jtptunimus gdl agussantos 5214 3 bab2

Upload: chindia-bunga

Post on 20-Feb-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Agussantos 5214 3 Bab2

    1/28

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A.

    PUSKESMAS, PERAN DAN FUNGSIPuskesmas adalah suatu unit fungsional yang berfungsi sebagai pelaksana pusat

    pengembangan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang

    kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan

    kegiatan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan pada masyarakat yang

    menempati wilayah tertentu. Sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dasar maka

    Puskesmas bertanggungjawab terhadap pelayanan kesehatan masyarakat dan

    penyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar kedokteran.3

    Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar Puskesmas berpedoman pada

    empat asas pokok yaitu:

    1. Asas pertanggungjawaban wilayah

    Dalam menyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar Puskesmas

    bertanggungjawab terhadap semua masalah kesehatan yang ada di seluruh wilayah

    kerjanya secara aktif

    2. Asas peran serta masyarakat

    Puskesmas harus melibatkan masyarakat secara aktif dalam penyelenggaraan

    pelayanan kesehatan dasar seperti dengan Posyandu yang selama ini telah berjalan

    dengan baik

    3. Asas keterpaduan

    Perpaduan kerja lintas sektor dan lintas program akan menjadikan pelayanan

    kesehatan dasar menjadikan Puskesmas lebih efektif dan efisien

    4. Asas rujukan

    Untuk menangani kasus di luar kemampuan Puskesmas harus melakukan

    rujukan, dimana rujukan kasus kedokteran adalah Rumah Sakit yang lebih mampu sedang

    rujukan masalah kesehatan masyarakat adalah Dinas Kesehatan setempat.3

    B. PEMBIAYAAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS

    Definisi pembiayaan pelayanan kesehatan adalah besarnya dana yang harus

    disediakan oleh pemerintah maupun masyarakat untuk menyediakan dan memanfaatkan

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Agussantos 5214 3 Bab2

    2/28

    berbagai upaya kesehatan yang diperlukan perseorangan, keluarga maupun kelompok dan

    masyarakat. Di negara berkembang seperti Indonesia beaya pelayanan kesehatan masih

    belum bisa lepas dari campur tangan pemerintah baik dalam penyelenggaraan maupun

    pemanfaatannya.3

    Biaya pelayanan kesehatan ditinjau dari segi penyedia pelayanan kesehatan dapat

    dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu biaya bagi penyedia jasa pelayanan kesehatan dalam

    menyediakan berbagai upaya kesehatan dan biaya bagi pemakai jasa pelayanan kesehatan

    dalam memanfaatkan pelayanan tersebut. Dari segi jenis pelayanan kesehatan yang

    diselenggarakan maka biaya pelayanan kesehatan dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu biaya

    pelayanan kedokteran yang bertujuan mengobati penyakit dan pemulihan kesehatan

    penderita serta biaya pelayanan lesehatan masyarakat yang bertujuan mencegah penyakit

    dan memelihara serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.3

    Syarat pokok dalam pembiayaan kesehatan adalah:

    1. Jumlah biaya yang cukup dalam arti membiayai semua kegiatan upaya pelayanan

    kesehatan dan tidak menyulitkan kemudian hari

    2. Penyebaran dana yang sesuai menurut alokasi kebutuhan

    3. Pemanfaatan yang efektif dan efisien9.

    Sumber pembiayaan upaya pelayanaan kesehatan antara lain:

    1. Sepenuhnya bersumber dari Pemerintah

    2. Sebagian ditanggung masyarakat

    3. Sepenuhnya ditanggung pihak ketiga baik itu swasta maupun bantuan luar negeri9.

    Pada era desentralisasi, fungsi pembiayaan usaha pelayanan kesehatan yang

    dilakukan pemerintah memiliki pembagian yang terperinci antara Pemerintah Pusat

    maupun Pemerintah Daerah. Puskesmas memiliki sumber pembiayaan antara lain:

    1. Pemerintah Pusat, Propinsi dan Kabupaten atau Kota

    2. Pendapatan Puskesmas melalui biaya retribusi yang besarnya ditentukan

    Pemerintah Kabupaten atau Kota setempat

    3. Sumber lain seperti perusahaan ansuransi PT Askes, PT Jamsostek, JPSBK dan

    lainnya.3,12

    Sesuai Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No.21/1994 dan No.23/1994

    Puskesmas menjadi bagian dari Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota yang

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Agussantos 5214 3 Bab2

    3/28

    tanggungjawab penyelenggaraannya ditangan Bupati atau Walikota setempat. Peran

    pemerintah dalam penyelenggaraaan pelayanan kesehatan di Puskesmas secara umum

    adalah sebagai pembuat kebijakan (regulator), sebagai penyandang dana (donator), dan

    sebagai pelaksana atau pelaku (eksekutor).3,12

    C. MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN PUSKESMAS

    American Society for Quality Control memberikan pengertian mutu adalah

    gambaran total sifat dari suatu produk atau jasa pelayanan yang berhubungan dengan

    kemampuannya memberikan kepuasan bagi pengguna. Sedangkan J.M. Juran

    mengartikan mutu sebagai kemampuan kecocokan penggunaan (fitnes for use),

    mengandung unsur mutu sebagai keistimewaan produk dan mutu dalam pengertian bebas

    dari kekurangan.3,15,18

    Mutu dalam pelayanan kesehatan tidak hanya dilihat dari aspek teknis medis saja

    tetapi secara keseluruhan dari sistem pelayanan kesehatan itu sendiri, meliputi mutu

    dalam masukan (input), proses, dan keluaran (output).Robertdan Prevostmembedakan

    mutu pelayanan kesehatan dalam dimensi:

    1. Bagi pengguna jasa yaitu kepuasan pelanggan

    2. Bagi penyelenggara yaitu kesesuaian ilmu, teknologi, otonomi profesi, dan kebutuhan

    pengguna jasa

    3. Bagi penyandang dana yaitu efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pelayanan

    kesehatan.3,15,18

    Mutu dalam proses pelayanan kesehatan diukur dengan kriteria kinerja

    organisasi dan kinerja petugas kesehatan. Kinerja yang baik dari petugas dan organisasi

    secara keseluruhan menjadikan keluaran jasa pelayanan yang berkualitas dan diharapkan

    dapat memberi kepuasan pengguna jasa pelayanan kesehatan. Puskesmas setiap tahunnya

    telah melakukan penilaian kinerja yang biasa disebut stratifikasi Puskesmas. Hasil

    penilaian kinerja Puskesmas dikategorikan dalam 3 (tiga) strata, yaitu:

    1.

    Strata I adalah Puskesmas dengan kinerja baik (skor penilaian > 75%)

    2. Strata II adalah Puskesmas dengan kinerja cukup (skor penilaian 50%-

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Agussantos 5214 3 Bab2

    4/28

    memanfaatkan manusia sebagai kekayaan organisasi dalam hubungan dan peran dalam

    bekerja untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Berbeda dengan

    manajemen personalia yang melihat karyawan sebagai sumber daya (resources) proses

    produksi. Peranan manajemen sumber daya manusia mencakup:

    1. Penetapan jumlah dan kualifikasi tenaga kerja

    2. Pengadaan, penempatan, pengorganisasian tenaga kerja

    3. Menetapkan tugas, karier, dan pengembangan tenaga kerja

    4. Melakukan promosi, demosi, rotasi, dan pendidikan pelatihan tenaga kerja

    5. Membuat peramalan situsi ketenagakerjaan di masa mendatang

    6. Membuat penilaian, penghargaan dan imbalan jasa tenaga kerja

    7. Mengatur pensiun, pemberhentian, penambahan dan pesangon

    8.

    Mengikuti perkembangan teknologi kerja dan undang-undang tenaga kerja.14,15,16

    Perencanaan sumber daya manusia yang baik hanya dapat dilakukan jika telah

    terdapat informasi yang jelas dan lengkap mengenai analisis jabatan (job analisis), uraian

    tugas (job description), spesifikasi tugas (job specification), analisis beban dan analisis

    resiko tugas (job evaluation).15,16

    Sebagai tindak lanjut realisasi perencanaan sumber daya manusia maka diadakan

    audit atau penilaian terhadap sumber daya manusia. Aspek yang dinilai adalah kinerja

    atau prestasi kerja, kejujuran, perilaku, loyalitas, potensi kerja, sifat dan hasil kerja.15,16

    Tujuan penilaian terhadap sumber daya manusia adalah:

    1. Mengetahui prestasi kerja atau kinerja karyawan

    2. Penetapan besaran kompensasi

    3. Mengetahui kreatifitas dan perilaku kerja

    4. Pertimbangan kebijakan personalia seperti mutasi, promosi, dan pemberhentian

    5. Mengetahui tingkat kerjasama dalam pencapaian tujuan.

    15,16

    E. KINERJA (WORK PERFORMANCE)

    1.

