refarat interna kaki diabetik yusuf muchtar 1102100153

Upload: yusuf

Post on 25-Feb-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Refarat Interna Kaki Diabetik Yusuf Muchtar 1102100153

    1/16

    KAKI DIABETIK

    PENDAHULUAN

    Diabetes mellitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik,

    ditandai oleh adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh defek sekresi insulin,

    defek kerja insulin atau keduanya.1Diabetes mellitus merupakan kondisi klinis

    yang berpotensi menimbulkan komplikasi yang berat yang menyerang semua usia

    di seluruh dunia. Pada tahun 198 jumlah orang yang didiagnosa menderitadiabetes di seluruh dunia sekitar !" juta# lalu pada tahun $""", jumlah penderita

    diabetes men%apai 1" juta# dan pada tahun $"1$, International Diabetes

    Federation (&D') memperkirakan sekitar !1 juta orang menderita diabetes, dan

    diperkirakan akan men%apai $ juta (atau 1 dari 1" orang deasa) pada tahun

    $"!". Dari estimasi tersebut dapat disimpulkan baha terdapat tiga kasus baru

    tiap detik.$

    *ika tidak ditangani dengan baik maka angka kejadian komplikasi kronik

    DM juga akan meningkat. Pada penyandang DM dapat terjadi komplikasi pada

    semua tingkat sel dan semua tingkatan anatomik. Manifestasi komplikasi kronik

    dapat terjadi pada tingkat pembuluh darah ke%il (mikro+askular) berupa kelainan

    pada retina mata, glomerulus ginjal, syaraf dan pada otot jantung (kardiomiopati).

    Pada pembuluh darah besar, manifestasi komplikasi kronik DM dapat terjadi pada

    pembuluh darah serebral, jantung (penyakit jantung koroner) dan pembuluh darah

    perifer (tungkai baah). omplikasi lain DM dapat berupa kerentanan berlebih

    terhadap infeksi dengan akibat mudahnya terjadi infeksi saluran kemih,

    tuberkulosis paru dan infeksi kaki, yang kemudian dapat berkembang menjadi

    ulkus-gangren diabetes.1

    alah satu komplikasi menahun pada penderita diabetes mellitus adalah

    kelainan pada kaki yang disebut kaki diabetik. Pada penderita diabetes, resiko

    terjadinya ulkus pada kaki men%apai 1/. 0erdasarkan studi terbaru, insiden kaki

    diabetik tiap tahun berkisar 12/, dan pre+alensi terjadinya kaki diabetik sekitar

    21"/, sehingga lifetime incidence kaki diabetik pada penderita diabetes

    1

  • 7/25/2019 Refarat Interna Kaki Diabetik Yusuf Muchtar 1102100153

    2/16

    men%apai $/. Penyakitpenyakit pada ekstremitas baah seperti penyakit arteri

    perifer, neuropati perifer, ulkus pada kaki dan amputasi, dua kali lipat lebih sering

    terjadi pada penderita diabetes dibandingkan dengan orang nondiabetik, dan

    mengenai !"/ penderita diabetes berusia diatas 2" tahun. aki diabetik

    berdampak negatif se%ara emosional, fisik, produkti+itas, maupun finansial. !

    Di negara maju kaki diabetes masih merupakan masalah kesehatan yang

    besar, tetapi dengan kemajuan %ara pengelolaan, dan adanya klinik kaki diabetes

    yang aktif mengelola sejak pen%egahan primer, nasib penyandang kaki diabetes

    menjadi lebih %erah. 3ngka kematian dan angka amputasi dapat ditekan sampai

    sangat rendah, menurun sebanyak 298/ dari sebelumnya. 4ahun $""

    International Diabetes Federation mengambil tema 4ahun aki Diabetes

    mengingat pentingnya pengelolaan kaki diabetes untuk dikembangkan.1

    Di 56P7 dr ipto Mangunkusumo, masalah kaki diabetes masih

    merupakan masalah besar. ebagian besar peraatan penyandang DM selalu

    menyangut kaki diabetes. 3ngka kematian dan angka amputasi masih tinggi,

    masingmasing sebesar 1/ dan $/ (data 56P7M tahun $""!). 7asib para

    penyandang DM pas%a amputasi pun masih sangat buruk. ebanyak 12,!/ akan

    meninggal dalam setahun pas%a amputasi, dan sebanyak !/ akan meninggal !

    tahun pas%a amputasi.1

    PATOFISIOLOGI

    4erjadinya kaki diabetik diaali adanya hiperglikemia pada penyandang

    DM yang menyebabkan kelainan neuropati dan kelainan pada pembuluh darah.

