menulis skripsi

Upload: putrafiniarel777

Post on 07-Feb-2018

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 Menulis skripsi

    1/33

    Membuat Latar Belakang PenelitianBybimbelskripsi

    Ditulis oleh Yudi Sutarso

    Menulis latar belakang, kadang sulit bagi mahasiswa yang tidak biasa menulis, utamanya dalam

    meulis skripsi. Berikut ini adalah panduan praktis membuat latar belakang.

    Permasalahan Manajemen dan Riset

    Permasalahan manajemen adalah permasalahan yang dihadapi secara langsung oleh pemasar, yang

    merupakan hal yang harus diatasi olehnya yang secara langsung akan mempengaruhi kinerja

    pemasaran. Permasalahan manajemen lebih bersifat teknis. Sedangkan permasalahan riset

    merupakan derivasi dari permasalahan manajemen, yang dirumuskan dan dijadikan acuan dasar

    dalam melakukan riset pemasaran.

    Permasalahan dalam Riset

    Permasalahan manajemen dan permasalahan riset seringkali dirumuskan dalam sub bab latar

    belakang masalah dan permasalahan, dalam sebuah proposal penelitian. Dalam sebuah riset

    akademik (skripsi, tesis atau disertasi), latar belakang masalah merupakan penggambaran akan

    mengapa masalah riset muncul dari sisi masalah manajemen yang muncul, disertai data, fakta atau

    kejadian yang muncul yang memperkuat latar belakang dan perumusan masalah. Disamping juga

    dalam perumusan masalah dalam latar belakang masalah periset juga harus memaparkan teori,

    prinsip atau kaidah teoritik lain yang dapat dijadikan sandaran berfikir dan merumuskan masalah.

    Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan latar belakang adalah :

    1. Ancangan pembahasan

    Ancangan yang dimaksud adalah darimanakah periset mengawali pembicaraan dalam kaitan dengan

    masalah riset yang dilakukan. Pengambilan ancangan yang tepat akan memberikan penggambaran

    yang tepat pula atas masalah yang diangkat oleh periset. Sangat direkomendasikan pembicaraan

    dalam latar belakang lebih fokus dan mendalam, tidak meluas tapi dangkal.

    2. Alur logika pemikiran yang digunakan,

    Alur logika pemikiran merupakan urutan berfikir penulis dalam menuangkan gagasan yang ingin

    disampaiakan yang tercermin dalam susunan kalimat-kalimat dan susunan paragraf-paragraf dalam

    latar belakang. Alur logika pemikiran yang digunakan khususnya dalam penulisan latar belakang

    menjadi penting diperhatikan. Hal ini agar arah pemikiran yang dikembangkan dalam latar belakang

    lebih mengarah, fokus, jelas dan mudah dipahami. Latar belakang yang tidak memiliki alur logika

    yang jelas akan sulit bagi pembaca mengenali masalah sebenarnya, memahami pesan yang ingin

    disampaikan dan bahkan akan mengaburkan masalah itu sendiri.

    http://bimbelskripsi.wordpress.com/author/bimbelskripsi/http://bimbelskripsi.wordpress.com/author/bimbelskripsi/
  • 7/21/2019 Menulis skripsi

    2/33

    3. Penggunaan sumber teori sebagai dasar pemikiran,

    Fungsinya selain akan menjadi sandaran berfikir namun juga hal tersebut akan menjadi indikator

    obyektifitas tulisan. umber teori merupakan pengetahuan-pengetahuan ilmiah yang disampaikan

    oleh seseorang yang biasanya dihasilkan dari riset. Semakin banyak teori yang digunakan maka,

    dalam batas tertentu, akan semakin meningkatkan obyektifitas riset, dan semakin kuat argumentasi

    yang dipaparkan oleh periset.

    Penggunaan sumber teori secara eksplisit tercermin pada penggunaan kalimat yang diakhir kalimat

    dicantumkan nama penulis dan tahun penulisan, sebagai cerminan kalimat tersebut diambil dari

    penulis yang namanya disebutkan tersebut.

    4. Penggunaan fakta dan data lingkungan

    Penggunaan fakta dan data dalam perumusan latar belakang adalah penting untuk mengetahui

    indikator-indikator dari intensitas permasalahan yang dirumuskan oleh periset.Dari fakta dan data

    tersebut akan diketahui seberapa luas dan seberapa parah permasalahan riel yang ada. bsennya data

    dan fakta dalam perumusan masalah utamanya dalam latar belakang akan mengakibatkan

    permasalahan menjadi sangat umum, mengambang, tidak jelas dan tidak fokus.

    5. Panjang dan kecukupan

    Panjang atau pendeknya penggambaran memang sangat tergantung pada jenis permasalahan yang

    dihadapi, untuk kepentingan apa riset dilakukan dan tentunya ketersediaan halaman atau tempat

    dalam menuangkan gagasan. Namun demikian prinsip yang lazim digunakan adalah bahwa

    penggambaran identifikasi dan perumusan masalah sebagaimana dalam latarbelakang dan

    permasalahan riset harus secara cukup dan tuntas mengarahkan pembaca akan masalah riel apa

    yang dihadapi oleh periset dan mengapa muncul dan perlu diatasi atau diteliti.

  • 7/21/2019 Menulis skripsi

    3/33

    Apa itu Skripsi

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), skripsi diartikan sebagai karangan ilmiah yang

    diwajibkan sebagai bagian dari persyaratan pendidikan akademis. Buat sebagian mahasiswa, skripsi

    adalah sesuatu yang lumrah. Tetapi buat sebagian mahasiswa yang lain, skripsi bisa jadi momok yang

    terus menghantui dan menjadi mimpi buruk. Banyak juga yang berujar "lebih baik sakit gigi daripadabikin skripsi".

    skripsi adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi sebagai bagian untuk mendapatkan gelar sarjana

    (S1). Skripsi inilah yang juga menjadi salah satu pembeda antara jenjang pendidikan sarjana (S1) dan

    diploma (D3).

    Ada beberapa syarat yang musti dipenuhi sebelum seorang mahasiswa bisa menulis skripsi. Tiap

    universitas/fakultas memang mempunyai kebijakan tersendiri, tetapi umumnya persyaratan yang harus

    dipenuhi hampir sama. Misalnya, mahasiswa harus sudah memenuhi sejumlah SKS, tidak boleh ada nilai

    D atau E, IP Kumulatif semester tersebut minimal 2.00, dan seterusnya. Anda mungkin saat ini belum

    "berhak" untuk menulis skripsi, akan tetapi tidak ada salahnya untuk mempersiapkan segalanya sejak

    awal.

    Skripsi tersebut akan ditulis dan direvisi hingga mendapat persetujuan dosen pembimbing. Setelah itu,

    Anda harus mempertahankan skripsi Anda di hadapan penguji dalam ujian skripsi nantinya. Nilai Anda

    bisa bervariasi, dan terkadang, bisa saja Anda harus mengulang skripsi Anda (tidak lulus).

    Skripsi juga berbeda dari tesis (S2) dan disertasi (S3). Untuk disertasi, mahasiswa S3 memang diharuskan

    untuk menemukan dan

    menjelaskan teori baru. Sementara untuk tesis, mahasiswa bisa menemukan teori baru atau

    memverikasi teori yang sudah ada dan menjelaskan dengan teori yang sudah ada. Sementara untukmahasiswa S1, skripsi adalah "belajar meneliti".

    Jadi, skripsi memang perlu disiapkan secara serius. Akan tetapi, juga nggak perlu disikapi sebagai mimpi

    buruk atau beban yang maha berat.

    Miskonsepsi tentang Skripsi

    Banyak mahasiswa yang merasa bahwa skripsi hanya "ditujukan" untuk mahasiswa-mahasiswa dengan

    kecerdasan di atas rata-rata. Menurut saya pribadi, penulisan skripsi adalah kombinasi antara kemauan,

    kerja keras, dan relationships yang baik. Kesuksesan dalam menulis skripsi tidak selalu sejalan dengan

    tingkat kepintaran atau tinggi/rendahnya IPK mahasiswa yang bersangkutan. Seringkali terjadi

    mahasiswa dengan kecerdasan rata-rata air lebih cepat menyelesaikan skripsinya daripada mahasiswa

    yang di atas rata-rata.

    Masalah yang juga sering terjadi adalah seringkali mahasiswa datang berbicara ngalor ngidul dan

    membawa topik skripsi yang terlalu muluk. Padahal, untuk tataran mahasiswa S1, skripsi sejatinya

  • 7/21/2019 Menulis skripsi

    4/33

    adalah belajar melakukan penelitian dan menyusun laporan menurut kaidah keilmiahan yang baku.

    Skripsi bukan untuk menemukan teori baru atau memberikan kontribusi ilmiah. Karenanya, untuk

    mahasiswa S1 sebenarnya replikasi adalah sudah cukup.

    Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah bahwa penelitian, secara umum, terbagi dalam dua

    pendekatan yang berbeda: pendekatan saintifik dan pendekatan naturalis. Pendekatan saintifik(scientific approach) biasanya mempunyai struktur teori yang jelas, ada pengujian kuantitif (statistik),

    dan juga menolak grounded theory. Sebaliknya, pendekatan naturalis (naturalist approach) umumnya

    tidak menggunakan struktur karena bertujuan untuk menemukan teori, hipotesis dijelaskan hanya

    secara implisit, lebih banyak menggunakan metode eksploratori, dan sejalan dengan grounded theory.

    Mana yang lebih baik antara kedua pendekatan tersebut? Sama saja. Pendekatan satu dengan

    pendekatan lain bersifat saling melengkapi satu sama lain (komplementer). Jadi, tidak perlu minder jika

    Anda mengacu pada pendekatan yang satu, sementara teman Anda menggunakan pendekatan yang

    lain. Juga, tidak perlu kuatir jika menggunakan pendekatan tertentu akan menghasilkan nilai yang lebih

    baik/buruk daripada menggunakan pendekatan yang lain.

    Kiat Memilih Dosen Pembimbing

    Dosen pembimbing (academic advisor) adalah vital karena nasib Anda benar-benar berada di tangannya.

    Memang benar bahwa dosen pembimbing bertugas mendampingi Anda selama penulisan skripsi. Akan

    tetapi, pada prakteknya ada dosen pembimbing yang "benar-benar membimbing" skripsi Anda dengan

    intens. Ada pula yang membimbing Anda dengan "melepas" dan memberi Anda kebebasan.

    Mempelajari dan menyesuaikan diri dengan dosen pembimbing adalah salah satu elemen penting yang

    mendukung kesuksesan Anda dalam menyusun skripsi.

    Tiap universitas/fakultas mempunyai kebijakan tersendiri soal dosen pembimbing ini. Anda bisa memilih

    sendiri dosen pembimbing yang Anda inginkan. Tapi ada juga universitas/fakultas yang memilihkan

    dosen pembimbing buat Anda. Tentu saja lebih "enak" kalau Anda bisa memilih sendiri dosen

    pembimbing untuk skripsi Anda.

    Lalu, bagaimana memilih dosen pembimbing yang benar-benar tepat?

    Secara garis besar, dosen bisa dikategorikan sebagai: (1) Dosen senior, dan (2) Dosen junior. Dosen

    senior umumnya berusia di atas 40-an tahun, setidaknya bergelar doktor (atau professor), dengan jam

    terbang yang cukup tinggi. Sebaliknya, dosen junior biasanya berusia di bawah 40 tahun, umumnya

    masih bergelar master, dan masih gampang dijumpai di lingkungan kampus.

    Tentu saja, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sebagai contoh, kalau

    Anda memilih dosen pembimbing senior, biasanya Anda akan mengalami kesulitan sebagai berikut:

    Proses bimbingan cukup sulit, karena umumnya dosen senior sangat perfeksionis.

  • 7/21/2019 Menulis skripsi

    5/33

    Anda akan kesulitan untuk bertemu muka karena umumnya dosen senior memiliki jam terbang tinggi

    dan jadwal yang sangat padat.

    Tapi, keuntungannya:

    Kualitas skripsi Anda, secara umum, akan lebih memukau daripada rekan Anda.

