yang
4
7/23/2019 patofisiologi AF pada gagal jantung
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-af-pada-gagal-jantung 5/15
menyebabkan terjadinya penurunan cardiac output . al ini menyebabkan aktivasi mekanisme
kompensasi neurohormonal, sistem Renin > /ngiotensin > /ldosteron 2system R//3 serta
kadar vasopresin dan natriureti5 peptide yang bertujuan untuk memperbaiki lingkungan
jantung sehingga aktivitas jantung dapat terjaga. $
/ktivasi sistem simpatis melalui tekanan pada baroreseptor menjaga cardiac output
dengan meningkatkan denyut jantung, meningkatkan kontraktilitas serta vasokonstriksi
perifer 2peningkatan katekolamin3. /pabila hal ini timbul berkelanjutan dapat menyeababkan
gangguan pada fungsi jantung. /ktivasi simpatis yang berlebihan dapat menyebabkan
terjadinya apoptosis miosit, hipertofi dan nekrosis miokard fokal. $
Stimulasi sistem R// menyebabkan penigkatan konsentrasi renin, angiotensin 00
plasma dan aldosteron. /ngiotensin 00 merupakan vasokonstriktor renal yang poten 2arteriol
eferen3 dan sirkulasi sistemik yang merangsang pelepasan noradrenalin dari pusat saraf
simpatis, menghambat tonus vagal dan merangsang pelepasan aldosteron. /ldosteron akan
menyebabkan retensi natrium dan air serta meningkatkan sekresi kalium. /ngiotensin 00 juga
memiliki efek pada miosit serta berperan pada disfungsi endotel pada gagal jantung. $
=erdapat tiga bentuk natriureti5 peptide yang berstruktur hampir sama yang memiliki
efek yang luas terhadap jantung, ginjal dan susunan saraf pusat. trial Natriuretic Peptide
2/43 dihasilkan di atrium sebagai respon terhadap peregangan menyebabkan natriuresis dan
vasodilatsi. 4ada manusia !rain Natriuretic Peptide 2B?3 juga dihasilkan di jantung,
khususnya pada ventrikel, kerjanya mirip dengan /4. C-type natriuretic peptide terbatas
pada endotel pembuluh darah dan susunan saraf pusat, efek terhadap natriuresis dan
vasodilatasi minimal. /trial dan brain natriureti5 peptide meningkat sebagai respon terhadap
ekspansi volume dan kelebihan tekanan dan bekerja antagonis terhadap angiotensin 00 pada
tonus vaskuler, sekresi aldosteron dan reabsorbsi natrium di tubulus renal. Karena
peningkatan natriureti5 peptide pada gagal jantung, maka banyak penelitian yang
menunjukkan perannya sebagai marker diagnostik dan prognosis, bahkan telah digunakan
sebagai terapi pada penderita gagal jantung 2Santoso /, !)):3. asopressin merupakan
hormon antidiuretik yang meningkat kadarnya pada gagal jantung kronik yang berat. Kadar
yang tinggi juga didpatkan pada pemberian diuretik yang akan menyebabkan hiponatremia. $
@ndotelin disekresikan oleh sel endotel pembuluh darah dan merupakan peptide
vasokonstriktor yang poten menyebabkan efek vasokonstriksi pada pembuluh darah ginjal,
yang bertanggung jawab atas retensi natrium. Konsentrasi endotelin&1 plasma akan semakin
meningkat sesuai dengan derajat gagal jantung. $
5
7/23/2019 patofisiologi AF pada gagal jantung
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-af-pada-gagal-jantung 6/15
9isfungsi diastolik merupakan akibat gangguan relaksasi miokard, dengan kekakuan
dinding ventrikel dan berkurangnya compliance ventrikel kiri menyebabkan gangguan pada
pengisian ventrikel saat diastolik. 4enyebab tersering adalah penyakit jantung koroner,
hipertensi dengan hipertrofi ventrikel kiri dan kardiomiopati hipertrofik, selain penyebab lain
seperti infiltrasi pada penyakit jantung amiloid. Aalaupun masih kontroversial, dikatakan ")
> () % penderita gagal jantung memiliki kontraksi ventrikel yang masih normal. 4ada
penderita gagal jantung sering ditemukan disfungsi sistolik dan diastoli5 yang timbul
bersamaan meski dapat timbul sendiri. $
III. Da#a #i#te+ "on0u"#i 0an "eli#ti"an $antung7
Sistem kelistrikan jantung bersumber dan dimulai dari nodus sinoatrial yang terletak
