2007-2-00432-mnti bab 3
TRANSCRIPT
7/23/2019 2007-2-00432-MNTI BAB 3
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00432-mnti-bab-3 1/28
BAB 3
LANDASAN TEORI
3.1. Pengertian Produktivitas
Produktivitas pada dasarnya berkaitan erat pengertiannya dengan system
produksi, yaitu system dimana faktor-faktor semacam :
•
Tenaga kerja (direct atau indirect labor )
• Modal / kapital berupa mesin, perlatan kerja, bahan baku, bangunan pabrik,
dll
Dikelola dalam suatu cara yang teroganisir untuk mewujudkan barang atau jasa
secara efektif dan efisien. (Wignjosoebroto, 1992, P2).
Produktivitas didefinisikan sebagai hubungan antara input dan output suatu
system produksi. Hubungan ini sering lebih umum dinyatakan sebagai rasio output
dibagi input. (Nasution, 2006, P421) Dengan diketahuinya nilai (indeks)
produktivitas, maka akan diketahui pula seberapa efisien sumber-sumber input
telah berhasil dihemat. (Wignjosoebroto, 1992, P3).
Supaya produktivitas dapat meningkat, perlu diupayakan proses produksi dapat
memberikan kontribusi sepenuhnya terhadap kegiatan-kegiatan produktif yang
berkaitan dengan nilai tambah dan justru yang terpenting adalah berusaha
menghindari atau meminimalkan langkah-langkah kegiatan yang tidak produktif
seperti banyaknya idle / delays, set up, lading – unloading, material handlings,
dsbnya. (Wignjosoebroto, 1992, P3)
7/23/2019 2007-2-00432-MNTI BAB 3
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00432-mnti-bab-3 2/28
20
3.2. Pengukuran Produktivitas
Terdapat beberapa metode dalam pengukuran produktivitas, yaitu :
Metode Mundel
Marvin E. Mundel mengemukakan dua bentuk pengukuran indeks
produktivitas, yaitu :
IP = RIBP AOBP
RIMP AOMP
/
/ X 100
IP = RIBP RIMP
AOBP AOMP
/
/ X 100
Dimana :
IP = Indeks Produktivitas
AOMP = Output agregat untuk periode yang diukur
AOBP = Output agregat untuk periode dasar
RIMP = Input-input untuk periode yang diukur
RIBP = Input-input untuk periode dasar.
Dari dua bentuk indeks produktivitas yang dikemukakan oleh Marvin E.
Mundel tampak bahwa pada dasarnya kedua bentuk pengukuran itu adalah
serupa. Formula (1) merupakan rasio antara indeks performansi untuk periode
dasar dan formula (2) merupakan rasio antara indeks output dan indeks input.
(Nasution, 2006, P444)
Metode The American Productivity Center
Pusat produktivitas Amerika (The American Productivity Center – APC)
mengemukakan ukuran produktivitas sebagai berikut :
7/23/2019 2007-2-00432-MNTI BAB 3
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00432-mnti-bab-3 3/28
21
Profitabilitas = Biaya Biaya
alan HasilPenju
−
=it BiayaPerUnnput BanyaknyaI
aPerUnit H utput BanyaknyaO*
arg*
=nput BanyaknyaI
utput BanyaknyaO x
Biaya
a H arg
= (Produktivitas) x (Indeks perbaikan harga)
Indeks perbaikan harga menunjukkan perubahan dalam biaya input terhadap
harga output perusahaan. Dalam model APC ini, biaya per unit tenaga kerja,
material dan energi dapat dihitung atau ditentukan secara langsung. (Nasution,
2006, P431-432)
Metode OMAX
Objective Matrix (OMAX) adalah suatu system pengukuran produktivitas
parsial yang dikembangkan untuk memantau produktivitas di tiap bagian
perusahaan dengan kriteria produktivitas yang sesuai dengan keberadaan
bagian tersebut. Fungsi dari OMAX adalah :
• Sebagai sarana pengukuran produktivitas
• Sebagai alat memecahkan masalah produktivitas
• Alat pemantau pertumbuhan produktivitas.
Dalam OMAX diharapkan aktivitas seluruh personil perusahaan unutk
menilai, memperbaiki dan mempertahankan karena system ini merupakan
7/23/2019 2007-2-00432-MNTI BAB 3
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00432-mnti-bab-3 4/28
22
system pengukuran yang diserahkan langsung ke bagian-bagian unit proses
industri. (Nasution, 2006, P447)
Metode Balanced Scorecard
Ukuran keuangan hanya menangkap aspek proses kinerja yang paling akhir
dari suatu rantai proses kinerja yang panjang. Adanya kekurangmampuan
kinerja keuangan dalam perusahaan mengilhami Kaplan dan Norton (1996)
untuk komprehensif, inilah yang disebut sebagai Balanced Scorecard .
Balanced Scorecard dipergunakan untuk menjalankan proses manajemen
seperti (Nasuation, 2006, P453) :
• Mengklarifikasikan dan menerjemahkan visi dan strategi
• Mengkomunikasikan dan menghubungkan sasaran strategi dan ukuran-
ukurannya
• Merencanakan, menetapkan target dan menyusun inisiatif strategi
• Memperluas umpan balik dan pembelajaran yang strategis.
