perbandingan hasil praktikum

27
Perbandingan AAS kelompok A1 daan A2 Kelompok 1 AAS Hasil absorbansi sampel dari pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam  persamaan kurva baku dan diperoleh kadar Fe pada sampel air rebus, air keran, dan air kemasan bertur ut- tur ut ada lah 0.135; 0.506 ; dan 0.143 mg/L. Hal ini membuktikan bahwa air keran tidak dapat dikonsumsi karena kadar logam Fe meleb ihi batas yang di tetap kan ol eh Menkes tahun 22 ya itu ka dar besi maksimum yang diperbo lehkan adalah 0,3 mg/L. !ementara air rebus dan air kemasan sudah memenuhi persyaratan Menkes mengenai kadar Fe. "esimpulan dari per#obaan kali ini adalah terdapat logam Fe dalam sampel air rebus, air keran, dan air kemasan dengan merk $%lub&. Logam Fe dii'inkan berada dalam air dengan tu(uan untu k dikonsumsi dalam (umlah tertentu )* ,+ mg/L. ari kali penger(aan metode pengukuran ini, rata rata kadar Fe pada sampel air rebus, air keran, dan air kemasan  berturut-turut ada lah ,01 ; ,1 ; dan ,011 mg/L, sehingga disimpulkan bahwa air keran tidak aman untuk dikonsumsi karena kadar Fe melebihi ,+ mg/L. 3lat yang digunakan untuk  pengukuran kadar Fe dalam sampel adalah spektro4otometer serapan atom. Metode yang dig una kan sudah spe si4i k, sensiti4, namun bel um akurat unt uk semua sampel air kar ena  pengaruh dari instrumen )daya lampu yang tidak maksimal dan belum presisi karena data repeati bilitas yang dihasi lkan setelah peng ulanga n penge r(aan inter day  berbeda (auh dan sangat tergantung pada kemampuan serta ketelitian praktikan )subyekti4. Kelompok 2 AAS ari hasil penetapan kadar yang dianalis is bahwa kosmetik Mei Li 5a Hen Ling mengandung 5esi )Fe. "andungan Fe yang terukur dari setiap penetapan kadar adalah ,1+1 mg/L pada  per#obaan 2 dan ,067 mg/L pada per#obaan +. 8ada dasarnya pemerintah melalui undang undang memperbolehkan penggunaan Fe untuk kosmetik sehingga kosmetik Mei Li 5a Hen Ling dapat dikatakan aman dari segi kandungan Fe. 9alidasi metode yang digunakan untuk analisis Fe dalam kosmetik Mei Li 5a Hen Ling sudah memenuhi parameter dari segi  presisi)repeatabilitas, selekti4itas, sensiti4itas, spesi4isitas, linearitas dan range.:amun pada  parameter akurasi masih menun(ukkan hasil kurang baik karena re#overy yang didapat  pada per#obaan 2 belum memenuhi persyaratan Horwit' and 3lbert )21 sebagai standar a#uan. !edangkan pada per#obaan + pada sampel + baku Fe belummemenuhi persyaratan

Upload: bobbygunarso

Post on 18-Feb-2018

246 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum

http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 1/27

Perbandingan AAS kelompok A1 daan A2

Kelompok 1 AAS

Hasil absorbansi sampel dari pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam

 persamaan kurva baku dan diperoleh kadar Fe pada sampel air rebus, air keran,

dan air kemasan berturut-turut adalah 0.135; 0.506  ; dan 0.143 mg/L. Hal ini

membuktikan bahwa air keran tidak dapat dikonsumsi karena kadar logam Fe

melebihi batas yang ditetapkan oleh Menkes tahun 22 yaitu kadar besi

maksimum yang diperbolehkan adalah 0,3 mg/L. !ementara air rebus dan air 

kemasan sudah memenuhi persyaratan Menkes mengenai kadar Fe.

"esimpulan dari per#obaan kali ini adalah terdapat logam Fe dalam sampel air rebus,

air keran, dan air kemasan dengan merk $%lub&. Logam Fe dii'inkan berada dalam air 

dengan tu(uan untuk dikonsumsi dalam (umlah tertentu )* ,+ mg/L. ari kali penger(aan

metode pengukuran ini, rata rata kadar Fe pada sampel air rebus, air keran, dan air kemasan

 berturut-turut adalah ,01 ; ,1 ; dan ,011 mg/L, sehingga disimpulkan bahwa air keran

tidak aman untuk dikonsumsi karena kadar Fe melebihi ,+ mg/L. 3lat yang digunakan untuk 

 pengukuran kadar Fe dalam sampel adalah spektro4otometer serapan atom. Metode yang

digunakan sudah spesi4ik, sensiti4, namun belum akurat untuk semua sampel air karena

 pengaruh dari instrumen )daya lampu yang tidak maksimal dan belum presisi karena data

repeatibilitas yang dihasilkan setelah pengulangan penger(aan inter day  berbeda (auh dan

sangat tergantung pada kemampuan serta ketelitian praktikan )subyekti4.

Kelompok 2 AAS

ari hasil penetapan kadar yang dianalisis bahwa kosmetik Mei Li 5a Hen Ling mengandung

5esi )Fe. "andungan Fe yang terukur dari setiap penetapan kadar adalah ,1+1 mg/L pada

 per#obaan 2 dan ,067 mg/L pada per#obaan +. 8ada dasarnya pemerintah melalui undangundang memperbolehkan penggunaan Fe untuk kosmetik sehingga kosmetik Mei Li 5a Hen

Ling dapat dikatakan aman dari segi kandungan Fe. 9alidasi metode yang digunakan untuk 

analisis Fe dalam kosmetik Mei Li 5a Hen Ling sudah memenuhi parameter dari segi

 presisi)repeatabilitas, selekti4itas, sensiti4itas, spesi4isitas, linearitas dan range.:amun pada

 parameter akurasi masih menun(ukkan hasil kurang baik karena re#overy yang didapat

 pada per#obaan 2 belum memenuhi persyaratan Horwit' and 3lbert )21 sebagai standar 

a#uan. !edangkan pada per#obaan + pada sampel + baku Fe belummemenuhi persyaratan

7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum

http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 2/27

Horwit' and 3lbert )21 sebagai standar a#uan. <ntuk parameter 8resisi)=ntermediet

8re#ision belum memenuhi persyaratan.

2.3 Kelebihan dan Kelemahan Atomic Absorption Spectrophotometr

"elebihan metoda 33! adalah>

? !pesi4ik 

? 5atas )limit deteksi rendah

? ari satu larutan yang sama, beberapa unsur berlainan dapat diukur 

? 8engukuran dapat langsung dilakukan terhadap larutan #ontoh )preparasi #ontoh sebelum

 pengukuran lebih sederhana, ke#uali bila ada 'at pengganggu

? apat diaplikasikan kepada banyak (enis unsur dalam banyak (enis #ontoh.

? 5atas kadar-kadar yang dapat ditentukan adalah amat luas )mg/L hingga persen

3nalisis menggunakan 33! ini terdapat kelemahan, karena terdapat beberapa sumber 

kesalahan, diantaranya> !umber kesalahan pengukuran yang dapat ter(adi pada pengukuranmenggunakan !!3 dapat diprediksikan sebagai berikut>

0. "urang sempurnanya preparasi sampel, seperti>

- 8roses destruksi yang kurang sempurna

- @ingkat keasaman sampel dan blanko tidak sama

2. "esalahan matriks, hal ini disebabkan adanya perbedaan matriks sampel dan matriks standar 

+. 3liran sampel pada burner tidak sama ke#epatannya atau ada penyumbatan pada (alannya

aliran sampel.

.  Aangguan kimia berupa>

- isosiasi tidak sempurna

- =onisasi

7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum

http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 3/27

KLT Densitometri

A2 :

Hasil yang didapatkan dari per#obaan ini diperoleh persamaan kurva bakuy B 222C D

627.11, dengan E B .771 dan G inter#ept B 6271.67. iperoleh hasil LI y B 2600.+106

dan LI C B .17. "emudian dihitung pula re#overy, dan hasilnya 71,0720,0

dan yang baik seharunya 7 06 . ihitung pula resolusi untuk mengetahui baik tidaknya

 pemisahan dan hasil yang didapatkan sebesar 0,077 dan resolusi yang baik sebesar ≥  0,.

