pengkajiannya askep

Upload: ria-difikarayen

Post on 20-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 pengkajiannya askep

    1/10

    Asuhan Keperawatan

    a. Pengkajian Fokus

    1. Anamnesa

    - Keluhan utama

    Keluhan yang sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan

    kesehatan adalah panas badan tinggi, kejang, dan penurunan

    kesadaran

    - Riwayat penyakit sekarang

    - Pengkajian RPS sangat penting diketahui untuk mengetahui

    predisposisi penyebab luka. Ditanyakan dengan jelas tentang gejala

    yang timbul seperti kapan mulai serangan, sembuh, dan bertambah

    buruk. Keluhan kejang perlu mendapat perhatian untuk dialkukan

    pengkajian lebih mendalam, bagamana siat timbulnya kejang,

    stimulus apa yang sering menimbulkan kejang, dan tindkana apa yang

    telah diberikan dalam upaya menurunkan keluahan kejang tersebut.

    - Adanya penurunan kesdaran atau perubahan pada tingkat kesadaran

    dihubungkan dengan toksin tetanus yang menginlamasi jaringan otak.

    Keluahan perubahan perubahan perilaku juga terjadi. Sesuai

    perkembanga penyakit dapat terjadi letargi, tidak responsi, dan koma.

    - Riawayat penyakit terdahulu

    Pengkajian penyakit yang pernah dialami klien yang memungkinkan

    adanya hubungan atau menjadi predisposisi keluahan sekarang

    meliputi pernahkah klien mengalami tubuh terluka dan luka tusuk

    yang dalam misalnyatertusuk paku, pe!ahan ka!a, terkena kaleng, atau

    lua yang menajdi kotor kerana terjatuhdi temapat kotor dan terbuka

    atau ke!elakaan dan timbul luka yang tertutup debu"kotoran juga luka

    bakar dan patah tulang terbuka. Adakah port de entrie lainnya seperti

    luka gores yang ringan kemudian menjadi bernanah dan gigi

    berlubang dikorek dengan benda yang kotor

  • 7/24/2019 pengkajiannya askep

    2/10

    - Pengkajian psiko sosio kultural

    Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien juaga penting

    untuk menilai respon atau pengaruh dalam kehidupan sehari-hari baik

    dalam keluarga dan masyarakat. Apakah ada dampak yang timbul

    pada klien, yaitu timbul ke!a!atan, rasa !emas, rasa ketidakmampuan

    melakukan sesuatu akti#itas se!ara optimal, dan pandangan terhadap

    dirinya yanga salah $gangguan !itra tubuh%. Karena klien harus

    menjalani rawat inap maka apakah keadaan ini memberi dampak pada

    status ekonomi klien, keena biaya perawatan dan pengobatan

    emerlukan dana yang tidak sedikit.

    b. Pemeriksaan Fisik

    Pemeriksaan isik pada klein dengan tetanus sebaiknya dilakukan per sistem

    $&1-&'% dengan okus pemeriksaan &( $brain% yang terarah dan

    dihubungkan dengan keluahan-keluahan dari klien. Pada klien tetanus

    biasanya didapatkan peningkatan suhu tubuh lebih dari normal (',)-(*,) +.

    keadaan ini biasanya dihubungkan dengan proses inlamasi dan toksin

    tetanus yang sudah mengganggu pusat pengatur suhu tubuh. Penururnan

    denyut nadi terjadi berhubungan dengan penuruna perusi jaringan otak.

    Apabila disertai peningkatan rekuensi pernaasan sering berhubungan

    dengan peningkatan laju metabolisme umum. D biasanya normal.

    a. &1

    nspeksi apakah klien batuk, produksi sputum, ssak naas. Penggunaan

    otot bantu pernaasan dan peningkatan rekuensi pernaasan yang sering

    didapatan pada klien tetanus yang disertai adanyanketidakeektanbersihan jalan naas. Pada toraks didapatkan taktil remitua seimbang

    kanan dan kiri. Auskulatasi bunyi naas tambahan seperti ronkhi pada

    klien dengan peningkatan sputum dan kemampuan batuk menurun

    b. &

    Pengkajian pada sistem kardio#askuler didapatkan syok hipo#olemik

    yang sering terjadi pada klien tetanus. D biasanya noral, peningkatan

    heart rate, adanya anemis karena han!urnya eritrosit.