    Anda akan "tertolong" saat ujian skripsi/pendadaran, karena dosen penguji lain (yang kemungkinan

    masih junior/baru bergelar master) akan merasa sungkan untuk "membantai" Anda.

    Dalam beberapa kasus, bisa dipastikan Anda akan mendapat nilai A.

    Sebaliknya, kalau Anda memilih dosen pembimbing junior, maka Anda akan lebih mudah selama prosesbimbingan. Dosen Anda akan mudah dijumpai di lingkungan kampus karena jam terbangnya belum

    terlalu tinggi. Dosen muda umumnya juga tidak "jaim" dan "tidak sok" kepada mahasiswanya.

    Tapi, kerugiannya, Anda akan agak "sendirian" ketika menghadapi ujian skripsi. Kalau dosen penguji lain

    lebih senior daripada dosen pembimbing Anda, bisa dipastikan Anda akan "dihajar" cukup telak. Dan

    dosen pembimbing Anda tidak berada dalam posisi yang bisa membantu/membela Anda.

    Jadi, hati-hati juga dalam memilih dosen pembimbing.

    Tahap-tahap Persiapan dalam menyusun skripsi

    Kalau Anda beruntung, bisa saja dosen pembimbing sudah memiliki topik dan menawarkan judul skripsi

    ke Anda. Biasanya, dalam hal ini dosen pembimbing sedang terlibat dalam proyek penelitian dan Anda

    akan "ditarik" masuk ke dalamnya. Kalau sudah begini, penulisan skripsi jauh lebih mudah dan (dijamin)

    lancar karena segalanya akan dibantu dan disiapkan oleh dosen pembimbing.

    Sayangnya, kebanyakan mahasiswa tidak memiliki keberuntungan semacam itu. Mayoritas mahasiswa,

    seperti ditulis sebelumnya, harus bersikap proaktif sedari awal. Jadi, persiapan sedari awal adalah

    sesuatu yang mutlak diperlukan.

    Idealnya, skripsi disiapkan satu-dua semester sebelum waktu terjadwal. Satu semester tersebut bisa

    dilakukan untuk mencari referensi, mengumpulkan bahan, memilih topik dan alternatif topik, hingga

    menyusun proposal dan melakukan bimbingan informal.

    Dalam mencari referensi/bahan acuan, pilih jurnal/paper yang mengandung unsur kekinian dan

    diterbitkan oleh jurnal yang terakreditasi. Jurnal-jurnal top berbahasa asing juga bisa menjadi pilihan.

    Kalau Anda mereplikasi jurnal/paper yang berkelas, maka bisa dipastikan skripsi Anda pun akan cukup

  • 7/21/2019 Menulis skripsi

    6/33

    berkualitas.

    Unsur kekinian juga perlu diperhatikan. Pertama, topik-topik baru lebih disukai dan lebih menarik,

    bahkan bagi dosen pembimbing/penguji. Kalau Anda mereplikasi topik-topik lawas, penguji biasanya

    sudah "hafal di luar kepala" sehingga akan sangat mudah untuk menjatuhkan Anda pada ujian skripsi

    nantinya.

    Kedua, jurnal/paper yang terbit dalam waktu 10 tahun terakhir, biasanya mengacu pada referensi yang

    terbit 5-10 tahun sebelumnya. Percayalah bahwa mencari dan menelusur referensi yang terbit tahun

    sepuluh-dua puluh tahun terakhir jauh lebih mudah daripada melacak referensi yang bertahun 1970-

    1980.

    Salah satu tahap persiapan yang penting adalah penulisan proposal. Tentu saja proposal tidak selalu

    harus ditulis secara "baku". Bisa saja ditulis secara garis besar (pointer) saja untuk direvisi kemudian.

    Proposal ini akan menjadi guidance Anda selama penulisan skripsi agar tidak terlalu keluar jalur

    nantinya. Proposal juga bisa menjadi alat bantu yang akan digunakan ketika Anda mengajukan

    topik/judul kepada dosen pembimbing Anda. Proposal yang bagus bisa menjadi indikator yang baik

    bahwa Anda adalah mahasiswa yang serius dan benar-benar berkomitmen untuk menyelesaikan skripsi

    dengan baik.

    Hal-hal yang Perlu Dilakukan dalam menyusun skripsi

    Siapkan Diri. Hal pertama yang wajib dilakukan adalah persiapan dari diri Anda sendiri. Niatkan kepada

    Tuhan bahwa Anda ingin menulis skripsi. Persiapkan segalanya dengan baik. Lakukan dengan penuh

    kesungguhan dan harus ada kesediaan untuk menghadapi tantangan/hambatan seberat apapun.

    Minta Doa Restu. Saya percaya bahwa doa restu orang tua adalah tiada duanya. Kalau Anda tinggal

    bersama orang tua, mintalah pengertian kepada mereka dan anggota keluarga lainnya bahwa selama

    beberapa waktu ke depan Anda akan konsentrasi untuk menulis skripsi. Kalau Anda tinggal di kos, minta

    pengertian dengan teman-teman lain. Jangan lupa juga untuk membuat komitmen dengan pacar.

    Berantem dengan pacar (walau sepele) bisa menjatuhkan semangat untuk menyelesaikan skripsi.

    Buat Time Table. Ini penting agar penulisan skripsi tidak telalu time-consuming. Buat planning yang jelas

    mengenai kapan Anda mencari referensi, kapan Anda harus mendapatkan judul, kapan Anda melakukan

    bimbingan/konsultasi, juga target waktu kapan skripsi harus sudah benar-benar selesai.

    Berdayakan Internet. Internet memang membuat kita lebih produktif. Manfaatkan untuk mencari

    referensi secara cepat dan tepat untuk mendukung skripsi Anda. Bahan-bahan aktual bisa ditemukan

    lewatGoogle Scholaratau melalui provider-provider komersial sepertiEBSCOatauProQuest.

    Jadilah Proaktif. Dosen pembimbing memang "bertugas" membimbing Anda. Akan tetapi, Anda tidak

    selalu bisa menggantungkan segalanya pada dosen pembimbing. Selalu bersikaplah proaktif. Mulai dari

    mencari topik, mengumpulkan bahan, "mengejar" untuk bimbingan, dan seterusnya.

    http://scholar.google.com/http://scholar.google.com/http://scholar.google.com/http://ejournals.ebsco.com/http://ejournals.ebsco.com/http://ejournals.ebsco.com/http://www.proquest.com/http://www.proquest.com/http://www.proquest.com/http://www.proquest.com/http://ejournals.ebsco.com/http://scholar.google.com/
  • 7/21/2019 Menulis skripsi

    7/33

    Be Flexible. Skripsi mempunyai tingkat "ketidakpastian" tinggi. Bisa saja skripsi anda sudah setengah

    jalan tetapi dosen pembimbing meminta Anda untuk mengganti topik. Tidak jarang dosen Anda tiba-tiba

    membatalkan janji untuk bimbingan pada waktu yang sudah disepakati sebelumnya. Terkadang Anda

    merasa bahwa kesimpulan/penelitian Anda sudah benar, tetapi dosen Anda merasa sebaliknya. Jadi,

    tetaplah fleksibel dan tidak usah merasa sakit hati dengan hal-hal yang demikian itu.

    Jujur. Sebaiknya jangan menggunakan jasa "pihak ketiga" yang akan membantu membuatkan skripsi

    untuk Anda atau menolong dalam mengolah data. Skripsi adalah buah tangan Anda sendiri. Kalau dalam

    perjalanannya Anda benar-benar tidak tahu atau menghadapi kesulitan besar, sampaikan saja kepada

    dosen pembimbing Anda. Kalau disampaikan dengan tulus, pastilah dengan senang hati ia akan

    membantu Anda.

    Siapkan Duit. Skripsi jelas menghabiskan dana yang cukup lumayan (dengan asumsi tidak ada

    sponsorships). Mulai dari akses internet, biaya cetak mencetak, ongkos kirim kuesioner, ongkos untuk

    membeli suvenir bagi responden penelitian, biaya transportasi menuju tempat responden, dan

    sebagainya. Jangan sampai penulisan skripsi macet hanya karena kehabisan dana. Ironis kan?

    Format Skripsi yang Benar

    Biasanya, setiap fakultas/universitas sudah menerbitkan acuan/pedoman penulisan hasil penelitian yang

    baku. Mulai dari penyusunan konten, tebal halaman, jenis kertas dan sampul, hingga ukuran/jenis huruf

    dan spasi yang digunakan. Akan tetapi, secara umum format hasil penelitian dibagi ke dalam beberapa

    bagian sebagai berikut.

    Pendahuluan. Bagian pertama ini menjelaskan tentang isu penelitian, motivasi yang melandasipenelitian tersebut dilakukan, tujuan yang diharapkan dapat tercapai melalui penelitian ini, dan

    kontribusi yang akan diberikan dari penelitian ini.

    Pengkajian Teori & Pengembangan Hipotesis. Setelah latar belakang penelitian dipaparkan jelas di bab

    pertama, kemudian dilanjutkan dengan kaji teori dan pengembangan hipotesis. Pastikan bahwa bagian

    ini align juga dengan bagian sebelumnya. Mengingat banyak juga mahasiswa yang gagal menyusun

    alignment ini. Akibatnya, skripsinya terasa kurang make sense dan nggak nyambung.

    Metodologi Penelitian. Berisi penjelasan tentang data yang digunakan, pemodelan empiris yang dipakai,

    tipe dan rancangan sampel, bagaimana menyeleksi data dan karakter data yang digunakan, model

    penelitian yang diacu, dan sebagainya.

    Hasil Penelitian. Bagian ini memaparkan hasil pengujian hipotesis, biasanya meliputi hasil pengolahan

    secara statistik, pengujian validitas dan reliabilitas, dan diterima/tidaknya hipotesis yang diajukan.

    Penutup. Berisi ringkasan, simpulan, diskusi, keterbatasan, dan saran. Hasil penelitian harus disarikan

    dan didiskusikan mengapa hasil yang diperoleh begini dan begitu. Anda juga harus menyimpulkan

  • 7/21/2019 Menulis skripsi

    8/33

    keberhasilan tujuan riset yang dapat dicapai, manakah hipotesis yang didukung/ditolak, keterbatasan

    apa saja yang mengganggu, juga saran-saran untuk penelitian mendatang akibat dari keterbatasan yang

    dijumpai pada penelitian ini.

    Jangan lupa untuk melakukan proof-reading dan peer-review. Proof-reading dilakukan untuk

    memastikan tidak ada kesalahan tulis (typo) maupun ketidaksesuaian tata letak penulisan skripsi. Peer-review dilakukan untuk mendapatkan second opinion dari pihak lain yang kompeten. Bisa melalui dosen

    yang Anda kenal baik (meski bukan dosen pembimbing Anda), kakak kelas/senior Anda, teman-teman

    Anda yang dirasa kompeten, atau keluarga/orang tua (apabila latar belakang pendidikannya serupa

    dengan Anda).

    Beberapa Kesalahan Pemula dalam membuat Skripsi

    Ketidakjelasan Isu. Isu adalah titik awal sebelum melakukan penelitian. Isu seharusnya singkat, jelas,

    padat, dan mudah dipahami. Isu harus menjelaskan tentang permasalahan, peluang, dan fenomena

    yang diuji. Faktanya, banyak mahasiswa yang menuliskan isu (atau latar belakang) berlembar-lembar,

    tetapi sama sekali sulit untuk dipahami.

    Tujuan Riset & Tujuan Periset. Tidak jarang mahasiswa menulis sebagai salah satu syarat untuk

    mencapai gelar kesarjanaan sebagai tujuan risetnya. Hal ini adalah kesalahan fatal. Tujuan riset adalah

    menguji, mengobservasi, atau meneliti fenomena dan permasalahan yang terjadi, bukan untuk

    mendapatkan gelar S1.