Eange 3<% yang dihasilkan adalah 1170.+ - 022.6 dengan E B 0 yang menggambarkan

 bahwa lineritasnya bagus, namun range yang dihasilkan masih ada beberapa 3<% yang diluar 

dari kurva baku yang dihasilkan.

"emudian dilakukan analisis ulang tiap minggunya sebanyak tiga kali dengan metode

yang sama untuk mengetahui kadar asam me4enamat dalam (amu sakit gigi pada laboratorium

dan alat yang sama namun dilakukan dengan analis yang berbeda untuk memastikan apakah

metode yang digunakan ini sudah benar benar valid atau belum.

Hasil yang diperoleh pada pengulangan minggu pertama adalah persamaan kurva

 bakuy B +7.07C D 16.+ dengan E B .. iperoleh hasil LI y B 01.0dan LI C

B +21.271. "emudian dihitung pula re#overy, dan hasilnya 7.+06 ++.166 dan

yang baik seharunya 7 06 .ihitung pula resolusi untuk mengetahui baik tidaknya

 pemisahan dan hasil yang didapatkan sebesar 0.676.

Hasil yang diperoleh pada pengulangan minggu kedua adalah persamaan kurva bakuy

B +6.7+0C D 00.+ dengan E B .72+. iperoleh hasil LI y B 170,6+6dan LI C B

-0+, 1. "emudian dihitung pula re#overy, dan hasilnya .060+ 06.+ dan yang

 baik seharunya 7 06 . ihitung pula resolusi untuk mengetahui baik tidaknya

 pemisahan dan hasil yang didapatkan sebesar 0,000.

Hasil yang diperoleh pada pengulangan minggu ketiga adalah persamaan kurva bakuy

B +.6C - 0.+1 dengan E B.7. iperoleh hasil LI y B 20,dan LI C B

-017,++. "emudian re#overy tidak bisa dihitung karena kadar asam me4enamat dalam (amu

tidak ditemukan konsentrasinya. ihitung pula resolusi untuk mengetahui baik tidaknya

 pemisahan dan hasil yang didapatkan sebesar 0,660.

3sam me4enamat stabil pada pH .0, sehingga apabila dalam kondisi pH yang basa

memungkinkan ter(adi degradasi.8ada praktikum ini, tidak dilakukan (usti4ikasi pH sehingga

7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum

http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 4/27

kemungkinan hasil yang berbeda didapatkan karena pH yang tidak terkontrol.8ada praktikum

 pertama didapatkan E4 asam me4enamat pada .6, dan ditemukan asam me4enamat pada r4 

.6 untuk sampel, hanya tidak dilakukan penotolan sampel tanpa adisi, sehingga tidak dapat

diketahui apakah di dalam sampel terdapat asam me4enamat atau tidak. 8ada praktikum

kedua ter(adi solvent 4ront, sehingga tidak didapat E4 untuk asam me4enamat. Hal ini

mungkin ter(adi karena preparasi 4ase gerak yang kurang teliti, dan mengakibatkan seluruh

sampel maupun baku terbawa hingga batas akhir elusi."emudian pada praktikum ketiga

didapat E4 1.1, karena terdapat salah pengaturan, tidak didapat pengukuran E4 yang tepat

),0-0. E4 asam me4enamat pada sekitar 1.1 baik dalam baku maupun sampel. ari data yang

didapat kemudian dapat diolah untuk mendapatkan akurasi dan presisinya."emudian pada

 praktikum keempat didapat E4 asam me4enamat pada .+, dan pada sampel tidak didapatkan

asam me4enamat, tapi pada sampel yang diadisi didapati asam me4enamat, hanya karena tidak 

ditemukan asam me4enamat pada sampel, tidak dapat dihitung re#overy untuk akurasinya.

8erbedaan hasil ini ter(adi karena beberapa 4aktor, seperti > bat#h (amu yang berbeda dan

 preparasi 4ase gerak maupun sampel yang kurang teliti.

ilihat dari hasil yang didapatkan dari pengulangan metode sebanyak tiga kali dapat

disimpulkan bahwa metode ini kurang valid karena hasil yang didapatkan dari tiap penetapan

 berbeda-beda padahal menggunakan metode, laboratorium, dan peralatan yang sama yangmembedakan hanyalah analis yang melakukannya. !ehingga dapat disimpulkan perlunya

validasi ulang pada metode ini untuk mendapatkan metode yang valid dalam menetapkan

asam me4enamat dalam (amu sakit gigi.

A1 :

5. !alidasi metode

9alidasi metode analisis digunakan untuk menun(ukkan bahwa metode analisis yang

akan digunakan layak dan diharapkan dapat memperoleh hasil analisis yang dapat

diper#aya. !uatu metode analisis dapat dikatakan valid (ika memenuhi parameter-

 parameter validasi yang ditentukan. 8arameter validasi metode analisis yang digunakan

yaitu selektivitas, linearitas, akurasi, presisi, L J LI dan range.

a. Sele"ti#itas

8arameter selektivitas digunakan untuk menun(ukan bahwa metode yang

digunakan dapat membedakan senyawa yang akan diu(i dengan komponen senyawa

lainnya se#ara selekti4. <ntuk itu penentuan parameter selektivitas dapat diamati dari

7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum

http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 5/27

 pemisahan  peak   deksametason dinyatakan sebagai nilai resolusi )Es. 8arameter 

selekti4itas yang baik yaitu memiliki nilai resolusi K 0,2. :ilai  Rs  B 0,2 disebut

baseline resolution, yaitu pemisahan sempurna dari dua pun#ak dengan ukuran yang

sama )!pangenberg,200. 8ada penelitian ini digunakan sampel (amu yang direpetisi

sebanyak + kali. :amun kami hanya menghitung resolusi pada repetisi 2 sampel (amu

 (ago adisi dan tanpa adisi karena pun#ak deksametason mun#ul pada (amu (ago tanpa

adisi dibanding repetisi 0 dan + sehingga ini akan mendukung penentuan range.

@abel ===. ata nilai resolusi (amu (ago adisi

Eepetisi E4 eksametason Eesolusi )Es

0 ,6 0,60

2 ,6 0,1+ ,6 0,1

@abel =9. ata nilai resolusi (amu (ago tanpa adisi

Eepetisi E4 eksametason Eesolusi )Es

0 ,6 0. 2,

2. 0,17

2 ,1 2,

+ ,6 0,

ket > resolusi no.0 itu untuk pun#ak yang kiri sedangkan no.2 untuk pun#ak yang

kanan dari pun#ak deksametason

Hasil yang diperoleh menun(ukan bahwa nilai E 4  yang didapat konstan, namun

dari repetisi 2 dapat terlihat bahwa nilai resolusi yang didapat K 0,2. Hal ini

menun(ukan bahwa metode dapat memisahkan kedua senyawa yang berbeda dalam

suatu #ampuran. Eentang E 4   deksametason yang didapat yaitu ,1-,6 untuk 

deksametason dimana rentang ini memenuhi parameter selektivitas untuk repetisi 2.

b. A"$rasi dan %resisi &a"$

!uatu metode dikatakan akurat (ika kadar yang terukur memiliki kedekatan dengan

kadar sebenarnya, dalam hal ini dinyatakan sebagai recovery atau persen perolehan

kembali. <ntuk mengetahui akurasi dapat digunakan larutan baku atau dengan  spiked 

 placebo  )metode standar adisi. 3kurasi dengan larutan baku digunakan untuk 

mengetahui akurasi instrumen sedangkan akurasi dengan  spiked placebo  )metode

standar adisi digunakan untuk mengetahui akurasi metode analisis. Larutan baku

yang digunakan yaitu larutan baku seri deksametason ,0 mg/mL; ,26 mg/mL;,+1 mg/mL, , mg/mL dan , mg/mL. Menurut <!8 tahun 26, penetapan

7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum

http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 6/27

akurasi dan presisi dilakukan dengan menggunakan minimal + konsentrasi dengan +

kali replikasi, pemilihan konsentrasi pada penelitian ini yaitu untuk mengcover 

konsentrasi analit yang akan diu(i. Menurut <!8 tahun 26 kriteria penerimaan

untuk konsentrasi 0 ppm yaitu 7-0 0 ppm yaitu 7-06 dan untuk 0

 ppm -00 untuk itu dapat diasumsikan konsentrasi + ppm memiliki persyaratan

recovery 2,2-07,2, konsentrasi 7 ppm memiliki persyaratan recovery ,-

06,+, konsentrasi 0 ppm memiliki persyaratan recovery  7,+-01,7,

konsentrasi + ppm 70,02-01,2 dan ppm memiliki kriteria penerimaan 72,2

  01,2.

