lp fraktur fix.docx

Upload: putu-epriliani

Post on 24-Feb-2018

291 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 LP fraktur fix.docx

    1/31

    LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN DENGAN FRAKTUR RADIUS-ULNA

    A. Pengertian Fraktur Radius-Ulna

    Fraktur adalah terputusnya kontinuitas dari tulang, sering diikuti oleh kerusakan

    jaringan lunak dengan berbagai macam derajat, mengenai pembuluh darah, otot dan

    persarafan (!ans, "##$%. Fraktur dapat dibagi menjadi &

    $. Fraktur komplit adalah patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya megalami

    pergeseran (bergeser dari posisi normal%.

    ". Fraktur tidak komplit (inkomplit% adalah patah yang hanya terjadi pada sebagian dari

    garis tengah tulang.

    '. Fraktur tertutup (closed% adalah hilangnya atau terputusnya kontinuitas jaringan tulang

    dimana tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar. Atau bila

    jaringan kulit yang berada diatasnya sekitar patah tulang masih utuh.

    ). Fraktur terbuka (opencompound% adalah hilangnya atau terputusnya jaringan tulang

    dimana fragmen-fragmen tulang pernah atau sedang berhubungan dengan dunia

    luar.Fraktur terbuka dapat dibagi atas tiga derajat, yaitu &

    a) Derajat I

    ($% *uka + $ cm

    ("% erusakan jaringan lunak sedikit, tak ada tanda luka remuk('% Fraktur sederhana, trans!ersal, oblik, atau koinutif ringan

    ()% ontaminasi minimal

    b) Derajat II

    ($% *aserasi $ cm

    ("% erusakan jaringan lunak, tidak luas, flapa!ulse

    ('% Fraktur kominutif sedang

    ()% ontaminasi sedang

    c) Derajat III

    erjadi kerusakan jaringan lunak yang luas, meliputi struktur kulit, otot, dan

    neuro!ascular serta kontaminasi derajat tinggi. Fraktur derajat /// terbagi atas &

    (1) IIIA&Fragmen tulang masih dibungkus jaringan lunak

  • 7/25/2019 LP fraktur fix.docx

    2/31

    (2) IIIB &Fragmen tulang tak dibungkus jaringan lunak terdapat pelepasan lapisan

    periosteum, fraktur kontinuitif

    (3) III & rauma pada arteri yang membutuhkan perbaikan agar bagian distal dapat

    diperthankan, terjadi kerusakan jaringan lunak hebat.

    Fraktur antebrachii adalah terputusnya kontinuitas tulang radius ulna, pada anak biasanya

    tampak angulasi anterior dan kedua ujung tulang yang patah masih berhubungan satu sama

    lain. 0ambaran klinis fraktur antebrachii pada orang de1asa biasanya tampak jelas karena

    fraktur radius ulna sering berupa fraktur yang disertai dislokasi fragmen tulang.(2ansjoer,

    "###%.

    Fraktur os radius dan fraktus os ulna adalah trauma yang terjadi pada bagian tungkai depan.

    adang kala sering terjadi fraktur yang terbuka, hal ini sering terjadi karena trauma

    terjadi pada lapisan jaringan yang tipis dan lembut. (Ale3, "##4%

    Fraktur radius ulna biasanya terjadi karena trauma langsung se1aktu jatuh dengan posisi

    tangan hiperekstensi. 5al ini dikarenakan adanya mekanisme refleks jatuh di mana lengan

    akan menahan badan dengan posisi siku agak menekuk (6usiasmita, 5eryati 7

    Attamimi,"##8%. ekhasan dari fraktur radius ulna dapat dipengaruhi oleh otot antar tulang,

    yaitu otot supinator, pronator teres, pronator kuadratus yang memuat gerakan pronasi-

    supinasi yang berinsersi pada radius dan ulna.

    6. tiologi

    $. rauma

    9ebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan otot yang tiba-tiba dan berlebihan,

    yang dapat berupa pemukulan, penghancuran, penekukan, pemuntiran, atau penarikan.

    6ila terkena kekuatan langsung, tulang dapat patah pada tempat yang terkena: jaringan

    lunak juga pasti rusak. 6ila terkena kekuatan tak langsung, tulang dapat mengalami

    fraktur pada tempat yang jauh dari tempat yang terkena kekuatan itu: kerusakan jaringan

    lunak di tempat fraktur mungkin tidak ada (Apley, $88;%.

    ". ompresi

    Retak dapat terjadi pada tulang, sama halnya seperti pada logam dan benda lain,

    akibat tekanan berulang-ulang. eadaan ini paling sering ditemukan pada tibia atau fibula

    atau metatarsal, terutama pada atlet, penari, dan calon tentara yang jalan berbaris dalam

    jarak jauh (Apley, $88;%

  • 7/25/2019 LP fraktur fix.docx

    3/31

    '. Patologik

    Adalah suatu fraktur yang secara primer terjadi karena adanya proses pelemahan

    tulang akibat suatu proses penyakit atau kanker yang bermetastase atau

    ostepororsis. Fraktur dapat terjadi karena tekanan yang normal apabila tulang itu lemah

    (misalnya oleh tumor% atau apabila tulang itu sangat rapuh (misalnya pada penyakit

    paget% (Apley, $88;%.

    . 2obilisasi abnormal

    Adalah pergerakan yang terjadi pada bagian yang pada kondisi normalnya tidak terjadi

    pergerakan.

