lichen planus (book reading)

7/24/2019 Lichen Planus (Book Reading)

1/15

Lichen planus

Lichen planus merupakan kelainan inflamasi yang umum muncul pada kulit,

membran mukosa, kuku dan rambut. Lesi yang tampak pada lichen planus-like atau

dermatitis lichenoid tampak seperti ketombe, beralur halus, kotoran yang kering dari tumbuh-

tumbuhan simbiosis yang dikenal sebagai liken. Walaupun morfologi ini mungkin sulit untuk

dibandingkan, liken planus merupakan suatu kesatuan yang khusus dengan bentuk papul

lichenoid yang menunjukkan warna dan morfologi yang khusus, berkembang di lokasi

yang khas, dan pola perkembangan karakteristik yang nyata. Empat ! purple, pruritic,

polygonal danpapule, adalah gejala klinis yang dapat dicari untuk membantu menegakkan

diagnosis liken planus.

Epidemiologi

"nsidensi pasti dan pre#alensi dari liken planus belum diketahui. $api secara umum

pre#alensinya dipercaya sekitar %& dari populasi pada umumnya. 'iperkirakan pre#alensi

liken planus sekitar (,%)& hingga %,*+& dilaporkan diseluruh dunia dan sekitar (,))& di

merika serikat. eterkaitan rasial tidak pernah diobser#asi sebelumnya.

ada sekitar dua pertiga kasus yang muncul sekitar usia antara ( dan /( tahun

beberapa tahun belakangan. $idak ada keterkaitan seksual yang telah dibuktikan. Wanita

biasanya terkena pada usia 0( tahunan, sedangkan pria mengalami lichen planus pada usia

yang lebih muda. enyakit ini lebih jarang dijumpai pada usia tua dan pada usia muda.

$emuan lichen planus bisa dikaitkan dengan musim dan faktor lingkungan.

Lebih kurang dari %(( kasus lichen planus familial telh dilaporkan. $emuan liken

planus familial cenderung lebih berat dan tampak adanya bentukan erosi, linier, ataupun

tampakan ulseratif atau dengan tampakan atipikal menyerang dewasa muda dan anak-anak.

1eberapa mempercayai bahwa bentuk familial merupakan suatu dermatosis yang unik.

Etiologi dan patogenesis

$elah terbukti bahwa mekanisme imunologi spesifik mempengaruhi kemunculan dari

liken planus, dimana perubahan patologik terkait sel $ yang mempengaruhi proinflamasi dan

mekanisme fungsi kontraregulasi yang menjadi patogenesis kemunculan lichen planus. $idak

terlihat adanya perubahan imunoglobulin yang konsisten pada lichen planus dan imunitas

humoral kemungkinan besar merupakan respon sekunder dalam imunopatogenesis.


2/15

"munitas terkait sel memegang peranan penting dalam pembentukan tampakan klinis dari

penyakit ini. edua sel $ 2') dan 2'3 ditemukan pada lesi kulit pada lichen planus.

rogresifitas penyakit bisa dikaitkan dengan akumulasi dari sel 2'3. 4ayoritas limfosit pada

infiltrat lichen planus merupakan 2'3 dan 2')056 positi#e cell dan ekspresi alfa-beta $

cell receptor 7$258. 9el-sel tersebut diperkirakan bertanggung jawab dalam terbentuknya

sebagian besar proses perubahan pada reaksi likenoid, yang dikenal dengan apoptosis. roses

inflamasi yang mengarah pada apoptosis merupakan hal yang kompleks dan masih belum

dipahami secara utuh. "nteraksi epitel-limfosit bisa dibagi menjadi kelas utama! 7%8

pengenalan antigen, 7*8 akti#asi limfosit, dan 78 apoptosis keratinosit.

a. pengenalan antigen spesifik

$elah dibuktikan bahwa mayoritas sel $ pada infiltrat lichen planus adalah

limfosit sitotoksik 2'/ yang terakti#asi. 1ukti dari lichen planus oral menunjukkan

bahwa sel $ 2'/ lesional ini menandai lichen planus spesifik antigen terkaid dengan

kompleks histokompatibiliti mayor 74:28 kelas " pada keratinosit yang mengalami

lesi. sal dari antigen ini masih belum diketahui. 9ecara teoris, antigen bisa jadi

merupakan autoreacti#e peptide, sehingga lichen planus dapat diklasifikasikan

sebagai penyakit autoimun.

