transalate 4 jurnal

Upload: peronika-sari-barus

Post on 17-Feb-2018

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 transalate 4 jurnal

    1/11

    Faktor Risiko Penderita Prolapsus Organ Panggul terhadap Hiatus

    Genitalis, Panjang Total Vagina, danPerineal Body

    Benny Hasan Purwara, Edwin Armawan, R. M. Sonny Sasotya, Eppy Darmadi Achmad

    Prolaps Organ Panggul (POP) adalah turunnya visera pelvis (uterus, kandung kemih, uretra,

    dan rekrum) dari posisi normal. Kondisi tersebut umum terjadi pada perempuan usia lanjut

    dengan insidensi sekitar 39,8.!Life time risk seorang perempuan untuk menjalani operasi

    POP atau inkontinensia diperkirakan yaitu !!.!," Prolapsus organ panggul disebabkan oleh

    karena kelemahan dasar panggul. #ilangnya daya dukung yang terbentuk dari interaksidinamis tulang panggul, jaringan ikat endopelvis, dan otot dasar panggul, dapat memi$u POP.

    Proses ini berlangsung se$ara perlahan dan memerlukan %aktu beberapa tahun. Keluhan

    dirasakan penderita umumnya bersi&at perlahan tetapi progresi& sesuai dengan bertambah

    beratnya penurunan visera pelvis yang terjadi, sehingga dapat dan menurunkan kualitas

    hidup. 'ejala akibat POP antara lain adalah nyeri perut bagian ba%ah, konstipasi, dan

    gangguan berkemih.

    eberapa &aktor risiko klinis sudah diketahui, antara lain usia, pas$amenopause, persalinan

    per vaginam, trauma pada persalinan, dan keadaan klinis yang dapat meningkatkan tekanan

    intraabdominal menahun. eberapa &aktor lain diduga berpengaruh, yaitu genetik, merokok,

    de&isiensi estrogen, dan juga penyakit kelainan kolagen. *nsidensi dan prevalensi POP di

    suatu daerah atau komunitas ras tertentu dapat berbeda, hal tersebut disebabkan perbedaan

    interaksi dinamis berbagai &aktor risiko disertai pengaruh perbedaan ras.

    +elama ini laporan penelitian hanya menunjukkan pengaruh &aktor risiko terhadap insidensi

    POP se$ara umum, tetapi hubungan antara gabungan komponen &aktor risiko dan komponen

    anatomis POP (ukuran hiatus enita!is, panjang total vagina, ukuran perinea! "ody) yang

    belum jelas diketahui. Karena itu, tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi &aktor risiko apa

    saja yang terdapat pada penderita POP di + -r. #asan +adikin andung, serta bagaimana

    hubungan &aktor risiko klinis tersebut dengan komponen anatomi POP.

    -alam penelitian ini, usia lebih dari / tahun, paritas lebih dari tiga, dan juga status

    menopause merupakan &aktor risiko independen untuk gejala POP. 0erapi sulih hormon dan

  • 7/23/2019 transalate 4 jurnal

    2/11

    1* tampaknya tidak mempunyai peran yang signi&ikan terhadap kejadian POP. #al ini

    sesuai dengan penelitian yang dilakukan +%i&t dkk. yang melaporkan sulit untuk

    merekomendasikan terapi sulih hormon untuk dapat men$egah POP. Penelitian 2ygaard

    dkk. menghasilkan keadaan yang sama, yaitu POP tidak berkaitan dengan estrogen

    terkonjugasi dan juga pengobatan medroksiprogesteron jika dibandingkan dengan plasebo.

