refreshing depresi

Upload: nadia-gina-anggraini

Post on 24-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Refreshing Depresi

    1/19

    A. Kelainan Afektif

    Istilah kelainan afektif mencakup penyakit-penyakit dengan gangguan afek

    (mood) sebagai gejala primer, sedangkan semua gejala lain bersifat sekunder. Afek

    bisa terus menerus depresi atau gembira (dalam mania) dan kedua episode ini bisa

    timbul pada orang yang sama, karena itu dinamai psikosis manik-depresif. enyakit

    dengan hanya satu jenis serangan disebut unipolar, dan jika episode manik dan

    depresif keduanya ada disebut bipolar.

    !ood merupakan subjeti"itas peresapan emosi yang dialami dan dapat dutarakan

    oleh pasien dan terpantau oleh orang lain# termasuk sebagai contoh adalah depresi,

    elasi dan marah. $epustakaan lain, mengemukakan mood, merupakan perasaan, atau

    nada perasaan hati seseorang, khususnya yang dihayati secara batiniah.

    asien dalam keadaan mood terdepresi memperlihatkan kehilangan energi dan

    minat, merasa bersalah, sulit berkonsentrasi, hilangnya nafsu makan, berpikir mati

    atau bunuh diri. %anda dan gejala lain termasuk perubahan dalam tingkat akti"itas,

    kemampuan kognitif, bicara dan fungsi "egetati"e (termasuk tidur, akti"itas seksual

    dan ritme biologik yang lain). &angguan ini hampir selalu menghasilkan hendaya

    (handicap) interpersonal, sosial dan fungsi pekerjaan.

    $lasifikasi gangguan suasana perasaan (mood'afektif) menurut &-III

    (epkes *I,+)

    /0 1pisode !anik

    /0.0 2ipomania

    /0.+ !ania tanpa gejala psikotik

    /0.3 !ania dengan gejala psikotik

    /0.4 episode !anik lainnya

    /0. 1pisode !anik 5%%

    /+ &angguan Afektif 6ipolar

    /+.0 &angguan afektif bipolar, episode kini hipomanik

    /+.+ &angguan afektif bipolar, episode kini manik tanpa gejala psikotik

    /+.3 &angguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala psikotik

    /+. &angguan afektif bipolar, episode kini depresif ringan atau sedang

    .0 %anpa gejala somatik

    .+ engan gejala somatik

    /+.7 &angguan afektif bipolar, episode kini depresif berat tanpa gejalapsikotik

    1

  • 7/25/2019 Refreshing Depresi

    2/19

    /+.8 &angguan afektif bipolar, episode kini depresif berat dengan gejala

    psikotik

    /+.9 &angguan afektif bipolar, episode kini campuran

    /+.: &angguan afektif bipolar, episode kini dalam remisi

    /+.4 &angguan afektif bipolar lainnya

    /+. &angguan afektif bipolar 5%%

    /3 1pisode epresif

    /3.0 1pisode depresif ringan

    .00 %anpa gejala somatik

    .0+ engan gejala somatik

    /3.+ 1pisode depresif sedang

    .+0 %anpa gejala somatik

    .++ engan gejala somatik

    /3.3 1pisode depresif berat tanpa gejala psikotik

    /3. 1pisode depresif berat dengan gejala psikotik

    /3.4 1pisode depresif lainnya

    /3. 1pisode depresif 5%%

    / &angguan epresif 6erulang

    /.0 &angguan depresif berulang, episode kini ringan

    .00 %anpa gejala somatik

    .0+ engan gejala somatik

    /.+ &angguan depresif berulang, episode kini sedang

    .00 %anpa gejala somatik

    .0+ engan gejala somatik

    /.3 &angguan depresif berulang, episode kini berat tanpa gejala psikotik

    /. &angguan depresif berulang, episode kini berat dengan gejala psikotik

    /.7 &angguan depresif berulang, kini dalam remisi

    /.4 &angguan depresif berulang lainnya

    /. &angguan depresif berulang 5%%

    /7 &angguan ;uasana erasaan (!ood'Afektif) !enetap

    /7.0 ;iklotimia

    /7.+ istimia

    /7.4 &angguan suasana perasaan (mood'afektif) menetap lainnya

    /7. &angguan suasana perasaan (mood'afektif) menetap 5%%

    2

  • 7/25/2019 Refreshing Depresi

    3/19

    /4 &angguan ;uasana erasaan (!ood'Afektif) .

    ada usia remaja didapatkan pre"alensi 8> dari komunitas memiliki gangguan

    depresif berat.

    +. enis $elamin

    erempuan 3? lipat lebih besar disbanding laki-laki. iduga adanya perbedaan

    hormon, pengaruh melahirkan, perbedaan stresor psikososial antara laki-laki dan

    perempuan, dan model perilaku yang dipelajari tentang ketidakberdayaan.

    bah=a pre"alensi yang tinggi pada =anita dibandingkan pria kemungkinan

    dikarenakan adanya ketidakseimbangan regulasi hormon yang langsung

    mempengaruhi substansi otak yang mengatur emosi dan mood contohnya dapat

    dilihat pada situasi !; (Pre Menstrual Syndrome). @ntuk =anita yang telah

    menikah, depresi dapat diperparah dengan masalah keluarga dan pekerjaan,

    3

  • 7/25/2019 Refreshing Depresi

    4/19

    mera=at anak dan orangtua lanjut usia, kekerasan dalam rumah tangga dan

    kemiskinan.

