laporan modul 3 jatuh kelompok 1

51
7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1 http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 1/51 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Tujuan pembelajaran A. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah selesai mempelajari modul ini, maka mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang defnisi, proses terjadinya jatuh, serta aktor- aktor risiko yang berperan yang sering terjadi pada pasien Geriatri/Usia Lanjut, baik aktor intrinsik maupun aktor ekstrinsik. B. Tujuan Instruksional !usus (TI) Setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat !. "enjelaskan #eori-teori $roses "enua sebagai proses perkembangan normal. !.%. "enjelaskan #eori &Geneti' (lo'k&  !.). "enjelaskan #eori "utasi Somatik *+rror (atastrophe  !.. "enjelaskan #eori usaknya Sistem !mun #ubuh  !.. "enjelaskan #eori 0erusakan 1kibat adikal 2ebas  !.3. "enjelaskan #eori 1kibat "etabolisme/#eori Glikasi !!. "enjelaskan +ek $enuaan pada anatomi dan fsiologi sistem organ. !!!. "enjelaskan aktor-aktor risiko jatuh baik intrinsik maupun eksitrinsik. !4. "enjelaskan penyebab-penyebab jatuh pada Usia Lanjut.  4. "elakukan pengkajian/pendekatan diagnostik se'ara paripurna pada pengelolaan pasien geriatri. 4.%. 1namnesis riwayat jatuh, penyakit yang menyertainya.  4.). $emeriksaan 5isik. %

Upload: sabrinaqurrotaayun

Post on 18-Feb-2018

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 1/51

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Tujuan pembelajaranA. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah selesai mempelajari modul ini, maka mahasiswa diharapkan

dapat menjelaskan tentang defnisi, proses terjadinya jatuh, serta aktor-

aktor risiko yang berperan yang sering terjadi pada pasien Geriatri/Usia

Lanjut, baik aktor intrinsik maupun aktor ekstrinsik.

B. Tujuan Instruksional !usus (TI)

Setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat

!. "enjelaskan #eori-teori $roses "enua sebagai proses perkembangan

normal.

!.%. "enjelaskan #eori &Geneti' (lo'k&

  !.). "enjelaskan #eori "utasi Somatik *+rror (atastrophe

  !.. "enjelaskan #eori usaknya Sistem !mun #ubuh

  !.. "enjelaskan #eori 0erusakan 1kibat adikal 2ebas

  !.3. "enjelaskan #eori 1kibat "etabolisme/#eori Glikasi

!!. "enjelaskan +ek $enuaan pada anatomi dan fsiologi sistem organ.

!!!. "enjelaskan aktor-aktor risiko jatuh baik intrinsik maupun eksitrinsik.

!4. "enjelaskan penyebab-penyebab jatuh pada Usia Lanjut.

  4. "elakukan pengkajian/pendekatan diagnostik se'ara paripurna pada

pengelolaan pasien geriatri.

4.%. 1namnesis riwayat jatuh, penyakit yang menyertainya.

  4.). $emeriksaan 5isik.

%

Page 2: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 2/51

  4.. $emeriksaan $enunjang.

  4.. "enentukan Status 5ungsional.

  4.3. "enentukan Status 0ogniti.

  4.6. "enentukan Status Gi7i.

4!. "elakukan peren'anaan/penatalaksanaan serta pen'egahan agar

penderita tidak jatuh berulang.

)

Page 3: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 3/51

BAB II

PE"BAHA#AN

$.1 #kenario

#kenario 1

Seorang Laki-laki umur 8 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan

nyeri pada pangkal paha kanan akibat jatuh sehingga mengganggu dan nyeri

sekali bila berjalan. 0eadaan ini dialami sejak % bulan yang lalu. $enderita

sebelum jatuh kalau berjalan agak pin'ang karena mengeluh lutut sering

sakit dan bengkak serta sering tersandung saat berjalan. Sejak 9 tahun

terakhir ini penderita mengkonsumsi obat-obat ken'ing manis, tekanan

darah tinggi, jantung dan rematik. :uga pernah serangan stroke tahun lalu.

iwayat merokok *; .

$.$ ata #ulit% -

$.& ata'alimat uni%

Laki-laki 8 tahun

- <yeri pangkal paha kanan akibat jatuh

- "engganggu dan nyeri saat berjalan

- 0eluhan dirasakan sejak % bulan yang lalu

- Sebelum jatuh, jalan pin'ang

- "engeluh lutut sakit, bengkak dan sering tersandung

- iwayat konsumsi obat =", tekanan darah tinggi, jantung dan rematik

Page 4: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 4/51

- iwayat pengobatan dahulu stroke sejak tahun yang lalu

- iwayat kebiasaan "erokok *;

$.* "in+ "ap

Page 5: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 5/51

Pertan,aan

%. :elaskan teori-teori proses menua>). :elaskan perubahan anatomi dan fsiologi pada proses menua>. :elaskan perubahan imunologik pada proses menua>. :elaskan defnisi, penyebab, dan aktor risiko jatuh pada lansia>3. :elaskan se'ara singkat sindroma geriatri>

6. :elaskan hubungan riwayat penyakit dahulu dengan terjadinya jatuhpada skenario>

9. :elaskan mekanisme nyeri dan bengkak pada lutut>8. :elaskan hubungan riwayat pengobatan pasien dengan keadaan pasien

saat ini>?. :elaskan alur diagnosis pada pasien>%@. :elaskan komplikasi yang dialami pasien dengan keadaan pasien

saat ini>%%. :elaskan penatalaksanaan pada lansia dan pen'egahan agar

pasien tidak jatuh berulang>

3

Page 6: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 6/51

-irni Tiana Aprielia ($1&/&10)

1 2elaskan teoriteori proses menua3

 #eori AGenetic clock &

"enurut teori ini menua telah diprogram se'ara genetik untuk spe'ies-

spe'ies tertentu. #iap spe'ies mempunyai didalam nu'lei *inti selnya

suatu jam genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu.

 :am ini akan menghitung mitosis dan menghentikan replikasi sel bila tidak

berputar, jadi menurut konsep ini bila jam kita berhenti kita akan

meninggal dunia, meskipun tanpa disertai ke'elakaan lingkungan atau

penyakit akhir yang katastroal *malapetaka yang besar yang datang tiba-

tiba, ben'ana alam. 0onsep genetik 'lo'k didukung oleh kenyataan

bahwa ini merupakan 'ara menerangkan mengapa pada beberapa

spe'ies terlihat adanya perbedaan harapan hidup yang nyata.Salah satu pengembangan teori ini adalah #eori #elomere, yang

menunjukkan bahwa pada setiap mitosis sel, bagian telomere =<1 akan

memendek. =engan makin pendeknya telomere ini maka kemampuan sel

untuk membelah menjadi terbatas dan pada akhirnya berhenti.

"utasi Somatik * #eori +rror (atastrophe

Bal penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam menganalisis aktor-

aktor penyebab terjadinya proses menua adalah aktor lingkungan yang

menyebabkan terjadinya mutasi somatik. Sekarang sudah umum diketahui

bahwa radiasi dan 7at kimia dapat memperpendek umur, sebaliknya

6

Page 7: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 7/51

menghindari radiasi dan 7at kimia yang bersiat toksik dapat

memperpanjang umur."enurut teori tersebut menua diakibatkan oleh menumpuknya

berbagai ma'am kesalahan sepanjang kehidupan manusia. 1kibat

kesalahan tersebut akan berakibat kesalahan metabolisme yang dapat

mengakibatkan kerusakan sel dan ungsi sel se'ara perlahan.

usaknya Sistem !mun #ubuh

  "utasi yang berulang atau perubahan protein pas'a translasi, dapat

menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh mengenali

dirinya sendiri *sel re'ognition. :ika mutasi somatik

menyebabkan terjadinya kelainan pada antigen permukaan sel, maka hal

ini akan dapat menyebabkan sistem imun tubuh menganggap sel yangmegalami perubahan tersebut sebagi sel asing dan

menghan'urkannya.$erubahan inilah yang menjadi dasar terjadinya

peristiwa autoimun *Goldstein, %?8?. #eori auto-imun ini awalnya

diajukan oleh 2urnet, Calort dan (omort *2usse, )@@).Basilnya dapat pula berupa reaksi antigen / antibodi yang luas mengenai

 jaringan-jaringan beraneka ragam, eek menua jadi akan menyebabkan

reaksi histoinkomtabilitas pada banyak jaringan.

Salah satu bukti yang ditemukan ialah bertambahnya preDalensi auto

antibodi berma'am-ma'am pada orang lanjut usia *2ro'klehurst, %?89.=isisi lain sistem imun tubuh sendiri daya pertahanannya mengalami

penurunan pada proses menua, daya serangnya terhadap sel kanker

menjadi menurun, sehingga sel kanker leluasa membelah-belah. !nilah

yang menyebabkan kanker yang meningkat sesuai dengan meningkatnya

umur *Suhana, %??.

 #eori "enua 1kibat "etabolisme$ada tahun %?3, "'0ay et al., memperlihatkan bahwa pengurangan

Aintake& kalori pada rodentia muda akan menghambat pertumbuhan dan

memperpanjang umur. $erpanjangan umur karena penurunan jumlah

kalori tersebut, antara lain disebabkan karena penurunan jumlah kalori

tersebut, karena menurunnya salah satu atau beberapa proses

9

Page 8: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 8/51

metabolisme. #erjadi penurunan, pengeluaran hormon yang merangsang

prolierasi sel, misalnya insulin, dan hormon pertumbuhan. $entingnya

metabolisme sebagai aktor penghambat umur panjang, dikemukakan pula

oleh 2alin dan 1llen *%?8?. "enurut mereka ada hubungan antara tingkat

metabolisme dengan panjang umur."odifkasi 'ara hidup yang kurang bergerak menjadi lebih banyak

bergerak mungkin juga dapat meningkatkan umur panjang.

0erusakan 1kibat adikal 2ebas

adikal bebas merupakan 'ontoh produk limbah metabolisme yang dapat

menyebabkan kerusakan apabila terjadi akumulasi. <ormalnya radikal

bebas akan dihan'urkan oleh en7im pelindung, namun beberapa berhasillolos dan berakumulasi di dalam organ tubuh. adikal bebas yang terdapat

di lingkungan seperti kendaraan bermotor, radiasi, sinar ultraDiolet,

mengakibatkan perubahan pigmen dan kolagen pada proses penuaan.

adikal bebas tidak mengandung =<1. Eleh karena itu, radikal bebas

dapat menyebabkan gangguan genetik dan menghasilkan produk-produk

limbah yang menumpuk di dalam inti dan sitoplasma. 0etika radikal bebas

menyerang molekul, akan terjadi kerusakan membran selF penuaan

diperkirakan karena kerusakan sel akumulati yang pada akhirnya

mengganggu ungsi.

adikal bebas yang sering dianggap sebagai ragmen molekular yang

tak berpasangan., dapat terbentuk di dalam tubuh akibat proses metabolik

normal di dalam mitokondria juga sebagai produk sampingan di dalam

rantai pernapasan. Untuk organisme aerobik, radikal bebas terutama

terbentuk pada saat respirasi *aerob di dalam mitokondria, karena ?@

oksigen yang diambil oleh tubuh manusia, masuk ke dalam mitokondria.