diantara pertemuan vena kava superior dan atrium kanan. Sinyal listrik kemudian disebarkan
ke seluruh atrium melalui nodus interatrial 2anterior, media, dan posterior3 dan ke atrium kiri
melalui bundle dari Ba5hman. 9iantara atrium dan ventrikel pada sulkus atrioventrikular
terdapat suatu jaringan ikat 2cardiac s"eleton3 yang berfungsi sebagai tempat melekatnya
katup jantung. Se5ara elektris, komponen ini bersifat sebagai penyekat 2insulator3 sehingga
sinyal listrik tadi tidak dapat lewat ke ventrikel ke5uali melalui nodus atrioventrikular. odusatrioventrikular terletak di atrium kanan pada bagian bawah septum interatrial. Saat
memasuki nodus atrioventrikular, impuls mengalami perlambatan yang tergambar sebagai
interval 4R pada @K* permukaan. Selanjutnya impuls masuk ke bundle is, yang
merupakan bagian pangkal 2proksimal3 dari sistem is > 4urkinje yang bersifat
menghantarkan listrik dengan sangat 5epat. Kemudian sinyal listrik ini diteruskan ke 5abang
kanan dan kiri dan berakhir pada serabut purkinje dan miokard untuk membuat otot jantung
berkontraksi. :
odus sinoatrial merupakan pembangkit listrik alamiah yang dominan 2automatisasi
dengan laju yang paling 5epat3 sehingga mengendalikan seluruh pa5uan. Bagian lain dari
jantung terutama jaringan konduksi, pada dasarnya juga mampu membangkitkan impuls
listrik. Bila nodus sinoatrial tidak dapat membangkitkan impuls karena satu dan lain hal,
maka akan diambil alih oleh bagian lain seperti atrium, nodus atrioventrikel, atau bundle is.
9emikian pula bila terjadi blok atrioventrikel 2keadaan bila impuls dari nodus sinoatrial tidak
dapat diteruskan ke ventrikel3 makan nodus atrioventrikel atau bundle is akan menjadi
pembangkit listrik 5adangan tentu dengan laju yang lebih lambat dari nodus sinoatrial. :
6
7/23/2019 patofisiologi AF pada gagal jantung
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-af-pada-gagal-jantung 7/15
Me"ani#+e te$a0in8a ait+ia:
*angguan irama jantung dikenal sebagai aritmia dapat dikelompokkan menjadi8
& =akiaritmia 2gangguan irama dengan laju 5epat3
& Bradiaritmia 2gangguan irama dengan laju lambat3
=erjadinya aritmia disebabkan oleh tiga mekanisme utama yaitu8
& *angguan pembentukan impuls
• /bnormal automati5ity
• =riggered a5tivity
• 9elayed after depolariation
& *angguan hantaran6 konduksi impuls
• Blok satu atau dua arah tanpa reentry
• Blok satu arah dengan reentry
& Kombinasi kedua & duanya
7
7/23/2019 patofisiologi AF pada gagal jantung
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-af-pada-gagal-jantung 8/15
I9. FI:;ILASI AT;IUM<
=erjadi eksitasi dan re5overy yang sangat tidak teratur dari atrium. ?leh karena itu
impuls listrik yang timbul dari atrium juga sangat 5epat dan sama sekali tidak teratur. 4ada
pemeriksaan @K* akan tampak adanya gelombang fibrilasi 2fibrillation wave3 yang berupa
gelombang yang sangat tidak teratur dan sangat 5epat dengan frekuensi dari ")) sampai +))
kali per menit. Bentuk gelombang fibrilasi dapat kasar 25oarse atrial fibrilation3 dengan
amplitudo lebih 1 mm, atau halus 2fine atrial fibrilation3 sehingga gelombangnya tidak begitu
nyata. ;
Biasanya hanya sebagian ke5il dari impuls tersebut yang sampai di ventrikel karena
dihambat oleh nodus / untuk melindungi ventrikel, supaya denyut ventrikel tidak terlalu
5epat, sehingga akan menimbulkan denyut ventrikel antara ;) > 1+) per menit;
Fibrilasi atrial memiliki karakteristik8 ;
1. RR interval yang irreguler dan tidak repetitif pada gambaran @K*
!. =idak terdapatnya gelombang 4 yang jelas pada gambaran @K*
". Siklus atrial 2interval diantara dua aktivasi atrial3 bila dapat dilihat, bervariasi dengan
ke5epatan ' ")) C6 menit 2D!)) ms3
/la#i!i"a#i Fibila#i Atiu+'
/da + tipe fibrilasi atrium berdasarkan presentasi dan durasinya 8
• Setiap pasien yang mengalami fibrilasi atrium untuk pertama kali termasuk dalam
!i#t 0iagno#e0 AF.