8arameter presisi digunakan untuk melihat kedekatan hasil-hasil pengukuran dalam

kondisi yang sama, dalam hal ini dinyatakan sebagai %9. Larutan baku yang

digunakan yaitu larutan baku seri deksametason ,0 mg/mL; ,26 mg/mL; ,+1

mg/mL, , mg/mL dan , mg/mL. Menurut Horwit' )#it., Aon'ales and

Herrador, 26, pada konsentrasi 0 ppm %9 yang dapat diterima yaitu sebesar 

,6, konsentrasi 0 ppm sebesar .

@abel 9. 3kurasi dan 8resisi 5aku !eri

&a"$ Seri A'( Konsentrasi )*eco#er

S+ (!

,0 +,2,070 01,

,012 ,10

,26 027,,27 0,

,+1 0261,+,+0 +,6

, 0767,,61 0,7

, 22,1, 00,0

5erdasarkan data diatas maka akurasi untuk Larutan baku yang digunakan yaitu

larutan baku seri deksametason ,0 mg/mL; ,26 mg/mL, , mg/mL dan ,mg/mL memenuhi kriteria pada 0 ppm yaitu 7-06 ke#uali untuk konsentrasi

,+1 mg/mL tidak termasuk dalam kriteria sehingga akurasi diperoleh urang baik 

sedangkan presisi yang diperoleh %9 ,10 tidak memenuhi kriteria %9 yaitu

 pada 0 ppm sebesar .

c. A"$rasi dan %resisi &a"$ Adisi

8enetapan akurasi ditetapkan sebagai nilai perolehan kembali )recovery, yang

dihitung dengan rumus >

7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum

http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 7/27

 Recovery=konsentarsi larutansetelahadisi−konsentrasi tanpaadisi

konsentrasi adisiteoritis  ×100

!uatu metode dinyatakan valid, (ika memiliki rentang recovery antara 7  

02. 8ada data (amu (ago re#overy sampel rendah adalah 3321 , sampel

sedang adalah 1494 , sampel tinggi adalah 1289 sehingga dapat

disimpulkan data (amu (ago dalam sampel rendah, sedang dan tinggi tidak akurasi

)tidak masuk rentang antara 7-02.8arameter presisi dinyatakan sebagai nilai

coefisien variation )%9 atau relative standar deviation )E!, dilakukan dengan #ara

mengukur sampel sebanyak + kali, kemudian dari data yang tersebut diperoleh !

dan rata-rata. "emudian dihitung dengan rumus >

 RSD=SD

 Rata−ratakonsentrasilarutan ×100

!uatu metode dinyatakan valid, (ika nilai E! * 2, . 8ada data tersebut, E!

sampel adisi pada (amu (ago dalam konsentrasi rendah adalah 77.+61 , konsentrasi

sedang 6.7+ dan konsentrasi tinggi 6.02 sehingga dapat disimpulkan

sampel adisi pada (amu (ago dalam konsentrasi rendah, sedang dan tinggi tidak 

 presisi. E! sampel adisi pada (amu gemuk dalam konsentrasi rendah adalah

72.67 , konsentrasi sedang .77+0 dan konsentrasi tinggi 1.062 sehingga

dapat disimpulkan sampel adisi pada (amu gemuk dalam konsentrasi rendah, sedang

dan tinggi tidak presisi.

d. Linearitas

Linieritas dinyatakan sebagai nilai koe4isien relati4 )r yang didapatkan dari hasil

 pengukuran kurva baku yang diplotkan men(adi persamaan regresi linier dengan

 persamaan y B bC D a. !uatu metode dinyatakan valid, (ika koe4isien relati4 )r kurva

 baku mendekati nilai 0. 8ada data kurva baku deCametason diperoleh koe4isien relati4 

)r adalah ,76+ dengan persamaan regresi linear> y B 2.7C D 1.0 sehingga

dapat disimpulkan data kurva baku deCametason tidak linear )tidak mendekati 0.

e. &atas +ete"si  Limit of Detection, L-+

5atas deteksi dide4inisikan sebagai konsentrasi analit terendah dalam sampel yang

masih dapat dideteksi, meskipun tidak selalu dapat dikuanti4ikasi. 5atas deteksi ini

7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum

http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 8/27

merupakan kadar analit yang memberikan respon sebesar respon blanko )G5

ditambah dengan + simpangan baku blanko )+!5.

L yang didapat pada praktikum kali ini ialah ,001+ mg/mL. apat diartikan

 bahwa pada konsentrasi tersebut baru bisa terdeteksi senyawa deCamethasone pada

 penggunaan "L@ ensitometri ini, namun belum bisa terkuanti4ikasi. 8ada kadar 

yang didapat pada semua repetisi dengan adisi baik (amu (ago maupun (amu gemuk 

dan pada konsentrasi tanpa adisi baku deCamethasone repetisi 2 (amu (ago memiliki

nilai konsentrasi sebenarnya diatas nilai L sehingga dapat diartikan bahwa kadar 

deCamethasone yang didapat dapat terdeteksi.

. &atas K$antii"asi  Limit of Quantification, L-

5atas kuanti4ikasi dide4inisikan sebagai konsenterasi analit terendah dalam sampel

yang dapat diterima pada kondisi operasional metode yang digunakan. !ebagaimana

L, LI (uga diekspresikan sebagai konsentrasi )dengan akurasi dan presisi (uga

dilaporkan. 8enentuan nilai LI didasarkan pada standar deviasi respon )! dan

 slope )! kurva baku sesuai dengan rumus LI B 0!/! atau dengan persamaan G5

D 0!5.

8ada praktikum kali ini didapat nilai LI sebesar ,+ mg/mL yang berarti pada

konsentrasi deCamethasone tersebut baru dapat terkuanti4ikasi menggunakan "L@  ensitometri. Hasil yang didapat dari semua repetisi dengan adisi baik (amu (ago

maupun (amu gemuk dan pada konsentrasi tanpa adisi baku deCamethasone repetisi 2

 (amu (ago memiliki nilai konsentrasi sebenarnya diatas nilai LI sehingga dapat

diartikan bahwa kadar deCamethasone yang didapat dapat terkuanti4ikasi.

g.  Range

 Rangedalammetode analisis dalam intervalantarakonsentrasipaling atas dan

konsentrasi paling bawah analit yang sudah memenuhi proseduranalisisyang meliputi

akurasi, presisi, dan linearitas.

8ada praktikum kali ini didapatkan range-nya adalah ,0 , mg/mL yang

dikarenakan pada kisaran tersebut dilakukan adisi deCamethasone, namun pada hasil

 per#obaan baik nilai presisi, akurasi maupun linearitas tidak masuk dalam range

sehingga range yang didapat tidak bisa dipakai dalam melihat presisi, akurasi dan

linearitas dari per#obaan ini.  Range  yang didapat tidak bisa dipakai dikarenakan

ter(adi kesalahan pada saat penger(aan ketika baku yang dipakai memiliki kualitas

yang berbeda dengan baku yang dipakai sebelumnya sehingga praktikan memakai

7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum

http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 9/27

 baku deCamethasone yang berbeda beda yang mempengaruhi pada hasil dari

 per#obaan tersebut.

A. *encana Ke +epan

Een#ana dari praktikan untuk kedepannya ialah dengan hanya menggunakan satu

 (amu yaitu (amu gemuk sa(a sehingga membuat penger(aan lebih e4isien dan e4ekti4 

dan (umlah (amu gemuk ditingkatkan agar konsentrasi deksametason yang didapat

lebih besar dengan menggunakan prosedur penger(aan yang telah direvisi oleh

 praktikan dan melakukan replikasi pada penger(aan bukan repetisi sehingga didapat

data yang lebih baik. !elain itu, pada proses ekstraksi tidak menggunakan tahap LL

dengan #orong pisah namun hanya melarutkan (amu dengan pelarutnya kemudian

disoni4ikasi dan di saring beberapa kali hingga tidak terdapat endapan pada hasil

soni4ikasi tersebut.

