44106480-makalah-kepemimpinan (1)

Upload: ius696

Post on 10-Feb-2018

253 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 44106480-MAKALAH-KEPEMIMPINAN (1)

    1/28

    MAKALAH KEPEMIMPINAN

    KEPEMIMPINAN STRATEGIS OLEH PARA EKSEKUTIF

    Oleh:

    Indah Karlinda (2009130101)

    Marcellina Ceria Marhendarti (2009130137)

    Mareta Yohana Desinta (2009130139)Mariani (2009130143)

    Natalia Putri Carolina (2009130172)

    Okky Septiany (2009130183)

    Rahel Sulaiman (2009130194)

    Yasmine Maulidina (2009130263)

    Fitria Dian Rahmawati (2009130289)

    PROGRAM DIPLOMA III

    STIKS TARAKANITA

    JAKARTA

    2010

  • 7/22/2019 44106480-MAKALAH-KEPEMIMPINAN (1)

    2/28

    ii

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

    rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang merupakan syarat untukmemenuhi nilai tugas kelompok mata kuliah Kepemimpinan.

    Penyelesaian makalah ini tentunya tidak luput dari bantuan berbagai pihak, maka

    pada kesempatan ini kami meyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak

    yang terkait.

    Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

    kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak.

    Akhir kata, kami menyampaikan terima kasih dan semoga makalah ini dapat

    bermanfaat bagi banyak pihak.

    Jakarta, 23 November 2010

    Tim Penulis

  • 7/22/2019 44106480-MAKALAH-KEPEMIMPINAN (1)

    3/28

    iii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR .................................................................................................................. iDAFTAR ISI................................................................................................................... iii

    BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1

    I.1 LATAR BELAKANG ................................................................................ 1I.2 TUJUAN ................................................................................................... 1

    BAB II TEORI............................................................................................................................ 2II.1 ARGUMEN PENTINGNYA PEMIMPIN DALAM SUATU ORGANISASI2II.2 BATASAN PADA KELELUASAAN EKSEKUTIF.................................... 2II.3 ATRIBUSI MENGENAI KEPALA EKSEKUTIF...................................... 4II.4 DETERMINAN ATRIBUSI ....................................................................... 4II.5 ATRIBUSI DAN KELELUASAAN EKSEKUTIF....................................... 5II.6 MANAJEMEN KESAN OLEH EKSEKUTIF............................................. 5II.7 PENELITIAN MENGENAI PENGARUH DARI SUKSESI

    KEPEMIMPINAN ..................................................................................... 6II.8 PERUBAHAN EVOLUSIONER DAN KEPEMIMPINAN STRATEGIS..... 7II.9 KEKUASAAN POLITIS DAN KEPEMIMPINAN STRATEGIS................. 7II.10 MASA JABATAN EKSEKUTIF DAN KEPEMIMPINAN STRATEGIS..... 9II.11 TIM EKSEKUTIF................................................................................... 11II.12 NILAI-NILAI YANG BERSAING DALAM KEPEMIMPINAN

    STRATEGIS ........................................................................................... 13II.13 MENGAWASI LINGKUNGAN ............................................................... 14II.14 MEMFORMULASIKAN STRATEGI...................................................... 15

    BAB III FAKTA ............................................................................................................ 18III.1 KEPEMIMPINAN MENURUT BOB SADINO......................................... 18

    BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN .......................................................................... 21BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................... 24DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 25

  • 7/22/2019 44106480-MAKALAH-KEPEMIMPINAN (1)

    4/28

    1

    BAB IPENDAHULUAN

    I.1 LATAR BELAKANGPeran para eksekutif di suatu organisasi sangatlah penting. Namun ada beberapa

    argumen para ahli yang menyatakan bahwa pemimpin hanya memiliki sedikit peran pada

    kinerja organisasi.

    Dalam makalah ini kami membahas tentang kepemimpinan strategis oleh para

    eksekutif, dimulai dari argumen pentingnya peran pemimpin dalam organisasi, batasan-

    batasan keleluasaan eksekutif, atribusi mengenai kepala eksekutif, manajemen kesan oleh

    eksekutif, penelitian mengenai pengaruh dari suksesi kepemimpinan, perubahan evolusioner

    dan kepemimpinan strategis, kekuasaan politis dan kepemimpinan strategis, masa jabatan

    eksekutif dan kepemimpinan strategis, tim eksekutif, nilai-nilai yang bersaing dalam

    kepemimpinan strategis, mengawasi lingkungan, dan memformulasikan strategi.

    Kami juga menyertakan kasus beserta analisis mengenai seorang pemimpin yang

    berhasil membuktikan bahwa kesuksesan pemimpin tidak ditentukan oleh seberapa cerdas ia

    menguasai teori tetapi berdasarkan kemampuan, keterampilan dan kemauan yang dimiliki.

    I.2 TUJUAN Memahami pentingnya kepala eksekutif dalam organisasi. Memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen kepemimpinan. Memahami pentingnya kepemimpinan strategis. Memahami bagaimana manajemen kesan dan atribusi mempengaruhi penilaian

    mengenai kompetensi pemimpin.

    Memahami kondisi yang sulit bagi seorang eksekutif melakukan perubahandalam organisasi.

    Memahami hubungan antara masa jabatan di kantor dengan perilakukepemimpinan kepala eksekutif.

    Memahami kesulitan yang dihadapi eksekutif Memahami prosedur yang digunakan untuk mengawasi lingkungan

  • 7/22/2019 44106480-MAKALAH-KEPEMIMPINAN (1)

    5/28

    2

    BAB IITEORI

    II.1 ARGUMEN PENTINGNYA PEMIMPIN DALAM SUATU ORGANISASIKebanyakan literatur kepemimpinan pada periode 1950-1980 berhubungan dengan

    para penyelia dan manajer menengah dalam organisasi, namun pada beberapa tahun terakhir

    perhatian dari banyak ahli teori kepemimpinan telah berubah kepada para eksekutif dan tim

    manajemen puncak. Beberapa penulis berargumen bahwa para pemimpin memiliki pengaruh

    besar pada kinerja organisasi, sedangkan penulis lainnya menyatakan bahwa para pemimpin

    memiliki sedikit pengaruh pada kinerja organisasi. Orang-orang yang ragu memberikan

    beberapa argumen yang berhubungan terhadap pentingnya masing-masing indivual seperti

    Chief Executive Officer(CEO):

    Determinan eksternal : kinerja dari sebuah organisasi terutama bergantungpada faktor-faktor diluar kendali pemimpin. Faktor tersebut meliputi kondisi

    ekonomi, kondisi pasar, kebijakan pemerintahan, dan perubahan teknologi.

    Keleluasaan terbatas : seorang CEO baru saja mewarisi sebuah organisasiyang memliki berbagai kekuatan dan kelemahan, dan potensi untuk membuat

    perbaikan amat dibatasi oleh halangan internal dan eksternal. Hanya koalisi

    politis, bukan individual, yang memiliki pengaruh besar dalam organisasi.

    Atribusi yang bias :orang membesar-besarkan pengaruh dari masing-masingpemimpin pada organisasi sebagai sebuah cara untuk memahami

    peristiwayang rumit dan membingungkan. Para pemimpin sering kali

    mengelola kesan agar terlihat lebih berkuasa dan efektif daripada yang

    sebenarnya.

    II.2 BATASAN PADA KELELUASAAN EKSEKUTIFBatasan situasional pada keleluasaan para eksekutif dan aspek dari situasi yang

    menentukan berapa banyak pengaruh yang dapat dimiliki para eksekutif puncak pada kinerja

    dari sebuah organisasi.

    II.2.1 Batasan internal Satu jenis batasan melibatkan kekuatan dalam yang berkuasa atau koalisi

    dalam organisasi.