3.3 Pengertian dan Fungsi Manajemen
Manajemen adalah proses mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan pekerjaan
sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan
melalui orang lain. (Robbins, 2004, P6).
Berdasarkan pendapat dari Dessler (1997, P2), terdapat lima fungsi dasar
yang harus dijalankan oleh manajer yaitu :
7/23/2019 2007-2-00432-MNTI BAB 3
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00432-mnti-bab-3 5/28
23
1. Perencanaan / Planning
Menetapkan tujuan dan standar, mengembangkan aturan dan
prosedur, mengembangkan rencana dan peramalan, meramalkan atau
memproyeksi beberapa peristiwa di masa depan.
2. Pengorganisasian / Organizing
Memberikan setiap bawahan suatu tugas khusus, membangun
departemen, mendelegasikan wewenang kepada bawahan, menetapkan
saluran wewenang dan komunikasi, mengkoordinasikan kerja bawahan.
3. Penstafan / Staffing
Memutuskan tipe atau jenis orang yang akan dipekerjakan, merekrut
calon karyawan, mengevaluasi kinerja, menyuluh karyawan, melatih dan
mengembangkan karyawan.
4. Pemimpinan / Leading
Membuat orang lain menyelesaikan pekerjaan, mempertahankan
semangat kerja, memotivasi bawahan.
5. Pengendalian / Controlling
Menetapkan standar seperti kuota penjualan, standar mutu atau
tingkat produksi, melakukan pengecekan untuk melihat bagaimana
perbandingan antara kinerja actual dengan standar ini, mengambil
tindakan perbaikan sesuai kebutuhan.
Manajemen pada semua tingkatan dalam organisasi akan melakukan minimal
empat aktivitas, baik pada tingkatan atas, menengah, maupun bawah. Meskipun
keempat aktivitas tersebut dilakukan oleh semua tingkatan tetapi terdapat
perbedaan untuk masing-masing tingkatan manajemen tersebut dalam
7/23/2019 2007-2-00432-MNTI BAB 3
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00432-mnti-bab-3 6/28
24
aktivitasnya. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini.
(Nasution, 2006, P14)
Tabel 3.1.
Perbedaan Aktivitas Manajemen pada Berbagai Tingkatan Manajemen
Tingkatan Aktivitas
Manajemen Planning Organizing Staffing Controlling
Atas Tinggi Rendah Rendah Sedang
Menengah Sedang Tinggi Sedang Sedang
Bawah Rendah Rendah Tinggi TinggiSumber : Arman H. Nasution, “Manajemen Industri”, Andi Offset, 2006, hal 14.
3.4
Proses Manajemen Sumber Daya Manusia
Proses manajemen sumber daya manusia adalah berbagai kegiatan yang
diperlukan untuk mengisi staf dan mempertahankan karyawan yang berkinerja
tinggi. Proses ini terdiri dari delapan kegiatan yang dapat dilihat pada Gambar
3.1.
Delapan kegiatan ini terdiri dari tiga kegiatan pertama yang menjamin bahwa
karyawan yang berkompeten dapat diidentifikasikan dan dipilih. Dua kegiatan
berikutnya yang mencakup memberikan kepada karyawan pengetahuan dan
keahlian yang up to date dan tiga kegiatan terakhir mencakup memastikan bahwa
organisasi mempertahankan karyawan yang kompeten dan berkinerja baik yang
mampu terus-menerus menghasilkan kinerja yang tinggi (Robbins, 2004, P305)
7/23/2019 2007-2-00432-MNTI BAB 3
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00432-mnti-bab-3 7/28
25
Gambar 3.1.
Proses Manajemen Sumber Daya Manusia
Sumber : Stephen P. Robbins, “Manajemen”, PT Indeks, 2004, hal 305
Perencanaan sumber daya manusia adalah proses yang dilakukan para
manajer untuk menjamin bahwa mereka memiliki jumlah dan jenis orang yang
tepat dan pada saat yang tepat yang mampu menyelesaikan sejumlah tugas yang
dibebankan secara efektif dan efisien. Perencanaan sumber daya manusia ini
terbagi menjadi tiga langkah yaitu : (Robbins, 2004, P307)
1. Menilai sumber daya manusia yang ada sekarang
2. Menilai kebutuhan sumber daya manusia di masa depan
3. Menyusun program untuk memenuhi kebutuhan di masa depan
Setelah para manajer mengetahui status sumber daya manusia yang ada
sekarang dan kebutuhan mereka di masa dateng, mereka dapat mulai
menyelesaikan segala ketidak konsistenan. Apabila muncul satu lowongan atau
lebih, mereka dapat menggunakan informasi yang dikumpulkan melalui analisis
pekerjaan itu untuk membimbing mereka dalam perekrutan. Sebaliknya, apabila
perencaaan sumber daya manusia menunjukkan adanya kelebihan karyawan,
7/23/2019 2007-2-00432-MNTI BAB 3
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00432-mnti-bab-3 8/28
26
manajemen dapat mempertimbangkan pengurangan angkatan kerja dalam
organisasi tersebut (Robbins, 2004, P309)
Perekrutan sendiri berarti proses mencari, mengidentifikasi dan menarik para
calon yang berkemampuan sedangkan pengurangan adalah sejumlah teknik
untuk mengurangi pasokan tenaga kerja di dalam organisasi. (Robbins, 2004,
P309).
