pertemuan - 10 - petrologi.pdf

Upload: anon296087693

Post on 26-Feb-2018

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 PERTEMUAN - 10 - PETROLOGI.pdf

    1/31

    BATUAN BEKU DAN

    KLASIFIKASINYA

  • 7/25/2019 PERTEMUAN - 10 - PETROLOGI.pdf

    2/31

    SIKLUS BATUAN

    Para ahli geologi mengklasifikasikan batuan dalam tiga kelompok dasar:1.Beku (igneous),

    2.Sedimen (sedimentary)

    3.Metamorf (metamorphic)

    Batuan merupakan campuran dari berbagai mireral dan senyawa, dan komposisinya sangatbervariasi.

    Batu-gamping (limestone) misalnya, terutama berupa kalsit, sedangkan granit mengandungfelspar, kuarsa, dan magnesium besi dalam jumlah yang bervariasi.

    Tanah terbentuk akibat lapukan yang terjadi pada batuan

    Pada mulanya proses pelapukan terjadi pada batuan beku dan/atau deposit mineral yangtercurah yang terbentuk selama proses pendinginan batuan yang pijar tadi. Gravitasimelalui penggelinciran dan rangkak, yang menggerakkan air sebagai aliran permukaan,atau aksi dari angin dan es dapat mengangkut produk sampingan batuan lapuk ini ke lokasi

    yang baru, yang menghasilkan sedimen, atau deposit tanah yang ditransportasikan.

    Apabila gerakan kerak bumi ini mengakibatkan bertambahnya tekanan akibat berat tanah diatasnya dan panas lewat redaman energi dan lewat celah-celah di dalam kerak bumi yangmemungkinkan magma cair mengalir, beberapa batuan sedimen (dan beberapa batuanbeku) bermetamorfosa menjadi batuan metamorf. Gerakan kerak bumi selanjutnya telahmenyingkapkan lagi batuan tersebut sehingga mengalami pelapukan kembali, dan dalambeberapa kasus yaitu pada kedalaman dan kondisi geologi yang sesuai, telah mengubah

    kembali batuan tadi menjadi magma cair, dan siklus tadi diulangi kembali.

  • 7/25/2019 PERTEMUAN - 10 - PETROLOGI.pdf

    3/31

    SIKLUS BATUAN

    Batuanbeku

    Sedimenpasir,

    kerikil,lumpur

    Batuansedimen

    Batuanmeta-morf

    Panas,tekanan,larutan

    pelapu

    kan

    panas, tekanan,

    & larutan

  • 7/25/2019 PERTEMUAN - 10 - PETROLOGI.pdf

    4/31

    How Rocks Are Formed

  • 7/25/2019 PERTEMUAN - 10 - PETROLOGI.pdf

    5/31

    How Sedimentary Rock Is

    Formed

    How Metamorphic Rock Is

    Formed

    How Igneous Rock Is Formed

    For thousands, even millions of

    years, little pieces of our earth

    have been eroded broken down

    and worn away by wind and water.

    These little bits of our earth are

    washed downstream where they

    settle to the bottom of the rivers,

    lakes, and oceans. Layer after

    layer of eroded earth is deposited

    on top of each. These layers are

    pressed down more and more

    through time, until the bottom

    layers slowly turn into rock.

    Metamorphic rocks are rocks that

    have 'morphed' into another kind

    of rock. These rocks were once

    igneous or sedimentary rocks.

    How do sedimentary and igneous

    rocks change? The rocks are under

    tons and tons of pressure, which

    fosters heat build up, and this causes

    them to change. If you exam

    metamorphic rock samples closely,

    you'll discover how flattened some

    of the grains in the rock are.

    Igneous rocks are called fire rocks

    and are formed either underground

    or above ground. Underground,

    they are formed when the melted

    rock, called magma, deep within

    the earth becomes trapped in small

    pockets. As these pockets of magma

    cool slowly underground, the magma

    becomes igneous rocks. Igneous

    rocks are also formed when

    volcanoes erupt, causing the magma

    to rise above the earth's surface.

    When magma appears above the

    earth, it is called lava. Igneous rocks

    are formed as the lava cools above

    ground.

  • 7/25/2019 PERTEMUAN - 10 - PETROLOGI.pdf

    6/31

    SIKLUS BATUAN DAN TANAH

    Batuan beku adalah batuan yang terbentuk akibat mendinginnya magma cair.