    Pengertian Kinerja

    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja (work performance) diartikan

    sebagai sesuatu yang dicapai terkait dengan proses kerja, perstasi yang diperlihatkan

    terkait dengan kemampuan kerja seorang pekerja. Sedang dalam pengertian manajemen

    sumber daya manusia, kinerja adalah hasil kerja yang dicapai seorang pekerja baik secara

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Agussantos 5214 3 Bab2

    5/28

    individu maupun unit team kerja sesuai wewenang dan tanggungjawab masing-masing

    sesuai tujuan kerja organisasi menurut aturan atau standart kerja (standart performance)

    yang berlaku.15,16,18

    Kinerja atau penampilan kerja oleh Schuller and Jackson diartikan sebagai the

    record of outcomes produced on a specified work times periode yaitu catatan yang

    dihasilkan dari suatu pekerjaan atau kegiatan tertentu selama suatu waktu tertentu pula.

    Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja atau penampilan kerja

    adalah catatan yang dihasilkan dari suatu kemampuan kerja atau prestasi yang

    ditunjukkan atau dicapai dalam suatu waktu tertentu dalam mngerjakan tugas.

    Agar dapat mencapai kinerja atau performa yang baik seorang karyawan harus

    punya kemampuan, kemauan serta usaha dan dukungan lingkungan. Kemauan dan usaha

    menghasilkan penampilan perikaku dalam bekerja, sedang kinerja merupakan kombinasi

    antara kemampuan dan usaha untuk menghasilkan apa yang dikerjakan. Kemampuan atau

    potensi individu yang melengkapi kinerja adalah kemampuan manajerial, komunikasi,

    hubungan interpersonal, keperibadian, kedewasaan (maturity), kecerdasan umum,

    pengetahuan, serta pengetahuan dan ketrampilan terkait pekerjaan.18

    Kinerja merupakan penampilan kerja individu atau kelompok, tidak

    menggantungkan pada personel pemangku jabatan atau tugas tetapi kepada seluruh

    jajaran dalam organisasi. Kinerja kelompok termasuk didalamnya dipengaruhi sifat-sifat

    yang mendukung atau menghambat performa kelompok meliputi aspek penyampaian

    pendapat, kelengkapan tugas (complete task), pengambilan keputusan, pendelegasian

    wewenang, kebiasaan dan budaya kerja, serta perilaku dan hubungan interpersonal.16

    Kinerja adalah suatu hasil yang dicapai menurut ukuran atau standart yang

    ditetapkan untuk suatu pekerjaan. Kinerja merupakan gambaran tingkat pencapaian

    pelaksanaan suatu kegiatan, program atau tugas dalam usaha mewujudkan sasaran atau

    tujuan, visi dan misi organisasi. Kinerja dapat pula digambarkan sebagai kulminasi dari

    tiga unsur yang saling berkaitan yaitu ketrampilan, upaya dan sifat keadaan eksternal.23

    Kinerja profesional dalam upaya pelayanan kesehatan. secara umum mencakup

    pengetahuan klinis dan medis, ketrampilan teknis klinis dan medis, pengetahuan dan

    ketrampilan umum, komunikasi dan hubungan interpersonal, serta tanggung jawab

    profesional. Peningkatan pada penampilan kerja atau performa individu dan organisasi

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Agussantos 5214 3 Bab2

    6/28

    dalam upaya pelayanan kesehatan mempengaruhi efektifitas pelaksanaan suatu program

    yang bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia bidang kesehatan.23

    2. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

    Seara umum faktor yang mempengaruhi kinerja dapat dibedakan atas faktor

    individu, faktor psikososial, dan faktor organisasi.

    a. Faktor Individu

    Faktor individu adalah mengenai kemampuan atau kompetensi sumber daya

    manusianya meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan, pengalaman kerja,

    dan ketrampilan. Kompetensi adalah hal utama yang mempengaruhi kinerja petugas yang

    terseleksi dalam proses pengadaan karyawan. Hal yang masih mungkin dapat

    berkembang adalah faktor usia, pengalaman dan ketrampilan kerja. Bertambahnya usia

    dapat menurunkan kinerja karena pengaruh fisik, namun pengalaman dan ketrampilan

    sangat mungkin meningkatkan kinerja.14,15,16

    Umur mempengaruhi kinerja terkait adanya perubahan-perubahan yang dirasakan

    individu sehubungan dengan pengalaman yang bertambah dan keterbatasan secara fisik

    dan mental terkait pekerjaan, sehingga perubahan tersebut nampak dalam aktifitas sehari-

    hari dalam menjalankan tugas. Pengalaman bertambah seiring bertambahnya usia dan

    masa kerja sehingga kecakapan teknis, komunikasi, manajerial dan kemampuan analisis

    masalah seorang karyawan meningkat. Hal tersebut menjadikan karyawan mudah dalam

    adaptasi terhadap pekaerjaan serta mengatasi masalah yang timbul, rasa percaya diri

    tinggi, sikap dan etika bekerja yang baik, sehingga kinerja meningkat.15,16

    Jenis kelamin berpengaruh terhadap kinerja karena ada beberapa pekerjaan yang

    dirasa tepat dikerjakan oleh karyawan laki-laki dan ada yang lebih tepat dikerjakan oleh

    perempuan. Terdapat perbedaan persepsi dan reaksi individu terhadap situsi dan kondisi

    suatu pekerjaan antara laki-laki dan perempuan, sehingga perbedaan tersebut memberikan

    kekhasan atau karakter yang berbeda dalam bekerja.15,16

    Pengetahuan dan ketrampilan baik yang bersifat umum maupun teknis dari

    karyawan sangat beragam, baik karena faktor pendidikan, pengalaman, pelatihan,

    seminar, bimbingan, dan juga bakat tertentu yang dimiliki. Hal ini memberikan tingkatan

    yang berbeda terhadap kinerja yang dihasilkan.16

    b. Faktor psikososial petugas yaitu motivasi dan kepatuhan dalam bekerja.

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Agussantos 5214 3 Bab2

    7/28

    Motivasi bertujuan mengarahkan daya dan potensi bawahan agar dapat bekerja

    secara maksimal. Motivasi menjadi penting karena manajer atau atasan menginginkan

    pekerjaan yang dibagikan kepada bawahannya terselesaikan dengan baik dan terintegrasi

    dengan tujuan organisasi, sehinngga motivasi sangat berpengaruh terhadap penampilan

    kerja atau kinerja karyawan. Motivasi membagkitkan semangat dalam bekerja sehingga

    pekerjaan terasa ringan dan dapat terselesaikan dengan baik.24

    Kepatuhan atau ketaatan berhubungan dengan tingkatan seseorang dalam cara

    melaksanakan suatu perintah kerja atau aturan perusahaan dan perilaku-perilaku yang

    direferensikan atasannya. Kepatuhan dari seorang petugas membantu organisasi dalam

    mewujudkan tujuan atau sasaran kerja organisasi.24

    c. Faktor Organisasi

    Manajemen organisasi seperti beban kerja, uraian tugas, kompensasi dan insentif,

    budaya kerja terkait kepemimpinan, serta pengawasan dan sanksi sangat mempengaruhi

    kinerja kayawan. Uraian tugas adalah daftar tugas yang harus dilakukan oleh setiap

    petugas sesuai dengan jabatannya yang menjadi tanggung jawab petugas tersebut. Uraian

    tugas sangat penting bagi petugas dalam menjalankan pekerjaanya mereka akan

    mengetahui secara pasti peran kerja yang harus dijalankannya sehingga mereka dapat

    mencapai kinerja yang optimal. Jadi apabila kinerja seorang petugas akan dinilai maka

    penilaian yang dilakukan otomatis mengacu pada jalannya kegiatan atau tugas yang

    dijabarkan dalam uraian tugasnya dan hasil yang dicapai.15,16

    Seorang petugas memiliki kapasitas kerja tersendiri dalam hubungannya dengan

    pekerjaan yang diterimanya tergantung umur, status gizi, masa kerja, pendidikan,

    pengalaman, ketrampilan, dan status kesehatan seorang petugas. Ada ukuran beban kerja

    yang dirasa tepat bagi petugas sehingga mereka mampu bekerja secara optimal.15,16

    Budaya kerja dapat menjadi strategi dalam meningkatkan kinerja organisasi. J.P.

    KotterdanL. Heskettdalam bukunya Corporate Culture and Performance, mengatakan

    bahwa sifat budaya kerja dapat terlihat ataupun tidak, sedang pendekatan budaya kerja

    dalam meningkatkan kinerja karyawan adalah budaya yang adaptif, kuat dan strategis.