Orientasi merupakan proses selanjutnya jika dalam analisis yang dilakukan
manajemen dihasilkan bahwa organisasi sebaiknya melakukan perekrutan bukan
pengurangan. Orientasi adalah Pengenalan karyawan baru dengan pekerjaan dan
organiasasi. (Robbins, 2004, P316). Orientasi yang berhasil, baik formal
maupun informal akan menghasilkan peralihan dari orang luar ke orang dalam
yang membuat karyawan baru itu merasa kerasan dan beradaptasi dengan cukup
baik sehingga menurunkan kemungkinan pekerjaan yang buruk dan mengurangi
kemungkinan pengunduran diri mendadak dari karyawan tersebut setelah satu
atau dua minggu bekerja. (Robbins, 2004, P317).
Pelatihan diberikan kepada karyawan baru untuk mengajarkan karyawan
baru atau yang ada sekarang ketrampilan dasar yang mereka butuhkan untuk
menjalankan pekerjaan mereka. (Dessler, 1997, P263).
Setelah pelatihan, proses manajemen sumber daya manusia dilanjutkan
dengan manajemen kinerja. Manajemen kinerja adalah suatu proses menetapkan
standar kinerja dan menilai kinerja untuk tiba pada keputusan sumber daya
manusia yang objektif sehingga dapat memberikan dokumentasi untuk
mendukung keputusan itu.
7/23/2019 2007-2-00432-MNTI BAB 3
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00432-mnti-bab-3 9/28
27
Langkah selanjutnya adalah kompensasi dan tunjangan. Kompensasi adalah
setiap bentuk pembayaran atau imbalan yang diberikan kepada karyawan dan
timbul dari dipekerjakannya karyawan itu. (Dessler, 1997, P85). Sedangkan
tunjangan adalah pembayaran tidak langsung yang diberikan kepada karyawan
dapat mencakup asuransi jiwa, cuti, pension, rencana pendidikan dan rabat untuk
produk-produk perusahaan. (Dessler, 1997, P174)
Langkah terakhir dalam menghasilkan karyawan yang berkompeten dan
berkinerja tinggi adalah pengembangan karir. Karir adalah rentetan posisi yang
dipegang seseorang selama hidupnya. (Robbins, 2004, P322). Sedangkan
pengembangan karir adalah proses yang disengaja dan menjadikan seseorang
sadar akan atribut-atribut yang berhubungan dengan karir personal dan
rangkaian-rangkaian langkah-langkah sepanjang hidup yang menyumbang
kepada pemenuhan karirnya. (Dessler, 1997, P45).
3.5.
Analisis Jabatan
Analisis jabatan adalah prosedur untuk menetapkan tugas dan tuntutan
ketrampilan dari suatu jabatand an orang macam apa yang akan dipekerjakan utnuk
itu. Analisis jabatan ini selanjutnya digunakan untuk mengembangkan uraian
jabatan- job description dan spesifikasi jabatan- job specification.
Uraian jabatan adalah suatu daftar tugas-tugas, tanggung jawab, hubungan
laporan, kondisi kerja, tanggung jawab kepenyeliaan suatu jabatan. Sedangkan
spesifikasi jabatan adalah suatu daftar dari “tuntutan manusiawi” suatu jabatan
yakni pendidikan, ketrampilan, kepribadian yang sesuai. (Dessler, 1997, P90).
7/23/2019 2007-2-00432-MNTI BAB 3
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00432-mnti-bab-3 10/28
28
Informasi dari analisis jabatan ini akan memberikan manfaat seperti yang
terlihat pada Gambar 3.2. berikut (Dessler, 1997, P90-91) :
Analisis Jabatan
Uraian Jabatan
dan
Spesifikasi Jabatan
Penilaian KinerjaKeputusan Perekrutan
dan Seleksi
Evaluasi Jabatan-
Keputusan Upah dan
Gaji (Kompensasi)
Tuntutan Pelatihan
Gambar 3.2.
Kegunaan dari Informasi Analisis Jabatan
Sumber : Gary Dessler, “Manajemen Sumber Daya Manusia”, PT Prehallindo, 1997, Hal 91
Analisis jabatan menyajikan informasi tentang apa yang dibuthkan jabatan
tersebut dan karakteristik manusiawi yang dituntut untuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan ini atau dengan kata lain analisis jabatan memutuskan orang macam
apakah yang akan direkrut dan dipekerjakan.
Suatu penilaian kinerja membandingkan setiap kinerja aktual dari masing-
masing karyawan dengan standar kinerjanya. Melalui analisis jabatan dapat
ditetapkan standar untuk dicapai dan kegiatan spesifik untuk dilaksanakan.
Informasi analisis jabatan juga dapat dipergunakan untuk memprakirakan nilai
dan kompensasi yang tepat untuk masing-masing jabatan. Hal ini dikarenakan
kompensasi tergantung kepada ketrampilan dan tingkat pendidikan yang dituntut
dari suatu jabatan, risiko keselamatan dan tingkat tanggung jawab.
