proposal skripsi meningkatkan berhitung permulaan 4

Upload: achansuki

Post on 10-Feb-2018

281 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Proposal Skripsi Meningkatkan Berhitung Permulaan 4

    1/24

    Proposal Skripsi Meningkatkan Berhitung Permulaan

    JUDUL : UPAYA MENINGKATKAN BERHITUNG PERMULAAN

    MENGGUNAKAN STRATEGI BERMAIN STICK ANGKA DI TK LESTARI MULYO DESA

    KEPOHKENCONO PUCAKWANGI TAHUN 2012-2013.

    I. PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Program pendidikan untuk anak merupakan salah satu unsur atau komponen dalam

    penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, keberadaam program ini sangat penting sebab

    melalui program inilah semua rencana, pelaksanaan, pengembangan, penilaian dikendalikan.

    Dalam hal ini penyelenggaraan pendidikan yang dinaungi oleh Departemen Pendidikan Nasional

    yaitu TK (Taman Kanak-kanak) juga ikut serta menyukseskan program pendidikan anak usia

    dini.

    Kenyataan menunjukkan bahwa pembelajaran di tingkat TK Lestari Mulyo Desa

    Kepohkencono seringkali kurang menarik bagi anak. Ada beberapa hal yang menyebabkan

    demikian, diantaranya adalah bahasa tubuh guru yang masih kaku, penyajian yang kurang

    menarik, dan alat peraga yang sangat minim. Sehingga dalam kegiatan belajar mengajar (KBM)

    guru dan anak didik kurang begitu semangat anak cenderung bosan dengan tugas yang diberikandan akhirnya menyepelekkan pelajaran akibatnya proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)

    terhambat dan kurang maksimal. Karena minimnya alat peraga di TK Lestari Mulyo Desa

    Kepohkencono kegiatan belajar berhitung hanya menggunakan media papan tulis dan pohon

    hitung saja. Hal ini sangat mempengaruhi tingkat belajar, semangat dan kemampuan anak dalam

    pembelajaran berhitung. Ini dibuktikan dengan hasil pekerjaan anak pada tiap tengah semester.

    Dari 21 anak hanya 10 anak yang sudah mampu berhitung sebagian lainnya masih perlu

    bimbingan guru ternyata anak yang belum mampu berhitung belum dapat menggunakan media

    yaitu dengan menggunakan jari-jari tangan.

    Sebagai guru TK menyadari bahwa pendidikan di tingkat TK, media (alat peraga)

    sangat diperlukan. Karena pembelajaran di TK disampaikan dengan cara bermain maka dengan

    melakukan penelitian tindakan kelas yang bertujuan dapat memperbaiki kemampuan berhitung

    anak TK Lestari Mulyo Desa Kepohkencono.

  • 7/22/2019 Proposal Skripsi Meningkatkan Berhitung Permulaan 4

    2/24

    Dari Maria Montesori berpendapat bahwa anak-anak belajar melalui tangannya. Karena

    itulah, bila guru menjelaskan sebuah materi diharapkan anak-anak mengenal yang konkret, semi

    abstrak dan abstrak. Montesori berprinsip pendidikan harus berpegang pada keseimbangan

    (cosmic plan). Karena itu dia menciptakan alat peraga yang berupa duplikasi. Untuk menjelaskan

    tentang pohon, guru tidak harus menebang pohon melainkan dengan alat peraga.

    Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis mengambil judul Upaya

    Meningkatkan Berhitung Permulaan Menggunakan Strategi Bermain Stick Angka di TK Lestari

    Mulyo Desa Kepohkencono Pucakwangi Pati.

    B. IDENTIFIKASI MASALAH

    Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka identifikasi masalah dalam

    kegiatan belajar mengajar sebagai berikut :

    1. Anak didik kurang menyukai pelajaran berhitung.

    2. Rendahnya minat terhadap pelajaran berhitung

    3. Kurangnya media (alat peraga) dalam pelajaran berhitung

    C. PEMBATASAN MASALAH

    Berdasarkan uraian diatas, sebagai berikut :

    1. Apakah guru sudah menggunakan alat peraga atau media dengan sesuai ?

    2. Apakah kondisi awal anak didik untuk mengikuti pelajaran berhitung sudah memadai ?

    D. RUMUSAN MASALAH

    Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis merumuskan

    masalah yang akan menjadi fokus dari perbaikan pembelajaran yaitu:

    Apakah menggunakan strategi bermain stick angka dapat meningkatkan kemampuan

    berhitung permulaan pada anak usia dini di TK Lestari Mulyo Desa Kepohkencono?

    E. TUJUAN PENELITIAN

    Dalam penelitian ini, penulis bertujuan sebagai berikut :

    1. Mendorong semangat anak didik dalam pelajaran berhitung

    2. Mengembangkan kemampuan berhitung dengan menggunakan strategi bermain stick angka.

  • 7/22/2019 Proposal Skripsi Meningkatkan Berhitung Permulaan 4

    3/24

    F. MANFAAT PENELITIAN

    Adapun manfaat penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah :

    1. Manfaat Teoritis

    a. Sebagai pendorong untuk pelaksanaan pendidikan sehingga menjadi pengetahuan bagi orang tua

    dan guru.

    b. Sebagai informasi pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan berhitung pada anak.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi anak didik

    1. Membantu anak menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit.

    2. Mendorong semangat belajar anak didik terhadap pelajaran berhitung.

    3. Menanamkan pengertian bilangan dan kecakapan dasar berhitung.

    4. Memupuk dan mengembangkan kemampuan berpikir logis dan kritis dalam memecahkan

    masalah yang dihadapi dikehidupan sehari-hari baik sekarang dan masa mendatang.

    b. Bagi guru

    1. Memudahkan guru untuk melatih ketrampilan dan kesabaran dalam mengajarkan pelajaran

    berhitung.

    2. Guru dapat menerapkan pelajaran berhitung dengan menggunakan strategi bermain stick angka.

    3. Membangkitkan kreativitas guru dalam menerapkan dan menciptakan inovasi dalam kegiatan

    pembelajaran.

    c. Bagi sekolah

    1. Kegiatan pembelajaran di kelas akan lebih efektif dan efisien.

    2. Sekolah akan mampu mengembangkan model-model pembelajaran.

    3. Sekolah akan mampu menghasilkan sumber daya yang berkualitas.

    4. Mengembangkan kemampuan dan sikap nasional, ekonomis dan menghargai waktu.

    II. LANDASAN TEORI

    A. Hakikat Berhitung Permulaan

    1. Pengertian Berhitung Permulaan

  • 7/22/2019 Proposal Skripsi Meningkatkan Berhitung Permulaan 4

    4/24

    Berhitung adalah usaha melakukan, mengerjakan hitungan seperti menjumlah,

    mengurangi serta memanipulasi bilangan-bilangan dan lambang-lambang matematika,

    sedangkan untuk mengetahui tingkat kemampuan berhitung siswa digunakan metode tes.

