5. bab ii_dasar teori
TRANSCRIPT
7/21/2019 5. BAB II_dasar Teori
http://slidepdf.com/reader/full/5-bab-iidasar-teori 1/14
Pengenalan Wawasan Kerja 4
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Developer
Menurut Catanese (1992:390) penggunaan lahan terbesar di perkotaan adalah
untuk perumahan. Pembangunan perumahan – perumahan baru terus dilakukan
karena permintaan akan perumahan tersebut meningkat seiring dengan jumlah
penduduk perkotaan yang semakin meningkat pula. Perumahan merupakan kebutuhan
dasar manusia dan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembentukan
watak serta kepribadian bangsa, dan perlu dibina serta dikembangkan demi
kelangsungan dan peningkatan kehidupan dan penghidupan masyarakat. Perumahan
tidak dapat dilihat sebagai sarana kebutuhan kehidupan semata – mata, tetapi lebih
dari itu merupakan proses bermukim manusia dalam menciptakan ruang kehidupan
untuk memasyarakatkan dirinya, dan menampakkan jati dirinya (UU No 4 Tahun
1992).
Pembangunan perumahan mempunyai keterkaitan sangat luas dengan sektor –
sektor pembangunan yang lain, baik yang menjadi faktor pendukung maupun yang
mendapat manfaat dari pembangunan perumahan tersebut, antara lain: Manfaat
dan dampak di bidang peningkatan kesejahteraan rakyat, yaitu terpenuhinya salah satu
kebutuhan dasar Manfaat dan dampak di bidang ekonomi, yaitu menciptakan
kesempatan kerja yang besar Manfaat dan dampak di bidang peningkatan
kualitas kehidupan masyarakat. Pembangunan perumahan ditujukan untuk
mewujudkan pemukiman yang secara fungsional dapat mendukung pertumbuhanekonomi dan pengembangan wilayah. Melihat beragamnya keterkaitan pembangunan
perumahan dengan bidang – bidang lain membuat pentingnya perencanaan yang
matang dalam pembangunan perumahan dengan mempertimbangkan berbagai faktor
yang mempengaruhi pembangunan perumahan tersebut. Faktor - faktor yang
mempengaruhi pembangunan perumahan di perkotaan terdiri dari laju pertumbuhan
penduduk dan penyebarannya, tingkat penghasilan dan daya beli masyarakat serta
ketersediaan lahan (Y udhohusodo, 1991:1). Selain itu pembangunan
perumahan juga dipengaruhi oleh pembiayaan, kemampuan lembaga – lembaga
7/21/2019 5. BAB II_dasar Teori
http://slidepdf.com/reader/full/5-bab-iidasar-teori 2/14
Pengenalan Wawasan Kerja 5
keuangan serta kondisi – kondisi yang ditetapkan dalam menyediakan dana untuk
pembangunan perumahan.
Di Indonesia ada beberapa penyedia perumahan baik dari pemerintah, swasta
maupun swadaya masyarakat. Peran pemerintah dalam penyediaan perumahan lebih
ditujukan kepada golongan masyarakat yang tidak mampu sehingga mereka dapat
memperoleh rumah dengan harga pasar. Sedangkan pihak swasta, dalam hal ini
developer mempunyai peran menyediakan perumahan untuk berbagai golongan
walaupun pada kenyataannya developer lebih banyak menyediakan perumahan untuk
golongan menengah ke atas. Swadaya masyarakat merupakan salah satu alternatif
yang cukup membantu pemerintah dalam penyediaan perumahan untuk rakyat.
Swadaya masyarakat dalam penyediaan perumahan di perkotaan mencapai 80% dari
total kebutuhan perumahan (Inovasi Online, November 2004).
