bab2 sulit makan

27
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kons ep Te rkai t 1. Def ini si Anak Usia Pra sek ola h Anak prasekolah adalah anak yang berusia 3 sampai lima tahun. Pada masa ini, terjadi pertumbuhan biologis, psikososial, kognitif, dan spiritual yang begitu signifikan. Kemampuan mereka dalam mengontrol diri, berinteraksi dengan orang lain, dan penggunaan bahasa dalam berinteraksi merupakan modal awal anak dalam mempersiapkan tahap perkembangan berikutnya, yaitu tahap sekolah. (Whaley dan Wong, 1995). Masa prasekolah (usia 3 – 5 tahun) merup akan fase ketika anak mulai terlepas dari orang tuanya, dan mulai berinteraksi dengan lingkungannya (Sayogo, 2007). Tugas perkembangan pada anak prasekolah adalah mencapai otonomi yang cukup, memenuhi dan menangani diri sendiri tanpa campur tangan orang tua secara penuh. Pada tahap ini, anak dapat dilibatkan dalam kegiatan atau pekerjaan rumah tangga untuk membantu orang tua (Whaley dan Wong,1999). Keberhasilan pada tahap  prasekolah akan berpengaruh sangat besar dalam kesuksesan anak dalam menghadapi tahap perkembangan berikutnya. 2. Pol a Ma kan Ana k Us ia Pras eko lah Anak usia prasekolah membutuhkan lebih kurang 6800 kkal per hari. Kebutuhan cairan tergantung kepada aktivitas anak, biasanya meningkat dari kebutuhan cairan dan pada anak usia Todler mempunyai karakteristik yang khas, yaitu  bergerak terus, tidak bisa diam, dan sulit untuk diajak duduk dalam waktu relatife lama. Pada usia 12 sampai 18 bulan pertumbuhan sedikit lambat sehingga kebutuhan

Upload: annisa-aulia-fitri

Post on 13-Apr-2018

245 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7/21/2019 Bab2 Sulit Makan

http://slidepdf.com/reader/full/bab2-sulit-makan 1/27

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Terkait

1. Definisi Anak Usia Prasekolah

Anak prasekolah adalah anak yang berusia 3 sampai lima tahun. Pada masa

ini, terjadi pertumbuhan biologis, psikososial, kognitif, dan spiritual yang begitu

signifikan. Kemampuan mereka dalam mengontrol diri, berinteraksi dengan orang

lain, dan penggunaan bahasa dalam berinteraksi merupakan modal awal anak dalam

mempersiapkan tahap perkembangan berikutnya, yaitu tahap sekolah. (Whaley dan

Wong, 1995).

Masa prasekolah (usia 3 – 5 tahun) merupakan fase ketika anak mulai terlepas

dari orang tuanya, dan mulai berinteraksi dengan lingkungannya (Sayogo, 2007).

Tugas perkembangan pada anak prasekolah adalah mencapai otonomi yang cukup,

memenuhi dan menangani diri sendiri tanpa campur tangan orang tua secara penuh.

Pada tahap ini, anak dapat dilibatkan dalam kegiatan atau pekerjaan rumah tangga

untuk membantu orang tua (Whaley dan Wong,1999). Keberhasilan pada tahap

 prasekolah akan berpengaruh sangat besar dalam kesuksesan anak dalam menghadapi

tahap perkembangan berikutnya.

2. Pola Makan Anak Usia Prasekolah

Anak usia prasekolah membutuhkan lebih kurang 6800 kkal per hari.

Kebutuhan cairan tergantung kepada aktivitas anak, biasanya meningkat dari

kebutuhan cairan dan pada anak usia Todler mempunyai karakteristik yang khas, yaitu

 bergerak terus, tidak bisa diam, dan sulit untuk diajak duduk dalam waktu relatife

lama. Pada usia 12 sampai 18 bulan pertumbuhan sedikit lambat sehingga kebutuhan

7/21/2019 Bab2 Sulit Makan

http://slidepdf.com/reader/full/bab2-sulit-makan 2/27

nutrisi dan kalori menurun yaitu 100 kkal per kg berat badan (BB). Kebutuhan protein

sekitar 2,4 g per hari (Whaley dan Wong, dalam Supartini, 2004).

Pola makan anak terbentuk pada usia satu atau dua tahun dan akan

mempengaruhi kebiasaan makan tahun-tahun berikutnya (Arvin dan Kliesma, 2000).

Ketika anak memasuki usia 4 tahun, mereka memasuki periode finicky eating , yaitu

anak yang lebih rewel dan lebih memberontak dalam hal makan. Mereka menjadi

lebih pemilih dalam hal makanan dan tidak berkeinginan untuk mencoba makanan

yang baru. Usia lima tahun, anak sudah bisa mencoba makanan yang baru, tetapi

orang tua sangat berperan dalam hal ini, yaitu membiarkan anak untuk ikut

mempersiapkan makanan di dapur (Whaley dan Wong, 1999).

Anak usia prasekolah yang sedang dalam fase meniru, seringkali meniru pola

makan orang tua sebagai role model. Oleh karena itu, jika orang tua memiliki pola

makan yang baik, maka anak akan memiliki pola makan yang sama pula

(Widyaningsih dalam poeirah, 2002).

Pola makan anak prasekolah sangat dipengaruhi juga oleh perkenalan

makanan padat. Orang tua yang terlambat memperkenalkan makanan padat pada usia

6 bulan, atau sebaliknya orang tua terlalu cepat memperkenalkan makanan padat

(Supriyadi, 2008).

3. Kebutuhan Nutrisi Pada Anak Usia Prasekolah

Supartini (2004) mengemukakan sama halnya dengan anak usia toddler, anak

 prasekolah mengalami pertumbuhan sedikit lambat. Beberapa karakteristik yang

terkait dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang perlu diperhatikan pada anak

 prasekolah adalah sebagai berikut.

7/21/2019 Bab2 Sulit Makan

http://slidepdf.com/reader/full/bab2-sulit-makan 3/27

a. Nafsu makan berkurang

 b. Anak lebih tertarik pada aktivitas bermain dengan teman atau lingkungannya

daripada makan

c. Anak mulai senang mencoba jenis makanan baru

d. Waktu makan merupakan kesempatan yang baik bagi anak untuk belajar dan

 bersosialisasi dengan keluarga.

