artikel tugas saefullah

Upload: ipul-saipul

Post on 09-Feb-2018

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Artikel Tugas Saefullah

    1/36

    MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA

    KELAS IV SDN 2 SARUNI DALAM MATERI MATA PENCAHARIANPENDUDUK MELALUI PENDEKATAN PROBLEM SOLVING

    TAHUN PELAJARAN 2013/2014

    ( Oleh : Saefullah )

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertolak dari pernyataan diatas. Sebagai implementasimaka dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Permasalahan dalampenelitian ini adalah Bagaimana penerapan dan pendekatan problem solvingdapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS dikelas IV SD sedangkan tujuannya adalah untuk meningkatkan minat, aktivitasdan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.

    Metode penelitian yang dikembangkan dengan menggunakan PTK,adapun teknik pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menggunakanpedoman observasi, catatan lapangan, lembar wawancara, lembar evaluasi(LKS). Data yang diperoleh dianalisis dan direfleksi dengan menggunakanmetode deskriptif kualitatif. Prosedur penelitian dilakukan sebanyak 3 siklus yangdidalamnya dilakukan tindakan pembelajaran.

    Problem solving bukanlah suatu hal yang asing karena memecahkansuatu masalah adalah suatu aktivitas dasar bagi manusia. Pendidikanpun padahakekatnya adalah suatu proses terus menerus yang ada pada manusia untukmenanggulangi masalah-masalah dalam hidupnya. Oleh karena itu peserta didiksebagai salah satu komponen dalam pendidikan harus selalu dilatih dandibiasakan berfikir mandiri untuk memecahkan masalah.

    Kesimpulan dari penelitian ini adalah pendekatan problem solvingternyata mampu membangkitkan aktivitas, kreatifitas serta semangat siswadalam belajar IPS. Siswa menjadi terbiasa berpikir kritis dalam menganalisissebuah permasalahan, membiasakan diri menghadapi dan memecahkanmasalah serta dapat mengembangkan rasa percaya diri. Selain itu prestasibelajar siswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini terlihat dari

    hasil nilai evaluasi pada setiap siklusnya. Nilai rata-rata siswa pada siklus Imemperoleh nilai 7,72, siklus II rata-rata nilai siswa 8,09 dan pada siklus III rata-rata nilai siswa 8,31. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa cukupmerata dengan tingkat pencapaian yang tergolong cukup berhasil.

    Rekomendasi dari penelitian ini adalah guru hendaknya mengembangkanmetode problem solving dalam rangka meningkatkan aktivitas dan hasil belajarsiswa serta membiasakan siswa sejak dini dalam memecahkan masalah.

    Kata Kunci: Penerapan, pendeketan, problem solving,metode penelitian,kreatifitas, kesimpulan, rekomendasi

  • 7/22/2019 Artikel Tugas Saefullah

    2/36

  • 7/22/2019 Artikel Tugas Saefullah

    3/36

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang Masalah

    Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-

    Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi

    mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

    bansa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

    bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

    manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

    berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

    warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untk

    mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem

    pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang

    Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

    Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan

    kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi

    manajemen pendidikan. Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan

    dalam program wajib belajar 9 tahun. Peningkatan mutu pendidikan

    diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya

    melalui olahhati, olahpikir, olahrasa dan olahraga agar memiliki daya saing

    dlam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi pendidikan

    dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan

    kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatan

    efisensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen

    berbasis sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara

    terencana, terarah, dan berkesinambungan.

    Pembelajaran IPS yang dilaksanakan di SD khusus kelas IV

    selama ini masih berlangsung secara tradisional, yaitu meletakkan guru

    sebagai pusat belajar siswa (teacher centered). Guru lebih aktif dalam

    kegiatan pembelajaran sebagai pemberi pengetahuan bagi siswa.

  • 7/22/2019 Artikel Tugas Saefullah

    4/36

    sehingga siswa kurang memahami konsep IPS yang dipelajarinya

    akibatnya tingkat berpikir dan hasil belajar siswa rendah.

    Untuk meningkatkan keberhasilan dalam pembelajaran IPS baik itu

    minat, aktivitas maupun hasil belajar siswa, peneliti mencoba mengangkat

    sebuah pendekatan yaitu problem solving dalam pembelajaran IPS.

    Pendekatan utama dalam metode ini ada dua macam, yaitu : pertama,

    menciptakan lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk

    memperoleh motivasi yang kuat guna menjawab permasalahan dan

    menemukan jawabannya; kedua, menghadapkan anak kepada masalah-

    masalah, kemudian menemukan pemecahannya. Dengan menggunakan

    pendekatan problem solving dalam pembelajaran IPS diharapkan

    keterlibatan siswa lebih mendominasi dengan bimbingan guru

    Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penelitian mencoba

    melakukan sebuah penelitian tindakan kelas dengan judul Problem

    Solving Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Dalam

    Materi Mata Pencaharian Penduduk (Penelitian Tindakan Kelas di kelas IV

    SDN 2 Saruni Kabupaten Pandeglang).

    Metode Problem solvingdisebut juga metode pemecahan masalah.

    Dalam kehidupan sehari-hari manusia dihadapkan pada berbagai macam

    masalah/persoalan. Untuk dapat memecahkan permasalahannya

    tersebut, manusia mengupayakan berbagai cara. Setiap individu memiliki

    cara yang berbeda untuk dapat menyelesaikan persoalannya, sesuai

    dengan tingkat kesulitan yang terdapat pada masalah tersebut.

    Sesederhana apapun, sebenarnya individu telah memecah masalah

    sesuai dengan kemampuannya.

    Pengertian problem solving (pemecahan masalah) menurut Tabrani

    (1996:8) adalah Usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan mencari

    suatu tujuan yang tidak dengan segera dapat dicapai. Selanjutnya

    menyatakan bahwa pemacahan masalah merupakan suatu tingkat

    aktivitas intelektual yang sangat tinggi untuk mencari penyelesaian

    masalah yang dihadapi dengan bekal pengetahuan yang sudah dimiliki.