&. Kesimp$lan

Nadi, pada sampel (amu obat tradisional O yang diteliti mengandung

deksametason yang dibuktikan se#ara kualitati4 menggunakan metode

"[email protected] parameter-parameter validasi kategori 0 yaitu selektivitas,

linearitas, akurasi, presisi, dan range, serta nilai L dan LI, dengan metode "L@-

densitometri sehingga di dapat kadar deksametason se#ara kuantitati4 dalam sampel

 (amu obat tradisional O sudah terpenuhi dengan keseluruhan persentase progress yang

telah di#apai oleh praktikan sudah sebesar 61. Hal tersebut dikarenakan pada saat

 per#obaan ini dipengaruhi oleh beberapa 4aktor seperti bahan bahan yang memiliki

kualitas yang berbeda di tiap tahap repetisi penger(aan, kesalahan pan(ang gelombang

 pada per#obaan pada repetisi 2, pemakaian #hamber yang berbeda pada tahap repetisi

yang berbeda dan kebersihan dari alat yang dipakai.

7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum

http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 10/27

UV visible

A2

%&AASA +AAA. 'i K$alitati 

8ada praktikum mingguke 0-, sampel yang digunakan untuk analisis kualitati4 

sebanyak 2 gram. !ampel dimasukkan ke dalam beaker glass kemudian ditambahkan

larutan :a%l (enuh hingga 0mL. 8enambahan :a%l ber4ungsi untuk mengurangi

kelarutan dari natrium ben'oat pada sampel. :a%l akan meme#ah emulsi ke#ap. :a%l

yang mudah larut dalam air, akan mendorong natrium ben'oat keluar dari air. !elain itu

 penambahan :a%l dapat meningkatkan ionisasi air sehingga membuat air men(adi

lebihsulit untuk ber#ampur dengan dietil eter, ketika diekstrak dengan dietil eter 

nantinya.

"emudian ditambahkan :aH 0 hingga larutan bersi4at alkalis, dan distirer 

selama menit, diendapkan selama semalam dan disaring. 8emberian :aH ini

 bertu(uan untuk membantu pengendapan protein yang terkadung pada ke#ap. !etelah itu

4iltrat ditambahkan H%L pekat untuk mengubah natrium ben'oat men(adi asam ben'oat.

%1H%- :aD D H%l P %1H%H D :a%l

!elan(utnya larutan asam diekstraksi sebanyak + kali menggunakan dietil eter,

masing-masing 0mL. 3sam be'oat adalah asam lemah yang dapat larut dalam dietil eter 

karena merupakan pelarut organik. !ehingga asam ben'oate bisa terekstrak dari 4ase

airnya. Lalu dilan(utkan dengan memanaskan ekstrak pada suhu o% di dalam lemari

asam. !ehingga didapatkan residu pemanasan.

Eesidu kemudian dilarutkan dalam akuades dan dipanaskan selama 0 menit pada

suhu -o%. Lalu larutan didinginkan se(enak, dilakukan penambahan Fe%l+. 5ila

ter(adi endapan berwarna salmon atau #in#in merah ke#oklatan maka disimpulkan bahwa

dalam sampel tersebut terkandung natrium ben'oat.

Eeaksi >

+ %1H%H D Fe%l+ P Fe)%1H%+ D + H%l

8ada pengu(ian pertama yang telah dilakukan, tidak ditemukan #in#in berwarna

merah salmon. Hal ini dapat ter(adi karena sampel ke#ap yang digunakan terlalu banyak 

sehingga warnanya terlalu pekat. Qarna hitam pekat dari ke#ap menutupi warna merah

salmon dari hasil per#obaan.

8ada pengu(ian yang dilakukan kelompok lain, telah dilakukan perubahan terhadap

 (umlah sampel yang digunakan. "elompok tersebut menggunakan sampel sebanyak 

7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum

http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 11/27

+mg. Numlahsampeldikurangidengantu(uan agar tidak terlalu

 pekatsehinggaendapanberwarna salmon atau#in#inmerahke#oklatandapatterlihat.

8rosedur yang dilakukanolehkelompokinisamadenganprosedur yang

dilakukansaatpengu(ianpertama kali. Qarnalarutandengansampelsebanyak + mg

tidakpekat, tetapihasilnyatetaptidakmun#ulendapanberwarna salmon

ataupun#in#inmerahke#oklatan.

"egagalandalampengu(iankeduadapatdisebabkanolehsampel yang

terlalusedikitsehingga(umlahasam ben'oate (ugaterlalusedikit.

lehkarenaituperludilakukanoptimasi(umlahsampel yang digunakanuntuku(ikualitati4.

&. 'i K$antitati 

1. %emb$atan K$r#a &a"$ dan -ptimasi %anang 7elombang a"sim$m

8embuatan larutan standar dimulai dengan pembuatan larutan induk

mg/L. Larutan induk tersebut dibuat dengan melarutkan 2 mg asam ben'oat ke

dalam mL dietil eter. "emudian larutan standar dibuat dengan mengambil 0; 2; +;

; dan mL dari larutan induk asam ben'oat mg/L ke dalam labu takar 2 mL

dan masing-masing dien#erkan dengan dietil eter sampai tanda batas. "onsentrasi

larutan standar yang diperoleh berturut-turut ialah 2; ; 1; ; dan 0 mg/L.

!elan(utnya untuk mendapatkan pan(ang gelombang maksimum, di#ari

absorbansi larutan standar konsentrasi rendah )2 ppm, sedang )1 ppm dan tinggi

)0 ppm pada rentang pan(ang gelombang 2- nm dengan menggunakan

instrumen spektro4otometer <9-9is. Hasilnya menun(ukkan serapan maksimum ada

 pada pan(ang gelombang 260. nm.

8an(anggelombangmaksimumdidapatkanpadapraktikummingguke 2. !etelah

didapatkan pan(ang gelombang maksimum, dilan(utkan dengan pengukuran masing-

masing larutan standar pada pan(ang gelombang maksimum. !elan(utnya dibuat

kurva standar yang menghubungkan absorbansi dengan konsentrasi dari masing-

masing larutan standar.

Hasildari pengukuran kurva bakuminggu 0-, didapatkan persamaan kurva

 baku asam ben'oat yang paling bagus adalah y B .002+ C . dengan r B

.71+. 8ersamaan kurva baku ini terdiri dari y B bC D a, y merupakan absorbansi, C

merupakan konsentrasi larutan, b menggambarkan kemiringan kurva, dan a adalah

intersep yaitu perpotongan pada sumbu O atau tinggi kurva.

8adamingguke , kelompokanalisis !@ melakukanprosedur yang

samauntukmembuatkurvabaku. Hasilnyadidapatkanpersamaankurvabakuy B .02+

7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum

http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 12/27

C .07dengan r B .7. Hasilnyatidak(auhberbedadengankurvabaku yang

didapatkanolehkelompokanalisismakananpadamingguke .

8adamingguke 1,

kelompokanalisiskosmetikmendapatkanpersamaankurvabaku y B .+6+ C D.07

dengan r B .6. Hasildariminggu ke-1

menun(ukkanlinearitaskuvabaku(elekkarena(auhdariangka 0. !edangkanpadaminggu

ke-6, kelompokbioanalisismendapatpersamaankuvabaku y B -. C D .0666

dengan r B .7+0. Linearitas data tersebutbagus, tetapinilai b yang didapatnegati4,

sehinggakurvabakutersebutmenun(ukkansemakinbertambahnyakonsentrasi,

makasemakinmenurunabsorbansinya.

!eharusnyasemakintingginyakonsentrasimakasemakin pula absorbansinya.

8enyimpangan yang ter(adipadamingguke 1 dan 6dapatdisebabkanolehpreparasi yang kurangtepat, sepertidietileter yang

digunakantidakdisaring, baku yang sudahkadaluwarsa, praktikan yang

kurangtelitidalammelakukanper#obaansehinggater(adikesalahansaatpreparasiataukesa

lahandalamdokumentasihasil.

2. %reparasiSampel

8reparasi sampel dimulai dengan penimbangan sampel sebanyak 02 mg.

