transalate 4 jurnal
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 transalate 4 jurnal
1/11
Faktor Risiko Penderita Prolapsus Organ Panggul terhadap Hiatus
Genitalis, Panjang Total Vagina, danPerineal Body
Benny Hasan Purwara, Edwin Armawan, R. M. Sonny Sasotya, Eppy Darmadi Achmad
Prolaps Organ Panggul (POP) adalah turunnya visera pelvis (uterus, kandung kemih, uretra,
dan rekrum) dari posisi normal. Kondisi tersebut umum terjadi pada perempuan usia lanjut
dengan insidensi sekitar 39,8.!Life time risk seorang perempuan untuk menjalani operasi
POP atau inkontinensia diperkirakan yaitu !!.!," Prolapsus organ panggul disebabkan oleh
karena kelemahan dasar panggul. #ilangnya daya dukung yang terbentuk dari interaksidinamis tulang panggul, jaringan ikat endopelvis, dan otot dasar panggul, dapat memi$u POP.
Proses ini berlangsung se$ara perlahan dan memerlukan %aktu beberapa tahun. Keluhan
dirasakan penderita umumnya bersi&at perlahan tetapi progresi& sesuai dengan bertambah
beratnya penurunan visera pelvis yang terjadi, sehingga dapat dan menurunkan kualitas
hidup. 'ejala akibat POP antara lain adalah nyeri perut bagian ba%ah, konstipasi, dan
gangguan berkemih.
eberapa &aktor risiko klinis sudah diketahui, antara lain usia, pas$amenopause, persalinan
per vaginam, trauma pada persalinan, dan keadaan klinis yang dapat meningkatkan tekanan
intraabdominal menahun. eberapa &aktor lain diduga berpengaruh, yaitu genetik, merokok,
de&isiensi estrogen, dan juga penyakit kelainan kolagen. *nsidensi dan prevalensi POP di
suatu daerah atau komunitas ras tertentu dapat berbeda, hal tersebut disebabkan perbedaan
interaksi dinamis berbagai &aktor risiko disertai pengaruh perbedaan ras.
+elama ini laporan penelitian hanya menunjukkan pengaruh &aktor risiko terhadap insidensi
POP se$ara umum, tetapi hubungan antara gabungan komponen &aktor risiko dan komponen
anatomis POP (ukuran hiatus enita!is, panjang total vagina, ukuran perinea! "ody) yang
belum jelas diketahui. Karena itu, tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi &aktor risiko apa
saja yang terdapat pada penderita POP di + -r. #asan +adikin andung, serta bagaimana
hubungan &aktor risiko klinis tersebut dengan komponen anatomi POP.
-alam penelitian ini, usia lebih dari / tahun, paritas lebih dari tiga, dan juga status
menopause merupakan &aktor risiko independen untuk gejala POP. 0erapi sulih hormon dan
-
7/23/2019 transalate 4 jurnal
2/11
1* tampaknya tidak mempunyai peran yang signi&ikan terhadap kejadian POP. #al ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan +%i&t dkk. yang melaporkan sulit untuk
merekomendasikan terapi sulih hormon untuk dapat men$egah POP. Penelitian 2ygaard
dkk. menghasilkan keadaan yang sama, yaitu POP tidak berkaitan dengan estrogen
terkonjugasi dan juga pengobatan medroksiprogesteron jika dibandingkan dengan plasebo.
Penelitian ini memperlihatkan bah%a usia, paritas, dan status menopause mempunyai kaitan
dengan tahapan pada POP. sia pas$amenopause mempunyai total kadar kolagen yang
kurang, penurunan kelarutan kolagen, serta peningkatan pergantian kolagen, keadaan tersebut
berkontribusi terhadap perkembangan dan kemajuan POP bila dibandingkan dengan usia
reprodukti&. 4ang dkk. melaporkan bah%a estradiol serum dan kadar reseptor estrogen (5)
di ligamen sakrouterina jauh lebih rendah pada POP usia premenopause dibandingkan dengan
kelompok kontrol. Oleh karena itu, kekurangan estrogen dan reseptornya mungkin berperan
di dalam POP premenopause.
eberapa keterbatasan penelitian ini, yaitu lama terapi hormonal terhadap perempuan
menopause tidak diketahui. -elan$ey dalam penelitiannya melaporkan ukuran hiatus
urogenital lebih besar pada %anita dengan prolaps dibandingkan dengan kelompok kontrol
dan beberapa yang gagal setelah dilakukan operasi perbaikan prolaps berhubungan dengan
ukuran hiatus. Keadaan tersebut diketahui bah%a #' yang melebar mungkin memiliki peran
dalam perkembangan POP serta berhubungan dengan prolaps. Oleh karena itu, sistem levator
yang melemah karena $edera otot dan #' yang melebar menyebabkan progresi&nya
perkembangan POP. Penelitian ini tidak hanya mengidenti&ikasi &aktor risiko POP, tetapi juga
mengevaluasi pengaruh &aktor risiko pada beberapa parameter komponen POP.
