etika dan medikolegal tata laksana kasus kegawatan

Upload: noyy

Post on 26-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Etika Dan Medikolegal Tata Laksana Kasus Kegawatan

    1/14

    TUGAS KELOMPOK V

    ETIKA DAN MEDIKOLEGAL TATA LAKSANA KASUS KEGAWATAN

    Di Susun Oleh :

    Ahmad Nordiansyah

    Dian o!ilia An""riani

    Mu#ari!

    STIKES WID$A %USADA SEMAANG

    PSIK &ALU TANS'E

    ()*+

    KATA PENGANTAR

  • 7/25/2019 Etika Dan Medikolegal Tata Laksana Kasus Kegawatan

    2/14

    Segala Puji dan Syukur senantiasa penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha

    Kuasa yang telah melimahkan Rahmat dan Hidayah-Nya yang telah memberikan

    kemampuan kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan makalah Kelompok yang

    berjudul etika dan medikolegal tata laksana kasus kegaatan!!"

    Penyusun menyadari baha tersusunya makalah ini tidak lepas dari dukungan dan

    saran dari berbagai pihak# untuk itu penyusun mengu$apkan terima kasih" Makalah ini

    berisi tentang etika dan medikolegal tata laksana kasus kegaatan dan juga kesimpulan

    dari makalah ini yang tersusun se$ara ringkas# dan sistematis# sehingga memudahkan

    mahasisa untuk meningkatkan pemahaman makalah sebagai e%aluasi dalam

    pembelajaran"

    Penyusun berharap makalah ini berman&aat bagi mahasisa dan dapat

    menjadikan mahasisa menjadi mahasisa yang berprestasi" Pada akhirnya penyusun

    menyadari baha dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna# oleh karena

    kritik dan saran selalu penyusun butuhkan demi kesempurnaan makalah pada

    selanjutnya" Terima kasih"

  • 7/25/2019 Etika Dan Medikolegal Tata Laksana Kasus Kegawatan

    3/14

  • 7/25/2019 Etika Dan Medikolegal Tata Laksana Kasus Kegawatan

    4/14

    h" Mengetahui Masalah Medikolegal pada Penanganan Pasien /aat (arurat

    i" Mengetahui Hubungan Hukum dalam Pelayanan /aat (arurat

    j" Mengetahui Kematian pada .nstalasi /aat (arurat

  • 7/25/2019 Etika Dan Medikolegal Tata Laksana Kasus Kegawatan

    5/14

    ,A, II

    KONSEP TEOI

    A- Kara/0eris0i/ Pelayanan Ga1a0 Darura0

    (ipandang dari segi hukum dan medikologi# pelayanan gaat darurat berbeda

    dengan pelayanan non gaat darurat karena memiliki krakteristik khusus" eberapa isu

    khusus dalam pelayanan gaat darurat membutuhkan pengaturan hukum yang khusus

    dan akan menimbulkan hubungan hukum yang berbeda dengan keadaan bukan gaat

    darurat"

    ,- ,e2era3a Isu Se3u0ar Pelayanan Ga1a0 Darura0

    Pada keadaan gaat darurat medik didapati beberapa masalah utama yaitu0 1

    - Periode aktu pengamatan2pelayanan relati& singkat

    - Perubahan klinis yang mendadak

    - Mobilitas petugas yang tinggi

    Hal-hal di atas menyebabkan tindakan dalam keadaan gaat darurat memiliki risiko

    tinggi bagi pasien berupa ke$a$atan bahkan kematian" (okter yang bertugas di gaatdarurat menempati urutan kedua setelah dokter ahli onkologi dalam menghadapi

    kematian" Situasi emosional dari pihak pasien karena tertimpa risiko dan pekerjaan

    tenaga kesehatan yang di baah tekanan mudah menyulut kon&lik antara pihak pasien

    dengan pihak pemberi pelayanan kesehatan"

    C. Hubungan Dokter - Pasien dalam Keadaan Gawat Darurat

    Hubungan dokter-pasien dalam keadaan gaat darurat sering merupakan hubungan

    yang spesi&ik" (alam keadaan biasa )bukan keadan gaat darurat* maka hubungan dokter

    -pasien didasarkan atas kesepakatan kedua belah pihak# yaitu pasien dengan bebas dapat

    menentukan dokter yang akan dimintai bantuannya )didapati a3as %oluntarisme*"

