bab i1xvsea

23
7/24/2019 BAB I1xvsea http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 1/23 BAB I PENDAHULUAN Kesehatan menjadi faktor penting bagi setiap orang karena bila dalam keadaan sehat akan memudahkan kita dalam beraktivitas. Namun bila akhirnya jatuh sakit, hal yang utama adalah keinginan untuk cepat sembuh. Sehingga tak dapat dipungkiri kebanyakan orang meminum banyak macam obat guna mengurangi gejala-gejala dari  penyakit utamanya. Bila kita minum obat hanya berdasarkan gejala-gejala yang timbul bisa mengarah pada kesalahan diagnose. Diagnosa adalah bagian yang sangat  penting dalam proses pelayanan kesehatan secara klinik. kibat kesalahan dalam diagnosa atau ketidak tepatan diagnosa akan membiaskan semua tindakan yang akan dilakukan kemudian terhadap keadaan penderita, seperti contoh! bila anak atau adik kita yang usia masih balita menderita flu disertai batuk. "erkadang dokter pemeriksa dengan serta merta akan memberikan banyak jenis obat dalam # resep, hampir setiap # gejala diberikan # obat yang seharusnya cukup diberikan antimukolitik atau antikonvulsannnya saja. $al ini dapat mengarah pada pengobatan tidak rasional. Setiap pengobatan dari segala jenis penyakit diharapkan sesuai dengan indikasi  penyakit %diagnose&, diberikan dalam dosis yang tepat, tepat 'aktu pemberian,tepat  pasien dengan mempertimbangkan efek samping yang mungkin ditimbulkan, inilah yang dinamakan dengan pengobatan rasional. (enurut )$* %)orld $ealth *rgani+ation& pemakaian obat dikatakan rasional jika memenuhi kriteria ! a& sesuai dengan indikasi penyakit b& tersedia setiap saat dengan harga yang terjangkau c& diberikan dengan dosis yang tepat d& cara pemberian dengan interval 'aktu yang tepat e& lama pemberian yang tepat f& obat yang diberikan harus efektif, dengan mutu yang terjamin dan aman. enjabaran kriteria diatas, jelas menuntut pemahaman yang baik dari petugas pelayanan medik khususnya apoteker dan dokter agar terciptanya mutu pelayanan kesehatan secara optimal memenuhi hak pasien dalam  pelayanan kesehatan. *leh karena itu, makalah ini dibuat selain untuk memenuhi tugas mata kuliah diharapkan pula dapat mengulas pengobatan rasional bukan hanya sekedar mengupas kulit ba'ang saja, tetapi juga dapat membuka 'a'asan kita semua sebagai pelayan medic dalam masyarakat

Upload: rahman-hendrawan

Post on 22-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I1xvsea

7/24/2019 BAB I1xvsea

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 1/23

BAB I

PENDAHULUAN

Kesehatan menjadi faktor penting bagi setiap orang karena bila dalam keadaan

sehat akan memudahkan kita dalam beraktivitas. Namun bila akhirnya jatuh sakit, hal

yang utama adalah keinginan untuk cepat sembuh. Sehingga tak dapat dipungkiri

kebanyakan orang meminum banyak macam obat guna mengurangi gejala-gejala dari

 penyakit utamanya. Bila kita minum obat hanya berdasarkan gejala-gejala yang

timbul bisa mengarah pada kesalahan diagnose. Diagnosa adalah bagian yang sangat

 penting dalam proses pelayanan kesehatan secara klinik. kibat kesalahan dalam

diagnosa atau ketidak tepatan diagnosa akan membiaskan semua tindakan yang akan

dilakukan kemudian terhadap keadaan penderita, seperti contoh! bila anak atau adik 

kita yang usia masih balita menderita flu disertai batuk. "erkadang dokter pemeriksa

dengan serta merta akan memberikan banyak jenis obat dalam # resep, hampir setiap

# gejala diberikan # obat yang seharusnya cukup diberikan antimukolitik atau

antikonvulsannnya saja. $al ini dapat mengarah pada pengobatan tidak rasional.

Setiap pengobatan dari segala jenis penyakit diharapkan sesuai dengan indikasi penyakit %diagnose&, diberikan dalam dosis yang tepat, tepat 'aktu pemberian,tepat

 pasien dengan mempertimbangkan efek samping yang mungkin ditimbulkan, inilah

yang dinamakan dengan pengobatan rasional. (enurut )$* %)orld $ealth

*rgani+ation& pemakaian obat dikatakan rasional jika memenuhi kriteria ! a& sesuai

dengan indikasi penyakit b& tersedia setiap saat dengan harga yang terjangkau c&

diberikan dengan dosis yang tepat d& cara pemberian dengan interval 'aktu yang

tepat e& lama pemberian yang tepat f& obat yang diberikan harus efektif, dengan

mutu yang terjamin dan aman. enjabaran kriteria diatas, jelas menuntut pemahaman

yang baik dari petugas pelayanan medik khususnya apoteker dan dokter agar 

terciptanya mutu pelayanan kesehatan secara optimal memenuhi hak pasien dalam

 pelayanan kesehatan. *leh karena itu, makalah ini dibuat selain untuk memenuhi

tugas mata kuliah diharapkan pula dapat mengulas pengobatan rasional bukan hanya

sekedar mengupas kulit ba'ang saja, tetapi juga dapat membuka 'a'asan kita semua

sebagai pelayan medic dalam masyarakat

Page 2: BAB I1xvsea

7/24/2019 BAB I1xvsea

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 2/23

BAB II

ISI

encampuran merupakan salah satu pekerjaan yang sangat umum dilakukan dalamkehidupan sehari-hari %achman,#/0/&. encampuran adalah proses yang menggabungkan

 bahan-bahan yang berbeda untuk menghasilkan produk yang homogen. encampuran dalam

sediaan farmasi dapat diartikan sebagai proses penggabungan dua atau lebih komponen sehingga

setiap partikel yang terpisah dapat melekat pada partikel dari komponen lain %Bhatt dan gra'al,

1223&.

"ujuan dilakukannya pencampuran selain menghomogenkan bahan-bahan juga untuk

memperkecil ukuran partikel, melakukan reaksi kimia, melarutkan komponen, membuat emulsi,

dan lain-lain, sehingga tidak jarang dalam teknologi farmasi digunakan beberapa alat

 pencampur 4 mi5er dengan jenis yang berbeda untuk mengolah bahan-bahan obat. "idak hanya

 bahan-bahan obat yang akan mempengaruhi produk suatu obat, teknik pencampuran pun dapat

mempengaruhi produk obat yang dihasilkan.

(enurut Bhatt dan gra'al %1223&, beberapa contoh pencampuran skala besar dalam bidang

farmasi !