    ?. repitasi

    2erupakan rasa gemeretak yang terjadi saat tulang digerakkan.

    4. @eformitas

    Abnormal posisi tulang sebagai hasil dari kecelakaan atau trauma dan pergerakan otot

    yang mendorong fragmen tulang ke posisi abnormal, dan menyebabkan tulang

    kehilangan bentuk normalnya.

  • 7/25/2019 LP fraktur fix.docx

    4/31

    Pada anamnesis selalu ditemukannya deformitas pada daerah sekitar radius- ulna pada tangan

    klien(helmi,"#$'%.

    - Look:pada fase a1al trauma, klien akan meringis kesakitan. erlihat adanya deformitas

    pada lengan ba1ah klien. Apabila didapatkan nyeri dan deformitas pada lengan ba1ah

    maka perlu dikaji adanya perubahan nadi, perfusi yang tidak baik(akral dingin pada lesi%,

    dan

  • 7/25/2019 LP fraktur fix.docx

    5/31

    F. Pemeriksaan @iagnostik

    $. Pemeriksaan rontgen & menentukan lokasi atau luasnya fraktur atau trauma.

    ". B-Ray

    '. 9can tulang, tomogram, scan

  • 7/25/2019 LP fraktur fix.docx

    6/31

    keratin kinase, laktat dehydrogenase (*@5-;% aspartate amino transferase (A9%,

    aldolase yang meningkat pada tahap penyembuhan tualang.

    0. Penatalaksanaan 2edis

    $. Fraktur erbuka

    2erupakan kasus emergensi karena dapat terjadi kontaminasi oleh bakteri dan disertai

    perdarahan yang hebat dalam 1aktu >-4 jam (golden period%. uman belum terlalu jauh

    meresap dilakukan&

    $% Pembersihan luka

    "% 3ici

    '% 5ecting situasi

    )% Antibiotik

    ". 9eluruh Fraktur

    a. RekognisisPengenalan

    Ri1ayat kejadian harus jelas untuk mentukan diagnosa dan tindakan selanjutnya.

    b. Reduksi2anipulasiReposisi

    Upaya untuk memanipulasi fragmen tulang sehingga kembali seperti semula secara

    optimun. @apat juga diartikan Reduksi fraktur (setting tulang% adalah mengembalikan

    fragmen tulang pada kesejajarannya dan rotasfanatomis (brunner, "##$%.

    Reduksi tertutup, traksi, atau reduksi terbuka dapat dilakukan untuk mereduksi fraktur.

    2etode tertentu yang dipilih bergantung sifat fraktur, namun prinsip yang

    mendasarinya tetap, sama. 6iasanya dokter melakukan reduksi fraktur sesegera

    mungkin untuk mencegah jaringan lunak kehilaugan elastisitasnya akibat infiltrasi

    karena edema dan perdarahan. Pada kebanyakan kasus, roduksi fraktur menjadi

    semakin sulit bila cedera sudah mulai mengalami penyembuhan.

    9ebelum reduksi dan imobilisasi fraktur, pasien harus dipersiapkan untuk menjalani

    prosedur: harus diperoleh iin untuk melakukan prosedur, dan analgetika diberikan

    sesuai ketentuan. 2ungkin perlu dilakukan anastesia. kstremitas yang akan

    dimanipulasi harus ditangani dengan lembut untuk mencegah kerusakan lebih lanjut

    Reduksi tertutup. Pada kebanyakan kasus, reduksi tertutup dilakukan dengan

    mengembalikan fragmen tulang keposisinya (ujung-ujungnya saling berhubungan%

    dengan manipulasi dan traksi manual.

  • 7/25/2019 LP fraktur fix.docx

    7/31

    kstremitas dipertahankan dalam posisi yang diinginkan, sementara gips, biadi dan

    alat lain dipasang oleh dokter. Alat immobilisasi akan menjaga reduksi dan

    menstabilkan ekstremitas untuk penyembuhan tulang. 9inar-3 harus dilakukan untuk

    mengetahui apakah fragmen tulang telah dalam kesejajaran yang benar.

    Traksi. raksi dapat digunakan untuk mendapatkan efek reduksi dan imoblisasi.

    6eratnya traksi disesuaikan dengan spasme otot yang terjadi. 9inar-3 digunakan untuk

    memantau reduksi fraktur dan aproksimasi fragmen tulang. etika tulang sembuh,

    akan terlihat pembentukan kalus pada sinar-3. etika kalus telah kuat dapat dipasang

    gips atau bidai untuk melanjutkan imobilisasi.

    Reduksi Terbuka. Pada fraktur tertentu memerlukan reduksi terbuka. @engan

    pendekatan bedah, fragmen tulang direduksi. Alat fiksasi interna dalam bentuk pin,

    ka1at, sekrup, plat paku, atau batangan logam digunakan untuk mempertahankan

    fragmen tulang dalam posisnya sampai penyembuhan tulang yang solid terjadi. Alat

    ini dapat diletakkan di sisi tulang atau langsung ke rongga sumsum tulang, alat

    tersebut menjaga aproksimasi dan fiksasi yang kuat bagi fragmen tulang.