  • 7/22/2019 Artikel Tugas Saefullah

    5/36

    Syamsu Yusuf (1992:188) pemecahan masalah adalah upaya

    belajar partisipatif oleh orang dewasa, dengan bantuan sumber belajar

    melalui kegiatan mengidentifikasi dan merumuskan masalah, mencari

    alternatif dan prioritas pemecahannya.

    Selanjutnya Tabrani (1996:15) memberikan pengertian terhadap

    metode pemecahan masalah adalah Cara penyajian bahan pelajaran

    dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk

    dianalisis dan disintesis dalam usaha mencari pemecahan atau

    jawabannya oleh siswa.

    Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian pada latar belakang siswa tersebut di atas,

    maka permasalahan dalam penelitian ini adalah:

    1. Bagaimana penerapan pendekatan problem solving dalam

    pembelajaran tentang Mata Pencaharian Penduduk?

    2. Bagaimana respon siswa terhadap penerapan pendekatan problem

    solvingdalam pembelajaran tentang Mata Pencaharian Penduduk?

    3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan

    pendekatan problem solving dalam pembelajaran Mata Pencaharian

    Penduduk?

    4. Apakah dengan problem solving dapat meningkatkan keterampilan

    berpikir kreatif siswa?

    Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penelitian ini adalah :

    a. Untuk mengetahui penerapan pendekatan problem solving dalam

    pembelajaran tentang Mata Pencaharian Penduduk.

    b. Untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan pendekatan

    problem solving dalam pembelajaran tentang Mata Pencaharian

    Penduduk.

  • 7/22/2019 Artikel Tugas Saefullah

    6/36

    c. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan

    menerapkan pendekatan problem solving dalam pembelajaran Mata

    Pencaharian Penduduk.

    2. Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada

    berbagai pihak diantaranya :

    a. Siswa-siswi kelas IV SD dapat menumbuhkan minat dan motivasi

    untuk mempelajari IPS serta memupuk kreatifitas dan penuh inisiatif

    dalam mempelajari IPS.

    b. Guru-guru yang mengajar di SD Kelas IV dapat menerapkan

    pendekatan problem solving agar pembelajaran IPS dapat dipahami

    oleh siswa.

    c. Hasil penelitian ini menjadi masukan bagi sekolah di SD 2 Saruni

    untuk menerapkan penelitian tindakan kelas khususnya dalam

    pembelajaran IPS dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran

    dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran .

    TINJAUAN PUSTAKA

    1. Strategi Pembelajaran

    Strategi pembelajaran merupakan keputusan guru tentang upaya-

    upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran dan cara-cara memprosesnya

    dengan terencana dan bertujuan. Di dalamnya tercakup upaya guru untuk

    mengatur penggunaan keterampilan-keterampilan mengajar.

    Banyak sekali variasi yang dapat dipergunakan oleh guru.

    Berdasarkan pada tingkah laku murid, Sudjana & Rivai Ahmad. (1991:36)

    membedakan 4 kelompok strategi pembelajaran, yaitu :

  • 7/22/2019 Artikel Tugas Saefullah

    7/36

    1) Strategi untuk mendorong penguasaan isi dan keterampilan

    pengajaran, misalnya : latihan dan praktek, ceramah, pameran dan

    demontrasi.

    2) Strategi untuk mendorong berpikir produktif, misalnya : belajar

    penemuan dan belajar kreatif.

    3) Strategi untuk menyusun kegiatan-kegiatan, antara lain prosedur

    membuka dan menutup pelajaran, pembentukan unit kerja untuk

    kegiatan-kegiatan kelompok.

    4) Strategi untuk mendorong murid belajar sendiri atau belajar

    mandiri, misalnya : pengajaran individual, diskusi kelompok, tugas

    dan resitasi.

    Keputusan tentang strategi pembelajaran yang akan dipilih,

    tergantung pada tujuan pembelajaran khusus (TPK), karakteristik murid,

    dan jenis gaya mengajar yang paling cocok bagi guru yang bersangkutan.

    2. Pendekatan Pembelajaran

    Kegiatan belajar dalam proses belajar mengajar sebenarnya bukan

    masalah baru dalam dunia pendidikan, setidak-tidaknya sebagai konsep

    walau masih belum sepenuhnya terwujud dalam pelaksanaan kegiatan

    belajar mengajar.

    Pendekatan adalah cara umum dalam melihat dan bersikap

    terhadap suatu masalah kearah pemecahannya atau sudut pandang yang

    digunakan orang dalam memecahkan suatu masalah. Semua pendekatan

    mempunyai kelebihan dan kekurangannya disarankan bervariasi /

    kombinasi berbagai pendekatan. Menurut Bruner (Dalam Sudjana,

    1990:140) berpendapat pembelajaran dapat dianggap sebagai (a)

    hakekat seseorang sebagai pengenal, (b) hakekat dari pengetahuan dan

  • 7/22/2019 Artikel Tugas Saefullah

    8/36

    (c) hakekat dari proses mendapatkan pengetahuan. Sebagai mahluk yang

    paling mulia diantara mahluk-mahluk lain memiliki dua kekuatan yakni

    akal pikirannya dan kemampuan berbahasa. Dengan dua kemampuan

    tersebut maka manusia dapat mengembangkan kemampuan yang ada

    padanya. Dorongan dan hasrat ingin mengenal dan mengetahui dunia dan

    lingkungan alamnya menyebabkan manusia mempunyai kebudayaan-

    kebudayaan dalam bentuk konsepsi, gagasan, pengetahuan maupun

    karya-karyanya. Kemampuan yang ada dalam dirinya mendorongnya

    untuk mengekspresikan apa yang telah dimilikinya. Sebagai seorang guru,

    kemampuan untuk merancang sekaligus menerapkan pembelajaran

    dalam proses belajar mengajar sekaligus menerapkan pembelajaran

    dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan berbagai

    pendekatan sangat penting untuk dikuasai.

    Sebelum kita menentukan pendekatan yang akan kita gunakan

    dalam suatu kegiatan belajar mengajar, hendaknya kita

    mempertimbangkan beberapa faktor antara lain :

    a) Tujuan pembelajaran;

    b) bahan/materi pelajaran;

    c) Fasilitas dan sarana prasarana

    d) Jumlah siswa;

    e) Waktu dan biaya.

