bab i1xvsea
TRANSCRIPT
7/24/2019 BAB I1xvsea
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 1/23
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan menjadi faktor penting bagi setiap orang karena bila dalam keadaan
sehat akan memudahkan kita dalam beraktivitas. Namun bila akhirnya jatuh sakit, hal
yang utama adalah keinginan untuk cepat sembuh. Sehingga tak dapat dipungkiri
kebanyakan orang meminum banyak macam obat guna mengurangi gejala-gejala dari
penyakit utamanya. Bila kita minum obat hanya berdasarkan gejala-gejala yang
timbul bisa mengarah pada kesalahan diagnose. Diagnosa adalah bagian yang sangat
penting dalam proses pelayanan kesehatan secara klinik. kibat kesalahan dalam
diagnosa atau ketidak tepatan diagnosa akan membiaskan semua tindakan yang akan
dilakukan kemudian terhadap keadaan penderita, seperti contoh! bila anak atau adik
kita yang usia masih balita menderita flu disertai batuk. "erkadang dokter pemeriksa
dengan serta merta akan memberikan banyak jenis obat dalam # resep, hampir setiap
# gejala diberikan # obat yang seharusnya cukup diberikan antimukolitik atau
antikonvulsannnya saja. $al ini dapat mengarah pada pengobatan tidak rasional.
Setiap pengobatan dari segala jenis penyakit diharapkan sesuai dengan indikasi penyakit %diagnose&, diberikan dalam dosis yang tepat, tepat 'aktu pemberian,tepat
pasien dengan mempertimbangkan efek samping yang mungkin ditimbulkan, inilah
yang dinamakan dengan pengobatan rasional. (enurut )$* %)orld $ealth
*rgani+ation& pemakaian obat dikatakan rasional jika memenuhi kriteria ! a& sesuai
dengan indikasi penyakit b& tersedia setiap saat dengan harga yang terjangkau c&
diberikan dengan dosis yang tepat d& cara pemberian dengan interval 'aktu yang
tepat e& lama pemberian yang tepat f& obat yang diberikan harus efektif, dengan
mutu yang terjamin dan aman. enjabaran kriteria diatas, jelas menuntut pemahaman
yang baik dari petugas pelayanan medik khususnya apoteker dan dokter agar
terciptanya mutu pelayanan kesehatan secara optimal memenuhi hak pasien dalam
pelayanan kesehatan. *leh karena itu, makalah ini dibuat selain untuk memenuhi
tugas mata kuliah diharapkan pula dapat mengulas pengobatan rasional bukan hanya
sekedar mengupas kulit ba'ang saja, tetapi juga dapat membuka 'a'asan kita semua
sebagai pelayan medic dalam masyarakat
7/24/2019 BAB I1xvsea
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 2/23
BAB II
ISI
encampuran merupakan salah satu pekerjaan yang sangat umum dilakukan dalamkehidupan sehari-hari %achman,#/0/&. encampuran adalah proses yang menggabungkan
bahan-bahan yang berbeda untuk menghasilkan produk yang homogen. encampuran dalam
sediaan farmasi dapat diartikan sebagai proses penggabungan dua atau lebih komponen sehingga
setiap partikel yang terpisah dapat melekat pada partikel dari komponen lain %Bhatt dan gra'al,
1223&.
"ujuan dilakukannya pencampuran selain menghomogenkan bahan-bahan juga untuk
memperkecil ukuran partikel, melakukan reaksi kimia, melarutkan komponen, membuat emulsi,
dan lain-lain, sehingga tidak jarang dalam teknologi farmasi digunakan beberapa alat
pencampur 4 mi5er dengan jenis yang berbeda untuk mengolah bahan-bahan obat. "idak hanya
bahan-bahan obat yang akan mempengaruhi produk suatu obat, teknik pencampuran pun dapat
mempengaruhi produk obat yang dihasilkan.
(enurut Bhatt dan gra'al %1223&, beberapa contoh pencampuran skala besar dalam bidang
farmasi !
#. pencampuran bubuk4sebuk dalam pembuatan granul dan tablet
1. pencampuran kering %dry mi5ing& dalam proses kompresi langsung sediaan tablet dan
kapsul
6. pencampuran bubuk4serbuk dalam pembuatan sediaan kosmetik seperti bedak
7. pembuatan serbuk yang larut dalam larutan untuk pengisian dalam kapsul lunak dan sirup
8. pencampuran dua cairan yang tidak saling larut, seperti sediaan emulsi
(ekanisme pencampuran cairan secara esensial masuk dalam empat kategori, yaitu ! transpor
bulk, aliran turbulen, aliran laminer, dan difusi molekuler. Biasanya lebih dari satu dari proses 9
proses ini yang dilakukan pada proses pencampuran %achman, #/0/&.
7/24/2019 BAB I1xvsea
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 3/23
:aktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pencampuran yaitu !
#. sifat fisik dari bahan yang akan dicampur, seperti kerapatan, viskositas, dan kemampuan
bercampur
segi ekonomi, menyangkut pemrosesan
'aktu, 'aktu yang dibutuhkan untuk mencampur
alat, kemudahan mencampur, pera'atan, dan pembersihannya %achman, #/0/&.
Berdasarkan pengaturan penambahan suatu cairan atau larutan serbuk berupa bahan pengikat dan
reaksi mekanik maka proses pencampuran terdiri dari lo' shear dan high shear. Shear adalah
jumlah tekanan mekanik pada rotor %"ousey, 1221&.
ada proses pencampuran solid-li;uid, digunakan metodeshear mi5ing. lat yang digunakan
adalah shear nmi5er. (esin ini dirancang untuk mengurangi ukuran partikel dan mencampur.
(etode pencampuran ini memiliki efisiensi yang lebih baik daripada metode pencampuran lain.
Kecepatan putaran mesin ini 6222-#8222 rpm.
$igh shear adalah suatu metode pengadukan, dimana cairan dengan kekentalan rendah %biasanya
air& ditambahkan ke dalam campuran serbuk yang telah mengandung pengikat yang kemudian
dicampur dengan sisa bahan dalam formulasi %"ousey, 1221&. Namun, penggunaan high shear
mi5ing pada kondisi tertentu dapat digunakan untuk membantu serbuk yang mempunyai
karakteristik khusus4sulit tercampur terdispersi ke dalam cairan.
