referat urologi infeksi
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 REFERAT UROLOGI INFEKSI
1/7
2.1 Urosepsis
2.1.2 Pengertian
Urosepsis adalah infeksi sistemik yang berasal dari fokus infeksi di traktus
urinarius sehingga menyebabkan bakteremia dan syok septik. Insiden urosepsis
20-30 % dari seluruh kejadian septikemia dan lebih sering berasal dari komplikasi
infeksi di traktus urinarius. Pasien yang beresiko tinggi urosepsis adalah pasien
berusia lanjut, diabetes dan immunosupresif seperti penerima transplantasi, pasien
dengan I!", pasien yang menerima obat-obatan antikanker dan imunosupresan
#"jamsuhidayat, 200$.
&abel 2.'. (elainan struktur dan fungsi traktus urinarius yang berhubungan
dengan sepsis.
)bstruksi (ongenital* striktur uretra, fimosis, ureterokel,
poli+ysti+ kidney disease
!idapat* +alkulus, hipertrofi prostat, tumor traktus
urinarius, trauma, kehamilan, radioterapi
Instrumentasi (ateter ureter, stent ureter, nephrostomy tube,
prosedur urologik.
Impaired oiding eurogeni+ bladder, sistokel, refluk esikoureteral
bnormalitas metabolik efrokalsinosis, diabetes, aotemia
Imunodefisiensi Pasien dengan obat-obatan imunosupresif,
neutropenia.
2.1.3 Etiologi
/ortalitasnya men+apai 20-$ % bila disertai dengan syok. )leh karena
itu pertolongan harus +epat dan adekuat untuk men+egah kegagalan organ dan
komplikasi lebih lanjut. (arena merupakan penyebaran infeksi, maka kuman
penyebabnya sama dengan kuman penyebab infeksi primer di traktus urinarius
-
7/23/2019 REFERAT UROLOGI INFEKSI
2/7
yaitu golongan kuman +oliform gram negatif sepertiEschericia
coli#10%,Proteus spp (15%), Klebsiella danEnterobacter (15%),
danPseudomonas aeruginosa (5%). akteri gram positif juga terlibat tetapi
frekuensinya lebih ke+il yaitu sekitar '1%. Penelitian TheEuropean Study Group
on osocomial !n"ections#"4I-00$study dengan membandingkan antara
pasien yang menggunakan kateter dan non-kateter ditemukan
bah5aE#colisebanyak 30,6% pada pasien dengan kateter dan $0,1% pada non-
kateter, $andida spp'2,% pada pasien dengan kateter dan 6,6% pada non-
kateter,P#aeruginosa7,2% pada pasien dengan kateter dan $,'% pada non-kateter.
Pasien yang beresiko tinggi urosepsis adalah pasien berusia lanjut,
diabetes dan immunosupresif seperti penerima transplantasi, pasien dengan I!",
pasien yang menerima obat-obatan antikanker dan imunosupresan. "ejumlah
faktor meningkatkan risiko mengembangkan urosepsis. &idak semua orang
dengan faktor risiko akan mendapatkan urosepsis. 8aktor risiko untuk urosepsis
meliputi *
&ingkat lanjut usia
"istem kekebalan tubuh berkompromi karena kondisi seperti 9I: dan
I!", minum kortikosteroid, transplantasi organ, atau kanker dan
pengobatan kanker.
!iabetes
&inja inkontinensia #ketidakmampuan untuk mengontrol buang air besar ;enis kelamin perempuan
Imobilitas
Pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap atau retensi urin
Penyakit ginjal polikistik
(ehamilan
)perasi atau prosedur yang melibatkan saluran kemih
)bstruksi saluran kemih oleh batu, pembesaran prostat, penyebab uretra
jaringan parut, atau lainnya.
Penggunaan kateter untuk mengalirkan urin #"jamsuhidayat, 200$.
-
7/23/2019 REFERAT UROLOGI INFEKSI
3/7
2.1.4 Patogenesis
Patogenesis dari gejala klinis urosepsis adalah akibat dari masuknya
endotoksin, suatu komponen lipopolisakarida dari dinding sel bakteri yang masuk
ke dalam sirkulasi darah. dan interleukin I #I< I.
"itokin inilah yang mema+u reaksi berantai yang akhirnya dapat menimbulkan
sepsis dan jika tidak segera dikendalikan akan mengarah pada sepsis berat,
syok sepsis, dan akhirnya mengakibatkan disfungsi multiorgan atau multi
organs dys"unction syndrome#/)!".
2. ?angsangan terhadap sistem komplemen =3a dan =1a menyebabkan
terjadinya agregasi trombosit dan produksi radikal bebas, serta mengaktifkan
faktor-faktor koagulasi.
3. Perubahan dalam metabolisme karbohidrat, lemak, protein, dan oksigen.
(arena terdapatnya resistensi sel terhadap insulin maka glukosa dalam darah
tidak dapat masuk ke dalam jaringan sehingga untuk memenuhi kebutuhan sel
akan glukosa terjadi proses glukoneogenesis yang bahannya berasal dari asam
lemak dan asam amino yang dihasilkan dari katabolisme lemak berupa
lipolisis dan katabolisme protein.