    3. @sia

    *ata-rata usia sekitar 70 tahun-an. 2ampir 80> onset diantara usia 30-80

    tahun. &angguan depresi berat dapat timbul pada masa anak atau lanjut usia. ata

    terkini menunjukkan gangguan depresi berat diusia kurang dari 30 tahun.

    !ungkin berhubungan dengan meningkatnya pengguna alkohol dan

    penyalahgunaan at dalam kelompok usia tersebut.

    ada umumnya, rata-rata usia onset untuk gangguan depresif berat adalah

    kira-kira 70 tahun, dimana 80> dari semua pasien mempunyai onset antara usia

    30 dan 80 tahun. &angguan depresif berat juga memiliki onset selama masa anak-

    anak atau pada lanjut usia. 6eberapa data epidemiologis menyatakan bah=a

    insidensi gangguan depresif berat mungkin meningkat pada orang-orang yang

    berusia kurang dari 30 tahun. ada penelitian lain yang dilakukan oleh Akhtar

    (300:) didapatkan bah=a tingkat pre"alensi tertinggi terjadi pada kelompok usia

    30-37 tahun (+7,>) dan yang terendah pada kelompok usia B:8 tahun (7,>),

    sementara data yang didapatkan dari CI!2 (3003) menyebutkan bah=a tingkat

    depresi terbanyak ditemukan pada kelompok usia B+4 tahun (+0>).

    . ;tatus erka=inan

    aling sering terjadi pada orang yang tidak mempunyai hubungan

    interpersonal yang erat atau pada mereka yang bercerai atau berpisah. Danita yang

    tidak menikah memiliki kecenderungan lebih rendah untuk menderita depresi

    dibandingkan dengan =anita yang menikah namun hal ini berbanding terbalik

    untuk laki-laki.

    ada umumnya, gangguan depresif berat terjadi paling sering pada orang yang

    tidak memiliki hubungan interpersonal yang erat, pasangan yang bercerai atau

    berpisah. enelitian yang dilakukan oleh Akhtar (300:) memperlihatkan bah=a

    pre"alensi tertinggi dari depresi didapatkan pada pasangan yang bercerai atau

    berpisah.

    7. /aktor ;osioekonomi dan 6udaya

    %idak ditemukan korelasi antara status sosioekonomi dan gangguan depresi

    berat. epresi lebih sering terjadi di daerah pedesaan disbanding daerah

    perkotaan.

    6erdasarkan penelitian yang dilakukan olehNational Academy on An Aging

    Society (3000) didapatkan data bah=a pada kelompok responden dengan

    4

  • 7/25/2019 Refreshing Depresi

    5/19

    pendapatan rendah ditemukan tingkat depresi yang cukup tinggi yaitu sebesar

    8+>. ada penelitian Akhtar (300:) ditemukan tingkat depresi terendah pada

    kelompok pendidikan ;ekolah !enengah Atas (;!A) sebesar (,+>) dan

    sebaliknya tingkat depresi yang tertinggi ditemukan pada responden dengan

    kelompok pendidikan yang lebih tinggi sebesar (+,7>). Dalaupun hasil ini dapat

    menjadi indikasi adanya perbedaan tingkat depresi pada tingkat pendidikan,

    namun hal tersebut tidak memiliki korelasi positif dengan terjadinya gangguan

    depresif ($aplan, 30+0).

    D. Etiologi

    1tiologi depresi terdiri dari

    +. /aktor genetik

    ari penelitian keluarga didapatkan gangguan depresi mayor dan gangguanbipolar terkait erat dengan hubungan saudara# juga pada anak kembar, suatu bukti

    adanya kerentanan biologik, pada genetik keluarga tersebut.

    ata genetik dengan kuat menyatakan bah=a suatu faktor penting di dalam

    perkembangan gangguan mood adalah genetika. %etapi, pola penurunan genetika

    adalah jelas melalui mekanisme yang kompleks. 6ukan saja tidak mungkin untuk

    menyingkirkan efek psikososial, tetapi faktor non genetik kemungkinan

    memainkan peranan kausatif dalam perkembangan gangguan mood pada

    sekurangnya beberapa orang. enelitian keluarga menemukan bah=a sanak

    saudara derajat pertama dari penderita gangguan depresif berat berkemungkinan 3

    sampai kali lebih besar daripada sanak saudara derajat pertama ($aplan, 30+0#

    %omb, 3007).

    3. /aktor 6iokimia

    ;ejumlah besar penelitian telah melaporkan berbagai kelainan di dalam

    metabolit amin biogenik yang mencakup neurotransmitter norepinefrin, serotonin

    dan dopamine (&ambar .+). alam penelitian lain juga disebutkan bah=a selain

    faktor neurotransmitter yang telah disebutkan di atas, ada beberapa penyebab lain

    yang dapat mencetuskan timbulnya depresi yaitu neurotransmitter asam amino

    khususnya &A6A (Gamma-Aminobutyric Acid) dan peptida neuroaktif, regulasi

    neurendokrin dan neuroanatomis.