• Pao=8#+al AF, dimana terjadi kurang dari (; jam dan merupakan saat yang penting,
tetapi dapat juga berlanjut hingga : hari
• Pe#i#tent AF, saat fibrilasi atrium berlangsung lebih dari : hari, dan memerlukan
5ardioversi untuk penanganannya.
• Long-#tan0ing >e#i#tent AF, berlangsung lebih dari 1 tahun dan telah dilakukan
stategi untuk mengontrol ritmenya
•Pe+anent AF, saat adanya fibrilasi atrium diterima atau diakui oleh pasien atau
klinisi
8
7/23/2019 patofisiologi AF pada gagal jantung
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-af-pada-gagal-jantung 9/15
Pin#i> +e"ani#+e ele"to!i#iologi !ibila#i atiu+5?
1. Faktor atrium
Berbagai penyakit pada jantung dapat memi5u suatu proses perubahan struktur
remodeling pada jantung, baik di ventrikel dan atrium, perubahan yang terjadi
perlahan namun pasti. 4ada atrium, proliferasi dan perubahan pada fibroblas. al ini
yang menjadi 5ikal bakal proses dari fibrilasi atrium. #emodeling struktur
mengakibatkan gangguan penghantaran elektrik diantara otot, dan penghantaran lokal
yang heterogen men5etuskan suatu irama inisiasi fibrilasi atrium. Setelah terjadi
fibrilasi atrium, terjadi perubahan dari elektrofisiologi, fungsi mekanik dan struktur atrium. =erjadi pemendekan dari periode refrakter yang efektif pada hari pertama
fibrilasi atrium. 4emendekan ini disebabkan oleh ketidakseimbangan dari ion <a!Edan
K Edi dalam sel
!. 7ekanisme elektrofisiologi
7ekanisme seluler dari aktivitas fokal men5etuskan terjadinya reentry. Karena
pemendekan dari periode refrakter pada serat miosit, vena pulmoner 5enderung
berpotensi untuk men5etuskan terjadinya atrium takiaritmia. /blasi dilakukan pada
lokasi dimana terdapat frekuensi yang sangat tinggi, ablasi biasanya dilakukan dekat
dengan persimpangan antara vena pulmoner dan atrium kiri. 9iharapkan terjadi
pemanjangan siklus fibrilasi atrium dan konversi kembali ke irama sinus pada pasien
> pasien dengan fibrilasi atrium paroksismal, sedangkan pada pasien dengan fibrilasi
atrium persisten frekuensi fokal yang tinggi menyebar di seluruh atrium, sehingga
sulit untuk dilakukan ablasi dan konversi untuk kembali ke irama sinus lebih sulit di
dapat.
ipotesis wavelet multipel
4ada hipotesis ini, fibrilasi atrium disebabkan adanya gelombang yang
independen, ka5au dan saling bertabrakan di otot atrial, gelombang tersebut
sebenarnya akan saling meniadakan satu sama lain, namun bila jumlah 5etusan
gelombang masih 5ukup banyak, tetap dapat menimbulkan fibrilasi atrium. 4asiendengan fibrilasi atrium paroksismal dapat ditentukan sumber dari aritmianya,
9
7/23/2019 patofisiologi AF pada gagal jantung
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-af-pada-gagal-jantung 10/15
dimana upaya ini seringkali sulit ditemukan pada pasien yang memiliki fibrilasi
yang permanen.
". 4redisposisi genetik
4engaruh genetik terhadap fibrilasi atrium belum sepenuhnya diketahui. Fibrilasiatrium memiliki pengaruh dari elemen genetik. Sindrom G= 2gelombang panjang
maupun pendek3 dan Brugada sindrom berhubungan dengan aritmia supraventrikular
2termasuk fibrilasi atrium3. Selain itu fibrilasi atrium juga berhubungan dengan
hipertrofi kardiomiopati, suatu bentuk pre > eksitasi ventrikular dan hipertrofi atrium
kiri yang berhubungan dengan mutasi dari gen 4RK/*. Selain itu juga dapat
disebabkan dari mutasi dalam 5oding peptida atrial natriuretik, mutasi channel
S<+/, peningkatan fungsi pada channel potasium di jantung.