    Pendekatan metode merupakan salah satu komponen dalam

    proses belajar mengajar. Unsur tersebut yang akan menentukan hidup

  • 7/22/2019 Artikel Tugas Saefullah

    9/36

    tidaknya, menarik tidaknya proses belajar mengajar. Adapun komponen

    proses belajar mengajar yang yang perlu kita perhatikan antara lain :

    a) Tujuan yang ingin dicapai/harus dicapai;

    b) Bahan/materi pelajaran yang akan dibicarakan;

    c) Evaluasi, penilaian untuk mengetahui sejauh mana siswa sampai pada

    tujuan;

    d) Guru dan siswa

    Unsur tujuan, bahan pelajaran, pendekatan, metode dan evaluasi

    dalam proses belajar mengajar tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan

    saling pengaruh mempengaruhi, karena proses belajar mengajar sudah

    barang tentu dipengaruhi oleh bagian-bagian tersebut. Sebagai kriteria

    berhasil tidaknya proses belajar mengajar haruslah dilihat dari tujuan,

    dalam arti sejauhmana para siswa dapat mencapai tujuan yang diinginkan

    (PGSD, 2002/Modul 9:2)

    1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar Siswa

    Berbagai faktor turut serta dalam mempengaruhi peserta didik

    tatkala melakukan proses belajar. Proses pembelajaran merupakan

    proses yang sangat kompleks, interaksi antara sejumlah individu dalam

    lingkungan sekolah ditambah dengan terlibatnya lingkungan tempat

    sekolah berada akan turut serta membentuk kondisi yang sangat

    kompleks dalam proses pembelajaran di sekolah.

    Syah (2002:182) mengungkapkan bahwa ada dua faktor yang turut

    serta mempengaruhi proses pembelajaran, yakni : 1) Faktor intern siswa,

  • 7/22/2019 Artikel Tugas Saefullah

    10/36

    yaitu hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam diri siswa

    sendiri; 2) Faktor ekstern siswa, yaitu hal-hal atau keadaan-keadaan yang

    datang dari luar diri siswa.

    a. Faktor Intern Siswa

    Faktor intern yakni faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi

    gangguan atau kekurang mampuan psiko-pisik yakni : 1) bersifat kognitif

    (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas

    intelektual/intelegensi siswa; 2) bersifat afektif (ranah rasa), antara lain

    seperti labilnya emosi dan sikap; dan 3) bersifat psikomotor (ranah karsa),

    antara lain seperti terganggunya alat-alat indera penglihatan dan

    pendengaran (Syah, 2002:183).

    Sedangkan Yusuf (1992:11) mengungkapkan bahwa : Ada enam

    faktor dari dalam (intern) siswa yang dapat mempengaruhi proses belajar

    yakni (1) intelegensi/kecerdasan; (2) bakat/kemampuan khusus; (3) sikap;

    (4) minat; (5) motif; dan (6) suasana emosinya.

    b. faktor Ekstern Siswa

    Faktor ekstern yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa yang

    meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar. Faktor lingkungan

    ini meliputi :

    1) Lingkungan keluarga, contohnya perhatian orang tua, status sosial

    ekonomi,

    2) Lingkungan masyarakat, contohnya teman sepermainan, keadaan

    masyarakat,

  • 7/22/2019 Artikel Tugas Saefullah

    11/36

    3) Lingkungan sekolah, contohnya gedung, perhatian guru, sarana dan

    prasarana (Syah, 2002:183).

    Sehubungan dengan itu, Moh. Surya (1979:68) mengungkapkan

    bahwa Tujuh faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan pembelajaran,

    yaitu : (1) karakteristik pelajar, (2) karakteristik pengajar; (3) interaksi

    belajar mengajar; (4) karakteristik kelompok; (5) fasilitas fisik; (6) subjek

    matter, dan (7) lingkungan luar.

    Sedangkan menurut Natawijaya (1979:33) : Yang mempengaruhi

    perbuatan belajar yang berada di luar diri seseorang (Faktor ekstern)

    adalah sebagai berikut : (a) kontinyuitas, (b) latihan (exercise), dan (c)

    penguatan (reinforcement).

    Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan

    bahwa faktor ekstern yang mempengaruhi kegiatan pembelajaran adalah

    lingkungan (keluarga, sekolah, masyarakat). Hal-hal yang termasuk

    didalamnya terdiri atas : 1) Karakteristik pengajar; 2) Interaksi belajar

    mengajar; 3) karakteristik kelompok; 4) fasilitas fisik; 5) subjek matter; 6)

    Terus menerus 7) latihan; dan 8) penguatan.

    2. Hasil Belajar

    Muh. Surya (1995:25) mengemukakan bahwa Hasil belajar

    ditandai dengan adanya perubahan seluruh aspek tingkah laku.

    Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses melajar

    meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jadi tidak hanya satu aspek

  • 7/22/2019 Artikel Tugas Saefullah

    12/36

    atau satu macam tingkah laku saja, melainkan seluruh aspek tingkah laku

    secara integral.

    Untuk mengetahui hasil belajar siswa harus dilakukan penilaian.

    Dalam hal ini fungsi penilaian ialah (1) untuk mengetahui tercapai tidaknya

    tujuan pengajaran; dan (2) untuk mengetahui keefektifan proses belajar

    yang telah dilakukan guru (Sujana, 1989:111). Dengan demikian fungsi

    penilaian dalam proses pembelajaran bermanfaat bagi siswa dan guru.

    Penilaian hasil belajar dapat dilakukan dengan dua tahap yaitu jangka

    pendek dan jangka panjang. Penilaian tahap jangka pendek yakni

    penilaian yang dilakukan guru pada akhir proses pembelajaran. Penilaian

    ini disebut penilaian formatif. Kedua tahap jangka panjang, yakni penilaian

    yang dilakukan setelah proses pembelajaran berlangsung beberapa kali

    atau setelah menempuh periode tertentu, misalnya penilaian tengah

    semester atau penilaian akhir semester. Penilaian ini disebut penilaian

    sumatif.

