bab iii case asma

Upload: faris-rahman-alfarissi

Post on 16-Feb-2018

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Bab III Case Asma

    1/15

    BAB III

    TINJAUAN PUSTAKA

    3.1. Asma Bronkial

    3.1.1. Definisi

    Asma didefinisikan sebagai penyakit yang ditandai dengan serangan

    berulang dari sesak napas dan mengi, yang bervariasi dalam tingkat keparahannya

    dan frekuensinya dari satu orang dengan orang yang lain. Seseorang bisa saja

    mengalami serangan asma dari jam ke jam atau hari ke hari. Kondisi inimerupakan suatu gangguan inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan

    banyak sel dan elemennya. Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan

    hiperesponsif jalan napas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa

    mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama malam dan atau

    dini hari. Episodik tersebut berhubungan dengan obstruksi jalan napas yang luas,

    bervariasi dan seringkali bersifat reversibel dengan atau tanpa pengobatan.

    Kondisi ini disebabkan karena adanya peradangan pada saluran pernafasan

    yang mempengaruhi sensitivitas ujung saraf di saluran napas sehingga mereka

    menjadi lebih mudah teriritasi. Dalam sebuah serangan asma, lapisan bronkus

    membengkak, menyebabkan saluran udara untuk menjadi lebih sempit dan

    mengurangi aliran udara yang masuk dan keluar dari paru-paru.

    3.1.2. Etiologi

    Sebagian besar penyempitan pada saluran nafas disebabkan oleh semaam

    reaksi alergi. Alergi merupakan reaksi tubuh normal terhadap alergen, yaitu !at-

    !at yang tidak berbahaya bagi kebanyakan orang yang peka. Alergen dapat

    menyebabkan alergi pada orang-orang yang peka. Alergen menyebabkan otot

    saluran pernapasan menjadi mengkerut dan selaput lendir menjadi lebih tebal.

    Selain produksi lendir yang meningkat, dinding saluran nafas juga menjadi

    bengkak. Saluran nafas pun menyempit, sehingga nafas terasa sesak. Alergi yang

    diderita pada penderita asma biasanya sudah ada sejak keil. Asma dapat kambuh

    apabila penderita mengalami stres dan hamil yang merupakan salah satu stress

    10

  • 7/23/2019 Bab III Case Asma

    2/15

    seara fisik maupun psikis, sehingga daya tahan tubuh selama hamil enderung

    menurun, daya tahan tubuh yang menurun akan memperbesar kemungkinan

    tersebar infeksi dan pada keadaan ini asma dapat kambuh.

    3.1.3. Faktor isiko Asma

    "aktor-faktor yang dapat menetuskan terjadinya serangan asma dapat

    dibagi menjadi dua yaitu "aktor #enetik dan "aktor $ingkungan.

    Faktor !enetik

    Atopi%Alergi

    Atopi merupakan suatu bakat alergi yang dapat diturunkan meskipun belum

    diketahui bagaimana bakat alergi ini dapat diturunkan dari satu generasi ke

    generasi berikutnya. &enderita dengan penyakit alergi biasanya memiliki keluarga

    dekat yang juga memiliki penyakit alergi. Dengan adanya bakat alergi ini,

    penderita akan lebih mudah untuk terkena serangan asma terutama bila terpajan

    dengan faktor penetusnya.

    'iperaktifitas (ronkus

    'al ini dapat terjadi bila saluran napas menjadi lebih sensitif terhadap

    berbagai rangsangan alergen maupun iritan.

    )enis Kelamin

    &ria merupakan risiko untuk asma pada anak. Sebelum usia *+ tahun,

    prevalensi asma pada anak laki-laki adalah *,- kali dibandingkan dengan anak

    perempuan. etapi menjelang de/asa perbandingan tersebut lebih kurang sama

    dan pada masa menopause perempuan lebih banyak.

    0as%Etnik

    1besitas

    2ediator tertentu seperti leptin dapat mempengaruhi fungsi saluran napas dan

    meningkatkan kemungkinan terjadinya asma. 2eskipun mekanismenya belum

    jelas, penurunan berat badan penderita obesitas dengan asma, dapat memperbaiki

    gejala fungsi paru, morbiditas dan status kesehatan.