!ampel yang digunakan hanya 02 mg untuk men#egah terlalu pekatnya sampel ke#ap

yang akan menyebabkan pemisahan 4ase dalam proses ekstraksi men(adi sulit

terdeteksi. !ampel dilarutkan dalam larutan :a%l (enuh yang ber4ungsi sebagai

elektrolit untuk meme#ah emulsi dari ke#ap manis, dimana penambahan elektrolit

akan mengurangi kelarutan komponen asam ben'oat dalam air. Larutan :a%l (enuh

ini akan membuat sampel asam ben'oat dapat diekstraksi serta membuat air tidak 

ter#ampurdengan dietil eter pada saat ekstraksi karena akan menambah tingkat

ionisasi dari air men(adi polar sehingga tingkat ber#ampurnya air dengan dietil eter 

akan menurun )@aib dkk, 20.H%l kemudian ditambahkan beberapa tetes untuk membuat larutan men(adi

 bersi4at asam. alam per#obaan ini, penambahan H%l dilakukan hingga di#apai pH

+. pH larutan sebelum ditambahakn H%l adalah . 8enambahan H%l untuk membuat

larutan bersi4at asam, bertu(uan untuk mengubah asam ben'oat yang sebelumnya

 berada dalam bentuk garamnya, yaitu natrium ben'oat. !etelah mekanisme

 pengubahan garam men(adi asam ini, asam ben'oat akan larut dalam pelarut organik 

seperti dietil eter. leh karena itu, ekstraksi dilakukan dengan menggunakan dietil

eter.

7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum

http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 13/27

Larutan diekstrak dengan dietil eter sebanyak + kali. 8enambahan dietil eter 

masing-masing ekstraksi adalah 2 mL, mL dan 1 mL. kstraksi dengan dietil

eter dilakukan sebanyak tiga kali untuk mengoptimalkan proses ekstraksi dimana

diharapkan dapat memperoleh sebanyak mungkin dari analit yang terkandung dalam

sampel. !etelah diekstraksi dengan dietil eter sebanyak tiga kali, selan(utnya hasil

ekstrak organik diambil dan di#u#i dengan :a2! yang bertu(uan menarik tapak-

tapak air yang masih terkandung dalam larutan. ari hasil ekstraksi tersebut, diambil

mL dari ekstrak organik yang kemudian dien#erkan dengan dietil eter sampai batas

tanda labu takar 0 mL. <ntuk sampel yang dilakukan penambahan larutan adisi,

masing-masing diambil mL dari hasil ekstraksi kemudian ditambahkan larutan

 baku sebanyak 2 RL, +2RL dan RL kemudian dien#erkan dengan dietil eter 

sampai tanda batas pada labu takar 0 mL. Masing-masing konsentrasi larutan adisi

adalah 02 ppm, 01 ppm dan 2 ppm. 8rosedur ini dilakukan sebanyak + kali untuk 

memperoleh sampel dengan + kali replikasi.

Langkah ker(a yang dilakukan selama per#obaan berbeda dengan langkah

ker(a yang dia(ukan dalam proposal, dimana dalam proposal setelah dilakukan

ekstraksi dengan dietil eter sebanyak tiga kali, hasil ekstraksi di#u#i dengan larutan

H%l dan diambil ekstrak asamnya yang selan(utnya diekstrak dengan larutan :H H

dan diekstrak kembali dengan dietil eter untuk memperoleh ekstrak organik yang

digunakan untuk pengukuran. 8erubahan langkah ker(a ini dikarenakan saat

 per#obaan dilakukan, kami mengukur absorbansi dari asam ben'oat yang terkandung

dalam ekstrak organik hasil ekstraksi dengan dietil eter dan mengukur absorbansi

asam ben'oat dalam ekstrak asam. Hasil yang didapat adalah diperoleh absorbansi

yang lebih tinggi dari asam ben'oat dalam ekstrak organik dibanding absorbansi dari

asam ben'oat dalam ekstrak asam. Hal ini menandakan adanya kandungan asam

 ben'oat dengan konsentrasi yang lebih tinggi dalam ekstrak organik sehingga prosedur ker(a dilakukan hanya sampai tahap ekstraksi dengan dietil eter sebanyak 

tiga kali untuk memperoleh ekstrak organik.

7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum

http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 14/27

3bsorbansiasamben'oatdalamdietileter )kiri

danabsorbansiasamben'oatdalamekstrakasam )kanan

@ahap penambahan larutan adisi yang dilakukan dalam per#obaan (uga

 berbeda dengan tahap penambahan adisi yang dia(ukan dalam proposal karena

setelah dilakukan per#obaan, hasil yang didapat tidak sesuai dengan konsep adisi

yang seharusnya, sehingga larutan adisinya memiliki konsentrasi yang tidak tepat

dengan konsentrasi yang diinginkan. imana dalam proposal, sampel diambil

se(umlah 2 mL kemudian ditambahkan larutan adisi yang telah diketahui

konsentrasinya ke dalam labu takar mL. Hal ini menyebabkan larutan adisi yang

telah diketahui konsentrasinya akan mengalami pengen#eran lagi dari pelarut yang

ada di dalam sampel sehingga konsentrasi akan berubah. 8rosedur ker(a kemudian

diubah dimana penambahan larutan adisi dilakukan dengan penambahan mL

sampel dengan se(umlah larutan baku sesuai konsentrasi adisi yang ditu(u kemudian

ditambahkan dietil eter hingga batas tanda labu takar 0 mL. 8rosedur ini membuat

larutan adisi yang dibuat memiliki konsentrasi yang tepat.!etelah diperoleh sampel,

selan(utnya dilakukan pengukuran absorbansi dari sampel asam ben'oat

menggunakan spektro4otometer <9-vis. 8engukuran sampel dilakukan pada pan(ang

gelombang maksimum, yaitu 260. nm.

5erdasarkan hasil analisispadaminggu ke-, didapat konsentrasi asam ben'oat

dalam ke#ap tersebut dengan + kali replikasi sebesar .76, .+, dan

.06, sehingga rata-rata kadarnya adalah 16.6. "adar maksimum asam

 ben'oat dalam makanan yang diperbolehkan oleh 58M adalah sebesar 1

mg/kgatau .1. 5erdasarkan hasil analisis, kadar asam ben'oat dalam ke#ap

tersebut (auh melebihi kadar yang diperbolehkan sehingga kurang layak untuk 

dikonsumsi.

Hasil rata-rata penetapankadarmingguke , 1, dan 6 berturut-turutadalah

027.607, 26.076, dan 2+.6. "adar asamben'oatdalamsampel yang

7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum

http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 15/27

didapatpada + mingguterakhirtidakrasional. "adar yang

didapatkanberbeda(auhdengankadar yang didapatkanolehkelompokanalissimakanan.

Hal inidikarenakanabsorbansisampeltidakmasukdalam range kurvabaku. !eharusnya

range kurvabakudibuatlebihlebaratausampeldien#erkan.

!elain melakukan penetapan kadar, dilakukan (uga validasi metode analisis,

 berikut hasilnya >

1. A"$rasi

3kurasi diukur dari re#overy yang didapat dari perhitungansampel yang

diadisidantanpaadisi.

)Aon'ales and Herrador, 26

ari tabel tersebut, re#overy di atas, untuk unit 0 ppm, akurasi yang baik 

adalah antara -00.

SMetodeper#obaaninidilakukanolehempatkelompok yang berbeda.

8adametodeiniterdapat + adisiyaituadisi 02 ppm, 01 ppm, dan 2 ppm.

5erikuthasilpersen re#overy yang didapatdari kelompok >

re#overy adisi

02 ppm

re#overy adisi

01 ppm

re#overy adisi

2 ppm

Minggu ke- 00.0++ 01.21+ 00.1

Minggu ke- 7.+ 26.101 27.211Minggu ke-1 -+.2 -+.17 -7.6

Minggu ke-6 -76.22 -010.1 -201.11

ari data hasilper#obaan, tidak ada yang memenuhi range akurasi yang

telahditentukan. 5ahkanada re#overy yang bernilainegati4,

halinidikarenakannilaiabsorbansi yang tidakmasukdalam range

kurvabakudannilaiabsorbansilarutan yang

diadisilebihke#ildaripadanilaiabsorbansilarutantanpaadisi. Hal

inidapatdisebabkanolehkesalahandalampreparasi. ata padaminggu ke- dan -rasionalnamunhasilnyasangatbesar. ari data tersebut dapatdisimpulkan bahwa

7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum

http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 16/27

metode yang kami gunakanan tidak akurat. re#overy yang besar tersebut dapat

disebabkan karena adanya pengotor pada sampel ataupun wadah yang digunakan.

