responsi fraktur collum femur

Upload: mahresya-kamajaya

Post on 11-Oct-2015

172 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

  • RESPONSIFRAKTUR COLLUM FEMURPembimbing:dr. Adi Suriyanto, Sp.OT

    Oleh:Ryan Arantxa2008.04.0.0014

  • IDENTITAS PENDERITANama: Ny. TSUmur : 86 tahunJenis kelamin: Perempuan Alamat : Barito SurabayaAgama : IslamTanggal Masuk: 28 Oktober 2013Tanggal Pemeriksaan: 30 Oktober 2013

  • ANAMNESAKeluhan Utama:Nyeri pangkal paha kanan dan tidak bisa digerakkan sama sekali.Keluhan Tambahan: (-)

  • Riwayat Penyakit Sekarang:Pasien datang ke RSAL dr. Ramelan Surabaya diantar oleh keluarganya dengan keluhan nyeri pada pangkal paha kanan dan tidak bisa digerakkan sama sekali.Pasien terjatuh 3-4 jam SMRS di kamar mandi dengan posisi terduduk dan pinggul kanan terbentur lantai, lalu timbul keluhan.Tidak terdapat luka terbuka pada daerah panggul dan pangkal paha kanan.Pasien tidak mengalami benturan pada kepala dan bagian tubuh lain. BAB dan BAK lancar.

  • Riwayat Penyakit Dahulu:Riwayat trauma (-)Riwayat Penyakit Keluarga: (-)Riwayat Penggunaan Obat:Riwayat Alergi Obat: (-)Riwayat Obat Penyakit Kronis yang digunakan: (-)

  • PEMERIKSAAN FISIKKeadaan Umum: Tampak Sakit Sedang Kesadaran / GCS: Compos Mentis / 4-5-6Vital sign:T : 120/80 mmHgR : 20 x/menitN : 82 x/menitS : 36,4 C

  • Status GeneralisKepala: A/I/C/D : +/-/-/- ; Jejas (-)Leher: Pembesaran KGB (-)Thorax:Pulmo : I: Tanda-tanda trauma thorax (-), SimetrisP: Gerak nafas simetrisP: Sonor +/+A: Vesikuler +/+Cor : I: IC tidak terlihatP: IC teraba, MCL 5 sinistraP: Batas jantung normalA: S1,S2 tunggal, suara tambahan (-)

  • Abdomen:I: Tanda-tanda trauma abdomen (-), Flat, SimetrisA: Bising usus (+)P: Supel, nyeri tekan/lepas tekan (-)P: Tymphani (+)Ekstremitas:Akral Hangat + +Edema- - + +- -

  • Status Lokalis (Regio femoralis dextra)L: Terpasang bebat sepanjang tungkai kanan dengan skin traksi 4 kg, Hematoma (-), Deformitas (+), Edema (-)F: Nyeri (+), teraba hangat, AVN distal (+) baik, krepitasi SDEM: ROM terbatas karena nyeri

  • FOTO PRE-OP

  • PEMERIKSAAN PENUNJANGLaboratorium (Darah lengkap)Hb = 9,4 g/dL ( )Ht = 29,6 % ( )Leukosit = 8.700/mmTrombosit = 168.000/mm3

  • RadiologiFoto polos Thorax AP

    Kesan: Cor dan Pulmo tampak dalam batas normal

  • Foto polos Femur Dextra

    Kesan: Fraktur tertutup collum femur dextra

  • RESUMEAnamnesa Pasien merasakan nyeri pada pangkal paha kanan dan tidak bisa digerakkan sama sekali akibat terjatuh 3-4 jam SMRS di kamar mandi dengan posisi terduduk dan pinggul kanan terbentur lantai.Pemeriksaan FisikKeadaan Umum: Tampak sakit sedangStatus Generalis: A/I/C/D: +/-/-/-Status Lokalis (Regio Femoralis Dextra):Deformitas (+), nyeri (+), teraba hangat, terdapat pulsasi arteri dorsalis pedis dextra, krepitasi SDE, ROM terbatas karena nyeri Pemeriksaan PenunjangLaboratorium:Hb = 9,4 g/dL ( )Ht = 29,6 % ( )Radiologi:Foto polos Femur Dextra: Fraktur tertutup collum femur dextra