Saat terjadinya proses respirasi tersebut oksigen dilibatkan dalam

mengubah bahan bakar menjadi 1#$ melalui en7im-en7im respirasi di

dalam mitokondria, maka radikal bebas akan dihasilkan sebagai 7at

8

Page 9: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 9/51

antara. adikal bebas yang terbentuk adalah superoksida *E), radikal

hidroksil *EB, dan juga peroksida hidrogen *B)E). adikal bebas bersiat

merusak, karena sangat reakti, sehingga dapat bereaksi dengan =<1,

protein, asam lemak tak jenuh, seperti dalam membran sel, dan dengan

gugus SB.

 :adi pada intinya radikal bebas dapat menyebabkan sel-sel tidak dapat

beregenerasi.

Ar4!a 5u+ians,a ($1&/&1$)

$. 2elaskan peruba!an anatomi +an 6siolo4i pa+a proses menua3

0ardioDaskular

• 1trof pada serat otot endo'ardium

• 1terosklerosis pada pembuluh darah

• $eningkatan tekanan sistolik

• 2erkurangnya pengisian Dentrikel kiri• $enurunan jumlah sel yang mengatur denyut jantung

• $enurunan sensitiftas pada baroreseptor

• $eningkatan tekanan darah

• $eningkatan emphasis pada kontraksi atrium dengan terdengarnyasuara S

• "eningkatnya aritmia

?

Page 10: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 10/51

• "eningkatnya resiko hipotensi akibat perubahan posisi

• "anuDer DalsalDa dapat menyebabkan penurunan tekanan darah

• $enurunan kemampuan untuk beraktiDitas

<eurologi

• $enurunan jumlah neuron dan peningkatan jumlah dan ukuran padasel neuroglial

• $engurangan jumlah sara dan serabut sara 

• 1trof pada otak dan peningkatan cranial dead space

• $enebalan leptomeninges pada medulla spinalis

• $eningkatan resiko terjadinya penyakit neurologi 'erebro Das'ular

• $arkinsonism

• 0onduksi melemah pada serat sinap

• $enurunan ingatan jangka pendek•  $erubahan pada gaya berjalan wide based, shorter stepped, fexed

orward

•  "eningkatnya resiko perdarahan sebelum timbulnya gejala

espiratori

• $enurunan elastisitas jaringan paru

• 0alsifkasi dinding torak

• 1trof silia• $enurunan kekuatan otot respirasi

• $enurunan tekanan parsial oksigen pada arteri

• "enurunnya pertukaran udara

• $eningkatan terjadinya ineksi dan atele'tasis

• $eningkatan terjadinya aspirasi

• $enurunan respon Dentilasi terhadap hipoksia dan hiperkapnia

• $eningkatan sensitiftas terhadap narkotik0ulit

• "engurangnya ketebalan pada dermis dan epidermis• $enipisan pada papilla

• 1trof kelenjar keringat

• $enurunan Daskularisasi

• (ross-linking kolagen

• egresi elastin

• $enurunan lemak subkutan

%@

Page 11: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 11/51

• $enurunan melanosit

• $enurunan dari prolierasi fbroblast

• $enipisan kulit dan peningkatan terjadinya robekan pada kulit

• 0ulit kering dan pruritus

• $enurunan keringat dan kemampuan meregulasi suhu tubuh

• $eningkatan kekeriputan pada kulit

• "enurunnya kelenturan kulit

• Bilangnya lapisan lemak yang melindungi tulang sehingga

menyebabkan terjadinya nyeri

• "eningkatnya kebutuhan proteksi terhadap matahari

• $eningkatan waktu penyembuhan terhadap luka

Gastrointestinal

• $enurunan ukuran hepar• 2erkurangnya stabilisasi dan absorbsi kolesterol

• 5ibrosis dan atrof pada kelenjar saliDa

• $enurunan tonus otot intestinal

• 1trof dan penurunan jumlah pada taste bud

•  #erlambatnya pengosongan pada esophagus

• $enurunan sekresi asam hidroklorida

• $enurunan sekresi asam lambung

• 1trof mukosa

• $enurunan absorbs kalsium

• $erubahan intake karena penurunan nasu makan

• asa tidak nyaman setelah makan berhubungan dengan terlambatnyapengosongan lambung

• "enurunnya absorbsi kalsium dan 7at besi

• $erubahan eektiDitas dari obat

• "eningkatnya resiko terjadinya konstipasi, spasme esophagus, danpenyakit diDertikular

Urinaria

• 2erkurangnya massa ginjal

• 2erkurangnya glomerulus

• $enurunan jumlah neron

• $erubahan dinding pembulu darah ke'il

• $enurunan tonus otot kandung kemih

• "enurunnya G5

%%

Page 12: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 12/51

• "enurunnya kemampuan penyimpana 'adangan sodium

• $enurunan creatinine clearance

• $eningkatan 2U< *blood urea nitrogen

• "enurunnya aliran darah ginjal

• $erubahan ekskresi obat

• "enurunnya kemampuan untuk pengen'eran urin

• $enurunan kapasitas kandung kemih dan meningkatnya urin residual

• "eningkatnya urgensi

eproduksi

• 1trof dan fbrosis pada dinding serDiks dan uterus

• $enurunan elastisitas dan lubrikasi pada Dagina

• $enurunan hormone dan berkurangnya oosit

• $enurunan tubulus seminierous• $rolierasi pada stroma dan jaringan glandular

• $enurunan kelenjar mammae

• 4agina kering

• <yeri dan rasa terbakar saat inter'ourse

• "enurunnya Dolume 'airan semen dan kemampuan untuk ejakulasi

• 2erkurangnya eleDasi testis

• $rostat hipertrof

•  :aringan penghubung payudara digantikan dengan jaringan adiposa

"us'uloskeletal

• $enurunan massa otot

• $enurunan aktiftas myosin adenosine triosat

• 0erusakan dan keringnya tulang rawan sendi

• $enurunan massa tulang dan aktiftas osteoblast

• $enurunan kekuatan otot

• $enurunan densitas tulang

2erkurangnya tinggi badan• <yeri sendi

• $eningkatan resiko raktur

• $erubahan gaya berjalan dan postur tubuh

Sensorik Disual

%)

Page 13: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 13/51

• $enurunan ungsi sel batang dan keru'ut

• 1kumulasi pigmen

• $enurunan pergerakkan mata

• $eningkatan tekanan intraokuler

• 1trof otot siliaris

• $eningkatan ukuran lensa dan kekuningan pada lensa

• "enurunnya sekresi air mata

• $enurunan tajam penglihatan, lapang pandang, dan adaptasi 'ahaya

• $eningkatan sensitiDitas terhadap silau

• $eningkatan insiden glau'oma

• Sulit untuk membedakan warna bir, hijau, dan ungu

• "eningkatnya kekeringan mata dan iritasi

Sensorik auditori

• $enurunan neuron pendengaran

• 2erkurangnya rekuensi pendengaran dari tinggi ke rendah

• $eningkatan serumen

• 1ngiosklerosis pada telinga

• "enurunnya ketajaman pendengaran

• Sulit mendengar ketika ada kebisingan

• $enumpukan serumen dapat menyebabkan kehilangan pendengaran

Sensorik pen'iuman, perabaan, dan penge'ap

• "enurunnya jumlah serabut sara olaktori

• Bilangnya kemampuan untuk merasakan manis dan asin , pahit danasam tetap

• $enurunan sensasi

• 0etidakmampuan untuk men'ium bau

• $enurunan intake makanan

• 2erkurangnya kemampuan untuk mengenali tanda bahaya padalingkungan air panas, alarm kebakaran, atau benda ke'il yang dapatterinjak

+ndokrin

• $enurunan hormone testosterone, growth hormone, insulin, adrenal,androgen, aldosterone, dan tiroid

• $enurunan respon suhu tubuh

%

Page 14: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 14/51

• $eningkatan nodul dan fbrosis pada tiroid

• $enurunan angka metaboli' basal

• $enurunan termoregulasi

• "enurunnya kemampuan untuk mentoleransi stress sepertipembedahan

• "enurunnya pembentukan keringat dan regulasi temperature• "enurunnya temperature suhu tubuh sehingga pada saat ineksi tidak

terjadi peningkatan suhu tubuh

• "enurunnya respon insulin dan toleransi glukosa

• "enurunnya sensitiDitas tubulus renal terhadap hormone anti diureti'

• $eningkatan berat badan

• $eningkatan resiko terjadinya penyakit tiroid

%

Page 15: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 15/51

Nia 7itri,ani ($1&/&11)

&. 2elaskan peruba!an imunolo4ik pa+a usia lanjut3

Sistem imun adalah semua mekanisme yang digunakan untuk

mempertahankan keutuhn tubuh, sebagai perlindungan terhadap bahaya

yang dapat ditimbulkan oleh berbagai bahan dalam lingkungan hidup. Untuk

mempelajari pengaruh usia terhadapp sistem imun dan terjadinya

ineksimaka harus dipertimbangkan eratnya kaitan saat perubahan-

perubahan sistem imun yang mulai terjadi dalam rentang hidupnya.

a. 0elenjar timus0elenjar timus termasuk dalam organ limoid primer pada mamalia dan

penge'ilannya dikenal sebagai inDolusi yang merupakan gejala umum

menyertai proses penuaan pada manusia. $emeriksaan anatomis pada

kelejar timus menunjukkan bahwa ukuran maksimal pada usia pubertas, dan

dengan meningkatnya usia terjadi proses penge'ilan. $ada usia 3-3@ tahun

 jaringan kelenjar timus tinggal hanya sebesar 3-%@ saja. #elah diketahui

bahwa kelenjar timus sebagai kelenjar hormon sekaligus merupakan tempat

dierensiasi sel-sel limosit # sampai menjadi sel imunokompeten. Bormon

yang dihasilkan sebagai polipeptida ditemukan didalam darah dan diduga

penting untuk kelanjutan proses dierensiasi limosit selama berada didalam

kelenjar ataupun setelah meninggalkannya. $ada manusia kadar hormone ini

menurun mulai pada usia )@-@ tahun dan pada usia 6@ tahun sudah sulit

diukur kadarnya. 0elenjar timus tidak hanya sebagai organ dierensiasi saja

tetapi juga endokrin dengan mengeluarkan aktor timik *5#S, timopoetin

*#$3, en7im resisten Darian *#", dan timosin *#B.Sel # progenitor yang berasal dari susmsum tulang akan menuju

kelenjar timus dan dipengaruhi hormon tirosin menjadi dewasa dan

dilepaskan ke dalam peredaran darah sekitar 3. Sepanjang rentang hidup

manusia, semua organ jaringan limoid yang solid akan mengalami reduksi

%3

Page 16: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 16/51

dalam Dolume dan massanya. Bal ini jelas sekali pada kelenjar timus.

!nDolusi mulai masa pubertas karakteristik ditandai adanya infltrasi kelenjar

oleh jaringan fbrous dan lemak serta berkurang massa seluler. Sentrum

germinatiDum jumlahnya berkurang menjadi fbroti' serta klasifkasi.

