sistem pemerintahan indonesia lataxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
TRANSCRIPT
-
7/21/2019 SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA Lataxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
1/44
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA (Orde Lamadan Orde Baru)
A. SISTEM PEMERINTAHAN ORDE LAMA
Sistem berarti suatu keseluruhan yang terdiri atas beberapa bagian yang mempunyai hubungan fungsional.
Pemerintahan dalam arti luas adalah pemerintah/ lembaga-lembaga Negara yang menjalankan segala tugas
pemerintah baik sebagai lembaga eksekutif, legislatif maupun yudikatif.
a. Kelompok sistem pemerintahan:
1) Sistem Pemerintahan Presidensial
Merupakan sistem pemerintahan di mana kepala pemerintahan dipegang oleh presiden dan pemerintah
tidak bertanggung jawab kepada parlemen (legislative). Menteri bertanggung jawab kepada presiden karena
presiden berkedudukan sebagai kepala Negara sekaligus kepala pemerintahan.Contoh Negara: AS, Pakistan,
Argentina, Filiphina, Indonesia. Ciri-ciri sistem pemerintahan Presidensial:
a) Pemerintahan Presidensial didasarkan pada prinsip pemisahan kekuasaan.
b) Eksekutif tidak mempunyai kekuasaan untuk menyatu dengan Legislatif.
c) Kabinet bertanggung jawab kepada presiden.
d) eksekutif dipilih melalui pemilu.
2) Sistem pemerintahan Parlementer
Merupakan suatu sistem pemerintahan di mana pemerintah (eksekutif) bertanggung jawab kepada
parlemen. Dalam sistem pemerintahan ini, parlemen mempunyai kekuasaan yang besar dan mempunyai
kewenangan untuk melakukan pengawasan terhadap eksekutif. Menteri dan perdana menteri bertanggung jawab
kepada parlemen. Contoh Negara: Kerajaan Inggris, Belanda, India, Australia, Malaysia.
Ciri-ciri dan syarat sistem pemerintahan Parlementer:
1. Pemerintahan Parlementer didasarkan pada prinsip pembagian kekuasaan.
2. Adanya tanggung jawab yang saling menguntungkan antara legislatif dengan eksekutif, dan antara presiden dan
kabinet.
3. Eksekutif dipilih oleh kepala pemerintahan dengan persetujuan legislatif.
3) Pemerintahan Campuran
Dalam sistem pemerintahan ini diambil hal-hal yang terbaik dari sistem pemerintahan Presidensial dan
sistem pemerintahan Parlemen. Selain memiliki presiden sebagai kepala Negara, juga memiliki perdana menterisebagai kepala pemerintahan. Contoh Negara: Perancis.
B. Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Indonesia
1) Tahun 19451949
Terjadi penyimpangan dari ketentuan UUD 45 antara lain:
a. Berubah fungsi komite nasional Indonesia pusat dari pembantu presiden menjadi badan yang diserahi
kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan GBHN yang merupakan wewenang MPR.
b. Terjadinya perubahan sistem kabinet presidensial menjadi kabinet parlementer berdasarkan usul BPKNIP.
2) Tahun 19491950
-
7/21/2019 SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA Lataxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
2/44
Didasarkan pada konstitusi RIS. Pemerintahan yang diterapkan saat itu adalah sistem parlementer cabinet
semu (Quasy Parlementary). Sistem Pemerintahan yang dianut pada masa konstitusi RIS bukan cabinet
parlementer murni karena dalam sistem parlementer murni, parlemen mempunyai kedudukan yang sangat
menentukan terhadap kekuasaan pemerintah.
3) Tahun 19501959
Landasannya adalah UUD 50 pengganti konstitusi RIS 49. Sistem Pemerintahan yang dianut adalah
parlementer cabinet dengan demokrasi liberal yang masih bersifat semu. Ciri-ciri:
a. presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat.
b. Menteri bertanggung jawab atas kebijakan pemerintahan.
c. Presiden berhak membubarkan DPR.
d. Perdana Menteri diangkat oleh Presiden.
4) Tahun 19591966 (Demokrasi Terpimpin)
Presiden mempunyai kekuasaan mutlak dan dijadikannya alat untuk melenyapkan kekuasaan-kekuasaan
yang menghalanginya sehingga nasib parpol ditentukan oleh presiden (10 parpol yang diakui). Tidak ada
kebebasan mengeluarkan pendapat.
5) Tahun 19661998Orde baru pimpinan Soeharto lahir dengan tekad untuk melakukan koreksi terpimpin pada era orde lama.
Namun lama kelamaan banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan. Soeharto mundur pada 21 Mei 98.
6) Tahun 1998Sekarang (Reformasi)
Pelaksanaan demokrasi pancasila pada era reformasi telah banyak memberikan ruang gerak pada parpol
maupun DPR untuk mengawasi pemerintah secara kritis dan dibenarkan untuk unjuk rasa.
A. Sistem Pemerintahan menurut UUD 45 sebelum diamandemen:
a. Kekuasaan tertinggi diberikan rakyat kepada MPR.
b. DPR sebagai pembuat UU.
c. Presiden sebagai penyelenggara pemerintahan.
d. DPA sebagai pemberi saran kepada pemerintahan.
e. MA sebagai lembaga pengadilan dan penguji aturan.
f. BPK pengaudit keuangan.
B. Sistem Pemerintahan setelah amandemen (19992002)
a. R bukan lembaga tertinggi lagi.
b. Komposisi MPR terdiri atas seluruh anggota DPR ditambah DPD yang dipilih oleh rakyat.
c. Presiden dan wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat.
d. Presiden tidak dapat membubarkan DPR.
e. Kekuasaan Legislatif lebih dominan.
C. Perbandingan SisPem Indonesia dengan SisPem Negara Lain
Berdasarkan penjelasan UUD 45, Indonesia menganut sistem Presidensia. Tapi dalam praktiknya banyak
elemen-elemen Sistem Pemerintahan Parlementer. Jadi dapat dikatakan Sistem Pemerintahan Indonesia adalah
perpaduan antara Presidensial dan Parlementer.
D. Kelebihan Sistem Pemerintahan Indonesia
a. Presiden dan menteri selama masa jabatannya tidak dapat dijatuhkan DPR.
-
7/21/2019 SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA Lataxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
3/44
b. Pemerintah punya waktu untuk menjalankan programnya dengan tidak dibayangi krisis kabinet.
c. Presiden tidak dapat memberlakukan dan atau membubarkan DPR.
E. Kelemahan Sistem Pemerintahan Indonesia
a. Ada kecenderungan terlalu kuatnya otoritas dan konsentrasi kekuasaan di tangan Presiden.
b. Sering terjadinya pergantian para pejabat karena adanya hak perogatif presiden.
c. Pengawasan rakyat terhadap pemerintah kurang berpengaruh.
d. Pengaruh rakyat terhadap kebijaksanaan politik kurang mendapat perhatian.
PEMERINTAHAN ORDE BARU
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 ialah dekrit yang mengakhiri masa parlementer dan digunakan kembalinya UUD
1945. Masa sesudah ini lazim disebut masaDemokrasi Terpimpin
Isinya ialah:
1. Kembali berlakunya UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi UUDS 19502. Pembubaran Konstituante
3. Pembentukan MPRS dan DPAS
4. Orde Baruadalah sebutan bagi masa pemerintahanPresidenSoeharto diIndonesia. Orde Baru
menggantikanOrde Lama yang merujuk kepada era pemerintahanSoekarno.Orde Baru hadir dengan semangat
"koreksi total" atas penyimpangan yang dilakukan oleh Soekarno pada masa Orde Lama.
5. Orde Baru berlangsung dari tahun1966 hingga1998. Dalam jangka waktu tersebut,ekonomi
Indonesia berkembang pesat meskipun hal ini terjadi bersamaan dengan praktik korupsi yang merajalela di
negara ini. Selain itu, kesenjangan antara rakyat yang kaya dan miskin juga semakin melebar.
6. Masa Jabatan Presiden Suharto
7. Pada1968,MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa jabatan 5 tahun sebagai presiden, dan diakemudian dilantik kembali secara berturut-turut pada tahun1973,1978,1983,1988,1993,dan1998.
8. Politik Presiden Soeharto memulai "Orde Baru" dalam dunia politik Indonesia dan secara dramatis mengubah
kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari jalan yang ditempuh Soekarno pada akhir masa jabatannya.
9. Salah satu kebijakan pertama yang dilakukannya adalah mendaftarkan Indonesia menjadi anggota PBB lagi.
Indonesia pada tanggal19 September1966 mengumumkan bahwa Indonesia "bermaksud untuk melanjutkan
kerjasama dengan PBB dan melanjutkan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan PBB", dan menjadi anggota PBB
kembali pada tanggal28 September1966,tepat 16 tahun setelah Indonesia diterima pertama kalinya.
10. Pada tahap awal, Soeharto menarik garis yang sangat tegas. Orde Lama atau Orde Baru. Pengucilan politik -
diEropa Timur sering disebutlustrasi - dilakukan terhadap orang-orang yang terkait denganPartai Komunis
Indonesia.Sanksi kriminal dilakukan dengan menggelarMahkamah Militer Luar Biasa untuk mengadili pihak yang
dikonstruksikan Soeharto sebagai pemberontak. Pengadilan digelar dan sebagian dari mereka yang terlibat"dibuang" kePulau Buru.
11. Sanksi nonkriminal diberlakukan dengan pengucilan politik melalui pembuatan aturan administratif. Instrumen
penelitian khusus diterapkan untuk menyeleksi kekuatan lama ikut dalam gerbong Orde Baru. KTP ditandai ET
(ekstapol).
12. Orde Baru memilih perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai tujuan utamanya dan menempuh
kebijakannya melalui struktur administratif yang didominasi militer namun dengan nasihat dari ahli ekonomi
didikanBarat.DPR danMPR tidak berfungsi secara efektif. Anggotanya bahkan seringkali dipilih dari kalangan
militer, khususnya mereka yang dekat denganCendana.
Hal ini mengakibatkan aspirasi rakyat sering kurang didengar oleh pusat. Pembagian PADjuga kurang adil
karena 70% dari PAD tiap provinsi tiap tahunnya harus disetor kepadaJakarta, sehingga melebarkan jurang
pembangunan antara pusat dan daerah.
http://id.wikipedia.org/wiki/Dekrit_Presiden_5_Juli_1959http://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi_Terpimpinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Presiden_Republik_Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Soehartohttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Indonesia_%281950-1959%29http://id.wikipedia.org/wiki/Soekarnohttp://id.wikipedia.org/wiki/1966http://id.wikipedia.org/wiki/1998http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Korupsihttp://id.wikipedia.org/wiki/1968http://id.wikipedia.org/wiki/MPRhttp://id.wikipedia.org/wiki/1973http://id.wikipedia.org/wiki/1978http://id.wikipedia.org/wiki/1983http://id.wikipedia.org/wiki/1988http://id.wikipedia.org/wiki/1993http://id.wikipedia.org/wiki/1998http://id.wikipedia.org/wiki/19_Septemberhttp://id.wikipedia.org/wiki/1966http://id.wikipedia.org/wiki/28_Septemberhttp://id.wikipedia.org/wiki/Eropa_Timurhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lustrasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Komunis_Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Komunis_Indonesiahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mahkamah_Militer_Luar_Biasa&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Buruhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tapolhttp://id.wikipedia.org/wiki/Dunia_Barathttp://id.wikipedia.org/wiki/DPRhttp://id.wikipedia.org/wiki/MPRhttp://id.wikipedia.org/wiki/Cendanahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pendapatan_Asli_Daerah&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Jakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/Jakartahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pendapatan_Asli_Daerah&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Cendanahttp://id.wikipedia.org/wiki/MPRhttp://id.wikipedia.org/wiki/DPRhttp://id.wikipedia.org/wiki/Dunia_Barathttp://id.wikipedia.org/wiki/Tapolhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Buruhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mahkamah_Militer_Luar_Biasa&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Komunis_Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Komunis_Indonesiahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lustrasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Eropa_Timurhttp://id.wikipedia.org/wiki/28_Septemberhttp://id.wikipedia.org/wiki/28_Septemberhttp://id.wikipedia.org/wiki/1966http://id.wikipedia.org/wiki/19_Septemberhttp://id.wikipedia.org/wiki/1998http://id.wikipedia.org/wiki/1993http://id.wikipedia.org/wiki/1988http://id.wikipedia.org/wiki/1983http://id.wikipedia.org/wiki/1978http://id.wikipedia.org/wiki/1973http://id.wikipedia.org/wiki/MPRhttp://id.wikipedia.org/wiki/1968http://id.wikipedia.org/wiki/Korupsihttp://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/1998http://id.wikipedia.org/wiki/1966http://id.wikipedia.org/wiki/Soekarnohttp://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Indonesia_%281950-1959%29http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Soehartohttp://id.wikipedia.org/wiki/Presiden_Republik_Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi_Terpimpinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Dekrit_Presiden_5_Juli_1959 -
7/21/2019 SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA Lataxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
4/44
13. Soeharto siap dengan konsep pembangunan yang diadopsi dari seminarSeskoad II 1966 dan konsep akselerasi
pembangunan II yang diusungAli Moertopo.Soeharto merestrukturisasi politik dan ekonomi dengan dwitujuan,
bisa tercapainya stabilitas politik pada satu sisi dan pertumbuhan ekonomi di pihak lain. Dengan ditopang
kekuatanGolkar,TNI,dan lembaga pemikir serta dukungan kapital internasional, Soeharto mampu menciptakan
sistem politik dengan tingkat kestabilan politik yang tinggi.