  • DIAGNOSAFraktur tertutup collum femur dextra

  • PENATALAKSANAANPlanning Diagnosa : (-)Planing TerapiKONSERVATIF: Pemasangan Traksi @ 4kg OPERATIF : Protese HemiarthroplastyPlaning EdukasiFisioterapi : latihan fisikPlaning Monitoring Awasi sindroma kompartemen: monitoring KU, Kesadaran, VSAwasi terjadi syokAwasi terjadi pendarahan

  • PROGNOSADubia ad bonam

  • FOTO POST-OP:

  • FOLLOW UP

  • PEMBAHASAN

  • FRAKTUR3,4Definisi frakturFraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun parsial

  • Proses terjadinya fraktur:Fraktur dapat diakibatkan:a. Injury (trauma)b. Stres berulangc. Kelemahan abnormal dari tulang (fraktur patologis)Penyebab tersering adalah akibat dari trauma; trauma bisa bersifat:a. Trauma langsungMenyebabkan tekanan langsung pada tulang dan terjadi fraktur pada daerah tekanan. Fraktur yang terjadi biasanya bersifat komunitif dan jaringan lunak ikut mengalami kerusakan.b. Trauma tidak langsungTrauma dihantarkan ke daerah yang lebih jauh dari daerah fraktur. Pada keadaan ini biasanya jaringan lunak tetap utuh.Trauma dapat berupa tekanan berputar, tarikan, membengkok, dan kompresi.

  • Klasifikasi fraktur (secara klinis)a. Fraktur tertutup (simple fracture)Suatu fraktur yang tidak mempunyai hubungan dengan dunia luarb. Fraktur terbuka (compound fracture)Fraktur yang mempunyai hubungan dengan dunia luar melalui kulit dan jaringan lunak, dapat berbentuk from within (dari dalam) atau from without (dari luar)c. Fraktur dengan komplikasi (complicated fracture)Fraktur yang disertai dengan komplikasi misalnya malunion, delayed union, nonunion, infeksi tulang

  • Diagnosa (Pemeriksaan Klinis)AnamnesaBiasanya ada riwayat cedera, diikuti oleh ketidakmampuan menggunakan anggota tubuh yang cedera - tapi hati-hati! Fraktur tidak selalu terjadi di lokasi cedera.Usia pasien dan mekanisme cedera penting diketahui. Jika fraktur terjadi dengan trauma sepele, curigai lesi patologis.Nyeri, memar dan pembengkakan adalah gejala umum tetapi mereka tidak membedakan fraktur dengan cedera jaringan lunak. Deformitas (Deformity) jauh lebih sugestif.Selalu tanyakan tentang gejala terkait cedera:Rasa sakit dan bengkak di tempat lain (seringkali terjadi kesalahan karena terlalu fokus pada cedera utama, apalagi jika cedera parah), mati rasa atau kehilangan gerakan, pucat atau sianosis, darah dalam urin, nyeri perut, kesulitan bernapas atau kehilangan kesadaran sementara.Setelah keadaan darurat yang akut telah ditangani, tanyakan tentang cedera sebelumnya, atau kelainan muskuloskeletal lainnya yang mungkin menyebabkan kebingungan ketika terlihat pada X-ray.Riwayat medis sangat penting, untuk persiapan anestesi atau operasi.

  • Pemeriksaan FisikGeneral SignsSampai jelas riwayat bahwa pasien mengalami cedera lokal dan cukup sederhana, prioritas yang harus diberikan adalah yang berkaitan dengan efek umum akibat trauma.Ikuti ABC: mencari, dan jika perlu tangani, Airway obstruction, Breathing problems, Circulation problems dan Cervical spine injury.Selama survei sekunder juga akan diperlukan untuk memeriksa kembali cedera lainnya yang mungkin dialami tetapi tidak ditemukan sebelumnya dan untuk mengetahui kemungkinan predisposisi yang ada pada pasien (seperti penyakit Paget atau mungkin suatu metastasis).

  • Local SignsJaringan yang terluka harus ditangani dengan hati-hati.Untuk memperoleh krepitus (crepitus) atau gerakan abnormal (false movement) tidak perlu menyakiti pasien, diagnosis sinar-X lebih dapat diandalkan. Namun demikian pemeriksaan klinis harus selalu dipertimbangkan, atau kerusakan pada arteri, saraf dan ligamen mungkin dapat terlewati.Suatu pendekatan sistematis selalu membantu:Periksa bagian yang paling jelas terluka.Pengujian kerusakan arteri dan saraf.Carilah cedera yang berhubungan di wilayah (region) tersebut.Carilah cedera yang berhubungan di bagian yang jauh.