0onsekuensinya kemampuan kelenjar timus untuk mendewasakan sel

limosit # pada manusia, yaitu diperolehnya reseptor pada eritrosit sel

domba pada permukaan selnya. *(=). =ugaan adanya reseptor ini maka

sel-sel limosit # yang telah dewasa dapat membentuk bangunan roset

dengan eritrosit domba. Sehingga dengan 'ara demikian dapat diikuti

perubahan kemampuan kelenjar timus yang berkaitan dengan proses

penuaan. 0alau limosit muda tidak mampu membentuk roset dengan

eritrosit domba, maka sebaliknya mereka mampu membentuk roset dengan

eritrosit manusia sendiri *otoroset. 0egagalan limosit muda menjadi dewasa

dalam kelenjar timus diperlihatkan dengan bertambahnya jumlah limosit

muda dalam kelenjar timus dan peredaran darah tepi.

b. 0elenjar lime, pat'hes $eyerHs dan limpaErgan limoid sekunder seperti limpa, kelenjar lime, pat'hes $eyerHs

yang tersebar di dinding saluran 'erna, tonsil, dan apendiks merupakan sel

limosit dewasa memberi respons terhadap antigen. Ergan ini diperlukanuntuk prolierai dan dierensiasi limosit yang sudah tersensitisasi dan

berungsi menangkap dan mengumpulkan bahan asing dan dengan eekti 

serta merupakan tempat utama produksi antibodi dan sensitisasi sel # yang

antigen spesifk. "eskipun tidak ada perubahan morologi yang besar pada

organ limoid sekunder bersama proses penuaan, tetapi 'onsensus umum

meunjukkan bahwa pengaruh yang terbesar pada sel 2 dan perubahan tidak

pasti pada jaringan yang didominasi oleh sel #. espon antibodi spesifk

terhadap antigen se'ara bermakna menurun di kelenjar lime dan dijumpai

pula penurunan jumlah produksi antibodi. $erubahan humoral yang

ditemukan di jaringan tersebut seringkali akibat perubahan dari sel # yang

diperlukan untuk mema'u repons antibodi. $erubahan morologi dengan

proses penuaan telah diuraikan pada limpa, tetapi perubahan ini tidk

%6

Page 17: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 17/51

konsiten. $embesaran limpa dengn bertambahnya usia dapat akibat

sekunder dari penyakit yang mendasariny. espons sel # dari limpa menurun

terhadap mitogen dengan meningkatnya usia yang telah dibuktikan pada

hewan per'obaan.

Efek proses penuaan pada sel spesik Limosit

Studi longitudinal pada orang sehat memperlihatkan bahwa jumlah

total limosit di darah tepi tidak berubah se'ara bermakna dengan proses

penuaan. Bubungan dengan proses penuaan meperlihatkan penurunan

 jumlah absolut dan proporsi relatiDe sel # yang beredar. Se'ara bermakna

tampak penurunan jenis supresor/sitotoksik *(=8, L+U)1. espons sel #

terhadap mitogen, alloantigen, dan antigen konDensional berkurang denganmeningkatnya usia. $ermukaan sel # menunjukkan kemampuan untuk untuk

menginduksi aktiDasi sel # dan respons prolierasi pada (=, (=), dan (=)8.

$ada permukaan sel # dewasa terdapat (= yang dapat bergabung dengan

antigen pada tempat ikatan dan melibatkan tranduksi signal. "ediator yang

penting intrasel adalah ion kalsium. 0onsentrasi basal ion kalsium intrasel

berkurang pada proses penuaan yang akan mengurangirespons atau aktiasi

mitogen melalui (=. 1da kolerasi antara ungsi sel # pada respons

hipersensitiDitas tipe lambat kulit terhadap tes antigen, reaksi transer

limosit.dan rejeksi grat   dan grat versus host diseases. $ada usia lanjut

respons terhadap antigen kulit dan injeksi subkutan allogenik limosit

berkurang. :umlah sel (=8 menurun pada usia lanjut disertai dengan

meningkatnya (=. Sedangkan limosit yang membentuk otoroset

meningkat jumlahnya. 1kibat pergeseran perbandingan jumlah populasi

limosit sel (=; dan (=8; tersebut, maka menyebabkan perubahan

kualitas respons imun. Limosit dapat mengalami perubahan kandungan

beberapa en7im penting dalam proses metabolisme apabila usia bertambah.

Perubahan imunitas seluler !munitas seluler tergantung pada integritas ungsional limosit #.

"aniestasi imunitas yang nyata dari imunitas seluler adalah reaksi

%9

Page 18: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 18/51

hipersensitiDitas tipe lambat dan penolakan jaringan asing. $ada usia lanjut

dengan adanya penurunan imunitas seluler maka hipersensitiDitas tipe

lambat setelah mndapat uji tulis jelas dibandingkan dengan orang yang lebih

muda usianya. $erubahan respons imun seluler pada kelompok usia lanjut

mungkin disebabkan oleh perubahan terhadap antigennya atau kehilangan

kenangan imunologiknya. Bal ini dibuktikan dengan uji imunisasi dengan tes

dini tro'hloroben7ene, ternyata pada usia diatas 9@ tahun sebesar 9@ tidak

memiliki kenangan imunologiknya, sedangkan pada usia muda memiliki ?3

menunjukkan hal tersebut. 0eterlmbatan membentuk limosit # sitotoksik

akan mengganggu respons imun terhadap ineksi. $er'obaan inDitro dengan

bahan mitogen menunjukkan bahwa kemampuan prolierasi limosit # yang

berasal dari donor usia lanjut mempunyai derajat yang lebih rendah

dibandingkan usia muda. $enurunan repon iun seluler pada usia lanjut

sebagian disebabkan oleh kegagalan sel # dalam menghasilkan interleukin-).0emampuan sistem imun humoral dapat dinilai dengan menghitung

 jumlah limosit atau mengukur kadar immunoglobulin dalam serum. Usia

yang bertambah akan diikuti oleh perubahan perbandingan subpopulasi

limosit #. Bal ini ditunjukkan dengan perubahan kadar !g dan semakin tua

seseorang, maka kadar !g1 dan !gG dalam serum akan meningkat, tetapi

sebaliknya kadar !g" 'enderung turun. 0enaikan kadar !g1 dan !gG dalam

serum diikuti dengan kenaikan kadarnya dalam 'airan otak. 0adar kelas

immunoglobulin pada ineksi parasit sangat khas, seperti !g" pada penyakit

malaria dan !g+ pada ineksi 'a'ing. =emikian pula antibodi alamiah seperti

antieritrosit domba dan autoantibodi kadarnya tinggi pada usia lanjut.

1utoantibodi yang ditemukan di usia lanjut men'erminkan bahea yang

bersangkutan dapat bertahan hidup, oleh karena memiliki kadar autoantibodi

yang tinggi. Sedangkan kelompok yang tidak men'apai usia lanjut justru

kadar autoantibodinya lebih rendah. =engan demikan adanya autoantibodi

belum tentu menyebabkan keadaan patologis. 1utoantibodi yang tedapat

dalam serum manusia lanjut usia memiliki spesiftas berbagai ma'am,

bahkan diantaranya memliki terhadap limosit #s, sehingga keadaan ini dapat

%8

Page 19: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 19/51

mengganggu ungsi pengaturan sistem imun se'ara umum. 1utoantibodi

yang timbul berma'am-berma'am akibat perubahan sistem limosit 2 yang

mengahasilkan autoantibodi dibandinkan dengan jenis limosit lain.

1utoantibodi anti-idiotipe dibutuhkan untuk mengendalikan respon imun,

tetapi apabila berlebihan seperti pada usia lanjut akan menghambat

respons imun apabila tubuh tepapar antigen. 2iasanya respons imun

berbentuk !gG lebih mudah terganggu dibandingkan !g". $enurunan respon

imun selain disebabkan oleh supresi anti idiotipe dikaitkan dengan

menurunnya afnitas antigen terhadap reseptor yang ada pada permukaaan

limosit. Supresi respon atibodi yang ditemukan pada usia lanjut tidak

disebabkan oleh pengaruh limosit # saja tetapi juga oleh monosit dan

prostaglandin. espon imun humoral pada usia lanjut terganggu pada

peningkatan aktiftas limosit #s dan kerusakan limosit 2, namun penyebab

utama adalah penurunan aktiftas #h. 0alaupun ada kerusakan limosit 2

perubahannya tidak begitu besar. 0eadaan ini meningkatkan rekuensi

ineksi dan penyakit autoimun pada usia lanjut. 2erkurangnya respon

terhadap ineksi bakterial dapat akibat proses penuaan dengan deek ungsi

antibodi.Imunitas non spesik 

$opulasi makroag dan monosit mengatur aspek yang berbeda. $ada

respons imun spesifk dan tidak sepesifk. "akroag dan monosit penting

dalam regulsi respon sel # dan sel 2 dengan menghasilkan banyak aktor

solubeel serta langsung memberikan respon imun dengan kontak langsung.

Sel <0 merupakan sel lain yang terlibat pada imunitas tidak spesifk dan

penting untuk melawan bakteri, Dirus dan parasit. 1ktiftisa sel <0 pada usia

lanjut meningkat atau tidak berbeda dengan usia muda. 2agian yang penting

adalah (=36 dan (=%6. (=36 sampai (=%6; sebagian dari subset yang akti 

dan tidak berubah dengan proses penuaan. (=36; - (=%6; dan (=36; -

(=%6 memperlihatkan aktiDitas sel <0 yang rendah pada usia muda

dibandingkan dengan (=36 (=%6-, tetapi selekti dan jumlahnya meningkat

se'ara progresi dengan proses penuaan. $ada beberapa strain,

%?

Page 20: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 20/51

meningkatnya aktiDitas sel <0 dapat berhubungan dengan meningkatnya

surDiDal. Bal ini menunjukkan proses penuaan meningkatnya imunitas tidak

spesifk sehingga dapat hidup lebih lama.

Sitokin dan proses penuaan$roses penuaan memperlihatkan produksi sitokin terganggu dan tidak

eektinya ekspresi dari reseptor !L-) serta afnitas ikatannya dengan

reseptor menurun. !L-) merupakan limokin yang bersiat mitogenik dan

aktor yang menyebabkan pertumbuhan sel # dan mempunyai kemampuan

meningkatkan respon imun selular melalui aktiDitas sitotoksik limosit t,

aktiDitas sel <0 melalui intereron gama maupun respon humoral dengan

'ara meningkatkan sintesis dan sekresi antibody. Sedangkan !L-, !L-6 dan

 #<5 meningkat se'ara bermakna pada usia lanjut, akan tetapi aktiDitas sel

<0 rendah yang berhubungan dengan rendahnya kadar !L-), akibat

menurunnya raksi sel #B. 2egitupula aktiDitas sitotoksik sel monosit. #idak

ada perubahan yang konsisten selain !L-), berhubungan dengan proses

penuaan.

