kimia analisa (kromatogafi).pptx
TRANSCRIPT
7/23/2019 KIMIA ANALISA (KROMATOGAFI).pptx
http://slidepdf.com/reader/full/kimia-analisa-kromatogafipptx 1/15
KIMIA ANALISA
7/23/2019 KIMIA ANALISA (KROMATOGAFI).pptx
http://slidepdf.com/reader/full/kimia-analisa-kromatogafipptx 2/15
KELOMPOK 1 :
PRILY HIJRAH SARI
RIMA PUTRI APRILLIA
INTAN FADILAH SARI
JULIA PRATIWI
ARIFTA SURYANUGRAHA
RIZZA FADILLAH FITRI
DESTARANI WIJAYA
MARLIANA WATI
SINTIA RIZKHA
KENNY FADILA SARI
WAHYUDI SAPUTRA GULTOM
YUDA DWI CAHAYA
EDWIN OTNIEL L
DENI KURNIAWAN
SEPTI WULANDARI
7/23/2019 KIMIA ANALISA (KROMATOGAFI).pptx
http://slidepdf.com/reader/full/kimia-analisa-kromatogafipptx 3/15
DEFINISI DAN KLASIFIKASI
KROMATOGRASI
Kromatografi adalah suatu metode pemisahan fisik, di mana komponen-
komponen yang dipisahkan didistribusikan di antara dua fasa, salah satu
fasa tersebut adalah suatu lapisan strasioner dengan permukaan yang luas,
yang lainnya sebagai fluida yang mengalir lembut di sepanjang landasan
stasioner.
Fasa stasioner bisa berupa padatan maupun cairan, sedangkan fasabergerak bisa berupa cairan maupun gas.
Kromatografi merupakan istilah kolektif yang dipakaipada berbagai metode yang nampaknya berbeda dalam
beberapa hal namun memiliki beberapa kesamaan fitur
yang lazim. Definisi Keulemans berlaku seperti lainnya
7/23/2019 KIMIA ANALISA (KROMATOGAFI).pptx
http://slidepdf.com/reader/full/kimia-analisa-kromatogafipptx 4/15
JADI SEMUA JENIS KROMATOGRAFI DIORGANISIR
SEPERTI YANG DITUNJUKKAN DALAM
TABEL 17.1 : CAIR-PADAT GAS-PADAT, CAIR-CAIR, DAN
GAS-CAIR.
7/23/2019 KIMIA ANALISA (KROMATOGAFI).pptx
http://slidepdf.com/reader/full/kimia-analisa-kromatogafipptx 5/15
PERALATAN DASAR GLC
1. Gas Pembawa dan Pemasukan Sampel
Fasa bergerak dalam GLC adalah gas.pilihan gas pembawa terutama
tergantung pada karakteristik detektor. Kromatograf gas komersil biasanya
menyediakan katup pengatur tambahan untuk pengendalian tekanan yang
baik pada inlet kolom. Dengan instrumen dari jenis yang ditunjukkan,
memakai detektor konduktivitas termal (TCD), gas pembawa lewat melalui
satu sisi detektor itu dan kemudian memasuki kolom. Dekat inlet kolomada suatu alat di mana sampel-sampel bisa dimasukkan ke dalam aliran
gas pembawa. Lubang injeksi dipanaskan agar sampel cair teruapkan
dengan cepat. Sampel-sampel beberapa mikroliter cairan atau beberapa
mililiter gas umumnya dimasukkan melalui suatu karet septum ( sekat)
dengan memakai hipodermik syringe.
Gambar 17.1 adalah diagram sistematis dari jenis umum instrumen GLC
dasar.