eran sel $ helper 72')8 pada patogenesis likep planus belums secara utuh

diketahui. 9el $ bisa terakti#asi oleh 2 7antigen presenting cell8 seperti sel

langerhans, sel dendritik, atau sel aksesori seperti keratinosit epiderminal. Limfosit $

helper bisa juga mempengaruhi limfosit 2'3 sitotoksik melewati selular dan

mengeluarkan sitokin.

sal dari stimulasi antigen tidak diketahui. 1ahan kontak yang sensitif seperti

besi, bisa menjadi hapten dan menimbulkan respon alergi. emunculan reakti#itas

limfosit terhadap merkuri inorganik, sebuah komponen pada dental amalgam, telah

dilaporkan pada pasien dengan reaksi oral likenoid. aparan kronis tingkat rendah

terhadap merkuri dan kemungkinan terhadap bahan metal lain, seperti emas, bisa

menstimulasi reaksi limfosit yang bermanifestasi sebagai lichen planus. eran infeksi

pada peningkata angka kejadian liken planus telah meningkat dari tahun ke tahun.

Walaupun secara pro#okatif, tidak ditemukan adanya bukti bahwa liken planus secara

biomolekular terkait dengan infeksi ataupun penyakit-penyakit seperti sifilis, herpes


3/15

simpleks #irus *, :";, amebiasis, chronic bladder infection, :2;, :elicobacter

pylori, ataupun :;.

b. kti#asi limfosit sitotoksik

$erkait dengan presentasi antigen, sel $ 2'3 diaktifkan. kti#asi limfosit

sitotoksik pada jaringan lesi oligoclonal dan monoclonal proliferasi yang ditandai

dengan adanya $25 gama.

kti#asi limfosit, baik dengan helper subset 7$h% dan $h*8 dan sel supressor

sitotoksik, pengeluaran mediator larut air 7sitokin dan kemokin8, seperti interleukin

7"L8-*, "L-), "L-%(, "< beta, yang menarik limfosit dan

meregulasi akti#asi biologisnya pada epitelium. 9itokin-sitokin pro dan anti inflamasi

diproduksi secara umum dan simultan. eseimbangan antara akti#asi limfositik dan

down regulation menentukan tampakan klinis dari penyakit. "


4/15

membentuk grup dan membentuk tampakan skuama tipis, transparan, dan berlapis bisa

ditemukan pada puncak lesi. uncta berwarna putih yang mengarah pada striae Wich-hann

bisa ditemukan pada permukaan papul yang terdiferensiasi baik. :al ini menjadi karakteristik

khas dan lebih mudah dilihat setelah pemberian minyak, Aylene, ataupun air dan lesi dilihat

dengan lensa atau dermatoskop. erubahan permukaan bisa disebabkan oleh penebalan lokal

dari lapisan sel yang mengandung keratohialin pada lapisan stratum granulosum, walaupun

peningkatan akti#itas lokal pada liken planusbisa dikaitkan dengan perubahan morfologi dari

striae Wicham.

Liken planus biasanya muncul setelah beberapa minggu. $erkadang lesi multiple

muncul secara cepat dengan sebaran mengikuti tampilan awal penyakit. ada umumnya,

erupsi sering menyebar sekitar %-) bulan sejak onset. Lesi awal hampir selalu muncul pada

ekstremitas, khususnya di kaki.

Lesi biasanya terdistribusi simetris dan bilateral pada ekstremitas. Liken planus

biasanya mengenai area fleksi pada pergelangan, tangan, dan kaki. 'aerah paha, punggung,

dan leher bisa juga terkena. 4embran mukosa mulut dan genitalia juga bisa menjadi lokasi

tambahan munculnyanliken planus.

Liken planus biasanya agak gatal, walaupun pada beberapa pasien asimptomatik.'erajat pruritus secara umum berpengaruh pada perjalanan penyakit, dengan derajat pruritus

tinggi pada bentukan yang generalisata. engecualian pada liken planus hipertropik, dimana

lebih terlokalisasi namun sangat gatal. Liken planus biasanya sembuh menjadi

hiperpigmentasi, dimana hal ini lebih prominen pada pasien dengan kulit lebih gelap.

:ipopigmentasi tidak umum ditemukan setelah penyembuhan lesi. 9ebagian besar laporan

mengenai liken planus pada anak dilaporkan dari india, yang mengarahkan pada dugaan

bahwa anak-anak dari asia selatan lebih sering mengalami liken planus.