    11

  • 7/23/2019 Bab III Case Asma

    3/15

    Faktor "ingk#ngan

    Alergen dalam rumah

    Seperti tungau debu rumah, spora jamur, keoa, serpihan kulit binatang seperti

    anjing, kuing, dan lain-lain.

    Alergen luar rumah

    Seperti serbuk sari, dan spora jamur.

    Faktor "ainn$a

    Alergen 2akanan

    Seperti susu, telur, udang, kepiting, ikan laut, kaang tanah, oklat, ki/i,

    jeruk, bahan penyedap penga/et, dan pe/arna makanan.

    Alergen obat-obatan tertentu

    Seperti penisilin, sefalosporin, golongan beta laktam lainnya, eritrosin,

    tetrasiklin, analgesik, antipiretik, dan lain lain.

    (ahan yang mengiritasi

    Sepertiparfum, household spray, dan lain-lain.

    Ekspresi emosi berlebih

    Asap rokok bagi perokok aktif maupun pasif

    &olusi udara dari luar dan dalam ruangan

    Exercise-induced asthma

    &erubahan 3uaa

    Status Ekonomi

    3.1.%. Klasifikasi Asma

    Asma dapat diklasifikasikan berdasarkan etiologi, derajad berat

    ringannya dan gambaran dari obstruksi saluran nafas. 4ang terpenting adalah

    berdasarkan derajad berat ringannya serangan, karena berhubungan seara

    langsung dengan pengobatan yang akan diberikan.

    12

  • 7/23/2019 Bab III Case Asma

    4/15

    Tabel 1. Klasifkasi derajat berat asma berdasarkan

    gambaran klinis (Sebelum Pengobatan)

    13

  • 7/23/2019 Bab III Case Asma

    5/15

    abel . Klasifikasi derajat berat asma pada penderita dalam pengobatan

    0ingan Sedang (erat

    Aktivitas Dapat berjalan )alan terbatas Sukar berjalan

    Dapat (erbaring $ebih suka duduk

    Duduk

    membungkuk

    ke depan

    (iara (eberapa kalimat Kalimat terbatas Kata demi kata

    14

  • 7/23/2019 Bab III Case Asma

    6/15

    Kesadaran

    2ungkin

    terganggu (iasanya terganggu

    (iasanya

    terganggu

    "rekuensi napas 2eningkat 2eningkat

    Sering

    567kali%menit

    0etraksi otot-

    otot

    8mumnya tidak

    ada Kadang kala ada Ada

    bantu napas

    2engi $emah sampai Keras Keras

    Sedang

    "rekuensi nadi 9*77 *77-*7 5*7

    &ulsus

    paradoksus idak ada 2ungkin ada Sering ada

    9*7mm'g *7-mm'g 5mm'g

    A&E sesudah 5:7;

  • 7/23/2019 Bab III Case Asma

    7/15

    kluster gen sitokin pada kromosom dihipotesiskan sebagai predisposisi

    terjadinya asma. (erbagai gen pada kromosom @ berperan dalam progresiviti

    inflamasi baik pada asma maupun atopi, Interleukin-+ sangat penting dalam

    respons imun atopi, baik dalam menimbulkan diferensiasi sel h maupun

    merangsang produksi IgE oleh sel (. #en I$-+ dan gen-gen lain yang mengatur

    regulasi ekspresi I$-+ adalah gen yang berpredisposisi untuk terjadi asma dan

    atopi. "aktor lingkungan yang berperan sebagai faktor penetus

    serangan%eksaserbasi dan atau menyebabkan gejala-gejala asma menetap, a.l

    Alergen di dalam dan di luar ruangan, polusi udara di dalam dan di luar ruangan,

    infeksi pernapasan, exercise dan hiperventilasi, perubahan uaa, sulfur dioksida,

    makanan, aditif >penga/et, penyedap, pe/arna makanan?, obat-obatan, Ekspresi

    emosi yang berlebihan, Asap rokok dan (ahan iritatif >a.l. parfum, bau-bauan

    merangsang?