10
7/23/2019 patofisiologi AF pada gagal jantung
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-af-pada-gagal-jantung 11/15
9. Hubungan antaa !ibila#i atiu+ 0an gagal $antung 1(
Fibrilasi atrial dapat berkembang menjadi gagal jantung atau merupakan progresi dari
gagal jantung. 4eningkatan denyut jantung saat istirahat dan respon denyut jantung saat
aktivitas yang berlebihan merupakan hasil dari waktu pengisian diastolik yang singkat
sehingga menyebabkan berkurangnya kardiak output. al ini memberikan efek pada respon
ventrikel yang irreguler. Fungsi kontraksi atrial yang kurang efektif juga memberikan
kontibusi. 1)
*agal jantung dapat meningkatkan resiko terjadinya fibrilasi atrial dalam beberapa
hal, termasuk8
& 7eningkatnya tekanan pengisian jantung& 9isregularsi kalsium intraseluler
& 9isfungsi sistem otonom dan neuroendokrin
11
7/23/2019 patofisiologi AF pada gagal jantung
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-af-pada-gagal-jantung 12/15
*agal jantung berhubungan dengan meningkatnya fibrosis interstisial. 7eningkatnya fibrosis
mengakibatkan konduksi abnormal pada atrium. 9isregulasi kalsium intraseluler merupakan
hal penting dalam patofisiologi gagal jantung juga mempunyai hubungan dengan fibrilasi
atrium. 1)
4ada gagal jantung terjadi aktivasi neurohormonal, yaitu peningkatan konsentrasi
katekolamin dan angiotensin 00, derajat aktivasi nuerohormonal berhubungan dengan
beratnya gagal jantung dan telah menjadi target dalam pengobatan. /ktivasi neurohormonal
ini juga memi5u perubahan struktural jantung dan fibrosis atrium, kemudian menyebabkan
gangguan konduksi atrium serta memi5u fibrilasi atrium. 11
*ambar. 4atofisiologi atrial fibrilasi pada gagal jantung 11
12
7/23/2019 patofisiologi AF pada gagal jantung
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-af-pada-gagal-jantung 13/15
9I. /ESIMPULAN
Fibrilasi atrium dan gagal jantung kongestif adalah termasuk keadaan yang
berhubungan dengan tingkat kematian yang signifikan. Kedua keadaan ini memiliki faktor
risiko yang mirip, dan saling berhubungan. Banyak bukti yang telah terkumpul mengenai
hubungan gagal jantung kongestif dan fibrilasi atrium.
4ada ") > () % pasien gagal jantung ditemukan kejadian fibrilasi atrium, tergantung
pada penyebab yang mendasari dan beratnya gagal jantung. *agal jantung dapat
menyebabkan aritmia karena tekanan atrium yang meningkat dan volume overload, kelainan
katup sekunder, atau stimulasi neurohormonal kronik
*agal jantung 2eart Failure3 adalah sindrom klinis yang terjadi pada pasien,diakibatkan kelainan genetik atau didapat, berupa kelainan jantung struktural dan6atau
fungsional, yang menyebabkan gejala klinis 2sesak nafas dan kelelahan3 dan tanda klinis
2edema dan ronki basah3, sehingga meningkatkan frekuensi perawatan di rumah sakit, serta
menurunkan kualitas dan harapan hidup.
Fibrilasi atrium terjadi karena eksitasi dan re5overy yang sangat tidak teratur dari
atrium. ?leh karena itu impuls listrik yang timbul dari atrium juga sangat 5epat dan sama
sekali tidak teratur. 4ada pemeriksaan @K* akan tampak adanya gelombang fibrilasi
2fibrillation wave3 yang berupa gelombang yang sangat tidak teratur dan sangat 5epat dengan
frekuensi dari ")) sampai +)) kali per menit.
Fibrilasi atrium dapat merupakan progresi dari gagal jantung, dikarenakan gagal
jantung berhubungan dengan meningkatnya fibrosis interstisial. 7eningkatnya fibrosis
mengakibatkan konduksi abnormal pada atrium. 9isregulasi kalsium intraseluler merupakan
hal penting dalam patofisiologi gagal jantung juga mempunyai hubungan dengan fibrilasi
atrium. @tiologi lain yang memi5u adalah pada gagal jantung terjadi aktivasi neurohormonal,
yaitu peningkatan konsentrasi katekolamin dan angiotensin 00. /ktivasi neurohormonal ini
juga memi5u perubahan struktural jantung dan fibrosis atrium, kemudian menyebabkan
gangguan konduksi atrium serta memi5u fibrilasi atrium. 0nflamasi, konduksi yang heterogen,
ukuran atrium yang membesar juga dapat memi5u fibrilasi atrium.