#& "$N D( <N=*B"N >S?*N
enggunaan obat rasional atau rational use medicine merupakan suatu kampanye yang
disebarkan keseluruh dunia, juga di ?ndonesia. (enurut )$* definisi penggunaan obat rasional
adalah apabila pasien menerima pengobatan sesuai dengan kebutuhan, dalam periode 'aktu yang
sesuai dan dengan biaya yang terjangkau oleh dirinya dan kebanyakan masyarakat. enggunaan
obat rasional merupakan upaya mencapai pengobatan yang efektif.%Suud, S.K,((ed, pola
pengobatan rasional&. (anfaat pengobatan rasional yaitu! a& (eningkatkan mutu pelayanan b&
(encegah pemborosan sumber dana c&(eningkatkan akses terhadap obat esensial %D>s
7/24/2019 BAB I1xvsea
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 4/23
>ichard, anjaitan, pt. SK(, 122@&. dapun indikator yang harus dipenuhi dari pengobatan
rasional adalah!
#. "epat diagnosa
enggunaan obat dikatakan rasional jika diberikan untuk diagnosis yang tepat. Aika diagnose
tidak ditegakkan dengan benar maka pemilihan obat akan mengacu pada diagnose yang
keliru. kibatnya obat yang diberikan tidak akan sesuai dengan indikasi seharusnya.1. "epat pemilihan obat.
Keputusan untuk melakukan upaya terapi diambil setelah diagnosis ditegakkan dengan benar.
Dengan demikian obat yang dipilih haruslah yang memiliki efek terapi sesuai dengan
spektrum penyakit.
6. "epat dosis
Dosis sangat berpengaruh terhadap efek terapi obat. emberian dosis yang berlebihan,
khususnya untuk obat denganrentang terapi sempit %Narro' therapeuticmargin& misalnya
teofilin, digitalis, akan sangat berisiko untuk timbulnya efek samping. Sebaliknya dosis yang
terlalu kecil tidak akan menjamin tercapainya kadar terapi yang diharapkan.
7. "epat cara pemberian
ara pemberian yang tidak tepat akan mengurangi ketersediaan obat dalam tubuh pasien
sehingga efek yang diharapkan tidak terjadi. Sebagai contoh ampisilin mesti diminum 62
menit sebelum makan.
8. "epat interval 'aktu pemberian?nterval 'aktu pemberian hendaknya dibuat sesederhana mungkin dan praktis agar mudah
ditaati oleh pasien.
@. "epat lama pemberianama pemberian obat harus tepat sesuaidengan penyakitnya.. Sebagai contoh untuk
"uberkulosis lama pemberian obat paling singkat @ bulan. ama pemberian kloramfenikol
adalah #2-#7 hari.3. )aspada terhadap efek samping.
emberian obat potensial menimbulkan efek samping yaitu efek yang tidak diinginkan yang
timbuk akibat pemberian obat dengan dosis terapi. Sebagai ontoh ! emberian tetrasiklintidak boleh dilakukan pada anak kurang dari #1 tahun, karena menimbulkan kelain pada gigi
dan tulang yang sedang tumbuh.0. "epat penilaian kondisi pasien.
>espon induvidu terhadap efek obat sangat beragam. $al ini lebih jelas terlihat pada
beberapa jenis obat seperti teofilin dan aminoglikosida. ada penderita kelainan ginjal,
7/24/2019 BAB I1xvsea
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 5/23
pemberian aminoglikosida sebaiknya dihindari karena resiko terjadinya nefrotoksik pada
kelompok ini meningkat secara bermakna./. *bat yang diberikan harus efektif dan aman dengan mutu terjamin.
Cntuk memberikan hasil yang optimal obat harus efektif dan aman dengan mutu terjamin.
Karena itu mutu obat mesti terjamin dengan mendapatkannya dari sumber yang tepat, karenasaat ini banyak obat palsu dan kadaluarsa yang beredar di pasaran yang tentunya akan
merugikan pasien.#2. "ersedia setiap saat dengan harga terjangkau.
Cntuk memberikan kesinambungan pengobatan terutama sekali untuk pengobatan jangka
panjang, obat yang diberikan harus tersedia setiap saat dan harganya terjangkau oleh pasien
yang menggunakan.
##. "epat ?nformasi.
?nformasi yang tepat dan benar dalam penggunaan obat sangat penting dalam menunjang
keberhasilan terapi. ontohnya dalam penggunaan obat rifampisin akan mengakibatkan urine
be'arna merah. Aika hal ini tidak diinformasikan kepada penderita kemungkinan besar dia
akan menghentikan minum obat karena menduga obat tersebut menyebabkan kencing disertai
darah. adahal untuk penderita tuberkulosis terapi dengan rifampisin harus diberikan dalam
jangka panjang.
#1. "epat tindak lanjut %follo' up&.
ada saat memutuskan pemberian terapi harus sudah dipertimbangkan upaya tindak lanjut
yang diperlukan, misalnya jika pasein tidak sembuh atau mengalami efek samping.Sebagai
contoh, terapi dengan teofilin sering memberikan gejala takhikardi. Aika hal ini terjadi maka
dosis obat perlu ditinjau ulang atau bisa saja obatnya diganti. Demikian pula dalam
penatalaksanaan syok anafilaksis, pemberian injeksi adrenalin yang kedua perlu segera
dilakukan, jika pada pemberian pertama respons sirkulasi kardiovaskuler belum seperti yang
diharapkan.
#6. "epat penyerahan obat %dispensing&enggunaan obat rasional melibatkan juga dispenser sebagai penyerah obat dan pasien
sendiri sebagai konsumen. ada saat resep diba'a ke apotik atau tempat penyerahan obat di
uskesmas, apoteker 4 asisten apoteker 4 petugas penyerah obat akan melaksanakan perintah
dokter 4 peresep yang ditulis pada lembar resep untuk kemudian diberikan kepada pasien.
roses penyiapan dan penyerahan harus dilakukan secara tepat agar pasien mendapatkan obat
sebagaimanan seharusnya. Karena bila petugas salah menimbang obat atau salah membaca
resep, dapat berakibat fatal.#7. asien patuh terhadap pengobatan yg diberikan.
7/24/2019 BAB I1xvsea
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 6/23
Kepatuhan pasien terhadap pengobatan sangat menentukan hasil yang dicapai dalam
pengobatan. Ketidaktaatan pasien dalam meminum obat umumnya terjadi pada kedaan
berikut!
%a& Aenis atau jumlah obat yang diberikan terlalu banyak.
%b& :rekuensi pemberian obat per hari terlalu sering.%c& Aenis sediaan obat terlalu beragam %misalnya pada saat bersamaan
pasien mendapat, tablet, tablet hisap, sirup dan obat inhalasi&.
