indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga lempeng tektonik

Upload: alfin-suprayugo

Post on 09-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik

    1/129

    1.1.

    BAB I PENDAHULUANLatar Belakang Penelitian

    Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga

    lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan

    atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang

    seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang

    menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala

    richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah

    tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam

    Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan

    merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick

    masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh

    masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah

    diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak

    memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami

    kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan

    yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan

    juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa.

    Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup

    sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya

    terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a

    m u n m e m i l i k i k u a t g e s e r d a n k u a t l e n t u r y a n g s a n g a t r e n d a h , s

    e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh

    secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang

    besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena

    tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri.Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat

    meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap

    gempa.

    1

    Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah

    sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan

    menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan

    diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh,

    strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian

    tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium

    yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut,diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan.

    Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut

    ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu

    diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada

    penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan

    digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan

    pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane

  • 7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik

    2/129

    yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masing-

    masing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat

    diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang

    akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006

    tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini

    akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayahdengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di

    wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah.

    1.2. Tujuan Penelitian

    Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:

    Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada

    struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane

    dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh

    wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui

    di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan.

    Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat

    meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan.2

    1.3. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:1. Analisispemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan

    gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa.2. Hasil dari analisispemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam

    menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan.

    1.4. Batasan Penelitian

    1.5.

    Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan

    bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramiksebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh,tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan

    menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat

    lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpeneliti-

    penelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan

    isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan

    beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun

    2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak.

    Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan

    program SAP 2000.

    Keaslian PenelitianAnalisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding

    ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh

    karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a

    n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g

    b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah

    sederhana ti1.1.

  • 7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik

    3/129

    BAB I PENDAHULUANLatar Belakang Penelitian

    Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga

    lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan

    atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang

    seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang

    menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala

    richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah

    tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam

    Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan

    merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick

    masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh

    masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah

    diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak

    memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami

    kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan

    yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan

    juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa.

    Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup

    sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya

    terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a

    m u n m e m i l i k i k u a t g e s e r d a n k u a t l e n t u r y a n g s a n g a t r e n d a h , s

    e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh

    secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang

    besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena

    tidak memberikan 1.1.

    BAB I PENDAHULUANLatar Belakang Penelitian

    Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga

    lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan

    atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang

    seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang

    menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala

    richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah

    tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam

    Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan

    merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick

    masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh

    masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah

    diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak

    memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami

    kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan

    yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan

    juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa.

  • 7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik

    4/129

    Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup

    sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya

    terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a

    m u n m e m i l i k i k u a t g e s e r d a n k u a t l e n t u r y a n g s a n g a t r e n d a h , s

    e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh

    secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yangbesar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena

    tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri.

    Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat

    meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap

    gempa.

    1

    Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah

    sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan

    menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan

    diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh,

    strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitiantersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium

    yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut,

    diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan.

    Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut

    ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu

    diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada

    penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan

    digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan

    pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane

    yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masing-

    masing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapatdiketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang

    akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006

    tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini

    akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah

    dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di

    wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah.

    1.2. Tujuan Penelitian

    Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:

    Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada

    struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane

    dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruhwilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui

    di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan.

    Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat

    meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan.

    2

    1.3. Manfaat Penelitian

  • 7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik

    5/129

  • 7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik

    6/129

    secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang

    besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena

    tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri.

    Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat

    meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap

    gempa.1

    Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah

    sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan

    menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan

    diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh,

    strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian

    tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium

    yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut,

    diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan.

    Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut

    ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perludiketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada

    penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan

    digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan

    pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane

    yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masing-

    masing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat

    diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang

    akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006

    tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini

    akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah

    dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui diwilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah.

    1.2. Tujuan Penelitian

    Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:

    Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada

    struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane

    dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh

    wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui

    di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan.

    Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat

    meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan.

    21.3. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:1. Analisispemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan

    gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa.2. Hasil dari analisispemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam

    menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan.

    1.4. Batasan Penelitian

  • 7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik

    7/129

    1.5.

    Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan

    bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik

    sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh,tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan

    menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuatlentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpeneliti-

    penelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan

    isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan

    beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun

    2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak.

    Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan

    program SAP 2000.

    Keaslian Penelitian

    Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding

    ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh

    karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t an g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g

    b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah

    sederhana ti1.1.