    Pada saat penyesuaian tegangan secara periodik mengakibatkan retakan danpatahan pada kerak batuan itu. Magma akan keluar melalui retakan dan patahantersebut, baik hanya sebagian saja (menghasilkan mata air panas dan geiser untukkondisi-kondisi tertentu) maupun seluruhnya sampai ke permukaan (membentukgunung). Aliran yang terputus dan tidak sampai ke permukaan bumi akan mengalirke dalam kerak bumi dan membentuk batuan intrusif atau batuan plutonik

    BATUAN BEKU (IGNEOUS ROCK

    ):

  • 7/25/2019 PERTEMUAN - 10 - PETROLOGI.pdf

    7/31

    SIKLUS BATUAN DAN TANAH

    Batuan beku diklasifikasikan menurut tekstur, komposisi, warna, dan sumbernya.Beberapa batuan beku adalah:

    BATUAN BEKU (IGNEOUS ROCK):

    Batuan kasar: Granit - warna terang

    Diorit warna antara

    Gabro warna gelap

    Batuan halus: Riolit warna terang

    Basal warna gelap

    Batuan lava: Obsidian hitam dan berkilat

    Batu apung ringan, berongga, berkilat

    Skoria kemerahan sampai hitam, berongga

  • 7/25/2019 PERTEMUAN - 10 - PETROLOGI.pdf

    8/31

    SIKLUS BATUAN DAN TANAH

    BATUAN BEKU:

    Batu

    apung

  • 7/25/2019 PERTEMUAN - 10 - PETROLOGI.pdf

    9/31

    PEMBENTUKAN TANAH AKIBAT PELAPUKAN

    (WEATHERING)

    Pelapukan batu menghasilkan bahan dari mana batuan sedimenterbentuk dan menghasilkan tanah

    Pelapukan dapat bersifat mekanis/fisikaataukimiawi.

    Pelapukan Mekanis

    Pelapukan mekanis terjadi apabila

    batuan berubah menjadi fragmen yang

    lebih kecil tanpa terjadinya suatu

    perubahan kimiawi.

    Penyebab pelapukan mekanis:

    Pengaruh iklim (temperatur dan

    curah hujan)

    Eksfoliasi

    (exfoliation/pengupasan)

    Erosi oleh angin dan hujan

    Abrasi

    Kegiatan organic

    Pelapukan Kimiawi

    Pelapukan kimiawi meliputi

    perubahan mineral batuan

    menjadi senyawa mineral yang

    baru.

    Proses yang terjadi antara lain :

    Oksidasi

    Pelarutan (solution)

    Pelumeran (leaching)

    Hidrolisi

    Klasifikasi tanah menurut deposit pembentukannya:

    - tanah residu (residual soil)- tanah yang dipindahkan (transported soil)

  • 7/25/2019 PERTEMUAN - 10 - PETROLOGI.pdf

    10/31

    Terbentuk pada lokasinya yang sekarangmelalui pelapukan batuan dasar

    Cenderung mempunyai karakteristik:

    Mengandung mineral yang telahmengalami pelapukan dari batuandasar.

    Partikelnya cenderung berbentukpersegi atau agak persegi

    Ukuran butiran tidak terbatas,maksudnya kalau tanah tersebutdiayak, maka partikel yang lolossaringan akan tergantung pada waktudan energi yang dipakai saat prosespengayakan.

    PEMBENTUKAN TANAH AKIBAT

    PELAPUKAN

    Residual Soil:

    Terbentuk dari pelapukan batuan di satutempat dan sekarang dijumpai padatempat yang lain

    Bahan pemindah antara lain:

    Air (alluvial soils)

    Gletser (glacial soils)

    Angin (aeolian soils)

    Gravitasi (colluvial soils)

    Danau (lacustrine soils)

    Laut (marine soil)

    Transported soil:

  • 7/25/2019 PERTEMUAN - 10 - PETROLOGI.pdf

    11/31

    SIKLUS BATUAN DAN TANAH

    Proses pelapukan akan mengurangi massa batuan menjadi partikel-partikel

    yang lebih mudah terangkat oleh angin, air, dan es.

    Apabila bahan tadi mengendap, maka ia disebut sedimen. Sedimen biasanya

    didepositkan lapis per lapis yang disebut lapisan (strata), dan apabila

    dipadatkan dan tersementasi menjadi satu akan membentuk batuan sedimen

    [proses ini disebutpembatuan (lithification)].

    Batuan-batuan ini, yang paling banyak adalah serpih, batu-pasir, dan batu-

    gamping, merupakan 75 persen dari seluruh batuan yang tersingkap di

    permukaan bumi.