  • LOOKBengkak, memar dan deformitas mungkin jelas terlihat, tetapi yang penting adalah apakah kulit masih utuh, jika kulit rusak dan luka berkomunikasi dengan fraktur, cederanya 'terbuka' ('compound').Perhatikan juga postur ekstremitas distal dan warna kulit (Untuk mengetahui kerusakan saraf atau pembuluh darah).

  • FEELBagian yang cedera diraba secara gentle untuk nyeri lokal.Seringkali fraktur terlewat ditemukan jika tidak dicari secara teliti, misalnya tanda klasik (memang satu-satunya tanda klinis!) dari fraktur scapoid adalah nyeri tekanan tepat pada daerah sesuai anatomisnya.Luka harus diperiksa, walaupun pasien tidak ada keluhan.Kelainan saraf perifer dan pembuluh darah harus diuji sebelum dan setelah pengobatan.

  • MOVEKrepitus dan gerakan abnormal dapat ditemukan, tapi mengapa menyakiti ketika X-ray tersedia?Lebih penting untuk menanyakan apakah pasien dapat menggerakkan sendi distal yang cedera.

  • Tanda-tanda fraktura. Krepitasib. Deformitasc. False movement

  • Bone HealingPemulihan bisa terjadi walaupun tidak dipasang splint, karena pembentukan callus terjadi sebagai respon dari gerakan.a. Pemulihan oleh callusMerupakan bentuk pemulihan alami dari tulang; tanpa adanya fiksasi yang rigid, melalui 5 tahap:1. Destruksi jaringan dan pembentukan haematomaPembuluh darah robek dan membentuk haematoma di sekitarnya dan di dalam fraktur.Tulang pada permukaan fraktur, kekurangan suplai darah, jaringannya mati satu hingga dua milimeter.

  • 2. Inflamasi dan proliferasi dari selDalam 8 jam dari fraktur, terjadi reaksi inflamasi akut dengan migrasi sel-sel inflamasi dan inisiasi dari proliferasi dan diferensiasi stem cell mesenkim dari periosteum, masuk ke kanalis medularis dan muskulus di sekelilingnya.Ujung fragmen dikelilingi jaringan dan sel-sel, membentuk suatu kerangka yang berseberangan pada lokasi fraktur.Mediator-mediator inflamasi juga terlibat dalam proses ini (sitokin dan berbagai growth factor).Haematoma yang membeku pelan-pelan diserap dan kapiler-kaplier baru yang baik tumbuh di area tersebut.

  • 3. Pembentukan callusStem cell berdiferensiasi menjadi sel kondrogenik dan osteogenik; pada kondisi yang tepat biasanya berhubungan dengan biologis lokal dan lingkungan biomekanik akan mulai membentuk tulang dan, pada beberapa kasus, kartilago juga.Populasi sel-sel sekarang terdiri dari osteoklas (mungkin derivat dari pembuluh darah baru), yang akan mulai membersihkan tulang yang mati.Massa sel yang tebal, pada tulang yang imatur dan kartilago, membentuk callus atau splint pada permukaan periosteal dan endosteal.Sebagaimana serat-serat tulang imatur (woven bone) termineralisasi semakin padat, pergerakan pada lokasi fraktur menurun secara progresif dan sekitar 4 minggu setelah injury fraktur menyambung (unite).

  • 4. KonsolidasiDengan berlanjutnya aktivitas osteoklastik dan osteoblastik, woven bone berubah menjadi tulang lamellar, menjadi cukup rigid, membuat osteoklas dapat masuk melalui debris dari garis fraktur, dan berada di dekatnya.Osteoblas mengisi gap-gap di antara fragmen dengan tulang baru.Proses ini berjalan lambat dan memerlukan hingga beberapa bulan sampai tulang cukup kuat untuk menanggung beban normal.

  • 5. RemodellingFraktur telah dijembatani oleh suatu belenggu daripada tulang padat.Setelah beberapa bulan, atau bahkan bertahun-tahun, proses yang terjadi secara kasar tersebut dibentuk kembali oleh suatu proses berkelanjutan dari resorpsi dan pembentukan tulang berulang-ulang.Lamellae menjadi lebih tebal, stres menjadi tinggi, materi yang tidak diinginkan diperbaiki dan medullary cavity dibentuk kembali.Akhirnya, khususnya pada anak-anak, tulang kembali seperti bentuk normalnya.