    BAB I PENDAHULUANLatar Belakang Penelitian

    Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga

    lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan

    atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang

    seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang

    menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skalarichter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah

    tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam

    Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan

    merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick

    masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh

    masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah

    diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak

    memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami

    kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan

    yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan

    juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa.Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup

    sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya

    terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a

    m u n m e m i l i k i k u a t g e s e r d a n k u a t l e n t u r y a n g s a n g a t r e n d a h , s

    e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh

    secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang

  • 7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik

    8/129

  • 7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik

    9/129

  • 7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik

    10/129

    BAB I PENDAHULUANLatar Belakang Penelitian

    Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga

    lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan

    atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang

    seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang

    menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala

    richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah

    tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam

    Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan

    merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick

    masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh

    masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah

    diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak

    memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami

    kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan

    yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan

    juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa.

    Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup

    sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya

    terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a

    m u n m e m i l i k i k u a t g e s e r d a n k u a t l e n t u r y a n g s a n g a t r e n d a h , s

    e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh

    secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang

    besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena

    tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri.

    Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapatmeningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap

    gempa.

    1

    Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah

    sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan

    menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan

    diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh,

    strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian

    tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium

    yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut,

    diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan.Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut

    ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu

    diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada

    penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan

    digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan

    pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane

    yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masing-

  • 7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik

    11/129

    masing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat

    diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang

    akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006

    tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini

    akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah

    dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui diwilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah.

    1.2. Tujuan Penelitian

    Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:

    Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada

    struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane

    dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh

    wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui

    di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan.

    Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat

    meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan.

    21.3. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:1. Analisispemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan

    gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa.2. Hasil dari analisispemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam

    menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan.

    1.4. Batasan Penelitian

    1.5.

    Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan

    bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik

    sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh,tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan

    menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat

    lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpeneliti-

    penelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan

    isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan

    beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun

    2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak.

    Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan

    program SAP 2000.

    Keaslian Penelitian

    Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dindingini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh

    karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a

    n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g

    b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah

    sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya.

    Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

    1.

  • 7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik

    12/129

  • 7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik

    13/129

    atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang

    seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang

    menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala

    richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah

    tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam

    Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakanmerupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick

    masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh

    masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah

    diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak

    memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami

    kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan

    yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan

    juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa.

    Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup

    sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya

    terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n am u n m e m i l i k i k u a t g e s e r d a n k u a t l e n t u r y a n g s a n g a t r e n d a h , s

    e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh

    secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang

    besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena

    tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri.

    Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat

    meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap

    gempa.

    1

    Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah

    sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, denganmenggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan

    diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh,

    strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian

    tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium

    yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut,

    diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan.

    Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut

    ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu

    diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada

    penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan

    digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkanpada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane

    yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masing-

    masing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat

    diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang

    akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006

    tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini

    akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah

  • 7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik

    14/129

    dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di

    wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah.

    1.2. Tujuan Penelitian

    Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:

    Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada

    struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of planedinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh

    wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui

    di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan.

    Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat

    meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan.

    2

    1.3. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:1. Analisispemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan

    gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa.2. Hasil dari analisispemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalammenentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan.

    1.4. Batasan Penelitian

    1.5.

    Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan

    bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik

    sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh,tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan

    menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat

    lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpeneliti-

    penelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan

    isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakanbeban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun

    2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak.

    Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan

    program SAP 2000.

    Keaslian Penelitian

    Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding

    ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh

    karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a

    n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g

    b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah

    sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya.Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

    1.

    2.

    3. 4.

    5.

    3

  • 7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik

    15/129

  • 7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik

    16/129

    Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah

    sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan

    menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan

    diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh,

    strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian

    tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratoriumyang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut,

    diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan.

    Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut

    ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu

    diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada

    penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan

    digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan

    pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane

    yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masing-

    masing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat

    diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yangakan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006

    tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini

    akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah

    dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di

    wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah.

    1.2. Tujuan Penelitian

    Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:

    Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada

    struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane

    dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh

    wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahuidi lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan.

    Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat

    meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan.

    2

    1.3. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:1. Analisispemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan

    gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa.2. Hasil dari analisispemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam

    menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan.