    Bab I : Bagian Terpenting. Banyak mahasiswa yang mengira bahwa bagian terpenting dari sebuah skripsi

    adalah bagian pengujian hipotesis. Banyak yang menderita sindrom ketakutan jika nantinya hipotesis

    yang diajukan ternyata salah atau ditolak. Padahal, menurut saya, bagian terpenting skripsi adalah Bab I.Logikanya, kalau isu, motivasi, tujuan, dan kontribusi riset bisa dijelaskan secara runtut, biasanya bab-

    bab berikutnya akan mengikuti dengan sendirinya. (baca juga: Joint Hypotheses)

    Padding. Ini adalah fenomena yang sangat sering terjadi. Banyak mahasiswa yang menuliskan terlalu

    banyak sumber acuan dalam daftar pustaka, walaupun sebenarnya mahasiswa yang bersangkutan hanya

    menggunakan satu-dua sumber saja. Sebaliknya, banyak juga mahasiswa yang menggunakan beragam

    acuan dalam skripsinya, tetapi ketika ditelusur ternyata tidak ditemukan dalam daftar acuan.

    Joint Hypotheses. Menurut pendekatan saintifik, pengujian hipotesis adalah kombinasi antara fenomena

    yang diuji dan metode yang digunakan. Dalam melakukan penelitian ingatlah selalu bahwa fenomena

    yang diuji adalah sesuatu yang menarik dan memungkinkan untuk diuji. Begitu pula dengan metode

    yang digunakan, haruslah metode yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kalau

    keduanya terpenuhi, yakinlah bahwa skripsi Anda akan outstanding. Sebaliknya, kalau Anda gagal

    memenuhi salah satu (atau keduanya), bersiaplah untuk dibantai dan dicecar habis-habisan.

    Keterbatasan & Kemalasan. Mahasiswa sering tidak bisa membedakan antara keterbatasan riset dan

    kemalasan riset. Keterbatasan adalah sesuatu hal yang terpaksa tidak dapat terpenuhi (atau tidak

  • 7/21/2019 Menulis skripsi

    9/33

    dapat dilakukan) karena situasi dan kondisi yang ada. Bukan karena kemalasan periset, ketiadaan dana,

    atau sempitnya waktu.

    Kontribusi Riset. Ini penting (terutama) jika penelitian Anda ditujukan untuk menarik sponsor atau

    dibiayai dengan dana pihak sponsor. Kontribusi riset selayaknya dijelaskan dengan lugas dan gamblang,

    termasuk pihak mana saja yang akan mendapatkan manfaat dari penelitian ini, apa korelasinya denganpenelitian yang sedang dilakukan, dan seterusnya. Kegagalan dalam menjelaskan kontribusi riset akan

    berujung pada kegagalan mendapatkan dana sponsor.

    Menghadapi Ujian Skripsi

    Benar. Banyak mahasiswa yang benar-benar takut menghadapi ujian skripsi (oral examination). Terlebih

    lagi, banyak mahasiswa terpilih yang jenius tetapi ternyata gagal dalam menghadapi ujian pendadaran.

    Di dalam ruang ujian sendiri tidak jarang mahasiswa mengalami ketakutan, grogi, gemetar, berkeringat,

    yang pada akhirnya menggagalkan ujian yang harus dihadapi.

    Setelah menulis skripsi, Anda memang harus mempertahankannya di hadapan dewan penguji. Biasanya

    dewan penguji terdiri dari satu ketua penguji dan beberapa anggota penguji. Lulus tidaknya Anda dan

    berapa nilai yang akan Anda peroleh adalah akumulasi dari skor yang diberikan oleh masing-masing

    penguji. Tiap penguji secara bergantian (terkadang juga keroyokan) akan menanyai Anda tentang skripsi

    yang sudah Anda buat. Waktu yang diberikan biasanya berkisar antara 30 menit hingga 1 jam.

    Ujian skripsi kadang diikuti juga dengan ujian komprehensif yang akan menguji sejauh mana

    pemahaman Anda akan bidang yang selama ini Anda pelajari. Tentu saja tidak semua mata kuliah

    diujikan, melainkan hanya mata kuliah inti (core courses) saja dengan beberapa pertanyaan yang

    spesifik, baik konseptual maupun teknis.

    Grogi, cemas, kuatir itu wajar dan manusiawi. Akan tetapi, ujian skripsi sebaiknya tidak perlu disikapi

    sebagai sesuatu yang terlalu menakutkan. Ujian skripsi adalah "konfirmasi" atas apa yang sudah Anda

    lakukan. Kalau Anda melakukan sendiri penelitian Anda, tahu betul apa yang Anda lakukan, dan tidak

    grogi di ruang ujian, bisa dipastikan Anda akan perform well.

    Cara terbaik untuk menghadapi ujian skripsi adalah Anda harus tahu betul apa yang Anda lakukan dan

    apa yang Anda teliti. Siapkan untuk melakukan presentasi. Akan tetapi, tidak perlu Anda paparkan

    semuanya secara lengkap. Buatlah lubang jebakan agar penguji nantinya akan menanyakan pada titik

    tersebut. Tentu saja, Anda harus siapkan jawabannya dengan baik. Dengan begitu Anda akan tampak

    outstanding di hadapan dewan penguji.

    Juga, ada baiknya beberapa malam sebelum ujian, digiatkan untuk berdoa atau menjalankan sholat

    tahajud di malam hari. Klise memang. Tapi benar-benar sangat membantu.

    Jujur saja, saya (dulu) menyelesaikan skripsi dalam tempo 4 minggu tanpa ada kendala dan kesulitan

    yang berarti. Dosen pembimbing saya adalah seorang professor dengan jam terbang sangat tinggi.

  • 7/21/2019 Menulis skripsi

    10/33

    Selama berada dalam ruang ujian, kami lebih banyak berbicara santai sembari sesekali tertawa. Dan

    Alhamdulillah saya mendapat nilai A.

    Bukan. Bukan saya bermaksud sombong, tetapi hanya untuk memotivasi Anda. Kalau saya bisa,

    seharusnya Anda sekalian pun bisa.

    Pasca Ujian Skripsi

    Banyak yang mengira, setelah ujian skripsi segalanya selesai. Tinggal revisi, bawa ke tukang

    jilid/fotokopi, urus administrasi, daftar wisuda, lalu traktir makan teman-teman. Memang benar. Setelah

    Anda dinyatakan lulus ujian skripsi, Anda sudah berhak menyandang gelar sarjana yang selama ini Anda

    inginkan.

    Faktanya, lulus ujian skripsi saja sebenarnya belum terlalu cukup. Sebenarnya Anda bisa melakukan lebih

    jauh lagi dengan skripsi Anda. Caranya?

    Cara paling gampang adalah memodifikasi dan memperbaiki skripsi Anda untuk kemudian dikirimkan

    pada media/jurnal publikasi. Cara lain, kalau Anda memang ingin serius terjun di dunia ilmiah, lanjutkan

    dan kembangkan saja penelitian/skripsi Anda untuk jenjang S2 atau S3. Dengan demikian, kelak akan

    semakin banyak penelitian dan publikasi yang mudah-mudahan bisa memberi manfaat bagi bangsa ini.

    Bukan apa-apa, saya cuma ingin agar bangsa ini bisa lebih cerdas dan arif dalam menciptakan serta

    mengelola pengetahuan. Sekarang mungkin kita memang tertinggal dari bangsa lain. Akan tetapi,

    dengan melakukan penelitian, membuat publikasi, dan seterusnya, bangsa ini bisa cepat bangkit

    mengejar ketertinggalan.

  • 7/21/2019 Menulis skripsi

    11/33

    Langkah-langkah penting dalam menyusun Skripsi adalah :

    1. Mampu melihatdanmemilih masalahyang akan ditulis. Ini merupakanhal yang paling penting dari suatu SKRIPSI dan membedakan dengan

    menulis pada umumnya. Bagaimanapun skripsi adalah suatu bentukkarya tulis ilmiah yang mana mahasiswadiharapkandapat berpikirilmiah dengan membuat suatu penelitian sebagai objeknya. Untuk itu yangperlu diperhatikan adalah hal-hal yang akan sampaikan berikut.

    2. APA masalahnya tersebut, darimana anda mengetahui bahwa itumenjadi suatu masalah. Jika informasi tersebut diperoleh dari suatustudi pustaka berdasarkan jurnal-jurnal canggih up-to-datedmakatentunya lebih mudah meyakinkan orang lain bahwa masalah tersebutcukup baik untuk dibahas. Tetapi jika hasil pemahaman subyektif atauhasil pengamatan empiris pribadi belaka maka tentunya perlu data-data pendukung yang dibuat yang lebih banyak sehingga orang dapatyakin bahwa itu memang masalah yang patut dibahas (kerja lebihbanyak).

    3. MENGAPA anda memilih masalah tersebut, karena dosenpembimbingnya yang memilihkannya, atau karena anda menyukaibidang dimana masalah tersebut berada, tentu akan membedakanstrategi anda mengerjakan tugas SKRIPSI tersebut. Sebaiknya usahakananda memilih karena anda memang menyenangi bidang dimana masalahtersebut ada. Untuk itu, apakah anda menguasai persoalan atau tidak

    itu tidak menjadi masalah. Jika anda menguasai persoalan , misalnyatentang pemrograman, maka tentu akan mempermudah andamenyelesaikan tugas itu. Tapi jika tidak, maka itu merupakankesempatan berharga anda untuk mendapatknowledgeyang lain(mendapat ilmu baru), meskipun itu perlu ekstra tenaga.Jika anda tidak tahu apa-apa (netral terhadap masalah tersebut) makausahakan bahwa masalah tersebut dipahami oleh dosen pembimbing.Jika masalah itu yang memberi adalah dosen, maka diharapkan dosentersebut juga tahu bagaimana dengan masalah tersebut. Jika benar-benar nggak tahu tentang masalah yang akan dipilih, maka pilihlah

    dosen pembimbing yang anda tahu kemampuannya, yang anda anggapdapat membimbing anda (anda punya respek terhadap dia).

    4. BAGAIMANA masalah tersebut akan dapat diselesaikan, ini tentumemperkirakan ilmu-ilmu apa yang diperlukan untuk memecahkanmassalah tersebut. Bisa melihat publikasi sebelumnya. Apakah untukitu perlu uji eksperimental, penyelesaian parametris atau pemrograman

  • 7/21/2019 Menulis skripsi

    12/33

    atau yang lain. Kira-kira anda mempunyai keyakinan mampu atau tidakdengan itu. Itu konsekuensinya biaya dan waktu lho.

    5. BILAMANA masalah tersebut terpecahkan , apa yang kira-kira andadapatkan. Bila anda tahu apa yang dapat anda berikan jika masalahtersebut terselesaikan maka ini mendukung kepercayaan diri bahwa

    solusi dari SKRIPSI ini akan berharga. Bahkan kalau PD maka dapatdiinformasikan ke teman-teman lain, misal ke seminar dsb. Menambahkepercayaan diri, juga nilai tambah jika membuat lamaran kerja.

    6. Mampu memformulasikan MASALAH yang dipilih. Jika telah mempunyaialasan yang kuat tentang suatu masalah maka untuk realitas kerjanyamaka usahakan masalah tersebut diformulasikan dalam bentuk tulisanpendek. Dalam hal ini dalam bentuk ABSTRAK. Kaget ya ? . Khanbiasanya bikin abstract jika tulisan sudah selesai, itu jika abstractditerjemahkan sebagai rangkuman. Lha inilah

    bedanya,pengalaman dulu yang mengatakan bahwa abstrak dibuatsetelah selesaidikerjakan, itu SALAH. Jika kondisinya demikian makapengerjaan skripsi anda belum berbentuk, bisa liar, bisa kesana-kemari,tidak jelas, bisa lama. Kenapa ? Karena spesifikasinya belum ada(belum jelas/samar). Dengan membuat ABSTRACTterlebih dahulumaka anda sudah berusaha memfokuskanpikiran ke masalah tersebut yaitudengan menuliskannya. Apa abstract tersebut kaku, ya enggak. Rubah-sedikit-sedikit ya nggak apa, tetapi dengan membuat abstract, kitatahu : o000 ada perubahan, mengapa, tentunya agar lebih baik lagi.TERKENDALI.