  • 7/22/2019 44106480-MAKALAH-KEPEMIMPINAN (1)

    6/28

    3

    Terdapat sedikit keleluasaan saat CEO harus beroperasi di bawah bayang-bayang pendiri perusahaan, memuaskan seorang pemilik yang dominan

    (misalnya organisasi itu adalah perusahaan yang dimiliki oleh keluarga atau

    cabang dari perusahaan lain), atau member pertanggungjawaban kepada

    dewan direksi yang kuat yang memiliki ide-ide kokoh mengenai cara terbaik

    untuk melakukan banyak hal

    Kekuasaan dan keleluasaan lebih besar saat CEO merupakan pemilik utamaatau pemilik saham dari perusahaan itu atau saat dewan direksinya mudah

    dipengaruhi untuk mendukung CEO itu

    Kondisi keuangan yang baik mendukung untuk lebih besarnya keleluasaan Jenis lain batasan internal adalah budaya organisasi yang kuat yang menentang

    perubahan

    II.2.2 Batasan eksternal Batasan eksternal pada keleluasaan dari seorang CEO meliputi sifat dari

    produk atau jasa utama organisasi itu dan jenis pasar tempat organisasi itu

    beroperasi

    Keleluasaan manajerial itu lebih besar jika organisasi berada dalam industriyang bertumbuh memiliki permintaan yang meningkatdengan cepat

    Keleluasaan manajerial terbatas oleh pasa stakeholder eksternal yang berkuasayang mendiktekan kondisi

    Batasan eksternal lainnya meliputi batasan politis-hukum (misalnya peraturanlingkungan, persyaratan keselamatan, kewajiban hukum)

    Keleluasaan dari seorang eksekutif untuk membuat perubahan besar sebagianbergantung pada bagaimana para stakeholder internal dan eksternal

    memandang kinerja dari organisasi

    II.2.3 Batasan dan atribut eksekutifBatasan internal dan eksternal saling berinteraksi satu sama lain dan

    dengan atribut dari manajer itu untuk mempengaruhi pola perilaku yang

    diperlihatkan CEO

    Situasi yang paling membatasi adalah situasi ketika batasan internal daneksternal begitu parahnya sehingga CEO itu hanya sebuah boneka yang tidak

    dapat menerapkan suatu perubahan strategi yang penting atau inovasi

  • 7/22/2019 44106480-MAKALAH-KEPEMIMPINAN (1)

    7/28

    4

    Ekstrem yang berlawanan adalah situasi yang memiliki sedikit batasaninternal dan eksternal dan banyak keleluasaan

    II.3 ATRIBUSI MENGENAI KEPALA EKSEKUTIFPerilaku keseharian dari banyak pemimpin tingkat rendah dapat diamati oleh para

    bawahan, rekan sejawat, dan atasan. Tindakan pemimpin tersebut sering memiliki

    konsekuensi langsung bagi kinerja dari tim atau kelompok. Sebaliknya beberapa anggota dari

    organisasi memiliki sebuah kesempatan untuk secara langsung mengamati tindakan dari

    eksekutif puncak. Banyak tindakan seperti ini hanya secar atidak langsung mempengaruhi

    kinerja dan pengaruhnya mungkin tertunda selama beberapa bulan atau tahun, yang

    membuatnya sulit untuk melihat hubungan antara tindakan pemimpin dengan

    konsekuensinya. Saat tidak adanya informasi yang relevan, seseorang menjadi bias untuk

    menghubungkan tanggung jawab yang lebih besar untuk kinerja organisasi dengan para

    eksekutif.

    II.4 DETERMINAN ATRIBUSIAtribusi mengenai efektivitas seorang pemimpin dipengaruhi oleh sejumlah factor

    yang saling terkait. Seorang pemimpin yang mengambil tindakan tegas untuk menghadapi

    sebuah masalah krisis akan dipandang sebagai seseorang yang luar biasa jika kinerja

    organisasi segera meningkat tidak lama sesudahnya. Tetapi sebaliknya jika seorang

    pemimpin gagal mengambil tindakan tegas dalam sebuah masalah krisis atau gagal

    menyelesaikan krisis itu dengan cepat akan dipandang sebagai pemimpin yang tidak

    kompeten. Para pemimpin dari organisasi yang untung yang mempertahankan strategi yang

    ada atau membuat perbaikan yang dapat meningkatkan hasil yang sudah ada bukan

    melakukan perubahan inovatif akan dipandang sebagai pemimpin yang kompeten namun

    tidak luar biasa.

    Persepsi para pengikut terhadap kompetensi pemimpin dipengaruhi lebih banyak

    oleh tindakan yang amat nyata untuk menghadapi krisis segera dibandingkan dengan

    tindakan tidak langsung untuk menghindari sebuah krisis dan meningkatkan kondisi di masa

    mendatang (Lord & Maher, 1991). Sebagai contoh, seorang pemimpin yang lambat dalam

    melakukan perubahan dan hati-hati untuk menghindari potensi masalah mendapatkan pujian

    lebih sedikit daripada seorang pemimpin yang membiarkan masalah berkembang dan

    kemudian bertindak langsung untuk menyelesaikannya dalam cara yang amat terlihat.

  • 7/22/2019 44106480-MAKALAH-KEPEMIMPINAN (1)

    8/28

    5

    II.5 ATRIBUSI DAN KELELUASAAN EKSEKUTIFAtribusi mengenai kompetensi dan persepsi seorang pemimpin mengenai

    kebutuhan untuk perubahan memiliki implikasi bagi kapasitas pemimpin itu untuk

    mempengaruhi kinerja mendatang dari organisasi. Lord dan Maher (1991) menyatakan

    bahwa efektivitas dai para pemimpin tingkat puncak bergantung pada keleluasaan mereka

    untuk membuat perubahan besar yang inovatif dalam bidang penting dari strategi organisasi

    yang akan memengaruhi kinerja organisasi 5 hingga 20 tahun masa mendatang. Jumlah

    kekuasaan sah dan kekuasaan yang diberikan kepada seorang pemimpin bergantung pada

    persepsi dari para pengikut dan stakeholder lainnya dimana pemimpin itu memiliki keahlian

    untuk menyelesaikan masalah penting yang dihadapi organisasi. Persepsi ini sangat

    bergantung pada bagaimana tindakan masa lalu pemimpin itu diterjemahkan. Seorag

    eksekutif dapat melakukan banyak hal agar terlihat lebih kompeten atau untuk memengaruhi

    cara orang menerjemahkan situasi,

    II.6 MANAJEMEN KESAN OLEH EKSEKUTIFKeinginan untuk mempertahankan sebuah reputasi yang menguntungkan dari para

    pengikut dan stakeholder lainnya telah diketahui oleh banyak pemimpin dan perilaku mereka

    mencerminkan perhatian yang kuat akan manajemen kesan. Banyak eksekutif puncak yangberusaha menciptakan kesan bahwa mereka tahu apa yang mereka lakukan dan mereka juga

    dapat mengendalikan peristiwa. Simbol dan ritual, seperti upacara pelantikan yang rumit,

    penguatan perasaan pentingnya pemimpin (Pfeffer, 1977b, 1981). Keberhasilan diumumkan

    dan dirayakan; kegagalan ditekan atau dianggap tidak penting. Tindakan simbolis amat

    penting saat batasan situasional dan peristiwa yang tidak dapat diprediksikan membuat sulit

    para manajemen puncak untuk memaksakan banyak pengaruh atas kinerja organisatoris.

    Dalam situasi ini amat penting untuk memelihara kesan bahwa mereka membuat kemajuan

    yang baik menuju tercapainyasasaran organisatoris, bukannya penundaan dan kemunduran.

    Sebagai contoh, pemimpin politis nasional terlibat dalam aktivitas yang amat dipublikasikan

    yang terlihat presidensial.

    Sebuah pendekatan utama untuk manajemen kesan oleh para pemimpin adalah

    dengan mengubah atau menutupi bukti bahwa staretgi sebelumnya tidak berhasil. Pada tahap

    awal mengembangkan krisis, saat tidak terlalu jelas bahwa krisis akan terjadi, banyak

    pemimpin yang mengurangi keseriusan masalah itu dan melanjutkan pendekatan meningkat

    untuk menghadapinya bukannya mengusulkan peribahan dramatis dan inovatif dalam

  • 7/22/2019 44106480-MAKALAH-KEPEMIMPINAN (1)

    9/28

    6

    strategi. Sebagian penghindaran tindakan dramatis mungkin disebabkan oleh proses

    perceptual mereka sendiri (misalnya penyangkalan bukti negatif, mengkhayalkan bahwa

    keadaan akan menjadi lebih baik). Bahkan pemimpin yang mengenai sebuah krisis akan

    datang mungkin tidak memiliki keberanian untuk mengakui kelemahan dari strategi

    sebelumnya dan mengambil tindakan baru yang dramatis dimana mereka akan dibuat

    bertanggung jawab. Banyak pemimpin ang memiliki masa jabatan terbatas, seperti pejabat

    yang dipilih, yang tergoda untuk menunda masalah dan membiarkannya untuk orang

    berikutnya yang menempati posisi itu.