    Metode tes adalah serentetan pertanyan atau latihan atau alat lain yang digunakan pada

    lingkup perkembangan. Metode tes adalah termasuk metode non eksperimental. Berikut ini

    adalah metode-metode eksperimental antara lain :

    a. Metode pengamatan, suatu cara untuk mencatat tingkah laku tertentu dari orang yang diamati

    dengan menggunakan pedoman observasi.

    b. Metode survei, suatu metode yang digunakan untuk mempelajari beberapa masalah yang sulit

    dipelajari melalui metode pengamatan dan menggunakan kuesioner atau wawancara.

    c. Metode klinis, suatu metode yang digunakan untuk mengamati seseorang di tempat khusus yang

    telah disediakan, sehingga dapat diketahui perilaku-perilaku dan pernyataan-pernyataannya yang

    spontan dengan tujuan paedagogis atau medis.

    d. Metode angket, suatu cara dengan menggunakan daftar pertanyaan atau pertanyaan yang

    diberikan kepada sejumlah orang yang harus dijawab, untuk kemudian dicari simpulan umum.

    e. Metode wawancara, suatu cara untuk menggali pendapat, perasaan, sikap, pandangan, proses

    berpikir, proses penginderaan dan berbagai hal yang merupakan tingkah laku covert yang tidak

    dapat ditangkap langsung oleh atau melalui metode observasi.

    f. Metode sejarah kehidupan, suatu metode yang digunakan untuk mengetahui tingkah laku

    seseorang dengan segala latar belakangnya. Melalui penelitian buku harian atau wawancara

    tentang masa lalu subjek.

    g. Metode tes (pemeriksaan psikologis), suatu metode yang digunakan untuk memeriksa hal-hal

    yang tidak dapat diketahui dengan metode-metode lain, seperti IQ, kepribadian, arah minat,

    kecemasan dengan menggunakan tes psikodiagnostik.

    Minat penelitian ilmiah tentang anak mendapat dorongan yang besar setelah G. Stanley

    Hall mengawali penelitiannya tentang konsep anak (1891) dengan tekanan bahwa anak bukan

    orang dewasa kecil. Pandangan ini diterima oleh murid-muridnya yang tidak lama kemudian

    diikuti oleh banyak psikolog dan ahli pendidikan.

    2. Beberapa teori yang mendasari perlunya permainan berhitung di taman kanak-kanak sebagai

    berikut :

    a. Tingkat perkembangan mental anak

  • 7/22/2019 Proposal Skripsi Meningkatkan Berhitung Permulaan 4

    5/24

    Jean Piaget, menyatakan bahwa kegiatan belajar memerlukan kesiapan dalam pendidikan

    anak. Artinya belajar sebgai proses membutuhkan aktivitas baik fisik maupun psikis. Selain itu

    kegiatan belajar pada anak harus disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan.

    Anak usia TK berada pada tahapan pra operasional kongkret dan berpikir intuitif dimana

    anak mampu mempertimbangkan tentang besar, bentuk dan benda-benda didasarkan pada

    interprestasi dan pengalamannya (persepsi sendiri).

    b. Masa peka berhitung pada anak

    Perkembangan dipengaruhi oleh faktor kematangan dan belajar. Apabila anak sudah

    menunjukkan masa peka (kematangan) untuk berhitung, maka orang tua dan guru harus tanggap,

    untuk segera memberikan layanan dan bimbingan sehingga kebutuhan anak dapat terpenuhi dan

    tersalurkan dengan sebaik-baiknya menuju perkembangan kemampuan berhitung yang optimal.

    Anak usia TK adalah masa yang sangat strategis untuk mengenalkan berhitung di jalur

    matematika. Karena usia TK sangat peka terhadap rangsangan yang diterima dan lingkungan.

    Rasa ingin tahunya yang tinggi akan tersalurkan apabila mendapat stimulasi / rangsangan /

    motivasi yang sesuai dengan tugas perkembangannya.

    c. Perkembangan awal menentukan perkembangan anak selanjutnya

    Hurlock (1993) mengatakan bahwa lima tahun pertama dalam kehidupan anak

    merupakan peletak dasar bagi perkembangan selanjutnya. Anak yang mengalami masa bahagia

    berarti terpenuhinya segala kebutuhan baik fisik maupun psikis di awal perkembangannya

    diamalkan akan sangat melaksanakan tugas-tugas perkembangan selanjutnya.

    Dalam studi klinis sejak bayi hingga dewasa yang dilakukan oleh Erikson ( dalam

    Elizabet B. Hurlock, 1978 : 26) menyimpulkan bahwa masa kanak-kanak merupakan

    gambaran awal manusia, tempat dimana kebaikan dan sifat buruk akan berkembang

    mewujudkan diri, meskipun lambat tetapi pasti.

    Selanjutnya Erikson menerangkan, apa yang akan dipelajari seorang anak tergantung

    bagaimana orang tua memenuhi kebutuhan anak akan makanan, perhatian, cinta kasih. Sekali ia

    belajar, sikap demikian akan mewarnai persepsi individu akan masyarakat dan suasana sepanjang

    hidup.

    Crumley.F.E. dkk, Gagne R.M. dan Smith, dkk (dalam Elizabeth B Hurlock, 1978 : 26)

    menunjukkan bukti bahwa sejarah anak yang mempunyai kesulitan penyesuaian sejak tahun-

    tahun prasekolah hingga sekolah menengah atau universitas telah memperlihatkan bahwa banyak

  • 7/22/2019 Proposal Skripsi Meningkatkan Berhitung Permulaan 4

    6/24

    diantara mereka sangat buruk penyesuaian dirinya pada masa kecil hingga tidak pernah dalam

    suatu kelompok atau mempunyai banyak teman. Sebagai tambahan, banyak diantaranya

    menderita kesulitan berbicara, sekolah, serta enuretik dan keluarga mereka menganggapnya

    sebagai anak yang penuh masalah. Dari studi riwayat anak nakal, Glueck(dalam Elizabeth B

    Hurlock, 1978 : 26) menyimpulkan bahwa remaja yang berpotensi menjadi nakal, dapat

    diidentifikasi sedini usia dua atau tiga tahun karena perilaku anti sosialnya.