Tingginya angka swadaya masyarakat tersebut karena trend pembangunan
perumahan yang dikembangkan developer saat ini adalah pembangunan perumahan
dengan sarana dan prasarana lengkap dengan harga yang tinggi, karena pembangunan
perumahan tersebut lebih ditujukan kepada golongan ekonomi menengah ke atas yang
jumlahnya sekitar 35% dari total jumlah penduduk perkotaan. Pembangunan
perumahan tersebut dirasa lebih menguntungkan. Berdasarkan hasil kajian tim studi
pasar perumahan di Indonesia (HOMI Project) menunjukkan bahwa lebih dari 65%
penduduk perkotaan merupakan penduduk berpenghasilan rendah. Melihat fakta
tersebut seharusnya pengembang perumahan (developer) lebih memperhatikan
kebutuhan perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah, tidak hanya dari segi
kuantitas namun juga dari segi kualitasnya. Namun kenyataan yang ada di lapangan
71% developer penyedia perumahan menyediakan perumahan untuk golongan
menengah dan golongan atas (liputan6.com, Juni 2005).
2.2 Proyek Pengembangan Perumahan
Developer mempunyai peranan penting dalam proyek pengembangan
perumahan. Hal ini tidak terlepas dari statusnya sebagai pemilik, yang merupakan
7/21/2019 5. BAB II_dasar Teori
http://slidepdf.com/reader/full/5-bab-iidasar-teori 3/14
Pengenalan Wawasan Kerja 6
pihak yang mendapatkan keuntungan paling besar dalam bisnis properti ini. Berikut
adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam proyek pengembangan perumahan.
2.2.1 Pemilihan lokasi
Pemilihan lokasi merupakan suatu langkah awal yang penting untuk memulai
suatu proyek pengembangan perumahan. Karena dengan pemilihan lokasi yang tepat, tanah yang dibeli tersebut dapat dikembangkan, disesuaikan dengan harga tanah yang
visibel untuk lokasi tersebut.
Pemilihan lokasi yang tepat, dapat dilihat dari:
– Memiliki akses yang bagus
– Dekat dengan CBD (central bisnis district)
– Demographic ( inflow > outflow)
2.2.2 Feasibility Study / Kelayakan Proyek Finansial
Data-data atau informasi yang dibutuhkan untuk pembuatan perhitungan
kelayakan proyek secara finansial, yaitu:
• Harga Tanah
• Survey pesaing untuk menentukan konsep perencanaan, target market , tipe
rumah dan harga jual
• Harga konstruksi :
• Bangunan
• Pematangan Lahan
• Dinding Penahan tanah
• Jalan dan saluran
• Listrik dan air bersih
• Taman/ penghijauan
• Penerangan Jalan Umum, dll
! Perencanaan Site Plan atau Perkiraan/Asumsi untuk menentukan :
Luas kavling efektif, jumlah kavling dan kelebihan tanah
Luas area komersial dan fasilitas bersama seperti club house dan lain2
Luas prasarana jalan, panjang saluran dan lain2
7/21/2019 5. BAB II_dasar Teori
http://slidepdf.com/reader/full/5-bab-iidasar-teori 4/14
Pengenalan Wawasan Kerja 7
Luas Ruang terbuka hijau
Fasilitas Penunjang yang harus dibangun seperti gate, gardu jaga , gardu listrik
dll
! Biaya2 Perizinan dan Pajak seperti :
• Ijin Pemanfaatan Lahan
• Sertifikat HGB (Hak Guna Bangunan) Induk
• BPHTB
• PBB( Pajak Bumi Bangunan)
• Proses Splitzing Sertifikat
2.2.3 Pembebasan Tanah dan Perizinan
Hal2 yang perlu diperhatikan dalam pembebasan tanah :