    c. CRF

    Penanganan intraoperatif pada fraktur terbuka derajat /// yaitu dengan cara reduksi

    terbuka diikuti fiksasi eksternal (open reduction and external fixation=CRF%

    sehingga diperoleh stabilisasi fraktur yang baik. euntungan fiksasi eksternal adalah

    memungkinkan stabilisasi fraktur sekaligus menilai jaringan lunak sekitar dalam masa

    penyembuhan fraktur. Penanganan pascaoperatif yaitu pera1atan luka dan pemberian

    antibiotik untuk mengurangi risiko infeksi, pemeriksaan radiologik serial, darah

    lengkap, serta rehabilitasi berupa latihan-latihan secara teratur dan bertahap sehingga

    ketiga tujuan utama penanganan fraktur bisa tercapai, yakni union (penyambungan

    tulang secara sempurna%, sembuh secara anatomis (penampakan fisik organ anggota

    gerak: baik, proporsional%, dan sembuh secara fungsional (tidak ada kekakuan dan

    hambatan lain dalam melakukan gerakan%

    d. CR/F

    CR/F adalah suatu bentuk pembedahan dengan pemasangan internal fiksasi pada

    tulang yang mengalami fraktur. Fungsi CR/F untuk mempertahankan posisi fragmen

    tulang agar tetap menyatu dan tidak mengalami pergeseran. /nternal fiksasi ini berupa

  • 7/25/2019 LP fraktur fix.docx

    8/31

    /ntra 2edullary =ail biasanya digunakan untuk fraktur tulang panjang dengan tipe

    fraktur tran!ers.

    Reduksi terbuka dengan fiksasi interna (CR/FDopen reduction and internal fixation%

    diindikasikan pada kegagalan reduksi tertutup, bila dibutuhkan reduksi dan fiksasi

    yang lebih baik dibanding yang bisa dicapai dengan reduksi tertutup misalnya pada

    fraktur intra-artikuler, pada fraktur terbuka, keadaan yang membutuhkan mobilisasi

    cepat, bila diperlukan fiksasi rigid, dan sebagainya. 9edangkan reduksi terbuka dengan

    fiksasi eksterna (CRFDopen reduction and external fixation% dilakukan pada fraktur

    terbuka dengan kerusakan jaringan lunak yang membutuhkan perbaikan !askuler,

    fasiotomi, flap jaringan lunak, atau debridemen ulang. Fiksasi eksternal juga dilakukan

    pada politrauma, fraktur pada anak untuk menghindari fiksasi pin pada daerah

    lempeng pertumbuhan, fraktur dengan infeksi atau pseudoarthrosis, fraktur kominutif

    yang hebat, fraktur yang disertai defisit tulang, prosedur pemanjangan ekstremitas, dan

    pada keadaan malunion dan nonunion setelah fiksasi internal. Alat-alat yang

    digunakan berupapindan wire(9chanscrew, 9teinmanpin, irschner 1ire% yang

    kemudian dihubungkan dengan batang untuk fiksasi. Ada ' macam fiksasi eksternal

    yaitu monolateralstandar uniplanar, sirkulerring (/liaro! dan aylor Spatial Frame%,

    dan fiksator hybrid. euntungan fiksasi eksternal adalah memberi fiksasi yang rigid

    sehingga tindakan sepertiskin graft/flap, bone graft, dan irigasi dapat dilakukan tanpa

    mengganggu posisi fraktur. 9elain itu, memungkinkan pengamatan langsung mengenai

    kondisi luka, status neuro!askular, dan !iabilitas flap dalam masa penyembuhan

    fraktur. erugian tindakan ini adalah mudah terjadi infeksi, dapat terjadi fraktur saat

    melepas fiksator, dan kurang baik dari segi estetikPenanganan pascaoperatif meliputi

    pera1atan luka dan pemberian antibiotik untuk mengurangi risiko infeksi,

    pemeriksaan radiologik serial, darah lengkap, serta rehabilitasi. Penderita diberi

    antibiotik spektrum luas untuk mencegah infeksi dan dilakukan kultur pus dan tes

    sensiti!itas. @iet yang dianjurkan tinggi kalori tinggi protein untuk menunjang proses

    penyembuhan.Ra1at luka dilakukan setiap hari disertai nekrotomi untuk membuang

    jaringan nekrotik yang dapat menjadi sumber infeksi. Pada kasus ini selamafollow-

    upditemukan tanda-tanda infeksi jaringan lunak dan tampak nekrosis pada tibia

    sehingga direncanakan untuk debridemen ulang dan osteotomi. Untuk pemantauan

  • 7/25/2019 LP fraktur fix.docx

    9/31

    selanjutnya dilakukan pemeriksaan radiologis foto femur dan cruris setelah reduksi

    dan imobilisasi untuk menilai reposisi yang dilakukan berhasil atau tidak. Pemeriksaan

    radiologis serial sebaiknya dilakukan > minggu, ' bulan, > bulan, dan $" bulan

    sesudah operasi untuk melihat perkembangan fraktur. 9elain itu dilakukan

    pemeriksaan darah lengkap rutin

    e. Retensi/mmobilisasi

    Upaya yang dilakukan untuk menahan fragmen tulang sehingga kembali seperti

    semula secara optimun.

