pengkajiannya askep
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 pengkajiannya askep
1/10
Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian Fokus
1. Anamnesa
- Keluhan utama
Keluhan yang sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan
kesehatan adalah panas badan tinggi, kejang, dan penurunan
kesadaran
- Riwayat penyakit sekarang
- Pengkajian RPS sangat penting diketahui untuk mengetahui
predisposisi penyebab luka. Ditanyakan dengan jelas tentang gejala
yang timbul seperti kapan mulai serangan, sembuh, dan bertambah
buruk. Keluhan kejang perlu mendapat perhatian untuk dialkukan
pengkajian lebih mendalam, bagamana siat timbulnya kejang,
stimulus apa yang sering menimbulkan kejang, dan tindkana apa yang
telah diberikan dalam upaya menurunkan keluahan kejang tersebut.
- Adanya penurunan kesdaran atau perubahan pada tingkat kesadaran
dihubungkan dengan toksin tetanus yang menginlamasi jaringan otak.
Keluahan perubahan perubahan perilaku juga terjadi. Sesuai
perkembanga penyakit dapat terjadi letargi, tidak responsi, dan koma.
- Riawayat penyakit terdahulu
Pengkajian penyakit yang pernah dialami klien yang memungkinkan
adanya hubungan atau menjadi predisposisi keluahan sekarang
meliputi pernahkah klien mengalami tubuh terluka dan luka tusuk
yang dalam misalnyatertusuk paku, pe!ahan ka!a, terkena kaleng, atau
lua yang menajdi kotor kerana terjatuhdi temapat kotor dan terbuka
atau ke!elakaan dan timbul luka yang tertutup debu"kotoran juga luka
bakar dan patah tulang terbuka. Adakah port de entrie lainnya seperti
luka gores yang ringan kemudian menjadi bernanah dan gigi
berlubang dikorek dengan benda yang kotor
-
7/24/2019 pengkajiannya askep
2/10
- Pengkajian psiko sosio kultural
Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien juaga penting
untuk menilai respon atau pengaruh dalam kehidupan sehari-hari baik
dalam keluarga dan masyarakat. Apakah ada dampak yang timbul
pada klien, yaitu timbul ke!a!atan, rasa !emas, rasa ketidakmampuan
melakukan sesuatu akti#itas se!ara optimal, dan pandangan terhadap
dirinya yanga salah $gangguan !itra tubuh%. Karena klien harus
menjalani rawat inap maka apakah keadaan ini memberi dampak pada
status ekonomi klien, keena biaya perawatan dan pengobatan
emerlukan dana yang tidak sedikit.
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan isik pada klein dengan tetanus sebaiknya dilakukan per sistem
$&1-&'% dengan okus pemeriksaan &( $brain% yang terarah dan
dihubungkan dengan keluahan-keluahan dari klien. Pada klien tetanus
biasanya didapatkan peningkatan suhu tubuh lebih dari normal (',)-(*,) +.
keadaan ini biasanya dihubungkan dengan proses inlamasi dan toksin
tetanus yang sudah mengganggu pusat pengatur suhu tubuh. Penururnan
denyut nadi terjadi berhubungan dengan penuruna perusi jaringan otak.
Apabila disertai peningkatan rekuensi pernaasan sering berhubungan
dengan peningkatan laju metabolisme umum. D biasanya normal.
a. &1
nspeksi apakah klien batuk, produksi sputum, ssak naas. Penggunaan
otot bantu pernaasan dan peningkatan rekuensi pernaasan yang sering
didapatan pada klien tetanus yang disertai adanyanketidakeektanbersihan jalan naas. Pada toraks didapatkan taktil remitua seimbang
kanan dan kiri. Auskulatasi bunyi naas tambahan seperti ronkhi pada
klien dengan peningkatan sputum dan kemampuan batuk menurun
b. &
Pengkajian pada sistem kardio#askuler didapatkan syok hipo#olemik
yang sering terjadi pada klien tetanus. D biasanya noral, peningkatan
heart rate, adanya anemis karena han!urnya eritrosit.