    7. Dalam membuat abstrak tersebut, perlu untuk membagi menjadi tigatahapan utama, yaitu tahapan INTRO: yaitu mengenalkan masalah, apa,mengapa, dan batasan-batasannya (nanti jadi BAB 1 dan BAB2);tahapan PROGRES: yaitu tentang bagaimana masalah tersebut dicobadipecahkan, termasuk juga pembahasannya (nanti jadi BAB 3 danBAB4); dan tahapan KESIMPULAN tentang bilamana masalah dapatterpecahkan (nanti jadi BAB5).

    8. Evaluasi ABSTRACT bersama dosen pembimbing. Apakah abstractsudah menggigit. Bila perlu bisa juga dimasukkan ke seminar atauminta pendapat orang lain yang kritis. Tangkap masukan yang

    diberikan, evaluasi atau diskusikan dengan dosen. Jika mantap makadapat dilanjutkan. Ingat, mutu tidaknya suatu hasil penelitian (skripsi)dapat dengan mudah dibaca dari abstract-nya. Jika abstract-nya nggakada isi-nya maka kecil kemungkinan materi skripsi yang utama jugadibaca, paling-paling disimpan digudang. Tidak membanggakan untukditunjukkan orang lain. Tetapi abstract yang hebat kadang-kadang bisamengecoh.

  • 7/21/2019 Menulis skripsi

    13/33

    9. Jika abstract sudah OK. Bisa dilanjutkan.10.Jika anda sudah tahu apa masalah anda, mengapa anda memilih

    masalah tersebut, batasan-batasan masalah yang dipilih dan strategipenyelesaian yang akan dikerjakan maka tentunya hal itu dapatdituangkan dalam BAB 1. Penulisan BAB1 sangat penting karenamenentukan luasan atau cakupan yang didiskusikan dalam bab-babselanjutnya. Bab1 merupakan pengikat, pedoman kerja untuk bab-babberikutnya. Jangan biasakan meniru BAB1 orang lain, belum tentucocok. Jadi intinya Bab1 adalah pedoman kerja untuk penulisan bab-bab selanjutnya.

    11.Untuk dapat mengerjakan skripsi sesuai dengan BAGAIMANAmenyelesaikan masalah tersebut, tentu anda harus tahu lebihdahulubagaimana strategi orang lain menangani atau bertindak terhadapmasalah tersebut. Ini dapat diketahui dengan melakukan studi pustaka

    (BAB2), mereview publikasi orang lain dari jurnal-jurnal atau yanglainnya. Usahakan pakailah acuan jurnal-jurnal terkini(menurut salahsatu profesor saya, gunakan jurnal dalam lima tahun terakhir). Tetapibisa juga anda mengutip suatu karya yang pernah diterbitkan ratusantahun yang lalu jika karya tersebut memang karya monumental dibidangnya. Sekali lagi, usahakan yang dijadikan referensi adalah jurnalilmiah, bila terpaksa, baru textbooks.

  • 7/21/2019 Menulis skripsi

    14/33

    Salah satu persoalan sulit yang dihadapi mahasiswa ketika menghadapi ujian skripsi (atau tesis,

    disertasi)nya adalah mengantisipasi apa yang akan ditanyakan penguji dalam ujian skripsi

    itu. Banyak di antara mereka yang lancar ketika menyajikan hasil penelitiannya karena masalah

    itu memang telah digelutinya selama beberapa bulan dan presentasi itu telah dipersiapkan

    berhari-hari sebelumnya. Tetapi, ketika giliran menjawab pertanyaan penguji, tidak sedikit di

    antara mereka ada yang terperangah dan menjawab sekenanya, seolah-olah mereka tidak

    mengira ditanya masalah itu. Artikel ini berusaha membantu mahasiswa peserta ujian skripsi

    (tesis atau disertasi) untuk mengantisipasi pertanyaan penguji.

    Yang pertama-tama perlu Anda sadari adalah bahwa penguji skripsi itu sebenarnya

    bukan menguji Anda. Kebanyakan dari mereka tidak tahu sepenuhnya tentang seluk-beluk

    masalah yang Anda teliti. Posisi penguji skripsi berbeda dari posisi dosen yang memberikan

    ujian tentang matakuliah yang diajarkannya. Mereka tahu mana jawaban yang salah dan yang

    benar. Dalam ujian skripsi, Anda, sebagai peneliti, mengetahui lebih banyak tentang masalah

    yang Anda teliti daripada penguji. Jadi, pertanyaan yang diajukan penguji dalam ujian skripsi

    adalah benar-benar petanyaan orang yang ingin tahu.

    Dalam hal ini, sebaiknya Anda memandang penguji skripsi sebagai kritikus yang membantu

    Anda menghasilkan karya tulis ilmiah yang bermutu. Jangan memandang mereka sebagai

    penyerang (musuh) dan Anda harus mempertahankan mati-matian kebenaran penelitian Anda

    (yang belum tentu benar) itu! Dengan demikian, Anda dapat mengurangi rasa groggii' Anda

    sebelum masuk ke ruang ujian dan ini, insya Allah, akan membuat Anda lebih tenang, lebih

    santai, sehingga dapat berfikir jernih selama ujian.

    Lalu apakah yang ingin diketahui oleh para penguji skipsi itu?

    Hal utama yang ingin diketahu penguji skripsi mengenai penelitian Anda adalah (1) apakahpertanyaan penelitian Anda itu memang penting dan (2) apakah penelitian Anda (cara Anda

    menjawab pertanyaan tersebut) itu logis dan dapat diterima. Di tingkat pasca sarjana, biasanya

    dua hal pokok itu ditambah lagi dengan pertanyaan apakah hasil penelitian Anda itu telah

    memberikan sumbangan yang berarti bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

    Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang biasanya diajukan para penguji skripsi:

    Pertanyaan penelitian apakah yang ingin Anda jawab dalam penelitian ini? (Ini adalah inti dari

    penelitian Anda. Segala susah payah yang Anda lakukan dalam penelitian ini sebenarnya

    hanyalah untuk menjawab pertanyaan ini.) Biasanya penguji mencari jawaban pertanyaan ini

    dalam bagian rumusan masalah atau pertanyaan penelitian.

    Mengapa pertanyaan seperti itu penting sekali untuk dijawab? Apa manfaatnya? Apakah

    belum ada orang lain yang menjawabnya? (Kalau pertanyaan itu tidak penting, kurang

    bermanfaat, atau sudah pernah dijawab orang lain, untuk apa bersusah payah

    menjawabnya?) Biasanya, penguji mencari jawaban pertanyaan ini dalam bagian latar

    belakang penelitian.

  • 7/21/2019 Menulis skripsi

    15/33

    Bagaimana cara Anda menjawabnya? Ini menyangkut metodologi penelitian Anda. Dalam hal

    ini, masalah validitas dan reliabilitas data menjadi amat penting karena data yang tidak valid

    tidak akan dapat memberikan hasil penelitian yang valid, meskipun mungkin teknik analisanya

    valid. Dan, hasil penelitian yang tidak valid itu tidak ada gunanya. Untuk menjawab pertanyaan

    nomor 3 ini, biasanya diajukan pertanyaan yang lebih rinci sebagai berikut:

    Data (informasi, keterangan, fakta) apakah yang Anda perlukan untuk menjawab pertanyaan

    tersebut? Apakah data tersebut memang cocok untuk menjawab pertanyaan tersebut?

    Dari mana Anda memperoleh data tersebut? Apakah sumber data tersebut (orang, buku,

    dokumen, lokasi, dsb.) valid dan dapat dipercaya (reliabel) sebagai sumber data? Bagaimana

    Anda menjamin validitas dan reliabilitas sumber data tersebut?

    Bagaimana cara Anda memperoleh data tersebut? Alat apa yang Anda gunakan? Apakah alat

    tersebut valid dan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data? Bagaimana Anda

    membuktikan validitas dan reliabilitas data tersebut?

    Bagaimana cara Anda menganalisa data yang telah Anda kumpulkan itu? Apakah cara analisa

    Anda itu valid dan reliabel sebagai prosedur analisa? Bagaimana Anda membuktikan bahwa

    cara analisa Anda tersebut valid dan reliabel?

    Apa hasil penelitian Anda? Jawaban apakah yang Anda temukan atas pertanyaan penelitian

    Anda? Apakah jawaban itu sesuai dengan hasil analisa Anda atas data yang Anda

    peroleh? Apakah hasil penelitian (jawaban tersebut) sesuai dengan teori yang berkembang di

    bidang ilmu tersebut? Kalau hasil penelitian Anda tersebut berbeda dari teori umum di bidang

    ilmu tersebut, bagaimana penjelasan Anda?

    Apa dampak (implikasi) hasil penelitian Anda terhadap pengetahuan manusia yang sudah adasaat ini atau pada praktek yang dilakukan masyarakat?

    Yang juga perlu Anda ingat adalah bahwa yang disebut skripsi itu adalah apa yang Anda tulis,

    bukan apa yang Anda jelaskan dalam ujian skripsi. Pembaca harus dapat menemukan jawaban

    atas pertanyaan-pertanyaan di atas secara memuaskan dalam skripsi Anda. Jangan berfikiran

    untuk menulis skripsi asal jadi (tidak jelas) dan akan menjelaskan secara gamblang dalam

    ujian. Di samping waktu ujian skripsi itu terbatas sehingga Anda tidak akan mungkin

    menjelaskan semuanya, skripsi Anda itu akan diletakkan di perpustakaan untuk dibaca oleh

    semua orang yang berminta. Skripsi yang tidak logis dan memingungkan akan merusak reputasi

    Anda sebagai sarjana dan juga merusak reputasi perguruan tinggi yang telah meluluskan Anda

    dengan skripsi semacam itu.

  • 7/21/2019 Menulis skripsi

    16/33

    Pengertian proposal

    Pengertian dari proposal adalah sebuah tulisan yang dibuat oleh si penulis yang bertujuan untuk

    menjabarkan atau menjelasan sebuah tujuan kepada si pembaca (individu atau perusahaan)sehingga mereka memperoleh pemahaman mengenai tujuan tersebut lebih mendetail. Diharapkan

    dari proposal tersebut dapat memberikan informasi yang sedetail mungkin kepada si pembaca,

    sehingga akhirnya memperoleh persamaan visi, misi, dan tujuan hal yang perlu diperhatikan dalam

    membuat proposal :

    A. JUDUL PENELITIAN

    Setelah kita membahas bagaimana cara menemukan masalah, langkah selanjutnya adalah membuat

    Judul Penelitian. Dalam membuat judul penelitian, beberapa hal yang harus diketahui adalah judul

    itu harus:

    1. Komunikatif, mudah dipahami maksudnya oleh pembaca

    2. Memuat variabel penelitian

    3. Menjawab apa yang ingin ditingkatkan

    4. Dengan cara apa/upaya apa untuk meningkatkannya.

    5. Sasaran dan Lokasi tercermin dalam judul;6. Banyak kata sekitar 15-20 kata

    Judul penelitian hendaknya singkat dan spesifik tetapi cukup jelas mewakili gambaran tentang

    masalah yang akan diteliti dan tindakan yang dipilih untuk menyelesaikan atau sebagai solusi

    terhadap masalah yang dihadapi. Alasan pemilihan judul juga harus:

    * Menarik minat

    * Layak diteliti* Bermanfaat bagi masyarakat, dll.

    Contoh judul penelitian Tindakan kelas antara lain :

    1. Inovasi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sekitar (IPAS) Pokok Bahasan Kimia Lingkungan

    Melalui Pembuatan Film tentang Pencemaran Lingkungan Sekitar Untuk Meningkatkan PrestasiBelajar Siswa Kelas XI Rekayasa Perangkat Lunak 1 SMK Negeri 8 Semarang Tahun Pelajaran

    2006/2007 (Oleh : Ardan Sirodjuddin, S.Pd.)2. Pembelajaran Berbasis Project Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

    Geografi Kelas XII IPS SMA Muhammadiyah Wonosari Tahun Pelajaran 2007/2008 (Oleh : Dra. SriWahyuni Dwiyanti M.Pd).

    http://1.bp.blogspot.com/-j0uYXXxyjyI/Tu6zzPrg-LI/AAAAAAAAA9Q/d7L1Y10xA1I/s1600/proposal-usaha1.gif
  • 7/21/2019 Menulis skripsi

    17/33

    3. Penggunaan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas III

    IPS SMA Negeri 1 Randublatung Pada Semester I Tahun Pelajaran 2004/2005. (Oleh : Juremi)

    4. Penggunaan Dakon Elektron Dalam meningkatkan Keefektifan Proses Pembelajaran IPA Kelas I

    Kecantikan Kulit Pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2004/2005 SMK Negeri 1 Tegal (Oleh :Ibnu Hajar Dewantoro).