Manfaat dari analisis jabatan adalah untuk merancang program pelatihan dan
pengembangan karena analisis dan uraian jabatan menunjukkan ketrampilan.
7/23/2019 2007-2-00432-MNTI BAB 3
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00432-mnti-bab-3 11/28
29
3.6. Komunikasi
Suatu perusahaan hanya akan merealisasikan tujuannya jika setiap pegawai
bekerja secara efisien dan adanya kerja sama antara pegawai yang satu dengan
yang lainnya. Salah satu faktor yang memungkinkan terjadi adalah hubungan
(komunikasi) yang baik antara pegawai di dalam perusahaan, terlebih-lebih antara
pimpinan dengan bawahan. Komunikasi ini dilakukan dengan pertemuan-
pertemuan, berbicara melalui telepon, mengirim surat, berbicara langsung,
pemberian laporan, pemberian petunjuk dan pemberian perintah. (Manullang,
2005, P161)
Komunikasi dibagi menjadi beberap jenis. Jenis-jenis komunikasi dapat dilihat
pada Gambar 3.3. (Manullang, 2005, P161)
KOMUNIKASI
Komunikasi Ke Dalam Komunikasi Ke Luar
Komunikasi Vertikal Komunikasi Horisontal
Komunikasi
ke Bawah
Komunikasi
ke Atas
Gambar 3.3.
Jenis-Jenis Komunikasi
Sumber : Manullang, “Dasar-Dasar Manajemen”, Gadjah Mada University Press, 2005, Hal 161
Komunikasi ke dalam sesuai dengan tujuan kepada siapa warta itu
disampaikan, dibedakan menjadi dua macam yaitu komunikasi vertikal dan
komunikasi horizontal. Komunikasi vertikal adalah proses penyampaian sesuatu
warta dari pihak pimpinan kepada pihak bawahan atau sebaliknya. Sedangkan
komunikasi horizontal bermaksud menjamin hubungan yang baik antara pimpinan
7/23/2019 2007-2-00432-MNTI BAB 3
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00432-mnti-bab-3 12/28
30
yang setingkat dan diwujudkan dengan mengadakan pertemuan-pertemuan secara
berkala.
Komunikasi vertikal dibagi menjadi komunikasi ke bawah dan komunikasi ke
atas. Komunikasi ke bawah diwujudkan oleh pimpinan dengan jalan pemberian
perintah atau dengan jalan pemberian petunjuk. Komunikasi ke atas ini
mempunyai tujuan untuk menjamin hubungan baik antara pimpinan dengan
bawahan dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan bawahan agar tertuju kepada
tujuan perusahaan. Sedangkan komunikasi ke atas diwujudkan dengan pemberian
laporan oleh bawahan kepada atasan.
3.7. Wewenang
Wewenang adalah hak untuk mengambil keputusan, mengarahkan kerja orang
lain dan memberikan perintah. Wewenang ini dibagi menjadi dua yaitu (Dessler,
197, P4) :
o Wewenang lini
Wewenang lini merupakan wewenang manajer lini untuk mengarahkan
pekerjaan bawahan karena manajer lini bertugas untuk menyelesaikan atau
mencapai tujuan-tujuan organisasi.
o Wewenang staf
Wewenang staf merupakan wewenang dari manajer staf untuk
membantu dan menasehati manajer lini dalam menyelesaikan tujuan dasar
ini.
7/23/2019 2007-2-00432-MNTI BAB 3
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00432-mnti-bab-3 13/28
31
3.8. Delegasi
Delegasi merupakan kegiatan seorang manajer untuk menugaskan bawahannya
untuk mengerjakan bagian daripada tugas manajer yang bersangkutan dan pada
waktu yang bersamaan memberikan kekuasaan kepada bawahan tersebut sehingga
bawahan itu dapat melaksanakan tugas sebaik-baiknya atau dapat
mempertanggungjawabkan hal-hal yang didelegasikan kepadanya. (Manullang,
2005, P107)
Tugas adalah pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan oleh seorang pada
jabatan tertentu sedangkan kekuasanaan adalah hak atau wewenang untuk
memutuskan segala sesuatu yang berhubungan dengan fungsinya. (Manullang,
2005, P107)
Delegasi mempunyai manfaat ganda yang terpenting, diantaranya (Manullang,
2005, P69) :
• Atasan dapat memusatkan perhatiannya pada pekerjaan pokok saja
• Putusan dapat dibuat lebih cepat dan pada unit yang tepat
• Inisiatif dan rasa tanggung jawab bawahan dapat dimotivasi sehingga
bawahan tidak selalu menunggu perintah atasan
• Merupakan cara mendidik atau mengembangkan bawahan sehingga kelak
mampu memberi tugas dan tanggung jawab yang lebih besar
Salah satu hal yang amat penting dalam masalah delegasi ialah bagaimana
supaya delegasi itu efektif. Untuk mencapai hal tersebut ada beberapa hal yang
dapat dipedomani yaitu (Manullang, 2005, P113-114) :
7/23/2019 2007-2-00432-MNTI BAB 3
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00432-mnti-bab-3 14/28
32
• Unsur delegasi harus lengkap dan jelas
• Manajer harus mendelegasikan kepada orang yang tepat.