    B. Hakikat Matematika Usia Dini

    Dalam pembelajaran matematika terdapat banyak keterampilan yang dapat dikuasai anak

    didik. Namun, bagi usia dini khususnya anak TK, keterampilan matematika yang dapat diajarkan

    pada mereka tidak sebanyak dan sesulit anak-anak di atas usianya. Adapun keterampilan yang

    dapat dilatih bagi anak-anak TK antara lain :

    1. Mencacah

    Mencacah merupakan dasar bagi semua pekerjaan yang berkaitan dengan bilangan. Ada 4

    hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan mencacah, yaitu :

    a. Anak-anak perlu belajar mengetahui nama bilangan satu, dua, tiga, empat dan seterusnya.

    b. Anak-anak harus belajar bahwa kita mencacah satu bilangan untuk setiap benda tanpa boleh ada

    yang ketinggalan atau tercacah lebih dari sekali.

    c. Jawaban terhadap pertanyaan Ada berapa ? atau Berapa banyaknya? adalah satu bilangan :misalnya tiga, bukan satu, dua, tiga.

    d. Banyaknya bilangan tetap sama, tidak berubah, darimana kita mulai mencacah dan

    bagaimanapun benda-benda itu tersusun.

    Cara terbaik mencacah benda adalah dengan menunjukkan ke benda tersebut atau

    memegang dan memindahkannya. Kegiatan mencacah menggunakan buku, maka anak dapat

    diminta mencoret setiap benda yang sudah dicacah atau menutupinya dengan sesuatu, untuk

    menjamin bahwa setiap benda dicacah tepat sekali. (Yulvia Sari, 2006).

    2. Membuat Pola

    Pola merupakan urutan dari warna, bentuk, benda, suara atau gerakan-gerakan yang

    dilakukan berulang kali. Adapun beberapa macam pola, diantaranya :

    a. Pola Visual

  • 7/22/2019 Proposal Skripsi Meningkatkan Berhitung Permulaan 4

    7/24

    Pola visual merupakan pola yang tampak atau jelas dilihat oleh mata. Pola visual biasanya

    terdapat pada bahan-bahan atau kain-kain.

    b. Pola Auditori

    Pola auditori atau pendengaran biasanya ditemukan dalam melodi musik, tepuk tangan dan

    pengulangan bahasa atau suara-suara dari cerita atau permainan jari dan suara binatang seperti

    kucing, kambing dan yang lainnya.

    c. Pola Physic

    Pola physic atau gerak terdapat dalam tarian, dan gerakan-gerakan yang berurutan.

    Belajar dengan macam pola juga dapat membantu anak untuk mengembangkan

    keterampilan berpikir seperti menganalisa (menguraikan) dan membuat sintesis (paduan

    beberapa pengertian) dan mengasah keterampilan bahasa matematika.

    Hal-hal yang perlu diingat dalam belajar tentang pola adalah dimulai dengan 2 pola yang

    sederhana seperti AB. Setelah pola sederhana tersebut dikuasai anak bisa dilanjutkan ke pola

    yang lebih sulit seperti ABC, AAB, AABB. Selain itu suatu pola juga dapat diperoleh melalui

    identifikasi (tanda kenal atau penentu identitas benda atau sesuatu), mencocokan, menyalin dan

    menciptakan pola.

    3. Menyortir dan Mengelompokkan

    Menyortir atau memilih dan mengelompokkan benda merupakan kegiatan umum yang

    dilakukan oleh berbagai usia. Pada anak-anak, benda-benda yang dapat disortir dan

    dikelompokkan adalah berbagai bentuk dengan berbagai warna dan ukuran.

    4. Membandingkan

    Kegiatan membandingkan yang biasa dilakukan oleh anak adalah membandingkan

    ukuran, tekstur, warna dan kecepatan yang pada akhirnya mengarah pada kualitas atau

    banyaknya sesuatu.

    5. Konsep Angka

    Pembelajaran konsep angka berkaitan dengan pemikiran tentang Berapa banyak suatu

    benda. Konsep angka juga meliputi kegiatan berhitung. Satu per satu dan yang paling penting

    adalah memahami angka yang dipelajari. Belajar memahami angka merupakan keterampilan

    yang sangat mendasar bagi anak yang melakukan kegiatan yang bertalian dengan angka.

    Pembelajaran berhitung berkaitan dengan pembelajaran urutan nama angka yang

    digunakan untuk menamakan jumlah dari suatu benda.

  • 7/22/2019 Proposal Skripsi Meningkatkan Berhitung Permulaan 4

    8/24

    Berbicara tentang konsep angka. Disini terdapat perbedaan antara angka dan bilangan.

    Angka diartikan sebagai simbul (5). Sedangkan bilangan merupakan arti yang sesungguhnya dari

    angka atau simbul 5.

    6. Pemecahan Masalah

    Problem solving atau pemecahan masalah merupakan suatu proses penyelesaian masalah

    yang berkaitan dengan keterampilan matematika dan konsep. Problem solving dapat dilakukan di

    berbagai tempat dan situasi seperti waktu makan atau snack, waktu berkumpul dalam lingkaran

    (Circle time), diberbagai sudut atau area, di halaman bermain dan lain-lain.

    Manfaat pemecahan masalah bagi anak adalah memberikan pengalaman berbagai pikiran

    atau pendapat dengan anak-anak yang lain. Dan kemampuan anak dan memecahkan suatu

    masalah akan menimbulkan rasa percaya diri pada anak tersebut.

    7. Ukuran dan Perkiraan

    Dalam mempelajari keterampilan mengukur dan memperkirakan sesuatu, hendaklah

    menggunakan benda kongkret. Dalam kegiatan ini anak dilibatkan untuk mengukur dan

    memperkirakan sesuatu jangan hanya menjadi pengamat pasif. Adapun hal-hal yang dapat

    digunakan untuk kegiatan mengukur adalah jam mengukur waktu, thermometer mengukur

    temperature atau suhu, gelas mengukur kuantitas, skala mengukur luas dan lain-lain.

    8. Waktu

    Hal ini terasa sulit karena waktu merupakan konsep yang abstrak. Konsep waktu yang

    dapat dilatih untuk dipahami anak adalah waktu sekarang, kemarin dan besok. Adapun waktu

    yang dapat dibaca melalui jam atau kalender dapat dipahami anak setelah mereka memakai

    konsep kemarin dan besok.

    Cara yang dapat digunakan dalam mengenal konsep waktu adalah dengan menggunakan

    jadwal kegiatan anak sehingga mereka mengetahui urutan kegiatan hari ini dan selanjutnya.