    3.1.'. Diagnosis Asma

    Diagnosis klinis asma sering ditegakkan oleh gejala berupa sesak episodik,

    mengi, batuk dan dada sakit%sempit. Selain itu dibutuhkan pula pemeriksaan fisik,

    dan pemeriksaan penunjang. &engukuran fungsi paru digunakan untuk menilai

    berat keterbatasan arus udara dan reversibilitas yang dapat membantu diagnosis.

    2engukur status alergi dapat membantu identifikasi faktor risiko.

    Anamnesis

    Ada beberapa hal yang harus diketahui dari pasien asma antara lain ri/ayat

    hidung ingusan atau mampat >rhinitis alergi?, mata gatal, merah, dan berair

    >konjungtivitis alergi?, dan eksem atopi, batuk yang sering kambuh >kronik?

    disertai mengi, flu berulang, sakit akibat perubahan musim atau pergantian uaa,

    adanya hambatan beraktivitas karena masalah pernapasan >saat berolahraga?,

    sering terbangun pada malam hari, ri/ayat keluarga >ri/ayat asma, rinitis atau

    alergi lainnya dalam keluarga?, memelihara binatang di dalam rumah, banyak

    keoa, terdapat bagian yang lembab di dalam rumah. 8ntuk mengetahui adanya

    tungau debu rumah, tanyakan apakah menggunakan karpet berbulu, sofa kain

    bludru, kasur kapuk, banyak barang di kamar tidur. Apakah sesak dengan bau-

    1

  • 7/23/2019 Bab III Case Asma

    8/15

    bauan seperti parfum, spray pembunuh serangga, apakah pasien merokok, orang

    lain yang merokok di rumah atau lingkungan kerja, obat yang digunakan pasien,

    apakah ada beta bloker, aspirin atau steroid.

    Pemeriksaan Fisik

    &ada pemeriksaan fisik pasien dengan asma dapat ditemukan tergantung dari

    derajat obstruksi saluran pernapasan. &ada pemeriksaan fisik dapat ditemukan

    tanda-tanda seperti mengi >wheezing?, ekspirasi yang memanjang, pernapasan

    epat, hiperinflasi dada bahkan dapat dijumpai sianosis. Dalam praktik klinis

    sehari-hari, jarang dijumpai kesulitan dalam membuat diagnosis asma, tetapi

    sering pula dijumpai pasien bukan asma yang memiliki mengi, sehingga dalam

    melakukan penegakan diagnosis asma diperlukan juga pemeriksaan penunjang.

    Pemeriksaan la(oratori#m

    *. &emeriksaan sputum

    &emeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya

    Kristal-kristal harot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal

    eosinopil.

    Spiral urshmann, yakni yang merupakan ast ell >sel etakan? dari

    abang bronkus.

    3reole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus.

    Betrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat

    mukoid dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat muus plug.

    . &emeriksaan darah

    Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi

    hipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis.

    Kadang pada darah terdapat peningkatan dari S#1 dan $D'.

    'iponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas *.777%mm6

    dimana menandakan terdapatnya suatu infeksi.

    &ada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari Ig E pada

    /aktu serangan dan menurun pada /aktu bebas dari serangan.

    1!

  • 7/23/2019 Bab III Case Asma

    9/15

    Pemeriksaan )en#n*ang

    *. &emeriksaan radiologi

    #ambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. &ada /aktu serangan

    menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang

    bertambah dan peleburan rongga interostalis, serta diafragma yang menurun.

    Akan tetapi bila terdapat komplikasi, maka kelainan yang didapat adalah

    sebagai berikut

    (ila disertai dengan bronkitis, maka berak-berak di hilus akan

    bertambah.

    (ila terdapat komplikasi empisema >31&D?, maka gambaran radiolusen

    akan semakin bertambah.

    (ila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltrate pada paru

    Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis lokal.

    (ila terjadi pneumonia mediastinum, pneumotoraks, danpneumoperikardium, maka dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada

    paru-paru.

    . &emeriksaan tes kulit

    Dilakukan untuk menari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat

    menimbulkan reaksi yang positif pada asma.