+ebagai simpulan, usia, paritas, dan menopause merupakan &aktor risiko yang mungkin
berperan pada progresivitas tahapan POP. #al ini terkait dengan ukuran hiatus enita!is danperinea!"ody. 6aktor risiko ini, bersama dengan terapi hormon se$ara signi&ikan berkorelasi
terhadap progresivitas tahapan POP.
-
7/23/2019 transalate 4 jurnal
3/11
EKSPRESI KOLGE! I "! III LIG#E!T$# SKRO$TERI! P"
PERE#P$! "E!G! "! T!P PROLPS ORG! P!GG$L
Dach!ia Sri Sakti , #rika $rianta , Eddy R. Moe!%ono, Baian &"stetri dan 'ineko!oi,(aku!tas )edokteran *ni+ersitas Hasanuddin
Prolaps Organ Panggul disebut juga sebagai prolaps urogenital, adalah turunnya organ
panggul yang menyebabkan penonjolan vagina, uterus atau keduanya. Keadaan ini dapat
merusak dinding anterior, posterior vagina, dan uterus atau pun$ak vagina, yang umumnya
tampak sebagai gabungan beberapa keadaan di atas. 0ahun !997, lebih dari ""./// pasienmenjalani operasi prolaps organ panggul di + ("".7!//// %anita), dengan estimasi
pembiayaan lebih dari ! milyar +:. Prolaps Organ Panggul merupakan indikasi terbanyak
dilakukannya histerektomi pada %anita postmenopause dan jumlahnya berkisar !!8 dari
seluruh prosedur pada semua kelompok umur. Keadaan ini jarang menyebabkan morbiditas
atau mortalitas yang berat; tetapi $ukup menimbulkan gejala genital bagian ba%ah, urinari,
dan traktus gastrointestinal yang dapat mempengaruhi aktivitas keseharian dan kualitas hidup
%anita. ( tahun. #asil penelitian ini berbeda dengan penelitian
-
7/23/2019 transalate 4 jurnal
4/11
+%i&t et al ("///) yang mendapatkan POP tingkat * atau ** kebanyakan pada perempuan umur
muda. +edangkan POP tingkat *** dan *? sebanyak ",@ terjadi pada umur di atas >/ tahun
dan prevalensinya meningkat menjadi "! pada perempuan berumur diatas 7/ tahun.
erbeda dengan penelitian yang dilakukan Ahia&&arino et al (!999) dimana risiko untuk
prolaps organ panggul lebih besar pada perempuan yang melahirkan bayi dengan berat 3//
gram atau lebih dibandingkan dengan perempuan yang melahirkan bayi yang ke$il (B3//
gram).
-ari analisis &aktor risiko, status post menopause merupakan &aktor risiko yang signi&ikan
untuk terjadinya prolaps organ panggul. -imana status post menopause terbanyak pada
kelompok prolaps (@8,9).
Pada penelitian ini, diperoleh hasil ekspresi kolagen *** ligamentum sakrouterina pada
kelompok POP yang lebih tinggi dibandingkan kelompok tanpa POP. +edangkan pada
ekspresi kolagen * didapatkan hasil yang lebih rendah pada kelompok POP dibandingkan
kelompok tanpa POP. 4iapis et al melaporkan jumlah yang sama dari kolagen *** pada
perempuan dengan atau tanpa POP (4iapis et al,"///), sedangkan 5%ieC et al melaporkan
kolagen *** yang meningkat pada jaringan perempuan dengan POP (5%ieC et al,"//3) dan hal
ini didukung oleh beberapa penelitian lainnya ('abriel et al,"//). ntuk total kolagen,
beberapa peneliti melaporkan jumlah kolagen yang menurun pada perempuan dengan POP
(0akano et al, "//"). danya perbedaan hasil penelitian ini bisa disebabkan perbedaan
metode dan tempat pengambilan jaringan penelitian.
0erdapat "8 tipe kolagen. 6iber Kolagen * terdapat se$ara universal dan &leksibel dan
memberikan daya tahan yang besar terhadap tegangan. Pada penelitian ini didapatkan
penurunan ekspresi dari kolagen * pada perempuan dengan POP dibandingkan dengan tanpa
POP.