    1.4. Batasan Penelitian1.5.

    Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan

    bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik

    sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh,tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan

    menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat

    lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpeneliti-

  • 7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik

    17/129

  • 7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik

    18/129

  • 7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik

    19/129

    dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di

    wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah.

    1.2. Tujuan Penelitian

    Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:

    Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada

    struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of planedinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh

    wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui

    di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan.

    Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat

    meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan.

    2

    1.3. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:1. Analisispemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan

    gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa.2. Hasil dari analisispemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalammenentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan.

    1.4. Batasan Penelitian

    1.5.

    Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan

    bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik

    sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh,tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan

    menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat

    lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpeneliti-

    penelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan

    isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakanbeban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun

    2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak.

    Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan

    program SAP 2000.

    Keaslian Penelitian

    Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding

    ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh

    karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a

    n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g

    b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah

    sederhana tipe 36 y1.1.

    BAB I PENDAHULUANLatar Belakang Penelitian

    Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga

    lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan

    atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang

    seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang

  • 7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik

    20/129

    menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala

    richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah

    tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam

    Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan

    merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick

    masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun olehmasyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah

    diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak

    memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami

    kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan

    yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan

    juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa.

    Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup

    sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya

    terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a

    m u n m e m i l i k i k u a t g e s e r d a n k u a t l e n t u r y a n g s a n g a t r e n d a h , s

    e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuhsecara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang

    besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena

    tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri.

    Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat

    meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap

    gempa.

    1

    Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah

    sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan

    menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan

    diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh,strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian

    tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium

    yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut,

    diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan.

    Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut

    ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu

    diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada

    penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan

    digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan

    pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane

    yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masing-masing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat

    diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang

    akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006

    tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini

    akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah

    dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di

    wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah.

  • 7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik

    21/129

    1.2. Tujuan Penelitian

    Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:

    Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada

    struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane

    dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh

    wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahuidi lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan.

    Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat

    meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan.

    2

    1.3. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:1. Analisispemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan

    gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa.2. Hasil dari analisispemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam

    menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan.

    1.4. Batasan Penelitian1.5.

    Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan

    bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik

    sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh,tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan

    menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat

    lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpeneliti-

    penelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan

    isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan

    beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun

    2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak.Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan

    program SAP 2000.

    Keaslian Penelitian

    Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding

    ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh

    karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a

    n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g

    b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah

    sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya.

    Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

    1.2.

    3. 4.

    5.

    3

    ang belum pernah dimodelkan sebelumnya.

    Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

  • 7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik

    22/129

    1.

    2.

    3. 4.

    5.

    3

    cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu,

    diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur

    dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa.

    1

    Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah

    sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan

    menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan

    diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh,

    strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian

    tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium

    yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut,diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan.

    Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut

    ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu

    diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada

    penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan

    digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan

    pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane

    yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masing-

    masing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat

    diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang

    akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini

    akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah

    dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di

    wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah.

    1.2. Tujuan Penelitian

    Tujuan diadakanny1.1.

    BAB I PENDAHULUANLatar Belakang Penelitian

    Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga

    lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakanatau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang

    seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang

    menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala

    richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah

    tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam

    Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan

    merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick

  • 7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik

    23/129

    masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh

    masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah

    diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak

    memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami

    kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan

    yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan danjuga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa.

    Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup

    sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya

    terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a

    m u n m e m i l i k i k u a t g e s e r d a n k u a t l e n t u r y a n g s a n g a t r e n d a h , s

    e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh

    secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang

    besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena

    tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri.

    Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat

    meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadapgempa.

    1

    Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah

    sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan

    menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan

    diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh,

    strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian

    tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium

    yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut,

    diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan.

    Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebutke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu

    diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada

    penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan

    digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan

    pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane

    yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masing-

    masing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat

    diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang

    akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006

    tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini

    akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayahdengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di

    wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah.

    1.2. Tujuan Penelitian

    Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:

    Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada

    struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane

    dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh

  • 7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik

    24/129

    wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui

    di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan.

    Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat

    meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan.

    2

    1.3. Manfaat PenelitianAdapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:1. Analisispemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan

    gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa.2. Hasil dari analisispemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam

    menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan.

    1.4. Batasan Penelitian

    1.5.

    Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan

    bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik

    sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh,tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan denganmenggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat

    lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpeneliti-

    penelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan

    isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan

    beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun

    2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak.

    Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan

    program SAP 2000.

    Keaslian Penelitian

    Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding

    ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Olehkarena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a

    n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g

    b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah

    sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya.

    Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

    1.

    2.

    3. 4.

    5.

    3

    a penelitian ini adalah:

    Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada

    struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane

    dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh

    wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui

    di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan.

  • 7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik

    25/129

  • 7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik

    26/129

    diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh,

    strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian

    tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium

    yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut,

    diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan.

    Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebutke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu

    diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada

    penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan

    digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan

    pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane

    yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masing-

    masing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat

    diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang

    akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006

    tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini

    akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayahdengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di

    wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah.

    1.2. Tujuan Penelitian

    Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:

    Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada

    struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane

    dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh

    wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui

    di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan.

    Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat

    meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan.2

    1.3. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:1. Analisispemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan

    gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa.2. Hasil dari analisispemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam

    menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan.

    1.4. Batasan Penelitian

    1.5.

    Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan

    bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramiksebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh,tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan

    menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat

    lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpeneliti-

    penelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan

    isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan

    beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun

  • 7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik

    27/129

    2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak.

    Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan

    program SAP 2000.

    Keaslian Penelitian

    Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding

    ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Olehkarena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a

    n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g

    b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah

    sederhana ti1.1.

    BAB I PENDAHULUANLatar Belakang Penelitian

    Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga

    lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan

    atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang

    seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang

    menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala

    richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah

    tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam

    Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan

    merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick

    masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh

    masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah

    diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak

    memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami

    kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan

    yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan danjuga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa.

    Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup

    sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya

    terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a

    m u n m e m i l i k i k u a t g e s e r d a n k u a t l e n t u r y a n g s a n g a t r e n d a h , s

    e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh

    secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang

    besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena

    tidak memberikan 1.1.

    BAB I PENDAHULUANLatar Belakang Penelitian

    Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga

    lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan

    atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang

    seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang

    menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala

    richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah

  • 7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik

    28/129

    tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam

    Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan

    merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick

    masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh

    masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah

    diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidakmemerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami

    kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan

    yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan

    juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa.

    Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup

    sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya

    terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a

    m u n m e m i l i k i k u a t g e s e r d a n k u a t l e n t u r y a n g s a n g a t r e n d a h , s

    e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh

    secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang

    besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karenatidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri.

    Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat

    meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap

    gempa.

    1

    Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah

    sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan

    menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan

    diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh,

    strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian

    tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratoriumyang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut,

    diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan.

    Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut

    ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu

    diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada

    penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan

    digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan

    pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane

    yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masing-

    masing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat

    diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yangakan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006

    tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini

    akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah

    dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di

    wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah.

    1.2. Tujuan Penelitian

    Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:

  • 7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik

    29/129

    Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada

    struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane

    dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh

    wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui

    di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan.

    Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapatmeningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan.

    2

    1.3. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:1. Analisispemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan

    gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa.2. Hasil dari analisispemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam

    menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan.

    1.4. Batasan Penelitian

    1.5.

    Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasanganbata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik

    sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh,tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan

    menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat

    lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpeneliti-

    penelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan

    isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan

    beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun

    2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak.

    Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan

    program SAP 2000.Keaslian Penelitian

    Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding

    ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh

    karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a

    n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g

    b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah

    sederhana tipe 36 y1.1.

    BAB I PENDAHULUANLatar Belakang Penelitian

    Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketigalempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan

    atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang

    seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang

    menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala

    richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumah

    tinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam

    Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan

  • 7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik

    30/129

    merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick

    masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh

    masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah

    diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak

    memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami

    kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpanganyang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan

    juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa.

    Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup

    sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya

    terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a

    m u n m e m i l i k i k u a t g e s e r d a n k u a t l e n t u r y a n g s a n g a t r e n d a h , s

    e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh

    secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang

    besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena

    tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri.

    Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapatmeningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap

    gempa.

    1

    Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah

    sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan

    menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan

    diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh,

    strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian

    tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium

    yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut,

    diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan.Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut

    ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu

    diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada

    penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan

    digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan

    pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane

    yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masing-

    masing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat

    diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang

    akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006

    tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah iniakan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah

    dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di

    wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah.