    7europati, baik neuropati sensorik maupun neuropati motorik dan autonomikakan mengakibatkan berbagai perubahan pada kulit dan otot yang kemudian

    menyebabkan terjadinya perubahan distribusi tekanan pada telapak kaki dan

    selanjutnya akan mempermudah terjadinya ulkus.1

    3danya kerentanan terhadap infeksi menyebabkan infeksi mudah berlanjut

    menjadi infeksi yang luas. 'aktor aliran darah yang kurang juga akan lebih lanjut

    menambah rumitnya pengelolaan kaki diabetes.1

    2

  • 7/25/2019 Refarat Interna Kaki Diabetik Yusuf Muchtar 1102100153

    3/16

    1. Neuropati

    :angguan mikrosirkulasi dan neuropati punya hubungan yang erat dengan

    pathogenesis kaki diabetik. 7europati diabetik pada fase aal menyerang saraf

    halus terutama di ujungujung kaki. ;al ini disebut sebagai fenomena dying back,

    di mana ada teori yang menyatakan semakin panjang saraf maka semakin rentan

    untuk diserang. *ika dibandingkan dengan ekstremitas atas, ternyata ekstremitas

    baah lebih dulu yang terkena. :angguan mikrosirkulasi selain menurunkan

    aliran darah dan hantaran oksigen pada serabut saraf (keadaan ini bersama dengan

    proses jalur sorbitol dan mekanisme lain akan mengakibatkan neuropati) juga

    akan menurunkan aliran darah ke perifer sehingga aliran tidak %ukup dan

    menyebabkan iskemia dan bahkan gangrene.7europati diabetik disebabkan oleh

    gangguan jalur poliol (glukosasorbitolfruktosa) akibat kekurangan insulin.

    Pada jaringan saraf, terjadi penimbunan sorbitol dan fruktosa serta penurunan

    kadar mioinositol yang menimbulkan neuropati. Perubahan biokimia dalam

    jaringan saraf akan mengganggu kerja metabolik sel %hann dan menyebabkan

    hilangnya akson.1, 2

    e%epatan konduksi motorik akan berkurang pada tahap dini perjalanan

    neuropati. elanjutnya timbul nyeri, paresthesia, berkurangnya sensasi getar dan

    proprioseptik dan gangguan motorik yang disertai hilangnya refleksrefleks

    tendon dalam, kelemahan otot dan atrofi. 7europati dapat menyerang sarafsaraf

    perifer (mononeuropati dan polineuropati), sarafsaraf kranial atau sistem saraf

    otonom. 4erserangnya sistem saraf otonom dapat disertai diare nokturnal,

    keterlambatan pengosongan lambung dengan gastroparesis, hipotensi postural,

    dan impotensi. Pasien dengan neuropati otonom diabetik dapat menderita infark

    miokardial akut tanpa nyeri, pasien ini juga dapat kehilangan respons katekolamin

    terhadap hipoglikemia dan tidak menyedari reaksireaksi hipoglikemia.2

    1.1. Neuropati sensorik

    ehilangan fungsi sensorik menyebabkan penderita kehilangan daya

    keaspadaan proteksi kaki terhadap rangsangan dari luar. 7ilai ambang proteksi

    dari kaki ditemukan oleh normal tidaknya fungsi saraf sensoris kaki. Pada

    keadaan normal sensasi yang diterima menimbulkan refle< untuk meningkatkan

    3

  • 7/25/2019 Refarat Interna Kaki Diabetik Yusuf Muchtar 1102100153

    4/16

    reaksi pertahanan dan menghindarkan diri dari rangsangan yang menyakitkan

    dengan %ara mengubah posisi kaki untuk men%egah terjadinya kerusakan yang

    lebih besar. ebagian impuls akan diteruskan ke otak dan di sini sinyal diolah

    kemudian respons dikirim melalui saraf motorik. Pada penderita DM yang telah

    mengalami neuropati perifer saraf sensorik (karena gangguan pengantaran

    impuls), pasien tidak merasakan dan tidak menyadari adanya trauma ke%il namun

    sering pasien tidak merasakan adanya tekanan besar pada telapak kaki. emuanya

    baru diketahui setelah timbul infeksi, nekrosis atau ulkus yang sudah tahap lanjut

    dan dapat membahayakan keselamatan pasien.2,

    0erbagai ma%am mekanisme terjadinya luka dapat terjadi pada pasien DM,

    seperti=2,

    1) 4ekanan rendah tetapi terus menerus dan berkelanjutan (luka pada tumit

    karena lama berbaring, dekubitus)

    $) 4ekanan tinggi dalam aktu pendek. (luka, tertusuk paku-jarum)

    !) 4ekanan sedang berulang kali (pada tempat deformitas pada kaki).

