uji efek teratogenik

Upload: intan-adiputri-barus

Post on 10-Feb-2018

269 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Uji Efek Teratogenik

    1/15

    LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

    UJI EFEK TERATOGENIK EKSTRAK ETANOL DAN AIR

    TANAMAN MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) TERHADAP

    MENCIT GALUR Balb/c

    BIDANG KEGIATAN

    PKM Penelitian

    Diusulkan oleh :

    INTAN ADIPUTRI (08023163, 2008)

    FAHIMA GOROTOMOLE (08023127, 2008)

    SRI IRIANI BATOROWATI (10023115, 2010)

    UNIVERSITAS AHMAD DAHLANYOGYAKARTA

    2012

  • 7/22/2019 Uji Efek Teratogenik

    2/15

    LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN

    LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

    1. Judul Kegiatan : Uji Efek Teratogenik EkstrakEtanol dan Air Tanaman Meniran

    (Phyllanthus niruri L.) TerhadapMencit Galur Balb/c

    2. Bidang Kegiatan : PKM Penelitian3. Bidang Ilmu : Kesehatan (Farmasi)4. Ketua Pelaksana Kegiatan

    a. Nama Lengkap : Intan Adiputrib. NIM : 08023163c. Jurusan : Farmasid. Universitas : Universitas Ahmad Dahlane. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jalan Trikora No 65 Sorong Papua

    Barat (085254434455)

    f. Alamat email : [email protected]. Anggota Pelaksana Kegiatan / Penulis : 2 orang6. Dosen Pendamping

    a. Nama Lengkap dan Gelar : Prof. Dr. H. Sugiyanto, S. U., Apt.b. NIP : 130779543c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jalan Cereme A 40, Perumahan

    Sidoarum Blok II, Godean, SlemanYogyakarta (0816687124)

    7. Biaya Kegiatan Total (DIKTI) : Rp. 5.650.0008. Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 Bulan

    Yogyakarta, 4 Juni 2012

    Menyetujui

    Ketua Program Studi Ketua Pelaksana Kegiatan

    (Wahyu Widyaningsih, M.Si., Apt.) (Intan Adiputri)

    NIP. 19720102 200501 2 001 NIM. 08023163

    Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dosen Pendamping

    (Drs. Muchlas, M.T) (Prof. Dr. H. Sugiyanto, S. U., Apt.)

    NIP. 19620218 198702 1 001 NIP. 130779543

  • 7/22/2019 Uji Efek Teratogenik

    3/15

    Halaman

    LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN ........... .............. ........ ......... iiABSTRAK ................................................................................................. iv

    KATA PENGANTAR ............. ........................................ ........... ............ .... vI. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

    1. Latar Belakang ............. ........................................ ........... ............ .... 12. Rumusan Masalah ............ ......................................... ........... ........... 13. Tujuan ............................................................................................. 24. Luaran yang Diharapkan ..................... ........... ............ ...................... 25. Kegunaan ........................................................................................ 2

    II. TINJAUAN PUSTAKA ...................... .......... ............ .................... ....... 21. Meniran (Phyllanthus niruri L.)....................................................... 22. Teratogenik ...................... .......... ............. ........................................ 33. Imunostimulator .................... ............ .......... ................................ .... 4

    III. METODE PENDEKATAN.......................... ......... ....................... ........ 4IV. PELAKSANAAN PROGRAM .................... ............ ........... ................. 4

    1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ....................... ......... ............. ......... 42. Tahap Pelaksanaan ........... ..................... ........... .............. ........ ......... 43. Instrumen Pelaksanaan ....................... ................................ ......... .... 5

    V. HASIL DAN PEMBAHASAN .................... ............ ........... ................. 5VI. KESIMPULAN DAN SARAN .................... ............ ........... ................. 8

    1. Kesimpulan ..................................................................................... 82. Saran ............................................................................................... 8

    DAFTAR PUSTAKA ............. ......................................... .......... ............. .... 8LAMPIRAN ............................................................................................... 9

  • 7/22/2019 Uji Efek Teratogenik

    4/15

    UJI EFEK TERATOGENIK EKSTRAK ETANOL DAN AIR TANAMAN

    MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) TERHADAP MENCIT GALUR Balb/cIntan Adiputri, Fahima Gorotomole, Sri Iriani Batorowati

    Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan

    ABSTRAK

    Meniran (Phyllanthus niruri L.) adalah salah satu tumbuhan yang sangatpotensial sebagai penghasil obat. Meniran biasa digunakan sebagai

    imunostimulator, hepatoprotektor, antikarsinogen, diuretik, antidiare, antioksidan,

    menurunkan kadar LDL (Low Density Lypoprotein), antidemam, antiradang,

    astringent, dan antidiabetes. Penggunaan yang luas dalam masyarakat karena

    multikhasiat dan mudah diperoleh ini menimbulkan kekhawatiran apakah meniran

    cukup aman jika dikonsumsi oleh ibu hamil. Penelitian terdahulu menyebutkan

    bahwa Meniran (Phyllanthus niruri L.) termasuk dalam kategori Slightly Toxic

    (toksik ringan) pada mencit Balb/c jantan berdasarkan kriteria Gleason M. N .

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya efek toksik pada janin

    (efek teratogen) dari ekstrak etanol dan air tanaman meniran terhadap mencitgalur Balb/c. Metode dalam penelitian ini meliputi penyiapan bahan uji, perlakuan

    ke hewan uji, serta pembedahan dan pengamatan janin.

    Empat puluh lima ekor mencit kawin dibagi secara acak menjadi sembilan

    kelompok, masing-masing terdiri dari 5 ekor. Kelompok perlakuan diberikanekstrak etanol dan infusa meniran dengan dosis masing-masing 26 mg, 52 mg, dan

    104 mg tiap 20 g berat badan dan sisanya sebagai kelompok kontrol. Bahan ujidiberikan secara oral satu kali sehari mulai hari ke-0 sampai hari ke-14

    kebuntingan. Hewan dikorbankan pada hari ke-18 kebuntingan, kemudiandilakukan pengamatan biometrika janin. Selanjutnya janin yang hidup difiksasi

    dalam etanol 70% dan direndam dalam larutan Alizarin red untuk dilakukanpengamatan tulang kerangka janin secara makroskopis.

    Data yang diperoleh dianalisis statistik dengan uji normalitas dan

    homogenitas Kolmogrov Smirnov, kemudian dilanjutkan dengan Kruskal Wallis

    dan Mann Whitney pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan

    dari keseluruhan hasil uji terhadap janin mencit, ekstrak etanol dan air tanaman

    meniran (Phyllanthus niruri L.)mempengaruhi bobot plasenta, bobot badan, dan

    panjang janin mencit galur balb/c.

    Kata kunci : Phyllanthus niruri L, ekstrak etanol, infusa, teratogen

  • 7/22/2019 Uji Efek Teratogenik

    5/15

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telahmemberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Laporan Akhir Program

    Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKM-P) ini dapat kami selesaikan.Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi

    dalam penelitian dan penyusunan laporan akhir ini.

    Penelitian kami berjudul UJI EFEK TERATOGENIK EKSTRAK ETANOLDAN AIR TANAMAN MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) TERHADAP

    MENCIT GALUR Balb/c diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah

    informasi mengenai tingkat keamanan ekstrak etanol dan air tanaman meniran jika

    dikonsumsi oleh ibu hamil.

    Kami menyadari bahwa,baik dalam penelitian maupun penyusunan laporan akhir

    ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik

    yang bersifat membangun dari berbagai pihak agar dapat menyempurnakannya.Semoga penelitian yang kami lakukan dapat bermanfaat.

    Yogyakarta, Juni 2012

    Penyusun

  • 7/22/2019 Uji Efek Teratogenik

    6/15

    I. PENDAHULUAN1. Latar Belakang

    Alam Indonesia kaya akan beraneka ragam tumbuhan yang merupakan

    salah satu sumber senyawa kimia alam hayati yang dikenal dengan istilah NaturaProduct Chemistry. Meniran (Phyllanthus niruri L.) adalah salah satu tumbuhan

    yang sangat potensial sebagai penghasil obat. Bagi sebagian besar masyarakatpedesaan, tumbuhan meniran sudah cukup dikenal sebagai salah satu tumbuhan

    liar yang berkhasiat mengobati. Dalam penggunaannya, meniran biasanya direbusdengan air. Sedangkan untuk menjamin ekstrak meniran tetap stabil dalam