    C. Hakikat Strategi Bermain di TK

    1. Pengertian dan Kriteria Pemilihan Strategi Pembelajaran

    Strategi pembelajaran adalah pola umum perbuatan guru dan murid dalam mewujudkan

    kegiatan belajar mengajar. Strategi pembelajaran adalah segala usaha guru untuk menerapkan

    berbagai metode pembelajaran dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan demikian

  • 7/22/2019 Proposal Skripsi Meningkatkan Berhitung Permulaan 4

    9/24

    strategi pembelajaran menekankan kepada bagaimana aktivitas guru mengajar dan aktivitas anak

    belajar.

    Terdapat beberapa kriteria yang harus menjadi pertimbangan guru dalam memilih

    strategi pembelajaran, yaitu (1) karakteristik tujuan pembelajaran apakah untuk pengembangan

    aspek kognitif, aspek afektif atau psikomotor. Atau apakah pembelajaran itu bertujuan untuk

    mengembangkan domain fisik-motorik, kognitif, sosial emosi, bahasa, dan estetika; (2)

    karakteristik anak sebagai peserta didik baik usianya maupun kemampuannya; (3) karakteristik

    tempat yang akan digunakan untuk kegiatan pembelajaran apakah di luar atau di dalam ruangan;

    (4) karakteristik tema atau bahan ajar yang akan disajikan kepada anak; dan (5) karakteristik pola

    kegiatan yang akan digunakan apakah melalui pengarahan langsung, semi kreatif atau kreatif.

    Semua kriteria ini memberikan implikasi bagi guru untuk memilih stratgei

    pembelajaran yang paling tepat digunakan di Taman Kanak-kanak

    2. Karakteristik Cara Belajar Anak

    Anak belajar dengan cara yang berbeda dengan orang dewasa. Beberapa karakteristik

    cara belajar anak itu antara lain (1) anak belajar melalui bermain; (2) anak belajar dengan cara

    membangun pengetahuannya; (3) anak belajar secara alamiah, dan (4) anak belajar paling baik

    jika yang dipelajarinya menyeluruh, bermakna, menarik, dan fungsional.

    Bermain sebagai salah satu cara belajar anak memiliki ciri-ciri simbolik, bermakna,

    aktif, menyenangkan, suka rela, ditentukan oleh aturan, dan episodik.

    Para ahli teori konstruktivisme mempunyai pandangan tentang cara belajar anak yaitu

    bahwa anak belajar dengan cara membangun pengetahuannya melalui kegiatan mengeksplorasi

    objek-objek dan peristiwa yang ada di lingkungannya dan melalui interaksi sosial dan

    pembelajaran dengan orang dewasa.

    Lingkungan yang diciptakan secara kondusif akan mengundang anak untuk belajar

    secara alamiah tanpa paksaan sehingga apa yang dipelajari anak dari lingkungannya adalah hal-

    hal yang benar-benar bermakna, fungsional, menarik dan bersifat menyeluruh.

    3. Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran Di Taman Kanak-Kanak

    Jenis-jenis Strategi Pembelajaran Umum di Taman Kanak-kanak.

    Ada beberapa jenis strategi pembelajaran umum yang dapat digunakan di Taman Kanak-

    kanak. Strategi pembelajaran tersebut pada umumnya lebih menekankan pada aktivitas anak

  • 7/22/2019 Proposal Skripsi Meningkatkan Berhitung Permulaan 4

    10/24

    dalam belajar, namun, tidak berarti peranan guru pasif. Guru harus berperan sebagai fasilitator

    yang dapat memberikan kemudahan dan kelancaran kepada anak dalam proses belajar.

    Jenis-jenis strategi pembelajaran umum tersebut adalah: (1) meningkatkan keterlibatan

    indra, (2) mempersiapkan isyarat lingkungan, (3) analisis tugas, (4) scaffolding, (5) praktik

    terbimbing, (6) undangan/ajakan, (7) refleksi tingkah laku/tindakan, (8) refleksi kata-kata, (9)

    contoh atau modelling, (10) penghargaan efektif), (11)

    menceritakan/menjelaskan/menginformasikan, (12) do-it-signal, (13) tantangan, (14) pertanyaan,

    dan (15) kesenyapan.

    Strategi-strategi pembelajaran tersebut dapat diintegrasikan atau digabungkan dalam

    keseluruhan proses pembelajaran, sehingga tercipta kegiatan belajar yang lebih bervariasi.

    4. Strategi Pembelajaran Khusus di Taman Kanak-kanak

    Terdapat beberapa jenis strategi pembelajaran khusus yang dapat diterapkan di Taman

    Kanak-kanak. Penerapan strategi pembelajaran khusus tersebut pada prinsipnya sama dengan

    penerapan strategi pembelajaran umum, yaitu harus mempertimbangkan karakteristik tujuan,

    karakteristik anak dan cara belajarnya, karakteristik tempat yang akan digunakan, dan pola

    kegiatan.

    Jenis-jenis strategi pembelajaran khusus tersebut adalah (1) kegiatan eeksploratori, (2)

    Penemuan Terbimbing, (3) Pemecahan Masalah, (4) Diskusi, (5) Belajar Kooperatif, (6)

    Demonstrasi, dan (7) Pengajaran Langsung.

    Di samping strategi pembelajaran di atas, guru Taman Kanak-kanak dituntut untuk dapat

    menggunakan strategi pembelajaran lainnya sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik.

    5. Penerapan Strategi Pembelajaran yang Berpusat Pada Anak

    Anak pada hakikatnya memiliki potensi untuk aktif dan berkembang. Pembelajaran

    yang berpusat pada anak banyak diwarnai paham konstruktivis yang dimotori Piaget dan

    Vigotsky.

    Anak adalah pembangun aktif pengetahuannya sendiri. Mereka membangun

    pengetahuannya ketika berinteraksi dengan objek, benda, lingkungan, baik lingkungan fisik

    maupun lingkungan sosial.

    Yang melandasi pembelajaran yang berpusat pada anak adalah pendekatan

    perkembangan dan pendekatan belajar aktif.

  • 7/22/2019 Proposal Skripsi Meningkatkan Berhitung Permulaan 4

    11/24

    Belajar aktif merupakan proses dimana anak usia dini mengeksplorasi lingkungan

    melalui mengamati, meneliti, menyimak, menggerakkan badan mereka menyentuh, mencium,

    meraba dan membuat sesuatu terjadi dengan objek-objek di sekitar mereka.