    Imobilisasi fraktur.9etelah fraktur direduksi, fragmen tulang harus diimobilisasi, atau

    dipertahankan dalam posisi kesejajaran yang benar sampai terjadi penyatuan. -

    /mobilisasi dapat dilakukan dengan fiksasi eksterna atau interna. 2etode fiksasi

    eksterna meliputi pembalutan, gips, bidai, traksi kontinu, pin dan teknik gips, atau

    fiksator eksterna. /mplan logam dapat digunakan untuk fiksasi interna yang berperan

    sebagai bidai interna untuk mengimobilisasi fraktur.

    f. Rehabilitasi

    2enghindari atropi dan kontraktur dengan fisioterapi. 9egala upaya diarahkan pada

    penyembuhan tulang dan jaringan lunak. Reduksi dan imobilisasi harus dipertahankan

    sesuai kebutuhan. 9tatus neuro!askuler (mis. pengkajian peredaran darah, nyeri,

    perabaan, gerakan% dipantau, dan ahli bedah ortopedi diberitahu segera bila ada tanda

    gangguan neuro!askuler. egelisahan, ansietas dan ketidaknyamanan dikontrol

    dengan berbagai pendekatan (mis. meyakinkan, perubahan posisi, strategi peredaan

    nyeri, termasuk analgetika%. *atihan isometrik dan setting otot diusahakan untuk

    meminimalkan atrofi disuse dan meningkatkan peredaran darah. Partisipasi dalam

    akti!itas hidup sehari-hari diusahakan untuk memperbaiki kemandirian fungsi dan

    harga-diri. Pengembalian bertahap pada akti!itas semula diusahakan sesuai batasan

    terapeutika. 6iasanya, fiksasi interna memungkinkan mobilisasi lebih a1al. Ahli bedah

    yang memperkirakan stabilitas fiksasi fraktur, menentukan luasnya gerakan dan stres

    pada ekstrermitas yang diperbolehkan, dan menentukan tingkat akti!itas dan beban

    berat badan.

    mpat tujuan utama dari penanganan fraktur adalah &

    $. Untuk menghilangkan rasa nyeri.

  • 7/25/2019 LP fraktur fix.docx

    10/31

    =yeri yang timbul pada fraktur bukan karena frakturnya sendiri, namun karena terluka

    jaringan disekitar tulang yang patah tersebut. Untuk mengurangi nyeri tersebut, dapat

    diberikan obat penghilang rasa nyeri dan juga dengan tehnik imobilisasi (tidak

    menggerakkan daerah yang fraktur%. ehnik imobilisasi dapat dicapai dengan cara

    pemasangan bidai atau gips.

    a. Pembidaian & benda keras yang ditempatkan di daerah sekeliling tulang.

    b. Pemasangan gips

    2erupakan bahan kuat yang dibungkuskan di sekitar tulang yang patah. 0ips

    yang ideal adalah yang membungkus tubuh sesuai dengan bentuk tubuh. /ndikasi

    dilakukan pemasangan gips adalah &

    /mmobilisasi dan penyangga fraktur

    /stirahatkan dan stabilisasi

    oreksi deformitas

    2engurangi aktifitas

    2embuat cetakan tubuh orthotik

    9edangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan gips adalah &

    0ips yang pas tidak akan menimbulkan perlukaan

    0ips patah tidak bisa digunakan

    0ips yang terlalu kecil atau terlalu longgar sangat membahayakan klien

    Eangan merusak menekan gips

    Eangan pernah memasukkan benda asing ke dalam gips menggaruk

    Eangan meletakkan gips lebih rendah dari tubuh terlalu lama

    $. Untuk menghasilkan dan mempertahankan posisi yang ideal dari fraktur.

    6idai dan gips tidak dapat mempertahankan posisi dalam 1aktu yang lama. Untuk itu

    diperlukan lagi tehnik yang lebih mantap seperti pemasangan traksi kontinyu, fiksasi

    eksternal, atau fiksasi internal tergantung dari jenis frakturnya sendiri.

    a. Penarikan (traksi% &

    9ecara umum traksi dilakukan dengan menempatkan beban dengan tali pada

    ekstermitas pasien. empat tarikan disesuaikan sedemikian rupa sehingga arah

    tarikan segaris dengan sumbu panjang tulang yang patah. 2etode pemasangan

    traksi antara lain &

    raksi manual

    ujuannya adalah perbaikan dislokasi, mengurangi fraktur, dan pada keadaan

    emergency

  • 7/25/2019 LP fraktur fix.docx

    11/31

    raksi mekanik, ada " macam &

    - raksi kulit (skin traction%

    @ipasang pada dasar sistem skeletal untuk sturktur yang lain misal otot.

    @igunakan dalam 1aktu ) minggu dan beban + ; kg.

    - raksi skeletal

    2erupakan traksi definitif pada orang de1asa yang merupakan balanced

    traction. @ilakukan untuk menyempurnakan luka operasi dengan ka1at

    metal penjepit melalui tulang jaringan metal.

    egunaan pemasangan traksi, antara lain &

    2engurangi nyeri akibat spasme otot

    2emperbaiki 7 mencegah deformitas

    /mmobilisasi

    @ifraksi penyakit (dengan penekanan untuk nyeri tulang sendi%

    2engencangkan pada perlekatannya

    Prinsip pemasangan traksi &

    ali utama dipasang di pin rangka sehingga menimbulkan gaya tarik

    6erat ekstremitas dengan alat penyokong harus seimbang dengan pemberat

    agar reduksi dapat dipertahankan

    Pada tulang-tulang yang menonjol sebaiknya diberi lapisan khusus

    raksi dapat bergerak bebas dengan katrol

    Pemberat harus cukup tinggi di atas permukaan lantai

    b. @ilakukan pembedahan untuk menempatkan piringan atau batang logam pada

    pecahan-pecahan tulang.