!. &(
-
7/24/2019 pengkajiannya askep
3/10
Pengkajian &( merupakan pemeriksaan okus dan lebih lengkap
dibandingkan pengkajian pada sistem lainnya
- ingkat kesadaran
Kesadaran klien biasanya !ompos mentis. Pada keadaan lanjut
tingkat kesadaran klien tetanusmengalami penurunan pada tingkat
letargi, stupor, dan semikomatosa. Apabila klien sudah mengalami
koma maka penialaian /+S sanagat penting untuk menilai tingkat
kesadaran klien dan bahan e#aluasi untuk monitoring pemberian
asuhan
- 0ungsi serebriStatus mental obser#asi penampilan klien dan tingkah lakunga, nilai
gaya bei!ara klien dan obser#ai ekspresi wajah dan akti#itas motorik
yang ada pada klien tetanus tahap lanjut biasanya status mental klien
mengalami perubahan
- Pemeriksaan sara kranial
1% Sara . &iasanya pada klien tetanus tidak ada kelainan dan
ungsi pen!iuman tidak ada kelainan.
% Sara . es ketajaman pengelihatan pada kondisi normal
(% Sara ,2,2. Dengan alasan yang tidak di ketahui, klien
tetanus mengeluh mengalami otophobia atau sensiti yang
berlebihan terhadap !ahaya. Respons kejang umum akibat
stimulus rangsang !ahaya perlu di perhatikan perawat untuk
memberikan inter#ensi menurunkan stimulus !ahaya tersebut.
3% Sara 2. Releks masester menigkat. 4ulut men!u!u seperti
mulut ikan $ini adalah gejala khas pada tetanus%.
)% Sara 2. Persepsi penge!apan dalam batas normal, wajah
simetris.'% Sara 2. idak di temukan adanya tuli kondukti dan tuli
persepsi.
*% Sara 5 dan 5. Kemampuan menelan kurang baik, kesukaran
membuka mulut $trismus%.
6% Sara 5. Di dapatkan kaku kuduk. Ketegangan otot rahang dan
leher $mendadak%.
7% Sara 5. 8idah simetris, tidak ada de#iasi pada satu sisi dan
tidak ada pasikulasi. ndra penge!apan normal.
19% Sistem motorik
-
7/24/2019 pengkajiannya askep
4/10
Kekuatan otot menurun, !ontrol keseimbangan dan kordinasi
pada tetanus tahap lanjut mengalami perubahan.
- Pemeriksaan relek
Pemeriksaan relek dalam, pengetukan pada tendon, ligamentum,
atau periusteum derajat relek pada respon normal.
- /erakan in#olunter
idak ditemukan adanya tremor, i! dan distonia. Pada keadaan
tertentu klien mengalami kejang umum, terutama pada anak yang
tetanus disertai peningkatan suhu tubuh yang tinggi. Kejang
berhubungan sekunder akibat area okal kortikal yang peka.
- Sistem sensoriPemeriksaan sensorik pada tetanus biasanya di dapatkan perasaan
raba normal, perasaan nyeri normal. Perasaan suhu normal. idak
ada perasaan abnormal di permukaan tubuh. Perasaan proprioseti
normal dan perasaan diskriminati normal.
d. & 3 $blader%
Penurunan #olume haluaran urin berhubungan dengan penurunan perpusi
dan penurunan !urah jantung ke ginjal. Adanya retensi urin karena kejang
umum. Pada klien yang sering kejang sebaiknya pengeluaran urine
dengan menggunakan kateter.
e. & ) $&owel %
4ual sampai muntah dihubungkan dengan peningkatan produksi asam
lambung. Pemenuhan nutrisi pada klien tetanus menurun karena
anoreksia dan adanya kejang, kaku dinding perut $perut papan%
merupakan tanda khas dari tetanus. Adanya spasme otot menyebabkan
kesulitan &A&.
. & ' $&one%
Adanya kejang umum sehingga mengganggu mobilitas klien dan
menurunkan akti#itas sehari-hari. Perlu dikaji apabila klien mengalami
patah tulang terbuka yang memungkinkan port de entry kuman
+lostridium tetani, sehingga memerlukan perawatan luka yang optimal.