    Penelitian ini memperlihatkan bah%a usia, paritas, dan status menopause mempunyai kaitan

    dengan tahapan pada POP. sia pas$amenopause mempunyai total kadar kolagen yang

    kurang, penurunan kelarutan kolagen, serta peningkatan pergantian kolagen, keadaan tersebut

    berkontribusi terhadap perkembangan dan kemajuan POP bila dibandingkan dengan usia

    reprodukti&. 4ang dkk. melaporkan bah%a estradiol serum dan kadar reseptor estrogen (5)

    di ligamen sakrouterina jauh lebih rendah pada POP usia premenopause dibandingkan dengan

    kelompok kontrol. Oleh karena itu, kekurangan estrogen dan reseptornya mungkin berperan

    di dalam POP premenopause.

    eberapa keterbatasan penelitian ini, yaitu lama terapi hormonal terhadap perempuan

    menopause tidak diketahui. -elan$ey dalam penelitiannya melaporkan ukuran hiatus

    urogenital lebih besar pada %anita dengan prolaps dibandingkan dengan kelompok kontrol

    dan beberapa yang gagal setelah dilakukan operasi perbaikan prolaps berhubungan dengan

    ukuran hiatus. Keadaan tersebut diketahui bah%a #' yang melebar mungkin memiliki peran

    dalam perkembangan POP serta berhubungan dengan prolaps. Oleh karena itu, sistem levator

    yang melemah karena $edera otot dan #' yang melebar menyebabkan progresi&nya

    perkembangan POP. Penelitian ini tidak hanya mengidenti&ikasi &aktor risiko POP, tetapi juga

    mengevaluasi pengaruh &aktor risiko pada beberapa parameter komponen POP.

    +ebagai simpulan, usia, paritas, dan menopause merupakan &aktor risiko yang mungkin

    berperan pada progresivitas tahapan POP. #al ini terkait dengan ukuran hiatus enita!is danperinea!"ody. 6aktor risiko ini, bersama dengan terapi hormon se$ara signi&ikan berkorelasi

    terhadap progresivitas tahapan POP.

  • 7/23/2019 transalate 4 jurnal

    3/11

    EKSPRESI KOLGE! I "! III LIG#E!T$# SKRO$TERI! P"

    PERE#P$! "E!G! "! T!P PROLPS ORG! P!GG$L

    Dach!ia Sri Sakti , #rika $rianta , Eddy R. Moe!%ono, Baian &"stetri dan 'ineko!oi,(aku!tas )edokteran *ni+ersitas Hasanuddin

    Prolaps Organ Panggul disebut juga sebagai prolaps urogenital, adalah turunnya organ

    panggul yang menyebabkan penonjolan vagina, uterus atau keduanya. Keadaan ini dapat

    merusak dinding anterior, posterior vagina, dan uterus atau pun$ak vagina, yang umumnya

    tampak sebagai gabungan beberapa keadaan di atas. 0ahun !997, lebih dari ""./// pasienmenjalani operasi prolaps organ panggul di + ("".7!//// %anita), dengan estimasi

    pembiayaan lebih dari ! milyar +:. Prolaps Organ Panggul merupakan indikasi terbanyak

    dilakukannya histerektomi pada %anita postmenopause dan jumlahnya berkisar !!8 dari

    seluruh prosedur pada semua kelompok umur. Keadaan ini jarang menyebabkan morbiditas

    atau mortalitas yang berat; tetapi $ukup menimbulkan gejala genital bagian ba%ah, urinari,

    dan traktus gastrointestinal yang dapat mempengaruhi aktivitas keseharian dan kualitas hidup

    %anita. ( tahun. #asil penelitian ini berbeda dengan penelitian

  • 7/23/2019 transalate 4 jurnal

    4/11

    +%i&t et al ("///) yang mendapatkan POP tingkat * atau ** kebanyakan pada perempuan umur

    muda. +edangkan POP tingkat *** dan *? sebanyak ",@ terjadi pada umur di atas >/ tahun

    dan prevalensinya meningkat menjadi "! pada perempuan berumur diatas 7/ tahun.

    erbeda dengan penelitian yang dilakukan Ahia&&arino et al (!999) dimana risiko untuk

    prolaps organ panggul lebih besar pada perempuan yang melahirkan bayi dengan berat 3//

    gram atau lebih dibandingkan dengan perempuan yang melahirkan bayi yang ke$il (B3//

    gram).

