makalah fix mtht 1

Upload: himeko-san

Post on 25-Feb-2018

252 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Makalah Fix MTHT 1

    1/40

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Mata adalah suatu struktur sferis berisi cairan yang dibungkus oleh tiga lapisan.

    Dari luar ke dalam, lapisanlapisan tersebut adalah sklera/kornea, koroid/badan

    siliaris/iris, dan retina. Sebagian besar mata dilapisi oleh jaringan ikat yang protektif dan

    kuat di sebelah luar, sklera, yang membentuk bagian putih mata. Di anterior (ke arah

    depan), lapisan luar terdiri atas kornea transparan tempat leatnya berkasberkas cahaya

    ke interior mata. !apisan tengah dibaah sklera adalah koroid yang sangat berpigmen

    dan mengandung pembuluh"pembuluh darah untuk memberi makan retina. !apisan

    paling dalam dibaah koroid adalah retina, yang terdiri atas lapisan yang sangat

    berpigmen di sebelah luar dan sebuah lapisan saraf di dalam. #etina mengandung sel

    batang dan sel kerucut, fotoreseptor yang mengubah energi cahaya menjadi impuls saraf.

    Struktur mata manusia berfungsi utama untuk memfokuskan cahaya ke retina.

    Semua komponenkomponen yang dileati cahaya sebelum sampai ke retina mayoritas

    berarna gelap untuk meminimalisir pembentukan bayangan gelap dari cahaya. $ornea

    dan lensa berguna untuk mengumpulkan cahaya yang akan difokuskan ke retina, cahaya

    ini akan menyebabkan perubahan kimiai pada sel fotosensitif di retina. %al ini akan

    merangsang impulsimpuls saraf ini dan menjalarkannya ke otak.

    &

  • 7/25/2019 Makalah Fix MTHT 1

    2/40

    BAB II

    LAPORAN KASUS

    Laporan kasus

    Seorang pria dengan keluhan mata merah

    Skenario 1

    Seorang pria bernama 'n. berumur * tahun bekerja sebagai tukang ojek dating ke +oli

    Mata dengan keluhan mata merah

    Skenario 2

    namnesis tambahan

    $edua mata merah sejak & hari yang lalu. Merah tampak hanya sebagian. Disertai rasa

    mengganjal dan mata berair. +englihatan buram disangkal. Sebelumnya mata pasien

    sering merah terutama jika terkena debu, hilang timbul selama - tahun. #iayat operasi

    mata disangkal. #iayat trauma mata disangkal.

    Skenario 3

    %asil pemeriksaan didapatkan

    S''S 010#!2S 3 dalam batas normal

    S''S 45'!M4!42

    OD 4S

    Visus 6/&7 8 7,9* aksis &*76/6 6/6

    Gerak boa !a"a

    (1ormal ke segala arah) (1ormal ke segala arah)

    #IO n/p n/p

    :

  • 7/25/2019 Makalah Fix MTHT 1

    3/40

    (normal/palpasi) (normal/palpasi)

    Papebra 1ormal 1ormal

    Kon$un%"i&a bubi Massa / jaringan

    fibro;askular (bagian nasal)

    berbentuk segitiga dengan

    puncak di kornea, hiperemis

    Massa / jaringan

    fibro;askular (bagian nasal)

    berbentuk segitiga dengan

    puncak di kornea, hiperemis

    Kornea

  • 7/25/2019 Makalah Fix MTHT 1

    4/40

  • 7/25/2019 Makalah Fix MTHT 1

    5/40

    yang dikeluhkan pasien merupakan merah menyeluruh atau merah sebagian. Maka dari

    keluhan pasien dengan mata merah, dapat disusun berbagai hipotesis sebagai berikut.

    Mata Merah

    Sebagian

    Mata Merah

    Menyeluruh

    ?isus

    1ormal

    ?isus 'urun

    0piskleritis

    Skleritis

    +inguekulitis

    $onjungti;itis

    flikten

    $onjungti;itis

    et causa bakteri,

    ;irus dan jamur

    +erdarahan

    subkonjungti;a

    $eratitis

    lkus kornea

    laukoma akut

    ;eitis

    0ndoftalmitis

    +anoftalkmitis

    4ftalmia

    simpatika

    Maka untuk mengerucutkan hipotesis kami ke arah diagnosis, kelompok kami

    mengajukan pemeriksaan berupa anamnesis secara sistematik dan terpadu. +ertanyaan

    yang kelompok kami ajukan dalam anamnesis adalah sebagai berikut.

    Ri-a.a" Pen.aki" Sekaran%

    Sudah berapa lama keluhan timbul@

    pakah ada keluhan lain atau tidak@ ntuk mengetahui faktor lain atau gejala

    penyakit lain yang menyertai

    *

  • 7/25/2019 Makalah Fix MTHT 1

    6/40

    pakah penglihatan mulai menurun atau tidak@

  • 7/25/2019 Makalah Fix MTHT 1

    7/40

    Sudah pernah mengalami ini sebelumnya atau tidak@ ntuk melihat insiden

    rekurensinya

    pakah pernah mengalami pembedahan pada mata atau tidak@ =iasanya jika

    pascabedah peraatannya kurang benar dapat menimbulkan sikatrik atau infeksi

    lain pada lokasi pascabedah

    pakah pernah ada riayat trauma pada mata@

    pakah ada penyakit sistemik seperti hipertensi, DM, dll@ $emungkinan gejala

    pada mata pasien bisa disebabkan oleh komplikasi dari penyakit sistemiknya

    Sudah pernah ke dokter belum@

    Ri-a.a" Pen.aki" Keuar%a

    pakah anggota keluarga lain ada yang mengalami hal serupa@ ntuk mengetahui

    apakah penyakit menular atau tidak dari anggota keluarga lain

    pakah ada penyakit herediter di keluarga atau tidak@

    pakah ada anggota keluarga yang terkena penyakit kronis seperti '=8, dll@

  • 7/25/2019 Makalah Fix MTHT 1

    8/40

    - Disertai rasa mengganjal dan mata berair > terdapat benda asing atau ulkus pada

    bagian kornea

    - +englihatan buram, nyeri, dan fotofobia disangkal > ;isus normal, tidak ada

    gangguan pada media refraksi

    - Sebelumnya mata pasien sering merah terutama jika terkena debu, hilang timbul

    selama - tahun > kronik eksaserbasif.