• Manajer yang mendelegasikan harus memberikan peralatan yang cukup dan
mengusahakan keadaan sekitar yang efisien.
• Manajer yang mendeleger harus memberikan insentif.
3.9. Pelatihan
Pelatihan adalah proses mengajarkan karyawan baru atau yang ada sekarang,
ketrampilan dasar yang mereka butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka.
(Dessler, 1997, P263). Terdapat beberapa teknik pelatihan yang popular yaitu
(Dessler, 1997, P271-277) :
• Pelatihan di tempat kerja
Pelatihan di tempat kerja berarti melatih seseorang untuk mempelajari
suatu pekerjaan sambil mengerjakannya. Terdapat beberapa jenis pelatihan
ditempat kerja diantaranya :
o Metode Pelatihan
Pada metode ini, karyawan dilatih di tmepat kerja oleh seorang
karyawan berpengalaman atau penyelia peserta pelatihan.
o Pelatihan Magang
Pelatihan magang merupakan satu proses terstruktur yang
dengannya individu-individu menjadi karyawan terlatih melalui
kombinasi instruksi di kelas dan pelatihan di tempat kerja.
7/23/2019 2007-2-00432-MNTI BAB 3
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00432-mnti-bab-3 15/28
33
• Pelatihan instruksi jabatan
Pelatihan instruksi jabatan adalah pendaftaran masing-masing tugas
dasar jabatan, bersama dengan titik-titik kunci untuk memberikan pelatihan
langkah demi langkah kepada karyawan.
• Teknik audio visual
Teknik audio visual merupakan teknik pelatihan dengan menggunakan
bantuan film, televisi, audiotape, dan videotape. Teknik ini lebih efektif
dan dapat digunakan secara meluas tetapi membutuhkan biaya yang cukup
besar. Teknik audio visual dibagi menjadi :
• Pelatihan jarak jauh
Dengan pelatihan ini, seorang pelatih di lokasi sentral dapat melatih
kelompok karyawan pada lokasi yang jauh lewat siaran televisi.
• Konferensi video
Konferensi video adalah suatu cara dengan menggabungkan dua atau
lebih kelompok yang berjauhan yang menggunakan sebuah sebuah
kombinasi perlengkapan audio dan visual.
• Pembelajaran terprogram
Pembelajaran terprogram adalah suatu metode sistematik untuk
mengajarkan ketrampilan yang mencakup penyajian pertanyaan atau fakta,
memungkinkan orang itu untuk memberikan tanggapan dan memberikan
peserta belajar suatu umpan balik segera tentang kecermatan jawabannya.
7/23/2019 2007-2-00432-MNTI BAB 3
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00432-mnti-bab-3 16/28
34
• Pelatihan simulasi
Pelatihan simulasi adalah pelatihan karyawan pada peralatan khusus di
luar tempat kerja, seperti pelatihan pilot pada pesawat sehingga biaya dan
bahayanya dapat dikurangi.
• Pelatihan berdasarkan komputer
Pelatihan ini menggunakan sebuah system berdasarkan computer untuk
secara interaktif meningkatkan pengetahuan atau ketrampilannya.
3.10. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja ini terdiri dari tiga tahap yang yaitu (Dessler, 1997, P3) :
• Mendefinisikan pekerjaan berarti memastikan bahwa atasan dan bawahan
sepakat tentang tugas-tugas dan standar pekerjaan.
• Menilai kinerja berart membandingkan kinerja actual bawahan dengan
standar-standar yang telah ditetapkan.
• Memberikan umpan balik
Terdapat beberapa metode dalam melakukan penilaian kinerja diantaranya
adalah (Dessler, 1997, P5-17) :
• Metode skala penilaian grafik
Skala penilaian grafik merupakan skala yang mendaftarkan sejumlah
ciri dan kisaran kinerja untuk masing-masingnya. Karyawan kemudian
dinilai dengan mengidentifikasi skor yang paling baik menggambarkan
tingkat kinerja untuk masing-masing ciri.
7/23/2019 2007-2-00432-MNTI BAB 3
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00432-mnti-bab-3 17/28
35
• Metode peningkatan alternasi
Metode peringkatan alternasi membuat peringkat karyawan dari yang
terbaik ke yang terjelek berdasarkan ciri tertentu.
• Metode perbandingan berpasangan
Metode ini memeringkatkan karyawan dengan membuat peta dari
semua pasangan karyawan yang mungkin untuk setiap ciri dan
menunjukkan mana karyawan yang lebih baik dari pasangannya.
• Metode distribusi paksa
Metode ini serupa dengan pemeringkatan pada sebuah kurva,
persentase yang sudah ditentukan dari peserta penilaian ditempatkan dalam
berbagai kategori kinerja.
• Metode insiden kritis
Metode insiden kritis membuat satu catatan tentang contoh-contoh yang
luar biasa baik atau tidak diinginkan dari perilaku yang berhubungan
dengan kerja seorang karyawan dan meninjaunya bersama karyawan pada
waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
• Skala penilaian berdasarkan perilaku
Skala penilaian ini merupakan suatu metode penilaian yang bertujuan
mengkombinasikan manfaaat dari insiden kritis dan penilaian berdasarkan
kuantitas.