%d& emberian obat dalam jangka panjang%e& asien tidak mendapat informasi4 penjelasan yang cukup mengenai cara
minum4menggunakan obat,
%f& "imbul efek samping misalnya ruam kulit dan nyeri lambung& atau efek ikutan %urine
jadi merah karena minum rifampisin&. emberian obat dalam jangka lama tanpa
informasi4supervisi tentu saja akan menurunkan ketaatan penderita. Kegagalan
pengobata tuberkulosis secara nasional menjadi salah satu bukti bah'a terapi jangka
panjang tanpa disertai informasi 4 supervise yang memadai tidak akan pernah
memberikan hasil seperti yang diharapkan.
Selain memenuhi indikator pengobatan rasional di atas, kita juga perlu mengetahui langkah-
langkah yang menjadi tahap pengoabatan rasional, langkah pertama untuk menuju
pengobatan rasional adalah #& "etapkan masalah pasien 4diagnose 1&"etapkan tujuan
pengobatan, apa yg ingin di capai melalui terapi bisa secara farmakologi atau non-
farmakologi atau keduanya 6& Susun dan pilih daftar kelompok yang manjur 7&(ulailah
pengobatan 8&Berikan penjelasan tentang obat, cara pemakaiannya dan peringatan @& antau
atau hentikan pengobatan.
1& B<N"CK-B<N"CK ?N"<><NS? "<><C"?K
engobatan rasional faktanya menghasilkan angka prosentase penyembuhan yang tertinggi
dibandingkan pengobatan yang irasional. "imbulnya ketidak rasionalan pengobatan dapat
berasal dari kesalahan diagnose di a'al sakit. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya
bah'a diagnose adalah bagian yang sangat penting dalam proses pelayanan kesehatan secara
klinik. kibat kesalahan dalam diagnosa atau ketidak tepatan diagnosa akan membiaskan
semua tindakan yang akan dilakukan kemudian terhadap keadaan penderita. *leh karena itu
sebaiknya kita mengetahui yang mana gejala dan mana yang penyebab penyakit. Dari alasan
tersebut pengobatan dapat diklasifikasikan dalam beberapa terapi, yaitu
7/24/2019 BAB I1xvsea
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 7/23
%a& "erapi kausatif yaitu upaya pengobatan yang berfokus pada EsebabE seperti
menemukan sumber infeksi pada gangguan medis ataupun menemukan sumber cemas
pada gangguan emosional. ontoh! pada penderita thypoid yang terinfeksi kuman
Salmonella typhi akan merasakan mual dan pusing maka sebagai terapi kausatifnya
diberikan antibiotic tiamfenikol untuk membunuh kuman Salmonella typhi.
%b& "erapi simptomatik yaitu upaya pengobatan yang berfokus pada FakibatE
seperti menghilangkan rasa sakit atau nyeri pada gangguan medis dan
menghilangkan rasa cemas, gelisah ataupun takut pada gangguan emosional 4
hambatan pribadi. ontoh! kelanjutan dari kasus penderita thypoid maka sebagai
terapi simptomatiknya dapat diberikan analgesic dan antiemetiknya untuk mengurang
gejala pusing dan mual tadi.
%c& "erapi pencegahan yaitu upaya pengobatan yang berfokus pada pembenahan perilaku
atau pola hidup sebelum timbulnya penyakit di masa datang. ontoh! pada pasien
yang mengindikasika kadar gula mendekati kategori diabetes sebaiknya melakukan
pola hidup sehat seperti diet karbohidrat dan rutin berolahraga guna menstabilkan
kadar gula darah agar terhindar dari Diabetes (elitus.
Dari ketiga intervensi terapeutik diatas memiliki keuntungan dan kekurangannya masing-
masing. ada pengobatan kausatif biasanya diperlukan 'aktu yang lebih lama, namun
sembuhnya relatif EpermanenE dibanding pengobatan simtomatik. )alau pengobatansimtomatik dirasa lebih cepat sembuh, biasanya efek terapi bersifat sementara dan hanya
bekerja selama perlakuan masih berkhasiat, akibatnya timbul masalah baru berupa
ketergantungan dan resiko FtoleransiE yaitu adanya kebutuhan dosis ataupun perlakuan yang
semakin meningkat untuk mendapatkan efek yang sama. Sedangkan terapi pencegahan
merupakan dilakukan sebelum penyakit datang.
6& (S$-(S$ D( "<>?
"erapi dengan menggunakan obat terutama ditujukan untuk meningkatkan kualitas atau
mempertahankan hidup pasien. $al ini biasanya dilakukan dengan cara! mengobati penyakit
pasien, mengurangi atau meniadakan gejala sakit, menghentikan atau memperlambat proses
penyakit serta mencegah penyakit atau gejalanya. Namun ada hal-hal yang tidak dapat
disangkal dalam pemberian obat yaitu kemungkinan terjadinya hasil pengobatan tidak seperti
7/24/2019 BAB I1xvsea
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 8/23
yang diharapkan %Drug >elated roblem&. Drug >elated roblem %D>& dapat didefinisikan
sebagai kejadian tidak di inginkan yang menimpa pasien yang berhubungan dengan terapi
obat dan secara nyata maupun potensial berpengaruh terhadap perkembangan pasien yang
diinginkan. (asalah-masalah yang timbul dalam terapi obat diantaranya!
#. ?ndikasi
asien mengalami masalah medis yang memerlukan terapi obat %indikasi untuk
penggunaan obat&, tetapi tidak menerima obat untuk indikasi tersebut.
a. asien memerlukan obat tambahan
Keadaan yang ditemukan pada D> adalah suatu keadaan ketika pasien menderita
penyakit sekunder yang mengakibatkan keadaan yang lebih buruk daripada sebelumnya,
sehingga memerlukan terapi tambahan. enyebab utama perlunya terapi tambahan antara
lain ialah untuk mengatasi kondisi sakit pasien yang tidak mendapatkan pengobatan,
untuk menambahkan efek terapi yang sinergis, dan terapi untuk tujuan preventif atau
profilaktif. (isalnya, penggunaan obat ?NS biasanya dikombinasikan dengan obat
antihistamin 1 dengan tujuan untuk mencegah terjadinya iritasi lambung.
b. asien menerima obat yang tidak diperlukan
ada kategori ini termasuk juga penyalahgunaan obat, s'amedikasi yang tidak benar,
polifarmasi dan duplikasi. (erupakan tanggungja'ab farmasi agar pasien tidak
menggunakan obat yang tidak memiliki indikasi yang tepat. D> kategori ini dapat
menimbulkan implikasi negatif pada pasien berupa toksisitas atau efek samping, dan
membengkaknya biaya yang dikeluarkan diluar yang seharusnya. (isalnya, pasien yang
menderita batuk dan flu mengkonsumsi obat batuk dan analgesik-antipiretik terpisah
padahal dalam obat batuk tersebut sudah mengandung paracetamol.