    (emikian pula dalam kunjungan berikutnya# keajiban yang timbul pada dokter

    berdasarkan pada hubungan yang telah terjadi sebelumnya )pre-existing relationship*"

    (alam keadaan darurat hal di atas dapat tidak ada dan a3as %oluntarisme dari kedua belah

    pihak juga tidak terpenuhi" +ntuk itu perlu diperhatikan a3as yang khusus berlaku dalam

    pelayanan gaat darurat yang tidak didasari atas a3as %oluntarisme" 'pabila seseorang

  • 7/25/2019 Etika Dan Medikolegal Tata Laksana Kasus Kegawatan

    6/14

    bersedia menolong orang lain dalam keadaan darurat# maka ia harus melakukannya

    hingga tuntas dalam arti ada pihak lain yang melanjutkan pertolongan itu atau korban

    tidak memerlukan pertolongan lagi" (alam hal pertolongan tidak dilakukan dengan tuntas

    maka pihak penolong dapat digugat karena dianggap men$ampuri2 menghalangi

    kesempatan korban untuk memperoleh pertolongan lain"

    D. Pengaturan Staf dalam Instalasi Gawat Darurat

    Ketersediaan tenaga kesehatan dalam jumlah memadai adalah syarat yang harus

    dipenuhi oleh ./(" Selain dokter jaga yang siap di ./(# rumah sakit juga harus

    menyiapkan spesialis lain )bedah# penyakit dalam# anak# dll* untuk memberikan

    dukungan tindakan medis spesialistis bagi pasien yang memerlukannya" (okter spesialis

    yang bertugas harus siap dan bersedia menerima rujukan dari ./(" 4ika dokter spesialis

    gagal memenuhi keajibannya maka tanggungjaab terletak pada dokter itu dan juga

    rumah sakit karena tidak mampu mendisiplinkan dokternya"

    E- Pera0uran Perundan"4Undan"an yan" ,er/ai0an den"an Pelayanan Ga1a0 Darura0

    Peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pelayanan gaat darurat

    adalah ++ No 5126775 tentang Kesehatan# Peraturan Menteri Kesehatan No"89826797

    tentang Persetujuan Tindakan Medis# dan Peraturan Menteri Kesehatan No"687b26799

    tentang Rumah Sakit"

    Pengaturan Penyelenggaraan Pelayanan Gawat Darurat

    Ketentuan tentang pemberian pertolongan dalam keadaan darurat telah tegas diatur dalam

    pasal 51 UU No.29/2004 tentang Praktik Kedokteran, di mana seorang dokter ajib

    melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan"

    Selanjutnya# alaupun dalam UU No.23/1992 tentang Kesehatan tidak disebutkan istilah

    pelayanan gaatdarurat namun se$ara tersirat upaya penyelenggaraanpelayanan tersebut

    sebenarnya merupakan hak setiap orang untuk memperoleh derajat kesehatan yang

    optimal )pasal 4*" Selanjutnya pasal : mengatur baha Pemerintah bertugas

    menyelenggarakan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat;

    termasuk &akir miskin# orang terlantar dan kurang mampu" Tentunya upaya ini

    menyangkut pula pelayanan gaat darurat# baik yang diselenggarakan oleh pemerintah

    maupun masyarakat )sasta*" Rumah sakit di .ndonesia memiliki keajiban untuk

    menyelenggarakan pelayanan gaat darurat 5< jam sehari sebagai salah satu persyaratan

    ijin rumah sakit" (alam pelayanan gaat darurat tidak diperkenankan untuk meminta

  • 7/25/2019 Etika Dan Medikolegal Tata Laksana Kasus Kegawatan

    7/14

    uang muka sebagai persyaratan pemberian pelayanan" (alam penanggulangan pasien

    gaat darurat dikenal pelayanan &ase pra-rumah sakit dan &ase rumah sakit" Pengaturan

    pelayanan gaat darurat untuk &ase rumah sakit telah terdapat dalam Peraturan Menteri

    Kesehatan No"687b2 6799 tentang Rumah Sakit# di mana dalam pasal 51 telah disebutkan

    keajiban rumah sakit untuk menyelenggarakan pelayanan gaat darurat selama 5< jam

    per hari" +ntuk &ase pra-rumah sakit belum ada pengaturan yang spesi&ik" Se$ara umum

    ketentuan yang dapat dipakai sebagai landasan hukum adalah pasal : UU No.23/1992

    tentangKesehatan# yang harus dilanjutkan dengan pengaturan yang spesi&ik untuk

    pelayanan gaat darurat &ase pra-rumah sakit" entuk peraturan tersebut seyogyanya

    adalah peraturan pemerintah karena menyangkut berbagai instansi di luar sektor

    kesehatan"

