2007-3-00385-sk bab 2
TRANSCRIPT
7/23/2019 2007-3-00385-SK BAB 2
http://slidepdf.com/reader/full/2007-3-00385-sk-bab-2 1/16
6
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Mikrokontroller AVR ATMega 8535[8][11]
Mikrokontroller AVR di buat berdasarkan architecture RISC ( Reduced
Instruction Set Computing) terbaru untuk meningkatan kecepatan, ukuran program dan
penggunaan catu daya. AVR telah berhasil menggabungkan fast access register file dan
single cycle intruction dengan 32 register x 8 bit. Dengan 32 register AVR dapat
mengeksekusi beberapa instruksi sekali jalan (single cycle). Enam dari 32 register yang
ada dapat digunakan sebagai indirect address register pointer 16 bit untuk pengalamatan
data space, yang memungkinkan penghitungan alamat yang efisien. AVR mempunyai
kecepatan dari 0-16Mhz bahkan AVR yang telah ditambahkan beberapa alat dapat
mencapai kecepatan 20Mhz. AVR merupakan mikrokontroller yang sangat powerful dan
efisien dalam addressing code karena AVR dapat mengakses pogram memori dan data
memori.
AVR secara umum terbagi dua jenis yaitu high-end dan low-end performance
untuk varian ATMega perbedaan dapat di lihat pada akhiran no seri setiap AVR seperti
tipe ATMega 8535 dan ATMega8535L setiap tipe yang berakhiran L merupan versi
low-end dari AVR, yang menjadi perbedaan mencolok hanyalah operating voltage dan
speed. Secara umum, AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu keluarga
ATtiny, keluarga AT90xx, keluarga ATMega, dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang
membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dari segi
arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hampir sama.
7/23/2019 2007-3-00385-SK BAB 2
http://slidepdf.com/reader/full/2007-3-00385-sk-bab-2 2/16
7
Tabel 2.1 AVR Controller Selection table
Part Number Pins Speed Flash Eeprom Ram UART ADC
90S1200 20 16Mhz 1 K 64 0 No No
90S2313 20 10Mhz 2 K 128 128 Yes No
90S2323 8 10Mhz 2 K 128 128 No No
90S2343 8 10Mhz 2 K 128 128 No No
90S2333 28 10Mhz 2 K 128 128 Yes Yes
90S4433 28 10Mhz 4 K 256 128 Yes Yes
90S4414 40 10Mhz 4 K 256 256 Yes No
90S8515 40 8 Mhz 8 K 512 512 Yes No
90S4434 40 10Mhz 4 K 256 256 Yes Yes
ATMega103 61 6Mhz 128K 4096 4096 Yes Yes
ATMega603 64 6 Mhz 64 K 2048 4096 Yes Yes
ATMega8535 40 16Mhz 8 K 512 512 Yes Yes
Tiny10 8 10Mhz 1 K 64 0 No No
Tiny12 8 10Mhz 1 K 64 0 No No
Tiny13 8 10Mhz 2 K 128 128 No No
Tiny22 8 10Mhz 2 K 128 128 No No
7/23/2019 2007-3-00385-SK BAB 2
http://slidepdf.com/reader/full/2007-3-00385-sk-bab-2 3/16
8
Keistimewaan dari AVR ATMEGA 8535 High performace:[12]
- 8 bit CPU sebagai pusat pengendalian aplikasi.
- Mempunyai 130 instruksi.
- 32 register umum yang terhubung dengan ALU ( Arithmetic Logic Unit ).
- Kemampuan memproses instruksi sampai 16 MIPS (million instruction per
second ) secara bit per bit.
- Memiliki 8 Kbyte untuk Flash dalam untuk menyimpan program dan dapat
ditulis ulang hingga 10.000 kali.
- Memiliki 512 Bytes EEPROM dengan endurance : 100,000 Write/Erase
Cycles.
- Memiliki 512 Bytes Internal SRAM (Static Random Access Memory)
digunakan untuk menyimpan sementara data dari program flash.
- ADC ( Analog To Digital Converter ) internal dengan fidelitas 10 bit sebanyak
8 channel.
- 32 jalur I/O ( Input/Output ) yang terpisah dalam empat port yaitu A, port B,
port C, dan Port D.