2. %resisi

8resisi diukur dari E!/%9 yang didapat dari perhitungan.

mpatkelompokmenggunakanmetode yang samadanmen#arinilai E! dan %9.

 :ilai %9 yang didapatkanselama mingguseluruhnyalebihdari 00.+.

Hanyaper#obaanpadaminggu ke-1 yang memilikinilai %9 kurangdari .

Qalaupunbegitu, terdapatkesalahanpada data minggu ke-1,

dimanaseluruhlarutanbaik yang diadisimaupuntanpaadisimemilikiserapan yang

hampirsama.

)Aon'ales and Herrador, 26

ari table di atas, nilai E! untuk unit 0 ppm dalam menentukan presisi yang

 baik adalah tidak lebih dari 00,+ berdasarkan Horwit' E!. ari data yang

didapat, rata-rata E! lebihdari 00.+.!elama minggudiu(i intermediate

 pre#ision darimetode kami, namunbaik inter day maupunintra dayhasil %9

sangatbesar. =ni berarti keterulangan metode kami kurang baik. Hal ini dapat

disebabkan karena preparasi sampel yang dilakukan oleh beberapa orang

sehingga hasilnya berbeda-beda.

3. Spesiisitas

!pesi4isitas dilihat dari peak yang didapat dari pengukuran analit. ari per#obaan

ini, metode yang digunakan sudah spesi4ik karena pada pan(ang gelombang

maksimum, yaitu 260, nm, hanya terdapat satu peak sa(a yaitu peak dari asam

 ben'oat itu sendiri.

4. Linearitas

7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum

http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 17/27

Linearitas dilihat dari nilai r yang didapat dari kurva standar baku asam ben'oat.

5erdasarkanpengu(ian yang dilakukanoleh kelompok, hanya kurva baku

minggu ke- dan yang memliki nilai r mendekati 0. :ilai r paling bagus yang

didapat adalah .71+. :ilai r pada minggu ke , 1, dan 6 berturut-

turutadalah.7, .6, dan .7+0. 5erdasarkanhasilpengu(ian,

dapatdisimpulkanmetode yang kami gunakansudah#ukup linear karenanilai r 

sudahmendekati 0.

5. *ange

Eange yang digunakan pada analisis ini adalah pada rentang 2-0 ppm, sesuai

dengan kadar terendah larutan standard yaitu 2 ppm dan kadar tertinggi larutan

standard yaitu 0 ppm. 8adahasilpengu(ianminggu ke-, seluruh sampel masuk 

dalam range kurva baku. :amun hasilpengu(ianminggu ke-6, tidakadasampelyang masukdalam range kurvabaku. Hal inidapatdisebabkankarenabaku yang

sudahkadaluwarsaataukesalahandalampreparasisampel.

7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum

http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 18/27

&A& !

KS8%'LA

0. 5erdasarkanhasilper#obaan, kadar asam ben'oat dalam ke#ap manis merek :iki !ari

adalah 16.6dengan %9 2+.21.

2. 5erdasarkanhasilpengu(ian, kadar asam ben'oat dalam ke#ap manis merek :iki !ari

tidak sesuai dengan ketentuan dari 8EM:"! :o 622/Menkes/per/0O/07,

karena kadar maksimal yang dii'inkan adalah 1 mg/kgatau .1.

+. Metode yang digunakan untuk mengukur kadar asam ben'oat dalam ke#ap manis

merek :iki !ari sudah spesi4ik dan lineardalamrentang 2-0 ppm, namun

tidakmemenuhi syarat presisi dan akurasi.

7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum

http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 19/27

30 <9- 9isibel 5ioanalisis

1. Hasilvalidasi metode analisis parasetamol dalam plasma darah menggunakan

spektro4otometer 9isible>

 

Hasil kurva kalibrasi six to eigthyang diperoleh kurang linier dengan persamaan

sebagai berikut>

a. y B ,+6+C ,22 dengan nilai r B ,712

b. y B ,0C D,6 dengan nilai r B ,70

• Metode sudah presisi ditun(ukkan oleh nilai E! sebesar ,21, ,11

dan ,2.

 

Metode belum akurat ditun(ukkan oleh nilai Eelative rror sebesar 00,+;

2,6; +,76.

 

Ee#overy belum baik karena bernilai minus yang diakibatkan oleh kesalahan

teknik penambahan adisi 8ara#etamol.

 

!ensitivitas metode sudah baik ditun(ukkan dengan nilai LLI sebagai berikut>

a. 0,0607 Rg/mL

b. 0, + Rg/mL

2. 8enetapan kadar parasetamol dalam plasma darah yang terukur sebagai berikut>

a. 2,+110Rg/mL, 2+,22 Rg/mL, dan 2,20 Rg/mL.

 b. +1,60Rg/mL.

#. !e#ara keseluruhan, metode bioanalisis para#etamol dalam plasma darah yangdilakukan memiliki reprodusibilitas yang rendah. Hal tersebut ditun(ukkan

dengan adanya variable yang tidak terkontrol, yaitu tikus yang digunakan, yang

menyebabkan ketidaksamaan perolehan (umlah plasma dan supernatan plasma.

Hal tersebut menyebabkan tidak semua parameter validasi serta penetapan kadar 

dapat dilakukan dan diu(i, sehingga data yang didapatkan terbatas, hanya

sebanyak plasma yang didapat pada setiap kali replikasi. 8ada replikasi 2,

didapat banyak banyak supernatant plasma, sehingga dapat digunakan untuk 

 penentuan kurva baku dan 0 kali penetapan kadar. !ementara itu, pada replikasi

0 dan +, plasma yang diperoleh banyak, namun hanya sedikit supernatan plasma

yang didapatkan, sehingga hanya dapat digunakan untuk melakukan penetapan

kadar. 8lasma yang sedikit tersebut menyebabkan pada replikasi 0 dan + tidak 

dapat dilakukan penentuan kurva baku yang menyebabkan penetapan kadar 

yang dilakukan pun tidak dapat dihitung berapa kadar yang sebenarnya.

GC analsis A1

7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum

http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 20/27

2.1 %embahasan

@u(uan dari $3nalisis tanol alam  Hand Sanitizer  !e#ara "romatogra4i Aas&

adalah untuk mengatahui apakah metode kromatogra4i gas untuk menetapkan kadar 

etanol dalam handsanitizer   telah memenuhi parameter validasi. !elain itu, untuk 

mengetahui kadar etanol pada sampel handsanitizer  yang diu(i sehingga dapat diketahuiapakah sampel tersebut aman dan memenuhi persyaratan kadar etanol sesuai ketentuan

handbook of excipient .

8rinsipdasarkromatogra4i gas melibatkanvolatilisasiataupenguapansampeldalam

inlet in(ektor, pemisahankomponen-komponendalam#ampuran,

dandeteksitiapkomponendengandetektor )Eohman, 27.

alam per#obaan ini sampel yang dianalisis merupakan etanol dan baku internal

)butanol dengan si4at mudah menguap sehingga sesuai untuk dianalisis dengan metode

gas kromatogra4i. !elain melibatkan volatilitas analit, pemisahan (uga melibatkan

interaksi analit dengan 4ase diam, dimana analit didorong oleh suatu gas pembawa. 8ada

 per#obaan ini 4ase diam yang digunakan adalah %8-waC 2 %5 yang berisi polietilen

glikol )#enderung non polar dan 4ase gerak yang digunakan adalah :itrogen, Hidrogen

dan udara.etektor yang digunakan ialah Flame Ionization Detector  )F=.

"elebihankromatogra4i gas>

0. 3nalisisberlangsungdengan#epat

2. 4isien, memberikanresolusi yang tingi

+. !ensiti4 

. Membutuhkansampeldalam(umlahsedikit

. @erper#ayadanrelati4simpel

)M#:air, 077.

"ekurangankromatogra4i gas>

0. @erbatasuntuksenyawavolatil

2. @idak#o#okuntuksenyawa yang temperaturnyatidakstabil

+. <mumnyasusahuntuksenyawadenganpreparasi yang besar 

)M#:air, 077.

3nalisis etanol pada hand sanitizer “x dengan kromatogra4i gas diren#anakan

akan dilakukan selama minggu. Minggu pertama dilakukan orientasi, minggu kedua

dilakukan optimasi, minggu ketiga dan keempat dilakukan validasi, sehingga diharapkan

seluruh prosedur dapat diselesaikan dalam (angka waktu yang telah ditentukan.