5/15

>ambar %. ermukaan rata, poligonal, papul dengan warna keunguan berkelompok dan beberapa menyatu

membentuk plak. ermukaan tampak garis halus putih 7Wickham striae8

Variasi klinis

1anyak #ariasi dari manifestasi klinis dari liken planus dan secara umum dibagi berdasarkan!

7%8 konfigurasi lesi 7*8 tampakan morfologis, atau 78 daerah munculnya.

%. 1erdasarkan onfigurasi lesi

Liken planus anular. Lesi anular muncul sekitar %(& dari kasus. Liken planus

anular biasanya muncul pada penis dan skrotum. Liken planus anular juga muncul

ketika lesi yang lebih besar pada leher dan ekstremitas mencapai diameter *- cm dan

menjadi hiperpigmentasi dengan peningkatan outer rim. ctinic lichen planus sering

ditemukan di daerah @ona subtropik yang sering terpapar sinar matahari serta dewasa

muda dan anak-anak kulit hitam.

Liken planus linier. apul liken planus bisa muncul linier sebagai bentuk

sekunder karena trauma 7koebneri@ation8 atau, sangat jarang, kurang dari (,*& kasus

terjadi spontan, berupa erupsi terisolasi, biasanya pada ekstremitas dengan 1laschkolines. 'rug induced linier liken planus juga pernah dilaporkan. enting untuk

membedakan antara liken planus linier dari ne#us unius lateris, lichen striatus, linier

psoriasis, dan penyakit 'arier-White linier, yang mempunyai perbedaan persentasi

klinis dan histopatologis.

*. 1erdasarkan morfologi lesi

a. Liken planus hipertropik

1iasanya muncul pada ekstremitas, terutama sendi interphalangeal dan bisa

jadi merupakan #arian yang paling gatal. Lesi tebal dan menonjol, berwarna

ungu atau merah kecoklatan, dan hiperkeratotik. ;arian ini biasanya sembuh

dengan meninggalkan skar hipo atau hiperpigmentasi. "nsufisiensi #ena kronis

sering ditemukan.

b. Liken planus atrofi

Barang. 'itandai dengan adanya papul atau plak putih kebiruan, kadang

eritema, dengan atrofi sentral superfisial. Lesi memiliki lebar beberapa

milimeter namun bisa bergabung membentuk plak yang lebih besar.

c. Liken planus #esicolobulus


6/15

Barang. 1ula yang muncul paling sering pada ekstremitas, muncul dari papul

yang ada pada liken planus dan jarang berasal dari kulit normal. Lesi biasanya

membaik setelah beberapa bulan.

d. Liken planus erosi#a dan ulserati#a

Barang. ;arian yang muncul kronis, bula yang sangat nyeri, dan ulserasi pada

kaki dengan sekuel sikatrik.

e. Liken planus pigmentosa

;arian ini ditandai dengan hiperpigmentasi,

f. Liken planus aktinik

Buga dikenal sebagai lichen planus subtropicus, lichen planus tropicus, lichen

planus actinicus, lichen planus atrophicus annularis, dan melanodermatosis

lichenoid. ctinic lichen planus mengenai dewasa muda dari $imur $engah

pada musim semi dan musim panas, di mana sinar matahari tampaknya

menjadi faktor pencetus. 'aerah yang terpapar seperti wajah, punggung

tangan dan lengan, dan tengkuk lebih sering terkena. apula yang

hiperpigmentasi dengan warna lembayung-coklat, tepi batas tegas.

g. ;ariasi lain

;arian perforasi digambarkan di mana eliminasi transepidermal dari jaringan

lichen planus-like inflamatory. >uttate lichen planus adalah #arian lain yang

menyerupai psoriasis guttate tetapi dengan karakteristik histologi lichenoid.

1entuk eksfoliatif dan eAanthematous sangat langka dan mungkin mewakili

manifestasi dari reaksi obat lichenoid.

>ambar %. Liken planus hipertropik pada regio pretibia

. 1erdasarkan lokasi yang terkena

a. Liken planus scalp

lanopilaris lichen 7L8 atau lichen planus follicular dapat

mempengaruhi kulit kepala dengan pola khas klinis dan histologis dimana

mempengaruhi perempuan lebih banyak dari pada laki-laki. L dapat dibagi

menjadi tiga #arian! 7%8 L klasik, 7*8 fibrosing frontal alopecia, dan 78


7/15

sindrom Lassueur->raham-Little-iccardi. 'alam L klasik, papula folikuler

keratotik yang menyatu dan bergabung pada kulit kepala membentuk patch.