    ada regulasi neuroendokrin, gangguan mood dapat disebabkan terutama oleh

    adanya kelainan pada sumbu adrenal, tiroid dan hormon pertumbuhan. ;elain itu

    kelainan lain yang telah digambarkan pada pasien dengan gangguan mood adalah

    penurunan sekresi nocturnal melantonin, penurunan pelepasan prolaktin terhadap

    5

  • 7/25/2019 Refreshing Depresi

    6/19

    pemberian tryptophan, penurunan kadar dasar /;2 (Follicle Stimullating

    Hormon) dan

  • 7/25/2019 Refreshing Depresi

    7/19

    yang mengalami gangguan depresif mempunyai ri=ayat pembelajaran depresi

    dalam pertumbuhan perkembangan dirinya. !ereka belajar seperti model yang

    mereka tiru dalam keluarga, ketika menghadapi masalah psikologik maka respon

    mereka meniru perasaan, pikiran dan perilaku gangguan depresif. Frang belajar

    dengan proses adaptif dan maladaptif ketika menghadapi stres kehidupan dalam

    kehidupannya di keluarga, sekolah, sosial dan lingkungan kerjanya. /aktor

    lingkungan mempengaruhi perkembangan psikologik dan usaha seseorang

    mengatasi masalah. /aktor pembelajaran sosial juga menerangkan kepada kita

    mengapa masalah psikologik kejadiannya lebih sering muncul pada anggota

    keluarga dari generasi ke generasi. ika anak dibesarkan dalam suasana pesimistik,

    dimana dorongan untuk keberhasilan jarang atau tidak biasa, maka anak itu akan

    tumbuh dan berkembang dengan kerentanan tinggi terhadap gangguan depresif.

    8. /aktor serangan pertama depresi didahului

    oleh stress, tetapi angka ini akan jatuh menjadi hanya 80> pada serangan

    berikutnya. asien depresi diketahui juga lebih sering pada anak yang kehilangan

    orang tua di masa kanak-kanak dibandingkan dengan populasi lainnya.

    !enurut /reud, kehilangan obyek cinta, seperti orang yang dicintai, pekerjaan

    tempatnya berdedikasi, hubungan relasi, harta, sakit terminal, sakit kronis dan

    krisis dalam keluarga merupakan pemicu episode gangguan depresif. ;eringkali

    kombinasi faktor biologik, psikologik dan lingkungan merupakan campuran yang

    membuat gangguan depresif muncul.

    ;atu pengamatan klinis yang telah lama direplikasi adalah bah=a peristi=a

    kehidupan yang menyebabkan stress lebih sering mendahului episode pertamagangguan mood daripada episode selanjutnya. ;atu teori yang diajukan untuk

    menjelaskan pengamatan tersebut adalah bah=a stress yang menyertai episode

    pertama menyebabkan perubahan biologi otak yang bertahan lama. erubahan

    yang bertahan lama tersebut dapat meyebabkan perubahan keadaan fungsional

    berbagai neurotransmitter dan sistem pemberi sinyal intraneuronal. 2asil akhir

    dari perubahan tersebut akan menyebabkan seseorang berada pada resiko yang

    lebih tinggi untuk menderita episode gangguan mood selanjutnya, bahkan tanpa

    adanya stresor e?ternal ($aplan, 30+0)

    7

  • 7/25/2019 Refreshing Depresi

    8/19

    E. Klasifikasi

    +. 1pisode epresif

    ada semua tiga "ariasi dari episode depresif khas yang tercantum di ba=ah

    ini ringan, sedang dan berat, indi"idu biasanya menderita suasana perasaan

    (mood) yang depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, dan berkurangnya

    energy yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan berkurangnya

    akti"itas. 6iasanya ada rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja. &ejala

    laim lainnya adalah (epkes *I, +)

    a. $onsentrasi dan perhatian berkurang

    b. 2arga diri dan kepercayaan diri berkurang

    c. &agasan tentang perasaan bersalah dan tidak berguna (bahkan pada episode

    tipe ringan sekalipun)

    d. andangan masa depan yang suram dan pesimistis

    e. &agasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh dirif. %idur terganggu

    g. Cafsu makan berkurang

    ;uasana perasaan (mood)yang menurun itu berubah sedikit dari hari ke hari,

    dan sering kali tak terpengaruh oleh keadaan sekitarnya, namun dapat

    memperlihatkan "ariasi diurnal yang khas seiring berlalunya =aktu. ;ebagaimana

    pada episode manik, gambaran klinisnya juga menunjukkan "ariasi indi"idual

    yang mencolok, dan gambaran tak khas adalah lumrah, terutama di masa remaja.

    ada beberapa kasus, an?ietas, kegelisahan dan agitasi motorik mungkin pada

    =aktu-=aktu tertentu lebih menonjol daripada depresinya, dan perubahan suasana

    perasaan (mood) mungkin juga terselubung oleh cirri tambahan seperti iritabilitas,

    minum alkohol berlebih, perilaku histrionik, dan eksaserbasi gejala fobik atau

    obsesif yang sudah ada sebelumnya, atau oleh preokupasi hipokondrik. @ntuk

    episode depresif dari ketiga-tiganya tingkat keparahan, biasanya diperlukan masa

    sekurang-kurangnya 3 minggu untuk penegakkan diagnosis, akan tetapi periode

    lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsungcepat (epkes *I, +).

