modul bantuan hidup dasar dan penanganan tersedak tbm bem ikm fkui

22
7/23/2019 Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI http://slidepdf.com/reader/full/modul-bantuan-hidup-dasar-dan-penanganan-tersedak-tbm-bem-ikm-fkui 1/22 1 MODUL BANTUAN HIDUP DASAR DAN PENANGANAN TERSEDAK TIM BANTUAN MEDIS BEM IKM FKUI

Upload: fanny-eka-astuti

Post on 18-Feb-2018

329 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI

7/23/2019 Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bantuan-hidup-dasar-dan-penanganan-tersedak-tbm-bem-ikm-fkui 1/22

1

MODUL BANTUAN HIDUP DASAR

DAN PENANGANAN TERSEDAK

TIM BANTUAN MEDISBEM IKM FKUI

Page 2: Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI

7/23/2019 Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bantuan-hidup-dasar-dan-penanganan-tersedak-tbm-bem-ikm-fkui 2/22

2

PENDAHULUAN

Penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian utama di dunia.

Berdasarkan WHO tahun 2005, terdapat 17,5 juta kasus di dunia yang meninggal

dikarenakan penyakit jantung dan pembuluh darah.1 Setiap tahunnya angka kejadian

terus meningkat, dan diprediksikan akan mencapai angka dua puluh juta kasus pada

tahun 2015.1  Salah satu penyebab kematian akibat penyakit jantung adalah henti

 jantung atau  cardiac arrest .1 Tiap tahunnya di Amerika terjadi 420.000 kasus henti

 jantung.2 Henti jantung sendiri adalah kondisi gawat darurat karena dapat terjadi

secara mendadak dan membutuhkan penanganan cepat. Jika tidak dilakukan bantuan

hidup dasar segera, korban dapat meninggal.

Selain henti jantung, tersedak merupakan kejadian gawat darurat yang menjadi

salah satu penyebab tertinggi kematian anak, terutama anak di bawah 3 tahun.3 Hal ini

dapat terjadi karena tersedak sering disebabkan oleh benda-benda yang tidak

 berbahaya seperti makanan, koin, dan mainan.3

Pengalaman kegawatdaruratan mendorong masyarakat awam untuk

mengetahui hal apa saja yang dapat ia lakukan selama menunggu pertolongan medis

lanjut. Dengan mengetahui macam-macam kasus kegawatdaruratan yang ada,

diharapkan masyarakat dapat melakukan pertolongan yang tepat terhadap kasus

tersebut. Pada modul ini, akan dibahas mengenai bantuan hidup dasar dan penanganan

tersedak.

Referensi

1.  World Health Organization. Global atlas on cardiovascular disease prevention

and control. Switzerland: WHO; 2011. 164p. ISBN 978 92 4 156437 3

2. 

AHA. About cardiac arrest [Internet]. 2014 [cited 24 June 2015]. Available

from:

http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/More/CardiacArrest/About-

Cardiac-Arrest_UCM_307905_Article.jsp

3.  Prevention of Choking Among Children. PEDIATRICS [Internet]. 2010 [cited

24 June 2015];125(3):601-607. Available from:

http://pediatrics.aappublications.org/content/125/3/601.full#sec-1

Page 3: Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI

7/23/2019 Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bantuan-hidup-dasar-dan-penanganan-tersedak-tbm-bem-ikm-fkui 3/22

3

TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Pembelajaran Umum:

Membentuk  safe community dengan siswa SMA yang dapat melakukan Bantuan

Hidup Dasar (BHD) dan penanganan tersedak

Tujuan Pembelajaran Khusus:

  Siswa mengetahui prinsip Bantuan Hidup Dasar

  Siswa mengetahui indikasi perlakuan Bantuan Hidup Dasar

  Siswa dapat melakukan Bantuan Hidup Dasar

  Siswa mengetahui indikasi penanganan tersedak

  Siswa dapat melakukan penanganan tersedak

Page 4: Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI

7/23/2019 Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bantuan-hidup-dasar-dan-penanganan-tersedak-tbm-bem-ikm-fkui 4/22

4

LAMPIRAN

Materi: Bantuan Hidup Dasar

Keadaan henti jantung saat ini menjadi salah satu penyebab tertinggi kasus

kematian di berbagai belahan dunia. Henti jantung dapat terjadi kapan saja, di mana

saja, dan disebabkan oleh berbagai macam hal juga kondisi dan lingkungan yang

 beragam. Anak dan bayi pun dapat terkena kejadian henti jantung ini. Oleh karena itu,

dibutuhkan serangkaian tindakan guna mencegah kematian yang diakibatkan oleh

henti jantung.1 Untuk melakukan pertolongan terhadap kejadian ini, diperlukan

sebuah teknik untuk menolong nyawa saat henti jantung. Teknik ini dinamakan

dengan Bantuan Hidup Dasar (BHD).1 

Bantuan Hidup Dasar (BHD) merupakan sebuah fondasi utama yang

dilakukan untuk menyelamatkan seseorang yang mengalami henti jantung. BHD

terdiri dari identifikasi henti jantung dan aktivasi Sistem Pelayanan Gawat Darurat