7/23/2019 KIMIA ANALISA (KROMATOGAFI).pptx
http://slidepdf.com/reader/full/kimia-analisa-kromatogafipptx 6/15
7/23/2019 KIMIA ANALISA (KROMATOGAFI).pptx
http://slidepdf.com/reader/full/kimia-analisa-kromatogafipptx 7/15
2. Kolom Aliran gas selanjutnya menemui kolom, yang diletakkan dalam oven
bertemperatur konstan. Kolom-kolom memiliki variasi dalam hal
ukuran dan bahan isian. Padatan itu sebenarnya hanya sebuah
penyangga mekanik untuk cairan; sebelum diisi ke dalam kolom,padatan tersebut diimpregnasi dengan cairan yang diinginkan yang
berperan sebagai fasa stasioner sesungguhnya. Cairan ini harus stabil
dan nonvolatil pada temperatur kolom, dan harus sesuai untuk
pemisahan tertentu.
Elusi zat terlarut dari kolom itu mengatur ketidakseimbangan
antara dua sisi detektor yang direkam secara elektrik. Laju aliran
gas pembawa adalah hal yang penting, dan biasanya pengukur
aliran untuk itu tersedia. Mungkin ada yang muncul dialirkan ke
luar pada tekanan atmosfir.
3. Detektor
7/23/2019 KIMIA ANALISA (KROMATOGAFI).pptx
http://slidepdf.com/reader/full/kimia-analisa-kromatogafipptx 8/15
TEORI GLC
1. KONSEP PELAT TEORETIS
Hukum Henry, dalam bentuk biasanya, menyatakan bahwa tekanan parsial
yang dihasilkan oleh zat terlarut dalam suatu larutan encer sebanding dengan
fraksi molnya. Maka, untuk distribusi benzena yang setimbang antara fasa-
fasa cair dan uap dalam kamar itu, dapat kita tuliskan:
Pbenzena= kXbenzenaKETERANGAN :
Pbenzena = tekanan parsial dalam fasa uap,
Xbenzena = fraksi mol benzena dalam cairan,
k = sebuah tetapan
Dalam kromatografi gas, tekanan parsial dan fraksi mol seringkali digantikan
oleh konsentrasi yang menghasilkan suatu koefisien distribusi yang takbersatuan, K :
7/23/2019 KIMIA ANALISA (KROMATOGAFI).pptx
http://slidepdf.com/reader/full/kimia-analisa-kromatogafipptx 9/15
KROMATOGRAFI. DENGAN PERALATAN CRAIG, BIASANYA PROSES
BERHENTI BILA PEMISAHAN YANG DIINGINKAN TERCAPAI DAN
MEMBUANG LARUTAN DARI TABUNG-TABUNG YANG MENGANDUNG
ZAT-ZAT TERLARUT. SEBALIKNYA, DALAM KROMATOGRAFI MODERN,
ALIRAN FASA BERGERAK BERLANJUT SAMPAI ZAT TERLARUT TELAH
BERMIGRASI SEPANJANG KOLOM ITU, DAN KEMUDIAN MUNCUL, SATU
DEMI SATU, UNTUK MEMASUKI DETEKTOR.
RUANG-RUANG KESETIMBANGA DALAM PERALATAN YANG DISEBUT
PELAT-PELAT TEORETIS, SUATU ISTILAH YANG BERASAL DARI TEORI
DISTILASI YANG KEMUDIAN DIBAWA KE KROMATOGRAFI.
RUANG-RUANG KESETIMBANGA DALAM PERALATAN YANG
DISEBUT PELAT-PELAT TEORETIS, SUATU ISTILAH YANG BERASAL
DARI TEORI DISTILASI YANG KEMUDIAN DIBAWA KE KROMATOGRAFI.
7/23/2019 KIMIA ANALISA (KROMATOGAFI).pptx
http://slidepdf.com/reader/full/kimia-analisa-kromatogafipptx 10/15
2. Perhitungan Jumlah Pelat Teoretis
Suatu pelat teoretis adalah suatu konsep mental, bagian dari suatu model yang
dikembangkan untuk menjelaskan proses kromotografi dalam bentuk yang
diketahui.Waktu yang dibutuhkan untuk mengelusi zat terlarut dari kolom dan lebar
pita elusi harus bisa membuat kita menghitungn.