14. Eksploitasi sumber daya Selama masa pemerintahannya, kebijakan-kebijakan ini, dan pengeksploitasiansumberdaya alam secara besar-besaran menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar namun tidak merata di
Indonesia. Contohnya, jumlah orang yangkelaparandikurangi dengan besar pada tahun1970-an dan1980-an.
15. Warga Tionghoa Warga keturunanTionghoajuga dilarang berekspresi. Sejak tahun 1967, warga keturunan
dianggap sebagai warga negara asing di Indonesia dan kedudukannya berada di bawah wargapribumi,yang
secara tidak langsung juga menghapus hak-hak asasi mereka. Kesenianbarongsai secara terbuka, perayaan
hari rayaImlek,dan pemakaianBahasa Mandarindilarang, meski kemudian hal ini diperjuangkan oleh komunitas
Tionghoa Indonesia terutama dari komunitas pengobatan Tionghoa tradisional karena pelarangan sama sekali
akan berdampak pada resep obat yang mereka buat yang hanya bisa ditulis dengan bahasa Mandarin. Mereka
pergi hingga ke Mahkamah Agung dan akhirnya Jaksa Agung
Indonesia waktu itu memberi izin dengan catatan bahwa Tionghoa Indonesia berjanji tidak menghimpun
kekuatan untuk memberontak dan menggulingkan pemerintahan Indonesia.16. Satu-satunya surat kabar berbahasa Mandarin yang diizinkan terbit adalahHarian Indonesia yang sebagian
artikelnya ditulis dalam bahasa Indonesia. Harian ini dikelola dan diawasi oleh militer Indonesia dalam hal ini
adalahABRI meski beberapa orang Tionghoa Indonesia bekerja juga di sana. Agama tradisional Tionghoa
dilarang. Akibatnyaagama Konghucu kehilangan pengakuan pemerintah.
17. Pemerintah Orde Baru berdalih bahwa warga Tionghoa yang populasinya ketika itu mencapai kurang lebih 5 juta
dari keseluruhan rakyat Indonesia dikhawatirkan akan menyebarkan pengaruhkomunisme di Tanah Air.
Padahal, kenyataan berkata bahwa kebanyakan dari mereka berprofesi sebagai pedagang, yang tentu bertolak
belakang dengan apa yang diajarkan oleh komunisme, yang sangat mengharamkan perdagangan
dilakukan[rujukan?]
.
18. Orang Tionghoa dijauhkan dari kehidupan politik praktis. Sebagian lagi memilih untuk menghindari dunia politik
karena khawatir akan keselamatan dirinya.19. Konflik Perpecahan Pasca Orde Baru Di masa Orde Baru pemerintah sangat mengutamakan persatuan bangsa
Indonesia. Setiap hari media massa sepertiradio dantelevisimendengungkan slogan "persatuan dan kesatuan
bangsa". Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah adalah meningkatkantransmigrasi dari daerah yang
padat penduduknya sepertiJawa,Bali danMadura ke luar Jawa, terutama keKalimantan,Sulawesi,Timor Timur,
danIrian Jaya.
Namun dampak negatif yang tidak diperhitungkan dari program ini adalah terjadinya marjinalisasi terhadap
penduduk setempat dan kecemburuan terhadap penduduk pendatang yang banyak mendapatkan bantuan
pemerintah. Muncul tuduhan bahwa program transmigrasi sama denganjawanisasi yang sentimen anti-Jawa di
berbagai daerah, meskipun tidak semua transmigran itu orang Jawa.
20. Pada awalEra Reformasi konflik laten ini meledak menjadi terbuka antara lain dalam bentukkonflik
Ambon dankonflik Madura-Dayak di Kalimantan.[1]
Sementara itu gejolak diPapua yang dipicu oleh rasadiperlakukan tidak adil dalam pembagian keuntungan pengelolaan sumber alamnya, juga diperkuat oleh
ketidaksukaan terhadap para transmigran.
Otonomi Daerah adalah wewenang untuk mengatur dan mengurus rumah tangga daerah, yang melekat
pada Negara kesatuan maupun pada Negara federasi. Di Negara kesatuan otonomi daerah lebih terbatas dari
pada di Negara yang berbentuk federasi. Kewenangan mengantar dan mengurus rumah tangga daerah di
Negara kesatuan meliputi segenap kewenangan pemerintahan kecuali beberapa urusan yang dipegang oleh
Pemerintah Pusat seperti
1. Hubungan luar negeri
2. Pengadilan
3. Moneter dan keuangan4. Pertahanan dan keamanan
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Seskoad&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Ali_Moertopohttp://id.wikipedia.org/wiki/Golkarhttp://id.wikipedia.org/wiki/TNIhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_alamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_alamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kelaparanhttp://id.wikipedia.org/wiki/1970-anhttp://id.wikipedia.org/wiki/1980-anhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tionghoahttp://id.wikipedia.org/wiki/Pribumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Barongsaihttp://id.wikipedia.org/wiki/Imlekhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Mandarinhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Harian_Indonesia&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/ABRIhttp://id.wikipedia.org/wiki/Agama_Konghucuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Komunismehttp://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Mengutip_sumberhttp://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Mengutip_sumberhttp://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Mengutip_sumberhttp://id.wikipedia.org/wiki/Radiohttp://id.wikipedia.org/wiki/Televisihttp://id.wikipedia.org/wiki/Transmigrasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Balihttp://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Madurahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sulawesihttp://id.wikipedia.org/wiki/Timor_Timurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Papuahttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia:_Era_Reformasihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Konflik_Ambon&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Konflik_Ambon&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Konflik_Madura-Dayak&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Indonesia_%281966-1998%29#cite_note-0http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Indonesia_%281966-1998%29#cite_note-0http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Indonesia_%281966-1998%29#cite_note-0http://id.wikipedia.org/wiki/Papuahttp://id.wikipedia.org/wiki/Papuahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Indonesia_%281966-1998%29#cite_note-0http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Konflik_Madura-Dayak&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Konflik_Ambon&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Konflik_Ambon&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia:_Era_Reformasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Papuahttp://id.wikipedia.org/wiki/Timor_Timurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sulawesihttp://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Madurahttp://id.wikipedia.org/wiki/Balihttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Transmigrasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Televisihttp://id.wikipedia.org/wiki/Radiohttp://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Mengutip_sumberhttp://id.wikipedia.org/wiki/Komunismehttp://id.wikipedia.org/wiki/Agama_Konghucuhttp://id.wikipedia.org/wiki/ABRIhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Harian_Indonesia&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Mandarinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Imlekhttp://id.wikipedia.org/wiki/Barongsaihttp://id.wikipedia.org/wiki/Pribumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Tionghoahttp://id.wikipedia.org/wiki/1980-anhttp://id.wikipedia.org/wiki/1970-anhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kelaparanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_alamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_alamhttp://id.wikipedia.org/wiki/TNIhttp://id.wikipedia.org/wiki/Golkarhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ali_Moertopohttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Seskoad&action=edit&redlink=1 -
7/21/2019 SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA Lataxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
5/44
Otonomi Daerah adalah wewenang untuk mengatur dan mengurus rumah tangga daerah, yang melekat
pada Negara kesatuan maupun pada Negara federasi. Di Negara kesatuan otonomi daerah lebih terbatas dari
pada di Negara yang berbentuk federasi. Kewenangan mengantar dan mengurus rumah tangga daerah di
Negara kesatuan meliputi segenap kewenangan pemerintahan kecuali beberapa urusan yang dipegang oleh
Pemerintah Pusat seperti
1. Hubungan luar negeri
2. Pengadilan
3. Moneter dan keuangan
4. Pertahanan dan keamanan
Tedi, ini 'kan pelajaran Kewarganegaraan. Masa' sih kamu enggak tahu?
Karena Indonesia menganut sistem Demokrasi, maka pembagian kekuasaan tetap dibagi 3, yaitu:
1. Legislatif; DPR / MPR
2. Yudikatif; Mahkamah Agung.
3. Eksekutif; Pemerintah, dalam hal ini Presiden beserta para menterinya.
REFORMASI MELAHIRKAN SISTEM
PEMBAGIAN KEKUASAAN
Reformasi yang telah bergulir sejak tahun 1998 memberikan dampak yang luas pada perubahan sistem
pemerintahan. Jika pada era Orde Baru kekuasaan sangat bersifat sentralistik, reformasi melahirkan sistem
pembagian kekuasaan yang mulai terdistribusi antara pemerintahan pusat dengan pemerintahan daerah. Hal ini
terwujud dalam Sistem Desentralisasi yang secara legal dilahirkan lewat Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian menyebabkan Perubahan Kedua UUD 1945 seperti tertuang pada Bab
VI Pemerintahan Daerah pasal 18, 18A, dan 18B. Perubahan aturan negara seperti di atas menempatkan daerah
menjadi aktor sentral dalam pengelolaan republic yaitu dalam prinsip otonomi dengan desentralisasinya.
Menurut Prof. Ginandjar Kartasasmita, Ketua DPD RI, Perubahan aturan main mengenai pemerintahan daerah
merupakan afirmasi-konstitusi, bahwa daerah menjadi pengambil kebijakan sentral dalam mengatur dan menguruspemerintahannya sendiri menurut asas otonomi dan tugas pembantuan (medebewind) serta diarahkan untuk
mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran
serta masyarakat serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan,
keadilan, keistimewaan, dan kekhususan suatu daerah dalam sistem NKRI.
Saat ini pelaksanaan otonomi daerah telah melahirkan perubahan yang cukup signifikan, terutama berhubungan
antarpelaku pembangunan, pengambilan keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
pembangunan. Namun dalam prakteknya otonomi daerah masih menghadapi kendala yang harus segera dicarikan
jalan keluarnya atau penanganannya secara sungguh-sungguh. Salah satu kendala yang dipaparkan oleh Ginandjar
Kartasasmita adalah kurangnya kreativitas dan partisipasi masyarakat secara lebih kritis dan rasional. Di tengah era
globalisasi yang serba cepat, masyarakat diharapkan memiliki daya tahan dan daya adaptasi yang tinggi agar mampu
menjalani kehidupan masa depan dengan sukses.