    Maka, dari hasil anamnesis tersebut, kelompok kami dapat membuat serangkaian

    daftar masalah yang terjadi pada pasien ini kemudian memberikan kemungkinan

    hipotesis dari daftar masalah yang ada. Daftar masalah sebagai berikut.

    Daftar Masalah Dasar Masalah $eterangan %ipotesis

    Mata merah "

    sebagian

    namnesis

    keluhan utama

    pemeriksaan fisik

    'imbul jika

    terkena debu

    %ilang timbul

    sejak - tahun

    2nfeksi dan inflamasi

    - 0piskleritis

    - Skleritis

    - +inguekulitis

    - $onjungit;itis

    flikten

    'rauma

    - +erdarahan

    subkonjunti;a

    - +seudopterigium

    ?askuler

    -+terigium

    #asa mengganjal namnesis

    pemeriksaan fisik

    +terigium

    +seudopterigium

    +inguekula

    Mata berair namnesis 2nfeksi

    A

  • 7/25/2019 Makalah Fix MTHT 1

    9/40

    pemeriksaan fisik - Skleritis

    - $onjungti;itis

    flikten

    'rauma

    - +seudopterigium

    - +erdarahan

    subkonjungti;a

    ?askuler

    -+terigium

    +enurunan

    ketajaman ;isus

    Status

    oftalmologis pada

    pemeriksaan ;isus

    4 D 6 / & 7 8

    7.9* aksis &*

    $elainan refraksi

    - Miopi astigmatisme

    simpleks

    $elainan pada

    konjungti;a bulbi

    Status

    oftalmologis

    dengan inspeksi

    4D B 4S terdapat

    massa/ jaringan

    fibro;askuler

    (bagian nasal)

    berbentuk

    segitiga dengan

    puncak di kornea

    dan hiperemis

    'rauma

    - +seudopterigium

    ?askuler

    - +terigium

    Setelah selesai melakukan anamnesis terarah dan sistematis, kelompok kami

    melanjutkan dengan pemeriksaan fisik menyeluruh dan diikuti dengan pemeriksaan fisik

    lokal pada kedua mata pasien. +emeriksaan dimulai sejak pasien memasuki kamar

    periksa dengan melihat (inspeksi) cara pasien berjalan, kulit pasien, penampakan pasien,

    cara pasien berbicara dan sebagainya. $emudian dilanjutkan dengan mengambil data

    C

  • 7/25/2019 Makalah Fix MTHT 1

    10/40

    pasien dan aancara anamnesis. Setelah anamnesis selesai dilakukan, pemeriksaan fisik

    dimulai dari inspeksi lebih lanjut, palpasi, perkusi, dan auskultasi. +emeriksaan keadaan

    umum dan tanda ;ital penting dilakukan pada aal pemeriksaan agar diketahui status

    pasien secara umum apakah pasien memerlukan perhatian khusus atau tidak. %asil

    pemeriksaan fisik dilakukan sebagai berikut.

    Status eneralis Dalam batas normal

    &. $eadaan umum

    :. $esadaran

    . 'anda ;ital

    Denyut nadi

    'ekanan darah

    +ernapasan

    Suhu

    -. 2nspeksi

    a. $epala

    b. !eher

    c. 'hora

    d. bdomene. 0kstremitas

    *. +alpasi

    6. +erkusi

    9. uskultasi

    Status 4ftalmologis

    OD OS Ke"eran%an

    &7

  • 7/25/2019 Makalah Fix MTHT 1

    11/40

    Visus 6/&7 8 "7,9*

    aksis &*E 6/6

    6/6 " 4D +ada pemeriksaan fisik pada

    pasien ini ditemukan ;isus mata

    kanannya adalah 6/&7 yang berarti

    baha pasien hanya dapat membaca

    huruf yang ada di Snellen 8hart pada

    jarak 6 meter yang oleh orang normal

    huruf tersebut dapat dibaca pada jarak

    &7 meter. Sedangkan 8 "7,9* aksis &*E

    menunjukkan baha pasien menderita

    miop"astigmat yang kemudian dikoreksi

    sehingga ;isusnya menjadi 6/6. %al ini

    berarti baha kondisi yang dialami oleh

    pasien tidak mempengaruhi ;isusnya

    (tidak mengakibatkan gangguan

    penglihatan)." 4S ;isus 6/6 berarti ;isus mata kiri

    pasien normal.

    Gerak boa

    !a"a

    (1ormal ke

    segala arah)

    (1ormal ke

    segala arah)

    1ormal

    #IO n/p

    (normal/palpasi)

    n/p

    (normal/palpasi)

    1ormal, karena terdapat radang pada

    mata, maka kita melakukan pemeriksaan

    &&

  • 7/25/2019 Makalah Fix MTHT 1

    12/40

    '24 dengan palpasi. Sebab memeriksa

    dengan tonometer merupakan

    kontraindikasi saat mata mengalami

    peradangan.

    Papebra 1ormal 1ormal 1ormal

    Kon$un%"i

    &a Bubi

    Massa/jaringan

    fibro;askular

    (bagian nasal)

    berbentuk

    segitiga dengan

    puncak di

    kornea,

    hiperemis

    Massa/jaringan

    fibro;askular

    (bagian nasal)

    berbentuk

    segitiga dengan

    puncak di

    kornea,

    hiperemis

    " Massa/jaringan fibro;askular berbentuk

    segitiga dengan puncak di kornea

    kemungkinan disebabkan oleh iritasi

    kronis akibat debu, sinar ?, dan udara

    panas (melihat dari pekerjaan pasien

    sebagai tukang ojek yang merupakan

    faktor resiko terjadinya kondisi pada

    pasien ini) yang mengenai konjungti;a

    bulbi sehingga terjadi degenerasi

    elastotik kolagen dan proliferasi

    fibro;askular dengan permukaan yang

    menutupi epithelium. %al ini

    merupakan ciri khas dari +terigium.&

    " +ada puncak +terigium ini, epitel

    kornea akan menarik dan pada daerah

    ini membran =oman menghilang. Di

    samping itu, terdapat juga degenerasi

    stroma yang berproliferasi sebagai

    &:

  • 7/25/2019 Makalah Fix MTHT 1

    13/40

    jaringan granulasi yang penuh

    pembuluh darah. Degenerasi ini

    menekan ke dalam kornea serta

    merusak membran =oman dan stroma

    kornea bagian atas.&

    " +ada pasien ini, massa/jaringan

    fibro;askular berbentuk segitiga dengan

    puncak di kornea terdapat di bagian

    nasal yang berarti baha +terigium

    yang terjadi pada masing"masing mata

    pasien tergolong simpleks (hanya pada

    salah satu sisi saja, yaitu bagian nasal).