    1.2. Neuropati otono

    Pada kaki diabetik gangguan saraf otonom yang berperan terutama adalah

    akibat kerusakan saraf simpatik. :angguan saraf otonom ini mengakibatkan

    perubahan aliran darah, produksi keringat berkurang atau tidak ada, hilangnya

    tonus +asomotor dan lainlain. 7europati otonom mengakibatkan produksi

    keringat berkurang terutama pada tungkai yang menyebabkan kulit penderita

    mengalami dehidrasi, kering dan pe%ahpe%ah sehingga memudahkan infeksi lalu

    selanjutnya timbul selulitis, ulkus maupun gangrene. elain itu neuropati otonom

    juga menyebabkan terjadinya pintas arterio+enosa sehingga terjadi penurunan

    nutrisi jaringan yang berakibat pada perubahan komposisi, fungsi dan sifat

    +iskoelastisitas sehingga daya tahan jaringan lunak dari kaki akan menurun

    dengan akibat mudah terjadi ulkus.1, 2

    1.!. Neuropati "otorik

    erusakan saraf motorik akan menyebabkan atrofi otototot instrinsik yang

    menimbulkan kelemahan pada kaki dan keterbatasan gerak sendi akibat akumulasi

    kolagen di baah dermis sehingga terjadi kekakuan periartikuler. Deformitas

    4

  • 7/25/2019 Refarat Interna Kaki Diabetik Yusuf Muchtar 1102100153

    5/16

    akibat atrofi otot dan keterbatasan gerak sendi menyebabkan perubahan

    keseimbangan pada sendi kaki, perubahan %ara berjalan, dan menimbulkan titik

    tumpu baru pada telapak kaki serta berakibat pada mudahnya terbentuk kalus yang

    tebal (claw foot). eiring dengan berlanjutnya trauma, di bagian dalam kalus

    tersebut mudah terjadi infeksi yang kemudian berubah menjadi ulkus dan

    akhirnya gangren.2,

    Charcot foot merupakan deformitas kaki diabetik akibat neuropati yang

    klasik dengan 2 tahap perkembangan.2

    1) 3danya riayat trauma ringan disertai kaki panas, merah dan bengkak.

    $) 4erjadi disolusi, fragmentasi dan fraktur pada persendian tarsometatarsal.!) 4erjadi fraktur dan kolaps persendian.

    2) 4imbul ulserasi plantaris pedis.

    2. Fokus In#eksi

    &nfeksi dimulai dari kulit kaki dan dengan %epat menyebar melalui jalur

    muskulofasial. elanjutnya infeksi menyerang kapsul-sarung tendon dan otot, baik

    pada kaki maupun pada tungkai sehingga terjadi sellulitis. aki diabetik klasik

    biasanya timbul di atas kapsul metatarsal pada sisi plantar pedis.

    &nfeksi sering berlangsung agresif dan %epat meluas serta mudah terbentuk

    gangren yang selanjutnya merupakan an%aman hilangnya kaki. Di samping itu,

    "/ dari kasus ulkus-gangrene diabetes akan mengalami infeksi akibat

    mun%ulnya lingkungan gula darah yang subur untuk berkembangnya bakteri

    patogen.*ika kadar gula darah tidak terkontrol maka infeksi akan jadi lebih serius.

    ;al ini disebabkan karena pada infeksi akan disekresi hormon kontra insulin

    (seperti katekolamin, kortisol, hormone pertumbuhan dan glu%agon.) yang

    menyebabkan meningkatnya kadar gula darah. Peningkatan kadar gula darah juga

    menyebabkan gagalnya fungsi neutrofil dan gangguan sistem immunologi.

    ebagaimana diketahui, dalam melaksanakan fagositosis sel PM7 membutuhkan

    energi dari glukosa eksogen untuk mempertahankan akti+itasnya. Dengan bantuan

    insulin yang melekat erat pada sel PM7, glukosa ekstrasel dapat dipakai sebagai

    sumber energi. umber energi ini akan berkurang pada pasien diabetes yang

    mengalami kekurangan insulin.2,

    5

  • 7/25/2019 Refarat Interna Kaki Diabetik Yusuf Muchtar 1102100153

    6/16

    !. $asku%opati

    Pada pembuluh darah, akibat komplikasi DM terjadi ketidakrataan

    permukaan dalam lapisan dalam arteri sehingga aliran lamellar berubah menjadi

    turbulen yang berakibat pada mudahnya terbentuk thrombus. Pada stadium lanjut

    seluruh lumen arteri akan tersumbat dan manakala aliran kollateral tidak %ukup,

    akan terjadi iskemia dan bahkan gangrene yang luas. Manifestasi angiopati pada

    pembuluh darah penderita DM antara lain berupa penyempitan dan penyumbatan

    pembuluh darah perifer yang terutama sering terjadi pada tungkai baah. Pada

    penderita muda, pembuluh darah yang paling aal mengalami angiopati adalah

    arteri tibialis. elainan arteri akibat diabetes juga sering mengenai bagian distal

    dari arteri femoralis profunda, arteri poplitea, arteri tibialis dan arteri digitalis

    pedis. 3kibatnya perfusi jaringan distal dari tungkai menjadi kurang baik dan

    timbul ulkus yang kemudian dapat berkembang menjadi nekrosis-gangren yang

    sangat sulit diatasi dan tidak jarang memerlukan amputasi. Perubahan +iskositas

    darah dan fungsi trombosit, penebalan membrana basalis serta penurunan

    produksi prostasiklin (+asodilator dan anti platelet aggregating agent) akan

    mema%u terbentuknya mikrotrombus dan penyumbatan mikro+askuler. Peristia

    ini akan mengakibatkan timbulnya iskemis organ dan-atau jaringan yang

    bersangkutan, termasuk serabut saraf perifernya.2

    ;iperglikemia kronik dapat menyebabkan +askulopati berupa disfungsi

    endotel melalui berbagai mekanisme antara lain=2

    ;iperglikemia kronik menyebabkan glikosilasi non en>imatik dari protein

    dan makromolekul seperti D73, yang akan mengakibatkan perubahan sifat

    antigenik dari protein dan D73. eadaan ini akan menyebabkan perubahan

    tekanan intra+askular akibat gangguan keseimbangan 7? dan prostaglandin.