    Tujuan kompensasi dan insentif adalah sebagai ikatan kerja sama, kepuasan kerja,

    motivasi, stabilitas karyawan, kedisiplinan dan pengaruh peraturan serikat buruh dan

    pemerintah. Kompensasi yang mampu memberi kepuasan dan insentif yang sesuai akan

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Agussantos 5214 3 Bab2

    8/28

    meningkatkan motivasi dalam bekerja sehingga kinerja meningkat.15,16

    Pengawasan adalah melakukan penilaian sekaligus koreksi terhadap penampilan

    kerja karyawan untuk mencapai setiap tujuan yang ditetapkan sesuai rencana dan standart

    yang ditetapkan. Apabila ditemukan penampilan kerja tidak sesuai dengan standart yang

    ditentukan dilakukan pemberian sanksi (punishment) yaitu suatu imbal balik sebagai

    bentuk teguran, nasehat atau hukuman yang ditujukan untuk merubah penampilan kerja

    dari karyawan. Sanksi bisa bersifat administratif maupun hukum.23

    3. Pengukuran dan Penilaian Kinerja

    Secara makro, tingkat kinerja seorang petugas pelayanan kesehatan dapat diketahui

    dengan mempelajari beberapa indikator upaya pelayanan kesehatan. Indikator tersebut

    banyak yang bersifat tidak langsung. Kinerja merupakan akumulasi dari beberapa faktor

    terkait, tidak bergantung faktor sumber daya manusia sekalipun cukup kuat pengaruhnya.

    Namun selama indikator-indikator tersebut memiliki data yang sahih maka kinerja dapat

    diukur. Selama ini kinerja petugas pelayanan kesehatan termasuk di Puskesmas belum

    terukur secara rutin apalagi secara tercatat dan terlaporkan.16,18,19

    Pengukuran kinerja dapat diartikan sebagai pengukuran atas kontribusi atau

    peran kerja dari seorang pekerja atau sekelompok unit kerja terhadap pencapaian tujuan

    kerja organisasi, dapat bersifat kuantitatif dan kualitatif. Kinerja yang baik dari seorang

    pekerja akan mencapai suatu kondisi dimana seorang pekerja dapat menemukan ide-ide

    atau terobosan baru dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Pengukuran kinerja

    dimaksudkan untuk mengevaluasi atas peran kerja petugas sehingga dapat digunakan

    bahan acuan dalam membuat keputusan manajemen.16,18

    Beberapa indikator kinerja yang umum berlaku pada perusahaan pelayanan jasa

    seperti dibidang kesehatan yaitu ketepatan waktu, disiplin, hasil kerja dalam kualitas dan

    target yang dicapai, ide-ide gagasan atau inovasi dalam bekerja. Sedangkan menurut

    Djoko Wiyono (2004), indikator kinerja yang baik antara lain:

    1.

    Tidak melakukan cacat kerja (work defect)

    2. Tidak melakukan pengulangan pekerjaan (rework)

    3. Tidak melakukan pekerjaan yang terbuang, atau tidak terpakai (work scrap)

    4. Tidak ada item pekerjaan yang hilang atau tidak terdata dengan baik (lost item)

    5. Tidak menunda menyelesaikan pekerjaan (back logs)

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Agussantos 5214 3 Bab2

    9/28

    6. Tidak terlambat menyerahkan hasil kerja atau laporan pekerjaan (late deliveries)

    7. Tidak melakukan pekerjaan sia-sia atau tidak dibutuhkan (surplus item).15, 18

    Penilaian kinerja secara reguler membuat karyawan berorientasi terhadap pekerjaan

    lebih baik karena adanya motivasi selalu menampilkan kinerja atau performa yang baik.

    Penilaian kinerja sangat luas dan tidak memiliki ukuran khusus yang berlaku secara

    umum namun didasarkan jenis pekerjaan tersebut. Adanya ukuran operasional terhadap

    pekerjaan sangat penting dalam penilaian secara reguler. Penilaian didasarkan pada

    tingkat kontribusi individu dalam mencapai tujuan atau sasaran organisasi.23

    Henry Fayol mendefinisikan penilaian kinerja sebagai pengukuran untuk melihat

    apakah yang dikerjakan karyawan sesuai yang direncanakan, dan telah dikerjakan secara

    keseluruhan. Penilaian bermanfaat bagi bidang personalia dalam upaya pengambilan

    keputusan manajerial dan dapat menunjukkan prestasi kerja secara rutin, serta diharapkan

    dapat menjadikan karyawan lebih memahami satu dengan yang lainnya.16

    Penilaian kinerja ditujukan untuk:

    1. Perencanaan dan pengembangan karier

    2. Perbaikan dan peningkatan prestasi kerja karyawan

    3. Mencegah terjadinya kesalahan dan kegagalan kerja

    4. Mencari bahan pertimbangan dalam pengambiklan keputusan personalia seperti

    mutasi, pelatihan dan pemberhentian karyawan.16

    Langkah-langkah dalam pengukuran kinerja karyawan adalah:

    1. Mendefinisikan pekerjaan artinya mencari kejelasan tugas yang diterima karyawan

    dan yang menjadi standart pekerjaan dari jabatan tersebut

    2. Menilai kinerja dengan membandingkan antara penampilan kerja aktual dengan

    standart kerja yang ditetapkan

    3. Membuat sesi umpan balik, tentang alasan, harapan, pendapat karyawan dan

    organisasi.16

    Langkah-langkah dalam penilaian kinerja yitu:

    1. Menetapkan strategi, dengan menetapkan kriteria, waktu, identitas karyawan dan alat

    ukur kinerja

    2. Mengumpulkan data prestasi kerja karyawan

    3. Menilai prestasi kerja bersama karyawan

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Agussantos 5214 3 Bab2

    10/28

    4. Mengambil keputusan dan kesimpulan.16

    Beberapa aspek dalam penilaian kinerja antara lain:

    1. Trait-based criteria, artinya menilai kinerja berdasarkan apa yang dikerjakan oleh

    petugas

    2. Behaviour-based criteria, artinya menilai kinerja berdasarkan sikap dan perilaku

    petugas dalam bekerja

    3. Outcome-based criteria, artinya menilai kinerja berdasarkan hasil pekerjaan

    petugas.21,22,23

    Kriteria penilaian kinerja yang berlaku scara umum adalah:

    1. Kualitas, yaitu tingkatan dimana proses kerja dan hasil pekerjaan diperoleh dengan

    sempurna, tampilan kerja secara ideal, dan sesuai tujuan organisasi yang sitetapkan

    (rapi, tertib, akurat dan terorganisir)

    2. Kuantitas, yaitu tingkatan dimana jumlah yang dihasilkan baik unit dan siklus

    pekerjaan lengkap dan sesuai standart

    3. Timelines, yaitu tingkatan dimana proses dan hasil kegiatan tepat waktu atau lebih

    awal

    4. Efektifitas biaya, yaitu tingkatan dimana penggunaan sumber daya (manusia, uang,

    tehnologi, material) terorganisir dan optimal

    5. Kebutuhan supervisi, tingkatan dimana suatu fungsi kerja dapat mencegah terjadinya

    kesalahan dan kegagalan kerja

    6. Dampak hubungan interpersonal, tingkatan dimana kinerja mampu meningkatkan

    perasaan, penghargaan diri, keinginan, kepuasan kerja serta dapat meningkatkan

    kerjasama dan kekompakan.22,23

    Secara mendasar ada dua macam metode penilaian kinerja, yaitu penilaian kinerja

    berorientasi masa lampau dan yang berorientasi masa akan datang. Penilaian kinerja

    berorientasi masa lampau artinya kinerja dilihat dari sisi apa yang telah dikerjakan

    karyawan , sedangkan penilaian kinerja berorientasi masa akan datang adalan

    menitikberatkan pada penilaia potensi individu yang diharapkan muncul dalam bekerja

    nantinya.22,23

    Metode penilaian kinerja berorientasi masa lampau, antara lain:

    1. Metode Rating scale, yaitu dengan membuat formulir isian tentang unsur-unsur yang

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Agussantos 5214 3 Bab2

    11/28

    akan dinilai dengan skala Linkert, seperti Sangat Baik dengan skor lima, baik dengan

    skor empat, cukup dengan skor tiga, kurang dengan skor dua, dan buruk dengan skor

    satu.

    2. Metode Check List, yaitu dengan membuat formulir berisi daftar unsur-unsur yang

    akan dinilai dengan memberi tanda cek pada item yang sesuai atau tidak dengan

    standart kerja serta ada atau tidak

    3. Metode Critical Indent, yaitu dengan menyuruh karyawan membuat pernyataan yang

    berisi perbandingan antara gambaran kinerja dan perilaku kerja yang baik dan

    kemudian membandingkannya dengan kinerja dan perilaku kerja mereka apakah

    sudah sesuai atau belum beserta alasan-alasan dan harapan mereka.