    Pembelajaran yang berpusat pada anak memiliki karakteristik sebagai berikut: 1)

    prakarsa kegiatan tumbuh dari minat dan keinginan anak, 2) Anak-anak memilh bahan dan

    memutuskan apa yang ingin ia kerjakan, 3) Anak mengekspresikan bahan-bahan secara aktif

    dengan seluruh indranya, 4) Anak menemukan sebab akibat melalui pengalaman langsung, 5)

    Anak mentransformasikan dan menggabungkan bahan-bahan, 6) Anak menggunakan otot

    kasarnya, 7) Anak menceritakan pengalamannya.

    Prosedur Pembelajaran yang Berpusat pada Anak

    Pembelajaran yang berpusat pada anak harus direncanakan dan diupayakan dengan

    matang. Upaya yang dilakukan adalah dengan merencanakan dan menyediakan bahan/peralatan

    yang dapat mendukung perkembangan dan belajar anak secara komprehensif. Untuk itu perlu

    disediakan area-area yang memungkinkan berbagai kegiatan sesuai pilihannya.

    Area- area tersebut meliputi:

    1) Area Pasir dan Air.

    2) Area Balok.

    3) Area Rumah dan Bermain Drama.

    4) Area Seni.

    5) Area agama.

    6) Area bahasa dan baca tulis.

    7) Area pertukangan atau kerja Kayu.

    8) Area musik dan gerak.

    9) Area masak.

    10) Area bermain di luar ruangan.

    Pelaksanaan pembelajaran yang berpusat pada anak meliputi: tahap perencanaan, tahap

    bekerja dan tahap melaporkan kembali.

    Contoh Penerapan Pembelajaran yang Berpusat pada Anak

    Plan Do Review, merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada

    anak. Dalam pendekatan ini anak diberi kesempatan untuk melakukan sesuai dengan minat dan

  • 7/22/2019 Proposal Skripsi Meningkatkan Berhitung Permulaan 4

    12/24

    keinginannya, mulai dari membuat perencanaan, (Plan), mengerjakan (Do), dan melaporkan

    kembali (Review).

    Prosedur pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut:

    1) Tahap merencanakan (Planning Time).

    Pada tahap ini anak diberi kesempatan untuk membuat rencana dari kegiatan yang akan mereka

    lakukan selanjutnya.

    2) Tahap Bekerja (Work Time).

    Tahap ini adalah tahap dimana anak bermain dan memecahkan masalah. Anak

    mentransformasikan rencana ke dalam tindakan.

    3) Tahap Review (Recall).

    Tahap ini merupakan tahap memperlihatkan apa yang telah dilakukan anak pada tahap bekerja.

    D. Bermain Stick Angka

    1. Pengertian bermain

    Bermain adalah segala aktivitas untuk memperoleh rasa senang tanpa memikirkan hasil

    akhir yang dilakukan secara spontan tanpa paksaan orang lain, yang harus diperhatikan orang

    tua, bermain haruslah suatu aktivitas yang menyenangkan bagi anak. Tidak boleh ada anak untuk

    perkembangan aspek tertentu walaupun kegiatan tersebut dapat menunjang perkembangan aspek

    tertentu.

    Parten, dalam Fathul Mujib dan Nailur Rahmawati, memandang kegiatan bermain

    sebagai sarana sosialisasi. Melalui bermain diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada

    seorang anak, siswa dan peserta didik dalambereksplorasi, menemukan, mengekspresikan

    perasaan, berkreasi, dan belajar secara menyenangkan. Selain itu kegiatan bermain dapat

    membantu anak dapat mengenal dirinya, dengan siapa ia hidup, serta lingkungan sekitar.

    Sedangkan menurut Bettelheim (Fathul Mujib dan Nailur Rahmawati:2011), bermain adalah

    kegiatan yang tidak mempunyai aturan lain, kecuali yang ditetapkan pemain sendiri, dan tidak

    ada hasil akhir yang dimaksudkan dalam realitas luar

    Menurut N. Murdiati Sulastomo (2002), kegiatan bermain yang dilakukan harus

    berdasarkan inisiatif anak. Seorang anak harus diberikan kesempatan untuk memilih kegiatan

    bermainnya sendiri dan menentukan bagaimana melakukannya. Menurut dari beberapa ahli

    bermain adalah kegiatan yang menyenangkan bagi anak dan suatu kebutuhan yang sudah ada

    (inheren) dalam diri anak. Dengan demikian anak dapat mempelajari berbagai keterampilan

  • 7/22/2019 Proposal Skripsi Meningkatkan Berhitung Permulaan 4

    13/24

    dengan senang hati, tanpa merasa terpaksa atau di paksa untuk mempelajarinya. Bermain

    mempunyai manfaat dalam mengembangkan keterampilan anak. Sehingga anak lebih siap untuk

    menghadapi lingkungannya dan lebih siap untuk mengikuti pendidikan pada jenjang yang lebih

    tinggi.

    2. Beberapa Ciri Bermain

    a. Menyenangkan

    b. Tidak memiliki tujuan, tidak boleh ada interfensi tujuan dari luar si anak yang memotifasi di

    lakukannya kegiatan bermain.

    c. Bersifat spontan

    d. Bermain berarti anak aktif melakukan kegiatan

    e. Memiliki hubungan yang sistematis dengan sesuatu yang bukan bermain seperti kreativitas,

    pemecahan masalah, belajar bahasa, perkembangan peran sosial, perkembangan kognitif.

    3. Jenis Bermain

    Jenis bermain berdasarkan aktivitas fisik dan sumber kesenangan adalah sebagai berikut :

    a. Bermain aktif, seorang anak melakukan sendiri dalam sumber rasa senang yang diperoleh anak

    berasal dari apa yang dilakukan oleh anak itu sendiri.

    b. Bermain pasif adalah anak melakukan kegiatan dengan sedikit menggunakan aktivitas fisik dan

    sumber rasa senangnya diperoleh dari aktivitas yang dilakukan oleh orang lain.

    4. Manfaat Bermain

    a. Perkembangan fisik motorik

    b. Perkembangan kognitif dan bahasa

    c. Perkembangan sosial-emosional

    5. Tahap Perkembangan Bermain

    Pada umumnya para ahli hanya membedakan atau mengkatergorikan kegiatan bermain

    tanpa secara jelas mengemukakan bahwa suatu jenis kegiatan bermain lebih tinggi tingkatan

    perkembangannya dibandingkan dengan jenis kegiatan lainnya.

    a. Jean Piaget

    Adapun tahapan kegiatan bermain menurut Piaget adalah sebagai berikut:

    1) Permainan Sersori Molorik ( bulan tahun)

    Bermain diambil pada periode perkembangan koguitif sensori motor, sebelum 3-4 bulan

    yang belum dapat dikategorikan sebagai kegiatan bermain. Kegiatan ini hanya merupakan

  • 7/22/2019 Proposal Skripsi Meningkatkan Berhitung Permulaan 4

    14/24

    kelanjutan kenikmatan yang diperoleh seperti kegiatan makan atau mengganti sesuatu. Jadi

    merupakan pengulangan dari hal-hal sebelumnya,lni disebut reproductive assimilation.