1. <fektivitas
a. asien menerima regimen terapi yang salah.
"erapi multi obat %polifarmasi&. olifarmasi merupakan penggunaan obat yang berlebihan
oleh pasien dan penulisan obat berlebihan oleh dokter dimana pasien menerima rata-rata
0-#2 jenis obat sekaligus sekali kunjungan dokter atau pemberian lebih dari satu obat
untuk penyakit yang diketahui dapat disembuhkan dengan satu jenis obat. Aumlah obat
yang diberikan lebih dari yang diperlukan untuk pengobatan penyakit dapat menimbulkan
7/24/2019 BAB I1xvsea
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 9/23
efek yang tidak diinginkan, seperti pemberian puyer pada anak dengan batuk pilek yang
berisi !
-moksisillin
-arasetamol
-=liseril=uaiakolat
-Deksametason
-"(
-uminal
Dari hal tersebut terlihat adanya polifarmasi, seorang farmasis bisa menkonfirmasikan
atau mendiskusikan terlebih dahulu kepada dokter sehingga penggunaan yang tidak perlu
seperti deksametason dan luminal sebaiknya tidak diberikan untuk mencegah terjadinya
regimen terapi yang salah.
b. :rekuensi pemberian
Banyak obat harus diberikan pada jangka 'aktu yang sering untuk memelihara
konsentrasi darah dan jaringan. Namun, beberapa obat yang dikonsumsi 6 atau 7 kali
sehari biasanya benar-benar manjur apabila dikonsumsi sekali dalam sehari. ontohnya!
Gfrek'ensi pemberian amoksisilin 7 kali sehari yang seharusnya 6 kali sehari. Gcara
pemberian yang tidak tepat misalnya pemberian asetosal atau aspirin sebelum makan,
yang seharusnya diberikan sesudah makan karena dapat mengiritasi lambung.
c. Durasi
Durasi dari terapi. ontohnya penggunaan antibiotik harus diminum sampai habis
selama satu kurum pengobatan, meskipun gejala klinik sudah mereda atau menghilang
sama sekali. ?nterval 'aktu minum obat juga harus tepat, bila 7 kali sehari berarti tiap
enam jam, untuk antibiotik hal ini sangat penting agar kadar obat dalam darah berada
diatas kadar minimal yang dapat membunuh bakteri penyebab penyakit. b. asien
menerima obat yang benar tetapi dosisnya terlalu rendah. asien menerima obat dalam
jumlah lebih kecil dibandingkan dosis terapinya. $al ini dapat menjadi masalah karena
menyebabkan tidak efektifnya terapi sehingga pasien tidak sembuh, atau bahkan dapat
memperburuk kondisi kesehatannya. $al-hal yang menyebabkan pasien menerima obat
dalam jumlah yang terlalu sedikit antara lain ialah kesalahan dosis pada peresepan obat,
frekuensi dan durasi obat yang tidak tepat dapat menyebabkan jumlah obat yang diterima
7/24/2019 BAB I1xvsea
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 10/23
lebih sedikit dari yang seharusnya, penyimpanan juga berpengaruh terhadap beberapa
jenis sediaan obat, selain itu cara pemberian yang tidak benar juga dapat mengurangi
jumlah obat yang masuk ke dalam tubuh pasien. da beberapa faktor pendukung yang
menyebabkan kejadian tersebut yaitu antara lain obat diresepkan dengan metode fi5ed
model %hanya merujuk pada dosis la+im& tanpa mempertimbangkan lebih lanjut usia,
berat badan, jenis kelamin dan kondisi penyakit pasien sehingga terjadi kesalahan dosis
pada peresepan. danya asumsi dari tenaga kesehatan yang lebih menekankan keamanan
obat dan meminimalisir efek toksik terkadang sampai mengorbankan sisi efektivitas
terapi. Ketidakpatuhan pasien yang menyebabkan konsumsi obat tidak tepat jumlah,
antara lain disebabkan karena faktor ekonomi pasien tidak mampu menebus semua obat
yang diresepkan, dan pasien tidak paham cara menggunakan obat yang tepat. (isalnya
pemberian antibiotik selama tiga hari pada penyakit ?S: neumonia.
6. Keamanan
a. asien menerima obat dalam dosis terlalu tinggi
asien menerima obat dalam jumlah dosis terlalu tinggi dibandingkan dosis terapinya.
$al ini tentu berbahaya karena dapat terjadi peningkatan resiko efek toksik dan bisa jadi
membahayakan $al-hal yang menyebabkan pasien menerima obat dalam jumlah dosis
terlalu tinggi antara lain ialah kesalahan dosis pada peresepan obat, frekuensi dan durasi
minum obat yang tidak tepat. (isalnya, penggunaan fenitoin dengan kloramfenikol
secara bersamaan, menyebabkan interaksi farmakokinetik yaitu inhibisi metabolisme
fenitoin oleh kloramfenikol sehingga kadar fenitoin dalam darah meningkat.
b. asien mengalami efek obat yang tidak diinginkan %dverse drug reaction&
Dalam terapinya pasien mungkin menderita D> yang dapat disebabkan karena
obat tidak sesuai dengan kondisi pasien, cara pemberian obat yang tidak benar baik dari
frekuensi pemberian maupun durasi terapi, adanya interaksi obat, dan perubahan dosis
yang terlalu cepat pada pemberian obat-obat tertentu. D> merupakan respon terhadap
suatu obat yang berbahaya dan tidak diharapkan serta terjadi pada dosis la+im yang
dipakai oleh manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis maupun terapi. ada umumnya
D> dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu ! #. >eaksi tipe
>eaksi tipe mencakup kerja farmakologis primer atau sekunder yang berlebihan atau
7/24/2019 BAB I1xvsea
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 11/23
perluasan yang tidak diharapkan dari kerja obat seperti diuretik mengimbas hipokalemia
atau propanolol mengimbas pemblok jantung. >eaksi ini seringkali bergantung dosis dan
mungkin disebabkan oleh suatu penyakit bersamaan, interaksi obat-obat atau obat-
makanan. >eaksi tipe dapat terjadi pada setiap orang. 1. >eaksi tipe B >eaksi tipe B
merupakan reaksi idiosinkratik atau reaksi imunologi. >eaksi alergi mencakup tipe
berikut!
a. "ipe ?, anafilaktik %reaksi alergi mendadak bersifat sistemik& atau segera
%hipersensitivitas&
b. "ipe ??, sitotoksik
c. "ipe ???, serum
d. "ipe ?, reaksi alergi tertunda misalnya penggunaan fenitoin dalam jangka 'aktu lama
dapat menyebabkan Steven Aohnson syndrome.