    Dalam proses belajar mengajar, penilaian formatif dan sumatif

    sangat penting dilaksanakan. Bahkan prestasi akhir siswa selama satu

    semester sering digunakan data yang diperoleh dari hasil penilaian

    formatif dan hasil penilaian sumatif.

    Metode Problem Solving(Pemecahan Masalah)

  • 7/22/2019 Artikel Tugas Saefullah

    13/36

    1. Pengertian Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah)

    Metode Problem solvingdisebut juga metode pemecahan masalah.

    Dalam kehidupan sehari-hari manusia dihadapkan pada berbagai macam

    masalah/persoalan. Untuk dapat memecahkan permasalahannya

    tersebut, manusia mengupayakan berbagai cara. Setiap individu memiliki

    cara yang berbeda untuk dapat menyelesaikan persoalannya, sesuai

    dengan tingkat kesulitan yang terdapat pada masalah tersebut.

    Sesederhana apapun, sebenarnya individu telah memecah masalah

    sesuai dengan kemampuannya.

    Pengertian problem solving (pemecahan masalah) menurut Tabrani

    (1996:8) adalah Usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan mencari

    suatu tujuan yang tidak dengan segera dapat dicapai. Selanjutnya

    menyatakan bahwa pemacahan masalah merupakan suatu tingkat

    aktivitas intelektual yang sangat tinggi untuk mencari penyelesaian

    masalah yang dihadapi dengan bekal pengetahuan yang sudah dimiliki.

    Syamsu Yusuf (1992:188) pemecahan masalah adalah upaya

    belajar partisipatif oleh orang dewasa, dengan bantuan sumber belajar

    melalui kegiatan mengidentifikasi dan merumuskan masalah, mencari

    alternatif dan prioritas pemecahannya.

    Selanjutnya Tabrani (1996:15) memberikan pengertian terhadap

    metode pemecahan masalah adalah Cara penyajian bahan pelajaran

    dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk

  • 7/22/2019 Artikel Tugas Saefullah

    14/36

    dianalisis dan disintesis dalam usaha mencari pemecahan atau

    jawabannya oleh siswa.

    Dari beberapa definisi pemecahan masalah yang dikemukakan

    dapat disimpulkan bahwa Metode Pemecahan Masalah adalah suatu cara

    belajar yang lebih tinggi tingkatannya dengan mengangkat masalah

    sebagai sumber pembahasannya, untuk kemudian dianalisis dan

    disintesis sehingga ditemukan alternatif pemecahannya.

    Memahami masalah sangat penting bagi siswa karena tanpa

    adanya pemahaman terhadap masalah yang diberikan, siswa tidak

    mungkin mampu menyelesaikan masalah dengan benar. Setelah

    memahami masalah siswa merencanakan penyelesaian. Dalam

    merencanakan penyelesaian sangat tergantung pada pengalaman siswa

    dalam menyelesaikan masalah. Semakin bervariasi pengalaman siswa,

    maka kecenderungan siswa akan lebih kreatif. Setelah rencana

    penyelesaian dibuat, dilakukan penyelesaian atas apa yang telah

    dilakukan mulai dari langkah pertama sampai ketiga. Dengan demikian

    maka berbagai kesalahan dapat terkoreksi, sehingga siswa dapat

    menyelesaikan masalah dengan benar.

    Metode ini dapat digunakan mulai dari kelas III SD. Karena pada

    masa itu rasa ingin mengetahui secara alamiah sudah mulai tampak pada

    diri anak, walaupun peran guru pada masa itu lebih mendominasi.

    Atas dasar kesadaran bahwa mengajar sebenarnya adalah untuk

    meneliti dengan seksama, menemukan, memikirkan, menganalisis dan

  • 7/22/2019 Artikel Tugas Saefullah

    15/36

    menyelidki bahan pelajaran. Mengajar bukanlah sekedar berpidato,

    menyampaikan ilmu pengetahuan serta mengkomunikasikannya, maka

    Problem solving lahir sebagai suatu bentuk metoda yang diharapkan

    dapat membantu guru dalam suatu proses mengajar. Problem solving

    lebih mengutamakan pemikiran induktif dibandingkan deduktif. Siswa

    dihadapkan pada suatu masalah kemudian menempatkannya pada situasi

    buatan yang ingin diketahuinya.

    Russell (Cheppy, 1991:89) mengemukakan bahwa Problem solving

    kelihatannya lebih kompleks dibanding dengan berpikir asosiatif dan lebih

    dikuasai oleh tujuan, kendala dari luar ataupun situasi lain dibanding

    dengan faktor-faktor autistis yang mempengaruhi fantasi anak didik.

    Dengan metoda ini keterlibatan kegiatan sendiri dari siswa akan lebih

    mendominasi. Tentu saja dengan bimbingan para guru.

    Pendekatan utama dalam metode ini ada dua macam, yaitu :

    pertama, menciptakan lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk

    memperoleh motivasi yang kuat guna menjawab permasalahan dan

    menemukan jawabannya; kedua, menghadapkan anak kepada masalah-

    masalah, kemudian menemukan pemecahannya.

    Hipotesis Tindakan

    Bertolak dari uraian tersebut di atas, maka hipotesis yang disajikan

    adalah Jika pembelajaran IPS disajikan dengan menggunakan

    pendekatan Metode problem solving maka kreativitas dan hasil

    belajar siswa akan lebih meningkat.

  • 7/22/2019 Artikel Tugas Saefullah

    16/36

    16

    METODOLOGI PENELITIAN

    Metode Penelitian

    Penelitian yang dilakukan yaitu penelitian tindakan kelas yang

    difokuskan pada situasi yang berlangsung di dalam kelas yang sering

    disebut dengan classroom action research. Dalam penelitian tindakan

    kelas ini guru dapat meneliti sendiri terhadap praktek pembelajaran yang

    dilakukan di kelas, guru juga dapat melakukan penelitian terhadap siswa

    dilihat dari aspek interaksinya dalam proses pembelajaran, melalui

    tindakan-tindakan yang direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi agar

    guru memperoleh umpan balik yang sistematis tentang apa yang telah

    dilakukannya dalam proses belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan

    pernyataan Suyanto dalam bukunya Pedoman Pelaksanaan Penelitian

    Tindakan kelas (1997 : 6) bahwa karakteristik penelitian tindakan kelas

    yaitu adanya tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki proses belajar

    mengajar di kelas.

    Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk meningkatkan dan

    memperbaiki kegiatan belajar mengajar di sekolah. Penelitian tindakan

    kelas dapat menjadi salah satu sarana untuk meningkatkan efisiensi

    pengelolaan pendidikan karena dalam penelitian tindakan kelas selalu

    dicari alternatif baru agar proses pembelajaran dapat terselenggara

    secara efektif dan efisien.

  • 7/22/2019 Artikel Tugas Saefullah

    17/36

    17

    Penelitian tindakan kelas dapat menjembatani kesenjangan antara

    teori dan praktek pendidikan, sehingga dengan PTK guru dapat

    mengadaptasi teori yang ada untuk kepentingan proses dan atau produk

    pembelajaran yang lebih efektif, optimal dan fungsional.

    Dengan demikian, jelaslah bahwa penelitian tindakan kelas

    ditujukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dalam praktek pendidikan di

    lapangan, khususnya dalam suatu praktek pembelajaran yang

    dilaksanakan guru di suatu kelas tertentu.

    Desain Penelitian

    Desain penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu model siklus.

    Model siklus yang digunakan yaitu model menurut Kemis dan Mc.Taggart

    (Suyanto dalam bukunya Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan

    kelas, 1997 : 16) yaitu terdiri dari empat komponen yaitu :

    a. Rencana yaitu rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk

    memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap

    sebagai solusi.

    b. Tindakan yaitu apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai

    upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan.

    c. Observasi yaitu mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang

    dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa.

    d. Refleksi yaitu peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas

    hasil atau dampak dari tindakan dari pelbagai kriteria. Berdasarhan

    hasil refleksi ini, peneliti bersama-sama guru dapat melakukan revisi

    perbaikan terhadap rencana awal.

  • 7/22/2019 Artikel Tugas Saefullah

    18/36

    18

    Desain penelitian dapat dikemukakan dalam gambar sebagai

    berikut :

    Penjajagan Rencana Desain/ Penjajagan

    Implementasi

    Perbaikan

    Peningkat

    Perbaikanlebih baik

    Observasi Observasi Observasi

    Keadaan sebelum Keadaan sesudah

    dilakukan tindakan dilakukan tindakan

    Upaya perubahan denganDilaksanakan tindakan

    Refleksi

    Refleksi

    Gambar

    Desain Penelitian ( Suyanto, 1997:12)

    AWAL RD/Pelaksanaan

    PTK

    AKHIR Perencanaan

    Model Penelitian

    Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah model siklus

    (cycle). Tiap siklus tidak hanya berlangsung satu kali, melainkan beberapa

    kali sampai tercapainya tujuan yang diinginkan. Pada tahap-tahap dalam

    satu siklus yang dilaksanakan peneliti dan guru sudah melibatkan diri

    secara aktif dan intensif dalam rangkaian kegiatan nenelitian.

  • 7/22/2019 Artikel Tugas Saefullah

    19/36

    19

    Model siklus yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk spiral

    seperti yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart ( Kasbolah , 1988 :

    13 ) yang meliputi perencanaan (plan), pelaksanaan (act), pengawasan

    (observe), dan refleksi (reflect). Siklus berikutnya, kegiatan peneliti pada

    dasarnya sarna, tapi adanya modivikasi dan koreksi pada setiap tatiapnya.

    Siklus kegiatan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

    Gambar 3.2 Penelitian Tindakan Model Spiral

    (Kemmis dan Taggart, 1988 : 13)

  • 7/22/2019 Artikel Tugas Saefullah

    20/36

    20

    a. Tahap Perencanaan Tindakan

    Perencanaan tindakan yaitu menyusun rencana tindakan dan

    penelitian tindakan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran IPS

    untuk mencapai tujuan penelitian. Perencanaan tersebut yaitu dengan

    membuat rencana pembelajaran yang menggunakan pendekatan problem

    solving sebaik mungkin dan dapat dilaksanakan secara efektif dalam

    berbagai situasi lapangan. Pada tahap ini juga peneliti mempersiapkan

    beberapa instrumen penelitian yaitu LKS, lembar observasi, lembar

    wawancara, dan catatan lapangan dan tes hasil belajar yang digunakan

    selama melaksanakan tindakan.

    b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

    Pelaksanaan tindakan dilakukan berdasarkan rencana tindakan

    yang telah dibuat. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan oleh guru sendiri

    sebagai peneliti, tetapi dalam proses observasi guru dibantu oleh teman

    sejawat dengan menggunakan beberapa alat instrument penelitian yaitu

    LKS, lembar observasi, lembar wawancara, dan catatan lapangan serta

    tes hasil belajar siswa.

    Pelaksanaan penelitian ini didasarkan pada kenyataan bahwa

    siswa kelas IV sebelumnya kurang dapat memahami dalam penguasaan

    materi kependudukan. Untuk itulah peneliti melaksanakan penelitian

    tindakan kelas dalam rangka memperbaiki pembelajaran sebagaimana

    yang dikemukakan oleh Suyanto (Kasbolah dalam buku penelitian

  • 7/22/2019 Artikel Tugas Saefullah

    21/36

    21

    tindakan kelas 1998:32) bahwa tujuan penelitian tindakan kelas yaitu

    meningngkatkan dan/atau memperbaiki praktik pembelajaran di sekolah.

    Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari tiga siklus, setiap siklus

    disajikan dalam satu tindakan dengan urutan sajian materi tentang

    kependudukan, dan latihan soal yang menekankan pada aktivitas siswa,

    pemahaman konsep, dan hasil belajar.