• Peruntukan dalam Rencana Tata Ruang
• Surat2 dan riwayat tanah yang akan dibebaskan
• Batas2 tanah sehubungan dengan adanya saluran, sungai dll
• Ijin tetangga
• Peil Banjir
• Hak atas tanah yang dibebaskan
Perizinan yang harus dimiliki tergantung pada masing2 daerah, yaitu:
– Contoh2 Perizinan antara lain :
• Izin Pemanfaatan Lahan
• Izin Jalan Masuk
• UPL/UKL ( upaya pengelolaan lingkungan)
• IMB
• Analisa dampak Lalu Lintas, dll
– Hal2 yang harus diperhatikan :
• RTRW (rencana tata ruang wilayah), RUTR (rencana umum tata ruang)
dan RDTRK (rencana daerah tata ruang dan kota)
• Peraturan2 yg ada baik ditingkat nasional maupun daerah
• Izin tetangga
7/21/2019 5. BAB II_dasar Teori
http://slidepdf.com/reader/full/5-bab-iidasar-teori 5/14
Pengenalan Wawasan Kerja 8
2.2.4 Perencanaan
Adanya gambar pra-rencana yang dilakukan oleh divisi teknik yang telah
disetujui oleh direktur, seperti:
– Konsep
• Jenis proyek properti (perumahan vertikal/horisontal, pertokoan, hotel,
mall, mixused, dsb)
• Keunikan proyek (gaya arsitektur, suasana, teknologi, dsb)
• Fasilitas (sarana olahraga, sarana ibadah, sarana rekreasi, dsb)
• Programming (dimensi & luasan kavling-kavling)
• Zoning (private, public, mix)
– Blok Plan dan Siteplan kawasan
– Denah, Tampak dan Gambar Kerja
• Tipe Rumah , Tapak atau susun
• Fasilitas bersama seperti Club House, sekolah, rumah sakitdll
• Bangunan Komersial seperti Mall , ruko, Food Court
– Detail
• Gate
• Taman-taman dan Gazebo
• Jalan dan saluran, sumur resapan dll
• Sarana penunjang seperti Gardu listrik , Ground Tank dsb
– Image
• Kawasan
• Bangunan
Hal-hal yang harus diperhatikan, yaitu:
– Peraturan2 mengenai pengembangan kawasan Perumahan
– Perijinan
– Rencana Tata Ruang dimasa yang akan datang
– Konsep Kawasan
– Perencanaan harus sesuai dengan target market
– Lingkungan sekitar , Drainase dan Peil Banjir
– Pelestarian Lingkungan
7/21/2019 5. BAB II_dasar Teori
http://slidepdf.com/reader/full/5-bab-iidasar-teori 6/14
Pengenalan Wawasan Kerja 9
– Keamanan dan Kenyamanan
– Standarisasi dan kemajuan Teknologi Bangunan
– Budget
2.2.5 Marketing
Marketing sama dengan Selling atau menjual. Marketing sangat berperan
penting dalam menjual produk dari produsen ke konsumen. Pemasaran adalah
penyampaian produk dan jasa dari produsen kepada konsumen. Sedangkan
manajemen pemasaran didefinisikan sebagai proses menganalisis, merencana,
melaksanakan dan mengendalikan program pertukaran barang dan jasa antara
penjual dan pembeli.
Pemasaran Mencakup Kegiatan, yaitu:
" Menemukan kebutuhan & keinginan konsumen.
" Mendesain & membuat produk.
" Menetapkan harga produk.
" Mendistribusikan produk.
" Mempromosikan produk
Kegiatan-kegiatan sebelum produksi, yaitu:
1. Memperhatikan jumlah calon pembeli tahun ini dan tahun mendatang.
2. Meramalkan, kapan mereka akan beli.
3. Menentukan model & ukuran yang diinginkan calon pembeli serta jumlah
masing-masing.
4. Bahan baku yang dipakai dan sumber serta cara memperolehnya.
5. Memperkirakan harga masing-masing jenis.
6. Menentukan dimana terdapatcalon pembeli dan lewat saluran mana kita akan
menjualnya.