    !. &(

  • 7/24/2019 pengkajiannya askep

    3/10

    Pengkajian &( merupakan pemeriksaan okus dan lebih lengkap

    dibandingkan pengkajian pada sistem lainnya

    - ingkat kesadaran

    Kesadaran klien biasanya !ompos mentis. Pada keadaan lanjut

    tingkat kesadaran klien tetanusmengalami penurunan pada tingkat

    letargi, stupor, dan semikomatosa. Apabila klien sudah mengalami

    koma maka penialaian /+S sanagat penting untuk menilai tingkat

    kesadaran klien dan bahan e#aluasi untuk monitoring pemberian

    asuhan

    - 0ungsi serebriStatus mental obser#asi penampilan klien dan tingkah lakunga, nilai

    gaya bei!ara klien dan obser#ai ekspresi wajah dan akti#itas motorik

    yang ada pada klien tetanus tahap lanjut biasanya status mental klien

    mengalami perubahan

    - Pemeriksaan sara kranial

    1% Sara . &iasanya pada klien tetanus tidak ada kelainan dan

    ungsi pen!iuman tidak ada kelainan.

    % Sara . es ketajaman pengelihatan pada kondisi normal

    (% Sara ,2,2. Dengan alasan yang tidak di ketahui, klien

    tetanus mengeluh mengalami otophobia atau sensiti yang

    berlebihan terhadap !ahaya. Respons kejang umum akibat

    stimulus rangsang !ahaya perlu di perhatikan perawat untuk

    memberikan inter#ensi menurunkan stimulus !ahaya tersebut.

    3% Sara 2. Releks masester menigkat. 4ulut men!u!u seperti

    mulut ikan $ini adalah gejala khas pada tetanus%.

    )% Sara 2. Persepsi penge!apan dalam batas normal, wajah

    simetris.'% Sara 2. idak di temukan adanya tuli kondukti dan tuli

    persepsi.

    *% Sara 5 dan 5. Kemampuan menelan kurang baik, kesukaran

    membuka mulut $trismus%.

    6% Sara 5. Di dapatkan kaku kuduk. Ketegangan otot rahang dan

    leher $mendadak%.

    7% Sara 5. 8idah simetris, tidak ada de#iasi pada satu sisi dan

    tidak ada pasikulasi. ndra penge!apan normal.

    19% Sistem motorik

  • 7/24/2019 pengkajiannya askep

    4/10

    Kekuatan otot menurun, !ontrol keseimbangan dan kordinasi

    pada tetanus tahap lanjut mengalami perubahan.

    - Pemeriksaan relek

    Pemeriksaan relek dalam, pengetukan pada tendon, ligamentum,

    atau periusteum derajat relek pada respon normal.

    - /erakan in#olunter

    idak ditemukan adanya tremor, i! dan distonia. Pada keadaan

    tertentu klien mengalami kejang umum, terutama pada anak yang

    tetanus disertai peningkatan suhu tubuh yang tinggi. Kejang

    berhubungan sekunder akibat area okal kortikal yang peka.

    - Sistem sensoriPemeriksaan sensorik pada tetanus biasanya di dapatkan perasaan

    raba normal, perasaan nyeri normal. Perasaan suhu normal. idak

    ada perasaan abnormal di permukaan tubuh. Perasaan proprioseti

    normal dan perasaan diskriminati normal.

    d. & 3 $blader%

    Penurunan #olume haluaran urin berhubungan dengan penurunan perpusi

    dan penurunan !urah jantung ke ginjal. Adanya retensi urin karena kejang

    umum. Pada klien yang sering kejang sebaiknya pengeluaran urine

    dengan menggunakan kateter.

    e. & ) $&owel %

    4ual sampai muntah dihubungkan dengan peningkatan produksi asam

    lambung. Pemenuhan nutrisi pada klien tetanus menurun karena

    anoreksia dan adanya kejang, kaku dinding perut $perut papan%

    merupakan tanda khas dari tetanus. Adanya spasme otot menyebabkan

    kesulitan &A&.

    . & ' $&one%

    Adanya kejang umum sehingga mengganggu mobilitas klien dan

    menurunkan akti#itas sehari-hari. Perlu dikaji apabila klien mengalami

    patah tulang terbuka yang memungkinkan port de entry kuman

    +lostridium tetani, sehingga memerlukan perawatan luka yang optimal.