  • BONE HEALING

  • b. Istilah-istilah penting yang berkaitan dengan proses bone healingUnionPerbaikan yang inkomplit, callus terkalsifikasi.Secara klinis, lokasi fraktur sedikit nyeri dan, melalui penggerakan tulang, angulasi yang dilakukan terasa nyeri sekali.X-ray menunjukkan garis fraktur masih dapat terlihat jelas, dengan callus seperti kapas di sekitarnya.Perbaikan masih inkomplit, dan belum aman untuk memberikan stres pada tulang tanpa perlindungan.

  • KonsolidasiPerbaikan komplit; callus terkalsifikasi menjadi terosifikasi.Secara klinis, lokasi fraktur tidak terasa nyeri, tidak ada gerakan yang didapatkan dan angulasi yang dilakukan tidak terasa nyeri.X-ray menunjukkan garis fraktur yang hampir hilang dan dilewati trabekula tulang, dengan callus berbatas jelas di sekitarnya.Perbaikan sudah komplit dan proteksi lebih jauh tidak dibutuhkan.

  • TimetableBerapa lama suatu fraktur membutuhkan waktu untuk menyatu dan konsolidasi? Tidak ada jawaban waktu yang pasti karena umur, konstitusi, suplai darah, tipe fraktur dan fraktur lainnya mempengaruhi waktu yang dibutuhkan.Perkiraan prediksi mungkin dilakukan dengan Perkins timetable secara sederhana.Spiral fraktur pada upper limb menyatu dalam 3 minggu, untuk konsolidasi waktu dikalikan 2; untuk lower limb dikalikan 2 lagi; untuk fraktur transverse dikalikan 2 lagi. 25% bila frakturnya bukan spiral dan bila femur yang terlibat.Fraktur pada anak-anak lebih cepat menyatu. (Ini hanya perkiraan kasar saja)

  • Non-UnionTerkadang proses normal perbaikan tulang tidak sesuai dan gagal menyatu, penyebabnya:(1) distraksi dan separasi dari fragmen(2) gerakan berlebihan pada garis fraktur(3) injury parah, jaringan sekitarnya non-viable(4) suplai darah lokal buruk (5) infeksi.Tentu saja intervensi bedah yang tidak tepat, juga penyebabnya.

  • Anatomi (Collum Femur)1,2Epiphysis femoralis atas menutup pada usia 16 tahun.Sudut collum - corpus : 130 7 derajatFemoral anteversion : pengontrol sebesar 10 7 derajatAda periosteum minimal di sekitar collum femur, dengan demikian, setiap callus yang terbentuk dibentuk oleh proliferasi endosteal.

  • Calcar femorale:Suatu plat berorientasi secara vertikal dari bagian posteromedial dari corpus femur yang menyebar superior menuju ke trochanter major

  • Kapsul melekat anterior garis intertrochanteric dan posterior 1 sampai 1,5 cm proksimal ke garis intertrochanteric.

  • Tiga ligamen melekat di daerah ini:1. Iliofemoral : Y - ligamen Bigelow (anterior)2. Pubofemoral : anterior3. Ischiofemoral : posterior

  • Supply pembuluh darah:1. Basis collum femur: Sebuah cincin ekstrakapsular dibentuk anterior oleh cabang ascending dari arteri sirkumfleksa femoralis lateralis dan posterior oleh arteri sirkumfleksa femoralis medialis.2. Cabang-cabang cervical ascending dari cincin ini menembus kapsul pinggul dekat insersi distal, menjadi arteri retinacular mengalir sepanjang leher femoralis. Terbanyak suplai ke caput femur lokasibta di posterosuperior.3. Sebuah cincin arteri intrakapsular subsynovial dibentuk oleh arteri retinacular di basis caput femur. Ketika memasuki caput femur, bersatu untuk membentuk arteri epifisis lateralis.4. Arteri epifisis lateralis yang muncul dari cabang-cabang cervical ascending posterosuperior mensuplai sebagian besar caput femur.5. Arteri dari ligamentum teres, biasanya suatu cabang dari arteri obturator, memberi kontribusi tambahan kecil untuk caput femur dan terbatas pada daerah sekitar capitis fovea.

  • Gaya yang bekerja di seluruh sendi panggul:Straight leg raise: 1.5 x BBOne-legged stance: 2.5 x BBTwo legged stance: 0,5 x BBRunning: 5.0 x BB

  • Internal anatomi:Arah trabekula sejajar dengan arah kekuatan tekan.Tulang trabekula terletak sepanjang garis stres internal.Satu set dari trabekula berorientasi vertikal hasil dari kekuatan menahan beban di caput femur, dan satu set dari trabekula berorientasi horizontal hasil dari kekuatan otot abductor.Kedua sistem trabekula saling bersilangan di sudut yang tepat.