- 16 bit timer/counter dan 8 bit timer/counter .
- Full Duplex Universal Synchronous Asynchronous Receiver Transmitter
(USART).
- RTC ( Real Time Clock ) dengan osilator terpisah.
- SPI (Serial Peripheral Interface) untuk komunikasi serial yang memiliki
kecepatan yang relatif tinggi pada jarak dekat.
- Enam pilihan mode sleep menghemat penggunaan daya listrik.
- Watchdog timer yang dapat diprogram dengan osilator internal.
7/23/2019 2007-3-00385-SK BAB 2
http://slidepdf.com/reader/full/2007-3-00385-sk-bab-2 4/16
9
Dalam penelitian ini digunakan Mikrokontroller AVR Atmega 8535 dari Atmel,
dimana konfigurasinya sebagai berikut :
Gambar 2.1 Konfigurasi Pin Mikrokontroller AVR ATmega 8535
Penjelasan dari masing-masing pin adalah sebagai berikut :
a) Pin 1 sampai 8 (Port B) merupakan port parallel 8 bit dua arah
(bidirectional), yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan (general
purpose) dan (s pecial feature).
b) Pin 9 ( Reset ) jika terdapat minimimum pulse pada saat active low.
c) Pin 10 (VCC) dihubungkan ke Vcc (+5 Volt).
d) Pin 11 dan 31 (GND) dihubungkan ke Vss atau Ground.
e) Pin 12 (XTAL 2) adalah pin masukkan ke rangkaian osilator internal. Sebuah
osilator kristal atau sumber osilator luar dapat digunakan.
7/23/2019 2007-3-00385-SK BAB 2
http://slidepdf.com/reader/full/2007-3-00385-sk-bab-2 5/16
10
f) Pin 13 (XTAL 1) adalah pin keluaran ke rangkaian osilator internal. Pin ini
dipakai bila menggunakan osilator kristal.
g) Pin 14 sampai 21 (Port D) adalah 8-bit dua arah (bi-directional I/O) port
dengan internal pull-up resistors (memilih setiap bit).digunakan untuk
general porpouse dan special feature.
h) Pin 22 sampai 29 (Port C) adalah 8-bit dua arah (bi-directional I/O) port
dengan internal pull-up resistors (memilih setiap bit) digunakan untuk
general porpouse dan special feature.
i) Pin 30 adalah Avcc pin penyuplai daya untuk port A dan A/D converter dan
dihubungkan ke Vcc. Jika ADC digunakan maka pin ini dihubungkan ke Vcc
dengan low pas filter .
j) Pin 32 adalah A REF pin yang berfungsi sebagai referensi untuk pin analog
jika A/D Converter digunakan.
k) Pin 33 sampai 40 adalah 8-bit dua arah (bi-directional I/O) port dengan
internal pull-up resistors (memilih setiap bit) digunakan untuk general
porpouse.
2.1.1 Fungsi Khusus dalam Mikrokontroller[12]
Di dalam mikrokontroller, terdapat banyak fungsi-fungsi khusus. Fungsi-
fungsi khusus tersebut antara lain :
a) Interupsi
Interupsi adalah perintah untuk menjalankan satu program subroutine pada
saat menjalankan program utama, sifat subroutine ini memaksa dan harus harus
7/23/2019 2007-3-00385-SK BAB 2
http://slidepdf.com/reader/full/2007-3-00385-sk-bab-2 6/16
11
dilayani. Setelah program interupsi selesai, maka mikrokontroller akan kembali
ke program awal yang ditinggalkan. Jenis-jenis interupsi :
1. Interupsi yang tidak dapat dihalangi ( Non Mascable interrupt ),
misalnya reset .
2. Interupsi yang dapat dihalangi ( Mascanle interrupt ), misalnya
INT0, INT1, Timer1, Timer0, Serial port (internal).
b) Timer / Counter
Di dalam chip AVR ATmega 8535, terdapat dua buah timer/counter 8 dan 16
bit. Supaya berfungsi sebagai timer AVR menggunakan internal signal clock ,
untuk berfungsi sebagai counter AVR menggunakan sinyal ekternal yang
terdapat pada port pin yang berfungsi sebagai timer dan counter .