    " Mata merah (hiperemis) kemungkinan

    diakibatkan oleh melebarnya pembuluh

    darah di konjungti;a.

    Kornea

  • 7/25/2019 Makalah Fix MTHT 1

    14/40

    ambar di atas adalah hasil pemeriksaan lokalis pada mata pasien. =erikut ini

    adalah penjelasannya.

    +ada gambar pertama, dapat dilihat baha puncak pterigium pada mata kanan pasien

    telah mencapai tepi pupil, tetapi belum sampai menutupi pupil sehingga pasien tidak

    mengeluhkan adanya gangguan penglihatan karena apabila puncak +terigium sudah

    menutupi pupil, maka akan terjadi gangguan penglihatan pada penderita. Dengan

    adanya puncak +terigium yang sudah mencapai tepi pupil, maka +terigium pada mata

    kanan pasien termasuk ke dalam rade .

    Sedangkan pada gambar kedua, dapat dilihat baha puncak +terigium pada mata kiri

    pasien mencapai limbus sehingga +terigium pada mata kiri pasien termasuk ke dalam

    rade &.

    dapun grade"grade pada +terigium adalah sebagai berikut.:

    rade 7 tidak ada +terigium

    rade & puncak +terigium terbatas pada limbus kornea

    rade : puncak +terigium sudah meleati tepi limbus kornea, tetapi tidak lebih dari :

    mm (berada di antara limbus kornea dan tepi pupil)

    rade puncak +terigium sudah meleati tepi limbus kornea lebih dari : mm, tetapi

    tidak meleati tepi pupil dalam keadaan cahaya normal

    rade - puncak +terigium telah meleati tepi pupil sehingga pada grade ini sudah

    terjadi gangguan penglihatan

    Pe!eriksaan K,usus(Penun$an%

    &-

  • 7/25/2019 Makalah Fix MTHT 1

    15/40

    +emeriksaan khusus/penunjang biasanya tidak dibutuhkan dalam menangani pasien

    dengan +terigium. Dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik terhadap mata dan palpebra

    yang baik sudah dapat ditegakkan diagnosis +terigium.

    +ada hari ke 22 dilakukan pemeriksaan status generalis dan oftalmologis dan

    didapatkan hasil seperti di atas. Saat ini, kelompok kami menyusun hipotesis penyakit

    pada pasien ini adalah sebagai berikut

    +inguekula/

    +ingeukulitis

    +seudopterigium +terigium

    5aktor resiko +ajanan sinar

    matahari, debu, dan

    angin panas

    danya lesi pada

    kornea seperti ulkus

    kornea, pasien

    memiliki riayat

    trauma

    2ritasi kronis akibat

    pajanan sinar

    matahari, debu, dan

    udara yang panas

    %isto " patologik Degenerasi hialin

    jaringan submukosa

    konjungti;a

    ;askuler

    +erlekatan

    konjungti;a dengan

    kornea yang cacat

    +ertumbuhan

    fibro;askuler

    konjungti;a bersifat

    degeneratif dan

    in;asif

    $onjungti;a bulbi 'erdapat massa/

    benjolan pada celah

    kelopak mata

    bagian nasal

    Merupakan proses

    penyembuhan

    kornea, sehingga

    konjungti;a

    menutupi kornea.

    'erletak dekat

    kornea yang

    'erdapat massa/

    jaringan pada celah

    kelopak mata bagian

    nasal/ temporal

    yang berbentuk

    segitiga, meluas dan

    memiliki puncak di

    &*

  • 7/25/2019 Makalah Fix MTHT 1

    16/40

    mengalami ulkus

    sebelumnya

    kornea

    Dari penyusunan hipotesis di atas, pseudopterigium dapat disingkirkan karena

    pasien didapatkan tidak memilki riayat trauma. %ipotesis semakin mengekerucut kearah

    pinguekula/pinguekulitis dan pterigium. Maka diagnosis dapat disusun dari kemungkinan

    yang tersisa yaitu sebagai berikut dengan diagnosis banding pinguekula.

    Diagnosis Dasar Diagnosis namnesis dan

    +emeriksaan 5isik

    +terigium +enebalan konjungti;a bulbi

    berupa lipatan berbentuk

    segitiga yang tumbuh

    menjalar ke kornea

    - #asa mengganjal

    -=erair

    +uncak segitiga terletak di

    kornea dan kaya akan

    pembuluh darah yang

    menuju pada puncak

    pterigium

    - Mata merah

    Seringakali ditemukan di

    daerah nasal, namun dapat

    pula bilateral

    danya gambaran jaringan

    fibro;askuler pada 4D

    yang memiliki puncak

    pada bagian kornea,

    melebihi F jarak limbus

    kornea. +ada 4S,

    didapatkan jaringan

    fibro;askuler yang

    &6

  • 7/25/2019 Makalah Fix MTHT 1

    17/40

    puncaknya terletak di

    limbus kornea

    +ada bagian puncak

    pterigium dini terlihat

    bercak"bercak kelabu yang

    dikenal sebagai pulau"pulau

    5uchs

    'idak ada keterangan

    =iasanya datang untuk

    pemeriksaan mata lainnya,

    seperti kacamata

    +asien tidak mengeluhkan

    adanya gangguan ;isus,

    alaupun pada

    pemeriksaan didapatkan

    4D 6/ &7 8 "7.9* aksis

    &* derajat yang

    menunjukan adanya miopi

    astigmatisme simpleks

    yang terkoreksi dengan

    ;isus normal pada 4S$eluhan subjektif adalah

    rasa panas, gatal, dan

    mengganjal atau mata lekas

    merah dan berair

    $eluhan ini dikemukakan

    pasien pada anamnesis

    tambahan hari 2

    &9

  • 7/25/2019 Makalah Fix MTHT 1

    18/40

    Diagnosis

    miopi astigmat simpleks et pterigium simpleks grade 2? 4culi Detra

    pterigium simpleks grade 2 4culi Sinistra

    Diagnosis diatas ditegakan berdasarkan hasil anamnesis, didapatkan baha

    pekerjaan 'n. adalah tukang ojek. +ekerjaan 'n. sebagai tukang ojek menandakan

    baha 'n. sering terpapar debu dan sinar ultra;iolet yang merupakan faktor

    predisposisi terjadinya pterigium. Disamping itu dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan

    adanya massa jaringan fibro;askular berbentuk segitiga dengan basis di nasal dan puncak

    di kornea, yang merupakan bentuk khas dari pterigium. Dari pemeriksaan ;isus

    didapatkan miopi astigmat simpleks pada oculi detra, kelompok kami belum bisa

    menyimpulkan apakah miopi astigmat simpleks ini disebabkan karena kornea pterigium

    yang dimilik 'n. atau memang 'n. sudah memiliki miopi astigmat simpleks ini

    sebelumnya. 4leh karena itu diperlukan anamnesis tambahan kepada 'n. apakah 'n.

    sudah memakai kacamata sebelumnya (untuk miopi astigmat simpleks). Selain itu

    diagnosis pterigium pada 'n. ditegakkan dengan menyingkirkan hipotesis"hipotesis

    sebelumnya seperti pseudopterigium. +seudopterigium kami singkirkan dengan riayat

    pasien yang tidak punya riayat trauma atau riayat penyakit mata sebelumnya, karena

    pseudopterigium biasanya terjadi karena penyembuhan dari luka"luka kornea yang berat

    dan lama sehingga konjungti;a akan tumbuh untuk menutupi luka"luka dari kornea

    tersebut. Selain itu letak basis pterigium bisa dibagi dua yaitu nasal dan temporal,

    sedangkan pseudopterigium bisa dimana saja tergantung proses kerusakan dari kornea

    tersebut. Selain itu untuk memastikan penyingkiran hipotesis pseudopterigium, bisa

    &A

  • 7/25/2019 Makalah Fix MTHT 1

    19/40

    dilakukan uji sonde. Sedangkan untuk grading dari pterigium bisa ditegakan dari

    pemeriksaan fisik dimana 4culi detra didapatkan puncak dari pterigium sudah sampai

    ke pupil yang berarti grade 2? dan 4culi sinistra didapatkan puncak dari pterigium sudah

    sampai ke limbus yang berarti grade 2.-

    PA#O)ISIOLOGI KASUS

    Pena"aaksanaan

    &C

    )AK#OR RESIKO

    S21# M'%#2(sinar ?)

    D0=

    (benda asing)

    2ritasi kornea

    'rauma mikro 'erjadikontinu

    +enebalan

    jaringanfibro;askuler3

    terasa

    mengganjal

    #eaksi ;askuler

    %iperemis

    Mata merah hilang

    timbul selama -

    tahun

    #eaksi ;askuler

    Merangsang sitokin"

    sitokin Ggrowth factor

    +roliferasi epitelkonjunti;a yang berlebihan

    'erpapar

    +enebalan epitel

    konjungti;a

    +enebalan jaringanfibro;askuler dianggap

    benda asing

    'ubuh berusaha

    melepaskan denganlakrimasi

    +0$0#

  • 7/25/2019 Makalah Fix MTHT 1

    20/40

    $elompok kami memiliki rencana penatalaksanaan yang kami bagi menjadi tiga

    yaitu non"medikamentosa, medikamentosa, dan tindakan operatif. +enatalaksanaan secara

    non"medika mentosa berupa edukasi dan informasi bagi pasien. 2nformasi yang diberikan

    antara lain adalah informasi mengenai penyakitnya, penyebabnya, rekurensinya, faktor

    yang mencetuskan, apa yang harus pasien lakukan untuk mencegah iritasi dan rekurensi.

    +asien diberikan edukasi memakai helm dan pelindung mata dari angin, debu dan sinar

    ? selama pasien bekerja agar menhindari kontak dengan faktor yang mencetuskan

    iritasi dan membuat pterigium kembali muncul. +asien juga diberikan informasi

    selengkapnya mengenai pilihan terapi dan kemungkinan komplikasi yang dapat dialami

    apabila pasien tidak menginginkan salah satu metode terapi tersebut.

    Secara medikamentosa kami memberikan

    &. ir mata buatan (artificial tears)

    0mpat sampai delapan kali per hari selama &" minggu.

    Diberikan dalam bentuk saleb, jika terdapat delen (lekukan pada kornea).

    5ungsi air mata buatan ialah untuk mencegah mata kering. +roduksi mukus yang

    menurun bisa menyebabkan mata kering yang dapat menimbulkan komplikasi

    pada kornea, maka diberi air mata buatan untuk mencegah mata kering.

    :. Steroid

    +ada pterigium derajat &": yang mengalami inflamasi, pasien dapat diberikan obat

    tetes

    mata kombinasi antibiotik dan steroid $ali sehari selama *"9 hari. Diperhatikan

    juga baha penggunaan kortikosteroid tidak dibenarkan pada penderita dengan

    tekanan intraokular tinggi atau mengalami kelainan pada kornea.

    :7

  • 7/25/2019 Makalah Fix MTHT 1

    21/40

    'indakan operatif merupakan pilihan dalam penatalaksanaan pterigium. 'indakan

    ini memiliki prosedur dan indikasi tertentu sebelum dilaksanakan. +ada pasien ini, kami

    menganjurkan dilakukan operasi pada mata kanannya sebab telah mencapai grade 222 dan

    telah mengalami iritasi berulang yang merupakan indikasi dilakukan operasi. Selain

    kedua hal di atas, indikasi operasi lainnya yaitu

    "+terigium grade

    "2nflamasi rekuren

    "erak bola mata terbatas

    "+terigium mencapai jarak lebih dari separuh antara limbus dan tepi pupil

    "+terigium yang sering memberikan keluhan mata merah, berair dan silau karena

    astigmatismus dan ;isus menurun.