    sediaannya, maka digunakan pelarut organik misalnya etanol, kloroform, atau etil

    asetat. Meniran mengandung senyawa golongan lignan, terpen, flavonoid, lipid,

    benzenoid, alkaloid, steroid, alkana, vitamin C, tanin dan saponin (Chodidjah,

    2003). Meniran biasa digunakan sebagai imunostimulator, hepatoprotektor,

    antikarsinogen, diuretik, antidiare, antioksidan, menurunkan kadar LDL (Low

    Density Lypoprotein), antidemam, antiradang, astringent, dan antidiabet

    (Kardinan, 2004). Penggunaan yang luas dalam masyarakat karena multikhasiat

    dan mudah diperoleh ini menimbulkan kekhawatiran apakah meniran cukup aman

    jika dikonsumsi oleh ibu hamil.Pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya diketahui bahwa

    meniran termasuk dalam kategori Slightly Toxic (toksik ringan) pada mencit

    Balb/c jantan berdasarkan kriteria Gleason M. N ( Halim, 2010). Namun, belum

    ada penelitian lebih lanjut mengenai efek teratogenik dari ekstrak maupun infusameniran.

    Uji teratogenesis termasuk dalam salah satu uji toksisitas khusus. Uji inidirancang untuk menentukan efek teratogen suatu senyawa. Berbagai pengamatan

    yang digunakan untuk mengetahui efek teratogenik suatu senyawa antara lainjumlah implantasi, selisih antara implantasi total dengan jumlah korpora lutea,

    jumlah janin resorpsi dan jumlah janin yang hidup, bobot badan dan panjangjanin, kelainan struktur, fungsi, dan biokemis pada janin, serta pemeriksaan

    histopatologik plasenta (Soemardji, 2004).

    Imunostimulator merupakan salah satu khasiat meniran yang sering

    digunakan untuk meningkatkan sistem imun. Kandungan dalam meniran yang

    memberikan efek imunostimulator diantaranya adalah flavonoid, tanin, dan

    vitamin C. Senyawa tersebut memiliki kelarutan yang cukup baik dalam air.

    Pemberian meniran mampu meningkatkan aktivitas dan fungsi beberapa

    komponen imunitas non spesifik maupun imunitas spesifik, sehingga untuk

    melihat kemungkinan penggunaan meniran sebagai imunostimulataor pada ibu

    hamil, maka perlu dibuktikan terlebih dahulu bahwa ekstrak etanol dan air

    tanaman meniran benar-benar aman bagi janin maupun induk mencit.

    2.

    Rumusan MasalahRumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ekstrak etanol danair tanaman meniran dapat menyebabkan efek teratogen pada janin mencit galur

    Balb/c?

  • 7/22/2019 Uji Efek Teratogenik

    7/15

    3. TujuanTujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya efek

    toksik pada janin (efek teratogen) dari ekstrak etanol dan air tanaman meniran

    terhadap mencit galur Balb/c.

    4. Luaran yang DiharapkanLuaran yang diharapkan dari program ini adalah jurnal dan artikelkesehatan sebagai sumber informasi bagi masyarakat umum dan landasan ilmiahuntuk kalangan akademis mengenai tingkat keamanan ekstrak etanol dan air

    tanaman meniran bagi ibu hamil.

    5. KegunaanPenelitian ini berguna untuk memberikan informasi pendahuluan yang

    bersifat ilmiah mengenai tingkat keamanan ekstrak etanol dan air tanaman

    meniran sebagai imunostimulator jika dikonsumsi oleh ibu hamil.

    II. TINJAUAN PUSTAKA1. Meniran (Phyllanthus niruri L.)

    Klasifikasi Phyllanthus niruri L.

    Divisi : Spermatophyta

    Subdivisi :Angiospermae

    Kelas :DicotyledoneaeOrdo :Euphorbiales

    Suku :EuphorbiaceaeGenus : Phyllanthus

    Spesies : Phyllanthus niruri L.Deskripsi :

    Phyllanthus niruri L. merupakan tumbuhan jenis herba, bau khas, rasapahit, batang bentuk bulat, daun kecil bentuk bundar telur sampai bundar

    memanjang, panjang helai daun 5-10 mm, lebar 2,5-5 mm, bunga dan buah

    terdapat pada ketiak daun atau terlepas, buah bentuk bulat berwarna hijau

    kekuningan sampai kuning kecoklatan (Anonim, 2008).

    Kandungan kimia dari Phyllanthus niruri L.:

    Lignan : Phyllanthine, hypophyllantine, phyltetralin, lintetralin,,

    niranthin,nirtetralin, nirurin, niruside, nirphyline.

    Terpen : Cymene, limonene, lupeol, lupeol acetate.

    Flavonoids : Quercetin, quercitrin, isoquercitrin, astragalin, rutine,

    physetinglucoside.