    Manajemen kesan adalah penting bagi CEO dari perusahaan yang dimiliki oleh

    publik, karena harga saham dan peringkat obligasi perusahaan dipengaruhi oleh persepsi dari

    kinerja keuangannya. Keragaman dalam kinerja perusahaan mempengaruhi pola atribusi.

    Dalam perusahaan yang memiliki kinerja yang variabel, manajemen puncak mengambil

    lebih banyak pujian untuk kinerja yang baik tetapi juga tidak terlalu menyalahkan kondisi

    eksternal untuk kinerja yang buruk. Perusahaan juga lebih menggunakan tindakan simbolis

    seperti mengganti eksekutif dan melakukan restrukturisasi saat kinerjanya tidak mendukung.

    II.7 PENELITIAN MENGENAI PENGARUH DARI SUKSESI KEPEMIMPINANStudi suksesi ini berusaha untuk menilai bagaimana sebuah perubahan dalam

    kepemimpinan puncak mempengaruhi kinerja organisasi.

    Day and Lord (1998) menemukan bahwa beberapa hasil dari penelitian suksesi ini

    telah dinyatakan terlalu rendah yang disebabkan oleh masalah metodologis, seperti kegagalan

    memperbaiki pengaruh dari besaran organisasi, kegagalan untuk memperbaiki kriteria yang

    didenominasikan dengan dolar untuk pegaruh inflasi, dan kegagalan untuk memberikan

    cukup waktu bagi para pemimpin baru untuk mempengaruhi hasil kerja kuantatif.

    Para pemimpin tidak mungkin memiliki pengaruh besar pada kinerja organisasi

    kecuali mereka amat berbeda dalam keterampilan dibandingkan pemimpin yang mereka

    gantikan. Jika penggantinya lebih terampil kinerjanya mungkin membaik. Jika penggantinya

    tidak terlalu terampil, kinerjanya mungkin menurun.

    Penelitian ini menunjukan bahwa kepemimpinan tingkat puncak dapat memiliki

    pengaruh besar pada kinerja organisasi, tetapi studi suksesi ini tidak menjelaskan bagaimana

    seorang pemimpin sebenarnya mempengaruhi kinerja, atau apakan mereka

    mengidentifikasikan kondisi yang menentukan seberapa banyak pengaruh yang dimiliki

    seorang pemimpin (Day & Lord, 1998;House & Singh,1987).

  • 7/22/2019 44106480-MAKALAH-KEPEMIMPINAN (1)

    10/28

    7

    II.8 PERUBAHAN EVOLUSIONER DAN KEPEMIMPINAN STRATEGISTushman dan Romanelli (1985) merumuskan sebuah model kesetimbangan

    bertanda (punctuated equlibrium model) untuk mejelaskan bagaimana organisasi berevolusi

    seiring waktu dan peran dari para eksekutif puncak dalam proses evolusioner ini.

    Sebuah penurunan kinerja bisa terjadi kapan saja, dan pada akhirtnuya akan

    memicu sebuah periode yang jika berhsil akan memperbaharui dan merertivitalisasi

    organisasi itu. Agar berhasil reorientasi membutuhkan perubahan bersamaan dalam strategi,

    stuktur, proses dan manusia. Amatlah penting bagi eksekurtif tingkat puncak untuk

    mengarahkan pertubahan dan memberikan vis, enertgi dan pedoman yang dibutuhkan untuk

    membuatnya berhasil.

    Pengaruh CEO pada kinerja sebuah organisasi bergantung pada di mana letaknya

    dalam siklus evolusioner. CEO tidak memiliki dampak yang terlalu potensial saat

    lingkunganya stabil dan cocok antara organisasi dan lingkungan masih baik dan mungkin

    tetap demikian. Mengelola perubahan yang makin bertambah selama pemusatan

    membutuhkan keahlian cukup besar, tetapi sebagian besar tangggung jawab dapat

    didelegasikan kepada para manager di tingkat rendah. Potensi pengaruh seseorang CEO pada

    kinerja jauh lebih besar saat perubahan besar dalam lingkungan mengancam merendahkan

    efektivitas strategi yang ada, atau mereka memberikan kesempatan yang tidak biasa untuk

    mengejar strategi baru. CEO yang meramalkan kebutuhan akan perubahan dan mengambil

    langkah berani untuk mengadapi ancaman dan mengambil keuntungan dari kesempatan

    memiliki pengaruh dtramatis pada efektivitas jangka panjang dari organisasi. Organisasi yang

    baru sedang merintis penggunaan teknologi atau perkembangan baru dari pasar yang baru

    dapat memperoleh sebuah keuntungan atas competitor yang baru belakangan memutuskan

    untuk mengejar strategi serupa (Tushman & Anderson, 1986).

    II.9 KEKUASAAN POLITIS DAN KEPEMIMPINAN STRATEGISJumlah perubahan yang terjadi dalam sebuah organisasi ditentukan oleh perjuangan

    kekuasaan di antara fraksi atau koalisi berbeda. Teori kontinjensi strategis berupaya untuk

    menjelaskan bagaimana perubahan lingkungan organisasi mempengaruhi kekuasaan relatif

    dari sub unit berbeda (Hickson et al, 1971). Menurut teori ini, subunit yang memiliki keahlian

    unik dalam memecahkan masalah kritis mendapatkan lebih banyak kekuasaan untuk

    mempengaruhi keputusan strategis organisasi. Subunit yang paling berkuasa sering kali

    mampu membuat salah satu anggotanya sebagai CEO organisasi itu. Perwakilan dari subunit

  • 7/22/2019 44106480-MAKALAH-KEPEMIMPINAN (1)

    11/28

    8

    ini memiliki pengaruh lebih banyak dalam kelompok keputusan yang bertanggung jawab

    untuk perencanaan strategis (misalnya, komite eksekutif, dewan direksi). Jadi, menurut teori

    ini, terdapat sebuah proses seleksi alami sehingga orang yang paling memenuhi syarat yang

    membantu organisasi beradaptasi dengan lingkungan akan mendapatkan pengaruh paling

    banyak dalam keputusan strategis, sehingga memudahkan beradaptasi.

    Beberapa dukungan untuk teori ini ditemukan dalam beberapa studi (Brass, 1984,

    1985; Hambrick, 1981a; Hills & Mahoney, 1978; Hinings et al, 1974; Pfeffer & Moore,

    1980; Pfeffer & Salancik, 1974). Namun, teori itu tidak mampu menjelaskan bagaimana

    sebuah subunit terkadang mempertahankan kekuasaan bahkan setelah perubahan lingkungan

    membuat keahliannya tidak terlalu kritis. Penjelasan ini diberikan dengan memperluas teori

    tersebut agar meliputi proses politis dalam organisasi (Pfeffer, 1981; Salancik & Pfeffer,

    1977a).

    Proses di mana individual atau subunit yang berkuasa menggunakan taktik politis

    untuk meningkatkan kekuasaan mereka atau melindungi sumber kekuasaan yang ada disebut

    institusionalisasi. Salancik dan Pfeffer (1977a) mengusulkan agar sebuah koalisidari para

    eksekutif puncak (termasuk pemimpin dari subunit yang dominan) dapat menggunakan

    proses politis untuk mempertahankan kekuasaan bahkan setelah keahlian mereka tidak lagi

    kritis bagi organisasi. Ambiguitas mengenai sifat dari lingkungan dan bagaimana ia berubah

    memberikan sebuah kesempatan bagi para eksekutif puncak untuk menerjemahkan peristiwa

    dalam cara yang bias, untuk membesar-besarkan pentingnya keahlian mereka dan untuk

    membenarkan kebijakan mereka. Kendali atas penyebaran informasi mengenai seberapa

    baiknya kinerja organisasi mengizinkan para eksekutif puncak unutk membesar-besarkan

    keberhasilan keputusan masa lalu dan menutupi kesalahan. Kekuasaan dari manajemen

    puncak juga dapat digunakan untuk mengingkari sumber daya dan kesempatan bagi orang

    lain yang dibutuhkan untuk memperlihatkan keahlian mereka yang superior. Kritikus dan

    pesaing potensial dapat dibungkam, dipilih atau dikeluarkan dari organisasi (Pfeffer, 1981).