Asesmen 8un4si imun pa+a usia lanjut+Daluasi awal ungsi sistem imun dimulai dengan menentukan jumlah

sel imun kompeten pada darah tepi. :umlah sel darah putih dan jumlahkomponen utama menurut jenis morologinya meliputi limosit, monosit,

netrofl yang biasanya memberikan gambaran stabil sepanjang masa

kehidupan usia dewasa. Bal yang harus diperhatikan yaitu adanya Dariasi

 jumlah sel darah menentukan ungsi imun in DiDo dengan tes kulit

hipersensitiDitas tipe lambat yang biasanya terjadi setelah %)-) jam injeksi

intra dermal dengan antigen $urifed $rotein =eriDate *$4=. $emeriksaan ini

harus hati-hati, sebab mudah terjadi trauma kulit pada usia lanjut. Sebaiknya

dapat dilakukan pemeriksaan multi test cell mediated immunity dengan

tujuh antigen standar. 1dapun pemeriksaan yang dianjurkan dapat dilihat

pada table ) dan ringkasan ungsi sistem imun dan proses penuaan dapat

dilihat pada table .

)@

Page 21: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 21/51

 #abel ). $emeriksaan ungsi imun yang dianjurkan

<

E

 :+<!S $+"+!0S11<

%. $emeriksaan jumlah darah lengkap dan hitung jenis leukosit.). $emeriksaan kuantitati imunoglobulin *!gG, !g1, !g".. 5ungsi sel # *in DiDo tes kulit intradermal untuk respons

hipersensitiDitas tipe lambat.. 5ungsi sel 2

 #iter antibodi terhadap pathogen umum atau antigen dari Daksin!sohemaglutinin #iter antibodi sebelum dan sesudah imunisasi

3. 1ktiDitas dan kuantitati komplemen6. 5ungsi granulosit

 #es nitroblue tetra7olium, daya bunuh terhadap bakteri, kemampuan

agosit.

 #abel . ingkasan ungsi sistem imun dan proses penuaan

<

E

0+#+1<G1<

%. $enurunan produksi hormone kelenjar timus

). 2erkurangnya produksi in Ditro dan respons !L-). $enurunan prolierasi sel dalam respons terhadap stimulasi mitogen . $enurunan cell-mediated cytotoxicity 

3. $eningkatan sensitiDitas seluler terhadap prostaglandin +)6. $eningkatan sintesis antibody anti idiotipe9. $enurunan kadar respons antibody spesifk8. $eningkatan adanya antibodi autoimun?. $eningkatan insidens imunoprotein mono'lonal pada serum%@

.

 #idak adanya perubahan ungsi sel <atural 0iller

%%.

 #idak ada perubahan jumlah limosit 2 dalam darah tepi

%)

.

$enurunan reaksi hipersensitiDitas tipe lambat

%

.

 #idak ada perubahan jumlah limosit pada darah tepi.

)%

Page 22: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 22/51

Gangguan mekanisme pertahanan tubuh dan infeksi $enyakit ineksi terjadi akibat interaksi antara pejamu dengan agen

dan lingkungan. 1dapun aktor risiko pejamu untuk terjadinya ineksi pada

usia lanjut meliputi pengaruh lingkungan, perubahan aal pada sistem organ

dan sistem tubuh , penyakit komorbid yang meningkatan suseptibilitas

ineksi dan serta adanya gangguan mekanisme pertahanan tubuh.Semua aktor risiko ineksi pada usia lanjut, integritas mekanisme

pertahanan tubuh terhadap ineksi kuman menjadi aktor terpenting. 5ungsi

agositosis dari sel monosit, makroag dan granulosit tetap berungsi se'ara

baik pada usia lanjut. 1kan tetapi pada penderita diabetes mellitus,

gangguan hematologi' atau keganasan lain ungsinya akan menurun."ekanisme pertahanan terhadap ineksi oleh bakteri, dapat berkaitan

dengan siat mikroorganisme yang bersangkutan dan pada penyakit yang

diakibatkan. $atogenesis pada sebagian mikroorganisme dan inDasiDe tidak

tergantung toksin semata,sehingga imunitas yang dibutuhkan adalah yang

mampu membunuh bakteri tersebut.$ada ineksi jamur, ternyata makroag yang diaktikan oleh limokin

dan sel # yang berperan pada mekanisme pertahanan tubuh penderita .

sedangkan pada ineksi proto7oa dan 'a'ing respons imun berupa selule danhumoral. $ada umumnya respons seluler lebih eekti terhadap proto7oa

intraseluler dan antibody lebih eekti terhadap parasit ekstraseluler dalam

darah dan 'airan jaringan. $ada umumnya komplemen dan atibodi

merupakan sistem imun yang akti untuk memisahkan mikroorganisme yang

berada bebas dalam darah atau jaringan.

))

Page 23: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 23/51

#!an+, #eta D9i Tama ($1&/&1//)

*. 2elaskan 8ator8aktor risiko +an pen,ebabpen,ab jatu! pa+a

lansia:

7aktor ;isiko

Untuk dapat memahami a'tor risiko jatuh, maka harus dimengerti bahwa

stabilitas badan ditentukan atau dibentuk oleh

a #,stem sensorik  Iang berperan di dalamnya adalah Disus *penglihatan, pendengaran,

ungsi Destibuler, dan propriosepti. Semua gangguan atau perubahan

pada mata akan menimbulkan gangguan penglihatan. Semua penyakit

telinga akan menimbulkan gangguan pendengaran. 4ertigo tipe perier

sering terjadi pada lansia yang diduga karena adanya perubahan ungsi

Destibuler akibat proses menua. <europati perier dan penyakitdegeneratiDe leher akan mengganggu ungsi propriosepti *#inetti, %??).

Gangguan sensorik tersebut menyebabkan hamper sepertiga penderita

lansia mengalami sensasi abnormal pada saat dilakukan uji klinis.b #,stem sara8 pusat

SS$ akan memberikan respon motori' untuk mengantisipasi input

sensorik. $enyakit SS$ seperti stroke, $arkinson, hidrosealus tekanan

normal, sering diderita oleh lansia dan menyebabkan gangguan ungsi

SSp sehingga berespon tidak baik terhadap input sensorik *#inetti, %??). o4niti8 

$ada beberapa penelitian, dementia diasosiasikan dengan meningkatnya

risiko jatuh.+ "usuloskeletal

5a'tor ini disebutkan oleh beberapa peneliti merupakan a'tor yang

benar-benar murni milik lansia yang berperan besar terhadap terjadinya

)

Page 24: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 24/51

 jatuh. Gangguan mus'uloskeletal menyebabkan gangguan gaya berjalan

*gait dan ini berhubungan dengan proses menua yang fsiologis.

Gangguan gait yang terjadi akibat proses menua tersebut antara lain

disebabkan oleh

• 0ekakuan jaringan penghubung

• 2erkurangnya massa otot

• $erlambatan konduksi sara 

• $enurunan Disus/ lapang pandang

• 0erusakan propriosepti 

 Iang kesemuanya menyebabkan

• $enurunan range o motion *E" sendi

• $enurunan kekakuan otot, terutama menyebabkan kelemahan

ekstremitas bawah

• $erpanjangan waktu reaksi

• 0erusakan persepsi dalam

• $eningkatan postural sway *goyangan badan

Semua perubahan tersebut mengakibatkan kelemahan gerak, langkah yang

pendek, penurunan irama, dan pelebaran bantuan basal. 0aki tidak dapat

menapak dengan kuat dan lebih 'enderung gampang goyah. $erlambatan

reaksi mengakibatkan seorang lansia susah/ terlambat mengantisipasi bila

terjadi gangguan seperti terpeleset, tersandung, kejadian tiba-tiba, sehingga

memudahkan jatuh.

Se'ara singkat a'tor risiko jatuh pada lansia dibagi dalam dua golongan

besar, yaitu *0ane, %??

% 5a'tor-aktor intrinsi') 5a'tor-aktor ekstrinsik

Pen,ebabPen,ebab 2atu! Pa+a Lansia

)

Page 25: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 25/51

$enyebab jatuh pada lansia biasanya merupakan gabungan beberap a'tor,

antara lain *0ane, %??F euben, %??6F #inetti, %??)F (ampbell, %?89F

2ro'klehurst, %?89.

1 eelakaan% merupakan penyebab jatuh yang utama *@-3@ kasus

 jatuh lansia

 

"urni ke'elakaan misalnya terpeleset, tersandung.

 

Gabungan antara lingkungan yang buruk dengan kelainan-kelainan

akibat proses menua misalnya karena mata kurang awas,benda-

benda di rumah tertabrak, lalu jatuh.$ N,eri kepala +an atau <erti4o& Hipotensi ort!ostati%

• BypoDolemia/ 'urah jantung rendah

• =isungsi otonom• $enurunan kembalinya darah Dena ke jantung

•  #erlalu lama berbaring

• $engaruh obat-obatan hipotensi

• Bipotensi sesudah makan

* =batobatan

• =iureti'/ antihipertensi

• 1ntidepresan trisiklik

• SedatiDe

• 1ntipsikotik

• Ebat-obat hipoglikemik• alkohol

> Proses pen,akit ,an4 spesi6k $enyakit-penyakit akut seperti

• 0ardioDaskulera 1ritmiab Stenosis aorta' Sinkope sinus 'arotis

• <eurologia #!1

b Stroke' Serangan jantungd $arkinsone 0ompresi sara spinal karena spondilosis $enyakit 'erebelum

I+iopatik *belum jelas sebabnya/ #inkop%

• Drop attack  *serangan roboh

)3

Page 26: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 26/51

• $enurunan darah ke otak se'ara tiba-tiba

•  #erbakar matahari

7ator7aktor Lin4kun4an 5an4 #erin4 Di!ubun4kan Den4an

eelakaan Pa+a Lansia%

% 1lat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang sudah tua, tidak stabil,

atau tergeletak di bawah.) #empat tidur atau C( yang rendah/ jongkok. #empat berpegangan yang tidak kuat/ tidak mudah dipegang.

a Lanntai yang tidak data baik ada trapnya atau menurun.b 0arpet yang tidak dilem dengan baik, keset yang tebal/ menekuk

pinggirnya, dan benda-benda alas lantai yang li'in atau mudah

tergeser.' Lantai yang li'in atau basah.d $enerangan yang tidak baik *kurang atau menyilaukan.e 1lat bantu jalan yang tidak tepat ukuran, berat, maupun 'ara

penggunaannya.

7ator7aktor #ituasional 5an4 "un4kin "empresipitasi 2atu!

1 Akti<itasSebagian besar jatuh terjadi padaa saat lansia melakukan aktiDitas biasa

seperti berjalan, naik atau turun tangga, mengganti posisi. Banya sedikitsekali *3, jatuh terjadi pada saat lansia melakukan aktiDitas berbahaya

seperti mendaki gunung atau olahraga berat. :atuh juga sering terjadi

pada lansia dengan banyak kegiatan dan olahraga, mungkin disebabkan

oleh kelelahan atau terpapar bahaya yang lebih banyak. :atuh juga sering

terjadi pada lansia yang imobil *jarang bergerak ketika tiba-tiba dia ingin

pindah tempat atau mengambil sesuatu tanpa pertolongan.$ Lin4kun4an

Sekitar 9@ jatuh pada lansia terjadi di rumah, %@ terjadi di tangga,dengan kejadian jatuh saat turun tangga lebih banyak disbanding saat

naik, yang lainnya terjadi karena tersandung/ menabrak benda

perlengkapan rumah tangga, lantai yang li'in atau tak rata, penerangan

ruang yang kurang& Pen,akit akut

)6

Page 27: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 27/51

=i77iness dan syn'ope, sering menyebabkan jatuh. +ksaserbasi akut dari

penyakit kronik yang diderita lansia juga sering menyebabkan jatuh,

misalnya sesak naas akut pada penderita penyakit paru obstrukti 

menahun, nyeri dada tiba-tiba pada penderita penyakit jantung iskemik,

dan lain-lain.