Anjuran untuk orang tua dalam kaitannya dengan karakteristik tersebut :

a. Pertahankan kebiasaan makan yang baik dengan cara mengajarkan anak mengenal

nutrisi, misalnya dengan menggambar atau melakukan aktivitas bermain yang

lain.

 b. Apabila makanan yang dikonsumsi cenderung sedikit, berikan dengan frekuensi

lebih sering, yaitu 4 samapi 5 kali sehari. Apabila memberikan makanan padat,

seperti nasi, 3 kali dalam sehari, berikan makanan ringan atau kudapan diantara

waktu makan tersebut. Susu cukup diberikan 1-2 kali sehari.

c. Fasilitas anak untuk mencoba jenis makanan baru. Makanan baru tidak harus yang

 berharga mahal, yang penting memenuhi gizi seimbang.

d. Fasilitas anak untuk dapat mengekspresikan ide, pikiran, serta perasaanya saat

makan bersama dan fasilitas anak untuk berinteraksi secara efektif dengan Anda

atau anggota keluarga yang lain.

B. Sulit Makan

1. Definisi Sulit Makan

Kesulitan makan didefinisikan sebagai perilaku anak yang mengalami

gangguan makan berupa penolakan makan, tidak mau makan, lama waktu makan

7/21/2019 Bab2 Sulit Makan

http://slidepdf.com/reader/full/bab2-sulit-makan 4/27

hingga lebih dari 30 menit, dan hanya mau makan makanana tertentu saja

(Kusumadewi dalam poeriah, 2002).

Menurut Judarwanto (2005), kesulitan makan adalah jika anak tidak mau atau

menolak untuk makan, atau mengalami kesulitan mengkonsumsi makanan atau

minuman dengan jenis dan jumlah sesuai usia secara fisiologis (alamiah dan wajar),

yaitu mulai dari membuka mulutnya tanpa paksaan, mengunyah, menelan hingga

sampai terserap dipencernaan secara baik tanpa paksaan dan tanpa pemberian vitamin

dan obat tertentu.

2. Gejala Sulit Makan

Judarwanto (2005) mengungkapkan anak sulit makan jika hanya mampu

menghabiskan kurang dari 2/3 jumlah makanannya sehingga kebutuhan nutrien tidak

terpenuhi. Beberapa tampilan klinik kesulitan makan pada anak dapat berupa

memenuhkan atau menyembur- nyemburkan makanan yang sudah masuk di mulut

anak, makan berlama-lama dan memainkan makanan, sama sekali tidak mau

memasukkan makanan ke dalam mulut, memuntahkan atau menumpahkan makanan,

menepis suapan dari orang tua, tidak mengunyah tetapi langsung menelan makanan

dan kesulitan menelan, sakit bila mengunyah atau menelan makanan.

Klinik perkembangan anak affilioned program for children Development di

Universitas George Town (Judarwanto, 2005) melaporkan jenis kesulitan makan pada

anak sesuai dengan jumlahnya adalah :

aa.. Hanya mau makan makanan cair atau lumat : 27,3%

 b b.. Kesulitan menghirup, mengunyah atau menelan : 24,1%

cc.. Kebiasaan makan yang aneh dan ganjil : 23,3%

dd.. Tidak menyukai variasi banyak makanan : 11,1%

ee.. Keterlambatan makan sendiri : 8,0%

f f .. Mealing time tantrum : 6,1%

7/21/2019 Bab2 Sulit Makan

http://slidepdf.com/reader/full/bab2-sulit-makan 5/27

3. Faktor – Faktor Penyebab Sulit Makan

Secara umum penyebab kesulitan makan pada anak dibedakan dalam 3 faktor

yaitu kehilangan nafsu makan, gangguan proses makan di mulut dan pengaruh

 psikologis. Beberapa faktor tersebut dapat berdiri sendiri tetapi sering kali terjadi

lebih dari 1 faktor. (Judarwanto, 2005)

a. Hilangnya nafsu makan akibat penyakit

Pengaruh hilang atau berkurangnya nafsu makan tampaknya merupakan

 penyebab utama masalah kesulitan makan pada anak. Pengaruh nafsu makan ini

 bisa mulai dari yang ringan (berkurang nafsu makan) hingga berat (tidak ada nafsu

makan). Berkurang atau hilangnya nafsu makan ini sering diakibatkan karena

gangguan fungsi saluran cerna, penyakit infeksi seperti, infeksi tubercolosis,

infeksi saluran kencing, infeski parasit cacing.

 b. Gangguan proses makan di mulut

Proses makan terjadi mulai dari memasukkan makan dimulut mengunyah

dan menelan. Ketrampilan dan kemampuan koordinasi pergerakan motorik kasar

disekitar mulut sangat berperanan dalam proses makan tersebut. Pergerakan

motorik tersebut berupa koordinasi gerakan menggigit, mengunyah dan menelan

dilakukan oleh otot dirahang atas bawah, bibir, lidah dan banyak otot lainnya

disekitar mulut. Gangguan proses makan dimulut tersebut seringkali berupa

gangguan mengunyah makanan, keterlambatan bicara dan gangguan bicara (cadel,

gagap, bicara terlalu cepat sehingga sulit dimengerti).

c. Gangguan psikologis

Gangguan psikologis meliputi gangguan sikap negativisme, menarik

 perhatian, perasaan lain pada anak, kebiasaan rewel pada anak digunakan sebagai

7/21/2019 Bab2 Sulit Makan

http://slidepdf.com/reader/full/bab2-sulit-makan 6/27

upaya untuk mendapatkan yang sangat diinginkannya, sedang tertarik permainan

atau benda lainnya, atau meniru pola makan orang tua atau saudaranya.

Beberapa aspek psikologis dalam hubungan keluarga, baik antara anak

dengan orang tua, antara ayah dan ibu atau hubungan antara anggota keluarga

lainnya dapat mempengaruhi kondisi psikologis anak. Misalnya bila hubungan

antara orang tua yang tidak harmonis, hubungan antara anggota keluarga lainnya

tidak baik atau suasana keluarga yang penuh pertentangan, permusuhan atau

emosi yang tinggi akan mengakibatkan untuk mengalami ketakutan, kecemasan,

tidak bahagia, sedih dan depresi. Hal itu mengakibatkan anak tidak aman dan

nyaman sehingga bisa membuat anak menarik diri dari kegiatan atau lingkungan

keluarga termasuk aktivitas makannya.