    Perubahan evolusioner dalam kekuasaan yang dijelaskan oleh teori kontinjensi

    strategis dapat ditunda dengan menggunakan taktik politis ini, tetapi penangguhan untuk

    manajemen puncak adalah tidak terbatas. Saat terjadi perubahan besar dalam lingkungan dan

    manajemen puncak kekurangan keahlian untuk mengembangkan sebuah strategi yang tepat,

    kinerja organisasi akan menurun. Proses ini terjadi jauh lebih cepat saat organisasi memiliki

    kompetisi kuat atas produk dan jasanya, dan kompetitor mampu beradaptasi lebih cepat

    terhadap perubahan dalam lingkungan. Pada akhirnya, manajemen puncak akan digantikan

  • 7/22/2019 44106480-MAKALAH-KEPEMIMPINAN (1)

    12/28

    9

    atau organisasi itu akan gagal (misalnya, bangkrut atau diambil alih oleh orang luar yang

    menginginkan asetnya).

    II.10 MASA JABATAN EKSEKUTIF DAN KEPEMIMPINAN STRATEGISKepemimpinan strategis oleh CEO juga terpengaruh oleh masa jabatan. Hambrick

    dan Fukutomi (1991) menyajikan sebuah model untuk menjelaskan pola perilaku yang

    berubah yang diamati pada banyak CEO selama masa jabatan mereka. Pola perilaku yang

    berubah memiliki implikasi penting bagi efektivitas seorang CEO, dan model itu membantu

    untuk menjelaskan mengapa reorientasi utama dari organisasi jarang dimulai oleh CEO yang

    telah menjabat selama bertahun-tahun.

    Perilaku dalam tahap awal terpengaruh oleh kewenangan implisit yang diberikan

    kepada CEO oleh dewan direksi atau pemilik perusahaan (misalnya, perorangan, keluarga

    atau perusahaan lain). Kewenangannya dapat berupa membuat perubahan besar atau

    mempertahankan semuanya tetap sama. Pengganti dari luar cenderung membuat perubahan

    segera daripada pengganti dari dalam, barangkali karena mereka sering dibawa masuk dengan

    kewenangan untuk melakukannya. CEO akan berusaha memperlihatkan keberhasilan awal

    untuk mendapatkan lebih banyak keleluasaan nantinya. Perubahan awal biasanya dilakukan

    dalam bidang fungsional di mana eksekutif memiliki pengalaman terbanyak (Gabarro, 1985).Tahapan awal juga akan mencerminkan pengalaman sebelumnya dari CEO baru itu pada

    posisi awal, khususnya jika relevansi dari pengalaman ini adalah sebuah alasan utama untuk

    memilih orang tersebut. Jika CEO mendapatkan jabatan itu pada keadaan kritis, perubahan

    awal akan dilakukan untuk mencari suatu kelegaan segera dan mengulur waktu untuk solusi

    jangka panjang.

    Setelah berusaha untuk memuaskan kewenangan awal dan mendapatkan

    kedudukan politis, eksekutif akan bereksperimen dengan berbagai pendekatan. Periode awal

    biasanya melibatkan informasi ketat yang dikumpulkan dari sumber internal dan eksternal

    untuk mengidentifikasikan masalah dan kesempatan. CEO juga berusaha untuk mengevaluasi

    pengaruh dari perubahan awal sebelum membuat perubahan tambahan. Pada akhirnya

    (biasanya dalam tahun kedua atau ketiga), eksekutif itu memiliki cukup pengetahuan dan

    pengaruh untuk memilih sebuah tema atau strategi yang bertahan dan mulai menerapkannya.

    Perilaku berikutnya terutama terdiri dari langkah-langkah yang makin bertambah untuk

    mendukung tema atau strategi baru. Jika kewenangan itu untuk memelihara kelanjutan atau

  • 7/22/2019 44106480-MAKALAH-KEPEMIMPINAN (1)

    13/28

    10

    eksekutif amat konservatif dan tidak suka mengamil risiko, tema baru mungkin mirip dengan

    CEO yang lama.

    Saat sebuah tema atau strategi telah dipilih, komitmen terhadapnya cenderung

    untuk meningkat seiring waktu. CEO menjadi makin berpikiran sempit dan tidak fleksibel

    untuk mempertimbangkan alternatif lain. Tugasnya menjadi tidak terlalu menyenangkan, dan

    perilaku dari eksekutif itu menjadi lebih bersifat kebiasaan dan rutin. Makin jarang mencari

    informasi dari luar, informasi negatif cenderung tidak dianggap atau diabaikan, dan tidak

    terlalu banyak upaya untuk belajar dan peningkatan. Keberhasilan awal cenderung membuat

    CEO puas dengan efektivitas dari strategi itu. Makin lama seorang CEO menjabat, makin

    banyak waktu untuk menginstitusionalisasikan kekuasaan dalam cara yang dijelaskan

    sebelumnya. Kekuasaan ini membuat orang lain menjadi makin sulit mempertanyakan

    strategi CEO itu. Jadi, saat lingkungan eksternal berubah dan dibutuhkan strategi baru,

    mungkin disfungsional bagi organisasi bila memiliki seorang CEO yang masa jabatannya

    panjang.

    Hambrick dan Fukutomi (1991) mengingatkan kita bahwa pola ini bukannya tidak

    dapat dihindari. Beragam aspek dari lingkungan, organisasi, dan individual berinteraksi untuk

    mengurangi kemungkinan seorang CEO akan menjadi puas dan tidak fleksibel. Sebagai

    contoh, dalam lingkungan yang dinamis dan bermusuhan, seorang CEO yang berorientasi

    terhadap keberhasilan, memiliki toleransi ambiguitas yang tinggi, dan belajar dari

    pengalaman mungkin akan tetap waspada dan fleksibel. Namun, seorang CEO yang memiliki

    toleransi ambiguitas yang rendah akan berlindung pada tema yang sendiri sebagai cara untuk

    menghadapi ambiguitas dan ancaman dari lingkungan yang tidak pasti. Lebih banyak

    fleksibilitas dan kewaspadaan juga dipermudah oleh stakeholder internal yang kuat

    (misalnya, para pemilik, dewan direksi, serikat pekerja dan asosiasi karyawan) yang meminta

    kinerja yang terus-menerus tinggi dari CEO sebagai syarat untuk tetap menjabat. Jadi, satu

    pendekatan untuk membantu menghindari disfungsi masa jabatan yang lama adalah dengan

    menghindari kekuasaan yang berkonsentrasi di tangan seorang CEO yang dominan. Lebih

    baik untuk memiliki tim beragam yang terdiri dari eksekutif yang memiliki kewenangan yang

    memberikan perspektif berbeda dan memaksakan perbaikan terus-menerus. Juga

    menguntungkan bila memiliki dewan direksi independen yang kuat yang sebagian besar

    adalah orang luar dibandingkan dengan eksekutif dari perusahaan.

  • 7/22/2019 44106480-MAKALAH-KEPEMIMPINAN (1)

    14/28

    11

    II.11 TIM EKSEKUTIFSemua organisasi memiliki sebuah kelompok manajemen top yang memiliki CEO

    dan eksekutif puncak lainnya, tetapi tiap organisasi memiliki cara yang berbeda dalam

    beroperasi. Bagaimanapun struktur formal sebuah organisasi itu, akan ada perbedaan dalam

    batasan dimana kepemimpinan startegis bisanya dibagikan diantara para eksekutif puncak.

    Beberapa organisasi memiliki CEO yang otokratis yang hanya memberi sedikit pengaruh

    terhadap eksekutif lain atas keputusan strategis, bahkan saat ada sebuah tim eksekutif.