    4. Metode Field Review, yaitu dengan menguji keahlian karyawan sesuai yang

    dipersyaratkan dalam tugas mereka masing-masing menurut standart keahlian yang

    berlaku.

    5. Metode Group Evaluation, yaitu dengan membuat perbandingan penilaian kinerja

    antar karyawan kemudian didistribusikan secara merata menurut alokasi sumber daya

    manusia yang sesuai kebutuhan. Metode ini mencakup model pemeringkatan

    karyawan secara keseluruhan dan terbuka, perbandingan karyawan satu terhadap satu

    yang lain, perbandingan distribusi kekuatan sumber daya manusia, dan perbandingan

    alokasi sumber daya manusia.24

    Penilaian kinerja berorientasi masa akan datang antara lain:

    1. Metode penilaian diri sendiri, artinya karyawan diberikan kepercayaan untuk menilai

    seluruh kemampuan, potensi, kekurangan dan hambatan mereka dalam bekerja

    2. Metode penilaian psikologi, yaitu dengan dilakukan wawancara, test psikologi, brain

    storming, dan kemudian dilakukan penilaiaan kinerja menurut kriteria psikologi yang

    telah teruji

    3. Metode pendekatan manajemen berdasarkan tujuan (management by objective), yaitu

    melihat kinerja berdasarkan pengetahuan dan kemampuan karyawan dalam

    memahami tujuan dan sasaran organisasi, dan kemampuan merealisasikannya

    4. Metode pusat penilaian, yaitu melihat kinerja karyawan berdasarkan hal-hal utama

    yang bisa digunakan mengukur kinerja keseluruhan.23

    Beberapa kunci pokok dalam membuat format penilaian antara lain:

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Agussantos 5214 3 Bab2

    12/28

    1. Pengenalan bidang-bidang prestasi pokok dan penetapan target

    2. Penilaian kualitas pekerjaan yang dibutuhkan sekarang dan masa akan datang

    3. Penilaian diri dari orang lain

    4. Analisa prestasi untuk melihat faktor penghambat dan pendorong

    5. Pembahasan prestasi untuk saling membantu dan memudahkan dalam bekerja

    6. Pengenalan kebutuhan pelatihan

    7. Perencanaan tindakan dan penetapan sasaran yang akan datang

    8. Penafsiran manajemen terhadap penilaian

    9. Sumber penilaian prestasi.24

    Syarat penilaian kinerja dikatakan telah tepat dan sesuai tujuan organisasi yatu:

    1. Relevancy yaitu Penilaian dapat digunakan untuk menilai hal-hal atau kegiatan lain

    yang sesuai

    2. Acceptability,yaitu hasil penilaian dapat dipercaya kebenarannya

    3. Sensitivity, yaitu hasil penilaian dapat memperlihatkan kegiatan-kegiatan atau

    program yang sukses

    4. Practicality, yaitu hasil penilaian dapat mendukung secara langsung dalam

    meningkatkan kinerja karyawan sesuai tujuan organisasi.22,23

    Sedangkan kriteria penilian kinerja adalah:

    1. Measureable and specific, artinya dapat diukur dan terperinci

    2. Achlevabel,artinya sangat mungkin atau dapat dicapai karyawan

    3. Result oriented,artinya berorientasi hasil kerja

    4. Time related,artinya terkai waktu yang digunakan dalam bekerja.22,23

    Dalam penilaian kinerja karyawan harus dihindarkan bias antara lain disebabkan:

    1. Faktor pendapat pribadi penilai terhadap karyawan atau biasa disebut hallo effect

    2. Kencederungan menilai karyawan dengan cara yang sama

    3.

    Terlalu longgar atau keras dalam menilai

    4. Kecenderungan untuk mengikuti perbedaan individu

    5. Standart kerja yang kurang jelas.23

    Skor penilaian dari kinerja dibagi dalam beberapa skala, yaitu:

    1. Two point scalae, artinya membagi kinerja dalam dua skala yaitu baik dan buruk,

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Agussantos 5214 3 Bab2

    13/28

    nilai yang digunakan atas dasar standart yang ditetapkan atau ukuran statistik dengan

    rata-rata (mean) nilai keseluruhan

    2. Three point scale, membagi kinerja dalam tiga skala yaitu baik (>75%), cukup (50-

    75%), dan kurang (80%), baik

    (>60-80%), sedang (>40-60%), kurang baik (>20-40%), dan buruk (1-20%) dari nilai

    maksimal dalam penilaian mutlak

    4. Seven point scale, membagi kinerja dalam tujuh skala yaitu istimewa (>90%), sangat

    baik (>80-90%), baik (>70-80%), cukup (>60-70%), kurang (>40-60%), buruk (>20-

    40%), dan kritis (1-20%) dari maksimal nilai dalam penilaian mutlak.21,22,24

    F.

    KEMAMPUAN ATAU KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA

    Kemampuan atau kompetensi sumber daya manusia merupakan ciri rumit dari

    kecakapan alamiah, kepercayaan, pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman dalam

    mengerjakan tugas. Faktor yang mempengaruhi kemampuan dalam bekerja adalah:

    1. Kehilangan kemampuan atau lost of ability

    2. Pekerjaan salah atau tidak sesuai

    3. Tidak memiliki kecakapan alamiah untuk mengembangkan kemampuan dan

    kretrampilan sesuai pekerjaan

    4. Persyaratan kerja yang telah berubah.22

    Kemampuan mencakup aspek kemampuan individu secara fisik dan intelektual.

    Kemampuan intelektual dibutuhakan untuk pekerjaan yang memiliki aktifitas mental dan

    rational. Kemapuan intelektual dapat diketahui dan diukur dengan test IQ, test ESQ,

    matrikulasi, test kemampuan analisa masalah, test kemampuan analisa situasi, ruangan

    dan persepsi. Kemampuan fisik banyak digunakan dalam pekerjaan yang bersifat rutin,

    dan terstandart pada hierarki atau tingkatan rendah dalam struktur organisasi kerja.22,23

    Penngetahuan dapat mempengaruhi kinerja antara lain melalui pengalaman

    personal dari karyawan yang mampu memberikan perbedaan tingkatan pengetahuan dan

    ketrampilan secara umum dan teknis dalam bekerja. Pengetahuan (knowledge)

    merupakan hasil tahu melalui penginderaan terhadap obyek tertentu dan sangat

    berpengaruh terhadap pembewntukan proses pengambilan keputusan seseorang dalam

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Agussantos 5214 3 Bab2

    14/28

    bertindak. Kemampuan kognitif adalah meliputi informasi yang dapat digunakan

    karyawan dengan cara mengatur informasi dan kemampuan karyawan dalam mengatur

    strategi menggunakan informasi tersebut. Pengetahuan terdiri dari fakta, konsep,

    generalisasi, dan teori yang memungkinkan seseorang memahami fenomena dan dsapat

    memecahkan masalah. Cara memperoleh pengetahuan antara lain melalui:

    1. Pengalaman pribadi secara langsung maupun tidak langsung

    2. Mencari dan menerima penjelasan dari orang lain yang lebih ahli

    3. Penalaran deduktif

    4. Penalaran induktif atau observasi terhadap suatu kasus.16,21

    G. URAIAN TUGAS

    Deskrepsi pekerjaan atau uraian tugas (job description) merupakan produk

    pertama dari analisis pekerjaan (job analisys) dan bersifat langsung artinya dalam

    membuat analisis pekerjaan atau jabatan harus diuraikan mengenai pekerjaan yang

    berkaitan. Uraian tugas merupakan pernyataan yang akurat dan ringkas mengeai apa yang

    diharapkan dilakukan karyawan dalam bekerja sesuai jabatan yang diterima. Uraian tugas

    memberikan standart yang obyektif bagi pelaksanaan dan hasil kegiatan. Selainitu uraian

    tugas juga menyediakan informasi esensial mengenai tugas yang harus dikerjakan,

    tanggung jawab yang harus dipikul, kondisi dan prasyarat pekerjaan. Deskripsi pekerjaan

    atau uraian tugas harus berisi kalimat yang lugas dan ringkas, yang mampu menjelaskan

    pekerjaan secara terperinci.16,18

    Faktor penting yang menentukan kinerja adalah adanya uraian tugas (job

    descreption) bagi setiap pekerja. Uraian tugas adalah daftar tugas yang harus dilakukan

    oleh setiap petugas sesuai dengan jabatannya yang menjadi tanggung jawab petugas

    tersebut. Jadi apabila kinerja seorang petugas akan dinilai maka penilaian yang dilakukan

    otomatis mengacu pada jalannya kegiatan atau tugas yang dijabarkan dalam uraian

    tugasnya dan hasil yang dicapai.15,16

    Ada tiga hal pokok yang ada dalam uraian tugas yaitu:

    1. Kewajiban yang harus dijalankan

    2. Tanggung jawab yang harus dipikul

    3. Persyaratan yang harus dipenuhi15

    Uraian tugas sangat penting bagi petugas dalam menjalankan pekerjaanya mereka

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Agussantos 5214 3 Bab2

    15/28

    dapat mengetahui secara pasti peran kerja yang harus dijalankannya sehingga mereka

    dapat mencapai kinerja yang optimal. Oleh karena itu uraian tugas harus disusun dengan

    jelas, minimal mengandung:

    1. Nama jabatan sehubungan uraian tugas yang dimaksud

    2. Identifikasi tugas- tugas

    3. Uraian lengkap terhadap tugas seperti kegiatannya, tanggungjawabnya, dan

    kewajiban yang harus dipenuhi

    4. Persyaratan tugas sebagai tolok ukur keberhasilan tugas.15,16

    Manfaat uraian tugas antara lain:

    1. Melengkapi instrumen dalam desain organisasi yang menjelaskan ketetapan fungsi

    unit kerja, hubungan organisasional serta ukuran keluaran organisasi

    2.

    Klarifikasi terhadap tanggung jawab karyawan sehingga menghindari kebingungan,

    salah paham, dan saling lempar tanggung jawab

    3. Membantu dalam menentukan jenis pelatihan bagi karyawan

    4. Sebagai alat bantu dalam proses rekruitmen karyawan seperti kualifikasi, wawancara

    5. Desain test bagi karyawan lama dan baru

    6. Sebagai alat ukur dalam menilai atau evaluasi pekerjaan

    7. Sebagai alat dalam menilai kinerja karyawan

    8. Sebagai pertimbangan dalam kebutuhan manajemen personalia misalnya mutasi,

    rotasi, atau pemberian kompensasi.15,16

    H. BEBAN KERJA

    1. Pengertian

    Beban kerja adalah volume pekerjaan yang dibebankan kepada petugas atau tenaga

    kerja baik berupa beban fisik, maupun mental atau psikologis yang menjadi

    tanggungjawab setiap petugas. Harus ada kesesuaian antara kemampuan individu atau

    kapasitas kerja dengan beban kerja yang diterima seorang petugas agar tidak terjadi

    hambatan kerja yang menimbulkan kegagalan dan disorientasi dalam bekerja.15,16

    Kapasitas kerja adalah kemampuan seorang petugas dalam menyelesaikan suatu

    pekerjaan dimana setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda. Seorang petugas

    memiliki kapasitas kerja tersendiri dalam hubungannya dengan pekerjaan yang

    diterimanya tergantung umur, status gizi, masa kerja, pendidikan, status kesehatan

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Agussantos 5214 3 Bab2

    16/28

    seorang petugas. Ada ukuran beban kerja yang dirasa tepat bagi petugas sehingga mereka

    mampu bekerja secara optimal.15,16

    Kesehatan Kerja berfungsai mengurangi atau mengatur petugas, dengan cara

    mengatur atau mendesain pekerjaan, merencanakan alat kerja, sehingga dapat

    mengurangi beban kerja dan beban tambahan misalnya kondisi lingkungan kerja secara

    fisik, kimia, biologi, dan psikis.15,16

    Dalam kasus konfrontasi antara serikat buruh dan pengusaha adalah

    mempersoalkan tingkat negosiasi antara upah terhadap tingkatan beban kerja karyawan.

    Kompromi memiliki pengaruh yang bermanfaat dari kekuatan balik kearah ekuilibrium

    pasar tenaga kera yang leih efisien, sangat berbeda keadaanya bila yang terjadi adalah

    pasar ekonomi monopoli dimana negosiasai buruh menjadi tidak berpengaruh kuat.

    Dalam Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2000 Nomor 194 pasal 4 ayat

    (2) huruf (c) dijelaskan bahwa Analisis beban kerja dan perkiraan kapasitas seorang

    Pegawai Negeri Sipil dalam jangka waktu tertentu, adalah frekuensi rata-rata masing-

    masing jenis pekerjaan dalam jangka waktu tertentu.Perhitungan beban kerja butuh

    teknik tertentu agar sesuai dengan kebutuhan dan keinginan organisasi. Memperkirakan

    beban kerja dari masing-masing unit organisasi dapat dilakukan berdasarkan perhitungan

    dan pengalaman, misalnya perhitungan beban kerja pengetikan dapat dihitung dari

    jumlah surat keluar dan surat masuk dalam jangka waktu tertentu.16

    2. Pengukuran

    Pengukuran beban kerja (work load analisis) dapat dilakukan dengan beberapa

    teknik, namun semua menggunakan dasar rasio atau perbandingan waktu terhadap

    pedoman standar personalia. Pedoman pengukuran beban kerja berorientasi waktu

    berdasarkan lama waktu seorang karyawan dalam membuat suatu produk barang atau

    jasa. Pengukuran ini menghasilkan suatu ukuran standar efisiensi. Perhitungan beban

    kerja adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk memyelesaikan tugas yang dibebankan

    kepada seorang karyawan dibandingkan dengan standar waktu yang ditetapkan

    organisasi.15,16

    Variabel perhitungan beban kerja adalah:

    a. Jumlah waktu efektif dalam bekerja

    b. Jumlah tugas yang dibebankan

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Agussantos 5214 3 Bab2

    17/28

    c. Hasil kerja yang sesuai standart pekerjaan yang ditetapkan organisasi

    d. Hasil kerja yang sesuai standart waktu yang ditetapkan organisasi.16

    I. MOTIVASI

    1. Pengertian Umum Motivasi

    Motivasi berasal dari bahasa latin movere berarti dorongan atau menggerakkan.

    Motivasi adalah kecenderungan suatu sifat yang merupakan pokok pertentangan dalam

    diri manusia yang membangkitkan topangan, arahan tindakan karena factor biologis

    maupun emosional yang hanya dapat dilihat dari pengamatan perilaku.15,16

    G.R. Terrymengemukakan bahwa motivasi adalah keinginan dalam diri seseorang

    yang dapat merangsangnya melakukan tindakan secara baik dan benar. Motivasi adalah

    suatu proses sehingga seseorang menampilkan suatu perilaku atau kegiatan tertentu untuk

    mencapai tujuan tertentu dalam usaha memuaskan kebutuhan tertentu pula dalam

    dirinya.16

    Motifasi mengandung unsur:

    1. Partisipasi atau keikutsertaan atasan dalam pekerjaan bawahan

    2. Komunikasai seperti konsultasi dan bimbingan kerja atasan kepada bawahan

    3. Pengakuan atau penghargaan prestasi kerja

    4. Pendelegasian tugas, wewenang, tanggung jawab dan pengambilan keputusan

    5. Kemauan untuk menerima beban kerja lebih

    6. Imbal balik dari karyawan terhadap perusahaan dan sebaliknya.

    15,16

    Teori motivasi dibedakan atas:

    1. Motivasi yang menitikberatkan pada apa yang dapat menyebabkan dorongan

    2. Motivasi yang melihat bagaimana sesuatu bisa mendorong seseorang bertindak

    3. Motivasi yang membuat dorongan seseorang bertindak adalah keinginan pemenuhan

    kebutuhan yang hierarkis dan berjenjang.15,16

    Penganut teori terakhir yang paling terkenal adalah Abraham Maslow yang

    membuat hierarki kebutuhan manusia menjadi:

    1. Kebutuhan fisik dan biologis (physiological needs)

    2. Kebutuhan rasa aman dan nyaman (security and savety needs)

    3. Kebutuhan sosial (afilliation or acceptance needs)

    4. Kebutuhan harga diri (self esteem needs)

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Agussantos 5214 3 Bab2

    18/28

    5. Kebutuhan aktualisasi atau apresiasi diri (self actualization needs).16

    2. Pengertian Motivasi Dalam Manajemen Sumber Daya Manusia

    Dalam ilmu manajemen, motivasi hanya ditujukan kepada sumber daya manusia

    umumnya dan kepada bawahan kususnya. Motivasi bertujuan mengarahkan daya dan

    petensi bawahan agar dapat bekerja secara maksimal. Motivasi menjadi penting karena

    manajer atau atasan menginginkan pekerjaan yang dibagikan kepada bawahannya

    terselesaikan dengan baik dan terintegrasi dengan tujuan organisasi. Motivasi

    membagkitkan semangat dalam bekerja sehingga pekerjaan terasa ringan dan dapat

    terselesaikan dengan baik. Dengan demikian motivasi mempengaruhi kinerja atau

    performa dari seorang petugas.15,16

    Ada beberapa hal yag perlu diperhatikan oleh seorang pemimpin dalam

    memotivasi bawahan karena seorang pemimpin dikatakan berhasil apabila dalam rangka

    mengamati, memahami, mencari sebab, memperhitungkan, mengawasi, mengubah, dan

    menggerakkan bawahan telah mencapai kondisi dimana perilaku bawahan dalam sesuai

    dengan norma, keinginan, dan tujuan organisasi.15,16

    Faktor yang berkaitan dengan ketidakpuasan dalam bekerja seorang karyawan

    disebabkan oleh faktor ekstrinsik (pemeliharaan) dan intrinsik (pribadi). Faktor ekstrinsik

    atau pemeliharaan meliputi kebijakan dan aturan personalia, administrasi, motivator

    seperti bimbingan dan arahan dari atasan, kondisi lingkungan kerja, hubungan

    interpersonal, gaji, status kerja , dan keamanan dalam bekerja. Sedangkan faktor intrinsik

    atau pribadi antara lain prestasi, pengakuan serta penghargaan, tanggungjawab, kemajuan

    dan promosi, serta perkembangan diri karyawan.15,18

    Dan Mc Clelland mengemukakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara

    motivasi berprestasi dengan kinerja karyawan, dimana seorang karyawan yang memiliki

    motivasi berprestasi tiggi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

    a. Memiliki tanggung jawab pribadi tinggi

    b.

    Berani mengambil resiko

    c. Memiliki tujuan realistis

    d. Memiliki rencana kerja secara menyeluruh

    e. Berusaha untuk merealisasikan tujuan pada setiap kesempatan yang diperoleh

    f. Berusaha mencari umpan balik.16,18,23

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Agussantos 5214 3 Bab2

    19/28

    Motivasi dalam bekerja merupakan hasil interaksi dari tiga hal berbeda yaitu:

    a. Valensi yaitu nilai yang dipahami karyawan tentang imbalan yang diterima

    b. Instrumentasi yaitu nilai yang dipahami karyawan jika bekerja akan mendapat

    imbalan

    c. Ekspekstasi yaitu nilai yang dipahami karyawan bahwa bekerja akan menghasilkan

    barang atau jasa.18,22

    Kandungan motivasi kerja dalam diri seseorang turut menentukan hasil kerja dan

    prestasi kerja karena prestasi kerja merupakan hasil interaksi antara kemampuan dan

    motivasi kerja. Kemampuan dan potensi diri seorang karyawan bila dikembangkan secara

    sistematik akan menjadi suatu kemampuan efektif.15,16

    Motivasi kerja berkaitan dengan hasil kerja individu karyawan dan organisasi

    secara keseluruhan. Ada tiga kunci motivasi dalam kinerja organisasi, yaitu kemauan

    berusaha, pencapaian tujuan organisasi dan pemenuhan kebutuhan individu organisasi.15

    Douglas Mc Gregor mengemukakan teori X dan Y atau teori baik dan buruk artinya

    dalam melihat karakter individu seperti manusia pada dasarnya memiliki sifat rajin dan

    malas. Teori ini menekankan kepada manajer bahwa cara yang digunakan dalam

    mengatur bawahan sangat bergantung dari asumsi tentang ciri-ciri individu yang dimiliki

    bawahannya. Asumsi teori X meliputi:

    a. Manusia pada dasarnya memilki sifat tidak senang bekerja atau ingin mengelak dari

    tugas

    b. Karena tidak senang bekerja maka mereka harus dipaksa bekerja, diawasi, dan

    diancam dengan berbagai tindakan positif agar tujuan organisasi tercapai

    c. Karyawan berusaha mengelak dari tanggung jawab dan hanya bekerja bila ada

    perintah saja

    d. Kebanyakan karyawan menempatkan kepuasan kebutuhan fisiologis dan keamanan

    ditas faktor lain dan tidak menunjukkan ambisi untuk berkembang.18

    Sedangkan asumsi teori Y antara lain:

    a. Karyawan merasa bekerja adalah hal alamiah seperti kegiatan bermain dan istirahat

    b. Karyawan berusaha menjalankan tugas tanpa terlalu diarahkan, dan berusaha

    mengendalikan diri sendiri

    c. Umunya karyawan bersedia menerima tanggung jawab lebih

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Agussantos 5214 3 Bab2

    20/28

    d. Karyawan berusaha menunjukkan kreatifitas sehingga mereka beranggapan bahwa

    sebagian pengambilan keputusan teknis adalah hak mereka bukan semata-mata

    tanggung jawab manajer.18

    Hezberg menyatakan bahwa motivator yang menyebabkan kepuasan dalam bekerja

    dipengaruhi faktor intrinsik termasuk nilai pekerjaan itu sendiri, prestasi kerja, tanggung

    jawab, pengakuan dan penghargaan serta peningkatan atau promosi. Teori ini menyatakan

    bahwa manajer dapat meningkatkan motivasi kerja melalui desain ulang (redesigne)

    pekerjaan, yaitu usaha menetapkan pola pekerjaan yang dapat menimgkatkan

    pertangungjawaban dan otonomi dalam bekerja dengan cara pengayaan pekerjaan (work

    enrichment), sehingga tercapai tantangan kerja yang lebih meningkat dan memenuhi

    kebutuhan penghargaan, pencapaian, peningkatan diri dan aktualisasi karyawan. Selain

    itu juga dilakukan dengan cara perluasan pekerjaan, yaitu penambahan fungsi-fungsi

    kerja sehingga memberikan arti lebih pada suatu pekerjaan.15,16

    Dalam teori motivasi kontemporer Vroom, motivasi sangat bergantung pada

    kekuatan penghargaan akan hasil kerja yang mengikuti suatu upaya dan hasil tersebut

    untuk individu yang bersangkutan. Motivasi mengandung nilai yang merupakan

    kterkaitan antara outcomes(hasil kerja),valencies(imbalan), dan expectation(usaha).22

    Teori karakteristik pekerjaan menyebutkan faktor yang mempengaruhi prestasi dan

    motivasi kerja seorang karyawan adalah:

    a. Etika karyawan dalam menjalankan tugas dapat merasakan arti penting tyuigas

    tersebut, berharga dan berguna

    b. Karyawan merasa bertanbggungjawab terhadap pekerjaan dan hasilnya

    c. Karyawan mengetahui manfaat pekerjaan tersebut.18

    Karyawan yang memenuhi tiga syarat diatas memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

    a. Variasi ketrampilan (skill variety), tingkatan dimana karyawan memiliki variasi

    aktivitas berbeda sehingga mereka harus menggunakan sejumlah kemampuan,

    ketrampilan dan bakat berbeda

    b. Identitas tugas (task identity), tingkastan dimana pekerjaan memeerlukan

    penyelesaian secara menyeluruh, penjabaran tugas yang nyata, dan dapat

    diidentifikasi

    c. Kepentingan tugas (task significancy),tingkatan dimana pekerjaan tersebut memiliki

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Agussantos 5214 3 Bab2

    21/28

    dampak yang berarti bagi kehidupan orang lain

    d. Otonomi, tingkatan dimana pekerjaan memberi kebebasan berarti kepada karyawan

    dan kemandirian dalam mengatur waktu ndan prosedur kerja

    e. Umpan balik (feedback), tingkatan dimana pelaksaaan aktifitas memerlukan

    informasi langsung dan jelas tentang efektifitas kerja dari orang yang bersangkutan.

    Motivasi adalah suatu faktor yang menyebabkan organisasi berbuat seperti apa

    yangt karyawan perbuat. Situasi yang menggerakkan seorang karyawan berbuat adalah

    aspek subyektif dan obyektif. Aspek subyektif adalah suatu kondisi yang berbeda dalam

    diri individu yang berwujud keinginan (need), aspek obyektif berupa kondisi diluar

    individu yaitu imbalan (insentive) dan tujuan atau sasaran (goal).

    Beberapa penelitian membuktikan adanya lima faktor utama yang mempengaruhi

    motivasi dalam bekerja, antara lain:

    a. Gaji yang cukup

    b. Perhatian penuh terhadap pekerjaan yang dilakukan

    c. Keamanan dalam bekerja

    d. Pertumbuhan organisasi dan peningkatan karier

    e. Interes terhadap pekerjaan.

    Karena motivasi setiap individu berbeda-beda dalam bekerja maka karyawan perlu

    diperlakukan dengan berbeda-beda pula menurut motivasi yang mendorongnya bekerja.