7/23/2019 2007-2-00432-MNTI BAB 3
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00432-mnti-bab-3 18/28
36
• Metode manajamen berdasarkan sasaran (MBO)
Metode ini meliputi penetapan tujuan khusus yang dapat diukur
bersama dengan masing-masing karyawan dan selanjutnya secara berkala
meninjau kemajuan yang dicapai.
3.11. Kompensasi
Kompensasi adalah setiap bentuk pembayaran atau imbalan yang diberikan
kepada karyawan dan timbul dari dipekerjakannya karyawan itu. Kompensasi ini
terdiri dari dua komponen yaitu (Dessler, 1997, P85) :
• Pembayaran keuangan langsung dalam bentuk upah, gaji, insentif, komisi
dan bonus.
• Pembayaran keuangan yang tidak langsung berupa tunjangan keuangan
seperti asuransi dan uang liburan.
Tunjangan adalah pembayaran keuangan tidak langsung yang diberikan kepada
karyawan, dapat mencakup seperti asuransi jiwa dan kesehatan, cuti, pensiun,
rencana pendidikan dan rabat untuk produk-produk perusahaan. Tunjangan ini
terdiri dari (Dessler, 1997, P175-202) :
• Upah untuk waktu tidak bekerja
Merupakan tunjangan untuk masa tidak bekerja seperti asuransi
pengagguran, upah cuti dan liburan dan upah sakit.
7/23/2019 2007-2-00432-MNTI BAB 3
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00432-mnti-bab-3 19/28
37
• Tunjangan pengagguran tambahan
Tunjangan ini memberikan satu “pendapatan tahunan terjamin” dalam
industri tertentu di mana atasan harus menutup pabrik untuk mengganti
mesin atau karena pekerjaan dikurangi.
• Tunjangan asuransi
Tunjangan asuransi memberikan pendapatan dan tunjangan medis
kepada korban kecelakaan yang berhubungan dengan kerja atau keluarga
mereka lepas dari bersalah atau tidak. Tunjangan asuransi ini terdiri dari
asuransi jiwa, asuransi rumah sakit, medis dan cacat
• Jaminan sosial
Jaminan sosial memberikan tiga jenis tunjangan yaitu pendapatan
pensiun pada usia 62 tahun dan sesudahnya, tunjangan kematian atau
mereka mereka yang bertahan hidup yang dapat dibayarkan kepada
tanggungan karyawan lepas dari usia pada saat kematian dan tunjangan
kepada karyawan penyandang cacat dan tanggungan mereka.
• Tunjangan dinas karyawan
Tunjangan ini berupa dinas personal (seperti konseling), dinas yang
berkaitan dengan kerja (seperti fasilitas pengasuhan anak) dan penghasilan
tambahan eksekutif (seperti mobil perusahaan dan pesawat terbang untuk
para eksekutifnya).
7/23/2019 2007-2-00432-MNTI BAB 3
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00432-mnti-bab-3 20/28
38
3.12. Perintah
Perintah adalah suatu instruksi resmi dari seorang atasan kepada bawahan
untuk mengerjakan atau tidak melakukan sesuatu guna merealisasi tujuan
perusahaan. Tujuan dari pemberian perintah dari atasan kepada bawahan ialah
untuk mengkoordinasikan kegiatan bawahan agar kegiatan masing-masing
bawahan yang beraneka macam itu terkoordinasi kepada satu arah yaitu tujuan
perusahaan. (Manullang, 2005, P158-159).
Secara umum, jenis-jenis perintah dapat dibagi menjadi (Manullang, 2005,
P162-163) :
• Perintah Lisan
Perintah lisan ini mempunyai kelebihan diantaranya :
o Tidak membutuhkan banyak waktu untuk mempersiapkannya
o Mempunyai kemungkinan untuk menjelaskan hal-hal yang kurang
jelas
o Dapat dipergunakan kepada banyak orang
Kekurangan dari perintah lisan adalah bahwa perintah tidak
dipersiapkan dengan matang atau direncanakan. Selain itu perintah secara
lisan terlalu fleksibel.
• Perintah Tertulis
Jenis kedua dari perintah adalah perintah tertulis. Perintah ini
mempunyai kelebihan diantaranya :
o Perintah tertulis dapat mudah diperiksa guna memelihara kebenaran
o Adanya perintah tertulis menyebabkan orang yang menerima
perintah mengetahui benar tanggung jawabnya
7/23/2019 2007-2-00432-MNTI BAB 3
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00432-mnti-bab-3 21/28
39
o Perintah tertulis merupakan cara terbaik untuk menjamin persamaan
dan kesupaan pelaksanaan di seluruh organisasi.
Kekurangan dari perintah tertulis adalah memakan waktu dan menelan
biaya.