    CEO memiliki kekuasaan kepemilikan yang cukup besar, saat dewan direksinya

    lemah dan bersikap tunduk, atau saat CEO diberikan kewenangan oleh dewan direksi yang

    berkuasa untuk membuat perubahan besar dalam strategis dan struktur strategis.

    II.11.1 POTENSI KEUNTUNGAN DARI TIM EKSEKUTIF Sebuah tim eksekutif memiliki potensi untuk membuat keputusan strategis yang

    lebih baik saat para anggotanya memiliki keterampilan dan pengetahuan relevan

    yang tidak dimiliki oleh CEO.

    Para anggota tim dapat menutupi kelemahan keterampilan dari CEO itu. Keputusan yang dibuat oleh sebuah tim akan mungkin mewakili beragamnya

    kepentingan dari anggota organisasi.

    Tugas penting tidak mungkin diabaikan. Komunikasi dan kerjasama sangat baik karena bertemu secara teratur sebagai

    sebuah tim.

    Partisipasi anggota tim dalam membuat keputusan akan meningkatkan komitenmereka dalam membuat keputusan.

    Pendekatan tim juga merupakan sebuah cara untuk memudahkan suksesi

    kepemimpinan dalam organisasi besar yang beragam, perkembangan keterampilan pemimpinmungkin lebih besar bagi eksekutif yang memiliki pengalaman dalam menghadapi masalah

    besar dan dan keputusan yang dihadapi organisasi.

    Akan lebih berhasil saat CEO memilih anggota tim yang memiliki keterampilan

    dan pengalaman yang relevan dengan jelas. CEO harus menghindari tindakan yang

    mendorong kompetisi atau rasa tidak saling mempercayai.

  • 7/22/2019 44106480-MAKALAH-KEPEMIMPINAN (1)

    15/28

    12

    II.11.2 TIM EKSEKUTIF DAN EFEKTIVITAS ORGANISATORISEfektivitas organisatoris sangat bergantung pada karakteristik para anggota dari

    sebuah kelompok manajemen puncak dan proses keputusan yang digunakannya. Anggota

    manajemen puncak tersebut salah satunya adalah CEO. Karaktiristik eksekutif yang

    diperlukan bergantung pada konteks organisatoris dimana tim harus beroperasi,pada sifat

    lingkungan,dan gaya manajemen dan CEO itu.

    Pembuatan keputusan strategis dipengaruhi oleh cirri dan keterampilan CEO dan

    anggota lainnya. Cirri yang relevan meliputi tempat orientasi kendali, yakni keyakinan

    diri,toleransi untuk ambiguitas,dan motivasi keberhasilan.

    Karakteristik yang penting adalah latar belakang fungsional atau bidang khusus

    dari anggota tim. Para anggota tim yang memiliki gaya keputusan beragam dapat

    mengimbangi bias dalam gaya keputusan CEO dan meningkatkan fleksibilitas pembuatan

    keputusan. Contohnya, sebuah tim eksekutif yang didominasi oleh para eksekutif pemasaran

    akan mungkin mengejar strategi yang berbeda daripada tim yang didominasi oleh para

    eksekutif keuangan atau eksekutif produksi.

    Keragaman latar balakang dan perspektif meningkatkan kualitas dari kualitas

    strategis yang dibuat oleh sebuah tim yang menghadapi lingkungan bergolak yang tidak pasti.

    Kualitas dari sebuah keputusan strategis menjadi lebih baik jika pengaruh atas keputusan itu

    lebih besar dari individual yang memiliki keahlian paling relevan untuk jenis keputusan

    itu,khususnya lingkungan bergolak yang tidak pasti.

    Keputusan strategis harus diimplementsikan secara efektif agar berhasil. Para

    eksekutif dalam manajemen puncak yang menerapkannya harus memiliki komitmen, dan

    setiap anggota harus menyetujui dari setiap apa yang diputuskan. Jika diperlukannya diskusi

    dalam pengambilam keputusan, maka sebaiknya diskusi tersebut harus dilakukan dengan cara

    yang tidak menyebabkan permusuhan pribadi dan perlawanan antara anggota tim. Diskusi

    juga harus berfokus pada perbedaan kognitif yang relevan dengan keputusan itu.

    Keputusan juga matlah penting dibuat secara tepat watku. Kualitas keputusan

    starategis dipengaruhi oleh proses keputusan dalam perusahaan tersebut. Adalah lebih baik

    dan cepat saat tim eksekutif melakukan evaluasi simultan dari beberapa alterantif secara

    berurutan sehingga ditemukan satu alternative yang memuaskan.

    Intinya, temuan penelitian mengenai tim manajemen puncak umumnya konsisten

    dengan temuan dalam penelitian atas kelompok keputusan kecil, tetapi kerumitannya jauh

    lebih besar bagi tim eksekutif.

  • 7/22/2019 44106480-MAKALAH-KEPEMIMPINAN (1)

    16/28

    13

    II.12 NILAI-NILAI YANG BERSAING DALAM KEPEMIMPINAN STRATEGISYang mendasari banyak penelitian dan teori mengenai eksekutif adalah dengan

    melihat sebuah minat dalam menemukan seberapa banyak dan dengan cara apa mereka

    mempengaruhi efektivitas dan kelangsungan dari sebuah organisasi. Banyak kriteria berbeda

    untuk mengevaluasi efektivitas kepemimpinan. Saat menilai manajemen puncak, beberapa

    nilai yang bersaing harus di pertimbangkan. Nilai-nilai yang bersaing ini meliputi perhatian

    akan sasaran tugas terhadap perhatian akan manusia, stabilitas dan efisiensi terhadap

    fleksibilitas dan adaptasi, dan fokus internal terhadap eksternal.

    Persyaratan tugas terkadang berkonflik dengan keinginan dari para anggota

    organisasi. Sebuah pertukaran melibatkan pilihan antara mengalokasikan sumber daya kepada

    para anggota saat ini atau menginvestasikannya untuk membuat organisasi menjadi lebih

    efisien dan kompetitif di masa depan. Sumber daya dibagikan kepada para anggota organisasi

    atau digunakan untuk meningkatkan kualitas lingkungan kerja, tidak tersedia untuk

    menyelesaikan pekerjaan dan investasi dalam teknologi baru.

    Manajemen puncak mungkin harus meminta orang membuat pengorbanan,

    mengurangi tunjangan, dan melakukan hal-hal yang tidak karyawan sukai untuk memastikan

    pemulihan dan kelangsungan organisasi. Pertukaran yang berhubungan memperhatikan

    kriteria yang digunakan untuk menentukan bagaimana mengalikasikan penghargaan di antara

    anggota berbeda di organisasi. Makin banyak penghargaan yang didasarkan pada perhatian

    tugas, bukannya dibagi rata, makin banyak konflik yang tercipta di antara orang-orang yang

    harus bekerja bersama tetapi berselisih mengenai kontribusi relatif mereka.

    Terdapat sebuah pertukaran antara efisiensi dan fleksibilitas karena makin banyak

    pekerjaan yang terstruktur untuk mencapai perekonomian dan meningkatkan efisiensi,

    organisasi menjadi makin kurang fleksibel dan makin sulit membuat perubahan radikal dalam

    strategi. Sebaliknya, sumber daya tambahan akan dibutuhkan untuk menerapkan perubahan

    besar dalam strategi , dan biasanya terdapat penurunan sementara dalam efisiensi hingga cara

    baru untuk melakukan pekerjaan itu dikembangkan dan dipelajari.

    Hal ini merupakan tanggung jawab manajemen puncak untuk menemukan sebuah

    keseimbangan yang baik antara efisiensi dan fleksibilitas dan keseimbangan optimal akan

    bergantung pada situasi. Lebih mudah meningkatkan efisiensi saat lingkungan stabil dan

    terdapat sedikit kebutuhan akan inovasi produk atau jasa. Makin mudah berubah dan

    bergolaknya lingkungan itu, makin penting untuk menjadi fleksibel dan adaptif.

    Terdapat sebuah pertukaran antara perhatian eksternal dan internal, karena

    eksekutif puncak harus menghadapi stakeholder internal dan eksternal yang membuat

  • 7/22/2019 44106480-MAKALAH-KEPEMIMPINAN (1)

    17/28

    14

    permintaan yang bertentangan. Kebutuhan internal akan keteraturan dan keadilan bisa

    berkonflik dengan permintaan klien eksternal akan perlakuan khusus.