    B. BIDANG ILMU

    Tuliskan bidang ilmu (Jurusan) dari Ketua Peneliti dan kajian masalah yang diteliti. Bidang

    penelitian yang diteliti sebaiknya relevan dengan disiplin ilmu guru, misalnya guru matematika tidak

    membahas pembelajaran yang ada di pelajaran Biologi. Begitupun sebaliknya. Terkecuali penelitian

    yang ditekuninya masih ada hubungannya dengan disiplin ilmu yang dimiliki. Contohnya

    pembuatan media pembelajaran.

    C. PENDAHULUANPenelitian dilakukan untuk memecahkan permasalahan pendidikan dan pembelajaran. Dalam

    pendahuluan harus dikemukakan:

    1. Latar belakang masalah secara jelas dan sistematis, yang meliputi:

    a. Uraian tentang kedudukan mata pelajaran dalam kurikulum (semester, mata pelajaran yang

    ditunjang dan mata pelajaran penunjang);

    b. Gambaran umum isi mata pelajaran tsb termasuk pembagian waktunya (lampirkan Analisis

    Instruksional, RPP, Silabus dari mata pelajaran yang bersangkutan);

    c. Metode pembelajaran yang digunakan saat ini.

    2. Masalah yang dihadapi guru ditinjau dari hasil belajar yang dicapai siswa selama

    proses pembelajaran.

    Kriteria masalah yang dapat dibuat PTK adalah :

    * Masalah di sekolah/di kelas* Layak diteliti dan terjangkau PTK

    * Perlu ada: identifikasi masalah; analisis masalah.

    * Rumusan masalah: singkat; jelas; operasional.* Bukan permasalahan individual siswa, tetapi masalah kelas;

    D. PERUMUSAN MASALAH

    Rumuskan masalah penelitian dalam bentuk suatu rumusan penelitian tindakan kelas. Dalam

    perumusan masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan penelitian.

    Rumusan masalah sebaiknya menggunakan kalimat tanya dengan mengajukan alternatif tindakan

  • 7/21/2019 Menulis skripsi

    18/33

    yang akan diambil dan hasil positif yang diantisipasi.

    Kemukakan secara jelas bahwa masalah yang diteliti merupakan sebuah masalah yang nyata terjadi

    di kelas, penting dan mendesak untuk dipecahkan. Setelah didiagnosis (diidentifikasi) masalahpenelitiannya, selanjutnya perlu diidentifikasi dan dideskripsikan akar penyebab dari masalah

    tersebut.

    Pada perumusan masalah perlu diperhatikan :

    Substansi:

    Perlu mempertimbangkan bobot dan manfaat tindakan yang dipilih untuk meningkatkan dan/atau

    memperbaiki pembelajaran

    Orisinalitas (tindakan):

    Perlu mempertimbangkan belum pernah tidaknya tindakan dilakukan guru sebelumnya

    Formulasi: dirumuskan dalam kalimat tanya, tidak bermakna ganda, lugas menyatakan secaraeksplisit dan spesifik apa yang dipermasalahkannya, dan tindakan yang diharapkan dapat mengatasi

    masalah tersebut

    Teknis:

    Mempertimbangkan kemampuan peneliti untuk melaksanakan penelitian, seperti kemampuan

    metodologi penelitian, penguasan materi ajar, teori, strategi dan metodologi pembelajaran,

    kemampuan menyediakan fasilitas (dana, waktu, dan tenaga).

    Contoh perumusan masalah :

    * Apakah pembelajaran berbasis project dapat meningkatkan prestasi belajar geografi khusus

    kompetensi dasar keterampilan dasar peta dan pemetaan pada siswa kelas XII IPS SMAMuhammadiyah Wonosari tahun 2007/2008 ?

    * Apakah pembelajaran berbasis project dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikutipembelajaran pada kompetensi dasar keterampilan dasar peta dan pemetaan kelas XII IPS SMA

    Muhammadiyah Wonosari tahun 2007/2008 ?

    * Apakah pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kualitas proses belajar matematikasiswa SMPN 5 Jepara?

    * Apakah pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa SMPN5 Jepara?

    E. CARA PEMECAHAN MASALAH

    Uraikan pendekatan dan konsep yang digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti, sesuaidengan kaidah penelitian tindakan kelas (yang meliputi: perencanaan-tindakan-observasi/ evaluasi-

    refleksi, yang bersifat daur ulang atau siklus). Cara pemecahan masalah telah menunjukkan akar

    penyebab permasalahan dan bentuk tindakan (action) yang ditunjang dengan data yang lengkap dan

    baik.

  • 7/21/2019 Menulis skripsi

    19/33

    F. TINJAUAN PUSTAKA

    Uraikan dengan jelas kajian teori dan pustaka yang menumbuhkan gagasan yang mendasaripenelitian yang akan dilakukan. Kemukakan teori, temuan dan bahan penelitian lain yang dipahami

    sebagai acuan, yang dijadikan landasan untuk menunjukkan ketepatan tentang tindakan yang akan

    dilakukan dalam mengatasi permasalahan penelitian tersebut. Uraian ini digunakan untukmenyusun kerangka berpikir atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Pada bagian akhir

    dikemukakan hipotesis tindakan yang menggambarkan tingkat keberhasilan tindakan yang

    diharapkan/diantisipasi.

    G. TUJUAN PENELITIAN

    Kemukakan secara singkat tujuan penelitian yang ingin dicapai dengan mendasarkan padapermasalahan yang dikemukakan. Tujuan umum dan khusus diuraikan dengan jelas, sehingga

    tampak keberhasilannya.

    H. KONTRIBUSI HASIL PENELITIAN

    Uraikan kontribusi hasil penelitian terhadap kualitas pendidikan dan/atau pembelajaran, sehinggatampak manfaatnya bagi siswa, guru, maupun komponen pendidikan lainnya. Kemukakan inovasi

    yang akan dihasilkan dari penelitian ini.

    I. METODE PENELITIAN

    Uraikan secara jelas prosedur penelitian yang akan dilakukan. Kemukakan obyek, latar waktu dan

    lokasi penelitian secara jelas. Prosedur hendaknya dirinci dari perencanaan-tindakan-

    observasi/evaluasi-refleksi, yang bersifat daur ulang atau siklis. Tunjukkan siklus-siklus kegiatan

    penelitian dengan menguraikan tingkat keberhasilan yang dicapai dalam satu siklus sebelum pindahke siklus lainnya. Jumlah siklus disyaratkan lebih dari dua siklus.

    J. JADWAL PENELITIANBuatlah jadwal kegiatan penelitian yang meliputi kegiatan persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan

    laporan hasil penelitian dalam bentuk bar chart. Contohnya, jadwal kegiatan penelitian disusunselama 10 bulan.

    K. PERSONALIA PENELITIAN

    Jumlah personalia penelitian maksimal 3 orang. Uraikan peran dan jumlah waktu yang digunakandalam setiap bentuk kegiatan penelitian yang dilakukan. Rincilah nama peneliti, golongan, pangkat,

    jabatan, dan lembaga tempat tugas, sama seperti pada Lembar Pengesahan.

  • 7/21/2019 Menulis skripsi

    20/33

    Lampiran-lampiran

    1. Daftar Pustaka, yang dituliskan secara konsisten menurut model APA, MLA atau Turabian.

    2. Riwayat Hidup Ketua Peneliti dan Anggota Peneliti (Bila penelitian berkolaborasi)3. Cantumkan pengalaman penelitian yang relevan telah dihasilkan sampai saat ini

    Proposal Penelitian dibagi 4 yaitu:1. Proposal Penelitian Pengembangan

    2. Proposal Penelitian Kajian Pustaka

    3. Proposal Penelitian Kualitatif

    4. Proposal Penelitian Kuantitatif

    1. Proposal Penelitian Pengembangan

    Kegiatan yang menghasilkan rancangan atau produk yang dapat dipakai untuk memecahkan

    masalah-masalah aktual. Dalam hal ini, kegiatan pengembangan ditekankan pada pemanfaatanteori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip, atau temuan-temuan penelitian untuk memecahkan

    masalah.

    Skripsi, tesis, dan disertasi yang ditulis berdasarkan hasil kerja pengembangan menuntut format dansistematika yang berbeda dengan skripsi, tesis, dan disertasi yang ditulis berdasarkan hasil

    penelitian, karena karakteristik kegiatan pengembangan dan kegiatan penelitian tersebut berbeda.

    Kegiatan penelitian pada dasarnya berupaya mencari jawaban terhadap suatu permasalahan,

    sedangkan kegiatan pengembangan berupaya menerapkan temuan atau teori untuk memecahkansuatu permasalahan.

    2. Proposal Penelitian Kajian PustakaTelaah yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya bertumpu pada

    penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan. Telaah pustaka

    semacam ini biasanya dilakukan dengan cara mengumpulkan data atau informasi dari berbagai

    sumber pustaka yang kemudian disajikan dengan cara baru dan atau untuk keperluan baru.

    Dalam hal ini bahan-bahan pustaka itu diperlukan sebagai sumber ide untuk menggali pemikiran

    atau gagasan baru, sebagai bahan dasar untuk melakukan deduksi dari pengetahuan yang sudah ada,sehingga kerangka teori baru dapat dikembangkan, atau sebagai dasar pemecahan masalah.

    3. Proposal Penelitian KualitatifPenelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala secara holistik-kontekstual melalui

    pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci.Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan

    induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.

    Ciri-ciri penelitian kualitatif mewarnai sifat dan bentuk laporannya. Oleh karena itu, laporan

    penelitian kualitatif disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan mendalam serta

    menunjukkan ciri-ciri naturalistik yang penuh keotentikan.

    4. Proposal Penelitian Kuantitatif

    Suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-induktif. Pendekatan ini

    berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, ataupun pemahaman peneliti berdasarkan

    pengalamannya, kemudian dikembangkan menjadi permasalahan-permasalahan beserta

  • 7/21/2019 Menulis skripsi

    21/33

    pemecahan-pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam bentukdukungan data empiris di lapangan.

  • 7/21/2019 Menulis skripsi

    22/33

    Hal-hal penting dalam menulis skripsi

    MENULIS BAB I

    Bab I disebut juga sebagai Bab Pendahuluan yang isinya berupa uraian dan penjelasanmengenai latar belakang permasalahan yang diteliti, rumusan masalah, identifikasimasalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka berpikir, metode atau prosedurpenelitian, dan jadwal pelaksanaan penelitian. Isi Bab I merupakan pedoman utama bagipeneliti baik dalam melakukan kegiatan di lapangan (mencari data) maupun dalammengolah dan menganalisis data, serta dalam menuliskan laporan penelitiannya. Olehkarena itu, dalam menulis Bab I peneliti benar-benar harus cermat dan akurat, sehingga isiBab-bab selanjutnya benar-benar merupakan rangkaian sistematis yang saling berkaitan,yang semuanya merujuk pada Bab I.

    Bagaimana menulis Latar Belakang Masalah?

    Uraian dalam Latar Belakang Masalah (LBM) pada prinsipnya berupa penjelasan danpenegasan tentang duduk persoalan yang diteliti dan pentingnya penelitian yang dilakukan,yang berpatokan pada kecenderungan teoretis dan kecenderungan realistis mengenaifenomena yang diteliti. Dengan demikian, dalam menyusun LBM ini peneliti perlumengemukakan secara ringkas kecendererungan-kecenderungan teoretis apa saja yangdan kecenderungan-kecenderungan realistis apa saja yang relevan dengan fenomena atautopik penelitiannya.