Eritema perifollicular dan keratotik acuminata merupakan karakteristik khas.

Lesi folikular-centered biasanya diamati di bawah pemeriksaan dekat dari kulit

kepala dan lubang, terutama di pinggiran daerah alopecia atau dalam patch

masih bantalan rambut. ulit, kuku, atau keterlibatan membran mukosa

dengan lichen planus juga dapat hadir.

asien datang dengan uni atau multifokal rambut rontok yang mungkin

luas dan kadang-kadang melibatkan seluruh kulit kepala. ondisi ini dapat

memiliki dampak psikologis yang besar pada indi#idu yang terkena.

9tadium akhir penyakit ini ditandai dengan alopecia jaringan parut mencolok

yang telah menyebabkan penggunaan beberapa istilah klinis yangmenggambarkan entitas! planopilaris lichen, folikulitis decal#ans et atrofikus,

lichen spinulosus di decal#ans folikulitis, dan >raham-Little sindrom.


8/15

gigi. Dji patch sering menunjukkan reaksi positif terhadap merkuri, emas, dan

logam lainnya.

c. Liken planus kuku

Liken planus pada kuku. ermukaan kuku yang menipis merupakan

karakteristik dari kuku yang abnormal, ridging longitudinal dan adanya

retakanCcelah. 'asar kuku mengalami perubahan, akan tetapi non spesifik

seperti kuning karena adanya kerusakan pada warna kuku, onikolisis dan

hiperkeratosis subungual.

d. "n#erse lichen planus

ola in#erse jarang terjadi dan ditandai dengan warna merah-kecoklatan,

papula diskrit, dan nodul. Lesi terjadi terutama di daerah lekukan seperti

aksila, infra mammary, pangkal paha, dan, kecil kemungkinannya, poplitea

dan daerah antecubital. Lesi oebneri@ed kadang-kadang hadir

dapun reaksi lain yang terdapat pada penyakit liken planus adalah

Lupus Erythematosus Overlap Syndrome

asien dengan reaksi ini didapatkan adanya lesi atropik 'LE 7'iscoid Lupus

Erythematosus8 di kepala, leher dan badan serta memiliki plak putih terlihat seperti

renda pada mukosa oral. Likenoid atau papul #erukos dan plak dapat ditemukan pada

kulit non mukosa.

Graft-versus-host disease

2hronic >raft ;ersus :ost 'isease 7>;:'8, terjadi %(( hari setelah transplantasi

sumsum tulang, dapat timbul sebagai erupsi likenoid yang secara klinis. arakteristik

yang terlihat berupa papul dengan warna keunguan pada ekstremitas distal. Lesi ini

biasanya tidak gatal. eterlibatan mukosa oral dengan makula berwarna putih yang

disusun dengan pola fine lace-like erosi dan ulserasi mungkin juga ada.

5eaksi lainnya adalah liken planus pemfigoid, likenoid keratosis kronik 7penyakit

=ekam8, liken planus dan transformasi maligna, keratosis likenoid, dermatitis likenoid.

Test laboratorium

$idak ada temuan khusus terkait laboratorium pada liken planus. ngka leukosit total

mungkin menurun terkait dengan akti#asi sitokin-sitokin dari sel atau lapisan kulit.


9/15

$est patch biasanya positif pada liken planus oral atau kutaneus. 9ensiti#itas terhadap

merkuri dan emas ditemukan pada lebih dari 0(& pasien.

>ambar %. 'aftar bahan penginduksi liken planus dan reaksi likenoid

Temuan patologis

'ua temuan patologis utama dalam lichen planus adalah 7%8 kerusakan keratinosit

epidermal basal dan 7*8 reaksi limfositik lichenoid-interface. erubahan epidermal termasuk

hiperkeratosis, daerah berbentuk baji dari hipergranulosis, dan pemanjangan rete ridges yang

menyerupai pola gigi gergaj. 4ultipel 9el apoptosis atau koloid-hialin 72i#atte8 badan terlihat

di persimpangan dermal-epidermal. 1adan koloid eosinofilik yang hadir dalam dermis


10/15

papiler. 9ebuah limfositik infiltrasi band seperti terlihat pada dermis papiler yang berbatasan

epidermis. 9el plasma yang lebih menonjol dalam spesimen membran mukosa. 1eberapa

eosinofil terlihat dalam obat-induced lichen planus atau erupsi obat lichenoid. igmentasi

melanin adalah selalu hadir dan akan lebih parah tua, memudarnya lesi, pada indi#idu

berkulit gelap dan lichen planus pigmentosus.

