proposal finalut
TRANSCRIPT
7/24/2019 Proposal Finalut
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-finalut 1/26
BAB I
PENDAHULUAN
Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Sampai saat ini janin yang terkecil
yang dilaporkan dapat hidup diluar kandungan, mempunyai berat badan 297 gram
waktu lahir. Akan tetapi karena jarangnya janin yang dilahirkan dengan berat
badan dibawah 5 gram dapat hidup terus, maka abortus ditentukan sebagai
pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 5 gram atau kurang dari
2 minggu. Abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut abortus spontan.
Abortus buatan adalah pengakhiran kehamilan sebelum 2 minggu akibat
tindakan. Abortus terapeutik ialah abortus buatan yang dilakukan atas indikasi
medik !
"erdasarkan aspek klinisnya, abortus spontan dibagi menjadi beberapa
kelompok, yaitu abortus imminens #threatened abortion$, abortus insipiens
#inevitable abortion$, abortus inkomplit, abortus komplit, missed abortion, dan
abortus habitualis #recurrent abortion$, abortus ser%ikalis, abortus in&eksiosus,
dan abortus septik.!,2
Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada
kehamilan sebelum 2 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
'eproduksi manusia relati& tidak e&isien, dan abortus adalah komplikasi tersering
pada kehamilan, dengan kejadian keseluruhan sekitar !5( dari kehamilan yang
ditemukan.2,) *amun angka kejadian abortus sangat tergantung kapada riwayat
obstetri terdahulu, dimana kejadiannya lebih tinggi pada wanita yang sebelumnya
mengalami keguguran daripada pada wanita yang hamil dan berakhir dengankelahiran hidup.)
+re%alensi abortus juga meningkat dengan bertambahnya usia, dimana
pada wanita berusia 2 tahun adalah !2(, dan pada wanita diatas )5 tahun adalah
5(.) elapan puluh persen abortus terjadi pada !2 minggu pertama kehamilan.2
+enelitian-penelitian terdahulu menyebutkan bahwa angka kejadian
abortus sangat tinggi. Sebuah penelitian pada tahun !99 memperkirakan total
kejadian abortus di Indonesia berkisar antara 75.. dan dapat mencapai ! juta
!
7/24/2019 Proposal Finalut
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-finalut 2/26
per tahun dengan rasio !/ abortus per ! konsepsi. Angka tersebut mencakup
abortus spontan maupun buatan. Abortus inkomplit sendiri merupakan salah satu
bentuk klinis dari abortus spontan maupun sebagai komplikasi dari abortus
pro%okatus kriminalis ataupun medisinalis. Insiden abortus inkompit sendiri
belum diketahui secara pasti namun yang penting diketahui adalah sekitar 0 (
dari wanita hamil yang mengalami abortus inkomplit memerlukan perawatan
rumah sakit akibat perdarahan yang terjadi2,,).
Abortus inkomplit memiliki komplikasi yang dapat mengancam
keselamatan ibu karena adanya perdarahan masi& yang bisa menimbulkan
kematian akibat adanya syok hipo%olemik apabila keadaan ini tidak mendapatkan
penanganan yang cepat dan tepat. Seorang ibu hamil yang mengalami abortus
inkomplit dapat mengalami guncangan psikis. tidak hanya pada ibu namun juga
pada keluarganya, terutama pada keluarga yang sangat menginginkan anak.
1engenal lebih dekat tentang abortus inkomplit menjadi penting bagi para
pelayan kesehatan agar mampu menegakkan diagnosis kemudian memberikan
penatalaksanaan yang sesuai dan akurat, serta mencegah komplikasi.
2
7/24/2019 Proposal Finalut
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-finalut 3/26
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada
kehamilan sebelum 2 minggu dan masih ada sisa yang tertinggal di dalam
uterus!.
2.2 Epidemiologi
Insiden abortus inkomplit belum diketahui secara pasti, namun demikian
disebutkan sekitar 0 persen dari wanita hamil dirawat dirumah sakit dengan
perdarahan akibat mengalami abortus inkomplit. Inisiden abortus spontan secara
umum disebutkan sebesar !( dari seluruh kehamilan. Angka-angka tersebut
berasal dari data-data dengan sekurang-kurangnya ada dua hal yang selalu
berubah, kegagalan untuk menyertakan abortus dini yang tidak diketahui, dan
pengikutsertaan abortus yang ditimbulkan secara ilegal serta dinyatakan sebagai
abortus spontan5.
ebih dari /( abortus terjadi dalam !2 minggu pertama kehamilan dan
angka tersebut kemudian menurun secara cepat pada umur kehamilan selanjutnya.
Anomali kromosom menyebabkan sekurang-kurangnya separuh dari abortus pada
trimester pertama, kemudian menurun menjadi 2-( pada trimester kedua dan
5-! ( pada trimester ketiga5.
'esiko abortus spontan semakin meningkat dengan bertambahnya paritas
di samping dengan semakin lanjutnya usia ibu serta ayah. 3rekuensi abortus yang
dikenali secara klinis bertambah dari !2( pada wanita yang berusia kurang dari
2 tahun, menjadi 20( pada wanita yang berumur di atas ) tahun. 4ntuk usia
paternal yang sama, kenaikannya adalah dari !2( menjadi 2(. Insiden abortus
bertambah pada kehamilan yang belum melebihi umur bulan5,0.
7/24/2019 Proposal Finalut
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-finalut 4/26
2.3 Etiologi
1ekanisme pasti yang bertanggungjawab atas peristiwa abortus tidak
selalu tampak jelas. +ada beberapa bulan pertama kehamilan, ekspulsi hasil
konsepsi yang terjadi secara spontan hampir selalu didahului kematian embrio
atau janin, namun pada kehamilan beberapa bulan berikutnya, sering janin
sebelum ekspulsi masih hidup dalam uterus.
ematian janin sering disebabkan oleh abnormalitas pada o%um atau 6igot
atau oleh penyakit sistemik pada ibu, dan kadang-kadang mungkin juga
disebabkan oleh penyakit dari ayahnya5.
2.3.1 Pe!em"#ng#n $igot %#ng A"nom#l
Abnormalitas kromosom merupakan penyebab dari abortus spontan.
Sebuah penelitian meta-analisis menemukan kasus abnormalitas kromosom
sekitar )9( dari abortus spontan. risomi autosomal merupakan anomali yang
paling sering ditemukan #52($, kemudian diikuti oleh poliploidi #2! ($ dan
monosomi 8 #!($7/ .
2.3.2 &#!to '#ten#l
"iasanya penyakit maternal berkaitan dengan abortus euploidi. +eristiwa
abortus tersebut mencapai puncaknya pada kehamilan ! minggu, dan karena
saat terjadinya abortus lebih belakangan, pada sebagian kasus dapat ditentukan
etiologi abortus yang dapat dikoreksi. Sejumlah penyakit, kondisi kejiwaan
dan kelainan perkembangan pernah terlibat dalam peristiwa abortus euploidi5.