#. pencampuran bubuk4sebuk dalam pembuatan granul dan tablet

1. pencampuran kering %dry mi5ing& dalam proses kompresi langsung sediaan tablet dan

kapsul

6. pencampuran bubuk4serbuk dalam pembuatan sediaan kosmetik seperti bedak 

7. pembuatan serbuk yang larut dalam larutan untuk pengisian dalam kapsul lunak dan sirup

8. pencampuran dua cairan yang tidak saling larut, seperti sediaan emulsi

(ekanisme pencampuran cairan secara esensial masuk dalam empat kategori, yaitu ! transpor

 bulk, aliran turbulen, aliran laminer, dan difusi molekuler. Biasanya lebih dari satu dari proses 9

 proses ini yang dilakukan pada proses pencampuran %achman, #/0/&.

Page 3: BAB I1xvsea

7/24/2019 BAB I1xvsea

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 3/23

:aktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pencampuran yaitu !

#. sifat fisik dari bahan yang akan dicampur, seperti kerapatan, viskositas, dan kemampuan

 bercampur 

segi ekonomi, menyangkut pemrosesan

'aktu, 'aktu yang dibutuhkan untuk mencampur 

alat, kemudahan mencampur, pera'atan, dan pembersihannya %achman, #/0/&.

Berdasarkan pengaturan penambahan suatu cairan atau larutan serbuk berupa bahan pengikat dan

reaksi mekanik maka proses pencampuran terdiri dari lo' shear dan high shear. Shear adalah

 jumlah tekanan mekanik pada rotor %"ousey, 1221&.

ada proses pencampuran solid-li;uid, digunakan metodeshear mi5ing. lat yang digunakan

adalah shear nmi5er. (esin ini dirancang untuk mengurangi ukuran partikel dan mencampur.

(etode pencampuran ini memiliki efisiensi yang lebih baik daripada metode pencampuran lain.

Kecepatan putaran mesin ini 6222-#8222 rpm.

$igh shear adalah suatu metode pengadukan, dimana cairan dengan kekentalan rendah %biasanya

air& ditambahkan ke dalam campuran serbuk yang telah mengandung pengikat yang kemudian

dicampur dengan sisa bahan dalam formulasi %"ousey, 1221&. Namun, penggunaan high shear

mi5ing pada kondisi tertentu dapat digunakan untuk membantu serbuk yang mempunyai

karakteristik khusus4sulit tercampur terdispersi ke dalam cairan.

#& "$N D( <N=*B"N >S?*N

enggunaan obat rasional atau rational use medicine merupakan suatu kampanye yang

disebarkan keseluruh dunia, juga di ?ndonesia. (enurut )$* definisi penggunaan obat rasional

adalah apabila pasien menerima pengobatan sesuai dengan kebutuhan, dalam periode 'aktu yang

sesuai dan dengan biaya yang terjangkau oleh dirinya dan kebanyakan masyarakat. enggunaan

obat rasional merupakan upaya mencapai pengobatan yang efektif.%Suud, S.K,((ed, pola

 pengobatan rasional&. (anfaat pengobatan rasional yaitu! a& (eningkatkan mutu pelayanan b&

(encegah pemborosan sumber dana c&(eningkatkan akses terhadap obat esensial %D>s

Page 4: BAB I1xvsea

7/24/2019 BAB I1xvsea

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 4/23

>ichard, anjaitan, pt. SK(, 122@&. dapun indikator yang harus dipenuhi dari pengobatan

rasional adalah!

#. "epat diagnosa

enggunaan obat dikatakan rasional jika diberikan untuk diagnosis yang tepat. Aika diagnose

tidak ditegakkan dengan benar maka pemilihan obat akan mengacu pada diagnose yang

keliru. kibatnya obat yang diberikan tidak akan sesuai dengan indikasi seharusnya.1. "epat pemilihan obat.

Keputusan untuk melakukan upaya terapi diambil setelah diagnosis ditegakkan dengan benar.

Dengan demikian obat yang dipilih haruslah yang memiliki efek terapi sesuai dengan

spektrum penyakit.

6. "epat dosis

Dosis sangat berpengaruh terhadap efek terapi obat. emberian dosis yang berlebihan,

khususnya untuk obat denganrentang terapi sempit %Narro' therapeuticmargin& misalnya

teofilin, digitalis, akan sangat berisiko untuk timbulnya efek samping. Sebaliknya dosis yang

terlalu kecil tidak akan menjamin tercapainya kadar terapi yang diharapkan.

7. "epat cara pemberian

ara pemberian yang tidak tepat akan mengurangi ketersediaan obat dalam tubuh pasien

sehingga efek yang diharapkan tidak terjadi. Sebagai contoh ampisilin mesti diminum 62

menit sebelum makan.

8. "epat interval 'aktu pemberian?nterval 'aktu pemberian hendaknya dibuat sesederhana mungkin dan praktis agar mudah

ditaati oleh pasien.

@. "epat lama pemberianama pemberian obat harus tepat sesuaidengan penyakitnya.. Sebagai contoh untuk 

"uberkulosis lama pemberian obat paling singkat @ bulan. ama pemberian kloramfenikol

adalah #2-#7 hari.3. )aspada terhadap efek samping.

emberian obat potensial menimbulkan efek samping yaitu efek yang tidak diinginkan yang

timbuk akibat pemberian obat dengan dosis terapi. Sebagai ontoh ! emberian tetrasiklintidak boleh dilakukan pada anak kurang dari #1 tahun, karena menimbulkan kelain pada gigi

dan tulang yang sedang tumbuh.0. "epat penilaian kondisi pasien.

>espon induvidu terhadap efek obat sangat beragam. $al ini lebih jelas terlihat pada

 beberapa jenis obat seperti teofilin dan aminoglikosida. ada penderita kelainan ginjal,

Page 5: BAB I1xvsea

7/24/2019 BAB I1xvsea

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 5/23

 pemberian aminoglikosida sebaiknya dihindari karena resiko terjadinya nefrotoksik pada

kelompok ini meningkat secara bermakna./. *bat yang diberikan harus efektif dan aman dengan mutu terjamin.

Cntuk memberikan hasil yang optimal obat harus efektif dan aman dengan mutu terjamin.

Karena itu mutu obat mesti terjamin dengan mendapatkannya dari sumber yang tepat, karenasaat ini banyak obat palsu dan kadaluarsa yang beredar di pasaran yang tentunya akan

merugikan pasien.#2. "ersedia setiap saat dengan harga terjangkau.

Cntuk memberikan kesinambungan pengobatan terutama sekali untuk pengobatan jangka

 panjang, obat yang diberikan harus tersedia setiap saat dan harganya terjangkau oleh pasien

yang menggunakan.

##. "epat ?nformasi.

?nformasi yang tepat dan benar dalam penggunaan obat sangat penting dalam menunjang

keberhasilan terapi. ontohnya dalam penggunaan obat rifampisin akan mengakibatkan urine

 be'arna merah. Aika hal ini tidak diinformasikan kepada penderita kemungkinan besar dia

akan menghentikan minum obat karena menduga obat tersebut menyebabkan kencing disertai

darah. adahal untuk penderita tuberkulosis terapi dengan rifampisin harus diberikan dalam

 jangka panjang.