    Lipids :Ricinoleic acid, dotriancontanoic acid, linoleic acid, linolenic

    acid.

    Benzenoids :Methelsalicilate.Alkaloid :Norsecurinine, 4-metoxinorsecurinine, entnorsecurininsa,nirurine.

    Steroid :Beta sitosterol.Alcanes :Triacontanal, triacontanol.

    Lain-lain : Vitamin C, tanin, saponin.Begitu banyak kandungan zat dalam Phyllanthus niruri L.sehingga dapat

    digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit. Komponen kimia yang

  • 7/22/2019 Uji Efek Teratogenik

    8/15

    terkandung dalam Phyllanthus niruri L. diantaranya adalah kandungan lignan

    (filantin dan hipofilantin) yang berfungsi sebagai hepatoprotektor, flavonoid (rutindan kuersetin) sebagai imunostimulator, antikarsinogen, dan diuretik, kandungan

    tanin sebagai antidiare, imunostimulator, hepatoprotektor, vitamin C yangberfungsi sebagai antioksidan, imunostimulator, dan menurunkan kadar LDL

    (Low Density Lypoprotein), kalium sebagai diuretik, alkaloid sebagai antidemam,antiradang, antidiare, dan antidiabetes.

    2. TeratogenikTeratologi adalah studi tentang penyebab, mekanisme, dan manifestasi

    dari perkembangan yang menyimpang terhadap sifat struktural dan fungsional

    pada janin sedangkan suatu zat yang secara nyata mempengaruhi perkembangan

    janin, menimbulkan efek yang berubah-ubah mulai dari letalitas sampai kelainan

    bentuk (malformasi) dan keterhambatan pertumbuhan pada janin disebut teratogen

    (Loomis, 1978). Periode yang paling kritis tampaknya pada awal kehamilan,

    selama trisemester pertama atau 13 minggu pertama. Adapun periode kritis

    perkembangan janin pada manusia tercantum dalam tabel berikut.

    Tabel 1. Periode Kritis Perkembangan Janin Pada ManusiaPeriode Waktu Perkembangan Janin yang Terkena

    3-5 minggu Sistem saraf pusat

    3 -5 minggu Jantung

    3 -7 minggu Anggota gerak atas dan bawah

    3 -7 minggu Mata

    3 -8 minggu Telinga

    5 -8 minggu Gigi

    8 - 8 minggu Langit-langit

    6 - 9 minggu Genital eksternal

    20-36 minggu Otak

    Penyebab umum sebuah anomal kongenital dikelompokkan ke dalam tiga

    kategori utama yaitu: genetik (aberasi kromososm, pewarisan mendel),

    lingkungan (infeksi maternal/plasental, keadaan penyakit ibu, obat-obatan, zat

    kimia, iradiasi) dan multifaktor yang merupakan gabungan dari faktor gen danlingkungan (Mitchel, 2006).

    Beberapa contoh zat yang diketahui sebagai teratogenik pada manusia atauhewan antara lain talidomid, tiourasil, klorpropamida, kortison, etinil testosterone,

    nitrogen mustard, uretan, kolkisin, vitamin A berlebihan, asam nikotinatberlebihan, biru tripan, biru evans, aktinomisin D, fenilmerkuri asetat, plumbum,

    dan talium. Selain zat kimia, ada beberapa faktor lain yang dapat menyebabkanperkembangan abnormal pada janin seperti kekurangan diet, infeksi virus,

    hipertermi, ketidakseimbangan hormonal, dan kondisi stress ( Loomis, 1978).

    Beberapa sumber lain menyebutkan bahwa rokok, nikotin, alkohol dan paparan

    sinar X juga turut menyebabkan efek teratogen pada janin.

  • 7/22/2019 Uji Efek Teratogenik

    9/15

    3. ImunostimulatorImunostimulator adalah bahan-bahan yang mampu memacu peningkatan

    respon imun spesifik maupun non spesifik. Peningkatan dapat secara intrinsik,yaitu timbul dari dalam hospes atau ekstrinsik dan akibat sekunder dari pengaruh

    eksogen. Imunostimulator dibagi menjadi dua kelompok : (1) Bahan yang mampumemacu respon imun humoral maupun spesifik terhadap bermacam varietas

    antigen (2) Bahan yang mempunyai kelas molekul khusus yang mampu memacurespon tertentu terhadap antigen tertentu pula. Penggunaan imunostimulator tidak

    akan menimbulkan fungsi sistem imun yang berlebihan karena bila fungsi sistem

    imun telah kembali normal maka imunostimulator tidak lagi bekerja

    meningkatkan kekebalan tubuh (Tyastuti, 2006).