    ?+erekspresi growth factor meningkatkan proliferasi sel endotel dan otot

    polos pembuluh darah sehingga akan terjadi neo+askularisasi.

    ;iperglikemia akan meningkatkan sintesis diacylglycerol (D3:) melalui

    jalur glikotik. Peningkatan kadar D3: akan meningkatkan akti+itas P.

    6

  • 7/25/2019 Refarat Interna Kaki Diabetik Yusuf Muchtar 1102100153

    7/16

    0aik D3: maupun P berperan dalam memodulasi terjadinya

    +asokonstriksi.

    el endotel sangat peka terhadap pengaruh stress oksidatif. eadaan

    hiperglikemia akan meningkatkan tendensi untuk terjadinya stress oksidatif

    dan peningkatan oxidized lipoprotein, terutama small dense LDL-cholestrol

    (oxidized LDL) yang lebih bersifat aterogenik. Disamping itu peningkatan

    kadar asam lemak bebas dan keadaan hiperglikemia dapat meningkatkan

    oksidasi fosfolipid dan protein.

    ;iperglikemia akan disertai dengan tendensi protrombitik dan agregasi

    platelet. eadaan ini berhubungan dengan beberapa faktor antara lain

    penurunan produksi 7? dan penurunan akti+itas fibrinolitik akibat

    peningkatan kadar P3&1. Di samping itu, pada DM 4ipe $ terjadi

    peningkatan akti+itas koagulasi akibat engaruh berbagai faktor seperti

    pembentukan advanced glycosylatin end products (3:@s) dan penurunan

    sintesis heparin sulfat.

    Aalaupun tidak ada hubungan langsung antara akti+asi koagulasi dengan

    disfungsi endotel, namun akti+asi koagulasi yang berulang dapat

    menyebabkan stimulasi yang berlebihan dari selsel endotel sehingga akan

    terjadi disfungsi endotel.

    GA"BA&AN KLINIS

    Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dengan penentuan tipe

    angiopati dan neuropati berupa kelainan mikroangiopati atau makroangiopati, sifat

    obstruksi dan status +askuler.1

    1. 7europati diabetik, se%ara klinis dapat dijumpai parestesi, hiperestesi,nyeri radikuler, hilangnya reflek tendon, hilangnya sensibilitas, anhidrosis,

    pembentukan kalus, ulkus tropik, perubahan bentuk kaki karena atrofi otot

    ataupun perubahan tulang dan sendi.

    $. 4anda tanda dan gejalagejala mikroangiopati (penurunan akibat aliran

    darah ke tungkai) meliputi intermittent claudication, nyeri yang terdapat

    pada telapak atau kaki depan pada saat istirahat atau malam hari, tidak ada

    denyut a poplitea atau denyut a tibialis superior, kulit menipis atau

    berkilat, atrofi jaringan lemak subkutan, tidak ada rambut pada tungkai

    7

  • 7/25/2019 Refarat Interna Kaki Diabetik Yusuf Muchtar 1102100153

    8/16

    dan kaki baah, penebalan kuku, kemerahan pada area yang terkena

    ketika tungkai diam, atau berjuntai, dan pu%at ketika kaki diangkat.

    !. :angren diabetik akibat mikroangiopatik disebut juga gangrene panas

    karena alaupun nekrosis, daerah akral ini tampak merah dan terasa

    hangat oleh peradangan, dan biasanya teraba pulsasi arteri di bagian distal.

    0iasanya terdapat ulkus diabeti% pada telapak kaki.

    2. Proses makroangiopati menyebabkan sumbatan pembuluh darah,

    sedangkan se%ara akut emboli akan memberikan gejala klinis P, yaitu=

    a. !ain(nyeri)

    b. !aleness(kepu%atan)

    c !aresthesia(parestesia dan kesemutan)d !ulselessness (denyut nadi hilang)

    e !aralysis(kelumpuhan)

    0ila terjadi sumbatan kronik, akan timbul gambaran klinis menurut

    pola dari 'ontaine, yaitu=

    - tadium &= asimptomatis atau gejala tidak khas seperti kesemutan.

    - tadium &&= terjadi intermittent claudication.

    - tadium &&&= timbul nyeri saat istirahat.