    F. Masala !ingku" Kewenangan Personil dalam Pelayanan Gawat Darurat

    Hal yang perlu dikemukakan adalah pengertian tenaga kesehatan yang berkaitan

    dengan lingkup keenangan dalam penanganan keadaan gaat darurat" Pengertian

    tenaga kesehatan diatur dalam pasal 6 butir 1 UU No.23/1992tentang Kesehatan sebagai

    berikut0 tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang

    kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di

    bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan keenangan untuk melakukan

    upaya kesehatan;" Melihat ketentuan tersebut nampak baha pro&esi kesehatan

    memerlukan kompetensi tertentu dan keenangan khusus karena tindakan yang

    dilakukan mengandung risiko yang tidak ke$il" Pengaturan tindakan medis se$ara umum

    dalam UUNo.23/1992 tentang Kesehatan dapat dilihat dalam pasal 15 ayat )

  • 7/25/2019 Etika Dan Medikolegal Tata Laksana Kasus Kegawatan

    8/14

    darurat pada &ase di rumah sakit# di mana pada dasarnya setiap dokter memiliki

    keenangan untuk melakukan berbagai tindakan medik termasuk tindakan spesi&ik

    dalam keadaan gaat darurat" (alam hal pertolongan tersebut dilakukan oleh tenaga

    kesehatan maka yang bersangkutan harus menerapkan standar pro&esi sesuai dengan

    situasi )gaat darurat*saat itu" Pelayanan gaat darurat &ase pra-rumah sakit umumnya

    tindakan pertolongan pertama dilakukan oleh masyarakataam baik yang tidak terlatih

    maupu yang terlatih di bidangmedis" (alam hal itu ketentuan perihal keenangan untuk

    melakukan tindakan medis dalam undang-undang kesehatan seperti di atas tidak akan

    diterapkan# karena masyarakatmelakukan hal itu dengan sukarela dan dengan itikad yang

    baik" Selain itu mereka tidak dapat disebut sebagai tenaga kesehatan karena pekerjaan

    utamanya bukan di bidang kesehatan" 4ika tindakan &ase pra-rumah sakit dilaksanakan

    oleh tenaga terampil yang telah mendapat pendidikan khusus di bidang kedokteran gaat

    darurat dan yang memang tugasnya di bidang ini )misalnya petugas 669*# maka

    tanggungjaab hukumnya tidak berbeda dengan tenaga kesehatan di rumah sakit"

    Penentuan ada tidaknya kelalaian dilakukan dengan membandingkan keterampilan

    tindakannya dengan tenaga yang serupa"

    G- Masalah Medi/ole"al 3ada Penan"anan Pasien Ga1a0 Darura0

    Hal-hal yang disoroti hukum dalam pelayanan gaat darurat dapat meliputi hubungan

    hukum dalam pelayanan gaat darurat dan pembiayaan pelayanan gaat darurat Karena

    se$ara yuridis keadaan gaat darurat $enderung menimbulkan pri'ilege tertentu bagi

    tenaga kesehatan maka perlu ditegaskan pengertian gaat darurat" Menurut (he

    )$eri*an +ospital )sso*iation )'H'* pengertian gaat darurat adalah0)n e$ergen*% is

    an% *ondition that in the opinion o the patient, his a$il%, or #hoe'er ass"$es the

    responsi!ilit% o !ringing the patient to the hospital-re"ires i$$ediate $edi*al

    attention. (his *ondition *ontin"es "ntil a deter$ination has !een $ade !% a health *are

    proessional that the patients lie or #ell-!eing is not threatened. 'dakalanya pasien

    untuk menempatkan dirinya dalam keadaan gaat darurat alaupun sebenarnya tidak

    demikian" Sehubungan dengan hal itu perlu dibedakan antara alse e$ergen*% dengan

    tr"e e$ergen*% yang pengertiannyaadalah) tr"e e$ergen*% is an% *ondition *lini*all%

    deter$ined to re"ire i$$ediate $edi*al *are. "*h *onditions range ro$ those

    re"iring extensi'e i$$ediate *are and ad$ission to the hospital to those that are

    diagnosti* pro!le$s and $a% or $a% not re"ire ad$ission ater #ork-"p and

    o!ser'ation.& +ntuk menilai dan menentukan tingkat urgensi masalah kesehatan yang