#.Infe!si
:rganisme seperti Treponema pallidum, Chlamydia trachomatis, Neisseria gonorhoeae, Streptococcus agalactina, %irus herpes simplek,
cytomegalovirus Listeria monocytogenes dicurigai berperan sebagai
penyebab abortus. o;oplasma juga disebutkan dapat menyebabkan
abortus. Isolasi Mycoplasma hominis dan Ureaplasma urealyticum dari
traktus genetalia sebagaian wanita yang mengalami abortus telah
menghasilkan hipotesis yang menyatakan bahwa in&eksi mikoplasma yang
menyangkut traktus genetalia dapat menyebabkan abortus. ari kedua
)
7/24/2019 Proposal Finalut
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-finalut 5/26
organisme tersebut, Ureaplasma Urealyticum merupakan penyebab
utama5.
".Pen%#!it(Pen%#!it Konis %#ng 'elem#)!#n
+ada awal kehamilan, penyakit-penyakit kronis yang melemahkan
keadaan ibu misalnya penyakit tuberkulosis atau karsinomatosis jarang
menyebabkan abortus59.
<ipertensi jarang disertai dengan abortus pada kehamilan sebelum
2 minggu, tetapi keadaan ini dapat menyebabkan kematian janin dan
persalinan prematur 59. iabetes maternal pernah ditemukan oleh sebagian
peneliti sebagai &aktor predisposisi abortus spontan, tetapi kejadian ini
tidak ditemukan oleh peneliti lainnya5.
*. Peng#+) Endo!in
enaikan insiden abortus bisa disebabkan oleh hipertiroidisme,
diabetes mellitus, dan de&isiensi progesteron59. iabetes tidak
menyebabkan abortus jika kadar gula dapat dikendalikan dengan baik.
e&isiensi progesteron karena kurangnya sekresi hormon tersebut dari
korpus luteum atau plasenta mempunyai hubungan dengan kenaikan
insiden abortus. arena progesteron ber&ungsi mempertahankan desidua,
de&isiensi hormon tersebut secara teoritis akan mengganggu nutrisi pada
hasil konsepsi dan dengan demikian turut berperan dalam peristiwa
kematiannya5.
d. N+tisi
+ada saat ini, hanya malnutrisi umum sangat berat yang paling besar
kemungkinanya menjadi predisposisi meningkatnya kemungkinan abortus.
*ausea serta %omitus yang lebih sering ditemukan selama awal kehamilan
dan setiap deplesi nutrient yang ditimbulkan, jarang diikuti dengan abortus
spontan. Sebagaian besar mikronutrien pernah dilaporkan sebagai unsur
yang penting untuk mengurangi abortus spontan.
e. ,"#t(,"#t#n d#n To!sin Ling!+ng#n
"erbagai macam 6at dilaporkan berhubungan dengan kenaikan insiden
abortus. *amun ternyata tidak semua laporan ini mudah dikon&irmasikan.
5
7/24/2019 Proposal Finalut
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-finalut 6/26
f. &#!to(f#!to Im+nologis
3aktor imunologis yang telah terbukti signi&ikan dapat menyebabkan
abortus spontan yang berulang antara lain = antikoagulan lupus #A>$ dan
antibodi anti cardiolipin #A>A$ yang mengakibatkan destruksi %askuler,
trombosis, abortus serta destruksi plasenta.
g. -#met %#ng 'en+#
"aik umur sperma maupun o%um dapat mempengaruhi angka insiden
abortus spontan. Insiden abortus meningkat terhadap kehamilan yang
berhasil bila inseminasi terjadi empat hari sebelum atau tiga hari sesudah
peralihan temperatur basal tubuh, karena itu disimpulkan bahwa gamet
yang bertambah tua di dalam traktus genitalis wanita sebelum &ertilisasi
dapat menaikkan kemungkinan terjadinya abortus. "eberapa percobaan
binatang juga selaras dengan hasil obser%asi tersebut5,7.
). L#p#otomi
rauma akibat laparotomi kadang-kadang dapat mencetuskan
terjadinya abortus. +ada umumnya, semakin dekat tempat pembedahan
tersebut dengan organ panggul, semakin besar kemungkinan terjadinya
abortus. 1eskipun demikian, sering kali kista o%arii dan mioma bertangkai
dapat diangkat pada waktu kehamilan apabila mengganggu gestasi.
+eritonitis dapat menambah besar kemungkinan abortus.
i. T#+m# &isi! d#n T#+m# Emosion#l
ebanyakan abortus spontan terjadi beberapa saat setelah kematian
embrio atau kematian janin. ?ika abortus disebabkan khususnya oleh
trauma, kemungkinan kecelakaan tersebut bukan peristiwa yang baru
terjadi tetapi lebih merupakan kejadian yang terjadi beberapa minggusebelum abortus. Abortus yang disebabkan oleh trauma emosional bersi&at
spekulati&, tidak ada dasar yang mendukung konsep abortus dipengaruhi
oleh rasa ketakutan marah ataupun cemas5,7,9.
. Kel#in#n Ute+s
elainan uterus dapat dibagi menjadi kelainan akuisita dan kelainan
yang timbul dalam proses perkembangan janin,de&ek duktus mulleri yang
dapat terjadi secara spontan atau yang ditimbulkan oleh pemberian
0
7/24/2019 Proposal Finalut
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-finalut 7/26
dietilstilbestrol #@S$5,7. >acat uterus akuisita yang berkaitan dengan
abortus adalah leiomioma dan perlekatan intrauteri. eiomioma uterus
yang besar dan majemuk sekalipun tidak selalu disertai dengan abortus,
bahkan lokasi leiomioma tampaknya lebih penting daripada ukurannya.
1ioma submokosa, tapi bukan mioma intramural atau subserosa, lebih
besar kemungkinannya untuk menyebabkan abortus. *amun demikian,
leiomioma dapat dianggap sebagai &aktor kausati& hanya bila hasil
pemeriksaan klinis lainnya ternyata negati& dan histerogram menunjukkan
adanya de&ek pengisian dalam ka%um endometrium. 1iomektomi sering
mengakibatkan jaringan parut uterus yang dapat mengalami ruptur pada
kehamilan berikutnya, sebelum atau selama persalinan.
+erlekatan intrauteri #sinekia atau sindrom Ashennan$ paling sering
terjadi akibat tindakan kuretase pada abortus yang terin&eksi atau pada
missed abortus atau mungkin pula akibat komplikasi postpartum. eadaan
tersebut disebabkan oleh destruksi endometrium yang sangat luas.
Selanjutnya keadaan ini mengakibatkan amenore dan abortus habitualis
yang diyakini terjadi akibat endometrium yang kurang memadai untuk
mendukung implatansi hasil pembuahan.
!. In!ompetensi se/i!s
ejadian abortus pada uterus dengan ser%iks yang inkompeten
biasanya terjadi pada trimester kedua. @kspulsi jaringan konsepsi terjadi
setelah membran plasenta mengalami ruptur pada prolaps yang disertai
dengan balloning membran plasenta ke dalam %agina.
