hipertensi darurat ht
TRANSCRIPT
-
7/21/2019 Hipertensi darurat ht
1/2
Hipertensi darurat (emergency hypertension) : kenaikan tekanan darah mendadak (sistolik 180
mm Hg dan / atau diastolik 120 mm Hg ) dengan kerusakan organ target yang bersifat progresif,
sehingga tekanan darah harus diturunkan segera, dalam hitungan menit sampai jam. Tekanan darah
yang sangat tinggi dan terdapat kerusakan organ, sehingga tekanan darah harus diturunkan dengan
segera (dalam menit atau jam) agar dapat membatasi kerusakan yang terjadi. Tingginya tekanan
darah untuk dapat dikategorikan sebagai hipertensi darurat tidaklah mutlak, namun kebanyakan
referensi di Indonesia memakan patokan >220/140.
Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapitekanan
diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal.Hipertensi ini
sering ditemukan pada usia lanjut. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampirsetiap orang
mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampaiusia 80 tahun dan
tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudianberkurang secara perlahan
atau bahkan menurun drastis. Jenis hipertensi ini disebabkan olehumur, mengkonsumsi
tembakau,diabetes, dan diet yang salah. Pada hipertensi ini, arterimenjadi kaku sehingga
menyebabkan sistolik (tekanan darah saat jantung berkontraksi)sangat tinggi sedangkan diastolik
(tekanan darah saat jantung istirahat) normal. Biasanyatekanan darah pada jenis ini berkisar antara
160/80 mm/Hg. Menurut Gray dkk (2005), baik pria maupun wanita hidup lebih lama dan 50% dari
mereka yang berusia diatas 60 tahun kanmenderita hipertensi sistolik terisolasi (TD sistolik 160
mmHg dan diastolik 90 mmHg).Hipertensi sistolik terisolasi (Isolated systolic hypertension) terjadi
bila terdapat kenaikantekanan darah sistolik disertai penurunan tekanan darah diastolik. Selisih dari
tekanan darahsistolik dan tekanan darah diastolik yang disebut sebagai tekanan nadi (pulse
pressure),terbukti sebagai prediktor morbiditas dan mortalitas yang buruk. Peningkatan tekanan
darahsistolik disebabkan terutama oleh kekakuan arteri atau berkurangnya elastisitas
aorta.Penebalan dinding aorta dan pembuluh darah besar meningkat salah satunyadisebabkanpenumpukan lemak dalam pembuluh darah yang biasa terjadi pada orang obesitas.
Perubahanini menyebabkan penurunan compliance aorta dan pembuluh darah besar dan
mengakibatkanpeningkatan tekanan darah sistolik. Kekakuan arteri juga bisa disebabkan karena
stres, yangmana stres dapat mempengaruhi syaraf simpatis sehingga otot-otot pembuluh darah
menjadilebih tegang.
Krisis hipertensi adalahsuatu keadaan peningkatan tekanan darah, yang mendadak (sistole
>180 mmHg dan/atau diastole >120 mmHg), pada penderita hipertensi, yang membutuhkan
penanggulangan segera. Krisis hipertensi terbagi menjadi 2 keadaan. Pertama hipertensi
emergency yang merupakan peningkatan drastis tekanan darah dengan gejala dan tandakerusakan organ target, yang harus segera diturunkan dalam hitungan menit menggunakan
terapi parenteral. Sementara yang kedua adalah hipertensi urgency di mana peningkatan
tekanan darah tanpa kerusakan organ target sehingga penurunan bisa menggunakan terapi
oral agar tercapai dalam hitungan jam. Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan
dengan cara anamnesis dan pemeriksaan fisik, karena baik faktor risiko dan
penanggulangannya berbeda.
Proses awal terjadinya krisis hipertensi adalah kenaikan mendadak resistensi vaskular
sistemik (SVR). Peningkatan SVR diperkirakan terjadi dari pelepasan vasokonstriktor
humoral dari dinding endotel yang stres. Tekanan yang meningkat kemudian mengawali
siklus kerusakan endotel, aktivasi intravaskular lokal dari kaskade pembekuan, nekrosis
fibrinoid pembuluh darah kecil dan pelepasan endotelin (vasokonstriktor) secara berlebihan.
-
7/21/2019 Hipertensi darurat ht
2/2
Krisis hipertensi berpengaruh terhadap berbagai sistem organ. Peningkatan tekanan darah
mendadak dapat menyebabkan hiperperfusi dan meningkatkan Cerebral Blood Flow, yang
menyebabkan tekanan intrakranial meningkat edema otak. Selama keadaan darurat hipertensi,
atrium kiri tidak dapat mengimbangi kenaikan akut resistensi vaskular sistemik. Hal ini
menyebabkan kegagalan ventrikel kiri dan edema paru atau iskemia miokard. Hipertensi
kronis juga menyebabkan perubahan patologis pada arteri kecil ginjal. Selama krisishipertensi terjadi kontraksi sfingter pre kapiler vasa aferen, hal ini dapat mengakibatkan
iskemia ginjal akut.