    Pada saat ini metode penatalaksanaan yang paling banyak keunggulannya

    mungkin adalah pembedahan. 2etode pera1atan ini disebut fiksasi interna dan

    reduksi terbuka. Pada umumnya insisi dilakukan pada tempat yang mengalami

    cedera dan diteruskan sepanjang bidang anatomik menuju tempat yang

    mengalami fraktur. 5ematoma fraktur dan fragmen-fragmen tulang yang telah

    mati diirigasi dari luka. Fraktur kemudian direposisi dengan tangan agar

    menghasilkan posisi yang normal kembali. 9esudah direduksi, fragmen-fragmen

    tulang ini dipertahankan dengan alat-alat ortopedik berupa pen, sekrup, pelat, dan

    paku.

    euntungan pera1atan fraktur dengan pembedahan antara lain &

  • 7/25/2019 LP fraktur fix.docx

    12/31

    etelitian reposisi fragmen tulang yang patah

    esempatan untuk memeriksa pembuluh darah dan saraf yang berada

    didekatnya

    @apat mencapai stabilitas fiksasi yang cukup memadai

    idak perlu memasang gips dan alat-alat stabilisasi yang lain Pera1atan di R9 dapat ditekan seminimal mungkin, terutama pada kasus-

    kasus yang tanpa komplikasi dan dengan kemampuan mempertahankan

    fungsi sendi dan fungsi otot hampir normal selama penatalaksanaan

    dijalankan$% Fiksasi /nterna

    Intramedullar nailideal untuk fraktur trans!ersal, tetapi untuk fraktur

    lainnya kurang cocok. Fraktur dapat dipertahankan lurus dan terhadap

    panjangnya dengan nail, tetapi fiksasi mungkin tidak cukup kuat untukmengontrol rotasi.!ailingdiindikasikan jika hasil pemeriksaan radiologi

    memberi kesan bah1a jaringan lunak mengalami interposisi di antara

    ujung tulang karena hal ini hampir selalu menyebabkan non-union.

    euntungan intramedullar nailingadalah dapat memberikan stabilitas

    longitudinal serta kesejajaran (alignment% serta membuat penderita dpat

    dimobilisasi cukup cepat untuk meninggalkan rumah sakit dalam 1aktu "

    minggu setelah fraktur. erugian meliput anestesi, trauma bedah tambahan

    dan risiko infeksi.

    "losed nailingmemungkinkan mobilisasi yang tercepat dengan trauma

    yang minimal, tetapi paling sesuai untuk fraktur trans!ersal tanpa

    pemendekan. "omminuted fracturepaling baik dira1at dengan locking

    nailyang dapat mempertahankan panjang dan rotasi.

    "% Fiksasi ksterna

    6ila fraktur yang dira1at dengan traksi stabil dan massa kalus terlihat

    pada pemeriksaan radiologis, yang biasanya pada minggu ke enam, cast

    bracedapat dipasang. Fraktur dengan intramedullar nailyang tidak

    memberi fiksasi yang rigidjuga cocok untuk tindakan ini.

    '. Agar terjadi penyatuan tulang kembali

  • 7/25/2019 LP fraktur fix.docx

    13/31

    6iasanya tulang yang patah akan mulai menyatu dalam 1aktu ) minggu dan akan

    menyatu dengan sempurna dalam 1aktu > bulan. =amun terkadang terdapat

    gangguan dalam penyatuan tulang, sehingga dibutuhkan graft tulang.

    ). Untuk mengembalikan fungsi seperti semula

    /mobilisasi yang lama dapat mengakibatkan mengecilnya otot dan kakunya sendi.

    2aka dari itu diperlukan upaya mobilisasi secepat mungkin.

    5. omplikasi

    omplikasi fraktur radius ulna diklasifikasikan sebagai komplikasi cepat (saat cedera%, a1al

    (dalam beberapa jam atau hari%, dan lambat (dalam beberapa minggu atau bulan%.

    $. omplikasi

  • 7/25/2019 LP fraktur fix.docx

    14/31

    c% =ekrosis asepsis dan atau a!askular dapat terjadi terutama setela fraktur pada tulang

    seperti radius ulna erjadi akibat gangguan suplai darah ke tulang tersebut setelah

    fraktur (6rooker, "##4%.

    /. Pengkajian epera1atan

    Pada pengkajian fokus yang perlu di perhatikan pada pasien fraktur merujuk pada teori

    menurut @oenges ("##"% dan 2uttaGin ("##4% ada berbagai macam meliputi&

    $. /dentitas lien

    =ama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, pekerjaan, kebangsaan, suku, pendidikan, no

    register, diagnosa medis.

    ". eluhan Utama

    6iasanya klien dengan fraktur akan mengalami nyeri saat berakti!itas mobilisasi pada

    daerah fraktur tersebut.

    '. Ri1ayat Penyakit

    b. Ri1ayat penyakit sekarang

    aji kronologi terjadinya trauma yang menyebabkan patah tulang kruris, pertolongan

    apa yang di dapatkan, apakah sudah berobat ke petugas kesehatan. 9elain itu, dengan

    mengetahui mekanisme terjadinya kecelakaan, pera1at dapat mengetahui luka

    kecelakaan yang lainya.c. Ri1ayat penyakit dahulu

    Pada beberapa keadaan, klien yang pernah berobat ke petugas kesehatan sebelumnya.