2.3.3 &#!to P#ten#l
<anya sedikit yang diketahui tentang peranan &aktor paternal dalam
proses timbulnya abortus spontan. ang pasti, translokasi kromosom sperma
dapat menimbulkan 6igot yang mengandungt bahan kromosom terlalu sedikit
atau terlalu banyak, sehingga terjadi abortus5,7.
Faktor fetal
elainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin
7
7/24/2019 Proposal Finalut
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-finalut 8/26
atau cacat. elainan berat biasanya menyebabkan kematian janin pada hamil
muda. 3aktor-&aktor yang menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan janin antara
lain kelainan kromosom, lingkungan kurang sempurna dan pengaruh dari luar.
elainan kromosom merupakan kelainan yang sering ditemukan pada abortus
spotan seperti trisomi, poliploidi dan kemungkinan pula kelainan kromosom seks.
ingkungan yang kurang sempurna terjadi bila lingkungan endometrium di sekitar
tempat implantasi kurang sempurna sehingga pemberian 6at-6at makanan pada
hasil konsepsi terganggu. +engaruh dari luar seperti radiasi,%irus, obat-obat yang
si&atnya teratogenik.
Bambar 2.2 romosom trisomi2
Faktor plasenta seperti endarteritis dapat terjadi dalam %illi koriales dan
menyebabkan oksigenasi plasenta terganggu, sehingga menyebabkan gangguan
pertumbuhan dan kematian janin. eadaan ini bisa terjadi sejak kehamilan
muda misalnya karena hipertensi yang menahun.
2.0. P#togenesis
+roses abortus inkomplit dapat berlangsung secara spontan maupun
sebagai komplikasi dari abortus pro%okatus kriminalis ataupun medisinalis. +roses
terjadinya berawal dari pendarahan pada desidua basalis yang menyebabkan
nekrosis jaringan diatasnya. Selanjutnya sebagian atau seluruh hasil konsepsi
/
7/24/2019 Proposal Finalut
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-finalut 9/26
terlepas dari dinding uterus. <asil konsepsi yang terlepas menjadi benda asing
terhadap uterus sehingga akan dikeluarkan langsung atau bertahan beberapa
waktu. +ada kehamilan kurang dari / minggu hasil konsepsi biasanya dikeluarkan
seluruhnya karena %illi korialies belum menembus desidua secara mendalam.
+ada kehamilan antara / minggu sampai !) minggu %illi koriales menembus
desidua lebih dalam sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna yang
dapat menyebabkan banyak perdarahan. +ada kehamilan lebih dari !) minggu
umumnya yang mula-mula dikeluarkan setelah ketuban pecah adalah janin,
disusul kemudian oleh plasenta yang telah lengkap terbentuk. +erdarahan tidak
banyak jika plasenta segera terlepas dengan lengkap!,5,9.
2.. -#m"##n Klinis
Bejala umum yang merupakan keluhan utama berupa perdarahan
per%aginam derajat sedang sampai berat disertai dengan kram pada perut bagian
bawah, bahkan sampai ke punggung. ?anin kemungkinan sudah keluar bersama-
sama plasenta pada abortus yang terjadi sebelum minggu ke-!, tetapi sesudah
usia kehamilan ! minggu, pengeluaran janin dan plasenta akan terpisah. "ila
plasenta, seluruhnya atau sebagian tetap tertinggal dalam uterus, maka pendarahan
cepat atau lambat akan terjadi dan memberikan gejala utama abortus inkompletus.
Sedangkan pada abortus dalam usia kehamilan yang lebih lanjut, sering
pendarahan berlangsung amat banyak dan kadang-kadang masi& sehingga terjadi
hipo%olemik berat57.
2.. Di#gnosis
iagnosis abortus inkomplit ditegakkan berdasarkan gambaran klinis
melalui anamnesis dan hasil pemeriksaan &isik, setelah menyingkirkan
kemungkinan diagnosis banding lain, serta dilengkapi dengan pemeriksaan
penunjang. +emeriksaan &isik mengenai status ginekologis meliputi pemeriksaan
abdomen, inspikulo dan vaginal toucher. +alpasi tinggi &undus uteri pada abortus
inkomplit dapat sesuai dengan umur kehamilan atau lebih rendah. +emeriksaan
penunjang berupa 4SB akan menunjukkan adanya sisa jaringan.
idak ada nyeri tekan ataupun tanda cairan bebas seperti yang terlihat pada
kehamilan ektopik yang terganggu. +emeriksaan dengan menggunakan spekulum
9
7/24/2019 Proposal Finalut
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-finalut 10/26
akan memperlihatkan adanya dilatasi ser%iks, mungkin disertai dengan keluarnya
jaringan konsepsi atau gumpalan-gumpalan darah. "imanual palpasi untuk
menentukan besar dan bentuk uterus perlu dilakukan sebelum memulai tindakan
e%akuasi sisa hasil konsepsi yang masih tertinggal. 1enentukan ukuran sondase
uterus juga penting dilakukan untuk menentukan jenis tindakan yang sesuai).
2.. Di#gnosis B#nding
Abortus inkomplit dapat di diagnosis banding=
• Abortus iminens C eguguran membakat dan akan terjadi. alam hal ini
keluarnya &etus masih dapat dipertahankan dengan memberikan obat-obat
hormonal dan antispasmodik serta istirahat.
alau perdarahan setelah beberapa minggu masih ada, maka perlu ditentukan
apakah kehamilan masih baik atau tidak. alau reaksi kehamilan 2 berturut-
turut negati&, maka sebaiknya uterus dikosongkan #kuret$.
• ehamilan ektopik tuba C ehamilan ektopik adalah kehamilan o%um yang
dibuahi berimplantasi dan tumbuh di tempat yang tidak normal, termasuk
kehamilan ser%ikal dan kehamilan kornual.
• Abortus mola.- Adalah perdarahan per%aginam, yang muncul pada 2 minggu
kehamilan biasanya berulang dari bentuk spotting sampai dengan perdarahan
banyak. +ada kasus dengan perdarahan banyak sering disertai dengan
pengeluaran gelembung dan jaringan mola.!) an pada pemeriksaan &isik dan
4SB tidak ditemukan ballotement dan detak jantung janin.
2.4. Pen#t#l#!s#n##n
erlebih dahulu dilakukan penilaian mengenai keadaan pasien dan
diperiksa apakah ada tanda-tanda syok. +enatalaksanaan abortus spontan dapat
dilakukan dengan menggunakan teknik pembedahan maupun medis. eknik
pembedahan dapat dilakukan dengan pengosongan isi uterus baik dengan cara
kuretase maupun aspirasi %akum. Induksi abortus dengan tindakan medis
menggunakan preparat antara lain = oksitosin intra%enus, larutan hiperosmotik
intraamnion seperti larutan salin 2( atau urea (, prostaglandin @2, 32a dan
analog prostaglandin yang dapat berupa injeksi intraamnion, injeksi ekstraokuler,
!
7/24/2019 Proposal Finalut
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-finalut 11/26
insersi %agina, injeksi parenteral maupun per oral, antiprogesteron - '4 )/0
#me&epriston$, atau berbagai kombinasi tindakan tersebut diatas.