Sikap orang tua dalam hubungannya dengan anak, atau bicara yang disebut

 pola asuh, sangat menentukan untuk terjadinya gangguan psikologis yang dapat

mengakibatkan gangguan makan. Beberapa hal tersebut diantaranya adalah

 perlindungan dan perhatian berlebihan pada anak, orang tua yang pemarah, tegang

terus menerus, kurangnya kasih sayang baik secara kualitas dan kuantitas,

kurangnya pengertian dan pemahaman orang tua terhadap kondisi spikologis anak

(Judarwanto, 2005). Selain itu, sikap ibu yang dapat membentuk anak menjadi

sulit makan adalah cara menyiapkan makanan, cara memberikan makan,

menenangkan anak yang sedang rewel dengan memberikan jajanan, memaksa

anak makan, terlambat memberikan makanan padat, dan ibu tidak membiasakan

anak makan tepat waktu (Ladriasari, 2001, Tasmin, 2002). Sikap memaksa dalam

 pemberian makan akan membuat emosi anak meningkat, sehingga menurunkan

 produksi cairan lambung yang dapat mengakibatkan fungsi pencernaan terhambat

(Podjiadi, 1997).

7/21/2019 Bab2 Sulit Makan

http://slidepdf.com/reader/full/bab2-sulit-makan 7/27

4. Penatalaksanaan Sulit Makan Pada Anak Usia Prasekolah

Cara pemberian makan yang baik dan benar sangat berpengaruh terhadap

selera makan pada anak. Menurut ladriasari (2001) terdapat beberapa cara dan

 petunjuk untuk mengatasi kesulitan makan pada anak, diantaranya sebagai berikut :

a. Beri jumlah makanan secara bertahap sedikit demi sedikit tapi sering.

 b. Bila menyuruh makan pada anak harus dengan suara lemah lembut dan dengan

 pendekatan yang baik tanpa memaksa.

c. Bila sudah tiba saat jam makan tapi anak sedang asyik bermain, jangan langsung

dihentikan mendadak permainan si anak.

d. Buat suasana makan itu menyenangkan dengan pembicaraan yang

menarik bagi anak.

e. Sajikan makanan-makanan sederhana, makanan yang sudah dikenali. Anak diusia

kanak-kanak awal ini biasanya ingin mengetahui apa yang dimakannya dan

menolak makanan yang dicampur, sehingga mereka tidak mengenal bentuknya,

misalnya gado-gado.

f. Jika mungkin sajikan makanan yang dapat dipegang, misalnya kentang goring,

tempe, sate dan sebagainya.

g. Setiap kali hanya mengenalkan satu jenis makanan baru.

h. Sajikan dalam porsi kecil, terutama makanan yang baru dikenal atau yang tidak

disenanginya.

i. Perhatikan penampilan dari bentuk, selera, warna dan rasa dari makanan.

 j. Ikut sertakan anak untuk menentukan menu makanan yang hendak

dimakan.

7/21/2019 Bab2 Sulit Makan

http://slidepdf.com/reader/full/bab2-sulit-makan 8/27

k. Berilah contoh makan yang baik bagi anak. Orangtua yang tidak

 bersemangat untuk makan atau rewel makan akan menjadi contoh yang buruk

 bagi anak, sebab anak biasa meniru tokoh yang berarti baginya.

l. Dengan mengetahui bahwa nafsu makan anak digerakkan oleh jumlah makanan

yang dibutuhkan tubuh, orangtua seharusnya menjaga nafsu makan anak dan

memastikan bahwa anak mendapatkan kebutuhan tubuhnya. Beberapa ahli

 psikologi perkembangan anak tidak menyarankan anak dipaksa makan apapun

 penyebabnya, karena semakin dipaksa anak akan semakin memberontak.

m. Menghidangkan menu yang bervariasi.

n. Biarkan anak makan sendiri.

o. Jangan memburu-buru anak agar makan dengan cepat.

 p. Tidak perlu setiap kali mengikuti keinginan anak dengan mengganti menu sesuai

dengan keinginannya, karena mungkin saja ketidaksukaannya disebabkan

keinginan menentang dominasi orangtua.

q. Jika anak tidak mau makan dan si anak berada dalam keadaan sehat, tidak apa-

apa, jangan memberikan kudapan pada anak.

r. Berikan makanan secara bertahap sesuai jenis dan kandungan gizi satu persatu,

mulai dari yang mengandung banyak zatbesi dan protein (misalnya daging),

sampai terakhir jenis yang kurang penting (misalnya pudding sebagai penutup

mulut).

s. Reaksi orangtua akan menentukan arah dan proses pembelajaran anak terhadap

 berbagai hal sampai mereka menentukan kesadaran dan tanggungjawab secara

internal.

C. Tingkat Pertumbuhan Pada Anak Usia Prasekolah

1. Definisi Pertumbuhan

7/21/2019 Bab2 Sulit Makan

http://slidepdf.com/reader/full/bab2-sulit-makan 9/27

Pertumbuhan adalah peningkatan jumlah dan ukuran sel pada saat membelah

diri dan mensintesis protein baru, menghasilkan peningkatan ukuran dan berat seluruh

atau sebagian dari bagian sel.

(Wong, 2002).

Pertumbuhan dan perkembangan anak adalah proses yang dinamik dan

 berlangsung terus menerus mulai dari masa konsepsi sampai dengan dewasa.

Pertumbuhan dan perkembangan adalah dua hal yang berbeda yang tidak dapat

dipisahkan satu sama lainnya.

Pertumbuhan (growth) adalah setiap perubahan atau bertambahnya jumlah dan

ukuran tubuh baik fisik (anatomi) maupun struktur. Pertumbuhan berkaitan dengan

 perubahan kualitas yaitu penambahan jumlah sel dan besar sel tubuh. Anak tidak

hanya menjadi besar secara fisik tetapi ukuran dan struktur pertumbuhan otaknya juga

 bertambah. Akibat adanya pertumbuhan otak anak mempunyai kemampuan yang

lebih besar untuk belajar, mengingat dan berfikir. Pertumbuhan anak lebih banyak

dipengaruhi oleh faktor lingkungan terutama masukan zat gizi dari pada faktor

genetik. (Soetjiningsih, 1995)

Pertumbuhan ialah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan

interseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian

atau keseluruhan. Jadi bersifat kuantitatif sehingga demikian dapat kita ukur dengan

mempergunakan satuan panjang atau satuan berat. (Suganda, 2002)

Pertumbuhan fisik merupakan hal yang kuantitatif, atau dapat diukur, aspek

 peningkatan ukuran fisik individu sebagai hasil peningkatan dalam jumlah sel.