    Efektivitas kepemimpinan dari sebuah organisasi dapat dievakuasi dalam hal

    seberapa baiknya berbagai kriteria yang bersaing itu diseimbangkan. Pola nilai optimal

    barangkali bergantung pada jenis organisasi dan lingkungannya. Namun kebanyakan studi

    atas para eksekutif tidak meliputi kisaran kriteria evaluasi yang luas, dengan hasil jangka

    pendek dan jangka panjang atas berbagai indikator berbeda yang mewakili milai yang

    bersaing dan kepentingan dari stakeholder berbeda. Keterbatasan ini harus diingat saat

    meninjau penelitian mengenai efektivitas eksekutif.

    II.13 MENGAWASI LINGKUNGANSalah satu aktivitas penting bagi para eksekutif adalah mengawasi lingkungan

    eksternal dan mengenali ancaman dan kesempatan untuk organisasi. Pemimpin harus sensitif

    dalam mengenali peristiwa yang terjadi dan tren yang sedang meluas yang mempengaruhi

    organisasi mereka.

    Beberapa sektor lingkungan umum yang relevan bagi kebanyakan jenis organisasi

    meliputi : pasar, perekonomian, demografis, sosial-budaya, teknologi, peraturan politis dan

    politik internasional.

    Sangatlah pengintg bagi suatu organisasi mempelajari mengenai perhatianpelanggan dan klien, ketersediaan pemasok, tindakan kompetitor, tren pasar, kondisi

    perekonomian, kebijakan pemerintah dan perkembangan teknologi.

    Pengawasan eksternal memberikan informasi yang dibutuhkan untuk perencanaan

    strategis dan manajemen krisis. Jumlah perubahan dan pergolakan dalam lingkungan

    eksternal akan menentukan berapa banyak pengawasan eksternal yang diperlukan.

    Dibutuhkan semakin banyak pengawasan eksternal saat organisasi amat bergantung pada

    orang luar seperti klien, pelanggan, pemasok, subkontraktor, rekan usaha patungan, saat

    lingkungan cepat berubah dan saat organisasi menghadapi kompetisi berat atau ancaman

    musuh dari luar.

    Mengawasi lingkungan eksternal biasanya dianggap lebih penting bagi para

    manajer tingkat tinggi daripada manajer tingkat rendah karena kebanyakan manajer tingkat

    menengah dan tingkat tinggi melakukan pengawasan eksternal, apa pun spesialisasi

    fungsional mereka, dan pengawasan ini biasanya tidak terbatas pada sektor lingkungan yang

    sesuai dengan bidang spesialisasi mereka. Contoh : para eksekutif produksi menguji kondisi

    pasar dan juga perkembangan teknologi dan prosedur produksi.

  • 7/22/2019 44106480-MAKALAH-KEPEMIMPINAN (1)

    18/28

    15

    II.13.1 Pedoman untuk pengawasan eksternal :Mengidentifikasi informasi relevan untuk dikumpulkan

    Mengidentifikasi informasi relevan maksudnya menentukan dan dapat membagi

    informasi yang telah dikumpulkan tersebut.

    Menggunakan berbagai sumber informasi yang relevan

    Informasi yang kita terima merupakan informasi yang belum tentu benar atau bias

    sehingga kita tidak dapat mengambil informasi hanya dari satu sumber saja karena informasi

    yang kita terima haruslah sesuai dengan perkembangan.

    Mempelajari apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh klien dan pelanggan

    Sangatlah penting untuk mempelajari apa yang dibutuhkan oleh klien dan

    pelanggan mengenai apa yang mereka sukai dan tidak. Cara yang diperlukan untuk

    mempelajari hal tersebut adalah dengan survey pasar.

    Mempelajari mengenai produk dan aktivitas dari competitor

    Pentingnya mempelajari produk dan aktivitas dari kompetitor yaitu untuk membuat

    keputusan strategis dalam menilai apa yang mereka kerjakan. Informasi ini menjadi dasar

    dalam mengevaluasi produk dan proses perubahan atau sebagai tolak ukur dan memberikan

    sebuah sumber ide bagus mengenai bagaimana meningkatkannya. Beberapa cara untuk

    mempelajari tentang produk kompetitor sebagai berikut : gunakan sendiri, melakukan

    pengujian produk perbandingan, membaca evaluasi yang dilakukan perusahaan pengujian

    produk atau keagenan pemerintah, meminta pelanggan secara langsung membandingkan

    produk dan jasa organisasi dengan milik kompetitor dan menghadiri pameran dagang tempat

    kompetitor memajang dan memperlihatkan barang-barang mereka.

    Menghubungkan informasi lingkungan dengan rencana strategis

    Informasi mengenai lingkungan ekternal harus digunakan untuk mengevaluasi dan

    merevisi rencan strategis untuk menemukan ancaman dan kesempatan yang muncul dan

    manajer dapat membuat perencanaan untuk mengatasi hal tersebut dari berbagai jenis ukuran

    dan indicator yang digunakan.

    II.14 MEMFORMULASIKAN STRATEGIStrategi adalah sebuah rencana untuk menjalankan misi dan mencapai sasaran

    strategis. Bagi organisasi bisnis, strategi adalah bagaimana cara bersaing secara efektif di

    pasar untuk mendapatkan keuntungan.

  • 7/22/2019 44106480-MAKALAH-KEPEMIMPINAN (1)

    19/28

    16

    Keterbatasan dari studi mengenai pengaruh dari perencanaan strategis adalah

    kurangnya perhatian terhadap isi dan implementasi strategi tersebut. Formulasi strategi tidak

    akan meningkatkan kinerja suatu organisasi kecuali strategi tersebut relevan.

    Sebuah strategi yang relevan mempertimbangkan perubahan dalam lingkungan

    eksternal, hal ini realistis dalam hal kekuatan dan kelemahan organisasi. Strategi harus

    mencerminkan misi inti dan sasaran utama dari organisasi.

    II.14.1 Pedoman untuk Memformulasikan StrategiFormulasi strategi adalah salah satu tanggung jawab paling sulit bagi para

    eksekutif, dan tidak ada jawaban sederhana mengenai bagaimana melakukannya secara

    efektif.

    Pedoman untuk memformulasikan strategi dibagi menjadi tujuh, yaitu:

    Menentukan sasaran dan prioritas jangka panjangSasaran jangka panjang harus didasarkan pada misi yang dinyatakan dan visi bagi

    organisasi. saat terdapat berbagai sasaran dalam suatu organisasi, prioritas utama

    harus ditentukan untuk menunjukkan relatif pentingnya hal tersebut.

    Menilai kekuatan dan kelemahan saat iniPerencanaan strategis difasilitasi oleh sebuah evaluasi komperhensif dan objektif atas

    kinerja saat ini dalam hubungannya dengan sasaran strategis dan kompetitor. Sebuahkeuntungan kompetitif yang akan diperoleh dari kekuatan saat ini bergantung pada

    seberapa lama seorang kompetitor bertahan dan seberapa sulitnya untuk

    mengatasinya. Sebuah kelemahan tidak terlalu serius jika dapat diperbaiki dengan

    cepat dan diimbangi oleh kekuatan lain.

    Mengenali kekuatan intiSebuah kompetensi inti adalah pengetahuan dan kemampuan untuk menjalankan

    suatu jenis aktifitas tertentu. Kompetensi inti biasanya melibatkan sebuah kombinasidari keahlian teknis dan keterampilan aplikasi. Kompetensi inti dapat menjadi kunci

    untuk keberhasilan mendatang dari sebuah organisasi yang telah makmur untuk tetap

    kompetitif dalam bisnisnya dan mampu untuk membuat variasi ke dalam bisnis-bisnis

    baru.

    Mengevaluasi kebutuhan akan perubahan besar dalam strategiMembuat perbedaan antara perbaikan yang terus meningkat dalam strategi yang ada

    dan sebuah perubahan besar dalam strategi merupakan aspek penting dalam

    mengevaluasi kebutuhan akan perubahan besar dalam strategi. Sebuah strategi baru

  • 7/22/2019 44106480-MAKALAH-KEPEMIMPINAN (1)

    20/28

    17

    dibutuhkan saat terdapat krisis kinerja bagi organisasi. salah satu tanggung jawab

    terpenting dari para eksekutif adalah membantu menerjemahkan peristiwa dan

    menentukan perbahan yang diperlukan.