    "$osmetik, terutama untuk penderita anita.

    'antangan utama dari terapi pembedahan pterigium adalah kekambuhan,

    dibuktikandengan pertumbuhan fibro;ascular di limbus ke kornea. =anyak teknik bedah

    telahdigunakan, meskipun tidak ada yang diterima secara uni;ersal karena tingkat

    kekambuhan yang ;ariabel. 'erlepas dari teknik yang digunakan, eksisi pterigium adalah

    langkah pertama untuk perbaikan. =anyak dokter mata lebih memilih untuk memisahkan

    ujung pterigium dari kornea yang mendasarinya. $euntungan termasuk epithelisasi yang

    lebih cepat, jaringan parut yang minimal dan halus dari permukaan kornea. 'eknik

    pembedahan terbagi menjadi beberapa teknik. 1amun yang kami sarankan bagi pasien ini

    adalah teknik bare sclera.

    &. 'eknik =are Sclera

    :&

  • 7/25/2019 Makalah Fix MTHT 1

    22/40

    Melibatkan eksisi kepala dan tubuh pterygium, sementara memungkinkan sclera

    untuk epitelisasi. 'idak ada jahitan atau jahitan, benang absorbable digunakan untuk

    melekatkan konjungti;a ke sklera di depan insersi tendon rektus. Meninggalkan suatu

    daerah sklera yang terbuka.

    'ingkat kekambuhan tinggi, antara :-H dan ACH, telah didokumentasikan dalam

    berbagai laporan.

    :. 'eknik utograft $onjungti;a

    Memiliki tingkat kekambuhan dilaporkan serendah : persen dan setinggi -7H

    pada beberapa studi prospektif. +rosedur ini melibatkan pengambilan autograft, biasanya

    dari konjungti;a bulbar superotemporal, dan dijahit di atas sclera yang telah di

    eksisi pterygium tersebut. $omplikasi jarang terjadi, dan untuk hasil yang optimal

    ditekankan pentingnya pembedahan secara hati"hati jaringan 'enonIs dari graft

    konjungti;a dan penerima, manipulasi minimal jaringan dan orientasi akurat dari graft

    tersebut. !arenceJ. %irst, M==S, dari ustralia merekomendasikan menggunakan

    sayatan besar untuk eksisi pterygium dan telah dilaporkan angka kekambuhan sangat

    rendah dengan teknik ini.

    . 8angkok Membran mnion

    Mencangkok membran amnion juga telah digunakan untuk mencegah

    kekambuhan pterigium. Meskipun keuntungkan dari penggunaan membran amnion ini

    belum teridentifikasi, sebagian besar peneliti telah menyatakan baha itu adalah

    membrane amnion berisi faktor penting untuk menghambat peradangan dan fibrosis dan

    epithelialisai. Sayangnya, tingkat kekambuhan sangat beragam pada studi yang ada,

    diantara :,6H dan &7,9H untuk pterygia primer dan setinggi 9,*H untuk

    ::

  • 7/25/2019 Makalah Fix MTHT 1

    23/40

    kekambuhan pterygia. Sebuah keuntungan dari teknik ini selama autograft konjungti;a

    adalah pelestarian bulbar konjungti;a. Membran mnion biasanya ditempatkan di atas

    sklera ,dengan membran basal menghadap ke atas dan stroma menghadap ke baah.

    =eberapa studi terbaru telah menganjurkan penggunaan lem fibrin untuk membantu

    cangkok membran amnion menempel jaringan episcleral dibaahnya. !em fibrin juga

    telah digunakan dalam autografts konjungti;a.

    Setelah dilakukan operasi, perlu juga diberikan peraatan pasca"operasi sebagai

    berikut. +asca operasi pasien diberikan obat tetes mata kombinasi antibiotik dan steroid

    sebanyak kali sehari sampai tampak tenang, yaitu sekitar :& hari pasca operasi.

    Pro%nosis

    d ;itam ad bonam

    d sanationam dubia ad malam disebabkan rekurensi yang cukup tinggi.

    d 5ungsionam ad bonam

    Ko!pikasi/

    $omplikasi pterigium

    &. +enurunan ;isus

    :. Distorsi penglihatan karena tertutupnya media penglihatan karena pterigium

    . 2ritasi

    -. Diplopia

    $omplikasi pterigium pasca bedah

    1. 2nfeksi

    2. Diplopia

    3. Corneal scarring

    :

  • 7/25/2019 Makalah Fix MTHT 1

    24/40

    4. retinal detachment, perdarahan ;itreous, perforasi dari bola mata (jarang

    ditemukan)

    BAB IV

    #IN0AUAN PUS#AKA

    Ana"o!i !a"a

    :-

  • 7/25/2019 Makalah Fix MTHT 1

    25/40

    =ola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal :- mm. =ola mata di bagian

    depan (kornea) mempunyai kelengkungan yang lebih tajam sehingga terdapat bentuk

    dengan : kelengkungan yang berbeda. =ola mata dibungkus oleh lapis jaringan, yaitu

    &. Sklera merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada mata,

    merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata. =agian terdepan sclera

    disebut kornea yang bersifat transparan yang memudahkan sinar masuk kedalam

    bola mata. $elengkungan kornea lebih besar disbanding sclera.:.

  • 7/25/2019 Makalah Fix MTHT 1

    26/40

    $ornea (!atin cornumKseperti tanduk) adalah selaput bening mata, bagian selaput

    mata yang tembus cahaya. $ornea merupakan lapisan jaringan yang menutupi bola mata

    sebelah depan dan terdiri atas * lapis, yaitu

    1. Epitel

    L 'ebalnya *7 m, terdiri atas * lapis selepitel tidak bertanduk yang saling tumpang

    tindih3 satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel gepeng.