7. Cara Promosi.
8. Pesaing.
7/21/2019 5. BAB II_dasar Teori
http://slidepdf.com/reader/full/5-bab-iidasar-teori 7/14
Pengenalan Wawasan Kerja 10
Langkah-langkah dalam marketing, yaitu:
1. Target market
– Segmentasi pasar :membagi-bagi pasar dari produk tertentu, yang masing-
masing cukup homogen.
– Segmen pasar :Kelompok konsumen yang mempunyai 10irri-ciri yang
sama
– Target pasar :Segmen pasar yang dipilih untuk dijadikan sasaran.
2. Strategi marketing
3. Penentuan harga jual
4. Promosi
5. Penjualan
6. Pelayanan
Strategi dalam marketing, yaitu:
1. Market segmentation > target market
2. Marketing mix :
a. Product
b. Price
c. Place / Distribution
d. Promotion :
– Advertising (ilmu seni grafis)
– Personal selling (face to face)
– Sales promotion (diskon)
– Publicity
3. Marketing budget
4. Timing
2.2.6 Pelaksanaan/Produksi di Lapangan
Pelaksanaan atau produksi dilapangan dilakukan oleh divisi teknik dari pihak
developer. Hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
– Penguasaan lapangan : drainase , batas lapangan, hubungan dg warga
sekitar
– Penguasaan gambar secara keseluruhan
7/21/2019 5. BAB II_dasar Teori
http://slidepdf.com/reader/full/5-bab-iidasar-teori 8/14
Pengenalan Wawasan Kerja 11
– Manajemen Lapangan untuk pengendalian waktu, kwalitas dan budget
lapangan
Di lapangan banyak permasalahan yang sering terjadi, yaitu:
– Kemampuan mengendalikan lapangan
– Keadaan fisik Lapangan
– Gangguan sosial
2.2.7 Pengawasan Keuangan
Pengawasan keuangan dilakukan oleh manajemen keuangan, yang fungsinya
mengatur, merencanakan, mengendalikan uang yang diterima dan juga yang
dikeluarkan.
Untuk memulai suatu proyek adanya perhitungan proyeksi profit dan
perhitungan budget pengeluaran. Lalu secara berkala adanya Evaluasi/ Revisi
cashflow selama proyek berjalan, yang dilaporkan kepada pihak penyandang dana
atau investor/ komisaris. Dan apabila ada kenaikan biaya pengeluaran diluar budget,
maka harus diimbangi dengan kenaikan harga jual.
Dalam perencanaannya pihak developer mengeluarkan RAB (rencana
anggaran biaya). Hal ini berguna untuk transparansi biaya operasional yang
dikeluarkan selama proyek berlangsung. Berikut adalah gambaran secara umum
penyusunan rencana anggaran biaya.
2.3 Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Penyusunan anggaran rnerupakan perencanaan secara detail perkiraan biaya
bagian atau keseluruhan kegiatan proyek atau dapat didefinisikan sebagai
perencanaan biaya yang akan dikeluarkan sehubungan adanya suatu proyek dengan
rencana kerja dan syarat-syarat RKS) tcrtentu, yang dihitung oleh cost estimalor
dan disetujui oleh pemberi tugas (pemilik).
7/21/2019 5. BAB II_dasar Teori
http://slidepdf.com/reader/full/5-bab-iidasar-teori 9/14
Pengenalan Wawasan Kerja 12
Pada tahap perencanaan selain gambar rencana dan spesifikasi ,developer
bagian divisi teknik sebagai konsultan perencana juga menghitung rencana
anggaran biaya bangunan demikian juga kontraktor akan membuat rencana
anggaran biaya konstruksi (RAB ) untuk penawaran.
2.3.1. Data untuk Membuat Rencana Anggaran Biaya
Untuk membuat Rencana Anggaran Biaya Konstruksi diperlukan input data :
• Gambar rencana , gambar potongan , detail
• Spesifikasi dan Rencana Kerja
• Harga satuan Material, Harga satuan Peralatan, Harga satuan Upah
• Informasi yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi harga
satuan material, harga satuan peralatan dan harga satuan upah.