    - tadium &B= berupa manifestasi kerusakan jaringan karena anoksia

    (ulkus)KLASIFIKASI

    1. K%asi#ikasi E'on's (Kings College Hospital, Lon'on 2))*+2)),-1

    tage 1="ormal Foot

    tage $=#igh $isk Foot

    tage != %lcerated Foot

    tage 2=Infected Foot

    tage ="ecrotic Foot

    tage = %nsalvable Foot

    2. K%asi#ikasi a/ner1Aagner "= kulit intak-utuh.

    Aagner 1= tukak superfi%ial

    Aagner $= 4ukak dalam (sampai tendo, tulang)

    Aagner != tukak dalam dengan infeksi

    Aagner 2= tukak dalam dengan gangrene terlokalisasi

    Aagner = tukak dengan gangrene luas seluruh kaki.

    !. K%asi#ikasi Te0as1

    tadium :rade

    " & && &&&

    8

  • 7/25/2019 Refarat Interna Kaki Diabetik Yusuf Muchtar 1102100153

    9/16

    3

    (tanpa infeksi

    maupun

    iskemia)

    4anpa tukak

    atau pas%a

    tukak, kulit

    utuh

    Cuka

    superfisial,

    tidak sampai

    tendon atau

    kapsul sendi

    Cuka sampai

    tendon atau

    kapsul sendi

    Cuka sampai

    tulang atau

    sendi

    0 Dengan infeksi

    Dengan iskemia

    D Dengan infeksi dan iskemia

    *. K%asi#ikasi PEDIS (International Working Group of Diabetic Foot, 2003-1

    &mpaired

    Perfusion

    1

    $

    !

    7one

    P3D but not %riti%al

    riti%al limb is%hemia

    Ee in mm$

    Depth-

    tissue

    Coss

    1

    $

    !

    uperfi%ial full thi%kness, not deeper than dermis

    Deep ul%er, belo dermis, in+ol+ing sub%utaneous stru%tures,

    fas%ia, mus%le or tendon.

    3ll subseEuent layers of the foot in+ol+ed in%luding bone and or

    joint.

    Infe%tion 1$

    !

    2

    7o symptoms or signs of infe%tion&nfe%tion of skin and sub%utaneous tissue only

    @rythema F$%m or infe%tion in+ol+ing sub%utaneous stru%tures.

    7o systemi% signs of inflammatory response.