#1. "epat tindak lanjut %follo' up&.

ada saat memutuskan pemberian terapi harus sudah dipertimbangkan upaya tindak lanjut

yang diperlukan, misalnya jika pasein tidak sembuh atau mengalami efek samping.Sebagai

contoh, terapi dengan teofilin sering memberikan gejala takhikardi. Aika hal ini terjadi maka

dosis obat perlu ditinjau ulang atau bisa saja obatnya diganti. Demikian pula dalam

 penatalaksanaan syok anafilaksis, pemberian injeksi adrenalin yang kedua perlu segera

dilakukan, jika pada pemberian pertama respons sirkulasi kardiovaskuler belum seperti yang

diharapkan.

#6. "epat penyerahan obat %dispensing&enggunaan obat rasional melibatkan juga dispenser sebagai penyerah obat dan pasien

sendiri sebagai konsumen. ada saat resep diba'a ke apotik atau tempat penyerahan obat di

uskesmas, apoteker 4 asisten apoteker 4 petugas penyerah obat akan melaksanakan perintah

dokter 4 peresep yang ditulis pada lembar resep untuk kemudian diberikan kepada pasien.

roses penyiapan dan penyerahan harus dilakukan secara tepat agar pasien mendapatkan obat

sebagaimanan seharusnya. Karena bila petugas salah menimbang obat atau salah membaca

resep, dapat berakibat fatal.#7. asien patuh terhadap pengobatan yg diberikan.

Page 6: BAB I1xvsea

7/24/2019 BAB I1xvsea

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 6/23

Kepatuhan pasien terhadap pengobatan sangat menentukan hasil yang dicapai dalam

 pengobatan. Ketidaktaatan pasien dalam meminum obat umumnya terjadi pada kedaan

 berikut!

%a& Aenis atau jumlah obat yang diberikan terlalu banyak.

%b& :rekuensi pemberian obat per hari terlalu sering.%c& Aenis sediaan obat terlalu beragam %misalnya pada saat bersamaan

 pasien mendapat, tablet, tablet hisap, sirup dan obat inhalasi&.

%d& emberian obat dalam jangka panjang%e& asien tidak mendapat informasi4 penjelasan yang cukup mengenai cara

minum4menggunakan obat,

%f& "imbul efek samping misalnya ruam kulit dan nyeri lambung& atau efek ikutan %urine

 jadi merah karena minum rifampisin&. emberian obat dalam jangka lama tanpa

informasi4supervisi tentu saja akan menurunkan ketaatan penderita. Kegagalan

 pengobata tuberkulosis secara nasional menjadi salah satu bukti bah'a terapi jangka

 panjang tanpa disertai informasi 4 supervise yang memadai tidak akan pernah

memberikan hasil seperti yang diharapkan.

Selain memenuhi indikator pengobatan rasional di atas, kita juga perlu mengetahui langkah-

langkah yang menjadi tahap pengoabatan rasional, langkah pertama untuk menuju

 pengobatan rasional adalah #& "etapkan masalah pasien 4diagnose 1&"etapkan tujuan

 pengobatan, apa yg ingin di capai melalui terapi bisa secara farmakologi atau non-

farmakologi atau keduanya 6& Susun dan pilih daftar kelompok yang manjur  7&(ulailah

 pengobatan 8&Berikan penjelasan tentang obat, cara pemakaiannya dan peringatan @& antau

atau hentikan pengobatan.

1& B<N"CK-B<N"CK ?N"<><NS? "<><C"?K 

engobatan rasional faktanya menghasilkan angka prosentase penyembuhan yang tertinggi

dibandingkan pengobatan yang irasional. "imbulnya ketidak rasionalan pengobatan dapat

 berasal dari kesalahan diagnose di a'al sakit. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya

 bah'a diagnose adalah bagian yang sangat penting dalam proses pelayanan kesehatan secara

klinik. kibat kesalahan dalam diagnosa atau ketidak tepatan diagnosa akan membiaskan

semua tindakan yang akan dilakukan kemudian terhadap keadaan penderita. *leh karena itu

sebaiknya kita mengetahui yang mana gejala dan mana yang penyebab penyakit. Dari alasan

tersebut pengobatan dapat diklasifikasikan dalam beberapa terapi, yaitu

Page 7: BAB I1xvsea

7/24/2019 BAB I1xvsea

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 7/23

%a& "erapi kausatif yaitu upaya pengobatan yang berfokus pada EsebabE seperti

menemukan sumber infeksi pada gangguan medis ataupun menemukan sumber cemas

 pada gangguan emosional. ontoh! pada penderita thypoid yang terinfeksi kuman

Salmonella typhi akan merasakan mual dan pusing maka sebagai terapi kausatifnya

diberikan antibiotic tiamfenikol untuk membunuh kuman Salmonella typhi.

%b& "erapi simptomatik yaitu upaya pengobatan yang berfokus pada FakibatE

seperti menghilangkan rasa sakit atau nyeri pada gangguan medis dan

menghilangkan rasa cemas, gelisah ataupun takut pada gangguan emosional 4

hambatan pribadi. ontoh! kelanjutan dari kasus penderita thypoid maka sebagai

terapi simptomatiknya dapat diberikan analgesic dan antiemetiknya untuk mengurang

gejala pusing dan mual tadi.

%c& "erapi pencegahan yaitu upaya pengobatan yang berfokus pada pembenahan perilaku

atau pola hidup sebelum timbulnya penyakit di masa datang. ontoh! pada pasien

yang mengindikasika kadar gula mendekati kategori diabetes sebaiknya melakukan

 pola hidup sehat seperti diet karbohidrat dan rutin berolahraga guna menstabilkan

kadar gula darah agar terhindar dari Diabetes (elitus.

Dari ketiga intervensi terapeutik diatas memiliki keuntungan dan kekurangannya masing-

masing. ada pengobatan kausatif biasanya diperlukan 'aktu yang lebih lama, namun

sembuhnya relatif EpermanenE dibanding pengobatan simtomatik. )alau pengobatansimtomatik dirasa lebih cepat sembuh, biasanya efek terapi bersifat sementara dan hanya

 bekerja selama perlakuan masih berkhasiat, akibatnya timbul masalah baru berupa

ketergantungan dan resiko FtoleransiE yaitu adanya kebutuhan dosis ataupun perlakuan yang

semakin meningkat untuk mendapatkan efek yang sama. Sedangkan terapi pencegahan

merupakan dilakukan sebelum penyakit datang.

6& (S$-(S$ D( "<>?

"erapi dengan menggunakan obat terutama ditujukan untuk meningkatkan kualitas atau

mempertahankan hidup pasien. $al ini biasanya dilakukan dengan cara! mengobati penyakit

 pasien, mengurangi atau meniadakan gejala sakit, menghentikan atau memperlambat proses

 penyakit serta mencegah penyakit atau gejalanya. Namun ada hal-hal yang tidak dapat

disangkal dalam pemberian obat yaitu kemungkinan terjadinya hasil pengobatan tidak seperti

Page 8: BAB I1xvsea

7/24/2019 BAB I1xvsea

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 8/23

yang diharapkan %Drug >elated roblem&. Drug >elated roblem %D>& dapat didefinisikan

sebagai kejadian tidak di inginkan yang menimpa pasien yang berhubungan dengan terapi

obat dan secara nyata maupun potensial berpengaruh terhadap perkembangan pasien yang

diinginkan. (asalah-masalah yang timbul dalam terapi obat diantaranya!