Indikator ukuran pertumbuhan meliputi perubahan tinggi dan berat badan, gigi,

struktur skelet, dan karakteristik seksual. Misalnya anak-anak secara umum memiliki

 berat dua kali berat badan lahir pada usia 36 bulan. (Perry dan Potter, 2005).

7/21/2019 Bab2 Sulit Makan

http://slidepdf.com/reader/full/bab2-sulit-makan 10/27

Whaley dan Wong dalam Supartini (2004) mengemukakan pertumbuhan

sebagai suatu peningkatan jumlah dan ukuran, sedangkan perkembangan

menitikberatkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling

rendah ke tingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan

 pembelajaran. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang menurut Supartini (2004)

adalah : faktor herediter, faktor lingkungan, faktor internal.

aa.. Faktor herediter 

Faktor pertumbuhan yang dapat diturunkan (herediter) adalah jenis

kelamin, ras, dan kebangsaan (Marlow dalam Supartini 2004). Jenis kelamin

ditentukan sejak awal dalam kandungan (fase konsepsi) dan setelah lahir, anak

laki-laki cenderung lebih tinggi dan berat daripada anak perempuan dan hal ini

 bertahan sampai usia tertentu karena anak perempuan biasanya lebih awal

mengalami masa prapubertas sehingga kebanyakan pada usia tersebut, anak

 perempuan lebih tinggi dan besar. Akan tetapi begitu anak laki-laki memasuki

masa prapubertas, mereka akan berubah lebih tinggi dan besar daripada anak

 perempuan.

Ras atau suku dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Beberapa suku bangsa menunjukkan karakteristik yang khas, misalnya suku asmat

di Irian Jaya secara turun-temurun berkulit hitam. Demikian juga kebangsaan

tertentu menunjukkan karakteristik tertentu seperti bangsa asia cenderung tinggi

dan besar.

 b b.. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan

 perkembangan anak adalah prenatal, lingkungan eksternal, dan lingkungan

internal anak.

7/21/2019 Bab2 Sulit Makan

http://slidepdf.com/reader/full/bab2-sulit-makan 11/27

1) Lingkungan pranatal

Lingkungan di dalam uterus sangat besar pengaruhnya terhadap

 perkembangan fetus terutama karena ada selaput yang menyelimuti dan

melindungi fetus dari lingkungan luar. Beberapa kondisi lingkungan dalam

uterus yang dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin adalah

gangguan nutrisi karena ibu kurang mendapat gizi adekuat baik secara kualitas

maupun kuantitas, gangguan endokrin pada ibu seperti diabetes melitus, ibu

yang mendapat terapi sitostatika atau yang mengalami infeksi rubella,

toksoplasmosis, sfilis, dan herpes. Intinya apa yang dialami oleh ibu akan

 berdampak pada kondisi pertumbuhan dan perkembangan fetus.

2) Pengaruh budaya lingkungan

Budaya keluarga atau masyarakat akan mempengaruhi bagaimana

mereka mempersepsikan dan memahami kesehatan serta perilaku hidup sehat.

Pola perilaku ibu yang sedang hamil dipengaruhi oleh budaya yang dianutnya,

misalnya ada beberapa larangan untuk makanan tertentu padahal zat gizi

tersebut diperlukan dalam pertumbuhan janin. Begitu juga keyakinan untuk

melahirkan dengan meminta pertolongan petugas kesehatan di sarana

kesehatan atau tetap memilih dukun beranak, dilandasi oleh nilai budaya yang

dialami. Setelah anak lahir, dia dibesarkan dengan pola asuh keluarga yang

 juga dilandasi oleh nilai budaya yang ada di masyarakat. Anak yang

dibesarkan dilingkungan petani di pedesaan akan mempunyai pola kebiasaan

atau norma perilaku yang berbeda dengan mereka yang dibesarkan dikota

 besar seperti metropolitan Jakarta.

3) Status sosial dan ekonomi keluarga

Anak yang berada dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang

sosial ekonominya rendah, bahkan punya banyak keterbatasan untuk memberi

7/21/2019 Bab2 Sulit Makan

http://slidepdf.com/reader/full/bab2-sulit-makan 12/27

makanan bergizi, membayar biaya pendidikan, dan memenuhi kebutuhan

 primer lainnya, tentunya keluarga akan mendapat kesulitan untuk membantu

anak mencapai tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal

sesuai dengan tahapan usianya. Keluarga dengan latar belakang pendidikan

rendah juga sering kali tidak dapat, tidak mau, atau tidak meyakini pentingnya

 penggunaan fasilitas kesehatan yang dapat menujang pertumbuhan dan

 perkembangan anaknya, misal pentingnya imunisasi untuk anak atau

 penggunaan sarana kesehatan berobat sehingga pada akhirnya mereka masih

menggunakan praktik pemeliharaan kesehatan secara tradisional yaitu pergi ke

dukun yang praktik pertolongan belum dapat dibuktikan hasilnya secara

ilmiah untuk mempertahankan keseahatan anak.

4) Nutrisi

Telah disebutkan bahwa untuk bertumbuh dan berkembang anak

membutuhkan zat gizi yang esensial mencakup protein, karbohidrat, mineral,

vitamin, dan air yang harus dikonsumsi secara seimbang dengan jumlah yang

sesuai kebutuhan pada tahapan usianya. Khususnya selama periode

 pertumbuhan dan perkembangan yang secara cepat seperti masa prenatal, usia

 bayi atau remaja akan membutuhkan lebih banyak kalori dan protein. Anak

dapat mengalami hambatan pertumbuhan dan perkembangan hanya karena

kurang adekuatnya asupan zat gizi tersebut.

Asupan nutrisi yang berlebihan juga dapat menimbulkan dampak yang

 buruk pula bagi kesehatan anak misalnya terjadi penumpukan kadar lemak

yang berlebihan dalam sel bahkan pada pembuluh darah sehingga bila anak

sakit pertumbuhan dan perkembangan juga terganggu.