-
7/21/2019 SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA Lataxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
6/44
Untuk mencapai tujuan pembangunan masyarakat agar lebih berdaya, berpartisipasi aktif, serta penuh dengan
kreativitas, pemerintah melontarkan komitmen yang berlevel internasional. Komitmen ini telah ditandatangani
dalam KTT Millenium PBB pada tahun 2002 bersama 189 negara lainnya. Komitmen semua negara di dunia
untuk memberantas kemiskinan ditegaskan dan dikokohkan kembali dalam Deklarasi
Johannesburg mengenai Pembangunan Berkelanjutan yang disepakati oleh para kepala
negara atau kepala pemerintahan dari 165 negara yang hadir pada KTT PembangunanBerkelanjutan di Johannesburg, Afrika Selatan, September 2002. Hasil deklarasi tersebut
kemudian dituangkan dalam dokumen Rencana Pelaksanaan KTT Pembangunan
Berkelanjutan, yang juga telah ditanda-tangani oleh pemerintah Indonesia untuk menjadi
acuan dalam melaksanakan pembangunan di Indonesia dengan target memberantas
kemiskinan pada tahun 2015.
Dalam deklarasinya negara peserta menerapkan Tujuan Pembangunan Milenium
atau Millennium Development Goals (MDGs). Dalam MDGs tersebut, terdapat 8 (delapan)
tujuan (goal) yang hendak dicapai sampai tahun 2015 oleh negara-negara di dunia termasuk
Indonesia, dengan tujuan pertama adalah mengatasi dan/atau memberantas kemiskinandan kelaparan (United Nations, 2000).
Dengan demikian, pemerintah Indonesia telah membuat komitmen nasional untuk
memberantas kemiskinan dalam rangka pelaksanaan pembangunan berkelanjutan
(sustainable development). Dimana pemerintah dan semua perangkatnya dalam semua
level, baik pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota bersama-sama dengan berbagai
unsur masyarakat memikul tanggungjawab utama untuk mewujudkan pembangunan
berkelanjutan dan sekaligus memberantas kemiskinan yang terjadi di Indonesia paling
lambat tahun 2015.
Kendati Indonesia ikut serta dalam kesepakatan global melaksanakan MDGs untukmengurangi kemiskinan dan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang
dicanangkan PBB sejak 2000, namun dalam Human Development Report 2007 yang
dikeluarkan oleh UNDP, menunjukkan bahwa kualitas manusia Indonesia makin memburuk
dalam 10 tahun terakhir. Dalam laporan tersebut, HDI atau IPM Indonesia yang diukur dari
pendapatan riil per kapita, tingkat harapan hidup, tingkat melek huruf dan kualitas
pendidikan dasarnya, ternyata peringkat Indonesia masih berada di bawah negara-negara
Asia Tenggara lainnya. Peringkat Indonesia dari tahun ketahun selalu menurun dari 110
menjadi peringkat 112 dari 175 negara yang dinilai UNDP (2003), walaupun pada tahun
2006 terdapat peningkatan ranking ke 110 (UNDP, 2007).
Sebagaimana kita alami, era ini merupakan kehidupan yang bercirikan perubahan yang cepat, kompleks, penuh
resiko, dan penuh dengan kejutan. Dengan demikian individu, kelompok atau komunitas harus melakukan berbagai
upaya untuk ikut berubah, menyesuaikan diri, atau mengambil kendali perubahan. Di sisi lain interdependensi
antara komunitas, terkecil sekalipun, dan dunia sebagai totalitas, membuat semakin sulit bagi seorang individu
untuk menghadapi perubahan sendirian. Apalagi melihat kenyataan, kenaikan harga BBM misalnya, yang merupakan
perubahan disektor ekonomi dan energi akan mempengaruhi sector kehidupan yang lain.
Sejak tahun 1960, lahir sebuah konsep pemberdayaan komunitas yang disebut Community
Development (selanjutnya disebut CD). CD adalah sebuah proses pembangunan jejaring interaksi dalam rangka
meningkatkan kapasitas dari sebuah komunitas, mendukung pembangunan berkelanjutan, dan pengembangan
kualitas hidup masyarakat (United States Departement of Agriculture, 2005). CD tidak bertujuan untuk mencari dan
menetapkan solusi, struktur penyelesaian masalahatau menghadirkan pelayanan bagi masyarakat. CD adalah
-
7/21/2019 SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA Lataxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
7/44
bekerja bersama masyarakat sehingga mereka dapat mendefinisikan dan menangani masalah, serta terbuka untuk
menyatakan kepentingan-kepentingannya sendiri dalam proses pengambilan keputusan (StandingConference for
Community Development, 2001).
Pengembangan otonomi daerah yang diarahkan pada partisipasi aktif dari masyarakat sangat sesuai dengan konsep
yang ditawarkan oleh CD. Kesesuaian antara kebijakan pemerintah dengan konsep pemberdayaan masyarakat
seperti CD ini membutuhkan pendekatan yang tepat dalam mengimplementasikannya.
Pendekatan dalam pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari sudut pandang Deficit based dan Strength Based.
PendekatanDeficit-basedterpusat pada berbagai macam permasalahan yang ada serta cara-cara penyelesaiannya.
Keberhasilannya tergantung pada adanya identifikasi dan diagnosis yang jelas terhadap masalah, penyelesaian cara
pemecahan yang tepat, serta penerapan cara pemecahan tersebut. Dalam pelaksanaannya, pendekatan ini bisa
menghasilkan sesuatu yang baik, tetapi tidak tertutup kemungkinan terjadinya situasi saling menyalahkan atas
masalah yang terjadi.
Di sisi lain, pendekatan Strengh Based (Berbasis kekuatan) dengan sebuah produk metodeAppreciative
Inquiryterpusat pada potensi-potensi atau kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh individu atau organisasi
untuk menjadikan hidup lebih baik.
. Definisi Partai Politik
Partai politik yaitu organisasi politik yang menjalani ideologi tertentu atau dibentuk dengan tujuan
khusus. Definisi lainnya adalah kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai
orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama.
Sedangkan definisi partai politik menurut ilmuwan politik yaitu:
Friedrich: partai politik sebagai kelompok manusia yang terorganisasikan secara stabil dengan tujuan
untuk merebut dan mempertahankan kekuasaan dalam pemerintahan bagi pemimpin partainya, dan
berdasarkan kekuasaan tersebut akan memberikan kegunaan materil dan idil kepada para anggotanya.
Soltau: partai politik sebagai kelompok warga negara yang sedikit banyak terorganisasikan, yang
bertindak sebagai suatu kesatuan politik dan dengan memanfaatkan kekuasaannya untuk memilih,
bertujuan untuk menguasai pemerintahan dan menjalankan kebijakan umum yang mereka buat.
Tujuan dari pembentukan partai polik ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebutkedudukan politik (biasanya) dengan cara konstitusionil untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan
mereka
2. Fungsi Partai Politik
Partai politik menjalankan fungsi sebagai alat mengkomunikasikan pandangan dan prinsip-prinsip
partai, program kerja partai, gagasan partai dan sebagainya. Agar anggota partai dapat mengetahui
prinsip partai, program kerja partai atau pun gagasan partainya untuk menciptakan ikatan moral
pada partainya, komunikasi politik seperti ini menggunakan media partai itu sendiri atau media
massa yang mendukungnya.
Partai sebagai sarana komunikasi politik. Partai menyalurkan aneka ragam pendapat dan
aspirasi masyarakat. Partai melakukan penggabungan kepentingan masyarakat (interest
-
7/21/2019 SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA Lataxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
8/44
aggregation) dan merumuskan kepentingan tersebut dalam bentuk yang teratur (interest
articulation). Rumusan ini dibuat sebagai koreksi terhadap kebijakan penguasa atau usulan
kebijakan yang disampaikan kepada penguasa untuk dijadikan kebijakan umum yang
diterapkan pada masyarakat.
Partai sebagai sarana sosialisasi politik. Partai memberikan sikap, pandangan, pendapat, danorientasi terhadap fenomena (kejadian, peristiwa dan kebijakan) politik yang terjadi di tengah
masyarakat. Sosialisi politik mencakup juga proses menyampaikan norma-norma dan nilai-nilai
dari satu generasi ke generasi berikutnya. Bahkan, partai politik berusaha menciptakan image
(citra) bahwa ia memperjuangkan kepentingan umum.
Partai politik sebagai sarana rekrutmen politik. Partai politik berfungsi mencari dan mengajakorang untuk turut aktif dalam kegiatan politik sebagai anggota partai.
Partai politik sebagai sarana pengatur konflik. Di tengah masyarakat terjadi berbagai perbedaanpendapat, partai politik berupaya untuk mengatasinya. Namun, semestinya hal ini dilakukan
bukan untuk kepentingan pribadi atau partai itu sendiri melainkan untuk kepentingan umum.
3. Tujuan Pembentukan Partai Politik
Tujuan dari pembentukan partai politik menurut Undang-undang no.2 tahun 2008 tentang partaipolitik, yaitu
mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam pembukaan
undang-undang dasar negara republik Indonesia tahun 1945
menjaga dan memelihara keutuhan negara kesatuan republik Indonesia
mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan pancasila dengan menjunjung tinggikedaulatan rakyat dalam negara kesatuan republik Indonesia
mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
meningkatkan partisipasi politik anggota dan masyarakat dalam rangka penyelenggaraankegiatan politik dan pemerintahan
memperjuangkan cita-cita partai politik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, danbernegara
membangun etika dan budaya politik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, danbernegara
Selain itu ada juga tujuan partai politik menurut basis sosial dibagi menjadi empat tipe yaitu :
Partai politik berdasarkan lapisan masyarakat yaitu bawah, menengah dan lapisan atas.
Partai politik berdasarkan kepentingan tertentu yaitu petani, buruh dan pengusaha.
Partai politik yang didasarkan pemeluk agama tertentu.
Partai politik yang didasarkan pada kelompok budaya tertentu.
4. Sejarah Terbentuknya Partai Politik
di Dunia
Partai politik pertama-tama lahir di negara-negara Eropa Barat bersamaan dengan gagasan bahwa
rakyat merupakan fakta yang menentukan dalam proses politik. Dalam hal ini partai politik berperan
sebagai penghubung antara rakyat di satu pihak dan pemerintah di lain pihak. Maka dalam
perkembangannya kemudian partai politik dianggap sebagai menifestasi dari suatu sistem politik
yang demokratis, yang mewakili aspirasi rakyat.
-
7/21/2019 SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA Lataxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
9/44
Pada permulaannya peranan partai politik di negara-negara Barat bersifat elitis dan aristokratis,
dalam arti terutama mempertahankan kepentingan golongan bangsawan terhadap tuntutan raja,
namun dalam perkembangannya kemudian peranan tersebut meluas dan berkembang ke segenap
lapisan masyarakat. Hal ini antara lain disebabkan oleh perlunya dukungan yang menyebar dan
merata dari semua golongan masyarakat. Dengan demikian terjadi pergeseran dari peranan yang
bersifat elitis ke peranan yang meluas dan populis.
Perkembangan selanjutnya adalah dari Barat, partai politik mempengaruhi dan berkembang di
negara-negara baru, yaitu di Asia dan Afrika. Partai politik di negara-negara jajahan sering berperan
sebagai pemersatu aspirasi rakyat dan penggerak ke arah persatuan nasional yang bertujuan
mencapai kemerdekaan. Hal ini terjadi di Indonesia (waktu itu masih Hindia Belanda) serta India.
Dan dalam perkembanganya akhir-akhir ini partai politik umumnya diterima sebagai suatu lembaga
penting terutama di negara-negara yang berdasarkan demokrasi konstitusional, yaitu sebagai
kelengkapan sistem demokrasi suatu negara.
