pembahasan risda anasya

3
7/23/2019 pembahasan risda anasya http://slidepdf.com/reader/full/pembahasan-risda-anasya 1/3 Sesuai prosedur penetapan titik lebur, hal yang pertama dilakukan adalah menimbang seluruh sampel yang digunakan. Dalam percobaan kali ini sampel yang digunakan adalah asam asetil salisilat, asam benzoat dan campuran antara asam asetil salisilat dengan asam  benzoat. Asam asetil salisilat dan asam benzoat ditimbang sebanyak 60mg, lalu untuk sampel campuran digunakan perbandingan antara asam asetil salisilat dengan asam benzoat 2:1. Setelah seluruh sampel ditimbang, hal yang harus dilakukan adalah menggerusnya dengan mortar dan stamper. ortar dan stamper adalah alat yang memang digunakan untuk menggerus suatu bahan yang belum halus ataupun belum homogen. !ni dilakukan agar sampel dapat masuk kedalam pipa kapiler, terlebih lagi untuk sampel campuran tu"uannya digerus agar kedua sampel yang dicampurkan men"adi homogen. Sambil menggerus sampel,  pipa kapiler yang digunakan u"ungnya harus dibakar sampai tertutup agar sampel tidak ter"atuh atau tidak keluar lagi dari pipa kapiler. Setelah semua sampel digerus hal yang selan"utnya dilakukan adalah memasukkan sampel kedalam pipa kapiler dengan cara diketuk# ketuk, sambil dimasukkan lakukan tapping untuk memadatkan sampel dalam pipa kapiler, dengan cara di"atuh#"atuhkan pada pipa atau semacamnya. Sampel yang dimasukkan kedalam  pipa kapiler harus dimasukkan sebanyak 1cm agar proses nya dapat diamati dengan cukup  "elas. Setekah mencapai 1cm, hal yang selan"utnya dilakukan adalah memasukkan pipa kapiler kealat melting point apparatus. isalnya untung sampel asam asetil salisilat karena  "arak lebur nya adalah 1$1#1$$%& maka dalam alat melting point apparatus harus diatur dalam suhu 16$%&, untuk sampel asam benzoat "uga demikian karena "arak leburnya adalah 121#12$%& maka dalam alat melting point apparatus harus diatur dalam suhu 1$$%&, dan untuk sampel campuran suhu yang diambil adalah suhu "arak lebur sampel yang paling tinggi yaitu asam asetil salisilat. Setelah pipa kapiler dimasukkan kedalam melting point apparatus maka hal selan"utnya hanya tinggal mengamatinya. Dalam mengamati baiknya dilakukan dari a'al karena bisa sa"a ter"adi ketidakcocokkan "arak lebur karena (aktor#(aktor tertentu. etode titik lebur ini merupakan suatu metode yang bertu"uan untuk mengidenti(ikasi kemurnian suatu zat atau suatu sampel. )emurnian suatu zat atau sampel tersebut dilihat dari range "arak suhu a'al melebur hingga suhu pada saat semua sampel melebur secara sempurna. Selain hal tersebut metode titik lebur "uga dipakai sebagai standarisasi untuk menentukkan bobot molekul suatu zat atau senya'a serta untuk mengidenti(ikasi zat yang

Upload: puty-prianti-novira

Post on 18-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: pembahasan risda anasya

7/23/2019 pembahasan risda anasya

http://slidepdf.com/reader/full/pembahasan-risda-anasya 1/3

Sesuai prosedur penetapan titik lebur, hal yang pertama dilakukan adalah menimbang

seluruh sampel yang digunakan. Dalam percobaan kali ini sampel yang digunakan adalah

asam asetil salisilat, asam benzoat dan campuran antara asam asetil salisilat dengan asam

 benzoat. Asam asetil salisilat dan asam benzoat ditimbang sebanyak 60mg, lalu untuk sampel

campuran digunakan perbandingan antara asam asetil salisilat dengan asam benzoat 2:1.

Setelah seluruh sampel ditimbang, hal yang harus dilakukan adalah menggerusnya

dengan mortar dan stamper. ortar dan stamper adalah alat yang memang digunakan untuk 

menggerus suatu bahan yang belum halus ataupun belum homogen. !ni dilakukan agar 

sampel dapat masuk kedalam pipa kapiler, terlebih lagi untuk sampel campuran tu"uannya

digerus agar kedua sampel yang dicampurkan men"adi homogen. Sambil menggerus sampel,

 pipa kapiler yang digunakan u"ungnya harus dibakar sampai tertutup agar sampel tidak 

ter"atuh atau tidak keluar lagi dari pipa kapiler. Setelah semua sampel digerus hal yang

selan"utnya dilakukan adalah memasukkan sampel kedalam pipa kapiler dengan cara diketuk#

ketuk, sambil dimasukkan lakukan tapping untuk memadatkan sampel dalam pipa kapiler,

dengan cara di"atuh#"atuhkan pada pipa atau semacamnya. Sampel yang dimasukkan kedalam

 pipa kapiler harus dimasukkan sebanyak 1cm agar proses nya dapat diamati dengan cukup