5) Iklim dan cuaca

7/21/2019 Bab2 Sulit Makan

http://slidepdf.com/reader/full/bab2-sulit-makan 13/27

Iklim tertentu dapat mempengaruhi status kesehatan anak seperti pada

musim penghujanan yang dapat menimbulkan bahaya banjir pada daerah

tertentu akan menyebabkan sulitnya transportasi sehingga sulit mendapatkan

 bahan makanan, bahwa timbul berbagai penyakit menular seperti diare dan

 penyakit kulit, yang dapat mengancam semua orang termasuk bayi dan anak-

anak. Terlebih lagi pada bayi dan anak-anak yang sangat rentan terhadap

 penyakit menular, apabila daya tahan tubuh sedang menurun yang juga akibat

tidak adekuatnya status nutrisi, mereka akan dengan mudah terjangkit penyakit

menular tersebut. Pada beberapa tempat yang endemis untuk terjadi wadah

demam berdarah, terjadinya perubahan cuaca akan berakibat atas peningkatan

angka kejadian demam berdarah. Demikian juga di musim kemarau ketika

sulit mendapatkan air bersih, angka kejadian seperti diare akan meningkat.

Oleh karena itu, masyarakat harus mempunyai kemampuan untuk

mengantisipasi kejadian tersebut dan melakukan tindakan pencegahan. Status

kesehatan anak tentunya akan berdampak pada proses pertumbuhan dan

 perkembangan anak tersebut

6) Olahraga/latihan fisik 

Olahraga atau latihan fisik berdampak pada pertumbuhan fisik maupun

 perkembangan psikososial anak. Secara fisik manfaat olahraga atau latihan

yang teratur dapat meningkatkan sirkulasi darah sehingga akan meningkatkan

aktivitas fisik dan menstimulasi perkembangan otot dan pertumbuhan sel.

Pada saat olahraga anak juga berinteraksi dengan teman sepermainan dan

mengenal aturan yang berlaku serta belajar menaatinya untuk tujuan bersama,

misalnya sepak bola yang dilakukan oleh kelompok anak sekolah. Aktivitas

fisik dari permainan sepak bola akan membantu pertumbuhan sel, selain itu

7/21/2019 Bab2 Sulit Makan

http://slidepdf.com/reader/full/bab2-sulit-makan 14/27

kepada anak juga ditanamkan aturan permainan yang harus mereka taati

 bersama dan interaksi sosial yang dijalankan membantu mereka memiliki

kemampuan untuk berkomunikasi dengan sesama teman.

7) Posisi anak dalam kandungan

Posisi anak sebagai anak tunggal, anak tengah, anak bungsu akan

mempengaruhi bagaimana pola anak tersebut diasuh dan dididik dalam

keluarga. Anak tunggal tidak mempunyai teman bicara dan beraktivitas

kecuali dengan orang tuanya. Oleh karena itu, kemampuan intelektual anak

tunggal akan dapat lebih cepat berkembang dan mengembangkan harga diri

yang positif karena secara terus-menerus berinteraksi dengan orang dewasa,

yaitu orang tuanya dan mendapatkan stimulasi secara psikososial. Akan tetapi,

 biasanya mereka akan lebih tergantung dan kurang mandiri. Perkembangan

motorik lebih lambat karena tidak ada stimulasi untuk melakukan aktivitas

fisik yang biasanya dilakukan oleh saudara kandungnya.

cc.. Faktor internal

Berikut ini akan diuraikan faktor internal yang dapat mempengaruhi

 pertumbuhan dan perkembangan.

1) Kecerdasan

Kecerdasan dimilki oleh anak sejak ia dilahirkan. Anak yang

dilahirkan dengan tingkat kecerdasan yang rendah tidak akan mencapai pretasi

yang cemerlang walaupun stimulus yang diberikan lingkungan demikian

tinggi. Sementara anak yang dilahirkan dengan tingkat kecerdasan tinggi dapat

didorong oleh stimulus lingkungan untuk berprestasi secara cemerlang.

2) Pengaruh hormonal

7/21/2019 Bab2 Sulit Makan

http://slidepdf.com/reader/full/bab2-sulit-makan 15/27

Ada tiga hormone utama yang mempengaruhi pertumbuhan dan

 perkembangan anak, yaitu hormon somatotropik, hormon tiroid, dan hormon

gonadotropin.  Hormon somatotropik  ( growth hormon) terutama digunakan

selama masa kanak-kanak yang mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan

karena menstimulasi terjadinya proliferasi sel kartilago dan sistem skeletal.

Apabila kelebihan, hal ini akan menyebabkan  gigantisme, yaitu anak tumbuh

sangat tinggi dan besar, dan apabila kekurangan, menyebabkan dwarfism atau

kerdil. Hormon tiroid menstimulasi metabolisme tubuh, sedangkan hormon

gonadotropik menstimulasi pertumbuhan sel interstisial dari testis untuk

memproduksi testosteron, dan ovarium untuk memproduksi estrogen.

Selanjutnya, testosteron akan menstimulasi perkembangan karakteristik seks

sekunder anak laki-laki, yaitu menghasilkan spermatozoa, sedangkan estrogen

akan menstimulasi perkembangan karakteristik seks sekunder anak

 perempuan, yaitu menghasilkan ovum.

3) Pengaruh emosi

Orang tua terutama ibu adalah orang terdekat tempat anak belajar

untuk bertumbuh dan berkembang. Anak belajar dari orang tua untuk dapat

memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri. Dengan demikian, apabila orang tua

memberi contoh perilaku emosional, seperti melempar sandal atau sepatu

 bekas dipakai, membentak saat anak rewel, marah saat jengkel, anak akan

 belajar untuk menirukan perilaku orang tua tersebut. Anak belajar

mengekspresikan perasaan dan emosinya dengan meniru perilaku orang

tuanya. Apabila pola seperti ini dibiarkan, anak akan mengembangkan

7/21/2019 Bab2 Sulit Makan

http://slidepdf.com/reader/full/bab2-sulit-makan 16/27

 perilaku emosional seperti di atas karena maturasi atau pematangan

kepribadian diperoleh anak melalui proses belajar dari lingkungan

keluarganya. Oleh karena itu, orang tua harus berhati-hati dalam bersikap

karena apabila orang tua senang membentak, anak akan belajar untuk

 berbicara kasar pada orang lain. Apabila orang tua suka memukul saat marah

dan jengkel, anak akan belajar bersikap kasar pada orang lain. Orang tua

adalah model peran bagi anak.