Perintah ini mempunyai beberapa prinsip yang harus dijalankan agar perintah
menjadi efektif yaitu (Manullang, 2005, P164-167) :
• Perintah harus jelas
• Perintah diberikan satu per satu
•
Perintah harus positif
• Perintah harus diberikan kepada orang yang tepat
• Perintah harus erat dengan motivasi
• Perintah merupakan salah satu aspek berkomunikasi
3.13. Motivasi
Motivasi adalah daya perangsang oleh atasan guna mendorong pegawai untuk
mau bekerja dengan segiat-giatnya dan dengan segala upayanya, berbeda antara
pegawai yang satu dengan pegawai yang lain. Perbedaan ini disebabkan oleh
perbedaan motif, tujuan dan kebutuhan dari masing-masing pegawai untuk bekerja,
juga oleh perbedaan waktu dan tempat. (Manullang, 2005, P147)
Motivasi ini dapat berupa uang maupun tidak. Motivasi yang tidak berupa
uang seperti (Manullang, 2005, P148-150) :
7/23/2019 2007-2-00432-MNTI BAB 3
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00432-mnti-bab-3 22/28
40
• Penempatan yang tepat
Penempatan yang tepat dari seorang pegawai adalah salah satu hal yang
dapat menaikkan efisiensi pegawai dan menimbulkan kepuasan dalam
bekerja.
• Latihan sistematik
Latihan atau pendidikan yang sistematik dapat menimbulkan
kegairahan bekerja karena dengan pendidikan dan latihan terbuka jalan
bagi pegawai untuk menaiki tangga-tangga kedudukan di dalam perusahaan
dan hal ini dapat menstabilkan pegawai.
• Promosi yang objektif
Promosi yang objektif berkaitan erat dengan latihan atau pendidikan
yang sistematik. Promosi merupakan hal yang pada umumnya diidam-
idamkan oleh masing-masing pegawai sebab dengan demikian ia memiliki
kekuasaan yang lebih besar dan berarti menaikkan penghasilannya.
• Pekerjaan yang terjamin,
Pekerjaan yang terjamin bagi pegawai perusahaan haruslah tetap
dipertahankan sebab pegawai akan menunjukkan loyalitas yang kecil bila ia
merasa bahwa jabatannya hanya bersifat sementara saja.
• Turut sertanya wakil-wakil pegawai dalam pengambilan keputusan di
dalam perusahaan
Turut sertanya wakil-wakil pegawai dalam pengambilan keputusan
perusahaan merupakan suatu langkah mengurangi salah pengertian dan
memajukan kerja sama. Adanya perasaan di pihak pegawai bahwa mereka
7/23/2019 2007-2-00432-MNTI BAB 3
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00432-mnti-bab-3 23/28
41
mempunyai hak untuk turut memecahkan masalah-masalah pimpinan akan
menimbulkan perasaan tanggung jawab dan memajukan perhatian terhadap
perusahaan.
• Kondisi pekerjaan yang menyenangkan
Kondisi-kondisi pekerjaan yang menyenangkan terlebih waktu jam
kerja akan memperbaiki moral pegawai dan kesungguhan bekerja.
Peralatan yang baik, ruangan kerja yang nyaman, perlindungan terhadap
mara bahaya, ventilasi yang baik, penerangan cukup dan kebersihan bukan
saja dapat menambah kegairahan bekerja tetapi pula akan menaikkan
efisiensi.
• Pemberian informasi tentang perusahaan
Pemberian informasi tentang perusahaan dapat diwujudkan dengan
mengadakan pertemuan-pertemuan khusus melalui majalah perusahaan
atau pengiriman surat. Tindakan semacam ini dapat menimbulkan saling
pengertian antara pemimpin perusahaan dengan para pegawai, dapat
memajukan kerja sama dan dapat pula menumbuhkan “perasaan
sekeluarga” antara pegawai-pegawai perusahaan.
• Fasilitas-fasilitas
Pemberian fasilitas-fasilitas seperti rekreasi, pelayanan kesehatan dan
perumahan akan membantu perusahaan dalam memotivasi pegawai dan
membangun loyalitas pegawai kepada perusahaan.
7/23/2019 2007-2-00432-MNTI BAB 3
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00432-mnti-bab-3 24/28
42
3.14. Perilaku Adil dan Disiplin
Perlakuan adil yang dijamin adalah program atasan yang bertujuan untuk
memastikan bahwa semua karyawan diperlakukan secara adil, umumnya dengan
memberikan sarana yang dirumuskan, terdokumentasi bak dan terpublikasi yang
melaluinya karyawan dapat memperoleh soal-soal yang dapat dipilih. (Dessler,
1997, P273).
Sedangkan disiplin adalah suatu prosedur yang mengoreksi atau menghukum
seorang bawahan karena melanggar aturan atau prosedur. Tujuan dari disiplin
adalah untuk mendorong karyawan berperilaku secara bijaksana di tempat kerja, di
mana menjadi bijaksana didefinisikan sebagai taat kepada peraturan dan
keputusan. (Desller, 1997, P275)
Proses disiplin yang adil dan jujur didasarkan pada tiga landasan yaitu
(Dessler, 1997, P275-276):
• Aturan dan keputusan
Tujuan dari aturan-aturan ini adalah untuk menginformasikan kepada
karyawan sebelumnya rentang perilaku apa yang dapat diterima dan tidak
dapat diterima. Hal ini biasanya dilakukan pada saat orientasi karyawan.