    Dalam menguraikan kecenderungan teoretis, peneliti merujuk pada teori tertentu yangrelevan dengan fenomena yang diteliti, sedangkan dalam menguraikan kecenderunganrealistis peneliti merujuk pada fakta dan data awal hasil temuan (data sekunder) yang jugaberkaitan dengan fenomena yang ditelitinya. Kedua kecenderungan tersebut perludipaparkan serta diindentifikasikan kesenjangannya (gap) agar peneliti dengan mantapdapat merumuskan permasalahan yang ditelitinya. Sebuah masalah dalam penelitian ilmiahharus dipandang sebagai kesenjangan (gap) antara aspek-aspek idealistik (teori) denganaspek-aspek realistik (fakta atau data sekunder).

    Ketidakjelasan permasalahan yang diteliti seringkali disebabkan karena dalam menguraikanLBM-nya peneliti semata-mata hanya berlandaskan pada pertimbangan logikanya. Padahaldalam penelitian ilmiah yang bersifat kuantitatif, keberadaan teori adalah mutlak harus baiksebagai landasan maupun sebagai unsur ilmu yang akan diuji.

    Uraian dalam LBM biasanya dilakukan dalam bentuk deduksi, yakni dimulai dengan uraian-

    uraian yang bersifat umum dan diakhiri dengan uraian yang bersifat khusus, yakni uraianyang berkaitan langsung dengan fenomena atau masalah yang diteliti. Dalammenggambarkan kondisi objektif (aspek realistik), peneliti dapat menggunakan formulasiseperti dalam bidang jurnalisme: What (apa yang sering terjadi), Who (siapa yang terkait didalamnya), When (kapan masalah itu terjadi), Where (di mana maslah itu muncul secaraspesifik), Why (mengapa fenomena tersebut bisa muncul), dan How (bagaimana kaitannyadengan fenomena yang lain).

  • 7/21/2019 Menulis skripsi

    23/33

    Penggambaran tentang apa yang diteliti atau dijelaskan, dalam penelitian komunikasi(secara kuantitatif), tentu berkaitan dengan fenomena komunikasi, yakni segala gejala yangberkaitan dengan segala aktivitas manusia sebagai mahluk sosial dalam mengekspresikanungkapan hatinya ketika berinteraksi dan berrelasi sosial dengan manusia-manusia lainnya,baik secara verbal maupun nonverbal, baik secara langsung maupun melalui media. Setiapgejala komunikasi atau gejala sosial itu dinyatakan dalam bentuk variabel-variabel. Variabelmerupakan konsep yang memiliki variasi nilai, yang berlandaskan pada asumsi teoretis dariteori a pripori tertentu. Jadi, dalam menetapkan variabel-variabel penelitian, selainberpedoman pada realitas (fenomena) yang ada, juga harus mengacu pada teori tertentuyang dianggap relevan untuk digunakan sebagai landasan dalam mengungkapkanfenomena yang bersangkutan.

    Variabel-variabel yang akan diteliti, secara eksplisit harus tercermin di dalam rumusanmasalah, identifikasi masalah, dan tujuan penelitian yang akan diformulasikan setelahuraian LBM. Oleh karena itu, agar variabel-variabel yang tercantum dalam ketiga subbab itutidak terkesan ujug-ujug dan mengada-ada, maka sinyalemennya harus sudah ada padaLBM. Misalnya, kita akan mengungkapkan fenomena: Bagaimana tingkat pemahaman

    mahasiswa tentang materi perkuliahan tertentu serta faktor-faktor apa yang berkaitandengan fenomena itu?. Maka yang pertama-tama harus kita jelaskan adalah bahwa tingkatpemahaman mahasiswa tentang materi perkuliahan merupakan salah satu efek dari prosesbelajar dan pembelajaran. Lalu, proses belajar dan pembelajaran kita tegaskan sebagaisalah satu wujud proses komunikasi (komunikasi instruksional). Selanjutnya kita perlumenelusuri teori apa yang relevan untuk mengungkapkan fenomena efektivitas perosesbelajar (komunikasi instruksional) itu. Misalnya, kita temukakan teori kredibilitaskomunikator yang salah satu asumsi teoretisnya (proposisinya) adalah bahwa perubahansikap dan perilaku khalayak sasaran komunikasi dipengaruhi oleh kredibilitaskomunikatornya. Dengan demikian, variabel utama dalam penelitian itu adalah KredibilitasDosen (Varaiebl X) dan Tingkat Pemahaman Mahasiswa Terhadap Materi Perkuliahan(Variabel Y). Dengan masih merujuk pada teori kredibilitas, kredibilitas komunikatormisalnya diartikan sebagai seperangkat penilaian komunikan pada keahlian (expertness),sifat-sifat dapat dipercaya (trustworthiness), dan daya tarik (attractiveness) yang dimilikikomunikator, sedangkan perilaku komunikan diartikan sebagai tingkat pemahamanmahasiswa pada materi perkuliahan yang diampaikan dosen di ruang kuliah.

    Dengan demikian, permasalahan yang kita teliti jelas dasar dan ruang lingkupnya, yakni disekitar tingkat pemahaman mahasiswa dikaitkan dengan kredibilitas dosen ketika mengajardi ruang kuliah, dan ketika masalah tersebut dijabarkan ke dalam identifikasi masalah makaunsur-unsur kredibilitas yang akan tercermin di dalam identifikasi masalah (keahlian, sifatdapat dipercaya atau kejujuran, dan daya tarik dosen) jelas asal-usulnya.

    Selain karena jelas landasan teorinya, kelayakan permasalahan atau topik yang diteliti(secara akademik), juga ditentukan oleh penting-tidaknya penelitian yang bersangkutandilakukan (the significance of the research) dilihat dari aspek praktis. Penelitian yang kitalakukan, selain penting atau layak secara akademik juga harus dapat memberikankontribusi nyata secara operasional atau atau secara praktis (tataran implementasi). Olehkarena itu, dalam LBM peneliti juga harus menegaskan kedua kepentingan itu secara jelasdan lugas, yang secara spesifik nantinya akan dieksplisitkan di dalam rumusan kegunaanpenelitian.

  • 7/21/2019 Menulis skripsi

    24/33

    Bagaimana Merumuskan Masalah Penelitian?

    Rumusan Masalah adalah penegasan dari adanya kesenjangan antara aspek-aspekteoretis dan aspek-aspek realistis tentang fenomena yang diteliti, yang sebelumnya telahdiuraikan pada LBM. Rumusan Masalah dalam penelitian ilmiah biasanya diformulasikandalam bentuk kalimat pertanyaan. Bagaimana kita membuat rumusan masalah, inilahcontohnya:

    Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang ditelitidapat dirumuskan: Apakah ada hubungan yang signifikan antara kredibilitas dosen dengantingkat pemahaman mahasiswa pada materi perkuliahan? atau Bagaimana Kredibilitasdosen dalam proses belajar dan pembelajaran dan bagaimana tingkat pemahamanmahasiswa terhadap materi perkuliahannya?

    Bagaimana Menyusun Identifikasi Masalah?

    Identifikasi Masalah adalah penjabaran lebih lanjut dari rumusan masalah atau rincian

    variabel yang terkandung dalam rumusan masalah, di mana rincian variabel tersebutsinyalemennya sudah diungkapkan pada LBM. Contoh identifikasi masalah (untukpenelitian korelasional):

    Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka permasalahan yang diteliti dapatdiidentifikasikan sebagai berikut:

    1. Apakah ada hunbungan yang sigfnifikan antara keahlian dosen dalam proses belajardan pembelajaran dengan tingkat pemahaman mahasiswa pada materi perkuliahan?

    2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara kejujuran dosen dalam proses belajardan pembelajaran dengan tingkat pemahaman mahasiswa pada materi perkuliahan?

    3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara daya tarik dosen dalam proses belajardan pembelajaran dengan tingkat pemahaman mahasiswa pada materi perkuliahan?

    ATAU (untuk penelitian deskriptif)

    1. Bagaimana keahlian dosen dalam proses belajar dan pembelajaran?2. Bagaimana kejujuran dosen dalam proses belajar dan pembelajaran?3. Bagaimana daya tarik dosen dalam proses belajar dan pembelajaran?4. Bagaimana tingkat pemahaman mahasiswa pada materi perkuliahan?

    Bagaimana Menulis Rumusan Tujuan Penelitian?

    Tujuan Penelitian adalah hasil yang ingin diperoleh dari kegiatan penelitian. Hasil apa yangharus ditegaskan, sepenuhnya mengacu pada peranyaan-peranyaan yang dirumuskandalam Rumusan Masalah dan/atau Identifikasi Masalah. Dengan demikian, rumusan tujuanpenelitian merupakan bentuk jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dalam rumusanmasalah dan identifikasi masalah. Tujuan penelitian dirumuskan dalam bentuk kalimatpernyataan bukan pertanyaan. Contohnya sebagai berikut:

  • 7/21/2019 Menulis skripsi

    25/33

    Penelitian ini bertujuan untuk menemukan tingkat signifikansi menenai:

    1. Hubungan antara keahlian dosen dalam proses belajar dan pembelajaran dengantingkat pemahaman mahasiswa pada materi perkuliahan.

    2. pembelajaran dengan tingkat pemahaman mahsiswa pada materi perkuliahan.3. Hubungan antara daya tarik dosen dalam proses belajar dan pembelajaran dengan

    tingkat pemahaman mahasiswa pada materi perkuliahan.

    ATAU Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai:

    1. Keahlian, kejujuran, dan daya tarik dosen dalam proses belajar dan pembelajaran diruang kuliah.

    2. Tingkat pemahaman masiswa pada materi perkuliahan yang disampaikan dosen diruang kuliah.

    Rumusan tujuan penelitian merupakan pedoman bagi peneliti dalam menentukan arauhpenelitiannya dan akan sangat berimplikasi pada langkah-langkah selanjutnya. Misalnya,dlam menentukan metodologi atau prosedur penelitian, penentuan lokasi penelitian, bentukpelaporan, distribusi laporan, dan lain-lain.

    Bagaimana Menulis Kegunaan Penelitian?

    Kegunaan penelitian adalah penegasan tentang harapan peneliti bahwa hasil yangdiperoleh penelitiannya dapat memberikan manfaat atau kegunaan nyata baik secara

    akademik (kegunaan teoretis) maupun secara operasional (kegunaan praktis). Contohrumusan kegunaan penelitian dapat dilihat di bawah ini:

    Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharpkan dapat memberikan kegunaan sebagaiberikut:

    1. Kegunaan TeoreitisDapat memperkaya khasanah kajian ilmiah di bidang komunikasi instruksional, khususnyayang berkaitan dengan kredibilitas dosen dalam hubungannya dengan efektivitas prosesbelajar dan pembelajaran di ruang kuliah.2. Kegunaan Praktis

    Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi para pengambil kebijakan di perguruan tinggidalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proses belajar danpembelajarannya guna lebih meningkatkan efektivitas proses belajar dan pembelajaraan,terutama dalam mengembangkan kemampuan dan fungsi para dosen dalam melaksanakankegiatan pembelajaran di kelas.

  • 7/21/2019 Menulis skripsi

    26/33

    Rumusan kegunaan penelitian, dalam batas-batas tertentu, dapat digunakan untuk menilaikelayakan penelitian (the significance of the research) yang dilakukan, baik dari aspekteroretis (akademis) maupun dari aspek praktis (operasional).

    Bagaimana Menulis Kerangka Berpikir?

    Kerangka Berpikir atau Kerangka Pemikiran dalam sebuah penelitian kuantitatif, sangatmenentukan kejelasan dan validitas proses penelitian secara keseluruhan. Melalui uraiandalam kerangka berpikir, peneliti dapat menjelaskan secara komprehensif variabel-variabelapa saja yang diteliti dan dari teori apa variabel-variabel itu diturunkan, serta mengapavariabel-variabel itu saja yang diteliti. Uraian dalam kerangka berpikir harus mampumenjelaskan dan menegaskan secara komprehensif asal-usul variabel yang diteliti, yangsinyalemennya telah dikemukakan pada LBM, sehingga variabel-variabel yang tercatum didalam rumusan masalah dan identifikasi masalah semakin jelas asal-usulnya.