#. ?ndikasi

asien mengalami masalah medis yang memerlukan terapi obat %indikasi untuk 

 penggunaan obat&, tetapi tidak menerima obat untuk indikasi tersebut.

a. asien memerlukan obat tambahan

Keadaan yang ditemukan pada D> adalah suatu keadaan ketika pasien menderita

 penyakit sekunder yang mengakibatkan keadaan yang lebih buruk daripada sebelumnya,

sehingga memerlukan terapi tambahan. enyebab utama perlunya terapi tambahan antara

lain ialah untuk mengatasi kondisi sakit pasien yang tidak mendapatkan pengobatan,

untuk menambahkan efek terapi yang sinergis, dan terapi untuk tujuan preventif atau

 profilaktif.  (isalnya, penggunaan obat ?NS biasanya dikombinasikan dengan obat

antihistamin 1 dengan tujuan untuk mencegah terjadinya iritasi lambung.

 b. asien menerima obat yang tidak diperlukan

ada kategori ini termasuk juga penyalahgunaan obat, s'amedikasi yang tidak benar,

 polifarmasi dan duplikasi. (erupakan tanggungja'ab farmasi agar pasien tidak 

menggunakan obat yang tidak memiliki indikasi yang tepat. D> kategori ini dapat

menimbulkan implikasi negatif pada pasien berupa toksisitas atau efek samping, dan

membengkaknya biaya yang dikeluarkan diluar yang seharusnya. (isalnya, pasien yang

menderita batuk dan flu mengkonsumsi obat batuk dan analgesik-antipiretik terpisah

 padahal dalam obat batuk tersebut sudah mengandung paracetamol.

1. <fektivitas

a. asien menerima regimen terapi yang salah.

"erapi multi obat %polifarmasi&. olifarmasi merupakan penggunaan obat yang berlebihan

oleh pasien dan penulisan obat berlebihan oleh dokter dimana pasien menerima rata-rata

0-#2 jenis obat sekaligus sekali kunjungan dokter atau pemberian lebih dari satu obat

untuk penyakit yang diketahui dapat disembuhkan dengan satu jenis obat. Aumlah obat

yang diberikan lebih dari yang diperlukan untuk pengobatan penyakit dapat menimbulkan

Page 9: BAB I1xvsea

7/24/2019 BAB I1xvsea

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 9/23

efek yang tidak diinginkan, seperti pemberian puyer pada anak dengan batuk pilek yang

 berisi !

-moksisillin

-arasetamol

-=liseril=uaiakolat

-Deksametason

-"(

-uminal

Dari hal tersebut terlihat adanya polifarmasi, seorang farmasis bisa menkonfirmasikan

atau mendiskusikan terlebih dahulu kepada dokter sehingga penggunaan yang tidak perlu

seperti deksametason dan luminal sebaiknya tidak diberikan untuk mencegah terjadinya

regimen terapi yang salah.

 b. :rekuensi pemberian

Banyak obat harus diberikan pada jangka 'aktu yang sering untuk memelihara

konsentrasi darah dan jaringan. Namun, beberapa obat yang dikonsumsi 6 atau 7 kali

sehari biasanya benar-benar manjur apabila dikonsumsi sekali dalam sehari. ontohnya!

Gfrek'ensi pemberian amoksisilin 7 kali sehari yang seharusnya 6 kali sehari. Gcara

 pemberian yang tidak tepat misalnya pemberian asetosal atau aspirin sebelum makan,

yang seharusnya diberikan sesudah makan karena dapat mengiritasi lambung.

c. Durasi

Durasi dari terapi. ontohnya penggunaan antibiotik harus diminum sampai habis

selama satu kurum pengobatan, meskipun gejala klinik sudah mereda atau menghilang

sama sekali. ?nterval 'aktu minum obat juga harus tepat, bila 7 kali sehari berarti tiap

enam jam, untuk antibiotik hal ini sangat penting agar kadar obat dalam darah berada

diatas kadar minimal yang dapat membunuh bakteri penyebab penyakit. b. asien

menerima obat yang benar tetapi dosisnya terlalu rendah. asien menerima obat dalam

 jumlah lebih kecil dibandingkan dosis terapinya. $al ini dapat menjadi masalah karena

menyebabkan tidak efektifnya terapi sehingga pasien tidak sembuh, atau bahkan dapat

memperburuk kondisi kesehatannya. $al-hal yang menyebabkan pasien menerima obat

dalam jumlah yang terlalu sedikit antara lain ialah kesalahan dosis pada peresepan obat,

frekuensi dan durasi obat yang tidak tepat dapat menyebabkan jumlah obat yang diterima

Page 10: BAB I1xvsea

7/24/2019 BAB I1xvsea

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 10/23

lebih sedikit dari yang seharusnya, penyimpanan juga berpengaruh terhadap beberapa

 jenis sediaan obat, selain itu cara pemberian yang tidak benar juga dapat mengurangi

 jumlah obat yang masuk ke dalam tubuh pasien. da beberapa faktor pendukung yang

menyebabkan kejadian tersebut yaitu antara lain obat diresepkan dengan metode fi5ed

model %hanya merujuk pada dosis la+im& tanpa mempertimbangkan lebih lanjut usia,

 berat badan, jenis kelamin dan kondisi penyakit pasien sehingga terjadi kesalahan dosis

 pada peresepan. danya asumsi dari tenaga kesehatan yang lebih menekankan keamanan

obat dan meminimalisir efek toksik terkadang sampai mengorbankan sisi efektivitas

terapi. Ketidakpatuhan pasien yang menyebabkan konsumsi obat tidak tepat jumlah,

antara lain disebabkan karena faktor ekonomi pasien tidak mampu menebus semua obat

yang diresepkan, dan pasien tidak paham cara menggunakan obat yang tepat. (isalnya

 pemberian antibiotik selama tiga hari pada penyakit ?S: neumonia.

6. Keamanan

a. asien menerima obat dalam dosis terlalu tinggi

asien menerima obat dalam jumlah dosis terlalu tinggi dibandingkan dosis terapinya.