• Sistem hukum progresif
Hukuman-hukuman ini seperti peringatan lisan, peringatan tertulis,
skorsing hingga pemecatan. Kerasnya hukuman bergantung pada jenis
pelanggaran dan banyaknya pelanggaran.
7/23/2019 2007-2-00432-MNTI BAB 3
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00432-mnti-bab-3 25/28
43
• Proses naik banding
Proses naik banding membantu dalam memastikan bahwa disiplin
dikeluarkan secara adil dan jujur.
3.15. Standar Kerja
Standar kerja merupakan alat pengukur atau alat penilai dari hasil kerja
bawahan. Standar kerja ini harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum bawahan
melaksanakan pekerjaannya dan bawahan harus mengetahui benar standar
penilaian yang dipergunakan atasannya untuk menilai pekerjaannya. (Manullang,
2005, P185)
Secara garis besarnya, jenis-jenis standar dapat digolongkan ke dalam tiga
golongan yaitu (Manullang, 2005, P186-187) :
• Standar dalam bentuk fisik
Standar ini adalah semua standar yang dipergunakan untuk menilai atau
mengukur hasil pekerjaan bawahan dan bersifat nyata, tidak dalam bentuk
uang. Standar ini terdiri dari :
o Kuantitas hasil produksi
Contoh dari standar ini adalah jumlah hasil produksi untuk tiap
jam mesin kerja, panjangnya kawat untuk setiap ton tembaga dan
jumlah jam mesin kerja untuk setiap unit hasil produksi.
o Kualitas hasil produksi
Jenis standar berupa kualitas hasil produksi seperti berapa lama
sesuatu produksi tahan dipakai.
7/23/2019 2007-2-00432-MNTI BAB 3
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00432-mnti-bab-3 26/28
44
o Waktu
Contoh dari standar waktu adalah berapa hari atau berapa jam
mesin bekerja atau berapa jam kerja suatu unit hasil produksi
diselesaikan.
• Standar dalam bentuk uang
Standar dalam bentuk uang adalah semua standar yang dipergunakan
untuk menilai atau mengukur hasil pekerjaan bawahan dalam bentuk
jumlah uang. Standar dalam bentuk uang biasanya terdapat dalam suatu
budget perusahaan dan dapat dibagi menjadi :
o Standar biaya
Standar biaya ialah ditentukan besarnya biaya yang ahrus
dikeluarkan untuk mnghasilkan atau mengerjakan suatu pekerjaan
tertentu.
o Standar penghasilan
Dengan standar penghasilan maka ditentukan berapa
penghasilan yang harus diterima dari suatu penjualan tertentu.
o Standar investasi
Standar investasi artinya ditentukannya keefektifan dalam
penggunaan modal. Contohnya ialah ditentukannya keuntungan
bersih yang harus diperoleh dari setiap penggunaan modal sebesar
10%.
7/23/2019 2007-2-00432-MNTI BAB 3
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00432-mnti-bab-3 27/28
45
• Standar intangible
Standar ini adalah standar yang biasa digunakan untuk mengukur atau
menilai kegiatan bawahan yang diukur baik dalam bentuk fisik maupun
dalam bentuk uang. Contohnya ialah menilai sikap pegawai terhadap
perusahaan seperti banyaknya keluhan-keluhan pegawai yang disampaikan,
banyaknya saran-saran pegawai kepada pemimpin, banyaknya pegawai
yang mangkir dan banyaknya pegawai yang berhenti untuk pindah bekerja
pada perusahaan-perusahaan lain.
3.16. Teknik Analisis Validitas dan Realibilitas
Validitas
Suatu kuesioner akan dinyatakan valid jika dapat mengukur apa yang
dituju. (Aritonang, 2005, P53). Dikarenakan keterbatan waktu maka
pengujian validitas dilakukan dengan bantuan SPSS versi 12.0. Nilai dari
corrected item yang diperoleh harus dibandingkan dengan angka kritik.
(Singarimbun, 1989, P139). Untuk taraf signifikansi 5% dengan df = 24
diperoleh angka kritik 0.338. Untuk selengkapnya tabel angka kritik nilai r
dapat dilihat pada lampiran.
Reliabilitas
Kuesioner analisis organizing, staffing, leading dan controlling
dinyatakan reliable (dapat dipercaya) jika setelah dipergunakan beberapa kali
dapat memberikan hasil pengukuran yang relatif sama. Artinya, hasil dari
beberapa kali pengukuran itu diharapkan homogen. (aritonang, 2005, P51).
7/23/2019 2007-2-00432-MNTI BAB 3
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00432-mnti-bab-3 28/28
46
Sama halnya dengan uji validitas, uji reliabilitas juga dilakukan dengan
menggunakan SPSS versi 12.0. Menurut Aritonang (2005, P53), tingkat
reliabilitas minimal agar suatu kuesioner dapat dinyatakan reliabel sangat
bergantung pada keputusan apa yang akan dibuat dari hasil kuesioner itu.
Semakin penting keputusan yang akan dibuat, semakin tinggi koefisien
realibilitas yang dituntut. Untuk penelitian dasar, dituntut realibilitas sebesar
0.8 atau lebih.