    Bahan yang dapat menstimulasi sistem imun disebut biological response

    modifiers(BRM), dibagi menjadi dua kelompok yaitu bahan biologis dan sintetik.

    Adapun yang termasuk bahan biologis diantaranya adalah sitokin (interferon),

    hormon timus, antibodi monoklonal, limfokin, transfer factor (ekstrak leukosit),

    bahan dari bakteri, bahan dari jamur dan Phyllanthus niruri L., sedangkan bahan

    sintetik antara lain adalah senyawa muramil dipeptida (MDP), lemavisol, danisoprinosin (Wiedosari, 2007).

    III. METODE PENDEKATANMetode yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas beberapa tahapan

    yaitu (1) Penyiapan bahan uji, (2) Perlakuan ke hewan uji, (3) Pembedahan dan

    pengamatan janin.

    IV. PELAKSANAAN PROGRAM1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

    Waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Februari hingga bulanMei 2012. Pada bulan Februari dilaksanakan pengurusan ijin dan persiapan alat

    dan bahan yang dibutuhkan. Selanjutnya pada bulan Maret mulai dilakukan

    penyiapan bahan uji meliputi pembuatan ekstrak etanol dan infusa meniran,

    suspensi CMC Na 0,5%, suspensi misoprostol serta perlakuan ke hewan uji. Pada

    bulan April masih melanjutkan perlakuan ke hewan uji serta pembedahan dan

    pengamatan janin. Pada bulan Mei melanjutkan pengamatan janin dan melakukan

    analisis data biometrika dan pertulangan janin. Bulan Juni penyusunan laporan

    dan persiapan publikasi jurnal.

    Penelitian dilaksanakan di laboratorium fakultas farmasi Universitas

    Ahmad Dahlan untuk penyiapan bahan uji dan pengamatan tulang kerangka janin.

    Sedangkan untuk perlakuan ke hewan uji, pembedahan, dan pengamatan jumlah

    janin yang hidup, mati, resorp, bobot badan dan panjang janin, serta bobot

    plasenta (data biometrika) dilaksanakan di LPPT UGM Unit IV.2. Tahapan Pelaksanaana. Penyiapan Bahan Uji

    Serbuk herba meniran yang diperoleh dari Merapi Farma, ditimbang sebanyak250 g dimasukkan ke dalam gelas beker dan dimaserasi dengan etanol 96%

    sebanyak 1 liter kemudian diaduk, didiamkan selama 24 jam selanjutnyadisaring. Maserat yang diperoleh diuapkan dalam lemari asam dengan

    penangas air sampai terbentuk ekstrak kental. Kemudian ekstrak kental

  • 7/22/2019 Uji Efek Teratogenik

    10/15

    disuspensikan dalam CMC Na 0,5%. Selanjutnya adalah pembuatan sediaan

    infusa. Serbuk herba meniran ditimbang sesuai dosis masing-masing, yaitusebanyak 26 mg, 52 mg, dan 104 mg. Selanjutnya tambahkan aquades sesuai

    volume infusa yang diinginkan, kemudian serbuk direbus menggunakan panciinfusa pada suhu 90 C selama 15 menit. Hasil rebusan disaring dalam kondisi

    panas menggunakan kain flanel. Selanjutnya suspensi CMC Na 0,5% dibuatdengan melarutkan 0,5 gram CMC Na dalam 100 ml aquades hangat. Suspensi

    misoprostol dibuat dengan menggerus 10 tablet misoprostol kemudiandilarutkan dalam CMC Na 0,5% sesuai volume yang diinginkan.

    b. Perlakuan ke hewan ujiMencit galur balb/c yang digunakan adalah mencit betina yang siap kawin dan

    belum pernah bunting. Mencit betina dimasukkan dalam 1 kandang dengan

    mencit jantan pada sore hari untuk kemudian diamati plak di vagina pada esok

    harinya. Adanya plak di vagina menunjukkan bahwa mencit betina telah kawin.