El8a ;i?k, ($1&/&1*)

>. 2elaskan men4enai sin+rom 4etriatri3

Sindrom geriatri adalah serangkaian kondisi klinis pada orang tua yang dapatmempengaruhi kualitas hidup pasien dan dikaitkan denganke'a'atan.$enampilan suatu penyakit pada lanjut usia sering berbedadengan pada usia muda. =i samping itu harus dapat dibedakan, apakahkelainan yang terjadi berkenaan dengan perubahan karena bertambahnyausia, atau memang ada suatu proses patologi sebagai penyebabnya.

)9

Page 28: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 28/51

Sindrom geriatri' antara lain adalah Sindroma serebral3 Gangguan otonom6 !nkontinensia urin

9 Gangguan kesadaran dan kogniti pada usia lanjut *konusio J demetia8 :atuh? =e'ubitus%@ $enyakit tulang dan patah tulang

1 #IND;="A #E;EB;AL

Sindroma serebral adalah kumpulan gejala yang terjadi akibat perubahanpatologik dari aliran darah serebral. $ada usia lanjut banyak terjadiperubahan-perubahan pada system pembuluh darah arteri otak.$embentukan plak atheroma banyak dijumpai pada system karotis. =engan

adanya kelainan anatomis pada pembuluh darah arteri pada usia lanjut,dapat dimengerti bahwa sirkulasi otak pada orang tua sangat rentanterhadap perubahan-perubahan, baik perubahan posisi tubuh maupun a'torlain misalnya yang berkaitan dengan tekanan darah seperti ungsi jantungdan bahkan ungsi otak sendiri yang berkaitan dengan pengaturan tekanandarah *system otonom.!nsufsiensi sirkulasi di daerah batang otak yang dapat menimbulkan pusingatau kepala terasa ringan dan tiba-tiba jatuh. =engan adanya plak-plakatheroma maka lumen pembuluh darah arteri otak sempit di beberapatempat, sehingga gangguan unsi jantung *seperti fbrilasi atrium/Dentrikuler, inark jantung akut yang berakibat (25 *'erebral blood Kow

menurun sesaat dapat berakibat gangguan sirkulasi serebral, yang bila'ukup lama akan berakibat penurunan kesadaran.!nsufensi serebral yang siatnya episodi' ditambah dengan gangguansirkulasi otak yang meluas dan berlangsung berkepanjangan, lama kelamaanakan berakibat atrof otak dan beberapa perubahan patologis khas yang lain.$ada usia lanjut umumnya dijumpai kelainan Daskuler, antara lainarterios'lerosis. 0elainan lain biasanya berhubungan dengan hipertensi

$. @AN@@UAN =T=N="Gangguan otonom merupakan salah satu di antara berbagai sindromgeriatri', artinya gangguan otonom merupakan keadaan-keadaan yang

sering didapatkan pada usia lanjut, sering memerlukan usaha yang 'ukupsukar untuk menemukan penyebab dan pengobatannya, dan menyebabkangangguan yang 'ukup berarti yang sering mengganggu kualitas hiduppenderita lansia.2eberapa hal yang dikatakan sebagai penyebab seringnya gangguan sara otonom pada usia lanjut adalah

• 2ahwa dengan meningkatnya usia, terdapat beberapa perubahan padaAneurotransmisi& pada ganglion otonom, yang berupa penurunan

)8

Page 29: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 29/51

pembentukan asetilkolin yang disebabkan terutama oleh penurunanen7im utama, yaitu kolin-esterase. 0eadaan tersebut 'enderung untukmenurunkan ungsi otonom

•  #erdapat perubahan morologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor kolin.

Sebagai akibat keseluruhan terdapat ke'enderungan dari usia lanjut untukmengalami penurunan aktiDitas otonom. =i samping penyebab fsiologiktersebut, perubahan patologik terutama akibat penyakit pembuluh darahotak seringkali, menyebabkan gangguan ungsi otonom. $erubahan patologikinilah yang sering mendasari terjadinya gangguan uns otonom pada banyakpenderita usia lanjut.=iantara berbagai gangguan otonom pada usia lanjut yang perludiperhatikan adalah hipotensi ortostatik, gangguan pengaturan suhu,pengaturan kandung kemih dan gerakan esophagus dan usus besar.Bipotensi ortostatik, misalnya, merupakan salah satu penyebab yang seringmengakibatkan seorang lansia jatuh dengan segala akibatnya. Sedangkan

hipertermia dan hipotermia merupakan gangguan regulasi temperaturetubuh yang segala akibat dan komplikasinya pada usia lanjut sering bersiatatal.

&. IN=NTINEN#IA U;IN

!nkontinensia urin merupakan salah satu keluhan utama pada penderita

lanjut usia. Seperti halnya dengan keluhan pada suatu penyakit, bukan

merupakan diagnosis, sehingga perlu di'ari penyebabnya. 2atasan

inkontinensia adalah pengeluaran urin *atau eses tanpa disadari, dalam jumlah dan rekuensi yang 'ukup sehingga mengakibatkan masalah

gangguan kesehatan dan so'ial. !nkontinensia urin mempunyai dapak medi',

psikososial dan ekonomik. =ampak medi' dari inkontinensia urin antara lain

dikaitkan dengan ulkus de'ubitus, ineksi saluran kemih, urosepsis, gagal

ginjal dan mortalitas yang meningkat.

$engisian kandung kemih dilakukan dengan 'ara relaksasi kandung kemih

melalui penghambatan kerja sara parasimpatis dan kontraksi leher kandung

kemih yang dipersaraf oleh sara simpatis serta somati' yang mempersaraf

otot dasar panggul. $engosongan kandung kemih melalu persaraan

kolinergik parasimpatis yang menyebabkan kontraksi kandung kemih

sedangkan eek simpatis kandung kemih berkurang. jika kortek serebri

)?

Page 30: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 30/51

menekan pusat penghambatan pusat kortikal ini dapat disebabkan karena

usia sehingga lansia sering mengalami unkontinensia urin. 0arena dengan

kerusakan dapat mengganggu koordinasi antara kontraksi kandung kemih

dan relaksasi uretra yang mana gangguan kontraksi kandung kemih akan

menimbulkan inkontinensia.

*. @AN@@UAN E#ADA;AN DAN =@NITI7 PADA U#IA LAN2UT

(=N7U#I= AUT DAN DE"ENTIA)

1 0onusio

0onusio akut adalah suatu akibat gangguan menyeluruh ungsi kogniti yang

ditandai oleh memburuknya se'ara mendadak derajat kesadaran dan

kewaspadaan dan terganggunya proses berfkir yang berakibat terjadinya

disorientasi.

"etabolism otak terutama tergantung pada jumlah glukosa dan oksigen

yang men'apai otak, dan berbeda dengan organ lain, tidak mempunyai

tempat penyimpanan yang 'ukup dan oleh karenanya tergantung pada

pasokan dari sirkulasi darah. $enurunan mendadak dari pasokan tersebut

akan mengganggu jalur metaboli' otak dan menyebabkan terjadinya

konusio. Bal ini sangat men'olok pada usia lanjut, dimana berbagai

mekanisme 'adangan homeostati' sudah sangat buruk. #iga kelompok

penyebab yang bisa dikatakan sebagai penyebab utama konusio akut, yaitu

keadaan patologik intraserebral, keadaan patologik ekstraserebral dan

penyebab iatrogeni'. 0ehilangan/ gangguan sensorik dan depresi juga dapat

memi'u terjadinya konusio akut.

Gambaran klasik penderita berupa kesadaran menurun, gangguan padamemori jangka oendek mungkin disertai dengan gangguan mengingat

memori jangka panjang dan halusinasi atau mis-interpretasi Disual,

penurunan mendadak dari kemampuan untuk mempertahankan perhatian

terhadap rangsangan luar *antara lain pertanyaan harus diulang karena

perhatiannya mengembara atau perhatian penderita mudah teralihkan oleh

@

Page 31: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 31/51

rangsangan luar yang baru *jawaban penderita atas pertanyaan terdahulu

tidak sesuai ata ber'abang terhadap kejadian lain.

2 =ementia

=ementia adalah suatu sindrom klinik yang meliputi hilangnya ungsi

intelektua dan ingatan/ memori sedemikian berat sehingga menyebabkan

disungsi hidup sehari-hari. Garis besar maniestasi kliniknya adalah sebagai

berikut- $erjalana penyakit yang bertahap *biasanya selama beberapa bulan

atau tahun-  #idak terdapat gangguan kesadaran *penderita tetap sadar

$roses menua tidak dengan sendirinya menyebabkan terjadinya dementia.

$enuaan menyebabkan terjadinya perubahan anatomi dan biokimiawi

disusunan syara pusat.

>. 2ATUH

 :atuh serinh terjadi atau dialami oleh usia lanjut. 2anyak a'tor yang

berperan di dalamnya, baik a'tor intrinsi' dalam diri lansia tersebut seperti

gangguan gaya berjalan, kelemahan otot ekstremitas bawah, kekakuan

sendi, sinkop dan di77iness, serta a'tor ekstrinsik seperti lantai yang li'in

dan tidak rata, tersandung benda-benda, penglihatan kurang karena 'ahaya

kurang terang, dan sebagainya.

5raktur kolum emoris merupakan komplikasi utama akibat jatuh pada lansia

yang berhubungan dengan proses menua dan osteoporosis. $erlukaan

 jaringan lunak yang serius seperti subdural hematom, hemarthroses, memar

dan keseleo otot juga sering merupakan komplikais akibat jatuh.

. DEUBITU#

Ulkus de'ubitus dapat terjadi pada setiap tahap umur, tetapi hal ini

merupakan masalah yang khusus pada usia lanjut. 0ekhususannya terletak

pada insiden kejadiannya yang erat kaitannya dengan imobilitas. !mobilitas

%

Page 32: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 32/51

menyebabkan de'ubitus bila berlangsung lama. #erjadinya ulkus disebabkan

gangguan aliran darah setempat, dan juga keadaan umum dari penderita.

=e'ubitus adalah kerusakan/ kematian kulit sampai jaringan di bawah kulit,

bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan

pada suatu area se'ara terus menerus sehingga mengakibatkan gangguan

sirkulasi darah setempat. Calaupun semua bagian tubuh dapat mengaami

de'ubitus, bagian bawah dari tubuhlah yang terutama berisiko tinggi dan

membutuhkan perhatian khusus.

Ulkus de'ubitus terjadi akibat iskemia jaringan yang berlanjut. #ekanan

menyebakan iskemia jaringan dan ha ini lebih berat terjadi bila tubuh

dibaringkan pada suau permukaan yang tidak mengikuti seluruh lekukan

bagian tubuh yang dibawah. 0eadaan umum yang jelek ditambah suplai

darah ke jaringan yang berkurang pada lanjut usia juga mempunyai peran

untuk terjadinya iskemia jaringan dan timbulnya de'ubitus.