Di Indonesia
Perkembangan partai politik di Indonesia dapat digolongkan dalam beberapa periode
perkembangan, dengan setiap kurun waktu mempunyai ciri dan tujuan masing-masing, yaitu : Masa
penjajahan Belanda, Masa pedudukan Jepang dan masa merdeka.
Masa penjajahan Belanda.
Masa ini disebut sebagai periode pertama lahirnya partai politik di Indoneisa (waktu itu Hindia
Belanda). Lahirnya partai menandai adanya kesadaran nasional. Pada masa itu semua organisasi
baik yang bertujuan sosial seperti Budi Utomo dan Muhammadiyah, ataupun yang berazaskan politik
agama dan sekuler seperti Serikat Islam, PNI dan Partai Katolik, ikut memainkan peranan dalam
pergerakan nasional untuk Indonesia merdeka.
Kehadiran partai politik pada masa permulaan merupakan menifestasi kesadaran nasional untuk
mencapai kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Setelah didirikan Dewan Rakyat , gerakan ini oleh
beberapa partai diteruskan di dalam badan ini. Pada tahun 1939 terdapat beberapa fraksi di dalam
Dewan Rakat, yaitu Fraksi Nasional di bawah pimpinan M. Husni Thamin, PPBB (Perhimpunan
Pegawai Bestuur Bumi Putera) di bawah pimpinan Prawoto dan Indonesische Nationale Groep di
bawah pimpinan Muhammad Yamin.
Di luar dewan rakyat ada usaha untuk mengadakan gabungan partai politik dan menjadikannya
semacam dewan perwakilan rakyat. Pada tahun 1939 dibentuk KRI (Komite Rakyat Indoneisa) yang
terdiri dari GAPI (Gabungan Politik Indonesia) yang merupakan gabungan dari partai-partai yang
beraliran nasional, MIAI (Majelis Islami) yang merupakan gabungan partai-partai yang beraliran
Islam yang terbentuk tahun 1937, dan MRI (Majelis Rakyat Indonesia) yang merupakan gabunganorganisasi buruh.
Masa pendudukan Jepang
Pada masa ini, semua kegiatan partai politik dilarang, hanya golongan Islam diberi kebebasan untuk
membentuk partai Masyumi, yang lebih banyak bergerak di bidang sosial.
Masa Merdeka (mulai 1945).
Beberapa bulan setelah proklamsi kemerdekaan, terbuka kesempatan yang besar untuk mendirikan
partai politik, sehingga bermunculanlah parti-partai politik Indonesia. Dengan demikian kita kembali
kepada pola sistem banyak partai.
-
7/21/2019 SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA Lataxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
10/44
Pemilu 1955 memunculkan 4 partai politik besar, yaitu : Masyumi, PNI, NU dan PKI. Masa tahun
1950 sampai 1959 ini sering disebut sebagai masa kejayaan partai politik, karena partai politik
memainkan peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara melalui sistem parlementer.
Sistem banyak partai ternyata tidak dapat berjalan baik. Partai politik tidak dapat melaksanakan
fungsinya dengan baik, sehingga kabinet jatuh bangun dan tidak dapat melaksanakan program
kerjanya. Sebagai akibatnya pembangunan tidak dapat berjaan dengan baik pula. Masa demokrasi
parlementer diakhiri dengan Dekrit 5 Juli 1959, yang mewakili masa masa demokrasi terpimpin.
Pada masa demokrasi terpimpin ini peranan partai politik mulai dikurangi, sedangkan di pihak lain,
peranan presiden sangat kuat. Partai politik pada saat ini dikenal dengan NASAKOM (Nasional,
Agama dan Komunis) yang diwakili oleh NU, PNI dan PKI. Pada masa Demokrasi Terpimpin ini
nampak sekali bahwa PKI memainkan peranan bertambah kuat, terutama memalui G 30 S/PKI akhir
September 1965).
Setelah itu Indonesia memasuki masa Orde Baru dan partai-partai dapat bergerak lebih leluasa
dibanding dengan msa Demokrasi terpimpin. Suatu catatan pada masa ini adalah munculnya
organisasi kekuatan politik bar yaitu Golongan Karya (Golkar). Pada pemilihan umum thun 1971,
Golkar munculsebagai pemenang partai diikuti oleh 3 partai politik besar yaitu NU, Parmusi(Persatuan Muslim Indonesia) serta PNI.
Pada tahun 1973 terjadi penyederhanaan partai melalui fusi partai politik. Empat partai politik
Islam, yaitu : NU, Parmusi, Partai Sarikat Islam dan Perti bergabung menjadi Partai Persatu
Pembangunan (PPP). Lima partai lain yaitu PNI, Partai Kristen Indonesia, Parati Katolik, Partai Murba
dan Partai IPKI (ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia) bergabung menjadi Partai Demokrasi
Indonesia. Maka pada tahun 1977 hanya terdapat 3 organisasi keuatan politik Indonesia dan terus
berlangsung hinga pada pemilu 1997. Setelah gelombang reformasi terjadi di Indonesia yang
ditandai dengan tumbangnya rezim Suharto, maka pemilu dengan sistem multi partai terus
berlanjut hingga pemilu 2004 nanti.
Berikut ini adalah nama-nama partai politik yang mengikuti pemilu
Pemilu 1955
Pemilu 1955 diikuti oleh 172 kontestan partai politik. Empat partai terbesar diantaranya adalah: PNI
(22,3 %), Masyumi (20,9%), Nahdlatul Ulama (18,4%), dan PKI (15,4%).
Pemilu 1971
Pemilu 1971 diikuti oleh 10 kontestan, yaitu:
Partai Katolik
Partai Syarikat Islam Indonesia
Partai Nahdlatul Ulama
Partai Muslimin Indonesa
Golongan Karya
Partai Kristen Indonesia
Partai Musyawarah Rakyat Banyak
-
7/21/2019 SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA Lataxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
11/44
Partai Nasional Indonesia
Partai Islam PERTI
Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia
Pemilu 1977-1997
Pemilu 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997 diikuti oleh 3 kontestan yang sama, yaitu:
Partai Persatuan Pembangunan, Golongan Karya, dan Partai Demokrasi Indonesia
Pemilu 1999
Pemilu 1999 diikuti oleh 48 partai politik, yaitu:
1. Partai Indonesia Baru
2. Partai Kristen Nasional Indonesia
3. Partai Nasional Indonesia Supeni
4. Partai Aliansi Demokrat Indonesia
5. Partai Kebangkitan Muslim Indonesia
6. Partai Ummat Islam
7. Partai Kebangkitan Ummat
8. Partai Masyumi Baru
9. Partai Persatuan Pembangunan
10. Partai Syarikat Islam Indonesia
11. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
12. Partai Abul Yatama
13. Partai Kebangsaan Merdeka
14. Partai Demokrasi Kasih Bangsa
15. Partai Amanat Nasional
16. Partai Rakyat Demokratik
17. Partai Syarikat Islam Indonesia 1905
18. Partai Katolik Demokrat
-
7/21/2019 SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA Lataxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
12/44
19. Partai Pilihan Rakyat
20. Partai Rakyat Indonesia
21. Partai Politik Islam Indonesia Masyumi
22. Partai Bulan Bintang
23. Partai Solidaritas Pekerja
24. Partai Keadilan
25. Partai Nahdlatul Ummat
26. Partai Nasional Indonesia Front Marhaenis
27. Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia
28. Partai Republik
29. Partai Islam Demokrat
30. Partai Nasional Indonesia Massa Marhaen
31. Partai Musyawarah Rakyat Banyak
32. Partai Demokrasi Indonesia
33. Partai Golongan Karya
34. Partai Persatuan
35. Partai Kebangkitan Bangsa
36. Partai Uni Demokrasi Indonesia
37. Partai Buruh Nasional
38. Partai Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong
39. Partai Daulat Rakyat
40. Partai Cinta Damai
41. Partai Keadilan dan Persatuan
42. Partai Solidaritas Pekerja Seluruh Indonesia
43. Partai Nasional Bangsa Indonesia
44. Partai Bhinneka Tunggal Ika Indonesia
-
7/21/2019 SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA Lataxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
13/44
45. Partai Solidaritas Uni Nasional Indonesia
46. Partai Nasional Demokrat
47. Partai Ummat Muslimin Indonesia
48. Partai Pekerja Indonesia
Pemilu 2004
1. Partai Nasional Indonesia Marhaenisme
Didirikan: Jakarta, 20 Mei 2002
Asas: Marhaenisme Ajaran Bung Karno
Ketua Umum: DM Sukmawati Soekarnoputri
Keterangan: Lolos verifikasi faktual di 24 provinsi
2. Partai Buruh Sosial Demokrat Indonesia
Didirikan: Jakarta, 1 Mei 2001
Asas: Pancasila dan UUD 1945
Ketua Umum: Muchtar Pakpahan
Keterangan: Lolos verifikasi faktual di 22 provinsi
3. Partai Bulan Bintang
Didirikan: Jakarta, 17 Juli 1998
Asas: Islam
Ketua Umum: Hamdan Zoelvan
Keterangan: Electoral Threshold
4. Partai Merdeka
Didirikan: Jakarta, 10 Oktober 2002
Asas: Pancasila
Ketua Umum: Adi Sasono
Keterangan: Lolos verifikasi faktual di 22 provinsi
5. Partai Persatuan Pembangunan
-
7/21/2019 SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA Lataxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
14/44
Didirikan: Jakarta, 5 Januari 1973
Asas: Islam
Ketua Umum: Hamzah Haz
Keterangan: Electoral Threshold
6. Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan
Didirikan: Jakarta, 23 Juli 2002
Asas: Pancasila
Ketua Umum: M Ryaas Rasyid
Keterangan: Lolos verifikasi faktual di 23 provinsi
7. Partai Perhimpunan Indonesia Baru
Didirikan: Jakarta, 23 September 2002
Asas: Keadilan, Demokrasi, dan Kemakmuran
Ketua Umum: Sjahrir
Keterangan: Lolos verifikasi faktual di 22 provinsi
8. Partai Nasional Banteng Kemerdekaan
Didirikan: Jakarta, 27 Juli 2002
Asas: Marhaenisme Ajaran Bung Karno
Ketua Umum: Eros Djarot
Keterangan: Lolos verifikasi faktual di 21 provinsi
9. Partai Demokrat
Didirikan: Jakarta, 9 September 2001
Asas: Pancasila
Ketua Umum: S Budhisantoso
Keterangan: Lolos verifikasi faktual di 25 provinsi
10. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia
Didirikan: Jakarta, 9 September 2002
-
7/21/2019 SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA Lataxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
15/44
Asas: Pancasila
Ketua Umum: Jend TNI (Purn) Edi Sudrajat
Keterangan: Lolos verifikasi faktual di 23 provinsi
11. Partai Penegak Demokrasi Indonesia
Didirikan: Jakarta, 10 Januari 2003
Asas: Pancasila
Ketua Umum: H Dimmy Haryanto
Keterangan: Lolos verifikasi faktual di 21 provinsi
12. Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia
Didirikan: Jakarta, 5 Maret 2003
Asas: Islam
Ketua Umum: KH Syukron Mamun
Keterangan: Lolos verifikasi faktual di 22 provinsi
13. Partai Amanat Nasional
Didirikan: Jakarta, 23 Agustus 1998
Asas: Pancasila
Ketua Umum: Soetrisno Bachir
Keterangan: Electoral Threshold
14. Partai Karya Peduli Bangsa
Didirikan: Jakarta, 9 September 2002
Asas: Pancasila
Ketua Umum: Jend TNI (Purn) HR Hartono
Keterangan: Lolos verifikasi faktual di 23 provinsi
15. Partai Kebangkitan Bangsa
Didirikan: Jakarta, 23 Juli 1998
Asas: Pancasila
-
7/21/2019 SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA Lataxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
16/44
Ketua Umum: Alwi Abdurrahman Shihab
Keterangan: Electoral Threshold
16. Partai Keadilan Sejahtera
Didirikan: Jakarta, 20 April 2002
Asas: Islam
Ketua Umum: Tifatul Sembiring
Keterangan: Lolos verifikasi faktual di 23 provinsi