+ada kasus-kasus abortus inkomplit, dilatasi ser%iks sebelum tindakan
kuretase sering tidak diperlukan. +ada banyak kasus, jaringan plasenta yang
tertinggal terletak secara longgar dalam kanalis ser%ikalis dan dapat diangkat dari
ostium eksterna yang sudah terbuka dengan memakai &orsep o%um atau &orsep
cincin. "ila plasenta seluruhnya atau sebagian tetap tertinggal di dalam uterus,
induksi medis ataupun tindakan kuretase untuk menge%akuasi jaringan tersebut
diperlukan untuk mencegah terjadinya perdarahan lanjut.
+erdarahan pada abortus inkomplit kadang-kadang cukup berat, tetapi
jarang berakibat &atal5. @%akuasi jaringan sisa di dalam uterus untuk
menghentikan perdarahan dilakukan dengan cara!=
!. ?ika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang dari !0 minggu,
e%akuasi dapat dilakukan secara digital atau cunam o%um untuk mengeluarkan
hasil konsepsi yang keluar melalui ser%iks. ?ika pendarahan berhenti, beri
ergometrin ,2 mg intramuskular atau misoprostol ) mcg per oral.
2. ?ika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan kurang dari
!0 minggu, e%akuasi hasil konsepsi dengan=
D Aspirasi Eakum merupakan metode e%akuasi yang terpilih. @%akuasi dengan
kuret tajam sebaiknya dilakukan jika aspirasi %akum manual tidak tersedia.
D ?ika e%akuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrin ,2 mg
intramuskular #diulangi setelah !5 menit jika perlu$ atau misoprostol ) mcg
per oral #dapat diulangi setelah ) jam jika perlu$.
. ?ika kehamilan lebih dari !0 minggu=
D "erikan in&us oksitosin 2 unit dalam 5 ml cairan intra%ena #garam
&isiologis atau 'inger aktat$ dengan kecepatan ) tetes per menit sampai
terjadi ekspulsi hasil konsepsi.
D ?ika perlu berikan misoprostol 2 mcg per%aginam setiap ) jam sampai
terjadi ekspulsi hasil konsepsi #maksimal / mcg$.
D @%akuasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus.
eknik kuretase dengan penyedotan #aspirasi %akum$ sangat berman&aat
!!
7/24/2019 Proposal Finalut
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-finalut 12/26
untuk mengosongkan uterus, dilakukan dengan menyedot isi uterus menggunakan
kanula yang terbuat dari bahan plastik atau metal dengan tekanan negati&. ekanan
negati& dapat menggunakan pompa %akum listrik atau dengan syringe pump 0
ml. Aspirasi %akum merupakan prosedur pilihan yang lebih aman jika
dibandingkan dengan teknik kuretase tajam, digunakan pada kehamilan kurang
dari !2 minggu, dapat dilakukan hanya dengan atau tanpa analgesia lokal pada
ser%iks maupun analgesia sistemik sedang. Aplikasi aspirasi %akum bahkan dapat
dilakukan sampai pada umur kehamilan !5 minggu, tergantung pada ketrampilan
dan pengalaman operator. Complete abortion rate aspirasi %akum berkisar antara
95 - !(. 1etode ini merupakan metode pilihan untuk mengatasi abortus
inkomplit.
@%akuasi jaringan sisa dapat dilakukan secara lengkap dalam waktu -!
menit5. Sebelum melakukan tindakan kuretase, pasien, tempat dan alat kuretase
disiapkan terlebih dahulu. +ada pasien yang mengalami syok, atasi syok terlebih
dahulu. osongkan kandung kencing, selanjutnya dapat diberikan anestesi #jika
diperlukan$. akukan pemeriksaan ginekologik ulang untuk menentukan besar
dan bentuk uterus, kemudian lakukan tindakan antisepsis pada ginitalia eksterna,
%agina dan ser%iks. Spekulum %agina dipasang dan selanjutnya ser%iks
dipresentasikan dengan tenakulum. 4terus disondase dengan hati-hati untuk
menentukan besar dan arah uterus. 1asukkan kanula yang sesuai dengan dalam
ka%um uteri melalui ser%iks yang telah berdilatasi #tersedia ukuran kanula dari )
mm sampai !2 mm$. Selanjutnya kanula dihubungkan dengan aspirator #0 <g
pada aspirator listrik atau ,0 atm pada syringe). anula digerakkan perlahan-
lahan dari atas kebawah dan sebaliknya, sambil diputar 0F. "ila ka%um uteri
sudah bersih dari jaringan konsepsi, akan terasa dan terdengar gesekan kanuladengan miometrium yang kasar, sedangkan dalam botol penampung jaringan akan
timbul gelembung udara. +asca tindakan tanda-tanda %ital diawasi selama !5-
menit tanpa anestesi dan selama ! - 2 jam bila dengan anestesi umum.
+emeriksaan lanjut dapat dilakukan ! - 2 minggu kemudian!.
+enatalaksanaaan abortus dengan teknik medis dibuktikan aman dan
e&ekti&. @&ikasi terapi mi&epriston dengan misoprostol dilaporkan sebesar 9/(
pada kehamilan trimester pertama awal. *amun demikian, pada abortus
!2
7/24/2019 Proposal Finalut
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-finalut 13/26
inkomplit, metode ini tidak memberikan keuntungan yang signi&ikan. 4ntuk
mencapai ekspulsi spontan yang lengkap dengan terapi prostaglandin
#misoprostol$ diperlukan waktu rata-rata selama 9 hari. 'egimen me&epriston,
antiprogesteron digunakan secara luas, bekerja dengan cara mengikat reseptor
progesteron, sehingga terjadi inhibisi e&ek progesteron untuk menjaga kehamilan.
osis yang digunakan 2 mg. ombinasi selanjutnya #0 - )/ jam$ dengan
pemberian prostaglandin / μg insersi %agina mengakibatkan kontraksi uterus
lebih lanjut yang kemudian diikuti dengan ekspulsi jaringan konsepsi.
@&ek yang terjadi pada terapi dengan obat-obatan ini berupa kram pada
perut yang disertai dengan perdarahan yang menyerupai menstruasi namun
dengan &ase yang memanjang, selama 9 hari bahkan dapat terjadi selama )5 hari.
ontraindikasi penggunaan obat-obat tersebut adalah pada keadaan dengan gagal
ginjal akut, kelainan &ungsi hati, perdarahan abnormal, perokok berat dan alergi.
2.5. Pognosis
ecuali adanya inkompetensi ser%iks, angka kesembuhan yang terlihat
sesudah mengalami tiga kali abortus spontan akan berkisar antara 7 dan /5(
tanpa tergantung pada pengobatan yang dilakukan. Abortus inkomplit yang di
e%akuasi lebih dini tanpa disertai in&eksi memberikan prognosis yang baik
terhadap ibu5,9.