    -ari analisis &aktor risiko, status post menopause merupakan &aktor risiko yang signi&ikan

    untuk terjadinya prolaps organ panggul. -imana status post menopause terbanyak pada

    kelompok prolaps (@8,9).

    Pada penelitian ini, diperoleh hasil ekspresi kolagen *** ligamentum sakrouterina pada

    kelompok POP yang lebih tinggi dibandingkan kelompok tanpa POP. +edangkan pada

    ekspresi kolagen * didapatkan hasil yang lebih rendah pada kelompok POP dibandingkan

    kelompok tanpa POP. 4iapis et al melaporkan jumlah yang sama dari kolagen *** pada

    perempuan dengan atau tanpa POP (4iapis et al,"///), sedangkan 5%ieC et al melaporkan

    kolagen *** yang meningkat pada jaringan perempuan dengan POP (5%ieC et al,"//3) dan hal

    ini didukung oleh beberapa penelitian lainnya ('abriel et al,"//). ntuk total kolagen,

    beberapa peneliti melaporkan jumlah kolagen yang menurun pada perempuan dengan POP

    (0akano et al, "//"). danya perbedaan hasil penelitian ini bisa disebabkan perbedaan

    metode dan tempat pengambilan jaringan penelitian.

    0erdapat "8 tipe kolagen. 6iber Kolagen * terdapat se$ara universal dan &leksibel dan

    memberikan daya tahan yang besar terhadap tegangan. Pada penelitian ini didapatkan

    penurunan ekspresi dari kolagen * pada perempuan dengan POP dibandingkan dengan tanpa

    POP.

    -ari penelitian ini didapatkan bah%a pada perempuan dengan prolaps organ panggul ekspresi

    kolagen * lebih rendah, ekspresi kolagen *** lebih tinggi, dan rasio kolagen * dan *** lebih

    rendah dibandingkan dengan perempuan tanpa prolaps organ panggul.Kolagen * dan ***

    berkontribusi terhadap kejadian prolaps organ panggul. asio kolagen * dan *** yang rendah

    berkontribusi untuk terjadinya prolaps organ panggul Pada penelitian ini, &aktor risiko

    signi&ikan terjadinya prolaps organ panggul adalah &aktor paritas, status menopause dan

    indeks massa tubuh. +edangkan &aktor risiko yang berhubungan dengan ekspresi kolagen ***

  • 7/23/2019 transalate 4 jurnal

    5/11

    adalah &aktor indeks massa tubuh. -iharapkan dengan adanya penelitian ini, dapat

    menurunkan angka kejadian prolaps organ panggul dengan memberikan konseling tentang

    &aktor predisposisi terjadinya POP sehingga bisa memberikan pelayanan se$ara holistik.

    Perlu dilakukan penelitian lanjut tentang ekspresi kolagen dengan menggunakan metode

    pemeriksaan yang berbeda untuk mengetahui peranan kolagen se$ara keseluruhan terhadap

    kejadian POP.

  • 7/23/2019 transalate 4 jurnal

    6/11

    Pre%e&peri'ental Stud( to assess the E))e*ti+eness o) !ursing

    Inter+ention Pa*kage on #anage'ent o) Pel+i* Organ Prolapse a'ong

    o'en

    Priyanka, Sukh%it )aur, Amar%eet Sinh, ee!am Arawa!

    ursin and Midwifery Research -ourna!, o!/00, o. 1, -u!y 2304

    Prolaps Organ Panggul (POP) merupakan berbagai kondisi yang $enderung mempengaruhi

    %anita yang lebih tua dari >/ tahun. +ekitar / dari semua %anita pernah melahirkan

    dengan beberapa derajat prolaps; namun hanya !/"/ adalah gejala. +elanjutnya, POP

    adalah salah satu penyebab paling sering dari morbiditas ginekologi di kalangan perempuan

    di *ndia. 'ejala Prolaps Organ Panggul bisa sangat melemahkan dan berdampak $ukup besar

    pada kualitas hidup.