    Penyakit tertentu seperti kanker tulang atau menyebabkan fraktur patologis sehingga

    tulang sulit menyambung. 9elain itu, klien diabetes dengan luka di kaki sangat

    beresiko mengalami osteomielitis akut dan kronik serta penyakit diabetes

    menghambat penyembuhan tulang.

    d. Ri1ayat penyakit keluarga

    Penyakit keluarga yang berhubungan dengan patah tulang adalah salah satu faktor

    predisposisi terjadinya fraktur, seperti osteoporosis yang sering terjadi pada beberapa

    keturunan dan kanker tulang yang cenderung diturunkan secara genetik.

    ). Pola kesehatan fungsional

    a. Aktifitas /stirahat

  • 7/25/2019 LP fraktur fix.docx

    15/31

    eterbatasan kehilangan pada fungsi di bagian yang terkena (mungkin segera,

    fraktur itu sendiri atau terjadi secara sekunder, dari pembengkakan jaringan, nyeri%.

    b. 9irkulasi

    $% 5ipertensi ( kadang H kadang terlihat sebagai respon nyeri atau ansietas% atau

    hipotensi (kehilangan darah%

    "% akikardia (respon stresss, hipo!olemi%

    '% Penurunan tidak ada nadi pada bagian distal yang cedera,pengisian kapiler

    lambat, pusat pada bagian yang terkena.

    )% Pembangkakan jaringan atau masa hematoma pada sisi cedera.

    c. =eurosensori

    $% 5ilangnya gerakan sensasi, spasme otot

    "% ebas kesemutan (parestesia%

    '% @eformitas local& angulasi abnormal, pemendekan, rotasi, krepitasi (bunyi

    berderit% 9pasme otot, terlihat kelemahan hilang fungsi.

    )% Angitasi (mungkin badan nyeri ansietas atau trauma lain%

    d. =yeri kenyamanan

    $% =yeri berat tiba-tiba pada saat cedera (mungkin terlokalisasi pada area jaringan

    kerusakan tulang pada imobilisasi %, tidak ada nyeri akibat kerusakan syaraf .

    "% 9pasme kram otot (setelah imobilisasi%

    e. eamanan

    $% *aserasi kulit, a!ulse jaringan, pendarahan, perubahan 1arna

    "% Pembengkakan local (dapat meningkat secara bertahap atau tibatiba%.

    f. Pola hubungan dan peran

    lien akan kehilangan peran dalam keluarga dan dalam masyarakat karena klien

    harus menjalani ra1at inap.

    g. Pola persepsi dan konsep diri

    @ampak yang timbul dari klien fraktur adalah timbul ketakutan dan kecacatan akibat

    fraktur yang dialaminya, rasa cemas, rasa ketidak mampuan untuk melakukan

    aktifitasnya secara normal dan pandangan terhadap dirinya yang salah.

    h. Pola sensori dan kognitif

  • 7/25/2019 LP fraktur fix.docx

    16/31

    @aya raba pasien fraktur berkurang terutama pada bagian distal fraktur, sedangkan

    indra yang lain dan kognitif tidak mengalami gangguan. 9elain itu juga timbul nyeri

    akibat fraktur.

    i. Pola nilai dan keyakinan

    lien fraktur tidak dapat beribadah dengan baik, terutama frekuensi dan konsentrasi

    dalam ibadah. 5al ini disebabkan oel nyeri dan keterbatasan gerak yang di alami

    klien.

    ;. Pemeriksaan Fisik

    @ibagi menjadi dua, yaitu pemeriksaan umum (status generalisata% untuk

    mendapatkan gambaran umum dan pemeriksaan setempat (lokalis%. 5al ini perlu untuk

    dapat melaksanakan total care karena ada kecenderungan dimana spesialisasi hanya

    memperlihatkan daerah yang lebih sempit tetapi lebih mendalam.$% 0ambaran Umum

    Perlu menyebutkan&a eadaan umum& baik atau buruknya yang dicatat adalah tanda-tanda, seperti&

    $ esadaran penderita& apatis, sopor, koma, gelisah, komposmentis tergantung

    pada keadaan klien.

    " esakitan, keadaan penyakit& akut, kronik, ringan, sedang, berat dan pada

    kasus fraktur biasanya akut.' anda-tanda !ital tidak normal karena ada gangguan baik fungsi maupun

    bentuk.

    b 9ecara sistemik dari kepala sampai kelamin$ 9istem /ntegumen

    erdapat erytema, suhu sekitar daerah trauma meningkat, bengkak, oedema,

    nyeri tekan." epala

    idak ada gangguan yaitu, normo cephalik, simetris, tidak ada penonjolan,

    tidak ada nyeri kepala.' *eher

    idak ada gangguan yaitu simetris, tidak ada penonjolan, reflek menelan

    ada.) 2uka

    Iajah terlihat menahan sakit, lain-lain tidak ada perubahan fungsi maupun

    bentuk. ak ada lesi, simetris, tak oedema.

    ; 2ata

    erdapat gangguan seperti konjungti!a anemis (jika terjadi perdarahan%

    > elinga

  • 7/25/2019 LP fraktur fix.docx

    17/31

    es bisik atau 1eber masih dalam keadaan normal. idak ada lesi atau nyeri

    tekan.? 5idung

    idak ada deformitas, tak ada pernafasan cuping hidung.

    4 2ulut dan Faring

    ak ada pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi perdarahan, mukosa mulut

    tidak pucat.

    8 horaksak ada pergerakan otot intercostae, gerakan dada simetris.