Terpadu (SPGDT), Resusitasi Jantung Paru (RJP) dini, dan kejut jantung

menggunakan automated external defibrillator (AED) atau alat kejut jantung

otomatis.2 Resusitasi Jantung Paru (RJP) adalah serangkaian tindakan penyelamatan

 jiwa untuk meningkatkan kemungkinan bertahan hidup dari korban yang mengalami

henti jantung.1  Inti dari RJP yang optimal adalah bagaimana cara memberikan RJP

sedini mungkin dan seefektif mungkin,1  oleh karena itu pada bahasan ini akan

dijelaskan mengenai bagaimana cara mengenali korban henti jantung sedini mungkin

hingga bagaimana cara menanganinya.

Keberhasilan dari resusitasi setelah henti jantung akan bergantung pada

langkah-langkah yang harus kita lakukan secara berurutan. Hal ini disebut juga 

Rantai Keselamatan (gambar 1) yang mencakup:

1.  Deteksi dini dari henti jantung dan aktivasi sistem pelayanan gawat

darurat terpadu (SPGDT)

2.  Melakukan RJP secara dini dengan teknik penekanan yang tepat 

3.  Melakukan kejut jantung secara dini

4.  Melakukan Bantuan Hidup Lanjut yang efektif

5. 

Melakukan resusitasi setelah henti jantung secara terintegrasi

Page 5: Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI

7/23/2019 Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bantuan-hidup-dasar-dan-penanganan-tersedak-tbm-bem-ikm-fkui 5/22

5

Gambar 1. Rantai Keselamatan1

Sesuai dengan Rantai Keselamatan , ketika pertama kali melihat korban, hal

yang harus dilakukan adalah memastikan/mengetahui apakah korban mengalami

henti jantung atau tidak.1  Setelah mengenali tanda-tanda, penolong secepatnya

mengaktifkan SPGDT, dan meminta alat kejut jantung otomatis (AED), dan segera

lakukan RJP dengan awalnya berupa penekanan dada. Lalu jika alat kejut jantung

otomatis (AED) datang, segera pasangkan pada korban untuk melakukan kejut

 jantung jika terdeteksi perlu kejut jantung. Untuk poin nomor 4 dan 5 dari Rantai

Keselamatan , yaitu Bantuan Hidup Lanjut dan resusitasi pasca henti jantung 

secara terintegrasi dilakukan oleh tenaga medis lanjutan.1

Berikut penjelasan lengkap mengenai masing-masing poin di atas pada

korban dewasa: 

1.  Identifikasi korban henti jantung dan Aktivasi SPGDT Segera 

Sebelum melakukan tindakan, pertama penolong harus mengamankan

lingkungan sekitar dan diri sendiri serta memperkenalkan diri pada orang

sekitar jika ada. Bersamaan dengan itu, penolong juga perlu memeriksa

 pernapasan korban, jika korban tidak sadarkan diri dan bernapas secara

abnormal (terengah-engah), penolong harus mengasumsikan korban

mengalami henti jantung.2 Penolong harus dapat memastikan korban tidak

responsif dengan cara memanggil korban dengan jelas, lalu menepuk-nepuk

korban atau menggoyangkan bahu korban.2,3 

Jika korban tidak memberikan

respons maka penolong harus segera

mengaktifkan SPGDT dengan menelepon

Ambulans Gawat Darurat 118 Dinas

Kesehatan DKI Jakarta, atau nomor 021  –  

65303118, atau ambulans rumah sakit

terdekat. Ketika mengaktifkan SPGDT,Gambar 2. Memeriksa kesadaran korban

2

Page 6: Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI

7/23/2019 Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bantuan-hidup-dasar-dan-penanganan-tersedak-tbm-bem-ikm-fkui 6/22