2.2 IC ULN 2003[10]
ULN2003 adalah sebuah IC yang berupa darlington array sebanyak 7 buah.
Ouput nya dapat menjatuhkan arus sekitar 500 mA dan akan menahan paling sedikit 50
V hingga kondisi OFF. Output nya bisa juga diparalel untuk kapabilitas load yang lebih
tinggi. ULN2003 akan menahan paling sedikit 95 V hingga kondisi OFF. ULN2003
mempunyai resistor input serial yang dapat dipilih utuk operasi TTL atau CMOS 5V.
ULN2003 dioperasikan dalam suhu antara -20ºC sampai dengan +85ºC.
Fungsi IC ULN 2003 pada penelitan ini adalah sebagai driver untuk mencatu
daya pada relay, karena keluaran dari AVR tidak dapat mencatu daya yang terdapat pada
relay secara langsung. IC ULN2003 idealnya cocok untuk komunikasi sirkuit logic low-
level dengan periferal bercabang. Berikut adalah gambar IC ULN 2003:
7/23/2019 2007-3-00385-SK BAB 2
http://slidepdf.com/reader/full/2007-3-00385-sk-bab-2 7/16
12
Gambar 2.2 Konfigurasi pin pada IC ULN 2003
2.3 Regulator Tegangan (LM-7805)
Gambar 2.3 Koneksi Pin LM-7805
Pada gambar diatas regulator LM-7805 mampunyai tiga kaki yang tiap kakinya
mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Pada gambar dapat di lihat kaki satu mempunyai
fungsi sebagai input , kaki dua mempunyai fungsi sebagai ground dan kaki tiga
mempunyai fingsi sebagai output. Fitur- fitur pada regulator LM 7805:
7/23/2019 2007-3-00385-SK BAB 2
http://slidepdf.com/reader/full/2007-3-00385-sk-bab-2 8/16
13
• Output bias mencapai 1A
• Output Voltages of 5, 6, 8, 9, 10, 12, 15, 18, 24V
• Thermal Overload Protection
• Short Circuit Protection
• Output Transistor Safe Operating Area Protection
Regulator tegangan yang digunakan dalam sistem ini adalah LM-7805
Keunggulan dari regulator ini adalah kemampuannya dalam mengatur nilai dari Vout-
nya. Berikut contoh rangkaian regulator tegangan dengan LM-7805:
Gambar 2.4 Contoh Rangkaian Regulator Tegangan dengan LM-7805
2.4 GSM (Global System for Mobile Comunication ) [3][7][5][9]
Teknologi komunikasi telepon selular berbasis GSM (Global System for Mobile
Comunication) dan CDMA sudah sangat mudah ditemukan. Salah satu aspek yang
diperhatikan dalam pemilihan minat teknologi komunikasi yang digunakan adalah
berhubungan dengan komunikasi antar perangkat pada suatu jaringan telepon selular.
Pada teknologi GSM (Global System for Mobile Comunication ), keuntungan
dari teknologi ini adalah kualitas suara digital yang lebih tinggi dan alternative biaya
rendah untuk menelpon dan juga pesan teks. Keuntungan bagi operator jaringan adalah
kemampuannya menerapkan peralatan dari vendor yang berbeda karena standar terbuka
membuat inter -operasi menjadi mudah. Standar ini telah mengizinkan operator jaringan
7/23/2019 2007-3-00385-SK BAB 2
http://slidepdf.com/reader/full/2007-3-00385-sk-bab-2 9/16
14
untuk menawarkan jasa roaming yang berarti pengguna dapat menggunakan telepon
mereka di seluruh dunia.
Komunikasi/hubungan antar ponsel dapat terjadi dengan menggunakan media
udara (air interface) dari ponsel ke BTS ( Base Transceiver Station yang merupakan
station pemancar dan penerima) dengan kecepatan 22,8 Kb/s. Secara fisiknya BTS
berupa menara atau tower yang dilengkapi dengan peralatannya dalam suatu daerah
tertentu. Dari BTS kemudian diteruskan ke BSC ( Base Station Controller ) sebagai induk
dari BTS yang kemudian BSC meneruskan ke SSS (Switching Sub System) yang terdiri
dari : MSC, HLR, VLR, EIR dan AuC. Secara garis besarnya jaringan GSM dibagi
menjadi 3 sistem yaitu:
1. Switching Sub System (SSS). Fungsi dari SSS adalah mengatur komunikasi antar
pengguna GSM, mengatur komunikasi pengguna GSM dengan jaringan lain, dan
sebagai data base untuk manajemen mobilitas dari pengguna. Karena fungsinya yang
sangat kompleks, maka SSS dilengkapi dengan :
• Home Location Register (HLR) untuk menyimpan data permanen dari semua
pelanggan.