Adanya kejang memberikan resiko pada praktur pertibra pada bayi,
ketegangan, dan spasme otot pada abdomen.
c. Pemeriksaan Diagnostik
8aboratorium leukositosis ringan, peninggian tekanan !airan otak,
deteksi kuman sulit
-
7/24/2019 pengkajiannya askep
5/10
Diagnosis Keperawatan
a. Perusi jaringan !erebral tidak eekti
berhubungan dengan penurunan oksigen di otak
b. Ketidakeektian pola napas berhubungan
dengan penurunan kontraksi paru
!. &ersihan jalan napas tidak eekti
berhubungan dengan penumpukan sekret
d. :yeri akut berhubungan dengan kekakuan
otot
e. ;ambatan mobilitas isik berhubungan
dengan opistotonus
-
7/24/2019 pengkajiannya askep
6/10
Rencana Tindakan Keperawatan
NoDiagnosa
keperawatanTujuan Kriteria hasil Interensi keperawatan Rasional
1. Perusi jaringan
!erebral tidak
eekti
berhubungandengan
penurunan
oksigen di otak
Setelah dilakukan
asuhan selama +
a. +ir!ulation
statusb. :eurologi!
status
a. issue
Preusion
!erebral
a. e
kanan systole dan
diastole dalam
rentang yangdiharapkan
b. i
dak ada ortostatik
hipertensi
!. Ko
munikasi jelasd. 4
enunjukkan
konsentrasi dan
orientasi
e. Pu
pil seimbang dan
reakti
. &e
bas dari akti#itaskejang
g. i
dak mengalami nyerikepala
NI! "
1. 4onitor 2
. 4onitor A/D, ukuran
pupil, ketajaman,kesimetrisan dan reaksi
(. 4onitor adanya
diplopia, pandangan
kabur, nyeri kepala
3. 4onitor le#el
kebingungan danorientasi
). 4onitor tonus otot
pergerakan
'. 4onitor tekanan
intrkranial dan respon
nerologis
*. +atat perubahan
pasien dalam merespon
stimulus6. 4onitor status !airan
1. 4engetahui
perkembangan tanda #ital klien
. 4elihat adanyaperubahan
(. 4emantau keluhan
klien terkini
3. 4enilai kesadaran
klien
). 4enilaikemampuan otot klien
'. 4emantau adanya
keluhan klien
*. 4endokumentasika
n tindakan yang dilakukan
6. 4emantau
kebutuhan !airan klien
. Ketidakeektian Setelah d ilakukan a. RR dalam batas :+
-
7/24/2019 pengkajiannya askep
7/10
pola napas
berhubungan
dengan
penurunan
kontraksi paru
tindakan
keperawatan +
Respiratorystatus : ventilation
normal $16-9 kali
permenit%
b. idak terdapat sesak
!. idak terdapat
sianosisd. idak terdapat
retraksie. idak terdapat
pernapasan !uping
hidung
Airway management
1. Kaji rekuensi napas
. Auskultasi suara napas
(. Pertahankan posisi pasien
3. 4onitor pola napas pasien
1. 4onitor indikator pola napas
pasien
. 4engidentiikasi adakah suara
tambahan(. 4embantu pasien dalam
#entilasi3. 4emantau keeektian
tindakan
(. &ersihan jalan
npas tidak
eekti
berhubungandengan
penumpukan
sekret
Setelah dilakukan
asuhan
keperawatan
selama ....=3 jam,bersihan jalan
napas kembali
eekti
:>+
Respiration status
(Ventilation),
Airway patency
a. se!ara subjekti
sesak napas $-%, RR
1'-9=" menit
b. idak menggunakanotot bantu napas,
retraksi +S$-%,
ronkhi$-"-%, mengi$-"%
!. Dapat
mendemonstrasikan
!ara batuk eekti.
1. Kaji ungsi paru,
adanya bunyi napas
tambahan, perubahan
irama dan kedalaman,penggunaan otot-otot
aksesori, warna, dan
kekentalan sputum
. Ajarkan !ara batuk
eekti
1. 4embantu dan mengatasi
komplikasi pontensial.