6. >eaksi "ipe %berkelanjutan&. >eaksi tipe disebabkan penggunaan obat yang lama
misalnya analgesik, nefropati.
7. >eaksi "ipe D >eaksi tipe D adalah reaksi tertunda, misalnya teratogenesis dan
karsinogenesis.
8. >eaksi "ipe < >eaksi tipe <, penghentian penggunaan misalnya timbul kembali karena
ketidakcukupan adrenokortikal.
7. Kepatuhan
Kepatuhan adalah tingkat ketepatan perilaku seorang individu dengan nasehat medis atau
kesehatan. Kepatuhan pasien untuk minum obat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain !
a. ersepsi tentang kesehatan
b. engalaman mengobati sendiri
c. engalaman dengan terapi sebelumnya
d. ingkungan %teman, keluarga&
e. danya efek samping obat
f. Keadaan ekonomi
g. ?nteraksi dengan tenaga kesehatan %dokter, apoteker, pera'at&.
7/24/2019 BAB I1xvsea
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 12/23
kibat dari ketidakpatuhan %non-compliance& pasien untuk mengikuti aturan selama
pengobatan dapat berupa kegagalan terapi dan toksisitas. Ketidakpatuhan seolah-olah
diartikan akibat kelalaian dari pasien, dan hanya pasienlah yang bertanggung ja'ab
terhadap hal-hal yang terjadi akibat ketidakpatuhannya. adahal penyebab
ketidakpatuhan bukan semata-mata hanya kelalaian pasien dalam mengikuti terapi yang
telah ditentukan, namun banyak faktor pendorongnya, yaitu !
a. *bat tidak tersedia
"idak tersedianya obat yang dibutuhkan pasien diapotek terdekat menyebabkan pasien
enggan untuk menebus obat keapotek lain.
b. >egimen yang kompleks
Aenis sediaan obat terlalu beragam, misalnya pada saat bersamaan pasien mendapat sirup,
tablet, tablet hisap, dan obat inhaslasi, hal ini dapat menyebabkan pasien enggan minum
obat.
c. Csia lanjut
(isalnya, banyak pasien geriatrik menggunakan lima atau eman obat-obatan beberapa
kali dalam sehari pada 'aktu yang berbeda. Kesamaan penampilan seperti ukuran, 'arna,
atau bentuk obat-obat tertentu dapat berkontribusi pada kebingungan. Beberapa pasien
geriatrik dapat mengalami hilang daya ingat yang membuat ketidak patuhan lebih
mungkin.
d. amanya terapi
emberian obat dalam jangka panjang misalnya pada penderita "B, D(, arthritis,
hipertensi dapat mempengaruhi kepatuhan pasien, dimana pasien merasa bosan dalam
penggunaan obat tersebut yang menyebabkan efek terapi tidak tercapai.
e. $ilangnya gejala
asien dapat merasa lebih baik setelah menggunaan obat dan merasa bah'a ia tidak perlu
lebih lama menggunakan obatnya setelah reda. (isalnya, ketika seorang pasien tidak
menghabiskan obatnya selama terapi antibiotik setelah ia merasa bah'a infeksi telah
terkendali. $al ini meningkatkan kemungkinan terjadinya kembali infeksi, sehingga
pasien 'ajib diberi nasehat untuk menggunakan seluruh obat selama terapi antibiotik.
f. "akut akan efek samping,
7/24/2019 BAB I1xvsea
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 13/23
"imbulnya efek samping setelah meminum obat, seperti ! ruam kulit dan nyeri lambung
atau timbulnya efek ikutan seperti urin menjadi merah karena minum obat rimpafisin
dapat menyebabkan pasien tidak mau menggunakan obat.
g. >asa obat yang tidak enak
(asalah rasa obat-obatan paling umum dihadapi dengan penggunaan cairan oral oleh
anak-anak, misalnya dalam formulasi obat cair oral bagi anak-anak penambahan pena'ar
rasa dan +at 'arna dilakukan untuk daya tarik, sehingga mempermudah pemberian obat
dan meningkatkan kepatuhan.
h. "idak mampu membeli obat
Ketidakpatuhan sering terjadi dengan penggunaan obat yang relatif mahal, pasien akan
lebih enggan mematuhi instruksi penggunaan obat yang lebih mahal.
i. asien lupa dalam pengobatan.
j. Kurangnya pengetahuan terhadap kondisi penyakit, pentingnya terapi dan petunjuk
penggunaan obat. asien biasanya mengetahui relatif sedikit tentang kesakitan mereka,
apalagi manfaat dan masalah terapi yang diakibatkan oleh obat. Biasanya pasien
menetapkan pikiran sendiri berkenaan dengan kondisi dan pengharapan yang berkaitan
dengan efek terapi obat. Aika terapi tidak memenuhi harapan, mereka cenderung tidak
patuh. *leh karena itu diperlukan edukasi pada pasien tentang kondisi penyakitnya,
manfaat serta keterbatasan terapi obat.
Dari beberapa faktor pendorong terjadinya ketidakpatuhan, apoteker memiliki peran
untuk meningkatkan kepatuhan pasien dengan memberikan informasi tentang
pentingnya pengobatan pada keadaan penyakit pasien. Selain itu, diperlukan juga
komunikasi yang efektif antara dokter dan apoteker sehingga upaya penyembuhan
kondisi penyakit pasien dapat berjalan dengan baik.
8. emilihan *bat
Keputusan untuk melakukan upaya terapi diambil setelah diagnosis ditegakkan dengan
benar. *bat yang dipilih untuk mengobati setiap kondisi harus yang paling tepat dari
7/24/2019 BAB I1xvsea
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 14/23
yang tersedia. Banyak reaksi merugikan dapat dicegah, jika dokter serta pasien
melakukan pertimbangan dan pengendalian yang baik. asien yang bijak tidak
menghendaki pengobatan yang berlebihan. asien akan bekerjasama dengan dokter
untuk menyeimbangkan dengan tepat keseriusan penyakit dan bahaya obat. Dengan
demikian obat yang dipilih haruslah yang memiliki efek terapi sesuai dengan spektrum
penyakit.