    Prolaps Organ Panggul dide&inisikan anatomis sebagai keturunan dari organ panggul atau

    organ dalam atau di luar saluran vagina. Prolaps Organ Panggul mungkin melibatkan rahim

    (prolaps rahim), kandung kemih prolaps (sistokel), uretra prolaps (uretrokel), prolaps usus

    (5nterokel), prolaps rektum (rektokel) dan vagina (vaginal kubah prolaps). 1asalah yang

    paling umum adalah sistokel (@), prolaps rahim (3,@) n rektokel (>/).

    Kondisi ini paling sering terjadi pada %anita multipara dan pas$amenopause. Penyebab

    utama dari prolaps adalah trauma kebidanan dan atro&i pas$amenopause. 1emba%a ekstra

    berat atau aktivitas &isik meningkatkan gaya gravitasi terhadap otot ini. +eperti otot lain

    dalam tubuh, otototot di dasar panggul tunduk kelelahan dan $edera. 1ereka juga dapat

    se$ara akti& dilakukan untuk meningkatkan nada dan ukuran mereka untuk men$egah

    kelelahan dan $edera.

    Pilihan pengobatan untuk Prolaps Organ Panggul meliputi intervensi bedah dan non bedah.

    Perkembangan POP adalah indikasi untuk operasi besar di antara "/ dari semua %anita.

    2amun demikian, terulangnya POP terdeteksi di antara 8 pasien setelah operasi. *ni

    menyoroti kebutuhan untuk tindakan pen$egahan untuk mengurangi dampak dari Prolaps

    Organ Panggul. *ni termasuk pelatihan latihan Kegel dan perubahan gaya hidup. 4atihan

    latihan ini telah ditemukan untuk menjadi e&ekti& pada pasien dengan inkontinensia urin dan

    prolaps organ panggul.

  • 7/23/2019 transalate 4 jurnal

    7/11

    -alam penelitian ini, populasi sasaran terdiri dari semua %anita didiagnosis memiliki Prolaps

    Organ Panggul. Populasi penelitian ini terdiri dari / %anita dengan stadium !, " dan 3

    Prolaps Organ Panggul dihadiri 'ynae OP- di P'*15 Ahandigarh. 0eknik purposi+e

    samp!in digunakan untuk penelitian ini. Pengembangan instrumen penelitian dilakukan

    dengan kajian literatur yang relevan dari beberapa pendapat para ahli dari Kepera%atan,

    -epartemen Obstetri dan 'inekologi dan -epartemen Kedokteran Komunitas. lat

    pengumpulan data %a%an$ara yang terdiri dari komponen seperti rekaman pro&il sosio

    demogra&is, skor Prolaps Organ Panggul (POP), sistem Prolaps Organ Panggul Kuanti&ikasi

    dan $atatan -airy. 'ejala Prolaps Organ Panggul skor, kuesioner terstruktur untuk men$etak

    gejala Prolaps Organ Panggul digunakan.

    Para pekerja klinis dan pengalaman masyarakat mengamati bah%a %anita yang menderita

    Prolaps Organ Panggul memiliki kurangnya pengetahuan tentang Prolaps Organ Panggul dan

    langkah yang diambil untuk men$egah hal itu. -engan meningkatkan pengetahuan tentang

    Prolaps Organ Panggul dan bantuan pen$egahannya dalam mengurangi morbiditas ginekologi

    di kalangan perempuan di *ndia. -isebutkan di atas bukti juga mengungkapkan bah%a 0ahap

    a%al prolaps dapat dibalik dan dikoreksi oleh latihan panggul lantai (latihan Kegel) dan

    modi&ikasi perilaku lain.

  • 7/23/2019 transalate 4 jurnal

    8/11

    berdiri yang hadir hampir di semua %anita. #al ini sebanding dengan penelitian yang

    dilakukan oleh Kashyap .