6

 penolong harus siap dengan jawaban mengenai lokasi kejadian, kejadian yang

sedang terjadi, jumlah korban dan bantuan yang dibutuhkan. Rangkaian

tindakan tersebut dapat dilakukan secara bersamaan apabila pada lokasi

kejadian terdapat lebih dari satu penolong, misalnya, penolong pertama

memeriksa respons korban kemudian melanjutkan tindakan BHD sedangkan

 penolong kedua mengaktifkan SPGDT dengan menelepon ambulans terdekat

dan mengambil alat kejut jantung otomatis (AED).4

2.  Resusitasi Jantung Paru (RJP)

Resusitasi jantung paru terdiri dari penekanan dada dan bantuan napas

dengan perbandingan 30:2, berarti 30 kali penekanan dada kemudian

dilanjutkan dengan memberikan 2 kali bantuan napas. Bantuan napas

diberikan jika penolong yakin melakukannya.1

Penekanan dada yang efektif dilakukan dengan prinsip tekan kuat,

tekan cepat, mengembang sempurna, dan interupsi minimal.2  Untuk

memaksimalkan efektivitas penekanan dada, korban harus berada di tempat

yang permukaannya rata. Penolong berlutut di samping korban apabila lokasi

kejadian di luar rumah sakit atau berdiri di samping korban apabila di rumah

sakit. Penolong meletakkan pangkal telapak tangan di tengah dada korban dan

meletakkan tangan yang lain di atas tangan yang pertama dengan jari-jari

saling mengunci dan lengan tetap lurus.2

Gambar 3. Posisi badan serta tangan penolong pada dada korban2 

Penolong memberikan penekanan dada dengan kedalaman minimal

5cm (prinsip tekan kuat) dengan kecepatan minimal 100 kali permenit (prinsiptekan cepat). Penolong juga harus memberikan waktu bagi dada korban untuk

Page 7: Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI

7/23/2019 Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bantuan-hidup-dasar-dan-penanganan-tersedak-tbm-bem-ikm-fkui 7/22

7

mengembang kembali untuk memungkinkan darah terisi terlebih dahulu pada

 jantung (prinsip mengembang sempurna). Penolong juga harus

meminimalisasi interupsi saat melakukan penekanan (prinsip interupsi

minimal).2

Bantuan napas diberikan setelah membuka jalan napas korban dengan

teknik menengadahkan kepala dan mengangkat dagu (head tilt –  chin lift ).2

Gambar 4. Membuka jalan napas dengan menengadahkan kepala dan mengangkat dagu2

Setelah itu cuping hidung korban dijepit menggunakan ibu jari dan

telunjuk agar tertutup kemudian diberikan napas bantuan sebanyak dua kali,

masing-masing sekitar 1 detik, buang napas seperti biasa melalui mulut.2 

 Napas bantuan diberikan dari mulut ke mulut atau menggunakan pelindung

wajah yang diletakkan di wajah korban. Lihat dada korban saat memberikan

napas bantuan, apakah dadanya mengembang, kemudian tunggu hingga

kembali turun untuk memberikan napas bantuan berikutnya.2

Gambar 5. Memberikan napas bantuan2

Jika memungkinkan, RJP dilakukan bergantian setiap 2 menit (5 siklus

RJP) dengan penolong lain. Penolong melakukan penekanan dada sampai alat

Page 8: Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI

7/23/2019 Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bantuan-hidup-dasar-dan-penanganan-tersedak-tbm-bem-ikm-fkui 8/22

8

kejut jantung otomatis (AED) datang dan siap untuk digunakan atau bantuan

dari tenaga kesehatan telah datang.1

3.  Melakukan kejut jantung dengan alat kejut jantung otomatis (AED)

Alat kejut jantung otomatis (AED) merupakan alat yang dapat

memberikan kejutan listrik pada korban. Pertama, pasang terlebih dahulu

 bantalan ( pad ) alat kejut jantung otomatis pada dada korban sesuai instruksi

yang ada pada alat. Setelah dinyalakan, ikuti instruksi dari alat tersebut yaitu

 jangan menyentuh korban karena alat kejut jantung otomatis akan menganalisis

irama jantung korban.5 Jika alat mengidentifikasi irama jantung yang abnormal

dan membutuhkan kejut jantung (untuk mengembalikan irama kelistrikan

 jantung menjadi normal), minta orang-orang agar tidak ada yang menyentuh

korban, lalu penolong menekan tombol kejut jantung pada alat. Lanjutkan

 penekanan dada segera setelah alat memberikan kejutan listrik pada korban.2 

Hal ini dilakukan untuk mengembalikan kelistrikan jantung seperti semula.

Gambar 6. Memasang bantalan ( pad ) pada dada korban sesuai petunjuk 2 

Gambar 7. Meminta orang-orang disekitar agar tidak menyentuh korban jika akan melakukan kejut jantung

Page 9: Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI

7/23/2019 Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bantuan-hidup-dasar-dan-penanganan-tersedak-tbm-bem-ikm-fkui 9/22

9

Gambar 8. Melakukan RJP setelah dilakukan kejut jantung otomatis2 

Posisi Pemulihan

Posisi ini dilakukan jika korban sudah bernapas dengan normal. Posisi

ini dilakukan untuk menjaga jalan napas tetap terbuka dan mengurangi risiko

tersumbatnya jalan napas dan tersedak. Tidak ada standard baku untuk

melakukan posisi pemulihan, yang terpenting adalah korban dimiringkan agar

tidak ada tekanan pada dada korban yang bisa mengganggu pernapasan.