    L +ada sel basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini terdorong ke depan

    menjadi lapis sel sayap dan semakin maju ke depan menjadi sel gepeng, sel basal

    berikatan erat berikatan erat dengan sel basal di sampingnya dan sel poligonal di

    depannya melalui desmosom dan makula okluden3 ikatan ini menghambat

    pengaliran air, eliktrolit, dan glukosa yang merupakan barrier.

    L Sel basal menghasilkan membran basal yang melekat erat kepadanya. =ila terjadi

    gangguan akan mengakibatkan erosi rekuren.

    L 0pitel berasal dari ektoderm permukaan

    2. Membran Bowman

    L 'erletak di baah membran basal epitel kornea yang merupakan kolagen yang

    tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan stroma.

    L !apisan ini tidak mempunyai daya regenerasi

    3. Stroma

    L 'erdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu dengan

    lainnya, pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sadangkan dibagian perifer

    serat kolagen ini bercabang3 terbentuknya kembali serat kolagen memakan aktu

    lama yang kadang"kadang sampai &* bulan. $eratosit merupakan sel stroma kornea

    :6

  • 7/25/2019 Makalah Fix MTHT 1

    27/40

    yang merupakan fibroblas terletak di antara serat kolagen stroma. Diduga keratosit

    membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan embrio atau

    sesudah trauma.

    4. Membran Descement

    L Merupakan membran aselular dan merupakan batas belakang stroma kornea

    dihasilkan sel endotel dan merupakan membran basalnya

    L =ersifat sangat elastis dan berkembang terus seumur hidup, mempunyai tebal -7

    m.

    5. Endotel

    L =erasal dari mesotelium, berlapis satu,bentuk heksagonal, besar :7"-7 m.

    0ndotel melekat pada membran descement melalui hemi desmosom dan Nonula

    okluden.

    $ornea dipersarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf siliar

    longus, saraf nasosiliar, saraf ?. saraf siliar longus berjalan supra koroid, masuk ke dalam

    stroma kornea, menembus membran =oeman melepaskan selubung Schannya. Seluruh

    lapis epitel dipersarafi sampai kepada kedua lapis terdepan tanpa ada akhir saraf. =ulbus

    $rause untuk sensasi dingin ditemukan di daerah limbus. Daya regenerasi saraf sesudah

    dipotong di daerah limbus terjadi dalam aktu bulan.

    'rauma atau panyakkit yang merusak endotel akan mengakibatkan sistem pompa endotel

    terganggu sehingga dekompresi endotel dan terjadi edema kornea. 0ndotel tidak

    mempunya daya regenerasi.

    :9

  • 7/25/2019 Makalah Fix MTHT 1

    28/40

    $ornea merupakan bagian mata yang tembus cahaya dan menutup bola mata di

    sebelah depan. +embiasan sinar terkuat dilakukan oleh kornea, dimana -7 dioptri dari *7

    dioptri pembiasan sinar masuk kornea dilakukan oleh kornea.

    Skera

    =agian putih bola mata yang bersama sama dengan kornea merupakan

    pembungkus dan pelindung isi bola mata. Sklera mempunyai kekakuan tertentu sehingga

    mempengaruhi pengukuran tekanan bola mata.

    Kon$un%"i&a

    $onjungti;a merupakan membrane yang menutupi sclera dan kelopak bagian

    belakang. $onjungti;amengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel goblet.

    Musin bersifat membasahi bola mata terutama kornea.

    $onjungti;a terdiri atas tiga bagian, yaitu

    &. $onjungti;a tarsal

    :. $onjungti;a bulbi. $onjungti;a fornises

    U&ea

    !apis ;ascular didalam bola mata yang terdiri atas iris, badan siliar dan koroid.

    2ris mempunyai kemampuan untuk mengatur secara otomatis masuknya sinar kedalam

    bola mata. #eaksi pupil ini juga merupakan indicator untuk fungsi simpatis (midriasis)

    dan parasimpatis (miosis) pupil. =adan siliar merupakan susunan otot melingkar dan

    mempunyai system ekskresi di belakang limbus. 4tot melingkar badan siliar bila

    berkontraksi pada akomodasi akan mengakibatkan mengendornya Nonula Ninnia sehingga

    terjadi pencembungan lensa.

    Aqueous Humor 'airan +a"a

    :A

  • 7/25/2019 Makalah Fix MTHT 1

    29/40

    Aqueous humor mengandung Nat"Nat giNi untuk kornea dan lensa, keduanya tidak

    memiliki pasokan darah. danya pembuluh darah di kedua struktur ini akan mengganggu

    leatnya cahaya ke fotoreseptor.Aqueous humor dibentuk dengan kecepatan * ml/hari

    oleh jaringan kapiler di dalam korpus siliaris, turunan khusus lapisan koroid di sebelah

    anterior. 8airan ini mengalir ke suatu saluran di tepi kornea dan akhirnya masuk ke darah.

  • 7/25/2019 Makalah Fix MTHT 1

    30/40

    nukleus embrional, fetal dan deasa. Di bagian luar nukleus ini terdapat serat lensa yang

    lebih muda dan disebut sebagai korteks lensa. $orteks yang terletak di sebelah depan

    nukleus lensa disebut sebagai korteks anterior, sedangkan dibelakangnya korteks

    posterior. 1ukleus lensa mempunyai konsistensi lebih keras dibanding korteks lensa yang

    lebih muda. Di bagian perifer kapsul lensa terdapat Nonula Qinii yang menggantungkan

    lensa di seluruh ekuatornya pada badan siliar.

    Secara fisiologis lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu

    L $enyal atau lentur karena memegang peranan terpenting dalam akomodasi untuk

    menjadi cembung

    L

  • 7/25/2019 Makalah Fix MTHT 1

    31/40

    terdapatnya pembuluh darah dan sel. +ada pemeriksaan tidak terdapatnya

    kekeruhanbadan ;itreous akan memudahkan melihat bagian retina pada pemeriksaan

    oftalmoskopi. Vitreous humor penting untuk mempertahankan bentuk bola mata yang

    sferis.