2.16. Kompli!#si
Abortus inkomplit yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan
syok akibat perdarahan hebat dan terjadinya in&eksi akibat retensi sisa hasilkonsepsi yang lama didalam uterus5. Sinekia intrauterin dan in&ertilitas juga
merupakan komplikasi dari abortus.
"erbagai kemungkinan komplikasi tindakan kuretase dapat terjadi, seperti
per&orasi uterus, laserasi ser%iks, perdarahan, e%akuasi jaringan sisa yang tidak
lengkap dan in&eksi. omplikasi ini meningkat pada umur kehamilan setelah
trimester pertama. +anas bukan merupakan kontraindikasi untuk kuretase apabila
pengobatan dengan antibiolik yang memadai segera dimulai5.
!
7/24/2019 Proposal Finalut
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-finalut 14/26
omplikasi yang dapat terjadi akibat tindakan kuretase antara lain =
omplikasi ?angka pendek
!. apat terjadi re&leks %agal yang menimbulkan muntah-muntah, bradikardi
dan cardiac arrest .
2. +er&orasi uterus yang dapat disebabkan oleh sonde atau dilatator. "ila
per&orasi oleh kanula, segera diputuskan hubungan kanula dengan aspirator.
Selanjutnya ka%um uteri dibersihkan sedapatnya. +asien diberikan
antibiotika dosis tinggi. "iasanya pendarahan akan berhenti segera. "ila
ada keraguan, pasien dirawat.
. Ser%iks robek yang biasanya disebabkan oleh tenakulum. "ila pendarahan
sedikit dan berhenti, tidak perlu dijahit.
). +erdarahan yang biasanya disebabkan sisa jaringan konsepsi.
+engobatannya adalah pembersihan sisa jaringan konsepsi.
5. In&eksi akut dapat terjadi sebagai salah satu komplikasi. +engobatannya
berupa pemberian antibiotika yang sensiti& terhadap kuman aerobik
maupun anaerobik. "ila ditemukan sisa jaringan konsepsi, dilakukan
pembersihan ka%um uteri setelah pemberian antibiotika pro&ilaksis minimal
satu hari.
omplikasi jangka panjang
In&eksi yang kronis atau asimtomatik pada awalnya ataupun karena in&eksi
yang pengobatannya tidak tuntas dapat menyebabkan
!. in&ertilitas baik karena in&eksi atau tehnik kuretase yang salah sehingga
terjadi perlengketan mukosa #sindrom Ashennan$
2. nyeri pel%is yang kronis.
BAB 3
LAP,7AN KASUS
!)
7/24/2019 Proposal Finalut
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-finalut 15/26
3.1. Identit#s P#sien
*ama = "
4mur = ! ahun
?enis elamin = +erempuan
Alamat = ?l. "uluh Indah gg IIG/
+ekerjaan = Ibu 'umah angga
Agama = <indu
Suku = "ali
"angsa = Indonesia
1'S = September 2!)
3.2. An#mnesis
eluhan 4tama=
+erdarahan per %aginam
+erjalanan +enyakit=
+asien datang dengan keluhan perdarahan per%aginam sejak 7 hari sebelum
masuk rumah sakit #2G9G!)$ dan dikatakan bahwa perdarahan awalnya
berupa &lek-&lek yang warnanya merah kecoklatan, kemudian bertambah berat
sejak pagi sebelum masuk rumah sakit #G9G!)$ dan keluar darah serta
gumpalan. +asien juga mengeluh nyeri pada perut bagian bawah sejak dua hari
sebelum masuk rumah sakit. *yeri dirasakan bertambah keras setelah keluar
&lek. Saat ini keluhan nyeri perut sudah berkurang. 'iwayat trauma dan
pingsan disangkal.
es kehamilan pada urin positi& yang dilakukan di bidan.
'iwayat menstruasi
• 1enarche umur !) tahun, dengan siklus teratur setiap 2/ hari, lamanya
-) hari tiap kali menstruasi.
• <ari pertama haid terakhir lupa
'iwayat perkawinan
+asien menikah satu kali dengan suami yang sekarang selama H !2 tahun.
!5
7/24/2019 Proposal Finalut
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-finalut 16/26
'iwayat persalinan
!. aki-laki, Aterm, 5 gr, p spt b, bidan
2. +erempuan, Aterm, gr, p spt b, bidan
. <amil ini
'iwayat Ante *atal >are #A*>$
i bidan sebanyak ! kali
4SB ! kali
'iwayat "
" Suntik J "ulan.
'iwayat penyakit dahulu
iabetes melitus, asma, hipertensi dan penyakit jantung disangkal oleh
pasien
'iwayat penyakit keluarga
iabetes melitus, asma, hipertensi dan penyakit jantung pada keluarga
disangkal oleh pasien
3.3. Pemei!s##n &isi!
!. Status Present
eadaan umum = baik esadaran = @)E510#>1$
ekanan arah = !!G7 mm<g *adi = / ;Gmenit
'espirasi = 2 ;Gmenit Suhu tubuh = 0,) F>
2. Status eneral
1ata = Anemis -, Ikterus -
< = esan enang
horaks= >or = S!S2 tunggal reguler murmur#-$
+o = Ees G 'h -G- Kh -G-
Abd= L status ginekologi
@;t= <angat G
. Status gine!ologi=
Abdomen = 3undus uteri tidak teraba, nyeri tekan tidak ada, tanda
!0
7/24/2019 Proposal Finalut
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-finalut 17/26
cairan bebas tidak ada, massa tidak ada
Inspekulo = %G% &l #$, pM #$, li%ide #$, jaringan #$
E = 3l; #$, &l #-$, pM #$, jaringan #$, perdarahan akti& #-$
3.0 Di#gnosis Ke#
B+22 4 0-7 1gg dengan Abortus Inkomplit
3.. Pemei!s##n Pen+n#ng
arah engkap
H#sil D##) Leng!#p8
K">= 9. !-N
'">= ),09 !-0 N
<B"= !), gGdl
<>= )!,0 (
+= 27) !- N
" = 2 O> = 9 O
3.. Pen#t#l#!s#n##n
; = uretase dengan BA
Amo;ycillin ;5 mg
Asam 1e&enamat ;5 mg
1etil @rgometrin ;! tabS3 2;! tab
1; = :bser%asi 2 jam pasca kuretase
I@= pasien dan keluarga
3.. Pognosis
ubius ad bonam
BAB I9
PE'BAHASAN
!7
7/24/2019 Proposal Finalut
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-finalut 18/26
0.1 Di#gnosis
Seorang pasien ! tahun, <indu, "ali, datang dengan keluhan perdarahan
per%aginam sejak 7 hari S1'S #2G9G!)$, awalnya dikatakan perdarahan berupa
&lek-&lek yang warnanya merah kecoklatan namun sejak pagi S1'S tanggal
#G9G!)$ terdapat perdarahan dan gumpalan, disertai nyeri pada perut bagian
bawah, namun saat ini keluhan nyeri perut sudah berkurang. 'iwayat trauma
disangkal.
*yeri dirasakan bertambah keras setelah keluar &lek. es kehamilan pada
urin positi& pada tanggal 5-9-!).