Gambar 17.3 menunjukkan pita elusi Gauss dan parameter yang digunakan untuk
menghitungn.
7/23/2019 KIMIA ANALISA (KROMATOGAFI).pptx
http://slidepdf.com/reader/full/kimia-analisa-kromatogafipptx 11/15
Waktu dari injeksi sampel sampai penampakan puncak pita elusi pada
detektor disebut waktu resensi (retention time), tR. Jika lebarnya diukur
separuh jarak antara garis dasar dan puncak pita tersebut, bisa menandainya
sebagaiw1/2. Kemudian rumus untuk memperolehn adalah
n =5,542
Jika lebarnya diukur pada garis dasar menggunakan konstruksi tandaiwb;
maka rumusnya menjadi
n =162
Perpotongan (tangen) dengan pita digambarkan pada dua titik infleksi;
lebarnya,wb, adalah jarak antara perpotongan ini dengan garis dasar.
7/23/2019 KIMIA ANALISA (KROMATOGAFI).pptx
http://slidepdf.com/reader/full/kimia-analisa-kromatogafipptx 12/15
3. Sifat Tak Ideal : Persamaan Van Deemter
Model pelat yang berdasarkan distribusi zat terlarut antara fasa gas dan
cair jenis Craig, dengan kesetimbangan dicapai lebih dulu daripada setiap
perpindahan dari satu pelat ke pelat berikutnya, mewakili apa yang seringdisebut sebagai kromatografi ideal linear. Linear dalam kaitan ini berarti
bahwa koefisien distribusi, K bebas dari konsentrasi zat terlarut; jadi
suatu grafik konsentrasi dalam fasa cair terhadap konsentrasi dalam fasa
gas merupakan suatu garis lurus (Grafik 17.4, kurva 1a).
Grafik tersebut disebut sebagai isotermal. Suatu isotermal linear menyebabkanpita elusi yang simetris seperti ditunjukkan oleh kurva 1b dalam Gambar 17.4.
Berangkat dari sifat hukum Henry, yang ditunjukkan oleh isotermal yang tak
linear (Gambar 17.4, kurva 2a dan 3a), mengarah pada pita elusi yang
melengkung (Gambar 17.4, kurva 2b dan 3b). Mengacu pada kurva 2a dan 2b,
kita bisa menginterpretasikan pita elusi yang tak simetris sebagai berikut
7/23/2019 KIMIA ANALISA (KROMATOGAFI).pptx
http://slidepdf.com/reader/full/kimia-analisa-kromatogafipptx 13/15
7/23/2019 KIMIA ANALISA (KROMATOGAFI).pptx
http://slidepdf.com/reader/full/kimia-analisa-kromatogafipptx 14/15
Di lain pihak, sifat ideal tidak dapat dicapai dalam proses kromatografi yang nyata.
1. Keidealan menuntut sampel tersebut ditempatkan mula-mula di pelat pertama
saja.
2. Kromatografi yang ideal menuntut suatu kolom yang isiannya benar-benar
seragam, kecepatan fasa bergerak haruslah sama di segala tempat dalam kolom.3. Dalam kromatografi yang ideal, kesetimbangan akan selalu ada pada seluruh titik
dalam kolom antara fasa-fasa stasioner dan bergerak dalam kaitannya dengan
distribusi zat terlarut.
4. Kromatografi yang ideal akan membutuhkan zat terlarut bergerak sepanjang
kolom hanya akibat dari pergerakkan fasa bergerak; maka zat terlarut tak dapat
menyebar dalam kolom oleh kecenderungannya sendiri untuk berdifusi.
Jadi,pada kondisi yang biasa, GLC memberikan suatu contoh
kromatografi tak ideal linear. Perlakuan tak ideal dalam GLC
dirintis pada tahun 1956 oleh van Deemter dkk. Peneliti-peneliti ini
menyebutkan tiga faktor yang menyebabkan pita melebar bila suatu
zat terlarut, yang mula-mula merupakan suatu sumbatan yang
sempit, bergerak sepanjang kolom.