-ari penelitian ini didapatkan bah%a pada perempuan dengan prolaps organ panggul ekspresi
kolagen * lebih rendah, ekspresi kolagen *** lebih tinggi, dan rasio kolagen * dan *** lebih
rendah dibandingkan dengan perempuan tanpa prolaps organ panggul.Kolagen * dan ***
berkontribusi terhadap kejadian prolaps organ panggul. asio kolagen * dan *** yang rendah
berkontribusi untuk terjadinya prolaps organ panggul Pada penelitian ini, &aktor risiko
signi&ikan terjadinya prolaps organ panggul adalah &aktor paritas, status menopause dan
indeks massa tubuh. +edangkan &aktor risiko yang berhubungan dengan ekspresi kolagen ***
-
7/23/2019 transalate 4 jurnal
5/11
adalah &aktor indeks massa tubuh. -iharapkan dengan adanya penelitian ini, dapat
menurunkan angka kejadian prolaps organ panggul dengan memberikan konseling tentang
&aktor predisposisi terjadinya POP sehingga bisa memberikan pelayanan se$ara holistik.
Perlu dilakukan penelitian lanjut tentang ekspresi kolagen dengan menggunakan metode
pemeriksaan yang berbeda untuk mengetahui peranan kolagen se$ara keseluruhan terhadap
kejadian POP.
-
7/23/2019 transalate 4 jurnal
6/11
Pre%e&peri'ental Stud( to assess the E))e*ti+eness o) !ursing
Inter+ention Pa*kage on #anage'ent o) Pel+i* Organ Prolapse a'ong
o'en
Priyanka, Sukh%it )aur, Amar%eet Sinh, ee!am Arawa!
ursin and Midwifery Research -ourna!, o!/00, o. 1, -u!y 2304
Prolaps Organ Panggul (POP) merupakan berbagai kondisi yang $enderung mempengaruhi
%anita yang lebih tua dari >/ tahun. +ekitar / dari semua %anita pernah melahirkan
dengan beberapa derajat prolaps; namun hanya !/"/ adalah gejala. +elanjutnya, POP
adalah salah satu penyebab paling sering dari morbiditas ginekologi di kalangan perempuan
di *ndia. 'ejala Prolaps Organ Panggul bisa sangat melemahkan dan berdampak $ukup besar
pada kualitas hidup.
Prolaps Organ Panggul dide&inisikan anatomis sebagai keturunan dari organ panggul atau
organ dalam atau di luar saluran vagina. Prolaps Organ Panggul mungkin melibatkan rahim
(prolaps rahim), kandung kemih prolaps (sistokel), uretra prolaps (uretrokel), prolaps usus
(5nterokel), prolaps rektum (rektokel) dan vagina (vaginal kubah prolaps). 1asalah yang
paling umum adalah sistokel (@), prolaps rahim (3,@) n rektokel (>/).
Kondisi ini paling sering terjadi pada %anita multipara dan pas$amenopause. Penyebab
utama dari prolaps adalah trauma kebidanan dan atro&i pas$amenopause. 1emba%a ekstra
berat atau aktivitas &isik meningkatkan gaya gravitasi terhadap otot ini. +eperti otot lain
dalam tubuh, otototot di dasar panggul tunduk kelelahan dan $edera. 1ereka juga dapat
se$ara akti& dilakukan untuk meningkatkan nada dan ukuran mereka untuk men$egah
kelelahan dan $edera.
Pilihan pengobatan untuk Prolaps Organ Panggul meliputi intervensi bedah dan non bedah.
Perkembangan POP adalah indikasi untuk operasi besar di antara "/ dari semua %anita.
2amun demikian, terulangnya POP terdeteksi di antara 8 pasien setelah operasi. *ni
menyoroti kebutuhan untuk tindakan pen$egahan untuk mengurangi dampak dari Prolaps
Organ Panggul. *ni termasuk pelatihan latihan Kegel dan perubahan gaya hidup. 4atihan
latihan ini telah ditemukan untuk menjadi e&ekti& pada pasien dengan inkontinensia urin dan
prolaps organ panggul.