    6eberapa di antara gejala tersebut di atas mungkin mencolok dan

    memperkembangkan cirri khas yang dipandang secara luas mempunyai makna

    klinis khusus. Eontoh paling khas dari gejala somatik ialah kehilangan minat atau

    kesenangan pada kegiatan yang biasanya dapat dinikmati, tiadanya reaksi

    emosional terhadap lingkungan atau peristi=a yang biasanya menyenangkan,

    bangun pagi lebih a=al 3 jam atau lebih daripada biasanya, depresi yang lebih

    parah pada pagi hari, bukti objektif dari retardasi atau agitasi psikomotor yang

    8

  • 7/25/2019 Refreshing Depresi

    9/19

    nyata (disebutkan atau dilaporkan oleh orang lain), kehilangan nafsu makan secara

    mencolok, penurunan berat badan (sering ditentukan sebagai 8> atau lebih dari

    berat badan bulan terakhir), kehilangan libido secara mencolok. 6iasanya,

    sindrom somatik ini hanya dianggapp ada apabila sekitar empat dari gejala itu

    pasti dijumpai (epkes *I, +).

    /3.0 1pisode depresif ringan

    ;uasana perasaan mood yang depresif, kehilangan minat dan kesenangan, dan

    mudah menjadi lelah biasanya dipandang sebagai gejala depresi yang paling khas#

    sekurang-kurangnya dua dari ini, ditambah sekurang-kurangnya dua gejala laim

    di atas harus ada untuk menegakkan diagnosis pasti. %idak boleh ada gejala yang

    berat di antaranya.

  • 7/25/2019 Refreshing Depresi

    10/19

    beberapa diantaranya harus berintensitas berat. Camun, apabila gejala penting

    (misalnya agitasi atau retardasi) menyolok, maka pasien mungkin tidak mau atau

    tidak mampu utnuk melaporkan banyak gejalanya secara terinci. alam hal

    demikian, penentuan menyeluruh dalam subkategori episode berat masih dapat

    dibenarkan. 1pisode depresif biasanya seharusnya berlangsung sekurang-

    kurangnya 3 minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat,

    maka mungkin dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam =aktu kurang dari

    3 minggu.

    ;elama episode depresif berat, sangat tidak mungkin penderita akan mampu

    meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali pada

    taraf yang sangat terbatas.

    $ategori ini hendaknya digunakan hanya untuk episode depresif berat tunggaltanpa gejala psikotik# untuk episode selanjutnya, harus digunakan subkategori dari

    gangguan depresif berulang.

    /3. 1pisode depresif berat dengan gejala psikotik

    1pisode depresif berat yang memenuhi kriteria menurut /3.3 terssebut di

    atas, disertai =aham, halusinasi atau stupor depresif. Dahamnya biasanya

    melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka yang mengancam, dan

    pasien dapat merasa bertanggung ja=ab atas hal itu. 2alusinasi auditorik atau

    olfaktorik biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh atau bau kotoran

    atau daging membusuk. *etardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada

    stupor. ika diperlukan, =aham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi

    atau tidak serasi dengan suasana perasaan (mood).

    iagnosis banding. ;tupor depresif perlu dibedakan dari skiofrenia katatonik,

    stupor disosiatif, dan bentuk stupor organik lainnya. $ategori ini hendaknya hanya

    digunakan untuk episode depresif berat tunggal dengan gejala psikotik# untuk

    episode selanjutnya harus digunakan subkategori gangguan depresif berulang.

    /3.4 1pisode depresif lainnya

    1pisode yang termasuk di sini adalah yang tidak sesuai dengan gambaran yang

    diberikan untuk episode deprresif pada /3.0-/3., meskipun kesan diagnostik

    menyeluruh menunjukkan sifatnya sebagai depresi. Eontohnya termasuk

    campuran gejala depresif (khususnya jenis somatik) yang berfluktuasi dengan

    gejala non diagnostik seperti ketegangan, keresahan dan penderitaan# dan

    campuran gejala depresif somatik dengan nyeri atau keletihan menetap yang

    10

  • 7/25/2019 Refreshing Depresi

    11/19

    bukan akibat penyebab organik (seperti yang kadang-kadang terlihat pada

    pelayanan rumah sakit umum).

    /3. 1pisode depresif 5%%

    / &angguan epresif 6erulang

    &angguan ini tersifat dengan episode berulang dari depresi sebagaimana

    dijabarkan dalam episode depresif ringan, sedang, atau berat, tanpa ri=ayat

    adanya episode tersendiri dari peninggian suasana perasaan dan hiperakti"itas

    yang memenuhi kriteria mania dan hiperakti"itas ringan yang memenuhi kriteria

    hipomania segera sesudah suatu episode depresif (kadang-kadang tampaknya

    dicetuskan oleh tindakan pengobatan depresi). @sia dari onset, keparahan,

    lamanya berlangsung, dan frekuensi episode dari depresi, semuany sangatber"ariasi. @mumnya episode pertama terjadi pada usia lebih tua dibanding

    dengangangguan bipolar, dengan usia onset rata-rata lima puluhan. 1pisode

    masing-masing juga lamanya antara dan +3 bulan (rata-rata lamanya sekitar 9

    bulan) akan tetapi frekuensinya lebih jarang. emulihan keadaaan biasanya

    sempurna di antara episode, namun sebagian kecil pasien mungkin mendapat

    depresi yang akhirnya menetap, terutama pada usia lanjut (untuk keadaan ini,

    kategori ini harus tetap digunakan). 1pisode masing-masing dalam berbagai

    tingkat keparahan, seringkali dicetuskan oleh peristi=a kehidupan yang penuh

    sters# dalam berbagai budaya, baik episode tersendiri maupun depresi menetap

    dua kali lebih banyak pada =anita daripada pria.