@. ?nteraksi *bat
?nteraksi obat adalah peristi'a dimana kerja obat dipengaruhi oleh obat lain yang
diberikan bersamaan atau hampir bersamaan. <fek obat dapat bertambah kuat atau
berkurang karena interaksi ini akibat yang dikehendaki dari interaksi ini ada dua
kemungkinan yakni meningkatkan efek toksik atau efek samping atau berkurangnya
efek klinik yang diharapkan. ?nteraksi obat
dapat terjadi sebagai berikut!
#. *bat-(akanan
?nteraksi obat-makanan perlu mendapat perhatian dalam kegiatan pemantauan terapi
obat. da 1 jenis yang mungkin terjadi!
a. erubahan parameter farmakokinetik %absorpsi dan eliminasi&. (isalnya,
obat antibiotik tidak boleh dicampur dengan susu karena akan membenuk
ikatan sehingga obat tdak dapat diabsorbsi dan menurunkan efektifitas.
b. erubahan dalam efikasi terapi obat %misalnya, makanan protein tinggi
meningkatkan kecepatan metabolisme teophillin&. Sebagai tambahan,
banyak obat diberikan pada saat lambung kosong. Sebaliknya, terapi obat
dapat mengubah absorpsi secara merugikan dari penggunaan suatu bahan
gi+i.
1. *bat-Cji aboratorium
?nteraksi obat-uji laboratorium terjadi apabila obat mempengaruhi akurasi uji diagnostik.
?nteraksi ini dapat terjadi melalui gangguan kimia. (isalnya, laksatif antrakuinon dapat
mempengaruhi uji urin untuk urobilinogen atau oleh perubahan +at yang diukur. pabila
7/24/2019 BAB I1xvsea
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 15/23
mengevaluasi status kesehatan pasien apoteker harus mempertimbangkan efek terapi
obat pada hasil uji. (isalnya, penggunaan ketokona+ol dan paracetamol secara
bersamaan, menyebabkan inhibisi metabolisme paracetamol oleh ketokona+ol sehingga
kadar paracetamol meningkat.
c. ?nteraksi farmakodinamik.
?nteraksi farmakodinamik adalah interaksi antara obat yang bekerja pada sistem
reseptor, tempat kerja atau sistem fisiologik yang sama sehingga terjadi efek yang
aditif, sinergistik atau antagonistik. ?nteraksi farmakodinamik merupakan sebagian
besar dari interaksi obat yang penting dalam klinik. Berbeda dengan interaksi
farmakokinetik, interaksi farmakodinamik seringkali dapat diekstrapolasikan ke obat
lain yang segolongan dengan obat yang berinteraksi, karena penggolongan obat
memang berdasarkan persamaan efek farmakodinamiknya. (isalnya, penggunaan
'arfarin dan aspirin dapat meningkatkan terjadinya perdarahan.diagnostik.
6. *bat-enyakit
?nteraksi obat-penyakit juga merupakan masalah yang perlu dipantau. poteker harus
mengevaluasi pengaruh efek merugikan suatu obat pada kondisi medik pasien. Dalam
pustaka medik, interaksi obat-penyakit sering disebut sebagai kontraindikasi absolut dan
relatif. (isalnya, penggunaan kloramfenikol dapat menyebabkan anemia aplastik, dan
penggunaan antibiotik aminoglikosida dapat menyebabkan nefrotoksik.
7. *bat-*bat
?nteraksi antara obat-obat merupakan masalah yang perlu dihindari. Semua obat
termasuk obat non resep harus dikaji untuk interaksi obat. poteker perlu mengetahui
interaksi obat-obat yang secara klinik signifikan. Suatu interaksi dianggap signifikan
secara klinik jika hal itu mempunyai kemungkinan menyebabkan kerugian atau bahaya
pada pasien. ?nteraksi antar obat dapat berakibat merugikan atau menguntungkan.
?nteraksi obat dianggap penting secara klinik bila berakibat meningkatkan toksisitas
dan4atau mengurangi efektivitas obat yang berinteraksi, terutama bila menyangkut obat
dengan batas keamanan yang sempit. (ekanisme interaksi obat, yakni ! a. ?nteraksi
farmasetik %inkompatibilitas&
7/24/2019 BAB I1xvsea
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 16/23
?nkompatibilitas ini terjadi di luar tubuh %sebelum obat diberikan& antara obat yang tidak
dapat dicampur %inkompatibel&. encampuran obat demikian menyebabkan terjadinya
interaksi langsung secara fisik atau kimia'i yang hasilnya mungkin terlihat sebagai
pembentukan endapan, perubahan 'arna dan lain-lain, atau mungkin juga tidak terlihat.
?nteraksi ini biasanya berakibat inaktifasi obat. Bagi tenaga kesehatan, interaksi
farmasetik yang penting adalah interaksi antar obat suntik dan interaksi antara obat
suntik dengan cairan infus. b. ?nteraksi farmakokinetik! ?nteraksi farmakokinetik terjadi
bila salah satu obat mempengaruhi absorpsi, distribusi, metabolisme atau ekskresi obat
kedua sehingga kadar plasma obat kedua meningkat atau menurun. kibatnya, terjadi
peningkatan toksisitas atau penurunan efektivitas obat tersebut. ?nteraksi farmakokinetik
tidak dapat diekstrapolasikan ke obat lain yang segolongan dengan obat yang
berinteraksi, sekalipun struktur kimianya mirip, karena antara obat segolongan terdapat
variasi sifat-sifat fisiko kimia yang menyebabkan variasi sifat-sifat farmakokinetiknya.
7& <N=*B"N D<N=N <><S<N >S?*N
1. engertian >esep
>esep yang merupakan asal kata dari recipe, yaitu permintaan tertulis dari dokter,
dokter gigi, dokter he'an kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat
bagi penderita sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. (enurut Aas %122/&,
resep terdiri dari @ bagian !
%a& ?nscriptio ! Nama dokter, no. S?, alamat4 telepon4$4kota4tempat, tanggal penulisan
resep. Cntuk obat narkotika hanya berlaku untuk satu kota provinsi. Sebagai identitas
dokter penulis resep. :ormat inscriptio suatu resep dari rumah sakit sedikit berbeda
dengan resep pada praktik pribadi.
%b& ?nvocatio ! permintaan tertulis dokter dalam singkatan latin F>4 H resipeE artinya
ambilah atau berikanlah, sebagai kata pembuka komunikasi dengan apoteker di
apotek.