    Mencit kawin yang digunakan sebanyak 45 ekor yang dibagi dalam 9

    kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5 mencit. Kontrol negatif terdiri dari 2

    kelompok, masing-masing diberi CMC Na 0,5 % dan aquadest. Kontrol positif

    diberi misoprostol 10 mg/kg BB/hari. Kelompok perlakuan terdiri dari 6kelompok, masing-masing diberi ekstrak etanol meniran dalam suspensi CMC

    Na 0,5 % dan infusa meniran dengan dosis 26 mg/20 g BB, 52 mg/20 g BB,

    dan 104 mg/20 g BB mencit. Pemberian bahan uji dilakukan setiap hari

    dimulai pada hari ke 0 sampai hari ke 14 kebuntingan dan diberi secara oral.Setelah itu mencit dibiarkan dan dibedah pada hari ke 18.

    c. Pembedahan dan Pengamatan JaninPembedahan dilakukan pada umur kebuntingan 18 hari, dan dilakukan

    pengamatan meliputi jumlah janin yang hidup, resorp, mati, bobot badan janin,panjang janin, bobot plasenta. Selanjutnya janin yang hidup direndam dalam

    etanol 70% dan diwarnai dengan Alizarin merah S 0,5% untuk pengamatantulang kerangka janin secara makroskopik. Pengamatan dilakukan dengan

    membandingkan antara kelompok kontrol positif dan negatif dengan

    kelompok perlakuan.

    3. Instrumen PelaksanaanInstrumen penelitian selain para peneliti diantaranya adalah lemari asam,

    alat bedah, panci infusa, timbangan analitik, dan lup.

    V. HASIL DAN PEMBAHASANPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya efek toksik pada

    janin (efek teratogen) dari ekstrak etanol dan air tanaman meniran terhadap mencit

    galur Balb/c.

    Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah serbuk herba meniran

    yang diperoleh dari Merapi Farma Yogyakarta. Selanjunya serbuk dibuat dalamsediaan ekstrak etanol dan infusa. Hal ini karena pada penggunaan meniransebagai obat dimasyarakat, umumnya meniran direbus dengan air atau dalam

    farmasi dikenal dengan istilah sediaan infusa sedangkan dibuat dalam sediaanekstrak etanol untuk menjamin ekstrak meniran tetap stabil dalam sediaannya

    selama penyimpanan. Dosis yang digunakan berdasarkan pengalaman empirisdimana masyarakat biasanya menggunakan 20 gram herba meniran yang direbus

    dengan 2 gelas air (400 ml) selama 15 menit. Maka dosis yang digunakan dalam

  • 7/22/2019 Uji Efek Teratogenik

    11/15

    penelitian ini adalah 26 mg, 52 mg, dan 104 mg/20gBB mencit. Dosis tersebut

    merupakan hasil konversi dosis yang digunakan oleh manusia ke mencitmengikuti tabel konversi perhitungan dosis antar jenis hewan menurut cara

    Laurence & Bacharach.Dalam penelitian ini, dari 45 mencit kawin yang diperoleh, hanya 30

    mencit yang bunting. Hal ini karena mencit-mencit tersebut memiliki daur estrusyang kurang teratur sehingga mencit mengalami kehamilan semu yang ditandai

    dengan ditemukannya sumbat vagina pada waktu pengawinannya namun tidakterjadi kebuntingan. Dari 30 mencit tersebut, tidak ada satupun mencit kawin dari

    kelompok misoprostol (kontrol positif) yang mengalami kebuntingan sehingga

    kelompok positif tidak digunakan dalam penelitian ini.

    Pada hari kebuntingan ke-18 dilakukan pembedahan dan pengamatan

    biometrika janin yang meliputi jumlah janin yang hidup, yang resorp, yang mati,

    bobot plasenta serta bobot dan panjang janin. Pengamatan dilakukan dengan

    membandingkan antara kelompok kontrol negatif (CMC Na dan Aquades) dengan

    kelompok perlakuan.

    Tabel 2. Rerata jumlah janin hidup, mati, dan resorbsi dari induk mencit padamasing-masing perlakuan

    Kelompok Jumlah

    induk

    (ekor)

    Rerata Jumlah (ekor)