    &nfe%tion ith systemi% manifestation=

    'e+er, leu%o%ytosis, shift to the left

    Metaboli% instability

    ;ypotension, a>otemia

    &mpaired

    Sensation

    1

    $

    3bsent

    Present

    ,. K%asi#ikasi Lierpoo%1

    lasifikasi primer=

    Baskular

    7europati

    7euroiskemik

    lasifikasi sekunder

    4ukak sederhana, tanpa komplikasi

    4ukak dengan komplikasi

    DIAGNOSIS

    9

  • 7/25/2019 Refarat Interna Kaki Diabetik Yusuf Muchtar 1102100153

    10/16

    Mendiagnosis kaki diabetik merupakan hal yang sangat penting sebab

    sangat menentukan dalam pemberian terapi. Penilaian kaki diabetik dimulai

    dengan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. 3namnesis

    seputar akti+itas harian, sepatu yang digunakan, pembentukan kalus, deformitas

    kaki, keluhan neuropati, nyeri tungkai saat berakti+itas, durasi menderita DM,

    penyakit komorbid, kebiasaan (merokok,alkohol), obatobat yang sedang

    dikonsumsi, riayat menderita ulkus-amputasi sebelumnya.1, $

    Pada penderita kaki diabetik, keluhan yang sering ditemukan yaitu nyeri

    saat beristirahat. eaktu melakukan pemeriksaan fisik, pada perabaan sering

    terasa dingin. Pulsasi pembuluh darah juga kurang kuat. elain itu, sering juga

    ditemukan terdapat gangren sampai ulkus.1, $

    Pemeriksaan fisik yang dilakukan yaitu inspeksi kaki untuk mengamati

    terdapat luka-ulkus pada kulit atau jaringan tubuh pada kaki, penderita sensasi

    +ibrasi-rasa berkurang-hilang, palpasi denyut nadi arteri dorsalis menurun atau

    hilang. Pemeriksaan penunjang seperti G5ay, @M:, dan pemeriksaan

    laboratorium untuk mengetahui apakah kaki diabetik menjadi infeksi dan

    menentukan kuman penyebabnya.$

    Pemeriksaan laboratorium ditentukan berdasarkan gejala klinis, tetapi

    pemeriksaan berikut adalah berguna sebagai garis asas dalam kebanyakan

    penyakit lain yaitu pemeriksaan darah lengkap (untuk mengetahui anemia atau

    poly%ythemia), elektrolit serum, urea dan %reatinin (untuk mengetahui fungsi

    ginjal), serum bilirubin, alkali fosfatase, gamma transferase glutamyl, aspartat

    transminase (untuk menilai fungsi hati), glukosa darah dan ;b3&% (untuk menilai

    resiko penyakit pembuluh darah-arteri).1,$

    3ntara pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada penderita kaki

    diabetik adalah menilai 3P& (&nkle !ressure Index) dengan Doppler. elain itu,

    dapat juga dilakukan pemeriksaan 'ranscutaneous (xygen 'ension. Pemeriksa

    juga bisa dilakukanDuplex %ltrasonographypada penderita kaki diabetik. 6ntuk

    melihat keadaan pembuluh darah pada penderita kaki diabetik, pemeriksaan

    angiography juga bisa dilakukan. Pemeriksaan 3P& berdasarkan perbandingan

    antara tekanan arteri daerah ankle joint biasanya menggunakan arteri dorsalis

    10

  • 7/25/2019 Refarat Interna Kaki Diabetik Yusuf Muchtar 1102100153

    11/16

    pedis atau arteri tibialis posterior dibandingkan dengan arteri brakialis. Pada

    keadaan normal tekanan arteri daerah ankle lebih besar dari tekanan arteri

    brakialis sehingga nilai 3P& lebih besar dari satu. 0ila nilai 3P& dibaah ".9

    mempunyai arti klinis kemungkinan terjadi gangguan +askularisasi perifer, nilai

    3P& dibaah ". arti klinis tidak ada +askularisasi perifer. riteria 5ose, terjadi

    gejala klaudiasio intermitten nilai 3P& dibaah ".8. Pada beberapa peneliti

    berpendapat baha untuk penilaian 3P& normal bila nilai F1.$, mempunyai arti

    klinis untuk terjadi gangguan +askuler H1,", se%ara klinis tidak ada +askularisasi

    bila nilai 3P& H"..,

    PENATALAKSANAAN

    1. Pene/a3an Prier

    Pen%egahan primer meliputi pen%egahan terjadinya kaki diabetik dan

    terjadinya ulkus, bertujuan untuk men%egah timbulnya perlukaan pada kulit.

    Pen%egahan primer ini juga merupakan suatu upaya edukasi kepada para

    penyandang DM baik yang belum terkena kaki diabetik, maupun penderita kaki

    diabetik untuk men%egah timbulnya luka lain pada kulit.1

    @dukasi peraatan kaki harus diberikan se%ara rin%i pada semua orang

    dengan ulkus maupun neuropati perifer atauperipheral arterial disease.

    4idak boleh berjalan tanpa alas kaki, termasuk dipasir dan air.

    Periksa kaki setiap hari dan laporkan pada dokter apabila ada kulit

    terkelupas atau daerah kemerahan atau luka.

    Periksa alas kaki dari benda asing sebelum memakainya.

    elalu menjaga kaki dalam keadaan bersih, dan mengoles krim pelembab ke

    kulit yang kering.

    Pengelolaan kaki diabetik terutama ditujukan untuk pen%egahan terjadinya

    tukak, disesuaikan dengan keadaan risiko kaki. 0erbagai usaha pen%egahan

    dilakukan sesuai dengan tingkat besarnya risiko tersebut. Dengan memberikan

    alas kaki yang baik, berbagai hal terkait terjadinya ulkus karena faktor mekanik

    akan dapat di%egah.Penyuluhan diperlukan untuk semua kategori risiko tersebut.

    6ntuk kaki yang insensitif, alas kaki perlu diperhatikan benar, untuk melindungi

    11

  • 7/25/2019 Refarat Interna Kaki Diabetik Yusuf Muchtar 1102100153

    12/16

    kaki yang insensitif tersebut. *ika sudah ada deformitas, perlu perhatian khusus

    mengenai alas kaki yang dipakai, untuk meratakan penyebaran tekanan pada kaki.

    6ntuk kasus dengan permasalahan +as%ular, latihan kaki perlu diperhatikan benar

    untuk memperbaiki +askularisasi kaki. 6ntuk ulkus yang complicated, akan

    dibahas lebih lanjut pada upaya pen%egahan sekunder.1

    2. Pene/a3an Sekun'er

    Dalam pengelolaan kaki diabetik, kerja sama multidisipliner sangat

    diperlukan. 0erbagai hal yang perlu ditangani dengan baik agar diperoleh hasilpengelolaan yang sangat maksimal dapat digolongkan sebagai berikut, dan

    semuanya harus dikelola bersama.

    Mecanical control !pressure control"

    aki diabetik terjadi oleh karena adanya perubahan weight-bearing area

    pada plantar pedis. Daerahdaerah yang mendapat tekanan lebih besar tersebut

    akan rentan terhadap timbulnya luka. 0erbagai %ara untuk men%apai keadaan

    weight bearingdapat dilakukan antara lain dengan removable cast walker) total

    contant casting) temporary shoes) felt padding) crutches) wheelchair) electric

    carts) maupuncradled insoles. 0erbagai %ara surgikal juga dapat dipakai untuk

    mengurangi tekanan pada luka seperti dekompresi ulkus-abses dengan insisi abses

    dan prosedur koreksi bedah (misalnya operasi untuk hammer toe) metatarsal head

    resection) &chilles tendon lengthening)danpartial calcanectomy.)1

    Woun# 4ontro%

    Peraatan luka sejak pertama kali pasien datang dengan merupakan hal

    yang harus dikerjakan dengan baik dan teliti. @+aluasi luka harus dikerjakan

    se%ermat mungkin. lasifikasi ulkus P@D& dilakukan setelah debridementyang

    adekuat.Debridementyang baik dan adekuat akan sangat membantu mengurangi

    jaringan nekrotik yang harus dikeluarkan tubuh, dengan demikian akan sangat

    mengurangi produksi %airan-pus dari ulkus-gangren. 0erbagai terapi topikal dapat

    dimanfaatkan untuk mengurangi mikroba pada luka, seperti %airan saline sebagai

    pembersih luka atau iodine en%er, senyaa perak sebagai bagian dari dressing, dll.