2.3.2 Proses Penyusunan Rencana Anggaran Biaya Konstruksi.
a. Menentukan metode konstruksi
b. Menjabarkan Lingkup Kegiatan Proyek Konstruksi atau disebut Work Break Down
Structure ( WBS )
c. Membuat Organisasi pelaksanaan atau disebut Organizatiom Analisisn Tabel (
OAT ) untuk RAB yang dibuat oleh kontraktor
d. Integrasi antara WBS dan OAT untuk RAB yang dibuat oleh kontraktor
e. Menghitung Volume masing-masing pekerjaan ( sesuai dengan WBS )
f. Menganalsisis Harga Satuan ( Menetapkan AHS yang akan digunakan )
g. Menetapkan Harga Satuan Pekerjaan
h. Membuat Rencana Anggaran Biaya
7/21/2019 5. BAB II_dasar Teori
http://slidepdf.com/reader/full/5-bab-iidasar-teori 10/14
Pengenalan Wawasan Kerja 13
2.3.3. Penentuan Metode Konstruksi.
Dalam tahap perencanaan, sangatlah penting untuk menentukan metode
konstruksi terlebih dahulu, karena setiap jenis metode konstruksi akan memberikan
karakteristik pekerjaan yang berbeda, mempengaruhi sumber daya proyek yang akan
digunakan yang selanjutnya akan mempengaruhi estimasi biaya.
Pada tahap pelaksanaan metode konstruksi yang telah di pilih pada tahap
perencanaan dimungkinkan dilakukan perubahan oleh kontraktor setelah mendapat
persetujuan dari pemilik, berbagai pertimbangan yang diajukan kontraktor untuk
merubah metode konstruksi antara lain ketersediaan sumber daya , ataupun factor
teknis yang lain yang selanjutnya akan memepengaruhi pada estimasi biaya
kontraktor. pada saat melaksanakan penawaran maupun biaya pelaksanaan.
Faktor - faktor yang mempengaruhi pemilihan metode konstruksi yang perlu
diperhatikan dan dipertimbangkan, yaitu:
• Sumber daya manusia dengan skill yang cukup untuk melaksanakan suatu
metode pelaksanaan konstruksi.
• Tersedianya peralatan penunjang pelaksanaan metode konstruksi yang dipilih.
• Material yang cukup tersedia.
• Waktu pelaksanaan yang maksimum dibanding pilihan metode konstruksi
lainnya.
7/21/2019 5. BAB II_dasar Teori
http://slidepdf.com/reader/full/5-bab-iidasar-teori 11/14
Pengenalan Wawasan Kerja 14
• Biaya yang bersaing.
2.3.4 Penjabaran Kegiatan / Work Breakdown Structure (WBS)
Tahap berikutnya adalah menjabarkan lingkup proyek konstruksi yang umum
disebut WBS. WBS merupakan suatu cara untuk membagi –bagi pekerjaan suatu
proyek kosntruksi dan mempunyai sifat hirarkis dan logic , yaitu makin lama makin
terinci dengan lingkup yang juga mengecil, menjadi divisi-divisi dan sub divisi
pckcrjaan sampai pada bagian terkecil yang disebut dengan paket pekerjaan (Work
Package ). Sedangkan kompleksibilitasnya makin berkurang sampai akhirnya
dianggap cukup terinci tetapi masih dapat dikelola dengan baik.
Hirarkis mengandung pengertian bahwa pembagian pada WBS harus dimulai
dari pekerjaan yang bersifat umum kepekerjaan yang bersifat khusus, atau dengan
kata lain dari pekerjaan yang cakupannya lebih luas ke pekerjaan yang cakupannya
lebih kecil.