    Dengan demikian, uraian atau paparan yang harus dilakukan dalam kerangka berpikiradalah perpaduan antara asumsi-asumsi teoretis dan asumsi-asumsi logika dalam

    menjelaskan atau memunculkan variabel-variabel yang diteliti serta bagaimana kaitan diantara variabel-variabel tersebut, ketika dihadapkan pada kepentingan untukmengungkapkan fenomena atau masalah yang diteliti. Di dalam menulis kerangka berpikir,ada tiga kerangka yang perlu dijelaskan, yakni: kerangka teoretis, kerangka konseptual,dan kerangka operasional. Kerangka teoretis adalah uraian yang menegaskan tentang teoriapa yang dijadikan landasan serta asumsi-asumsi teoretis yang mana dari teori tersebutyang akan digunakan untuk menjelaskan fenomena yang diteliti. Kerangkakonseptualmerupakan uraian yang menjelaskan konsep-konsep apa saja yang terkandungdi dalam asumsi teoretis yang akan digunakan untuk mengabstraksikan (mengistilahkan)unsur-unsur yang terkandung di dalam fenomena yang akan diteliti dan bagaimanahubungan di antara konsep-konsep tersebut. Kerangka operasional adalah penjelasantentang variabel-variabel apa saja yang diturunkan dari konsep-konsep terpilih tadi danbagaimana hubungan di antara variabel-variabel tersebut, serta hal-hal apa saja yangdijadikan indikator untuk mengukur variabel-variabel yang bersangkutan.

    Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka dalam menyusunkerangka berpikir kita harus memulainya dengan menegaskan teori apa yang dijadikanlandasan dan akan diuji atau digambarkan dalam penelitian kita. Lalu dilanjutkan denganpenegasan tentang asumsi teoretis (theorem) apa yang akan diambil dari teori tersebutsehingga konsep-konsep dan variabel-variabel yang diteliti menjadi jelas. Selanjutnya, kitamenjelaskan bagaimana cara mengoperasionalisasikan konsep atau variabel-variabeltersebut sehingga siap untuk diukur. Proses penetapan teori serta penurunannya ke dalambentuk konsep dan variabel sebaiknya juga dilengkapi dengan gambar kerangka penelitian.

    Contoh Gambar Kerangka Penelitian:

    FENOMENA YANG DITELITI

    Kredibilitas Dosen dan Tingkat Pemahaman Mahasiswa pada Materi KuliahTEORI YANG DIGUNAKAN : Teori Kredibilitas Komunikator

  • 7/21/2019 Menulis skripsi

    27/33

    ASUMSI TEORETIS:

    Efektivitas komunikasi ditentukan kredibilitas komunikakator yang di dalamnya meliputipenilaian komunikan pada keahlian, kejujuuan, dan daya tarik yang dimiliki olehkomunikator.

    RUMUSAN MASALAH:

    Apakah ada hubungan yang signifikan antara kredibilitas dosen dalam proses belajar danpembelajaran dengan tingkat pemahaman mahasiswa pada materi perkuliahan yangdisampaikan oleh dosen di ruang kuliah?

    VARIABEL Y

    TINGKAT PEMAHAMAN MAHASISWA PADA MATERI KULIAH

    VARIABEL X; KREDIBILITAS DOSEN

    X1: Keahlian DosenX2: Kejujuran DosenX3: Daya Tarik Dosen

    Walaupun dalam kerangka berpikir itu harus terkandung kerangka teoretis, kerangkakonseptual, dan kerangka operasional, tetapi cara penguraian atau cara pemaparannyatidak perlu kaku dibuat per subbab masing-masing. Hal yang penting adalah bahwa isipemaparan kerangka berpikir merupakan alur logika berpikir kita mulai dari penegasan teoriserta asumsinya hingga munculnya konsep dan variabel-variabel yang diteliti.

    Agar peneliti benar-benar dapat menyusun kerangka berpikir secara ilmiah (memadukanantara asumsi teoretis dan asumsi logika dalam memunculkan variabel) dengan benar,maka peneliti harus intens dan eksten menelurusi literatur-literarur yang relevan sertamelakukan kajian terhadap hasil penelitian-penelitian terdahulu yang relevan, sehinggauraian yang dibuatnya tidak semata-mata berdasarkan pada pertimbangan logika (tidaksekadar ngecap). Untuk itu, dalam menjelaskan kerangka teoretisnya, peneliti mestimerujuk pada literatur atau referensi serta laporan-laporan penelitian terdahulu.

    Bagaimana Merumuskan Hipotesis Penelitian?

    Begitu selesai menyusun kerangka berpikir (kerangka pemikiran), langkah berikutnya yangharus dilakukan peneliti adalah merumuskan hipotesis (terutama jika penelitiannyadirancang sebagai sebuah penelitian eksplanatif; untuk penelitian deskriptif tidak perlu adahipotesis). Hipotesis adalah dugaan sementara yang bersifat tentatif yang diambil dari hasilpenelaahan terhadap asumsi-asumsi teoretis ketika menyusun kerangka pemikiran.

    Hipotesis dalam penelitian terbagi ke dalam dua jenis: Hipotesis Teoretis atau Hipotesis Nol(Ho) dan Hipotesis Penelitian atau Hipotesis Kerja (Hi). Hipotesis Nol dirumuskan dalamkalimat negatif : Tidak ada hubungan yang signifikan antara kredibilitas dosen dengantingkat pemahaman mahasiswa pada materi kuliah, sedangkan Hipotesis Kerja

  • 7/21/2019 Menulis skripsi

    28/33

    dirumuskan dalam kalimat positif: Ada hubungan yang signifikan antara kredibilitas dosendengan tingkat pemahaman mahsiswa pada materi kuliah. Selanjutnya, hipoteis kerja (Hi)perlu dijabarkan ke dalam sub-subhipotesis sesuai dengan banyaknya identifikasi masalahpenelitian atau banyaknya subvariabel yang akan dihubungkan satu sama lain. Misalnya,hipotesis kerja (Hi) di atas dijabarkan kedalam subhipotesis sebagai berikut:

    H1: Ada hubungan yang signifikan antara keahlian dosen dalam proses belajar danpembelajaran dengan tingkat pemahaman mahsiswa pada materi kuliah yang disampaikandosen di kruang kuliah.

    H2: Ada hubungan yang signifikan antara kejujuran dosen dalam proses belajar danpembelajaran dengan tingkat pemahaman mahsiswa pada materi perkuliahan yangdisampaikan dosen di ruang kuliah.

    H3: Ada hubungan yang signifikan antara daya tarik dosen dalam proses belajar danpembelajaran dengan tingkat pemahaman mahasiswa pada materi perkuliahan yangdisa,paikan dosen di ruang kuliah.

    Bagaimana Menyusun Operasionalisasi Variabel?

    Variabel-variabel yang akan diteliti, yang tercermin di dalam identifikasi masalah, bagankerangka penelitian, atau dalam rumusan hipotesis, selanjutnya harusdioperasionalisasikan agar variabel-variabel tersebut dapat diukur dengan tepat sehinggaaspek validitas dan reliabilitas pengukurannya terjamin. Mengoperasionalisasikan variabelberarti memberikan penjelasan secara operasional bagaimana variabel-variabel itudidefinisikan (diberikan batasan), indikator-indikator apa yang digunakan untukmengukurnya, tingkat atau skala pengukuran apa yang digunakan, dan bagaimana carapengukurannya. Oleh karena itu, dalam mengoperasionalisasikan variabel maka langkah-

    langkah yang harus ditempuh adalah sebagai berikut:

    1. Mendefinisikan secara operasional seluruh variabel yang akan diteliti atau diukur. Definisioperasional adalah batasan pengertian tentang variabel yang diteliti yang di dalamnyasudah mencerminkan indikator-indikator yang akan digunakan untuk mengukur variabelyang bersangkutan. Definisi operasional berbeda dengan definisi konseptual. Definisikonseptual adlah batasan pengertian tentang konsep yang masih bersifat abstraks yangbiasanya merujuk pada definisi yang ada pada buku-buku teks. Namun demikian, sebaik-baiknya definisi operasional adalah definisi yang merujuk atau berlandaskan pada definisikonseptual. Contoh definisi konseptual: KredibilitasKomunikator adalah seperangkatpenilaian komunikan terhadap sifat-sifat yang dimiliki oleh komunikator, menyangkutkeahlian, kejujuran, dan daya tarik. Sedangkan contoh definisi operasional adalah:

    Keahlian dosen dalam mengajar adalah penilaian mahasiswa tentang kemampuan dosendalam menyampaikan materi perkuliahan, menjawab pertanyaan mahasiswa, memberikancontoh-contoh konkret, dan penguasaan dosen terhadap materi perkuliahan yangdisampaikannya.

    2. Menginventarisasi dan mendefinisikan indikator-indikator. Inventarisasi indikator yangakan digunakan untuk mengukur variabel dapat ditelusuri dari definisi operasional yangsudah dibuat. Sebagai contoh, untuk menginventarisasi indikator-indikator yang akan

  • 7/21/2019 Menulis skripsi

    29/33

    digunakan untuk mengukur keahlian dosen dalam proses belajar dan pembelajaran, kitadapat menemukan indikator: kemampuan dosen dalam menyampaikan materi perkuliahan,kemampuan dosen dalam menjawab pertanyaan mahasiswa, kemampuan dosen dalammemberikan contoh konkret, dan pemahaman dosen mengenai materi perkuliahan yangdisampaikannya. Jika indikator-indikator itu masih memungkinkan menyebabkan penafsiranyang berbeda-beda, maka indikator tersebut perlu juga untuk didefenisikan lebih lanjut.

    3. Menentukan tingkat atau skala pengukuran yang akan digunakan, apakah digunakanskala nominal, ordinal, interval, atau rasio. Penentuan skala pengukuran ini pentingdilakukan terutama jika penelitian kita dirancang sebagai sebuah penelitian eksplanatif(misalnya penelitian korelasional), sebab akan menentukan uji statistik inferensial yangmana yang sesuai untuk digunakan dalam menguji hipotesis penel;itian yang telahdirumuskan.

    4. Menentukan cara atau mekanisme pengukuran variabel, yaklni menentukan alat atauinstrumen apa yang akan digunakan serta bagaimana cara penggunaannya. Misalnya, kitaakan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner atau angket, dan kita harus

    menjelaskan mengapa instrumen itu yang dipilih dan bagaimana cara penggunaannya.

    Bagaimana Menyusun Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen?

    Apabila instrumen penelitaian, misalnya, kuesioner atau angket, yang kita gunakan disusunsendiri dan belum terbukti validitas dan reliablitasnya, maka instrumen itu harus diuji tingkatvaliditas dan reliabilitasnya. Validitas instrumen menyangkut tingkat ketepatan alat ukur ituuntuk digunakan mengukur apa yang akan kita ukur. Sedangkan reliabilitas instrumenmenyangkut tingkat ketetapan hasil pengukuran yang diperoleh jika instrumen tersebutdigunakan beruiang-ulang pada waktu dan tempat yang berbeda.

    Banyak pilihan untuk menetukan validitas instrumen penelitian, misalnya validitas konstruk,validitas isi, validitas prediktif, validitas eksternal, dan lain-lain. Begitupula mekanisme ujireliabilitas instrumen (Silakan baca buku-buku metode penelitian kuantitatif yang ada dilemari buku Anda!).

    Bagaimana Menyusun Metodologi atau Prosedur Penelitian?

    Prosedur atau metode peneliian adalah cara-cara yang ditempuh atau digunakan dalammelakukan kegiatan penelitian. Untuk menentukan prosedur penelitian apa dan bagaimanamengimplementasikannya, kita dapat berpedoman pada identifikasi masalah dan tujuanpenelitian yang sebelumnya sudah dirumuskan.

    Hal-hal yang perlu ditegasdkan dalam uraian metodologi atau prosedur penelitian meliputi:desain atau rancangan dan metode penelitian, jenis data dan sumber data yang digunakan,teknik pengumpulan data yang digunakan, teknik analisis data yang digunakan, danpopulasi penelitian serta teknik sampling yang digunakan, dan (mungkin juga) jadwal danlokasi penelitian.