    Janin hidup Janin resorbsi Janin mati

    Aquades 3 5,67 4,163 a 0,33 0,577a 0 0 a

    Infusa 26 mg 3 10,33 1,527a 0,33 0,577

    a 0 0

    a

    Infusa 52 mg 4 7 2,828a 0,5 1 a 0 0 a

    Infusa 104 mg 4 7,5 3,416a 0,75 1,5

    a 0 0

    a

    CMC Na 3 8 0a 0,33 0,577

    a 0 0

    a

    Ekstrak 26 mg 4 8,5 2,646a

    0 0a

    0,50,577a

    Ekstrak 52 mg 4 8 1,826

    a 0,25 0,5

    a 0 0

    a

    Ekstrak 104 mg 5 8 2a 0,8 1,095

    a 0 0

    a

    Tabel 3. Rerata bobot plasenta, bobot janin dan panjang janin dari induk mencit

    pada masing-masing perlakuan

    Dosis

    (mg/20gBB/hari)

    Jumlah

    induk(ekor)

    Rerata Jumlah (ekor)

    Bobot plasenta(g)

    Bobot janin(g)

    Panjang Janin(g)

    Aquades 3 0,13 0,056a 1,07 0,225

    a 3,65 0,189

    a

    Infusa 26 mg 3 0,15 0,038a 1,27 0,189 3,81 0,163

    Infusa 52 mg 4 0,18 0,045 1,48 0,136 3,76 0,235

    a

    Infusa 104 mg 4 0,18 0,039 1,32 0,198 3,82 0,275

    CMC Na 3 0,15 0,051 a 1,43 0,087 a 3,84 0,212 a

    Ekstrak 26 mg 4 0,17 0,039a 1,46 0,099

    a 3,79 0,163

    a

    Ekstrak 52 mg 4 0,18 0,033 b 1,42 0,103 a 3,86 0,132 a

    Ekstrak 104 mg 5 0,16 0,048a 1,36 0,128 3,87 0,225

    a

    Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan

    yang bermakna (p 0,05)

  • 7/22/2019 Uji Efek Teratogenik

    12/15

    Dari hasil diatas, dapat dilihat dari rerata jumlah janin yang hidup, yang

    resorp dan yang mati tidak ada perbedaan yang bermakna antara kelompokkontrol negatif dengan kelompok perlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa

    pemberian ekstrak etanol dan infusa meniran pada dosis 26 mg, 52 mg, dan 104mg/20 g BB tidak mempengaruhi jumlah janin yang hidup, yang resorp, dan

    jumlah janin yang mati. Selanjutnya rerata bobot plasenta berbeda bermaknaantara kelompok infusa meniran dosis 52 mg, 104 mg, dan kelompok ekstrak

    etanol meniran dosis 52 mg dengan kelompok kontrol negatif. Hal ini ditunjukkandengan adanya peningkatan bobot plasenta pada kelompok infusa meniran dosis

    52 mg, 104 mg, dan kelompok ekstrak etanol meniran dosis 52 mg dibandingkan

    dengan kelompok kontrol negatif. Rerata bobot janin berbeda bermakna antara

    kelompok kontrol negatif dengan kelompok infusa meniran dosis 26 mg, 52 mg,

    104 mg dan kelompok ekstrak etanol dosis 104 mg. Hal ini ditunjukkan dengan

    peningkatan rerata bobot janin pada kelompok infusa meniran dosis 26 mg, 52

    mg, dan 104 mg dan penurunan bobot janin pada kelompok ekstrak etanol

    meniran dosis 104 mg. Rerata panjang janin juga berbeda bermakna antara

    kelompok kontrol negatif dengan kelompok infusa meniran dosis 26 mg dan 104

    mg yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan panjang janin. Namun hal inibelum dapat memastikan potensi teratogen dari meniran karena adanya kerentanan

    antar individu dari induk yang sama atau juga karena perbedaan dalam sifat

    farmakokinetik atau metabolisme.

    Setelah dilakukan pengamatan biometrika, janin yang hidup selanjutnyadirendam dalam alkohol 70% dan diwarnai dengan Alizarin merah S 0,5% untuk

    pengamatan tulang kerangka janin secara makroskopik. Pengamatan tulangdilakukan terhadap jumlah komponen tulang kerangka yang terdiri dari tulang

    bagian dada (sternum), tulang belakang (serviks, toraks, lumbal, sakral), tulangrusuk (iga), kaki bagian depan (karpal), dan kaki bagian belakang (tarsal).

    Pengamatan ini dilakukan oleh 3 orang secara bergantian, hal ini untukmengurangi subjektifitas dalam pengamatan. Pada penelitian ini, serviks tidak

    diamati karena pada bagian leher janin tampak buram, tidak transparan sehingga

    menyebabkan kesulitan dalam perhitungan jumlah tulangnya. Hasil yang

    diperoleh seperti yang tertera dalam tabel 4, tampak bahwa tidak adanya kelainan

    pada jumlah komponen tulang kerangka janin.