    6agaimanapun seringnya seseorang pasien gangguan depresif berulang

    mengalami episode depresif sebagai penderitaan, tidak mustahil baginya akan

    mengalami episode manik. ika ternyata terjadi episode manik, maka diagnosisnya

    harus diubahmenjadi gangguan afektif bipolar.

    F. Gambaran Klinik

    1pisode depresi. !ood terdepresi, kehilangan minat dan berkurangnya energy

    adalah gejala utama dari depresi. asien mungkin mengatakan perasaannya sedih,

    tidak mempunyai harapan, dicampakkan, atau tidak berharga. 1mosi pada mood

    depresi kualitasnya berbeda dengan emosi duka cita atau kesedihan yang normal.

    asien dalam keadaan mood terdepresi memperlihatkan kehilangan energi dan

    minat, merasa bersalah, sulit berkonsentrasi, hilangnya nafsu makan, berpikir mati

    atau bunuh diri. %anda dan gejala lain termasuk perubahan dalam tingkat akti"itas,

    kemampuan kognitif, bicara dan fungsi "egetati"e (termasuk tidur, akti"itas seksual

    11

  • 7/25/2019 Refreshing Depresi

    12/19

    dan ritme biologik yang lain). &angguan ini hampir selalu menghasilkan hendaya

    interpersonal, sosial dan fungsi pekerjaan.

    Adapun gambaran klinik dari pasien depresi ini antara lain (Ingram dkk, +)

    +. Adanya gejala psikologis berupa penurunan "italitas umum, yang mungkin

    dinyatakan pasien sebagai suatu kehilangan dan sedih. 6iasanya dia menarik diri

    dari kehidupan sosialnya. ;egala sesuatu kelihatannya tanpa harapan, selalu

    murung, ansietas mungkin ada atau pasien mungkin mencoba untuk

    menyembunyikan keluhannya (depresi senyum).

    3. Gariasi diurnal, dimana semua gejala cenderung memburuk pada dini hari dan

    membaik di siang hari.

    . 6unuh diri, dapat menjadi tanda a=al penyakit. $emungkinan bunuh diri sulit

    diduga sebelumnya, tetapi selalu harus diperhitungkan. ikiran bunuh diri

    seharusnya selalu ditanyakan dan jika ada harus dianggap serius. enderita depresi

    jarang membunuh keluarganya, tetapi kalau terjadi biasanya karena dia merasa

    harus menyelamatkan keluarganya dari kehidupan yang sengsara.

    7. *etardasi atau perlambatan berpikir biasa ditemukan dan dicerminkan dalam

    pembicaraan serta pergerakannya. Ada kemiskinan pikiran dan kesulitan

    berkonsentrasi. ada kasus lain agitasi mungkin menjadi gejala dominan, disertai

    dengan adanya kegelisahan motorik yang nyata.

    8. erasaan bersalah sering ditemukan disertai mengomeli diri sendiri dan turunnya

    penilaian diri. alam kasus berat, bisa timbul =aham dimana penyakit yang

    dideritanya merupakan suatu hukuman untuk dosanya di masa lampau, baik itu

    dosa yang dikhayalkannya maupun kesalahan yang memang benar-benar pernah ia

    lakukan. asien juga bisa merasa bah=a dia dipandang rendah dan dituduh bejad

    oleh orang lain. $emungkinan ada keasyikan sendiri, hipokondriasis dan =aham

    hipokondria. !ungkin juga ada =aham kemiskinan atau =aham nihilistik.

    9. 2alusinasi jarang ditemukan, tetapi dapat timbul pada kasus berat.

    :. epersonalisasi dan derealisasi tidak jarang terjadi. asien menyatakan bah=a dia

    kehilangan perasaan dan mempunyai sensasi asing. ia merasa tidak nyata dan

    baginya benda-benda terlihat tidak nyata.

    4. ikiran dan tindakan berisi perasaan bersalah atau menyalahkan diri sendiri

    mungkin ditemukan.

    . Insomnia sering ditemukan. &ejala khasnya pasien mula-mula bangun dini hari,

    kemudian semakin lama semakin pagi dan bahkan akhirnya dapat menjadi

    insomnia total.

    12

  • 7/25/2019 Refreshing Depresi

    13/19

    +0. Anoreksia, konstipasi, gangguan pencernaan, penurunan berat badan, amenore dan

    kehilangan libido biasa ditemukan. !ungkin terjadi kelelahan dan letargi, atau

    tanda autonom ansietas.

    ikiran untuk melakukan bunuh diri dapat timbul pada sekitar dua pertiga pasien

    depresi, dan +0-+8> melakukan bunuh diri. !ereka yang dira=at dirumah sakit

    dengan percobaan bunuh diri dan ide bunuh diri mempunyai umur hidup lebih

    panjang disbanding yang tidak dira=at. 6eberapa pasien depresi terkadang tidak

    menyadari ia mengalami depresi dan tidak mengeluh tentang gangguan mood

    meskipun mereka menarik diri dari keluarga, teman dan aktifitas yang sebelumnya

    menarik bagi dirinya. 2ampir semua pasien depresi (:>) mengeluh tentang

    penurunan energi dimana mereka mengalami kesulitan menyelesikan tugas,

    mengalami kendala disekolah dan pekerjaan, dan menurunnya moti"asi untuk terlibat

    dalam kegiatan baru. ;ekitar 40> pasien mengeluh masalah tidur, khusunya terjaga

    dini hari (terminal insomnia) dan sering terbangun dimalam hari karena memikirkan

    masalh yang dihadapi. $ebanyakan pasien menunjukkan peningkatan atau penurunan

    nafsu makan, demikian pula dengan bertambah dan menurunnya berat badan serta

    mengalami tidur lebih lama dari yang biasa (epkes *I, +).