    Re"ina

    #etina atau selaput jala, merupakan bagian mata yang mengandung reseptor yang

    menerima rangsangan cahaya. #etina berbatas dengan koroid dengan sel pigmen epitel

    retina dan terdiri atas lapisan

    &. Membran limitan interna

    :. lapisan serat syaraf

    . lapisan sel ganglion

    -. !apisan pleksiforom dalam

    *. !apisan nukleus dalam sel bipolar

    6. lapisan pleksiforom luar

    9. !apisan nukleus luar sel fotoreseptor

    A. Membran limitan eksterna

    C. !apisan sel batang dan kerucut

    &7. !apisan pigmen epitelium retina.

    +iopia

    +ada miopia panjang bola mata anteroposterior dapat terlalu besar atau kekuatan

    pembiasan media refraksi terlalu kuat.

    Dikenal beberapa bentuk miopia seperti

    &

  • 7/25/2019 Makalah Fix MTHT 1

    32/40

    a. Miopia refraktif, bertambahnya indeks bias media penglihatan seperti terjadi pada

    katarak intumesen dimana lensa menjadi lebih cembung sehingga pembiasan lebih

    kuat. Sama dengan !iopia bias a"au !iopia in*eks, miopia yang terjadi akibat

    pembiasan media penglihatan kornea dan lensa yang terlau kuat.

    b. Miopia aksial, miopia akibat panjangnya sumbu bola mata, dengan kelengkungan

    kornea dan lensa yang normal.

    Menurut derajat beratnya miopia dibagi dalam

    a. Miopia ringan, dimana miopia kecil daripada &" dioptri

    b. Miopia sedang, dimana miopia lebih antara "6 dioptri

    c. Miopia berat atau tinggi, dimana miopia lebih besar dari 6 dioptri

    Menurut perjalanan miopia dikenal bentuk

    a. Miopia stasioner, miopia yang menetap setelah deasa

    b. Miopia progresif, miopia yang bertambah terus pada usia deasa akibat bertambah

    panjangnya bola mata

    c. Miopia maligna, miopia yang berjalan progresif, yang dapat mengakibatkan ablasi

    retina dan kebutaan atau sama dengan Miopia pernisiosa K miopia maligna K miopia

    degeneratif.

    Miopia degeneratif atau miopia maligna biasanya bila miopia lebih dari 6 dioptri

    disertai kelainan pada fundus okuli dan pada panjangnya bola mata sampai terbentuk

    stafiloma postikum yang terletak pada bagian temporal papil disertai dengan atrofi

    korioretina. trofi retina berjalan kemudian setelah terjadinya atrofi sklera dan kadang

    kadang terjadi ruptur membran =ruch yang dapat menimbulkan rangsangan untuk

    terjadinya neo;askularisasi subretina. +ada miopia dapat terjadi bercak 5uch berupa

    biperplasi pigmen epitel dan perdarahan, atrofi lapis sensoris retina luar, dan deasa akan

    terjadi degenerasi papil saraf optik.

    :

  • 7/25/2019 Makalah Fix MTHT 1

    33/40

    +asien dengan miopia akan menyatakan melihat jelas bia dekat malahan melihat

    terlalu dekat, sedangkan melihat jauh kabur atau disebut pasien adalah rabun jauh.

    +asien dengan miopia akan memberikan keluhan sakit kepala, sering disertai

    dengan juling dan celah kelopak yang sempit. Seseorang miopia mempunyai kebiasaan

    mengerinyitkan matanya untuk mencegah aberasi sferis atau untuk mendapatkan efek

    pinhole(lubang kecil).

    +asien miopia mempunyai pungtum remotum yang dekat sehingga mata selalu

    dalam atau berkedudukan kon;ergensi yang akan menimbulkan keluhan astenopia

    kon;ergensi.. bila kedudukan mata ini menetap, maka penderita akan terlihat juling ke

    dalam atau esotropia.

    +ada pemeriksaan funduskopi terdapat !iopik kresenyaitu gambaran bulan sabit

    yang terlihat pada polus posterior fundus mata miopia, skera oleh koroid. +ada mata

    dengan miopia tinggi akan terdapat pulakelainan pada fundus okuli seperti degenerasi

    makula dan degenerasi retina bagian perifer.

    +engobatan pasien dengan miopia adalah dengan memberikan kacamata sferis

    negatif terkecil yang memberikan ketajaman pengihatan maksimal. Sebagai contoh bila

    pasien dikoreksi dengan ".7 memberikan tajam penglihatan 6/6, dab demikian juga bila

    diberi S".:*, maka sebaiknya diberikan lensa koreksi ".7 agar untuk memberikan

    istirahat mata dengan baik sesudah dikoreksi.

    +enyuit yang dapat timbul pada pasien dengan miopia adalah terjadinya ablasi

    retina dan juling.

  • 7/25/2019 Makalah Fix MTHT 1

    34/40

    As"i%!a"is!e

    +ada astigmat berkas sinar tidak di fokuskan pada satu titik dengan tajam pada

    retina akan tetapi pada : garis titik api yang saling tegak lurus yang terjadi akibat

    kelainan kelengkungan permukaan kornea.+ada mata dengan astigmat lengkungan jari"

    jari meridian yang tegak lurus padanya.

    =ayi yang baru lahir biasanya mempunyai kornea yang bulat atau sferis yang di

    dalam perkembangannya terjadi keadaan apa yang disebut sebagai astigmatisme ith the

    rule ( astigmat laNim ) yang berarti kelengkungan kornea pada bidang ;ertikal bertambah

    atau lebih kuat atau jari"jarinya lebih pendek dibanding jari"jari kelengkungan kornea

    dibidang horiNontal. +ada keadaan astigmat laNim ini diperlukan lensa silinder negatif

    dengan sumbu &A7ountuk memperbaiki kelainan refraksi yang terjadi.

    +ada usia pertengahan kornea menjadi lebih sferis kembali sehingga astigmat

    menjadi against the rule ( astigmat tidak laNim ).

    As"i%!a" "i*ak a4i! (astigmatisme against the rule)

    Suatu keadaan kelainan refraksi astigmat dimana koreksi dengan silinder negatif

    diakukan dengan sumbu tegak lurus (67"&:7 derajat) atau dengan silinder positif sumbu

    horiNontal (7"&*7 derajat).