17. Partai Bintang Reformasi
Didirikan: Jakarta, 20 Januari 2002
Asas: Islam
Ketua Umum: KH Zainuddin MZ
Keterangan: Lolos verifikasi faktual di 23 provinsi
18. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
Didirikan: Jakarta, 10 Januari 1973
Asas: Pancasila
Ketua Umum: Megawati Soekarnoputri
Keterangan: Electoral Threshold
19. Partai Damai Sejahtera
Didirikan: Jakarta, 1 Oktober 2001
Asas: Pancasila
Ketua Umum: Ruyandi Hutasoit
Keterangan: Lolos verifikasi faktual di 21 provinsi
20. Partai Golongan Karya
Didirikan: Jakarta, 20 Oktober 1964
Asas: Pancasila
Ketua Umum: Jusuf Kalla
-
7/21/2019 SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA Lataxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
17/44
Keterangan: Electoral Threshold
21. Partai Patriot Pancasila
Didirikan: Jakarta, 1 Juni 2001
Asas: Pancasila
Ketua Umum: KRMH Japto S Soerjosoemarno
Keterangan: Lolos verifikasi faktual di 21 provinsi
22. Partai Sarikat Indonesia
Didirikan: Surabaya, 17 Desember 2002
Asas: Pancasila
Ketua Umum: H Rahardjo Tjakraningrat
Keterangan: Lolos verifikasi faktual di 22 provinsi
23. Partai Persatuan Daerah
Didirikan: Jakarta, 18 November 2002
Asas: Pancasila
Ketua Umum: Oesman Sapta
Keterangan: Lolos verifikasi faktual di 21 provinsi
24. Partai Pelopor
Didirikan: Jakarta, 29 November 2002
Asas: Pancasila
Ketua Umum: Rachmawati Soekarnoputri
Keterangan: Lolos verifikasi faktual di 21 provinsi
Pemilu 2009
Pemilu 2009 diikuti oleh 38 partai politik nasional dan 6 partai politik lokal Aceh, yaitu:
Partai politik nasional:
1. Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura)
2. Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB)*
-
7/21/2019 SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA Lataxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
18/44
3. Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia (PPPI)
4. Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN)
5. Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra)
6. Partai Barisan Nasional (Barnas)
7. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI)*
8. Partai Keadilan Sejahtera (PKS)*
9. Partai Amanat Nasional (PAN)*
10. Partai Perjuangan Indonesia Baru (PIB)
11. Partai Kedaulatan
12. Partai Persatuan Daerah (PPD)
13. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)*
14. Partai Pemuda Indonesia (PPI)
15. Partai Nasional Indonesia Marhaenisme (PNI Marhaenisme)*
16. Partai Demokrasi Pembaruan (PDP)
17. Partai Karya Perjuangan (PKP)
18. Partai Matahari Bangsa (PMB)
19. Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI)*
20. Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK)*
21. Partai Republika Nusantara (RepublikaN)
22. Partai Pelopor*
23. Partai Golongan Karya (Golkar)*
24. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)*
25. Partai Damai Sejahtera (PDS)*
26. Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia (PNBK Indonesia)
27. Partai Bulan Bintang (PBB)*
28. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)*
-
7/21/2019 SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA Lataxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
19/44
29. Partai Bintang Reformasi (PBR)*
30. Partai Patriot
31. Partai Demokrat*
32. Partai Kasih Demokrasi Indonesia (PKDI)
33. Partai Indonesia Sejahtera (PIS)
34. Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU)
41. Partai Merdeka
42. Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia (PPNUI)
43. Partai Sarikat Indonesia (PSI)
44. Partai Buruh
Partai Aceh:
35. Partai Aceh Aman Seujahtra (PAAS)[2]
36. Partai Daulat Aceh (PDA)
37. Partai Suara Independen Rakyat Aceh (SIRA)
38. Partai Rakyat Aceh (PRA)[3]
39. Partai Aceh (PA)
40. Partai Bersatu Aceh (PBA)
Catatan : Tanda * menandakan partai yang mendapat kursi di DPR pada Pemilu 2004
Potret Partai Politik Masa Kini
Ideologi bagi partai adalah suatu idealisme yang menjadi garis besar bagi kegiatan dan organisasi
partai. Bisa jadi karena identitas yang kurang kuat inilah, partai Indonesia secara umum masih
mencari jati dirinya. Sangat sulit membedakan partai-partai Indonesiaselain dengan
mengelompokkan mereka dalam kelompok partai agamis dan sekuler. Dari segi ini pun terkadang
ada partai yang terlihat berusaha menggabungkan kedua unsur ini. Partai Amanat Nasional,
misalnya, berusaha menggabungkan citra nasionalisnya dengan kedekatannya terhadap
Muhammadiyah. Lemahnya ideologi bahkan bisa dilihat dalam partai-partai utama. Partai besar,
seperti Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), pun masih amat bergantung pada karisma
Mbak Mega (Megawati Soekarnoputri) untuk menarik pendukung. Padahal, demi kelangsungan
organisasinya, partai ini seharusnya sudah bisa mengalihkan dukungan terhadap pemimpin
menjadi dukungan terhadap identitas dan organisasi partai.
Dilihat dari kacamata organisasi fisik, partai-partai kita juga masih sangat lemah. Di tingkatmasyarakat, hanya partai-partai besar yang mampu terus eksis di luar masa kampanye dan pemilu.
Kebanyakan partai masih tidur kalau tidak ada pemilu, dan cabang-cabang mereka juga tutup.
-
7/21/2019 SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA Lataxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
20/44
Kemampuan untuk tetap aktif sangat bergantung pada kapasitas cabang partai dan komitmen
pemimpin di tingkat lokal. Lagi pula, cabang lokal juga sangat bergantung pada ketersediaan dana
untuk tetap mengadakan aktivitas. Sebagian besar partai juga masih mengontrak kantor
cabangnya, dan hanya partai Orde Baru yang punya kantor tetap. Walhasil, kalau mereka sulit
mendapat kontrakan, aktivitas juga terhenti dan partai menjadi vakum.
Dengan kapasitas organisasi yang seperti ini, sangat sulit bagi partai politik Indonesia membangun
hubungan yang stabil dengan para pendukung dan anggotanya. Dari segi rekrutmen, partai-partai
besar biasanya hanya mengandalkan pada suara yang didapat pada pemungutan suara sebelumnya.
Partai-partai seperti PDIP dan Golkar kurang mementingkan rekrutmen dan lebih menggantungkan
diri pada popularitas partainya saat pemilu. Adapun partai-partai muda, seperti PKS dan PAN,
memang memprioritaskan rekrutmen anggota baru, tetapi kemampuan mereka untuk merekrut
sangatlah berbeda. PKS terlihat lebih mampu untuk konsisten menjalankan program rekrutmen,
sedangkan PAN tertatih-tatih untuk mempertahankan eksistensinya di tingkat lokal. Hanya dengan
komitmen para kadernya, cabang PAN dapat tetap bertahan tetapi aktivitasnya sangat terbatas.
Dengan manajemen anggota yang semacam ini, tidaklah mengherankan bahwa partai biasanya
mengejar produk jadi dari selebritas sebagai calon anggota legislatif mereka. Memang tren ini
menandakan ketidakmampuan dan kemalasan partai untuk mendidik dan memupuk kadernya
sendiri. Tapi bisa juga ini karena kegagalan partai untuk berkembang pada masa lalu, dan pada
masa reformasi ini pun mereka juga masih dalam tahap awal perkembangannya. Terutama bagi
partai muda, belum ada kader yang siap maju
Jadi, yang diperlukan oleh partai politik bukan hanya dukungan, tapi juga kesabaran pemilih untuk
memberikan kesempatan kepada partai politik pilihan mereka. Perjalanan partai politik Indonesia ke
arah kemajuan masihlah panjang. Selagi kita belajar tentang demokrasi selama kurang-lebih
sepuluh tahun terakhir, partai politik kita juga sedang belajar tentang organisasi dan manajemen.
Godaan dan tantangan tentu saja banyak dan sangat mudah bagi partai politik untuk menjadi non-
aktif dan kembali ke praktek politik uang. Karena itulah partisipasi pemilih sangatlah penting untuk
menyeleksi partai politik yang kurang efisien. Pemilihan Umum 2009 nanti adalah ujian penting bagi
kematangan, bukan hanya bagi partai politik, tapi juga bagi pemilih dalam menentukan pilihannya.
Sejarah Partai Politik di IndonesiaBAB I
PENDAHULUAN
Partai politik lahir di negara-negara Eropa Barat bersamaan dengan gagasan bahwa
rakyat merupakan fakta yang menentukan dalam proses politik. Dalam hal ini partai politik
berperan sebagai penghubung antara rakyat di satu pihak dan pemerintah di lain pihak. Maka
dalam perkembangannya kemudian partai politik dianggap sebagai menifestasi dari suatusistem politik yang demokratis, yang mewakili aspirasi rakyat.
Pada permulaannya peranan partai politik di negara-negara Barat bersifat elitis dan
aristokratis, dalam arti terutama mempertahankan kepentingan golongan bangsawan terhadap
tuntutan raja, namun dalam perkembangannya kemudian peranan tersebut meluas dan
berkembang ke segenap lapisan masyarakat. Pada perkembangan selanjutnya, partai politik
mempengaruhi dan berkembang di negara-negara baru, yaitu di Asia dan Afrika. Partai
politik di negara-negara jajahan sering berperan sebagai pemersatu aspirasi rakyat dan
penggerak ke arah persatuan nasional yang bertujuan mencapai kemerdekaan. Hal ini terjadi
di Indonesia serta India.
-
7/21/2019 SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA Lataxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
21/44
Di sini penulis di percayakan dari dosen pengampu untuk membahas sekelumit
pembahasan yang berjudul Sejarah Partai Politik di Indonesia. Menyajikannya dalam
bentuk makalah yang insya Allah akan menjadi materi diskusi di kelas nantinya.
BAB IIPEMBAHASAN
Pentingnya sejarah partai politik penulis uraikan pada tulisan ini, sebagai
pertimbangan bahwa sejarah pada hakekatnya mengungkap berbagai peristiwa besar pada
masa lalu, agar dapat di jadikan bahan penunjang dan pembanding kenyataan di era saat ini
dalam proses ke era yang akan datang. Orang pandai sering berkata bahwa hari ini adalah
produk hari kemarin dan yang akan mempengaruhi hari esok. Demikian juga halnya dengan
sejarah Partai politik di Indonesia merupakan produk masa lalu yang perlu di ungkap dan di
kaji kembali agar dapat di manfaatkan dalam menyikapi perkembangan partai politik di
Indonesia, baik pada era saat ini dan terlebih lagi di era yang akan datang.
Me-review tentang sejarah parpol di Indonesia dari sejak dulu kala hingga saat
sekarang memang penuh liku-liku dan menarik. Tapi yang jelas, sejarah parpol di Indonesia
sangat panjang dan menarik untuk kita telusuri. Sejarah kemunculan partai politik di
Indonesia dapat digolongkan dalam beberapa periode perkembangan, dengan setiap masa
waktu mempunyai ciri dan tujuan masing-masing, yaitu: Masa penjajahan Belanda, Masa
pedudukan Jepang dan masa merdeka.