    $# Paru

    a /nspeksi & Pernafasan meningkat, reguler atau tidaknya tergantung pada

    ri1ayat penyakit klien yang berhubungan dengan paru.

    b Palpasi & Pergerakan sama atau simetris, fermitus raba sama.

    c Perkusi & 9uara ketok sonor, tak ada erdup atau suara tambahan lainnya.d Auskultasi & 9uara nafas normal, tak ada 1heeing, atau suara tambahan

    lainnya seperti stridor dan ronchi.

    $$ Eantunga. /nspeksi &idak tampak iktus jantung.

    b. Palpasi &=adi meningkat, iktus tidak teraba.

    c. Auskultasi &9uara 9$ dan 9" tunggal, tak ada mur-mur.$" Abdomen

    a./nspeksi &6entuk datar, simetris, tidak ada hernia.

    b. Palpasi &ugor baik, tidak ada defands muskuler, hepar tidak

    teraba.

    c.Perkusi &9uara thympani, ada pantulan gelombang cairan.

    d. Auskultasi &Peristaltik usus normal J "# kalimenit.$' /nguinal-0enetalia-Anus

    ak ada hernia, tak ada pembesaran lymphe, tak ada kesulitan 6A6.

    "% eadaan *okal

    5arus diperhitungkan keadaan proksimal serta bagian distal terutama mengenai status

    neuro!askuler (untuk status neuro!askuler K ; P yaitu Pain, Palor, Parestesia, Pulse,

    Pergerakan%. Pemeriksaan pada sistem muskuloskeletal adalah&a. #ook (inspeksi%

    Perhatikan apa yang dapat dilihat antara lain&

    $.

  • 7/25/2019 LP fraktur fix.docx

    18/31

    Pada 1aktu akan palpasi, terlebih dahulu posisi penderita diperbaiki mulai dari

    posisi netral (posisi anatomi%. Pada dasarnya ini merupakan pemeriksaan yang

    memberikan informasi dua arah, baik pemeriksa maupun klien.

    Lang perlu dicatat adalah&

    i. Perubahan suhu disekitar trauma (hangat% dan kelembaban kulit. "apillarrefill timeK =ormal ' detik

    ii. Apabila ada pembengkakan, apakah terdapat fluktuasi atau oedema

    terutama disekitar persendian.

    iii. =yeri tekan (tenderness%, krepitasi, catat letak kelainan ($' proksimal,

    tengah, atau distal%.Ctot& tonus pada 1aktu relaksasi atau konttraksi,

    benjolan yang terdapat di permukaan atau melekat pada tulang. 9elain itu

    juga diperiksa status neuro!askuler. Apabila ada benjolan, maka sifat

    benjolan perlu dideskripsikan permukaannya, konsistensinya, pergerakanterhadap dasar atau permukaannya, nyeri atau tidak, dan ukurannya.

    c. 2o!e (pergerakan terutama lingkup gerak%

    9etelah melakukan pemeriksaan feel, kemudian diteruskan dengan menggerakan

    ekstrimitas dan dicatat apakah terdapat keluhan nyeri pada pergerakan. Pencatatan

    lingkup gerak ini perlu, agar dapat menge!aluasi keadaan sebelum dan

    sesudahnya.0erakan sendi dicatat dengan ukuran derajat, dari tiap arah

    pergerakan mulai dari titik # (posisi netral% atau dalam ukuran

    metrik. Pemeriksaan ini menentukan apakah ada gangguan gerak (mobilitas% atau

    tidak. Pergerakan yang dilihat adalah gerakan aktif dan pasif.husus pada Radius

    Ulna maka spesifik pada beberapa fokus gerakan seperti pronasi lengan ba1ah

    ,fleksi dan abduksi pergelangan tangan, fleksi jempol ,dll.

    > Pemeriksaan @iagnostik

    Pemeriksaan Radiologi, Pemeriksaan *aboratorium & alsium 9erum dan Fosfor 9erum

    meningkat pada tahap penyembuhan tulang. Alkalin Fosfat meningkat pada kerusakan

    tulang dan menunjukkan kegiatan osteoblastik dalam membentuk tulang. nim otot

    seperti reatinin inase, *aktat @ehidrogenase (*@5%. Aspartat Amino ransferase

    (A9%, Aldolase yang meningkat pada tahap penyembuhan tulang.

    E. @iagnosa epera1atan

    a. =yeri akut berhubungan dengan agen cidera.

  • 7/25/2019 LP fraktur fix.docx

    19/31

    b. 5ambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas struktur tulang,

    program pembatasan gerak.c. Resiko infeksi.

    d. Resiko syok hipo!olemik.

    e. etidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan nyeri ekstermitas.

    f. erusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilisasi fisik.

    . Rencana epera1atan

    N"# D$a%&"'a

    Keeraata&

    T*j*a& +a& Kr$ter$a Ha'$, I&tere&'$

    1# =yeri akut

    berhubungan dengan

    agen cidera

    NO !

    $ain le%el$ain control

    "omfort le%el

    Kr$ter$a Ha'$,

    a. 2ampu mengontrol

    nyeri (tahu penyebab

    nyeri, mampu

    menggunakan tehnik

    nonfarmakologi untuk

    mengurangi nyeri,

    mencari bantuan%b. 2elaporkan bah1a nyeri

    berkurang dengan

    menggunakan

    managemen nyeri

    c. 2ampu mengenali nyeri

    (skala, intensitas,

    frekuensi dan tanda

    nyeri%

    d. 2enyatakan rasa nyaman

    setelah nyeri berkurang

    NI!