• Visitor Location Register (VLR) untuk menyimpan data pelanggan yang bersifat
temporer disesuaikan dengan area tempat pelanggan berada.
• Authentication Register (AuC) untuk keperluan pemeriksaan validasi pelanggan.
• Equipment Identity Register (EIR) untuk menyimpan nomer identitas pelanggan.
2 Base Station System (BSS). Pada umumnya setiap BSS terdiri atas beberapa BTS,
dengan masing-masing BTS mempunyai area yang berbeda. Namun demikian selalu ada
7/23/2019 2007-3-00385-SK BAB 2
http://slidepdf.com/reader/full/2007-3-00385-sk-bab-2 10/16
15
area yang over lapping, sehingga kontinuitas komunikasi Out Station dengan
infrastruktur selular tetap terjaga. BSC sangat diperlukan untuk mengatur perpindahan
Out Station dari satu BTS ke BTS lainnya. Perpindahan area ditentukan dari beda
kekuatan sinyal antara 2 BTS over Lapping. Pada BSS biasanya memiliki BSC yang
bertugas mengendalikan mobile station / ponsel yang berada di bawah wilayah
cakupannya, dan menghubungkan mobile station dengan SSS. BSS merupakan bagian
dari radio seluler dari jaringan GSM. Dalam network GSM, radio seluler merupakan
elemen utama, karena komunikasi di transmitt melalui frekuency radio.
3. Operation Maintenance System (OMS). Bertugas melakukan pengawasan
performance seluruh jaringan BSS dan SSS yang ada di bawah kendalinya, melakukan
penanganan gangguan tingkat pertama, loading data base dan memberikan informasi
gangguan dan performance jaringan.
Seluruh perangkat dan elemen ini diatur oleh sistem sehingga membentuk
jaringan, yang sering kita sebut sebagai network. BSS ( Base Station System) merupakan
bagian dari radio sistem pada network GSM yang terdiri dari: BSC, BTS dan TRAU.
Ketiganya merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena fungsi mereka yang
saling mendukung.
BSC ( Base Station Controller ) adalah bagian inti (intelligent/master ) dari sistem
BSS yang menghubungkan antara BTS dengan SSS (seluruh data base BTS dan TRAU
ada pada BSC). Adapun fungsi utama dari BSC adalah data base seluruh network
elemen BSS, penyambungan kanal traffict , memproses pensinyalan, pengendalian daya,
menangani fungsi-fungsi operasi dan maintenace serta monitoring system.
BTS ( Base Transceiver Station) dapat dilihat sebagai bagian dasar dalam
jaringan BSS dan perlengkapan hubungan antara BSC dan MS (mobile
7/23/2019 2007-3-00385-SK BAB 2
http://slidepdf.com/reader/full/2007-3-00385-sk-bab-2 11/16
16
subscriber /pelanggan). Fungsinya sebagai elemen network yang berinteraksi langsung
dengan mobile subscriber melalui radio interface (air interface). BTS terdiri dari Tx
(Transmite) dan Rx ( Receive) yang menyediakan kanal pembicaraan. Seperti radio pada
umumnya, radio interface di BTS memiliki daya pancar yang terbatas, dalam GSM
sering dikenal dengan istilah wilayah cakupan atau radio service area. Cara kerja radio
suatu BTS adalah membentuk dan mengatur traffict cell hubungan dan hand over
(perpindahan MS dari satu BTS ke BTS lain) yang berada didalam wilayah cakupannya.