    Kebutuhan perorangan dan ambisi karier pada karyawan dalam upaya pelayanan

    kesehatan berhubungan dengan tingkat pendidikan seorang petugas, semakin tinggi

    pendidikan seorang petugas semakin tinggi pula motivasi bekerja demi kebutuhan pribadi

    dan ambisi karier untuk masa depan.

    J. BUDAYA KERJA

    Budaya kerja adalah budaya organisasi (corporate culture) yaitu keseluruhan

    nilai-nilai, keyakinan, aturan tertulis maupun tidak tertulis, perilaku, suasana kerja, visi

    dan misi organisasi dan perilaku anjuran pimpinan yang ada dalam organisasi kerja.

    Budaya kerja dapat menjadi strategi dalam meningkatkan kinerja organisasi. J.P. Kotter

    danL. Heskettdalam bukunya Corporate Culture and Performance, mengatakan bahwa

    sifat budaya kerja dapat terlihat ataupun tidak, sedang pendekatan budaya kerja dalam

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Agussantos 5214 3 Bab2

    22/28

    meningkatkan kinerja karyawan adalah:

    1. Budaya yang kuat artinya mampu menyatukan tujuan kerja, memberi motivasi, dan

    menjadi kendali tanpa birokrasi

    2. Budaya yang strategis artinya sesuai dengan tujuan organisasi dan kondisi organisasi

    baik kekuatan dan kelemahannya

    3. Budaya yang adaptif artinya mampu merespon kemajuan dunia manajemen.

    15,16

    K. KOMPENSASI DAN INSENTIF

    Kompensasi adalah semua pendapatan yang diterima karyawan baik berupa

    barang atau uang yang menjadi imbalan dari jasa yang diberikan kepada orang lain atau

    organisasi. Kompensasi adalah hak karyawan dan kewajiban perusahaan, sedangkan

    insentif adalah seluruh pandapatan yang diterima karyawan di luar gaji yang telah

    ditentukan, yang besarnya ditentukan menurut kebijakan perusahaan. Insentif biasanya

    diberikan atas dasar kinerja yang baik atau meningkat dan juga adanya tambahan beban

    kerja yang diterima. Tujuan kompensasi dan insentif adalah sebagai ikatan kerja sama,

    kepuasan kerja, motivasi, stabilitas karyawan, kedisiplinan dan pengaruh peraturan

    serikat buruh dan pemerintah. Kompensasi yang mampu memberi kepuasan dan insentif

    yang sesuai akan meningkatkat motivasi dalam bekerja sehingga kinerja meningkat15,16

    Sistem kompensasi yang biasa berlaku adalah:

    1. Sistem waktu artinya karyawan dibayar menurut standart waktu kerja

    2. Sistem hasil artinya karyawan dibayar menurut sejumlah pekerjaan yang diselesaikan

    3. Sistem borongan artinya karyawan dibayar menurut kesepakatan bersama atas suatu

    volume pekerjaan dan besaran upah.15,16

    Faktor yang mempengaruhi besaran kompensasi adalah:

    1. Penawaran dan permintaan tenaga kerja

    2. Kemampuan dan kesediaan perusahaan

    3. Produktifitas karyawan

    4.

    Peraturan Pemerintah dan Serikat Buruh

    5. Biayahidup dan keadan perekonomian

    6. Pendidikan dan pengalaman kerja karyawan

    7. Posisi atau jabatan karyawan

    8. Jenis dan resiko pekerjaan.15,16

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Agussantos 5214 3 Bab2

    23/28

    L. KEPATUHAN

    Kepatuhan atau ketaatan adalah menuruti semua perintah atau aturan. Kepatuhan

    atau ketaatan berhubungan dengan tingkatan seseorang dalam cara melakanakan suatu

    perintah kerja atau aturan perusahaan dan perilaku-perilaku yang direferensikan

    atasannya. Kepatuhan dari seorang petugas membantu organisasi dalam mewujudkan

    tujuan kerja. Kepatuhan seorang petugas didasari penerimaan mereka terhadap pekerjaan

    yang diterima. Adanya aturan baru dalam pekerjaan menimbulkan reaksi tertentu dari

    seorang petugas. Reaksi ini bisa bersifat positif maupun negatif tergantung motif, interes,

    dan latar belakang kepribadian seorang petugas. Kepatuhan seorang petugas pelayanan

    kesehatan dilihat dari tugas yang dibebankan mampu terselesaikan seluruhnya atau tidak

    menurut, kesesuaian dengan aturan dan standart kerja.15,16

    Berlakunya ketentuan penyelenggaraan pelayanan kesehatan Puskesmas gratis

    mendapatkan tanggapan atau reaksi yang beragam dari petugas pelayanan kesehatan di

    puskesmas termasuk petugas paramedis. Hal ini disebabkan kenyataan bahwa mereka

    adalah tulang punggung penyelenggaraan pelayanan kesehatan tersebut. Penerimaan dari

    petugas pelayanan kesehatan di Puskesmas terhadap kebijakan pelayanan gratis

    mempengaruhi kepatuhan petugas dalam bekerja, jika penerimaan tersebut bersifat

    negatif maka dapat menyebabkan kinerja petugas menurun. Namun jika penerimaan

    petugas bersifat positif maka kinerja petugas dapat bertambah baik10

    .

    Kepatuhan terkait dipengaruhi oleh penerimaan karyawan terhadap pekerjaan,

    motiv, interes, dan sikap mental atau kedisiplinan dalam bekerja. Interaksi faktor-faktor

    tersebut menghasilkan perilaku kerja yang mencerminkan tingkatan kepatuhan atau

    kemauan dalam menuruti semua aturan dan perintah. Penerimaan terhadap pekerjaan

    yang baik, didukung adanya motiv dan interes dalam bekerja serta kedisiplinan

    membentuk perilaku kerja yang menunjukkan kepatuhan tinggi.22,23

    Penerimaan terhadap pekerjaan berkaitan dengan beban kerja, kompensasi atau

    gaji, dan insentif yang diterima karyawan. Adanya keseimbangan antara penghargaan dan

    sanksi dalam bekerja serta kesesuaian pekerjaan dengan aturan atau undang-undang

    ketenagakerjaan juga sangat mempengaruhi penerimaan terhadap pekerjaan. Kondisi

    sosial ekonomi yang buruk dalam suatu negara sehingga pekerjaan menjadi sangat

    berharga akan mempengaruhi penerimaan karyawan terhadap pekerjaan.22,23

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Agussantos 5214 3 Bab2

    24/28

    Karyawan yang memiliki penerimaan kurang baik terhadap pekerjaan akan

    melakukan tuntutan pemenuhan kepuasan atau kesesuaian terhadap pekerjaan kepada

    organisasi, namun mereka juga dapat bertindak sebaliknya dengan melakukan usaha

    mengurangi kualitas dan kuantitas pekerjaan sebagai bentuk tuntutan penyesauaian.22,23

    Pada sebagian organisasi kerja, karyawan memiliki ikatan kerja yang kuat

    terhadap organisasi sehingga mereka memiliki posisi tawar yang tinggi. Tingginya posisi

    tawar tersebut umumnya karena adanya konsekuensi yang diterima organisasi ketika

    karyawan berhenti bekerja atau diberhentikan, misalnya uang pesangon, uang pensiun

    atau kompensasi. Konsekuensi tersebut muncul karena adanya klausul kontrak kerja yang

    disepakati bersama atau karena undang-undang ketenagakerjaan. Hal ini mempengaruhi

    kondisi psikososial mereka dalam bekerja sehingga memungkinkan penurunan kinerja.

    Pada kondisi ini pengawasan dan sanksi dalam bekerja menjadi tidak efektif, sebaliknya

    pada kondisi ikatan kerja yang lemah dan rentan terhadap pemutusan hubungan kerja

    maka karyawan cenderung berusaha bekerja lebih baik.23,24

    Pegawai Negeri Sipil dan karyawan BUMN atau badan usaha milik pemerintah

    memiliki ciri ikatan kerja yang kuat terhadap organisasi, dalam hal ini Pemerintah.

    Sehingga secara umum faktor psikososial yaitu motivasi dan kepatuhan menjadi sangat

    kuat pengaruhnya terhadap kinerja mereka dibanding faktor organisasi dan kompetensi

    sumber daya manusianya. Pengaruh lain dalam aplikasi teori ini adalah adanya perubahan

    strategi organisasi atau perusahaan swasta nasional dewasa ini dalam melakukan

    rekruitmen sumber daya manusia, mereka umumnya memilih mengikat karyawan dalam

    bentuk kontrak kerja berjangka waktu relatif pendek.23,25

    L. PENGAWASAN DAN SANKSI

    Pengawasan adalah melakukan penilaian dan sekaligus koreksi terhadap setiap

    penampilan kerja karyawan untuk mencapai setiap tujuan yang telah ditetapkan sesuai

    rencana dan standart yang ditetapkan. Pengawasan mengandung:

    1.

    unsur obyek pengawasan meliputi kualitas dan kuantitas program, biaya, pelaksanaan

    program, dan hal lain yang ditetapkan organisasi

    2. metode pengawasan antara lain berupa laporan khusus, data statistik dan analisisnya,

    observasi, internal audit, dan alat bantu elektronik.