 Namun rekomendasi posisi pemulihan adalah meletakkan tangan kanan

korban ke atas, tekuk kaki kiri korban, kemudian tarik korban sehingga korban

miring ke arah kanan dengan lengan di bawah kepala korban. Berikut gambar

mengenai posisi pemulihan:

Gambar 9. Cara melakukan posisi pemulihan5 

Page 10: Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI

7/23/2019 Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bantuan-hidup-dasar-dan-penanganan-tersedak-tbm-bem-ikm-fkui 10/22

10

Secara umum, langkah-langkah pertolongan bantuan hidup dasar pada dewasa

dari identifikasi korban sampai pemasangan AED adalah sebagai berikut:

Gambar 10. Algoritma Bantuan Hidup Dasar korban dewasa2 

Page 11: Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI

7/23/2019 Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bantuan-hidup-dasar-dan-penanganan-tersedak-tbm-bem-ikm-fkui 11/22

11

Selanjutnya adalah Bantuan Hidup Dasar pada anak . Berikut adalah Rantai

Keselamatan (gambar 11) pada anak:

Gambar 11. Rantai Keselamatan untuk Anak 1 

1.  Mencegah terjadinya cedera dan henti jantung

2.  Melakukan RJP secara dini dengan teknik penekanan yang tepat

3.  Aktivasi sistem pelayanan gawat darurat terpadu (SPGDT) 

4.  Melakukan Bantuan Hidup Lanjut yang efektif

5.  Melakukan resusitasi pasca henti jantung secara terintegrasi

Berikut adalah langkah-langkah dalam BHD pada anak:4 

1.  Pastikan Keselamatan Diri Sendiri dan Korban

Selalu pastikan area penolong dan korban aman untuk kedua belah pihak.

2. 

Pastikan Korban Membutuhkan RJP

Jika korban bernapas secara normal, tidak perlu melakukan RJP. Jika

tidak ada cedera, segera miringkan kepala korban atau baringkan dalam

 posisi pemulihan untuk mematenkan jalan napas dan mencegah tersedak.

 Namun, jika korban tidak sadarkan diri, tidak memberikan respons, dan

tidak bernapas atau napasnya terengah-engah, segera mulai lakukan RJP.4

3. 

Mulai Penekanan Dada

Penekanan dada dilakukan secara cepat dengan kecepatan minimal 100

kali per menit, lalu secara kuat, berikan penekanan dengan gaya tekan

hingga sedalam minimal 4 cm pada bayi dan minimal 5 cm pada anak.

Lalu pastikan dada mengembang kembali secara sempurna untuk

memungkinkan darah kembali terisi dahulu pada jantung, minimalisasi

interupsi saat penekanan dada, dan jangan berikan bantuan napas yang

 berlebihan.4

 Lakukan penekanan pada permukaan yang datar dan keras.

Page 12: Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI

7/23/2019 Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bantuan-hidup-dasar-dan-penanganan-tersedak-tbm-bem-ikm-fkui 12/22

12

Untuk kasus bayi, penekanan dada dilakukan pada tulang dada dengan

2 jari, tempatkan jari dibawah garis antara puting bayi. Jangan sampai

melakukan penekanan pada ujung tulang dada dan tulang rusuk.

Gambar 12. Penekanan pada Bayi4

 

Untuk anak, penekanan dada dilakukan pada bagian setengah bawah

dari tulang dada, dengan 1 atau 2 tangan, menggunakan bagian pangkal

dari telapak tangan.4

Pada anak, akan lebih baik jika penolong tidak hanya melakukan

 penekanan, tetapi juga memberikan napas bantuan. Akan tetapi, jika

 penolong tidak terlatih untuk memberikan napas bantuan, maka tidak perlu

dilakukan.4

4.  Buka Jalan Napas dan Beri Napas Bantuan

Pada anak yang tidak sadarkan diri, biasanya lidah menghalangi

saluran pernapasan, oleh karena itu penolong harus membuka jalan napas

korban dengan teknik menengadahkan kepala dan mengangkat dagu

seperti pada dewasa.4 

Lakukan penekanan dada dan bantuan napas secara terkoordinasi.