TRAU (Transcoding Rate and Adaptions Unit ) adalah interface antara BSC dan
SSS (MSC). Meskipun TRAU merupakan bagian dari BSS, biasanya TRAU diletakkan
dekat MSC. Hal ini dimaksudkan untuk penghematan link transmisi. Pada perangkat
TRAU terjadi kompresing link dari dari 64 Kbps dari MSC ke TRAU (4 A-
Interface/PCMA) menjadi 16 Kbps dari TRAU ke BSC (1 Asub-Interface/PCMS).
Kompresing ini dilakukan hanya untuk traffic channel. Hal tersebut dimaksudkan agar
traffic channel yang digunakan untuk percakapan pelanggan bisa lebih banyak 4 kali
dari sebelumnya. Sedangkan untuk time slot 0 yang digunakan untuk frame alignment
signal dan time slot 16 untuk signaling tidak dilakukan compressing, kecepatannya tetap
64 Kb/s sebab jika dilakukan compress maka untuk proses pensinyalan akan menjadi
lambat. Karena di TRAU dilakukan pengkompresan, maka pada TRAU juga melakukan
adaptasi suara agar suara pelanggan sama seperti aslinya tidak terkompres meninggi atau
mengecil. Pada penelitian ini ponsel digunakan sebagai pemberi tahu kepada pemilik
kendaraan jika ada yang mencoba untuk mencuri.
7/23/2019 2007-3-00385-SK BAB 2
http://slidepdf.com/reader/full/2007-3-00385-sk-bab-2 12/16
17
2.5 IC MAX 232
IC MAX 232 berfungsi sebagai converter tegangan yang bekerja pada level TTL
/CMOS , karena pada penelitian ini AVR 8535 bekerja pada level TTL / CMOS yaitu
berada pada tegangan 5V sedangkan ponsel Sony Ericcson T68i yang digunakan pada
penelitian ini bekerja pada tegangan ±10V supaya AVR dengan ponsel dapat melakukan
komunikasi data maka IC MAX 232 dibutuhkan sebagai converter .
Konfigurasi pin MAX 232:
Gambar 2.5 Konfigurasi Pin IC MAX 232
MAX232 terdiri dari 4 bagian yaitu : converter tegangan, RS232 driver , RS232
reciever, dan reciever-transmitter control. Untuk konversi tegangan, IC ini mempunyai
dua terminal internal. Terminal pertama, yaitu C1 digunakan untuk mengalikan
tegangan +5V menjadi +10V pada C3 pada terminal output V+. Dan converter kedua
menggunakan C2 untuk mengubah +10V menjadi -10V pada C4 pada terminal output
7/23/2019 2007-3-00385-SK BAB 2
http://slidepdf.com/reader/full/2007-3-00385-sk-bab-2 13/16
18
V-. Bagian RS232 driver mempertahankan tegangan output ±8V ketika terbebani oleh
RS232 reciever sebesar 5k Ω.
2.6 Komunikasi Serial[4]
Pada penelitian ini komunikasi serial digunakan sebagai interface dari
komunikasi data antara AVR dengan ponsel. Komunikasi serial adalah komunikasi yang
tiap-tiap bit data dikirimkan secara berurutan dalam satu jalur/kabel. Komunikasi ini
sering juga disebut dengan istilah Single Ended Data Transmission. Dalam komunikasi
serial dikenal ada dua mode komunikasi serial:
1. Mode Sinkron
Mode sinkron merupakan mode komunikasi yang pengiriman tiap bit data
dilakukan dengan menggunakan sinkronisasi clock . Pada saat clock akan
mengirim bit-bit data, harus disertai clock untuk sinkronisasi menuju receiver .
2.Mode Asinkron
Mode asinkron merupakan mode komunikasi yang pengiriman tiap bit
data dilakukan tanpa menggunakan sinkronisasi clock . Transmitter yang ingin
mengirimkan bit-bit data harus menyepakati suatu standart (UART) sehingga
data yang dikirimkan menyertakan bit-bit tertentu yang telah disepakati oleh
transmitter dan receiver .
Sistem dari USART ATMega 8535 memiliki beberapa keuntungan di
bandingkan dengan sistem UART, yaitu operasi full duplex lalu memiliki mode operaasi
transmisi berorde Mbps. RS-232 yang memiliki kemampuan kecepatan transmisi data
sampai dengan 100 Kbps pada jarak 1200 meter sampai 10 Mbps pada jarak 12 meter.