%c& rescriptio4 *rdonatio ! nama obat dan jumlah serta bentuk sediaan yang diinginkan.
%d& Signatura ! yaitu tanda cara pakai, regimen dosis pemberian, rute dan interval 'aktu
pemberian harus jelas untuk keamanan penggunaan obat dan keberhasilan terapi.
7/24/2019 BAB I1xvsea
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 17/23
%e& Subscrioptio ! yaitu tanda tangan4 paraf dokter penulis resep berguna sebagai
legalitas dan keabsahan resep tersebut.
%f& ro %diperuntukkan& ! dicantumkan nama dan umur pasien. "eristime'a untuk obat
narkotika juga hatus dicantumkan alamat pasien %untuk pelaporan ke Dinkes
setempat&.
1. eresepan >asional
Komponen paling penting dari penggunaan obat secara rasional adalah pemilihan dan
penentuan dosis obat le'at peresepan yang rasional. eresepan yang rasional, selain
akan menambah mutu pelayanan kesehatan juga akan menambah efektifitas dan
efisiensi. (elalui obat yang tepat, dosis yang tepat, dan cara pemakaian yang tepat
penyakit dapat disembuhkan lebih cepat dengan resiko yang lebih kecil kepada
penderita. eresepan obat dapat dikatakan tidak rasional apabila kemungkinan untuk
memberikan manfaat kecil atau tidak ada sama sekali, atau kemungkinan manfaatnya
tidak sebanding dengan kemungkinan efek samping atau biayanya. Secara lebih
umum pemakaian obat yang tidak rasional akan memberikan ciri-ciri umum sebagai
berikut!
#. emakaian obat dimana sebenarnya indikasi pemakaiannya secara medik
tidak ada atau samar-samar.
1. emilihan obat yang keliru untuk indikasi penyakit tertentu
6. ara pemberian obat, dosis, frekuensi dan lama pemberian yang tidak sesuai.
7. emakaian jenis obat dengan potensi toksisitas atau efek samping lebih besar
padahal obat lain yang sama kemanfaatannya %efficacy& dengan potensi efek lebih
kecil juga.
8. emakaian obat-obat mahal padahal alternatif yang lebih murah dengan
kemanfaatan dan keamanan yang sama tersedia.
@. "idak memberikan pengobatan yang sudah diketahui dan diterima
kemanfaatannya dan keamanannya.
3. (emberikan pengobatan dengan obat-obat yang kemanfaatan dan keamanannya
masih diragukan.
7/24/2019 BAB I1xvsea
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 18/23
0. emakaian obat yang semata-semata didasarkan pada pengalaman individual
tanpa mengacu kepada sumber-sumber informasi ilmiah yang layak, atau hanya
didasarkan pada sumber-sumber informasi yang tidak dapat dipastikan
kebenarannya.
/. emakaian obat yang tidak mempertimbangkan kondisi pasien, misalnya apakah
ada kontra indikasi, apakah harus dilakukan penyesuaian dosis sehubungan dengan
kondisi pasien.
poteker sebagai pelayan medic masyarakat harus dapat menegakkan pengobatan rasional.
(eskipun sampai saat ini hanya dokter yang dapat mengeluarkan tetapi kita dapat
menganalisis resep yang diberikan dokter dan dapat mengeliminasi obat-obat yang tidak
perlu diberikan pada pasien. erlunya dilakukan pemberian obat yang rasional karena!
a. (encegah dampak penggunaan obat yang tidak tepat yang dapat membahayakan pasien.
$al ini berhubungan dengan tepat pasien, tepat indikasi, tepat obat, tepat cara pemberian
obat, dosis, dan frekuensi
b. (empermudah dan membuka akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk memperoleh
obat dengan harga terjangkau
c. (eningkatkan efektivitas dan efisiensi belanja obat di instusi-institusi seperti >SCD,
puskesmas sebagai salah satu upaya cost effective medical intervention.d. (eningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan.
6. eresepan >asional dan eresepan ?rasional
"elah dibahas sebelumnya pengertian dan manfaat dari peresepan yang rasional. Dalam sub
bab ini akan dibahas contoh dari peresepan rasional dan peresepan irasional yang mungkin
pernah ditemui dalam pengobatan kita selama ini.
#. Sebagai contoh dari resep yang tidak rasional!
R/ aracetamol syrup
S 6 dd cth
R/ efat #82
olaric #46 tab
odein 6
:armavon #40 tab
uminal 8
7/24/2019 BAB I1xvsea
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 19/23
S. ;s
m.f ulv dtd I
S 6 dd ? pulv
ro ! dem %8 tahun 8 bulan&
Masalah :
%a& enyakitnya batuk berdahak karena alergi atau non alergi dan batuk kering karena alergi
atau non alergi
%b& Kombinasi ntitusif dan ekspektorant
%c& Kombinasi ntibiotik dengan obat lain
%d& Kombinasi ntialergi dengan hipnotik
Pembahasan :
%a& Dilihat dari resep yang tertera diatas, kemungkinan besar pasien didiagnosa batuk dan
demam.
%b& Aika pasien menderita jenis batuk kering diberikan antitusif sedangkan batuk berdahak
diberikan ekspektoran. pabila batuk karena alergi tidak perlu diberikan antibiotik
sedangkan non alergi bisa diberikan antibiotik setelah dilakukan pemeriksaan sputum
yang hasilnya positif. Kalau batuk yang diderita batuk alergi yang membutuhkan
antialergi tidak perlu diberikan obat hipnotik karena efek samping dari antialergi adalah
sedasi
%c& Kodein %ntitusif& dan :armavon %ekspektoran & tidak boleh dicampur karena karena
antitusif untuk menekan batuk yang terus-menerus dan diindikasikan untuk batuk kering
dan ekspektoran membantu pengenceran dan pengeluaran dahak, diindikasikan untuk
batuk berlendir. $al ini tidak rasional.
%d& efat % cefadroksil& adalah ntibiotik harus dipisahkan atau dikeluarkan dari racikan dan
dibuat racikan tersendiri tanpa kombinasi obat lain, karena antibiotic adalah obat yang
bersifat kausatif %harus habis& sementara obat yang lain jika gejala sudah hilang maka
pengobatan juga dihentikan.
7/24/2019 BAB I1xvsea
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 20/23
%e& <fek samping olaric %antialergi& yang paling sering adalah rasa mengantuk, emberian
antialergi bersama dengan obat-obat hipnotik sedatif %luminal& dapat meningkatkan efek
sedasi.
1. eresepan >asional
Dari contoh analisis diatas maka peresepan tersebut dapat disederhanakan menjadi!