2.1.5 Diagnosis
!iagnosis dari urosepsis dibuat berdasarkan dari anamnesa, pemeriksaan
fisik, laboratorium dan rontgenologik. !ari anamnesa, data yang positif adalah
adanya demam, panas badan dan menggigil dengan didahului atau disertai gejala
-
7/23/2019 REFERAT UROLOGI INFEKSI
4/7
dan tanda obstruksi aliran urin seperti nyeri pinggang, kolik dan atau benjolan
diperut atau pinggang. 9anya '@3 pasien yang mengeluh demam dan menggigil
dengan hipotensi. (eluhan febris yang terjadi setelah gejala infeksi saluran
ken+ing bagian ba5ah yaitu polakisuria dan disuria juga sangat men+urigakan
terjadinya urosepsis. !emikian pula febris yang menyertai suatu manipulasi
urologik.
Pada pemeriksaan fisik yang ditemukan dapat sangat berariasi berupa
takipneu, takikardi, dan demam kemerahan dengan gangguan status mental. Pada
keadaan yang dini, keadaan umum penderita masih baik, tekanan darah masih
normal, nadi biasanya meningkat dan temperatur biasanya meningkat antara 37-$0
=.
"epsis yang telah lanjut memberikan gejala atau tanda-tanda berupa
gangguan beberapa fungsi organ tubuh, antara lain gangguan pada fungsi
kardioaskuler, ginjal, pen+ernaan, pernapasan dan susunan saraf pusat #;ong 5im
de, dkk. 200$
&abel 2.2. !efinisi "epsis
(eadaan (riteria
"I?" #Systemic
!n"lammatory
espond Syndrome
&erdapat paling sedikit dua dari beberapa kriteria diba5ah
ini *
'. suhu tubuh A 37 B = atau CA
2. !enyut nadi A 0 D@E
3. 8rekuensi nafas A 20 D@E atau Pa=)2 CA
-
7/23/2019 REFERAT UROLOGI INFEKSI
5/7
$.
-
7/23/2019 REFERAT UROLOGI INFEKSI
6/7
nefropati dan nekrosis papilar. ila pemeriksaan I:P tidak dapat dikerjakan
karena kreatinin serum terlalu meningkat, maka pemeriksaan ultrasonografi akan
sangat membantu menentukan adanya obstruksi dan juga dapat untuk
membedakan antara hidro dan pyelonefrosis. "elain pemeriksaan tersebut juga
dapat dilakukan pemeriksaan =& s+an dan /?I #&ei+hman ;, 200'.
2.1.6 Penatalaksanaan
Penanganan penderita urosepsis harus +epat dan adekuat. Pada prinsipnya
penanganan terdiri dari *
'. Penanganan ga5at #syok G resusitasi =
2. Pemberian antibiotika
3. ?esusitasi +airan dan elektrolit
$. &indakan definitif #penyebab urologik
Pemberian antibiotik sebagai penanganan infeksi ditujukan unuk eradikasi
kuman penyebab infeksi serta menghilangkan sumber infeksi. Pemberian
antibiotik harus +epat dan efektif sehingga antibiotika yang diberikan adalah yang
berspektrum luas dan men+akup semua kuman yang sering menyebabkan
urosepsis yaitu golongan aminoglikosida #gentamisin, tobramisin atau amikasin
golongan ampi+ilin yang dikombinasi dengan asam klaulanat atau sulbaktam,
golongan sefalosforin generasi ke III atau golongan florokuinolon. "efalosforin
generasi ke-3 dianjurkan diberikan 2 gr dengan interal 6-7 jam dan untuk
golongan +efoperaone dan +eftriaDone dengan interal '2 jam. Penelitian oleh
aber et al membuktikan bah5a pemberian antibiotik injeksi golongan
florokuinolon dan pipera+illin@taobaktam direkomendasikan untuk terapi
urosepsis. Penelitian selanjutnya oleh =on+ia dan ini terhadap leofloksasin
-
7/23/2019 REFERAT UROLOGI INFEKSI
7/7
membuktikan bah5a leofloksasin sebagai terapi tambahan memiliki efek pada
ekskresi renal dan tersedia dalam bentuk injeksi intraena dan oral.
?esusitasi +airan, elektrolit dan asam basa adalah mengembalikan keadaan
tersebut menjadi normal. Urosepsis adalah penyakit yang +ukup berat sehingga
biasanya Horal intake menurun. (eadaan demam@febris juga memerlukan +airan
ekstra. (ebutuhan +airan dan terapinya dapat dipantau dari tekanan darah, tekanan
ena sentral dan produksi urine. ila penderita dengan hipotensi atau syok #tensi
CA2) dan diberikan larutan kristaloid dengan ke+epatan '1-20 ml@menit.
#&ei+hman ;, 200'.
ila terdapat gangguan elektrolit juga harus dikoreksi. ila ( serum J
meK@< atau lebih perlu dilakukan hemodialisa. 9emodialisa juga diperlukan bila
terdapat (reatinin serum A '0 mg%, U A '00 mg% atau terdapat edema paru.
!rainase yang segera perlu dikerjakan bila terdapat timbunan nanah misalnya
pyonefrosis atau hidronefrosis berat #derajat I:. Pyonefrosis dan hidronefrosis
yang berat menyebabkan terjadinya iskemia sehingga mengurangi penetrasi
antibiotika. !rainase dapat dikerjakan se+ara perkutan atau dengan operasi biasa
#lumbotomi. Penderita yang telah mele5ati masa kritis dari septikemia maka
harus se+epatnya dilakukan tindakan definitif untuk kelainan urologi primernya.
#!aid =, 200'