1rea yang biasa terjadi de'ubitus adalah tempat diatas tonjolan tulang dan

tidak dilindungi 'ukup dengan lemak subkutan, misalnya daerah sa'rum,

daerah trokanter mayor dan spina is'hiadi'a superior anterior, daerah tumit

dan siku.

Usia lanjut memiliki potensi besar untuk terjadi de'ubitus karena perubahan

kulit berkaitan dengan bertambahnya usia antara lain

- 2erkurangnya jaringan lemak subkutan- 2erkurangnya jaringan kolagen dan elasti'- "enurunnya efsiensi kolateral kapiler pada kulit sehingga kulit menjadi

tipis dan rapuh

Selain imobilitas dan terbatasnya tingkat aktiDitas, a'tor risiko lain

timbulnya ulkus de'ubitus adalah inkontinensia, malnutrisi, diabetes

mellitus, insufsiensi Das'ular, obesitas, hipoalbuminemia, dementia berat

dan berubahnya tingkat kesadaran.

)

Page 33: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 33/51

/. PEN5AIT TULAN@ DAN PATAH TULAN@

$enyakit tulang dan patah tulang merupakan salah satu dari sindrom

geriatri', dalam arti insidens dan akibatnya pada usia lanjut yang 'ukup

signifkan. Sepanjang hidup tulang mengalami perusakan *dilaksanakan oleh

sel osteoklas dan pembentukan *dilakukan oleh sel osteoblast yang

berjalan bersama-sama, sehingga tulang dapat membentuk modelnya sesuai

dengan pertumbuhan badan *proses remodeling. Eleh karena itu dapat

dimengerti bahwa proses remodeling ini akan sangat 'epat pada usia

remaja.

$enyakit tulang yang sering dijumpai pada lansia antara lain

% Esteoporosis1dalah suatu keadaan berkurangnya massa tulang sedemikian

sehingga hanya dengan trauma minimal tulang akan patah. $enurunan

massa tulang ini sebagai akibat dari berkurangnya pembentukan,

meningkatnya perusakan *destruksi atau kombinasi dari keduanya.) Esteomalasia

Suatu penyakit tulang metaboli' yang ditandai dengan terjadinya

kekurangan kalsifkasi matriks tulang yang normal. $enyakit paget tulang

Suatu keadaan yang ditandai dengan adanya kombinasi antarapeningkatan reabsorbsi dan deposisi tulang. Sebagai akibatnya bukan

saja terjadi deormitas akan tetapi juga raktur. $enyakit 0eganasan #ulang

0hondrosarkoma dan osteosar'oma merupakan keganasan yang bisa

dijumpai pada usia lanjut. Gejala utama berupa nyeri, pembengkakan

tulang dan deormitas.3 Esteomilitis 1kut

!neksi pada tulang bisa berasal langsung dari luar akibat trauma atau

tindakan bedah, berasal dari ineksi didekatnya, penyebarannya se'ara

hemtogen tersering didaerah Dertebrae dimana sumsum tulangnyamengandung banyak pembuluh darah.6 Esteomilitis 0ronik

0eadaan ini merupakan kelanjutan dari osteomilitis akut atau dari

ineksi #2.

Page 34: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 34/51

Nina Amelin+a ($1&/&1$)

. 2elaskan !ubun4an ri9a,at pen,akit +a!ulu +en4an kelu!an

sekaran4 pa+a skenario3

2utuh anamnesis tambahan apakah nyeri pada pangkal paha pada s'enario

disebabkan oleh jatuh.

Page 35: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 35/51

Bubungan riwayat penyakit dengan terjadinya jatuh

a $enderita pernah mengalami stroke, apabila bagian otak yang terkena

adalah lobus kanan, maka kaki kiri pasien bisa mengalami lumpuh, sehingga

kaki kanan pasien lebih sering dipakai atau untuk bertumpu yang

menyebabkan ketidakseimbangan sehingga pasien jatuhb $asien menderita =", penderita =" terkadang memiliki masalah berupa

retinopati diabetik yang dapat menyebabkan Disus menurun, sementara

penglihatan memegang peranan penting dalam menerima rangsangan

propiosepti yang berungsi untuk menjaga keseimbangan.' $asien menderita penyakit jantung. $enyakit jantung yang biasa terjadi pada

lanjut usia, yaitu penyakit jantung koroner, payah jantung, dan stenosis

aorta. $enyakit jantung tersebut dapat menyebabkan penurunan 'urah

 jantung sehingga terjasi penurunan distribusi oksigen pada seluruh jaringan

termasuk otak sehigga bisa menimbulkan sinkop. Bal tersebut dapat menjadi

aktor resiko terjadinya jatuh.d =iketahui pasien mengkonsumsi obat rematik. $enggunaan obat <S1!=

untuk mengobati rematik meningkatkan aktor resiko osteoporosis. Setiap

hari sel-sel tulang yang lama akan mati dan akan digantikan oleh sel tulang

yang baru. Steroid memper'epat kematian sel tulang dan memperlambat

pembentukan selt ulang baru yang menyebabkan penurunan kepadatan

tulang *osteoporosis. Sehingga pasien mudah jatuh dan apabila pasien

 jatuh, besar kemungkinan terjadi raktur dan nyeri.e $ada skenario, pasien menggunakan obat anti hipertensi untuk mengatasi

tekanan darah tingginya. $enggunaan obat anti hipertensi yang berlebihan

dalam jangka panjang dapat menyebabkan hipotensi ortostatik *pasien tiba-

tiba jatuh dari posisi jongkok / duduk mau berdiri, 'ontoh diuretik

menyebabkan orang berulang kali harus ke kamar ke'il untuk 210, selain itudapat pula menyebabkan syok hipoDolemik.

Anu4ra! ab+urro!man ($1&/&1$>)

3

Page 36: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 36/51

. 2elaskan "ekanisme terja+in,a n,eri +an ben4kak pa+a lutut

ber+asarkan skenario3

=efnisi <yeri

$engalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari

kerusakan jaringan yang a'tual atau potensial. <yeri adalah alasan utama

seseorang untuk men'ari bantuan perawatan kesehatan. <yeri dapat terjadi

bersama banyak proses penyakit atau bersamaan dengan beberapa

pemeriksaan diagnosti' atau pengobatan.

=efnisi 2engkak

$embesaran pada tubuh. 2engkak merupakan salah satu dari lima 'iri

utama pada peradangan, bersama rasa sakit, panas, warna kemerahan, dan

disungsi. "enurut penyebabnya bengkak dapat bersiat traumati', radang

dan lainnya.

$ada s'enario terjadinya bengkak pada lutut mungkin dikarenakan pasien

mengalami kerusakan pada tulang rawan atau hilangnya tulang rawan.

=engan hilangnya tulang rawan maka ruang sendi akan menyempit. dalam

perkembangan tulang rawan menjadi tipis dan menjadi terpe'ah dari

tempatnya. #ulang-tulang disekitarnya akan bereaksi menjadi lebih tebal dan

bertumbuh tulang baru * yang biasa disebut pengapuran , selaput

pembungkus sendi *synoDium meradang dan menebal. 0emudian hal ini

dapat menyebabkan 'airan sendi bertambah sehingga timbul

pembengkakan.

$ada s'enario terjadinya nyeri pada lutut mungkin dikarenakan adanya

kerusakan awal di mulai dari hyalin 'artilago sendi lutut, dimana terjadi

pembentukan osteoft pada rawan sendi dan jaringan sub'hondaral yang

menyebabkan penurunan elastisitas dari sendi. Selain permukaan sendi

*tulang rawan sendi, juga mengenai daerah-daerah sekitar sendi seperti

tulang sub'hondral, 'apsulligament yang membungkus sendi dan otot-otot

6

Page 37: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 37/51

yang melekat berdekatan dengan sendi. $erubahan-perubahan yang terjadi

pada permukaan sendi *hyalin 'artilago berkenaan dengan perubahan

biokimiawi di bawah permukaan kartilago yang meningkatkan sintesa timidin

dan glisin. Lesi permulaan ini disusul oleh proses pemusnahan kartilago

se'ara progresi. 1kibat dari ketidakseimbangan antara regenerasi dengan

degenerasi tersebut maka akan terjadi pelunakan, perpe'ahan dan

pengelupasan lapisan rawan sendi yang akan terlepas sebagai 'orpus libera

yang dapat menimbulkan pengun'ian ketika sendi bergerak. $ada tulang

sub'hondral terjadi reparasi berupa s'lerosis. =engan peningkatan aktiDitas

tulang dan pembentukan spur pada tepi sendi yang dapat membatasi

gerakan. #ulang di bawah kartilago menjadi keras dan tebal serta terjadi

perubahan bentuk dan kesesuaian dari permukaan sendi. :ika kerusakan

berlangsung terus berlanjut maka, bentuk sendi tidak beraturan dengan

adanya penyempitan 'elah sendi, osteoft, ketidakstabilan dan deormitas.

=engan terbentuknya osteoft maka akan mengiritasi membrana sinoDialis

dimana terdapat banyak reseptor-reseptor nyeri dan ini akan menimbulkan

hydrops. 0arena terpaparnya ujung-ujung sara poli-modal yang <yeri yang

ditimbulkan akan menyebabkan spasme otot dan keterbatasan lingkup gerak

sendi. :ika hal ini dibiarkan terus menerus dapat menyebabkan kontraktursehingga lingkup gerak sendi akan lebih terbatas.

9

Page 38: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 38/51

;ani ;a!ma+i,anti ($1&/&10)

0. 2elaskan !ubun4an ri9a,at pen4obatan +a!ulu +en4an kea+aan

pasien saat ini3

=bat Anti!ipertensi

=ikenal 3 kelompok obat lini pertama yang la7im pada hipertensi yaitudiureti', $enyekat reseptor beta adrenergi', penghambat angiotensin-'onDerting en7yme, penghambat reseptor angiotensin, antagonis kalsium

Diureti

=iureti' bekerja meningkatkan ekskresi natrium, air dan klorida sehinggamenurunkan Dolume darah dan 'airan ekstraseluler. 1kibatnya terjadinyapenurunan 'urah jantung dan tekanan darah.

Golongan tia7id

 #ia7id dapat digunakan sebagai obat tunggal pada hipertensi ringan sampaisedang, atau dalam kombinasi dengan antihipertensi lain denganmekanisme kerja yang berbeda sehingga dosisnya dapat dikurangi, tia7idmen'egah retensi 'airan oleh antihipertensi lain sehingga eek obat-obattersebut dapat bertahan. <amun tia7id memiliki eek samping terutama

dalam pemakaian dosis yang tinggi dapat menyebabkan hypokalemia karenamengurangi insulin yang dapat berbahaya pada pasien yang mendapatdigitalis.

Pen4!ambat a+renoreseptor Beta (Bloker)

-bloker digunakan sebagai obat tahap pertama pada hipertensi ringansampai sedang terutama pada pasien dengan penyakit jantung 'oroner,pasien dengan aritmia supraDentrikel dan Dentrikel tanpa kelainan konduksi,

8

Page 39: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 39/51

pada pasien muda dengan sirkulasi hiperdinamik. +ek samping beta blokeryaitu bradikardia, bronkospasme.

Pen4!ambat a+renoseptor al8a (bloker)

Selekti menghambat ala-% yang digunakan sebagai antihipertensi. +ek

samping yang bisa ditimbulkan adalah hipotensi ortostatik sering terjadipada pemberian dosis awal atau peningkatan dosis, dan usia lanjut mudahmengalami enomena dosis pertama ini, gejalanya berupa pusing sanpaisinkop.