    1.2. Tujuan Penelitian

    Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:

    Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada

    struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane

  • 7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik

    31/129

    dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh

    wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui

    di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan.

    Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat

    meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan.

    21.3. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:1. Analisispemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan

    gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa.2. Hasil dari analisispemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam

    menentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan.

    1.4. Batasan Penelitian

    1.5.

    Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan

    bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik

    sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh,tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan denganmenggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat

    lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpeneliti-

    penelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan

    isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakan

    beban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun

    2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak.

    Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan

    program SAP 2000.

    Keaslian Penelitian

    Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dindingini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh

    karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a

    n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g

    b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah

    sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya.

    Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

    1.

    2.

    3. 4.

    5.

    3

    ang belum pernah dimodelkan sebelumnya.

    Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

    1.

    2.

    3. 4.

    5.

  • 7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik

    32/129

    3

    cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu,

    diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat meningkatkan kuat lentur

    dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap gempa.

    1Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah

    sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, dengan

    menggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan

    diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh,

    strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian

    tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium

    yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut,

    diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan.

    Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut

    ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu

    diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, padapenelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan

    digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkan

    pada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane

    yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masing-

    masing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat

    diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang

    akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006

    tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini

    akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah

    dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di

    wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah.1.2. Tujuan Penelitian

    Tujuan diadakanny1.1.

    BAB I PENDAHULUANLatar Belakang Penelitian

    Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga

    lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan

    atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang

    seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang

    menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala

    richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumahtinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam

    Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan

    merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick

    masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh

    masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah

    diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak

    memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami

  • 7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik

    33/129

    kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan

    yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan

    juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa.

    Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukup

    sering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya

    terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n am u n m e m i l i k i k u a t g e s e r d a n k u a t l e n t u r y a n g s a n g a t r e n d a h , s

    e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh

    secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang

    besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena

    tidak memberikan cukup waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri.

    Oleh karena itu, diperlukan perkuatan tambahan pada dinding yang dapat

    meningkatkan kuat lentur dinding, sehingga menjadikannya lebih aman terhadap

    gempa.

    1

    Penelitian mengenai upaya perkuatan out of plane dinding pasangan bata merah

    sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu, denganmenggunakan berbagai bahan perkuatan yang memiliki kuat tarik tinggi dan

    diyakini dapat meningkatan kuat lentur dinding, yaitu diantaranya: wire mesh,

    strapping band, dan baja tulangan. Pengujian yang dilakukan pada tiap penelitian

    tersebut adalah pengujian kuat lentur dinding pasangan bata merah di laboratorium

    yang mengacu pada SNI 03-4165-1996. Dari penelitian-penelitian tersebut,

    diketahui besarnya momen kapasitas dan kuat lentur pada tiap dinding perkuatan.

    Untuk dapat mengaplikasikan dinding-dinding perkuatan yang telah diuji tersebut

    ke dalam konstruksi bangunan rumah tinggal di masyarakat, terlebih dulu perlu

    diketahui tingkat keamanan struktur yang akan dibangun. Oleh karena itu, pada

    penelitian ini, akan dimodelkan suatu bangunan rumah sederhana di mana akan

    digunakan variasi jenis dinding tanpa dan dengan perkuatan, dengan berdasarkanpada data karakteristik hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya, momen out of plane

    yang terjadi pada tiap dinding akan dibandingkan dengan momen kapasitas masing-

    masing dinding yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, sehingga dapat

    diketahui, apakah dinding aman digunakan atau tidak. Jenis rumah tinggal yang

    akan dimodelkan adalah rumah rekonstruksi pasca gempa Yogyakarta tahun 2006

    tipe 36 bantuan P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan). Rumah ini

    akan coba ditempatkan di seluruh wilayah gempa Indonesia, dimulai dari wilayah

    dengan aktivitas kegempaan tertinggi (wilayah gempa 6), hingga diketahui di

    wilayah mana jenis dinding yang ditinjau aman diterapkan pada struktur rumah.

    1.2. Tujuan Penelitian

    Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada

    struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane

    dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruh

    wilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui

    di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan.

    Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat

    meningkatkan kekuatan dan keamanan struktur rumah dengan signifikan.

  • 7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik

    34/129

    2

    1.3. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:1. Analisispemodelan rumah tahan gempa secara tiga dimensi dapat memberikan

    gambaran mengenai perilaku strukturnya saat terjadi gempa.2. Hasil dari analisispemodelan dapat menjadi bahan pertimbangan dalammenentukan bahan perkuatan dinding yg paling efektif untuk digunakan.