!ampel yang dianalisis adalahhand sanitizer $C& yang mengandung etanol 1

 b/b dan =rgasan 8 + ,0. Menurut metode analisis etanol dalam <!8 +, disebutkan

 bahwa standar internal yang digunakan adalah a#etonitril, namun karena di laboratorium

tidak tersedia dan harganya relati4 mahal untuk dibeli sendiri, maka kami memutuskan

untuk mengganti standar internal a#etronitril men(adi butanol.!tandar internal butanol

absolut 77,1 v/v diharapkan dapat memimik si4at dari baku primer yang digunakan

yaitu etanol absolut 77,7 v/v. 3lasan dari penggunaan baku internal adalah si4at dari

etanol yang kurang stabil dan mudah menguap, selain itu (uga untuk mengantisipasi saat

7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum

http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 21/27

ter(adi kesalahan volume in(eksi. !ehingga dengan adanya baku internal butanol absolut

77,1 kesalahan yang mungkin ter(adi selama proses analisis etanol dapat dikoreksi.

8ada per#obaan ini, tr etanol adalah 2 detik, sedangkan tr butanol adalah + detik, hal

ini menun(ukkan bahwa penggunaan butanol sebagai standar internal telah memenuhi

syarat e4isiensi waktu.8adatahap orientasi, praktikanmengu(i#oba sistem kromatogra4i gas agar 

diperoleh pemisahan butanol dan etanol yang baiksepertipada(urnal. 8adametode di <!8

+, kolom yang digunakanadalah5-00. 8adapraktikumini,

 praktikanmenggunakankolom5-060 yang komposisinyasamadengankonsentrasi yang

 berbeda. "olom5-00dan5-060berisicyanopropylmethyl! phenylmethyl!  dan

 polisiloxan. @etapi pada akhirnya praktikan menggunakan kolom %8-QaC karena

 pemisahan butanol dan etanol menggunakan 5-060 tidak bagus.

Lalupadametode <!8, suhu kolom o% selama menit kemudian suhu

ditingkatkan sebesar 0o% per menit hingga suhu men#apai 2o%, sedangkan temperatur 

kolom yang praktikangunakan2o%dikarenakanwaktusekalirunning  pada <!8 terlalu

lama yaitu, sebesar2 menit. @etapi setelah praktikan melakukan optimasi, didapatkan

hasil temperatur yang optimal untuk pemisahan etanol dan butanol adalah 6o% pada

awal in(eksi sampel dan akan naik 0o% se#ara bertahap hingga 2o#. engan mengatur 

suhu kolom ke dalamsistem gradient, sehingga waktu sampel untuk berinteraksi dengan

4ase diam akan lebih lama, dan diharapkan diperoleh pemisahan peak  etanol dan butanol

yang baik.

 Range  pada "as #hromatography  yang praktikan gunakan adalah , range 

adalah range  yang paling baik di mana  peak   etanol dan butanol memisah se#ara

sempurna. 8ada range 0 dan 2, pun#ak dari etanol dan butanol sangat ke#il dan terkadangsalah satu pun#ak tidak mun#ul, sehingga praktikan memilih range  untuk metode ini.

Hasil dari orientasi se#ara lengkapnya adalah sebagai berikut>

Aas :itrogen, Hidrogen, <dara

"olom %p-QaC 2 %5, 2 m C ,+2 mm

Fase iam 8olietilenglikol

Nenis etektor   FID ) flame ionization detector$

@ekanan "olom 0 psi

@ekanan <dara bar  

@ekanan Hidrogen 0, bar  @ekanan :itrogen 2,2 bar  

Split %ent  77,+ ml/menit

 &urge %ent  +,+ ml/menit

"e#epatan 3liran Aas @otal ml/menit

"e#epatan 3liran Aas <dara +7 ml/menit

"e#epatan 3liran Aas Hidrogen +1,2 ml/menit

"e#epatan 3liran Aas 8embawa

 :itrogen

,7 ml/menit. :itrogen make up> 26,

ml/menit

@emperatur 3wal 6o%

 Initial 'ime 2 menit Rate +o% /min

7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum

http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 22/27

@emperatur Final 22o%

Qaktu Final 2 menit

=n(ektor 5 2o%

etektor 3 2o%

 Range

@abel 0. Hasil ptimasi !istem "as #hromatography

8ada per#obaan ini, semua preparasi dilakukan dengan sangat hati-hati untuk 

menghindari adanya kontaminasi. !emua labu ukur yang akan digunakan di bilas

dengan etanol sebanyak +C kemudian dibilas dengan aseton sebanyak +C dan

dilan(utkan dengan membilasnya kembali dengan etanol sebanyak +C. !etelah itu

semua labu ukur di oven hingga kering. 8emanasan dalam oven berpotensi

menyebabkan labu ukur yang terbuat dari ka#a dapat memuai sehingga

mempengaruhiketelitiandarialatsertamemungkinkanetanoldanbutanolakanmenguap,

maka dari itu setelah labu ukur dikeringkan dengan oven, labu ukur harus didinginkan

kembali.5aku primer etanol yang kami gunakan adalah etanolabsolute  77,7 v/v serta

 baku internal butanol absolute 77,1 v/v. 5aku etanol dan standar internal butanol

yang praktikan gunakan, keduanya dibeli dari supplier dengan merek dagang (erck )*

8er#obaan dilakukan dengan men#ari linieritas terlebih dahulu, yaitu dengan

in(eksi baku etanol 1 v/v dilan(utkan dengan in(eksi baku butanol 1 v/v. !etelah

running  selama 0 menit, diperoleh data kromatogram baku etanol 1 v/v yang

kurang baik karena ada  peak  lain selain etanol yang mengekor dibelakangnya, atau

dengan kata lain  peak   etanol pe#ah. 5erikut adalah pro4il kromatogram dari baku

etanol 1 v/v >

Aambar 0. 8ro4il "romatogram 5aku tanol 1 v/v

 &eak  butanol pada kromatogram baku butanol 1 v/v tidak mun#ul, hal ini

dikarenakan butanol sangat volatile sehingga pada saat proses preparasi hingga in(eksi

diduga butanol sudah menguap. 5erikut adalah pro4il kromatogram baku butanol 1

v/v >

etanol

7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum

http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 23/27

etanol b!tanol

Aambar 2. 8ro4il

"romatogram 5aku

5utanol 1 v/v

"emudian dilakukanin(eksi baku etanol-

 butanol dari seri 0-

atau seri konsentrasi 2

v/v-0 v/v, dan

diperoleh pro4il

kromatogram seperti tertera pada data. ari data tersebut etanol selalu mun#ul pada tr 

2 detik dan peak kedua selalu mun#ul pada tr + detik, dengan demikian  peak 

kedua itu merupakan butanol )standar internal yang digunakan dalam pembuatan

larutan baku. ari u(i linieritas yang dilakukan diperoleh persamaan regresi linier G B

,1C D , dengan E 2B ,707. !ehingga diperoleh koe4isien korelasi )r sebesar 

,71. !edangkan ketentuaan 33% memprasyaratkan linieritas yang baik adalah

 pada nilai E 2 tidak kurang dari ,777. !ehingga dapat disimpulkan bahwa linieritas

dari metode ini kurang baik.

"emudian dilan(utkan dengan u(i akurasi serta presisi yaitu dengan in(eksi

sampel konsentrasi rendah )2 v/v, konsentrasi tengah )1 v/v, dan konsentrasi

tertinggi )0 v/v dan diperoleh 2 pun#ak utama yang mengindikasikan etanol dan

 butanol, dengan pro4il kromatogram sebagai berikut >

Aambar +. 8ro4il "romatogram !ampel !eri "onsentrasi 2 v/v

7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum

http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 24/27

etanol b!tanol

etanol b!tanol

Aambar . 8ro4il "romatogram !ampel !eri "onsentrasi 1 v/v

Aambar . 8ro4il "romatogram !ampel !eri "onsentrasi 0 v/v

8un#ak etanol pada sampel terpisah lebih baik daripada pun#ak etanol pada

 baku etanol 1 v/v, hal ini mengindikasikan bahwa terdapat masalah pada baku

etanol absolute yang kami gunakan )dari  supplier Mer#k T. Hal ini ditun(ukkan pula

dengan pun#ak etanol pada baku etanol 1 v/v yang pe#ah.

ata konsentrasi yang kami dapat adalah>

Sample 0> 2,617 v/v

Sample 2> 7,1 v/v

Sample +> 01, 166 v/v

ari data tersebut, disimpulkan bahwa akurasi dari ketiga tingkat konsentrasi

 sample yang kami dapatkan tidak terlalu bagus.Sampel++le seri konsentrasi tertinggi) 0 v/v tidak masuk pada rentang konsentrasi seri baku, seharusnya seri

konsentrasi  sample  diturunkan sehingga diperoleh range  yang memenuhi syarat

akurasi, presisi, dan linieritas.