    Adapun pelaksanaan tindakan setiap siklus adalah sebagai berikut

    TABEL 3.1SIKLUS PENELITIAN TINDAKAN KELAS

    SiklusPelaksanaan

    Ket.Hari/Tanggal Waktu Materi

    Siklus I 07.00-08.10Perkembanganpenduduk diIndonesia

    Diskusi KelompokEvaluasi Individu

    Siklus II 07.00-08.10Permasalahanpenduduk diIndonesia

    Diskusi KelompokEvaluasi Individu

    SiklusIII

    07.00-08.10PerpindahanpendudukDi Indonesia

    Diskusi KelompokEvaluasi Individu

    c. Tahap Observasi

    Kegiatan penelitian tindakan kelas ini yaitu menggunakan observasi

    langsung. Observasi merupakan kegiatan mengamati atas hasil atau

    dampak dari tindakan atau dikenakan terhadap siswa. Kegiatan observasi

    ini dilakukan dengan sengaja untuk menghasilkan adanya peningkatan

    dalam praktik pendidikan dan pengajaran dalam kondisi kelas tertentu.

    Dalam kegiatan observasi ini peneliti menggunakan tekhnik

    pengamatan partisipatif artinya pengamatan dilakukan oleh orang yang

    terlibat secara aktif dalam proses pelaksanaan tindakan. Dalam hal ini

  • 7/22/2019 Artikel Tugas Saefullah

    22/36

    22

    yaitu dilakukan oleh guru dan didampingi oleh observer. Tekhnik

    pengamatan partisipatif ini dengan menggunakan lembar observasi dan

    catatan lapangan.

    d. Tahap Refleksi

    Tahap refleksi merupakan kegiatan analisis-sintesis, interpretasi,

    dan eksplanasi atau penjelasan terhadap semua informasi yang diperoleh

    dari pelaksanaan tindakan. Refleksi ini merupakan bagian yang amat

    penting, sebab pada tahapan ini data yang telah terkumpul dalam

    kegiatan observasi harus secepatnya dianalisis, diinterpretasikan atau

    diberi makna sehingga dapat mengetahui sejauhmana hasil yang

    diperoleh dari tindakan pembelajaran yang kita laksanakan, apakah materi

    bisa dilanjutkan atau perlu diadakan perbaikan.

    Dalam tahap refleksi ini, peneliti mengadakan diskusi dengan

    observer tentang hasil tindakan pada akhir tindakan. Diskusi ini

    dilaksanakan berdasarkan hasil pencatatan observasi langsung secara

    cermat terhadap pelaksanaan tindakan, hasilnya kemudian direfleksi.

    Apabila hasil refleksi yang diperoleh disepakati, selanjutnya hasil refleksi

    tersebut dijadikan acuan untuk pembelajaran pada tindakan selanjutnya.

    Subjek Penelitian

    Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 2 Saruni

    Kabupaten Pandeglang. Yang menjadi subjek penelitian yaitu siswa kelas

    IV yang berjumlah 22 orang, 10 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.

  • 7/22/2019 Artikel Tugas Saefullah

    23/36

    23

    Pemilihan sekolah tempat penelitian ditetapkan dengan

    pertimbangan sebagai berikut :

    1. Lokasi sekolah adalah tempat bekerja peneliti, yaitu sebagai guru

    kelas yang mengajar di kelas IV. Hal ini untuk mempermudah peneliti

    dalam mengumpulkan data yang dikumpulkan.

    2. Masih banyak permasalahan yang dihadapi peneliti dalam

    pelaksanaan pembelajaran IPS khususnya materi kependudukan di

    Indonesia.

    Instrumen Penelitian

    Untuk memperoleh data yang benar, diperlukan instrumen yang

    tepat sehingga masalah yang diteliti akan terefleksi dengan baik.

    Instrument penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data, antara

    lain :

    a. Observasi

    Menurut Kasbolah dalam bukunya penelitian tindakan kelas

    (1999:94), observasi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk

    mengenali, merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator dari

    proses dan hasil yang dicapai (perubahan yang terjadi) baik yang

    ditimbulkan oleh tindakan terencana maupun akibat sampingannya.

    Fungsi dari observasi adalah untuk mengetahui kesesuaian

    pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang disusun

    sebelumnya dan untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan

  • 7/22/2019 Artikel Tugas Saefullah

    24/36

    24

    yang sedang berlangsung dapat diharapkan akan menghasilkan

    perubahan yang diinginkan.

    Observasi bila dilihat dari segi pelaksanaannya dibagi menjadi dua

    yaitu observasi non-partisipatif dan observasi partisipatif. Dalam

    pelaksanaan penelitian ini, peneliti menggunakan observasi partisipatif

    yaitu jenis observasi yang pengamatnya terlibat pada sebagian atau

    seluruh kegiatan yang diamati.

    b. Wawancara

    Menurut Molleong dalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif

    (1996:180) wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang,

    melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang

    lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan

    tertentu. Wawancara digunakan untuk menggali dan mengumpulkan data

    yang hanya dapat diungkapkan secara lisan dan tepat dengan kata-kata

    seperti ide, pendapat, pemikiran, wawasan dari orang yang diamati.

    c. Catatan Lapangan

    Menurut Suyanto (1997:7), catatan lapangan sangat cocok

    digunakan untuk mencatat data kualitatif, kasus istimewa, atau untuk

    melukiskan suatu proses. Catatan lapangan merupakan catatan teknis

    tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka

    pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif.

    d. Lembar Kerja Siswa

    Lembar kerja siswa ini berisi tentang beberapa kegiatan siswa yang

    berupa tugas, latihan atau permasalahan yang harus dipecahkan oleh

  • 7/22/2019 Artikel Tugas Saefullah

    25/36

    25

    setiap kelompok tentang konsep yang akan dipelajari. LKS ini bertujuan

    untuk melihat hasil kerja siswa secara berkelompok untuk

    mengaplikasaikan konsep-konsep yang telah dikuasainya. Data atau hasil

    kerja dari LKS ini akan digunakan sebagai patokan untuk melakukan

    refleksi dan merancang pelaksanan tindakan pembelajaran selanjutnya.

    Analisis Data

    Dalam penelitian tindakan kelas ini, analisis data yang digunakan

    yaitu analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Data hasil

    observasi, catatan lapangan, dan wawancara dianalisis secara kualitatif.