    Batuan sedimen diklasifikasikan atas:

    BATUAN SEDIMEN (SEDIMENTARY ROCK):

    -batuan klastik (clastic) Serpih, Batu pasir, mudstone, Konglomerat-kimiawi (chemical) Batu gamping, Dolomit,

    Evaporit

    -biokimiawi/organic Coquinq, Batu gamping karang,Kapur (chalk), Karang (koral)

    Batu bara (coal)

  • 7/25/2019 PERTEMUAN - 10 - PETROLOGI.pdf

    12/31

    SIKLUS BATUAN DAN TANAH

    Batuan sedimen diklasifikasikan atas:

    BATUAN SEDIMEN (SEDIMENTARY ROCK):

    -batuan klastik (clastic) Serpih, Batu pasir, mudstone, Konglomerat

    -kimiawi (chemical) Batu gamping, Dolomit,

    Evaporit

    -biokimiawi/organic Coquinq, Batu gamping karang,

    Kapur (chalk), Karang (koral)

    Batu bara (coal)

  • 7/25/2019 PERTEMUAN - 10 - PETROLOGI.pdf

    13/31

    SIKLUS BATUAN DAN TANAH

    Batuan metamorf terjadi akibat proses metamorfosa suatu batuan sedimenmelalui temperatur dan tekanan yang tinggi, atau batuan beku yang terbenamjauh di dalam tanah.

    Selama proses metamorfosa, batuan yang asli mengalami perubahan-perubahan kimiawi dan fisik yang mengubah tekstur, serta komposisi mineraldan kimiawinya.

    Penyusunan kembali mineral selama metamorfosa menghasilkan dua teksturdasar batuan: terfoliasi (foliated) dan tidak terfoliasi (nonfoliated).

    Foliasi menghasilkan mineral batuan yang menjadi datar atau berbentuk pelatdan tersusun dalam jalur atau lapisan yang sejajar:

    BATUAN METAMORF (METAMORPHIC ROCK):

    Batuan terfoliasi : Batu tulis (sabak/slate), Sekis, Genes

    Batuan tak terfoliasi : Kuarsit, Marmer, Antrasit

  • 7/25/2019 PERTEMUAN - 10 - PETROLOGI.pdf

    14/31

    GERAKAN KERAK BUMI

    Gerakan kerak bumi menghasilkan perubahan bentuk

    struktural yang disebut:

    -Lipatan (folds)

    - Patahan (faults)

    - Kekar (joint)

  • 7/25/2019 PERTEMUAN - 10 - PETROLOGI.pdf

    15/31

    Air hujan yang jatuh ke daratan selanjutnya akan berjalan mengikutisalah satu dari sejumlah jalur gerak yang membentuk suatu siklushidrologi

    Bagian yang menjalani jalur gerak suatu limpasan permukaan (runoff)akan menyebabkan erosi dan pemindahan (transportasi).

    Erosi dan transportasi tergantung pada kecepatan air yang bergerakdipengaruhi oleh

    1. gradien

    2. jumlah air yang melalui satu titik

    3. keadaan sungai.

    ALIRAN AIR DAN DEPOSIT ALUVIAL

    Pada umumnya, gradien akan makin berkurang dari hulu sampai ke hilir. Hiliratau muara ini dapat berakhir pada sungai yang lain, sebuah danau, atau laut.Kecepatan akhir pada danau atau laut akan mendekati nol berdasarkanpertimbangan kontinuitas dan persamaan aliran

  • 7/25/2019 PERTEMUAN - 10 - PETROLOGI.pdf

    16/31

    ALIRAN AIR DAN DEPOSIT ALUVIAL

    Sedimentasi terjadi ketika kecepatan air yang bertambah kecil.Pada bagian dalam kelokan tidak dapat lagi mengangkut bahan-bahan yangdikandung oleh air.Bagian luar kelokan yang mempunyai kecepatan yang lebih tinggi akan

    menggerus tebing sungai, sehingga kelokan tadi akan bertambah

    Karena bahan yang tererosi mengandung berbagai ukuran butir danmempunyai derajat ketahanan yang berbeda-beda, maka tidak akan terdapatsungai yang benar-benar lurus, kecuali untuk jarak yang sangat pendek(biasanya kurang dari 10 kali lebar efektif saluran).Sumbu saluran (sungai) cenderung mengalir ke kiri dan ke kanan, atau disebutkelokan (meander).

    Dalam waktu geologi, ini biasanya akan menghasilkan lembah yang lebar diantara tebing-tebing batuan, dengan dasarnya terdiri dari tanah atau sedimenyang dipindahkan.