    3. proses pengawasan meliputi penetapan rencana, tujuan dan standart pengawasan,

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Agussantos 5214 3 Bab2

    25/28

    mengukur penampilan, membandingkan hasil, menarik kesimpulan dan melakukan

    tindak lanjut.15,16

    Syarat dalam pengawasan yang baik adalah:

    1. Pengawasan harus bersifat khas atau spesifik ( strategic point control)

    2. Pengawasan harus mampu melaporkan setiap penyimpangan yang terjadi

    3. Pengawasan harus fleksibel dan berorientasi masa depan

    4. Pengawasan harus mencerminkan keadaan organisasi dan bersifat ekonomis

    5. Pengawaasn harus mudah dilaksanakan

    6. Hasil pengawasan harus mudah dipahami oleh semua pihak.15,16

    Apabila ditemukan penampilan kerja tidak sesuai dengan standart yang ditentukan

    biasanya dilakukan pemberian sanksi (punishment) yaitu suatu imbal balik sebagai

    bentuk teguran, nasehat atau hukuman yang ditujukan untuk merubah penampilan kerja

    dari karyawan. Sanksi bisa bersifat antara lain:

    1. Sanksi administratif, seperti teguran, mutasi, denda, demosi bahkan pemberhentian

    2. Sanksi hukum jika dalam pekerjaan tersebut ada unsur hukum dan merupakan jasa

    pelayanan publik seperti kesalahan kerja yang dapat dikategorikan malpraktik.15,16,18

    M.PETUGAS PUSKESMAS

    Untuk penyelenggaraan fungsi dan tugas pokok Puskesmas dibutuhan sumber

    daya manusia yang memadai agar upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan mencapai

    hasil optimal sehingga tujuan kedepannya terwujud peningkatan derajat kesehatan

    masyarakat dalam wilayah cakupan kerja Puskesmas.Menurut Robert Albanese dan

    David Van Pleet yang dikutip Gibson et.al bahwa setiap pegawai memiliki perbedaaan

    dalam banyak hal sedangkan hasil yang diharapkan dari perilaku pegawai adalah prestasi

    kerja. Perilaku yang berhubungan dengan prestasi kerja adalah perilaku yang

    berhubungan langsung dengan tugas dan hal lain yang dikerjakan untuk mencapai tujuan

    kerja atau sasaran suatu pekerjaan. Karakteristik individu dari pekerja mempengaruhi

    prestasi kerja. Karakteristik individu yang dimaksud adalah bakat, intelegensia, bentuk

    badan, ketertarikan atau interes, motivasi dan kepribadian mengenai pekerjaan.3,14

    Petugas pelayanan kesehatan termasuk perawat dan bidan di Puskesmas adalah

    Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Honorer Pemerintah Daerah, sehingga kepatuhan

    dalam bekerja akan memiliki karakteristik tersendiri menurut loyalitas setiap individu

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Agussantos 5214 3 Bab2

    26/28

    petugas dalam bekerja. Adanya supervisi, pengawasan dan sanksi juga menentukan

    kepatuhan petugas. Kepatuhan petugas dalam bekerja akan berpengaruh terhadap kinerja

    petugas baik secara individu maupun team.3,14

    Petugas pelayanan kesehatan di Puskesmas terdiri atas dokter umum, dokter gigi,

    perawat umum, perawat gigi, bidan, petugas apotek, dan petugas administrasi serta

    petugas pembantu umum. Mereka yang berperan langsung terhadap pelayanan kesehatan

    di Puskesmas adalah dokter umum dan dokter gigi, perawat umum dan perawat gigi,

    petugas loket, dan petugas apotek. Pada kenyataan sesungguhnya interaksi antara petugas

    pelayanan kesehatan di Puskesmas dengan masyarakat dan pemakai jasa pelayanan

    kesehatan di Puskesmas lebih banyak dilakukan oleh petugas paramedis terutama perawat

    dan bidan. Sebagian besar waktu interaksi tersebut ketika melakukan pelayanan

    kesehatan di Puskesmas dan sisanya dilakukan dengan terjun langsung di masyarakat

    seperti dalam Posyandu, Puskesmas Keliling dan kegiatan lain.3,14

    Profesi Bidan memiliki peran penting dalam pelayanan kesehatan masyarakat

    dan memiliki keahlian khusus yang berbeda dengan paramedis yang lain, sehingga

    Pemerintah merasa perlu membuat aturan tersendiri mengenai kewenangannya bahkan

    ijin untuk melakukan praktek pertolongan kebidanan dalam upaya pelayanan kesehatan.

    Wewenang bidan seperti yang diatur dalam peraturan Menteri Kesehatan No. 363/ Men.

    Kes/ Per/IX/1980 adalah:

    1. Wewenang Umum:

    a. Memberi penerangan dan penyuluhan tentang kehamilan, persalinan, nifas dan

    perawatan menyususi, keluarga berencana, perawatan bayi, perawatan anak

    prasekolah, dan gizi.

    b. Bimbingan dan pembinaan petugas kesehatan di bawahnya termasuk dukun

    bersalin

    c. Pelayanan kesehatan untuk kasus pengawasan kehamilan, pertolongan persalinan

    normal dan sungsang, episotomi dan penjahitan luka perineum, perawatan nifas

    dan menyusui, pemakaian alat kontrasepsi

    d. Melayani bayi prasekolah untuk pengawasan pertumbuhan dan perkembangan,

    imunisasi, perawatan kesehatan , petunjuk gizi

    e. Pengobatan roboronsia, kebidanan kecuali lewat suntikan

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Agussantos 5214 3 Bab2

    27/28

    2. Wewenang Khusus:

    a. Di bawah pengawasan dokter bidan memiliki wewenang dalam pengawsan

    kehamilan versi luar, pengeluaran dengan jari jaringan konsepsi pada keguguran

    b. Pertolongan persalinan sungsang, pemakaian cunam atau ekstraktor, pemberian

    infus

    c. Pertolongan masa nifas yaitu pemberian antibiotik, pemasangan kontrasepsi

    termasuk lewat suntikan

    d. Pertolongan darurat pada syok perdarahan, perdarahan pasca persalinan,

    ekslamsia, infeksi pada neonatus.13

    Selain wewenang tindakan tersebut, bidan juga diberi hak melakukan tindakan

    pertolongan yang dianggap perlu misalnya dalam kasus gawat darurat (emergency case)

    dengan catatan segera sesudah itu melakukan laporan tindakan tersebut kepada

    Puskesmas setempat. Bidan dalam melakukan wewenangnya tadi harus dapat

    mempertanggungjawabkan secara moral dan hukum, dalam pertanggungjawaban hak

    atau kewenangan umum bidan bertanggung jawab secara mandiri sedang dalam

    kewewenangan tindakan khusus bidan bertanggung jawab secara bersama dengan dokter

    yang mendampingi. Sanksi pelanggaran wewenang tersebut terhadap bidan dapat bersifat

    sanksi administratif seperti pencabutan ijin praktek dan dapat bersifat sanksi hukum lewat

    keputusan pengadilan negara setelah terbukti bersalah.13

    N. KERANGKA TEORI

    Kerangka teori dalam penelitian ini adalah:

    Motivasi

    Kinerja(Work

    Performance)

    Pengawasan

    dan sanksi

    Kompensasi

    dan insentif

    Beban Kerja

    Budaya Kerja

    Kualitas Pelayanan Kesehatan

    Sumber Daya Manusia

    Kompetensi Bidang Kesehatan

    Uraian Tugas

    Kepatuhan

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Agussantos 5214 3 Bab2

    28/28

    Sumber: Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia

    O. KERANGKA KONSEP

    Variabel TerikatVariabel Bebas

    Uraian Tugas

    Motivasi

    Kepatuhan

    Kinerja

    (Work Performance) Petugas

    Pelayanan Kesehatan

    P. HIPOTESIS

    1. Ada hubungan yang signifikan antara uraian tugas dengan kinerja petugas

    paramedis pada pelayanan kesehatan Puskesmas gratis di Kota Salatiga

    2. Ada hubungan yang signifikan antara motivasi dengan kinerja petugas

    paramedis pada pelayanan kesehatan Puskesmas gratis di Kota Salatiga

    3. Ada hubungan yang signifikan antara kepatuhan dengan kinerja petugas

    paramedis pada pelayanan kesehatan Puskesmas gratis di Kota Salatiga