-
7/23/2019 transalate 4 jurnal
7/11
-alam penelitian ini, populasi sasaran terdiri dari semua %anita didiagnosis memiliki Prolaps
Organ Panggul. Populasi penelitian ini terdiri dari / %anita dengan stadium !, " dan 3
Prolaps Organ Panggul dihadiri 'ynae OP- di P'*15 Ahandigarh. 0eknik purposi+e
samp!in digunakan untuk penelitian ini. Pengembangan instrumen penelitian dilakukan
dengan kajian literatur yang relevan dari beberapa pendapat para ahli dari Kepera%atan,
-epartemen Obstetri dan 'inekologi dan -epartemen Kedokteran Komunitas. lat
pengumpulan data %a%an$ara yang terdiri dari komponen seperti rekaman pro&il sosio
demogra&is, skor Prolaps Organ Panggul (POP), sistem Prolaps Organ Panggul Kuanti&ikasi
dan $atatan -airy. 'ejala Prolaps Organ Panggul skor, kuesioner terstruktur untuk men$etak
gejala Prolaps Organ Panggul digunakan.
Para pekerja klinis dan pengalaman masyarakat mengamati bah%a %anita yang menderita
Prolaps Organ Panggul memiliki kurangnya pengetahuan tentang Prolaps Organ Panggul dan
langkah yang diambil untuk men$egah hal itu. -engan meningkatkan pengetahuan tentang
Prolaps Organ Panggul dan bantuan pen$egahannya dalam mengurangi morbiditas ginekologi
di kalangan perempuan di *ndia. -isebutkan di atas bukti juga mengungkapkan bah%a 0ahap
a%al prolaps dapat dibalik dan dikoreksi oleh latihan panggul lantai (latihan Kegel) dan
modi&ikasi perilaku lain.
-
7/23/2019 transalate 4 jurnal
8/11
berdiri yang hadir hampir di semua %anita. #al ini sebanding dengan penelitian yang
dilakukan oleh Kashyap .
-alam studi ini, ada perubahan signi&ikan dalam POP ratarata setelah intervensi pada @
minggu dan > bulan. #asil penelitian menunjukkan perbedaan yang signi&ikan dalam
pengurangan intensitas gejala dan keparahan dari tahap POP pada @ minggu (p B/,//!) dan
pada > bulan (p B/,//!). 0emuan dari studi Kashyap juga sejalan dengan kesimpulan ini
yang membandingkan e&ek dari " paket modul pembelajaran diri dan +*1 dan P610
pelatihan otot dasar panggul (P610) pada perjalanan klinis Prolaps Organ Panggul (POP) di
kalangan %anita menghadiri ginekologi sebuah departemen ra%at jalan di P'*15,
Ahandigarh. #asil penelitian menunjukkan bah%a gejala prolaps meningkat se$ara signi&ikan
lebih banyak di Pelatihan Otot panggul 4antai dan %anita ini juga $enderung mengatakan
bah%a prolaps mereka lebih baik di tindak lanjut dibandingkan dengan a%al penelitian.
-alam penelitian ini, sepertiga dari subyek menderita prolaps organ panggul semua
(sistokelErektokel E? Prolaps). +ebuah penelitian deskripti& yang dilakukan oleh +adeghi
#assanbadi #.et al menunjukkan bah%a di antara masalah kesehatan reproduksi yang
dihadapi perempuan, masalah yang paling umum adalah sistokel @, prolaps uteri 3,@
dan >/ .*ni rektokel mengungkapkan bah%a sistokel adalah masalah umum ! dan prolaps
uteri adalah masalah umum yang dihadapi oleh " %anita.
-isesuaikan latihan Kegel adalah aman dan e&ekti&, ini merupakan terapi murah. #al ini dapat
memiliki dampak yang lebih menguntungkan pada peningkatan tandatanda dan gejala
prolaps organ panggul. 1etode pengajaran studi digunakan hadir untuk mengubah perilaku
pasien terutama untuk modi&ikasi gaya hidup. 1etode ini e&ekti& dalam meningkatkan
pengetahuan dan mempromosikan perubahan perilaku yang pada gilirannya membantu
mereka dalam mengelola masalah POP. Kebanyakan dari semua %anita dalam penelitian ini
merasa puas dengan kemajuan terapi.
#asil penelitian ini menunjukkan bah%a latihan olahraga disesuaikan Kegel bersama dengan
pendidikan dalam bentuk buku siap mengenai prolaps organ panggul, manajemen konservati&
dan pen$egahan Prolaps Organ Panggul untuk %anita dengan prolaps organ panggul e&ekti&
dalam pen$egahan, mengurangi gejala prolaps, keparahan dan kebutuhan untuk operasi lebih
lanjut dan pengobatan.