7/23/2019 2007-3-00385-SK BAB 2
http://slidepdf.com/reader/full/2007-3-00385-sk-bab-2 14/16
19
2.7 DB 9
Conector DB 9 digunakan untuk antar muka antara AVR dengan ponsel Sony
Ericsson yang menggunakan kabel serial seri DRS-11. Berikut adalah table penjelasan
fungsi dari tiap-tiap pin yang digunakan pada penelitian ini:
Tabel 2.2 Fungsi pin DB-9
Pin DB-9 Singkatan Ket Lengkap Fungsi
Pin 1 DCD Data Carrier
Detect
Jika modem mendeteksi “carrier ”
dari modem yang lain, pin ini akan
aktif.
Pin 2 RD Receive Data Serial Data Input (RXD)
Pin 3 TD Transmit Data Serial Data Output (TXD)
Pin 4 DTR Data Transmit
Ready
Memberitahukan modem bahwa
UART siap untuk dihubungkan.
Pin 5 SG Signal Ground
Pin 6 DSR Data Set Ready Memberitahukan bahwa modem
siap untuk dihubungkan.
Pin 7 RTS Request To Send Memberitahukan modem bahwa
UART siap bertukar data.
Pin 8 CTS Clear To Send Mengindikasikan bahwa modem
siap untuk bertukar data.
Pin 9 RI Ring Indicator Aktif ketika modem mendeteksi
sinyal dering dari PSTN.
7/23/2019 2007-3-00385-SK BAB 2
http://slidepdf.com/reader/full/2007-3-00385-sk-bab-2 15/16
20
2.8 AT Command[2]
AT Command adalah perintah untuk modem sebagai signalling interface. AT
Command dianggap sebagai jembatan dari hardware menuju komunikasi serial. AT
Command ini dipakai untuk bertukar informasi tentang konfigurasi atau operasional
status yang sedang berlangsung pada ponsel. AT Command berbentuk seperti bahasa
pemrograman yang akan mengakses ponsel langsung.
Pada komunikasi dengan AT Command , ponsel akan berfungsi sebagai alat
penghubung antara kendaraan dengan pemilik. Ponsel ini dapat untuk bertukar data,
gambar, jadwal, dan nada dering melalui koneksi Bluetooth dan irDA. Dalam penelitian
ini yang digunakan adalah koneksi kabel RS-232 untuk komunikasi serial. Pada saat
ponsel dihubungkan dengan modul serial, maka ponsel beroperasi sebagai Data Circuit-
terminating Equipment (DCE) dan AVR beroperasi sebagai Data Terminal Equipment
(DTE).
Dalam skripsi ini, AT Command yang gunakan adalah AT Command untuk Sony
Ericsson T68i. Command-command yang digunakan antara lain:
ATD Æ untuk mendial nomor ponsel pemilk kendaraan
ATH Æ untuk menutup panggilan yang sedang berlangsung
2.9 Ponsel Sony Ericcson T68i[1]
Pada penelitian ini ponsel Sony Ericcson T68i akan digunakan sebagai alat
komunikasi antara ponsel motor dengan ponsel pemiik kendaraan. Ponsel Sony Ericcson
digunakan pada penelitian ini dikarenakan dapat diakses dengan AT-Command , dan
mempunyai modul GSM yang digunakan dalam komunikasi GSM. Spesifikasi yang
terdapat pada ponsel Sony Erricson T68i dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
7/23/2019 2007-3-00385-SK BAB 2
http://slidepdf.com/reader/full/2007-3-00385-sk-bab-2 16/16
21
Gambar 2.6 Ponsel Sony Ericcson T68i
Tabel 2.3 Spesifikasi Ponsel
Spesifikasi
Layar 256 warna
Ukuran 101 x 48 x 19.5 mm
Berat 88 g
J aringan 900/1800/1900GPRS kelas 8
Downloadable ya
Waktu Bicara / Siaga 12 jam / 390 jam
WAP ya
SMS,EMS,MMS SMS /EMS / MMS
Infrared ya
Blue Tooth ya
Ring Tone ya
Phone Book 500
Handsfree ya
Game ya
J ava enabled ya
Kamera tidak
3G tidak