2. Ciri-ciri pertumbuhan terdapat 4 kategori perubahan sebagai ciri pertumbuhan

menurut Suganda (2002) adalah :

a. Perubahan ukuran

Perubahan ini terlihat secara jelas pada pertumbuhan fisik yang dengan

 bertambahnya umur anak terjadi pula penambahan berat badan, tinggi badan,

lingkaran kepala dan lain-lain. Organ tubuh seperti jantung, paru-paru atau usus

akan bertambah besar, sesuai dengan peningkatan kebutuhan tubuh.

 b. Perubahan proporsi

Selain bertambahnya ukuran-ukuran, tubuh juga memperlihatkan perubahan

 proporsi. Anak bukanlah dewasa kecil, tubuh anak memperlihatkan perbedaan

 proporsi bila dibandingkan dengan tubuh orang dewasa. Proporsi tubuh seorang

 bayi baru lahir sangat berbeda dibandingkan tubuh anak ataupun orang dewasa.

Pada bayi baru lahir, kepala relative mempunyai proporsi yang lebih besar

dibanding dengan umur-umur lainnya. Titik pusat tubuh bayi baru lahir kurang

lebih setinggi umbilicus, sedangkan pada orang dewasa titik pusat tubuh terdapat

kurang lebih setinggi simpisis pubis. Perubahan proporsi tubuh mulai usia

kehamilan 2 bulan sampai dewasa.

c. Hilangnya ciri-ciri lama

7/21/2019 Bab2 Sulit Makan

http://slidepdf.com/reader/full/bab2-sulit-makan 17/27

Selama proses pertumbuhan terdapat hal-hal yang terjadi perlahan-lahan,

seperti menghilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu dan menghilangnya

refleks-refleks primitif.

d. Timbulnya ciri-ciri baru

Timbulnya ciri-ciri baru ini adalah sebagai akibat pematangan fungsi-

fungsi organ. Perubahan fisik yang penting selama pertumbuhan adalah

munculnya gigi tetap yang menggantikan gigi susu yang telah lepas, dan

munculnya tanda-tanda seks sekunder seperti tumbuhnya rambut pubis dan aksila,

tumbuhnya buah dada pada wanita dan lain-lain.

Ciri-ciri pertumbuhan ini mempunyai keunikan yaitu :

1) Kecepatan pertumbuhan yang tidak teratur 

Kecepatan pertumbuhan mulai konsepsi sampai akhir masa remaja

tidaklah tetap, ada masa-masa dimana pertumbuhan sangat pesat, yaitu masa

 prenatal, bayi dan adolesensi, sedangkan diluar masa itu pertumbuhan

 berlangsung lambat. Kecepatan pertumbuhan tinggi badan sudah menurun

 pada saat lahir, kemudian relative tetap hingga usia 4 – 5 tahun, lalu

meningkat lagi pada usia 6 – 8 tahun, menurun pada usia 11 – 15 tahun dan

disebut adolescent growth spurt. Puncak percepatan pertumbuhan tinggi badan

anak perempuan terjadi 2 tahun lebih awal daripada anak laki-laki.

2) Masing-masing organ memiliki pola pertumbuhan yang berbeda

Pada umumnya pertumbuhan bagian-bagian tubuh mengikuti pola

 pertumbuhan tinggi badan terutama tulang dan otot. Beberapa organ tubuh

tertentu tidak mengikuti pola pertumbuhan umum, tetapi mempunyai pola

tersendiri. Organ-organ tubuh dimaksud ialah otak dan tulang tengkorak,

organ reproduksi dan jaringan limfoid.

7/21/2019 Bab2 Sulit Makan

http://slidepdf.com/reader/full/bab2-sulit-makan 18/27

Secara umum terdapat 4 pola kurva pertumbuhan, yaitu :

a) Pola pertumbuhan umum

Yang khas pada pertumbuhan secara umum ialah pertumbuhan

tinggi badan. Sampai usia 2 tahun pertambahan tinggi badan berlangsung

cepat setelah itu pertumbuhan berlangsung stabil dibawah pengaruh

hormon pertumbuhan sampai pubertas. Mulai masa pubertas, hormon

kelamin berpengaruh sehingga pertumbuhan berlangsung dengan cepat

sampai berhenti pada masa akil balik. Umumnya pertumbuhan organ tubuh

mengikuti pola pertumbuhan.

 b) Pola pertumbuhan organ limfoid

Organ limfoid secara cepat mengalami pertumbuhan, sehingga

 pada usia sekitar 12 tahun mencapai 200% dan berangsur menurun lagi

sampai usia dewasa menjadi 100%. Dengan keadaan ini anak-anak pada

masa pubertas relative lebih kuat daya tahan tubuhnya.

c) Pola pertumbuhan otak dan kepala

Pertumbuhan otak dan kepala terjadi paling cepat dibanding bagian

tubuh lain sejak kehidupan intrauterine, bahkan berlanjut sampai tahun-

tahun pertama kehidupan sehingga pada usia 6 tahun pertumbuhannya

telah mencapai hampir 90% otak orang dewasa.

d) Pola pertumbuhan organ reproduksi

Selama masa anak, pertumbuhan dan perkembangan organ kelamin

sangat lambat, baru pada masa pubertas terjadi percepatan yang luar biasa

mengejar ketinggalannya di masa anak, sehingga dalam waktu singkat

menjadi matang. Pertumbuhan organ reproduksi ini sejalan pula dengan

 perkembangan seksual seseorang. Manusia merupakan makhluk yang

7/21/2019 Bab2 Sulit Makan

http://slidepdf.com/reader/full/bab2-sulit-makan 19/27

 paling lama mencapai kematangan seksualnya dibanding jenis hewan

termasuk primata.

3. Ciri-ciri tumbuh kembang anak usia prasekolah menurut Cecily (2002) adalah :

a. Karakteristik fisik 

1) Berat badan : Penambahan berat badan anak prasekolah dari 2 kg per tahun,

 berat rata-rata adalah 18 kg

2) Tinggi badan : Pertumbuhan tinggi badan anak 5 sampai 7 cm per tahun,

tinggi rata-rata adalah 108 cm

3) Postur tidak ada lordosis lagi

4) Gigi-gigi susu mulai tanggal

 b. Perkembangan motorik kasar 

1) Usia 36 bulan : Pakai baju dan ganti baju sendiri, berjalan mundur, naik turun

tangga, berganti-ganti kaki, berdiri sesaat di atas satu kaki.

2) Usia 4 tahun : Melompat dengan satu kaki, memanjat dan melompat,

melempar bola cukup baik.

3) Usia 5 tahun : Melompat melewati tali, berlari tanpa kesulitan, bermain lompat

tali dengan cukup baik, mainan tangkap.

c. Perkembangan motorik halus

1) Usia 36 bulan : Memasang manik- manic besar, melukis tanda silang dan

 bulatan, membuka kancing depan dan samping, menyusun 10 balok tanpa

 jatuh.