A. Masa penjajahan Belanda
Berbicara sejarah partai politik di Indonesia, pada dasarnya harus di mulai dengan
adanya organisasi kemasyarakatan yang memposisikan diri dalam perjuangan di bidang
pendidikan dan pengajaran. Organisasi kemasyarakatan yang di maksud adalah Budi Utomo,
yang di dirikan pada tanggal 20 Mei 1908 oleh Dokter Wahidin Soedirohoesodo. Walaupun
Budi Utomo di bentuk hanya sebagai organisasi sosial, namun jati dirinya melekat rasa
perjuangan melawan kolonial Belanda. Oleh sebab itu, Budi Utomo Merupakan cikal bakal
berdirinya partai politik di era pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Pada zaman penjajahan Belanda, partai partai politik tidak dapat hidup tenteram.
Tiap partai yang bersuara menentang atau bergerak tegas, akan segera dilarang, pemimpinnya
ditangkap dan dipenjarakan atau diasingkan. Partai politik yang pertama lahir di Indonesia
adalah Indische Partij yang didirikan pada tanggal 25 Desember 1912 di Bandung dan
dipimpin oleh Tiga Serangkai, yaitu Dr. Setiabudi, Dr. Cipto Mangunkusumo, dan Ki Hadjar
Dewantara. Tujuan partai itu adalah Indonesia lepas dari Belanda. Partai itu hanya berusia 8
bulan karena ketiga pemimpin masing- masing dibuang ke Kupang, Banda, dan Bangka,
kemudian diasingkan ke Belanda.[1]
Masa ini disebut sebagai periode pertama lahirnya partai politik di Indoneisa.Lahirnya partai menandai adanya kesadaran nasional. Pada masa itu semua organisasi baik
http://d/dokumen%20abg/blog%20entry/tugas%20uwa.docx%23_ftn1http://d/dokumen%20abg/blog%20entry/tugas%20uwa.docx%23_ftn1http://d/dokumen%20abg/blog%20entry/tugas%20uwa.docx%23_ftn1http://d/dokumen%20abg/blog%20entry/tugas%20uwa.docx%23_ftn1 -
7/21/2019 SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA Lataxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
22/44
yang bertujuan sosial seperti Budi Utomo dan Muhammadiyah, ataupun yang berasaskan
politik agama dan sekuler seperti Serikat Islam, PNI dan Partai Katolik, ikut memainkan
peranan dalam pergerakan nasional untuk Indonesia merdeka.
Kehadiran partai politik pada masa permulaan merupakan menifestasi kesadaran
nasional untuk mencapai kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Setelah didirikan Dewan
Rakyat , gerakan ini oleh beberapa partai diteruskan di dalam badan ini. Perlu di jelaskan
bahwa partai politik pada zaman pra kemerdekaan pada umumnya bertujuan untuk
meperjuangkan tercapainya cita-cita Indonesia ke depan.
Setelah Indische Partij di bubarkan oleh pemerintah Kolonial Belanda, maka pada
tahun 1919 kembali di dirikannya National Indische Partij (NIP) yang kemudian di susul
lahirnya partai-partai politik baru, antara lain :
1). Indische Social Democratische Vereniging (ISDV),
2). Partai Nasional Indonesia,
3). Partai Indonesia,
4), Partai Indonesia Raya,
5), Serekat Islam,
6), Partai Katolik, dan lain-lain.[2]
Partai-partai politik ini di dirikan bertujuan untuk melakukan pergerakan kearah
kemerdekaan Indonesia. Mereka melihat kemerdekaan sebagai hak setiap orang dan
sekelompok orang yang terlingkup di dalam suatu bangsa, tanpa perlu menghubungkannya
dengan aliran yang hidup dalam masyarakat, maupun ajaran agama yang di anut.
Pada tahun 1939 terdapat beberapa fraksi di dalam Dewan Rakat, yaitu Fraksi
Nasional di bawah pimpinan M. Husni Thamin, PPBB (Perhimpunan Pegawai Bestuur Bumi
Putera) di bawah pimpinan Prawoto dan Indonesische Nationale Groep di bawah pimpinan
Muhammad Yamin.
Di luar dewan rakyat ada usaha untuk mengadakan gabungan partai politik dan
menjadikannya semacam dewan perwakilan rakyat. Pada tahun 1939 dibentuk KRI (Komite
Rakyat Indoneisa) yang terdiri dari GAPI (Gabungan Politik Indonesia) yang merupakan
gabungan dari partai-partai yang beraliran nasional, MIAI (Majelis Islami) yang merupakan
gabungan partai-partai yang beraliran Islam yang terbentuk tahun 1937, dan MRI (Majelis
Rakyat Indonesia) yang merupakan gabungan organisasi buruh.[3]
Pada tahun 1939 di Hindia Belanda telah terdapat beberapa fraksi dalam volksraad
yaitu Fraksi Nasional, Perhimpunan Pegawai Bestuur Bumi-Putera, dan Indonesische
Nationale Groep. Sedangkan di luar volksraad ada usaha untuk mengadakan gabungan dari
Partai-Partai Politik dan menjadikannya semacam dewan perwakilan nasional yang disebut
Komite Rakyat Indonesia (K.R.I). Di dalam K.R.I terdapat Gabungan Politik Indonesia
(GAPI), Majelisul Islami Alaa Indonesia (MIAI) dan Majelis Rakyat Indonesia (MRI).
Fraksi-fraksi tersebut di atas adalah merupakan partai politik partai politik yang pertama
kali terbentuk di Indonesia.
http://d/dokumen%20abg/blog%20entry/tugas%20uwa.docx%23_ftn2http://d/dokumen%20abg/blog%20entry/tugas%20uwa.docx%23_ftn2http://d/dokumen%20abg/blog%20entry/tugas%20uwa.docx%23_ftn2http://d/dokumen%20abg/blog%20entry/tugas%20uwa.docx%23_ftn3http://d/dokumen%20abg/blog%20entry/tugas%20uwa.docx%23_ftn3http://d/dokumen%20abg/blog%20entry/tugas%20uwa.docx%23_ftn3http://d/dokumen%20abg/blog%20entry/tugas%20uwa.docx%23_ftn3http://d/dokumen%20abg/blog%20entry/tugas%20uwa.docx%23_ftn2 -
7/21/2019 SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA Lataxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
23/44
B. Masa pendudukan Jepang
Pemerintahan militer Jepang mula- mula melarang dan membubarkan partai- partai
politik yang telah ada. Namun kemudian disetujui berdirinya partai politik yang bernama
Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA) di bawah pimpinan Empat Serangkai , yaitu Ir. Soekarno,
Drs. Moh. Hatta, Ki Hadjar Dewantara, K.H Mansyur. Atas perintah pemerintah Jepang
partai ini kemudian dibubarkan pada bulan Maret 1944.[4]
Pada masa ini, semua kegiatan partai politik dilarang, hanya golongan Islam diberi
kebebasan untuk membentuk partai Masyumi, yang lebih banyak bergerak di bidang sosial.
Selama Jepang berkuasa di Indonesia, kegiatan Partai Politik dilarang, kecuali untuk
golongan Islam yang membentuk Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia (MASYUMI).
C. Masa Merdeka (mulai 1945)
Setelah merdeka, Indonesia menganut sistem Multi Partai sehingga terbentuk banyak
sekali Partai Politik. Dan dipertimbangkan semula untuk memusatkan tenaga perjuangan
rakyat hanya dalam satu partai saja. Pertimbangan itu kemudian dilepaskan pada tanggal 3
November 1945. Pemerintah RI mengeluarkan suatu maklumat yang antara lain:
A. Pemerintah menyukai timbulnya partai-partai politik, karna dengan adanya partai-partai
itulah segala aliran paham yang ada dalam masyarakat dapat di pimpin kejalan yang teratur,
B. Pemerintah berharap supaya partai-partai itu telah tersusun sebelum di langsungkan
pemilihan anggota badan-badan perwakilan rakyat dalam bulan januari 1946.[5]
Adanya Maklumat pemerintah tersebut, ternyata mendapat respon positif dari
masyarakat dan elit politik pada saat itu, yang di tandai dengan berdirinya partai-partaipolitik, seperti :
1. Partai Sosialis,
2. Partai Buruh Indonesia,
3. Partai Nasional Indonesia (PNI),
4. Partai Komunis Indonesia (PKI),
5. Partai Rakyat Jelata atau Murba,
6. Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia).
Tentang Maklumat Pemerintah pada tanggal 3 Nopember Tahun 1945 tersebut, Arbi
Sanit berkomentar bahwa :"Setelah keluarnya Maklumat pada tanggal 3 Nopember tahun 1945, dari pada organisasi-
organisasi social dan partai politik yang sudah di bentuk, baik pada masa kekuasaan
pemerintah colonial Belanda, maupun pada masa kekuasaan Jepang. Demikian pula dengan
partai-partai politikyang baru sebagai respon atas keluarnya maklumat tersebut."
Menurut maklumat itu tugas partai partai terutama ialah untuk menyalurkan aliran
yang tumbuh dan hidup didalam masyarakat, sehingga dapat mempermudah pelaksanaan
pemilu. Bedasarkan maklumat pemerintah tanggal 3 November 1945 timbulah partai partai
politik di Indonesia laksana jamur di waktu hujan.
http://d/dokumen%20abg/blog%20entry/tugas%20uwa.docx%23_ftn4http://d/dokumen%20abg/blog%20entry/tugas%20uwa.docx%23_ftn4http://d/dokumen%20abg/blog%20entry/tugas%20uwa.docx%23_ftn4http://d/dokumen%20abg/blog%20entry/tugas%20uwa.docx%23_ftn5http://d/dokumen%20abg/blog%20entry/tugas%20uwa.docx%23_ftn5http://d/dokumen%20abg/blog%20entry/tugas%20uwa.docx%23_ftn5http://d/dokumen%20abg/blog%20entry/tugas%20uwa.docx%23_ftn5http://d/dokumen%20abg/blog%20entry/tugas%20uwa.docx%23_ftn4 -
7/21/2019 SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA Lataxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
24/44
Pemilihan umum yang diadakan tahun 1955 diikuti oleh 28 partai politik dan
organisasi politik. Masa ini disebut sebagai masa kejayaan partai politik. Tapi kemudian,
sistem banyak partai ternyata tidak dapat berjalan baik. Partai politik tidak dapat
melaksanakan fungsinya dengan baik. Banyaknya partai politik dalam sistem pemerintahan
parlementer telah mengakibatkan tidak stabilnya pemerintah, kabinet silih berganti dalam
waktu yang relatif singkat. Banyak di antara partai partai tersebut kemudian dilarang atau
ditolak pengakuannya oleh pemerintah.
Pemilu ini bertujuan untuk memilih anggota-anggota DPR dan Konstituante yang
akan membentuk UUD baru. Ada 260 kursi DPR dan 520 kursi ditambah 14 wakil golongan
minoritas untuk konstituante yang diperebutkan. Pemilu yang dipersiapkan di bawah
pemerintahan Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo dilangsungkan dalam dua tahap yaitu
tahap pertama pada 29 September 1955 yang diikuti 29 partai untuk memilih anggota DPR
dan tahap kedua pada 15 Desember 1955 untuk memilih anggota Konstituante. Lima besar
pemilu ini adalah Partai Nasional Indonesia 57 kursi DPR dan 119 kursi Konstituante,
Masyumi 57 kursi DPR dan 112 kursi Konstituante, Nahdlatul Ulama 45 kursi DPR dan 91
kursi Konstituante, dan Partai Komunis Indonesia 39 kursi DPR dan 80 kursi Konstituante.
Pemilu 1955 tidak dilanjutkan lima tahun berikutnya karena berlakunya Dekrit Presiden 5
Juli 1959 yang membubarkan Konstituante serta pembubaran DPR hasil Pemilu 1955 pada 4
Juni 1960 yang digantikan oleh DPR-Gotong Royong dan MPRS yang anggotanya diangkat
Presiden Soekarno.[6]
Pada masa demokrasi terpimpin peranan partai politik mulai dikurangi, sedangkan di
pihak lain, peranan presiden sangat kuat. Partai politik pada saat ini dikenal dengan
NASAKOM (Nasional, Agama dan Komunis) yang diwakili oleh NU, PNI dan PKI. Pada
masa Demokrasi Terpimpin ini nampak sekali bahwa PKI memainkan peranan bertambah
kuat, terutama memalui G 30 S/PKI akhir September 1965).