+ada pemeriksaan &isik didapatkan status present dan general normal,
pemeriksaan abdomen &undus uteri tidak teraba, nyeri tekan tidak ada, tanda
cairan bebas tidak ada, massa tidak ada. +ada inspikulo didapatkan pembukaan
:4@ dan tampak jaringan. ari pemeriksaan dalam didapatkan, terdapat &luksus,
pembukaan ostium uteri eksternum #:4@$ dan tampak jaringan.
+ada pasien tersebut, pada anamnesis jelas didapatkan adanya keluhan
telat haid yang mendukung bahwa pasien sedang hamil. isamping itu telah
dilakukan tes kencing di bidan swasta dengan hasil positi& hamil. Selain adanya
keluhan perdarahan per%aginam yang banyak didapatkan juga keluhan nyeri perut
bagian bawah dan tidak ada riwayat trauma &isik. "erdasarkan data anamnesis
tersebut, maka dapat dipikirkan adanya kecurigaan terhadap gejala abortus,
terlebih lagi pasien sedang dalam masa reproduksi. +ada kasus ini, setelah
dilakukan pemeriksaan dalam ternyata didapatkan adanya pembukaan ostium uteri
eksternum #:4@$ dan teraba massaGjaringan besar dan konsistensi uterus sesuai
dengan usia kehamilam 0-7 minggu.
"erdasarkan gambaran klinis yang jelas inilah kemudian dapat ditegakkan
diagnosanya menjadi abortus inkomplit.
Kalaupun demikian jika hanya dari anamnesa saja mungkin cukup sulit
untuk dapat yakin bahwa itu merupakan suatu abortus inkomplit oleh karena
adanya keluhan perdarahan per%aginam pada kehamilan muda, selain abortus
inkomplit perlu juga dipikirkan kemungkinan lain seperti= kehamilan ektopik,
mola hidatidosa, dan kehamilan dengan kelainan pada pel%is. 4ntuk abortus itu
!/
7/24/2019 Proposal Finalut
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-finalut 19/26
sendiri, masih harus dipikirkan berdasarkan mekanismenya apakah abortus
spontan atau abortus pro%okatus oleh karena penatalaksanaannya yang berbeda.
emungkinan lainnya yang harus disingkirkan adalah kehamilan ektopik,
namun pada kehamilan ektopik, nyeri merupakan keluhan utamanya. Apalagi jika
sudah terjadi kehamilan ektopik terganggu. +erdarahan per%aginam merupakan
tanda penting kedua yang dapat menandakan kematian janin, dimana perdarahan
tidak banyak dan berwarna coklat tua. 1eskipun gejala klinisnya dapat ber%ariasi
dari perdarahan yang banyak dan tiba-tiba dalam rongga perut sampai gejala yang
tidak jelas, ada trias klasik yang sering didapatkan yaitu, amenore, perdarahan dan
nyeri abdomen.
Sedangkan kemungkinan yang paling jauh yang dapat dipikirkan adalah
adanya suatu mola hidatidosa. ang dimaksud dengan mola hidatidosa adalah
kehamilan yang berkembang tidak wajar, dimana tidak ditemukan janin dan
hampir seluruh %ili korealis mengalami perubahan hidrotik. +ada mola perdarahan
merupakan gejala utama, dimana si&at perdarahannya bisa intermitten, sedikit-
sedikit atau sekaligus banyak yang dapat menyebabkan syok. +ada kasus dengan
perdarahan yang banyak sering disertai dengan pengeluaran gelembung dari
jaringan mola. +ada pemeriksaan &isik, besar uterus tidak sesuai dengan usia
kehamilan #5( kasus menunjukkan besar uterus lebih dari usia kehamilan
sesungguhnya$, tidak ditemukan balotement dan denyut jantung janin. Selain itu
pada permulaan kehamilan biasanya pasien mengalami hiperemesis gra%idarum,
mual, muntah pusing dengan derajat keluhan yang lebih berat. +erkembangan
kehamilan adalah lebih pesat sehingga pada umumnya didapatkan uterus lebih
besar dari umur kehamilan.
+emeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain adalah pemeriksaan laboratorium berupa darah lengkap dan tes kehamilan, dan
ultrasonogra&i #4SB$. +ada pemeriksaan darah lengkap, dapat ditemukan <b yang
masih dalam batas normal. <itung sel darah putih dan laju endap darah meningkat
bahkan tanpa adanya in&eksi. 1enurunnya atau kadar plasma yang rendah dari P-
h>B adalah penanda kehamilan abnormal, baik blighted ovum, abotus spontan,
ataupun kehamilan ektopik.2
+emeriksaan 4SB trans%aginal berguna untuk mendokumentasikan
!9
7/24/2019 Proposal Finalut
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-finalut 20/26
kehamilan intrauterin. +ada abortus inkomplit, sakus gestasional biasanya terlihat
gepeng dan ireguler, material ekogenik yang mewakili jaringan plasenta terlihat
dalam ka%um uteri.2
"erdasarkan uraian diatas maka diagnosenya cenderung mengarah ke
abortus inkomplit, karena dari anamnese dan pemeriksaan &isik ginekologi jelas
didapatkan gejala klinis yang sesuai dengan abortus inkomplit. Adanya diagnose
banding yaitu abortus iminens, kehamilan ektopik dan mola dapat disingkirkan.
+emeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan hematologi
rutin yaitu untuk mencari terutama kadar hemoglobin yang bertujuan dengan
mengetahui adanya kadar hemoglobin pasien apakah masih dalam batas normal
ataupun tidak. +ada kasus ini hasil dari laboratorium darah rutin didapatkan dalam
batas normal, sehingga tidak perlu ditakutkan adanya keadaan anemi.
+emeriksaan penunjang lainnya, 4SB dapat pula menyingkirkan adanya
kehamilan ektopik atau suatu mola hidatidosa. engan pemeriksaan 4SB pada
trimester awal kehamilan, dapat diketahui kehamilan tersebut intra atau ekstra
uteri. Sedangkan pada kasus mola, dengan pemeriksaan 4SB, menunjukkan
gambaran yang khas yaitu berupa badai salju # sno" #la!e pattern$. +ada kasus ini
pemeriksaan 4SB tidak dikerjakan, karena secara klinis diagnosa abortus
inkomplit dapat ditegakkan dan 4SB sudah dilakukan sebelumnya.
0.2 &#!to pedisposisi #t#+ etiologi
1ekanisme pasti yang bertanggungjawab atas peristiwa abortus tidak
selalu tampak jelas. ematian janin sering disebabkan oleh abnormalitas pada
o%um atau 6igot atau oleh penyakit sistemik pada ibu, dan kadang-kadang
mungkin juga disebabkan oleh &aktor paternal seperti translokasi kromosom.
"erdasarkan anamnesis kejadian abortus ini adalah kejadian yang pertama
kalinya. +enyebab terjadinya abortus inkomplit pada pasien ini belum dapat
dipastikan. +enyebab lain yang dapat dipertimbangkan adalah &aktor nutrisi,
&aktor paternal, serta paparan obat-obatan dan toksin lingkungan.