    -alam studi ini, ada perubahan signi&ikan dalam POP ratarata setelah intervensi pada @

    minggu dan > bulan. #asil penelitian menunjukkan perbedaan yang signi&ikan dalam

    pengurangan intensitas gejala dan keparahan dari tahap POP pada @ minggu (p B/,//!) dan

    pada > bulan (p B/,//!). 0emuan dari studi Kashyap juga sejalan dengan kesimpulan ini

    yang membandingkan e&ek dari " paket modul pembelajaran diri dan +*1 dan P610

    pelatihan otot dasar panggul (P610) pada perjalanan klinis Prolaps Organ Panggul (POP) di

    kalangan %anita menghadiri ginekologi sebuah departemen ra%at jalan di P'*15,

    Ahandigarh. #asil penelitian menunjukkan bah%a gejala prolaps meningkat se$ara signi&ikan

    lebih banyak di Pelatihan Otot panggul 4antai dan %anita ini juga $enderung mengatakan

    bah%a prolaps mereka lebih baik di tindak lanjut dibandingkan dengan a%al penelitian.

    -alam penelitian ini, sepertiga dari subyek menderita prolaps organ panggul semua

    (sistokelErektokel E? Prolaps). +ebuah penelitian deskripti& yang dilakukan oleh +adeghi

    #assanbadi #.et al menunjukkan bah%a di antara masalah kesehatan reproduksi yang

    dihadapi perempuan, masalah yang paling umum adalah sistokel @, prolaps uteri 3,@

    dan >/ .*ni rektokel mengungkapkan bah%a sistokel adalah masalah umum ! dan prolaps

    uteri adalah masalah umum yang dihadapi oleh " %anita.

    -isesuaikan latihan Kegel adalah aman dan e&ekti&, ini merupakan terapi murah. #al ini dapat

    memiliki dampak yang lebih menguntungkan pada peningkatan tandatanda dan gejala

    prolaps organ panggul. 1etode pengajaran studi digunakan hadir untuk mengubah perilaku

    pasien terutama untuk modi&ikasi gaya hidup. 1etode ini e&ekti& dalam meningkatkan

    pengetahuan dan mempromosikan perubahan perilaku yang pada gilirannya membantu

    mereka dalam mengelola masalah POP. Kebanyakan dari semua %anita dalam penelitian ini

    merasa puas dengan kemajuan terapi.

    #asil penelitian ini menunjukkan bah%a latihan olahraga disesuaikan Kegel bersama dengan

    pendidikan dalam bentuk buku siap mengenai prolaps organ panggul, manajemen konservati&

    dan pen$egahan Prolaps Organ Panggul untuk %anita dengan prolaps organ panggul e&ekti&

    dalam pen$egahan, mengurangi gejala prolaps, keparahan dan kebutuhan untuk operasi lebih

    lanjut dan pengobatan.

  • 7/23/2019 transalate 4 jurnal

    9/11

  • 7/23/2019 transalate 4 jurnal

    10/11

    EKSPRESI TE!S-I!%- "I!"I!G VGI! !TERIOR P"

    PERE#P$! "E!G! PROLPS ORG! P!GG$L "! T!P

    PROLPS ORG! P!GG$L

    Risma eswaty Su!ham, #rika $rianta, *mar Ma!inta, Baian &"stetri dan 'ineko!oi

    (aku!tas )edokteran *ni+ersitas Hasanuddin, Makassar

    Prolaps Organ Panggul (POP) merupakan suatu morbiditas, yang mempengaruhi kualitas

    kehidupan perempuan. Prevalensinya tinggi di negaranegara maju dan berkembang,

    meskipun etiologi utamanya berbeda ( 1a$4ennan, "///). Kegagalan &ungsi normal dari otot

    levator ani merupakan $iri penting dari kejadian prolaps organ panggul pada %anita

    (oreham dkk., "//"). *nsidensi Prolaps Organ Panggul ditemukan pada dinding anterior

    vagina sebesar 9,3 kasus per !// perempuan per tahun,pada dinding posterior vagina sebesar

    ,7 kasus per !// perempuan per tahun, dan pada prolaps uterus !. kasus per !// perempuan

    per tahun (mundsen A4 dkk., "//3).