2) Usia 4 tahun : Menggunakan gunting, menggunting gambar sederhana,

menggambar bujur sangkar.

3) Usia 5 tahun : Memukul kepala paku dengan palu, mengikat tali sepatu, dapat

menulis beberapa huruf alphabet, dapat menulis nama.

7/21/2019 Bab2 Sulit Makan

http://slidepdf.com/reader/full/bab2-sulit-makan 20/27

d. Perkembangan sensoris

1) Usia 4 tahun : persepsi ruang sangat terbatas, dan dapat mengidentifikasi satu

dua warna.

2) Usia 5 tahun : Sedikitnya dapat mengenali 4 warna, dapat membedakan objek

 berdasarkan beratnya, dan memerankan orang tua dan orang dewasa lainnya.

e. Perkembangan kognitif 

Anak berkembang dari perilaku sensori motori sebagai alat pembelajaran dan

 berinteraksi dengan lingkungan menjadi pembentukan pikiran simbolik.

1) Mengembangkan kemampuan untuk membentuk representasi mental terhadap

objek dan orang

2) Mengembangkan konsep waktu

3) Memiliki perspektif egosentri, memberi arti sendiri untuk realita

f. Perkembangan bahasa

1) Usia 2 tahun : Menggunakan kalimat dengan dua tiga kata, menggunakan

holofrasis, lebih dari setengah pembicaraannya dapat dimengerti

2) Usia 3 tahun : Banyak bertanya, berbicara saat ada maupun tidak ada orang,

menggunakan pembicaraan telegrafis (tanpa kata preposis, kata sifat, kata

keterangan, dll), mengucapkan konsonan berikut : d, b, t, k, dan y,

menghilangkan w dari pembicaraannya, mempunyai perbendaharaan kata

sebanyak 900 kata, memakai kalimat tiga kata (subjek-kata kerja-objek),

menyatakan namanya sendiri, membuat kesalahan suara spesifik (s, sh, ch, z,

th, r, dan l), menjamakan kata-kata, mengulangi ungkapan dan kata-kata

dengan tanpa tujuan.

3) Usia 4 tahun : Perbendaharaan kata sejumlah 1500 kata, menghitung sampai

tiga, menceritakan cerita panjang, mengerti pertanyaan sederhana, mengerti

7/21/2019 Bab2 Sulit Makan

http://slidepdf.com/reader/full/bab2-sulit-makan 21/27

dasar hubungan sebab akibat dari perasaan, pembicaraannya egosentris,

membuat kesalahan suara spesifik (s, sh, ch, th, r, dan l) memakai kalimat

empat kata.

4) Usia 5 tahun : Perbendaharan kata sebanyak 2100 kata, memakai kalimat lima

kata, memakai kata depan dan kata penghubung, memakai kalimat lengkap,

mengerti pertanyaan yang berkaitan dengan waktu dan jumlah (berapa banyak

dan kapan), tetap membuat kesalahan suara, belajar untuk berpartisipasi dalam

 percakapan sosial, dapat menyebutkan hari-hari dalam seminggu.

4. Ciri-ciri pertumbuhan fisik menurut Soetjiningsih (2002) adalah :

a. Berat badan

Pada bayi yang lahir cukup bulan, berat badan waktu lahir akan

kembali pada hari ke 10. Berat badan menjadi 2 kali berat badan waktu lahir

 pada bayi umur 5 bulan, menjadi 3 kali berat badan lahir pada umur satu

tahun, dan menjadi 4 kali berat badan lahir pada umur 2 tahun. Pada masa

 prasekolah kenaikan berat badan rata-rata 2 kg/tahun. Kemudian pertumbuhan

konstan mulai berakhir dan mulai “pre-adolescent growth spurt” (pacu

tumbuh pra-adolesen) dengan rata-rata kenaikan berat badan adalah 3-3,5

kg/tahun, yang kemudian dilanjutkan dengan “growth spurt” (pacu tumbuh

adolesen). Dibandingkan dengan anak laki-laki, “growth spurt” (pacu

tumbuh) anak perempuan dimulai lebih cepat yaitu sekitar umur 8 tahun,

sedangkan anak laki-laki baru pada umur sekitar 10 tahun. Tetapi

 pertumbuhan anak perempuan lebih cepat berhenti daripada anak laki-laki.

Anak perempuan umur 18 tahun sudah tidak tumbuh lagi, sedangkan anak

laki-laki baru berhenti tumbuh pada umur 20 tahun.

7/21/2019 Bab2 Sulit Makan

http://slidepdf.com/reader/full/bab2-sulit-makan 22/27

Digunakan rumus yang dikutip dari Behrman, 1992 untuk

memperkirakan berat badan anak adalah sebagai berikut :

1-6 tahun : Umur (tahun) x 2 + 8

 b. Tinggi badan

Menurut Suganda (2002) pengukuran pada anak sampai usia 2 tahun

dengan berbaring menggunakan infantometer  diperlukan bantuan memegang

kepala anak agar alat tetap menempel pada ubun-ubun, kesulitan biasanya

 pada saat meluruskan tungkainya dengan telapak kaki menempel pada

 pengukur, karena bayi tidak suka dipegang agar diam beberapa waktu.

Anak diatas usia 2 tahun dengan berdiri menggunakan alat

 stadiometer, microtoise, tinggi duduk. Tujuan pengukuran adalah mendapat

catatan jarak tinggi dari permukaan puncak kepala hingga telapak kaki, atau

hingga ujung tulang sacrum pada tinggi duduk.

Posisi standard pada kelapa secara rutin dipakai pada bidang horizontal

(Frankfurt Plane) melewat bagian eksternal meatus telinga. Disarankan pada

 posisi berdiri menggunakan pemberat pada kepala ± 0,5 kg, untuk menekan

rambut agar datar dan mencegah perbedaan pada pergerakan alat keatas dan

kebawah disaat mengukur.

Digunakan rumus yang dikutip dari Behrman, 1992 untuk

memperkirakan tinggi badan anak adalah sebagai berikut :

1-6 tahun : umur (tahun) x 6 + 77

5. Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan anak menurut Kissanti

(2008) adalah :

aa.. Faktor heredo konstitusional : tergantung ras, genetic, jenis kelamin dan

kelainan bawaan.

7/21/2019 Bab2 Sulit Makan

http://slidepdf.com/reader/full/bab2-sulit-makan 23/27

 b b.. Faktor hormonal : insulin, tiroid, hormon sex dan steroid.

cc.. Faktor lingkungan selama dan sesudah lahir : gizi, trauma, sosio-ekonomi,

iklim, aktivitas fisik, penyakit dll.