    Adanya kejang memberikan resiko pada praktur pertibra pada bayi,

    ketegangan, dan spasme otot pada abdomen.

    c. Pemeriksaan Diagnostik

    8aboratorium leukositosis ringan, peninggian tekanan !airan otak,

    deteksi kuman sulit

  • 7/24/2019 pengkajiannya askep

    5/10

    Diagnosis Keperawatan

    a. Perusi jaringan !erebral tidak eekti

    berhubungan dengan penurunan oksigen di otak

    b. Ketidakeektian pola napas berhubungan

    dengan penurunan kontraksi paru

    !. &ersihan jalan napas tidak eekti

    berhubungan dengan penumpukan sekret

    d. :yeri akut berhubungan dengan kekakuan

    otot

    e. ;ambatan mobilitas isik berhubungan

    dengan opistotonus

  • 7/24/2019 pengkajiannya askep

    6/10

    Rencana Tindakan Keperawatan

    NoDiagnosa

    keperawatanTujuan Kriteria hasil Interensi keperawatan Rasional

    1. Perusi jaringan

    !erebral tidak

    eekti

    berhubungandengan

    penurunan

    oksigen di otak

    Setelah dilakukan

    asuhan selama +

    a. +ir!ulation

    statusb. :eurologi!

    status

    a. issue

    Preusion

    !erebral

    a. e

    kanan systole dan

    diastole dalam

    rentang yangdiharapkan

    b. i

    dak ada ortostatik

    hipertensi

    !. Ko

    munikasi jelasd. 4

    enunjukkan

    konsentrasi dan

    orientasi

    e. Pu

    pil seimbang dan

    reakti

    . &e

    bas dari akti#itaskejang

    g. i

    dak mengalami nyerikepala

    NI! "

    1. 4onitor 2

    . 4onitor A/D, ukuran

    pupil, ketajaman,kesimetrisan dan reaksi

    (. 4onitor adanya

    diplopia, pandangan

    kabur, nyeri kepala

    3. 4onitor le#el

    kebingungan danorientasi

    ). 4onitor tonus otot

    pergerakan

    '. 4onitor tekanan

    intrkranial dan respon

    nerologis

    *. +atat perubahan

    pasien dalam merespon

    stimulus6. 4onitor status !airan

    1. 4engetahui

    perkembangan tanda #ital klien

    . 4elihat adanyaperubahan

    (. 4emantau keluhan

    klien terkini

    3. 4enilai kesadaran

    klien

    ). 4enilaikemampuan otot klien

    '. 4emantau adanya

    keluhan klien

    *. 4endokumentasika

    n tindakan yang dilakukan

    6. 4emantau

    kebutuhan !airan klien

    . Ketidakeektian Setelah d ilakukan a. RR dalam batas :+

  • 7/24/2019 pengkajiannya askep

    7/10

    pola napas

    berhubungan

    dengan

    penurunan

    kontraksi paru

    tindakan

    keperawatan +

    Respiratorystatus : ventilation

    normal $16-9 kali

    permenit%

    b. idak terdapat sesak

    !. idak terdapat

    sianosisd. idak terdapat

    retraksie. idak terdapat

    pernapasan !uping

    hidung

    Airway management

    1. Kaji rekuensi napas

    . Auskultasi suara napas

    (. Pertahankan posisi pasien

    3. 4onitor pola napas pasien

    1. 4onitor indikator pola napas

    pasien

    . 4engidentiikasi adakah suara

    tambahan(. 4embantu pasien dalam

    #entilasi3. 4emantau keeektian

    tindakan

    (. &ersihan jalan

    npas tidak

    eekti

    berhubungandengan

    penumpukan

    sekret

    Setelah dilakukan

    asuhan

    keperawatan

    selama ....=3 jam,bersihan jalan

    napas kembali

    eekti

    :>+

    Respiration status

    (Ventilation),

    Airway patency

    a. se!ara subjekti

    sesak napas $-%, RR

    1'-9=" menit

    b. idak menggunakanotot bantu napas,

    retraksi +S$-%,

    ronkhi$-"-%, mengi$-"%

    !. Dapat

    mendemonstrasikan

    !ara batuk eekti.

    1. Kaji ungsi paru,

    adanya bunyi napas

    tambahan, perubahan

    irama dan kedalaman,penggunaan otot-otot

    aksesori, warna, dan

    kekentalan sputum

    . Ajarkan !ara batuk

    eekti

    1. 4embantu dan mengatasi

    komplikasi pontensial.