  • Fraktur Collum Femur1EpidemiologiLebih dari 250.000 patah tulang pinggul terjadi di Amerika Serikat setiap tahunnya (50% melibatkan collum femur), dan jumlah ini diperkirakan akan berlipat ganda pada tahun 2040.Rata-rata usia kejadian adalah 77 tahun untuk perempuan dan 72 tahun untuk pria.80% terjadi pada wanita, dan kejadian dua kali lipat setiap 5 sampai 6 tahun usia wanita > 30 tahun.Insiden pada pasien yang lebih muda sangat rendah dan berhubungan terutama dengan trauma energi tinggi.Faktor risiko termasuk jenis kelamin perempuan, ras kulit putih, bertambahnya usia, kesehatan yang buruk, merokok dan minum alkohol, riwayat fraktur sebelumnya, riwayat jatuh, dan tingkat estrogen yang rendah.

  • Mekanisme InjuryTrauma energi rendah; paling umum pada pasien yang lebih tua:Langsung: jatuh ke trochanter major (valgus impaksi) atau rotasi eksternal paksa dari ekstremitas bawah impinges collum yang osteoporosis ke posterior lip acetabulum (mengakibatkan kominusi posterior).Tidak langsung: Tekanan otot memlebihi kekuatan collum femur.Trauma energi tinggi: termasuk fraktur collum femur pasien muda dan pasien tua, seperti kecelakaan kendaraan bermotor atau jatuh dari ketinggian yang signifikan.Siklus pembebanan fraktur stress: Ini terlihat pada atlet, militer, penari balet; pasien dengan osteoporosis dan osteopenia berada pada risiko tertentu.

  • Evaluasi KlinisPasien dengan fraktur displacement collum femur biasanya tidak dapat berjalan, dengan pemendekan dan rotasi eksternal dari ekstremitas bawah. Pasien fraktur stres atau impakta dapat menunjukkan temuan kecil saja, seperti nyeri kapsul anterior, nyeri dengan kompresi aksial, tidak adanya deformitas, dan mungkin dapat menanggung berat badan.Nyeri mengakibatkan range of motion (ROM) pinggul terbatas, dapat disertai nyeri kompresi aksial dan nyeri pada palpasi pangkal paha.Riwayat yang akurat penting dalam fraktur energi rendah yang biasanya terjadi pada orang tua, dalam menentukan perawatan yang optimal dan disposisi.Kita harus menilai pergelangan tangan dan bahu pada orang tua karena 10% terkait dengan cedera ekstremitas atas.

  • Evaluasi RadiografiAnteroposterior (AP) view dari panggul dan AP dan cross-table lateral view tulang paha proksimal yang terlibat.Internal rotasi view pinggul yang injury dapat membantu untuk lebih memperjelas pola fraktur.CT Scan atau lebih dipilih MRI, utilitas klinis dalam melukiskan fraktur nondisplaced atau fraktur tersembunyi yang tidak jelas pada foto polos radiografi.

  • Klasifikasi1. Lokasi AnatomiSubcapitalTranscervicalBasicervical

  • 2. PauwelBerdasarkan dari sudut fraktur dari bidang horizontal.Type I: 30 degreesType II: 50 degreesType III: 70 degreesPeningkatan tekanan tarikan dengan peningkatan sudut akan membuat fraktur lebih tidak stabil.

  • 3. GardenBerdasarkan derajat dari displacement valgusType I: Inkomplit/Impaksi valgusType II: AP and lateral view komplit dan nondisplacedType III: Komplit dengan partial displacement; pola trabecular dari caput femur tidak sejajar acetabulumType IV: Komplit displaced; pola trabecular dari caput femur membentuk orientasi paralel dari acetabulum

  • 4. Klasifikasi OTA dari fraktur collum femurKarena banyak variasi dari klasifikasi, maka digunakan klasifikasi:Non-displaced (prognosis lebih baik) dan Displaced

  • TreatmentTujuan daripada terapi adalah untuk meminimalisasi ketidaknyamanan pasien, memulihkan fungsi pinggul, mobilisasi cepat dengan melakukan reduksi anatomi lebuh awal dan fiksasi internal yang stabil atau penggantian prosthetic.Terapi awal: obat anti nyeri dan bidai pada tungkai, bila operasi ditunda bisa dilakukan femoral nerve block.Terapi nonoperatif untuk fraktur traumatik hanya diindikasikan pada pasien dengan resiko tinggi bila dilakukan tindakan pembedahan; dipertimbangkan pula pasien untuk rawat inap walau nyeri minimal pada pinggul.