    6. Elektrokardiografi

    #ambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi

    menjadi 6 bagian, dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada

    empisema paru yaitu

    perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi right aCis deviasi

    dan lok /ise rotation.

    erdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya 0((

    >0ight bundle branh blok?.

    1"

  • 7/23/2019 Bab III Case Asma

    10/15

    anda-tanda hopoksemia, yakni terdapatnya sinus tahyardia, SES, dan

    ES atau terjadinya depresi segmen S negative.

    +. Sanning paru

    Dengan sanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bah/a redistribusi

    udara selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru.

    . Spirometri

    8ntuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible, ara yang paling

    epat dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan

    bronkodilator. &emeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah

    pemberian bronkodilator aerosol >inhaler atau nebuli!er? golongan adrenergik.

    &eningkatan "E* atau "3 sebanyak lebih dari 7; menunjukkan diagnosis

    asma. idak adanya respon aerosol bronkodilator lebih dari 7;. &emeriksaan

    spirometri tidak saja penting untuk menegakkan diagnosis tetapi juga penting

    untuk menilai berat obstruksi dan efek pengobatan. (enyak penderita tanpa

    keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya menunjukkan obstruksi.

    3.1.+. Penatalaksanaan Asma

    ujuan &enatalaksanaan Asma

    *. 2enapai dan mempertahankan kontrol gejala-gejala asma

    . 2empertahankan aktivitas yang normal termasuk olahraga

    6. 2enjaga fungsi paru senormal mungkin

    +. 2enegah eksaserbasi asma

    . 2enghindari reaksi adversi obat asma

  • 7/23/2019 Bab III Case Asma

    11/15

    +. Atasi serangan asma

    . &enatalaksanaan keadaan khusus

    ujuan utama dari penatalaksanaan asma adalah dapat mengontrol

    manifestasi klinis dari penyakit untuk /aktu yang lama, meningkatkan dan

    mempertahankan kualitas hidup agar penderita asma dapat hidup normal tanpa

    hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. #IBA >77=? dan &D&I >77

  • 7/23/2019 Bab III Case Asma

    12/15

    gejala akut seperti mengi, rasa berat di dada, dan batuk. Akan tetapi golongan obat

    ini tidak memperbaiki inflamasi jalan napas atau menurunkan hipersensitivitas

    jalan napas.

    &elega terdiri dari

    *. Agonis F- kerja singkat

    . Kortikosteroid sistemik

    6. Antikolinergik >Ipratropium bromide?

    +. 2etilsantin

    . &engobatan berdasarkan derajat

    2enurut #IBA >77=?, pengobatan berdasarkan derajat asma dibagi menjadi

    Asma Intermiten

    8mumnya tidak diperlukan pengontrol

    (ila diperlukan pelega, agonis F- kerja singkat inhalasi dapat

    diberikan. Alternatif dengan agonis F- kerja singkat oral,

    kombinasi teofilin kerja singkat dan agonis F- kerja singkat oral

    atau antikolinergik inhalasi

    (ila dibutuhkan bronkodilator lebih dari sekali seminggu selama

    tiga bulan, maka sebaiknya penderita diperlakukan sebagai asma

    persisten ringan

    Asma Persisten ingan

    &engontrol diberikan setiap hari agar dapat mengontrol dan

    menegah progresivitas asma, dengan pilihan

    #lukokortikosteroid inhalasi dosis rendah >diberikan sekaligus

    atau terbagi dua kali sehari? dan agonis F- kerja lama inhalasi

    (udenoside 77+77 Gg%hari

    "lutiasone propionate *777 Gg%hari

    eofilin lepas lambat

    Kromolin

    Leukotriene modifiers

    &elega bronkodilator >Agonis F- kerja singkat inhalasi? dapat

    diberikan bila perlu

    Asma Persisten Se,ang

    &engontrol diberikan setiap hari agar dapat mengontrol dan

    menegah progresivitas asma, dengan pilihan

    #lukokortikosteroid inhalasi >terbagi dalam dua dosis? dan

    agonis F- kerja lama inhalasi

    21

  • 7/23/2019 Bab III Case Asma

    13/15

    (udenoside +77:77 Gg%hari

    "lutiasone propionate 777 Gg%hari

    #lukokortikosteroid inhalasi >+77:77 Gg%hari? ditambah

    teofilin lepas lambat

    #lukokortikosteroid inhalasi >+77:77 Gg%hari? ditambah

    agonis F- kerja lama oral

    #lukokortikosteroid inhalasi dosis tinggi >5:77 Gg%hari?