AeIn!ibitor

$enggunaan 1(+ inhibitor eekti untuk hipertensi ringan, maupun berat.+ek samping nya berupa hipotensi depat terjadi pada wal pemberian 1(+-inhibitor terutama pada hipertensi dengan aktiDitas renin yang tinggi,hyperkalemia dapat terjadi pada pasien dengan gangguan ungsi ginjal ataupasien yang juga mendapat diureti' hemat kalium, 1!<S, suplemen kalium

atau M-bloker

An4iotensin reeptor blokerC A;B

12 sangat eekti menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensidengan kadar renin yang tinggi seperti hipertensi renoDaskular danhipertensi geneti'. +ek samping hipotensi dapat terjadi pada pasien dengankadar renin tinggi seperti hipoDolemia, gagal jantung, hipertensirenoDaskular.

=bat Diabetes melitus

• !nsulin

"erupakan obat utama =" tipe % dan beberapa jenis =". !nsulin memilikieek samping hipoglikemia yang utama yang paling sering terjadi akibatdosis yang terlalu besar, tidak tepatnya waktu makan dengan waktuter'apainya kadar pun'ak insulin, atau karena adanya a'tor yang dapatmeningkatkan sensitiDitas terhadap insulin, missal insufsiensi adrenal ataupituitary, ataupun akibat kerja fsik yang berlebihan.

• Ebat 1ntidoabetik Eral1da 3 golongan antidiabetik oral *1=E yang dapat digunakan untuk ="dan telah dipasarkan di !ndonesia yakni golongan sulonylurea,tia7olidinedion, meglitinid biguanid, penghambat a-glikosidase. +eksamping bisa menyebabkan hipoglikemia dan koma hipoglikemia yangdiinduksi oleh obat kerja panjang, terutama pada pasien lanjut usia sepertipada s'enario.

=bat ;ematik 

Ebat 1!<S *1nti !nKamasi <on Steroid, yaitu merupakan kelompok obatuntuk mendapatkan eek analgetika, antipiretika, dan anti-inKamasi. E1!<Smerupakan pengobatan dasar untuk mengatasi peradangan-peradangan di

?

Page 40: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 40/51

dalam dan sekitar sendi. <amun 1!<S memiliki eek samping yang palingsering adalah tukak pepti' yang kadang-kadang disertai anemia sekunderakibat perdarahan saluran 'erna.

"emang banyak eek samping dari obat-obatan yang berperan sebagaipenyabab jatuh. Seperti yang sudah dijelaskan diatas eek samping dariobat-obat yang di konsumsi pasien pada kasus merupakan penyebab jatuhlansia.

+ek samping obat antihipertensi seperti diureti' dan 1(+ inhibitor yaituhypokalemia yang dapat menyebabkan kelemahan otot, lemas, muntah,pusing atau paralisis sehingga memungkinkan terjadinya jatuh pada pasien.$ada pemakaian obat M-bloker dan 12 jangka panjang dapat menyebabkanhipotensi ortostatik sering terjadi pada pemberian dosis awal ataupeningkatan dosis, dan usia lanjut mudah mengalami enomena dosispertama ini, gejalanya berupa pusing sanpai sinkop.  #erjadinya penurunantekanan darah yang tiba-tiba saat berubah posisi duduk atau tegak yangmemungkinkan pasien jatuh. Sedangkan obat antidiabetes yang dipakaipasien kemungkinan insulin dan antidiabetik yang memiliki eek sampinghipoglikemia jika pasien tidak mendapatkan dosis yang tepat, tidak makan'ukup atau dengan gangguan ungsi hepar dan atau ginjal, namunhipoglikemia tidak mudah dikenali karna timbul perlahan tanpa tanda akutdan dapat menyebabkan disungsi otak sampai koma yang dapatmenyebabkan jatuh pada pasien. $ada s'enario pasien memiliki riwayatkonsumsi obat rematik, kemungkinan yang dikonsumsi adalah <S1!=, <S1!=dapat menyebabkan jatuh karna memiliki eek samping yang paling seringyaitu tukak pepti', dimana tukak pepti' dapat disertai dengan anemia akibatperdarahan saluran 'erna.

;a8!ani 7a,,a+! ($1&/&1/)

. 2elaskan alur +ia4nosis pa+a pasien3

$ada dasarnya sebuah asesmen lengkap geriatri yang baik haruslah

dapat mengungkap kelainan terutama ungsional dari semua organ atau

sistema penderita usia lanjut se'ara keseluruhan, bukan saja ungsi yang

bersiat organ fsik, akan tetapi juga ungsi kejiwaan dan ungsi sosial.

@

Page 41: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 41/51

=engan maksud agar dapat meninjau keseluruhan dari gangguan

fsisnya, psikososial dan juga gangguan ungsional sehingga nantinya dapat

mengidentifkasikan masalah tersebut termasuk mengidentifkasikan aktor

resiko yang berperan. 0emudian meren'anakan penatalaksanaan

menyeluruh dengan penekanan pada kemampuan ungsional pasien atau

setidaknya memberikan perhatian yang sama dengan diagnosis dan

pengobatan penyakit sebab kompleksitas masalah pada usia lanjut yang

dapat meningkatkan resiko.

$emeriksaan dapat meliputi

I ANA"NE#I#

1namnesis dilakukan baik terhadap penderita ataupun saksi mata

yang melihat penderita jatuh atau keluarganya. 1wal anamnesis serupa

dengan semua anamnesis yang lain, yaitu berupa identitas penderita, tetapi

pertanyaan-pertanyaan berikut dilakukan dengan lebih terin'i dan terarah,

sebagai berikut

I+entitas pen+erita %  nama, alamat, umur, perkawinan, anak

*jumlah, jenis kelamin,dan beraapaa yang masih tinggal bersamapenderita, pekerjaan, keadaan sossial ekonomi. #ermasuk dalam bagian ini adalah anamnesis mengenai aktor risiko

sakit, yaitu usia sangant lanjut *N 9@ tahun, duda hidup sendiri, baru

kematian orang terdekat, baru sembuh dari sakit/pulang opname,

gangguan mental nyata, menderita penyakit progesi, gangguan

mobilitas, dan lain-lain. U ;P#  Seputar A:1#UB& men'ari penyebab jatuhnya misalnya

apa karena terpelesetC tersandung, berjalan, perubahan posisi badan,

waktu mau berdiri dari jongkok atau sebaliknya, sedang buang air ke'il

atau besar, sedang batuk atau bersin, sedang menoleh tiba-tiba

ataupun aktiDitas lainnya

%

Page 42: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 42/51

@ejala ,an4 men,ertai  seperti nyeri dada, berdebar-debar, nyeri

kepala tiba-tiba, Dertigo, pingsan, lemas, konusio, inkontinens, sesak

naas.

Penilaian sistem % bagian ini berbeda dengan anamnesis penderita

golongan umur lain, karena tidak berdasarkan Amodel medik&

*tergantung pada keluhan utama. Barus selalu diingat bahwa pada

usia lanjut, keluhan tidak selalu menggambarkan penyakit yang

diderita, seringkali justru memberikan keluhan yang tidak khas.

$enilaian sistem dilaksanakan se'ara urut, misalnya mulai dari sistem

sara pusat saluran naas atas dan bawah seterusnya sampai kulit

integumen. =an lain-lain.

Untuk mendapat jawaban ynag baik, seringkali diperlukan

aloanamnesis dari orang/ keluarga yang merwatnya sehari-hari. Anamnesis tentan4 berba4ai 4an44uan ,an4 ter+apat 

menelan, masalah gigi, gigi palsu, gangguan komunikasi/bi'ara,

nyeri/gerak yang terbatas pada anggota badan, dan lain-lain.

;PD ,an4 rele<an  pernah menderita hipertensi, =", stroke,

parkinsonisme, osteoporosis, sering kejang, penyakit jantung, rematik,

depresi, reumatik dll epriba+ian perasaan !atiC kesa+aran +an e8ekn,a  *alo-

anamnesis atau pengamataan konuso, 'uriga/bermusuhan,

mengembara, gangguan tidur atau keluhan malam hari, daya ingat,

dan lain-lain. 1pabila di'atat untuk dapat dilaksanakan asesmen

khusus kejiwaan atau bahkan konsultasipsiko-geriatrik. ;i9a,at tentan4 problema utama 4eriatri (sin+rom 4eriatri) 

pernah stroke, #!1/!<=, hipotensi ortostatik, jatuh, inkontensia

urin/alDi, dementia, dekubitus, pataah tulang. "engingat gangguan

kogniti sering tidak tediagnosis, maka pemeriksaannya dengan tes

mental harus selalu dikerjakan ;P= eDiew obat O obatan yang diminum baik sebelum sakit ini

yang diminum dirumah, baik yang berasal dari resep dokter atau yng

)

Page 43: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 43/51

dibeli bebas *termasuk jamu-jamuan. antihipertensi, diuretik,

autonomik bloker, antidepresan, hipnotik, anPiolitik, analgetik,

psikotropik. Anamesis tentan4 kebiasaan ,an4 meru4ikan kese!atan

merokok, mengunyah tembakau, minum alkohol, dan lain-lain.

 #anyakan juga pola makan, kebiasaan olahraga dan riwayat alergi.  ;e<ie9 kea+aan lin4kun4an  aktiDitas sehari-hari, tempat jatuh,

apakah li'in/bertingkat-tingkat dan tidak datar, bagaimana

pen'ahayaannya

II PE"E;I#AAN 7I#I#

$emeriksaan fsik yang dapat dilakukan antara lain

a Tan+a -ital  <adi, tensi, respirasi, suhu badan *panas/hipotermi.

$emeriksaan tekanan darah, harus dilakukan dalam keadaan tidur,

duduk dan berdiri, masing-masing dengan selang %-) menit, untuk

meelihat kemungkinan terdapatnya hipotensi ortostatikb #istem %

epala +an le!er  penurunan Disus, penurunan pendengaran,

nistagmus, gerakan yang menginduksi ketidakseimbangan,

bising arteri karotis, 0G2, kel. tiroid  2antun4  aritmia, kelainan katup

Paru  suara naas tambahan, lapang dada yang tertinggal

Neurolo4i  perubahan status mental, defsit okal, neuropati

perier, kelemahan otot, instabilitas, kekakuan, tremor. "uskuloskeletal  nyeri tekan, myalgia, atritis, perubahan

sendi, pembatasan gerak sendi problem kaki *podiatrik,

deormitas.