    G. Diagnosis

    $onsep gangguan ji=a yang terdapat dalam & III ini merujuk kepada ;!-

    IG dan konsep disability berasal dari %he IE-+0 !lassi"ication o" Mental and

    #eha$ioral %isorders&!enurut & (300), gangguan afektif berupa depresi dapat

    terbagi menjadi episode depresif dan episode depresif berulang, dimana episode

    depresif sendiri terbagi menjadi episode depresif ringan, sedang, dan berat.

    ;edangkan untuk episode berulang terbagi menjadi episode berulang episode kini

    ringan, episode kini sedang, episode kini berat tanpa gejala psikotik, episode kini

    berat dengan gejala psikotik dan episode kini dalam remisi.

    ;!-IG mendefinisikan sejumlah gangguan psikiatrik yang dapat diidentifikasi

    (meskipun ada kemungkinan tumpang tindih) dan berisi kriteria diagnostik yang

    spesifik untuk setiap diagnosis. iagnosis dibuat berdasarkan kenyataan dari ri=ayat

    pasien yang khas dan tampilan klinis yang cocok dan memenuhi sejumlah kriteria

    diagnostik yang ditentukan (suatu diagnostik politetik, tidak perlu seluruh kriteria

    dipenuhi untuk membuat diagnosa).

    13

  • 7/25/2019 Refreshing Depresi

    14/19

    ;!-IG telah memperbaiki reabilitas diagnosis (kemungkinan orang yang

    berbeda akan membuat diagnosis yang sama pada pasien yang sama), tetapi hanya

    mempunyai dampak yang sederhana terhadap "aliditas. 2al ini boleh jadi karena

    ;!-IG telah memecah kondisi psikiatrik menjadi terlalu banyak bagian-bagian dan

    setiap bagian tidak me=akili suatu kondisi yang sah. Dalaupun ;!-IG dapat

    dipergunakan lintas kultural, penggunaannya pada situasi tertentu memerlukan kehati-

    hatian dalam menginterpretasikan gejala-gejala.

    i samping kriteria yang ditentukan secara operasional, ;!-IG juga

    menggunakan sistem klasifikasi multiaksial untuk menangkap informasi penting

    lainnya, yaitu

    +. Aksis I &angguan-gangguan klinis yang digambarkan di atas.

    3. Aksis II &angguan-gangguan kepribadian atau retardasi mental

    . Aksis III &angguan-gangguan fisik yang berhubungan dengan gangguan

    mental

    7. Aksis IG aftar masalah psikososial dan lingkungan, bisaanya selama setahun

    sebelumnya, tetapi tidak selalu demikian, seperti tidak punya pekerjaan,

    perceraian, problem keuangan, korban penelantaran anak dan lain-lain.

    ;!-IG telah menyusun gangguan mood tambahan baik di dalam badan teks dan

    didalam appendiks. &angguan-gangguan tersebut adalah sindrom yang berhubungan

    dengan depresi, berupa gangguan depresif ringan (minor depressi$e diorder),

    gangguan depresif singkat rekuren, dan gangguan disforik pramenstruasi. ada

    gangguan depresif ringan keparahan gejala tidak mencapai keparahan yang diperlukan

    untuk diagnosis gangguan depresif berat. ada gangguan depresif singkat rekuren

    gejala episode depresif memang mencapai keparahan gejala yang diperlukan untuk

    diagnosis gangguan depresif berat tetapi hanya untuk =aktu singkat, dengan lama

    =aktu yang tidak memenuhi kriteria diagnostik untuk gangguan depresif berat.

    ;!-IG menuliskan kriteria diagnostik untuk gangguan depresif berat secara

    terpisah dari kriteria diagnostik untuk diagnosis berhubungan dengan depresi, dan

    juga menuliskan deskriptor keparahan untuk episode depresif berat.

    a. epresif 6erat dengan Eiri sikotik

    Adanya ciri psikotik pada gangguan depresif berat mencerminkan penyakit

    yang parah dan merupakan indikator prognostik yang buruk.

    b. epresif 6erat dengan Eiri !elankolik

    $epentingan yang potensial untuk mengenali ciri melankolik dari gangguan

    depresif berat adalah untuk mengidentifikasi suatu kelompok pasien yang

    14

  • 7/25/2019 Refreshing Depresi

    15/19

    dinyatakan oleh beberapa data adalah lebih responsi"e terhadap terapi

    farmakologi daripada pasien nonmelankolik.

    c. epresif 6erat dengan Eiri Atipikal

    iperkenalkannya tipe depresi dengan ciri atipikal yang didefinisikan secara

    resmi adaah sebagai respons terhadap penelitian dan data klinis yang menyatakan

    bah=a pasien atipikal memiliki karakteristik yang spesifik dan dapat diramalkan.

