bab iv edit.docx
TRANSCRIPT
-
7/21/2019 BAB IV edit.docx
1/4
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh pemberian citicoline terhadap terhadap extensor postural thrust pascacedera
saraf sciaticus pada tikus putih ( Rattus norvegicus ) dapat dilihat di tabel dibawah ini :
Tabel 4.1
hasil MeanMinggu ke-4 Minggu ke-8
Kontrol positif N=10
49,6600 61,3200
Kontrol negatif N=10
92,0000 81,8300
Citicoline 0,4 N=10
82,0100 76,6700
Citicoline 0,8 N=10
79,0100 72,3300
Berdasarkan tabel 4.1 diperoleh bahwa pada minggu ke 4 kelompok perlakuan dengan
citicoline 0,4cc didapatkan rataan kekuatan pijakan kaki tikus sebesar 82,0100 gr, sedangkan
kelompok perlakuan dengan citicoline 0,8cc didapatkan rataan kekuatan pijakan kaki tikus
sebesar 79,0100 gr. Hasil yang berbeda juga didapatkan pada tikus kelompok kontrol, dimana
tikus kontrol positif memiliki rataan kekuatan pijakan kaki sebesar 49,6600 gr, sedangkantikus kontrol negatif memiliki rataan kekuatan pijakan kaki sebesar 92,0000 gr. Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa kelompok tikus dengan perlakuan citicoline 0,4 cc
memiliki kekuatan pijakan terbesar, namun masih lebih lemah jika dibandingkan dengan
tikus kontrol negatif yang memiliki kekuatan pijakan terbesar.
Berdasarkan tabel 4.1 juga dapat dilihat bahwa pada minggu ke 8 kelompok perlakuan
dengan citicoline 0,4cc didapatkan rataan kekuatan pijakan kaki tikus sebesar 74,6700 gr,
sedangkan kelompok perlakuan dengan citicoline 0,8cc didapatkan rataan kekuatan pijakan
kaki tikus sebesar 72,3300 gr. Hasil yang berbeda juga didapatkan pada tikus kelompok
kontrol, dimana tikus kontrol positif memiliki rataan kekuatan pijakan kaki sebesar 61,3200
gr, sedangkan tikus kontrol negatif memiliki rataan kekuatan pijakan kaki sebesar 81,8300 gr.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kelompok tikus dengan perlakuan citicoline
0,4cc memiliki kekuatan pijakan terbesar, namun juga masih lebih lemah jika dibandingkan
dengan tikus kontrol negatif yang memiliki kekuatan pijakan terbesar.
-
7/21/2019 BAB IV edit.docx
2/4
Grafik perbaikan EPT juga memperlihatkan hal yang sama.
Gambar ... Grafik perbandingan kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan
Selanjutnya data yang diperoleh dari hasil penelitian diuji dengan Anova. Hasil uji
statistik Anova dapat dilihat pada tabel 4.2.
Hasil uji statistik Anova menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian citicoline
terhadap extensor postural thrust pada minggu ke-4 dan minggu ke-8. Hal ini ditunjukkan
oleh nilai f hitung (52,766) yang lebih besar dari f tabel (2,866) dengan = 0,05 pada minggu ke-4.
Hal yang sama juga ditunjukkan pada minggu ke-8 dengan nilai f hitung (12,678) yang lebih besar dari f tabel (2,866) dengan = 0,05.
ANOVA
Efek EPT Minggu 4
9945.402 3 3315.134 52.766 .0002261.782 36 62.827
12207.184 39
Betw een GroupsWithin GroupsTotal
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
ANOVA
Efek EPT Minggu 8
2167.735 3 722.578 12.678 .0002051.739 36 56.9934219.474 39
Betw een GroupsWithin GroupsTotal
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
kontrol negatif kontrol pos iti f cit icoline 0,4 citi coline 0,8
k
e k u a t a n
p i j a
k a n
k a
k i
( g r
)
Kelompok perlakuan dan kontrol
minggu ke 4
minggu ke 8
-
7/21/2019 BAB IV edit.docx
3/4
Untuk mengetahui secara spesifik perbedaan antar perlakuan maka dilakukan uji
lanjutan yaitu post hoc test yang dapat dilihat pada lampiran... Hasil uji post hoc test minggu
ke-4 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara kontrol positif dengan
citicoline o,4, citicoline 0,8 dan kontrol negatif. Begitu juga dengan kontrol negatif yang
menunjukkan perbedaan bermakna dengan citicoline 0,4 dan citicoline 0,8. Sedangkan antara
citicoline 0,4 dengan citicoline 0,8 tidak didapatkan perbedaan bermakna. Hasil yang sama
juga ditunjukkan pada minggu ke-8.
Citicoline dapat membantu proses perbaikan status fungsional dengan memperbaiki
membran sel saraf sehingga regenerasi akson menjadi lebih baik. Citicoline dapat
meningkatkan sintesis fosfatidilkolin. Citicoline dapat memperbaiki membran sel saraf
melalui peningkatan sintesis fosfatidilkolin. Citicoline merupakan bahan dasar dari
biosintesis fosfatidilkolin turunan dari fosfolipid di membran sel (Suyatna, 2010).
Fosfatidilkolin mengandung gliserol dan asam lemak serta asam fosfat dan kolin. Tersebar
luas di dalam sel-sel tubuh dan mempunyai fungsi metabolik dan struktural yang sangat
penting pada membran sel. Otak menggunakan citicoline lebih banyak untuk sintesa
asetilkolin daripada untuk pembentukan fosfatidilkolin. Bahkan dalam keadaan tingkat
choline yang rendah di otak, fosfatidilkolin dapat dihidrolisis untuk mendapatkan tambahan
choline. Tambahan choline eksogen dapat melindungi struktur dan integritas membran sel
(Anonim, 2008).
Citicoline merupakan senyawa endogen yang berfungsi sebagai
senyawa intermediate dalam sintesis fosfolipid membran, sintesis asetilkolin dan sebagai
donor metal (Conant dan Schauss, 2004). Fosfolipid merupakan lipid yang paling banyak
jumlahnya dalam membran. Semua jenis sel fosfolipid meningkatkan daya lumas membran
yang penting bagi tingkat respon antar sel, pemrosesan nutrisi, dan transfer informasi
(Anonim, 2008).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat peran citicoline terhadap
perbaikan EPT, disini citicoline 0,4 cc merupakan kadar yang efektif dalam perbaikan EPT.
Dosis citicoline 0,8 cc kurang efektif, hal ini dikarenakan jumlah volume yang terlalu banyak
mengakibatkan spons menjadi membesar dan mendesak saraf sehingga menimbulkan cedera
sekunder.
Faktor lain yang menyebabkan citicoline 0.4 cc menjadi lebih buruk pada minggu ke-
8 diduga karena terdapat penyulit baru seperti intake yang sulit pada hewan coba kelompok
perlakuan tersebut. Proses dan metode pengukuran yang digunakan diduga juga menjadi
-
7/21/2019 BAB IV edit.docx
4/4
salah satu penyebab adanya deviasi hasil EPT akhir sehingga kurang sesuai dengan yang
diharapkan.