  • 7/25/2019 Etika Dan Medikolegal Tata Laksana Kasus Kegawatan

    9/14

    dihadapi pasien diselenggarakanlah triage" Tenaga yang menangani hal tersebut yang

    paling ideal adalah dokter# namun jika tenaga terbatas# di beberapa tempat dikerjakan

    oleh peraat melalui standing order yang disusun rumah sakit" Selain itu perlu pula

    dibedakan antara penanganan kasus gaat darurat &ase pra-rumah sakit dengan &ase di

    rumah sakit" Pihak yang terkait pada kedua &ase tersebut dapat berbeda# di mana pada

    &ase pra-rumah sakit selain tenagakesehatan akan terlibat pula orang aam# sedangkan

    pada&ase rumah sakit umumnya yang terlibat adalah tenagakesehatan# khususnya tenaga

    medis dan peraat" Keenangandan tanggungjaab tenaga kesehatan dan orangaam

    tersebut telah dibi$arakan di atas" Ke$epatan danketepatan tindakan pada &ase pra-rumah

    sakit sangatmenentukan sur%i%abilitas pasien"

    %- %u2un"an %u/um dalam Pelayanan Ga1a0 Darura0

    (i +S' dikenal penerapan doktrin ood a$aritan dalam peraturan perundang-

    undangan pada hampir seluruh negara bagian" (oktrin tersebut terutama diberlakukan

    dalam&ase pra-rumah sakit untuk melindungi pihak yang se$arasukarela beritikad baik

    menolong seseorang dalam keadaan gaat darurat" (engan demikian seorang pasien

    dilarangmenggugat dokter atau tenaga kesehatan lain untukke$ederaan yang dialaminya"

    (ua syarat utama doktrin ood a$aritanyang harus dipenuhi adalah

    #. Kesukarelaan pihak penolong" Kesukarelaan dibuktikan dengan tidak ada harapan

    atau keinginan pihak penolong untuk memperoleh kompensasi dalam bentuk apapun"

    ila pihak penolong menarik biaya pada akhir pertolongannya# maka doktrin tersebut

    tidak berlaku"

    $. Itikad baik pihak penolong" .tikad baik tersebut dapat dinilai dari tindakan yang

    dilakukan penolong" Hal yang bertentangan dengan itikad baik misalnya melakukan

    trakeostomi yang tidak perlu untuk menambah keterampilan penolong" (alam hal

    pertanggungjaaban hukum# bila pihak pasien menggugat tenaga kesehatan karena

    diduga terdapat kekeliruan dalam penegakan diagnosis atau pemberian terapi maka pihak

    pasien harus membuktikan baha hanya kekeliruan itulah yang menjadi penyebab

    kerugiannya2$a$at )proxi$ate *a"se*" ila tuduhan kelalaian tersebut dilakukan dalam

    situasi gaat darurat maka perlu dipertimbangkan &aktor kondisi dan situasi saat

    peristia tersebut terjadi" 4adi# tepat atau tidaknya tindakan tenaga kesehatan perlu

    dibandingkan dengan tenaga kesehatan yang berkuali&ikasi sama# pada pada situasi dan

    kondisi yang sama pula" Setiap tindakan medis harus mendapatkan persetujuan dari

    pasien )inor$ed *onsent*" Hal itu telah diatur sebagai hak pasien dalam UU No.23/1992

  • 7/25/2019 Etika Dan Medikolegal Tata Laksana Kasus Kegawatan

    10/14

    tentang Kesehatan pasal 81 ayat 5 dan Peraturan Menteri Kesehatan No"89826797

    tentang Persetujuan Tindakan Medis" (alam keadaan gaat darurat di mana harus segera

    dilakukan tindakan medis pada pasien yang tidak sadar dan tidak didampingi pasien#

    tidak perlu persetujuan dari siapapun )pasal 66 Peraturan Menteri Kesehatan

    No"89826797*" (alam hal persetujuan tersbut dapat diperoleh dalam bentuk tertulis# maka

    lembar persetujuan tersebut harus disimpan dalam berkas rekam medis"