$al ini tentu berbahaya karena dapat terjadi peningkatan resiko efek toksik dan bisa jadi

membahayakan $al-hal yang menyebabkan pasien menerima obat dalam jumlah dosis

terlalu tinggi antara lain ialah kesalahan dosis pada peresepan obat, frekuensi dan durasi

minum obat yang tidak tepat. (isalnya, penggunaan fenitoin dengan kloramfenikol

secara bersamaan, menyebabkan interaksi farmakokinetik yaitu inhibisi metabolisme

fenitoin oleh kloramfenikol sehingga kadar fenitoin dalam darah meningkat.

 b. asien mengalami efek obat yang tidak diinginkan %dverse drug reaction&

Dalam terapinya pasien mungkin menderita D> yang dapat disebabkan karena

obat tidak sesuai dengan kondisi pasien, cara pemberian obat yang tidak benar baik dari

frekuensi pemberian maupun durasi terapi, adanya interaksi obat, dan perubahan dosis

yang terlalu cepat pada pemberian obat-obat tertentu. D> merupakan respon terhadap

suatu obat yang berbahaya dan tidak diharapkan serta terjadi pada dosis la+im yang

dipakai oleh manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis maupun terapi. ada umumnya

D> dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu ! #. >eaksi tipe

>eaksi tipe mencakup kerja farmakologis primer atau sekunder yang berlebihan atau

Page 11: BAB I1xvsea

7/24/2019 BAB I1xvsea

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 11/23

 perluasan yang tidak diharapkan dari kerja obat seperti diuretik mengimbas hipokalemia

atau propanolol mengimbas pemblok jantung. >eaksi ini seringkali bergantung dosis dan

mungkin disebabkan oleh suatu penyakit bersamaan, interaksi obat-obat atau obat-

makanan. >eaksi tipe dapat terjadi pada setiap orang. 1. >eaksi tipe B >eaksi tipe B

merupakan reaksi idiosinkratik atau reaksi imunologi. >eaksi alergi mencakup tipe

 berikut!

a. "ipe ?, anafilaktik %reaksi alergi mendadak bersifat sistemik& atau segera

%hipersensitivitas&

 b. "ipe ??, sitotoksik 

c. "ipe ???, serum

d. "ipe ?, reaksi alergi tertunda misalnya penggunaan fenitoin dalam jangka 'aktu lama

dapat menyebabkan Steven Aohnson syndrome.

6. >eaksi "ipe %berkelanjutan&. >eaksi tipe disebabkan penggunaan obat yang lama

misalnya analgesik, nefropati.

7. >eaksi "ipe D >eaksi tipe D adalah reaksi tertunda, misalnya teratogenesis dan

karsinogenesis.

8. >eaksi "ipe < >eaksi tipe <, penghentian penggunaan misalnya timbul kembali karena

ketidakcukupan adrenokortikal.

7. Kepatuhan

Kepatuhan adalah tingkat ketepatan perilaku seorang individu dengan nasehat medis atau

kesehatan. Kepatuhan pasien untuk minum obat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara

lain !

a. ersepsi tentang kesehatan

 b. engalaman mengobati sendiri

c. engalaman dengan terapi sebelumnya

d. ingkungan %teman, keluarga&

e. danya efek samping obat

f. Keadaan ekonomi

g. ?nteraksi dengan tenaga kesehatan %dokter, apoteker, pera'at&.

Page 12: BAB I1xvsea

7/24/2019 BAB I1xvsea

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 12/23

kibat dari ketidakpatuhan %non-compliance& pasien untuk mengikuti aturan selama

 pengobatan dapat berupa kegagalan terapi dan toksisitas. Ketidakpatuhan seolah-olah

diartikan akibat kelalaian dari pasien, dan hanya pasienlah yang bertanggung ja'ab

terhadap hal-hal yang terjadi akibat ketidakpatuhannya. adahal penyebab

ketidakpatuhan bukan semata-mata hanya kelalaian pasien dalam mengikuti terapi yang

telah ditentukan, namun banyak faktor pendorongnya, yaitu !

a. *bat tidak tersedia

"idak tersedianya obat yang dibutuhkan pasien diapotek terdekat menyebabkan pasien

enggan untuk menebus obat keapotek lain.

 b. >egimen yang kompleks

Aenis sediaan obat terlalu beragam, misalnya pada saat bersamaan pasien mendapat sirup,

tablet, tablet hisap, dan obat inhaslasi, hal ini dapat menyebabkan pasien enggan minum

obat.

c. Csia lanjut

(isalnya, banyak pasien geriatrik menggunakan lima atau eman obat-obatan beberapa

kali dalam sehari pada 'aktu yang berbeda. Kesamaan penampilan seperti ukuran, 'arna,

atau bentuk obat-obat tertentu dapat berkontribusi pada kebingungan. Beberapa pasien

geriatrik dapat mengalami hilang daya ingat yang membuat ketidak patuhan lebih

mungkin.

d. amanya terapi

emberian obat dalam jangka panjang misalnya pada penderita "B, D(, arthritis,

hipertensi dapat mempengaruhi kepatuhan pasien, dimana pasien merasa bosan dalam

 penggunaan obat tersebut yang menyebabkan efek terapi tidak tercapai.

e. $ilangnya gejala

asien dapat merasa lebih baik setelah menggunaan obat dan merasa bah'a ia tidak perlu

lebih lama menggunakan obatnya setelah reda. (isalnya, ketika seorang pasien tidak 

menghabiskan obatnya selama terapi antibiotik setelah ia merasa bah'a infeksi telah

terkendali. $al ini meningkatkan kemungkinan terjadinya kembali infeksi, sehingga

 pasien 'ajib diberi nasehat untuk menggunakan seluruh obat selama terapi antibiotik.

f. "akut akan efek samping,

Page 13: BAB I1xvsea

7/24/2019 BAB I1xvsea

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 13/23

"imbulnya efek samping setelah meminum obat, seperti ! ruam kulit dan nyeri lambung

atau timbulnya efek ikutan seperti urin menjadi merah karena minum obat rimpafisin

dapat menyebabkan pasien tidak mau menggunakan obat.

g. >asa obat yang tidak enak 

(asalah rasa obat-obatan paling umum dihadapi dengan penggunaan cairan oral oleh

anak-anak, misalnya dalam formulasi obat cair oral bagi anak-anak penambahan pena'ar 

rasa dan +at 'arna dilakukan untuk daya tarik, sehingga mempermudah pemberian obat

dan meningkatkan kepatuhan.

h. "idak mampu membeli obat

Ketidakpatuhan sering terjadi dengan penggunaan obat yang relatif mahal, pasien akan

lebih enggan mematuhi instruksi penggunaan obat yang lebih mahal.

i. asien lupa dalam pengobatan.

 j. Kurangnya pengetahuan terhadap kondisi penyakit, pentingnya terapi dan petunjuk 

 penggunaan obat. asien biasanya mengetahui relatif sedikit tentang kesakitan mereka,

apalagi manfaat dan masalah terapi yang diakibatkan oleh obat. Biasanya pasien

menetapkan pikiran sendiri berkenaan dengan kondisi dan pengharapan yang berkaitan

dengan efek terapi obat. Aika terapi tidak memenuhi harapan, mereka cenderung tidak 

 patuh. *leh karena itu diperlukan edukasi pada pasien tentang kondisi penyakitnya,

manfaat serta keterbatasan terapi obat.