Untuk 1 orang penolong, rasio perbandingan dengan pemberian napas

 bantuan yang dilakukan adalah 30:2, dimana setelah dilakukan 30

 penekanan terlebih dahulu, diikuti dengan 2 napas bantuan, sebanyak 5

siklus.4 Untuk korban anak dan bayi, jika terdapat 2 penolong  yang

merupakan tenaga kesehatan  yang sudah terlatih untuk melakukan

bantuan hidup dasar dilakukan bantuan dengan perbandingan penekanan

dada dan napas bantuan sebesar 15:2.1 Untuk bayi, lakukan pemberian

Page 13: Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI

7/23/2019 Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bantuan-hidup-dasar-dan-penanganan-tersedak-tbm-bem-ikm-fkui 13/22

13

napas dengan teknik mulut penolong ke mulut dan hidung bayi, pastikan

seluruh mulut dan hidung korban tertutup. Untuk anak, lakukan dengan

teknik mulut ke mulut seperti pada orang dewasa. Setiap napas diberikan

sekitar 1 detik, pastikan terdapat kenaikan dada ketika diberikan napas

 bantuan.4

5.  Mengaktifkan SPGDT

Jika ada dua penolong, salah satu penolong harus segera mengaktifkan

SPGDT bersamaan dengan Bantuan Hidup Dasar yang dilakukan oleh

 penolong yang satu. Pada anak, SPGDT dilakukan setelah melakukan

siklus RJP selama 2 menit (5 siklus, di mana masing-masing siklus terdiri

dari 30 penekanan dan 2 bantuan napas). Setelah itu, penolong harus

kembali dan menggunakan alat kejut jantung otomatis (AED) jika ada atau

melanjutkan RJP. RJP dilakukan hingga bantuan datang atau korban

 bernapas secara normal kembali.4

Page 14: Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI

7/23/2019 Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bantuan-hidup-dasar-dan-penanganan-tersedak-tbm-bem-ikm-fkui 14/22

14

Referensi

1. 

Travers AH, Rea TD, Bobrow BJ, Edelson DP, Berg RA, Sayre MR, et al.

Part 4: CPR Overview: 2010 American Heart Association Guidelines for

Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care.

Circulation 2010;122; S676-S684

2.  Berg RA, Hemphill R, Abella BS, Aufderheide TP, Cave DM, Hazinski MF,

et al. Part 5: Adult Basic Life Support: 2010 American Heart Association

Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular

Care. Circulation 2010;122; S685-S705

3.  Butterworth J, Mackey DC, Wasnick J. Morgan and Mikhail’s Clinical

Anesthesiology, 5th ed. 2013. McGraw-Hill Medical

4.  Berg MD, Schexnayder SM, Chameides L, Terry M, Dooghue A, Hickey RW,

et al. Part 13: Pediatric Basic Life Support: 2010 American Heart Association

Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular

Care. Circulation 2010;122; S862-S875

5. 

Koster RW, Baubin MA, Bossaert LL, Caballero A, Cassan P, Castren M, et

al. European resuscitation council guidelines for resuscitation 2010 Section 2.

Adult basic life support and use of automated external defibrillator.

Resuscitation 81 (2010) 1277 –  1292

Referensi gambar

1.  Travers AH, Rea TD, Bobrow BJ, Edelson DP, Berg RA, Sayre MR, et al.

Part 4: CPR Overview: 2010 American Heart Association Guidelines for

Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care.

Circulation 2010;122; S676-S684

2. 

Koster RW, Baubin MA, Bossaert LL, Caballero A, Cassan P, Castren M, et

al. European resuscitation council guidelines for resuscitation 2010 Section 2.

Adult basic life support and use of automated external defibrillator.

Resuscitation 81 (2010) 1277 –  1292

Page 15: Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI

7/23/2019 Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bantuan-hidup-dasar-dan-penanganan-tersedak-tbm-bem-ikm-fkui 15/22

15

Daftar Tilik Bantuan Hidup Dasar Dewasa

No Proses yang Dilakukan (√) 1 Amankan diri dan lokasi serta perkenalkan diri

2 Memakai perlengkapan perlindungan diri (sarung tangan, pelindung wajah)

3

Mengecek apakah korban bernapas terengah-engah atau tidak bernapas dan kesadaran

korban dengan memanggil korban, menepuk-nepuk korban atau menggoyangkan bahu

korban

4 Minta bantuanAktifkan SPGDT

5Penekanan dada di tulang dada (di tengah dada) sebanyak 30 kali.

Tekan kuat, tekan cepat, mengembang sempurna, dan interupsi minimal  

6Membuka jalan napas korban dengan teknik menengadahkan kepala dan mengangkat

dagu

7

Menjepit hidung korban lalu memberikan napas bantuan 2 kali masing-masing sekitar 1

detik melalui mulut ke mulut atau menggunakan pelindung wajah.