-
7/23/2019 transalate 4 jurnal
9/11
-
7/23/2019 transalate 4 jurnal
10/11
EKSPRESI TE!S-I!%- "I!"I!G VGI! !TERIOR P"
PERE#P$! "E!G! PROLPS ORG! P!GG$L "! T!P
PROLPS ORG! P!GG$L
Risma eswaty Su!ham, #rika $rianta, *mar Ma!inta, Baian &"stetri dan 'ineko!oi
(aku!tas )edokteran *ni+ersitas Hasanuddin, Makassar
Prolaps Organ Panggul (POP) merupakan suatu morbiditas, yang mempengaruhi kualitas
kehidupan perempuan. Prevalensinya tinggi di negaranegara maju dan berkembang,
meskipun etiologi utamanya berbeda ( 1a$4ennan, "///). Kegagalan &ungsi normal dari otot
levator ani merupakan $iri penting dari kejadian prolaps organ panggul pada %anita
(oreham dkk., "//"). *nsidensi Prolaps Organ Panggul ditemukan pada dinding anterior
vagina sebesar 9,3 kasus per !// perempuan per tahun,pada dinding posterior vagina sebesar
,7 kasus per !// perempuan per tahun, dan pada prolaps uterus !. kasus per !// perempuan
per tahun (mundsen A4 dkk., "//3).
0enas$in merupakan suatu glikoprotein besar, yang hadir sementara pada selsel ekstraseluler
dan terlibat dalam pergerakan mor&ogenetik, pembentukan pola jaringan, danperbaikan
jaringan (4iu dkk., !99). #asil temuan peningkatan tenas$in dalam ligamentprolap dapat
diterima karena terjadinya prolaps organ panggul dapat dianggap sebagai suatubentuk trauma
jaringan. 5kspresi tenas$in meningkat pada dinding vagina, yangmengindikasikan
keterlibatannya dalam proses penyembuhan setelah pembedahan (2eurath,!993).
#asil penelitian ini menunjukkan bah%a dinding vagina anterior pada pasien prolaps organ
panggul di$irikan oleh adanya reaksi imun tenas$in yang lebih tinggi dibandingkandengan
pasien tanpa prolaps organ panggul. 5kspresi tenas$in pada perempuan dengan Prolaps organ
Panggul moderat yaitu E" sebanyak !8 kasus (!,) dibandingkan dengan perempuan tanpa
prolaps organ panggul dengan ekspresi tenas$in yang lebih lemah yaitu E! sebanyak " kasus
(7!,). #al ini sesuai dengan penelitian mengenai pelabelan immun 0enas$in di dinding
vagina anterior pada %anita pas$amenoupause dengan dan tanpa prolaps organ panggul
yang telah dilakukan oleh 'oepel tahun "//7 yang melibatkan 9 %anita (ratarata usia 9
8") yang menjalani operasi di -epartemen 'inekologi, martin4utherniversity #alleFittenberg. #asil penelitian tersebut menunjukkan bah%a dindin vagina pada pasien prolaps
-
7/23/2019 transalate 4 jurnal
11/11
di$irikan oleh adanya immunolabeling yang kuat sedangkan pada dinding vagina pasien
tanpa prolaps, immunolabelingnya lebih lemah dibandingkan pasienpasien prolaps.
0enas$in terlibat dalam adhesi, migrasi, pertumbuhan sel dan penyembuhan luka serta
neovaskularisasi. 0nA dapat terlibat baik dalam &ungsi &isiologis atau patologis, tergantung
pada keadaan dan jenis sel dimana ekspresi 0nA bervariasi pada jaringan yang berbeda,
tergantung pada perkembangan tahap organisme. Perubahan dramatis ini dalam kondisi
patologis berbagai seperti tumor, tendon degenerasi, sinovitis, radang usus,usus besar
adenoma dan karsinoma kolorektal, sumsum tulang patologis dan interstitial pneumonia. Pola
perubahan ekspresi tenas$in dinding vagina anterior pada prolaps terjadi karena prolaps
merupakan &ase penyembuhan trauma jaringan. 0rauma itu sendiri kemungkinan telah
dia%ali oleh berbagai peristi%a seperti melahirkan. -itambah lagi kurangnya estrogen setelah
post menopause kemungkinan telah menyebabkan dekompensasi jaringan. ('oepel,
"///).
5kspresi tenas$in kuat di dinding vagina anterior pada perempuan dengan prolaps organ
panggul tingkat ***,*? dan ekspersi lemah pada perempuan tanpa prolaps organ panggul. Pada
penelitian ini *10 dan status menopause didapatkan hasil yang signi&ikan. Penelitian lebih
lanjut perlu dilakukan pada tingkat molekuler untuk meneliti tenas$in sebagai pathogenesis
terjadinya prolaps organ panggul. -engan adanya penelitian ini diharapkan dapat
menurunkan angka kejadian prolaps organ panggul dengan memberikan konseling terhadap
&aktor predisposisi terjadinya prolaps organ panggul se$ara holistik.