  • 7/25/2019 PERTEMUAN - 10 - PETROLOGI.pdf

    17/31

    ALIRAN AIR DAN DEPOSIT ALUVIAL

    Erosi pada leher kelokan dapat menyebabkan terpotongnya kelokan itu,sehingga terdapat bagian yang melengkung dan terpisah yang disebut punuksapi atau oxbow atau disebut juga tikungan tapal kuda (horse shoe bend).

    Oxbow ini dapat berupa daerah rawa (slough) apabila salah satu ujungnyatetap berhubungan dengan sungai, sehingga air-balik (backwater) akanmenggenang.

    Danau oxbow terbentuk apabila oxbow tadi terisi penuh oleh air.

    Depresi ini kemudian dapat terisi oleh sedimen berbutir-halus, lumpur, danbahan organik selama dan di antara banjir-banjir yang berturutan.

    Hasilnya adalah:

    Perubahan posisi sungai yang menerus dan lambat laun ini mengakibatkanseluruh dasar lembah akan terdiri dari aluvium atau sedimen.

    deposit tanah yang sangat buruk dan sangat plastis (batas cairnya seringsampai 60% hingga 100% atau lebih)

    deposit lanau, lempung berlanau, gambut organik

  • 7/25/2019 PERTEMUAN - 10 - PETROLOGI.pdf

    18/31

    BATASAN TANAH UKURAN PARTIKEL

    Ukuran Butir (mm)

    Nama Insitusi Kerikil Pasir Lanau Lempung

    Massachusetts Institute of Technology (MIT)

    U. S. Department of Agriculture (USDA)

    American Association of State Highway and

    Transportation Officials (AASHTO)

    >2

    >2

    76,2 - 2

    2 0,06

    2 0,05

    2 0,075

    0,06 0,002

    0,05 0,002

    0,075 0,002

  • 7/25/2019 PERTEMUAN - 10 - PETROLOGI.pdf

    19/31

    BATASAN TANAH UKURAN PARTIKEL

    BATASAN TANAH UKURAN PARTIKEL:

  • 7/25/2019 PERTEMUAN - 10 - PETROLOGI.pdf

    20/31

    BATASAN TANAH UKURAN PARTIKEL

    ANALISIS MEKANIS TANAH:

    1. Analisis Ayakan : untuk partikel berdiameter > 0,075 mm.

    2. Analisis Hydrometer : untuk partikel berdiameter < 0,075 mm

  • 7/25/2019 PERTEMUAN - 10 - PETROLOGI.pdf

    21/31

    ANALISIS AYAKAN

    No.

    Ayakan

    Lubang

    (mm)

    No.

    Ayakan

    Lubang

    (mm)

    4 4,750 50 0,300

    6 3,350 60 0,250

    8 2,630 80 0,180

    10 2,000 100 0,150

    16 1,180 140 0,106

    20 0,850 170 0,088

    30 0,600 200 0,075

    40 0,425 270 0,053

    B S Sieves ASTM Sieves IS Sieves

  • 7/25/2019 PERTEMUAN - 10 - PETROLOGI.pdf

    22/31

    ANALISIS

    AYAKAN

    B S Sieves

    B.S.:410-1962

    ASTM Sieves

    ASTM E11-1961

    IS Sieves

    IS: 460-1962

    Nosaringan

    Ukuranlubang (mm)

    Nosaringan

    Ukuranlubang (mm)

    Nosaringan

    Ukuranlubang (mm)

    2 in

    1 in

    in

    3/8 in

    3/16 in

    6

    8

    12

    14

    16

    25

    30

    36

    44

    60

    72

    85

    100

    120

    170

    200350

    50.80

    38.10

    19.05

    9.52

    4.76

    2.80

    2.00

    1.40

    1.20

    1.00

    0.600

    0.500

    0.420

    0.355

    0.250

    0.210

    0.180

    0.150

    0.125

    0.090

    0.0750.045

    2 in

    1 in

    in

    3/8 in

    4

    7

    10

    14

    16

    18

    30

    35

    40

    45

    60

    70

    80

    100

    120

    170

    200325

    50.80

    38.10

    19.00

    9.51

    4.76

    2.83

    2.00

    1.41

    1.19

    1.00

    0.595

    0.500

    0.420

    0.354

    0.250

    0.210

    0.177

    0.149

    0.125

    0.088

    0.0740.044

    50 mm

    40 mm

    20 mm

    10 mm

    4.75 mm

    2.80 mm

    2.00 mm

    1.40 mm

    1.18 mm

    1.00 mm

    600

    500

    425

    355

    250 212

    180

    150

    125

    90

    75 45

    50.00

    40.00

    20.00

    10.00

    4.75

    2.80

    2.00

    1.40

    1.18

    1.00

    0.600

    0.500

    0.425

    0.355

    0.250

    0.212

    0.180

    0.150

    0.125

    0.090

    0.0750.045

  • 7/25/2019 PERTEMUAN - 10 - PETROLOGI.pdf

    23/31

    ANALISIS HIDROMETER

    Bekerja berdasarkan prinsipsedimentasi butiran tanah di dalam airyang ditentukan oleh kecepatanpartikel tanah.