Dari beberapa faktor pendorong terjadinya ketidakpatuhan, apoteker memiliki peran

untuk meningkatkan kepatuhan pasien dengan memberikan informasi tentang

 pentingnya pengobatan pada keadaan penyakit pasien. Selain itu, diperlukan juga

komunikasi yang efektif antara dokter dan apoteker sehingga upaya penyembuhan

kondisi penyakit pasien dapat berjalan dengan baik.

8. emilihan *bat

Keputusan untuk melakukan upaya terapi diambil setelah diagnosis ditegakkan dengan

 benar. *bat yang dipilih untuk mengobati setiap kondisi harus yang paling tepat dari

Page 14: BAB I1xvsea

7/24/2019 BAB I1xvsea

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 14/23

yang tersedia. Banyak reaksi merugikan dapat dicegah, jika dokter serta pasien

melakukan pertimbangan dan pengendalian yang baik. asien yang bijak tidak 

menghendaki pengobatan yang berlebihan. asien akan bekerjasama dengan dokter 

untuk menyeimbangkan dengan tepat keseriusan penyakit dan bahaya obat. Dengan

demikian obat yang dipilih haruslah yang memiliki efek terapi sesuai dengan spektrum

 penyakit.

@. ?nteraksi *bat

?nteraksi obat adalah peristi'a dimana kerja obat dipengaruhi oleh obat lain yang

diberikan bersamaan atau hampir bersamaan. <fek obat dapat bertambah kuat atau

 berkurang karena interaksi ini akibat yang dikehendaki dari interaksi ini ada dua

kemungkinan yakni meningkatkan efek toksik atau efek samping atau berkurangnya

efek klinik yang diharapkan. ?nteraksi obat

dapat terjadi sebagai berikut!

#. *bat-(akanan

?nteraksi obat-makanan perlu mendapat perhatian dalam kegiatan pemantauan terapi

obat. da 1 jenis yang mungkin terjadi!

a. erubahan parameter farmakokinetik %absorpsi dan eliminasi&. (isalnya,

obat antibiotik tidak boleh dicampur dengan susu karena akan membenuk 

ikatan sehingga obat tdak dapat diabsorbsi dan menurunkan efektifitas.

 b. erubahan dalam efikasi terapi obat %misalnya, makanan protein tinggi

meningkatkan kecepatan metabolisme teophillin&. Sebagai tambahan,

 banyak obat diberikan pada saat lambung kosong. Sebaliknya, terapi obat

dapat mengubah absorpsi secara merugikan dari penggunaan suatu bahan

gi+i.

1. *bat-Cji aboratorium

?nteraksi obat-uji laboratorium terjadi apabila obat mempengaruhi akurasi uji diagnostik.

?nteraksi ini dapat terjadi melalui gangguan kimia. (isalnya, laksatif antrakuinon dapat

mempengaruhi uji urin untuk urobilinogen atau oleh perubahan +at yang diukur. pabila

Page 15: BAB I1xvsea

7/24/2019 BAB I1xvsea

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 15/23

mengevaluasi status kesehatan pasien apoteker harus mempertimbangkan efek terapi

obat pada hasil uji. (isalnya, penggunaan ketokona+ol dan paracetamol secara

 bersamaan, menyebabkan inhibisi metabolisme paracetamol oleh ketokona+ol sehingga

kadar paracetamol meningkat.

c. ?nteraksi farmakodinamik.

?nteraksi farmakodinamik adalah interaksi antara obat yang bekerja pada sistem

reseptor, tempat kerja atau sistem fisiologik yang sama sehingga terjadi efek yang

aditif, sinergistik atau antagonistik. ?nteraksi farmakodinamik merupakan sebagian

 besar dari interaksi obat yang penting dalam klinik. Berbeda dengan interaksi

farmakokinetik, interaksi farmakodinamik seringkali dapat diekstrapolasikan ke obat

lain yang segolongan dengan obat yang berinteraksi, karena penggolongan obat

memang berdasarkan persamaan efek farmakodinamiknya. (isalnya, penggunaan

'arfarin dan aspirin dapat meningkatkan terjadinya perdarahan.diagnostik.

6. *bat-enyakit

?nteraksi obat-penyakit juga merupakan masalah yang perlu dipantau. poteker harus

mengevaluasi pengaruh efek merugikan suatu obat pada kondisi medik pasien. Dalam

 pustaka medik, interaksi obat-penyakit sering disebut sebagai kontraindikasi absolut dan

relatif. (isalnya, penggunaan kloramfenikol dapat menyebabkan anemia aplastik, dan

 penggunaan antibiotik aminoglikosida dapat menyebabkan nefrotoksik.

7. *bat-*bat

?nteraksi antara obat-obat merupakan masalah yang perlu dihindari. Semua obat

termasuk obat non resep harus dikaji untuk interaksi obat. poteker perlu mengetahui

interaksi obat-obat yang secara klinik signifikan. Suatu interaksi dianggap signifikan

secara klinik jika hal itu mempunyai kemungkinan menyebabkan kerugian atau bahaya

 pada pasien. ?nteraksi antar obat dapat berakibat merugikan atau menguntungkan.

?nteraksi obat dianggap penting secara klinik bila berakibat meningkatkan toksisitas

dan4atau mengurangi efektivitas obat yang berinteraksi, terutama bila menyangkut obat

dengan batas keamanan yang sempit. (ekanisme interaksi obat, yakni ! a. ?nteraksi

farmasetik %inkompatibilitas&

Page 16: BAB I1xvsea

7/24/2019 BAB I1xvsea

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 16/23

?nkompatibilitas ini terjadi di luar tubuh %sebelum obat diberikan& antara obat yang tidak 

dapat dicampur %inkompatibel&. encampuran obat demikian menyebabkan terjadinya

interaksi langsung secara fisik atau kimia'i yang hasilnya mungkin terlihat sebagai

 pembentukan endapan, perubahan 'arna dan lain-lain, atau mungkin juga tidak terlihat.

?nteraksi ini biasanya berakibat inaktifasi obat. Bagi tenaga kesehatan, interaksi

farmasetik yang penting adalah interaksi antar obat suntik dan interaksi antara obat

suntik dengan cairan infus. b. ?nteraksi farmakokinetik! ?nteraksi farmakokinetik terjadi

 bila salah satu obat mempengaruhi absorpsi, distribusi, metabolisme atau ekskresi obat

kedua sehingga kadar plasma obat kedua meningkat atau menurun. kibatnya, terjadi

 peningkatan toksisitas atau penurunan efektivitas obat tersebut. ?nteraksi farmakokinetik 

tidak dapat diekstrapolasikan ke obat lain yang segolongan dengan obat yang

 berinteraksi, sekalipun struktur kimianya mirip, karena antara obat segolongan terdapat

variasi sifat-sifat fisiko kimia yang menyebabkan variasi sifat-sifat farmakokinetiknya.

7& <N=*B"N D<N=N <><S<N >S?*N

1. engertian >esep

>esep yang merupakan asal kata dari recipe, yaitu permintaan tertulis dari dokter,

dokter gigi, dokter he'an kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat

 bagi penderita sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. (enurut Aas %122/&,

resep terdiri dari @ bagian !