    I- Kema0ian 3ada Ins0alasi Ga1a0 Darura0

    Pada prinsipnya setiap pasien yang meninggal pada saat dibaa ke ./( )eath on

    )rri'al* harus dilaporkan kepada pihak berajib" (i negara )nglo-axon digunakan

    sistem koroner# yaitu setiap kematian mendadak yang tidak terduga )s"dden "nexpe*ted

    death* apapun penyebabnya harus dilaporkan dan ditangani oleh oroner atauedi*al

    xa$iner" Pejabat tersebut menentukan tindakan lebih lanjut apakah jena3ah harus

    diautopsi untuk pemeriksaan lanjut atau tidak" (alam keadaan tersebut surat keterangan

    kematian )death *ertii*ate* diterbitkan oleh oroner atau edi*al xa$iner" Pihak

    rumah sakit harus menjaga keutuhan jena3ah dan benda-benda yang berasal dari tubuh

    jena3ah )pakaian dan benda lainnya* untuk pemeriksaan lebih lanjut" .ndonesia tidak

    menganut sistem tersebut# sehingga &ungsi sema$am *oroner diserahkan pada pejabat

    kepolisian di ilayah tersebut" (engan demikian pihak P,>R. yang akan menentukan

    apakah jena3ah akan diautopsi atau tidak" (okter yang bertugas di ./( tidak boleh

    menerbitkan surat keterangan kematian dan menyerahkan permasalahannya pada P,>R."

    +ntuk (aerah Khusus .bukota 4akarta# sesuai dengan Keputusan Kepala (inas

    Kesehatan (K. Nomor 11

  • 7/25/2019 Etika Dan Medikolegal Tata Laksana Kasus Kegawatan

    11/14

    Kematian yang boleh dibuatkan surat keterangan kematiannya adalah yang $ara

    kematiannya alamiah karena penyakit dan tidak ada tanda-tanda kekerasan"

    Pem2iayaan dalam Pelayanan Ga1a0 Darura0

    (alam pelayanan kesehatan prestasi yang diberikan tenaga kesehatan seajarnyalah

    diberikan kontra-prestasi# paling tidak segala biaya yang diperlukan untuk menolong

    seseorang" Hal itu diatur dalam hukum perdata" Kondisi tersebut umumnya berlaku pada

    &ase pelayanan gaat darurat di rumah sakit" Pembiayaan pada &ase ini diatasi pasien

    tetapi dapat juga diatasi perusahaan asuransi kerugian# baik pemerintah maupun sasta"

    (i sini nampak baha jasa pelayanan kesehatan tersebut merupakan pri'ate goods

    sehingga masyarakat )pihak sasta* dapat diharapkan ikut membiayainya" Kondisi

    tersebut berbeda dengan pelayanan gaat darurat &ase pra-rumah sakit yang juga berupa

    jasa# namun lebih merupakanp"!li* goods" 4asa itu dapat disejajarkan dengan prasarana

    umum )misalnya jalan raya* yang harus diselenggarakan dan dibiayai oleh pemerintah"

    Pihak sasta sulit diharapkan untuk membiayai sesuatu yang bersi&at prasarana umum"

    (engan demikian pelayanan gaat darurat pada &ase pra-rumah sakit seajarnyalah

    dibiayai dari pajak yang dibayarkan oleh rakyat" Realisasi pembiayaan melalui

    pengaturan se$ara hukum yang meajibkan anggaran untuk pelayanan yang bersi&at

    p"!li* goods tersebut" entuk peraturan perundang-undangan tersebut dapat berupa

    peraturan pemerintah yang merupakan jabaran dari ++ No"512 6775 dan atau peraturan

    daerah tingkat . )Perda Tk".*"

  • 7/25/2019 Etika Dan Medikolegal Tata Laksana Kasus Kegawatan

    12/14

    ,A, III

    KESIMPULAN

    (alam pelayanan kesehatan baik di rumah sakit maupun di luar rumah sakit tidak

    tertutup kemungkinan timbul kon&lik" Kon&lik tersebut dapat terjadi antara tenaga

    kesehatan dengan pasien dan antara sesama tenaga kesehatan )baik satu pro&esi maupun

    antara pro&esi*" Hal yang lebih khusus adalah dalam penanganan gaat darurat &ase pra-

    rumah sakit terlibat pula unsur-unsur masyarakat non-tenaga kesehatan" +ntuk men$egah

    dan mengatasi kon&lik biasanya di gunakan etika dan norma hukum yang mempunyai

    tolok ukur masing-masing" ,leh karna itu dalam praktik harus diterapkan dalam dimensi

    yang berbeda"