    Eiri atipikal klasik adalah makan berlebihan dan tidur berlebihan.

    H. Pemeriksaan

    ;elain dari klasifikasi yang telah dipaparkan di atas, ada beberapa instrumen-

    instrumen pengukur tingkat depresi dapat digunakan untuk membantu memberikan

    penilaian yang objektif terhadap kondisi depresi yang dialami oleh pasien. 6erikut ini

    adalah beberapa instrumen yang sering digunakan, yaitu

    a. 6eckHs epression In"entory

    b. 2amilton epression ;cale

    c. %he ung ;elf-*ating epression ;cale

    I. Diferensial Diagnosis

    Anamnesa dan pemeriksaan fisik yang tidak cermat dan teliti pada penderita

    depresi, dapat menyebabkan kesalahan diagnostik sehingga menyebabkan terapi yang

    inadekuat untuk pasien. 6erdasarkan kepustakaan, ada beberapa kondisi yang harus

    benar-benar diperhatikan sebagai diagnosa banding dari depresi ($aplan, 30+0),

    diantaranya adalah

    +. *emaja yang terdepresi harus diuji untuk mononucleosis,

    3. asien yang terdapat kelebihan berat badan atau kekurangan berat badan harus

    diuji untuk disfungsi adrenal dan tiroid,

    . 2omoseksual, biseksual dan pengguna at aditif harus diuji untuk sindrom

    imunodefisiensi sindrom (AI;),

    7. asien lanjut usia harus diuji untuk pneumonia "irus dan kondisi medis lainnya,

    8. enyakit arkinson adalah masalah neurologis yang paling umum bermanifestasi

    sebagai gejala depresif,

    J. Terai

    engobatan pasien dengan gangguan mood harus diamanahkan pada sejumlah

    tujuan. ertama, keamanan pasien harus terjamin. $edua, pemeriksaan diagnostik

    yang lengkap pada pasien harus dilakukan. $etiga, suatu rencana pengobatan harus

    15

  • 7/25/2019 Refreshing Depresi

    16/19

    dimulai yang menja=ab bukan hanya gejala sementara tetapi juga kesehatan pasien

    selanjutnya ($aplan, 30+0).

    !. Terai Farmakologis

    Antidepresan yang tersedia sekarang cukup ber"ariasi di dalam efek

    farmakologisnya. Gariasi tersebut merupakan dasar untuk pengamatan bah=a

    pasien indi"idual mungkin berespons terhadap antidepresan lainnya. Gariasi

    tersebut juga merupakan dasar untuk membedakan efek samping yang terlihat

    pada antidepresan ($aplan, 30+0).

    embedaan yang paling dasar diantara antidepresan adalah pada proses

    farmakologis yang terjadi, dimana ada antidepresan yang memiliki efek

    farmakodinamika jangka pendek utamanya pada tempat ambilan kembali

    (reupta'e sites) atau pada tingkat inhibisi enim monoamine oksidasi. bekerja

    untuk menormalkan neurotransmitter yang abnormal di otak khususnya epinefrin

    dan norepinefrin. Antidepresan lain bekerja pada dopamin. 2al ini sesuai dengan

    etiologi dari depresi yang kemungkinan diakibatkan dari abnormalitas dari sistem

    neurotransmitter di otak (CI!2, 3003). Fbat antidepresan yang akan dibahas

    adalah antidepresi generasi pertama (%risiklik dan !AFIs), antidepresi golongan

    kedua (;;*Is) dan antidepresi golongan ketiga (;*CIs).

    a. %risiklik

    %risiklik merupakan antidepresan yang paling umum digunakan sebagai

    pengobatan lini pertama untuk gangguan depresif berat ($aplan, 30+0).

    &olongan trisiklik ini dapat dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu trisiklik

    primer, tetrasiklik amin sekunder (nortriptyline, desipramine) dan tetrasiklik

    tersier (imipramine, amitriptlyne). ari ketiga golongan obat tersebut, yang

    paling sering digunakan adalah tetrasiklik amin sekunder karena mempunyai

    efek samping yang lebih minimal. Fbat golongan tetrasiklik sering dipilih

    karena tingkat kepuasan klinisi dikarenakan harganya yang murah karena

    sebagian besar golongan dari obat ini tersedia dalam formulasi generik

    ($aplan, 30+0).

    &olongan obat trisiklik bekerja dengan menghambat reupta'e

    neurotransmitter di otak. ;ecara biokimia, obat amin sekunder diduga bekerja

    sebagai penghambat reupta'e norepinefrin, sedangkan amin tersier

    menghambat reupta'e serotonin pada sinaps neuron.hal ini mempunyai

    implikasi bah=a depresi akibat kekurangan norepinefrin lebih responsi"e

    terhadap amin sekunder, sedangkan depresi akibat kekurangan serotonin akan

    lebih responsi"e terhadap amin tersier.

    16

  • 7/25/2019 Refreshing Depresi

    17/19

    b. !AFIs (Monoamine idase *nhibitors)

    !AFIs telah digunakan sebagai antidepresan sejak +8 tahun yang lalu.