D. Masa Orde Baru
Setelah itu Indonesia memasuki masa Orde Baru (1965 1998), Partai Politik di
Indonesia hanya berjumlah 3 partai yaitu Partai Persatuan Pembangunan, Golongan Karya,
dan Partai Demokrasi Indonesia. Di masa Reformasi, Indonesia kembali menganut sistem
multi partai dan partai-partai dapat bergerak lebih leluasa dibanding dengan masa Demokrasi
Terpimpin. Pada tanggal 5 Januari 1973 NU, PARMUSI, PSII, dan PERTI telah
memfungsikan politiknya dalam satu partai politik yang bernama Partai Persatuan
Pembangunan (PPP). PNI, IPKI, Murba, Parkindo, dan Partai Katolik pada tanggal 10 Januari
1973 telah berfusi dalam satu wadah yang bernama Partai Demokrasi (PDI).[7]
Maka sesuai dengan Tap MPR No VIII / 1973 , pemilihan umum yang
diselenggarakan selambatlambatnya akhir tahun 1977 akan dikuti oleh 2 golongan politik
PPP dan PDI dan ditambah 1 Golongan Karya (GOLKAR) yang dibentuk sejak tahun 1971.
Dua partai politik dan golongan karya sebagai kesatuan politik pada masa Orde Baru yang
mengikuti pemilu pada tahun 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997 yang didasarkan pada UU
http://d/dokumen%20abg/blog%20entry/tugas%20uwa.docx%23_ftn6http://d/dokumen%20abg/blog%20entry/tugas%20uwa.docx%23_ftn6http://d/dokumen%20abg/blog%20entry/tugas%20uwa.docx%23_ftn6http://d/dokumen%20abg/blog%20entry/tugas%20uwa.docx%23_ftn7http://d/dokumen%20abg/blog%20entry/tugas%20uwa.docx%23_ftn7http://d/dokumen%20abg/blog%20entry/tugas%20uwa.docx%23_ftn7http://d/dokumen%20abg/blog%20entry/tugas%20uwa.docx%23_ftn7http://d/dokumen%20abg/blog%20entry/tugas%20uwa.docx%23_ftn6 -
7/21/2019 SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA Lataxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
25/44
No. 3 Tahun 1975 yang diganti dengan UU Tahun 1985. Dengan runtuhnya rezim Orde Baru
yang ditanda tangani dengan pengunduran diri Presiden Soeharto 21 Mei 1998 yang karena
diduga melakukan banyaknya Kolusi, Korupsi, Nepotisme (KKN).
Adapun partaipartai yang diakui oleh pemerintah Indonesia dan yang ada pada saat
pemilihan umum tahun1971:
a) Partai Nasional Indonesia (PNI)
b) Nahdatul Ulama (NU)
c) Partai Katolik
d) Partai Indonesia (PARTINDO)
e) Partai Murba
f) Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII)
g) Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI)
h) Partai Kristen Indonesia (PARKINDO)
i) Partai Islam Perti (Persatuan Tarbiah Islamiyah)
j) Partai Muslim Indonesia (PARMUSI)
Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang Partai Politik di Indonesia
sejak masa merdeka adalah:
1. Maklumat X Wakil Presiden Muhammad Hatta (1955)
2. Undang-Undang Nomor 7 Pnps Tahun 1959 tentang Syarat-Syarat dan Penyederhanaan
Kepartaian
3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1960 tentang Pengakuan, Pengawasan, dan Pembubaran
Partai-Partai
4. Undang-Undang Nomor 3 tahun 1975 tentang Partai Politik dan Golongan Karya
5. Undang-Undang Nomor 3 tahun 1985 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1975 tentang Partai Politik dan Golongan Karya
6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1999 tentang Partai Politik
7. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2002 tentang Partai Politik
8. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik (berlaku saat ini).
Selama masa Orde Baru, pemilu berlangsung sebanyak enam kali dari 1971 hingga
1997. Pemilu 1971 diseienggarakan pada 5 Juli 1971 dengan peserta 10 partai politik dan
merupakan pemilu pertama setelah berdirinya orde baru. Pemilu ini bertujuan memilih
anggota DPR serta anggota DPRD tingkat I Propinsi dan tingkat II Kabupaten/Kota se-
Indonesia. Untuk Propinsi Irian Jaya, ini rnerupakan pemilu pertama bagi mereka setelah
bergabung dengan Indonesia pada 1963. Lima besar dalam Pemilu ini adalah Golongan
-
7/21/2019 SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA Lataxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
26/44
Karya, Nahdlatul Ulama, Parmusi, Partai Nasional Indonesia, clan Partai Syarikat Islam
Indonesia.
Pada tahun 1973 terjadi penyederhanaan partai melalui fusi partai politik. Dan pada
tahun 1977 hanya terdapat 3 organisasi kekuatan politik Indonesia dan terus berlangsunghinga pada pemilu 1997. Pemilu 1977 diawali dengan fusi (penggabungan) partai-partai
politik melalui UU Nomor 3 Tahun 1975 yang menghasilkan dua partai politik (Partai
Persatuan Pembangunan dan Partai Demokrasi Indonesia) dan satu Golongan Karya. Selama
pemilu Orde Baru berikutnya hingga 1998, pemilu hanya diikuti oleh tiga partai ini. Pemilu
1977 diselenggarakan secara serentak pada tanggal 2 Mei 1977 untuk memilih anggota DPR
dan DPRD tingkat I da.n II. Pemilu ini dunenangkan oleh Golongan Karya. Pemilihan umum
pada 1982, 1987, dan 1992 diselenggarakan untuk memilih anggota DPR dan DPRD tingkat I
dan IL Ketiga pemilu ini dimenangkan oleh Golongan Karya.[8]
Pemilu 1997 diselenggarakan pada 29 Mei 1997 untuk memilih anggota DPR dan
DPRD tingkat I dan II. Pemilu ini dimenangkan oleh Golongan Karya. Pemilu ini merupakan
pemilu terakhir pada masa Orde Baru. Setelah gelombang reformasi, Indonesia bersistem
multi partai dan terus berlanjut hingga sekarang.
E. Masa Reformasi
Perubahan yang menonjol adalah besarnya peran partai politik dalam pemerintah,
keberadaan partai politik sangat erat dengan kiprah para elit politik, mengerahkan massa
politik, dan kian mengkristalnya kompetisi memperebutkan sumber daya politik.Hakikat reformasi di Indonesia adalah terampilnya partisipasi penuh kekuatan
kekuatan masyarakat yang disalurkan melalui partaipartai politik sebagai pilar demokrasi.
Oleh karena itu tidak heran dengan adanya UU No. 2 Tahun 1999 yang kemudian
disempurnakan dengan UU No. 31 Tahun 2002 yang memungkinkan lahirnya partai partai
baru dalam percaturan kepartaian di Indonesia. Namun dari sekian banyak partai hanya ada 5
partai yang memperoleh suara yang signifikan yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP),
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Golkar, Partai Kebangkitan Bangsa
(PKB), dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Harapannya adalah dengan kehadiran banyak partai itu jangan sampai justru
menambah ruwetnya sistem pemerintahan NKRI. Ruwetnya pemerintahan ini mengakibatkan
bangsa Indonesia akan banyak mengalami kendala untuk segera keluar dari krisis
multidevresional yang sudah berjalan. Pada pasal 1 ayat 2 Amandemen UUD 1945
dinyatakan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang
Undang Dasar.
Perubahan tersebut bermakna bahwa kedaulatan rakyat tidak lagi dilaksanakan
sepenuhnya oleh MPR, tetepi dilaksanakan menurut ketentuan UU No. 23. Untuk menindak
lanjuti pasal 1 ayat 2 Amandemen UUD 1945 tersebut dibuatlah UU No. 23 Tahun 2003tentang Pemilihan Presiden Langsung. Yang dalam penjelasan antara lain diuraikan bahwa
http://d/dokumen%20abg/blog%20entry/tugas%20uwa.docx%23_ftn8http://d/dokumen%20abg/blog%20entry/tugas%20uwa.docx%23_ftn8http://d/dokumen%20abg/blog%20entry/tugas%20uwa.docx%23_ftn8http://d/dokumen%20abg/blog%20entry/tugas%20uwa.docx%23_ftn8 -
7/21/2019 SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA Lataxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
27/44
salah satu wujud dari kedaulatan rakyat adalah penyelenggaraan pemilihan umum baik untuk
memilih anggota DPR, DPD, dan DPRD maupun untuk memilih Presiden dan Wakil
Presiden yang semuanya dilaksanakan menurut Undang Undang sebagai perwujudan
negara hukum dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pasal 6A UUD 1945 menyatakan bahwa: Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat, dan
pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik gabungan
gabungan partai politik peserta pemilu sebelum pelaksaaan pemilihan umum .[9]
Presiden dan Wakil Presiden dipilih setiap 5 tahun sekali melalui pemilihan yang
dilaksanakan secara LUBER serta JURDIL ( Langsung, Umum, Bebas, Rahasia serta Jujur
dan Adil ) yang diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang bersifat nasional
tetap dan mandiri.
BAB III
KESIMPULAN
Di Indonesia sendiri, Partai politik pertama-tama lahir dalam zaman Kolonial Belanda
sebagai manifestasi bangkitnya kesadaran nasional. Partai-partai politik di dirikan bertujuan
untuk melakukan pergerakan kearah kemerdekaan Indonesia. Mereka melihat kemerdekaan
sebagai hak setiap orang dan sekelompok orang yang terlingkup di dalam suatu bangsa, tanpa
perlu menghubungkannya dengan aliran yang hidup dalam masyarakat, maupun ajaran agama
yang di anut.
Selama Jepang berkuasa di Indonesia, kegiatan Partai Politik dilarang, kecuali untukgolongan Islam yang membentuk Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia (MASYUMI).
Pada masa Demokrasi Terpimpin telah tampak sekali bahwa PKI memainkan peranan
bertambah kuat, terutama memalui G 30 S/PKI akhir September 1965).
Pemilu 1997 diselenggarakan pada 29 Mei 1997 untuk memilih anggota DPR dan
DPRD tingkat I dan II. Pemilu ini dimenangkan oleh Golongan Karya. Pemilu ini merupakan
pemilu terakhir pada masa Orde Baru. Setelah gelombang reformasi, Indonesia bersistem
multi partai dan terus berlanjut hingga sekarang. Presiden dan Wakil Presiden dipilih setiap 5
tahun sekali melalui pemilihan yang dilaksanakan secara LUBER serta JURDIL ( Langsung,
Umum, Bebas, Rahasia serta Jujur dan Adil ) yang diselenggarakan oleh suatu komisi
pemilihan umum yang bersifat nasional tetap dan mandiri.
Sumber:
http://sigitwhibowo.blogspot.com/2010/04/sejarah-partai-politik-di-indonesia.html
http://philosophiaofdikaiosune.wordpress.com/2012/05/18/sejarah-partai-politik-di-dunia-
dan-di-indonesia/
http://feelinbali.blogspot.com/2013/06/sejarah-partai-politik-di-indonesia.html
http://m2mexacta.blogspot.com/2013/07/sejarah-partai-politik-di-indonesia.html
http://d/dokumen%20abg/blog%20entry/tugas%20uwa.docx%23_ftn9http://d/dokumen%20abg/blog%20entry/tugas%20uwa.docx%23_ftn9http://d/dokumen%20abg/blog%20entry/tugas%20uwa.docx%23_ftn9http://d/dokumen%20abg/blog%20entry/tugas%20uwa.docx%23_ftn9 -
7/21/2019 SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA Lataxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
28/44
BAB II
PEMBAHASANA. PENGERTIAN DPR
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)merupakan Lembaga Perwakilan Rakyat yang
berkedudukan sebagai lembaga negara. Sebagai salah satu lembaga negara DPR RI
mempunyai hubungan dan kedudukan yang sejajar dengan lembaga negara lainnya. DPR
terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umumyang dipilih berdasarkan hasil
pemilihan umum.