 Lihat dada korban saat memberikan napas bantuan

8Siklus RJP dilakukan dengan perbandingan (30:2)

 RJP dilakukan hingga ada alat kejut jantung otomatis atau bantuan datang

9Memasang alat kejut jantung otomatis (AED) pada dada korban, lakukan sesuai instruksi

alat

10 Resusitasi jantung paru sesuai instruksi alat

11 Melakukan posisi pemulihan jika korban bernapas kembali

12 Seluruh langkah dilakukan secara berurutan

Page 16: Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI

7/23/2019 Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bantuan-hidup-dasar-dan-penanganan-tersedak-tbm-bem-ikm-fkui 16/22

16

Daftar Tilik Bantuan Hidup Dasar Anak

No Proses yang Dilakukan (√) 1 Amankan diri dan lokasi serta perkenalkan diri

2 Memakai perlengkapan perlindungan diri (sarung tangan, pelindung wajah)

3Mengecek apakah korban bernapas terengah-engah atau tidak bernapas dan kesadaran

korban.

Jika tidak bernapas atau tidak sadar, lakukan RJP selama 2 menit (5 siklus) yang terdiri

atas 30 kali penekanan pada dada dan 2 kali bantuan napas

 Penekanan dada

   Penekanan dada pada anak-anak sama seperti orang dewasa atau hanya

menggunakan 1 tangan

   Penekanan dada pada bayi menggunakan kedua ibu jari jika menggunakan dua

tangan atau jari telunjuk dan jari tengah jika menggunakan satu tangan

   Prinsip: Tekan kuat, tekan cepat, mengembang sempurna, dan interupsi minimal

 Bantuan Napas

   Membuka jalan napas korban dengan teknik menengadahkan kepala dan mengangkat

dagu

 

Untuk korban anak, jepit hidung korban lalu berikan napas bantuan 2 kali masing-

masing sekitar 1 detik melalui mulut penolong ke mulut korban

  Untuk korban bayi, berikan napas bantuan 2 kali masing-masing sekitar 1 detik

melalui mulut penolong ke mulut dan hidung korban

   Lihat dada korban saat memberikan napas bantuan

4 Minta bantuanAktifkan SPGDT

5

Memasang alat kejut jantung otomatis (AED) pada dada korban, lakukan sesuai instruksi

alat

6 Resusitasi jantung paru sesuai instruksi alat

7 Melakukan posisi pemulihan jika korban bernapas kembali

8 Seluruh langkah dilakukan secara berurutan

Page 17: Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI

7/23/2019 Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bantuan-hidup-dasar-dan-penanganan-tersedak-tbm-bem-ikm-fkui 17/22

17

Gambar 1. Tanda umum tersedak  

Materi: Tersedak

Tersedak atau tersumbatnya saluran napas dengan benda asing dapat menjadi

 penyebab kematian. Biasanya saat seseorang mengalami tersedak, orang lain dapat

membantu saat korban masih sadar. Penanganan yang dilakukan biasanya berhasil

dan tingkat kelangsungan hidupdapat mencapai 95%.1 

Pada orang dewasa, tersedak paling sering terjadi ketika makanan tidak

dikunyah sempurna, serta makan sambil berbicara atau tertawa. Pada anak-anak,

 penyebab tersedak adalah tidak dikunyahnya makanan dengan sempurna dan makan

terlalu banyak pada satu waktu. Selain itu, anak-anak juga sering memasukkan benda-

 benda padat kecil ke dalam mulutnya.2 

Karena pengenalan tanda-tanda tersedak merupakan kunci dari keberhasilan

 penanganan, penting bagi kita untuk dapat membedakan tersedak dengan pingsan,

serangan jantung, kejang, atau keadaan-keadaan lain yang juga dapat menyebabkan

kesulitan bernapas tiba-tiba, kebiruan, dan hilang kesadaran.1 

Benda asing dapat menyebabkan penyumbatan yang ringan atau berat.

Penyelamat harus segera melakukan penanganan jika korban tersedak menunjukkan

tanda-tanda penyumbatan yang berat yaitu tanda-tanda pertukaran udara yang buruk

dan kesulitan bernapas, antara lain batuk tanpa suara, kebiruan, dan ketidakmampuan

untuk berbicara atau bernapas.1 Korban dapat sambil memegang atau mencengkeram

lehernya. Hal itu merupakan tanda umum dari tersedak. Segera tanyakan, “Apa anda

tersedak?”  Jika korban mengiyakan dengan bersuara dan masih dapat bernapas, ini

dapat menunjukkan korban mengalami

sumbatan saluran napas yang ringan. Jika

korban mengiyakan dengan menganggukkan

kepalanya tanpa berbicara, ini dapat

menunjukkan korban mengalami sumbatan

saluran napas yang berat.3 Pada bayi yang

tersedak, harus diperhatikan apakah ada

 perubahan sikap bayi tersebut karena mereka

 belum bisa melakukan tanda umum tersedak.