    Demikian pula berbagai %ara debridement non surgicaldapat dimanfaatkan untuk

    12

  • 7/25/2019 Refarat Interna Kaki Diabetik Yusuf Muchtar 1102100153

    13/16

    memper%epat pembersihan jaringan nekrotik luka, seperti preparat en>im. elama

    proses inflamasi masih ada, proses penyembuhan luka tidak akan beranjak pada

    proses selanjutnya, yaitu proses granulasi dan epitelisasi. 6ntuk menjaga suasana

    kondusif bagi kesembuhan luka, dapat pula dipakai kasa yang dibasahi dengan

    salin. ara tersebut saat ini umum dipakai di berbagai tempat peraatan kaki

    diabetik.1,

    Microbiological control !infection control"

    Pengobatan infeksi se%ara agresif, jika terlihat tanda klinis infeksi (indikasi

    adanya kolonisasi dari pertumbuhan organism pada hasil usap bukan merupakan

    infeksi jika tidak ada gejala klinis. Data mengenai pola kuman perlu diperbaiki

    se%ara berkala untuk setiap daerah yang berbeda. 3ntibotik yang dianjurkan harus

    selalu disesuaikan dengan hasil biakan kuman dan resistansinya. arena itu untuk

    lini pertama pemberian antibiotik harus diberikan antibiotik spektrum luas,

    men%akup kuman gram positif dan negatif ( misalnya golongan sefalosporin),

    dikombinasikan dengan obat yang bermanfaat terhadap kuman anaerob (misalnya

    metronida>ol).1,

    $ascular Control

    eadaan +askular yang buruk tentu akan menghambat kesembuhan luka.

    0erbagai langkah diagnostik dan terapi dapat dikerjakan sesuai keadaan dan

    kondisi pasien. 6mumnya kelainan pembuluh darah perifer dapat dikenali melalui

    berbagai %ara sederhana seperti arna dan suhu kulit, perabaan arteri dorsalis

    pedis, arteri tibialis posterior, arteri poplitea dan arteri femoralis serta pengukuran

    tekanan darah. Disamping itu, saat ini juga tersedia berbagai fasilitas mutakhir

    untuk menge+aluasi keadaan pembuluh darah dengan %ara nonin+asif maupun

    in+asif dan semiin+asif, seperti pemeriksaan ankle brachial index) ankle pressure)

    toe pressure) 4%P?$dan pemeriksaan echo Dopplerserta arteriografi.1,

    etelah dilakukan diagnosis keadaan +askularnya, dapat dilakukan

    pengelolaan kelainan pembuluh darah perifer dari sudut +askular, yaitu berupa=

    1. Modifikasi 'aktor 5isiko1

    0erhenti merokok

    13

  • 7/25/2019 Refarat Interna Kaki Diabetik Yusuf Muchtar 1102100153

    14/16

    Memperbaiki faktor risiko terkait arteriosklerosis (hiperglikemia,

    hipertensi, dislipidemia).$. 4erapi 'armakologis

    *ika menga%u pada berbagai penelitian yang sudah dilakukan

    pada kelainan akibat arteriosklerosis, obat seperti aspirin dinyatakan

    bermanfaat untuk pembuluh darah kaki penyandang DM, tetapi sampai

    saat ini belum ada bukti yang %ukup kuat untuk menganjurkan

    pemakaian obat se%ara rutin guna memperbaiki risiko pada penyakit

    pembuluh darah kaki penyandang DM.1

    !. 5e+askularisasi

    *ika kemungkinan kesembuhan luka rendah atau jika ada

    klaudikasio intermitten yang hebat, tindakan re+askularisasi dapat

    dianjurkan. ebelum tindakan re+askularisasi, diperlukan pemeriksaan

    angiografi untuk mendapatkan gambaran pembuluh darah yang jelas.1

    6ntuk oklusi yang panjang dianjurkan operasi bedah pintas

    terbuka. 6ntuk oklusi yang pendek dapat dipikirkan untuk prosedur

    endo+as%ular (P43). Pada keadaan sumbatan akut dapat dilakukan

    tromboarterektomi.Dengan berbagai teknik bedah tersebut, +askularisasi

    distal dapat diperbaiki sehingga hasil pengelolaan ulkus diharapkan

    lebih baik, sehingga kesembuhan luka tinggal bergantung pada berbagai

    faktor lain yang turut berperan. elain itu, terapi hiperbarik dilaporkan

    juga bermanfaat untuk memperbaiki +askularisasi dan oksigenisasi

    jaringan luka pada kaki diabetik sebagai terapi ad*uvant. Aalaupu

    demikian, masih banyak kendala untuk menerapkan terapi hiperbarik

    se%ara rutin pada pengelolaan umum kaki diabetik.1

    Metabolic Control

    eadaan umum pasien harus diperhatikan dan diperbaiki. adar glukosa

    darah diusahakan agar selalu senormal mungkin, untuk memperbaiki berbagai

    faktor terkait hiperglikemia yang dapat menghambat penyembuhan luka.