    Hal-hal yang dianalisis yaitu hasil dari observasi aktivitas siswa,

    pemahaman siswa, hasil belajar siswa beserta faktor-faktor yang

    menyebabkan siswa kurang memahami materi kependudukan selama

    pembelajaran berlangsung dengan menggunakan pendekatan problem

    solving. Sedangkan menganalisis hasil wawancara siswa dan guru

    dilaksanakan setelah pembelajaran dilaksanakan.

    Setiap melakukan analisis data dilakukan triangulasi. Triangulasi

    yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu

    yang lain di luar data itu untuk keperluan atau pengecekan terhadap data

    itu. Dalam hal ini penganalisissan dilakukan yaitu dengan memanfaatkan

    dan membandingkan hasil penelitian peneliti, hasil observasi observer dan

    hasil wawancara siswa.

  • 7/22/2019 Artikel Tugas Saefullah

    26/36

    26

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Pembahasan

    Setelah diperoleh hasil penelitian dan diuraikan pada bagian

    terdahulu selanjutnya hasil penelitian tersebut akan dikonfirmasikan

    dengan literatur-literatur yang terdapat pada bab II. Berdasarkan uraian di

    atas menunjukan adanya perkembangan sikap siswa terhadap

    pebelajaran IPS dalam hal ini tentang materi mata pencaharian penduduk

    menunjukan tingkat kemampuan siswa yang baik.

    Di awal pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

    pemecahan masalah, siswa pada umumnya menunjukan perilaku yangt

    pasif dan kaku. Mereka cenderung tidak menujukan respons secara aktif

    pada kegiatan pembelajaran yang disajikan guru, kekakuan ini muncul

    karena peran guru berubah dari seorang informatori menjadi seorang

    fasilitator atau seorang moderator. Akan tetapi sejalan dengan berjalannya

    tindakan-tindakan yang dilakukan guru sikap siswa mulai berubah.

    Perubahan ini ditunjukan dalam bentuk perilakunya, siswa menampakkan

    antusias dan semangat untuk belajar. Mereka bukan lagi menjadi

    pendengar atau penerima informasi, tapi menjadi siswa yang proaktif

    dalam proses pembelajaran karena mendapat fasilitas yang memadai

    untuk memahami materi pembelajaran..

    Perkembangan sikap yang lain ditampilkan saat siswa melakukan

    diskusi kelompok karena pembelajaran dengan pendekatan pemecahan

  • 7/22/2019 Artikel Tugas Saefullah

    27/36

    27

    masalah menggunakan diskusi kelompok. Di awal tindakan masing-

    masing memperlihatkan egoismenya mereka sukar untuk bekerja sama,

    sifat egoisme tampak berkurang dan muncul sikap dan sifat mau

    menerima dengan memperlihatkan aktivitas kerja sama di antara siswa.

    Hal ini menujukan adanya pembelajaran yang bermakna. Kebermaknaan

    ini muncul karena dengan pemecahan masalah, diberikan kesempatan

    atau menciptakan peluang atau kondisi sehingga siswa aktif dalam proses

    pembelajaran.

    Dalam pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah ini,

    selain memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran, siswa juga

    ikut berperan aktif dalam menemukan dan memecahkan masalah.

    Keaktifan siswa sangat jelas terlihat pada kegiatan diskusi kelompok. Guru

    memotivasi siswa untuk membandingkan jawaban mereka dengan

    sesama anggota kelompoknya. Guru mengarahkan siswa lainnya untuk

    bereaksi (berdebat, baik setuju maupun tidak setuju) terhadap jawaban

    temannya. Guru juga mengarahkan jawaban siswa untuk dijadikan

    kesimpulan. Kenyataan tersebut sesuai dengan gambaran yang diberikan

    oleh Mulyana (1997) yaitu pembelajaran pemecahan masalah dapat

    mengubah konsep siswa yang belum sesuai dengan pembelajaran dan

    dapat memberikan pengaruh positif terhadap aktifitas siswa serta dapat

    meningkatkan keterampilan mengungkapkan ide atau gagasannya,

    mengamati, merumuskan cara memecahkan masalah dan

    mengkomunikasikan hasil pengamatannya.

  • 7/22/2019 Artikel Tugas Saefullah

    28/36

    28

    Dalam kegiatan tanya jawab, pada awalnya siswa terlihat ragu-

    ragu, bahkan mempunyai perasaan takut untuk mengemukakan jawaban

    atau pendapatnya. Tetapi, setelah guru berusaha untuk bersikap akrab

    dan bersahabat, siswa mulai mau berbicara untuk mengemukakan

    pendapatnya. Bahkan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran

    selanjutnya siswa terlihat antusias dan mulai terbuka untuk melakukan

    tanya jawab, baik dengan guru maupun antar siswa. Tindakan guru

    tersebut sudah memenuhi kompetensi yang disyaratkan Uzer Usman

    (1995:19) yaitu kemampuan menciptakan iklim belajar mengajar yang

    tepat melalui pengelolaan kelas yang baik yang memungkinkan siswa

    merasa aman untuk belajar, seperti belajar sambil bermain dan bekerja.

    Pernyataan tersebut diperkuat oleh Winataputra (2001:34) yang

    mengemukakan bahwa proses pembelajaran akan berhasil apabila guru

    dapat mengkondisikan kegiatan belajar secara efektif.

    Temuan yang sangat penting adalah, adanya peningkatan hasil

    belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan

    menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dilakukan oleh

    peneliti. Pada siklus I rata-rata siswa memperoleh nilai 6,00, siklus II rata-

    rata nilai siswa 8,0 dan pada siklus III rata-rata nilai siswa 8,23. Hasil ini

    cukup baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh peneliti.

    Berdasarkan uraian di atas pencapaian hasil belajar yang

    ditunjukkan dalam tingkat penguasaan materi dalam penelitian ini cukup

    tinggi (di atas 75%) serta pembelajaran konsep kependudukan cukup

  • 7/22/2019 Artikel Tugas Saefullah

    29/36

    29

    tepat apabila menggunakan pendekatan pemecahan masalah. Kondisi ini

    membuktikan bahwa pembelajaran menjadi lebih bermakna dan kualitas

    pembelajaran menjadi lebih baik, yang didasarkan pada hasil penelitian

    yang dilakukan di kelas IV SD Negeri 2 Saruni Kabupaten Pandeglang.