    &olongan ini bekerja dalam proses penghambatan deaminasi oksidatif

    katekolamin di mitokondria, akibatnya kadar einefrin, noreprinefrin dan 8-2%

    dalam otak naik. Fbat ini sekarang jarang digunakan sebagai lini pertama

    dalam pengobatan depresi karena bersifat sangat toksik bagi tubuh. ;elain

    karena dapat menyebabkan krisis hipertensif akibat interaksi dengan tiramin

    yang berasal dari makanan-makanan tertentu seperti keju, anggur dan acar,

    !AFIs juga dapat menghambat enim-enim di hati terutama sitokrom 780

    yang akhirnya akan mengganggu metabolisme obat di hati. ($aplan, 30+0).

    c. ;;*Is (Selecti$e Serotonin +eupta'e *nhibitors)

    ;;*Is adalah jenis pengobatan yang juga menjadi pilihan lini pertama

    pada gangguan depresif berat seain golongan trisiklik ($aplan, 30+0). Fbat

    golongan ini mencakup fluo?etine, citalopram dan setraline. ;;*Is sering

    dipilih oleh klinisi yang pengalamannya mendukung data penelitian bah=a

    ;;*Is sama manjurnya dengan trisiklik dan jauh lebih baik ditoleransi oleh

    tubuh karena mempunyai efek samping yang cukup minimal karena kurang

    memperlihatkan pengaruh terhadap sistem kolinergik, adrenergik dan

    histaminergik. .

    d. ;C*Is (Serotonin and Norepinephrine *nhibitors )&olongan antidepresan ;C*Is bekerja dengan mekanisme yang hampir

    sama dengan golongan ;;*Is, hanya saja pada ;C*Is juga menghambat dari

    reupta'e norepinefrin.

    ;elain dari golongan obat yang telah dibahas sebelumnya, masih ada

    beberapa alternatif yang digunakan untuk terapi medikamentosa pada pasien

    depresi dengan keadaan tertentu. 2al tersebut dapat terlihat lebih jelas pada

    gambar di ba=ah ini.

    3. %erapi Con /armakologis

    %iga jenis psikoterapi jangka pendek yang digunakan dalam pengobatan

    depresif berat adalah terapi kognitif, terapi interpersonal dan terapi perilaku

    ($aplan, 30+0). CI!2 (3003) telah menemukan predictor respons terhadap

    berbagai pengobatan sebagai berikut ini (+) disfungsi sosial yang rendah

    menyatakan respons yang baik terhadap terapi interpersonal, (3) disfungsi kognitif

    yang rendah menyatakan respons yang baik terhadap terapi kognitif-perilaku dan

    farmakoterapi, () disfungsi kerja yang tinggi mengarahkan respons yang baik

    17

  • 7/25/2019 Refreshing Depresi

    18/19

    terhadap farmakoterapi, (7) keparahan depresi yang tinggi menyatakan respons

    yang baik terhadap terapi interpersonal dan farmakoterapi.

    %erapi interpersonal dikembangkan oleh &erald $lerman, memusatkan pada

    satu atau dua masalah interpersonal pasien yang sedang dialami sekarang, dengan

    menggunakan dua anggapan pertama, masalah interpersonal sekarang

    kemungkinan memiliki akar pada hubungan a=al yang disfungsional. $edua,

    masalah interpersonal sekarang kemungkinan terlibat di dalam mencetuskan atau

    memperberat gejala depresif sekarang.

    K. Prognosis

    &angguan mood cenderung memiliki perjalanan penyakit yang panjang dan

    pasien cenderung mengalami kekambuhan. 1pisode depresif yang tidak diobati

    berlangsung 9 sampai + bulan, sementara sebagian besar episode yang diobati

    berlangsung kira-kira bulan. !enghentikan antidepresan sebelum bulan hampir

    selalu menyebabkan kembalinya gejala.

    asien yang dira=at di rumah sakit untuk episode pertama gangguan depresif

    berat memiliki kemungkinan 80> untuk pulih dalam tahun pertama. 6anyak

    penelitian telah berusaha untuk mengidentifikasi indikator prognostik yang baik dan

    buruk di dalam perjalanan gangguan depresif berat. 1pisode ringan, tidak adanya

    gejala psikotik, fungsi keluarga yangstabil, tidak adanya gangguan kepribadian,

    tinggal dalam =aktu singkat di rumah sakit dalam =aktu yang singkat, dan tidak lebih

    dari satu kali pera=atan di rumah sakit adalah indikator prognostik yang baik.

    rognosis buruk dapat meningkat oleh adanya penyerta gangguan distimik,

    penyalahgunaan alkohol dan at lain, gejala gangguan kecemasan, dan ri=ayat lebih

    dari satu episode sebelumnya.

    DAFTA" P#$TAKA

    +. $aplan, ;addock. ;inopsis sikiatri, ilid II, 1disi $etujuh, 6inarupa Aksara,

    akarta, 30+0 # 948 J 4+:

    3. a"ison &E, terapi gangguan mood, in a"ison &E, Ceale !, $ring A!, et al

    eds, sikologi Abnormal, edisi ke , % *aja &rafindo ersada, akarta

    18

  • 7/25/2019 Refreshing Depresi

    19/19

    . Ce"id ;, enanganan &angguan !ood, in Ce"id ;, *athus ;A, &reene 6, et al

    eds, sikologi Abnormal, 1rlangga

    7. !aslim. * anduan raktis enggunaan Fbat sikotropika, 1disi II, akarta,

    300+

    8. !aslim. * 6uku ;aku iagnosis &angguan i=a, *ujukan *ingkas dari &

    III, akarta, 300+

    19