    2) Permainan Simbolik ( 27 tahun)

    Merupakan ciri periode pra operasional yang ditemukan pada usia2 7 tahun ditandai

    dengran bermain khayal dan bermain pura-pura. Pada masa ini anak lebih banyak bertanya dm

    menjawab pertanyaan, mencoba berbagai hal berkaitan dengan konsep angka ruang, kuantitas

    dan sebagainya. Seringkali anak hanya sekedar beranya, tidak terlalu momperdulikan jawaban

    yang diberikan dan walaupun sudah dijawab anak akan bertanya terus. Anak sudah

    menggunakan berbagai simbol atau representasi benda lain. Misalnya sapu sebagai kuda-kudaan,

    sobekan kertas sebagai uang dan lainlain. Bermain simbolik juga berfungsi utuk

    mengasimilasikan dan mengkonsolidasikan pengalaman emosional anak. Setiap hal yang

    berkesan bagi anak akan dilakukan kembali dalam kegiatan bermainnya.

    3) Permainan Sosial yang Memiliki Aturan ( 811 tahun)

    Pada usia 8 11 tahun anak lebih banyak terlibat dalam kegiatan games with rules

    dimana kegiatan anak lebih banyak dikendalikan oleh peraturan permainan.

    4) Permainan yang Memiliki Aturan dan Olahraga (11 tahun keatas)

    Kegiatan bermain lain ymg memiliki aturan adalah olahraga. Kegialan bemain ini

    menyenangkan dan dinikmati anak-anak meskipun aturannya jauh lebih ketat dan diberlakukan

    secara kaku dibandingkan dengan permainan yang tergolong games seperti kartu atau kasti.

    Anak senang melakukan berulang-ulang dan terpacu mencapai prestasi yang sebaikbaiknya.

    Jika dilihat tahapan perkembangan bermain Piaget maka dapat disimpulkan bahwa

    bermain yang tadinya dilahirkan untuk keenangan lambat laun mempunyai tujuan untuk basil

    tertentu seperti ingin menang memperoleh hasil kerja yang baik.

    b. Hurlock

    Adapun tahapan perkembangan bermain menurut Hurlock adalah sebagai berikut:

    1) Tahapan Penjelajahan (Exploratory stage)

    Benda kegiatan mengenai objek atau orang lain, mencoba menjangkau atau meraih benda

    disekelilingnya lalu mengamatinya. Penjelajahan semakin luas saat anak sudah dapat merangkak

    dan berjalan sehingga anak akan mengamati setiap benda yang diraihnya.

    2) Tahapan Mainan (Toy stage)

  • 7/22/2019 Proposal Skripsi Meningkatkan Berhitung Permulaan 4

    15/24

    Tahap ini mencapai puncaknya pada usia 5-6 tahun. Antara 2-3 tahun anak biasanya

    hanya mengamati alat permainannya. Biasanya terjadi pada usia pra sekolah, anak-anak di

    Taman Kanak-Kanak biasanya bermain dengan boneka dan mengajaknya bercakap atau bermain

    seperti layaknya teman bermainnya.

    3) Tahap Bermain (Play stage)

    Biasanya terjadi bersamaan mulai masuk di sekolah dasar, pada masa ini jenis permainan

    semakin bertambah banyak dan bermain dengan alat permainan yang lama kelamaan

    berkembang menjadi games, olahraga dan bentuk permainan lain yang dilakukan oleh orang

    dewasa.

    4) Tahap Melamun (Daydream stage)

    Tahap ini diawali ketika anak mendekati masa pubertas, dimana anak mulai kurang

    berminat terhadap kegiatan bermain yang tadinya mereka sukai dan mulai menghabiskan waktu

    untuk melamun dan berkhayal. Biasanya khayalannya mengenai perlakuan kurang adil dari

    orang lain atau merasa kurang dipahami oleh orang lain.

    Dari penjelasan di atas maka dapat dipahami, bermain merupakan suatu kegiatan yang

    dilakukan oleh anak dengan spontan, dan perasaan gembira tidak memiliki tujuan ekstrinsi

    melibatkan peran aktif anak, memiliki hubungan sistematik dengan hal-hal diluar bermain

    (seperti perkembangan kreativitas) dan merupakan interaksi antara anak dengan lingkungannya

    serta memungkinkan anak untuk beradaptasi dengan lingkungannya tersebut. Masa bermain pada

    anak memiliki tahap-tahap yang sesuai dengan perkembangan anak, baik kognitif, afektif,

    maupun psikomotor dan sejalan juga dengan usia anak.

    6. StickAngka

    Dalam kamus bahasa Inggris-Indonesia, stickdiartikan sebagai kata benda yang berarti

    tongkat, batang,atau potongan. Sedangkan angka adalah simbol untuk hitungan dengan simbol

    pokok yaitu 0,1,2,3,4,5,6,7,8,dan 9.

    E. Kerangka Pikir

    REFLEKSI AWAL

    Dengan strategi yang monoton kemampuan berhitung anak tidak optimal.

  • 7/22/2019 Proposal Skripsi Meningkatkan Berhitung Permulaan 4

    16/24

    Pemecahan Masalah:

    Bermain Balok

    Reflgam

    aksanaan Tinda

    Perencanaan :

    RPP

    Media

    Instrumen

    Kemampuan Berhitung Meningkat

    F. Hipotesis Tindakan

    Menggunakan strategi bermain stickangka dapat meningkatkan kemampuan berhitung

    permulaan anak didik di TK Lestari Mulyo Desa Kepohkencono Pucakwangi.

    III.METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

  • 7/22/2019 Proposal Skripsi Meningkatkan Berhitung Permulaan 4

    17/24

    Jenis penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas.Penelitian tindakan

    kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri

    dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajr siswa menjadi

    meningkat.Tidak berbeda dengan pengertian tersebut, Mills (2000). Mendefinisikan penelitian

    tindakan sebagai sistematik inquiry yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah, atau konselor

    sekolah untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai praktik yang dilakukannya.

    B. Tempat Dan Waktu Penelitian.

    1. Tempat Penelitian.

    Penelitian yang dilakukan penulis mengambil lokasi di Taman Kanak-kanak Lestari

    Mulyo Desa Kepohkencono Pucakwangi Pati.