 "elas. Setekah mencapai 1cm, hal yang selan"utnya dilakukan adalah memasukkan pipa

kapiler kealat melting point apparatus. isalnya untung sampel asam asetil salisilat karena "arak lebur nya adalah 1$1#1$$%& maka dalam alat melting point apparatus harus diatur 

dalam suhu 16$%&, untuk sampel asam benzoat "uga demikian karena "arak leburnya adalah

121#12$%& maka dalam alat melting point apparatus harus diatur dalam suhu 1$$%&, dan

untuk sampel campuran suhu yang diambil adalah suhu "arak lebur sampel yang paling tinggi

yaitu asam asetil salisilat.

Setelah pipa kapiler dimasukkan kedalam melting point apparatus maka hal

selan"utnya hanya tinggal mengamatinya. Dalam mengamati baiknya dilakukan dari a'al

karena bisa sa"a ter"adi ketidakcocokkan "arak lebur karena (aktor#(aktor tertentu.

etode titik lebur ini merupakan suatu metode yang bertu"uan untuk mengidenti(ikasi

kemurnian suatu zat atau suatu sampel. )emurnian suatu zat atau sampel tersebut dilihat dari

range "arak suhu a'al melebur hingga suhu pada saat semua sampel melebur secara

sempurna.

Selain hal tersebut metode titik lebur "uga dipakai sebagai standarisasi untuk 

menentukkan bobot molekul suatu zat atau senya'a serta untuk mengidenti(ikasi zat yang

Page 2: pembahasan risda anasya

7/23/2019 pembahasan risda anasya

http://slidepdf.com/reader/full/pembahasan-risda-anasya 2/3

digunakan. Alasannya karena titik lebur suatu zat itu si(atnya tetap dan tidak berubah#ubah

 "ika dalam keadaan murni.

*aktor#(aktor yang mempengaruhi cepat lambatnya zat tersebut meleleh adalah

sebagai berikut :

1. +kuran dari zat padatnya

Semakin besar ukuran suatu zat atau sampel maka akan semakin sulit untuk 

ter"adinya pelelehan zat tersebut. Dengan alasan inilah pada percobaan suatu

sampel harus dihaluskan terlebih dahulu sebelum dimasukkan kedalam pipa

kapiler.

2. anyaknya sampel

anyaknya sampel suatu zat dapat mempengaruhi cepat lambatnya proses

 pelelehan. Semakin banyak sampel maka kecepatannya pun semakin lama dan

sebaliknya semakin sedikit sampel maka pelelehannya pun semakin cepat. Dan

hal inilah yang men"adi alasan sampel yang digunakan setinggi satu sentimeter 

dalam pipa kapiler. -inggi sampel satu sentimeter ini tidak terlalu banyak dan

tidak terlalu sedikit dan membuat sampel itu mudah diamati titik leburnya. )arena

 "ika misalnya kurang dari satu sentimeter bisa#bisa sebelum kita mulai mengamati

seluruh dari sampel telah melebur.

. /engemasan dalam pipa kapilernya/enggunaan pipa kapiler harus sesuai, "angan terlalu tebal dan "angan pula terlalu

tipis.

Alasan menggunakan pipa kapiler, karena pipa kapiler itu tidak mudah meleleh,

memudahkan zat dalam pipanya meleleh tanpa pipanya ikut meleleh, dan karena pipa kapiler 

ini bentuknya cocok dengan melting point aparatus.

Alasan pipa kapiler dimampatkan salah satu u"ungnya agar ketika asetosal, asam

 benzoat dan sampel campuran dari asetosal dan asam benzoat meleleh tidak akan bercampur 

dengan dengan bahan#bahan lain dan keadaannya akan tetap murni.

Suatu zat dikatakan murni "ika memiliki "arak titik lebur sama dengan bahkan kurang

dari tiga dera"at &elsius. Semakin besar "arak yang diperoleh itu menun"ukan semakin tidak 

murni zat atau sampel tersebut.

Adapun (aktor#(aktor yang mempengaruhi rentan "arak titik leleh suatu sampel,

diantaranya :

Page 3: pembahasan risda anasya

7/23/2019 pembahasan risda anasya

http://slidepdf.com/reader/full/pembahasan-risda-anasya 3/3

1. )emurnian dari zat yang digunakan dalam percobaan untuk menentukan titik leleh

2. Si(at dan kuat lemahnya dari kekuatan intermolekuler bertanggung"a'ab atas

 perbedaan diamati dalam titik mencair.

ika dalam suatu percobaan tidak mendapatkan data yang didapat tidak sesuai dengandata sebenarnya, itu bisa ter"adi karena ketidaktelitian dalam mengamati serta kelalaian dalam

melakukan percobaan.