  • Mobilisasi tidur-duduk penting untuk menghindari resiko dan komplikasi dari perawatan yang berkepanjangan, seperti gangguan paru (atelektasis, pneumonia), venous stasis, and pressure ulceration.Penggantian prosthetic lebih dipilih daripada fiksasi internal pada orang usia lanjut karena resiko perlu dilakukan operasi berulang kecil.

  • Prosthetic replacementHemiarthroplastyKeuntungan disbanding open reduksi dan fiksasi internalLebih cepat dapat menahan berat tubuhMenghilangkan nonunion, osteonecrosis, resiko kegagalan fiksasi (>20% hingga 30% kasus dengan open reduksi dan fiksasi internal membutuhkan bedah sekunder).KerugianProsedur lebih ekstensif dengan kehilangan darah lebih banyakResiko dari erosi acetabulum pada individu aktif

  • Indikasi:Kominutiva, displaced femoral neck pada orang tuaFraktur patologisKondisi medis yang burukStatus rawat inap buruk sebelum frakturKondisi neurologis (dementia, ataxia, hemiplegia, parkinson)KontraindikasiSepsis yang aktifOrang yang masih mudaPenyakit pada acetabulum yang sudah ada sebelumnya (rheumatoid arthritis)

  • Bipolar versus unipolar implants:Secara teoritis mengurangi resiko erosi acetabulumMemiliki resiko lebih rendah terjadinya dislokasi post operatifSangat sulit untuk dilakukan close reduksi suatu bipolar prosthesis yang dislokasi.Bipolar dapat menyebabkan resiko polyethylene debris.Setelah waktu yang lama, bipolar dapat kehilangan gerak seiring penyangga dalam dan secara fungsional menjadi unipolar.Unipolar biayanya lebih murah.

  • KomplikasiNonunion:Biasanya timbul setelah 12 bulan, selangkangan atau bokong terasa nyeri pada ekstensi pinggul, atau nyeri saat menyangga berat badan.Komplikasi ini dapat terjadi hingga 5% dari nondisplaced fracture dan hingga 25% dari displaced fracture.Pada orang tua, dapat dilakukan arthroplasty, pada pasien usia muda dilakukan cancellous bone grafting, proximal femoral osteotomy, or muscle pedicle graft.

  • Osteonekrosis:Dapat timbul nyeri pada selangkangan, bokong, atau pangkal paha; komplikasi ini dapat terjadi hingga 10% dari nondisplaced fracture dan hingga 27% dari displaced fracture.Tidak semua kasus dapat terlihat dari pemeriksaan radiologis, dimana terapinya berdasarkan dari gejala yang timbul.Lebih awal tanpa perubahan x-ray: pemasangan pelindung atau dekompresiLebih lama dengan perubahan x-ray: orang tua mungkin dapat diterapi dengan arthroplasty, dimana orang yang lebih muda dapat diterapi dengan osteotomy, arthrodesis, atau arthroplasty.

  • Kegagalan fiksasi:Biasanya berhubungan dengan tulang osteoporosis atau problem tehnis (malreduksi, insersi implan yang buruk).Dapat diterapi dengan melakukan open reduksi berulang dan fiksasi internal atau prosthetic replacement.Penonjolan alat mungkin dapat muncul sekunder karena kolaps fraktur dan skrup lepas.

  • DAFTAR PUSTAKA1. Koval, Kenneth J.; Zuckerman, Joseph D.. 2006. Handbook of Fractures, 3rd Edition. Lippincott Williams & Wilkins. IV - Lower Extrimities Fractures and Dislocations; Femoral Neck Fractures.

    2. Netter, Frank H.. 2006. Atlas of Human Anatomy, 4th edition. W.B. Saunders Company. Plate 335, plate 459.3. Rasjad, Chairuddin. 2007. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. PT. Yarsif Watampone, Jakarta. p. 355-361; p. 398-399.4. Solomon, Louis; Warwick, David; Nayagam, Selvadurai. 2010. Apleys System of Orthopaedics and Fractures, 9th edition. Hodder Arnold, An Hachette UK Company. p. 687-694; p. 847-853.

  • TERIMA KASIH