Hal itu dikarenakan baku digunakan bermasalah, baku etanol yang tersedia di

laboratorium kemurniannya kurang baik. apat kita lihat pada baku seri 0 sampai ,

 peak   etanol dan butanol pe#ah, peak   yang pe#ah tersebut mengindikasikan bahwa

terdapat pengotor pada baku yang digunakan. !ehingga  peak   di belakang etanol

maupun butanol pada kromatogram diduga masih area etanol atau butanol yang tidak 

terhitung. Hal ini menyebabkan (umlah3<% pada bakunya ke#il, sehingga didapatkan

konsentrasi pada baku seri 0 sampai lebih ke#il dari yang seharusnya. Hal itu

7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum

http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 25/27

menyebabkan konsentrasi sampel yang didapatkan terlihat lebih besar, sehingga ,

recovery yang didapatkan besar.

8ada praktikum kali ini, praktikan tidak bisa mendapatkan data parameter 

 presisi dan akurasi serta penetapan kadar, dikarenakan belum didapatkan data

replikasi sampel. 8arameter presisi dan akurasi seharusnya bisa didapat dari E!

dan re#overy, minimal + konsentrasi dengan masing-masing + determinasi.

!elektivitas didapat dari nilai perhitungan resolusi dan tailing factor. :ilai

resolusi dan tailing 4a#tor dipilih dari hasil peak kromatogram yang terbaik menurut

 praktikan yaitu pada baku, praktikanmemilih baku seri konsentrasi 0 dan pada

sampeldipilih dari sample 2 konsentrasi 1.

ata baku seri konsentrasi 0v/v didapat E B 0,2; @4 etanol B 0; @4 butanol

B ,6. ari data ini dapat disimpulkan bahwa pemisahan  peak  etanol dan butanol

 bagus sesuai dengan persyaratan 33% yaitu EU0,. idapatkan pula  peak   etanol

yang baik yaitu sesuai persyaratan tailing factor   mendekati 0. !edangkan  peak 

 butanol didapat  peak   yang tidak terlalu baik dengan tailing factor ,6. 'ailing  factor B0 menandakan peak tidak mengalami tailing   maupun  fronting . 8ada  peak 

 butanol, peak mengalami tailing , dikarenakantailing factor kurang dari 0.

ari data sampel 2 konsentrasi 1v/v didapat E B 2; @4 etanolB ,6; @4 butanol

B 0,6. 8emisahan  peak  etanol dan butanol pada sampel2 ini (uga baik, didapat

resolusi 2 dan hal ini tidak sesuai dengan persyaratan 33% yaitu resolusi yang baik 

U0,. &eak  etanol didapat kurang baik karena tidak mendekati 0, dapat dilihat bahwa

 peak  etanol memang tailing . !edangkan peak  butanol didapatkan sangat (auh dari 0,

hal ini dapat terlihat dari peak  butanol yang dihasilkan memang terlihat sangat tailing.

@er(adi peak  yang tailing  dikarenakan analit berinteraksi kuat dengan 4ase diam

sehingga akan keluar lebih lama. ari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa

 parameter resolusi tidak terpenuhi karena terdapat tailing factor   yang tidak sesuai

dengan ketentuan pada 33%.

8ada u(i sensiti4itas, nilai L dan LI yang didapatkan #ukup besar yakni

L B +,2 v/v dan nilai LI B 0, + v/v. !edangkan seri konsentrasi

 baku yang digunakan antara 2 v/v 0 v/v. :ilai L dan LI yang #ukup

 besar menun(ukkan sensiti4itas metode yang kurang baik. !elain itu perhitungan L

dan LI kurang valid, hal ini dikarenakan peak   etanol dan butanol yang pe#ah

sehingga area under curve  yang dihasilkan (adi sempit atau tidak sesuai dengan

konsentrasi teoritis dari baku!etelah dilakukan validasi =, dilakukan replikasi dari metode yang dilakukan.

Eeplikasi dilakukan untuk mengetahui repeatability dari metode yang telah dioptimasi

dan divalidasi pada tahap sebelumnya.

ari replikasi yang dilakukan, diperoleh parameter-parameter validasi antara

lain, linieritas, selektivitas, serta sensitivitas. Linieritas yang didapatkan kurang baik 

yaitu dengan nilai koe4isien korelasi )r sebesar ,6 yang mengindikasikan metode

ini kurang linier. !elain itu sensitivitasnya kurang baik, hal ini dapat dibuktikan

dengan adanya nilai L sebesar 00,02+0 v/v dan LI sebesar +6,660 v/v.

 :ilai L dan LI yang dihasilkan tidak relevan, hal ini karena linieritas yang

7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum

http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 26/27

didapatkan kurang bagus, sehingga mempengaruhi nilai  ŷ  yang digunakan dalam

 perhitungan L dan LI.

ata kadar etanol pada hand sanitizer   yang didapatkan pada replikasi

selan(utnya adalah>

o Sample 0> ,21 v/vo Sample 2> 00,7 v/v

o Sample +> 0, v/vdan +,72

8arameter akurasi, presisi, serta penetapan kadar tidak diperoleh karena

replikasi sampel tidak didapatkan. !ehingga tidak dapat dilakukan perhitungan

 parameter-parameter validasi tersebut. :amun demikian, data selektivitas yang

ditun(ukkan oleh baku seri + konsentrasi 1 v/v #ukup baik, yang ditun(ukkan oleh

nilai resolusi sebesar 6,. Hal ini mengindikasikan pemisahan peak  etanol dan butanol

#ukup baik dan memenuhi persyaratan =%H. !elain resolusi, nilai @F  - 'ailing 

 Factor $ yang dihasilkan (uga sangat bagus yakni 0, yang menun(ukkan bahwa peak 

yang dihasilkanbaik etanol maupun butanol sangat baik atau tidak tailing.

Masalah yang sering kali ter(adi ketika dilakukan replikasi adalah peak  butanol

tidak mun#ul. "emungkinan dikarenakan butanol kurang stabil selama preparasi.

!elain itu diduga baku yang digunakan terkontaminasi sehingga  peak  nya pe#ah dan

3<% yang didapatkan lebih ke#il dari data yang seharusnya didapatkan.

ata replikasi yang didapatkan kurang bagus, hal ini menun(ukkan bahwa

metode tersebut memiliki repeatabilityyang kurang bagus. Metode tersebut kurang

 baik (ika dilakukan oleh analis yang berbeda.

&A& 888

KS8%'LA +A SA*A

3.1 Kesimp$lan"esimpulan dari $3nalisis tanol dalam Hand Sanitizer !e#ara "romatogra4i Aas&

adalah

− Metode belum memenuhi persyaratan validasi karena masih banyak parameter 

yang didapatkan dan sesuai dengan kriteria penerimaan berdasarkan 33%.

− ata kadar etanol pada hand sanitizer   yang didapatkan pada per#obaan 0

adalah>

o Sample 0> 2,617 v/v

o Sample 2> 7,1 v/v

o Sample +> 01, 166 v/v

ata kadar etanol pada hand sanitizer   yang didapatkan pada replikasi

selan(utnya adalah>

7/23/2019 Perbandingan hasil praktikum

http://slidepdf.com/reader/full/perbandingan-hasil-praktikum 27/27

o Sample 0> ,21 v/v

o Sample 2> 00,7 v/v dan +,72v/v

o Sample +> 0, v/v

"adar yang didapat belum dapat dipastikan kebenarannya karena metode belum

tervalidasi

3.2 Saran

 

5aku etanol dan butanol sebaiknya diganti, tidak menggunakan yang bermerek 

Mer#k T dan N@-5aker T

GC A2 bel!m ada"ak! b!ka kok

isi na AAS#