    2. Waktu Penelitian.

    Adapun penelitian dilaksanakan, pada semester ganjil tahun pelajaran 2012 / 2013.

    C. Subjek Penelitian.

    Subjek penelitian ini adalah Lestari Mulyo Desa Kepohkencono Pucakwangi Pati. TK ini

    mempunyai 4 kelas yaitu TK A, B1, B2, B3. Kelompok B2 yang terdiri dari 11 siswa

    perempuan dan 9 siswa laki-laki. Adapun orang tua siswa mayoritas sebagai wiraswasta dengan

    persentasi 70% Pedagang, 25% Petani, dan 5% Pegawai.

    D. Fokus Penelitian.

    Fokus penelitian adalah pembelajaran meningkatkan berhitung permulaan menggunakan strategi

    bermainstickangka.

    E. Perencanaan Tindakan

    Dalam kegiatan bidang pengembangan kognitif terutama dalam hal berhitung anak mereka

    masih mengalami kesulitan dan kurang paham dengan pembelajaran tersebut.

    Kegiatan- kegiatan tersebut adalah :

    1. Membilang bilangan 1-10 dengan benar.

    2. Menyanyikan bilangan 1-10 dengan konsep benda.

    3. Mengurutkan angka untuk bilangan 1-10.

    4. Penambahan dan pengurangan dengan permainan ikan.

    Oleh karena itu sebagai seorang pendidik penulis berusaha agar siswa dapat meningkatkan

    kemampuan berhitungnya. Dalam mengadakan perbaikan penulis berdiskusi dengan teman

    sejawat konsultasi dengan kepala sekolah, konsultasi dengan supervisor maupun mencari buku-

  • 7/22/2019 Proposal Skripsi Meningkatkan Berhitung Permulaan 4

    18/24

    buku penunjang yang relevan. Penulis berfikir bagaimana mengatasi permasalahan yang dialami

    anak dalam kegiatan berhitung ini. Kemudian penulis menyusun rencana perbaikan yang terdiri

    dari dua siklus. Apabila hasil yang dicapai setelah dua siklus belum sesuai dengan harapan

    penulis, maka akan dilakukan perbaikan kembali pada siklus berikutnya.

    F. Pelaksanaan Tindakan

    Pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas (PTK) dilakukan saat

    kegiatan belajar mengajar berlangsung. Peneliti bersama teman sejawat memulai perbaikan pada

    siklus I yang terbagi menjadi dua RKH, yaitu

    SIKLUS

    IMATERI

    RKH 1 Membilang menggunakanstickangka 1-10.

    Bermain mengurutkansticksesuai urutan angka 1-10.

    RKH 2 Bermain penambahan menggunakanstickangka 1-3.

    Bermain pengurangan menggunakanstickangka 1-3.

    Setelah siklus I terlaksana dan hasilnya belum sesuai target ketuntasan, maka peneliti menyusun

    rencana perbaikan pada siklus II yang terbagi menjadi dua RKH dengan materi sebagai berikut :

    SIKLUS

    IIMATERI

    RKH 1 Membilang menggunakanstickangka 1-10.Bermain mengurutkansticksesuai urutan angka 1-10.

    RKH 2 Bermain penambahan menggunakanstickangka 1-5.

    Bermain pengurangan menggunakanstickangka 1-5.

    G. Observasi Dan Evaluasi

    Dalam hal ini, selama kegiatan belajar mengajar berlangsung pengamat melakukan observasi

    sekalius mengevaluasi terhadap aktivasi guru dan anak didik. Hal-hal yang perlu diamati dan

    dievaluasi dalam setiap perbaikannya nampak pada tabel berikut :

    Siklus Guru Anak didik

    I

    Penguasaan materi.

    Pemanfaatan alat permainan.

    Keaktifan anak.

    Kemampuan anak dalam

    membilang dan mengurutkan

  • 7/22/2019 Proposal Skripsi Meningkatkan Berhitung Permulaan 4

    19/24

    stickangka.

    II

    Penguasaan materi.

    Pemanfaatan alat permainan.

    Keaktifan anak.

    Kemampuan anak dalam

    menambah dan mengurangi

    stickangka.

    H. Refleksi

    Berdasarkan hasil pengamatan atau teman sejawat maupun peneliti sendiri didapatkan

    hasil sebagai berikut:

    1. SIKLUS I

    Dalam bermain stick angka anak mampu membilang dan mengurutkan stick angka

    walaupun belum maksimal

    2. SIKLUS II

    Bermain stick angka anak merasa senang dan antusias sehingga anak dapat belajar

    penambahan dan pengurangan dengan benar.

    I. Teknik Pengumpulan Data

    Dalam penelitian ini ada 2 teknik pengumpulan data yaitu observasi dan penugasan ataupemberian tugas.

    a. Observasi

    Cara pengumpulan data untuk mendapatkan informasi dengan cara pengamatan langsung

    terhadap sikap perilaku guru dan anak.

    Tujuannya adalah mengamati peristiwa yang dirasakan subjek dan untuk mengembangkan

    pemahaman tentang kognitif ( berhitung ) secara kompleks yang dimiliki anak.

    Tabel 3.1 Format Observasi.

    No Observasi SB B S K

    Guru

    1 Kesiapan guru

    2 Membuat RKH

    3 Alat atau sarana prasarana

  • 7/22/2019 Proposal Skripsi Meningkatkan Berhitung Permulaan 4

    20/24

    4 Mempersiapkan kelas sesuai dengan tema dan

    kegiatan yang dilakukan

    5 Penguasaan materi

    Siswa

    1 Prilaku siswa

    2 Kreatifitas siswa

    3 Hasil belajar siswa

    Keterangan:

    SB : Sangan baik S : Sedang.

    B : Baik. K : Kurang.

    b. Penugasan atau pemberian tugas

    Suatu penelitian dimana guru dapat memberikannya setelah melihat hasil kerja anak.

    Pemberian tugas dapat dilakukan secara kelompok atau individu.

    Tujuannya ialah untuk mengetahui sejauh mana hasil kerja anak selama dalam mengikuti

    proses belajar mengajar atau menerima materi.

    Tabel 3.2 Indikator Dalam Tahapan Siklus.

    No Tahapan Peralatan

    1 Menghitungstickangka dari 1 - 10

    dengan benar

    Bentukstick

    2 Menyanyikan bilangan 1 10

    dengan konsep benda

    Macam Gambar yang

    ditempelkan pada ujung

    stick.