    Contoh uraian prosedur penelitian (secara ringkas):

  • 7/21/2019 Menulis skripsi

    30/33

    Penelitian ini dirancang sebagai sebuah penelitian survei yang bersifat eksplanatori ataueksplanatif dengan menggunakan metode korelasional. Pengunaan desain dan metodetersebut didasarkan pada tujuan penelitian, yakni ingin menemukan tingkat signifikansiantara kredibilitas dosen dalam proses belajar dan pembelajaran dengan tingkatpemahaman mahasiswa pada materi perkuliahan. Untuk mengukur variabel-variabel yangditeliti, digunakan dua jenis data yakni data primer dan data sekunder. Data Primerbersumber langsung dari responden penelitian dan pihak-pihak yang relevan, sedangkandata sekunder bersumber pada dokumentasi serta referensi-referensi yang relevan. Untukmemperoleh data primer digunakan teknik pengumpulan data berupa penyebarankuesioner kepada seluruh responden, wawancara tak berstruktur dengan pihak-pihakterkait, dan observasi nonpartisipatori dalam kegiatan yang menjadi objek penelitian. Untukmenentukan responden sebagai sumber utama data primer, maka populasi dalampenelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fikom Unpad yang secara resmi terdaftar padasemester genap tahun 2007/2008, sedangkan untuk menentukan sampel penelitian(responden) digunakan teknik sampling random sederhana (simple random samplingtechnique). Berdasarkan data pada Sub Bagian Pendidikan Fikom Unpad, jumlahmahasiswa yang terdaftar resmi pada semester genap 2007/2008 sebanyak 7.824 orang.

    Dengan demikian, ukuran populasi penelitian(N populasi) ini adalah 7.824 orang.Penentuan ukuran sampel (n sampel) digunakan perhitungan dengan rumus Slovin.Selanjutnya data yang berhasil djaring melalui instrumen penelitian akan dianalisis baikdengan menggunakan analisis statistik deskriptif (untuk menggambarkan variabel demivariabel) maupun dengan menggunakan statistik inferensial (untuk menguji hipotesis).Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus uji Korelasi Rank Spearman(Spearmans Rank Order Correlation). Penentuan uji ini didasarkan pada skala pengukuranyang digunakan, yakni skala ordinal. Adapun kriteria pengujian hipotesisnya adalah: TolakHo jika rs hasil perhitungan sama dengan rs pada Tabel Harga Kritis untuk rs pada derajatkebebasab df = n-2 dan taraf signifikansi = 0,01 untuk tes dua arah. Dalam beberapa halakan juga digunakan kriteria: Tolak Ho jika nilai t hasil perhitungan sama dengan atau lebihbesar daripada nilai t pada Tabel Harhga-harga Kritis untuk t pada df = n -2 dan taraf

    signifikansi = 0,01 untuk tes dua arah.

    Dalam tataran konkret, uraian prosedur atau metode penelitian hendaknya disusun persubpokok bahasan masing-masing item, secara jelas dan komprehensif. Jadi, perlu adasub bahasan tentang: desain dan metode penelitian, jenis data dan sumber data, teknikpengumpulan data, populasi dan teknik sampling, teknik analisis data, dan lain-lain.

    MENULIS BAB II

    Bab II biasanya diberi judul TINJAUAN PUSTAKA atau TINJAUAN TEORETIS, yang isinyamemaparkan aspek-aspek teoretis tentang fenomena atau masalah yang diteliti. Kekeliruanyang seringkali dilakukan oleh peneliti dalam menulis Bab II ini adalah bahwa peneliti seringterjebak untuk menguraikan segala hal ikhwal yang berasal dari referensi tanpamemperhatikan relevansinya. Ada anggapan bahwa semakin banyak kutipan yangditampilkan semakin baik isi Bab II, semakin tebal halamannya semakin keren. Hal ini jelasKELIRU!!!. Isi Bab II bukan merupakan book report atau book review atau pamer kutipan,tetapi harus merupakan pemaparan yang lebih menegaskan kerangka pemikiran peneliti

  • 7/21/2019 Menulis skripsi

    31/33

    dalam memunculkan variabel-variabel yang ditelitinya serta konteks penelitiannya. Olehkarena itu, isi pemaparan Bab II selayaknya dimulai dengan pemaparan tentang teori yangdijadikan landasan dalam penelitian secara lebih komprehensif daripada apa yang sudahdipaparkan dalam kerangka pemikiran.Seluruh uraian pada Bab II harus lebih bersifatteoretis dengan tanpa atau sedikit sekali memasukkan unsur logika peneliti.

    Dengan demikian, sumber rujukan pokok dalam menulis Bab II adalah referensi atauliteratur . Referensi atau literatur yang digunakan bisa berupa buku-buku teks, laporanpenelitian terdahulu, situs internet, tulisan pada jurnal ilmiah, artikel di media massa, dandokumentasi tertulis lainnya.

    Sebagai contoh, isi pemaparan pada Bab II dapat disusun sebagai berikut:

    2.1 Konsep Dasar Kredibilitas Komunikator

    2.2 Asumsi-asumsi Teoretis dalam Teori Kredibilitas

    2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Belajar dan Pembelajaran

    2.4 Proses Belajar dan Pembelajaran Sebagai Kegiatan Komunikasi Instruksional

    2.5 Peran dan Fungsi Pengajar dalam Mewujudkan Efektivitas Belajar Mengajar

    dan seterusnya.

    MENULIS BAB III

    Dalam penelitian kuantitatif, isi Bab III pada umumnya berisi uraian mengenai objekpenelitian, sehingga diberi judul Gambaran Umum tentang Objek Penelitian (misalnya,Gambaran Umum Proses Belajar dan Pembelajaran di Fikom Unpad). Subpokokbahasannya, dapat dimulai dengan menguraikan sejarah keberadaan objek yang diteliti,karakteristik umum dan karakteristik khusus objek yang diteliti, sarana dan prasarana,aspek sumber daya manusia, dan lain-lain.

    Namun demikian, isi Bab III ada kalanya bukan sekadar memaparkan gambaran umumobjek yang diteliti tetapi juga memaparkan metodologi penelitian. Jika ini yang dipilih, makauraian metodologi penelitian yang sudah diuraikan pada Bab I harus dijelaskan pada Bab

    III, dengan lebih menekankan pada aspek implementatisinya secara nyata dalam prosespenelitian kita. Awas, jangan sampai terjebak pada tindakan sekadar untuk memindahkanteori metodologi dari buku-buku ke dalam uraian metodologi dalam penelitian kita.Pemaparan metodologi pada Bab III ini benar-benar harus berupa penjelasan tentanglangkah-langkah konkret yang kita lakukan dalam melaksanakan kegiatan penelitian kita.

  • 7/21/2019 Menulis skripsi

    32/33

    MENULIS BAB IV

    Uraian pada Bab IV biasanya berisi deskripsi dan pembahasan hasil penelitian yangdiperoleh. Pendeskripsian yang dilakukan menyangkut data hasil penelitian, baik datamengenai responden maupun data mengenai hasil pengukuran variabel-variabel yang

    diteliti.

    Penggambaran data karakteristik responden perlu dilakukan untuk memperoleh gambaranyang komprehensif tentang bagaimana keadaan responden penelitian kita, yang boleh jadidiperlukan untuk mengelaborasi data hasil pengukuran variabel-variabel yang diteliti jikasekiranya terdapat data yang memerlukan penjelasan dan penafsiran lebih lanjut.Sementara itu pendeskripsian data hasil pengukuran variabel (data penelitian) diperlukanuntuk memperoleh gambaran yang komprehensif tentang variabel-variabel yang diteliti,satu demi satu, sehingga dapat dilakukan analisis dan interpretsi secara parsial sebagaibahan utama untuk nanti membuat analisis data secara menyeluruh dan menyimpulkanhasil penelitian.

    Setelah dilakukan deskripsi data, khususnya untuk penelitian eksplanatif yangmengharuskan adanya pengujian hipotesis, analisis data dan pembahasan hasil penelitianperlu dilakukan dengan menggunakan analisis statistik inferensial. Di sini dipaparkanbagaimana proses dan hasil pengujian statistik inferensial itu, apakah terjadi penolakanhipotesis atau sebaliknya.

    Bagaimana cara melakukan analisis deskriptif?

    Analisis deskriptif dilakukan pada data hasil pengolahan statistik deskriptif, yang biasanyadipresentasikan pada tabel-tabel distribusi frekuensi, baik tabel tunggal maupun tabelsilang.Tabel tunggal adalah tabel yang berisi data hasil pengukuran satu variabel,

    sedangkan tabel silang adalah tabel yang berisi data hasil pengukuran dua variabel ataulebih.

    Selanjutnya, data yang dipresentasikan dalam tabel-tabel distribusi frekuensi perludideskripsikan secara naratif (dengan catatan: tidak harus berupa pengulangan dari isitabel), yakni memaparkan secara sistematik bagaimana hasil pengukuran variabel-varlabelyang diteliti. Lalu dilakukan analisis, yakni mengupas atau mengkritisi data denganmenggunakan konsep-konsep atau asumsi teoretis yang sudah diungkapkan pada Bab II(Tinjauan Pustaka). Apa yang tercantum pada Bab II adalah aspek idealitas (teoretis),sedangkan data yang dihasilkan adalah aspek realitas dari fenomena yang diteliti. Dengandemikian, menganalisis data berarti membandingkan secara kritis data hasil temuandengan asumsi-asum teoretis. Selanjutnya, berikan interpretasi atas data yang dianilisis

    tersebut, sehingga peneliti memperoleh kesimpulan secara parsial. Analisis deskriptifdilakukan terhadap setiap variabel, satu demi satu secara sistematis.

    Bagaimana cara melakukan analisis statistik inferensial?

    Analisis statistik inferensial, sebagaimana telah diungkapkan di bagian terdahulu, adalahpemaparan, pengupasan, dan penafsiran data sehubungan dengan pengujian hipotesis.Data hasil pengujian hipotesis melalui uji statistik inferensial perlu dipaparkan dan dianalisis

  • 7/21/2019 Menulis skripsi

    33/33

    apa maknanya, lalu bahas dengan asumsi-asumsi teoretis yang sudah ada pada Bab II.Hasil pemaknaan itulah yang harus dijadikan bahan utama dalam pembahasan danpenyimpulan.

    Bagaimana Menetapkan Pokok Bahasan?

    Sistematika bahasan pada Bab IV seyogyanya disusun berdasarkan urutan dalammenjawab identifikasi masalah atau tujuan penelitian. Oleh karena itu, jika penelitian kitamengandung tiga tujuan penelitian, maka isi pokok bahasan pada Bab IV setidak-tidaknyamengandung tiga pokok bahasan tersebut, yang boleh jadi sebelumnya diawali denganpokok bahasan mengenai karakteristik responden penelitian.

    MENULIS BAB V

    Bab V biasanya berisi kesimpulan dan saran penelitian. Berapa banyak kesimpulan

    penelitian yang harus dibuat? Apa saja yang harus disimpulkan? Berapa banyak saranyang harus diajukan? Apa saja yang harus disarankan? Hal-hal itu seringkali menjadipertanyaan klasik peneliti ketika akan mulai menulis Bab V.

    Banyaknya kesimpulan dan apa yang harus dsimpulkan tergantung pada jumlah dan isitujuan penelitian, sedangkan isi kesimpulannya tergantung pada hasil penelitian danpembahasan yang ada pada Bab IV. Sedangkan saran penelitian, aspeknya harus merujukpada rumusan kegunaan penelitian yang sudah diungkapkan pada Bab I dan isinyatergantung pada isi kesimpulan penelitian. JIka kesimpulan dan saran penelitian itu disusunseperti yang dikemukakan di atas, maka tidak ada alasan bagi orang lain untuk menuduhbahwa kesimpulan penelitian kita mengada-ngada, atau saran yang kita ajukan adalah

    saran sok tahu. Oke, selamat bekerja!