Anggota DPR berjumlah 560 orang dan keanggotaan DPR diresmikan dengan Keputusan
Presiden. Masa jabatan anggota DPR adalah lima tahun dan berakhir bersamaan pada saat
anggota DPR yang baru mengucapkan sumpah/janji. Kedudukan DPR RI kuat, karena tidak
dapat dibubarkan oleh Presiden dan dapat senantiasa mengawasi Presiden.
B. SEJARAH DPR RI
Sejarah DPR mulai jaman penjajahan s.d. KNIP :
1. Volksraad
2. Masa perjuangan Kemerdekaan
3. Dibentuknya Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
Secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pada masa penjajahan Belanda, terdapat lembaga semacam parlemen bentukan Penjajah
Belanda yang dinamakan Volksraad.Pada tanggal 8 Maret 1942 Belanda mengakhiri masa
penjajahan selama 350 tahun di Indonesia. Pergantian penjajahan dari Belanda kepada Jepang
mengakibatkan keberadaan Volksraad secara otomatis tidak diakui lagi, dan bangsa Indonesia
memasuki masa perjuangan Kemerdekaan.
Sejarah DPR RI dimulai sejak dibentuknya Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) oleh
Presiden pada tanggal 29 Agustus 1945 (12 hari setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia) di Gedung Kesenian, Pasar Baru Jakarta. Tanggal peresmian KNIP (29 Agustus
1945) dijadikan sebagai TANGGAL dan HARI LAHIR DPR RI. Dalam Sidang KNIP yang
pertama telah menyusun pimpinan sebagai berikut:
Ketua Mr. Kasman Singodimedjo Wakil Ketua I Mr. Sutardjo Kartohadikusumo Wakil
Ketua II Mr. J. Latuharhary Wakil Ketua III Adam Malik
Periode Volksraad (Jaman Penjajahan Belanda)
Pasal 53 sampai dengan Pasal 80 Bagian Kedua Indische Staatsregeling, wet op de
Staatsinrichting van Nederlandsh-Indie (Indische Staatsrgeling) yang ditetapkan pada tanggal
16 Desember 1916 serta diumumkan dalam Staatsblat Hindia No. 114 Tahun 1916 dan
berlaku pada tangal 1 Agustus 1917 memuat hal-hal yang berkenaan dengan kekuasaan
legislatif, yaitu Volksraad (Dewan Rakyat).
-
7/21/2019 SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA Lataxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
29/44
Berdasarkan konstitusi Indische Staatsrgeling buatan Belanda itulah, pada tanggal 18
Mei 1918 Gubernur Jenderal Graaf van Limburg Stirum atas nama pemerintah penjajah
Belanda membentuk dan melantik Volksraad (Dewan Rakyat). Keanggotaan Volksraad:
a. Tahun 1918: Ketua 1 orang (diangkat oleh Raja) Anggota 38 orang (20 orang dari golongan
Bumi Putra)
b. Tahun 1927:Ketua 1 orang (diangkat oleh Raja) Anggota 55 orang (25 orang dari golongan
Bumi Putra)
c. Tahun 1930:Ketua 1 orang (diangkat oleh Raja) Anggota 60 orang (30 orang dari golongan
Bumi Putra)
Volksraad mempunyai hak yang tidak sama dengan parlemen, karena volksraad tidak
mempunyai hak angket dan hak menentukan anggaran belanja negara. Kaum Nasionalis moderat
antara lain Mohammad Husni Thamrin, dll. menggunakan Volksraad sebagai jalan untuk
mencapai cita-cita Indonesia Merdeka memalui jalan Parlemen. Usul-usul anggota seperti PetisiSutardjo Tahun 1935 yang berisi "permohonan kepada Pemerintah Belanda agar diadakan
pembicaraan bersama antara Indonesia dan Berlanda dalam suatu perundingan mengenai nasib
Indonesia di masa yang akan datang", atau Gerakan Indonesia Berparlemen dari Gabungan
Politik Indonesia yang berisi keinginan adanya parlemen yang sesungguhnya sebagai suatu tahap
untuk menuju Indonesia Merdeka, ternyata ditolak pemerintah Hindia Belanda.
Pada Awal perang Dunia II Anggota-anggota Volksraad mengusulkan dibentuknya milisi
pribumi untuk membantu Pemerintah menghadapi musuh dari luar, usul ini juga ditolak. Tanggal
8 Desember 1941 Jepang melancarkan serangan ke Asia. Tanggal 11 Januari 1942 Tentara
Jepang pertama kali menginjak bumi Indonesia yaitu mendarat di Tarakan (kalimantan Timur).Hindia Belanda tidak mampu melawan dan menyerah kepada Jepang pada tanggal 8 Maret 1942,
dan Belanda mengakhiri masa penjajahan selama 350 tahun di Indonesia. Pergantian penjajahan
dari Belanda kepada Jepang mengakibatkan keberadaan Volksraad secara otomatis tidak diakui
lagi.
Jaman Kemerdekaan
Rakyat Indonesia pada awalnya gembira menyambut tentara Dai Nippon (Jepang), yang
dianggap sebagai saudara tua yang membebaskan Indonesia dari belenggu penjajahan. Namun
pemerintah militer Jepang tidak berbeda dengan pemerintahan Hindia Belanda.
Semua kegiatan politik dilarang. Pemimpin-pemimpin yang bersedia bekerjasama, berusaha
menggunakan gerakan rakyat bentukan Jepang, seperti Tiga-A (Nippon cahaya Asia, Pelindung
Asia, dan Pemimpin Asia) atau PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat), untuk membangunkan rakyat
dan menanamkan cita-cita kemerdekaan dibalik punggung pemerintah militer Jepang.
Tahun 1943, dibentuk Tjuo Sangi-in, sebuah badan perwakilan yang hanya bertugas
menjawab pertanyaan Saiko Sikikan, penguasa militer tertinggi, mengenai hal-hal yang
menyangkut usaha memenangkan perang Asia Timur Raya. Jelas bahwa Tjuo Sangi-in bukan
Badan Perwakilan apalagi Parlemen yang mewakili bangsa Indonesia. Tanggal 14 Agustus 1945
Jepang dibom atom oleh "Serikat" dan Uni Soviet menyatakan perang terhadap Jepang. Dengan
-
7/21/2019 SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA Lataxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
30/44
demikian Jepang akan kalah dalam waktu singkat, sehingga Proklamasi harus segera
dilaksanakan.
Tanggal 16 Agustus 1945, tokoh-tokoh pemuda bersepakat menjauhkan Sukarno-Hatta ke
luar kota (Rengasdengklok Krawang) dengan tujuan menjauhkan dari pengaruh Jepang yang
berkedok menjanjikan kemerdekaan, dan didesak Sukarno-Hatta agar segera memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia. Setelah berunding selama satu malam di rumah Laksamana Maeda maka
pada tanggal 17 Agustus 1945 Soekarno-Hatta atas nama Bangsa Indonesia membacakan
Proklamasi Kemerdekaan di halaman rumahnya Pengangsaan Timur 56, Jakarta.
Periode KNIP (29 Agustus 1945 s/d Pebruari 1950)
Sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
menetapkan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia, yang kita kenal sebagai Undang-
undang Dasar 1945. Maka mulai saat ini, penyelenggara negara didasarkan pada ketentuan-
ketentuan menurut Undang-undang Dasar 1945.
Tanggal 10 Nopember 1945 terjadi pertempuran di Surabaya yang menimbulkan banyak
korban di pihak bangsa Indonesia. Sehubungan dengan itu KNIP dalam Sidang Pleno ke-3
tanggal 27 Nopember 1945 mengeluarkan resolusi yang menyatakan protes yang sekeras-
kerasnya kepada Pucuk Pimpinan Tentara Inggris di Indonesia atas penyerangan Angkatan Laut,
Darat dan Udara atas rakyat dan daerah-daerah Indonesia.
KNIP telah mengadakan sidang di Kota Solo pada tahun 1946, di Malang pada tahun 1947,
dan Yogyakarta tahun 1949. Perjuangan mempertahankan kemerdekaan dilaksanakan serentak di
medan-perang dan di meja perundingan. Dinamika revolusi ini juga dicerminkan dalam sidang-
sidang KNIP, antara pendukung pemerintah dan golongan keras yang menentang perundingan.
Republik Indonesia dan Kerajaan Belanda telah dua kali menandatangani perjanjian, yaitu
Linggarjati dan Renville. Tetapi semua persetujuan itu dilanggar oleh Belanda, dengan
melancarkan agresi militer ke daerah Republik.
Periode DPR:
1. Komite Nasional Indonesia Pusat 29Aug 1945 - 15 Feb 1950
2. DPR dan Senat RIS 15 Feb 1950 - 16 Aug 1950
3. DPRS 16 Aug 1950 - 26 Mar 1956
4. DPR hasil Pemilu I 26 Mar 1956 - 22 Jul 1959
5. DPR setelah Dekrit Presiden 22 Jul 1959 - 26 Jun 19606. DPR GR 26 Jun 1960 - 15 Nov 1965
7. DPR GR minus PKI 15 Nov 1965 - 19 Nov 1966
8. DPR GR Orde Baru 19 Nov 1966 - 28 Oct 1971
9. DPR hasil pemilu 2 28 Oct 1971 - 01 Oct 1977
10. DPR hasil pemilu 3 01 Oct 1977 - 01 Oct 1982
11. DPR hasil pemilu 4 01 Oct 1982 - 01 Oct 1987
12. DPR hasil pemilu 5 01 Oct 1987 - 01 Oct 1992
13. DPR hasil pemilu 6 01 Oct 1992 - 01 Oct 1997
14. DPR hasil pemilu7 01 Oct 1997 - 01 Oct 199915. DPR hasil pemilu 8 01 Oct 1999 - 01 Oct 2004
-
7/21/2019 SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA Lataxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
31/44
16. DPR hasil pemilu 9 dan 10 01 Oct 2004 - 01 Oct 2009
C. DASAR
DPR melaksanakan tugasnya berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan
peraturan perundang-undangan, antara lain :
UU No. 2 tahun 2008 tentang Parpol UU No. 10 tahun 2008 tentang Pemilihan umum anggota DPR, DPD dan DPRD
UU No. 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD
Perolehan suara hasil Pemilu Legislatif 2009 adalah sebagai berikut :
1. Partai Demokrat : 148
2. Partai Golkar : 106
3. PDI Perjuangan : 94
4. Partai Keadilan Sejahtera : 57
5. Partai Amanat Nasional : 46
6. Partai Persatuan Pembangunan : 38
7. Partai Kebangkitan Bangsa : 28
8. Partai Gerakan Indonesia Raya : 26
9. Partai Hati Nurani Rakyat : 17
J U M L A H = 560
D. FUNGSI, TUGAS, DAN WEWENANG DPR RI :
1. Pada masa Orde Lama
a. Kedudukan dan Tugas DPRS
DPR-RIS dan Senat bersama-sama dengan pemerintah melaksanakan pembuatan
perundang-undangan. Selain itu, dalam pasal 113-116 UUDS ditetapkan bahwa DPR
mempunyai hak menetapkan anggaran negara. Selanjutnya dalam Pasal 83 ayat (2) UUDS
ditetapkan bahwa para menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah,
baik bersama-sama untuk seluruhnya maupun masing-masing untuk bagiannya sendiri. Ini
berarti DPR berhak dan berkewajiban senantiasa mengawasi segala perbuatan pemerintah.
b. Hak-hak dan Kewajiban DPRS
(i) Hak Amandemen
DPR berhak meng