    3 Mengurutkan angka yang ada

    pada stickuntuk bilangan 110

    Stick dari es krim yang

    ada angkanya.

    4 Penambahan dan pengurangan

    dengan bermainstickangka.

    Permainanstickangka

    J. Alat Pengumpulan Data

    Penulis melakukan musyawarah atau diskusi dengan teman sejawat, maka setelah

    melaksanakan observasi dan pemberian tugas. Peneliti atau pengamat menganalisa dengan

    memakai format atau lembar tugas, dimana pengamat tinggal memberikan tanda check list()

  • 7/22/2019 Proposal Skripsi Meningkatkan Berhitung Permulaan 4

    21/24

    pada tempat yang disediakan dan sedikit memberi komentar atau saran perubahan tingkah laku

    anak dalam pembelajaran berhitung.

    Dalam hal ini selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, pengamat melakukan

    observasi terhadap aktifitas guru dan siswa. Hal-hal yang perlu dipersiapkan antara lain :

    1. Persiapan sarana.

    2. Penguasaan materi.

    3. Pemanfaatan dan penggunaan alat peraga.

    4. Keaktifan siswa dalam melakukan kegiatan.

    5. Keaktifan siswa dalam Tanya jawab dan diskusi.

    Selama proses belajar mengajar pengamat melakukan observasi terhadap perubahan

    tingkah laku siswa. Beberapa tingkah laku siswa yang diamati antara lain:

    1. Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru.

    2. Siswa mengganggu teman.

    3. Siswa ada yang bermain sendiri.

    4. Siswa tidak aktif dalam demonstrasi.

    5. Siswa tidak tertarik dengan kegiatan yang disajikan guru.

    6. Siswa yang kurang faham, tidak mau bertanya.

    Maka pengamatan tentang perubahan tingkah laku dilaksanakan setiap siklus agar

    mengetahui setiap perubahan dan dapat mengambil kesimpulan mana yang harus dilakukan,

    metode apa yang paling tepat dan mana sarana yang masih harus dilengkapi.

    I. Indikator Kinerja

    Kegiatan pembelajaran balok pada anak usia dini termasuk dalam aspek kognitif.

    Menurut Mulyasa (2002: 99) keberhasilan kelas untuk aspek kognitif dapat dilihat dari hasil tes,

    jika hasil belajar siswa mencapai 65% secara individu dan 85% secara klasikal.

    IV.JADWAL KEGIATAN

    No KegiatanMinggu Ke:

    1 2 3 4 5 6 7 8 9

    1PERSIAPAN

    Menyusun konsep perencaan

  • 7/22/2019 Proposal Skripsi Meningkatkan Berhitung Permulaan 4

    22/24

    Menyusun Instrumen

    2

    PELAKSANAAN

    Melakukan Tindakan Siklus I

    Melakukan Tindakan Siklus II

    Melakukan Tindakan Siklus

    III,dst

    3

    PENYUSUNAN LAPORAN

    Menyusun konsep laporan

    Penyempurnaan laporan

    V. SISTEMATIKA SKRIPSI

    Halaman SampulAbstrak

    Halaman Persetujuan

    Halaman Pengesahan

    Kata PengantarDaftar Isi

    Daftar Gambar

    Daftar TabelDaftar Lampiran

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangB. Rumusan Masalah Dan Pemecahan Masalah

    C. Tujuan Penelitian

    D. Hipotesis Tindakan

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    A. Konsep TeoriB. Penelitian Terdahulu

    C. Indikator Kinerja

    D. Hipotesis Tindakan

    BAB III METODE PENELITIANA. Pendekatan Penelitian

    B. Latar Penelitian

    C. Perencanaan TindakanD. Pelaksanaan Tindakan

    E. Observasi Dan Evaluasi

    F. RefleksiG. Teknik Pegumpulan Data

  • 7/22/2019 Proposal Skripsi Meningkatkan Berhitung Permulaan 4

    23/24

    H. Teknik Analisis Data

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Deskripsi Latar Penelitian

    B. Hasil Penelitian

    C. Pembahasan

    BAB V PENUTUP

    A. Simpulan

    B. Rekomendasi

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    DAFTAR PUSTAKA

    Hurlock B. Elisabeth. 1978.Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

    Sari, Yulvia. 2001. Strategi pengembangan matematika anak usia dini. Semarang : IKIP Veteran Press

    Mujib, Fathul dan Nailur Rahmawati. 2011. Metode Permainan-Permainan Edukatif Dalam Belajar

    Bahasa Arab. Jogjakarta: Diva Press

    www.masinosinaga.com/id/kamus/kamus-inggris-indonesia/terjemahan-dari-stick

    Departemen Pendidikan Nasional 2006, Pedoman Penerapan Pendekatan Beyond Centers and Cirles

    Time (BCCT) dalam Pendidikan Usia Dini.

    Hurloock, E.B.,1999. Perkembangan Anak Julid 1 (edisi 6). Penerbit Erlangga: Jakarta.

    Mudjito, A K. 2007. Pedoman Pembelajaran Berhitung di Taman Kanak-Kanak.Jakarta:Departement

    Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,

    Diroktorat Pembinaan Taman KanakKanak dan Sekolah Dasar.

    Mudjito, A K. 2007. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan

    Kognitif.Jakarta : Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Diroktorat

    Pembinaan Taman KanakKanak dan Sekolah Dasar.

    Semoga bermanfaat. Apabila ada kekurangan, kritikan dan komentar

    yang positif kami menunggu dengan senang hati.

    http://www.masinosinaga.com/id/kamus/kamus-inggris-indonesia/terjemahan-dari-stickhttp://www.masinosinaga.com/id/kamus/kamus-inggris-indonesia/terjemahan-dari-stickhttp://www.masinosinaga.com/id/kamus/kamus-inggris-indonesia/terjemahan-dari-stick
  • 7/22/2019 Proposal Skripsi Meningkatkan Berhitung Permulaan 4

    24/24

    Diposkan olehBunda Richa di01.12

    https://plus.google.com/108229049444934943483https://plus.google.com/108229049444934943483https://plus.google.com/108229049444934943483http://skripsikupaud.blogspot.com/2012/11/proposal-skripsi-meningkatkan-berhitung.htmlhttp://skripsikupaud.blogspot.com/2012/11/proposal-skripsi-meningkatkan-berhitung.htmlhttp://skripsikupaud.blogspot.com/2012/11/proposal-skripsi-meningkatkan-berhitung.htmlhttp://skripsikupaud.blogspot.com/2012/11/proposal-skripsi-meningkatkan-berhitung.htmlhttps://plus.google.com/108229049444934943483