    Tabel 4. Kelainan komponen tulang kerangka janin dari induk mencit pada

    masing-masing perlakuan

    Kelompok perlakuan

    Jumlah

    janin yangdiamati

    (ekor)

    Komponen Tulang Kerangka Janin

    Torak

    (13)

    Lumbal

    (13)

    Sakral

    (6)

    Iga

    (13)

    Sternum

    (6)

    Karpal

    (3)

    Tarsal

    (3)

    CMC Na 22 Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal

    Aquadest 16 Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal

  • 7/22/2019 Uji Efek Teratogenik

    13/15

    Ekstrak Etanol 26 mg 35 Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal

    Ekstrak Etanol 52 mg 34 Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal

    Ekstrak Etanol 104 mg 38 Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal

    Infusa 26 mg 31 Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal

    Infusa 52 mg 28 Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal

    Infusa 104 mg 30 Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal

    VI. KESIMPULAN DAN SARAN1. Kesimpulan

    Dari uji efek teratogenik ekstrak etanol dan air tanaman meniran

    (Phyllanthus niruri L.) pada mencit galur balb/c dapat disimpulkan bahwa

    ekstrak etanol dan air tanaman meniran (Phyllanthus niruri L.)

    mempengaruhi bobot plasenta, bobot badan dan panjang janin dari mencit

    galur balb/c.

    2. SaranPerlu dilakukan pengamatan lebih lanjut pada organ bagian dalam

    janin serta parameter keteratogenikan lainnya.

    VII.DAFTAR PUSTAKAAnonim, 2008, Farmakope Herbal Indonesia Edisi I, Departemen Kesehatan

    Republik Indonesia, Jakarta. Hal 97.Arifin, H., Delvita, V., Almahdy, A., 2007, Pengaruh Pemberian Vitamin C

    Terhadap Fetus Pada Mencit Diabetes, Jurnal Sains dan TeknologiFarmasi Vol.12,No.1, Maret : 32-40.

    Chodidjah, 2003, Pengaruh Pemberian Ekstrak Phyllanthus niruri L pada SelMononuklear Terhadap Viabilitas Sel Adenokarsinoma Mamma Mencit

    CH3 Penelitian In Vitro, Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang.Halim, Z., 2010, Penentuan Ketoksikan Akut Phyllanthus niruri, Artikel Ilmiah,

    Universitas Diponegoro, Semarang.Kardinan, A., 2004, Meniran Penambah Daya Tahan Tubuh Alami, Agromedia

    Pustaka, Yogyakarta.Loomis, T.A., 1978,Essentials of Toxicology, Lea and Febiger, Philadelphia, 242-

    244.

    Mitchel, Kumar, Abbas and Fausto, 2006, Buku Saku Dasar Patologi PenyakitRobbins dan Cotran, Edisi 7, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

  • 7/22/2019 Uji Efek Teratogenik

    14/15

    Soemardji, A. dkk., 2004, Efek Teratogenik Ekstrak Etanol Kulit Batang Pule

    (Alstonia scholaris R.Br) pada Tikus Wistar, Jurnal Matematika dan Sains,9 (2): 223 227.

    Tyastuti, E.M., 2006, Efek Imunostimulator Propolis Terhadap ProliferasiLimfosit T dan Viabilitas Sel Tumor Mammae Mencit Secara In Vitro,

    Skripsi, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.Wiedosari, E., 2007, Peranana Imunostimulator Alami (Aloe vera) Dalam Sistem

    Imunitas Seluler Dan Humoral, Balai Besar Penelitian Veteriner, Bogor.

    VIII. LAMPIRAN

    Meniran Ekstrak Infusa Mencit Pembedahan Janin hidupEtanol bunting mencit

    Janin resorp Janin mati bobot bobot panjang tulang kerangka

    Plasenta janin janin

    Rincian Biaya

    No Spesifikasi Jumlah harga sesuai kebutuhan

    1 Meniran (Phyllanthus niruriL.) Rp. 173.000

    2 Bahan-bahan habis pakai Rp. 2.268.100

    3 Lab dan determinasi Rp. 2.710.100

    4 Transportasi Rp. 94.500

    5 Copy, print, jilid, buku. Rp. 76.800

    6 Alat-alat pelengkap Rp. 282.800

    TOTAL Rp. 5.649.300

  • 7/22/2019 Uji Efek Teratogenik

    15/15