    Mengenali strategi yang menjanjikanKeberhasilan dalam menemukan sebuah strategi baru akan lebih besar apabila

    pencarian tersebut dipandu oleh konsepsi yang jelas dan bermakna. Jika diperlukan

    suatu perubahan besar, lebih baik memulainya dengan kisaran strategi yang mungkin

    dicapai, jangan terlalu memfokuska perhatian pada satu strategi. Bahkan saat tidak

    diperlukan adanya suatu perubahan besar dalam strategi, manajemen puncak harus

    tetap mencari kesempatan untuk memperbaiki organisasi.

    Mengevaluasi kemungkinan hasil dari sebuah strategiSebuah strategi harus dievaluasi dalam hal kemungkinan konsekuensi bagi

    pencapaian sasaran penting. Konsekuensi yang relevan meliputi tunjangan dan biaya

    untuk berbagai keperluan dalam organisasi. Sebuah prosedur yang dikembangkan

    untuk peramalan hasil disebut prosedur delfi yaitu sebuah pendekantan sistematik

    untuk mengumpulkan wawasan dari beberapa orang yang memliki perspektif berbeda.

    Cara untuk mengevaluasi kemungkinan keberhasilan perubahan strategis, yaitu

    menggunakan sistem pengembangan skenario dan sistem pengujian pasar.

    Melibatkan eksekutif lain dalam memilih sebuah strategiSebuah tanggung jawab penting dari para eksekutif adalah membuat keputusan

    mengenai perubahan strategis. Strategi harus dikembangkan dengan partisipasi penuh

    dari anggota lain dari tim manajemen puncak. Jika adanya ketidaksepakatan mengenai

    strategi tersebut dan hasil keputusan dibutuhkan dengan cepat, maka keputusan akhir

    menjadi tanggung jawab kepala eksekutif.

  • 7/22/2019 44106480-MAKALAH-KEPEMIMPINAN (1)

    21/28

    18

    BAB IIIFAKTA

    III.1 KEPEMIMPINAN MENURUT BOB SADINOBob percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diawali kegagalan demi

    kegagalan.Perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira. Ia dan istrinya sering jungkir

    balik. Baginya uang bukan yang nomor satu. Yang penting kemauan, komitmen, berani

    mencari dan menangkap peluang.

    Di saat melakukan sesuatu pikiran seseorang berkembang, rencana tidak harus

    selalu baku dan kaku, yang ada pada diri seseorang adalah pengembangan dari apa yang telah

    ia lakukan. Kelemahan banyak orang, terlalu banyak mikir untuk membuat rencana sehingga

    ia tidak segera melangkah. Yang paling pentingtindakan,kata Bob.

    Keberhasilan Bob tidak terlepas dari ketidaktahuannya sehingga ia langsung terjun ke

    lapangan. Setelah jatuh bangun, Bob trampil dan menguasai bidangnya. Proses keberhasilan

    Bob berbeda dengan kelaziman, mestinya dimulai dari ilmu, kemudian praktik, lalu menjadi

    trampil dan profesional.

    Menurut Bob, banyak orang yang memulai dari ilmu, berpikir dan bertindak serba canggih,

    arogan, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain.

    Sedangkan Bob selalu luwes terhadap pelanggan, mau mendengarkan saran dan

    keluhan pelanggan. Dengan sikap seperti itu Bob meraih simpati pelanggan dan mampu

    menciptakan pasar. Menurut Bob, kepuasan pelanggan akan menciptakan kepuasan diri

    sendiri. Karena itu ia selalu berusaha melayani pelanggan sebaik-baiknya.

    Bob menempatkan perusahaannya seperti sebuah keluarga. Semua anggota keluarga

    Kem Chicks harus saling menghargai, tidak ada yang utama, semuanya punya fungsi dan

    kekuatan.

    Pengusaha bernama lengkap Bambang Mustari ini mengatakan kepada sejumlah

    pengusaha muda, Hidup saya tanpa rencana dan tanpa target. Buku-buku di sekolah sudah

    meracuni pikiran Anda. Padahal, informasi itu sudah basi dan jadi sampah. Sekolah

    menghasilkan orang untuk bekerja, tapi bukan memberi peluang kerja bagi orang lain,.

    Sementara, orang pintar menghitung sesuatu nyelimet dan usahanya nggak jalan-

    jalan, karena dibebani rencana yang belum tentu berhasil. Orang pintar juga tidak percaya

    orang lain sehingga semua dikerjakannya sendiri. Ia mencontohkan ketika salah seorang

  • 7/22/2019 44106480-MAKALAH-KEPEMIMPINAN (1)

    22/28

    19

    karyawannya menurunkan harga kangkung di supermarketnya dari semula harganya Rp

    6.000 menjadi Rp 400 saja. Eh, ternyata malah tidak laku.

    Selidik punya selidik, ternyata langganannya protes, kok harga kangkungnya murah,

    padahal biasanya mahal. Akhirnya, harga kangkung itu saya naikkan lagi. Pelanggan saya

    bilang, kangkung yang saya jual rasanya lain. Mungkin karena mahal, sehingga setiap sendok

    kangkung yang masuk ke mulutnya diam-diam dihitungnya, Rp6.000, jadi dia nikmati. Lha,

    kalau begini, siapa sebenarnya yang goblok? papar Bob terbahak-bahak.

    Namun, bagi pembeli ada nilai psikologis yang membuat pembeli merasa berbeda jika

    mengkonsumsi kangkung mahal daripada kangkung murah. Ini bagian dari trik marketing. Ia

    pun berbagi tips, bahwa untuk menjadi seorang marketing yang baik, maka seseorang harus

    menjual dirinya sendiri (sale for your self), sebelum menjual produknya. Sebuah filosofi,

    bahwa bagaimana seseorang menjadi marketing yang baik, kalau ia sendiri tidak dikenal

    orang.

    Di balik kekonyolannya, Bob Sadino memberikan beberapa resep menjadi pengusaha.

    Antara lain, berpikir bebas dan tanpa beban. Memiliki tekad dan keinginan yang kuat menjadi

    pengusaha, sebab kemauan adalah ibarat bensin dan motor, keberanian mengambil peluang,

    tahan banting dan bersyukur bisa berbuat untuk orang lain.

    Bob Sadino berpesan, jangan takut dan jangan terlalu berharap. Sebab, makin tinggi

    harapan, makin tinggi tingkat kekecewaan. Lepaskan belenggu dalam pikiran Anda sendiri.

    Ada berjuta peluang di sekeliling Anda, katanya.

    Dalam berbisnis, juga jangan terlalu memikirkan sukses. Kalau terlalu banyak

    memikirkan sukses, kata Om Bob, bekerja pasti dalam tekanan, tidak rileks sehingga hasil

    kerja tidak akan bagus. Santai saja, hilangkan semua beban, ingat sandaran itu tadi,

    kemauan, komitmen, keberanian mengambil peluang, pantang menyerah dan selalu belajar

    pada yang lebih pintar serta selalu bersyukur, ujar Om Bob, mengingatkan.

    Satu hal yang menarik, orang-orang yang ia gunakan dalam membantu usahanya,

    bukanlah mereka yang berasal dari kalangan berpendidikan tinggi, melainkan dari anak

    jalanan. Berawal dari satu anak jalanan, bertambah dua, tiga hingga saat ini mencapai 1.500

    orang anak. Bob juga mengaku bukan orang yang berpendidikan tinggi. Ia hanya tamatan

    SMA. Ia tak pernah sekolah tinggi. Baginya, di sekolah orang membaca buku, buku sifatnya

    informasi yang telah terjadi yang tak ubahnya roti busuk alias sampah. Jadi, orang yang

    sekolah tinggi-tinggi, isinya hanya sampah. Terkecuali sampah itu diolah menjadi pupuk

    yang subur.

  • 7/22/2019 44106480-MAKALAH-KEPEMIMPINAN (1)

    23/28

    20

    Menurut Bob, banyak orang yang memulai dari ilmu, berpikir dan bertindak serba

    canggih, arogan, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain.