%a& ?nscriptio ! Nama dokter, no. S?, alamat4 telepon4$4kota4tempat, tanggal penulisan

resep. Cntuk obat narkotika hanya berlaku untuk satu kota provinsi. Sebagai identitas

dokter penulis resep. :ormat inscriptio suatu resep dari rumah sakit sedikit berbeda

dengan resep pada praktik pribadi.

%b& ?nvocatio ! permintaan tertulis dokter dalam singkatan latin F>4 H resipeE artinya

ambilah atau berikanlah, sebagai kata pembuka komunikasi dengan apoteker di

apotek.

%c& rescriptio4 *rdonatio ! nama obat dan jumlah serta bentuk sediaan yang diinginkan.

%d& Signatura ! yaitu tanda cara pakai, regimen dosis pemberian, rute dan interval 'aktu

 pemberian harus jelas untuk keamanan penggunaan obat dan keberhasilan terapi.

Page 17: BAB I1xvsea

7/24/2019 BAB I1xvsea

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 17/23

%e& Subscrioptio ! yaitu tanda tangan4 paraf dokter penulis resep berguna sebagai

legalitas dan keabsahan resep tersebut.

%f& ro %diperuntukkan& ! dicantumkan nama dan umur pasien. "eristime'a untuk obat

narkotika juga hatus dicantumkan alamat pasien %untuk pelaporan ke Dinkes

setempat&.

1. eresepan >asional

Komponen paling penting dari penggunaan obat secara rasional adalah pemilihan dan

 penentuan dosis obat le'at peresepan yang rasional. eresepan yang rasional, selain

akan menambah mutu pelayanan kesehatan juga akan menambah efektifitas dan

efisiensi. (elalui obat yang tepat, dosis yang tepat, dan cara pemakaian yang tepat

 penyakit dapat disembuhkan lebih cepat dengan resiko yang lebih kecil kepada

 penderita. eresepan obat dapat dikatakan tidak rasional apabila kemungkinan untuk 

memberikan manfaat kecil atau tidak ada sama sekali, atau kemungkinan manfaatnya

tidak sebanding dengan kemungkinan efek samping atau biayanya. Secara lebih

umum pemakaian obat yang tidak rasional akan memberikan ciri-ciri umum sebagai

 berikut!

#. emakaian obat dimana sebenarnya indikasi pemakaiannya secara medik 

tidak ada atau samar-samar.

1. emilihan obat yang keliru untuk indikasi penyakit tertentu

6. ara pemberian obat, dosis, frekuensi dan lama pemberian yang tidak sesuai.

7. emakaian jenis obat dengan potensi toksisitas atau efek samping lebih besar 

 padahal obat lain yang sama kemanfaatannya %efficacy& dengan potensi efek lebih

kecil juga.

8. emakaian obat-obat mahal padahal alternatif yang lebih murah dengan

kemanfaatan dan keamanan yang sama tersedia.

@. "idak memberikan pengobatan yang sudah diketahui dan diterima

kemanfaatannya dan keamanannya.

3. (emberikan pengobatan dengan obat-obat yang kemanfaatan dan keamanannya

masih diragukan.

Page 18: BAB I1xvsea

7/24/2019 BAB I1xvsea

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 18/23

0. emakaian obat yang semata-semata didasarkan pada pengalaman individual

tanpa mengacu kepada sumber-sumber informasi ilmiah yang layak, atau hanya

didasarkan pada sumber-sumber informasi yang tidak dapat dipastikan

kebenarannya.

/. emakaian obat yang tidak mempertimbangkan kondisi pasien, misalnya apakah

ada kontra indikasi, apakah harus dilakukan penyesuaian dosis sehubungan dengan

kondisi pasien.

poteker sebagai pelayan medic masyarakat harus dapat menegakkan pengobatan rasional.

(eskipun sampai saat ini hanya dokter yang dapat mengeluarkan tetapi kita dapat

menganalisis resep yang diberikan dokter dan dapat mengeliminasi obat-obat yang tidak 

 perlu diberikan pada pasien. erlunya dilakukan pemberian obat yang rasional karena!

a. (encegah dampak penggunaan obat yang tidak tepat yang dapat membahayakan pasien.

$al ini berhubungan dengan tepat pasien, tepat indikasi, tepat obat, tepat cara pemberian

obat, dosis, dan frekuensi

 b. (empermudah dan membuka akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk memperoleh

obat dengan harga terjangkau

c. (eningkatkan efektivitas dan efisiensi belanja obat di instusi-institusi seperti >SCD,

 puskesmas sebagai salah satu upaya cost effective medical intervention.d. (eningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan.

6. eresepan >asional dan eresepan ?rasional

"elah dibahas sebelumnya pengertian dan manfaat dari peresepan yang rasional. Dalam sub

 bab ini akan dibahas contoh dari peresepan rasional dan peresepan irasional yang mungkin

 pernah ditemui dalam pengobatan kita selama ini.

#. Sebagai contoh dari resep yang tidak rasional!

R/ aracetamol syrup

S 6 dd cth

R/ efat #82

olaric #46 tab

odein 6

:armavon #40 tab

uminal 8

Page 19: BAB I1xvsea

7/24/2019 BAB I1xvsea

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 19/23

S. ;s

m.f ulv dtd I

S 6 dd ? pulv

ro ! dem %8 tahun 8 bulan&

Masalah :

%a& enyakitnya batuk berdahak karena alergi atau non alergi dan batuk kering karena alergi

atau non alergi

%b& Kombinasi ntitusif dan ekspektorant

%c& Kombinasi ntibiotik dengan obat lain

%d& Kombinasi ntialergi dengan hipnotik 

Pembahasan :

%a& Dilihat dari resep yang tertera diatas, kemungkinan besar pasien didiagnosa batuk dan

demam.

%b& Aika pasien menderita jenis batuk kering diberikan antitusif sedangkan batuk berdahak 

diberikan ekspektoran. pabila batuk karena alergi tidak perlu diberikan antibiotik

sedangkan non alergi bisa diberikan antibiotik setelah dilakukan pemeriksaan sputum

yang hasilnya positif. Kalau batuk yang diderita batuk alergi yang membutuhkan

antialergi tidak perlu diberikan obat hipnotik karena efek samping dari antialergi adalah

sedasi

%c& Kodein %ntitusif& dan :armavon %ekspektoran & tidak boleh dicampur karena karena

antitusif untuk menekan batuk yang terus-menerus dan diindikasikan untuk batuk kering

dan ekspektoran membantu pengenceran dan pengeluaran dahak, diindikasikan untuk 

 batuk berlendir. $al ini tidak rasional.

%d& efat % cefadroksil& adalah ntibiotik harus dipisahkan atau dikeluarkan dari racikan dan

 dibuat racikan tersendiri tanpa kombinasi obat lain, karena antibiotic adalah obat yang

 bersifat kausatif %harus habis& sementara obat yang lain jika gejala sudah hilang maka

 pengobatan juga dihentikan.