    ASTM 152Hhydrometer

    (ASTM = American Society for Testing and Materials)

    2

    18D

    ws

    t

    LD

    wsws

    1818

    = kecepatans= unit berat dari partikel tanahw=unit berat air= viskositas airD= diameter partikel tanah

    Hukum Stokes

    A

    VLLL

    B

    212

    1

    L1= jarak dari puncak atas labu ke titik pmbacaanL2 = panjang labu hidrometer = 14 cmVB= volume labu hidrometer = 67 cm

    3

    A= Luas penampang tabung silinder = 27,8 cm2

  • 7/25/2019 PERTEMUAN - 10 - PETROLOGI.pdf

    24/31

    ANALISIS HIDROMETER

    2

    18Dws

    t

    LD

    wsws

    1818

    Gs= specific gravity of soil solids

    Hukum Stokes

    wss G

    tL

    GD

    ws

    1

    18

    Apabila satuan yang digunakan adalah g, cm,dan menit maka:

    t

    L

    GD

    ws

    1

    30

    Bila w dianggap 1 maka:

    (min)

    )(

    t

    cmLKD

    K adalah fungsi dari Gsdan yang bergantungpada temperatur air pada saat test.

  • 7/25/2019 PERTEMUAN - 10 - PETROLOGI.pdf

    25/31

    ANALISIS HIDROMETER

    K adalah fungsi dari Gsdan yang bergantungpada temperatur air pada saat test.

    (min)

    )(

    t

    cmLKD

  • 7/25/2019 PERTEMUAN - 10 - PETROLOGI.pdf

    26/31

    CONTOH ANALISIS AYAKAN

    No. Ayakan Diameter

    (mm)

    Massa tertahan

    (g)

    Persen tertahan

    (%)

    Persen lolos

    (%)

    10 2.000 0 0 100.00

    16 1.180 9.0 2.2 97.80

    30 0.600 24.66 5.48 92.32

    40 0.425 17.60 3.91 88.41

    60 0.250 23.90 5.31 83.10

    100 0.150 35.10 7.80 75.30

    200 0.075 59.85 13.30 62.00

    loyang - 278.99 62.00 0

    Massa contoh tanah kering = 450 gram

  • 7/25/2019 PERTEMUAN - 10 - PETROLOGI.pdf

    27/31

    KURVA DISTRIBUSI BUTIRAN

    Tanah A:

    - Kerikil (>4,75 mm)

    - Pasir (4,75 mm - 0,075 mm)

    - Lanau/lempung (

  • 7/25/2019 PERTEMUAN - 10 - PETROLOGI.pdf

    28/31

    Kurva I : gradasi buruk (purely graded)

    Kurva II : gradasi baik (well graded)

    Kurva III : gradasi senjang (gap graded)

    Ciri well graded:

    Cc = 1 3 (kerikil dan pasir)

    Cu > 4 (kerikil)

    Cu > 6 (pasir)

    KURVA DISTRIBUSI BUTIRAN

    Latihan soal 1.1

  • 7/25/2019 PERTEMUAN - 10 - PETROLOGI.pdf

    29/31

    LATIHAN SOAL 1.1

    06.9331.2-loyang

    100450

    6.9313.4260.40.075200

    20.3621.2495.60.150100

    41.619.889.10.25060

    61.422.8102.60.42540

    84.21149.50.85020

    95.24.8021.62.00010

    100004.7504

    Persen lolos

    (%)

    Persen tertahan

    (%)

    Massa tertahan

    (g)

    Diameter

    (mm)

    No. Ayakan

  • 7/25/2019 PERTEMUAN - 10 - PETROLOGI.pdf

    30/31

    LATIHAN SOAL 1.1

  • 7/25/2019 PERTEMUAN - 10 - PETROLOGI.pdf

    31/31

    LATIHAN SOAL 1.1

    D10 = 0.086 mm

    D30 = 0.200 mm

    D60 = 0.400 mm

    65.4086.0

    400.0

    D

    D=

    10

    60 u

    C

    16.1086.0400.0

    200.0

    Dx

    D=

    2

    1060

    2

    30 xD

    Cc