Perubahan yang mungkin terlihat adalah

kesulitan bernapas, batuk yang lemah, dan

suara tangisan lemah.1

Page 18: Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI

7/23/2019 Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bantuan-hidup-dasar-dan-penanganan-tersedak-tbm-bem-ikm-fkui 18/22

18

Ketika yang ditemukan adalah tanda-tanda penyumbatan ringan dan korban

dapat batuk,  jangan menghalangi proses batuk dan usaha bernapas spontan dari

korban. Jika batuk pada korban menjadi tanpa suara, kesulitan bernapas meningkat,

dan disertai suara napas tidak biasa pada korban, atau jika korban menjadi tidak

sadarkan diri yang merupakan tanda-tanda penyumbatan berat, segera aktivasi

SPGDT. Jika terdapat lebih dari satu penyelamat, satu penyelamat mengaktivasi

SPGDT dan satu penyelamat lagi membantu korban.1 

Terdapat beberapa manuver yang terbukti efektif untuk menangani tersedak,

antara lain back blow (tepukan di punggung), abdominal thrust (hentakan pada

perut)  disebut juga dengan manuver Heimlich, dan chest thrust (hentakan pada

dada).1

Tepukan di punggung (back blow ) dilakukan dengan memberikan lima kali

tepukan di punggung korban. Berikut cara melakukan tepukan di punggung (back

blow )3

1.  Berdiri di belakang korban den sedikit bergeser kesamping

2. 

Miringkan korban sedikit ke depan dan sangga dada korban dengan salah satu

tangan

3. 

Berikan lima kali tepukan di punggung bagian atas di antara tulang belikat

menggunakan tangan bagian bawah

 Namun, untuk mempermudah, jika menemukan orang tersedak disarankan

untuk langsung melakukan manuver hentakan pada perut sampai sumbatan hilang.1

Yang perlu diingat adalah manuver hentakan pada perut hanya boleh dilakukan untuk

anak berusia diatas 1 tahun dan dewasa.3  Manuver hentakan pada perut dapat

membuat korban batuk yang diharapkan cukup kuat untuk menghilangkan sumbatan

 pada saluran napas.1  Manuver hentakan pada perut membuat tekanan (penekanan)

 pada paru-paru dan memaksa udara keluar.1  Udara yang dipaksa keluar juga akan

memaksa keluar benda yang membuat korban tersedak. 

Page 19: Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI

7/23/2019 Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bantuan-hidup-dasar-dan-penanganan-tersedak-tbm-bem-ikm-fkui 19/22

19

Gambar 2. Manuver Hentakan pada perut (Heimlich)1

Berikut cara melakukan manuver hentakan pada perut1,2:

1. 

Miringkan korban sedikit ke depan dan berdiri di

 belakang korban dan letakkan salah satu kaki di

sela kedua kaki korban.

2.  Buat kepalan pada satu tangan dengan tangan lain

menggenggam kepalan tangan tersebut. Lingkarka

tubuh korban dengan kedua lengan kita.

3.  Letakkan kepalan tangan pada garis tengah tubuh

korban tepat di bawah tulang dada atau di ulu hati

4.  Buat gerakan ke dalam dan ke atas secara cepat

dan kuat untuk membantu korban membatukkan

 benda yang menyumbat saluran napasnya.

Manuver ini terus diulang hingga korban dapat

kembali bernapas atau hingga korban kehilangan

kesadaran.1 

Jika korban kehilangan kesadaran, baringkan korban secara perlahan sehingga

 posisinya terlentang dan mulai lakukan RJP. Setiap saluran napas dibuka saat RJP,

 penyelamat harus memeriksa apakah terdapat benda asing pada mulut korban dan

mengambilnya apabila menemukannya.1,3 

Apabila korban tersedak sedang hamil atau mengalami kegemukan, manuver

hentakan pada perut mungkin tidak efektif. Pada keadaaan-keadaan tersebut, dapat

dilakukan manuver hentakan pada dada.3

1.  Letakkan tangan di bawah ketiak korban

2. 

Lingkari dada korban dengan lengan kita

3. 

Letakkan bagian ibu jari pada kepalan di tengah-tengah tulang dada korban

(sama seperti tempat melakukan penekanan dada pada RJP)

4.  Genggam kepalan tangan tersebut dengan tangan satunya dan hentakan ke

dalam dan ke atas.

Perlu diketahui bahwa manuver hentakan pada perut tidak direkomendasikan

untuk bayi dengan usia di bawah 1 tahun karena dapat menyebabkan cedera pada

organ dalamnya sehingga untuk mengatasi tersedak dilakukan manuver tepukan di

 punggung dan hentakan pada dada.4 

Page 20: Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI

7/23/2019 Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bantuan-hidup-dasar-dan-penanganan-tersedak-tbm-bem-ikm-fkui 20/22

20

Gambar 3. Tepukan di punggung padaanak dibawah 1 tahun2

Gambar 4. Dorongan pada dada pada

anak dibawah 1 tahun2 

Gambar 5. Algoritma pertolongan tersedak 3

Berikut langkah-langkah manuver tepukan punggung dan hentakan dada pada bayi:4 

1. 