    Pa$& .a&a%e.e&t

    a. *akukan pengkajian

    nyeri secara

    komprehensif termasuk

    lokasi, karakteristik,

    durasi, frekuensi,

    kualitas dan faktor

    presipitasib. Cbser!asi reaksi

    non!erbal dari

    ketidaknyamanan

    c. 0unakan tehnik

    komunikasi terapeutik

    untuk mengetahui

    pengalaman nyeri

    pasien

    d. aji kultur yang

    mempengaruhi respon

    nyeri

    e. !aluasi pengalaman

    nyeri masa lampau

    f. !aluasi bersama

    pasien dan tim

    kesehatan lain tentang

    ketidakefektifan

  • 7/25/2019 LP fraktur fix.docx

    20/31

    kontrol nyeri masa

    lampau

    g. 6antu pasien dan

    keluarga untuk mencari

    dan menemukan

    dukunganh. ontrol lingkungan

    yang dapat

    mempengaruhi nyeri

    seperti suhu ruangan,

    pencahayaan dan

    kebisingan

    i. urangi faktor

    presipitasi nyeri

    j. Pilih dan lakukan

    penanganan nyeri

    (farmakologi,

    nonfarmakologi dan

    interpersonal%

    k. aji tipe dan sumber

    nyeri untuk

    menentukan inter!ensi

    l. Ajarkan tentang teknik

    nonfarmakologi

    m. 6erikan analgetik

    untuk mengurangi

    nyeri

    n. !aluasi keefektifan

    kontrol nyeri

    o. ingkatkan istrihat

    p. olaborasikan dengan

    dokter jika ada keluhan

    dan tindakan nyeri

    tidak berhasil

    G. 2onitor penerimaan

  • 7/25/2019 LP fraktur fix.docx

    21/31

    pasien tentang

    manajemen nyeri

    A&a,%e'$c a+.$&$'trat$"&

    a. entukan lokasi,

    karakter, kualitas, danderajat nyeri sebelum

    pemberian obat

    b.

  • 7/25/2019 LP fraktur fix.docx

    22/31

    nyeri hebat

    j. !alusi efekti!itas

    analgesic, tanda dan

    gejala

    2# 5ambatan mobilitasfisik berhubungan

    dengan kekuatan dan

    tahanan sekunder

    akibat fraktur

    NO!&oint mo%ement ' acti%eobilit le%el

    Self care ' )*#s

    Transfer perfoormance

    Kr$ter$a /a'$,!

    a. lien meningkat dalam

    akti!itas fisikb. 2engerti tujuan dari

    peningkatan mobilitas

    c. 2em!erbalisasikanperasaan

    dalammeningkatkan

    kekuatan dan

    kemampuan berpindah

    d. 2emperagakan

    penggunaan alat bantu

    untuk mobilisasi (1alker%

    NIE0erc$'e t/era !

    a.b*,at$"&

    a. 2onitoring !ital sign

    sebelumsesudah

    latihan respon pasien

    saat latihanb. onsultasikan dengan

    terapi fisik tentang

    rencana ambulansi

    sesuai dengan

    kebutuhan

    c. 6antu klien untuk

    menggunakan tongkat

    saat berjalan dan cegah

    terhadap ciderad. Ajarkan pasien atau

    tenaga kesehatan lain

    tentang teknik

    ambulansi

    e. aji kemampuan

    pasien dalam

    mobilisasi

    f. *atih pasien dalam

    pemenuhan kebutuhan

    A@*s secara mandiri

    sesuai kemampuan

    g. @amping dan bantu

    pasien saat mobilisasi

    dan bantu penuhi

  • 7/25/2019 LP fraktur fix.docx

    23/31

    kebutuhan A@*s

    pasien

    h. 6erikan alat bantu jika

    pasien memerlukan

    i. Ajarkan pasienbagaimana merubah

    posisi dan berikan

    bantuan jika diperlukan

    Resiko infeksi NOImmune status

    +nowledge ' infection

    control

    Risk control

    Kr$ter$a /a'$,a. lien bebas dari tanda

    dan gejala infeksi

    b. 2endeskripsikan proses

    penularann penyakit,

    factor yang

    mempengaruhi penularan

    serta penatalaksanaannyac. 2enunjukkan

    kemampuan untuk

    mencegah timbulnya

    infeksi

    d. Eumlah leukosit dalam

    batas normal

    e. 2enunjukkan perilaku

    hidup sehat

    NI

    I&ect$"& "&tr",

    a. 6ersihkan lingkungan

    setelah dipakai pasien

    lain

    b. Pertahankan teknik

    isolasi

    c. 6atasi pengunjung bila

    perlu

    d. /nstruksikan pada

    pengunjung untuk

    mencuci tangan saat

    berkunjung

    meninggalkan pasiene. 0unakan sabun

    antimikroba untuk cuci

    tangan

    f.

  • 7/25/2019 LP fraktur fix.docx

    24/31

    dan line central dan

    dressing sesuai dengan

    petunjuk umum

    j. 0unakan kateter

    intermiten untuk

    menurunkan infeksi

    kandung kencing

    k. ingkatkan intake

    nutrisil. 6erikan terapi

    antibiotic bila perlu

    I&ect$"& r"tect$"&

    a. 2onitor tanda dan

    gejala infeksi sistemik

    dan local

    b. 2onitor hitung

    granulosit, I6