+ada kasus abortus inkomplit ini mungkin dapat lebih diperdalam lagi
sehingga dapat diketahui etiologinya #eksplorasi kausa$. isamping itu, &aktor-
2
7/24/2019 Proposal Finalut
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-finalut 21/26
&aktor lainnya juga harus ditelusuri seperti ada tidaknya kelainan pada plasenta
#end arteritis vili !orealis yang dapat dipicu oleh karena hipertensi menahun$ serta
adanya penyakit pada ibu antara lain pneumoni, ti&us abdominalis, malaria dan
anemia berat, yang juga dapat menyebabkan abortus. Ini sangatlah perlu untuk
memahami &aktor-&aktor resiko tersebut sehingga dapat membantu memberikan
konseling kepada pasien. omunikasi, in&ormasi, dan edukasi #I@$ kepada
pasien merupakan komponen penting untuk memberikan penjelasan yang benar
dan dapat dipahami oleh pasien tentang apa yang ia alami. :leh karena itu dapat
dianjurkan kepada pasien untuk dilakukannya eksplorasi kausa. Secara garis
besar, terjadinya suatu abortus dapat disebabkan oleh keadaan dari hasil konsepsi
itu sendiri #6ygote$, adanya penyakit kronis dan in&eksi yang diderita oleh ibu,
pengaruh lingkungan misalnya lingkungan &isik #paparan radiasi tertentu, in&eksi
oleh :'><$ atau adanya riwayat penggunaan obat-obat tertentu yang bersi&at
teratogenik dan adanya trauma &isik. Selain itu adanya gangguan
hormonalGendokrin juga dikatakan sebagai salah satu &aktor yang berpengaruh.
isamping itu juga perlu dipikirkan kemungkinan adanya gangguan pada
uterus berupa kelainan hormonal yang mempengaruhi endometrium, kelainan oleh
karena &actor mekanik #adanya mioma submukus$ serta kelainan anatomis
#ser%iks inkompeten, uterus bikornu, uterus arkuatus, dan lain-lain$.
?ika ada kecurigaan bahwa kausanya adalah kelainan pada 6igot dimana
de&eknya bersi&at genetikal maka usaha eksplorasinya bisa berupa pemeriksaan
kromosom #kariotype$ karena mungkin saja kelainan genetik pada 6igot ternyata
berasal dari gen-gen mutasi baik dari ibu ataupun ayah. etapi tentunya
pemeriksaan ini belum berkembang di Indonesia dan biayanya cukup tinggi.
Selain itu pemeriksaan patologi anatomi jaringan yang diklaim akan mengetahuiapakah ada tidaknya suatu keganasan. *amun pada kasus abortus inkomplit ini
tidak dilakukan pemeriksaan +A.
Adanya penyakit in&eksi akut #pneumonia, malaria$ atau penyakit kronis
#diabetes mellitus, <ipertensi kronis, penyakit li%erGginjal kronis$ dapat diketahui
lebih mendalam melalui anamnesa yang baik dan terperinci. +enting juga
diketahui bagaimana perjalanan penyakitnya jika memang pernah menderita
in&eksi berat, seperti apakah telah diterapi dengan tepat dan adekuat. <al ini
2!
7/24/2019 Proposal Finalut
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-finalut 22/26
penting sebagai data dasar untuk nantinya dapat membantu dalam
menghubungkan dengan kejadian ':". etidakjelasan secara klinis adanya
diabetes melitus atau gangguan kronis pada hepar atau ginjal dapat dibantu
dengan pemeriksaan gula darah acakG 2 jam pp, tes &ungsi hatiG 3 #ASGA$
maupun tes &ungsi ginjalG '3 #"4*GS>$. 4ntuk eksplorasi kausa, pemeriksaan-
pemeriksaan diatas dapat dikerjakan.
?ika ingin mengetahui pengaruh &aktor lingkungan, maka perlu ditanyakan
tentang lingkungan tempat tinggal ibu, mungkin ada tidaknya riwayat
menjalankan radioterapi, maupun lingkungan kerjanya. Ada tidaknya binatang
seperti kucing yang dianggap sebagai %ektor penularan :'><, penting juga
diketahui. :leh karena itu boleh disarankan pemeriksaan serologis :'>< untuk
mengetahui titer antibodi terhadap %irus ini.
emikian juga penggunaan obatCobatan tertentu yang dianggap
teratogenik harus dicari dari anamnesa karena jika ada mungkin hal ini merupakan
salah satu &aktor yang berperan.
Adanya kelainan anatomis pada uterus misalnya ser%iks inkompeten
#mudah berdilatasi$ atau kelainan bentuk uterus #bikornus$ dapat diketahui dari
pemeriksaan 4SB, <SB #histerosal&ingogra&i$, histeroskopi, dan laparoskopi
#prosedur diagnostik$.
+emeriksaan yang dapat dianjurkan kepada pasien ini adalah pemeriksaan
:'><, laboratorium terhadap penyakit kelamin, 4SB. +emeriksaan :'><
dapat dilakukan untuk mengetahui in&eksi dari %irus-%irus tersebut karena dapat
menyebabkan terjadinya abortus maka diperlukan pengobatan terlebih dahulu.
In&eksi dari kelamin juga dapat menyebabkan abortus karena kebanyakan in&eksi
kelamin pada wanita bersi&at asimtomatik sehingga memerlukan eksplorasi yanglebih lanjut. ari pemeriksaan 4SB sekaligus juga dapat mengetahui adanya
suatu mioma terutama jenis submukosa. 1ioma submukosa merupakan salah satu
&aktor mekanik yang dapat mengganggu implantasi hasil konsepsi. ?ika terbukti
adanya mioma pada pasien ini maka perlu dieksplorasi lebih jauh mengenai
keluhan dan harus dipastikan apakah mioma ini berhubungan langsung dengan
adanya 'iwayat :bstetri "uruk pada pasien ini. <al ini penting karena mioma
yang mengganggu mutlak dilakukan operasi.
22
7/24/2019 Proposal Finalut
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-finalut 23/26
4raian diatas penting disampaikan kepada pasien agar ia dapat memahami
apa kira-kira yang melatarbelakangi penyakitnya. +ilihan lain yang dapat
disarankan adalah mengenai adopsi anak. 1aka dari itu, konseling pada pasien ini
perlu melibatkan pihak lain, khususnya suaminya untuk ikut memberi dukungan
kepada pasien.
0.3 Pen#t#l#!s#n##n
+ada kasus ini pada saat pasien 1'S keadaan umumnya stabil, dan tidak
didapatkan tanda-tanda syok. :leh karena pada pemeriksaan &isik teraba massa
jaringan maka harus dilakukan e%akuasi isi uterus dengan kuretase dan
selanjutnya diberikan medikamentosa berupa antibiotika, analgetika dan
uterotonika. ang penting setelah tindakan adalah obser%asi dua jam setelah
kuretase untuk monitoring %ital sign dan adanya keluhan. 1aka dari itu adanya
komplikasi seperti perdarahan ringan sampai berat, in&eksi, dan kelainan &ungsi
pembekuan darah dapat dihindari.