Posisikan bayi menelungkup seperti pada

gambar 3  dan lakukan tepukan di punggung

dengan menggunakan pangkal telapak tangan

sebanyak lima kali.

2.  Kemudian, dari posisi menelungkup, telapak

tangan kita yang bebas menopang bagian

 belakang kepala bayi sehingga bayi berada di

antara kedua tangan kita (tangan satu menopang

 bagian belakang kepala bayi, dan satunya

menopang mulut dan wajah bayi).

3.  Lalu, balikan bayi sehingga bayi berada pada

 posisi menengadah dengan telapak tangan yang

 berada di atas paha menopang belakang kepala

 bayi dan tangan lainnya bebas seperti pada

gambar 4.

4.  Lakukan manuver hentakan pada dada sebanyak

lima kali dengan menggunakan jari tengah dan

telunjuk tangan yang bebas di tempat yang sama

dilakukan penekanan dada saat RJP pada bayi

5.  Jika korban menjadi tidak sadar, lakukan RJP

Jika penyelamat tidak yakin dengan apa yang harus dilakukan, segera aktivasi

SPGDT, jangan ditunda. Penyelamat mungkin dapat berhasil menghentikan korban

tersedak sebelum bantuan datang namun akan lebih baik jika korban ditangani oleh

tenaga medis. Jika masih terdapat benda asing pada saluran napas, tenaga medis yang

datang dapat melakukan penanganan segera dan membawa korban ke rumah sakit

untuk penanganan lebih lanjut.2 

Page 21: Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI

7/23/2019 Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bantuan-hidup-dasar-dan-penanganan-tersedak-tbm-bem-ikm-fkui 21/22

21

Referensi:

1. 

Berg CRA, Hemphill R, Abella BS, Aufderheide TP, Cave DM, Hazinski MF,

Lerner EB, Rea TD, Sayre MR, Swor RA. 2010 American Heart Association

Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular

Care Science Part 5: Adult Basic Life Support. Circulation. 2010;122:S685-

S705.

2. 

Cunha JP. Choking [Internet]. [updated 2014 May 23; cited 2015 Jun 26]

Available at: http://www.emedicinehealth.com/choking/page7_em.htm

3. 

ECC Guidelines. Part 3: Adult Basic Life Support. Circulation.

2000;102(Supplement 1):I-22-I-59.

4. 

ECC Guidelines. Part 9: Pediatric Basic Life Support. Circulation.

2000;102(Supplement 1):I-253-I-290.

Referensi Gambar:

1.  AHA Guidelines. Part 3: Adult Basic Life Support. Circulation.

2000;102(Supplement 1):I-22-I-59. 

2.  Medline Plus. Choking [Internet]. [updated 2015 June 24; cited 2015 June 30];

Available at: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/choking.html

3. 

Berg CRA, Hemphill R, Abella BS, Aufderheide TP, Cave DM, Hazinski MF,

Lerner EB, Rea TD, Sayre MR, Swor RA. 2010 American Heart Association

Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular

Care Science Part 5: Adult Basic Life Support. Circulation. 2010;122:S685-

S705.

Page 22: Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI

7/23/2019 Modul Bantuan Hidup Dasar Dan Penanganan Tersedak TBM BEM IKM FKUI

http://slidepdf.com/reader/full/modul-bantuan-hidup-dasar-dan-penanganan-tersedak-tbm-bem-ikm-fkui 22/22

22

Daftar Tilik Tersedak

No Proses yang Dilakukan (√) 

1 Amankan diri dan lokasi serta perkenalkan diri

2 Memakai perlengkapan perlindungan diri (sarung tangan, faceshield )

3Periksa kondisinya :

tanya: “apakah anda tersedak / tercekik ?” 

4Meminta korban untuk batuk

 Korban dapat batuk dan sadar

5Perhatikan apakah korban menjadi batuk tidak bersuara, suara napas

abnormal, kesulitan bernapas, dan tidak sadarkan diri

6 Mengaktifkan SPGDT

7

Melakukan tepukan di punggung (back blow)

  Dengan bagian bawah telapak tangan

  Sebanyak 5 kali

  Arah tepukan benar (depan –  atas)

8

Melakukan manuver Hentakan pada perut

  Korban dimiringkan kedepan

  1 kaki di sela kedua kaki korban

  Kedua lengan penolong merangkul korban dan

 posisi tangan benar

  Arah hentakan benar (arah ke dalam –  ke atas)

Sumbatan jalan napas berat dan korban sadar  

9Melakukan Resusitasi jantung paru

Sumbatan jalan napas berat dan korban tidak sadarkan diri