    0enas$in merupakan suatu glikoprotein besar, yang hadir sementara pada selsel ekstraseluler

    dan terlibat dalam pergerakan mor&ogenetik, pembentukan pola jaringan, danperbaikan

    jaringan (4iu dkk., !99). #asil temuan peningkatan tenas$in dalam ligamentprolap dapat

    diterima karena terjadinya prolaps organ panggul dapat dianggap sebagai suatubentuk trauma

    jaringan. 5kspresi tenas$in meningkat pada dinding vagina, yangmengindikasikan

    keterlibatannya dalam proses penyembuhan setelah pembedahan (2eurath,!993).

    #asil penelitian ini menunjukkan bah%a dinding vagina anterior pada pasien prolaps organ

    panggul di$irikan oleh adanya reaksi imun tenas$in yang lebih tinggi dibandingkandengan

    pasien tanpa prolaps organ panggul. 5kspresi tenas$in pada perempuan dengan Prolaps organ

    Panggul moderat yaitu E" sebanyak !8 kasus (!,) dibandingkan dengan perempuan tanpa

    prolaps organ panggul dengan ekspresi tenas$in yang lebih lemah yaitu E! sebanyak " kasus

    (7!,). #al ini sesuai dengan penelitian mengenai pelabelan immun 0enas$in di dinding

    vagina anterior pada %anita pas$amenoupause dengan dan tanpa prolaps organ panggul

    yang telah dilakukan oleh 'oepel tahun "//7 yang melibatkan 9 %anita (ratarata usia 9

    8") yang menjalani operasi di -epartemen 'inekologi, martin4utherniversity #alleFittenberg. #asil penelitian tersebut menunjukkan bah%a dindin vagina pada pasien prolaps

  • 7/23/2019 transalate 4 jurnal

    11/11

    di$irikan oleh adanya immunolabeling yang kuat sedangkan pada dinding vagina pasien

    tanpa prolaps, immunolabelingnya lebih lemah dibandingkan pasienpasien prolaps.

    0enas$in terlibat dalam adhesi, migrasi, pertumbuhan sel dan penyembuhan luka serta

    neovaskularisasi. 0nA dapat terlibat baik dalam &ungsi &isiologis atau patologis, tergantung

    pada keadaan dan jenis sel dimana ekspresi 0nA bervariasi pada jaringan yang berbeda,

    tergantung pada perkembangan tahap organisme. Perubahan dramatis ini dalam kondisi

    patologis berbagai seperti tumor, tendon degenerasi, sinovitis, radang usus,usus besar

    adenoma dan karsinoma kolorektal, sumsum tulang patologis dan interstitial pneumonia. Pola

    perubahan ekspresi tenas$in dinding vagina anterior pada prolaps terjadi karena prolaps

    merupakan &ase penyembuhan trauma jaringan. 0rauma itu sendiri kemungkinan telah

    dia%ali oleh berbagai peristi%a seperti melahirkan. -itambah lagi kurangnya estrogen setelah

    post menopause kemungkinan telah menyebabkan dekompensasi jaringan. ('oepel,

    "///).

    5kspresi tenas$in kuat di dinding vagina anterior pada perempuan dengan prolaps organ

    panggul tingkat ***,*? dan ekspersi lemah pada perempuan tanpa prolaps organ panggul. Pada

    penelitian ini *10 dan status menopause didapatkan hasil yang signi&ikan. Penelitian lebih

    lanjut perlu dilakukan pada tingkat molekuler untuk meneliti tenas$in sebagai pathogenesis

    terjadinya prolaps organ panggul. -engan adanya penelitian ini diharapkan dapat

    menurunkan angka kejadian prolaps organ panggul dengan memberikan konseling terhadap

    &aktor predisposisi terjadinya prolaps organ panggul se$ara holistik.