    $eadaan ini terjadi akibat kelengkungan kornea pada meridian horiNontal lebih

    kuat di bandingkan kelengkungan kornea ;ertikal.%all ini sering ditemukan pada usia

    lanjut.

    =entuk astigmat

    As"i%!a" re%uer 5stigmat yang memperlihatkan kekuatan pembiasan bertambah atau

    berkurang perlahan"lahan secara teratur dari satu meridian ke meridian berikutnya.

    -

  • 7/25/2019 Makalah Fix MTHT 1

    35/40

    =ayangan yang terjadi pada astigmat regular dengan bentuk yang teratur dapat berbentuk

    garis,lonjong atau lingkaran.

    As"i%!a" ire%uar5 stigmat yang terjadi tidak mempunyai : meridian saling tegak

    lurus.

    stigmat iregular dapat terjadi akibat kelengkungan kornea pada meridian yang sama

    berbeda sehingga bayangan menjadi iregular. stigmatisme iregular terjadi akibat infeksi

    kornea,trauma dan distrofi atau akibat kelainan pembiasan pada meridian lensa yang

    berbeda.

    +engobatan dengan lensa kontak keras bila epitel tidak rapuh atau lensa kontak

    lembek bila disebabkan infeksi,trauma dan distrofi untuk memberikan efek permukaan

    yang iregular.

    +ada pasien plasidoskopi terdapat gambaran iregular. Koreksi *an pe!eriksaan

    as"i%!a"6pemeriksaan mata dengan sentris pada permukaan kornea.

    Dengan alat ini dapat dilihat kelengkungan kornea yang regular

    (konsentris),iregular kornea dan adanya astigmatisme kornea.

    Urin% a"au kipas as"i%!a" garis berarna hiam yang disusun radial dengan

    bentuk semisirkular dengan dasar yang putih,dipergunakan untuk pemeriksaan subjektif

    ada dan besarnya kelainan refraksi astigmat.

    P"eri%iu!

    +terigium adalah struktur mirip sayap, khususnya untuk lipatan membran

    berbentuk segitiga yang abnormal pada fisura interpalpebral yang membentang dari

    konjungti;a ke kornea.6+terigium merupakan suatu pertumbuhan jaringan fibro;askular

    *

  • 7/25/2019 Makalah Fix MTHT 1

    36/40

    konjungti;a yang bersifat degeneratif dan in;asif. +ertumbuhan ini biasanya terletak pada

    celah kelopak mata bagian nasal ataupun temporal konjungti;a.9

    +terigium diklasifikasikan menjadi :, yaitu

    Simpleks

    +terigium hanya tumbuh pada satu sisi saja, di bagian nasal saja atau di bagian

    temporal saja.

    Dupleks

    +terigium tumbuh pada kedua sisi mata, nasal dan lateral.

    +terigium memiliki derajat yang digunakan untuk menentukan penatalaksanaannya

    Derajat &

  • 7/25/2019 Makalah Fix MTHT 1

    37/40

    +enderita dengan pterigium biasanya datang untuk pemeriksaan mata lainnya,

    seperti kaca mata dan tidak mengeluhkan adanya pterigium3 tetapi ada pula yang datang

    dengan mengemukakan adanya sesuatu yang tumbuh di atas korneanya. $eluhan yang

    dikemukakan tersebut didasarkan rasa khaatir akan adanya keganasan atau alasan

    kosmetik. $eluhan subyektif adalah

    #asa panas

    atal

    Mengganjal

    Mata lekas merah

    =erairC

    +014='1

    +engobatan pterigium tergantung keadaan pterigiumnya sendiri. +ada keadaan

    dini tidak perlu dilakukan pengobatan. +ada keadaan inflamasi, diberikan pengobatan

    untuk menekan peradangannya, umumnya dipakai steroid topikal. pabila keadaan

    pterigium sudah lanjut, sehingga mulai mengganggu, maka dilakukan pembedahan.

    +terigium dikatakan menggangu dengan alasan kosmetik atau menimbulkan keluhan"

    keluhan baik retraktif, maupun sering merah.C

    Setelah pembedahan ada kemungkinan residif, yaitu pterigium tumbuh lagi.

    ntuk pencegahan residif dapat dilakukan penyinaran dengan strontium yang

    mengeluarkan sinar beta. pabila residif, pembedahan dapat diulang dengan

    memperhatikan kornea yang mungkin sudah lebih tipis.C

    9

  • 7/25/2019 Makalah Fix MTHT 1

    38/40

    BAB V

    KESI+PULAN

    +enyebab pterigium belum dapat dipahami secara jelas. 1amun, pterigium

    banyakt erjadi pada mereka yang banyak menghabiskan aktu di luar rumah dan

    banyak terkena panas terik matahari. 5aktor resiko terjadinya pterigium adalah tinggal

    di daerah yang banyak terkena sinar matahari, daerah yang berdebu, atau berpasir.

    +asien ini memiliki pekerjaan sebagai tukang ojek, hal tersbut meningkatkan resiko

    A

  • 7/25/2019 Makalah Fix MTHT 1

    39/40

    karena dalam pekerjaannya tersebut matanya sering sekali terpapar dengan debu atau

    pasir, apalagi jika si pasien tidak pernah menggunakan helmfull face.

    +aparan sinar matahari dalam aktu lama, terutama sinar ?, serta iritasi mata

    kronis oleh debu dan kekeringan diduga kuat sebagai penyebab utama pterigium.

    ejala"gejala pterigium adalah mata merah, iritasi, inflamasi, dan penglihatan kabur.

    Meskipun seseorang yang merasakan gejala tersebut tidak selalu berarti terkena

    pterigium, tetap disarankan untuk tetap periksa ke dokter mata agar tidak terjadi

    komplikasi yang lebih berat.

    BAB VI

    DA)#AR PUS#AKA

    &. Medscape. +terygium. ;ailable at http//emedicine.medscape.com/article/&&C:*:9"

    o;er;ie. ccessed on March C, :7&:.

    :. 2ndian

  • 7/25/2019 Makalah Fix MTHT 1

    40/40

    . Medline +lus. +terygium. ;ailable at

    http//.nlm.nih.go;/medlineplus/ency/article/77&7&&.htm. ccessed on March C,

    :7&:.

    -. 5isher