Diagnosis banding

'iagnosis banding liken planus secara umum ataupun terkait daerah lesi dapat dilihat

pada tabel!

>ambar *. 'iagnosis banding liken planus

Tatalaksana

$atalaksana liken planus oral dan liken planus kutan dapat dilihat pada tabel!


11/15

>ambar . $atalaksana liken planus oral dan liken planus kutaneus

enatalaksanaan liken planus dapat menjadi suatu hal yang sulit bagi dokter dan

pasien. Dntuk menentukan jenis obat yang akan digunakan, perlu dipertimbangkan beratnya

penyakit yang dialami oleh pasien, juga segala keuntungan dan efek samping yang akan

muncul dengan penggunaan obat tersebut. 1erikut adalah obat-obatan yang la@im digunakan

sebagai terapi liken planus.

Steroid


12/15

9teroid topikal merupakan pilihan terapi lini pertama pada liken planus

mukosa. eberagaman glukokortikoid topikal telah terlihat efektif. ada beberapa

keadaan dimana iritasi sekunder dan inflamasi jaringan mulut muncul dan

berkorelasi dengan kolonisasi candida di mulut, serangkaian terapi antijamur

dapat diindikasikan. >lukokortikoid sistemik memperlihatkan keefektifan dalam

pengobatan liken planus erosif oral dan #ul#o#aginal. 'osis sistemik dapat

digunakan secara tunggal, atau, yang tersering, digabungkan dengan

kortikosteroid topikal. 'osisnya mulai (-3( mgChari, diturunkan setelah sampai

/ minggu setelah menunjukkan perbaikan. 5elaps sering terjadi setelah

pengurangan dosis atau penghentian obat. 'osis yang lebih besar selalu

diperlukan untuk liken planus esofageal. 2andidiasis oral merupakan komplikasi

yang sering terjadi. $erapi topikal dan sistemik bisa digunakan untuk liken planus

di kulit, tetapi penggunaannya tergantung tingkat kroniknya penyakit, gejala-

gejalanya, dan respon terhadap pengobatan. >lukokortikoid topikal hanya

digunakan pada penyakit kulit tertentu. >lukokortikoid topikal yang poten dengan

atau tanpa oklusi, adalah bermanfaat bagi liken planus di kulit.

$riamcinolon asetonide 70-%( mgCroL8 adalah efektif dalam mengobati liken

planus di mulut dan kulit.1isa juga digunakan pada liken planus yang terjadi di

kuku dengan injeksi di lipatan proksimal kuku setiap ) minggu. 5egresi terjadi

dalam -) bulan. Dntuk liken planus yang hipertrofi, konsentrasi glukokortikoid

intralesi yang lebih tinggi diperlukan 7%(-*( mgCml8. 6bser#asi yng ketat

diperlukan untuk mengelak terjadinya komplikasi seperti atrofi atau

hipopigmentasi pada tempat tertentu. Bika adanya tanda-tanda komplikasi tersebut,

pengobatan haruslah diberhentikan segera. >lukokortikoid sistemik sangat

berguna dan efektif dengan penggunaan dosis lebih dari *( mgChari 7(-3( mg

prednisone8 untuk )-/ minggu dengan dilanjutkan dosis yang dikurangi selama )-

/ minggu juga. engobatan lain termasuklah prednisone 0-%( mgChari selama -0

minggu. >ejala cenderung berkurang. 1agaimanapun, kadar relaps selepas

berhenti pemakaian obat tidak diketahui. ada liken planus tipe planopilaris,

glukokortikoid topikal yang poten dikombinasi dengan glukokortikoid oral, (-)(

mgChari, selama sekurang-kurangnya bulan, berjaya mengurangi gejala. =amun,

jika berhenti dari pemakaian obat akan menyebabkan relaps. Efek jangka panjang

bisa berisiko komplikasi.