    6mumnya diperlukan insulin untuk menormalisasi kadar gula darah.

    tatus nutrisi

    14

  • 7/25/2019 Refarat Interna Kaki Diabetik Yusuf Muchtar 1102100153

    15/16

    harus diperhatikan dan diperbaiki. 7utrisi yang baik akan membantu kesembuhan

    luka.berbagai hal lain juga harus diperhatikan dan diperbaik, seperti kadar

    albumin serum, kadar ;b dan derajat oksigenisasi jaringan serta fungsi ginjal. 1,

    %#ucational Control

    @dukasi sangat penting untuk semua tahap pengelolaan kaki diabetik.

    Dengan penyuluhan yang baik, penyandang DM dan ulkus-gangren diabetik

    maupun keluarganya diharapkan akan dapat membantu dan mendukung berbagai

    tindakan yang diperlukan untuk kesembuhan luka yang optimal.,

    P&OGNOSIS

    3da tiga faktor yang berperan pada penyembuhan luka dan infeksi pada

    kaki diabetik. 'aktor pertama adalah angiopati arteriol yang menyebabkan perfusi

    jaringan kaki kurang baik sehingga mekanisma radang menjadi tidak efektif.

    'aktor kedua adalah lingkungan gula darah yang subur untuk perkembangan

    bakteri pathogen dan faktor ketiga ialah karena adanya pintas arterio+enosa di

    subkutis yang terbuka hingga aliran nutrien tidak sampai ke tempat infeksi.1

    elain ketiga faktor diatas, masih ada banyak lagi faktor lain yang ikut

    berpengaruh dalam terbentuknya kaki diabetik. Pendidikan dan sosioekonomi

    yang rendah terkait dengan pengetahuan yang kurang mengenai diabetes mellitus

    dan pen%egahan komplikasinya serta kemampuan finansial akan mempengaruhi

    pengelolaan diabetes mellitus yang dideritainya. tatus gi>i yang yang rendah

    memiliki keterkaitan dengan rendahnya respon imun sehingga mempermudah

    terjadinya infeksi.1, $

    3dapun prinsipprinsip yang perlu diperhatikan dalam pemantauan penyakit

    diabetes mellitus se%ara kepanjangan antara lain =,

    1. Pemantauan kadar glukosa darah se%ara berfrekuensi (sebaiknya dapat

    dilakukan oleh pasien se%ara mandiri)

    $. Pemeriksaan kadar ;b31% ($2kali-tahun)

    !. @dukasi pasien mengenai manajemen diabetes mellitus (setiap tahun)

    2. @dukasi dan terapi gi>i medis (setiap tahun)

    . Pemeriksaan mata (setiap tahun)

    . Pemeriksaan kaki (1$ kali-tahun di dokter dan setiap hari oleh pasien sendiri)

    . 4es saring untuk nefropati diabetik (urinalisissetiap tahun)

    15

  • 7/25/2019 Refarat Interna Kaki Diabetik Yusuf Muchtar 1102100153

    16/16

    8. Pengukuran tekanan darah (setiap tiga bulan)

    9. Pemeriksaan profil lipid dan kreatinin serum (setiap tahun)

    1". &munisasi influen>a-pneumo%o%%u11. Pertimbangkan terapi antiplatelet

    DAFTA& PUSTAKA

    1. Aaspadji . +aki DiabetesDalam 0uku 3jar &lmu Penyakit Dalam, *ilid &&&,

    edisi B. &nterna Publishing, *akarta, $"1".

    $. 3li%e II, heng MD. Introduction, in anadian *ournal of Diabetes# $"1!

    lini%al Pra%ti%e :uidelines for the Pre+ention and Management of Diabetes

    in anada. anadian Diabetes 3sso%iation, @lse+ier, $"1!.

    !. ingh 7, 3rmstrong D:, Cipsky 03. Pre+enting 'oot 6l%ers in Patients Aith

    Diabetes# 3 lini%al 5e+ie. 3meri%an Medi%al 3sso%iation, 63, $"".

    2. %hteingart D.!ankreas, etabolisme .lukosa Dan Diabetes ellitus, dalam

    yl+ia 3P, Corraine MA# Patofisiologi onsep linis ProsesProses Penyakit,

    edisi . @:, *akarta, $"".

    . Cipsky 03 et al. &D3 :uidelines# $"1$ &nfe%tious Disease o%iety of

    3meri%a lini%al Pra%ti%e :uideline for the Diagnosis and 4reatment of

    Diabeti% 'oot &nfe%tions. ?