6. Tahap pertumbuhan anak menurut Iskandar (1985) adalah :

a. Pertumbuhan yang cepat sekali dalam tahun pertama yang kemudian

mengurang secara berangsur-angsur sampai 3-4 tahun.

 b. Pertumbuhan yang berjalan lamban dan teratur sampai masa akil balik.

c. Pertumbuhan cepat pada masa akil balik (12-16)

d. Pertumbuhan kecepatannya mengurang berangsur-angsur sampai suatu waktu

(kira-kira umur 18 tahun) berhenti.

Dalam tahun pertama panjang bayi bertambah 23 cm (di negeri maju 25

cm). sehingga anak pada umur 1 tahun panjangnya menjadi 71 cm (75 cm di

negeri maju). Kemudian kecepatan pertumbuhan berkurang sehingga setelah umur 

2 tahun kecepatan pertambahan panjang badan kira-kira 5 cm per-tahun.

D. Penelitian Terkait

Ponirah (2000) dalam penelitiannya tentang faktor-faktor yang berkaitan dengan

kesulitan makan pada anak usia prasekolah di RW 06, kelurahan Bintara, Bekasi Barat,

mendapatkan bahwa faktor penyebab dari kesulitan makan pada anak adalah cara

 pemberian makan (16%), dan sikap pemberi makan (14%). Cara pemberian makan dan

sikap pemberian makan merupakan salah satu komponen pola asuh dan tingkat

 pertumbuhan anak tersebut.

Tanjung (2006) dalam penelitiannya tentang hubungan pola makan dan kejadian

gizi buruk pada balita di wilayah Puskesmas Sukajadi, Bandung diperoleh hubungan

 bermakna antara tingkat pertumbuhan dengan status gizi anak. Anak yang mengalami gizi

7/21/2019 Bab2 Sulit Makan

http://slidepdf.com/reader/full/bab2-sulit-makan 24/27

kurang, mempunyai keterpaparan pola asuh kurang baik sebesar 2,844 kali dibanding gizi

 baik (95% Cl; 1, 456, 5,558)

E. Kerangka Teori

Skema 2.1

Kerangka Teori

Diadopsi dari Teori Green dalam Notoatmodjo (2005)

Keterangan Kerangka Teori

Faktor Predisposisi

Faktor Predisposisi

1. Sulit makan

2. Pertumbuhan anak prasekolah

(3 – 5 tahun)

Faktor Pendukung

Ketersediaan Sarana dan

Prasarana : 

1. Lingkungan

2. Pendapatan keluarga

Tingkat Pertumbuhan

1. Baik  

2. Kurang

Faktor Penguat

1. Kebijakan pemerintah

2. Dukungan orang tua

3. Dukungan guru

7/21/2019 Bab2 Sulit Makan

http://slidepdf.com/reader/full/bab2-sulit-makan 25/27

1. Sulit makan

Kesulitan makan didefinisikan sebagai perilaku anak yang mengalami gangguan

makan berupa penolakan makan, tidak mau makan, lama waktu makan hingga lebih

dari 30 menit, dan hanya mau makan makanana tertentu saja (Kusumadewi dalam

 poeriah, 2002).

2. Pertumbuhan anak prasekolah (3-5 tahun)

Pertumbuhan ialah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler,

 berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau

keseluruhan. Jadi bersifat kuantitatif sehingga demikian dapat kita ukur dengan

mempergunakan satuan panjang atau satuan berat. (Suganda, 2002)

Faktor Pendukung : ketersediaan sarana dan prasarana

1. Lingkungan

Lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak adalah

 prenatal, lingkungan eksternal, dan lingkungan internal anak. (Supartini, 2004)

2. Pendapatan keluarga

Anak yang berada dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang sosial ekonominya

rendah, bahkan punya banyak keterbatasan untuk memberi makanan bergizi,

membayar biaya pendidikan, dan memenuhi kebutuhan primer lainnya, tentunya

keluarga akan mendapat kesulitan untuk membantu anak mencapai tingkat

 pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal sesuai dengan tahapan usianya.

Keluarga dengan latar belakang pendidikan rendah juga sering kali tidak dapat, tidak

mau, atau tidak meyakini pentingnya penggunaan fasilitas kesehatan yang dapat

menunjang pertumbuhan dan perkembangan anaknya, misal pentingnya imunisasi

untuk anak atau penggunaan sarana kesehatan berobat sehingga pada akhirnya mereka

7/21/2019 Bab2 Sulit Makan

http://slidepdf.com/reader/full/bab2-sulit-makan 26/27

masih menggunakan praktik pemeliharaan kesehatan secara tradisional yaitu pergi ke

dukun yang praktik pertolongan belum dapat dibuktikan hasilnya secara ilmiah untuk

mempertahankan keseahatan anak. (Supartini, 2004)

Faktor Penguat

1. Kebijakan pemerintah

Kebijakan dari pemerintah menyediakan fasilitas-fasilitas yang belum ada

2. Dukungan orang tua

Diharapkan dapat memberikan masukan bagi orang tua agar bisa lebih tepat memilih

 jenis makanan yang cocok untuk usia anak terkait dengan tingkat pertumbuhan pada

anak usia prasekolah.

3. Dukungan guru

Diharapkan dapat membimbing, mendidik anak dan member pola makan yang baik.

Tingkat Pertumbuhan

Tingkat Pertumbuhan dilihat Berat Badan.

Rumus = 1 – 6 tahun : Umur (tahun) x 2 + 8

1. Baik

Pertumbuhan dikatakan baik jika berat badan, misal usia 3 tahun dengan berat

 badan 14 kg

2. Kurang

Pertumbuhan dikatakan kurang baik jika berat badan, misal usia 3 tahun dengan

 berat badan 13 kg.

Tingkat Pertumbuhan dilihat Tinggi Badan

7/21/2019 Bab2 Sulit Makan

http://slidepdf.com/reader/full/bab2-sulit-makan 27/27

Rumus = 1 – 6 tahun : Umur (tahun) x 6 + 77

1. Baik  

Pertumbuhan dikatakan baik jika tinggi badan, misal usia 3 tahun dengan tinggi

 badan 95 cm

2. Kurang

Pertumbuhan dikatakan kurang baik jika tinggi badan, misal usia 3 tahun dengan

tinggi badan 90 cm