DAFTA; PUSTA/A
13
7/23/2019 patofisiologi AF pada gagal jantung
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-af-pada-gagal-jantung 14/15
1. Fuster , Ryden @, <annom 9S, et al. /<<6//6@S< !))$ *uidelines for the
7anagement of 4atients with /trial Fibrillation8 a report of the /meri5an <ollege of<ardiology6/meri5an eart /sso5iation =ask For5e on 4ra5ti5e *uidelines and the
@uropean So5iety of <ardiology <ommittee for 4ra5ti5e *uidelines 2Ariting
<ommittee to Revise the !))1 *uidelines for the 7anagement of 4atients Aith /trial
Fibrillation38 developed in 5ollaboration with the @uropean eart Rhythm /sso5iation
and the eart Rhythm So5iety. <ir5ulation !))$H11(8e!+:>"+(. I4ub7ed8 1$);:;1
!. *o /S, ylek @7, 4hillips K/, et al. 4revalen5e of diagnosed atrial fibrillation in
adults8 national impli5ations for rhythm management and stroke prevention8 the
/n=i5oagulation and Risk Fa5tors in /trial Fibrillation 2/=R0/3 Study. J/7/
!))1H!;+8!":)>+. I4ub7ed8 11"("(;+
". 7iyasaka -, Barnes 7@, *ersh BJ, et al. Se5ular trends in in5iden5e of atrial
fibrillation in ?lmsted <ounty, 7innesota, 1;) to !))), and impli5ations on the
proje5tions for future prevalen5e. <ir5ulation !))$H11(811>!+. I4ub7ed8 1$;1;;1$
(. John / <amm, 4aulus Kir5hof, et al. @uropean So5iety of <ardiology !)1)
*uidelines for the 7anagement of /trial Fibrillation 8 =he =ask For5e for the
7anagement of /trial Fibrilation of the @uropean So5iety of <ardiology2@S<3. !)1)H
2"38!":"&;
+. ?lsson *, Swedberg K, 9u5harme /, et al. /trial fibrillation and risk of 5lini5al
events in 5hroni5 heart failure with and without left ventri5ular systoli5 dysfun5tion8
results from the <andesartan in eart failure&/ssessment of Redu5tion in 7ortality
and morbidity 2</R73 program. J /m <oll <ardiol !))$H(:81:>!))(. I4ub7ed8
1$$:"1$
$. Fau5i /S, Kasper 9, ongo 9, et al, editors. eart Failure and <or 4ulmonale. 0n8
arrisonLs 4rin5iple of 0nternal 7edi5ine 1;th edition. 75*raw&ill8 !)1!. 5!"(
:. -amin 7,Sjaharuddin aru, ukman 7akmun. 0lmu 4enyakit 9alam 8
@lektrofisiologi. @disi 0. Jakarta. !)1(. h1"!+&""
;. Sally /man asution, Ryan Ranitya, @ka *inanjar. 0lmu 4enyakit 9alam 8 Fibrilasi
/trium. @disi 0. Jakarta. !)1(. h1"$+&:
. 7uin / Ra5hman. 0lmu 4enyakit 9alam 8 7ekanisme dan Klasifikasi /ritmia. @disi
0. Jakarta. !)1(. h1""(&+$
1). 4ooli 7, <ioffi *, =raversi @, 4inna *9, <obelli F, =avai . 4redi5tors of
primary atrial fibrillation and 5on5omitant 5lini5al and hemodynami5 5hanges in
14
7/23/2019 patofisiologi AF pada gagal jantung
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-af-pada-gagal-jantung 15/15
patients with 5hroni5 heart failure8 a prospe5tive study in "(( patients with baseline
sinus rhythm. $ m Coll Cardiol% 1;H "!8 1:>!)(.
11. = Ben 7orrison, = Jared Bun5h and Bernard J *ersh. 4athophysiology of
<on5omitant /trial Fibrillation and eart Failure8 impli5ation for management8
ature <lini5al 4ra5ti5e <ardiovas5uler 7edi5in. !))H $8 p($&+$
15