    (ipandang dari segi hukum dan medikologi# pelayanan gaat darurat berbeda

    dengan pelayanan non gaat darurat karena memiliki krakteristik khusus" eberapa isu

    khusus dalam pelayanan gaat darurat membutuhkan pengaturan hukum yang khusus

    dan akan menimbulkan hubungan hukum yang berbeda dengan keadaan bukan gaat

    darurat" (alam penanggulangan pasien gaat darurat dikenal pelayanan &ase pra-rumah

    sakit dan &ase rumah sakit" Pengaturan pelayanan gaat darurat untuk &ase rumah sakit

    telah terdapat dalam Peraturan Menteri Kesehatan No"687b2 6799 tentang Rumah Sakit#

    di mana dalam pasal 51 telah disebutkan keajiban rumah sakit untuk menyelenggarakan

    pelayanan gaat darurat selama 5< jam per hari" +ntuk &ase pra-rumah sakit belum ada

    pengaturan yang spesi&ik"

    +ntuk menilai dan menentukan tingkat urgensi masalahkesehatan yang dihadapi

    pasien diselenggarakanlah triage"Tenaga yang menangani hal tersebut yang paling ideal

    adalahdokter# namun jika tenaga terbatas# di beberapa tempatdikerjakan oleh peraat

    melaluistanding order yang disusunrumah sakit"Selain itu perlu pula dibedakan antara

    penanganan kasusgaat darurat &ase pra-rumah sakit dengan &ase di rumahsakit" Pihak

    yang terkait pada kedua &ase tersebut dapatberbeda# di mana pada &ase pra-rumah sakit

    selain tenagakesehatan akan terlibat pula orang aam# sedangkan pada&ase rumah sakit

    umumnya yang terlibat adalah tenagakesehatan# khususnya tenaga medis dan peraat"

    Keenangan dan tanggungjaab tenaga kesehatan dan orang aam tersebut telah

    dibi$arakan di atas" Ke$epatan danketepatan tindakan pada &ase pra-rumah sakit sangat

    menentukan sur%i%abilitas pasien"

  • 7/25/2019 Etika Dan Medikolegal Tata Laksana Kasus Kegawatan

    13/14

    " 4adi# tepat atau tidaknya tindakan tenaga kesehatan perlu dibandingkan dengan

    tenaga kesehatan yang berkuali&ikasi sama# pada pada situasi dan kondisi yang sama

    pula" Setiap tindakan medis harus mendapatkan persetujuan dari pasien )inor$ed

    *onsent*" Hal itu telah diatur sebagai hak pasien dalam UU No.23/1992 tentang

    Kesehatan pasal 81 ayat 5 dan Peraturan Menteri Kesehatan No"89826797 tentang

    Persetujuan Tindakan Medis" (alam keadaan gaat darurat di mana harus segera

    dilakukan tindakan medis pada pasien yang tidak sadar dan tidak didampingi pasien#

    tidak perlu persetujuan dari siapapun )pasal 66 Peraturan Menteri Kesehatan

    No"89826797*" (alam hal persetujuan tersbut dapat diperoleh dalam bentuk tertulis# maka

    lembar persetujuan tersebut harus disimpan dalam berkas rekam medis"

  • 7/25/2019 Etika Dan Medikolegal Tata Laksana Kasus Kegawatan

    14/14

    DA'TA PUSTAKA

    Purba$araka P# Soekanto S" Perihal kaedah hukum" andung0'lumni? 67:7"

    Soekanto S# Herkutanto" Pengantar hukum kesehatan" 4akarta0@A Remadja Karya? 679:"Man$ini MR# /ale 'T" Bmergen$y $are and the la" Maryland0'spen Publi$ation? 6796"

    Pusponegoro '(" Perbedaan pengelolaan kasus gaat darurat prarumah sakit dan di

    rumah sakit" andung0 PK/(.? 6775"

    Holder 'R" Bmergen$y room liability" 4'M' 67:5?55=08"

    +ndang-undang No 5126775 tentang Kesehatan

    Peraturan Menteri Kesehatan No"89826797 tentang Persetujuan Tindakan Medis

    Peraturan Menteri Kesehatan No":