III PE"E;I#AAN TA"BAHAN

;a+iolo4i  melihat ada tidaknya raktur, keganasan

Laboratorium  pemeriksaan darah rutin, G=S, +lektrolit, Urin,

albumin, SGE# dan SG$#, raksi lipid, 5ungsi tiroid  Assesmen 7un4sional

Page 44: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 44/51

=ilakukan untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebiasaan pasien dan

aspek ungsionalnya dalam lingkungannya. !ni sangat bermanaat untuk

men'egah terjadinya jatuh ulangan

=ilakukan obserDasi atau pen'arian terhadap

Akti<itas !i+up se!ari!ari  *1BS  +asar, yang memerukan

kemamuan tubuh untuk berungsi sederhana, misalnya bangun dari

tempat tidur, berpakaian, ke kamar mandi/ C(, bangku langsung

duduk dikursi, ketika berjalan, ketika membelok atau berputar badan,

ketika mau duduk dibawah. *lihat tabel ) Akti<itas !i+up se!ari!ari instrumental (AH# intrumental)C

yang selain memerlukan kemampuan dasar, juga memerlukan

berbagai koordinasi kemampuan otot, susunan sara yang lebih rumit,

 juga kemampuan berbagai organ kogniti lain *lihat tabel ). emampuan mental +an ko4niti8 , terutama menyangkut ungsi

intelek, memori lama dan memori tentang hal-hal yang baru saja

terjadi. Seperti telah dikemukakan diatas, pemeriksaan mental/kogniti 

ini harus dianggap sebagai pemeriksaan tanda Dital, terutama untuk

mendiagnosis dan memonitor kemajuan penatalaksanaan terhadap

konusio *1GS, )@@6. "obilitas  dapat berjalan sendiri tanpa bantuan, menggunakan alat

bantu, memakai kursi roda atau dibantu

=ari assesmen ungsi tersebut di atas dapat ditentukan tiga tingkat

kemampuan dari seorang lansia, yaitu

0emampuan untuk melakukan kegiatan tersebut di atas tanpa

bantuan orang lain. 0emampuan untuk melakukan kegiatan dengan sedikit bantuan.

Page 45: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 45/51

Sama sekali tidak mampu untuk melakukan kegiatan di atas

tanpa bantuan orang lain.

Basil ini akan menentukan tindakan rehabilitati yang akan

dilaksanakan tentu saja, mengingat penyebabnya, tidak hanya melibatkan

modalitas rehabilitati, tetapi berbagai anggota tim geriatri.

Tabel $. Penilaian 8un4si akti<itas !i+up se!ari!ari (AH#)1ktiDitas hidup sehari-hari dasar *basi' a'tiDities o daily liDing

• "akan

• 2erpakaian

• 2ergerak/ambulasi

• 2eralih tempat/transer *dari ## dan C(

• 210/kontinenQ

• 2erdandan/grooming

1ktiDitas hidup sehari-hari instrumental *intrumental 1=L

• "enulis

• "emba'a

• "embersihkan rumah

• 2erbelanja

• "en'u'i-setrika pakaian

• <aik-turun tangga

• Gunakan telepon

"enangani obat-obatan• "enangani keuangan

• "empu menangani pembayaran pembantu/pekerja rumah tangga

*misal berkebun

• "ampu pergi jauh *dengan kendaraan umum/ke luar kota

=ari 0ane et al *%??

PENDEATAN DIA@N=#TI 2ATUH

=irekomendasikan untuk melakukan asesmen pada semua lansia sebagai

bagian dari pemeriksaan rutin yang meliputi

% Semua lansia yang kontrol rutin di puskesmas atau dokter atau tenaga

kesehatan lain wajib ditanya tentang jatuh minimal satahun sekali.

3

Page 46: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 46/51

) Semua lansia yang pernah dilaporkan jatuh satu kali wajib diobserDasi

dengan meminta untuk melakukan the get up and go tes. 1pabila

pasien dapat melakukan tanpa kesulitan tidak memerlukan asesmen

lanjutan.

$asien yang mengalami kesulitan untuk melakukan tes itu memerlukan

kajian yang lebih lanjut

Se'ara singkat, langkah menuju diagnosa bisa diringkas dalam langkah

% =iskusikan dengan pasien, keluhan yang berhubungan dengan

ungsi mobilitas pasien) EbserDasi gaya berjalan dengan atau tanpa alat bantu jalan <ilai semua komponen sistem lokomotor pasien EbserDasi sekali lagi dengan pengetahuan yang kita dapat dari

keluhan pasien

6

Page 47: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 47/51

Fitra Anest,a ($1&/&1&$)

1. 2elaskan komplikasi ,an4 +apat +ialami pasien karena jatu!3

 :atuh dapat mengakibatkan berbagai jenis 'edera, kerusakan fsik dan

psikologis. 0erusakan fsik yang paling ditakuti dari kejadian jatuh adalah

patah tulang panggul. :enis raktur lain yang sering terjadi akibat jatuh

adalah raktur pergelangan tangan, lengan atas dan pelDis serta kerusakan

 jaringan lunak. =ampak psikologis adalah walaupun 'edera fsik tidak terjadi,

syok setelah jatuh dan rasa takut akan jatuh lagi dapat memiliki banyak

konsekuensi termasuk ansietas, hilangnya rasa per'aya diri, penbatasan

dalam aktiDitas sehari-hari, alaobia atau obia jatuh *Stanley, )@@6

omplikasi Pa+a Pasien Akibat 2atu!%

 :atuh pada lansia menimbulkan komplikasi-komplikasi seperti *0ane,

%??F 4an-der-(ammen, %??%

1 Perlukaan (injur,)

- usaknya jaringan lunak yang terasa sangat sakit berupa robek atau

tertariknya jaringan otot, robeknya arteri / Dena

-  $atah tulang *raktur

• $elDis

• 5emur *terutama kollum

• Bumerus

• Lengan bawah

9

Page 48: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 48/51

•  #ungkai bawah

• 0ista

-  Bematom subdural

$ Pera9atan ruma! sakit

-

0omplikasi akibat tidak dapat bergerak *imobilisasi- isiko penyakit-penyakit iatrogenik

& Disabilitas

- $enurunan mobilitas yang berhubungan dengan perlukaan fsik

- $enurunan mobilitas akibat jatuh, kehilangan keper'ayaan diri, dan

pembatasan gerak

* ;isiko untuk +imasukkan +alam ruma! pera9atan (nursin4

!ome)

3 "enin44al

Deni Nelissa ($1&/&1&&)

11. jelaskan penatalaksanaan jatu! pa+a lansia +an pene4a!an

a4ar pen+erita ti+ak jatu! berulan4 :

PENATALA#ANAAN

$enatalaksanaan penderita jatuh dengan mengatasi atau

mengeleminasi aktor resiko, penyebab jatuh dan menangani komplikasinya.

$enatalaksanaan ini harus terpadu dan membutuhkan kerja tim yang terdiri

dari dokter *geriatrik, neurologik, bedah ortopedi, rehabilitasi medik,

psikiatrik, dll, sosialworker, arsitek, dan keluarga penderita.

$enatalaksanaan bersiat indiDidualis, artinya berbeda untuk setiap

kasus karena perbedaan aktor-aktor yang bersama-sama mengakibatkan

 jatuh. 2ila penyebab merupakan penyakit akut penanganannya menjadi

lebih mudah, sederhana, dan langsung bisa menghilangkan penyebab jatuh

serta eekti. #etapi lebih banyak pasien jatuh karena kondisi kronik,

multiaktorial sehingga diperlukan terapi gabungan antara obat, rehabilitasi,

perbaikan lingkungan, dan perbaikan lansia itu. $ada kasus lain interDensi

8

Page 49: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 49/51

diperlukan untuk men'egah terjadinya jatuh ulangan, misalnya pembatasan

bepergian/aktiftas fsik, penggunaan alat bantu gerak.

Untuk penderita dengan kelemahan otot ekstremitas bawah dan

penurunan ungsional terapi diokuskan untuk meningkatkan kekuatan dan

ketahanan otot sehingga memperbaiki ungsionalnya. Sering terjadi

kesalahan, terapi rehabilitasi hanya diberikan sesaat sewaktu penderita

mengalami jatuh. $adahal terapi ini diperlukan se'ara terus-menerus sampai

terjadi peningkatan kekuatan otot dan status ungsional.

 #erapi untuk penderita dengan penurunan gait dan keseimbangan

diokuskan untuk mengatasi penyebab/aktor yang mendasarinya. $enderita

dimasukkan dalam progam gait training dan pemberian alat bantu berjalan.

2iasanya progam rehabilitasi ini dipimpin oleh fsioterapis.

$enderita dengan di77iness syndrom, terapi ditujukan pada penyakit

kardioDaskuler yang mendasari, menghentikan obat-obat yang

menyebabkan hipotensi postural seperti beta bloker, diureti' dan

antidepresan. #erapi yang tidak boleh dilupakan adalah memperbaiki

lingkungan rumah/tempat kegiatan lanjut usia seperti tersebut di

pen'egahan jatuh.

PENFE@AHAN

1da usaha pokok untuk pen'egahan jatuh yaitu

a. !dentifkasi aktor resiko

$ada setiap lanjut usia perlu dilakukan pemeriksaan untuk men'ari

adanya aktor instrinsik risiko jatuh, perlu dilakukan assessment keadaan

?

Page 50: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 50/51

sensorik, neurologis, muskuloskeletal dan penyakit sistemik yang sering

menyebabkan jatuh.

0eadaan lingkungan rumah yang berbahaya dan dapat menyebabkan

 jatuh harus dihilangkan. $enerangan rumah harus 'ukup tetapi tidak

menyilaukan. Lantai rumah datar, tidak li'in, bersih dari benda-benda

ke'il yang susah dilihat, peralatan rumah tangga yang sudah tidak aman

*lapuk, dapat bergerser sendiri sebaiknya diganti, peralatan rumah ini

sebaiknya diletakkan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu

 jalan/tempat aktiDitas lanjut usia. 0amar mandi dibuat tidak li'in

sebaiknya diberi pegangan pada dindingnya, pintu yang mudah dibuka.

C( sebaiknya dengan kloset duduk dan diberi pegangan di dinding.

b. $enilaian keseimbangan dan gaya berjalan *gait

Setiap lanjut usia harus dieDaluasi bagaimana keseimbangan

badannya dalam melakukan gerakan pindah tempat, pindah posisi. 2ila

goyangan badan pada saat berjalan sangat berisiko jatuh, maka

diperlukan bantuan latihan oleh rehabilitasi medis. $enilaian gaya berjalan

 juga harus dilakukan dengan 'ermat, apakah kakinya menapak dengan

baik, tidak mudah goyah, apakah penderita mengangkat kaki dengan

benar pada saat berjalan, apakah kekuatan otot ekstremitas bawah

penderita 'ukup untuk berjalan tanpa bantuan. 0esemuanya itu harus

dikoreksi bila terdapat kelainan/penurunan.

'. "engatur/ mengatasi aktor situasional

3@

Page 51: Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

7/23/2019 Laporan Modul 3 Jatuh Kelompok 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-modul-3-jatuh-kelompok-1 51/51

5aktor situasional yang bersiat serangan akut yang diderita lanjut usia

dapat di'egah dengan pemeriksaan rutin kesehatan lanjut usia se'ara

periodik. 5aktor situasional bahaya lingkungan dapat di'egah dengan

mengusahakan perbaikan lingkungan , aktor situasional yang berupa

aktiftas fsik dapat dibatasi sesuai dengan kondisi kesehatan lanjut usia.

1ktiftas tersebut tidak boleh melampaui batasan yang diperbolehgkan

baginya sesuai hasil pemeriksaan kondisi fsik. "aka di anjurkan lanjut

usia tidak melakukan aktiftas fsik yang sangat melelahkan atau berisiko

tinggi untuk terjadinya jatuh.