  • 7/22/2019 44106480-MAKALAH-KEPEMIMPINAN (1)

    24/28

    21

    BAB IVANALISIS PERBANDINGAN

    Menurut kelompok kami, Bob Sadino adalah sosok yang mewakili satu dari sekian

    banyak pemimpin yang disegani dan disenangi oleh bawahannya. Karena didalam prinsipnya,

    bawahan sudah seperti keluarganya sendiri dan juga rasa saling memiliki sebagai rekan kerja

    untuk saling menghargai, mendukung, semua memiliki fungsi dan kekuatan, disertai dengan

    pola pikir beliau dimana meskipun dia adalah seorang pemimpin tetapi kearoganan sebagai

    seorang pemimpin tidak nampak dalam dirinya. Sebagai pendiri dan pemilik tunggal dari

    Kem Chicks (supermarket), ia tidak segan untuk terjun langsung melayani pelanggan di

    supermarket karena menurut beliau kepuasan pelanggan adalah kepuasan diri sendiri.Pemikirannya dimana ilmu bukanlah segalanya dalam hidup ini melainkan tindakan

    langsung dan observasi lapangan adalah yang utama karena menurutnya ilmu hanya

    mempersulit dan memperbodoh kita saja.

    Bob Sadino juga bukan tipe orang yang mempersulit suatu hal, menurutnya jika ada

    cara yang lebih mudah mengapa tidak pakai cara yang mudah saja. Itu juga bisa dikatakan

    sebagai salah satu hal penting yang harusnya dimiliki oleh pemimpin pada umumnya tetapi

    tidak dimiliki oleh pemimpin lainnya. Walaupun terkadang tindakan yang dilakukannya tidak

    disertai dengan rencana sebelumnya, tetapi hasil tindakannya itu dapat menjadi sesuatu yang

    berharga nantinya. Walaupun pada aturannya sebelum melakukan tindakan kita harus

    melakukan rencana sesuai dengan teori yang ada, namun menurut Bob itu bukan menjadi

    prioritas yang utama disaat kita dapat mempercayai tindakan kita. Om Bob, begitu panggilan

    akrabnya, mengungkapkan bahwa kebanyakan orang terlalu lama memikirkan rencana dan

    pada akhirnya tidak cepat bertindak sedangkan yang paling penting adalah tindakan.

    Rencananya hanya buat orang pinter, saya bersyukur saya goblok. Kalau saya pintar, saya

    akan seperti Anda., jangan takut mencoba, yang penting kemauan, komitmen, berani

    mencari dan menangkap peluang.

    Om Bob berhasil membuktikan bahwa tanpa mengikuti teori pun seseorang bisa

    sukses. Menurut Om Bob, kunci sukses adalah tidak mudah menyerah dan jangan takut untuk

    gagal dan berani menerima kegagalan karena dengan kegagalan, kita bisa belajar bagaimana

    ke depan lebih baik lagi. Usaha harus dijalankan dengan kesenangan bukan karena

    keterpaksaan. Tidak harus cerdas dan bekerja keras untuk menjadi pengusaha sukses.

  • 7/22/2019 44106480-MAKALAH-KEPEMIMPINAN (1)

    25/28

    22

    Menurutnya, seorang pengusaha harus bisa melihat peluang dan berani mengambil risiko.

    Sebab orang yang mengambil risiko kecil, hasilnya juga kecil.

    Bob Sadino dapat melihat peluang yang tidak dilihat oleh orang lain, Indonesia

    memiliki sumber daya alam yang kaya, maka ia membangun usaha perkebunan dan

    pertanian. Bob mengatakan peluang bisnis pertanian cukup besar, tidak hanya pasar

    internasional tetapi juga pasar dalam negeri Indonesia. Bob Sadino adalah orang pertama

    yang mengenalkan telur di Indonesia karena dulu orang tidak biasa mengkonsumsi telur yang

    berasal dari ayam broiler. Bob Sadino pula yang pertama kali memperkenalkan menanam

    sayuran tanpa tanah (hidroponik). Padahal saat itu tidak ada pasarnya. Tetapi, kegigihan

    seorang Bob Sadino telah menciptakan pasarnya.

    Dalam hal mengelola bisnis, Om Bob mempercayakan pada anak buahnya, beliau

    hanya memantau saja, tetapi tentu keputusan-keputusan penting berada di tangan Om Bob.

    Jika ada anak buahnya yang berbuat kesalahan, Om Bob tidak langsung memecatnya,

    melainkan beliau menyuruhnya untuk memperbaiki kesalahannya tersebut.

    Sejak dua tahun lalu pengusaha berumur 77 tahun ini telah melepas salah satu asetnya

    yaitu PT Kemang Food Industries (Kemfood) yang sebelumnya Om Bob memiliki tiga lini

    bisnis utama yaitu Kem Chicks (bidang usaha ritel), Kemfood (bisnis makanan olahan), dan

    Kemfarm (bidang perdagangan sayuran). Beliau menjual Kemfood bukan karena adanya

    kesalahan manajemen sehingga keuangan memburuk namun karena baginya, keuntungan

    terbesar adalah saat melihat bisnis yang beliau bangun bisa semakin berkembang di tangan

    orang lain. Om Bob berkeyakinan, saat bisnis semakin besar, maka tingkat kesulitannya pun

    semakin besar dan hal tersebut akan membuatnya semakin pusing.

    Bagi Om Bob, keuntungan bukan sekedar materi. Bagi dia, sukses membangun bisnis

    dari nol adalah kebahagiaan yang abadi. Tidak heran Bob tidak menyesal saat harus melepas

    Kemfood, beliau bahagia jika orang lain bisa meneruskan usaha yang telah ia rintis. Bob juga

    senang bisa mengenalkan sesuatu yang kemudian dikenal banyak orang seperti melon, timun

    jepang, tanaman hidroponik, hingga jagung manis. Di usianya yang semakin tua, Bob tidak

    mau terlalu pusing memikirkan bisnis. Usaha makin berkembang, mengelolanya tambah

    berat, ujarnya.

    Jadi, dengan melihat sosok Bob Sadino sebagai pengusaha sukses, kami

    menyimpulkan bahwa seorang eksekutif yang memiliki kepemimpinan strategis sangatlah

    dibutuhkan dalam sebuah organisasi. Bagaimana seorang eksekutif memimpin sangat

    mempengaruhi bagaimana jalannya sebuah organisasi. Seorang eksekutif harus mampu

  • 7/22/2019 44106480-MAKALAH-KEPEMIMPINAN (1)

    26/28

    23

    melihat dan peka terhadap ancaman dan menemukan kesempatan dalam cara yang tepat

    waktu.

  • 7/22/2019 44106480-MAKALAH-KEPEMIMPINAN (1)

    27/28

    24

    BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

    3.1 Kesimpulan

    Menurut kelompok kami, Kepemimpinan Strategis oleh Para Eksekutif tidak hanya

    membutuhkan kecerdasan teori semata melainkan membutuhkan keterampilan dalam

    memimpin organisasi sehingga kemampuan teori yang dimiliki dapat direalisasikan dengan

    baik. Selain itu kerjasama antara pemimpin dengan bawahan juga sangat diperlukan untuk

    mendukung kesuksesan organisasi dalam mencapai tujuan bersama.

    3.2 Kritik dan Saran

    Seorang pemimpin harus bisa memimpin sebuah organisasi dengan menggunakan

    keterampilan yang didukung dengan pengetahuan mengenai teori dalam memimpin.

    Pemimpin yang baik akan menggunakan keterampilan yang ia miliki untuk menciptakan

    inovasi kerja yang baru sehingga pekerjaan yang dilakukan tidak monoton, itulah yang

    membuat seorang pemimpin ini mampu bertahan dalam posisinya.

  • 7/22/2019 44106480-MAKALAH-KEPEMIMPINAN (1)

    28/28

    DAFTAR PUSTAKA

    Yuki, Gery. 2009. Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: PT INDEKS

    http://nyurian.wordpress.com/2009/04/27/bob-sadino/

    http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/03/28/01013684/Kiat.Sukses.Bob.Sa

    dino.bagi.Kaum.Muda

    http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/b/bob-sadino/index.shtml