R/ aracetamol syrup
S 6 dd cth
R/ efat #82
m.f ulv dtd I
S 6 dd ? pulv sampai habis
R/ olaric #46 tab
:armavon #40 tab
S. ;s
m.f ulv dtd I
S 6 dd ? pulv
ro ! dem %8 tahun 8 bulan&
Pembahasan :
%a& Dari hasil diagnosa pasien mengalami batuk dan demam. aracetamol syrup tetap
diberikan untuk mengurangi gejala demam untuk menormalkan suhu tubuh dari pasien.
%b& "elah dibahas sebelumnya bah'a antibiotic harus dihabiskan sehingga tidak dapat
dijadikan satu dalam bentuk pulveres sehingga harus dibuat dalam sediaan tunggal.
%c& :armavon diberikan sebagai ekspektoran karena batuk yang disebabkan alergi dibutuhkan
ekspektoran untuk mengeluarkan dahaknya.
%d& olaric diberikan untuk mengurangi dari reaksi alergi dan bersifat juga sebagai penenang
%sedative&
Dari contoh peresepan di atas diharapkan kita sebagai pelayan medic lebih tanggap dalam
menganalisis peresepan yang diberikan oleh dokter dengan melihat keadaan pasien. Namun tak
selamanya dokter selalu memberikan resep yang irasional, dokter mendiagnosa sesuai gejala yang
timbul dan memberikan terapi simptomatiknya saja tetap pasien seringkali meminta obat untuk
7/24/2019 BAB I1xvsea
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 21/23
menghilangkan gejalanya saja. adahal dengan hilangnya gejala belum tentu sumber penyakitnya
hilang karena yang paling penting adalah menumpas sumber penyakitnya. Dari problem tersebut
penegakkan pengobatan rasional bukan hanya semata-mata dilakukan oleh pelayan medic dalam
hal ini! dokter, poteker,dan asisten apoteker. Namun dibutuhkan pula peran masyarakat4pasien
pada s'amedikasi dalam rangka penegakkan pengobatan rasional. $al-hal yang dapat dilakukan
pasien dalam mendukung ter'ujudnya pengobatan rasional !
a. gar tercapai tepat pasienBantu tenaga kesehatan agar dapat menilai kondisi pasien dengan tepat, informasika pada
tenaga kesehatan jika pasien adalah seorang ibu menyusui atau memiliki ri'ayat alergi
terhadap obat tertentu, memiliki kelainan ginjal, hati, dll.
b. gar tercapai "epat indikasi
Bantu tenaga kesehatan menegakan diagnose dengan menginformasikan selengkap-
lengkapnya gejala, keluhan atau sakit yang dialami.c. gar tercapai tepat obat
ada saat pasien menerima resep, seharusnya bukan menjadi tanda bah'a 'aktu kunjungan
kedokter telah berakhir, justru konsultasi harus dilanjutkan guna mendiskusikan obat apa saja
yang diresepkan. "anyakan pada dokter mengenai komposisinya, kegunaannyam cara pakai,
hingga lama penggunaan obat. Dengan demikian pasien ini sudah mendapat gambaran obat
apa saja yang akan diminum dan efek terapinya yang didapatkan sebelum memutuskan untuk
membeli obat tersebut. Aika ada obat yang dirasa tidak sesuai dengan gejala yang dirasakan,
tanyajan pada dokter.
d. gar tercapai tepat biayaasien harus mengetahui hak-haknya sebagai konsumen medis termasuk memilih obat yang
sesuai dengan keuangannya, apakah menggunakan obat generic, obat bermerek atau obat
original4 paten.
7/24/2019 BAB I1xvsea
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 22/23
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan ini dapat kita tarik kesimpulan!#. angkah-langkah yang menjadi tahap pengoabatan rasional adalah a& "etapkan masalah
pasien 4diagnose b&"etapkan tujuan pengobatan, apa yg ingin di capai melalui terapi bisa
secara farmakologi atau non-farmakologi atau keduanya c& Susun dan pilih daftar
kelompok yang manjur d&(ulailah pengobatan e&Berikan penjelasan tentang obat, cara
pemakaiannya dan peringatan f& antau atau hentikan pengobatan.
1. engobatan yang rasional harus memenuhi kriteria sebagai berikut! tepat diagnose, tepat
pemilihan obat, tepat dosis, tepat pemberian, tepat interval 'aktu pemberian, tepat lama pemberian, 'aspada terhadap efek samping, tepat penilaian kondisi pasien, obat yang
diberikan harus efektif dan aman, tersedia setiap saat dengan harga yang terjangkau, tepat
informasi,tepat tindak lanjut, tepat penyerahan obat, dan pasien patuh terhadap
pengobatan yang diberikan.
6. engobatan dapat diklasifikasikan dalam beberapa terapi, yaitu
%a& "erapi kausatif yaitu upaya pengobatan yang berfokus pada EsebabE seperti
menemukan sumber infeksi pada gangguan medis ataupun menemukan sumber cemas
pada gangguan emosional.
%b& "erapi simptomatik yaitu upaya pengobatan yang berfokus pada FakibatE
seperti menghilangkan rasa sakit atau nyeri pada gangguan medis dan
menghilangkan rasa cemas, gelisah ataupun takut pada gangguan emosional 4
hambatan pribadi.
%c& "erapi pencegahan yaitu upaya pengobatan yang berfokus pada pembenahan perilaku
atau pola hidup sebelum timbulnya penyakit di masa datang.
7. enggunaan obat secara rasional adalah pemilihan dan penentuan dosis obat le'at
peresepan yang tepat dosis, tepat pemberian, tepat diagnose dan 'aspda efek samping
obat.
7/24/2019 BAB I1xvsea
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i1xvsea 23/23
DAFTAR PUSTAKA
#. )$*, >ational use of medicine1. Jusmanita, 122/, rasional penggunaan obat.
6. rnidah nasir.12#1.analisa resep. Aakarta
7. Kimin a+ril.12#1.kisi-kisi pengobatan rasional. Aakarta8. Darmansjah ?. Dasar toksikologi. Dalam! :armakologi dan "erapi edisi 7, #//8, Bagian
:armakologi dan "erapeutik, :KC?.
@. $erma'an, dr ukas.12##. pelayanan kesehatan dan medis
dasar.drlukasherma'an.blogspot.com
3. "eratai pur'a.12#1.peranan farmasi dalam terapi rasional.marloyn/1.'ordpress.com
0. )idya'ati,tri.12##.proses peresepan yang rasional