    Pengkajian ungsi pernapasan

    dengan inter#al yang teraturadalah penting karena

    pernapasan yang tidak eekti

    dan adanya kegagalan , karena

    adanya kelemahan atau

    paralisa pada otot ?otot

    interkostal dan diaragma yang

    berkembang dengan !epat

    . Klien berada pada risiko tinggi

    bila tidak dapat batuk eekti

    untuk membersihkan jalan

    napas dan mengalami kesulitan

    dalam menelan, yang dapatmenyebabkan aspirasi sali#a,

    dan men!etuskan gagal napas

  • 7/24/2019 pengkajiannya askep

    8/10

    (. 8akukan isioterapi

    dada, #ibrasi dada

    3. Penuhi hidrasi !airan#ia oral seperti minum

    air putih danpertahankan intake

    !airan )99 ml"hari

    ). 8akukan pengisapan

    lendir"su!tion pada

    jalan napas

    '. &erikan oksigen sesuai

    kebutuhan

    akut

    (. erapi isik dada membantu

    meningkatkan batuk lebih

    eekti

    3. Pemenuhan !airan dapatmengen!erkan mu!us yang

    kental dan dapat membantupemenuhan !airan yang

    banyak keluar dari tubuh

    ). Pengisapan mungkin

    diperlukan untuk

    mempertahankan kepateanan

    jalan napas menjadi bersihn

    napas

    '. Pemenuhan oksigen terutama

    pada klien tetanus dengan laju

    metabolism yang tinggi

    3. :yeri akut

    berhubungan

    dengan kontraksi

    otot

    Setelah dilakukan

    tindakan

    keperawatan +

    o Pain control

    a. 4ampu mengontrol

    nyeri

    b. :yeri berkurang

    !. 4ampu mengenali

    nyeri

    d. 4enyatakan rasa

    nyaman

    :+

    Pain Management

    1. Kaji karakteristik nyeri

    dariprecipitating, quality,

    region, severity, dantime

    (P@RS%, skala nyeri

    . &erikan penjelasan

    mengenai penyebab nyeri(. >bser#asi respon non-

    #erbal pasien

    1. Pertimbangan tindakan

    selanjutnya

    . Pasien memahami keadaan

    sakitnya(. Respon non #erbal terkadang

    lebih menggambarrkan apa

  • 7/24/2019 pengkajiannya askep

    9/10

    3. Ajarkan teknik relaksasi

    nyeri kompres hangat

    ). Kolaborasi pemberian

    analgesik

    yang pasien rasakan

    3. 4engajarkan pasien

    mengontrol nyeri yang timbul

    ). 4engontrol " mengurangi

    nyeri pasien

    ). ;ambatan

    mobilitas isikberhubungan

    dengan

    kelemahan

    Setalah dilakukan

    tindakankeperawatan +

    Mobility level

    a. 4eningkat dalam

    berakti#itasb. 4endemonstrasikan

    latihan yang

    diajarkan

    !. Peningkatan AD8

    :+

    Eercise t!erapy

    1. 4onitor tanda-tanda #ital

    . elaskan manaat melatih

    gerak pasien

    (. 8atih latihan rentang

    gerak $R>4% akti " pasi

    3. Anjurkan pasien" keluarga

    untuk otot-otot anggota

    tubuh dengan teratur"

    sesering mungkin sesuai

    kemampuan pasien

    ). B#aluasi kemampuan

    mobilitas pasien

    1. 4engidentiikasi eek terapi

    kepada pasien

    . Pasien" keluarga paham

    terhaddap manaat dari latihan

    gerak dan diharapkan dapat

    bekerja sama melatih rentanggerak pasien

    (. 4en!egah kontraktur karena

    otot-otot yang jarang

    digunakan karena tirah baring

    3. 4eningkatkan rekuensi

    latihan sesuai kemampuan

    pasien

    ). 4emonitor kemajuan

    inter#ensi yangdilakukan

  • 7/24/2019 pengkajiannya askep

    10/10

    Da#tar Pustaka

    oane. 993."ursing #ntervention $lassi%ication. 4osby CSA

    oane. 993."ursing &utcomes $lassi%ication. 4osby CSA

    4uttain, Ari. 996.'uu Aar Asu!an *eperawatan *lien dengan +angguan

    istem Persara%an-akarta Salemba 4edika

    :urari, A.;. E Kusuma, ;.K. 91(.Apliasi Asu!an *epreawatan 'erdasaran

    .iagnosa Medis / "A".A "#$0"&$-Fogyakarta 4edia!tion Publishing.

    Pri!e SA, Gilson 84. 177). 1isiologi Proses0Proses Penyait- Edisi e02-akarta B/+.

    SmeltHer, Suddarth. $991%. 'uu Aar *eperawatan Medial 'eda!- Volume 3.

    akarta B/+.

    ambayong, an. 999.Pato%isiologi untu *eperawatan- akarta B/+.

    Soedarmo, d. 919. 4etanus- 'uu Aar #n%esi / Pediatri 4ropis- Edisi *e03.

    akarta &adan Penerbit DA.

    Sudoyo, d. 99*. 'uu Aar #lmu Penyait .alam. akarta Pusat PenerbitanPD 0KC