bab iv pemis

5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan Percobaan ini di lak uka n unt uk mengidenti fi kas i adany a larutan yang mengandung asam amino dengan menggunakan teknik kromatografi lapis tipis, yang melibatkan perhitungan nilai Rf dari masing-masing larutan yang mengandung asam amino. Teknik kromatografi lapi s ti pis yang digunakan dalam percobaan ini mempunyai kelebihan, yaitu dapat dilakukan proses identifikasi lebih lanjut, dengan mengeruk silika gel (noda larutan contoh), kemudian dilanjutkan dengan identifikasi menggunakan teknik kromatografi kolom. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut.  oda !arak eluen (cm) !arak noda (cm) Rf (cm) "lisin # $,% &,' erin # $,% &,' *sam *spartat # $,+ &,' ampel # $,# &, 4.2 Reaksi a. Reaksi er in de nga n ni nhi dri n

Upload: muzakir

Post on 18-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV Pemis

7/23/2019 BAB IV Pemis

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-pemis 1/5

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Percobaan ini dilakukan untuk mengidentifikasi adanya larutan yang

mengandung asam amino dengan menggunakan teknik kromatografi lapis tipis, yang

melibatkan perhitungan nilai Rf dari masing-masing larutan yang mengandung asam

amino.

Teknik kromatografi lapis tipis yang digunakan dalam percobaan ini

mempunyai kelebihan, yaitu dapat dilakukan proses identifikasi lebih lanjut, dengan

mengeruk silika gel (noda larutan contoh), kemudian dilanjutkan dengan identifikasi

menggunakan teknik kromatografi kolom. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada

tabel berikut.

 oda !arak eluen (cm) !arak noda (cm) Rf (cm)"lisin # $,% &,'

erin # $,% &,'

*sam *spartat # $,+ &,'

ampel # $,# &,

4.2 Reaksi

a. Reaksi erin dengan ninhidrin

Page 2: BAB IV Pemis

7/23/2019 BAB IV Pemis

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-pemis 2/5

 b. Reaksi asam aspartat dengan ninhidrin

OH

OH

O

O

 inhidrin

.H'COOH   CH

NH2

COOH

*sam *spartat 

OH

H

O

O

 H,./'

Hidridantin

.H'COOH   CH

O

Page 3: BAB IV Pemis

7/23/2019 BAB IV Pemis

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-pemis 3/5

OH

OH

O

O

 H,

OH

H

O

O

O

OH

N

O

O

,H'/

diketohidrindilen diketohidrindamin0arna biru ungu

c. Reaksi glisin dengan ninhidrin

Page 4: BAB IV Pemis

7/23/2019 BAB IV Pemis

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-pemis 4/5

OH

OH

O

O

 H,

OH

H

O

O

O

OH

N

O

O

,H'/

diketohidrindilen diketohidrindamin0arna biru ungu

4.2 Pembahasan

Pada percobaan ini digunakan plat kromatografi lapis tipis. 1luen sebagai

fase gerak dibuat dari tiga pelarut yaitu campuran n-butanol, asam asetat dan air 

dengan perbandingan tertentu. Pemilihan ketiga larutan tersebut sebagai eluen

disebabkan adanya perbedaan tetapan dielektriknya, dimana tetapan dielektrik 

mempengaruhi kepolaran bahan. 2akin tinggi tetapan dielektriknya maka sifat bahan

makin polar. 3rutan kepolaran pelarut tersebut yaitu air 4 n-butanol 4 asam asetat.

1luen ini dibuat dalam keadaan jenuh agar proses elusi dapat berlangsung dengan

cepat.

hamber yang jenuh akan mempercepat terjadinya proses elusi dengan

meningkatkan daya kapilaritas plat 56T, sehingga eluen cepat meresap mele0ati

Page 5: BAB IV Pemis

7/23/2019 BAB IV Pemis

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-pemis 5/5

 pori-pori dari plat. Prinsip percobaan 56T ini didasarkan pada sifat fisik dan kimia

asam amino. ifat fisik ditunjukkan oleh kecepatan bergerak pada fase diam dari

kertas kromatografi dan sifat kimianya berdasarkan pada 0arna yang timbul ketika

disemprotkan dengan larutan ninhidrin.

Pada percobaan ini proses elusi berjalan agak lambat. Hal ini mungkin

disebabkan karena fasa gerak dalam chamber belum terlalu jenuh. etelah kertas

diangkat dari eluen kemudian dikeringkan pada suhu kamar dan disemprotkan

dengan larutan ninhidrin dan belum ada 0arna yang terbentuk. 3ntuk memperjelas

noda yang terbentuk maka absorben dimasukkan ke dalam o7en dan dikeringkan

 pada suhu 8 +& 9. etelah dikeringkan maka akan muncul dua 0arna yang dominan

yaitu ungu dan jingga yang merupakan 0arna senya0a kompleks yang dibentuk oleh

larutan larutan asam amino dan sampel yang diidentifikasi.

:erdasarkan hasil percobaan, tidak ada nilai Rf sampel dan larutan asam

amino yang sama. Hal ini kemungkinan disebabkan karena noda yang kurang terlihat

sehingga penandaan noda pun kurang tepat. Tapi jika dilihat dari nilai Rf yang ada,

maka yang paling mendekati nilai Rf sampel adalah nilai Rf dari larutan asam

aspartat yaitu &,. ehingga dapat diambil hipotesa bah0a sampel adalah asam

aspartat.