Logis berarti pembagian pekerjaan tersebut harus mengikuti alur pelaksanaan
pekerjaan yang umum sehingga memungkinkan pelaksanaan dapat bcrjalan dcngan
lancar. Hal tersbut juga akan memudahkan penyusunan jadwal kegiatan.
Pada tahap perencanaan WBS juga digunakan sebagai langkah awal untuk
perhitungan rencana anggaran biaya. rencana memulai dengan mencari informasi
yang dibutuhkan pada tahap-tahap awal proyek. makin lama kebutuhan informasi ini
akan meningkat sesuai dengan berkembangnya suatu proyek. Suatu proyek akan
dipecah menjadi beberapa bagian dan seterusnya menjadi sub-bagian. Pada tiap tahap perancangan perencana harus memisahkan bagian-bagian dari rencana proyek.
Misalkan pada awal desain lingkup pekerjaan secara umum dapat dilihat. Selanjutnya
detail lebih lanjut. Sehingga tiap bagian dapat dibagi menjadi komponen yang lebih
rinci. Memecah lingkup proyek dan menyusun kembali komponennya dengan
mengikuti struktur hirarki tertentu. Struktur WBS menyerupai gambar piramida di
mana sebagai level satu yaitu posisi puncak mengidentilikasikan proyek sccara
kescluruhan, Selanjutnya level 2 dibagi berdasarkan kriteria tertentu seperti bidang
keahlian, lokasi pekerjaan, atau urutan pelaksanaan pekerjaan. Demikian level-level
7/21/2019 5. BAB II_dasar Teori
http://slidepdf.com/reader/full/5-bab-iidasar-teori 12/14
Pengenalan Wawasan Kerja 15
di bawahnya disebut level 3, level 4 dan seterusnya sampai pada level terkccil yang
disebut paket pekerjaan yang disebut work package ( WP ).
1. Pembagian pekerjaan dalam WBS dapat dibedakan atas dasar kriteria :
• Bidang keahlian pekerjaan.
• Lokasi pekerjaan.
• Urut-urutan pekerjaan .
• Dan lain-lain
2. Paket kerja/ sub divisi-sub divisi/ Work Pakacge terkecil memenuhi sifat-
sifat:
• Masih dapat dikelola dengan baik
• Dapat direncanakan jadwal pelaksanaan dan jadwal anggarannya
• Mudah diukur kemajuan pelaksanaan serta pemakaian biayanya
• Dapat dikaji kualitas kerja dan hasil akhirnya
• Jika diintegrasikan dengan WBS lainnya akan menjadi lingkup proyek
secara keseluruhan
3. Fungsi WBS
a. WBS digunakan sebagai kerangka pembagian kerja untuk pelaksanaan proyek,
b. WBS juga dapat digunaan untuk sarana perencanaan, pemantauan dan
pengendalian.
7/21/2019 5. BAB II_dasar Teori
http://slidepdf.com/reader/full/5-bab-iidasar-teori 13/14
Pengenalan Wawasan Kerja 16
c.Dengan membagi lingkup proyek menjadi sejumlah paket kerja berarti dengan
WBS memungkinkan mengisolasi suatu resiko hanya pada satu item WBS yang
bersangkutan
contohWBS
Contoh WBS Proyek pekerjaan Galian Pipa dan pemasangan pipa
2.3.5 Organization Analysis Table (OAT)
Salah satu tujuan utama perencanaan manajemen konstruksi adalah
mengembangkan suatu instrumen yang dapat dipakai untuk pengendalian kinerja
suatu pekerjaan. Agar tujuan dapat dicapai kriteria berikut perlu dipenuhi antara lain:
a. Mempersiapkan semua elemen-elemen dan tahapan-tahapan proyek (melalui WBS)
b. Mempersiapkan semua pihak yang terkait dan ikut berpartisipasi dalam proyek
c. Menyediakan tolok ukur dengan cara melokalisasikan tanggung jawab.