Pengkajian ungsi pernapasan
dengan inter#al yang teraturadalah penting karena
pernapasan yang tidak eekti
dan adanya kegagalan , karena
adanya kelemahan atau
paralisa pada otot ?otot
interkostal dan diaragma yang
berkembang dengan !epat
. Klien berada pada risiko tinggi
bila tidak dapat batuk eekti
untuk membersihkan jalan
napas dan mengalami kesulitan
dalam menelan, yang dapatmenyebabkan aspirasi sali#a,
dan men!etuskan gagal napas
-
7/24/2019 pengkajiannya askep
8/10
(. 8akukan isioterapi
dada, #ibrasi dada
3. Penuhi hidrasi !airan#ia oral seperti minum
air putih danpertahankan intake
!airan )99 ml"hari
). 8akukan pengisapan
lendir"su!tion pada
jalan napas
'. &erikan oksigen sesuai
kebutuhan
akut
(. erapi isik dada membantu
meningkatkan batuk lebih
eekti
3. Pemenuhan !airan dapatmengen!erkan mu!us yang
kental dan dapat membantupemenuhan !airan yang
banyak keluar dari tubuh
). Pengisapan mungkin
diperlukan untuk
mempertahankan kepateanan
jalan napas menjadi bersihn
napas
'. Pemenuhan oksigen terutama
pada klien tetanus dengan laju
metabolism yang tinggi
3. :yeri akut
berhubungan
dengan kontraksi
otot
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan +
o Pain control
a. 4ampu mengontrol
nyeri
b. :yeri berkurang
!. 4ampu mengenali
nyeri
d. 4enyatakan rasa
nyaman
:+
Pain Management
1. Kaji karakteristik nyeri
dariprecipitating, quality,
region, severity, dantime
(P@RS%, skala nyeri
. &erikan penjelasan
mengenai penyebab nyeri(. >bser#asi respon non-
#erbal pasien
1. Pertimbangan tindakan
selanjutnya
. Pasien memahami keadaan
sakitnya(. Respon non #erbal terkadang
lebih menggambarrkan apa
-
7/24/2019 pengkajiannya askep
9/10
3. Ajarkan teknik relaksasi
nyeri kompres hangat
). Kolaborasi pemberian
analgesik
yang pasien rasakan
3. 4engajarkan pasien
mengontrol nyeri yang timbul
). 4engontrol " mengurangi
nyeri pasien
). ;ambatan
mobilitas isikberhubungan
dengan
kelemahan
Setalah dilakukan
tindakankeperawatan +
Mobility level
a. 4eningkat dalam
berakti#itasb. 4endemonstrasikan
latihan yang
diajarkan
!. Peningkatan AD8
:+
Eercise t!erapy
1. 4onitor tanda-tanda #ital
. elaskan manaat melatih
gerak pasien
(. 8atih latihan rentang
gerak $R>4% akti " pasi
3. Anjurkan pasien" keluarga
untuk otot-otot anggota
tubuh dengan teratur"
sesering mungkin sesuai
kemampuan pasien
). B#aluasi kemampuan
mobilitas pasien
1. 4engidentiikasi eek terapi
kepada pasien
. Pasien" keluarga paham
terhaddap manaat dari latihan
gerak dan diharapkan dapat
bekerja sama melatih rentanggerak pasien
(. 4en!egah kontraktur karena
otot-otot yang jarang
digunakan karena tirah baring
3. 4eningkatkan rekuensi
latihan sesuai kemampuan
pasien
). 4emonitor kemajuan
inter#ensi yangdilakukan
-
7/24/2019 pengkajiannya askep
10/10
Da#tar Pustaka
oane. 993."ursing #ntervention $lassi%ication. 4osby CSA
oane. 993."ursing &utcomes $lassi%ication. 4osby CSA
4uttain, Ari. 996.'uu Aar Asu!an *eperawatan *lien dengan +angguan
istem Persara%an-akarta Salemba 4edika
:urari, A.;. E Kusuma, ;.K. 91(.Apliasi Asu!an *epreawatan 'erdasaran
.iagnosa Medis / "A".A "#$0"&$-Fogyakarta 4edia!tion Publishing.
Pri!e SA, Gilson 84. 177). 1isiologi Proses0Proses Penyait- Edisi e02-akarta B/+.
SmeltHer, Suddarth. $991%. 'uu Aar *eperawatan Medial 'eda!- Volume 3.
akarta B/+.
ambayong, an. 999.Pato%isiologi untu *eperawatan- akarta B/+.
Soedarmo, d. 919. 4etanus- 'uu Aar #n%esi / Pediatri 4ropis- Edisi *e03.
akarta &adan Penerbit DA.
Sudoyo, d. 99*. 'uu Aar #lmu Penyait .alam. akarta Pusat PenerbitanPD 0KC