    Kesimpulan

    Berdasarkan atas keseluruhan analisis beserta pembahasan hasil

    penelitian yang telah diuraikan sebelumnya. Peneliti mencoba

    merumuskan kesimpulan sebagai berikut :

    1. Pembelajaran IPS dalam topik sumber daya alam tentang pertanian

    dengan menggunakan pendekatan problem solving yaitu dengan

    memahami masalah, merencanakan pemecahan masalah,

    menyelesaikan serta memeriksa kembali ternyata mampu

    membangkitkan antusias, aktivitas, kreatifitas serta semangat siswa

    dalam belajar IPS. Hal itu memberikan sebuah rangsangan untuk

    berpikir kritis dan menganalisis terhadap sebuah permasalahan.

    Selain itu juga dapat meningkatkan pemahaman materi pelajaran,

    menggali pengetahuan baru dengan sendirinya, membantu

    mentransfer pengetahuan siswa ke dalam masalah yang terjadi

    dunia nyata, mengembangkan rasa tanggung jawab, membiasakan

    diri menghadapi dan memecahkan masalah serta dapat

    mengembangkan rasa percaya diri.

    2. Penerapan problem solving dalam pembelajaran IPS khususnya

    dalam materi tentang sumber daya alam tentang pertanian

  • 7/22/2019 Artikel Tugas Saefullah

    30/36

    30

    mendapatkan kesan dan respon yang cukup baik. Hal ini terlihat

    dari antusias dan

  • 7/22/2019 Artikel Tugas Saefullah

    31/36

    31

    semangatnya dalam mengikuti setiap tahap pembelajaran model problem

    solving. Dalam sesi tanya jawab dan diskusi kelompok siswa cukup

    aktif dan merata baik itu dari siswa yang pintar, sedang maupun

    kurang. Hasil positif lainnya adalah siswa menjadi terlatih dalam

    menemukan suatu masalah, berfikir kreatif dalam segala situasi

    atas inisiatifnya sendiri sehingga belajar lebih bermakna.

    3. Prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan pokok

    bahasan sumber daya alam tentang pertanian dengan

    menggunakan pendekatan problem solving mengalami peningkatan

    yang cukup signifikan dalam setiap siklusnya. Hal ini terlihat baik

    dari hasil kerja kelompok maupun dari hasil evaluasi. Nilai rata-rata

    siswa pada siklus I siswa memperoleh nilai 7,72, siklus II rata-rata

    nilai siswa 8,09 dan pada siklus III rata-rata nilai siswa 8,31. Hal ini

    menunjukkan bahwa pemahaman siswa cukup merata dengan

    tingkat pencapaian yang tergolong cukup berhasil.

    Saran

    Setelah melaksanakan penelitian tindakan kelas, serta berdasarkan hasil

    observasi dan analisis kekurangan dan kelebihan pelaksanaan

    pembelajaran IPS di SD, dan untuk perbaikan-perbaikan serta

    meningkatkan kualitas hasil pembelajaran IPS, peneliti

    menyarankan :

    1. Guru hendaknya membekali dirinya dengan berbagai keterampilan

    baik itu keterampilan mengelola kelas, keterampilan membuka

  • 7/22/2019 Artikel Tugas Saefullah

    32/36

    32

    pelajaran, keterampilan menggunakan berbagai macam metode

    dan keterampilan di dalam memberdayakan alat peraga. Dan Guru

    hendaknya tidak terpaku hanya kepada metode ceramah saja

    dalam pembelajaran IPS, walaupun praktis namun metode

    ceramah kurang menggali aktivitas dan kreatifitas siswa.

    2. Kepala Sekolah hendaknya mendorong para guru serta

    memberikan kesempatan untuk terus meningkatkan keilmuannya

    dengan cara mengikuti berbagai pendidikan dan latihan atau

    seminar-seminar pendidikan baik lokal maupun nasional.

    3. Bagi pembaca atau peneliti yang berminat dalam penelitian yang

    relevan, hasil penelitian bisa dijadikan gambaran awal atau dasar

    untuk ditindaklanjuti pada penelitian berikutnya, terutama pada

    variabel-variabel yang belum terungkap.

  • 7/22/2019 Artikel Tugas Saefullah

    33/36

    33

    DAFTAR PUSTAKA

    Chepy. (1986) Strategi Ilmu Pengetahuan Sosial. Surabaya : Karya Anda

    Depdiknas (2002). Kurikulum Berbasi Kompetensi. Jakarta.

    Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1995/1996). Metodik KhususPengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar, Jakarta :Depdikbud.

    Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum 2006. Jakarta: Media

    Makmur Maju Mandiri.

    Herry Sukirman. (2003). Dasar-dasar Didaktik dan Penerapannya dalamPembelajaran. Bandung : Departemen Pendidikan Nasional.

    Karli Hasbullah, dkk. (2001). Model-model Pembelajaran ImplementasiKurikulum BerbasisKompetensi. Bandung bina Media Informasi.

    Kasbolah, K. (1998/1999). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :Pendidikan Tinggi. Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar .Depdikbud.

    Moh. Surya. (2005) Psikologi Pendidikan. Bandung : Publikasi JurusanPsikologi dan Bimbingan FIP IKIP.

    Muhibbin Syah. (2002) Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada.

    Nasution, S. (1994). Psikologi Pendidikan. Jakarta : UT..

    Nana Sudjana, (1991). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung :Sinar Baru Algensindo.

    ------------, (2007) Media Pengajaran. Bandung :Algensindo.

    Negara Republik Indonesia, 2003. Undang-Undang Negara RI No. 20tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. PT. KoalangKlede Putra Timur Jakarta.

    Nursyid Sumaatmadja. (2002). Metodologi Pengajaran Ilmu PengetahuanSosial. Bandung : Alumni.

    Poerwadarminta. WJS. (1984) Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta :PN. Balai Pustaka.

  • 7/22/2019 Artikel Tugas Saefullah

    34/36

    34

  • 7/22/2019 Artikel Tugas Saefullah

    35/36

    35

  • 7/22/2019 Artikel Tugas Saefullah

    36/36