1engingat komplikasi tindakan ini cukup banyak, maka perlu dilakukan
dengan prosedur yang benar dan hati-hati untuk mengurangi resiko tersebut
seminimal mungkin. Adapun penanganan kasus ini adalah dengan=
• uretase dengan BA
• 1edikamentosa
Amo;ycillin ;5 mg
Asam 1e&enamat ;5 mg
1etil @rgometrin ;! tab
S3 2;! tab
• I@
eadaan pasien stabil dan diberikan pengobatan Amo;ycillin untuk terapi karena
tindakan yang in%asi& pada kuretase dapat menyebabkan in&eksi, Asam
1e&enamat untuk mengurangi nyeri dan 1etil @rgometrin untuk mempertahankan
kontraksi uterus yang mana berperan dalam mengurangi perdarahan.
2
7/24/2019 Proposal Finalut
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-finalut 24/26
Setelah dilakukan kuretase dan post kuretase keadaan penderita baik
dan dipulangkan 2 jam setelah kuretase.
+enderita disarankan untuk kontrol ke poliklinik satu minggu kemudian
untuk mengetahui perkembangan penderita.
I@ merupakan hal yang sangat penting didalam kasus ini dimana yang
harus dititik beratkan adalah tentang diagnosis penyakitnya, tindakan apa yang
dilakukan terhadap penyakitnya tersebut, komplikasi apa yang terjadi bila
dilakukan kuretase atau tidak #komplikasi jangka pendek atau panjang$, rencana
tentang kehamilan yang berikutnya # sampai dengan 0 bulan ", persiapan
untuk &aktor anatomi dan psikologis ibu$, kontol atau e%aluasi terhadap tindakan
#&ebris, nyeri$ dan yang tidak kalah pentingnya adalah mencari penyebab abortus
#untuk persiapan kehamilan beikutnya$, disamping itu juga terhadap &aktor sosial
dimana harapan masih bisa hamil lagi, prognosis abortus yang berulang atau
tidak.
0.0 Pognosis
+rognosis pada kasus ini adalah mengarah ke baik, dubius ad bonam
karena dengan kuretase berhasil mengeluarkan semua sisa jaringan sehingga
resiko perdarahan menjadi sangat minimal, setelah obser%asi dua jam pasca
kuretase tidak didapatkan keluhan dan keadaan umum pasien stabil. Selain itu
pada pasien ini tidak didapatkan adanya penyulit atau komplikasi yang
berbahaya misalnya perdarahan, per&orasi, in&eksi dan syok.
BAB 9
2)
7/24/2019 Proposal Finalut
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-finalut 25/26
KESI'PULAN
elah dilaporkan kasus wanita ! tahun, hamil muda 0-7 minggu yang
mengalami perdarahan per%aginam. +enatalaksanaan awal pada kasus abortus
adalah melakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum pasien dan
selanjutnya diperiksa apakah ada tanda-tanda syok. 4ntuk mengurangi resiko
perdarahan dan komplikasi lain yang mungkin timbul, maka pada kasus abortus
inkomplit ini dilakukan pengeluaran sisa jaringan dengan kuretase, kemudian
diberikan medikamentosa seperti golongan uterotonika, antibiotika dan analgetik.
ari hasil pemeriksaan klinis didiagnosa dengan abortus inkomplit.
+enderita diberikan obat per oral yaitu Amo;ycillin ;5 mg, Asam 1e&enamat
;5 mg, 1etil @rgometrin ;! tablet dan 'ob 2;! tablet.
+enderita disarankan untuk kontrol ke poliklinik satu minggu kemudian
untuk mengetahui perkembangan penderita.
Abortus inkomplit yang di e%akuasi lebih dini tanpa disertai in&eksi
memberikan prognosis yang baik.
DA&TA7 PUSTAKA
25
7/24/2019 Proposal Finalut
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-finalut 26/26
!. Kibowo ". Kiknjosastro B<. elainan dalam amanya ehamilan. alam =
Kiknjosastro B<, Sai&uddin A", 'achimhadhi , editor. <mu ebidanan.
@disi 5. ?akarta = ayasan "ina +ustaka Sarwono +rawirohardjo Q 22 = hal.
2 - !2.
2. +edoman iagnosis C erapi an "agian Alir +elayanan +asien, abGS13
:bstetri dan Binekologi 3akultas edokteran 4ni%ersitas 4dayana 'S
Sanglah enpasar. 2
. 1inistry o& <ealth 'epublic o& Indonesia. Indonesia 'eproducti%e <ealth
+ro&ile 2. 2.A%ailable at= http=Gw.whosea.orgGink3ilesG'eproduc-
ti%eR<ealthRR+ro&ileR'<+-Indonesia.pd&. Accessed :ctober /,2!).
). Abortion. In = >unningham 3B, e%eno ?, "loom S, <auth ?>, "ilstrap >,
Kenstrom , editors. Killiam :bsetrics. 22nd ed. 4SA = he 1cBraw-<ills
>ompanies, Inc Q 25 = p. 2!-2)7.
5. Abortion. In= e%eno ?, et all. Killiams 1anual o& :bstetrics. 4SA= 1cBraw-
<ill >ompanies, 2 = p. )5 C 55
0. Sto%all B. @arly +regnancy oss and @ctopic +regnancy. In = "erek ?S, et all.
*o%aks Bynaecology. !th ed. +hiladelphiaQ 22 = p. 57 - 9.
7. Briebel >+, Eorsen ?<, Bolemon ", ay AA. 1anagement o& Spontaneus
Abortion. AA3+ <ome +age*ew T +ublications?oumalsAmerican 3amily
+hysician. :ctober !25Q72Q!.
/. 'and S@. 'ecurrent spontaneous abortion= e%aluation and management. In= American
3amily+hysician.ecember!99.http=GGwwwG&indarticles.comGpGarticlesGmiRm255Gis
Rn/R%)/GaiR!)07)72)GpgR!
9. isorder o& @arly +regnancy #ectopic, miscarriage, BI$ In = >ampbell S,
1onga A, editors. Bynaecology. ondon = Arnold, 2 Q p. !2-0.
!. indsey.?.. Missed $bortion. A%ailable &rom htpp =GG www.emedicine.comGmedGtopic
last update = agust, 27
!!. Sai&udin A", Kiknjosastro B<, A&&andi ", Kaspodo . "uku +anduan +raktis+elayanan esehatan 1aternal dan *eonatal. ?akarta = ayasan "ina +ustaka
Sarwono +rawirohardjo, 22.
!. Kiknjosastro B<, Sai&&lidin A", 'achimadhi . Ilmu "edah ebidanan.
?akarta= ayasan "ina +ustaka Sarwono +rawirorahardjo, 2.
!).Ealley.E..Abortion,[email protected]=GGwww.emedicine.comGemergGobs-
tetricsRandRgynecology.htm =