13/15

Retinoid

sam retinoid topikal 7gel tretinoin8 menunjukkan keefektifan dalam

pengobatan liken planus oral. "ritasi sering membuat pendekatan terapi pada

lokasi ini menjadi kurang bermakna. "sotretinoin gel juga efektif, terutama pada

lesi oral non erosif. erbaikan biasanya dilaporkan setelah * bulan, walaupun

rekurensi sering terjadi setelah penghentian terapi. 5etinoid topikal sering

digunakan bersama kortikosteroid topikal. Walaupun tidak ada bukti dalam uji

klinis, terapi ini dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi efek samping

pengobatan. Etretinate oral telah digunakan sebanyak +0mgChari 7(,/ sampai %,(

mgCkg11Chari8 untuk liken planus erosif oral dengan perbaikan yang signifikan

pada sebagian besar pasien. 5elaps sering terjadi setelah penghentian pengobatan.

5etinoid sistemik adalah sebagai antiinflamasi dan digunakan sebagai terapi untuk

liken planus. 5emisi dan perbaikan setelah pemakaian (mgChari asitretin selama

3 minggu. $retinoin digunakan sebanyak %(-( mgChari untuk perbaikan dan efek

samping yang ringan. Etretinat dosis rendah sebanyak %(-*( mgChari selama )-/

bulan bagus untuk remisi pada liken planus di kulit, mulut. 5espon yang cepat

didapatkan dengan penggunaan +0 mgChari atretinat, tetapi efek samping dari

retinoid berkait erat dengan penggunaan dosis.

Siklosporin, tacrolimus, dan pimecrolimus.

enggunaan terapi siklosporin topikal %((mgCmL, 0mL kali sehari

menunjukkan hasil yang memuaskan dalam pengobatan liken planus oral. encuci

mulut siklosporin topikal memperlihatkan keefektifan terhadap liken planus oral,

terutama untuk bentuk erosif yang berat, tetapi hasilnya tidak lebih baik dari

glukokortikoid topikal. etersediaan imunosupresan agen topikal alternatif,

tacrolimus dan pimecrolimus, berguna untuk mengganti siklosporin topikal.

$acrolimus, golongan imunosupresan makrolide, yang menekan akti#asi sel $

pada penyakit mukosa erosif, memberikan penyembuhan yang cepat dari nyeri

dan rasa terbakar dengan efek samping minimal. 9iklosporin oral diberikan dalam

rejimen dosis -%( mgCkg11Chari telah digunakan untuk penyakit ulseratif berat.

Lain-lain

ntijamur poliene, griseoful#in, telah digunakan secara empiris untuk terapi

liken planus oral dan kutaneus bagaimanapun kurang begitu efektif. ntijamur


14/15

yang lebih baru 7flucona@ole, itracona@ole8 mungkin berguna dalam pengobatan

liken planus dengan pertumbuhan candida yang berlebihan, terutama yang

bersamaan pemberiannya dengan glukokortikod topikal. ada sebuah studi,

hydroAychloroFuine *((-)((mgChari selama minimal / minggu menghasilkan

penyembuhah sempurna liken planus oral. erlu kehati-hatian dalam penggunaan

hydroAychloroFuine karena antimalaria mungkin merupakan penginduksi liken

planus.

Extracorporeal hotochemotherapy !E"#

E2 yang dilakukan * kali seminggu selama minggu lalu diturunkan

memberikan hasil terapi yang baik. ada sebuah studi, sebanyak + pasien yang

diujicobakan memperlihatkan remisi yang sempurna. @athioprine,

cyclophosphamide, dan mycophenolate mofetil telah memperlihatkan keuntungan

dalam pengobatan liken planus, tetapi uji klinis secara acak menunjukkan hasil

yang kurang baik. enggunaan dikombinasi dengan glukokortikoid oral untuk

mempercepat respon.

Prognosis

1iasanya penyakit ini berlangsung %-* tahun sebelum akhirnya sembuh, kecuali pada

keadaan yang menyertai penyakit kronis. 'urasi penyakit ditentukan oleh luasnya area yang

mengalami erupsi dan morfologi lesi. Erupsi yang terjadi secara generalisata cenderung lebih

cepat sembuh dibandingkan lesi kulit saja..

ekambuhan penyakit berkisar antara %0-*(& dan cenderung terjadi di tempat yang

sama dengan tempat awal terjadi penyakit.


15/15

'eneral

4edicine Eighth Edition, art % ;ol. %. . *?/-%*.

lichen planus (book reading)

Documents