    #lukokortikosteroid inhalasi >+77:77 Gg%hari? ditambah

    leukotriene modifiers

    &elega bronkodilator dapat diberikan bila perlu

    Agonis F- kerja singkat inhalasi tidak lebih dari 6+ kalisehari, atau

    Agonis F- kerja singkat oral, atau

    Kombinasi teofilin oral kerja singkat dan agonis F- kerja

    singkat

    eofilin kerja singkat sebaiknya tidak digunakan bila

    penderita telah menggunakan teofilin lepas lambat sebagai

    pengontrol

    (ila penderita hanya mendapatkan glukokortikosteroid inhalasi

    dosis rendah dan belum t erkontrolH maka harus ditambahkan

    agonis F- kerja lama inhalasi

    Dianjurkan menggunakan alat bantu % spacerpada inhalasi bentuk

    ID atau kombinasi dalam satu kemasan agar lebih mudah

    Asma Persisten Berat

    ujuan terapi ini adalah untuk menapai kondisi sebaik mungkin,

    gejala seringan mungkin, kebutuhan obat pelega seminimal

    mungkin, faal paru >A&E? menapai nilai terbaik, variabiliti A&E

    seminimal mungkin dan efek samping obat seminimal mungkin

    &engontrol kombinasi /ajib diberikan setiap hari agar dapat

    mengontrol asma, dengan pilihan

    #lukokortikosteroid inhalasi dosis tinggi >terbagi dalam

    dua dosis? dan agonis F- kerja lama inhalasi

    (elomethasone dipropionate 5:77 Gg%hari

    Selain it u t eofilin lepas lambat , agonis F- kerja lama

    oral, dan leukotriene modifiers dapat digunakan sebagai

    22

  • 7/23/2019 Bab III Case Asma

    14/15

    alternative agonis F- kerja lama inhalai ataupun sebagai

    tambahan terapi

    &emberian budenoside sebaiknya menggunakan spacer,

    karena dapat menegar efek samping lokal seperti

    kandidiasis orofaring, disfonia, dan batuk karena iritasi

    saluran napas atas

    #ambar .* &enatalaksanaan (erdasarkan Derajat Asma. Sumber #IBA, 77=.

    3.1.-. Penega/an Asma

    0enega/ Sensititasi

    3ara-ara menegah asma berupa penegahan sensitisasi alergi >terjadinya

    atopi, diduga paling relevan pada masa prenatal dan perinatal? atau

    penegahan terjadinya asma pada individu yang disensitisasi. Selain

    menghindari pajanandengan asap rokok, baik in utero atau setelah lahir, tidak

    adabukti intervensi yang dapat menegah perkembangan asma. 'ipotesis

    23

  • 7/23/2019 Bab III Case Asma

    15/15

    higiene untuk mengarahkan sistem imun bayikearah h, respons nonalergi

    atau modulasi sel regulatormasih merupakan hipotesis.

    0enega/ Eksaser(asi

    Eksaserbasi asma dapat ditimbulkan berbagai faktor>trigger? seperti alergen

    >indoor seperti tungau debu rumah,he/an berbulu, keoa, dan jamur, alergen

    outdoor sepertipolen, jamur, infeksi virus, polutan dan obat. 2engurangi

    pajanan penderita dengan beberapa faktor seperti menghentikan merokok,

    menghindari asap rokok, lingkungan kerja, makanan, aditif, obat yang

    menimbulkan gejala dapat memperbaiki kontrol asma serta keperluan obat.

    etapi biasanya penderita bereaksi terhadap banyak faktor lingkungan

    sehinggausaha menghindari alergen sulit untuk dilakukan.'al-hallain yang

    harus pula dihindari adalah polutan indoordanoutdoor,makanan dan aditif,

    obesitas, emosi-stres danberbagaifaktor lainnya.

    24