Page 20: BAB I1xvsea

7/24/2019 BAB I1xvsea

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 20/23

%e& <fek samping olaric %antialergi& yang paling sering adalah rasa mengantuk, emberian

antialergi bersama dengan obat-obat hipnotik sedatif %luminal& dapat meningkatkan efek 

sedasi.

1. eresepan >asional

Dari contoh analisis diatas maka peresepan tersebut dapat disederhanakan menjadi!

R/ aracetamol syrup

S 6 dd cth

R/ efat #82

m.f ulv dtd I

S 6 dd ? pulv sampai habis

R/ olaric #46 tab

:armavon #40 tab

S. ;s

m.f ulv dtd I

S 6 dd ? pulv

ro ! dem %8 tahun 8 bulan&

Pembahasan :

%a& Dari hasil diagnosa pasien mengalami batuk dan demam. aracetamol syrup tetap

diberikan untuk mengurangi gejala demam untuk menormalkan suhu tubuh dari pasien.

%b& "elah dibahas sebelumnya bah'a antibiotic harus dihabiskan sehingga tidak dapat

dijadikan satu dalam bentuk pulveres sehingga harus dibuat dalam sediaan tunggal.

%c& :armavon diberikan sebagai ekspektoran karena batuk yang disebabkan alergi dibutuhkan

ekspektoran untuk mengeluarkan dahaknya.

%d& olaric diberikan untuk mengurangi dari reaksi alergi dan bersifat juga sebagai penenang

%sedative&

Dari contoh peresepan di atas diharapkan kita sebagai pelayan medic lebih tanggap dalam

menganalisis peresepan yang diberikan oleh dokter dengan melihat keadaan pasien. Namun tak 

selamanya dokter selalu memberikan resep yang irasional, dokter mendiagnosa sesuai gejala yang

timbul dan memberikan terapi simptomatiknya saja tetap pasien seringkali meminta obat untuk 

Page 21: BAB I1xvsea

7/24/2019 BAB I1xvsea

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 21/23

menghilangkan gejalanya saja. adahal dengan hilangnya gejala belum tentu sumber penyakitnya

hilang karena yang paling penting adalah menumpas sumber penyakitnya. Dari problem tersebut

 penegakkan pengobatan rasional bukan hanya semata-mata dilakukan oleh pelayan medic dalam

hal ini! dokter, poteker,dan asisten apoteker. Namun dibutuhkan pula peran masyarakat4pasien

 pada s'amedikasi dalam rangka penegakkan pengobatan rasional. $al-hal yang dapat dilakukan

 pasien dalam mendukung ter'ujudnya pengobatan rasional !

a. gar tercapai tepat pasienBantu tenaga kesehatan agar dapat menilai kondisi pasien dengan tepat, informasika pada

tenaga kesehatan jika pasien adalah seorang ibu menyusui atau memiliki ri'ayat alergi

terhadap obat tertentu, memiliki kelainan ginjal, hati, dll.

 b. gar tercapai "epat indikasi

Bantu tenaga kesehatan menegakan diagnose dengan menginformasikan selengkap-

lengkapnya gejala, keluhan atau sakit yang dialami.c. gar tercapai tepat obat

ada saat pasien menerima resep, seharusnya bukan menjadi tanda bah'a 'aktu kunjungan

kedokter telah berakhir, justru konsultasi harus dilanjutkan guna mendiskusikan obat apa saja

yang diresepkan. "anyakan pada dokter mengenai komposisinya, kegunaannyam cara pakai,

hingga lama penggunaan obat. Dengan demikian pasien ini sudah mendapat gambaran obat

apa saja yang akan diminum dan efek terapinya yang didapatkan sebelum memutuskan untuk 

membeli obat tersebut. Aika ada obat yang dirasa tidak sesuai dengan gejala yang dirasakan,

tanyajan pada dokter.

d. gar tercapai tepat biayaasien harus mengetahui hak-haknya sebagai konsumen medis termasuk memilih obat yang

sesuai dengan keuangannya, apakah menggunakan obat generic, obat bermerek atau obat

original4 paten.

Page 22: BAB I1xvsea

7/24/2019 BAB I1xvsea

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 22/23

BAB III

KESIMPULAN

Dari pembahasan ini dapat kita tarik kesimpulan!#. angkah-langkah yang menjadi tahap pengoabatan rasional adalah a& "etapkan masalah

 pasien 4diagnose b&"etapkan tujuan pengobatan, apa yg ingin di capai melalui terapi bisa

secara farmakologi atau non-farmakologi atau keduanya c& Susun dan pilih daftar 

kelompok yang manjur  d&(ulailah pengobatan e&Berikan penjelasan tentang obat, cara

 pemakaiannya dan peringatan f& antau atau hentikan pengobatan.

1. engobatan yang rasional harus memenuhi kriteria sebagai berikut! tepat diagnose, tepat

 pemilihan obat, tepat dosis, tepat pemberian, tepat interval 'aktu pemberian, tepat lama pemberian, 'aspada terhadap efek samping, tepat penilaian kondisi pasien, obat yang

diberikan harus efektif dan aman, tersedia setiap saat dengan harga yang terjangkau, tepat

informasi,tepat tindak lanjut, tepat penyerahan obat, dan pasien patuh terhadap

 pengobatan yang diberikan.

6. engobatan dapat diklasifikasikan dalam beberapa terapi, yaitu

%a& "erapi kausatif yaitu upaya pengobatan yang berfokus pada EsebabE seperti

menemukan sumber infeksi pada gangguan medis ataupun menemukan sumber cemas

 pada gangguan emosional.

%b& "erapi simptomatik yaitu upaya pengobatan yang berfokus pada FakibatE

seperti menghilangkan rasa sakit atau nyeri pada gangguan medis dan

menghilangkan rasa cemas, gelisah ataupun takut pada gangguan emosional 4

hambatan pribadi.

%c& "erapi pencegahan yaitu upaya pengobatan yang berfokus pada pembenahan perilaku

atau pola hidup sebelum timbulnya penyakit di masa datang.

7. enggunaan obat secara rasional adalah pemilihan dan penentuan dosis obat le'at

 peresepan yang tepat dosis, tepat pemberian, tepat diagnose dan 'aspda efek samping

obat.

Page 23: BAB I1xvsea

7/24/2019 BAB I1xvsea

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 23/23

DAFTAR PUSTAKA

#. )$*, >ational use of medicine1. Jusmanita, 122/, rasional penggunaan obat.

6. rnidah nasir.12#1.analisa resep. Aakarta

7. Kimin a+ril.12#1.kisi-kisi pengobatan rasional. Aakarta8. Darmansjah ?. Dasar toksikologi. Dalam! :armakologi dan "erapi edisi 7, #//8, Bagian

:armakologi dan "erapeutik, :KC?.

@. $erma'an, dr ukas.12##. pelayanan kesehatan dan medis

dasar.drlukasherma'an.blogspot.com

3. "eratai pur'a.12#1.peranan farmasi dalam terapi rasional.marloyn/1.'ordpress.com

0. )idya'ati,tri.12##.proses peresepan yang rasional