    1.4. Batasan Penelitian

    1.5.

    Bangunan yang dimodelkan adalah rumah sederhana tipe 36 dari dinding pasangan

    bata merah dengan frame beton bertulang dan menggunakan genteng keramik

    sebagai penutup atap. Input properties dinding perkuatan, baik dengan wire mesh,tali strapping band, maupun baja tulangan diameter 3 mm, dilakukan dengan

    menggunakan data berat volume dan modulus elastisitas (E) hasil pengujian kuat

    lentur di laboratorium yangpernahdilakukansebelumnyaolehpeneliti-

    penelititerdahulu. Sifat mekanika dinding yang dimodelkan dianggap homogen dan

    isotropik. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik dengan menggunakanbeban gempa akselerogram El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 tahun

    2002 di seluruh wilayah gempa Indonesia pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak.

    Struktur dimodelkan dan dianalisis secara tiga dimensi dengan menggunakan

    program SAP 2000.

    Keaslian Penelitian

    Analisis pemodelan rumah tahan gempa dengan berbagai variasi perkuatan dinding

    ini merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh

    karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran t e n t a

    n g p e n i n g k a t a n k e k ua t a n y a n g d i b e r i k a n o l e h m a s i n g- m a s i n g

    b a h a n perkuatan out of plane dinding dalam aplikasinya pada dinding rumah

    sederhana tipe 36 yang belum pernah dimodelkan sebelumnya.Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

    1.

    2.

    3. 4.

    5.

    3

    a penelitian ini adalah:

    Untuk mengetahui besarnya simpangan dan momen lentur yang terjadi pada

    struktur rumah pasangan bata tipe 36 tanpa dan dengan perkuatan out of plane

    dinding terhadap gempa El Centro yang diskalakan menurut SNI 1726 di seluruhwilayah gempa pada jenis tanah keras, sedang, dan lunak, sehingga dapat diketahui

    di lokasi mana jenis dinding yang ditinjau aman diaplikasikan.

    Untuk mengetahui apakah penambahan bahan perkuatan out of plane dinding dapat

    meningkatkan kekuata1.1.

    BAB I PENDAHULUANLatar Belakang Penelitian

  • 7/22/2019 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang Terletak Pada Pertemuan Ketiga Lempeng Tektonik

    35/129

    Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan ketiga

    lempeng tektonik: Eurasia, Australia dan Pasifik. Oleh karena itu, setiap pergerakan

    atau tumbukan lempeng yang terjadi akan dapat memicu gempa tektonik yang

    seringkali menyebabkan rumah-rumah penduduk rusak dan tidak jarang

    menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2006, gempa tektonik berkekuatan 6,3 skala

    richter mengguncang Yogyakarta dan mengakibatkan sedikitnya 175.687 rumahtinggal rusak parah dan menimbulkan 5.716 korban jiwa (Bappenas, 2006, dalam

    Satyarno, 2009). Sebagaian besar rumah tinggal yang mengalami kerusakan

    merupakan rumah pasangan bata merah tanpa perkuatan (unreinforced brick

    masonry). Rumah pasangan bata merah ini paling populer dibangun oleh

    masyarakat. Selain karena bahan-bahan dasarnya yang relatif murah dan mudah

    diperoleh, hal ini juga dikarenakan cara pembangunan yang relatif mudah dan tidak

    memerlukan keahlian khusus. Meskipun demikian, tipe ini cukup rentan mengalami

    kerusakan ketika terjadi gempa karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan

    yang seringkali dilakukan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan

    juga akibat pemahaman yang kurang mengenai konsep rumah tahan gempa.

    Dinding merupakan salah satu komponen utama dari rumah tinggal yang cukupsering mengalami keruntuhan ketika gempa. Dinding rumah tinggal yang umumnya

    terbuat dari pasangan bata merah mempunyai kuat tekan yang m e n c u k u p i, n a

    m u n m e m i l i k i k u a t g e s e r d a n k u a t l e n t u r y a n g s a n g a t r e n d a h , s

    e h i n g g a ketika terjadi gempa, banyak dinding rumah yang retak bahkan runtuh

    secara getas karena tidak mampu menahan momen lentur dan gaya geser yang

    besar. Keruntuhan secara getas atau seketika ini akan sangat berbahaya karena

    tidak memberi